Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan diuraikan tentang asuhan keperawatan kelompok khusus fokus pada lansia
dengan dermatitis yang dilakukan oleh kelompok 2 PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan
Khususnya diruangan SUSI, Melati, Cendrawasih, Anggrek, Merpati, Lili, Observasi yang
dilaksanakan pada tanggal 25 s.d 27 Juli 2017. Dalam memberikan asuhan keperawatan
kelompok khususnya pada lansia pendekatan yang dilakukan yaitu proses keperawatan
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.

A. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik yang diperoleh sebagai berikut :
1. Gambaran tentang panti
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Jakarta Selatan merupakan unit
pelaksana bidang kesejahteraan lansia yang memberikan pelayanan berupa jaminan
hidup, pemeliharaan kesehatan, bimbingan mental (agama), dan sosial atau
biopsikososial sehingga lansia dapat hidup tentram. Sasaran panti ini adalah lansia
terlantar, yang tidak mampu membiayai hidupnya (kesulitan ekonomi) dan tidak
dirawat oleh keluarganya.
PSTW Budi Mulia 3 sebelumnya berlokasi di Ceger Jakarta Timur. Akibat
pembangunan dari Taman mini Indonesia indah maka panti dipindahkan ke
Kelurahan Duku, Kecamatan Keramat Jati yang luasnya 2300 m2. Dilokasi ini sering
dilanda banjir sehingga pada tahun 2002 PSTW Budi Mulia 3 dipindahkan lagi
ketempat sekarang ini Jl.Margaguna Radio dalam, Jakarta Selatan sebelum PSTW
budi mulya 4 sekarang berubah menjadi PSTW Budi Mulia 3 Margaguna.

2. Gambaran Ruang Kelolaan Kelompok 2


a. Ruang Subsidi silang (SUSI)
Ruang SUSI berbentuk rumah yang terdiri dari 7 unit rumah yang berisi 7 WBS
laki-laki dan 11 WBS perempuan. Setiap unit rumah diisi ole 2 -3 WBS. Jumlah
total WBS yang sekarang menempati Ruang SUSI berjumlah 18 WBS. Fasilitas
di Ruang SUSI yaitu tempat tidur, meja tamu, kamar mandi, TV Masing-masing
rumah memiliki 1 buah, lemari, sepeda statis untuk olahraga WBS. Kelebihan
dari ruang SUSI adalah warga binaannya mampu untuk membuat kerajinan
tangan seperti alas kaki, dompet dan lain-lain. Kekurangannya didepan ruang
SUSI terdapat tempat pembakaran sampah yang menyebabkan WBS mengalami
kekambuhan asma.
b. Ruang Melati
Ruang melati terdiri 14 tempat tidur yang terisi 12 WBS perempuan. Fasilitas di
ruang melati yaitu 14 tempat tidur, 1 buah meja makan, 8 buah kursi, lemari 14
buah, kamar mandi 2. Ruang melati merupakan ruangan untuk warga binaan
perempuan yang sudah mandiri. Kekurangan ruangan ini kurangnya penerangan
karena banyak lampu yang sudah tidak berfungsi.
c. Ruang Cenderawasih
Ruang cenderawasih adalah ruangan untuk WBS laki-laki yang setengah renta.
Dihuni 20 WBS. Terdapat 22 tempat tidur, 1 buah meja makan, 8 kursi, 2 buah
lemari, 1 buah dispenser dan 4 kamar mandi.
d. Ruang Anggrek
Ruang anggrek adalah ruangan untuk WBS perempuan yang renta dihuni oleh 21
WBS. Fasilitas berupa 21 tempat tidur, lemari 2 buah, 2 kamar mandi, 1 buah
TV, 1 buah Dispenser
e. Ruang Merpati
Ruang merpati terdiri 10 tempat tidur yang dihuni oleh 8 WBS laki-laki mandiri.
Fasilitas di ruang merpati yaitu lemari kayu 2 buah, kamar mandi 2.
f. Ruang Lili
Ruang lili adalah ruangan untuk WBS perempuan yang mandiri dihuni oleh 12
WBS. Fasilitas di ruang lili yaitu 14 tempat tidur, 8 buah kursi, lemari 7 buah,
kamar mandi 2 buah, meja makan 1 buah, sofa dan TV 1 buah (gabung dengan
ruang tulip)
g. Ruang Observasi
Ruang observasi adalah ruangan untuk WBS perempuan mandiri. Kapasitas
ruang observasi memiliki 4 kamar dengan setiap kamar terdapat 3 tempat tidur.
WBS yang menempati ruang observasi berjumlah 19 penghuni. Melebihnya
penghuni diruang observasi menyebabkan ada beberapa WBS yang tidur
dibangku. Fasilitas di ruang observasi yaitu terdapat 12 tempat tidur, meja
makan 1 buah, TV 1 buah, lemari 4 buah, 5 buah kursi dan 2 kamar mandi.
3. Gambaran karakteristik WBS
Gambaran tentang karaktersitik WBS di ruang SUSI, Melati, Cendrawasih,
Anggrek, Merpati, Lili dan Observasi di PSTW 3 Margaguna Jakarta Selatan adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Berdasarkan Usia di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017

