Anda di halaman 1dari 10

UKL-UPL SPBU

BAB II

URAIAN RENCANA KEGIATAN

A. Identitas Penanggungjawab Usaha


1. Penanggungjawab : Agus Satriyo
2. Jabatan : Direktur PT.Harkat Manunggal Jaya
3. Alamat : Karangkajen No 80 Yogyakarta
B. Lokasi Kegiatan
1. Alamat : Jl. Parangtritis No 156 Yogyakarta
2. Kelurahan : Mantrijeron
3. Kecamatan : Mantrijeron
4. Kota : Yogyakarta
5. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
6. Peruntukan Lokasi Rencana Kegiatan
a. Kawasan Budidaya Penuh Ekonomi, Sosial dan Budaya.
b. Rencana pemanfaatan lahan masuk kawasan pendidikan dan jasa.
c. Intensitas pemanfaatan ruang di dalam ruang sedang.

7. Letak lokasi dari fasilitas umum


a. Sekolahan/Kampus : 400 meter
b. Kantor Polisi : 700 meter
c. Sarana Kesehatan : 1000 meter
d. Kantor Kecamatan : 700 meter
e. Pasar : 400 meter
C. Jenis Usaha/Kegiatan
1. Nama Kegiatan : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak untuk Umum (SPBU)
2. Jasa Layanan : Jasa Penjualan Bahan Bakar Minyak.
3. Jenis Produk : Premium, Bio Solar, Pertamax 92 dan Pelumas.

D. Masa Operasional
Masa kegiatan : 1997 -Selama kegiatan masih berlangsung

E. Sarana dan prasarana mendukung :


1.
Luas Tanah : 2.729 m2
2.
Status hak tanah : Hak Milik
3.
Bangunan SPBU : m2
4.
Bangunan Pendukung (administrasi, : m2
Mushola, toilet 2 buah, ruang genset
Ruang parker, gudang)
5.
Fasilitas Taman Hijau dan pagar : m2
6.
Fasilitas jalan dan ruang sirkulasi : m2
7.
Sarana Penunjang Sanitasi Lingkungan :
a. Sumur Dangkal : 1 unit
b. Water Torn : 1 unit (1000liter)
c. Lubang Biopori : lokasi
d. SPAH : 1 unit ukuran diameter 0.8 m kedalaman 8 m (vol.4.02m3)
e. Tempat Sampah :

Bab II| 1
UKL-UPL SPBU

1) 2 buah tertutup dipisahkan sampah kering dan basah


2) TPS 1 buah
3) Sumur Pantau 2 buah
4) Oil Cacther (perangkap minyak) 1 buah
f. Genset : 1 buah (30KVA)

F. Area Pelayanan
Radius jarak SPBU “JOGOKARYAN” dengan SPBU terdekat
Utara :SPBU “Tungkak” ± 1 Km
Selatan :SPBU “Manding” ± 4 Km
Timur :SPBU “Nitikan” ± 1 Km
Barat :SPBU “Dukuh” ± 2 Km

G. Skala Kegiatan
Tabel 1-1. Peralatan, Kapasitas, dan sarana Pendukung

No Jenis Peralatan/Sarana pendukung Jumlah Kapasitas


1 Dispenser Premium 3 20lt/menit
2 Dispenser Bio Solar 1 20lt/menit
3 Dispenser Pertamax 1 20lt/menit
4 Tangki Pendam premium 2 @32 Kilo Liter
5 Tangki Pendam Bio Solar 1 32 Kilo Liter
6 Tangki Pendam Pertamax 1 32 Kilo Liter
7 Sumur Pantau 2 @12m
8 Sumur Observasi 0 0 m3
9 Oil Cacther 1 7.5m2
10 Listrik PLN 1 3000 watt
11 Genset 1 20KVA
12 Pemadam Kebakaran isi DCP Kg
13 Pemadam Kebakaran isi DCP Kg
14 Pemadam Kebakaran isi CO2 kg
15 Bak Pasir m2
16 Bak Grajen (penyerap ceceran minyak) 0

