Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

KEPEMIMPINAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen yang dibimbing oleh Ibu
Nuraidya Fajariah, S.E., M.M

Disusun oleh :

Agnes Lea Rosa 19130210370

Syelfanda Putrifasari 19130210374

Khofifah Nur Azizah 19130210375

Nurul Anisah 19130210382

L Yasa Pratomo 19130210414

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
FEBRUARI 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial sehingga akan selalu membutuhkan yang namanya
interaksi, baik interaksi antar individu maupun lingkungan atau kelompok. Manusia
hidup dalam kelompok kecil dan ada yang hidup dalam kelompok besar. Dalam hidup
berkelompok haruslah ada suatu keharmonisan, oleh karena itu harus ada rasa saling
menghargai dan menghormati antar sesama anggota. Menjaga dan menciptakan
keharmonisan adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia diciptakan dengan
akal dan pikiran untuk memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk.
Oleh karena itu, di butuhkan sumber daya manusia yang baik untuk menciptakan
keteraturan hidup yang akan membuat rasa harmonis tercipta. Manusia yang
mempunyai jiwa pemimpin paling tidak mampu memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia mampu mengelola diri, kelompok, dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam menanggulangi masalah yang pelik dan
sulit yang sering muncul dalam kehidupan, karena hidup selalu di hadapkan dengan
masalah dan pilihan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari kepemimpinan?
2. Bagaimana pendekatan studi kepemimpinan?
3. Apa saja fungsi kepemimpinan?
4. Bagaimana gaya kepemimpinan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang ingin dicapai
antara lain:
1. Untuk memahami pengertian dari kepemimpinan
2. Untuk mengetahui pendekatan studi kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.

1
BAB II
ISI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah mereka yang kehadirannya diharapkan dan suaranya
didengar oleh pengikutnya, serta pengaruh ajarannya tetap dikerjakan walaupun
dia telah meninggal dunia. Hal ini karena kualitas pemikirannya, keshalehannya,
kuatnya pengaruh pemikirannya dan adanya regenerasi.
Stoner mendefinisikan pemimpin sebagai kepemimpinan manajerial yaitu
sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh terhadap kegiatan-
kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga
implikasi penting dari definisi tersebut:
a. Kepemimpinan menyangkut orang lain yaitu orang-orang yang
dipimpinnya, dimana mereka bersedia untuk menerima pengarahan dari
pimpinan yang tujuan pengarahannya menentukan status atau kedudukan
pimpinan dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan.
b. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang di antara pemimpin dan anggota kelompok, dimana pimpinan
mempunyai wewenang mengarahkan bawahannya secara langsung berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan. Dalam hal ini para
pemimpin memiliki kekuasaan lebih besar dari bawahannya.
c. Pemimpin selain memberikan pengarahan kepada bawahan atau pengikut,
juga dapat mempergunakan pengaruh, dimana pemimpin harus mampu
mengubah perilaku bawahanan, baik dengan perkataan, sikap, kepribadian,
dan perbuatan dalam melaksanakan tugas atau perintah agar mau bekerja
sama dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan menurut John D. Pfiffner, Robert Presthus adalah seni
mengkoordinasikan dan memahami. Sedangkan menurut Hellriegel & Slocu
menterjemahkan kepemipinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi,
memotivasi dan mengarahkan orang lain guna mencapai tujuan. Dari ketiga
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah
bagian penting dalam manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan dan

2
sasaran yang telah ditetapkan dalam sebuah organisasi, dimana mencakup
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.
2.1.2 Pendekatan Studi Kepemimpinan
Di dalam pendekatan studi kepemimpinan terdapat tiga pendekatan yaitu
pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional yang mana pendekatan ini
ditemukan berdasarkan penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan.
a. Pendekatan kesifatan memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi
dari sifat-sifat (traits) yang tampak. Maksudnya, menjelaskan tentang aspek
kepemimpinan dimana jika para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu dapat memimpin para pengikutnya.
b. Pendekatan perilaku bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku
(behaviours) pribadi seorang pemimpin yang berhubungan dengan
kepemimpinan yang efektif, hal ini berkaitan tentang bagaimana cara
pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi
bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil
keputusan dan sebagainya.
c. Pendekatan situasional tentang kepemimpinan. Pendekatan ini memiliki
pandangan yang menganggap terdapat beberapa kondisi yang bervariasi
yang menentukan efektivitas kepemimpian dengan situasi tugas-tugas yang
dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi,
pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan, lingkungan organisasi, dan
sebagainya. Pendekatan inilah yang sekarang menjadi dasar pemikiran dan
penelitian.
2.1.3 Fungsi Kepemimpinan
Suatu orientasi atau identifikasi pemimpin dapat dibahas dengan pendekatan
perilaku. Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada
fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan
dengan efektif, seseorang dalam kelompok harus melaksanakan dua fungsi
utama yaitu :
a. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau
pemecahan masalah pemecahan masalah menyangkut pemberian saran
penyelesaian, informasi, dan pendapat.

