Anda di halaman 1dari 11

Prinsip-Prinsip Baharuddin Lopa dalam Penegakan Hukum

Salma S.
(IAI DDI Polewali Manda)r
e-mail: hjsalmamh@ddipolman.ac.id

Abstrak: Baharuddin Lopa adalah pejuang penegakan hukum yang gigih dalam mewujudkan
kebenaran dan keadilan. Prinsip hidup yang kokoh dalam dirinya, bahwa segala yang dilakukan di
dunia ini merupakan ibadah kepada Allah dan akan dipertanggungjawabkan di hari kemudian.
Menegakkan hukum bukanlah perkara yang sulit apabila para penegak hukum memiliki komitmen
kuat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan yang lahir dari pribadi yang bermental tangguh;
jujur, adil, sederhana, professional dan bertanggung jawab atas amanah yang dibebankan kepadanya.
Berani mengungkap kasus tanpa adanya beban dan bersih dari intervensi politik.

Kata Kunci : Baharuddin Lopa, Prinsip-prinsip penegakan hokum

Abstract : Baharuddin Lopa is a persistent law enforcement fighter in realizing truth and justice.
The principle of a solid life in him, that everything that is done in this world is worship to God and
will be accounted for in the future. Upholding the law is not a difficult matter if law enforcement
officers have a strong commitment to uphold the truth and justice born of a strong minded person;
Honest, fair, simple, professional and responsible for the mandate imposed on him. Dare to uncover
the case without any burden and clean of political intervention.

Keywords: Baharuddin Lopa, Principles of law enforcement

Sejak gelora reformasi tahun 1998 yang situasi seperti ini muncul kesan bahwa masyarakat
berujung pada berakhirnya kekuasaan dan seakan-akan diperangkap di dalam turbulensi
kekuatan rezim orde baru, salah satu tuntutan yang hukum; sebuah kesimpansiuran bahasa, ungkapan,
sangat mendesak adalah penegakan hukum. dan keputusan yang mengaduk-aduk kebenaran
Ironisnya, kasus-kasus hukum muncul tanpa ada kepastian hukum yang adil (Manan,
kepermukaan secara bergantian dan seringkali 2005).
menyita perhatian publik. Sehingga banyak Menyikapi realitas tersebut, maka
kalangan yang menilai bahwa agenda reformasi rekonstruksi spirit dan revitalisasi prinsip-prinsip
hukum dan realitas penegakan hukum di Indonesia penegakan hukum Baharuddin Lopa merupakan
berjalan tertatih-tatih dan jauh dari harapan sesuatu yang urgen di tengah-tengah kondisi
masyarakat (Sutiyoso, 2004). penegakan hukum yang semakin terpuruk. Ketika
Berbagai argumentasi pun muncul bahwa beliau berposisi Kepala Kejaksaan Tinggi
penegakan hukum yang dipertontonkan dewasa Sulawesi Selatan dari tahun 1982-1985, yang
ini tidak lebih dari rangkain tontonan hukum yang terkenal dengan “Operasi November” yang
semu (simulacrum of justice), yang hanya dibentuknya sendiri. Dalam jangka waktu 3 tiga
memproduksi iring-iringan image kebenaran tahun, masa kepemimpinannya, telah berhasil
hukum (image of the truth) ketimbang kebenaran membongkar kasus tindak pidana korupsi
hukum yang hakiki (the truth) (Piliang, 2003). sebanyak 265 kasus dengan kerugian negara Rp.
Salah satu persoalan penting yang harus 29 milyar (Lopa, 1987).
diwaspadai dalam rangka mengawal penegakan Ketika diangkat menjadi Menteri
hukum adalah munculnya intervensi kepentingan Kehakiman dan HAM, keluarlah sebuah
politik secara intens. Apabila hal ini terjadi, maka maklumat yang disebut sebagai "Maklumat
akan terjadi permainan politik (political game) di Lopa", khusus menyoroti kinerja aparatur penegak
dalam permainan hukum, ditambah lagi dengan hukum, terutama dalam lingkungan Departemen
permainan ekonomi, dan permainan media. Dalam Kehakiman dan HAM (sekarang Kemeterian

24|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017


Hukum dan Hak Asasi Manusia). Tokoh yang dalam membentuk karaktek dan pendirian
disebut oleh banyak kalangan sebagai pengabdi Baharuddi Lopa dalam penegakan hukum di
yang tangguh. Dalam menjalankan tugasnya Indonesia.
beliau hanya mengenal hitam atau putih, tiada Karena kejujurannya dalam menjalankan
kelabu baginya. Ia mempelajari hukum, berbicara amanah, maka baginya layak disebut sebagai
tentang hukum, dan konsekuen dalam orang sippappas apa napau lilana anna pelliqana,
menegakkan hukum. yaitu sesuainya antara kata dan perbuatan. Dengan
sifatnya yang jujur itu pula ia tidak mengenal
Setting Keluarga dan Sosial Budaya kompromi dalam penegakan hukum (Yasil, 2004).
Baharuddin Lopa dilahirkan pada 27 Baharuddin Lopa mengisahkan
Agustus 1935 di Pambusuang, Kabupaten sebagaimana yang ditulis Sahuding, (2006) bahwa
Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat (Yasil, di penghujung tahun 1930-an, di Balanipa pernah
2004). terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang
Ia besar dalam tradisi Islam yang kuat. pemuda. Menurut hukum adat Mandar pembunuh
Selain karena didikan orang tuanya secara harus diganjar dengan hukum mati, kecuali
langsung dan lembaga pendidikan formal, beliau mendapatkan perlindungan dari pa’bicara
juga rajin mengikuti pengajian pondok. Selain (pemuka adat yang berwenang menjatuhkan
hidup dalam tradisi keagamaan yang kuat, dalam hukuman). Dari tujuh orang pa’bicara hanya ada
dirinya juga mengalir darah keluarga Mara’dia satu orang (Ketua Dewan Adat) yang tidak
(istilah bangsawan Mandar) dari ayahnya H. Lopa memberi keringanan sehingga eksekusi mati tetap
dan dari ibunya Hj. Samarinna. Sedangkan dilaksanakan. Pa’bicara yang dimaksud adalah
kakeknya, Mandawari adalah Raja Balanipa, yang ibu kandung pemuda tersebut. Ia berkesimpulan
sangat disegani karena demokratisnya, raja yang bahwa pemuda itu tidak datang meminta
tidak sombong, serta hidupnya yang sederhana perlindungan pada pa’bicara, tetapi ia pulang ke
(Sahuding, 2006). rumah ibundanya Hal tersebut menunjukkan
Secara sosiologis, kampung kelahiran bahwa penegakan hukum tidak boleh dihalangi,
Baharuddin Lopa sangat mendukung untuk meskipun karena hubungan darah, termasuk jika
terbinanya integritas moral dan akhlak terpuji. Di antara ayah dan anak, sebagaimana yang terjadi
samping karena berasal dari keluarga religious pada kasus tersebut. Baharuddin Lopa dikenal
juga karena pada umumnya masyarakat sebagai orang yang sangat sederhana dan
Pambusuang sangat mengerti, memahami, dan menghargai budayanya. Di samping mempelajari
taat dalam mengamalkan ajaran agama. dan berbicara tentang hukum, ia juga aktif
Pambusuang memiliki sebuah tradisi yang sampai membaca dan mempelajari lontara’ (Yasil, 2004).
saat ini masih lestari, yaitu budaya mattaleq kittaq Dalam rumah tangganya, Baharuddin
(mengkaji kitab). Budaya ini adalah proses Lopa dikenal sebagai pemimpin yang penuh
mengkaji kitab-kitab klasik (berbasa Arab) yang kedisiplinan dan taat beribah. Ia tidak suka
umumnya bertemakan fiqhi dengan pendekatan memanjakan anak-anaknya. Pendidikan keluarga
ilmu nahwu. Proses pembelajaran terhadap anak- merupakan pendidikan yang paling dasar dan
anak dalam rangka mempelajari dan membaca menentukan.
kitab-kitab klasik tersebut juga terus berkembang, Baharuddin Lopa sangat mengedepan-kan
yang dikenal di masyarakat Pambusuang mangaji kemandirian hidup anak-anaknya. Hal ini dapat
pondok atau (pengajian pondok), sebuah istilah dilihat ketegasan beliau tidak pernah
pengajian yang dikenal di Mandar sebagai wadah mengupayakan anaknya diangkat menjadi
untuk mendalami ilmu-ilmu Islam, khususnya pegawai negeri, meskipun posisinya sangat
mendalami kaedah-kaedah bahasa Arab sampai memungkinkan pada saat itu. Demikianlah
dapat membaca secara mandiri sesuai dengan integritasnya yang sangat kuat, Baharuddin Lopa
ketentuan uslub bahasan Arab. Realitas kultural termasuk manusia yang sangat takut berbuat dosa.
yang religious ini telah berpengaruh secara positif

Salma, Prinsip-Prinsip Burhanuddin Lopa dalam Penegakan Hukum|25


Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau Lukman Hakiem, menyampaikan
adalah orang yang sangat memahami arti dan perasaan dukanya dengan bahasa yang memiliki
tujuan hidup. Dalam kapasitasnya sebagai kepala muatan makna yang sangat dalam, filosofis-
rumah tangga, Lopa menjadi teladan bagi sufistik:
keluarganya. Pendidikan kesederhanaan yang "Sebelum Lopa wafat, sesungguhnya dia
diajarkan oleh Baharuddin Lopa kepada anak- telah wafat. Dia sedang menapaki shirat al-
anaknya menjadi sebuah warisan yang sangat mustaqiem, jalan lurus menuju Tuhan. Dia
berharga. Sebuah warisan yang tidak bisa diukur sedang melangkah di atas jalan yang pernah
secara materil, namun tetap hidup di kalangan para diungkapkan oleh Nabi saw. "mūtu qabla
pemerhati, pengkaji dan praktisi hukum. an-tamūt", yaitu matilah sebelum kamu
Baharuddin Lopa merupakan pendekar mati. Lopa pun telah mematikan nafsu
hukum. Kehadirannya di Kejaksaan Agung, kepentingan politik di negeri ini. Dia telah
paling tidak telah memberikan nuansa baru mematikan kepentingan duniawi di balik
tentang paradigma penegakan hukum di jabatan dan amanah yang harus dipikulnya.
Indonesia. Kehadiran Baharuddin Lopa Kejaksaan Do'a telah mematikan kepentingan gengsi
Agung, tidak akan pilih-pilih kasus dalam dan harga diri, demi hancurnya para
menangani perkara. Suatu perkara harus koruptor, penjahat bangsa, perusak nilai-
dituntaskan tanpa terkecuali kasus mantan nilai moral dan hukum. Dia tidak sekedar
penguasa Orde Baru. Pengangkatan Baharuddin menjadi monument sejarah penegakan
Lopa menjadi Jaksa Agung diyakini bahwa beliau hukum, tapi juga api yang bersinar
akan tetap pada komitmen penegakan hukum menerangi kegelapan hukum di Indonesia.
dengan kebenaran. Keberaniannya mempertaruh- kan apa yang
Akan tetapi, langkahnya untuk dimiliki, termasuk dirinya sendiri, adalah
menyelesaikan kasusu hukum yang bertumpuk suatu saksi di hadapan Allah (Lukman
dikepalanya, harus berhenti karena ketentuan Hakim dalam Rakyat Merdeka, 2001).
Allah swt. telah datang kepadanya. Baharudin Pernyataan tersebut, secara sepintas
Lopa meninggal dunia pada usia 66 tahun, di kedengarannya sangat ekstrim dan berlebih-
rumah sakit Al-Hamadi Riyadh bertepatan dengan lebihan. Namun demikian, setidaknya eksistensi
tanggal 3 Juli 2001, di Arab Saudi. Baharuddin Lopa dalam pengembaraannya di
Semasa melaksanakan tugasnya sebagai belantara hukum telah meninggalkan warisan
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, yang perlu dipelihara oleh para pewaris penegakan
Baharuddin Lopa berusaha semaksimal mungkin hukum di Indonesia. Ia telah menancapkan pedang
untuk mempertahankan reputasinya dalam keadilan di bumi pertiwi.
penegakan hukum. Integritasnya sebagai penegak
dia bisa jaga dengan baik hingga akhir hayatnya. Latar Belakang Pendidikan
Spekulasi tentang wafatnya Baharuddin Lopa, Pendidikan formal Baharuddin Lopa
tidaklah membuat keluarganya merasa terusik, dirintis mulai dari Sekolah Rakyat (SR) di
karena kematian seseorang adalah hak prerogatif Tinambung, kemudian melanjutkan
Allah swt. Sementara itu Emha Ainun Najib, pendidikannya ke SMP Negeri Majene. Karena
mengemukakan bahwa: kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, setamat
"Baharuddin Lopa diselamatkan Allah swt. di SMP, ia menuju Makassar dan meneruskan
karena Tuhan tidak menghendaki hambanya pendidikannya pada salah satu SMA di kota
yang jujur diperalat oleh pihak-pihak yang Makassar (Baharuddin Lopa, 2002).
tidak bertanggung jawab. ''Dari pada dia Sesuai dengan karakternya yang tegas,
dijebak dan menjadi nggak karu-karuan adil, jujur dan cerdas didukung dengan prinsip dan
serta nama baiknya tercemar oleh orang- optimismenya yang sangat tinggi, setelah tamat
orang yang sengaja memperalatnya (Emha SMA ia mendaftar pada Fakultas Hukum
Ainun Najib dalam Suara Merdeka, 2001) Universitas Hasanuddin (selesai tahun 1962).

26|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017


Pada tahun 1979, beliau mengikuti kursus Reguler tidak berlangsung lama, karena pada saat sedang
LEMHANAS. Gelar Doktor diperolehnya pada berjuang melawan dan menyelesaikan kasus-
Universitas Diponegoro tahun 1982 di Semarang kasus hukum segera itu pula ia dimutasikan.
(Yasil, 2004). Selain dari yang disebutkan di atas, dalam
dunia akademik, Baharuddin Lopa pernah menjadi
Perjalanan Karir dan Kiprahnya dalam guru besar pada beberapa Perguruan Tinggi di
Penegakan Hukum Indonesia, yaitu:
Semasa hidupnya, Baharuddin Lopa telah 1. Guru Besar Universitas Hasanuddin
banyak mengabdikan dan memanfaatkan Makassar,
kemampuan ilmu yang dimilikinya kepada 2. Guru Besar luar biasa pada Universitas Islam
masyarakat. Ia telah banyak berbuat dalam Indonesia Yogyakarta,
membela hak-hak rakyat. Di pentas penegakan 3. Guru Besar luar biasa pada Universitas
hukum, mentalitas, intelektualitas, reputasi Nasional Jakarta,
kejujuran dan keadilannya, telah dipertahankan 4. Guru Besar luar biasa pada Universitas
hingga beliau menghembuskan nafasnya yang Jayabaya, Jakarta,
terakhir. 5. Guru Besar luar biasa pada Universitas
Sebagai bukti bahwa Baharuddin Lopa Borobudur, Jakarta (Baharuddin Lopa,
telah berjasa terhadap perjalanan hidupnya di 2002).
Indonesia, berikut ini akan dipaparkan beberapa Dalam beberapa kesempatan penting,
jabatan yang pernah ditempati beliau antara lain: Baharuddin Lopa mendapat kepercayaan menjadi:
1. Pada tahun 1958-1960, mendapatkan amanah 1. Penasehat DPR-RI dalam rangka Konferensi
menjadi Jaksa pada Kejaksaan Negeri Parlemen se-dunia.
Makassar, 2. Pernah memimpin delegasi Indonesia pada
2. Pernah menjadi Bupati Majene (1960), Konferensi Pencegahan Kejahatan PBB.
3. Kepala Kejaksaan Negeri Ternate (1964), 3. Memimpin delegasi Indonesia pada
4. Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara Konferensi Hak Asasi Manusia PBB.
(1966-1970), 4. Sekretaris Jenderal Komisaris HAM (1994-
5. Kepala Kejaksaan Aceh (1970-1974), 1999) (Bharuddin Lopa, 2002).
6. Kepala Kejaksaan Kalimantan Barat (1974- Data tersebut menunjukkan bahwa Baharuddin
1976), Lopa merupakan sosok pejuang penegakan hukum
7. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan pembela Hak Asasi Manusia (HAM),
Kejaksaan Agung (1976-1982), akademisi, birokrat, dan diplomat. Salah satu
8. Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan contoh, ketika diangkat menjadi Kajati Sulawesi
(1982-1986). Pada masa kepemimpinannya di Selatan, Baharuddin Lopa segera membuat
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, ia pengumuman di surat kabar yang meminta kepada
membentuk suatu gerakan yang dikenal masyarakat atau siapa pun, agar tidak memberi
dengan “Operasi November” yang sogokan kepada anak buahnya. Segera pula ia
dipimpinnya sendiri (Baharuddin Lopa, 2002). menggebrak korupsi di bidang reboisasi, yang
9. Staf Ahli Menteri Kehakiman, tahun 1986 nilainya Rp 7 milyar. Keberhasilannya
(Tim Berita Mingguan Majalah Tempo, 1986). itu membuat pola yang diterapkannya dijadikan
10. Jaksa Agung RI (6 Juni-3 Juli 2001) model operasi para jaksa di seluruh Indonesia.