H. Izin Yang Dimiliki


Tabel 1-2 Jenis Perizinan/Rekomendasi SPBU JOGOKARYAN 44.551.08

Bab II| 2
UKL-UPL SPBU

No Jenis Izin Nomor dan tgl diterbitkan Instansi Pemberi Izin Masa berlaku
1 Sertifikat Tanah No 1532/Mjr Kantor Pertanahan Sesuai
No 195/Mjr Kodya Yogyakarta Kepemilikan
2 (DPL) Th 2005 Kantor Pengendalian Selama Tidak
Dampak Lingkungan ada Perubahan
Kodya Yogyakarta
3 IMBB No: 905/imbb Dinas Tata Kota dan Sesuai
Tgl: 10-11-1994 Bangunan DIY Peruntukan
4 Izin Gangguan (Ho) No: Dinas Ketertiban Kodya 5 tahun
503-1296/821.Mj/2005 Yogyakarta
Tgl: 14-11-2010
5 Tanda Daftar Perusahaan No: 12055604640 Kantor Departemen 5 tahun
(TDP) Tgl: 27-4-1997 Perdagangan Kodya
Yogyakarta

6 Surat Izin Usaha No: Kanwil Dep Perindag Selama


Perdagangan (SIUP) 01/12.05/PB/1/1997 Propinsi DIY Perusahaan
Tgl: 13-01-1997 masih
beroprasi
I. Jasa Layanan dan Sumber Daya Manusia
1. Jasa Penjualan Premium, Bio Solar, Pertamax 92 dan pelumas
2. Sumber Daya Manusia

Tabel 1-3 Sumber Daya Manusia SPBU JOGOKARYAN 44.551.08

No Jenis Kegiatan Jumlah SDM Jenis Kelamin


1 Pimpinan 1 L :1
2 Keuangan 1 L :1
3 Administrasi 1 L :1
4 Operator 22 L: 16 P:6
5 Cleaning service 1 L :1
Jumlah 26 L :20 P: 6
Jam Kerja : 6 hari kerja (40jam/minggu) dengan sistem shift hari kerja, hari Minggu/Libur
selain karyawan yang masuk karena shift/giliran diperhitungkan sebagai lembur.

Waktu kerja : Shift I pkl 06.00-14.00, Shift II pkl 14.00-21.00

J. Proses Jasa Layanan Penjualan Bahan Bakar Minyak


1. Peralatan Operasional
a. Tangki Timbun (Storage Tank) digunakan untuk menyimpan cadangan BBM
sebelum dijual ke konsumen.
b. Dispenser & Matering alat untuk pengisian BBM yang di lengkapi dengan
matering ke dalam tangki kendaraan bermotor konsumen.
c. Scale Tester/Check Scale alat untuk memeriksa ketepatan volume pengisian
BBM dari tangki ke mobil pemasok.
d. Oil Catcher berupa saluran drainase yang berguna untuk menangkap ceceran
minyak yang ikut aliran air hujan.

Bab II| 3
UKL-UPL SPBU

e. Sumur Pantau berfungsi mengidentifikasi adanya cemaran/kontaminasi minyak


ke dalam air tanah.
f. Sumur observasi untuk mendeteksi lebih dini apabila terjadi kebocoran atau
keluhan masyarakat di sumur mereka.
2. Umur Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan bertahan paling sedikit 20 tahun, tetapi dari hasil studi
kelayakan teknis sarana dan peralatan pompa BBM diharapkan bertahan sampai
dengan 50 tahun. Untuk itu perlu ditunjang perencanaan kontruksi yang matang, tenaga
kerja yang memiliki hard skill dan soft skill, manajemen pengelolaan yang sesuai dengan
standard layanan SPBU.
3. Penerimaan BBM dan Penimbunan BBM
Tahap pertama adalah kegiatan penerimaan BBM dilakukan dari mobil tangki
pengangkut BBM ke dalam Tangki Timbun, pada proses pengisian ini yang perlu
diperhatikan dan dicermati adalah pemeriksaan secara visual produk pada tangki timbun
seperti suhu, volume, dan density.
Tahap kedua kegiatan pengisian BBM dari mobil tangki ke dalam tangki timbun dengan
menggunakan selang bongkar dari mobil tangki dialirkan kedalam tangki timbun, untuk
menjaga dampak lingkungan pada pengisian proses layanan penjualan kepada
konsumen bisa dihentikan.
Pada proses penimbunan BBM dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap produk di
dalam tangki timbun meliputi suhu, air bebas, density dan tinggi minyak. Kegiatan lain
pada tahap ini adalah setiap 5 tahun dilakukan Tank Cleaning yang menghasilkan
sekitar 0.005% kapasitas tangki.