3
b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial
mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih
lancar persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat,
dan sebagainya.
Selain dua fungsi utama tersebut, terdapat fungsi-fungsi lain dalam
kepemimpinan yaitu:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan diri sendiri selaku penanggung jawab guna tercapainya
tujuan organisasi. Perencanaan meliputi dua hal, yaitu perencanaan tidak
tertulis dan tertulis.
2. Fungsi Memandang ke Depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu,
seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam
maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan
yang muncul, baik skala yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga
untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan
baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas dan segala sesuatu tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan
rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan dapat
segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali
berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.

4
5. Fungsi Mengambil Keputusan
Fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu,
banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan.
Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau
panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain
sebagainya.
6. Fungsi Memberi Motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin dalam bekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian
penghargaan yang berupa ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima kasih
sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih
payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak,
seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap
anak buahnya yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang
setimpal dengan kesalahannya.
2.1.4 Gaya Kepemimpinan
Para peneliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan:
a. Gaya kepemimpinan dengan orientasi tugas (task oriented), pemimpin
mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin
bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.
b. Gaya kepemimpinan orientasi karyawan (employee oriented), pemimpin
mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya:
a. Otokratis (Otoriter)
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan
dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan
sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan
keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi
pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan.
Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman

5
dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
b. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya,
sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
c. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah
kepemimpinan pemimpin yang demokratis cenderung bermoral tinggi dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri.
d. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggungjawab, kemudian menggantungkannya
kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalahnya sendiri.
2.2 Studi Kasus
2.2.1 Masalah
Sepertinya sangat sulit melepaskan kesan lamban dan kurang prosfesional di
tahun pertama kepemimpinan Wali Kota Syahrul di Tanjungpinang, Ibu Kota
Provinsi Kepri itu. Pasalnya, setumpuk masalah ditemukan di tubuh Pemko
Tanjungpinang. Kepemimpinan Syahrul sebagai Wali Kota Tanjungpinang baru
berusia 1 tahun, namun kritik publik datang bertubi-tubi terkait kinerja
pemerintahannya yang dinilai lamban dalam megeksekusi berbagai program
pembagunan di kota Gurindam itu.
Diantaranya soal kebijakan publik yang tanpa kajian matang sehingga
gamang saat mengeksekusinya. Semisal penerbitkan Kartu Kendali BBM yang
terkesan plin-plan dan memicu aksi demo. Begitu juga dengan sejumlah program
pembangunan yang seharusnya bisa cepat direalisasikan, namun karena
dikerjakan tidak sepenuh hati dan tanpa target, akhirnya molor dan berputar-
putar tanpa membuahkan hasil sesuai harapan publik.