Susi Melati Cendrawasih Anggre Merpati Lili Observas


Umur k i ∑ %
< 60 3 2 8 2 1 2 4 22 20 %
60 – 70 5 6 10 7 2 4 7 41 37 %
>70 10 4 2 12 5 6 8 47 43 %
Jumla
18 12 20 21 8 12 19 110 100 %
h

Berdasarkan tabel diatas terdapat kelompok Usia yang paling tinggi > 70 tahun sebesar 43 %.
Dan populasi yang paling banyak > 70 tahun di ruangan Anggrek berjumlah 12 orang.

Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Kelompok Jenis Kelamin Berdasarkan Usia di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017

 Jenis Susi Melati Cendrawasi anggrek Merpati Lili Observasi ∑ %


kelamin h
Laki – laki 7 - 20 - 8 - - 35 32 %
Perempuan 11 12 - 21 - 12 19 75 68 %
Jumlah 18 12 20 21 8 12 19 110 100 %

Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin perempuan lebih tinggi dari jenis kelamin laki-laki
dengan presentase perempuan berjumlah 75 orang (68 %) dan laki-laki 35 orang (32 %).
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Kelompok Agama Berdasarkan Usia di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017

Agama Susi Melati Cendrawasih Anggrek Merpati Lili Observasi ∑ %

Muslim 17 10 14 20 8 9 16 94 85 %
Protestan - 2 4 1 - 2 3 12 11 %
Katolik - - 2 - - 1 - 3 3%
Budha 1 - - - - - - 1 1%
Jumlah 18 12 20 21 8 12 19 110 100%

Berdasarkan tabel diatas Agama Muslim berjumlah 94 orang (85%), Protestan 12 orang
(11%), Katolik 3 orang (3%), Budha 1 orang (1%).

Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Klasifikasi Penyakit yang Diderita WBS di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017

Penyakit Susi Melati Cendrawasih Anggre Merpati Lili observasi Ʃ %


k
Dermatitis - 7 4 4 5 1 8 29 28 %
Hipertensi 3 1 4 8 1 6 2 25 24 %
Katarak - - 1 - - - - 1 1%
Asam urat 5 - - - - 2 - 7 7%
Stroke - - - 9 - - - 9 9%
Psikotik - - 6 - - - - 6 6%
Ispa 3 - - - 1 1 1 6 6%
DM - 2 - - - - - 2 2%
Demensia - - 6 - - - 8 14 13 %
Gastritis - 2 - - 1 2 - 5 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang dialami oleh WBS sebagian
besar Dermatitis sebanyak 29 orang (28%) dengan penderita terbanyak di ruang Observasi
dan Hipertensi sebanyak 25 orang (24%) dengan penderita terbanyak di ruang Anggrek
adanya Dermatitis dalam urutan pertama dan termasuk dalam penurunan sistem tubuh pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werdah sehingga perlu diadakan penyuluhan dan demonstrasi
perawatan kulit Dermatitits pada WBS.
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Pola Makan yang disukai di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017

