FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANEURISMA DISEKSI
OLEH :
Nur Lyna Bt Ridzuan
C111 11865
1
BAB I
PENDAHULUAN
Aorta adalah pembuluh darah besar (main trunk) dari pembuluh darah cabangnya
kebutuhan nutrisinya. Secara umum, aorta memiliki dinding tebal yang tersusun
oleh tiga lapisan otot yang mampu menahan perubahan tekanan yang dihasilkan
Diseksi aorta ditandai oleh robekan lapisan intima dinding aorta yang
diawali oleh suatu proses degenerasi atau disertai nekrosis kistik dari lapisan
tunika media. Darah akan mengalir melalui robekan yang memisahkan lapisan
intima dengan lapisan media atau lapisan adventisia, yang kemudian membentuk
komplikasi serius paling banyak dengan frekuensi dua kali lebih sering
menyebabkan ruptur dinding aorta. Prevalensi diseksi aorta kurang dari 1 % pada
temuan autopsi. Di Amerika Serikat, bukti diseksi aorta ditemukan pada 1-3 %
dari semua otopsi (1 dari 350 kadaver). Mortalitas diseksi aorta tinggi pada 7 hari
2
pertama, banyak pasien meninggal sebelum sampai ke IGD atau sebelum
ditemukan aneurisma pada aortanya, frekuensi ini meningkat hingga 10% pada
kelompok yang lebih tua. Kebanyakan aneurisma aorta tidak terdeteksi hingga
mengalami ruptur, dan angka kematian akibat ruptur aneurisma sangat tinggi yaitu
90%.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan nutrisinya. Aorta berada sebagai bagian atas dari ventrikel, dengan diameter
sekitar 3 cm, dan setelah naik (ascending), aorta melengkung (arch) ke belakang dan ke
sisi kiri, tepat pada pangkal paru kiri, kemudian turun (descending) dalam toraks pada sisi
kiri kolumna vertebralis, masuk rongga abdomen lewat hiatus diafragmatikus, dan
berakhir, dengan diameter mulai berkurang (1,75 cm), setingkat dengan vertebra lumbalis
ke-4, aorta bercabang menjadi arteri iliaka komunis dekstra dan sinistra. Dari uraian di
atas maka aorta dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian: aorta ascenden, arcus aorta,
1. Aorta Ascendens
Aorta ascenden memiliki panjang sekitar 5 cm, menyusun bagian atas dari basis
ventrikel kiri, setinggi batas bawah kartilago kosta ke-3 di belakang kiri
3
pertengahan sternum; aorta melintas ke atas secara oblik, ke depan, dan ke kanan,
searah aksis jantung, setinggi batas atas dari kartilago kosta ke-2. Pada pangkal
asalnya, berlawanan dengan segmen valvula aortikus, terdapat tiga dilatasi kecil
disebut sinus aortikus. Saat pertemuan aorta ascenden dengan arcus aorta kaliber
pembuluh darah meningkat, karena bulging dinding kanannya. Segmen dilatasi ini
disebut bulbus aortikus, dan pada potongan transversal menunjukkan bentuk yang
aurikula dekstra dan lebih tinggi lagi terpisah dari sternum oleh perikardium,
pleura kanan, margo anterior dari pulmo dekstra, jaringan ikat longgar, dan sisa
dari jaringan timus; di posterior aorta bersandar pada atrium sinistra dan arteri
pulmonaris dekstra. Pada sisi kanan, aorta berdekatan dengan vena cava superior
4
Gambar 2: Skema cabang-cabang arcus aorta
2. Arcus Aorta
Arcus aorta dimulai setinggi batas atas artikulasi sternokostalis ke-2 pada sisi
kemudian mengarah ke belakang pada sisi kiri trachea dan akhirnya turun lewat
sisi kiri tubuh pada setinggi vertebra thoracic ke-4, pada batas bawahnya dan
aorta yang melengkung ke atas serta yang melengkung ke depan dan ke kiri. Batas
Batas-batas. Arcus aorta dilindungi oleh pleura di anterior dan margo anterior
dari pulmo. Saat pembuluh melintas ke belakang sisi kirinya bersentuhan dengan
pulmo sinistra dan pleura. Melintas ke bawah pada sisi kiri bagian tersebut pada
5
arcus terdapat 4 nervus: nervus frenikus sinistra, kardiakus superior cabang
nervus vagus sinistra, cabang nervus kardiakus superior dari trunkus simpatikus
sinistra, dan trunkus vagus sinistra. Saat nervus terakhir tadi melintasi arcus ia
atas pada sisi kanan. Vena interkostalis melintas oblik ke atas dan ke depan pada
sisi kiri arcus, di antara nervus frenikus dan vagus. Pada sisi kanan terdapat
torasikus; trachea berada di belakang kanan dari pembuluh. Di atas adalah arteri