Ketika melaksanakan tugasnya sebagai Karya-Karya dan Penghargaan Baharuddin


Kepala Kejaksaan Aceh, beliau sangat gencar Lopa
menangani kasus korupsi yang terjadi di kalangan Baharuddin Lopa dikenal sebagai praktisi
pejabat daerah. Di Kalimantan Barat, Baharuddin hukum dan akademisi. Kesibukannya dalam
Lopa berhasil membekuk para penyelundup kayu menjalankan amanah untuk menegakkan hukum
dan spekulan beras. Gerakan dan gebrakannya bukan berarti ia tidak punya karya monumental.

Salma, Prinsip-Prinsip Burhanuddin Lopa dalam Penegakan Hukum|27


Bahkan Baharuddin Lopa dikenal sebagai penulis beliau sangat kental dengan prinsip "hitam-putih"
yang paling berani muncul di atas lembaran putih. atau tiada kelabu baginya dalam persoalan hukum.
Menyuarakan urgennya memberantas kejahatan Selama perjalanan karir Baharuddin
korupsi yang telah menggerogoti negeri ini. Lopa, beberapa kali mendapat penghargaan,
Beliau dikenal sebagai sosok yang paling berani antara lain:
melawan kerasnya arus kekuasaan pada masa orde 1. Piagam Penghargaan "Wibawa Seroja
baru. Nugraha" dari Gubernur Lemhanas atas karya
Adapun karya-karya Baharuddin Lopa, yang berjudul Hubungan Perbuatan Korupsi
antara lain: dengan Ketahanan Nasional, 1979,
1. Jalannya Revolusi Indonesia Membebaskan 2. Piagam Penghargaan dari Jaksa Agung atas
Irian Barat, 1962. Kerta Karya yang berjudul Praktek-praktek
2. Bahaya Komunisme, 1971 (karya bersama A. Penyulundupan Administratif, 1971,
Zainal Abidin Faried). 3. Piagam Penghargaan dari Menteri Agama RI
3. Praktek-praktek Penyulundupan atas kerja kerasnya merintis pendirian
Adminsistratif, 1971. Perguruan Tinggi Institut Islam Negeri
4. Tanya Jawab Tindak Pidana Penyelundupan, Alauddin, Fakultas Tarbiyah Filial Ternate dan
1977. Kendari, (1988 dan 1967) (Baharuddin Lopa,
5. Hubungan Perbuatan Korupsi dengan 2002).
Ketahanan Nasional, 1979. Ketokohan Baharuddin Lopa dalam
6. Pembahasan Tindak Pidana Penyelundupan, penegakan hukum, langsung atau pun tidak
1980. langsung, telah menginspirasi para pelanjut
7. Hukum Laut, Pelayaran, dan Perniagaan perjuangan penegakan hukum di Indonesia.
yang digali dari bumi Indonesia (Disertasi), Demikianlah yang sering muncul dalam forum-
1982. forum ilmiah yang membahas tentang penegakan
8. Beberapa Aspek Hukum Laut dan Perikanan hukum, khusus dalam masalah kasus korupsi.
termasuk koperasi Perikanan di Eropa, Prinsi-prinsip Baharuddin Lopa dalm Penegakan
Timur Tengah, dan Indonesia, 1985. Hukum
9. Implementasi Wawasan Nusantara, 1985. Menurut Baharuddin Lopa, dalam
10. Permasalahan Pembinaan Penegakan menjalankan tugas mulia untuk menegakkan
Hukum di Indonesia, 1987. kebenaran, seseorang harus memiliki prinsip yang
11. Pertumbuhan Demokrasi, Penegakan kuat, yaitu adil, jujur, ikhlas dan berani.
Hukum, dan Perlindungan Hak Asasi
Manusia, 1999. 1. Prinsip Keadilan
12. Masalah Korupsi dan Pemecahannya, 1997. Adil merupakan sebuah konsepsi abstrak.
13. Konstitusi dan Penyelenggaraan Negara, Dalam diskursus penegakan hukum di Indonesia,
1999. keadilan aparat penegak hukum dalam menyidik,
14. Tindak Pidana Ekonomi: Pembahasan menyelidiki, menuntut, dan mengadili menjadi
Tindak Pidana Penyelundupan. salah satu faktor kunci dan modal utama dalam
15. Masalah-masalah Politik, Hukum, Sosial upaya menegakkan hukum.
Budaya dan Agama: Sebuah Pemikiran. Memahami dan menyelami arti dan
1996. hakekat dari orientasi keadilan dalam perspektif
16. Al-Qur'an dan Hak Asasi Manusia, 1996. hukum menjadi salah satu kunci utama dalam
17. Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, menegakkan hukum. Pemahaman yang sempurna
2002. tentang keadilan oleh aparat penegak hukum,
Beberapa buku tersebut, pada umumnya maka hukum yang diciptakan adalah hukum yang
menjelaskan tentang pentingnya penegakan menegakkan keadilan dan berguna bagi
hukum secara konsekuen. Filosofi cara berpikir kepentingan umum. Memahami secara parsial
makna keadilan dapat merusak citra penegakan