6
Hal lain yang kontras terlihat yaitu pada program seragam sekolah gratis
untuk siswa SD dan SMP di TA 2019/2020, yang hingga saat ini belum juga
dibagikan, padahal tinggal 1 bulan lagi jeda tengah semester sekolah. Melihat
kenyataan itu, Mahasiswa Tanjungpinang dari 2 perguruan tinggi ternama akan
menggelar aksi demonstrasi dalam menyoroti kinerja Pemerintah Kota
Tanjungpinang dibawah kepemimpinan Wali Kota Syahrul yang dinilai telah
menunjukkan prestasi: RAPOR MERAH.
Aksi Mahasiswa tersebut tergabung dalam Forum Keluarga Mahasiswa
UMRAH dan SITISIPOL. Tujuan aksi Forum Mahasiawa ini untuk
menyampaikan aspirasi atas kinerja buruk yang dipertontonkan Wali Kota
Syahrul bersama organisasi perangkat daerah (OPD) Tanjungpinang dalam
menunaikan janji-janji politiknya kepada publik Tanjungpinang. Dari salinan
pemberitahuan aksi kepada Kepolisian Resort Tanjungpinang, dimana aksi
demonstrasi Forum Keluarga Mahasiswa UMRAH dan STISIPOL tersebut akan
digelar di Kantor Wali Kota Tanjungpinang, pada Rabu, 13 November 2019.
Surat tersebut tertanggal 8 November 2019. Aksi ini dikordinir oleh Rindi
Afriadi, Presiden Mahasiswa UMRAH dan Hairi, Ketua HMIP STISIPOL.
Dalam surat itu juga dijelaskan akan mengerahkan sekitar 100 massa, dengan
titik kumpul di Kampus UMRAH di Senggarang, Tanjungpinang.
Selain itu, salah satu penyumbang nilai merah yang paling disorot Mahasiswa
adalah pengangkatan pejabat eselon II atau kepala OPD bermasalah hukum,
dengan rekam jejak ‘merah’ yang pernah tersandung kasus korupsi dengan
kerugian negara mencapai Rp 500 juta, pada pembangunan MAN di Bintan,
tahun 2017. Bahkan Kejati Kepri telah menetapkan pejabat bersangkutan
sebagai tersangka dalam kasus korupsi tersebut. Namun Wali Kota Syahrul
justru memberi kepercayaan penuh kepada pejabat tersebut untuk menjabat
kepala OPD Tanjungpinang, yang mengelola anggaran jumbo.
Kemudian pengangkatan Dirut BUMD Tanjungpinang dan Direktur PT
Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB), perusahaan pelat merah milik Pemda
Tanjungpinang itu. Pengangkatan kedua pejabat tersebut disebut Keluarga
Mahasiswa UMRAH dan STISIPOL hasil proses seleksi yang melanggar
hukum. Keduanya dinyatakan lolos seleksi meski diketahui tidak memenuhi
persyaratan alias Mal-administrasi. Alih-alih untuk mengecek kelengkapan
syarat calon yang diloloskan, Wali Kota Syahrul justru hakul yakin melantik

7
kedua pejabat BUMD itu. Nilai merah lainnya terkait pejabat bermasalah
hukum, adalah kasus penggelapan setoran BPHTB dari wajib pajak yang diduga
dilakukan oknum pejabat selevel eselon III yang menjabat Kepala Bidang Aset
pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Tanjungpinang
bernisial Y, dan D yang juga ASN di Pemko Tanjungpinang.
Adapun RAPOR MERAH yang dimaksud dirangkum dalam 3 butir tuntutan
yang nanti akan diserukan di muka umum untuk menjadi PR Wali Kota Syahrul
bersama perangkat OPD Tanjungpinang, antara lain:
a. Pertama, meminta restorasi Visi-Misi dan Janji politik Wali Kota Syahrul
dan Wakil Wali Kota Rahma untuk percepatan pencapaian kesejahteraan
dan keadilan bagi rakyat Tanjungpinang.
Restorasi itu bertujuan untuk membersihkan tubuh Pemko
Tanjungpinang dari berbagi permasalahan yang ada, demi terciptanya
pemerintahan yang sehat dan bersih. Dalam hal ini, mereka menyoroti
pengangkatan Dirut BUMD yang diduga Mal-Admistrasi, soal rekam jejak
ASN Pemko Tanjungpinang dan persoalan hukum yang melibatkan oknum
ASN. Terkait permasalahan hukum ini, nemang mereka tidak menjelaskan
secara rinci kasus yang dimaksud. Namun dalam 3 pekan terakhir ini ada
kasus yang ramai diperbincangkan publik. Yaitu penggelapan setoran
BPHTB dari wajib pajak yang bernilai puluhan milyar rupiah. Kasus ini lagi
diproses oleh Kejari Tanjungpinang.
b. Kemudian memintah Wali Kota Syahrul untuk mendengarkan aspirasi
Mahasiswa dan masyarakat Tanjungpinang untuk kemajuan Tanjungpinang.
c. Terkahir, Wali Kota Syahrul diminta melakukan kajian yang matang dalam
setiap pengambilan kebijakan publik agar tidak menimbulkan keresahan di
masyarakat.
Mereka menyorot program seragam siswa gratis di tahun 2019, yang
sampai hari ini tak kunjung direalisasikan kepada siswa SD dan SMP.
Selain itu, kepemimpinan Syahrul dianggap plin-plan terkait penerbitan
Kartu Kendali BBM yang juga sempat mengundang aksi demonstasi.
2.2.2 Pandangan Kelompok dan Solusi
Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan
praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk
"memimpin" atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.