Jenis Susi Merpati Melati Lili Anggrek Cendra Observasi ∑ %


makanan wasih
Nasi 18 8 12 12 21 20 19 110 100%
Sayur 18 8 12 12 21 20 19 110 100%
Ikan 18 5 12 10 21 18 19 103 94 %
Daging 18 6 7 12 15 20 19 97 88 %
Telur 18 8 12 12 21 20 19 110 100%
Tahu/tempe 18 8 12 12 21 20 19 110 100%
Buah-buahan 19 8 12 12 21 20 19 110 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis makanan yang dikonsumsi untuk semua
WBS sama dan perlu diperhatikan baik dari segi gizi maupun dari kualitas makanan serta
jenis penyakit yang dialami oleh WBS.

Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Pola Minum di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017
Jenis Susi Melati Cendrawasih Anggrek Merpati Lili Observasi ∑ %
Minuman
Air putih 18 12 20 21 8 12 19 110 100%
Kopi 8 2 2 - 1 3 2 18 20%
Teh manis 5 3 2 - - 4 3 17 19%

Dari data diatas diketahui bahwa sebanyak 110 orang WBS melakukan pola hidup sehat
dengan rajim minum air Putih, hal kebiasaan lainya yang dilakukan adalah minum Kopi
sebanyak 20% (18 orang).

Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Kebiasaan Tidur di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Juli 2017
Kebiasaan Susi Melati Cendrawasi Anggrek Merpat Lili Observas ∑ %
Tidur h i i
Tidur Siang 7 10 3 - 3 4 - 27 25%
Tidak Tidur 11 2 17 21 5 8 19 83 75%
Siang
Total 18 12 20 21 8 12 19 110 100%

Berdasarkan data frekuensi kebiasaaan pola tidur siang WBS menyatakan sebanyak 27
orang (25%), dan sebanyak 83 WBS menyatakan tidak tidur siang.

4. Dari hasil Wawancara dan Observasi


1) Kebersihan diri
a) Penampilan sebagian besar WBS tampak bersih. Namun sebagian ada WBS
yang jarang mandi sehingga menimbulkan gatal-gatal.
b) Keadaan emosi
Ada satu lansia yang bila di ajak bicara jawabannya tidak sesuai tema yang
sedang dibicarakan, sehingga sering kali tidak di dengarkan oleh lansia yang
lain maupun petugas.
c) Pengambilan keputusan
Di panti tidak ada lansia yang berperan sebagai pengambil keputusan. Masing
mandi dan gosok gigi 2 – 3 kali dalam satu hari dilakukan terutama jika
mereka akan melaksanakan sholat. Tercium bau mulut saat berkomunikasi
dengan beberapa lansia terdapat kotoran pada rangkaian gigi dan warna gigi
yang menguning. Lansia keramas 2 -3 kali setiap minggu dengan
menggunakan shampo, baju klien ganti 2 kali sehari.

2) Psikologis dan sosial


Masing berhak menentukan yang terbaik bagi dirinya. Bila ada anggota ruangan
yang sakit.

a) Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan anggota ruangan antara lain menonton TV,
mendengarkan Radio atau bercakap – cakap di ruang tengah. Pengurus panti
mengadakan program senam pagi dan musik serta keliling panti.
b) Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Lansia yang sakit hanya minum obat yang di berikan dari poliklinik panti.
Setiap hari selasa dokter dari puskesmas memeriksa kesehatan WBS di panti
c) Ketergantungan obat
Sebagian lansia yang sering menggunakan obat yang diberikan dokter dari
puskesmas
d) Kecacatan
Di panti tidak ada lansia yang mengalami kecacatan.
e) Keadaan ekonomi
Semua lansia di wisma Melati tidak ada yang mempunyai tunjangan pensiun,
mereka hanya mendapatkan uang santunan dari panti sebesar Rp 2.500.- /
minggu. Uang itu kebanyakan di simpan atau digunakan untuk membeli
kebutuhan sehari – hari.
f) Kegiatan organisasi sosial
Sebagian besar lansia mengikuti pengajian dan senam lansia yang diadakan di
panti. Pengajian setiap hari Senin dan Rabu serta senam setiap hari Selasa dan
Jum’at.
g) Hubungan antara anggota kelompok
Besar lansia di dalam kelompok mementingkan kepentingan pribadi masing –
masing dan cenderung membiarkan dan tidak perduli satu sama lain. Lansia –
lansia sering berkomunikasi dan terlibat dalam interaksi kelompok.
h) Hubungan di luar kelompok
Sebagian besar lansia menyatakan jarang berkunjung dan berhubungan dengan
lansia yang tinggal di wisma yang lain, hubungan dengan lansia di wisma lain
dilakukan melalui kegiatan pengajian dan olah raga.
i) Hubungan dengan anggota keluarga
Tidak ada waktu khusus untuk kunjungan keluarga. Keluarga bisa mengunjungi
lansia kapan saja sesuai kebutuhan keluarga. Tetapi sebagian lansia tidak pernah
lagi di kunjungi oleh keluarga karena sanak keluarganya sudah tidak ada.
3) Spiritual
a) Ketaatan beribadah
Semua lansia di ruang Melati beragama Islam dan saat menjalankan ibadah
(shalat lima waktu) dan selalu mengikuti pengajian yang diadakan oleh panti.
Semua lansia percaya akan tibanya kematian dan lansia pasrah bila kematian
menjemput mereka.
b) Keyakinan tentang kesehatan
Lansia percaya bahwa sakit dan sehat adalah hal yang wajar terjadi pada manusia.
Beberapa lansia sering mengeluh pegal dan nyeri, biasanya jika hal itu terjadi
mereka biasanya menggunakan minyak kayu putih atau balsem pada daerah yang
terasa sakit. Cara tersebut cukup mengurangi rasa sakit.

4) Kultural
a) Adat yang mempengaruhi kesehatan
Lansia di wisma semuanya berasal dari pulau jawa dan tidak ada adat istiadat
yang mempengaruhi kesehatan.
b) Tabu – tabu
Tidak ada pantrangan budaya yang dianut oleh lansia di wisma

5) Keadaan lingkungan dalam


a) Penerangan
Semua kamar umumnya mendapatkan penerangan yang cukup baik masing –
masing kamar diberi lampu lima watt. Penerangan di ruang tengah dan di pintu
menuju kamar mandi menggunakan neon 40 watt pada malam hari sebagian
lampu dimatikan.
b) Kebersihan dan kerapihan
Secara umum kondisi kamar – kamar cukup bersih dan rapi, juga ruang tamu,
kamar mandi dan wc. Setiap hari ruangan dibersihkan oleh para lansia dan
kamar – kamar lansia di bersihkan oleh para lansia yang menempati kamar
tersebut. Namun lantai di ruangan agak licin, terutama di depan kamar mandi.
Di kamar mandi tidak terdapat pegangan pengaman.
c) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara secara umum cukup baik karena di setiap ruang terdapat cukup
jendela yang selalu dibuka setiap pagi selain itu dikamar – kamar lansia
terdapat cukup ventilasi.

6) Keadaan lingkungan dan halaman


a) Pemanfaatan halaman
Halaman panti dimanfaatkan untuk penghijauan, para WBS merawatnya dengan
menyiramnya dan menyiangi rumput.
b) Pembuangan air limbah
Semua limbah dari kamar mandi dan WC dialirkan melalui saluran tertutup dan
di teruskan ke sungai Citarum.
c) Pembuangan sampah
Kebanyakan sampah di wisma adalah sampah organik, sampah tersebut
ditampung menggunakan tempat sampah dan setiap pagi diangkut ke
penampungan sampah.
d) Sumber pencemaran
Letak panti berjauhan dengan jalan raya utama sehingga tidak menimbulkan
kebisingan.

