Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN GANGGUAN TIDUR


PADA ANAK USIA PRE-SCHOOL DI RA MAMBAUL ULUM COROGO
KECAMATAN JOGOROTO JOMBANG

OLEH:
CAHYO AGUNG PURNOMO

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN GANGGUAN TIDUR
PADA ANAK USIA PRE-SCHOOL DI RA MAMBAUL ULUM COROGO
KECAMATAN JOGOROTO JOMBANG

Diajukan Untuk Dipertanggung Jawabkan Di hadapan Dewan Penguji Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada
STIKES Dian Husada Mojokerto

OLEH:
CAHYO AGUNG PURNOMO
NIM . 0116052

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan judul

Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia

Pre-School Di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang

OLEH
Cahyo Agung Purnomo
NIM : 01.16.052

Telah disetujui untuk di ujikan dihadapan penguji pada tanggal......................


Pembimbing 1 Pembimbing II

Iis Suwanti, S.ST., M.Kes Ninik Murtiyani, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes
NPP 01.02.020
NPP 10.02.002

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Nur Chasanah,S.Kp.,M.Kes
NPP : 10.02.184

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan judul :
Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia
Pre-School Di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang

OLEH
Cahyo Agung Purnomo
NIM : 01.16.052

Telah dipertahankan didepan Tim penguji Skripsi Program Studi Ilmu


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto dan
diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep) pada :

Tim Penguji
Ketua : .................................. ....................................

Anggota : 1.Iis Suwanti, S.ST.,M.Kes. ..................................

2.Ninik Murtiyani, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes ..................................

Mengetahui

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.,Ns., M.Kep,


NPP : 10.02.044

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Cahyo Agung Purnomo

NIM : 01.16.052

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tempat Tanggal Lahir : Jombang, 9 September 1997

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Hubungan Penggunaan Gadget dengan gangguan tidur pada anak usia Pre-

School di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang adalah

bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Mojokerto, .....Agustus 2020

Cahyo Agung Purnomo

NIM. 01.16.052

iv
KATA PENGANTAR

Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Skripsi yang

berjudul “Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak

Usia Pre-School Di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang”.

Sholawat serta salam tiada putus kusanjungkan pada Rosululoh Muhammad

SAW, pembimbing manusia pada jalan kebenaran dan kemuliaan.

Tujuan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada

Mojokerto. Terselesaikannya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak,

oleh karena itu penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku Ketua STIKES Dian

Husada Mojokerto yang telah meluangkan waktunya dan sabar membimbing

memberikan banyak masukan, motivasi dalam menyelesaikan Skripsi dengan

lebih baik.

2. Nur Chasanah, S.Kp.,M.Kes, selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

3. Iis Suwanti S.ST.M.,Kes. selaku pembimbing I yang telah sabar

membimbing, memberikan banyak masukan, memotivasi serta meluangkan

waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyusun Skripsi ini.

4. Ninik Murtiyani, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing II yang

telah sabar membimbing, memberikan banyak masukan, memotivasi serta

meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyusun Skripsi

ini.

v
5. Fajar Purwanto, S.Ked, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang senantiasa

memberikan semangat, motivasi serta arahan kepada peneliti sehingga

tersusunlah Skripsi ini.

6. Bapak/ibu dosen Ilmu keperawatan yang telah memberikan ilmu dan

bimbingan peneliti selama menjadi mahasiswa di Prodi Ilmu Keperawatan.

7. Ibu Khoiriya selaku Ketua Sekolah RA Mamabaul Ulum Corogo Kecamatan

Jogoroto Jombang ang telah memberikan izin penelitian.

8. Bapak dan ibu tercinta, serta kekuarga besar saya yang senantiasa

mendo’akanku dan memberikn semangat, motivasi serta dukungan bain

dukungan moral maupun dukungan finansial.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

Mojokerto, .....Agustus 2020

Peneliti

vi
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN GANGGUAN TIDUR
PADA ANAK USIA PRE-SCHOOL DI RA MAMBAUL ULUM
COROGO KECAMATAN JOGOROTO JOMBANG
Oleh:
Cahyo Agung Purnomo1, Iis Suwanti2, Ninik Murtiyani3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto
Email : jomi7255@gmail.com
ABSTRAK

Tidur merupakan suatu kebutuhan fisiologis setiap individu dengan tujuan


mengistirahatkan tubuh, akan tetapi akhir-akhir ini banyak muncul gangguan
tidur yang dialami anak padahal tidur sendiri memiliki peran yang penting bagi
tumbuh dan kembang anak, salah satu penyebab anak mengalami gangguan
tidur adalah penggunaan gadget Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-
School Di Ra Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang
Desain penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan
adalah Simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42
Responden, pada bulan Juli 2020. Data penelitian ini diambil dengan
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Setelah ditabulasi data yang ada
dianalisis dengan menggunakan uji koefisien Kontingensi dengan tingkat
kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan hampir seluruhnya (95%) dari responden
yaitu dengan penggunaan gadget tidak normal sedangkan dari gangguan tidur
didapatkan hampir seluruh (88%) responden mengalami gangguan tidur.
Sedangkan dari hasil Uji hasil koefisien Kontingensi dan diperoleh nilai
signifikan p ≤ α yang berarti H 1 diterima yang artinya ada Hubungan
Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School Di
Ra Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang dengan nilai
koefisien sebesar 0,520
Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya usaha penurunan penggunaan
gadget dengan cara mengalihkan perhatian anak ke obyek lain agar
penggunaan gadget berkurang sehingga meminimalisir risiko terjadinya
gangguan tidur pada anak

Kata kunci : Penggunaan Gadget, Ganggua Tidur, Anak Usia Pre-School.

vii
RELATIONSHIP OF GADGET USE WITH SLEEP
DISORDERS IN PRE-SCHOOL CHILDREN IN RA MAMBAUL ULUM
COROGO KECAMATAN JOGOROTO, JOMBANG
By:
Cahyo Agung Purnomo  , Iis Suwanti  , Ninik Murtiyani 
1  2  3

STIKES Nursing Study Program Dian Husada Mojokerto


Email: jomi7255 @ gmail.com

ABSTRACT
Sleep is a physiological needs of each individual with the purpose of resting
the body , but lately many emerging sleep disorders experienced by children
when the beds themselves have an important role for the growth and
development of the child, one of the causes of children experience sleep
disturbance is the use of gadge t Research this aims to determine
the relationship of Use Gadget d ith Sleep Disorders In Childhood Pre-
School in Ra Mambaul Ulum Corogo   District of Jogoroto Jombang
      The design of this study uses a correlational analytic design using
a cross sectional approach . The sampling method used
was Simple Random Sampling. Samples i ni as much as 4 2 Respondent , in
Ju l i 2020. Data were taken using a questionnaire and observation sheet. After
being tabulated, the data were analyzed using the Contingency
coefficient test with a significance level of 0.05.
     The results of this study indicate that almost all (95%) of the
respondents, namely the use of gadgets are not normal, while from sleep
disorders, it was found that almost all (88%) of the respondents experienced
sleep disorders . While the results of test results of the coefficient of
contingency and obtained significant value p ≤ α means H  received, which

means there are relationships of Use Gadget d ith Sleep


Disorders In Childhood Pre-School in Ra Mambaul Ulum Corogo   District
of Jogoroto Jombang with coefficient of 0, 520
Seeing the results of this study, it is necessary to reduce the use
of gadgets by diverting children's attention to other objects so that the use of
gadgets is reduced so as to minimize the risk of sleep disorders in children.
 
Keywords: Gadget Usage , Sleep Disorders , Pre-School Age Children .

viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul Dalam..........................................................................................i
Halaman Persetujuan ...........................................................................................ii
Halaman Pengesahan ...........................................................................................iii
Halaman Pernyataan ............................................................................................iv
Halaman Kata Pengantar......................................................................................vi
Halaman Abstrak..................................................................................................vii
Halaman Daftar Isi...............................................................................................vii
Halaman Daftar Tabel..........................................................................................ix
Halaman Daftar Gambar.......................................................................................xii
Halaman Daftar Lampiran....................................................................................xiii
Daftar Arti Lambang............................................................................................xiv
Daftar Arti Singkatan ..........................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.2.1 Pernyataan Masalah..................................................................................3
1.2.2 Pertanyaan Masalah..................................................................................3
1.2.3 Batasan Ruang Lingkup Masalah.............................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................4
1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis.........................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gadget ........................................................................................6
2.1.1 Definisi Gadget........................................................................................6
2.1.2 Tujuan Pengguanaan Gadget....................................................................6
2.1.3 Sikap dan Kebiasaan saat Menggunakan Gadget.....................................7
2.1.4 Dampak Penggunaan Gadget...................................................................7
2.1.5 Durasi Penggunaan Gadget......................................................................10

ix
2.2 Konsep Gangguan Tidur........................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Tidur.......................................................................................11
2.2.2 Fisiologi Tidur..........................................................................................11
2.2.3 Tahapan Tidur..........................................................................................13
2.2.4 Tidur Pada Usia Pre-School.....................................................................14
2.2.5 Gangguan Tidur........................................................................................15
2.2.6 Klasifikasi Gangguan Tidur.....................................................................16
2.2.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tidur............................................17
2.2.8 Etiologi Gangguan Tidur Pada Anak.......................................................19
2.2.9 Dampak Gangguan Tidur.........................................................................20
2.2.10 Kuesioner SDSC.......................................................................................23
2.3 Konsep Anak............................................................................................24
2.3.1 Pengertian Anak.......................................................................................24
2.3.2 Pengertian Anak Usia Pre-School............................................................25
2.3.3 Ciri – Ciri Anak Usia Pre-School.............................................................25
2.4 Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur.......................27
2.5 Kerangka Konseptual...............................................................................28
2.6 Hipotesis Penelitian..................................................................................29
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian............................................................................................30
3.2 Kerangka Kerja...............................................................................................31
3.3 Sampling Desain.............................................................................................32
3.3.1 Populasi....................................................................................................32
3.3.2 Sampel......................................................................................................32
3.3.3 Sampling...................................................................................................33
3.4 Identifikasi Variabel.......................................................................................33
3.4.1 Variabel Independent................................................................................33
3.4.2 Variabel Dependen...................................................................................33
3.5 Definisi Operasional.......................................................................................34
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data.............................................................35
3.6.1 Pengumpulan Data....................................................................................35
3.6.2 Analisa Data.............................................................................................36

x
3.7 Etika Peneitian................................................................................................40
3.8 Rencana Penelitian.........................................................................................42
BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................44
4.1 Hasil Penelitian...............................................................................................44
4.2 Pembahasan....................................................................................................48
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN....................................................................52
5.1 Simpulan.........................................................................................................52
5.2 Saran...............................................................................................................52
DAFTAR PUTAKA.............................................................................................54
LAMIRAN...........................................................................................................57

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Penggunaan Gadget Dengan


Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School Di Ra Mambaul
Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang............................34

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Penelitian Hubungann Pengguanaan


Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School Di
RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto
Jombang.............41

Tabel 4.1 Karakteristik responden Berdasarkan Pekerjaan di RA Mambaul


Ulum Corogo................................................................................42

Tabel 4.2 Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan terakhir di RA


Mambaul Ulum Corog.................................................................43

Tabel 4.3 Karakteristik responden Berdasarkan Umur Anaknya di RA


Mambaul Ulum Corogo.............................................................. 43

