Materi Mekanika Ii
Materi Mekanika Ii
1. KENDALA (constraint)
Seluruh masalah dalam mekanika secara prinsip dapat dikembalikan ke Hukum Newton,yang
dinyatakan dalam persamaan :
(1.1)
dengan i =1,2,3,…n adalah indeks/nomor partikel , adalah gaya luar total yang bekerja
pada partikel nomor I,dan F ij adalah gaya interaksi yang dialami oleh partikel nomor I akibar
keberadaan partikel nomor j.
Hukum Newton tersebut selalu dikaitkan dengan sistem koordinat karte-sian, sehingga
solusinya selalu dalam sistem koordinat kartesian. Kenyata-annya, tidak semua permasalahan
gerak dapat dipecahkan dengan mudahapabila dilakukan di dalam sistem koordinat kartesian.
Contoh :
a. Persoalan gerak dengan gaya sentral lebih mudah dipecahkan apabila sistem
koordinat polar yang digunakan
b. Persoalan banyak partikel lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan
sistem koordinat pusat massa.
Jika persamaan (1.1) dinyatakan dalam komponen menjadi
(1.2)
Prosedur penyelesaiannya seolah-olah tampak jelas: memasukkan komponen-komponen
gaya yang terlibat, mencari jawaban persamaan diferensial, dan yang terakhir menentukan
tetapan-tetapan berdasarkan syarat awal.
*Jenis-Jenis Kendala
a. Kendala Holonomik
Apabila kendala dapat dituliskan sebagai persamaan-persamaan yang menghubungkan
posisi-posisi partikel dalam bentuk
b. Kendala Nonholonomik
Kendala Nonholonomik adalah kendala yang tidak holonomik. Artinya, kendala yang
tidak dapat dituliskan sebagai persamaan-persamaan seperti di atas.
Contoh:
1. Sebuah benda yang dikungkung dalam tangki berbentuk silinder berjari-jari a dan
tinggi h mengalami kendala
2. KOORDINAT UMUM
Nilai n bergantung pada jumlah partikel dari sistem yang ditinjau dan juga bergantung
pada dimensi ruang yang ditinjau.
Contoh:
1 partikel
Jika dinyatakan dalam koordinat Kartesius 3 dimensi : x,y,z
Jika dinyatakan dalam koordinat Umum :
2 partikel
Jika dinyatakan dalam Koordinat Kartesius 3 dimensi :
Partikel 1 :
Partikel 2 :
Jika dinyatakan dalam Koordinat Umum : => n=3N
Untuk sistem yang tersusun atas N partikel, di dalam sistem Koordinat Kartesian diperlukan 3N
koordinat untuk menggambarkan konfigurasi sistem (yakni posisi masing-masing partikel), yaitu
Karena dan
merepresentasikan sistem yang sama, sehingga kedua himpunan tersebut harus dapat
dihubungkan.
Ini berarti :
(1.3)
(1.4)
Satu pengertian agar ungkapan persamaan (1.3) dan (1.4) diatas dipenuhi adalah
bahwa:
(1.5)
(1.6)
Dalam sistem yang ditinjau seperti bahasan sebelumnya ,jumlah koordinat umum
menunjukkan derajat kebebasan sistem.Hal ini berarti terdapat 3N derajat kebebasan.
(1.7)
Maka derajat kebebasan sistem menyusut menjadi 3N –k. Dalam hal ini diperlukan sistem
Tinjau sistem berupa partikel tunggal .Jika partikel bergerak bebas dalam ruang ,maka
dikatakan partikel tersebut tidak mengalami kendala,sehingga derajat kebebasannya berjumlah
tiga,yaitu
Jika partikel tersebut hanya dapat bergerak dalam bidang xy, maka derajat kebebasannya
berkurang menjadi dua,yaitu
Jika pertikel tersebut hanya dapat bergerak dalam arah x, maka derajat kebebasannya
berkurang lagi menjadi satu,yaitu
4. KECEPATAN UMUM
Setelah mendefinisikan sistem koordinat umum, maka kita perlu melengkapi pengertian-
pengertian kecepatan umum,percepatan umum, dan lain-lain,agar kita bisa membahas persoalan
gerak dengan menggunakan sistem koordinat umum.
Kecepatan umum merupakan turunan korrdinat umum terhadap waktu .Komponen ke k dari
kecepatan umum adalah :
(1.9)
5. ENERGI KINETIK
Energi kinetik
Gambar 1.2 : Vektor posisi dilihat dari Koordinat Kartesius dan Koordinat Umum
Dalam koordinat umu:
6. MOMENTUM UMUM
Dalam koordinat kartesian
Contoh : Dalam koordinat polar (2 dimensi)