Anda di halaman 1dari 6

TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN

DI PERGURUAN TINGGI

Disusun untuk memenuhi tugas PEKERTI


Mata Pelatihan Teori Belajar dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
yang dibina oleh Dr. Hardika, M.Pd

Oleh:
RIANA NURMALASARI
NIP. 199209282019032014

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
Soal :
Berdasarkan pengalaman saudara dalam melaksanakan perkuliahan selama
ini, rumuskan 5 individual best practices penerapan teori belajar dan
pembelajaran, sehingga dapat direkomendasikan untuk dosen masa depan yang
sukses. Uraikan dan jelaskan!

Jawab:
Individual best practices penerapan teori belajar dan pembelajaran dalam
kegiatan perkuliahan:
1. Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme merupakan teori yang berpendapat bahwa
sikap seorang peserta didik merupakan hasil dari kegiatan pengalaman
belajar. Baik belajar secara formal maupun informal. Pada teori ini, peserta
didik dinyatakan telah melakukan proses belajar apabila terjadi perubahan
terkait perilakunya.
Teori ini tergolong teori konvensional yang sudah dianut oleh para
pendidik sejak jaman dahulu. Para ahli berpendapat bahwa teori ini
memiliki banyak kekurangan, salah satunya yaitu menjadikan peserta didik
pasif. Namun demikian, tidak selamanya teori behaviorisme tidak layak
untuk diterapkan. Pada beberapa kegiatan pembelajaran, teori ini masih
cocok untuk digunakan.
Salah satu contoh best practices penerapan teori behaviorisme
yaitu pada pelaksanaan pembelajaran praktikum CNC Dasar. Teori
behaviorisme masih cocok untuk pelaksanaan pembekalan materi CNC
Dasar. Hal ini dikarenakan secara umum mahasiswa masih benar-benar
awam dan belum memiliki pengetahuan terkait CNC Dasar yang bersifat
manual. Pemrograman CNC Dasar sangat tergantung pada pemahaman
konsep dan ingatan. Pasalnya meskipun mahasiswa berasal dari SMK,
Tidak semua dibekali materi CNC Dasar karena mayoritas SMK
menggunakan CNC otomatis. Sehingga di bangku perkuliahan, untuk
materi CNC Dasar harus disampaikan menggunakan metode konvensioal
yang bersifat transfer ilmu dari dosen ke mahasiswa. Kondisi ini
merupakan cerminan teori behaviorisme.
Hal lain yang menyebabkan teori behaviorisme masih cocok untuk
perkuliahan CNC Dasar adalah terbatasnya sumber belajar yang tersedia.
Dosen menjadi salah satu sumber belajar yang paling mudah diakses.
Salah satu penyebabnya yaitu saat ini CNC jauh lebih modern, sehingga
sumber belajar cenderung mengenai CNC modern saja. Padahal secara
konsep, jika mahasiswa tidak dibekali dasar maka dalam pengoperasian
CNC modern akan sangat tergantung dengan sistem. Kondisi ini seringkali
membuat mahasiswa tidak bisa menyelesaikan masalah jika CNC berada
pada kondisi error/ rusak. Namun jika mahasiswa sudah memahami
konsep dasar CNC, maka saat sistem error mahasiswa masih mampu untuk
mengoperasikan CNC secara manual.
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk beberapa kondisi tertentu
teori behavioristik masih cocok dan bisa diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Terutama jika sumber belajar yang tersedia terbatas atau
dibutuhkan penjelasan secara kompleks oleh dosen kepada mahasiswa.

2. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme merupakan teori yang berpendapat bahwa
peserta didik harus membangun pemahaman terkait materi pembelajaran
berdasarkan bahan-bahan materi yang ada. Dalam hal ini pendidik hanya
sebagai fasilitator yang membantu memberikan alat untuk lebih mudah
belajar/ memahami pengetahuan tertentu. Sehingga peserta didik
diharuskan aktif karena proses belajar berpusat padanya.
Secara umum teori konstruktivisme cukup cocok jika diterapkan
dalam lingkup perguruan tinggi. Pasalnya dosen bukan lagi menjadi salah
satu pusat belajar dan mentransfer ilmu, melainkan mahasiswa harus
secara aktif dan mandiri menemukan gagasan-gagasan baru berdasarkan
pengalaman belajar yang telah dilaksanakan.
Salah satu contoh best practices penerapan teori
konstruktivisme yaitu pada pelaksanaan pembelajaran perancangan
mesin. Kegiataan merancang mesin memerlukan gagasan dan inovasi agar
mesin yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan saat ini. Seorang dosen
bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan, memberikan saran,
memberikan alat agar ide gagasan mahasiswa muncul dan dapat
diakomodir dalam pembelajaran.
Penerapan teori ini cukup cocok jika diterapkan pada kegiatan
pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk berpikir kritis, inovatif, dan
komunikatif. Sehingga penerapan teori ini selaras dengan 4C. Dosen yang
pandai dalam merangsang untuk memunculkan gagasan mahasiswa akan
menghasilkan ide-ide yang cemerlang serta inovatif.

