Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI PADA PASIEN LANSIA

DENGAN DEFISIT PENGETAHUAN

Dosen pembimbing : IGA HARINI,SKM.,M.KES

Oleh :

Tingkat 2.1

Ni Luh Putu Charisma Indiradewi

P07120018036

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN
DEFISIT PENGETAHUAN

A. Kondisi Pasien
Ny. M berusia 65 sudah berada di RS selama 2 hari karena diare. Ny. M
mengatakan 2 hari sebelumnya beliau mengonsumsi nasi padang. Lalu
keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengonsumsi makanan
tanpa mencuci tangan. Serta jarang mencuci tangan selesai melakukan
kegiatan. Ny. M tidak menyukai mengonsumsi buah dan sayur-sayuran.
Pasien tampak lemas. TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5 oC, N : 82x/menit,
RR : 20 x/menit.

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(PHBS)

C. Rencana Keperawatan
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Ajarkan teknik cuci tangan
c. Jelaskan perilaku hidup bersih dan sehat

D. Tujuan
Melatih klien agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
E. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Fase Orientasi :
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi ibu….”
Pasien : “Selamat pagi.”
Perawat : “Perkenalkan nama saya Ni Luh Putu Charisma
Indiradewi sebagai perawat yang bertugas pada pagi
hari ini dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti Ibu
bisa memanggil saya suster Charisma.”
Pasien : “Baik suster.”
Perawat : “Kalau boleh tahu nama ibu siapa?”
Pasien : “Nama saya Milla Indah sus.”
Perawat : “Ibu, lebih senang dipanggil siapa?”
Pasien : “Bu Milla saja sus.”
Perawat : “Baik saya panggil dengan Bu Milla ya, bu.”

b. Evaluasi dan Validasi


Perawat : “Bagaimana keadaan ibu hari ini? Apakah masih
lemas?”
Pasien : “Saya sudah merasa lebih baik, sus.”
Perawat : “Apakah tadi pagi ibu sudah makan?”
Pasien : “Sudah, sus.”
Perawat : “Sebelum makan apa ibu sudah mencuci tangan?”
Pasien : “Belum sus, karena saya malas berjalan ke
wastafel.”
Perawat : “Apakah ibu sudah tahu bagaimana cara mencuci
tangan yang benar?”
Pasien : “Saya hanya tahu mencuci tangan yang biasa, sus.
Hanya sekedar basah terkena air.”
c. Kontrak
Perawat : “Kalau begitu, hari ini saya akan mengajak ibu untuk
berdiskusi mengenai kebersihan tangan sekaligus
mempraktikan cara mencuci tangan yang baik dan
benar.”
Pasien : “Ya, boleh, sus.”
Perawat : “Saya memerlukan waktu kurang lebih 15 menit, dari
pukul 08.30 sampai pukul 08.45. Ibu ingin
berdiskusi dimana? Disini saja atau langsung di
wastafel?”
Pasien : “Langsung di wastafel saja, sus.”