inominata, karotis komunis sinistra, dan arteri subklavia sinistra, yang muncul
aorta bayi sedikit menyempit, membentuk bangunan yang disebut sebagai isthmus
aorticus, yang pada saat diatas ductus arteriosus pembuluh membentuk dilatasi
Cabang-cabang
3. Aorta desenden
6
Aorta desenden dibagi menjadi dua bagian, thoracica dan abdominalis,
a. Aorta thoracalis
pada batas bawah dari vertebra thoracic ke IV yang merupakan lanjutan dari arcus
aorta, dan berakhir di depan batas bawah dari vertebra thoracic ke XII pada hiatus
vertebralis; ia mendekati garis tengah saat turun; dan, saat terminasinya berada
vertebralis dan vena hemiazigos; sisi kanan, dengan vena azigos dan ductus
7
Aorta Thoracalis mempercabangkan antara lain:2
Terdapat aturan baku bahwa hanya satu arteri bronchialis dekstra yang berasal dari
aorta intercostalis pertama, atau dari arteri bronchialis sinistra superior. Arteri
bronchialis sinistra terdapat dua buah, dan berasal dari aorta thoracalis. Bagian
berasal dari bagian depan aorta, dan turun oblik ke bawah menuju esophagus,
atas dengan cabang esophageal dari arteri thyroidea inferior dan dibagian bawah
yang mensuplai kelenjar limfe dan jaringan ikat longgar pada mediatinumk
posterior.
intercostalis aorta. Mereka berasal dari bagian belakang aorta, arteri intercostalis
8
dekstra lebih panjang dibanding yang sinistra sesuai dengan posisi aorta yang
disebelah kiri vertebra. Tiap arteri dibagi menjadi ramus anterior dan posterior.
pertama terdapat diatas dan yang terakhir terdapat di bawah arteri. Kecuali pada
bagian atas dimana nervus terdapat diatas arteri. Arteri intercostalis aorta yang
terakhir. Menyusun pasangan terbawah cabang yang berasal dari aorta thoracica
bawah dari costae ke XII dibelakang ginjal dan didepan m. Quadratus lumborum,
intercostalis.
9
Merupakan pembuluh kecil yang berasal dari bagian bawah aorta
b. Aorta Abdominalis
bawah dari korpus vertebrae thoracic terakhir dan turun didepan kolumna
vertebralis, berakhir pada korpus vertebra lumbalis ke IV, sedikit ke kiri dari garis
tengah tubuh, kemudian terbagi menjadi dua arteri iliaca comunis. Aorta semakin
darah. 2
10
Batas-batas
belakang cabang dari arteri celiaca dan plexus celiaca; dibawah vena lienalis,
lumbalis sinistra. Pada sisi kanan terdapat vena azygos, cisterna chyli, ductus
thoraksikus, crus dekstra diafragma yang memisahkan aorta dari bagian atas vena
cava inferior dan dari ganglion celiaca dekstra; vena cava inferior bersentuhan
dengan aorta dibawahnya. Pada sisi kiri adalah crus sinistra diafragma, ganglion
terminal.
Dari cabang viseral, arteri celiaca dan arteri mesenterika superior dan
interna, dan ovarian adalah berpasangan. Dari cabang parietal, arteri phrenica
inferior dan lumbalis adalah berpasangan; arteri sacralis media tidak berpasangan.
11
1. Arteri celiaca (a. cæliaca; celiac axis) (gb. 5)—mempercabangkan tiga cabang
besar, arteri gastrica sinistra, hepatica, dan splenica, juga terkadang arteri phrenica
inferior.
colica dekstra.2
12
Gambar 6: Arteri mesenterika superior dan cabang-cabangnya
suprarenal arteries)—adalah dua pembuluh darah kecil yang muncul dari kedua
sisi aorta, berlawanan dengan arteri mesenterika superior. Melewati bagian lateral
5. Arteri renalis (aa. renales) (gb. 4)—adalah dua pembuluh besar, yang muncul
dari tiap sisi aorta, tepat dibawah arteri mesenterika superior. Tiap-tiapnya
melintasi crus diafragma, sehinga membentuk sudut hampir tegak lurus dengan
aorta. Sisi kanan lebih panjang daripada sisi kiri; sisi kiri lebih tinggi daripada sisi
kanan. Sebelum mencapai hilus renalis, tiap arteri bercabang menjadi empat atau
13
6. Arteri spermatica internus (aa. Spermaticæ internæ; spermatic arteries)
terdistribusi ke testis. Adalah dua arteri yang panjang berasal dari aorta bagian
depan sedikit dibawah arteri renalis. Tiap-tiapnya melintas turun oblik dan lateral
oblik diatas ureter dan bagian bawah arteri iliaca eksternus untuk mencapai anulus
ductus deferens, epididimys, bagian belakang tunica albuginea, testis, ureter, dan
m. Cremaster.