28|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017


hukum, karena secara filosofis, aspek keadilan yang paling dasar (basic education). Peran orang
menjadi tujuan utama dari penegakan hukum. tua sebagai pilar dan figur bagi anak-anaknya
Urgensi pemahaman dan aktualisasi harus berfungsi secara maksimal. Dalam hal ini,
keadilan dalam realitas kehidupan manusia, pendidikan agama, khususnya pendidikan moral
menurut Baharuddin Lopa minimal memahami atau akhlak dan kedisiplinan serta ketaatan
dan mengamalkan lima aspek keadilan yang harus menjalankan ibadah menjadi prioritas. Hal ini
dipelihara dalam kehidupan umat manusia, yaitu; penting dilakukan agar anak dalam
keadilan antara hamba dengan Penciptanya, adil perkembangannya sudah terbiasa melaksanakan
dalam hubungan antara anak dengan orang tua, perintah agama.
adil bagi pemerintah, adil dari segi sosial
ekonomi, dan adil dalam masalah hukum Adil bagi pemerintah.
(Baharuddin Lopa, 1987). Pemerintah sebagai pemegang amanah
rakyat, haruslah mempunyai moral dalam
Keadilan antara hamba dengan Penciptanya. pekerjaannya. Sebuah kesadaran tetap terpatri
Dalam hal ini hamba senantiasa berusaha bahwa sebelum menjadi pejabat, dirinya juga
melaksanakan amar ma’ruf dan nahy mungkar. pernah menjadi rakyat biasa. Oleh karena itu,
Dengan kata lain adil adalah mampu pemerintahan seharusnya dipandang sebagai
melaksanakan kebajikan dan meninggalkan sebuah moral dan etika yang selayaknya mengajak
kemungkaran. Sebagai seorang hamba, ia wajib pada kebenaran, kebaikan dan keadilan, serta
tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum yang mencegah terjadinya dekadensi moral dalam
ditetapkan Allah. Adil dalam perspektif ini lingkungan masyarakat (Syafiie, 2004).
merupakan adil secara teologis. Kepatuhan dan Keadilan pembangunan selama ini
ketundukan seorang hamba terhadap apa yang cenderung terabaikan. Akibatnya, memicu
diturunkan oleh Allah sebagai syari'at bagi munculnya reaksi keras dari berbagai kelompok
manusia. Allah menciptakan jin dan manusia masyarakat yang mengancam keutuhan Negara
dengan tujuan agar kedua makhluk ini senantiasa Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
beribadah kepada-Nya. disintegrasi bangsa. Contoh konkret dapat dilihat
Ikhlas dalam menerima dan dari lahirnya Gerakan Aceh Merdeka. Demikian
melaksanakan perintah Allah merupakan salah juga halnya yang dilakukan oleh sebahagian besar
satu wujud dari adilnya seorang hamba memenuhi masyarakat Papua. Meskipun dalam berbagai
seruan-Nya. Dengan sebutan lain, tidaklah adil perspektif, faktor ketidak adilan pembangunan
apabila seorang hamba hanya mengharapkan bukanlah faktor tunggal. Mungkin saja ada faktor-
sesuatu yang mulia dari Allah sementara ia sendiri faktor lain yang mendukungnya. Akan tetapi,
belum memenuhi kewajibannya. masalah ketidak adilan pembangunan tidak bisa
dipungkiri dalam realitas yang terjadi dalam
Adil dalam hubungannya antara orang tua sistem pemerintahan yang cenderung sentralistik
dengan anaknya. selama ini. Bahkan dalam perspektif ekonomi,
Keadilan dalam perspektif hubungan terjadi eksploitasi dan monopoli orang-orang yang
orang tua dengan anaknya, yaitu orang tua harus dekat dengan penguasa-istana, seperti yang terjadi
mampu mendidik anaknya agar menjadi manusia pada masa Orde Baru.
yang shaleh. Orang tua menjadi tauladan, panutan
bagi generasinya, karena di dalam rumah tangga Adil dari segi sosial-ekonomi
inilah pendidikan yang paling pertama dan utama. Adil dari segi ekonomi menyangkut
Sementara anak sendiri harus mampu masalah pengelolalan ekonomi nasional, yaitu
menjalankan apa yang dinasehatkan oleh orang dibangunnya ekonomi atas dasar kekeluargaan,
tuanya, yang sesuai dengan perintah agama. bukan hanya diperuntukkan untuk golongan
Dalam ilmu pendidikan, lingkungan tertentu saja. Untuk mencapai keadilan pada
rumah tangga merupakan lingkup pendidikan bidang ekonomi tergantung pada sistem yang

Salma, Prinsip-Prinsip Burhanuddin Lopa dalam Penegakan Hukum|29


digunakan yang memungkinkan memberikan swt. Beliau mengutip QS. Al-Maidah/5 : 8,
keadilan bagi rakyat. sebagai berikut:

Keadilan dalam hukum


Keadilan dalam perspektif ilmu hukum
biasa disebut dengan kewajaran, yaitu keadilan
yang dapat memberikan ketenangan dan
kebahagiaan bagi masyarakat. Hakim harus
mampu memberikan putusan yang adil supaya Terjemahnya:
masyarakat tergugah untuk mempercayai Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
pengadilan yang sekaligus akan mencegah kamu jadi orang-orang yang selalu
terjadinya main hakim sendiri. menegakkan (kebenaran) karena Allah,
Kelima aspek keadilan tersebut, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kelihatannya sangat sederhana. Apabila dikaji dan sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
direnungi secara seksama dan mengaktualkannya kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
dalam kehidupan nyata, akan melahirkan pribadi adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
yang tangguh. Manusia yang memiliki militansi dekat kepada takwa, dan bertakwalah
dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
menjadi sesuatu yang dapat dirasakan oleh semua Mengetahu apa yang kamu kerjakan
elemen masyarakat. Perpaduan antara kejujuran (Departemen Agama RI., 2006).
dan kemapanan ilmu sangat berpotensi
melahirkan suatu putusan hukum yang memenuhi Hukum harus berdaulat atas semua
rasa keadilan. anggota masyarakat mulai dari rakyat yang
Memahami hakikat keadilan, kemampuan terlemah sampai kepada pemimpin tertinggi yang
meyakinkan masyarakat secara rasional, dan disebut ulil amri. Semua berkedudukan sama di
mentalitas yang tangguh merupakan landasan hadapan hukum (equality before the law). Di
yang sangat mendasar dan pertama dibenahi hadapan hukum tidak ada keistimewaan lantaran
menuju tercapainya cita-cita memperjuangkan pangkat, kedudukan tinggi, kekayaan yang
penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia. Para melimpah, keturunan ningrat- social standing.
aparat sebagai pahlawan dalam penegakan hukum, Apalagi sebagai penegak hukum langsung; polisi,
harus mampu bekerja sebagaimana amanah yang jaksa, hakim, pengacara, petugas (Lembaga
dibebankan kepadanya. Pemasyarakatan (LP), mereka harus dapat
Salah satu elemen penting dan sangat menjadi suri tauladan kepada penegak hukum
menentukan pengusutan suatu tindakan kejahatan yang tidak langsung termasuk kepada masyarakat
hukum adalah pihak kepolisian. Mereka harus luas.
bekerja keras mengumpulkan bukti-bukti yang Konstribusi Islam dalam menumbuh-kan
cukup yang akan disempurnakan oleh jaksa penegakan hukum yaitu bertitik tolak dari ajaran
penuntut umum pada saat perkara diperiksa di Tauhid, keimanan kepada Allah swt, yang
pengadilan. Secara teoritis langkah-langkah ini sekaligus berarti pengakuan akan prinsip yang
perlu diambil. Untuk mencegah terjadinya secara hakiki, bahwa umat manusia adalah satu,
spekulasi, pengaburan data pada tingkat makhluk dari Khaliq Yang Esa. Keyakinan dari
penuntutan oleh jaksa penutut umum, maka Tauhid ini berarti manusia merupakan satu
pimpinan perlu melakukan kontrol yang ketat keluarga yang anggotanya sama-sama memiliki
terhadap apa yang dikerjakan oleh bawahannya martabat kemanusiaan (human dignity) yang
(Syafiie,2004). setara, berhak hidup dengan hak-haknya. Sebagai
Prinsip keadilan yang menjadi pegangan makhluk sosial, manusia memiliki hak-hak asasi
utama Baharuddin Lopa dalam berbicara masalah yang harus dijamin oleh masyarakat dan negara
penegakan hukum merupakan amanah dari Allah setelah ia memenuhi kewajiban asasinya terhadap

30|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017


masyarakat dan negara. Keseimbangan antara orang menghargai dan ingin berlaku jujur. Jujur
terjaminnya hak asasi (human right) dengan hanya dapat terbaca dalam hubungan
terpenuhinya kewajiban asasi (human duties) transaksional. Dalam hubungannya dengan
antara negara, individu, dan masyarakat secara penegakan hukum, sifat jujur menjadi salah satu
timbal balik. pilar yang sangat menentukan.
Menurut Baharuddin Lopa, (1987) bahwa
Islam mendudukkan hak dan kewajiban apapun resiko yang terjadi pada diri penegak
secara timbal balik. Warga negara (rakyat) wajib hukum, maka pendirian yang kokoh dan benar
taat kepada pemimpin dan penegak hukum selama harus tetap dipertahankan. Hal ini menunjukkan
mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan setia bahwa kejujuran memiliki kekuatan penggerak
menjaga amanat kepercayaan rakyat mereka. yang pengaruhnya tampak dalam realitas
Dalam QS. An-nisa/4: 58, Allah swt. berfirman: kehidupan manusia. Pengaruh ini mewarnai
pribadi yang bersangkutan sebagai suatu motivasi
untuk senantiasa berbuat lurus (Soekanto dan A.
Dardiri Hasyim, 1996).
Untuk mencapai hasil kerja yang positif
dalam penegakan hukum, maka para aparat yang
Terjemahnya: bersentuhan dengan masalah ini lebih dahulu
"Sesungguhnya Allah memerintahkan memiliki kesadaran dan mental tangguh yang
menunaikan amanat kepadayang berhak tidak akan roboh oleh terpaan arus kekuatan
dan (Dia perintahkan) aaapabila kamu politik penguasa. Ketangguhan mental para aparat
menghukum di antara manusia supaya itulah yang memiliki kans lebih besar dan
kamu menghukum dengan adil berpotensi mempertahankan konsistensi kejujuran
(Departemen Agama RI., 2006). dan menegakkan hukum yang berkeadilan.
Sumber kekuasaan pemimpin dan Menurut Baharuddin Lopa, (2002)
penegak hukum adalah ketaatannya sendiri mempertahankan kebenaran hukum dan kejujuran
kepada hakim. Yang berdaulat hanyalah hukum bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan
(Allah). Kekuasaan dipergunakan untuk kesadaran personal akan pertanggungjawaban
menegakkan kebenaran dan keadilan di antara amanah yang dibebankan kepadanya yang dapat
seluruh rakyat. Penguasa berhak atas ketaatan menjadi motivator dalam mempertahankan
rakyat selama dia menjalankan kekuasaan itu atas kebenaran menjadi sebuah kenyataan.
kebenaran dan keadilan, rakyat berhak
membetulkan perjalanan penguasa bila ia salah. 3. Prinsip Keikhlasan dan keberanian
Keikhlasan dan keberanian dalam
2. Prinsip Kejujuran menghadapi berbagai penyakit sosial menjadi
Menyuruh orang lain untuk berlaku jujur salah satu kunci yang menentukan akan
bukanlah sesuatu yang sulit, akan tetapi keberhasilan penegakan hukum. Keikhlasan
berperilaku secara jujur adalah sebuah perkara dalam bertindak, bukan karena adanya intervensi
yang tidak mudah diwujudkan. Dengan sebutan dan tekanan dari atasan atau secara politis,
lain, ringan dalam ucapan namun berat dalam melainkan wujud dari konsekuensi amanah yang
tindakan. Hal ini sangat terkait dengan integritas ditanggungnya. Kesadaran seperti ini akan
moral yang dimiliki seseorang. Kejujuran berimplikasi pada tercapainya keadilan hukum di
merupakan modal yang sangat berharga dan tak tengah-tengah masyarakat. Keberanian yang
ternilai harganya. Kejujuran merupakan suatu dimaksudkan adalah keberanian di atas koridor-
mahkota kehidupan manusia. Kejujuran juga koridor hukum. Bertindak karena dorongan moral
merupakan suatu konsepsi abstrak yang tidak tanpa membeda-bedakan (tebang pilih) dalam
dapat diukur luasnya. Jujur bukanlah substansi mengambil tindakan hukum. Dengan demikian,
yang dapat dilukiskan wujudnya, namun setiap dibutuhkan adanya sinergitas antara keikhlasan

