Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu

Nama : Rahimah Hayati


NIM : 2111102107014
Prodi : Akuntansi
Mata Kuliah : Antropologi
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Juni 2023
Dosen Pengampu : Widadhiyati, S.Pd., M.Pd

1. Jelaskan proses belajar kebudayaan melalui cara internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi!
2. Jelaskan proses penyebaran dan perkembangan kebudayaan melalui defuse!
3. Jelaskan perubahan kebudayaan karena pengaruh kebudayan asing melalui akulturasi, asimilasi,
inovasi dan revolusi!
4. Coba berikan contoh masing-masing tentang perubahan kebudayaan tersebut!

Jawaban:
1. Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hamper
meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu,
dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya, yang digunakan untuk mengembangkan
kepribadian individu. Internalisasi adalah proses penghayatan, proses penguasaan secara
mendalam, berlangsung melalui penyuluhan, latihan, penataran atau pengkondisian tertentu
lainnya(Depdikbud dalam Rohidi 1994:30). Proses internalisasi ini berlangsung sejak manusia
lahir sampai meninggal untuk belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat,
nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya (Koentjaraningrat 1986). Oleh karena
proses internalisasi bersifat pribadi, proses ini diperhatikan melalui proses pengembangan diri
dengan belajar dari orang lain, orang tua, guru, instruktur dalam situasi tertentu, sesuai dengan
kapasitas sistem organik dan kejiwaannya. Internalisasi sebagai suatu proses pendidikan
mengakui bahwa anak atau individu memiliki potensi yang terkandung dalam gen-nya untuk
dikembangkan, baik berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, maupun emosi dalam
kepribadiannya. Pilihan atau jarak tingkah laku seorang anak atau individu adalah budaya yang
telah diinternalisasikan dan memproses informasinya (Hall dalam Rohidi 1994: 31).

Dari titik pandang masyarakat, sosialisasi adalah proses menyelaraskan individu-individu baru
anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup yang terorganisasi dan menjajarkan mereka
tentang tradisi-tradisi budaya masyarakatnya. Sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi
manusia dari human animal menjadi human being, sehingga dapat berfungsi sebagai makhluk
sosial dan anggota masyarakat sesuai dengan kebudayaan dan masyarakatnya. Sementara itu, dari
titik individual, sosialisasi adalah proses mengembangkan diri. Melalui interaksi dengan orang
lain, seseorang memperoleh identitas, mengembangkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi.

Enkulturasi akan tampak jelas pada pendidikan humaniora seperti seni, kasusasteraan, musik, tari
yang merupakan bentuk ekspresi kreatif. Pendidikan jenis ini berfokus pada fine art, pengetahuan
yang didasarkan budaya seseorang berdasarkan teori Kottak dalam Lestari (1998:26). Dengan
demikian anak atau individu, mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan
adat, sistem norma, pedoman, dan peraturan dalam kebudayaannya. Walaupun demikian proses
pembudayaan merupakan paduan dari kompleks pengetahuan, nilai-nilai, gagasan-gagasan pokok
dan baku, serta keyakinan, dan nilai-nilai yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya merupakan seperangkat model pengetahuan atau sistem makna yang terjalin secara
komprehensif dalam simbol-simbol yang ditransmisi secara historis. Model-model pengetahuan
ini digunakan secara selektif oleh warga masyarakat pendukungnya untuk berkomunikasi,
melestarikan dan menghubungkan pengetahuan, dan bersikap serta bertindak dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya (Geertz, Suparlan, dalam Rohidi 1994: 23). Dalam pengertian
seperti ini, kebudayaan terlihat peranannya sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia
(Geertz 1973), atau sebagai pola-pola bagi tingkah laku (Keesing dan Keesing 1971), atau strategi
kognitif untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungannya (Spradley, Rapoport, dalam Rohidi
1994 :23).

2. Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke
suatu tempat. Sehingga kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju. Difusi
kebudayaan dimaknai sebagai persebaran budaya karena terjadinya migrasi suatu kelompok
masyarakat yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain hingga masyarakat tersebut
menetap di wilayah tersebut. Perpindahan tersebut akan mempengaruhi dari masyarakatnya
khususnya pada sistem kebudayaannya. Proses penyebaran dan perkembangan kebudayaan
melalui difusi menurut Siany dan Atik dalam Khazanah Antropologi 1, ada setidaknya 3 macam
cara penyebaran difusi terjadi, yaitu:
- Simbiotik (Symbiotic)
Simbiotik merupakan proses bertemunya individu dari suatu masyarakat dengan individu lainnya
yang berasal dari masyarakat yang berbeda. Pertemuan ini tidak menyebabkan perubahan bentuk
kebudayaan masing-masing individu. Proses ini memungkinkan kelompok masyarakat dapat
hidup berdampingan meskipun memiliki kebudayaan dan kepercayaan yang berbeda. Contoh dari
difusi simbiotik adalah hubungan antara suku negrito yang ada di Kongo, Togo, dan Kamerun di
benua Afrika yang bertemu karena kepentingan perdagangan semata sehingga tidak dapat
mengubah kebudayaan masing-masing.
- Penetrasi Damai (Penetration Pasifique)
Penetrasi damai merupakan bentuk penyebaran difusi budaya yang mana proses penyebaran suatu
budaya dari suatu masyarakat masuk ke masyarakat lainnya tidak disertai paksaan. Contoh dari
cara penetrasi damai adalah masuknya berbagai agama di Indonesia, baik agama Islam, Hindu,
dan Buddha yang mana masyarakat tidak dipaksa untuk memeluk agama tersebut.

- Penetrasi Paksa (Penetration Violence)


Cara penyebaran difusi lainnya adalah penetrasi paksa. Cara ini merupakan cara yang
berkebalikan dengan cara penetrasi damai. Disebut penetrasi paksa karena pada proses
penyebaran kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya terdapat unsur paksaan
yang mana masyarakat lain dipaksa untuk menerima budaya baru.
Cara ini dinilai dapat mengancam karena budaya lama dapat hilang karena paksaan untuk
menerima budaya baru tersebut.
Contoh penetrasi paksa adalah perubahan sistem masyarakat Jepang yang awalnya merupakan
negara agraris berubah menjadi negara industri akibat kekalahannya di Perang Dunia ke-2.

3. Perubahan kebudayaan karena pengaruh kebudayaan asing melalui akulturasi, asimilasi, inovasi
dan revolusi yaitu:
- Akulturasi bisa terjadi karena adanya percampuran budaya sendiri dengan budaya asing.
Proses akulturasi ini bisa terjadi di berbagai macam bidang, seperti kuliner, gaya
berpakaian, arsitektur sebuah gedung, dan lain-lain.
- Asimilasi, hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan
antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok.
Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya,
menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok.
- Inovasi yaitu proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru dan
mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga seperti perubahan mode
pakaian.
- Revolusi dipengaruhi oleh komunikasi, cara dan pola pikir masyarakat. Termasuk juga
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa dipengaruhi oleh
konflik, perubahan jumlah penduduk, revolusi, penemuan baru dan masih banyak lagi.

4. Contoh akulturasi, asimilasi, inovasi dan revolusi tentang perubahan kebudayaan:


- Contoh akulturasi budaya di Indonesia yaitu makam dan candi di Indonesia sebagian
besar merupakan hasil akulturasi budaya Hindu-Budha. Selanjutnya, arsitektur bangunan
yang memiliki nilai akulturasi budaya adalah masjid. Contohnya Masjid Menara Kudus,
masjid ini menampilkan corak kebudayaan Islam, Hindu, dan Budha.
- Contoh asimilasi yang paling mudah ditemui adalah pernikahan beda etnis dan ras. Dua
orang beda ras yang menikah akan menghasilkan keturunan campuran atau blasteran,
misalnya seperti pasangan Indo-Belanda, Indo-Arab, Indo-Prancis, dan sebagainya.
- Contoh inovasi yaitu masyarakat Indonesia yang tadinya mengenakan pakaian adat kini
mulai menggunakan pakaian yang berasal dari budaya asing, seperti kaos dan jeans.
Adanya perubahan pada model rambut dari masa ke masa.
- Contoh revolusi yaitu gaya berpakaian, gaya komunikasi yang serba digital, perilaku
anak banyak yang kurang sopan karena dampak lingkungan dan tontonan, hilangnya
permainan tradisional dan pudarnya acara bersama dan kumpul di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai