Anda di halaman 1dari 13

Caring in Nursing

MAKALAH
‘CARING’

DI SUSUN OLEH

◦ Kelompok 1
◦ Muhammad Agung (21122059)
◦ Muhammad Aditya (21122062)
◦ Edlin Wulan Sari (21122078)
◦ Melati Nadya Rani (21122090)
◦ Nadiyah Alfiyyatun Zahrah (21122094)
◦ Nur Lailin Ni’mah (21122096)
◦ Pamia Santika (21122097)
◦ Riski Septiani (21122107)
◦ Sarah Elsa Stevany (21122109)
◦ Tiara Syafinka (21122112)
◦ Yesa Olivia (21122115)
Mata Kuliah :Konsep Dasar Keperawatan
Tanggal :23-September 2022
Dosen Pembimbing :Sukron,S.Kep,.Ns,.M.Ns.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2022/2023
1
Caring in Nursing

DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................2
A.Latar Belakang......................................................................................................................................2
B .Tujuan...................................................................................................................................................3
C. Metode...................................................................................................................................................3
D. Hasil.......................................................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A.Defenisi Caring......................................................................................................................................5
B.Karakteristik Caring.............................................................................................................................5
C.Asumsi Dasar Science Of Caring..........................................................................................................5
D.Faktor Carative Dalam Caring (Jean Watson Theory)......................................................................6
E.Proses Caring Dalam Keperawatan.....................................................................................................7
F.Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan....................................................................................7
G. MANFAAT CARING...........................................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................................10
A.SIMPULAN..........................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................11

2
Caring in Nursing

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sebagai salah satu tenaga kesehatan,perawat ditunutut untuk lebih peduli pada
lingkungannya.Caring pada perawat lebih mendalam daripada caring yang diketahui oleh
khalayak umum.Menurut Watson,Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus
serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai-nilai
kebaikan,perhatian,kasih terhadap diri sendiri dan oranglain serta menghormati keyakinain
spiritual pasien. Hal ini didasari atas tujuan keperawatan yaitu memfasilitasi individu
mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi meliputi jiwa,raga,dan perkembangan
pengetahuan diri,peningkatan diri, dan proses asuhan diri.Dalam Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja harus diselenggarakandi semua tempat kerja, khususnya tempat
kerjayang mempunyai risiko bahaya =kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah
bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku lansung
yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3di RS. Rumah sakit adalah sarana
upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
berfungsisebagai tempat pendidikan tenagakesehatan dan penelitian. Potensi bahaya di rumah
sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
cedera lainnya), radias.Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan
memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. WHO (2013) mencatat,
dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia,66,7%-nya adalah perawat. Di
Indonesia,perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di
rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien (Depkes RI,
2014). Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat yang dilakukan dan
yang mempunyai potensi bahaya biologis, mekanik, ergonomik, danfisik terutama pada
pekerjaan mengangkatpasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus,
mengambil sampel darah, dan memasang kateter dan lainnya.

B .Tujuan
Tujuan dari penulisan kajian ini ialah untuk mengkaji seberapa pentingnnya perilaku caring
dalam kesehatan dan keselamatan rumah sakit khususnya bagi para perawat
yang memberikan pelayanan kesehatan.

C. Metode
Rancangan penugasan kajian ini
3
Caring in Nursing

menggunakan literature review berdasarkan jurnal,dan e-book (yang


dipublikasikan 10 tahun terakhir) dan menggunakan dua belas sumber referensi
dengan menganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas sesuai dengan judul penugasan kajian ini.
D. Hasil

Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3 rumah sakit perlu
dikelola dengan baik.Konsep dasar Kesehatan dan Keselamatan Rumah Sakit (K3RS) adalah
upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah
sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
rumah sakit (Sucipto, 2014).Pihak rumah sakit harusmenyediakan APD bagi perawat yang
sudah ada jadwal siaga bencana dimana topi merah untuk kebakaran, topi biru untuk aset, topi
kuning untuk evakuasi dan topi putih untuk membawa dokumen, masker, handscoon,
kacamata, sepatu bot,dan menyediakan APAR dan petunjuk cara penggunaannya.Pengawasan
sarana dan prasarana telah dilakukan secara rutin setiap bulan untuk mengecek ataupun
mengontrol sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di rumah sakit serta membuat dan
menyusun anggaran setiap tahunnya untuk sarana prasarana yang sudah tidak memadai.
Program pemeliharaan terencana untuk menjaga sarana prasarana dan peralatan kesehatan agar
aman, bermutu dan layak pakai dilakukan dengan adanya kalibrasi alat-alat kesehatan .
Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan suasana nyaman bagi pasien dan bagi pegawai.
Pengawasan lingkungan kerja rumah sakit Advent Manado dilakukan oleh tim yang
ditugaskan untuk mengontrol lingkungan kebersihan di area rumah sakit. Selain dari tim
K3RS, juga ada tim dari Kesehatan Lingkungan. Pengawasan dilakukan dengan ronde setiap
satu minggu atau setiap beberapa hari untuk mengontrol lingkungan
kerja. Kebersihan rumah sakit juga menjadi bagian penting dalam pengawasan pemantauan
lingkungan kerja. Pembuangan sampah dibagi antara sampah infeksius dan sampah non-
infeksius. Sehingga tenaga kerja rumah sakit sudah mengetahui jenis sampah yang akan
dibuang ke wadah yang sudah terbagi.Selain pemenuhan sarana dan prasaran,pihak rumah
sakit juga memberikan arahan khusus bagi para perawat untuk menumbuhkan kesadaran
perilaku caring terhadap pasien,diri sendiri dan lingkungan.Caring terhadap prosedur dan
sarana dan prasarana.Walau bagaimanapun,kesadaran diri perawat merupakan standar penting
keberhasilan pengendalian K3 di rumah sakit.

4
Caring in Nursing

BAB II
PEMBAHASAN

A.Defenisi Caring

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses,
fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Caring adalah tindakan yang diarahkan untuk membantu,
membimbing, atau melakukan cara untuk membantu dalam pencapaian tujuan tertentu,
dengan cara mendukung individu lain atau kelompok dengan nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia (Leininger, 1991). Proposes that
caring is the nurses’ attitude shown through attention, appreciation, and a willingnessto
fulfill their medical needswith empathy (Simamora et al, 2020).

B.Karakteristik Caring

Karakteristik caring adalah sebagai berikut:

1. Be ourself, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tergantung pada orang lain.
2. Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain.
3. Respect, selalu menghargai orang lain.
4. Separateness, dalam caring perawat tidak terbawa dalam depresi atau ketakutan dengan
orang lain.
5. Freedom, memberi kebebasan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaannya.
6. Empathy, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang
orang lain rasakan dan pikirkan.
7. Communicative, komunikasi verbal dan non verbal harus menunjukan kesesuaian dan
evaluasi dilakukan secara bersama-sama.

C.Asumsi Dasar Science of Caring

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:

a. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara


5
Caring in Nursing

interpersonal

6
Caring in Nursing

b. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu
c. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga
d. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima
akan jadi apa dia kemudian
e. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang
ada, dan di saat yang sama membiarkan sesorang untuk memilih tindakan yang terbaik
bagi dirinya saat itu
f. Caring lebih “healthogenic” daripada curing.
g. Praktek caring merupakan sentral bagi keperawatan.

D.Faktor Carative Dalam Caring (Jean Watson Theory)

Watson memberikan rekomendasi agar perawat memberikan asuhan keperawatan kepada


klien melalui sepuluh faktor carativeyaitu yang berhubungan dengan sifat dan karakter
perawat yang menjelaskan bagaimana perilaku caringdimanifestasikan. Sepuluh faktor
carativedan bagaimana perilaku caringdimanifestasikan perawat dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Formation of a humanistic–altruistic system of values. Perawat menumbuhkan rasa puas
karena mampu memberikan sesuatu kepadaklien. Selain itu, perawat juga
memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.
b. Instillation of faith–hope. Memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang
holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan
kesehatan.
c. Cultivation of sensitivity to one’s self and to others. Perawat belajar menghargai
kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni,
dan bersikap wajar pada orang lain.
d. Development of a helping–trusting, human caring relationship. Perawat memberikan
informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang
dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah
kongruen, empati, dan kehangatan.
e. Promotion and acceptance of the expres-sion of positive and negative feelings.. Perawat
memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.
f. Systematic use of a creative problem-solving caring process. Perawat menggunakan
metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.
g. Promotion of transpersonal teaching–learning. Memberikan asuhan mandiri, menetapkan
kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
h. Provision for a supportive, protective, and/or corrective mental, physical, societal, and
spiritual environment. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan
eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
i. Assistance with gratification of human needs. Perawat perlu mengenali kebutuhan
komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum
beralih ke tingkat selanjutnya.
j. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhandiri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu dihadapkan

7
Caring in Nursing

pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat


meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.

E.Proses Caring Dalam Keperawatan

Menurut Watson (2007), terdapat empat langkah dalam proses caring, yaitu pengkajian,
perencanaan, pengimplementasian dan proses evaluasi. Adapun penjelasan langkah-langkah
proses caring adalah sebagai berikut:

8. Pengkajian. Proses caring pada tahap ini meliputi pengamatan/observasi,


mengidentifikasi, melakukan review masalah, menggunakan pengetahuan dan konseptual
dari berbagai literatur yang dapat untuk diterapkan, membentuk konseptualisasi kerangka
kerja yang digunakan untuk mengkaji masalah dan pengkajian juga meliputi
pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam menyelesaikan masalah.
9. Perencanaan. Perencanaan dapat membantu menentukan bagaimana variabel-variabel
akan diteliti dan diukur, meliputi pendekatan konsep atau design untuk menyelesaikan
masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan dan meliputi penentuan data yang akan
dikumpulkan pada siapa dan bagaimana data tersebut dikumpulkan.
10. Implementasi. Implementasi adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan dari rencana
yang telah disusun berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
11. Evaluasi. evaluasi adalah metode, proses analisa, serta efek dari tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang meliputi intervensi hasil, tingkat dimana suatu tujuan
tercapai atau tidak, dana apakah hasil yang didapat dapat digeneralisasikan

F.Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan,
nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang
berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan,
memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga.

a. Kehadiran

Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut
Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti
kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian.
Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson,
1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien
karena situasi tertekan.

b. Sentuhan

Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan
8
Caring in Nursing

sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan


kontak mata.

Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :


1) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan
yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman
kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.

2) Sentuhan Pelayanan (Caring)


Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan
(komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan).

3) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya
kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan
dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.

c. Mendengarkan

Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci,
sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan
membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu
menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.

d. Memahami klien

Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami
klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis.
Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan
melakukan intervensi berikutnya. Pemahaman klien merupakan gerbang penentu
pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan
saling memahami.

e. Caring Dalam Spiritual

Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik


seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan
orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau
kekuatan tertinggi. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan
klien dapatmemahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang
baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan

9
Caring in Nursing

perawat;mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima


klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual;
memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh
dengan roh.

f. Perawatan Keluarga

Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering


bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu
keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota
keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu
keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota
keluarga klien.

G. MANFAAT CARING

a. Pasien memberikan respon yang positif


b. Berkomunikasi dengan pasien
c. Kontribusi positif yang memuaskan
d. Memandang pasien sebagai teman
e. Dihargai oleh pasien
f. Melakukan sesuatu yang berguna
g. Belajar banyak tentang manusia
h. Perkembangan pribadi

1
0
Caring in Nursing

BAB III
PENUTUP

A.SIMPULAN

Perawat mempunyai potensi bahaya berupa bahaya fisik, biologi, dan ergonomi.
Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan yang menggunakan alat yang tajam, seperti
memasang infus dan menjahit luka. Bahaya biologi terdapat pada tindakan invasif,
merawat luka, memasang infuse, dan memberikan obat melalui rektal. Sedangkan postur
janggal ketika membungkuk merupakan bahaya pekerjaan karena faktor ergonomi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di negara berkembang lainnya oleh Ndejjo
et al. (2015) yang menyimpulkan tenaga kesehatan di rumah sakit di Uganda terpapar
bahaya (hazard) biologis dan nonbiologis. Paparan hazard biologis terdiri dari tertusuk
jarum, luka gores, terpapar spesimen atau materin biologis lainnya, terkena penyakit yang
ditularkan lewat udara, penyakit infeksi, penyakit yang ditularkan melalui darah, dan
vektor penyakit. Sementara itu hazard nonbiologis terdiri dari stress; kekerasan fisik,
psikologis, seksual, dan kekerasan verbal; gangguan muskuloskeletal, terjatuh atau
terpeleset, patah tulang; dan terpapar bahan kimia berbahaya. Budaya perilaku K3
terbentuk dari enam faktor pendukung salah satunya adalah manajemen telah
memperhatikan pentingnya keselamatan pekerja dengan adanya kebijakan mengenai K3.
Dengan adanya kebijakan K3 maka budaya K3 RS akan lebih baik, peraturan dan prosedur
K3 dibuat manajemen dan dilaksanakan karyawan dalam upaya mentaati dan mematuhi
K3 RS. Komunikasi atasan dan bawahan memiliki peran penting dalam membudayakan
K3 sehingga dibutuhkan pola komunikasi yang baik dan RS sudah melaksanakannya
dengan baik.
RS memiliki kompetensi K3 yang baik yaitu dengan adanya seorang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dan dalam proses membudayakan K3 karyawan
menerima dan terlibat dengan baik, dan ini terlihat dari adanya program training K3,
pekerja bekerja menggunakan APD. Lingkungan kerja yang mendukung merupakan salah
satu faktor dalam ketercapaian budaya K3 dan di RS telah dicapai dengan adanya
karyawan yang patuh SOP, adanya rambu rambu K3, poster K3, dan patient safety
guide.Selain itu,perlunya kesadaran diri dari perawat dan petugas Kesehatan lainnya utuk
meningkatkan perilaku caring terhadap pasien,diri sendiri, dan lingkungan sebagai dasar
awal pencegahan kecelakaan kerja di rumah sakit.

1
1
Caring in Nursing

Daftar Pustaka
Dwidiyanti, M. (2007). Caring. Kunci Sukses Perawat/Ners Mengamalkan Ilmu. Semarang:
Hasani.

Lea, A., Watson, R., & Deary, I. J. (1998). Caring in nursing: a multivariate analysis. Journal of
advanced nursing, 28(3), 662-671. https://doi.org/10.1046/j.1365-
2648.1998.00799.x

Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Aplikasi model konseptual caring dari Jean Watson dalam
asuhan keperawatan. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 1(3), 147-150.

Pardede JA, Saragih M, Simamora M. Tipe Kepribadian Berhubungan dengan Perilaku Caring
Perawat. Jurnal Keperawatan Silampari. 2020 May 29;3(2):707-16.

Pardede JA, Simamora M, Irwan F. The Caring Attitude of Nurses and Mother’s Motivation for
Child Immunization Attendance. Caring: Indonesian Journal of Nursing Science.
2020 Jul 21;2(1):1-7.

Simamora, M., Pardede, J. A., & Irwan, F. (2020). The Caring Attitude of Nurses and Mother’s
Motivation for Child Immunization Attendance. CARING, 2(1), 1-7.
https://doi.org/10.32734/ijns.v2i1.4003

Swanson, K. M. (1991). Empirical development of a middle range theory of caring. Nursing


research, 40(3), 161-166. PMID: 2030995

Watson, J. (2007). Theory of Human Caring. Danish Clinical Nursing Journal. Online:
www.uchsc.edu/nursing/caring

Walker, P.H & Neuman, B. (1996). Watson's theory of transpersonal caring. Blueprint for use of
nursing models: Education, research, practice, and administration, (14), 141.

1
2
Caring in Nursing

Watson, M. J. (1988). New dimensions of human caring theory. Nursing science quarterly, 1(4),
175-181.

1
3

Anda mungkin juga menyukai