Tabel 4.4 Karakteristik Anak Responden Berdasarkan Penggunaan


Gadgetnya di RA Mambaul Ulum
Corogo ..................................44

Tabel 4.5 Karakteristik Anak Responden Berdasarkan Terdapatnya


Gangguan Tidur di RA Mambaul Ulum Corogo ........................44

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara Penggunaan Gadget dengan gangguan tidur
pada anak usia Pre-School di RA Mambaul Ulum
Corogo .........45

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan Penggunaan Gadget dengan


Gangguan Tidur di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan
Jogoroto
Jombang..................................................................28

Gambar 3.1 Rancangan Bangunan Korelasional


( Hubungan/Asosiasi)....30

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Hubungan Penggunaan Gadget Dengan


Gangguan Tidur Pada Anak Pre-School di RA Mambaul
Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto
Jombang.................................31

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian...........................................................................45


Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden.....................................................46
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden.......................................................47
Lampiran 4 Kisi-Kisi............................................................................................48
Lampiran 5 Kuesioner Penggunaan Gadget.........................................................49
Lampiran 6 Kuesioner Gangguan Tidur...............................................................49
Lampiran 7 tabulasi data......................................................................................65
Lampiran 8 Hasil SPSS........................................................................................70
Lampiran Lembar Konsultasi..............................................................................72

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG

() : Kurung

, : Koma

. : Titik

- : Sampai

: : Titik dua

% : Persen

“ : Petik

≥ : Lebih dari sama dengan

/ : Per, Atau

+ : Tambah

; : Titik Koma

> : Lebih dari

< : Kurang dari

H1 : H Satu

α : tingkat signifikansi

xv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

Dinkes : Dinas Kesehatan

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Depkes : Departmen Kesehatan

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

dkk : Dan Kawan Kawan

SPSS : Statistical Product and Service Solution

ICD : International Classification of Diseases

DSM : Diagnostic and Statical Manual of Mental Disorder

IQ : Intelligence Quotient

RA : Raudahtul Athfal

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Tidur marupakan suatu kebutuhan fisiologis setiap individu dengan

tujuan mengistirahatkan tubuh setelah lelah beraktifitas panjang, tidur

memiliki peranan penting dalam masa pertumbuhan anak seorang anak

karena pada saat tidur inilah terjadi proses regenerasi sel-sel otak dan

hormon-hormon tubuh sampai sekitar 75%. Seorang anak yang mengalami

gangguaan tidur, tentu tidak akan mencapai kematangan otak yang sempurna

dan akan mengalami gangguan untuk mencapai tumbuh kembang yang

optimal (Stickgold,2009). Gangguan tidur sendiri dicirikan dengan adanya

gangguann pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada seorang individu

(Dawson,2007) Penyebab gangguan tidur sendiri dapat muncul dari berbagai

faktor baik dari luar tubuh maupun dalam tubuh, salah satu yang akhir akhir

sering kali dikaitkan dengan gangguan tidur adalah penggunaan Gadget.

Faktanya Di RA Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto Jombang banyak anak

mengalami gangguan tidur seperti kekurangn jumlah jam tidur ini juga

didukung oleh kurangnnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya tidur

bagi anak mereka, menurut orang tua anak lebih memilih bermain

menggunakan Gadget daripada tidur siang dan sulit untuk memulai tidur

dimalam hari. Masalah yang muncul ialah anak yang bermain menggunakan

Gadget dapat mengganggu tidurnya.

Gangguan tidur dalam beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan

prevalensi yang tinggi, diantaranya dari 5979 anak yang dipilih secara acak

1
pada pada anak usia 2-12 tahun di Cina sebanyak 21,2% mengalami

gangguan

2
2

tidur. (Liu, 2005).. Dan pada suatu studi prevalensi gangguan tidur pada

anak juga tinggi terjadi di Indonesia, pada penelitian di sekolah menengah

pertama di Jakarta Timur remaja usia 12-15 tahun sebesar 62,9% dari 140

anak mengalami gangguan tidur, (Haryono dkk, 2009), Di indonesia sendiri

ada penelitian yang dilakukan di lima kota besar di indonesia didapatkan

prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah 3 tahun 44,2% dari 385

sampel penelitian (Sekartini 2006 dalam adriana lukmasari 2016). Dalam

Penelitian lain pada usia 3-6 tahun sebanyak 79,9 % dari 183 anak

mengalami gangguan tidur di kota semarang jawa tengah Berdasarkan hasil

studi pendahuluan pada 26 Januari 2020 dilakukan wawancara kepada 8 ibu

dari anak yang bersekolah di RA Mambaul ulum Corogo Kecamatan

Jogoroto Jombang. sebanyak 6 dari 8 ibu menyatakan anaknya jarang tidur

siang dan 5 dari 8 ibu menyatakan anaknya tidur kurang dari 10 jam perhari

dan 7 dari 8 ibu mengatakan anaknya dapat memulai tidur dengan mudah

Menurut kozier (2010) faktor yang mempengaruhi tidur diantaranya

adalah motivasi. pada usia Pre-School anak mempunyai rasa ingin tahu

terhadap hal-hal baru yang dilihatnya. Salah satu bentuk keingintahuan ialah

dengan bermain, salah satu bentuk bermain yang disukai anak seakarang ialah

Gadget. Gadget memiliki fitur menarik yang ditawarkan dan seringkali

membuat anak-anak cepat akrab dengannya. Namun dalam penggunaannya

Gadget dapat mempengaruhi motivasi anak untuk tidur, jika tidak segera

ditangani maka anak akan menjadi terbiasa dengan kondisi tersebut sehingga

jumlah jam tidur anak anak berkurang, waktu tidur anak tidak teratur dan
3

kualitas tidur anak terganggu yang anak mengakibatkan anak mengalami

gangguan tidur

Solusi dari gangguan tidur dikutip dari Alodocter cara menghindari

gangguan tidur ialah dengan menetapkan jadwal tidur dengan rutin sehingga

tidak akan terjadi perubahan jam tidur, selanjutnya menciptakan lingkungan

yang nyaman untuk beristirahat seperti tidak menciptakan kebisingan yang

dapat mengganggu dalam proses tidur dan mematikan cahaya yang terlalu

terang pada saat memulai tidur, selain itu mungkin setiap anak memiliki

kebiasaan yang berbeda beda saat memulai tidur seperti memegang boneka

atau minum susu, orang tua hendaknya tetap mengikuti kebiasaan anak

tersebut selagi kebiasaan anak termaasuk kebiasaan yang positif

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1.Pernyataan Masalah

Anak usia Pre-School merupakan usia pertumbuhan oleh karena itu

hendaknya meminimalisir adanya gangguan, termasuk ganggguan tidur,

gangguan tidur sendiri memiliki banyak sebab diantaranya adalah penurunan

motivasi tidur dikarenakan kegiatan atau hal lain, kegiatan tersebut dapat

berupa penggunaan Gadget, dari pengguanaan Gadget ini anak cenderung

untuk tidak menghiraukan waktu sehingga waktu tidur mereka terganggu

yang akhirnya menjadia gangguan tidur

1.2.2.Pertanyaan Masalah

Adakah hubungan antara penggunaan Gadget dengan gangguan

tidur pada anak usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan

Jogoroto Jombang?
4

1.2.3.Batasan Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian adalah penggunaan Gadget dan

gangguan tidur pada anak usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo

Kec Jogoroto Kab Jombang

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1.Tujuan umum

Untuk Mengetahui hubungan penggunaan Gadget dengan

gangguan tidur anak usia preshool di RA Mambaul Ulum Corogo Kec

Jogoroto Kab Jombang

1.3.2.Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi penggunaan Gadget pada anak usia Pre-School di RA

Mambaul Ulum Corogo kecamatan Jogotoro Jombang

2) Mengidentifikasi gangguan tidur pada anak usia Pre-School di RA

Mambaul Ulum Corogo kecamatan Jogotoro Jombang

3) Mengidentifikasi hubungan penggunaan Gadget dan gangguan tidur

pada anak usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo kecamatan

Jogotoro Jombang

1.4. Manfaat Penellitian


1.4.1.Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau

informasi dalam keillmuan keperawatan. Terutama dalam keperawatan anak

mengenai dampak dari penggunaan Gadget dengan gangguan tidur anak


5

1.4.2.Manfaat prakttis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Memberi Informasi yang didapat dari penelitian berguna sebagai

salah satu bahan literatur bagi akademik dan dapat digunakan sebagai

contoh dalam riset keperawatan.

2. Bagi Reponden

Memberi Informasi yang diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan anak dan orang tua tentang dampak Gadget maupun

gangguan tidur pada anak usia Pre-School dan dapat meminimalisir

tentang kejadian gangguan tidur pada anak usia Pre-School

3. Bagi Masyarakat

Sebagai gambaran kepada masyarakat agar dapat meminimalisir

tentang kejadian gangguan tidur pada anak usia Pre-School


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Gadget


2.1.1.Definisi

Penggunaan dalam KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan

sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian

Gadget adalah sebuah perangkat atau instrumen elektronik yang

memiliki tujuan dan fungsi praktis terutama untuk membantu pekerjaan

manusia.perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus.

Diantaranya smartphone seperti iphone dan blackberry, serta notebook

(Widiawati, 2014).

Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi

modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia.

Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju dengan

unculnya gawai. Gadget adalah perangkat elektronik kecil yang memiliki

fungsi khusus (Novita Sari, 2016).

Penggunaan Gadget Adalah pemakaian sebuah perangkat atau

instrumen elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi praktis terutama

untuk membantu pekerjaan manusia.

2.1.2.Tujuan Penggunaan Gadget

Ada berbagai tujuan sesorang menggunaan Gadget. Diantaranya

sebaga sarana untuk menudahkan komuikasi jarak jauh dengan orang lain,

6
7

baik antar kota ataupun mancanegara, dan juga sebagai media

informasi .Gadget dapat memperpendek jarak ruang jauh, sehingga

dapat saling berkomunikasi pada saat bersamaan. Gadget membantu

komunikasi antar individu dan bahkan antar kelompok dengan barbagai

fasilitas layanan yang disediakan oleh jasa telekomunikasi. Keberadaan

Gadget kini sudah mengalahkan telephone kabel. Teknologi seluler

selalu berkembang terus dan tidak akan pernah berhenti disatu titik.

Teknologi berkaitan erat dengan desain dan kualitas suatu produk

sehingga masyarakat tidak akan jenuh dengan teknologi yang semakin

canggih. Selain itu juga, tujuan dari Gadgetadalah meningkatkan mutu

pembelajaran, efektivitas, serta efesien.(Afif,2015)

2.1.3.Sikap dan Kebiasaan saat menggunakan Gadget

Jika anak sedang menggunakan Gadget biasanya berdampak pada

penurunan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi

dengan orang lain. Anak menjadi lebih dividual dengan zona

nyamannya bersama Gadget sehingga kurang memiliki sikap peduli

terhadap teman bahkan orang lain (Chusna,2017), selain itu kebiasaan lain

yang akan muncul akibat menggunakan Gadget adalah anak tidak mau

diganggu, dalam sebuah studi mengemukakan bahwa 65% anank tidak mau

diganggu bila sedang menggunakan Gadget bahkan 12% nya anak akan

marah bila diganggu

2.1.4.Dampak Penggunaan Gadget

a) Dampak Positif Penggunaan Gadget


8

Berikut beberapa dampak posisitif dari penggunan Gadget

menurut(Andari, 2013).

1) Anak mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta

kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan jarak yang jauh.

2) Gadget tidak hanya untuk berkomunikasi saja tetapi anak juga

bisa memanfaatkan gawai untuk bermain

3) Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, anak dapat

mengenal serta menjalin komunikasi dengan banyak orang

dari berbagai belahan didunia.

4) Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan

kreatif serta menantang yang di sukai oleh anak-anak.

b) Dampak Negatif Penggunaan Gadget Bagi Anak

Berikut merupakan dampak negatf dari penggunaan Gadget menurut

(Handrianto, 2013)

1) Malas menulis dan membaca buku hal ini dikarenakan dari

penggunaan Gadget misalnya pada saat anak membuka

video diaplikasi youtube anak cenderung melihat gambarnya

saja tanpa harus menulis atau apa yang mereka cari.

2) Karena Gadget memberikan banyak kemudahan, tidak sedikit

anak-anak yang tidak sabar dalam menghadapi kelambatan dan

kesulitan pada kehidupan sehari-hari.

3) Penururnan dalam kemampuan bersosialisasi, misalnya anak

kurang bermain dengan tean dilingkungan sekitar, tidak

memperdulikan keadaan disekelilingnya.


9

4) Penurunan konsetrasi saat belajar, misalnya saat belajar anak

hanya teringat pada Gadget dengan permainan yag disajikan

pada Gadget.

5) Kecanduan, anak akan sulit dan ketergantungan dengan

Gadget karena sudah menjadi suatu hal kebutuhan untuknya.

6) Dapat menimbulkan gangguan kesehatan, jelas dapat

menimbulkan gangguan kesehatan kerena paparan radiasi yang

ada pada Gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata pada

anak.

7) Perkembangan kongnitif anak usia dini terhambat, konitif

atau pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana

individu memperlajari, memperhatikan, mengamati.,

membayangakan, memperkirakan, menilai dan memikirkan

lingkungan akan terhambat).

8) Menghambat kemampuan berbahasa, anak yang terbiasa

menggunakan Gadget akan cenderung diam, sering

menirukan bahasa yang didengar menutup diri engan

berkomunikasi dengan teman atau lingkunganya.

9) Dapat mempengaruhi perilaku anak usia dini, seperti contoh

anak bermain game yang meiliki unsur kekerasan yang yang

akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat

menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman


10

2.1.5.Durasi Penggunaan Gadget

Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu yang

diperoleh untuk anak usia prasekolah dalam bermain Gadget, karena

total lama penggunaan Gadget dapat mempengaruhi perkembangan

anak. Starburger, 2011 berpendapat bahwa seorang anak hanya boleh

berada didepan layar < 1 jam setiap harinya. Pendapat tersebut

didukung oleh Sigman yang mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak

usia prasekolah dalam menggunakan Gadget yaitu sekitar 30 menit 1

jam dalam sehari.

Asosiasi dokter Amerika dan Canada, mengemukakan bahwa anak

usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak terpapar oleh Gadget,

sedangkaan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi bermain Gadget

sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18 tahun. Akan

tetapi faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang menggunakan

Gadget 4-5 kali lebih banyk dari jumlah yang direkomendasikan.

Pemakaian Gadget yang terlalu lama dapat berdamapak bagi kesehatan

anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan Gadget yang

terlalu lama dapat mepengaruhi tingkat emosional pada anak. Anak

akan cenderung malas bergerak dan lebih memilih duduk atau terbaring

sambil menikmati cemilan yang nantinya dapat menyebabkan anak

kegemukan atau berat badan bertamah secara berlebihan. Selain itu anak

menjadi tidak peka terhadap lingkungan di sekelilingya. Anak yang terlalu

asik dengan Gadgetnya berakibat lupa untuk berinteraksi ataupun

berkomuikasi dengan orang sekitar maupun keluarga dan itu akan


11

berdampak sangat buruk apabila diberikan secara terus menerus (Yeni

Triastutik, 2018)

2.2. Konsep Gangguan Tidur


2.2.1.Pengertian tidur

Potter & Perry (2005) tidur merupakan suatu keadaan berulang-ulang,

perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Tidur yang

cukup dapat memulihkan tenaga. Tidur dapat memberikan waktu untuk

perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan

berikutnya.

Tidur merupakan kebutuhan mental dan juga kebutuhan fisik bagi

manusia, karena pada saat tidur akan memberikan kesempatan bagi otot

untuk beristirahat. Tidur juga merupakan waktu saat segala pengalaman

yang dirasakan oleh manusia setiap harinya diproses dan diintegrasikan oleh

pikiran. Hal ini benar-benar sangat berpengaruh pada bayi dan anak, namun

segala sesuatunya tergantung pada seberapa nyenyak mereka tidur (Graham,

2004).

2.2.2.Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan

mekanisme serebral secara bergantian dengan periode yang lebih lama, agar

mengaktifkan pusat otak untuk tidur dan terjaga (Potter & Perry, 2005).

Tidur diatur oleh tiga proses, yaitu; mekanisme hemeostasis, irama

sirkandian dan irama ultradian (Harkreader, Hogan & Thobaben, 2007).

a) Mekanisme Hemeostasis
12

Sistem aktivasi retikular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas.

SAR terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan

terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil

serta aktivitas koteks serebral (misalnya; proses emosi dan berfikir).

Menurut Sleep Research Society (1993) dalam Potter & Perry (2005)

neuron dalam SAR mengeluarkan ketekolamin seperti norepinefrin. Tidur

dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu pada otak

depan bagian tengah tepatnya disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar

synchronizing region, BSR ). Seseorang dapat tertidur atau tetap terjaga

tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih

tinggi (pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi atau

cahaya), dan system limbic (emosi).

b) Irama Sirkandian

Irama sirkandian atau irama diurnal merupakan pola bioritme yang

berulang selam rentang waktu 24 jam. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh,

denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensori dan

suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkandian 24 jam

(Potter& Perry, 2005). Pola tidur-bangun dapat menyebabkan adanya

pelepasan hormon tertentu. Melatonin, disintesis di kelenjar pineal saat

waktu gelap, saat siang hari pineal tidak efektif tetapi jika matahari sudah

terbenam dan hari mulai gelap pineal mulai memproduksi melatonin, yang

akan dilepas ke dalam darah.

c) Irama Ultradian
13

sIrama ultradian merupakan kejadian berulang pada jam biologis yang

kurang dari 24 jam. Siklus ultradian pada tahap tidur terdapat dua tahapan,

yaitu; tidur rapid eye movement (REM) dan tidur non rapid eye movement

(NREM)

2.2.3.Tahapan Tidur

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf

perifer, endokrin kardioaskuler, respirasi dan muskuluskeletal. Menurut

Potter & Perry (2005) secara alamiah dalam tidur mempunyai dua tahapan

yaitu:

a) Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement)

Tidur NREM terdiri dari 4 tahap, dimana setiap tahapnya

mempunyai ciri tersendiri

1) Tahap I

Tahap I ini berlangsung 30 detik sampai 5 menit pertama dari siklus

tidur. Pada tahp ini seseorang merasa kabur dan rileks, mata bergerak

ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara

jelas. Gelombang alfa sewaktu seseorang masih sadar dibantu

dengan gelombang beta yang lambat. Seseorang yang tidur pada

tahap pertama dapat dibangunkan dengan mudah.

2) Tahap II

Seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih dalam.

Tidur masih mudah dibangunkan, meskipun kita benar-benar berada

dalam keadaan tidur. Periode tahap 2 berlangsung dari 10 sampai 40

menit. Kadang-kadang selama tahap tidur 2 seseorang dapat


14

terbangun karena sentakan tiba- tiba dari ekstremitas tubuhnya. Ini

normal, kejadian sentakan ini, sebagai akibat masuknya tahapan

REM.

3) Tahap III

Pada tahap ini kecepatan jantung dan pernafasan serta proses tubuh

berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf

parasimpatis. Seseorang lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak

menjadi teratur dan terdapat penambahan delta yang lambat.

4) Tahap IV

Merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan redominasi

gelombang delta yang lambat. Kecepatan jantung dan pernafasan

turun. Selama tidur seseorang mengalami sampai 4 sampai 6 kali

siklus tidur dalam waktu 7 sampai 8 jam. Siklus tidur sebagian besar

merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.

b) Tidur REM (Rapid Eye Movement)

Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur NREM. Tidur REM

adalah tahapan tidur yang sangat aktif. Pola nafas dan denyut jantung tak

teratur dan tidak terjadi pembentukan keringat. Kadang-kadang timbul

twitching (berkedut) pada tangan, kaki, atau muka, dan pada laki-laki

dapat timbul ereksi pada periode tidur REM. Walaupun ada aktivitas

demikian orang masih tidur lelap dan sulit untuk dibangunkan. Sebagian

besar anggota gerak tetap lemah dan rileks. Tahap tidur ini diduga

berperan dalam memulihkan pikiran, enjernihkan rasa kuatir dan daya

ingat dan mempertahankan fungsi sel-sel otak


15

2.2.4.Tidur Pada Usia Pre-School

Rata-rata tidur anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar

20% adalah REM). Pada usia 5 tahun anak usia prasekolah jarang tidur

siang (Wong, 1995 dalam Potter & Perry, 2005) Anak usia prasekolah

biasanya mengalami kesulitan untuk relaks atau diam setelah hari-hari yang

aktif, panjang. Anak usia prasekolah juga mempunyai masalah dengan

ketakutan waktu tidur, terjaga pada malam hari, atau mimpi buruk

2.2.5.Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan

dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada

seorang individu ( Dawson 2007)

Menurut KEMENKES 2018 Jumlah jam tidur tergantung pada

usianya seperti 0-1 bulan membutuhkan tidur sebanyak 14-18 jam perhari,

usia 1-18 bulan membutuhkan tidur 12-14 jam perhari, usia 3-6 tahun

membutuhkan tidur 11-13 jam perhari, usia 6-12 tahun membutkan tidur 10

jam perhari, usia 12-18 tahun membutuhkan tidur 8-9 jam perhari, usia 18-

40 tahun membutuhkan tidur 7-8 jam perhari dan lansia membutuhkan tidur

7 jam perhari.

Kualitas tidur ialah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga

seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang

dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata

bengkak, konjungtiva merah, mata perih, kurang perhatian, sakit kepala dan

sering menguap atau mengantuk(Hidayat,2009)


16

Waktu yang dimaksud disini merupakan jam berapa seseorang tidur

yang bila jabarkan menjadi pola tidur, Pola dapat berarti sistem atau cara

kerja, bentuk atau struktur yang tetap. Pola tidur berarti struktur yang tetap

terjadi dalam suatu proses tidur. (Pusat bahasa Departemen Pendidikan

Nasional dalam kamus besar Indonesia 2005)

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum

akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya

salah satu dari ketiga masalah berikut; insomnia, gerakan sensasi abnormal

di kala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau merasa mengantuk

yang berlebihan di siang hari (Naylor & Aldrich, 1994 dalam Potter &

Perry, 2005)

2.2.6.Klasifikasi Gangguan Tidur

Terdapat tiga jenis gangguan tidur yakni disomnia, parasomnia dan

gangguan tidur sekunder. Istilah disomnia berhubungan dengan masalah

jumlah tidur, saat mulai dan mempertahankan tidur. Parasomnia terdiri dari

sekelompok masalah yang berhubungan dengan keadaan terjaga, terjaga

sebagian atau transisi tahapan tidur. Masalah ini dapat mengganggu tidur,

tetapi biasanya tidak menyebabkan keadaan mengantuk yang berlebihan.

Gangguan tidur sekunder dihubungkan dengan gangguan psikiatri,

neurologis atau masalah medis lainnya. Terdapat dua klasifikasi penyakit

gangguan tidur yakni menurut ICD-10 dan DSM IV. Diagnosis tidur pada

ICD-10 termasuk dalam kategori F51 (nonorganic sleep disorders) dan G47

(organic sleep disorders). Kategori F51 selanjutnya dibagi menjadi disomnia

dan parasomnia. Tidak ada kriteria khusus untuk anak, tetapi ICD-10
17

menekankan masalah tidur pada anak tidak perlu berhubungan dengan

kualitas tidur, melainkan lebih berhubungan dengan ketidakmampuan

orangtua untuk mengontrol waktu tidur. (Stores, 1996).

