Anda di halaman 1dari 11

A.

DIFUSI
1. Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion) adalah
proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan ke seluruh dunia.
Difusi merupakan salah satu objek
ilmu penelitian antropologi,
terutama sub-ilmu antropologi
diakronik. Proses difusi tidak
hanya dilihat dari sudut
bergeraknya unsur-unsur
kebudayaan dari satu tempat ke
tempat lain di muka bumi saja,
tetapi terutama sebagai proses di
mana unsur kebudayaan dibawa
oleh individu dari suatu
kebudayaan, dan harus diterima
oleh individu-individu dari
kebudayaan lain.
2. Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi adalah
penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang terjadi karena
dibawa oleh kelompok-kelompok
manusia yang bermigrasi dari satu
tempat ke tempat lain di dunia. Hal
ini terutama terjadi pada jaman
prehistori, puluhan ribu tahun yang
lalu, saat manusia yang hidup
berburu pindah dari suatu tempat
ke tempat lain yang jauh sekali,
saat itulah unsur kebudayaan yang
mereka punya juga ikut berpindah.
Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan tidak hanya terjadi
ketika ada perpindahan dari suatu
kelompok manusia dari satu
tempat ke tempat lain, tetapi juga
dapat terjadi karena adanya
individu-individu tertentu yang
membawa unsur kebudayaan itu
hingga jauh sekali. Individu-
individu yang dimaksud adalah
golongan pedagang, pelaut, serta
golongan para ahli agama. 5
Bentuk difusi yang lain lagi adalah
penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang terjadi ketika
individu-individu dari kelompok
tertentu bertemu dengan individu-
individu dari kelompok tetangga.
Pertemuan-pertemuan antara
kelompok-kelompok itu dapat
berlangsung dengan 3 cara, yaitu :
a. Hubungan symbiotic
Hubungan symbiotic adalah
hubungan di mana bentuk dari
kebudayaan itu masing-masing
hampir tidak berubah. Contohnya
adalah di daerah pedalaman
negara Kongo, Togo, dan Kamerun
di Afrika Tengah dan Barat; ketika
berlangsung kegiatan barter hasil
berburu dan hasil hutan antara
suku Afrika dan suku Negrito. Pada
waktu itu, hubungan mereka
terbatas hanya pada barter barang-
barang itu saja, kebudayaan
masing-masing suku tidak
berubah.
b. Penetration pacifique
(pemasukan secara damai)
Salah satu bentuk penetration
pacifique adalah hubungan
perdagangan. Hubungan
perdagangan ini mempunyai akibat
yang lebih jauh dibanding
hubungan symbiotic. Unsur-unsur
kebudayaan asing yang dibawa
oleh pedagang masuk ke
kebudayaan penemrima dengan
tidak disengaja dan tanpa paksaan.
Sebenarnya, pemasukan unsur-
unsur asing oleh para penyiar
agama itu juga dilakukan secara
damai, tetapi hal itu dilakukan
dengan sengaja, dan kadang-
kadang dengan paksa.
c. Penetration violante (pemasukan
secara kekerasan/tidak damai)
Pemasukan secara tidak damai ini
terjadi pada hubungan yang
disebabkan karena peperangan
atau penaklukan. Penaklukan
merupakan titik awal dari proses
masuknya kebudayaan asing ke
suatu tempat. Proses selanjutnya
adalah penjajahan, di sinilah
proses pemasukan unsur
kebudayaan asing mulai berjalan.
Ada juga difusi yang disebut
stimulus diffusion. Stimulus
diffusion adalah proses difusi yang
terjadi melalui suatu rangkaian
pertemuan antara suatu deret
suku-suku bangsa. Konsep
stimulus diffusion juga kadang
dipergunakan ketika ada suatu
unsur kebudayaan yang dibawa ke
dalam kebudayaan lain, di mana
unsur itu mendorong
(menstimulasi) terjadinya unsur-
unsur kebudayaan yang dianggap 6
sebagai kebudayaan yang baru
oleh warga penerima, walaupun
gagasan awalnya berasal dari
kebudayaan asing tersebut.
3. Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam,
yaitu:
a. Difusi langsung, jika unsur-
unsur kebudayaan tersebut
langsung menyebar dari suatu
lingkup kebudayaan pemberi ke
lingkup kebudayaan penerima.
b. Difusi tak langsung terjadi
apabila unsur-unsur dari
kebudayaan pemberi singgah dan
berkembang dulu di suatu tempat
untuk kemudian baru masuk ke
lingkup kebudayaan penerima.
Difusi tak langsung dapat juga
menimbulkan suatu bentuk difusi
berangkai, jika unsur-unsur
kebudayaan yang telah diterima
oleh suatu lingkup kebudayaan
kemudian menyebar lagi pada
lingkup-lingkup kebudayaan
lainnya secara berkesinambungan.
Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam
masyarakat Indonesia adalah
berbagai kata yang ada dalam
Bahasa Indonesia. Tanpa kita
sadari, Bahasa Indonesia sendiri
merupakan contoh hasil dari
proses difusi yang terjadi dalam
masyarakat. Berbagai kata dalam
Bahasa Indonesia merupakan hasil
serapan dari bahasa asing dan
bahasa-bahasa daerah, seperti
Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.
