Kotler dan Amstrong (2006: 183, 204) menemukan 2 (dua) pengertian positioning yaitu
market dan product positioning. Pada halaman 183, mereka mendefinisikan market positioning
sebagai penetapan positioning yang bersaing untuk produk dan menciptakan sebuah bauran
pemasaran yang rinci (setting the competitive positioning for the product and creating a
detailed marketing mix). Sedangkan pada halaman 204, mereka mengatakan bahwa Pproduct
positioning adalah cara produk di gambarkan oleh para konsumen atas atribut-atribut penting-
tempat dimana produk berada dalam pikiran para konsumen relative terhadap produk produk
yang berasaing. Selanjutnya, mereka mengatakan bahwa positioning melibatkan penamaan
manfaat-manfaat dan diferensiasi merek didalam pikiran-para konsumen.
Sedangkan Keegen dan Green (2005: 250) mengatakan bahwa positioning mengacu
pada tindakan diferensiasi sebuah merek didalam pikiran para konsumen terhadap dan
melebihi para pesaing dalam hal atribu-atribut dan manfaat-manfaat yang ditawarkan dan tidak
ditawarkan oleh merek.
Stra-strategi Positioning
Dengan mengutif Alden et.al. (1999), Keegan dan Green (2005: 254-7), dan Kotabe dan
Helsen (2004: 224-5) mengemukakan 3 pilihan strategi positioning dipasar internasional/global
yaitu: globalconsumer culture positioning, foreign consumer culture positioning, dan local
consumer culture positioning.
Keegen dan Green (2005: 254) mengatakan bahwa global consumer culture positioning
adalah strategi yang mengidentifikasi merek saebgai symbol dari segmen atau buaya global
tertentu.
Keegen dan Green (2005: 256), mengatakan bahwa Foreign consumer culture
positioning, kita mengasosiasikan para pengguna merek, situasi penggunaan, atau asal produksi
dengan sebuah Negara atau budaya asing. Contoh penggunaan strategi ini misalnya Levi’s dan
McDonald sebagai produk-produk budaya Amerika.
Sedaangkan. Local consumer culture positioning, didefinisikan oleh Keegen dan Green
(2005: 257) sebagai sebuah strategi yang mengasosiasikan merek dengan makna-makna budaya
local, mencerminkan norma-norma budaya local, menggambarkan merek dikonsumsi orang-
orang local didalam budaya nasional atau menggambarkan produk di produksi local untuk
konsumen local.
Kotabe dan Helsen (2004: 220-4) juga mengemukakan strategi positioning berdasarkan buda
konsumen seperti yang dikemukakan oleh Keegen dan Green, namun mereka juga
mengemukakan strategi-strategi positioning internasional. Berdasarkan dimensi strategi
segmentasi dan tema positioning yang di pergunakan sehingga terdapat 4 pilihan strategi
seperti dapat dilihat dalam tabekl berikut:
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun
iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan
apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya
kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya
dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan
hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi
setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir pertahanan
melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau menolak informasi
yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk, biasanya produsen
lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi pesaingnya tidak tinggal diam melakukan
reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di
dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi
justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain.
Sehingga peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan
suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.
Pemasar dapat mengikuti beberapa strategi menetapkan posisi, yang meliputi beberapa
variabel, yakni; produk, pelayanan, personil dan citra dan masing-masing variabel masih
dibedakan lagi (lihat Tabel)
Produk Pelayanan Personil Saluran Citra
Ciri Penghantaran Kompetensi Jangkauan Simbol
Kehandalan Perbaikan Cepat Tanggap
Mudah diperbaiki Lain-lain Komunikasi
Gaya
Rancangan