4. Kegiatan Penyaluran (Penjualan) ke Konsumen


Sebelum penyaluran BBM yang ditimbun dalam Tangki Timbun dilakukan pemeriksaan
secara berkala baik dari kualitas maupun kuantitasnya, pemeriksaan volume BBM
dilakukan dengan men tera BBM dengan bejana ukur 20 liter yang telah di sahkan oleh
balai Metrologi secara berkala. Untuk pemeriksaan kualitas BBM dilakukan pemeriksaan
dengan membandingkan density dari pertamina dan density BBM dari tangki timbun.
Setelah proses pemeriksaan kualitas dan kuantitas dilakukan pengambilan sampel yaitu
dengan cara mengambil sampel lewat ujung nozzle dan dimasukkan ke dalam botol
gelap. Jika kedua prosedur tersebut sudah terpenuhi maka BBM bisa disalurkan kepada
konsumen menggunakan dispenser.
5. Penggunaan Air Tanah
Kebutuhan air tanah untuk operasional dipenuhin dengan air sumur gali. Keperluan air
bagi seluruh karyawan dan pelanggan yang menggunakan fasilitas umum (toilet, kamar
mandi dan wudlu) terisi setiap hari ada 200 orang ditambah 26 orang karyawan maka

Bab II| 4
UKL-UPL SPBU

kebutuhan air : 226 orang x 50 liter = 11300 liter (11.4m 3) sedangkan untuk penyiraman
tanaman dan fasilitas umum diperkirakan kurang lebih 15m3 per hari.

6. Penggunaan Sumeber Energi Listrik


Sumber energi untuk memenuhi tiap tahap pasca kontruksi disediakan dari PLN(pusat
listrik Negara) 3KVA dan energi cadangan dari genset dengan kapasitas 20KVA.
7. Jenis-jenis Limbah dan pengelolaannya
Pengelolaan limbah direncanakan menggunakan prinsip-prinsip mengurangi sumber
limbah, menggunakan kembali, dan mendaur ulang dari semua limbah yang dihasilkan.
a. Limbah Cair Sisa Minyak
Limbah cair dari ceceran BBM dan sisa-sisa pelumas (oli) harus mendapatkan
pengelolaan yang baik. Disamping membahayakan pelanggan juga rawan
terhadap resiko kebakaran. Oleh karena itu setiap karyawan SPBU harus cepat
dan tanggap apabila ada ceceran limbah tersebut. Penanganan awal dengan
pemberian pasir agar meredam efek yang membahayakan limbah tersebut.
b. Sampah
Sisa makanan, kertas pembungkus, kardus pembungkus, plastik pembungkus
sisa-sisa pemeliharaan tanaman(daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1
orang 3 ons (0,03kg) maka prediksinya 226 orang x 0.03kg = 6.78kg ditambah
dari pemeliharaan tanaman kurang lebih 3 kg total sampah perhari 9.78kg.
sampah tersebut dimasukkan ke bak sampah yang disediakan di beberapa
tempat selanjutnya dari TPS di lokasi SPBU untuk diambil gerobak sampah dari
kecamatan Mantrijeron untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
c. Limbah Air Domestik
Kegiatan kamar mandi, toilet, dan sisa-sisa pembersihan alat-alat/lantai
menghasilkan limbah cair yang mengandung sisa-sisa minyak dialirkan ke bak
penangkap minyak diteruskan ke sumur peresapan. Penanganan limbah cair dari
kamar mandi dan toilet dialirkan menuju bak control kemudian ke septic tank dan
sumur peresapan.
8. Pencegahan Kebakaran
Tindakan yang paling utama untuk kegiatan SPBU dalam mengatasi bahaya kebakaran
adalah “TINDAKAN PREVENTIF”. Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau
terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan
tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program
pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana
pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya,
inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam

Bab II| 5
UKL-UPL SPBU

kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya. SPBU JOGOKARYAN 44.551.08 dilengkapi fasilitas pendukung kegiatan
bisnis maka ketiga kelas kebakaran dimungkinkan terjadi. Karena bahan-bahan yang
digunakan memenuhi ketiga unsure tersebut. Gambaran jenis kebakaran adalah
sebagai berikut ;
a. Kebakaran Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet. Busa dan lain-lainnya. Maka media pemadaman kebakaran yang digunakan
berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering (DCP).
b. Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar berupa
cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus dan lain-lainnya. Maka media
pemadaman kebakaran yang digunakan untuk kelas ini berupa pasir dan Alat
Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Dilarang
memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis
bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana.
c. Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas
ini berupa Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering
(DCP). Matikan dulu sumber listrik agar aman dalam memadamkan kebakaran.

Beberapa Bahan dan Alat Pencegahan Kebakaran dan Langkah-langkah pencegahan:

a. Penyediaan APAR / Fire Extinguishers / racun Api


Peralatan ini amerupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai
untuk jenis kebakaran kelas A,B dan C. peralatan ini mempunyai berbagai ukuran berat
nya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran yang
mungkin timbul dari daerah tersebut, tempat penimbunan bahan bakar dengan tabung
racun api dengan ukuran 5 - 68kg. bahan yang ada dalam tabung pemadam api
tersebut ada yang terbuat dari kimia kering, foam / busa CO2.

b. Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran


Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan
pemadaman suatu kebakaran maka pemrakarsa SPBU harus bisa mengelola
kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen / pengelolaan pencegahan bahaya
kebakaran. Langkah-langkah untuk pencegahannya adalah :

Bab II| 6
UKL-UPL SPBU

o Pemasangan tulisan : DILARANG MEROKOK, MATIKAN HP SAAT MENGISI


BBM, MATIKAN MESIN SAAT PENGISIAN BBM.
o Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada SPBU dan
bangunan pendukung : bensin, bio solar, pertamax, karpet, kertas dan lain-lain.
o Sumber Panas seperti listrik, listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain.
o Penilaian Resiko : resiko tinggi karena merupakan begunan bertingkat dan
banyak orang.
o Monitoring : inspeksi tangki timbun, inspeksi listrik, inspeksi bangunan, inspeksi
peralatan pemadam kebakaran, training, Fire Drill / latihan pemadaman
kebakaran dan lain-lain.
K. Aktivitas Parkir dan Gambaran Lalu lintas di Jl. Parangtritis (depan tapak kegiatan)
1. Kapasitas Jalan
Jalan Parangtritis panjang 1.438 m lebar 7 m terbagi manggunakan manajemen 2/2UD tidak
dipisahkan media jalan, trotoar di kanan kiri masing-masing lebar 1,5 m.
Tabel 3.1 Tabel Kapasitas Jalan Parangtritis

Lebar Faktor Koreksi


Jalan Co Kapasitas
FCW FSP FSF FCS
(m)
7 2900 1.0 1.0 0,97 0,94 2.644
Co =Kapasitas Dasar, FCW = Faktor koreksi lebar jalan, FSP = Faktor koreksi arah lalu
lintas,
FSF = Faktor koreksi Hambatan samping, FCS = Faktor koreksi ukuran Kota
2. Volume Lalu Lintas Jalan Gandekan Lor
Volume arus lalu lintas yang melintas di depan lokasi SPBU No. 44.551.08 diperoleh
dengan melakukan survei perhitungan terhadap kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Tabel 3.2 Hasil Survey Volume Kendaraan Jl. Parangtritis (Kendaraan/jam)

Waktu Arah Spd Motor Mobil Truck/bis UM Jumlah

Pkl 06.30 - 07.30 Selatan 1,567 167 54 78 1,788

Utara 2,134 224 76 102 2,434

Pkl 11.00 - 12.00 Selatan 1,715 115 66 89 2,040


6 6

Utara 1,156 211 78 94 2,165


6

Pkl 16.30 - 17.30 Selatan 2,354 325 82 134 2,761

Bab II| 7
UKL-UPL SPBU

Utara 1,432 277 85 109 1,794

Keterangan : MC = sepeda motor, LV = Mobil pribadi, taksi dll. HV = Truck, Bis dll
(Hasil survey Senin 2 Juli 2012)

Tabel 3.3 Volume Lalulintas Terklasifikasi di Jl. Parangtritis hasil perhitungan survey
(smp/jam)

Waktu Arah Motor Mobil Truck/bis Jumlah C DS

Pkl 06.30 - 07.30 Selatan 392 167 68 626 2,644 0.24

Utara 534 224 95 853 2,644 0.32

Jumlah 925 391 163 1,479 2,644 0.56

Pkl 11.00 - 12.00 Selatan 447 115 83 716 2,644 0.27


6

Utara 469 211 98 778 2,644 0.29

Jumlah 916 398 180 1,494 2,644 0.56

Pkl 16.00 - 17.00 Selatan 589 325 103 1,016 2,644 0.38

Utara 358 277 106 741 2,644 0.28

Jumlah 947 602 209 1,757 2,644 0.66

Dari hasil analisis diatas diketahui angka Derajat Kejenuhan (V/C ratio) ruas jalan
Parangtritis pada kisaran 0.4 – 0.75 adalah yaitu pada tingkat pelayanan C (zona arus
stabil) dimana pengemudi dibatasi memilih kecepatannya.