Berbagai kontak budaya yang
terjadi dalam masyarakat,
menyebabkan terjadinya difusi
dalam struktur Bahasa Indonesia.
Proses difusi yang menyebabkan
munculnya kosakata baru dalam
Bahasa Indonesia terbagi dalam 2
proses, yaitu :
1. Difusi ekstern yaitu penyerapan
kosakata asing oleh Bahasa
Indonesia yang mengubah Bahasa
Indonesia ke arah yang lebih
modern. Dampak dari difusi
ekstern ini terlihat dari kreativitas
orang-orang Indonesia, yang
memadukan berbagai unsur bahasa
asing sehingga menjelma menjadi
7 bentuk kata-kata baru, seperti :
gerilyawan, ilmuwan, sejarawan,
Pancasilais, agamis, dan lain-lain.
2. Difusi intern yaitu timbulnya
hubungan timbal balik antara
bahasa Indonesia dengan bahasa
Jawa (seperti masuknya kata
lugas, busana, pangan dll) atau
dengan bahasa Sunda (kata-kata
nyeri, pakan, tahap, langka)
mengenai penyerapan kosakata.
B. AKULTURASI
1. Pengertian Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau
culture contact) adalah proses
sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan
sedemikian rupa, sehingga unsur-
unsur kebudayaan asing itu lambat
laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Secara singkat, akulturasi
adalah bersatunya dua kebudayaan
atau lebih sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan
asli.
2. Masalah yang Timbul dalam
Akulturasi
Dalam meneliti akulturasi, ada
lima golongan masalah mengenai
akulturasi, yaitu :
1. masalah mengenai
metode-metode untuk
mengobservasi,
mencatat, dan
melukiskan suatu proses
akulturasi dalam suatu
masyarakat.
2. masalah mengenai
unsur-unsur kebudayaan
asing apa yang mudah
diterima, dan unsur-
unsur kebudayaan asing
apa yang sukar diterima
oleh masyarakat
penerima.
3. masalah mengenai
unsur-unsur kebudayaan
apa yang mudah diganti
atau diubah, dan unsur-
unsur apa yang tidak
mudah diganti atau
diubah oleh unsur-unsur
kebudayaan asing.
4. masalah mengenai
individu-individu apa
yang suka dan cepat
menerima, dan individu-
individu apa yang sukar
dan lambat menerima
unsur-unsur kebudayaan
asing.
5. masalah mengenai
ketegangan-ketegangan
dan krisis-krisis sosial
yang timbul sebagai
akibat akulturasi.
3. Hal-hal Penting Mengenai
Akulturasi
Hal-hal yang sebaiknya
diperhatikan oleh para peneliti
yang akan meneliti akulturasi
adalah :
1. keadaan masyarakat
penerima sebelum proses
akulturasi mulai berjalan.
Bahan mengenai keadaan
masyarakat penerima sebenarnya
merupakan bahan tentang sejarah
dari masyarakat yang
bersangkutan. Apabila ada
sumber-sumber tertulis, maka
bahan itu dapat dikumpulkan
dengan menggunakan metode yang
biasa dipakai oleh para ahli
sejarah. Bila sumber tertulis tidak
ada, peneliti harus mengumpulkan
bahan tentang keadaan masyarakat
penerima yang kembali sejauh
mungkin dalam ruang waktu,
misalnya dengan proses
wawancara. Dengan demikian,
seorang peneliti dapat mengetahui
keadaan kebudayaan masyarakat
penerima sebelum proses
akulturasi mulai berjalan. Saat
inilah yang disebut “titik
permulaan dari proses akulturasi”
atau base line of acculturation.
2. Individu-individu dari
kebudayaan asing yang
membawa unsur-unsur
kebudayaan asing.
Individu-individu ini disebut juga
agents of acculturation. Pekerjaan
dan latar belakang dari agents of
acculturation inilah yang akan
menentukan corak kebudayaan dan
unsur-unsur apa saja yang akan
masuk ke dalam suatu daerah. Hal
ini terjadi karena dalam suatu
masyarakat, apalagi jika
masyarakat itu adalah masyarakat
yang luas dan kompleks, warga
hanya mengetahui sebagian kecil
dari kebudayaannya saja, biasanya
yang berkaitan dengan profesi dan
latar belakang warga tersebut.
3. Saluran-saluran yang
dilalui oleh unsur-unsur
kebudayaan asing untuk
masuk ke dalam
kebudayaan penerima.
Hal ini penting untuk mengetahui
gambaran yang jelas dari suatu
proses akulturasi. Contohnya
adalah apabila kita ingin
mengetahui proses yang harus
dilalui oleh kebudayaan pusat
untuk masuk ke dalam kebudayaan
daerah, maka saluran-salurannya
adalah melalui sistem propaganda
dari partai-partai politik,
pendidikan sekolah, garis hirarki
pegawai pemerintah, dan lain-lain.