8
Berdasarkan permasalahan studi kasus di atas, kami beranggapan bahwa
Kepemimpinan Syahrul sebagai Wali Kota Tanjungpinang yang baru berusia 1
tahun, sangat lamban dalam menjalankan berbagai program yang kemudian
menuai banyak kritikan publik atas kinerja pemerintahannya.
Sistem pemerintah yang menyangkut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
dan diterapkan dinilai kurang tegas, dimana kebijakan ini dibuat seakan-akan
untuk memperkaya diri sendiri. Selain itu, tentang pengangkatan pejabat yang
memiliki catatan buruk di mata hukum yang kurang tepat karena dinilai
memberikan peluang kepada pejabat tersebut untuk melakukan hal yang sama.
Seharusnya seorang pemimpin dapat bertanggung jawab atas apa yang dia
janjikan kepada rakyat dengan cara memberikan pelayan yang terbaik untuk
rakyat. Pemimpin adalah sosok bapak dan ibu bagai masyarakatnya dimana
mereka akan dicontoh oleh semua masyarakat karena dinilai dapat memberikan
kesejahteraan kepada rakyatnya.
Pemimpin yang sesungguhnya adalah pemimpin yang mengerti nasib rakyat,
dapat memberikan suatu perubahan untuk daerah yang dipimpinnya,
mendahulukan kepentingan rakyat diatas kepentingannya, dapat mengayomi
masyarakat, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, dan politik, serta juga
harus mempunyai pengetahuan yang luas agar dapat memimpin daerah yang
dipimpinnya dapat menjadi daerah yang dapat diungulkan. Fondasi dari
kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasarkan visi dan misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata
Dan sebagai warga masyarakat kota yang baik, kita harus bersikap tegas, agar
kita tidak dibodohi oleh sikap dan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh seorang
pemimpin, dimana kebijakan tersebut menguntungkan mereka namun merugikan
kita. Kita harus mempercepat tindakan supaya kepemimpinan yang lamban dan
bermasalah tersebut dapat ditingkatkan kinerjanya dengan merevisi kebijakan
yang cenderung merugikan kita sebagai masyarakat, karena apabila terus terjadi
seperti ini maka secara terang-terangan daerah yang di pimpinnya akan
mengalami ketertinggalan dan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercipta.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang “Kepemimpinan”.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakann simpulan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang mampu memimpin
dan mempengaruhi orang lain agar mampu bekerja sama dalam menjalankan
aktivitas-aktivitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, terdapat tiga implikasi penting dari definisi kepemimpinan yaitu
mengarahkan, wewenang, dan mempengaruhi.
b. Di dalam kepemimpinan, terdapat tiga klasifikasi pendekatan studi yaitu sifat-
sifat, perilaku, dan situasional.
c. Kepemimpinan mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan tugas (task related) dan fungsi-fungsi pemeliharaan
kelompok (group maintenance). Selain dua fungsi utama terdapat fungsi-fungsi
lain yaitu perencanan, memandang ke depan, pengembangan loyalitas,
pengawasan, mengambil keputusan, dan memberi motivasi.
d. Gaya kepemimpinan yang diidentifikasikan oleh para peneliti yaitu gaya
kepemimpinan dengan orientasi tugas (task oriented) dan gaya kepemimpinan
orientasi karyawan (employee oriented). Selain gaya kepemimpinan tersebut,
terdapat gaya kepemimpinan yang lain yaitu otokratis (otoriter), partisipatif,
demokrasi, dan kendali bebas.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa sangat diperlukan jiwa kepemimpinan pada setiap
individu. Sehingga mampu menerapkan sikap dan jiwa kepemimpinan dalam berpikir
dan bertindak, serta mengambil suatu keputusan. Selain itu, pemimpin juga harus
memiliki komitmen yang kuat serta gigih dalam menuntaskan pekerjaannya karena
semakin kuat yang memimpin maka semakin kuat pula yang dipimpin beserta
organisasi atau kelompoknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. H. (2018). Kepemimpinan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Indartono, S. (2017). Kepemimpinan . Yogyakarta: Yukaprint.

Gunawan, D. I. (2015). Dasar-Dasar Kepemimpinan. Pengantar Manajemen, 78-83.

Kepri, S. (2019). Rapor Merah 1 Tahun Kepemimpinan Syahrul: Angkat Pejabat Bermasalah
Hukum. Diakses melalui https://suluhkepri.com/2019/11/13/rapor-merah-1-tahun-
kepemimpinan-syahrul-angkat-pejabat-bermasalah-hukum/ pada tanggal 11 Maret
2020.

11

Anda mungkin juga menyukai