7. Arteri ovaria (aa. Ovaricæ)—adalah arteri pada wanita yang serupa dengan
arteri spermatica internus pada pria, memvaskularisasi ovarium. Asal dan jalurnya
8. Arteri phrenica inferior (aa. Phrenicæ inferiores) adalah dua pembuluh darah
depan aorta, terkadang salah satunya berasal dari aorta dan yang lain dari arteri
renalis; tetapi jarang muncul terpisah dari aorta. Mendekati bagian belakang tendo
central diafragma tiap pembuluh terbagi menjadi cabang medial dan lateral.
Cabang lateral melintas pada sisi thorax, dan beranastomosis dengan arteri
14
cabang suprarenalis superior menuju kelenjar suprarenal. Spleen dan liver juga
intercostalsi. Mereka biasanya berjumlah empat pada tiap sisi, dan berasaldari
bagian belakang aorta, berlawanan dengan vertebra lumbalis ke IV. Kadang juga
terdapa tpasangan ke V yang berukuran kecil yang berasal dari arteri sacralis
Cabang muscular dibentuk dari tiap arteri lumbalis dan dari ramus posterior dari
otot tetangganya.
10. Arteri sacralis media (a. Sacralis media) adalah pembuluh kecil, yang
muncul dari belakang aorta, sedikit diatas bifurcatio. Ia turun pada garis tengah
didepan vertebra lumbalis ke IV dan V, sacrum dan coccyx, dan berakhir pada
belakang rectum.
15
Gambar 8: Arteri pada pelvis
Aorta memiliki dinding yang tebal, dengan tiga lapisan otot yang
memungkinkan pembuluh darah ini tahan terhadap tekanan tinggi yang dihasilkan
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Ketiga lapisan tersebut adalah
tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Tunika intima adalah lapisan
yang paling dalam yang berkontak dengan darah, tunika media di lapisan tengah,
16
Pelebaran yang terjadi adalah lokal dan lebih dari 50% diameter pembuluh darah.
Aneurisma sering terjadi pada arteri di basis otak (circulus Willisi) dan di aorta.
Aneurisma adalah keadaan yang berbahaya karena dapat ruptur dan menyebabkan
kematian kapan saja. Lapisan arteri yang kontak langsung dengan darah adalah
tunica intima, sering disebut intima. Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel
endothelial. Berdekatan dengan lapisan ini adalah tunica media, disebut juga
lapisan media terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastik.
Lapisan paling luar disebut tunica adventitia atau adventitia, tersusun oleh
telah diuraikan diatas bahwa aorta adalah pembuluh darah besar utama yang
berasal dari jantung yang mensuplai darah ke abdomen, pelvis, dan tungkai
mencapai diafragma (pemisah antara rongga thorak dan abdomen), aorta mulai
17
disebut sebagai aorta abdominalis setelah ia melewati diafragma dam berlanjut
turun ke abdomen yang terpisah menjadi dua arteri iliaca yang turun ke tungkai
bawah. Aorta dapat mengalami aneurisma, dan biasanya terjadi pada abdomen
dibawah ginjal (abdominal aneurysm), tetapi dapat juga terjadi di rongga thorak
(thoracic aneurysm). Hal tersebut dapat terjadi jika dinding aorta menjadi lemah
karena deposit lemak (plak) pada atherosclerosis. Aneurisma juga dapat terjadi
- Aorta (abdominal aortic aneurysm dan thoracic aortic aneurysm) (gb. 10)
Gambar 10: Aneurisma aorta abdominalis dan Berry aneurisma pada sirkulus Willisi
18
Aneurisma dapat digolongkan berdasarkan bentuknya: sakular dan
kantong yang menonjol dan berhubungan dengan dinding arteri melalui suatu
atau distal) sekunder darah yang memasuki ruang intima-media. Sebuah diseksi
aorta akut (<2 minggu) dikaitkan dengan morbiditas dan tingkat kematian yang
meninggal sebelum dibawa atau sebelum diagnosis dibuat di IGD. Pasien dengan
diseksi aorta kronis (> 2 minggu) memiliki prognosis yang lebih baik. Meskipun
terdapat kemajuan dalam modalitas diagnostik dan terapi, tetapi angka kematian
19
diseksi aorta menjadi tiga tipe, yaitu: tipe I – disekan melibatkan
membagi diseksi aorta kedalam lima tipe. Berbagai jenis klasifikasi ini
visceral hingga.7
20
Gambar 12. Klasifikasi diseksi aorta7
berdasarkan bukti otopsi. Bukti diseksi aorta ditemukan pada 1-3 % dari semua
otopsi (1 dari 350 kadaver). Insiden diseksi aorta berkisar 5-30 kasus/1 juta
Diseksi aorta sering terjadi pada orang berkulit hitam dari pada berkulit
putih dan kurang umum pada orang Asia dibandingakan dengan orang kulit putih.
Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan, dengan perbandingan
laki-laki dan perempuan 2-3:1. Hampir 75% diseksi aorta terjadi pada usia 40-70
21
tahun, dengan puncak pada usia 50-65 tahun. Pasien dengan sindrom Marfan
menunjukkan gejala yang lebih cepat, biasanya pada dekade ketiga dan keempat
kehidupan.8
2-3 kali lebih sering dibanding ruptur aorta abdominal. Bila tidak ditatalaksana,
sekitar 33% pasien meninggal pada 24 jam pertama, dan 50% meninggal setelah
48 jam. Kematian setelah 2 minggu mencapai 75% pada pasien dengan diseksi
aorta asenden yang tidak terdiagnosis. Angka kematian pasien dengan diseksi
Diseksi aorta dapat diakibatkan oleh baik faktor kelainan kongenital maupun
kelainan didapat. Diseksi aorta lebih umum terjadi pada pasien dengan hipertensi,
berikut:8,9
1. Sindrom Marfan
2. Sindrom Ehlers-Danlos
3. Annuloaortic ectasia
6. Sindrom Turner
22
7. Sindrom Noonan
8. Osteogenesis imperfekta
Pasien dengan diseksi aorta 70% memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi atau
aliran darah berdenyut dapat menyebarkan diseksi tersebut. Kehamilan juga dapat
menjadi faktor risiko diseksi aorta, terutama pada pasien dengan sindrom Marfan.
Diperkirakan 50% dari semua kasus diseksi aorta terjadi pada wanita hamil
dengan usia kurang dari 40 tahun. Kebanyakan kasus terjadi pada trimester ketiga
1. aortitis Sifilis
2. trauma dada deselerasi
3. penggunaan kokain
berikut : 8
2.5 Patogenesis
23
Setiap mekanisme yang menyebabkan kelemahan pada lapisan media dinding aorta
yang diikuti dengan peningkatan wall stress akan menyebabkan dilatasi aneurismatik
dan selanjutnya dapat terjadi pendarahan intramural, diseksi aorta hingga ruptur dinding
aorta.7
karena terjadinya perlemahan dinding aorta, terutama tunika media. Daerah yang
kelamaan trombus berlapis tersebut akan membentuk saluran yang sama besar
Selain itu, interaksi dari banyak faktor lain dapat menjadi predisposisi
Suplai darah ke pembuluh darah melalui vasa vasorum diduga dapat terganggu
24
pada usia lanjut, memperlemah tunika media dan menjadi faktor predisposisi
terbentuknya aneurisma.3
Tegangan atau tekanan pada dinding berkaitan langsung dengan radius pembuluh
dinding aorta, terutama intima dan media dengan adventitia. Darah akan mengalir
melalui robekan yang memisahkan lapisan intima dengan lapisan media atau
struktur di sekitar hematoma tersebut. Robekan awal pada intima biasa terjadi di
daerah aortic root atau isthmus aorta dan dapat menimbulkan robekan luas yang
dan sindroma Ehlers-Danlos), kelainan bawaan pada jantung dan pembuluh darah
25
(koartasio aorta, patent ductus arteriosus dan kelainan pada katup aorta),
arteriolosklerosis, cedera. Meskipun jarang, suatu diseksi bisa terjadi ketika dokter
Sindrom Marfan hasil dari mutasi pada gen-1 fibrillin (FBN1) pada
kromosom 15, yang mengkode untuk fibrillin glikoprotein. Fibrillin adalah sebuah
ligamentum suspensori lensa dan berfungsi sebagai substrat untuk elastin dalam
oleh defisiensi kolagen tipe III, dan individu dengan penyakit ini dapat memiliki
26
2.6 Temuan Otopsi Pada Aorta Disekan
Pada aneurisma aorta ditemukan dilatasi lokal permanen dengan diameter aorta
minimal 1,5 kali lebih besar dibanding diameter normal. Diameter normal aorta
seperti elastin dan kolagen aorta sehingga timbullah aneurisma. Risiko terjadinya
fibromuskular dan elemen elastic tunika media oleh sebuah ruangan kecil yang
pada kondisi normal tidak ditemukan. Area ini terisi dengan matriks ekstraseluler
27
Pada diseksi aorta ditemukan kerusakan dimulai pada lapisan intima dan
membentuk lumen baru (false lumen) pada dinding aorta. Pada otopsi juga dapat
perikardial. 12
ascenden dan descenden (terbatas pada bagian dua pertiga dalam lapisan media
dan adventisia), disertai infiltrate perdarahan masif di tunika media. Juga dapat
ditemukan serabut otot polos tersusun tidak beraturan fokal pada dinding aorta.13
serat kolagen dan kehilangan inti pada lapisan media. Dengan pewarnaan Gomori
28
menunjukkan kerusakan serat elastic pada kumpulan substansi amorf, sedangkan
pada pewarnaan PAS dan PAS dengan diastase menunjukkan hasil yang negatif.