2.2.7.Faktor Yang Mempengaruhi Tidur

Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur (Potter &

Perry, 2005). Sering kali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab

masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan dapat mengubah

kualitas dan kuantitas tidur.

a) Penyakit Fisik

Penyakit fisik yang diderita anak dapat menyebabkan gangguan tidur.

Beberapa penyakit dapat menimbulkan rasa nyeri maupun

ketidaknyamanan fisik, seperti kesulitan bernafas ataupun masalah

suasana hati seperti kecemasan atau depresi. Pada beberapa penyakit

memaksa anak untuk tidur dengan posisi yang tidak biasa. Selain itu,

mungkin terjadi perubahan- perubahan yang menyebabkan seseorang

mempunyai masalah kesulitan tidur ataupun justru tetap tertidur.

b) Obat-obatan dan Substansi

Obat-obatan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan dapat

memberikan kontribusi terhadap masalah tidur yang dialami seseorang.

Menurut Buysse (1991) yang dikutip oleh Potter & Perry (2005) terdapat

538 obat resep dari daftar obat di PDR (Physician’s Desk Reference)

1990 yang menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk, sedangkan


18

486 diantaranya menimbulkan insomnia atau kesulitan tidur, dan 218

jenis obat menyababkan kelelahan.

c) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap pola tidur seseorang.

Hal ini dikarenakan rutinitas seseorang di siang hari akan

mempengaruhi istirahatnya pada malam hari. Anak-anak yang aktif pada

siang hari akan cenderung kelelahan pada malam hari. Pada beberapa

anak, anak akan langsung tertidur atau bahkan mengalami kesulitan tidur

dengan nyaman. Selama dirawat di rumah sakit, terjadi perubahan

rutinitas dan gaya hidup anak sehingga memungkinkan pula terjadinya

perubahan kualitas tidur anak.

d) Stres Emosional

Stres emosional memberi dampak yang jelas terhadap perubahan pola

tidur seseorang. Kecemasan yang dialami pasien karena masalah yang

dihadapinya membuat anak menjadi tegang dan berusaha keras untuk

tertidur. Stress yang berlanjut dapat menyebabkan seseorang mempunyai

kebiasaan tidur yang buruk. Perasaan cemas akan hal yang dialaminya

membuat anak sulit tidur, sering terbangun tengah malam, perubahan

siklus tidur, bahkan terlalu banyak tidur.

e) Lingkungan

Lingkungan fisik maupun psikososial merupakan aspek penting yang

terkait dengan kemampuan anak untuk tertidur dan tetap tidur dengan

nyaman. Tempat tidur dan barang- barang lain yang ada di rumah sakit

biasanya berbeda dengan keadaan selama di rumah membuat anak


19

merasa tidur di tempat yang asing. Selain itu, suara dan suasana rumah

sakit sering menimbulkan rasa tidak nyaman tersendiri bagi pasien, baik

anak maupun dewasa. Pencahayaan yang kurang maupun terlalu redup

dapat membuat klien kurang nyaman, ditambah campuran beberapa

suara dan aktivitas yang mengganggu. Hal ini akan mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk tidur secara adekuat selama berada di

ruang perawatan.

f) Latihan Fisik dan Kelelahan

Seorang anak yang kelelahan menengah (moderate) biasanya

memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan

adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam

atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan

mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi.

Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang

meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur.

g) Asupan Makanan dan Kalori

Makanan yang didapat klien selama di rumah sakit dapat mempengaruhi

kebiasaan tidurnya. Menurut Hauri dan Linde (1990) yang dikutip oleh

Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa orang tidur lebih baik ketika

sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting

untuk kesehatan yang tepat dan tidur. Pada orang dewasa, konsumsi

kafein dan alkohol dapat menyebabkan insomnia atau sulit tertidur.

Sedangkan pada anak, beberapa makanan yang menyebabkan alergi

dapat menimbulkan gangguan tidur. Selain itu, meningkatnya berat


20

badan anak dapat memperpanjang periode tidur dan mengurangi adanya

interupsi pada malam hari. Sebaliknya, penurunan berat badan anak

dapat menyebabkan periode tidur anak menjadi pendek dan terputus-

putus.

2.2.8.Etiologi Gangguan Tidur Pada Anak

Perubahan keadaan bangun dan tidur merupakan suatu proses neuron

yang kompleks, banyak faktor internal dan eksternal yang dapat

mengganggu. ada kenyataannya, setiap faktor yang mengganggu ascending

reticular activating system(ARAS) dapat meningkatkan keadaan terjaga dan

mengurangi kemungkinan untuk tertidur. (Owens, 2007) Berbagai faktor

lingkungan telah dilaporkan dapat mempengaruhi kualitas tidur pada anak.

Contohnya suara bising dan keadaan rumah tangga yang padat, penggunaan

obatobatan, atau alkohol. Penyakit kronis seperti asma, alergi dan dermatitis

atopi juga dilaporkan dapat mengganggu tidur ( Diette dkk, 2000 dalam

Tanjung & Sekartini, 2004)

2.2.9.Dampak gangguan tidur pada anak

Gangguan tidur Biasanya akan mengekibatkan kekerangan tidur yang

berdampak seperti berikut yang dikutip dari kompas.com

1) Kurang konsentrasi

Kurang tidur akan menyebabkan kelelahan pada anak dan ia tak akan

bisa fokus dengan baik pada pelajaran yang penting.

2) Pemarah
21

Kurang tidur dapat menyebabkan anak mudah tersinggung atau

perilaku yang cenderung hiperaktif, sehingga sulit bagi anak-anak

untuk berkonsentrasi di sekolah

3) Penuruan IQ

Para peneliti di University of Virginia menemukan anak-anak yang

menderita insomnia mengalami penurunan kecerdasan. Mereka juga

dapat skor nilai lebih rendah di sekolah dan mungkin tidak mampu

mengembangkan hubungan baik dengan teman sebaya. Para ahli

berpendapat bahwa tidur bisa melindungi memori ingatan dari

gangguan. Semakin cepat Anda tidur setelah belajar untuk ujian,

semakin besar kemungkinan Anda untuk mengingatnya nanti.. 

4) Masalah emosional

Kurang tidur dapat meningkatkan hormon stres kortisol. Akibatnya bisa

terjadi masalah yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hal ini

dapat membuat anak merasa sedih, marah, lelah, mual dan khawatir

sepanjang waktu. Karena dia hanya seorang anak, jadi sulit baginya

untuk dapat mengetahui bagaimana menangani emosi-emosi negatif.

Anak hanya bisa menangis, kehilangan semua harapan dan kepercayaan

diri. Ketakutan mungkin mulai bersarang di dalam pikirannya

5) Masalah berat badan

Sebuah studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health

menemukan bahwa kurang tidur pada anak dapat menyebabkan

obesitas. Diketahui, untuk setiap jam tambahan tidur pada anak, risiko
22

berat badan turun sebesar 9 persen. Penelitian ini juga menemukan

bahwa anak-anak yang kekurangan tidur 92 persen lebih mungkin

mengalami kegemukan pada saat dewasa daripada mereka yang cukup

tidur. 

6) Sulit berpikir logis

Kurang tidur mengakibatkan kelelahan dan bisa membunuh

kemampuannya untuk berpikir dengan cara yang logis. Pikiran yang

aktif sangat penting untuk seorang anak dapat berpikir logis. Semua

pelajaran anak pelajari di sekolah mungkin akan hilang karena kurang

tidur

7) Pengembangan ADHD

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan

diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa sleep apnea,

mendengkur dan gangguan tidur lainnya dapatmemberikan kontribusi

terjadinya ADHD pada anak-anak. Orang tua dari anak-anak dengan

Attention Deficit Disorder (ADD) biasanya menilai anak-anak mereka

lemah dan sering gelisah saat tidur. Bahkan pada beberapa kasus

ditemukan anak tersebut lebih sering bangun pada malam hari

dibandingkan teman sebaya mereka.

8) Diabetes

Ini adalah satu lagi efek buruk dari kurang tidur pada anak. Kurang

tidur pada anak mempengaruhi penyerapan glukosa. Menurut American

Diabetes Association, berkurangnya dua jam waktu tidur per malam


23

untuk satu minggu berkaitan dapat mempengaruhi resistensi insulin,

sehingga meningkatkan risiko diabetes. Risiko obesitas karena kurang

tidur juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari

9) Tidur Di kelas

Ini adalah suatu yang alami bahwa jika seorang anak kurang tidur di

malam hari, akibatnya ia pasti tidur di kelas keesokan harinya. Ini

berdampak pada hilangnya informasi yang diberikan oleh guru dan

mungkin hanya mendengarkan setengah hati. Anak tidak akan merasa

segar dan energik

2.2.10. Kuesioner SDSC

Salah satu metode untuk skrining gangguan tidur adalah dengan

SDSC (Sleep Disturbancess Scale for Children), berupa suatu kuesioner

yang ditanyakan kepada orangtua dan anak. SDSC merupakan

kuesioner yang kongruen dengan kategori Association of Sleep

Disorders Centers (ASDC). SDSC terbukti memiliki validitas

psikometrik yang baik dan cocok dengan sistem klasifikasi gangguan tidur

pada saat ini (Bruni, 1996)

Metode kuesioner SDSC digunakan karena prinsip analisis

komponennya yang kuat, normalitas yang distandardisasi, dan usia yang

dipakai sesuai dengan yang diteliti. Metode ini dapat digunakan untuk

menentukan gangguan tidur pada anak dengan usia 3-6 tahun.

Kuesioner SDSC terdiri dari 26 pertanyaan, dinilai dalam 5 poin skala

intensitas atau frekuensi Penilaian SDSC ini dilakukan dengan


24

menggunakan angka mulai dari 1 sampai dengan 5. Angka 1 untuk tidak

pernah, 2 untuk jarang (1 atau 2 kali per bulan atau kurang), 3 untuk

kadang-kadang (1 atau 2 kali seminggu), 4 untuk sering (3 sampai 5 kali

seminggu) dan 5 untuk selalu (setiap hari). Setelah itu nilai akan

dijumlahkan dan didapatkan penilaian akan adanya gangguan tidur pada

anak.(Blunden, 2004)

Total skor gangguan tidur didapatkan dengan menjumlahkan seluruh

skor dari keduapuluhenam pertanyaan. Skor gangguan tidur memiliki

rentang dari 26 hingga 130. Berdasarkan hasil analisis Receiver

Operating Characteristic (analisis ROC), kuesioner SDSC merupakan

instrumen diagnosis yang baik dengan cut-off point, yang memiliki

kepercayaan diagnosis terbaik, 39. Cut-off point 39 menjadikan

kuesioner SDSC memiliki sensitivitas 89% dan spesifisitas 74%. Total skor

di atas 39 diklasifikasikan sebagai gangguan tidur, sedangkan skor di bawah

atau sama dengan 39 diklasifikasikan sebagai tidak gangguan tidur.

Kuesioner SDSC dapat mendeteksi gangguan tidur sebanyak 73,4% dari

populasi kontrol dan 89,1% dari populasi sampel dengan gangguan tidur.

(Bruni, 1996)

2.3. Konsep Anak


2.3.1.Pengertian Aank

Pengertian anak menurut WHO pada 1990 adalah setiap idividu yng

berusia dibawah 18 tahun, sedangkan di indonesia sendiri Pengertian anak

berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,


25

termasuk anak yang masih dalam kandungan. Menurut pendapat dari R.A.

Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa

dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan

sekitarnya”.

Dalam masa anak ini masih dibagi lagu menjadi beberapa kelompok yakni

Bayi ( 0-1 tahun), Toodler ( 1-3 tahun), Pre-School (3-6 tahun), school (6-12

tahun), remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun),

remaja akhir ( 18-21 tahun)

2.3.2.Pengertian Anak Usia Pre-School

Anak Pre-School adalah mereka yang berusia antara tiga sampai

enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak Pre-School adalah pribadi yang

mempunyai berbagai macam potensi. Potensi- potensi itu dirangsang dan

dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal.

Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi- potensi itu akan

mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak- kanan adalah salah satu

bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini

bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Supartini,

2004).

2.3.3.Ciri-Ciri Anak Usia Prasekolah

Ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan

kognitif anak (Patmonodewo, 2003) :

1) Ciri Fisik Anak Usia Prasekolah


26

Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan (control) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan

yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan kepada anak untuk lari,

memanjat dan melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas

sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah

pengawasan guru.

a) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan

istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa

mereka harus beristirahat cukup

b) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari

kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak

belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit

misalnya mengikat tali sepatu.

c) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus

memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil

ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya

masih kurang sempurna.

d) Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang

melindungi masih lunak.

e) Walaupun anak lelaki lebih besar dan anak perempuan lebih

terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam

tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak

lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkanlah dari sikap

membandingkan lelaki dan perempuan


27

2) Ciri sosial anak usia prasekolah

Anak usia prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan

orang disekitarnya. Ciri-ciri sosial anak prasekolah (Dewi, 2005) :

a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua

sahabat, tetapi sahabat ini biasanya cepat berganti. Mereka

umumnya dapat cepat menyesuaikan secara sosial, mereka

mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya

yang sama jenis kelaminnya tetapi kemudian berkembang

sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

b) Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu

berorganisasi secara baik oleh karena itu kelompok tersebut

cepat berganti-ganti.

c) Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan

dengan anak yang lebih besar. Parten (Patmonodewo, 2003)

2.4. Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur


Penggunaan Gadget pada kalangan anak usia dini, bisa digunakan

untuk alat atau media pembelajaran untuk anak. Membuka fitur-fitur yang

dapat membantu dalam proses belajar anak, tidak hanya digunakan untuk

bermain games. Akan tetapi Gadget bisa dimanfaatkan untuk alat dan

atau media pembelajaran. (Warisyah, 2015) pada usia Pre-School anak

memiliki rasa ingin tahu yangn sangat besar (Hurlock,2005). Pada masa Pre-

School juga anak memiliki minat yang besar untuk bermain sehingga banyak

dari orang tua yang memberi anak mereka Gadget untuk bermain, akan tetapi

banyak dari mereka para orangtua tua yang tidak memperhatikan jumlah
28

penggunaan yang wajar untuk anak meraka. penggunaan yang tidak

dikontrol akan menimbulkan penggunaan yang dapat berdampak negatif

diantaranya anak tidak memperdulikan waktu karena asyik bermain Gadget

(Sorby, 2017), akhirya anak akan mengalami kekurangan waktu untuk

istirahat baik jadwal tidur ataupun jumlah jam tidur bila hal ini masih

dibiarkan maka hal ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan tidur
29

2.5. Kerangka konseptual


1. Anak
Usia

Proses Tumbuh
Kembang

Faktor yang dapat Kebutuhan dasar Manusia


mempergaruhi Tidur
Faktor yang 1. Aktualisasi diri
mempergaruhi 1. Penyakit Fisik 2. Penghargaan
penggunaan 2. Obat-obatan dan
3. Kasih sayang
Gadget Substansi
3. Gaya Hidup 4. Rasa aman
1. Durasi 4. Stres Emosional 5. Kebutuhan fisiologis
pengguanan 5. Lingkungan - Nutrisi
Gadget 6. Faktor lain - Eliminasi
Penggunaan Gadget - Tidur

Peran Orangn Tua

Dampak
1. Kurang konsentrasi
2. Pemarah
3. Penuruan IQ
4. Masalah emosional

Keterangan
= Diteliti = Pegaruh
= Tidak Diteliti = Hubungan

Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur
di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang.
30

Berdasarkan gambar kerangka konseptulal diatas dapat dijelaskan pada anak

usia Pre-School terjadi proses tumbuh kembang, dalam proses tumbuh

kembang ini anak membutuhkan kebutuhan yang dinamakan kebutuhan

dasar yang salah satu isinya adalah kebutuhan tentang tidur. Tidur sendiri

memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya salah satunya ialah

penggunaan Gadget, ketika anak menggunakan Gadget diperlukan peran

serta dari orang tua agar anak tidak mengalami dampak buruk penggunaan

Gadget seperti Kurang konsentrasi, Pemarah, Penuruan IQ, Masalah

emosional.

2.6. Hipotesis penelitian


Hipotesis dalam panelitian ini adalah

H1 : Terdapat hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur

pada anak Usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu peneliti bila

diterapkan. Rencana sangat erat dengan kerangka konsep sebagai petunjuk

perencanaan pelaksanaan suatu penelitian (Nursalam , 2019). Desain

penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional pendekatan cross

sectional. Pendekatan cross sectional dilakukan dengan menekankan waktu

pengukuran/ observasi data variabel independen dan dependen hanya satu

kali pada satu saat (Nursalam 2013).

Pengukuran pada penelitian ini diberikan secara bersamaan antara

kuesioner Penggunaann Gadget Dengan Gangguan tidur diberikan kepada

orang tua dari anak Usia Pre-School yang bersekolah di RA Mambaul Ulum

Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang

Pengukuran Penggunaan
variabel 1 Gadget

Uji Interpretasi
makna / arti
Pengukuran Gangguan Hubungan
variabel 2 tidur

Gambar 3.1. Rancangan Bangunan Korelasional (Hubungan / Asosiasi).

30
32

3.2. Kerangka Kerja

2.1 Populasi
2.2 Seluruh Orang tua yang mempunyai anak preschool yang bersekolah
di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang
sebanyak 47 orang

2.3 Sampel
2.4 Sebagian Orang tua yang memililiki anak Usia preschool di RA
Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang sebanyak 42
anak

2.5 Teknik sampling Random Sampling

2.6 Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

2.7 Pengolahan Data : Editing, Coding, Scoring, Tabulating,


2.8 Uji Analisa Data : Koefisien Kontigensi

2.9 Penyajian hasil dan pembahasan

2.10 Kesimpulan Hasil Penelitian

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Gangguan


Tidur Pada Anak Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo
Kecamatan Jogoroto Jombang.
33

3.3. Sampling Desain


3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan

diteliti ( Notoatmojo, 1993). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua

yang mempunyai anak yang bersekolah di RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang sebanyak 46 orang

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua yang memiliki

anak usia prescool di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogotroto

Jombang sebanyak 42 orang

Kriteria dalam pemilihan sampel penelitian ini meliputi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Orang tua yang bersedia menjadi responden

2) Orang tua yang anaknya bersekolah di RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang

3) Orang tua yang dapat menggunakan Smartphone

4) Orang tua yang dapat mengisi kuesioner secara Online

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah

1) Orang tua yang tidak bersedia menjadi responden

2) Orang tua yang tidak dapat menggunakan Smartphone

3) Orang tua yang tidak dapat mengisi kuesioner secara Online


34

3. Besar sampel

Besar pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

Slovin yang dikutip dari Nursalam (2016) sebagai berikut :

N
n=
1+ N ¿ ¿

47
n=
1+ 47 ¿ ¿

47
n=
1,175

n=42,05

n = 42 responden

3.3.3. Sampilng

Pada penelitian ini peneliti menggunakan Dalam penelitian ini

teknik yang digunakan ialah Simple random sampling. Yaitu dengan cara

setiap elemen diseleksi secara acak dimulai dengan langkah yang pertama

menuliskan nama responden pada secarik kertas, lalu kertas tersebut

digulung-gulung dan diletakkan di dalam kotak, setelah itu diaduk secara

merata dan kemudian diambil secara acak sebanyak responden yang

diinginkan. Sehingga kertas nama yang diambil akan menjadi sampel pada

penelitian ini. .

3.4. Variabel Penelitian


3.3.4. Variabel Independen (bebas)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Penggunaan Gadget.


3.3.5. Variabel Dependen (Tergantung )

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Gangguan Tidur


35

3.5. Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Penggunaan Gadget Dengan
Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School Di Ra Mambaul
Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang

N Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor


o ukur data
1 Pengguna Tindakan 1. Durasi saat Kuesio Nomin Skor
an Gadget memakai mengguanakan ner al  ≤ 1 jam
Gadget Gadget dalam
dengan sehari =
waktu 1
pemakaian  >1 jam
tertentu dalam
sehari =
0

Kriteria
 Normal
=1
 Tidak
Normal
=0
2 Gangguan Suatu 1. Gangguan Kuesio Nomin Skor
Tidur kumpulan Memulai dan ner al  Tidak
kondisi mempertahanka SDSC pernah
yang n tidur =1
dicirikan 2. Gangguan  Jarang
dengan pernapasan saat =2
adanya tidur  Kadang
gangguan 3. Gangguan kadamg
dalam kesasdaran =3
jumlah, 4. Gangguan  Sering
kualitas, transisi bangun- =4
atau waktu tidur  Selalu =
tidur pada 5. Gangguan 5
seorang somnolen
individu berlebihan Kriteria
6. Hiperhidrosis  Terdapa
saat tidur t
ganggu
an tidur
36

= > 39
 Tidak
terdapat
ganggu
an tidur
= ≤ 39
(Bruni ,
dkk)

3.6. Pengumpulan Data Dan Analisa Data


3.6.1. Pengumpulan Data

1. Proses Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan datang ke RA Mambaul Ulum

Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang Dalam melaksanakan penelitian

ini penulis mendapatkan rekomendasi dari bagian akademik Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Dian Husada Mojokerto,

kemudian diajukan kepada Sekolah ke RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang untuk permohonan izin penelitian.

Setelah itu peneliti akan memberikan link Kuesioner kepada ibu guru

di sekolah agar disebarkan ke para orang tua murid. Sebelum masuk

kedalam kuesioner link tersebut akan memberikan penjelasan tentang

tujuan penelitian dan pernyataan kesedian sebagai responden,

Kemudian data yang sudah terkumpul akan di analisa data.

2. Instrumen

a) Instrumen pada variabel penggunaan Gadget berasal dari

penelitian Meta Anindya (2017) yang berisi 1 soal tentang

durasi penggunaan Gadget


37

b) Intrumen pada variabel gangguan tidur menggunakan

instrumen Sleep Disturbances Scale for Chilren (SDSC)

terdiri dari 26 pertanyaan yang telah diterjemahkan dalam

bahasa indonesia dinilai dalam 5 poin skala intensitas atau

frekuensi. Berdasarkan hasil analisis Receiver Operating

Characteristic (analisis ROC), kuesioner SDSC merupakan

instrumen diagnosis yang baik dengan cut-off point, yang

memiliki kepercayaan diagnosis terbaik, 39. Cut-off point

39 menjadikan kuesioner SDSC memiliki sensitivitas 89% dan

spesifisitas 74%. Total skor di atas 39 diklasifikasikan sebagai

gangguan tidur, sedangkan skor di bawah atau sama dengan 39

diklasifikasikan sebagai tidak gangguan tidur.

