Anda di halaman 1dari 12

Tugas Final : Makalah

Mata Kuliah : Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit


Dosen : Andi Paluseri, SKM., S.Farm, M.Kes

MANFAAT PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN DI
RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2014

David Niven Larira, SKM


Nim. P2 MK-13.01.04.187

PASCA SARJANA MAGISTER ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR 2013

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dengan cepat.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini menyebabkan pengaruh sangat besar
pada semua bidang, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi dalam mengolah data.
Instansi yang menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi
kepada aparatur maupun masyarakat luas. Hal ini harus didukung oleh
perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software pendukung,
khususnya di bidang informasi.
Rumah Sakit adalah salah satu pelaksana teknis pelayanan kesehatan yang
terlibat langsung dalam pengelolaan rekam medis. Upaya mampu melaksanakan
aturan-aturan yang telah digariskan dalam sistem kesehatan Nasional. Pada
umumnya setiap Rumah Sakit telah melaksanakan pencatatan data pasien rekam
medis, hanya saja belum dilaksanakan dengan baik atau belum mengikuti sistem
informasi yang benar. Penataannya masih tergantung pada kemauan atau selera
pimpinan masing-masing Rumah Sakit.
Hal ini sesuai dengan Petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam
medik/medical record di Rumah Sakit dengan surat keputusan direktur jenderal
pelayanan medik nomor HK.00.06.45.141 tentang pembentukan tim penyusunan
revisi buku petunjuk teknis manajemen informasi kesehatan Rumah Sakit, tanggal
13 April 2005. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan pencatatan data
medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dan
dilanjutkan dengan penanganan berkas medis. Rekam medis dapat meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan/peminjaman apabila pasien membutuhkannya, maupun
keperluan-keperluan yang lainnya.
SIMRS adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data
pasien, pengolahan data pasien, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan

2
informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Maka dengan SIMRS yang
menggunakan sistem komputerisasi di dalam mengaplikasikan segala data-data
akan menjadi lebih mudah dikerjakan, sehingga pencatatan data lebih cepat, akurat
dan efisien. Sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan menghindari
kesalahan-kesalahan yang diakibatkan kesalahan dalam pencatatan data-data
pasien.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan dalam pencatatannya sendiri hanya
merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan suatu proses kegiatan yang
dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit. Kemudian diteruskannya
kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan
di Rumah Sakit. Penanganan rekam medis meliputi penyelenggaraan penyimpanan
serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau
peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
Rumah Sakit Umum Bahteramas di Kota Kendari mempunyai bagian rekam
medis yang merupakan salah satu sumber informasi, semua itu masih berjalan
secara manual dalam mengidentifikasikan pasien, pemberian diagnosa terhadap
pasien dan pelaporan data pasien terutama pada bagian rawat jalan. Sehingga
membuat pelayanan kepada pasien menjadi lambat. Untuk mempercepat proses
tersebut, maka dibangunlah sebuah SIMRS pada Rumah Sakit Umum Bahteramas
di Kota Kendari. Sistem yang sudah terkomputerisasi di rumah sakit, otomatis data
yang akan disimpan dan dikelola dengan baik. Hal tersebut bertujuan agar informasi
yang masuk dan keluar dari rawat jalan dapat tersaji dengan tepat dan benar.
Permasalahan yang sering muncul dalam penerapan Sistem Informasi Rumah
Sakit tidak selalu diiringi dengan ketidaksiapan aparatur pemerintah dan kurangnya
sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap lembaga pemerintah. Kurang
siapnya praktik dalam penyelenggaraan dalam menjalankan kinerja, biasanya
menjadi kendala dalam kurangnya sumber daya manusia sehingga berdampak
buruk terhadap pelayanan publik yang lebih cepat dan akurat.Berdasarkan latar

3
belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “Manfaat Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Terhadap Peningkatan Pelayanan Di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

B. Perumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka perlu untuk mempermudah arah
dan proses pembahasan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana manfaat penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?
2. Bagaimana kualitas layanan aparatur dalam pelayanan sistem informasi
manajemen Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?

C. Tujuan
1. Mengetahui manfaat penerapan sistem informasi manajemen rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ?
2. Mengetahui kualitas pelayanan aparatur dalam pelayanan sistem informasi
manajemen Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ?

4
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Sistem informasi manajemen


Sistem informasi menurut Sabarguna (2007) adalah suatu cara yang sudah
tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
beroperasi dengan cara yang sukses dan menguntungkan. Selanjutnya, O’Brien
(2005) mengatakan sistem informasi merupakan kombinasi yang teratur dari
personnel, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi.
Kedua pendapat tersebut jika digambarkan mempunyai makna yang sama
dalam mendefinisikan sistem informasi, yaitu :
1. Cara yang sudah tertentu
2. Mengolah (mengumpulkan, mengubah, menyebarkan) informasi yang
dibutuhkan dari hasil kombinasi sdm, perangkat keras, perangkat lunak, serta
jaringan komunikasi.
3. Mencapai tujuan organisasi yang sudah ditentukan.
Berdasarkan pengertian sistem informasi diatas dapat ditarik pengertian
bahwa dalam sistem informasi ada berbagai peran, Jogiyanto (2005) menyebutkan
ada 5 peran utama dalam sistem informasi, yaitu; (a) efisiensi, dengan pengolahan
transaksi oleh manusia digantikan dengan teknologi sistem informasi, atau
menggantikan manusia dengan teknologi pada proses produksi, (b) efektivitas,
dengan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat, tepat waktu dan
relevan, (c) komunikasi, yaitu mengintegrasikan pengguna sistem teknologi
informasi secara elektronik, (d) kolaborasi, apabila peningkatan komunikasi dicapai
dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, (e) kompetitif, untuk meningkatkan
daya kompetisi misalnya melalui penggunaan SIS (Strategic Information System),
SIS merupakan sistem-sistem dan teknologi informasi dalam organisasi.
Sistem informasi manajamen (SIM) merupakan penerapan sistem informasi
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh

5
semua tingkatan manajemen. Sistem informasi manajemen oleh Scott (Jogiyanto,
2005) adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang
menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan
operasi.
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang
berfungsi untuk mengelola informasi bagi manajamen organisasi. Dalam organisasi
SIM berfungsi baik untuk pengolahan transaksi, manajemen kontrol, maupun
sebagai sistem pendukung keputusan (Davis, 1995).
Menurut Sabarguna (2007) Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu
tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian
informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyimpanan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Pada dasarnya sistem informasi rumah
sakit dapat digolongkan menjadi:
1. Sistem informasi klinik atau medic
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu
pasien dalam hal pelayanan medis.
2. Sistem informasi administrasif
Merupakan sistem informasi yang secara langsung membantu pelaksanaan
administrasi di rumah sakit.
3. Sistem informasi manajemen
Merupakan sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit
dalam pengambilan keputusan, (Austin,1983)
B. Kualitas informasi
Aspek penting dari sistem informasi yang perlu diperhatikan, adalah
aspek kualitas dan aspek dimensi. Kualitas suatu aspek informasi tergantung pada
3 hal, keakuratan, ketepatan waktu, dan manfaat informasi bagi rumah sakit. Aspek
dimensi menunjukkan besar kecilnya suatu informasi, yaitu: sistem informasi, jenis
informasi, metode pengukuran yang digunakan, waktu kebutuhan informasi, tempat
pengambilan keputusan yang membutuhkan informasi, penggunaan informasi oleh
pengambil keputusan (Winarno, 2004).

6
Hal senada juga dikatakan oleh Kristanto (2003) yaitu bahwa untuk dapat
menghasilkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai alat pengambil
keputusan yang tepat maka informasi harus mempunyai kualitas. Kualitas informasi
ditentukan oleh 3 hal berikut : (a) relevancy, informasi dikatakan relevan apabila
informasi tersebut memberikan manfaat bagi pemakainya; (b) accuracy, informasi
harus mencerminkan maksud yang terkandung didalamnya, tidak bisa atau
menyesatkan, serta bebas dari kesalahan-kesalahan. Untuk itu informasi harus
lengkap (completeness), benar (correctness) dan aman (security) serta (c) tepat
waktu (timeliness), informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data
tidak boleh terlambat (usang), sehingga untuk itu dibutuhkan teknologi-teknologi
terbaru untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi.
Berbagai pengertian di atas hampir semua saling melengkapi, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa istilah kualitas informasi digunakan untuk menyatakan
informasi yang baik. Baik tidaknya suatu informasi tergantung dari cara informasi
itu dibutuhkan dan digunakan oleh penguna. Untuk menyatakan bahwa informasi
itu baik ada beberapa tolok ukur yang digunakan, yaitu akurasi (accuracy), lengkap
(completeness), relevan (relevance), mudah diakses (accessibility), tepat waktu
(timeliness), aman (security), handal (reliable), mudah dipahami (understandable),
dan kekinian (currency).
C. Evaluasi system informasi
Pada hakekatnya evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program
dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan,
serta mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-faktor
pendukung yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Evaluasi juga merupakan proses
pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Evaluasi diperlukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan.
Ada 2 pendapat tentang evaluasi sistem informasi. Pertama, evaluasi sistem
informasi kesehatan menurut Talmon et al (2004) adalah suatu tindakan untuk
mengukur atau mengeksplorasi suatu sistem informasi kesehatan dari segi
perencanaan, pengembangan, implementasi untuk memperoleh hasil informasi
dalam pengambilan keputusan terutama konteks yang spesifik. Faktor utama yang

7
menentukan keberhasilan dari penerapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia khususnya
adalah pengguna dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kedua,
evaluasi sistem informasi merupakan suatu pengujian terhadap pengendalian
infrastruktur sistem informasi. Dalam suatu evaluasi ada beberapa aspek yang
diperiksa menyangkut efektivitas, efisiensi, availability sistem, realilability,
confidentialy, dan integrity serta aspek security (Nugroho, 2008). Pada dasarnya
ada 2 macam evaluasi yang harus dilakukan, yaitu, (1) uji kepatuhan (compliance
test), untuk mengevaluasi sejauhmana praktek pengoperasian mematuhi atusan-
aturan yang telah ditetapkan, dan (2) Uji kepatutan (subtantive test), untuk
mengevaluasi sejauhmana praktek pengoperasian dilakukan dengan input dan
output yang benar.
D. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu tindakan manajemen dalam memilih
berbagai alternatif untuk mencapai sasaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa suatu
kegiatan akan dilaksanakan setelah pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan
diambil bersifat rutin, berulang–ulang atau dapat disebut keputusan terstruktur
biasanya dilakukan oleh manajer atas. Keputusan pada tingkat yang lebih tinggi
bersifat tidak teratur atau tidak terstruktur (Jogiyanto, 2005).
Darmawan menyatakan (2004), ketersediaan informasi mutlak diperlukan
dalam pelaksanaan proses pengambilan keputusan. Informasi dianalogikan
sebagai bahan mentahnya. Jadi, tanpa kehadiran informasi, sulit untuk
menghasilkan keputusan yang baik atau bahkan mungkin sulit untuk
melaksanakan proses pengambilan keputusan.
Dalam suatu organisasi pengambilan keputusan sangatlah penting, karena hal
tersebut merupakan pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya
atau mereka yang berhubungan dengan organisasi. Setiap jabatan dalam
organisasi menyangkut berbagai derajat dalam pengambilan keputusan. Kesalahan
dalam pengambilan keputusan dapat menyebabkan kerugian dalam organisasi.
Proses pengambilan keputusan biasanya dimulai dari penerimaan informasi.
Informasi yang ada tersebut diproses dengan berbagai kemungkinan dampaknya.

8
Setelah itu dilanjut dengan pengambilan keputusan dari berbagai kemungkinan dan
pelaksanaannya. Dasar pengambilan keputusan dibedakan menjadi 5 macam,
yaitu :
1. Keputusan intuisi
2. Berdasarkan rasional
3. Berdasarkan fakta
4. Berdasarkan pengalaman
5. Berdasarkan wewenang
E. Model evaluasi sistem informasi
Banyak model dalam mengevaluasi suatu sistem informasi, berikut ini
adalah berbagai model evaluasi sistem informasi :
1. End User Computing (EUC) Satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang
dalam disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing,
sejumlah studi telah dilakukan untuk mengcapture keseluruhan evaluasi, yaitu
pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi
(misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini
(Nugroho, 2008). Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh.
Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan
(satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi,
keakuratan, format, waktu, dan kemudahan penggunaan sistem.
2. Task Technology Fit (TTF) Analysis
Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang
dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari
kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan
teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan. Model
TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology
3. Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model
Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi, yakni
manusia (human), organisasi (organizition), dan teknologi (technology) serta
kesesuaian hubungan diantaranya. Sistem informasi harus sesuai antara

9
manusia (stakeholder), organisasi dan teknologi berdasarkan kebutuhannya.
Komponen manusia (human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan
sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem
informasi, berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat
penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap
menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem (Yusof et al., 2006).
4. Model DeLone & McLean
Menurut DeLone & McLean agar sistem informasi sukses, mempunyai
dampak positif terhadap organisasi maka terlebih dahulu sistem informasi
harus mempunyai dampak pada individual. Agar mempunyai dampak terhadap
individual, maka kepuasan pemakai harus tercapai, disamping bahwa sistem
informasi sudah mulai dipergunakan secara rutin operasional. Agar kedua hal
tersebut tercapai, maka kualitas sistem dan kualitas informasi haruslah
bagus terlebih dahulu (Nugroho, 2008).
5. Technology Acceptance Model (TAM)
Model penerimaan teknologi atau TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh
Davis pada tahun 1989. TAM adalah teori sistem informasi yang membuat
model tentang bagaimana pengguna bersedia menerima dan menggunakan
teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawari untuk
menggunakan suatu sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi
keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem
tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna yakin bahwa dengan
menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya), ease of use
(pengguna yakin bahwa menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari
kesulitan, dalam artian bahwa sistem ini mudah dalam penggunaannya)
(Jogiyanto, 2007b).

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Pada umumnya manfaat penerapan sistem informasi manajemen
terhadap peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
sudah dapat berjalan, tetapi masih ada fase-fase yang harus dijalankan untuk
melakukan perbaikan. manfaat penerapan sistem informasi manajemen
terhadap peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas pada
tataran praktisnya baru digunakan untuk transaksi pendaftaran dan pembayaran
saja. Menu yang lain belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat
tingkat ketergantungan terhadap aplikasi ini cukup tinggi untuk penggunaan
transaksi dasar, aplikasi ini cukup layak untuk dapat dikembangkan.
B. Saran
Sistem informasi berbasis elektronik yang ada di Rumah Sakit Umum
Bahteramas terlalu besar untuk dikelola oleh sebuah tim, dengan perkembangan
organisasi rumah sakit maka diperlukan unit atau instalasi khusus yang mengelola
sistem informasi yang masuk dalam struktur organisasi Rumah Sakit. Unit atau
Instalasi ini nantinya yang diharapkan mampu menjaga kualitas sistem, kualitas
informasi, dan kualitas pelayanan dengan baik.

11
REFERENSI

Austin, C.s J, (1997) Information System for Hospital administration, University of


Michigan, USA.

Davis, G.B, (1995) Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (terj. Adreas
S. Adiwardana), Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.

Darmawan, R, (2004) Pengambilan Keputusan: Landasan Filosofis, Konsep dan


Aplikasi.CV. Alfabeta, Bandung.

Jogiyanto, H.M, (2005) Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan


Terstruktur dan Praktek Aplikasi Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M, (2007a) Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.


Penerbit Andi, Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M, (2007b) Sistem Informasi Keperilakuan, Penerbit Andi Yogyakarta.

Kristanto, A. (2003) Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava Media.


Yogyakarta.

Nugroho, E, (2008) Sistem Informasi Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan


Pengembangannya. Andi, Yogyakarta.

O’Brien, J.A, (2006) Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial,
Edisi Ke – 12, Salemba Empat , Jakarta.

Sabarguna, B.S, (2007) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Konsorsium


Rumah Sakit Islam Jawa Tengah dan DIY.

Talmon, J. Rigby, M., Prokosch H.U., Nykanen P., Brender J., Ammenwerth. E,
(2004) Vision and Strategies to Improve Evaluation of Health Information
Systems. International Journal of Medical Informatics, vol 73, pp. 479 -
491. from: http://www.intl.elsevierhealth.com/journals/ijmi [diakses tanggal
2 Juni 2014)

Winarno W.W, (2004) Sistem Informasi Manajemen, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai