Anda di halaman 1dari 4

Hubungan kekerabatan yang

ditentukan oleh prinsip keturunan


yang bersifat selektif mengikat
sejumlah kerabat yang bersama-sama
memiliki sejumlah hak dan kewajiban
tertentu,
misalnya hak waris atas harta, gelar,
pusaka, lambang-lambang, dan
sebagainya. Selain itu juga hak atas
kedudukan, kewajiban untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan bersama, serta kewajiban
untuk melakukan kegiatan produktif
bersama-sama.
Prinsip keturunan juga mempunyai
fungsi untuk menentukan
keanggotaan dalam kelompok-
kelompok kekerabatan, terutama
dalam kelompok-kelompok
kekerabatan yang bersifat lineal atau
ancestor oriented. Prinsip-prinsip
tersebut adalah prinsip patrilineal,
prinsip matrilineal, prinsip bilineal,
dan prinsip bilateral.
1. Prinsip Patrilineal
Prinsip patrilineal adalah suatu prinsip
keturunan dalam kekerabatan dengan
memperhitungkan hubungan
kekerabatan melalui garis keturunan
laki-laki, sehingga semua kaum
kerabat ayah termasuk dalam batas
kekerabatannya, sedangkan semua
kaum kerabat ibu berada di luar batas
itu. Contoh masyarakat yang
menganut hubungan kekerabatan
berdasarkan prinsip patrilineal sangat
banyak di Indonesia. Dalam masyarakat
Batak misalnya, hubungan kekerabatan
diperhitungkan melalui garis
keturunan laki-laki, dan bagi setiap
individu, kaum kerabat ayah juga
merupakan kaum kerabat
sosiologisnya, yaitu kaum kerabat
menurut adat.
2. Prinsip Matrilineal
Prinsip matrilineal adalah suatu prinsip
keturunan dalam kekerabatan dengan
memperhitungkan hubungan
kekerabatan melalui garis keturunan
perempuan, sehingga semua kaum
kerabat ibu termasuk dalam batas
kekerabatannya, sedangkan semua
kaum kerabat ayah tidak termasuk
dalam batas itu. Contoh masyarakat
yang menganut prinsip kekerabatan
berdasarkan prinsip matrilineal adalah
masyarakat Minangkabau.
3. Prinsip Bilineal
Prinsip bilineal adalah suatu prinsip
dalam kekerabatan dengan
memperhitungkan hubungan
kekerabatan melalui garis keturunan
laki-laki bagi hak-hak dan
kewajibankewajiban tertentu, dan
hubungan kekerabatan melalui garis
keturunan perempuan bagi hak-hak
tertentu yang lain pula.
Dengan demikian, untuk keperluan-
keperluan tertentu seseorang
menggunakan kedudukannya sebagai
kerabat ayahnya, dan di kesempatan
lain sebagai kerabat ibunya.
Masyarakat yang menggunakan prinsip
ini adalah masyarakat Umbundu di
Angola, Afrika Barat.
4. Prinsip Bilateral
Prinsip bilateral adalah suatu prinsip
dalam kekerabatan yang
memperhitungkan hubungan
kekerabatan melalui garis keturunan
laki-laki maupun perempuan. Prinsip
ini sebenarnya dinilai tidak selektif,
karena semua kerabat ibu maupun
ayahnya termasuk dalam batas
hubungan kekerabatannya. Oleh
karena itu, ada beberapa prinsip
tambahan terkait dengan prinsip
bilateral tersebut, yaitu prinsip
ambilineal, prinsip konsentris, prinsip
primogenitur, dan prinsip
ultimogenitur.
a. Prinsip Ambilineal
Prinsip ambilineal adalah prinsip dalam
kekerabatan yang memperhitungkan
hubungan kekerabatan dengan
sebagian warga masyarakat melalui
garis keturunan laki-laki, dan dengan
sebagian warga masyarakat lain
menggunakan garis keturunan
perempuan. Masyarakat yang
menggunakan prinsip ambilineal ini
adalah masyarakat Iban Ulu Ai di
Kalimantan.
b. Prinsip Konsentris
Prinsip konsentris adalah prinsip dalam
kekerabatan yang memperhitungkan
hubungan kekerabatan hingga jumlah
angkatan yang terbatas. Masyarakat
yang menggunakan prinsip
kekerabatan ini adalah masyarakat
Jawa, khususnya dari lapisan
bangsawan. Para bangsawan biasanya
memiliki gelar di depan namanya,
seperti raden mas, raden ayu, atau
raden, yang diturunkan dari nenek
moyangnya secara bilateral, dan
berlaku sampai angkatan tertentu.
Ada gelargelar yang diturunkan sampai
angkatan kedua, dan ada gelargelar
yang sampai angkatan ketiga atau
ketujuh. Prinsip konsentris ini
berdasarkan nenek moyang yang
menurunkan gelar-gelar itu sebagai
pusatnya, yang dikelilingi oleh
generasigenerasi keturunannya.
c. Prinsip Primogenitur
Prinsip primogenitur adalah prinsip
dalam kekerabatan yang
memperhitungkan hubungan
kekerabatan melalui garis keturunan
laki-laki dan perempuan, tetapi
berlaku hanya bagi yang tertua saja.
Masyarakat yang menggunakan prinsip
ini adalah suku bangsa di Polinesia, di
mana hanya anak tertua saja dalam
suatu angkatan yang berhak mewarisi
gelar yang diturunkan melalui garis
keturunan laki-laki maupun
perempuan.

Anda mungkin juga menyukai