(mukoid atau degenarasi miksoid) antara lembaran elastic lapisan media yang
jantung dan ateromatosis insipient dari cabang arteri koronaria mayor (disertai sel
busa pada lapisan intima arterial). Tidak ditemukan perubahan histology pada
organ lain.13
Lesi ini juga dikenal sebagai nekrosis medial kistik dan mungkin
sindrom koroner akut pada penyalahgunaan kokain. Hal ini ditemukan pada
sindrom Marfan dan bukan sindrom Marfan, terutama pada wanita muda, yang
diikuti oleh nontraumatik, diseksi dinding spontan, terutama pada aorta ascenden
dan aorta torakal. Lokasi lain meliputi arteri koronaria sirkumfleksi dan arteri
medial kistik dapat ditemukan 60% kasus pada otopsi , tapi hal ini kemungkinan
vasorum.13
29
Gambar 16. Diseksi aorta dengan infiltrat hemoragik diantara tunika media dan adventisia
( HE 5x)13
30
Gambar 17. susunan jaringan ikat yang kacau ( Gomori, 40x )13
31
BAB III
KESIMPULAN
Aorta adalah pembuluh darah besar yang tersusun oleh tiga lapisan otot
yang mampu menahan perubahan tekanan yang dihasilkan pada setiap jantung
yang disebut diseksi aorta. Di Amerika serikat, bukti diseksi aorta ditemukan pada
1-3 % dari semua otopsi (1 dari 350 kadaver). Mortalitas diseksi aorta tinggi pada
7 hari pertama, banyak pasien meninggal sebelum sampai ke IGD atau sebelum
aorta tetapi klasifikasi Stanford yang paling sering digunakan, terdiri atas Stanford
32
Pada otopsi untuk kasus aneurisma aorta ditemukan dilatasi lokal
permanen dengan diameter aorta minimal 1,5 kali lebih besar dibanding diameter
terjadinya kerusakan pada struktur matriks protein seperti elastin dan kolagen
dimulai pada lapisan intima dan dapat mencapai lapisan media sehingga
memisahkan kedua lapisan ini dan membentuk lumen baru. Pada otopsi juga dapat
perikardial.
Hasil temuan histopatologi berupa diseksi luas pada dinding aorta terbatas
pada bagian dua pertiga dalam lapisan media dan adventisia), disertai infiltrat
perdarahan masif di tunika media. Juga dapat ditemukan serabut otot polos
tersusun tidak beraturan fokal pada dinding aorta. Gambaran histopatologi ini
33
DAFTAR PUSTAKA
2012.
2. Gray, H. Anatomy of the human Body. The Aorta.
Diakses dari http://www.bartleby.com/107/142.html. Diakses tanggal 30
Maret 2012.
3. Anonim (2008-last update), Aneurisma Aorta Torako-Abdominal, (Website
http://www.bedahtkv.com/index.php?/e-Education/Vaskular/Aneurisma-Aorta-
HillCompanies,USA.
34
7. Wahyudi, Dendi. Endovascular Stent Graft pada Diseksi Aorta Tipe B. Jurnal
30 Maret 2012.
10. Santoso. Penyakit Jantung Hipertensif. Jurnal Kardiologi Indonesia. FKUI.
11. Rachman, Otte J. Akibat Lanjut Hipertensi Dalam Bidang Kardiologi. Jurnal
maret 2012.
13. Dermengiu, Silvia et al. 2009. Spontaneus Aortic Dissection due to Cystic
35