Anda di halaman 1dari 5

Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial

A New Disipline: Development Ethic


Rahmadani Dila S (1706979064)

Pembangunan merupakan visi dari kehidupan yang lebih baik dan proses
perubahan yang disengaja. Pembangunan muncul setelah Perang Dunia II, sebagai
tujuan yang universal. Rekonstruksi Eropa dengan Marshall Plan menunjukan bhwa
pembangunan yang cepat diperoleh dari ‘infus’ dana dan teknologi yang besar serta
model kelembagaan dan ide-ide yang dinamis. Namun keberhasilan suatu
pembangunan bergantung pada upaya masyrakat untuk mengubah kebijaka sosial,
struktur dan nilainya.
Pembangunan memiliki arti pada bidang ekonomi-politik dan kondisi sosial yang
ditemukan pada pengaturan perkotaan dan pedesaan. Pembangunan berati akses
barang ke konsumen telah terpenuhi, hal ini menunjukan bahwa pembangunan
merupakan harapan yang sederhana untuk mendaptkan pasokan makan dan minum
yang terpenuhi, tempat berlindung yang memadai dan akses ke layanan kesehatan.
Tidak semua orang meliha pembangunan secaramaterial. Bagi edukator revolusioner
Brazil Paulo Fiere, Pembangunan merupakan kemampuan masyrakat yang tdak
berdaya untuk mengubah nasib mereka sendiri sevagai subjek bukan objek dari
sejarah. Banyak pemecah masalah praktikal memandang pembangunan sebagai cara
modern dalam melakukan sesuatu, seperti pola-pola pemukiman modern, memusatkan
orang , pekerjaan, layanan dan fasilitas di kota-kota sehingga mengaitkan
pembangunan dengan urbanisasi.
Pembangunan mengaitkan antara pemenuhan budaya, ekonomi, sosial dan politik.
Pada Perang Dunia II pembanguna dipandang sebagai masalah ekonomi, dengan
mengidentifikasi masalah dan mengukur komposisi perrtumbuhan ekonomi, seperti
meningkatkan hasil pertanian, diverivikasi produk, manufaktur, membangun
infrastruktur, dan meningkatkan penyediaan layanan. Tujuan dari diadakannya
pembanguan terencana agar sumer daya terjangkau oleh masyrakat dan apatur
instisional untuk berinvestasi, mengelola, membiayai dan memproduksi kegiatan
tersebut untuk mengukur pendapata nasonal yang tinggi, peningkatan produk dan
pengeluaran yang tinggi. Determinan sosial, budaya, kelembagaan dan psikologis
mempengaruhi suksenya pembangunan di suatu negara.
Pembanguna penilitian yang etis mengenai kehidupan yang baik, masyrakat yang
baik, dan kualitas relasi antara orang-orang yang melayani secara langsung dan tidak
langsung merupakan kriteria dan pedoman yang penting bagi seorang peneliti. Etika
pembangunan meminjam karya ekonom, perencana politik dan spesialisasi dalam
disiplin lain, etika menemptkan masing-masing konsep pembangunan dan disiplin
ilmu lain melalui kerangka evaluatif dimana pembangunan berati kualitas dan
kemajuan masyrakat menuju nilai-nilai yang dinyatakan dalam berbagai budaya.
Tujuannya dalah menyediakan semua manusia kesempatan untuk hidup.

1. Gandhi
Meskipun gandhi bukan ahli ekonomi dan politik, amun ia merumuskan visi
pemangunan yan berpusat pada nilai-nilai antikekerasan diantara agen sosial ,
perwalian yang bertanggung jawab dalam kepemilikan administrasi dan kekayaan,
produksi masyrakata, pembangunan desa dan penyediaan kebutuhan dasar. Sebagai
seorang mahasiswa ekonomi, Gandhi mengamati target penghapusan kemiskinan
sebenarnya membutuhkan tingkat pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan yang bias
dalam pekerjaan dapat menyebabkan peningkatan pesat dalam konsumsi kebutuhan
dasar dan pertumbuhan lambat dalam konsmsi barangbarang mewah.
Berikut adalah model pengembangan implisit Gandhi:
1. Didasarkan pada cita-cita sistem ekonomi kolaboratif dan pola
kelembagaanya.
2. Institusi terdiri dari (a) kelompok petani kecil dan pengrajin dari lembaga
(b)kredit dan pemasaran koperasi. (c) industri skala besar milik swasta dan
negara yang diorganisasikan dengan prinsip perwalian. (d) sistem skala besar
dijalanka oleh negara.
3. Koordianasi sistem ekonomi: (a) rencana pengembangan wilayah masyrakat
dan klaster. (b)perencanaan pemasaran dan reinvestasi struktur koperasi. (c)
proses terpusat.
4. Tugas perencanaan divisualisasikan sebagai pencapaian keadaan non
struktural dalam waktu sesingkat mungkin.
5. Pecepatan tingkat pertumbuhan relokasi investasi dan dorongan inovasi
teknis yang sesuai.
6. Mobilisasi sumber daya untuk sektor skala kecil , berinvetasi pada lembaga-
lembaga koperasi
7. Investasi dalam industri dan ifrastruktur skala besar.
2. Lerbert
Muncul gerakan ekonomi dan humanisme yang diciptakan untuk
mempelajari masalah ekonomi, ketidakmampuan struktur sosial untuk memenuhi
tuntutan baru yang muncul dari popoulai pasif sampai saat ini.. keterbelakangan
adalah gejala krisis dunia dalam nilai-nilai kemanusiaan oleh karena itu
merupakan tugas pembangunan adaa;h menciptkan dunia tabpa adanyanya
ketidakcerdasan dan disequilibrium. Lebert menciptakan “pendakian manusia”,
yaitu pendakian pada semua bidang baik kehidupan ekonomi, politik, budaya
pribadi dan spiritual. Hal ini memerlukan solidaritas baru yang menghormati
perbedaan dan penghapusan hak istimewa atau dominasi.
Menurut Lebert hal terpenting adalah revolusi budaya secara keseluruhan
dalam nilai-nilai yang dimiliki manusia. Meurutnya , keterbelakangan adalah efek
samping dari pencapaian yang terdistorsi. Lebert menggolongkan kebutuhan
dalam tiga kategori:
 Kebutuhan sub sistem esensial (makanan, pakaian, kesehatan, perawatan, dll)
 Kebutuhan yang berkaitan dengan kenyamanan dan fasilitas yang membuat hidup
lebih mudah (transportasi, rekreassi, program hemat tenaga kerja, dll)
 Kebutuhan ang terkait trasendensi manusisa (peningkatan budaya, kehidupan
spiritual yang mendalam, persahabatan, hubungan kasih, hubungan sosil, dll)
implikasi kebjakan yang mengalir dalam visi yang jelas:
 Upaya pembangunan yang memprioritaskan barang yang cukup bagi semua orang
dalam kategori yang pertama.
 Kecukupan pada kategori pertama tidak boleh dikejar dengan barang yang
berkaitan dengan pemenuhan manusia.
 Kategori yang kedua, barang-barang yang berguna pada barang-barang yang
boros, tidak sepenuhnya berguna.
3. Myrdal
Gunnar Myrdal merenungkan bagaimana intervensi pembangunan dapat terhindar
menjadi sewenang-wenang dan bias, tetapi lebih bersifat 'obyektif' atau scientically
valid dan didasarkan pada analisis ekonomi positif dari fakta dan kondisi.
Myrdal adalah perencana kebijakan pembangunan serta ahli teori ekonomi.
Kecemasan epistemologinya mengubah caranya melakukan ekonomi. "Kita harus
menguasai masalah kompleks yang ada dalam kenyataan dengan alat apa pun yang
tersedia," tulisnya. "Ini tidak boleh diambil sebagai alasan untuk diletantisme: itu
tugas kita untuk mengembangkan keterampilan kita ke tingkat tertinggi yang mungkin
dalam rangka untuk memecahkan masalah ilmiah sebelum kita. Myrdal melihat
ekonomi sebagai cacat secara radikal: dalam nama objektivitas bebas-nilai itu
diabstraksikan dari kenyataan, dan konsep-konsep yang tidak kritis diekstrapolasikan
dari Barat ke masyarakat non-Western.
Myrdal menyimpulkan bahwa hal itu tidak realistis sementara di dunia Barat
analisis dalam istilah 'ekonomi' pasar dan harga, pekerjaan dan pengangguran,
konsumsi dan tabungan, investasi dan output - yang abstrak dari mode dan level hidup
dan dari sikap, institusi, dan budaya mungkin masuk akal dan mengarah pada
kesimpulan yang valid, prosedur analog yang tidak sama di negara-negara
terbelakang.