Salma, Prinsip-Prinsip Burhanuddin Lopa dalam Penegakan Hukum|31


dan kebranian dalam menangani berbagai macam klobalisasi seperti sekarang ini. Menurut
kasus hukum. demikianlah konsekuensi dari tugas Baharuddin Lopa, (1987) profesionalisme di
sebagai abdi negara untuk mencegah dan bidang penegakan hukum perlu terus ditingkatkan
bertindak menyelesaikan berbagai kasus hukum. agar para pemimpin, pejabat, termasuk legislative,
Menurut Baharuddin Lopa, (1987) khususnya penegak hukum dapat menciptakan
apabila aparat penegak hukum yang sedang atau menerapkan perundang-undangan nasional
melaksanakan tugasnya, kemudian ada tekanan yang sesuai dengtan tuntutan zaman. Oleh karena
atasan untuk menangguhkan proses hukum tanpa itu, seorang profesional dalam suatu pekerjaan
adanya alasan yang dibenarkan oleh hukum, maka atau jabatan tertentu, maka harus memiliki kriteria
aparat harus berani berpendirian kokoh dan umum, antara lain: mempunyai keterampilan
bersikap tegas bahwa tindakan itu tetap dilajutkan tinggi dalam suatu bidang pekerjaan, mahir dalam
demi kepastian hukum. Dari sini tampak dengan mempergunakan peralatan tertentu yang
jelas bagaimana sikap Baharuddin Lopa dalam diperlukan dalam mempergunakan peralatan
memperjuangkan kebenaran hukum. Prinsipnya tertentu yang diperlukan dalam melaksanakan
yang kokoh, membuat ia berani melawan tugas yang di bebankan kepadanya, kedua;
kesewenang-wenangan, pengaburan fakta hukum, mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup
meskipun beresiko tinggi terhadap jabatannya. memadai, pengalaman yang memadai dan
Berhasilnya perjuangan penegakan hukum sangat mempunyai kecerdasan dalam menganalisis suatu
ditentukan oleh pemimpin bersama jajarannya. masalah, peka dalam membaca situasi, cepat dan
Aparat penegak hukum, pejabat dan masyarakat cermat dalam mengambil keputusan yang terbaik
harus memiliki kesadaran hukum yang tinggi. untuk kepentingan bersama. Ketiga; mempunyai
Keberanian dalam bertindak berdasarkan aturan- kemampuan untuk mengantisipasi segala
aturan hukum yang ada merupakan suatu sikap permasalahan yang terbentang dihadapanya,
dan tindakan yang sangat dibutuhkan ditenga- keempat; mempunyai sikap mandiri berdasarkan
tengah keterpurukan penegakan hukum di keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
Indonesia. untuk menyimak dan menghargai pendapat orang
Menyelesaikan suatu perkara yang lain. Urgensi profesionalisme dalam bidang
memenuhi tuntunan rasa keadilan setiap unit yang penegakan hukum bukanlah sebatas teori dan
turut dalam menyelesaikan perkara berada dalm retorika belaka, bahkan sudah menjadi suatu
kondisi yang dapat diharapkan untuk berlku jujur. kebutuhan mutlak agar apa yang dicita-citakan
Mempertahankan kebenaran hukum dan kejujuran dalam penegakan hukum dapat terpenuhi. Hakim
bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan sebagai penyidik harus profesional dalam
kesadaran personal akan pertanggun-jawaban memutuskan suatu perkara.
amanah yang dibebankan kepadanya yang dapat Profesionalisme memang sudah menjadi
menjadi kekuatan pengerak dalam suatu masalah besar yang terjadi di negara
mempertahankan kebenaran menjadi sebuah manapun di dunia ini, terutama menyangkut
kenyataan. penegakan hukum. Ketidak-profesionalan
4. Profesionalisme seseorang dalam menjalankan tugasnya sebagai
Menurut Suseno, (1991) yang dimaksud abdi negara akan berakibat pada kurang
dengan profesi ialah pekerjaan yang dilakukan maksimalnya hasil yang dicapai. Hal ini senada
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan dengan yang dituturkan oleh Ward (1957) bahwa:
nafkah hidup dan mengandalkan suatu keahlian "short age of trained manpower is, indeed, the
khusus. Sebagai profesional di bidang hukum great gap in all underdeveloped parts of the
harus mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup, world". Maksudnya adalah kekurangan tenaga-
tidak hanya mengetahui ilmu hukum saja tetapi tenaga terlatih, sesungguhnya merupakan suatu
harus juga mengetahui berbagai ilmu pengetahuan hambatan besar bagi pembangunan wilayah-
yang lain dan mampu mengimbangi wilayah terbelakang di seluruh bagian dunia.
perkembangan ilmu hakum tersebut dalam arus