B. Analisa Data

Data Diagnosa Keperawatan


Data Subjektif Gangguan integritas kulit
Berdasarkan hasil wawancara : berhubungan dengan defisit
a. Beberapa WBS mengeluh gatal-gatal di perawatan diri
badan terutama di ekstremitas.
b. WBS mengatakan belum tahu cara yang
tepat untuk mengatasi gatal-gatal
c. WBS mengatakan gatal-gatal timbul hampir
setiap hari
d. Jika timbul gatal-gatal WBS meminta obat
gatal – gatal di poliklinik dan menggunakan
bedak untuk mengurangi rasa gatal

Data Objektif
a. Jumlah WBS 110 orang
b. Jumlah WBS dengan dermatitis 29 orang
dari (28%) di ruang Observasi, Susi, Lili,
Melati, Anggrek, Merpati, Cendrawasih
Data Subjektif Defisit perawatan diri diruang
WBS mengatakan mandi 2 x sehari namun Observasi, Susi, Lili, Melati,
mandi tidak memakai sabun dan sikat gigi Anggrek, Merpati, Cendrawasih
PSTW Budi Mulya 3 Margaguna
Data Objektif Jaksel b.d kurangnya pengetahuan
Panti menyediakan sabun, pasta gigi namun WBS.
jarang di gunakan WBS

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi berdasarkan analisa data :
1. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan defisit perawatan diri
2. Defisit perawatan diri diruang Observasi, Susi, Lili, Melati, Anggrek, Merpati,
Cendrawasih PSTW Budi Mulya 3 Margaguna Jaksel b.d kurangnya pengetahuan
WBS.

D. Perencanaan Keperawatan, Implementasi, dan Evaluasi


Pada kesempatan ini, kelompok akan mengatasi masalah yang ditemukan pada
kelompok lansia di ruang Observasi, Susi, Lili, Melati, Anggrek, Merpati,
Cendrawasih PSTW Budi Mulya 3 Margaguna Jaksel yaitu masalah kesehatan lansia
dengan dermatitis dengan rumusan diagnosa keperawatan sebagai berikut. Gangguan
integritas kulit dan defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang akibat, komplikasi dan cara perawatan lansia dan dermatitis.
Sasaran/ tujuan jangka panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
kurang lebih 2 minggu diharapkan tidak terjadi komplikasi akibat dermatitis.
1. Tujuan jangka pendek : setelah tindakan keperawatan selama 2 minggu
diharapkan :
a. Pengetahuan lansia tentang dermatitis bertambah.
b. Kerjasama dengan petugas panti untuk menggerakkan kelompok lansia
dalam melakukan perawatan kulit untuk dermatitis
2. Strategi intervensi :
a. Komunikasi, informasi dan motifasi kelompok lansia.
b. Kerja sama dengan petugas panti untuk menggerakkan kelompok lansia
dalam melakukan perawatan kulit pada dermatitis.
3. Rencana intervensi :
a. Berikan pendidikan kesehatan pada lansia tentang pengertian, penyebab,
akibat, dan komplikasi dermatitis.
b. Motivasi WBS untuk melaksanakan perawatan kulit.
c. Anjurkan WBS untuk ke klinik jika terjadi peradangan pada kulit yang
mengganggu.
4. Standar :
a. Pengetahuan WBS tentang pengertian, penyebab, akibat, dan
komplikasi dermatitis.
b. WBS termotivasi untuk menjaga kebersihan diri dan
perawatan diri
c. Partisipasi WBS dalam melakukan kebersihan diri dan
perawatan kulit
d. Motivasi WBS untuk ke klinik jika terjadi peradangan pada
kulit yang mengganggu.

E. Implementasi
Senin, 1 agustus – 3 agustus 2017, Selasa, 1 agustus 2017
Pukul 14.00 WIB Mengukur TTV pada WBS di ruangan Observasi, Susi, Lili, Melati,
Anggrek, Merpati, hasil rata-rata tekanan darah 90-140 / 60-100 mmHg, nadi 75-110
x/menit, respirasi 18-22 x/menit, suhu 36-37 oC, skala nyeri 0-3.
Pukul 16.00 WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian penyebab
tanda gejala dan perawatan kulit pada dermatitis. Haasil : para WBS mendengarkan
mengajukan beberapa pertanyaan dan mampu menjelaskan kembali, pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta perawatan kulit pada dermatitis, serta pemberian
materi dan leflet mengenai dermatitis. Persiapan, materi dan leaflet ada pada lampiran
1.