3. Bangkitan Lalulintas Maksimum SPBU


a. Bangkitan Transportasi dari Sepeda Motor
Jumlah nozzle premium yang melayani pembelian premium sepeda motor 4 buah, jarak
dengan jalan Parangtritis 14 m maka apabila terdapat antrian 32 sepeda motor (posisi
parallel masing-masing nozzle 8 sepeda motor).
Dengan asumsi pelayanan sepeda motor rata-rata 3 menit (kecepatan nozlle rata2 20
liter/menit) maka perjam melayani 80 sepeda motor atau setara 20 smp/jam.
b. Bangkitan Transportasi dari Mobil
Jumlah nozzle premium yang melayani pembelian premium mobil 2 buah, rata-rata
pelayanan mobil rata-rata 5 menit maka perjam melayani 24 mobil setara 40 smp/jam

c. Bangkitan Transportasi Kendaraan Berat


Jumlah nozzle solar yang melayani pembelian minyak solar 1 buah, rata-rata pelayanan
mobil rata-rata 10 menit maka perjam melayani 6 kendaraan berat setara 8 smp/jam

Bab II| 8
UKL-UPL SPBU

d. Bangkitan Transportasi Mobil


Jumlah nozzle pertamax yang melayani pembelian pertamax 1 buah, rata-rata
pelayanan mobil rata-rata 20 menit (jarang terjadi penggunaan) maka perjam melayani 6
kendaraan berat setara 3 smp/jam

e. Total Jumlah Bangkitan Kendaraan Bermotor


Jumlah bangkitan kendaraan bermotor yang diakibatkan operasional SPBU Jl.
Parangtritis adalah 20 spm/jam + 40 smp/jam + 8 smp/jam + 3 smp/jam = 71 smp/jam
f. Dampak Terhadap Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Jalan Parangtritis
Akibat operasional SPBU Jl. Parangtritis pada kondisi maksimum maka akan
mengakibatkan perubahan kapasitas dan derajat kejenuhan seperti tabel 4.1

Tabel 4.1 Perubahan Derajat Kejenuhan Jl Parangtritis

Situasi SPBU Kapsitas Asumsi Kapasitas Perubahan


Nama Jalan Belum Maksimum SPBU Maksimum derajat
Kejenuhan
Co V kend Ds Co V kend Ds

jl. Parangtritis 2,64 1,757 0.66 2,64 1788 0.6 0.02


4 4 8

4. Penanganan Dampak Lalu lintas


Mengingat jalan Parangtritis mempunyai lebar yang tidak terlalu besar (lebar efektif 7 m)
maka dampak yang timbul adalah adanya gangguan kelancaran lalulintas, rawan
kecelakaan lalulintas dan rawan keselamatan para pejalan kaki. Beberapa hal yang harus
dilakukan untuk menangani dampak yang ditimbulkan adalah :

a. Untuk menjamin kemudahan manuver kendaraan yang keluar dan masuk SPBU maka
perlu adanya operasional geometrik yang baik pada akses keluar maupun masuk,
sehingga dapat mengurangi ketidak nyamanan pelaku lalu lintas yang lain akibat adanya
tundaan saat manuver.
b. Dalam rangka mengurangi angka kecelakaan akibat adanya konflik lalu lintas antara
kendaraan keluar masuk SPBU maka petugas operator membantu pengaturan keluar
masuk kendaraan dari dan ke area parkir.
c. Untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perlu dipasang rambu-rambu larangan dan
petunjuk di sekitar lokasi SPBU.

Bab II| 9
UKL-UPL SPBU

d. Untuk meningkatkan sirkulasi di area parkir, perlu pengecatan marka dan pemasangan
rambu pengarah.

Bab II| 10

Anda mungkin juga menyukai