4. Bagian-bagian dari
masyarakat penerima
yang terkena pengaruh
unsur-unsur kebudayaan
asing tadi
Kadang, unsur-unsur kebudayaan
asing yang diterima tiap golongan-
golongan dalam masyarakat
berbeda-beda. Oleh karena itu,
penting untuk mengetahui bagian-
bagian mana dari masyarakat
penerima yang terkena pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut.
5. Reaksi para individu yang
terkena unsur-unsur kebudayaan
asing, Terbagi menjadi 2 reaksi
umum, yaitu reaksi “kolot” dan
reaksi “progresif”. Reaksi “kolot”
adalah reaksi menolak unsur-
unsur kebudayaan asing, yang
pada akhirnya akan menyebabkan
pengunduran diri pihaknya dari
kenyataan kehidupan masyarakat,
kembali ke kehidupan mereka yang
sudah kuno. Reaksi “progresif”
adalah reaksi yang berlawanan
dengan”kolot”, reaksi yang
menerima unsur-unsur kebudayaan
asing.
C. ASIMILASI
1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adalah
proses sosial yang timbul bila ada
golongan-golongan manusia
dengan latar belakangan
kebudayaan yang berbeda-beda
yang saling bergaul langsung
secara intensif untuk waktu yang
lama, sehingga kebudayaan-
kebudayaan golongan-golongan
tadi masing-masing berubah
sifatnya yang khas, dan unsur-
unsurnya masing-masing berubah
menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran.
Secara singkat, asimilasi adalah
bercampurnya dua kebudayaan
atau lebih sehingga membentuk
kebudayaan baru.
2. Golongan yang Mengalami
Proses Asimilasi
Golongan yang biasanya
mengalami proses asimilasi
adalah golongan mayoritas dan
beberapa golongan minoritas.
Dalam hal ini, kebudayaan
minoritaslah yang mengubah sifat
khas dari unsur-unsur
kebudayaannya, dengan tujuan
menyesuaikan diri dengan
kebudayaan mayoritas; sehingga
lambat laun kebudayaan minoritas
tersebut kehilangan kepribadian
kebudayaannya dan masuk ke
dalam kebudayaan mayoritas.
3. Faktor-faktor yang Menghambat
Terjadinya Asimilasi
Asimilasi ini umumnya dapat
terjadi apabila ada rasa toleransi
dan simpati dari individu-individu
dalam suatu kebudayaan kepada
kebudayaan lain . Sikap toleransi
dan simpati pada kebudayaan ini
dapat terhalang oleh beberapa
faktor, yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan tentang
kebudayaan yang dihadapi
b. Sifat takut terhadap kekuatan
dari kebudayaan lain
c. Perasaan superioritas pada
individu-individu dari satu
kebudayaan terhadap yang lain.
D . INOVASI
1. Pengertian Inovasi
a. Adalah proses sosial budaya
yang menerima unsur-unsur
kebudayaan baru dan
mengesampingkan cara-cara lama
yang telah melembaga.
b. Proses penyesuaian dari
penemuan baru dengan kebutuhan
masyarakat melalui dua tahap
khusus, yaitu discovery dan
invention.
Inovasi mengandalkan adanya
pribadi yang kreatif. Dalam setiap
kebudayaan terdapat pribadi-
pribadi yang inovatif.
Dalammasyarakat yang sederhana
yang relatif masih tertutup dari
pengaruh kebudayaan luar, inovasi
berjalan dengan lambat. Dalam
masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi
menjadi terbuka karena didorong
oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di
dalam masyarakat modern pribadi
yang inovatif merupakan syarat
mutlak bagi perkembangan
kebudayaan. Inovasi merupakan
dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di
dalam dunia yang terbuka dewasa
ini.
Inovasi kebudayaan di dalam
bidang teknologi dewasa ini begitu
cepat dan begitu tersebar luas
sehingga merupakan motor dari
lahirnya suatu masyarakat dunia
yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad
teknologi dan informasi dalam
millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari
manusia yang dapat survive dan
dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah
merupakan suatu tuntutan oleh
karena kita tidak mengenal lagi
batas-batas negara. Perdagangan
bebas, dunia yang terbuka tanpa-
batas, teknologi komunikasi yang
menyatukan, kehidupan cyber yang
menisbikan waktu dan ruang,
menuntut manusia-manusia
inovatif. Dengan sendirinya wajah
kebudayaan dunia masa depan
akan lain sifatnya. Betapa besar
peranan inovasi di dalam dunia
modern, menuntut peran dan fungsi
pendidikan yang luar biasa untuk
melahirkan manusia-manusia yang
inovatif. Dengan kata lain,
pendidikan yang tidak inovatif,
yang mematikan kreativitas
generasi muda, berarti tidak
memungkinkan suatu bangsa untuk
bersaing dan hidup di dalam
masyarakat modern yang akan
datang. Dengan demikian,
pendidikan akan menempati
peranan sentral di dalam lahirnya
suatu kebudayaan dunia yang bar

Anda mungkin juga menyukai