Kamis, 3 agustus 2017


Pukul 09.00 mengadakan pelatihan pada petugas panti dengan tema kebersihan diri
pada lansia dengan dermatitis. Pelatihan berjalan dengan baik dan peserta aktif dalam
mengikuti pelatihan dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang. Pre planning dan
laporan pelatihan ada pada lampiran 3.
Pukul 13.50 WIB melakukan TAK hand hygiene dengan diiringi terapi musik, diikuti
oleh WBS sebanyak 28 orang. Hasil : TAK berjalan dengan baik. Pre planning dan
laporan TAK ada pada lampiran 2.
Pukul 14.00 Menanyakan kepada WBS tentang langkah-langkah cuci tangan yang
benar.
Hasil : WBS mampu menyebutkan 6 langkah cuci tangan.

F. Evaluasi
S : WBS mengatakan senang diajarkan tentang dermatitis dan perawatan diri
WBS mengatakan lebih mengetahui tentang pencegahan dan perawatannya.
WBS mengatakan sudah menerapkan cara perawatan dermatitis dan berkurang
gatal-
Gatalnya.
O : WBS tampak puas dan mengerti tentang dermatitis dan mengoleskan salep 2x
sehari setelah mandi
WBS Sudah tidak terlihat menggaruk lagi
A : Tujuan tercapai masalah belum sepenuhnya teratasi
P : Tindakan keperawatan dilanjutkan dengan didelegasikan pada petugas panti.
Anjurkan WBS mengontrol dermatitis ke klinik panti

Dalam hasil observasi dan wawancara pada WBS terlihat adanya perbandingan
antara sebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan kelompok khusus
pada lansia dengan dermatitis. Didapatkan hasil sebesar 10% tidak mengalami
keluhan gatal-gatal lagi dan 90% masih mengalami keluhan gatal-gatal.

Angka kejadian dermatitis sebelum dan sesudah diberikan asuhan keperawatan


kelompok khusus lansia tidak ada perbedaan. Sebelum 100% (29 orang) dan
sesudah tetap dalam presentase 100% (26 orang). Hanya keluhan gatal-gatal yang
berkurang.
Selain memberikan asuhan keperawatan kelompok, mahasiswa juga memberikan
asuhan keperawatan kepada WBS yang dibina oleh kelompok 2 sebanyak 110
WBS dapat dilihat pada lampiran 4.

E. Rencana tindak lanjut


Agar asuhan keperawatan pada WBS berlanjut diharapkan petugas panti untuk
melakukan tindakan yang telah direncanakan seperti memotivasi WBS untuk
menerapkan pola hidup sehat, mengajarkan WBS merawat kulit yang gatal, mengajak
WBS berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, melakukan follow up pada WBS
dengan dermatitis baik mengenai perawatan kulit dan obat-obatan.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada pengkajian antara teori dan kasus tidak ada perbedaan, dimana perubahan terjadi di
WBS sesuai dengan teori baik, aspek biologis, psikologis maupun spiritual. Selama
memberi asuhan keperawatan pada kelompok lansia di ruang Anggrek, Cenderawasih,
Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily. PSTW Budi Mulya Jakarta Selatan tidak
ditemukan adanya kesenjangan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok lansia
tidak berbeda dengan yang ada pada teori dimana pada WBS ditemukan penurunan
fungsi organ atau sistem, antara lain pada sistem persarafan adalah psikotik, pada sistem
integumen adalah dermatitis, dan pada sistem kardiovaskuler adalah hipertensi. Namun
dari kesepakatan kelompok untuk memberikan asuhan keperawatan pada penyakit
derrmatitis pada presentase yaitu 28 % (29 orang).