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik bu, sebelum saya mengajak ibu mencuci tangan
yang baik dan benar, saya akan sedikit menjelaskan
kepada ibu mengenai pentingnya kebersihan tangan.
Tadi ibu sempat bilang bahwa ibu sudah mengetahui
cara mencuci tangan, coba ibu lakukan cara ibu
mencuci tangan biasanya.”
Pasien : “Baik sus.”
Perawat : “Ya, seperti itu sudah bisa dikatakan mencuci tangan,
tetapi ibu belum melakukannya dengan baik dan
benar, sebelumnya saya ingin bertanya, kenapa kita
harus mencuci tangan?”
Pasien : “Agar tangan bersih, sus.”
Perawat : “Ya benar, selain membuat tangan menjadi bersih,
tujuan kita mencuci tangan adalah agar terhindar dari
kuman maupun infeksi virus dan bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit.”
Pasien : “Kapan saja waktu yang penting untuk dilakukan cuci
tangan, sus?”
Perawat : “Waktu yang penting dilakukan cuci tangan adalah,
sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah
dari toilet, setelah memegang binatang, setelah
memegang uang, dan saat kita bersin, batuk, maupun
flu. Selain itu, yang perlu ibu ketahui juga, dalam
cuci tangan terdapat 2 langkah, yaitu dengan air
mengalir serta sabun dan dengan menggunakan anti
septik. Namun, penggunaan anti septik hanya boleh
digunakan maksimal 5 kali, setelah itu cuci tangan
menggunakan air mengalir dan sabun.”
Pasien : “Kenapa harus air mengalir dan sabun, sus?”
Perawat : “Sabun akan membantu mengangkat kotoran dan
kuman yang menempel dipermukaan luar kulit
tangan dan kuku, dibantu dengan air mengalir maka
kotoran dan kuman akan luruh terbawa air.”
Pasien : “Ohh, begitu sus.”
Perawat : “Baik, kalau begitu selanjutnya kita akan belajar cara
mencuci tangan yang baik dan benar, saya akan
mempraktikannya terlebih dahulu, ibu bisa
perhatikan saya lalu nanti kita akan lakukan
bersama-sama.”
Pasien : “Baik, saya siap.”
Perawat : “Baik, terdapat 6 langkah mencuci tangan yang baik
dan benar. Awali dengan basahi kedua tangan ibu
dibawah air mengalir. Lalu, gunakan sabun
secukupnya sampai menutupi seluruh permukaan
tangan ibu.”
Pasien : “Sudah bu, bagaimana dengan langkah selanjutnya?”
Perawat : “Selanjutnya, mulai dari langkah pertama, yaitu
dengan menggosokkan kedua telapak tangan ibu
dengan gerakan memutar. Langkah yang kedua,
gosok punggung tangan ibu diikuti dengan
membersihkan sela-sela jari dengan posisi tangan
saling bertindihan secara bergantian. Pastikan ibu
menggosok seluruh permukaan tangan. Lalu langkah
yang ketiga adalah dengan menautkan jari-jemari
kedua tangan saling berhadapan dan digosokkan.
Lalu selanjutnya langkah keempat adalah gosok
telapak tangan dengan jari menekuk secara
berlawanan dengan posisi tangan seperti mengunci.
Selanjutnya langkah kelima, gosokkan kedua ibu
jari, genggam ibu jari dengan telapak tangan yang
lain sambil menggosok dengan cara memutar,
lakukan cara yang sama pada tangan yang lainnya.
Lalu langkah keenam, langkah terakhir, yaitu
membersihkan ujung kuku dengan menggosoknya
pada telapak tangan dengan cara memutar.
Selanjutnya, ibu hanya perlu membilas tangan
menggunakan air sampai tangan ibu tidak lagi terasa
licin karena sabun. Lalu terakhir keringkan tangan
ibu menggunakan lap atau handuk yang bersih.
Sekarang mari kita lakukan sekali lagi bersama-
sama.”
Pasien : “Baik sus.”
Perawat : “Bagaimana? Apa ibu sudah memahami?”
Pasien : “Saya masih sulit mengingat langkah-langkah
tersebut, sus.”
Perawat : “Ada cara sederhana untuk mempermudah ibu
mengingat keenam langkah tersebut, yaitu dengan
cara mengingat kata kunci Te-Pung-Sela-Ci-Put-Put.
Te untuk telapak tangan, Pung untuk punggung
tangan, Sela untuk sela-sela jari, Ci untuk gerakan
mengunci, dan dua Put terakhir untuk memutar ibu
jari dan ujung kuku di telapak tangan.”
Pasien : “Baik Ners, kalau dengan cara seperti ini saya lebih
mudah untuk mengingatnya.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif/objektif
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah tadi kita berdiskusi
mengenai kebersihan tangan dan bersama-sama
melalukan cuci tangan yang baik dan benar?”
Pasien : “Saya merasa lebih termotivasi untuk menjaga
kebersihan tangan, sus.”
Perawat : “Baik kalau begitu, apakah ibu masih ingat dan
mengerti dengan apa yang sudah kita diskusikan
tadi?”
Pasien : “Masih sus, saya masih ingat dan sudah sedikit
mengerti.”
Perawat : “Coba jelaskan kembali apa yang sudah ibu
mengerti.”
Pasien : “Kita harus menjaga kebersihan tangan agar terhindar
dari kuman maupun virus dan bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit. Salah satu caranya adalah
dengan mencuci tangan dengan baik dan benar yaitu
dengan 6 langkah cuci tangan.”
Perawat : “Selanjutnya coba ibu praktikan kembali cara mencuci
tangan yang baik dan benar.”
Pasien : “Baik, saya akan coba.”
Perawat : “Bagus sekali, ibu sudah mengerti dan dapat
mempraktikkannya dengan baik dan benar.”

b. Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “Baik bu, terima kasih atas kerjasamanya, karena tadi
kita sudah belajar mengenai kebersihan tangan dan
cara mencuci tangan saya harap kedepannya ibu
dapat menerapkannya dan dapat terhindar dari diare
maupun penyakit lainnya.”
Pasien : “Baik sus.”

c. Kontrak yang akan datang


Perawat : “1 jam lagi saya akan kembali ke ruangan ibu untuk
membawa obat yang diresepkan dokter. Jika ibu
perlu bantuan perawat, ibu bisa menekan bel yang
ada diatas tempat tidur. Sekarang, mari saya antar
ibu ke ruangan lagi.”
Pasien : “Baik terimakasih sus.”

Anda mungkin juga menyukai