32|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017


Oleh karenanya, intelektualitas dan sesuatu yang baik, tetapi untuk kondisi tertentu
profesionalisme yang dimiliki oleh profesional rasa malunya (siri’) dihilangkan demi
hukum hendaknya didukung oleh integritas moral terpenuhinya hajat dan kemaslahatan.
yang prima, sebab hal inilah yang menentukan Selain budaya siri', kesederhanaan hidup
berhasil atau tidaknya dalam menjalankan yang melekat pada diri seseorang akan
tugasnya. mempengaruhi pola tingkah lakunya dalam
menjalankan aktivitas hidupnya. Pola hidup
5. Siri' (rasa malu) dan Hidup Sederhana sederhana merupakan modal penting untuk
Kebiasaan buruk terhadap hal-hal yang menghindari keserakahan hidup dengan
kecil, sewaktu-waktu akan berpengaruh terhadap menghalalkan segala macam cara. Merajalelanya
yang lebih besar. Kebiasan mengambil atau tindak pidana korupsi di negeri ini disebabkan
menyalahgunakan uang negara meskipun hanya oleh adanya keinginan untuk mempertontonkan
satu sen, maka suatu waktu akan berani kemewahan dunia. Meskipun proses
menggelapkan uang dalam jumlah yang lebih pencapaiannya harus menabrak rambu-rambu
besar. Masalah koruspi bukanlah hanya pada hukum.
kuantitasnya uang yang dikorup, tetapi kapan ada
kesempatan untuk melakukan aksi. Penutup
Menurut Baharuddin Lopa, (1987) Iman yang mantap dan prinsip hidup yang
budaya siri' yang juga berarti harga diri kuat telah mengantarkan Baharuddin Lopa
seharusnya melekat pada diri setiap orang, menjadi “pendekar hukum” dalam sejarah
terutama para pemimpin atau pejabat agar dapat penegakan hukum di Indonesia.
menjadi panutan dalam hidupnya. Mantapnya
rasa malu dalam diri seseorang untuk melakukan Daftar Rujukan
hal-hal yang tidak baik, akan dapat melawan Hamid, Abu dkk. 2014. Siri’: Filosofi Suku Bugis,
kebiadaban dan keserakahan hidup. Orang yang di Makassar, Toraja dan Mandar. Cet. II;
dalam dirinya telah tertanam budaya siri' untuk Makassar: Arus Timur.
melanggar norma-norma hukum dan agama, akan Kementerian Agama RI. 2014. Al-Qur'an dan
senantiasa berusaha melakukan perbuatan- Terjemahnya. Semarang: PT. Karya Toha
perbuatan yang terpuji di hadapan Allah. Putra, t.th.
Kuatnya prinsip budaya siri' yang dimiliki Lopa, Baharuddin. 1987. Permasalahan
oleh Baharuddin Lopa, ia berkeyakinan orang Pembinaan dan Penegakan Hukum di
yang merasa malu dihadapan Allah, maka Indonesia. Cet. I; Jakarta: PT. Bulan
semakin mudah memiliki kepribadian untuk malu Bintang.
kepada sesama manusia melakukan sesuatu yang __________. 2002. Kejahatan Korupsi dan
tercelah (Baharuddin Lopa, 1987). Penegakan Hukum. Cet. II; Penerbit Buku
Menurut Baharuddin Lopa, dalam Hamid, Kompas.
dkk (2014) di Mandar dikenal adanya istilah siri’ Manan, Abdul. 2005. Aspek-aspek Pengubah
yang berkonotasi positif dengan sikap dan prilaku Hukum. Cet. I; Jakarta: Prenada Media.
masyarakat Mandar. Kedua istilah yang dimaksud Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hantu-hantu Politik
ialah kayyang siri’ (besar atau tebal rasa malu) dan Matinya Sosial. Cet. I; t.t.: Tiga
yaitu orang yang selalu teliti dalam tutur bahasa Serangkai.
dan perbuatannya dan naissang siri’ (memiliki Sahuding, Sarman. 2006. Dalam Sejarah akan
rasa malu). Bagi orang yang kayyang siri’ dalam Dikenang, Jejak Langkah dan Pemikiran
kondisi bagaimana pun sekalipun pekerjaan dan Bupati di Sulawesi Barat 1960-2005. Cet.
perbuatan itu tidak dilarang, missal meminjam I; Yayasan Tinda Mandar Sulawesi Barat:
sesuatu, ia tetap tidak akan mau melakukan karena Majene.
terlalu besar rasa malunya. Sedangkan naissang Soekanto dan Hasyim, A. Dardiri. 1996.
siri’ yaitu orang yang punya rasa malu melakukan Nafsiologi: Refleksi Analisis tentang Diri

Salma, Prinsip-Prinsip Burhanuddin Lopa dalam Penegakan Hukum|33


dan Tingkah Laku Manusia. Cet. II; Tim Berita Mingguan Majalah Tempo. 1986. Apa
Surabaya: Risalah Gusti. dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia
Suseno, Magnis. 1991. Etika Dasar Masalah- 1985-1986. Cet. I; Jakarta : Pustaka
masalah Pokok Falsafah Hukum. Cet. III; Grafitipers.
Kanisius: Yogyakarta. Ward, Barbara. 1957. The Interplay of East and
Sutiyoso, Bambang. 2004. Aktualita Hukum West. Gorge and Unwin Ltd.: London.
dalam Era Reformasi, Paparan Aktual Yasil, Suradi. 2004. Ensiklopedi Sejarah, Tokoh
Berbagai Permasalahan Hukum dan dan Kebudayaan Mandar. edisi kedua;
Solusinya Selama Proses Reformasi di Makassar: LAPAR.
Indonesia. Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Syafiie, Inu Kencana. 2004. Pengantar Filsafat.
Cet. I; PT. Rineka Aditama.

34|JURNAL PENDIDIKAN ISLAM: PENDEKATAN INTERDISIPLINER, VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2017

Anda mungkin juga menyukai