3. Teori Kognitivisme
Teori kognitivisme merupakan teori yang berpendapat bahwa
pengetahuan dalam proses belajar merupakan hasil dari persepsi peserta
didik. Teori ini berfokus pada penguasaan kognitif/ pengetahuan. Sehingga
teori ini menekankan pada kemampuan intelektual.
Pada hakikatnya teori ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sebagai seorang dosen harus senantiasa pandai dalam memilah penerapan
teori dalam kegiatan pembelajaran. Adapun kelebihannya yaitu
penguasaan intelektual yang baik. Sedangkan kelemahannya yaitu
seringkali intelektual yang baik tidak diikuti oleh moral/ karakter yang
baik pula, hal ini dikarenakan pada teori kognitif fokus utamanya adalah
intelektual.
Salah satu contoh best practices penerapan teori kognitivisme
yaitu pada pelaksanaan pembelajaran Teknologi Mekanik. Pada mata
kuliah teknologi mekanik, mahasiswa harus secara aktif belajar dari
berbagai sumber belajar yang relevan dan up to date. Pada kondisi ini,
seorang dosen tidak lagi berperan sebagai pusat sumber belajar, sebaliknya
mahasiswa yang harus aktif dan kreatif untuk menggali pengetahuan
terkait teknologi mekanik. Dosen berperan dalam menyusun bahan ajar,
menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan kognitif mahasiswa, serta proaktif dengan kondisi yang
mempengaruhi proses belajar mahasiswa.
Penggunaan teori kognitivisme dalam kegiatan perkuliahan cukup
umum dilaksanakan di Indonesia. Pasalnya hingga saat ini kecenderungan
pendidikan di Indonesia masih berorientasi pada aspek intelektual.
Penerapan teori kognitivisme cocok jika materi yang dipelajari berupa
teori yang hasil belajarnya berupa pemahaman pengetahuan.

4. Teori Humanis
Teori humanis merupakan teori yang menjunjung tinggi prinsip
kemanusiaan. Sehingga dalam praktiknya seorang pendidik berperan untuk
membantu peserta didik dalam membentuk pribadi mereka sesuai potensi
masing-masing. Sehingga teori ini berusaha untuk membentuk peserta
didik menjadi sosok manusia ideal dan sempurna. Teori ini cenderung
cocok digunakan untuk materi pembelajaran yang berkaitan dengan
pembentukan karakter/ kepribadian.
Salah satu contoh best practices penerapan teori humanis yaitu
pada pelaksanaan pembelajaran psikologi industri. Dalam mata kuliah ini
seorang dosen bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan mahasiswa
agar memiliki karakter yang sesuai terutama saat mahasiswa terjun ke
dunia industri. Dosen harus mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan sehingga mahasiswa merasa bergairah, mau
berinisiatif selama proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan
perilaku sesuai dengan kemauannya sendiri. Penerapan teori ini
diharapkan mahasiswa mampu menjadi pribadi yang berani dan bebas
dengan tetap memperhatikan norma etika serta bertanggungjawab.

5. Teori sosio kultural


Teori sosio kultural merupakan teori yang berpendapat bahwa
proses belajar tidak dapat dilepaskan dari kegiatan sosial budaya yang ada
di sekeliling peserta didik. Pasalnya perkembangan peserta didik sedikit
banyak turut dipengaruhi oleh budaya sosial yang ada dalam
kehidupannya. Penerapan teori ini cocok diterapkan untuk materi yang
berkaitan dengan budaya.
Salah satu contoh best practices penerapan teori sosio kultural
yaitu pada pelaksanaan pembelajaran permesinan. Pada mata kuliah
permesinan mahasiswa harus terbiasa dengan budaya sosial terutama
dalam lingkungan industri permesinan. Dalam hal ini dosen bertindak
sebagai fasilitator yang mendampingi dan mengarahkan mahasiswa untuk
berlajar dengan memperhatikan budaya sosial yang melatarbelakanginya.

Anda mungkin juga menyukai