Pengkajian dapat berjalan dengan baik dengan adanya dukungan pada petugas panti dan
para WBS yang kooperatif. Para WBS sangat senang dengan adanya mahasiswa yang
observasi masing-masing ruangan yang meliputi ruang Anggrek, Cenderawasih,
Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily.

Perawatan pada WBS Anggrek, Cenderawasih, Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan
Lily khususnya yang mengalami keterbatasan fisik masih kurang, pemeriksaan kesehatan
tidak rutin dilakukan tetapi hanya kepada WBS yang ada keluhan. Hal ini terkait dengan
kurangnya tenaga caregiver maupun alat penunjang pemeriksaan. Pada WBS yang
derrmatitis belom optimal mendapatkan perawatan kulit.

Penyakit-penyakit yang dialami WBS yang ditemukan diruang anggrek, cenderawasih,


observasi, susi, melati, merpati dan lily adalah dermatitis, hipertensi, katarak, asam urat,
stroke, psikotik, ispa, DM, demensia dan gastritis. Data yang tertinggi prsentasinya dalah
Dermatitis engan presentase 28 % (29 orang), hal ini sesuai dengan kondisi WBS dimana
pada lansia terjadi perubahan pada sistem integumen. Yang kedua yaitu penyakit
hipertensi dengan presentase 24% (25 orang). Hal ini dikarenakan fungsi integumen dan
kardiovaskuler pada lansia terjadi perubahan atau penurunan. Namun dari kesepakatan
kelompok setuju ntuk memberikan asuhan keperawatan pada penyakit dermatitis karna
psikotik termasuk dalam keperawatan jiwa. Selama melakukan pengkajian kelompok
tidak mengalami hambatan karna sebagian besar lansia kooperatif.
Adanya dukungan dari petugas panti dan adanya mahasiswa yang berpraktek di PSTW
Budi Mulya Jakarta Selatan dapat membantu meningkatkan kesehatan para WBS dengan
pendekatan pelayanan promotif dan preventif. Kemungkinan adanya rasa bosan para
WBS untuk dijadikan pengaplikasian praktek oleh mahasiswa karna cukup banyak juga
para mahasiswa dari institusi lain yang sedang praktek.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada kelompok khususnya pada upaya promotif, preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pada WBS diruang Anggrek,
Cenderawasih, Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily kelompok, lebih banyak
mengidentifikasi masalah resiko yang berfokus pada upaya promotif dan preventif. Dari
hasil pengumpulan data yang dilakukan di ruang Anggrek, Cenderawasih, Observasi,
Susi, Melati, Merpati Dan Lily di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan, diantaranya
yaitu:
1. Gangguan integritas kulit b.d defisit perawatan diri
2. Defisit perawatan diri diruang Anggrek, Cenderawasih, Observasi, Susi, Melati,
Merpati Dan Lily di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan b.d kurangnya pengetahuan
WBS

Dalam merusmuskan diagnosa keperawatan lansia Gangguan integritas kulit b.d defisit
perawatan diri kelompok tidak mengalami hambatan, karna diagnosa yang teridentifikasi
sesuai dengan kondisi WBS dan didapatkan oleh hasil pengkajian. Selain itu, para lansia
dan penanggung jawab di ruang Anggrek, Cenderawasih, Observasi, Susi, Melati,
Merpati Dan lily sangat kooperatif dan membantu kelompok selama melaksanakan
praktek di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan.

C. Perencanaan
Dalam perencanaan, kelompok mengambil dua masalah yang dialami lansia di ruang
anggrek, cenderawasih, observasi, susi, melati, merpati dan lily PSTW Budi Mulya 3
Jakarta Selatan yang terkait dengan dermatitis yaitu diagnosa Gangguan integritas
kulit b.d defisit perawatan diri dan Defisit perawatan diri diruang Anggrek,
Cendrawasih, Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily. Di PSTW Budi Mulya 3
Jakarta Selatan b.d kurangnya pengetahuan WBS. Diagnosa dermatitis ini kelompok
angkat berdasarkan pengkajian dan data yang didapat oleh kelompok sebesar 29
orang.