II. Development Ethics New Discipline


dalam pengembangan pengaturan muncul berbagai pertanyaan mengenai apa
kehidupan yang baik (hubungan antara memiliki barang dan menjadi baik), apa dasar-
dasar kehidupan dalam masyarakat, dan pendirian apa yang harus dilakukan
kelompok manusia terhadap alam? Pembangunan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Etika pengajaran kritis, yang memanfaatkan etika
pengajaran secara instrumental untuk perkembangan. Dengan demikian, etika
pembangunan dipanggil diluar tugas pengaturan norma instrumental dalam proses
perubahan. Apa yang dibutuhkan adalah pertanyaan kritis tentang sifat dasar dari
pengembangan dan tujuan yang dinyatakannya: kehidupan manusia yang lebih baik
dan pengaturan sosial yang menyediakan berbagai pilihan yang meluas bagi orang
untuk mengejar kebaikan umum dan individu mereka. Dalam merumuskan disiplin
etika pembangunan yang baru, para praktisi telah menempuh dua jalan terpisah. Jalan
pertama berjalan dari keterlibatan sebagai perencana atau agen perubahan dalam
praktik pengembangan ke artikulasi sistematis dari strategi etis formal. Yang kedua
berasal dari kritik filosofis internal terhadap teori etika konvensional sebagai
rasionalistik historis. Ini lopment kritis sebagai metodologi normatif adalah analitis,
menundukkan bahasa dan konsep untuk ketat dan jauh dari kenyataan, sebagai
etnosentris
Strategi etis berasal dari berbagai perkembangan yang dipraktekkan masyarakat
nasional, gerakan sosial oposisi yang bereksperimen dengan strategi alternatif, dan
kegiatan etis sendiri sebagai praktisi pembangunan. Aliran menggambarkan,
mengilustrasikan, dan menyajikan justifikasi etika pembangunan:
● sebagai disiplin baru dengan sifatnya yang tepat, metode khas, dan aturan
penelitian;
● sebagai sumber konstitutif prinsip umum yang berfungsi sebagai panduan
kriteria - sebagai panduan operasional atau strategi etis
● sebagai panduan operasional atau strategi etis dalam sektor-sektor khusus
pembuatan keputusan dan aksi pembangunan; dan
● sebagai sumber standar normatif untuk mengevaluasi kinerja pembangunan

Jalur etika perkembangan kedua adalah domain khusus dari teori dan praktik
yang terkait dengan studi lingkungan, tatanan dunia, dan alam transdisipliner lainnya.
Aliran kedua etika pembangunan ini telah memulai tugas melakukan analisis formal:
● pembenaran mendasar atas hak, kebutuhan, dan hak,
● penilaian etika kebijakan karena hal ini mempengaruhi kategori khusus orang
yang menjadi korban atau terpinggirkan oleh praktik pembangunan saat ini
(perempuan, anak-anak, populasi yang tersebar dan nomaden, etnis dan
minoritas budaya);
● evaluasi sistem ekonomi, politik, dan sosial yang bersaing;
● konsepsi baru keamanan yang ditimbulkan oleh militerisasi masyarakat, skala
tekanan lingkungan melintasi batas-batas nasional, pola baru migrasi skala
besar dan arus pengungsi;
● isu keadilan ekonomi yang timbul dari praktik 'pembuang sosial' yang
berkembang, keuntungan perdagangan yang tidak adil yang diperoleh oleh
negara-negara yang menolak hak-hak dasar pekerja mereka atau
memperlakukan lingkungan secara tidak bertanggung jawab;
● strategi liberalisasi ekonomi dan operasi perusahaan transnasional;

Norma etika untuk memandu tindakan dalam lingkup perubahan global dan
kebijakan publik. Pandangan umum tentang misi etika yang tepat: untuk
mendiagnosis masalah-masalah penting yang dihadapi masyarakat manusia, untuk
memandu pilihan kebijakan publik, dan untuk memperjelas dilema nilai seputar
masalah dan kebijakan ini.

Anda mungkin juga menyukai