Selain kegiatan tersebut, kelompok juga merencanakan berbagai kegiatan pendidikan


kesehatan pada lansia tentang perawatan lansia denga derrnatitis, memelihara
kesehatan kulit dengan melakukan perawatan kulit serta kebersihan diri. Dalam
menyusun rencana ini, kelompok tidak mengalami hambatan karna WBS diruang
Anggrek, Cendrawasih, Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily di PSTW Budi
Mulya 3 Jakarta Selatan sangat kooperatif dan dapat dukungan dari staff panti.
Kekuatan (strengh) dalam membuat perencanaan mahasiswa dibantu petugas panti
sehingga perencanaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Kelemahan
(weakness) perencanaan yang disusun ini tidak terlalu banyak karna waktu praktek
yang bersamaan dengan waktu istirahat WBS (Dinas sore). Peluang (opportunity)
adalah saat pertama kali mahasiswa melakukan interaksi dan perkenalan pertama,
walaupun ada mahasiswa dari instisusi lain yang sedang melakukan dinas tetapi sudah
tahap terminasi sehingga banyak waktu untuk melakukan perencanaan dan kegiatan.
Sedangkan ancaman (threat) yang ada adalah kemungkinan para WBS tidak mau atau
tidak dapat mengikuti kegiatan karna bertepatan dengan waktu istirahat sholat ashar
waktu makan dan sholat maghrib

D. Pelaksanaan
Implemertasi keperawatan yang dilakukan pada WBS dengan derrmatis yaitu
1. Mengkaji sistem integumen (keadaan kulit, kebersihan kuku WBS di ruang
anggrek, cenderawasih, observasi, susi, melati, merpati dan lily di PSTW Budi
Mulya 3 Jakarta Selatan
2. Menganalisa masalah dari data yang kelompok dapat di ruang anggrek,
cenderawasih, observasi, susi, melati, merpati dan lily di PSTW Budi Mulya 3
Jakarta Selatan
3. Membantu memandikan dan melakukan perawatan kulit pada WBS yang
memiliki keluhan gatal-gatal, di ruang Anggrek, Cenderawasih, Observasi, Susi,
Melati, Merpati Dan Lily di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan
4. Menanyakan kepada WBS tentang obat topikal di Ruang Anggrek, Cendrawasih,
Observasi, Susi, Melati, Merpati Dan Lily di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan
5. Melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan
perawatan kulit di ruang Anggrek, Cendrawasih, Observasi, Susi, Melati, Merpati
Dan Lily di PSTW Budi Mulya 3 Jakarta Selatan
6. Mengadakan pelatihan pada petugas panti (TOT) dengan tema dermatitis

Kekuatan (strength ) dalam melaksanakan tindakan keperawatan sudah sesuai


dengan perencanaan yang telah disusun. Kelemahan (weakness) keterbatasan
tempat pada saat melakukan TAK adalah waktu penyelenggaraan mendekati
waktu istirahat WBS. Peluang (oppotunity) antusias WBS dalam mengikuti TAK
dan jumlah WBS yang banyak dalam mengikuti TAK, sedangkan ancamannya
(treath) kemungkinan WBS yang tidak bersedia mengikuti kegiatan dikarenakan
faktor kelelahan dan mendekati waktu istirahat WBS.

E. Evaluasi
Evaluasi dilakakukan untuk mengukur pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dari
satu masalah yang kelompok selesaikan yaitu masalah yang terkait dengan dermatitis.
Setelah dilakukan evaluasi, tujuan tercapai sebagian dimana pengetahuan tentang
perawatabn kulit pada derrmatitis dan pentingnya pemeliharaan kebersihan diri yang
ditunjukan dengan WBS mampu melakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar dan
mampu melakukan perawatan kulit (mandi 2 kali sehari menggunakan sabun).
Kelompok sudah melakukan evaluasi jangka panjang dan jangka pendek sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya tindak lanjut dari
penanggung jawab WBS atau petugas panti agar upaya yang telah dilakukan oleh
kelompok mahasiswa dapat kiranya diteruskan agar tercapai tujuan sesuai rencana.

Anda mungkin juga menyukai