3. Waktu dan tempat

a) Waktu

Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai Agustus 2020

b) Tempat

Penelitian ini dilakukan di RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang

3.7. Analisa data


Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan dimana pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan – pertanyaan

peneliti dalam mengungkap fenomena (Nursalam, 2003). Setelah jawaban

terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan editing, coding,

scoring, dan tabulating.


38

1. Editing (Kelengkapan data)

Jawaban responden melalui kuesioner diperiksa kembali apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian atau ada dua data yang tidak lengkap dan

sesuai dengan kriteria

2. Coding (Pemberian kode)

Setelah proses editing selesai, selanjutnya dilakukan coding dengan

memberi kode terhadap kuesioner data umum dengan angka. Hal ini

dimaksudkan agar lebih mudah melakukan tabulasi dan analisa data.

Setiap kategori yang berbeda diberi kode yang berbeda

Pada data umum dilakukan dengan cara berikut:

1. Pendidikan terakhir orang tua

1) Tidak sekolah : Kode 1

2) SD : Kode 2

3) SMP : Kode 3

4) SMA : Kode 4

5) Perguruan Tinggi : Kode 5

2. Pekerjaan

1) Tidak bekerja : Kode 1

2) Petani : Kode 2

3) Wiraswasta : Kode 3

4) Pekerja pabrik : Kode 4

5) PNS : Kode 5

3. Usia anak

1) 3 tahun : Kode 1
39

2) 4 tahun : Kode 2

3) 5 tahun : Kode 3

4) 6 tahun : Kode 4

4. Durasi Penggunaan Gadget

1) >1 Jam : Kode 1

2) ≤1 Jam : Kode 2

5. Pada Kuesioner SDSC

1) Tidak pernah = Kode 1

2) Jarang = Kode 2

3) Terkadang = Kode 3

4) Sering = Kode 4

5) Selalu = Kode 5

Pada data khusus dilakukan dengan cara

- Pada kuesioner penggunaan Gadget

Tidak Normal : Kode 1

Normal : Kode 2

- Pada kuesioner Gangguan tidur

Terdapat gangguan tidur : kode 1

Tidak terdapat gangguan tidur : Kode 2

3. Scoring (Penetapan Skor)

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data

dengan cara pemberian skor pada kuesioner. Pada pertanyaan (checklist)

dari kuesioner Penggunaan Gadget dicheklist sesuai jawaban pada

jawaban ≤1 jam diberi nilai 1 dan pada jawaban >1jam diberi nilai 0
40

kemudian di kategorikan jika nilai = 1 dikategorikan dengan penggunaan

normal dan jika nilai = 0 dikategorikan Tidak Normal,

Kemudian untuk kuesioner Gangguan tidur mempunyai skor

- Tidak pernah = Skor 1

- Jarang = Skor 2

- Terkadang = Skor 3

- Sering = Skor 4

- Selalu = Skor 5

Untuk Hasil jawaban responden pada kuesioner Gangguan tidur

dijumlah skor semuanya kemudian dikategorikan Sebagai berikut

Tidak terdapapat gangguan tidur : jika skor ≤ 39

Terdapat Gangguan tidur : jika skor > 39

4. Tabulating (Penyusunan Data)

Pada tabulasi ini. Data disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari

beberpa baris dan kolom yang digunakan untuk memaparkan sehingga

mudah dibaca dan mudah dimengerti. Untuk menganalisis hubungan

penggunaan Gadget dengan gangguan tidur pada anak usia Pre-School di

RA Mambaul Ulum corogo Kecamatan Jogoroto Jombang digunakan uji

statistik Koefisien Kontigensi, skala data ordinal dan nominal dan jenis

korelasi, dengan derajat kemaknaan α= 0,05 jika nilai signifikansi (ρ) yang

didapat kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian diterima yang berarti

ada hubungan penggunaan Gadget dengan gangguan tidur pada anak usia

Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang


41

Hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi menurut Arikunto (2010) sebagai berikut :

1. Seluruh :100 %

2. Hampir seluruh :76 – 99 %

3. Sebagian besar : 51 – 75 %

4. Setengah : 50 %

5. Hampir setengah : 25 – 49 %

6. Sebagian kecil : 1 – 24 %

7. Tidak satupun :0%

Hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi diinterpretasikan sebagai

berikut :

0,00 – 0,199 :Sangat lemah

0,20 – 0,399 :Lemah

0,40 – 0,599 :Sedang

0,60 – 0,799 :Kuat

0,80 – 1,000 :Sangat kuat

3.8. Etika penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memberikan penjelasan pada

responden tentang berbagai hal terkait dengan penelitian yang akan dilakukan

etika yang menjadi dasar penelitian ini meliputi

3.8.1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Responden terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan sebelum dilakukan penelitian. Kemudian lembar persetujuan

diberikan kepada responden. Jika responden bersedia untuk diteliti maka


42

harus menandatangani lembar persetujuan. Tetapi jika responden menolak

untuk dilakukan penelitian, maka penelitian dilarang memakai responden

dengan tetap menghormati haknya.

3.8.2. Tanpa nama (Anonimity)

Nama responden tidak dicantumkan pada lembar data. Hal ini

bertujuan untuk menjaga kerahasiaan responden. Untuk mengetahui

keikutsertaan responden, peneliti cukup menggunakan kode pada masing

masing lembar pengumpulan data

3.8.3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dalam penelitian dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang

akan dicantumkan sebagai hasil penelitian


43

3.9. Rencana Penelitian


Rencana Pelaksanaan Penelitian Ini Disusun Oleh Peneliti Dalam Jadwal

Sebagai Berikut

Tabel 3.2. Rencana Pelaksanaan Penelitian Hubungann Pengguanaan


Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School
Di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang
Kegiatan 2019-2020
No Des Ja Feb Mar Ap Mei Ju Juli Ags
v n r n
A. Penyusunan
Proposal
1. Pengajuan *
Pembimbing
2. Pengajuan * *
Judul
3. Pengajuan * *
Proposal
4. Ujian Proposal *
B. Perencanaan
1. Menentukan *
Populasi
2. Menentukan *
Sampel
3. Menyiapkan *
Lembar
Kuesioiner
C. Pelaksanaan
1. Penyebaran *
Lembar
Kuesioner
2. Mengkoding *
Dan Mengedit
Data
44

3. Memasukkan *
Data
4. Tabulasi Data *
D. Analisa Data
Analisa Data *
E. Pelaporan
1. Penulisan *
Laporan
2. Pencetakan *
Laporan
3. Penyebarluasan *
Laporan
4. Presentasi *
Hasil
45

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

4.1.1. Gambaran umum lokasi penelitian

RA Mambaul Ulum Corogo beralamat di Jl. Corogo, Dsn Corogo,

Desa Corogo, Kec.Jogoroto, Kab Jombang, Jawa Timur dengan kode pos

61485.

Guru yang ada di RA Mambaul Ulum Corogo ada 7 yaitu guru untuk

kelas TK Kecil dan TK Besar. Sekolah ini memilik 5 ruangan kelas yakni

ruang kelas untuk TK kecil, TK Besar, terdapat beberapa tempat diantaranya

Ruang Kepala sekolah, Ruang Tata Usaha, Gudang. Ruang guru, ruang aula

yang di pergunakan untuk pertemuan, ruang perpustakaan, tempat parkir

kendaraan, kantin dan Lapangan olahraga yang ada gedung sekolah Data

Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RA


Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto Jombang Bulan Juli 2020
Pekerjaan Jumlah Prosentase(%)
Wiraswasta 4 10
Tidak bekerja 16 38
PNS 5 12
Petani 11 26
Pekerja Pabrik 6 14
Total 42 100
Sumber : Data penelitian, 2020

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari 42 responden Hampir Setengah

(38%) yaitu 16 orang tidak bekerja, Hampir Setengah (26%) yaitu 11 orang
46

petani, sebagian kecil (14%) yaitu 6 orang pekerja pabrik, sebagian kecil

(12%) yaitu 5 PNS dan sebagian kecil (10%) yaitu 4 orang bekerja sebagai

wiraswasta.

2. Karakteristik Responden Pendidikan Terakhir

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir


di RA Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto Jombang Bulan Juli
2020
Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)
Tidak sekolah 0 0
SD 0 0
SMP 10 24
SMA 27 64
Perguruan Tinggi 5 12
Total 42 100
Sumber : Data penelitian, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan dari 42 responden sebagian besar

(64%) yaitu 27 merupakan lulusan SMA sederajat, sebagian kecil (24%) yaitu

10 orang lulusan SMP, sebagian kecil (12%) yaitu 5 orang merupakan lulusan

perguruan tinggi, sedang tidak satu pun (0%) yaitu 0 orang lulusan SD, tidak

satu pun (0%) yaitu 0 orang lulusan Tidak Sekolah

3. Karakteristik Responden Umur Anaknya

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Anaknya di


RA Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto Jombang Bulan Juli
2020
Umur Anaknya (Tahun) Jumlah Prosentase (%)
3 0 0
4 15 36
5 13 31
6 14 33
Total 42 100
Sumber : Data penelitian, 2020
47

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan dari 42 responden Hampir

Setengah (36 %) yaitu 15 orang memiliki anak berusia 4 tahun, Hampir

setengah (33%) yaitu 14 orang memiliki anak usia 6 tahun, Hampir setengah

(31%) yaitu 13 orang memiliki anak berusia 5 tahun. Tidak Satu pun (0%)

yaitu 0 orang memiliki anak berusia 3 tahun

4.1.2. Data Khusus

1. Karakteristik Anak Responden Berdasarkan Penggunaan Gadget nya

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Anak Responden Berdasarkan Penggunaan


Gadgetnya di RA Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto Jombang
Bulan Juli 2020
Penggunaan Gadget Jumlah Prosentase (%)
Tidak Normal 40 95
Normal 2 5
Total 42 100
Sumber : Data penelitian, 2020

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 42 responden Hampir seluruh

(95%) yaitu 40 orang memiliki anak dengan penggunaan Gadget tidak

normal dan sebagian kecil (5%) yaitu 2 orang memiliki anak dengan

penggunaan Gadget normal.

2. Karakteristik Anak Responden Berdasarkan Terdapatnya Gangguan Tidur

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Anak Responden Berdasarkan Terdapatnya


Gangguan Tidur di RA Mambaul Ulum Corogo Kec Jogoroto
Jombang Bulan Juli 2020
Gangguan Tidur Jumlah Prosentase (%)
Terdapat Gangguan Tidur 37 88
Tidak Terdapat Gangguan Tidur 5 12
Total 42 100
Sumber : Data penelitian, 2020

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan dari 42 responden Hampir seluruh (88 %)

yaitu 37 orang memiliki anak Gangguan tidur dan sebagian kecil (12%) yaitu

5 orang memiliki anak dengan dengan tidak terdapat gangguan tidur


48

3. Hubungan Penggunaan Gadget dengan gangguan tidur pada anak usia Pre-

School di RA Mambaul Ulum Corogo

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara Penggunaan Gadget dengan gangguan tidur
pada anak usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo
  Gangguan Tidur  
Terdapat Tidak Terdapat
Total
Gangguan Tidur Gangguan Tidur
Penggunaan
F % N % N %
Gadget
Tidak Normal 37 88 3 7 40 95
Normal 0 0 2 5 2 5
Jumla
  37 88 5 12 42 100
h
Hasil uji Contingency coefficient sig. 0,00 ρ < α = 0,05

Sumber : Data penelitian, 2020

Dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.6 dari 42 responden, Terdapat

hampir seluruh (88%) dengan jumlah 37 orang terdapat gangguan tidur dengan

penggunaan Gadget tidak normal, sebagian kecil (7%) dengan jumlah 3 dengan

tidak terdapat gangguan tidur dengan penggunaan Gadget tidak normal, sebagian

kecil (5%) dengan jumlah 2 tidak terdapat gangguan tidur dengan penggunaan

Gadget normal, tidak satu pun (0%) dengan jumlah 0 terdapat gangguan tidur

dengan penggunaan Normal

Hasil analisis hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan tidur di

RA Mambaul Ulum corogo kecamatan Jogoroto Jombang. Setelah data terkumpul

kemudian dilakukan analisa data dengan uji statistik Koefisien Kontingensi dan

diperoleh nilai signifikan ρ = 0,000 dan α = 0,05 atau (α<0,05) yang berarti H1

diterima artinya ada Penggunaan Gadget dengan Gangguan tidur pada anak usia

pre-school di RA Mambaul Ulum corogo kecamatan Jogoroto Jombang. Dengan

hasil Nilai koefisien sebesar 0,520 yang menunjukkan kekuatan korelasi sedang
49

4.2. Pembahasan

4.2.1. Penggunaan Gadget

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan dari 42 responden Hampir seluruh

(95%) yaitu 40 orang memiliki anak dengan penggunaan Gadget tidak

normal dan sebagian kecil (5%) yaitu 2 orang memiliki anak dengan

penggunaan Gadget normal

Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi

modern. Gadget semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia.

Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju dengan

unculnya gawai. Gadget adalah perangkat elektronik kecil yang memiliki

fungsi khusus (Novita Sari, 2016). Widyawati (2014) dan KBBI

Penggunaan Gadget Adalah pemakaian sebuah perangkat atau instrumen

elektronik yang memiliki tujuan dan fungsi praktis terutama untuk

membantu pekerjaan manusia. Adapun faktor-faktor maupun tujuan yang

mempengaruhi Penggunaan Gadget ini memiliki beragam tujuan dari hanya

sekedar bermain hingga belajar

Anak-anak yang belajar di RA Mambaul Ulum hampir seluruhnya

dalam menggunakan Gadget secara tidak normal ini dikarenakan beberapa

faktor yang mendukung perilaku tersebut seperti dari segi anak itu sendiri,

pada usia Pre-School memang anak cenderung menginginkan sesuatu yang

baru terutama pada kebutuhan untuk bermainnya, seperti anak

menggunakan Gadget untuk bermain game, orang tua sering kali sengaja
50

memberikan Gadget agar anak tidak pergi keluar rumah, akan tetapi orang

tua sendiri tidak memberikan pengawasan, maka disini diperlukan peran

orang tua agar anak tidak berlebihan dalam bermain Gadget, Selain game

ada beberapa hal seperti menonton film atau hanya sekedar melihat lihat isi

dari Gadget tersebut, dimasa seperti ini memang Gadget dibutuhkan sebagai

media pembelajaran karena virus sedang mewabah, pembelajaran daring

memang salah satu cara agar anak tetap sekolah hal ini juga secara tidak

langsung mengharuskan anak menggunakan Gadget dalam waktu yang lama

4.2.2. Gangguan Tidur pada anak usia pre-school

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan dari 42 responden Hampir seluruh

(88%) yaitu 37 Anak mengalami Gangguan tidur dan sebagian kecil (12%)

yaitu 5 anak tidak mengalami gangguan tidur.

Menurut Dawson (2007) Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan

kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas,

atau waktu tidur pada seorang individu. Sedangkan pendapat lain

mengemukakan Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati

menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah

satu dari ketiga masalah berikut; insomnia, gerakan sensasi abnormal di kala

tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau merasa mengantuk yang

berlebihan di siang hari (Naylor & Aldrich, 1994 dalam Potter & Perry,

2005)

Anak yang bersekolah di RA mambaul Ulum Corogo Kecamatan

Jogoroto Jombang hampir seluruhnya mengalami gangguan tidur, berbagai

macam gangguan tidur yang terjadi pada anak usia pre-school di RA


51

Mambaul Ulum diatararanya seperti gangguan pola tidur, gangguan ini dapat

muncul dari akibat ialah dari gaya hidup anak itu sendiri, seperti anak itu

memang tidak tentu dalam mengatur waktu tidurnya, ataupun anak dalam

keadaan stress seperti dalam keadaan tertekan habis dimarahi ataupun dapat

perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain disekitarnya ini

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam memotivasi anak untuk tidur,

kemudian macam gangguan tidur lainnya ialah gangguan memulai dan

mempertahankan tidur, sebab yang paling sering ialah dari faktor

lingkungan, ini disebabkan lingkungan dapat mempengaruhi tidur anak

dengan mudah seperti pada lingkungan yang berisik anak tidak akan dapat

tidur, beberapa anak juga ada yang tidak bisa tidur karena pencahayaan yang

terlalu terang. Selain itu gangguan tidur yang mereka alami dapat disebabkan

beberapa faktor diantarnya karena penyakit fisik yang sedang diderita seperti

sedang batuk, menderita penyakit pencernaan ataupun sedang demam pada

saat saat sakit tidur anak akan tidak optimal karena anak sering terbangun

karena merasakan sakitnya, sebab lain sebab lain,

4.2.3. Hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur pada anak Usia

Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang

Dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.6 dari 42 responden, Terdapat

hampir seluruh (88%) dengan jumlah 37 orang terdapat gangguan tidur

dengan penggunaan Gadget tidak normal, sebagian kecil (7%) dengan

jumlah 3 dengan tidak terdapat gangguan tidur dengan penggunaan Gadget

tidak normal, sebagian kecil (5%) dengan jumlah 2 tidak terdapat gangguan
52

tidur dengan penggunaan Gadget normal, tidak satu pun (0%) dengan

jumlah 0 terdapat gangguan tidur dengan penggunaan Normal.

Hasil teori ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Saifullah (2018) yang menyebutkan bahwa penggunaan Gadget dapat

mempengaruhi tidur anak selain itu dikutip dari Lusia kus anna kompas.com

Mengemukakan gadget menjadi salah satu penyebab anak sulit tidur

sehingga anak akan mengalami gangguan tidur

Menurut asusmsi peneliti Ketika seorang anak pada usia Pre-School

maka kebutuhan tidurnya harus dipenuhi secara maksimal karena pada saat

tidur inilah terjadi proses regenerasi sel-sel otak dan hormon-hormon tubuh

sampai sekitar 75%. Seorang anak yang mengalami gangguan tidur, tentu

tidak akan mencapai kematangan otak yang sempurna dan akan mengalami

gangguan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal (Stickgold,2009).

Maka dari itu orang tua harus menjamin agar anak tidak mengalami

gangguan tidur, sebab-sebab anak mengalami gangguan tidur ialah

penggunaan Gadget dari data yang diperoleh diatas banyak anak yang

menggunakan Gadget secara tidak normal, baik menggunakannya untuk hal

yang positif maupun negatif akan tetapi penggunaan Gadget yang tidak

normal ini dapat memicu terjadinya gangguan tidur, sinar dari layar Gadget

akan membuat stimulus ke mata yang membuat anak akan terus terjaga ini

terjadi karena rangsangan cahaya yang masuk ke otak akan mempengaruhi

irama sirkadian dalam tubuh, irama sirkadian sendiri ialah ialah jam alami

tubuh manusia(rini ambarwati 2017), maka dari itu peran serta orang tua

diperlukan agar anak tidak sampai menggunakan Gadget secara berlebihan


53

dan mengarah kepada gangguan tidur mengingat sekarang ini penggunaan

Gadget sendiri dipergunakan untuk media pembelajaran sekolah


54

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Penggunaan Gadget dengan

Gangguan Tidur pada anak Usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo

Kecamatan Jogoroto Jombang didapatkan kesimpulan

1. Penggunaan Gadget pada anak Usia Pre-School di RA Mambaul Ulum

Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang Hampir seluruhnya berada pada

tingkat penggunaan tidak normal.

2. Gangguan Tidur pada anak Usia Pre-School di RA Mambaul Ulum

Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang Hampir seluruhnya mengalami

gangguan tidur

3. Ada Hubungan Penggunaan Gadget dengan Gangguan Tidur pada anak

Usia Pre-School di RA Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto

Jombang dengan kekuatan korelasi sedang

5.2. Saran

1) Bagi Responden

Diharapkan bagi responden dapat memberikan pengawasan yang baik

untuk anaknya agar berbagai dampak dari penggunaan Gadget dan

gangguan tidur tidak terjadi pada anaknya agar anaknya dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal

2) Bagi tempat Penelitian


55

Diharapkan bagi institusi pendidikan tidak hanya memberikan

penjelasan bagaimana mencegah dampak buruk dari penggunaan

Gadget dan gangguan tidur pada anaknya saja tapi juga harus

memberikan informasi tersebut kepada orang tua agar kedua belah

pihak saling mengerti dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

Gadget dan gangguan tidur

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam lagi

dengan melengkapi data–data yang lebih akurat dengan populasi yang

lebih besar serta menganalisis faktor lain yang dapat mempengaruhi

Gangguan tidur
56

DAFTAR PUSTAKA

Adelina Haryono dkk (2009) Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-
15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Ambarwati rini tidur (2017) irama sirkardian dan metabolisme tubuh

Andari 2013 Jurnal PAUD Agapedia, tentang dampak Gadget . Vol.1 No. 1
Juni 2017

Blunden S, Lushington K, Lorenzen B. (2004) Are sleep problems


underrecognised in general practice. Arch Dis Child [Internet] 2004;89:708
–12. Available from: http://adc.bmj.com/cgi/content/ full/89/8/708
Bruni O, Pttaviano S, Guidetti V. (1996) The Sleep Disturbances Scale for
Children (SDSC) construction and validation of an instrument to
evaluate sleep Disturbancess in childhood and adolescence. J. Sleep
Rrs [Internet] 1996;5:251–61. Available from:
http://www3.interscience.wiley.com/cgibin/fulltext/119222084/PDFSTA
RT

Dawson P.( 2007) Sleep disorders. Free Health Encyclopedia [Internet].

Dewi R. (2005) Berbagai masalah anak taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas


Dirjen Dikti.

Dr.Willy, Tjin (2019) gangguan tidur diakses pada 19 maret 2020 pada 19.13
http://www.alodocter.com/gangguan-tidur

Graham, J., & Charles E.S. (2004). Panduan sehat dan bijak menidurkan bayi.

Gunawan, Meta Anindya Aryanti. (2017) Hubungan Durasi Penggunaan Gadget


Terhadap Perkembangan Sosial Anak Prasekolah Di Tk Pgri 33
Sumurboto, Banyumanik

Handrianto .2013 Jurnal Pengaruh negatif penggunaan Gadget pada anak

Harkreader, H., Hogan, M.A., & Thobaben, M. (2007) fundamental of nursing:


Caring and clinical judgment. (3rd ed.). St. Louis, Missouri: Saunders
Elsevier

Haryono Adelina dkk (2009) prevalensi gangguan tidur pada remaja usia 12-15
tahun di sekolah lanjut tingkat pertama
57

Hasmi, (2010) Hubungan antara pola tidur dengan pertumbuhan dan


perkembangan anak balita di playgoup paramata bunda koyo palopo

Japardi Iskandar (2002) Gangguan Tidur

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kozier Frb, Beerman Snyder, (2010). Buku ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses dan raktik

Kus ana , lusiana (2011) 9 dampak anak kurang tidur diakse pada 02-01-2020 dari
http://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/27/16105995/9.dampak.anak.kur
ang.tidur

Liu X. Brief Report: An Epidemiologic Survey of the Prevalence of Sleep


Disorders Among Children 2 to 12 Years Old in Beijing, China. Pediatrics
2005; dalam Hubungan antara Prestasi Belajar pada Anak dengan
Gangguan Tidur di SDN 03 Pondok Cina Depok Nuri Indahwati, Rini
Sekartini

Novita Sari. 2016 Dampak penggunaan Gadget terhadap interaksi sosial anak
Jurnal PAUD Teratai

Nursalam 2016 metodiologi penelitian ilmu keperawatan edisi 4 jakarta salemba


medika

Patmonodewo S (2008) Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundemental keperawatan: Konsep,
proses dan praktik.

Sobry, M.gustian (2017) Peran Smartphone Terhadap Pertumbuhan Dan


Perkembangan Anak

Stickgold, (2009) The neuroscience of Sleep. London Elsevier

Stores G. (1996).ractitioner review: assesment and treatment of sleep disorders


in children and adolescent. Jounal of Child Psycho & Psychiatry & Allied
Disciplines

Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC

Tanjung, MF C & Sekartini,R (2004) Masalah Tidur pada Anak


58

Triastutik yeni (2018) Hubungan bermain Gadget dengan tingkat perkembangan


anak usia 4-6 tahun di TK Bina insani desa candimulyo kecamatan
jombang kabupaten jombang

Widiawati,( 2014) Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya Kembang Anak

Yeni Triastuti.2018 Jurnal pengaruh system operasi mobile android pada anak
usia dini
59

Lampiran 1

Lampiran Surat ijin Penelitian


60

Surat Balasan Ijin Penelitian


61

Lampiran 2
FORMULIR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Ibu/Bapak Responden
Di RA Mambaul Ulum

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa program studi Ilmu


Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto :
Nama : Cahyo Agung Purnomo
Nim : 01.16.052

Dengan hormat,
Dengan ini saya Cahyo Agung Purnomo, mahasiswa Stikes Dian Husada
Mojokerto, bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Penggunaan Gadget Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Usia Pre-School di RA
Mambaul Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang” yang merupakan tugas
akhir sebagai syarat kelulusan di Stikes Dian Husada Mojokerto.
Untuk melancarkan penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi ibu/bapak
dalam mengisi kuesioner yang telah disediakan sejujurnya dan apa adanya.
Adapun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini, kerahasiaan
merupakan suatu yang amat saya utamakan.
Dengan permohonan saya, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.

Mojokerto,.....Maret 2020

Peneliti

(Cahyo Agung Purnomo)


62

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Nama Anak :

Setelah membaca penjelasan yang diberikan oleh penelitian, saya bersedia ikut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto dengan judul

“Hubungan pengguanaan Gadget pada anak usia Pre-School di RA Mambaul

Ulum Corogo Kecamatan Jogoroto Jombang”

Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara

sukarela dan tidak akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi

pada penelitian ini adalah rahasia dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

Dengan demikian saya bersedia menjadi responden penelitian.

Mojokerto,.....Maret 2020

(........................................)

Responden
63

Lampiran 4

KISI - KISI
Kuesioner Penggunaan Gadget

1. Durasi saat meggunakan Gadget 1

Kuesioner Gangguan Tidur


1. Gangguan memulai dan mempertahankan tidur 1,2,3,4,5,10,11
2. Gangguan pernapasan saat tidur 13,14,15
3. Gangguan kesadaran 17,20,21
4. Gangguan transisi bangun tidur 6,7,8,12,18,19
5. Gangguan somnolen berlebihan 22,23,24,25,26
6. Hidrosis saat tidur 9,16
64

Lampiran 5

KUESIONER PENGGUNAAN GADGET


No. Responden : (diisi oleh peneliti)

Nama :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Umur anak anda :

Petunjuk Pengisian

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian


2. Baca dan Jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan
jawaban terjaga.
3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang telah disediakan dalam setiap
kolom
4. Terima kasih atas partisipasinya.

No Pertnayaan ≤ 1 Jam > 1 Jam


1 Berapakah durasi atau total
waktu (jam) anak anda bermain
Gadget dalam waktu satu hari?
65

Lampiran 6

KUESIONER GANGGUAN TIDUR


Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC)

No. Responden : (diisi oleh peneliti)

Nama :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Umur anak anda :

Petunjuk Pengisian

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian


2. Baca dan Jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan
jawaban terjaga.
3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang telah disediakan
4. Terima kasih atas partisipasinya.

Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan


kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat anak Bapak/Ibu
dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan tidur karena anak sakit tidak termasuk.
Jawablah dengan melingkari atau memberi tanda silang pada salah satu dari
nomor 1 – 5 yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu. Terima
asih atas partisipasi Bapak/Ibu.

1. Berapa lama anak Bapak/Ibu tidur pada malam hari?


(1) 9-11jam (3) 7-8jam (5) <5jam
(2) 8-9jam (4) 5-7jam
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak Bapak/Ibu untuk jatuh tidur
sejak ia pergi ke tempat tidur?
(1)<15menit (2) 15-30menit (3)30-45menit
66

(4)45-60menit (5)>60 menit

Pilihlah pernyataan berikut yang paling sesuai dengan kebiasaan tidur anak anda
pada jam/waktu tidurnya.
3. Anak Bapak/Ibu enggan atau menolak untuk tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
4. Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
5. Ada rasa takut pada anak anda ketika mau tertidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
6. Bagian tubuh anak tampak tersentak ketika jatuh tertidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
7. Anak melakukan gerakan berulang-ulang ketika jatuh tertidur (seperti
menggerakkan atau menggelengkan kepala)
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
8. Anak merasa mimpi seperti nyata ketika jatuh tertidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
67

9. Anak banyak berkeringat ketika jatuh tertidur


(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
10. Anak terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap malam
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
11. Setelah terbangun pada malam hari, anak susah untuk tidur kembali
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
12. Kaki anak sering tersentak ketika tertidur atau sering berubah posisi ketika
malam atau sering menendang seprei tempat tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
13. Anak mengalami kesulitan bernapas pada malam hari
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
14. Anak sering terengah-engah saat bernapas atau tidak mampu untuk
bernapas ketika tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
15. Anak mendengkur/mengorok ketika tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
68

(3) Terkadang (1-2x/minggu)


16. Anak berkeringat banyak pada malam hari
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
17. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak berjalan dalam tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
18. Bapak/Ibu pernah menyaksikan anak mengigau ketika sedang tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
19. Bapak/Ibu pernah mendengar gigi anak gemeretak/berbunyi ketika tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
20. Anak terbangun dari tidur dengan berteriak-teriak atau bingung, dan susah
untuk disadarkan, akan tetapi tidak bisa ingat ketika pagi harinya
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
21. Anak mengalami mimpi buruk dan tidak bisa ingat kembali keesokan
harinya
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
22. Anak sangat sulit untuk bangun tidur
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
69

(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)


(3) Terkadang (1-2x/minggu)
23. Anak bangun pada pagi hari dan merasa lelah
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
24. Anak merasa tidak bisa untuk bergerak ketika bangun tidur pada pagi hari
(ketindihan)
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
25. Anak merasa mengantuk pada siang hari
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu)
26. Anak tiba-tiba jatuh tertidur pada situasi yang tidak seharusnya
(misalnya: ketika makan, berada dalam toilet, dll)
(1) Tidak pernah (4) Sering (3-5x/mimggu)
(2) Jarang (1–2x/bulan atau kurang) (5) Selalu (setiap hari)
(3) Terkadang (1-2x/minggu
70

Lampiran 7
Tabulasi data Data Umum dan Kuesioner Penggunaan Gadget
Kode Pendidikan Umur Durasi penggunaan
Pekerjaan
Responden terakhir Anak Gadget
001 4 4 1 1
002 5 5 1 2
003 5 5 2 1
004 5 4 4 1
005 1 5 2 1
006 3 5 2 1
007 1 4 1 1
008 1 4 2 1
009 1 4 4 2
010 1 4 4 1
011 1 4 2 1
012 4 4 4 1
013 1 4 4 1
014 3 3 4 1
015 1 4 4 1
016 1 4 2 1
017 2 4 4 1
018 1 4 4 1
019 4 4 1 1
020 2 4 2 1
021 1 4 1 1
022 3 4 2 1
023 1 3 4 1
024 2 4 1 1
025 4 3 1 1
026 1 3 2 1
027 2 3 1 1
028 4 3 2 1
029 4 3 1 1
030 3 4 1 1
031 2 4 4 1
032 1 4 2 1
033 1 3 1 1
034 2 4 2 1
035 1 4 4 1
036 2 4 2 1
037 2 3 1 1
038 5 5 2 1
039 2 3 2 1
71

040 5 4 4 1
041 2 4 4 1
042 2 4 1 1

Pekerjaan
1) Tidak bekerja : Kode 1

2) Petani : Kode 2

3) Wiraswasta : Kode 3

4) Pekerja pabrik : Kode 4

5) PNS : Kode 5

Pendidikan terakhir
1) Tidak sekolah : Kode 1

2) SD : Kode 2

3) SMP : Kode 3

4) SMA : Kode 4

5) Perguruan Tinggi : Kode 5

Umur Anak
1) 3 tahun : Kode 1

2) 4 tahun : Kode 2

3) 5 tahun : Kode 3

4) 6 tahun : Kode 4

Durasi penggunaan Gadget


1) >1 Jam : Kode 1

2) ≤1 Jam : Kode 2
72

Tabulasi data Kuesioner SDSC

Kode 4
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Responden
001 4 1 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 1 2 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 2 3
002 3 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
003 4 4 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 5 1
004 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1
005 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 1 1 2 3 2 1 2 1 1 2 2 3 1 4 1
006 4 1 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 1 2 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 2 3
007 1 1 2 3 2 2 1 1 1 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 3 3 1 1
008 3 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1
009 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1
010 3 1 4 4 1 1 1 3 3 3 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1
011 3 1 4 4 1 1 1 2 1 4 1 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 4 1
012 3 1 4 4 1 1 1 2 1 3 1 3 1 1 3 2 1 2 4 1 2 3 2 1 3 1
013 2 2 4 4 1 1 2 1 2 4 2 3 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 3 1 3 1
014 3 3 4 3 1 1 1 2 3 3 2 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 3 3 1 4 1
015 2 2 4 3 1 2 1 1 2 4 3 2 1 1 3 3 1 3 3 1 2 2 2 1 3 1
016 3 1 4 4 1 1 2 2 3 4 2 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 4 1
017 2 3 4 4 1 1 1 3 2 4 1 2 1 2 3 3 1 3 3 1 2 2 2 1 3 1
018 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 3 3 1 2 3 3 1 2 1
019 2 2 4 4 1 1 1 2 2 3 1 2 1 1 3 3 1 4 3 1 2 3 2 1 3 1
020 3 1 4 4 1 1 1 2 3 4 2 1 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 3 1
021 3 1 4 4 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1
022 3 2 3 4 2 1 1 2 2 4 2 2 1 1 3 2 1 2 3 1 1 2 2 3 3 1
023 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
024 3 1 3 4 2 1 2 2 3 4 1 2 1 1 3 2 1 2 3 1 2 3 2 1 2 1
73

025 3 1 3 2 1 2 1 2 2 4 1 3 1 2 3 2 1 2 2 1 1 4 1 2 4 1
026 3 2 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1
027 4 3 4 4 1 2 4 1 1 4 1 2 1 1 3 1 1 4 2 1 1 1 1 1 3 1
028 3 2 3 3 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 2 2 1 3 3 2 1 2 3 3 3 1
029 3 1 4 3 1 1 1 3 2 4 3 3 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 4 1 4 1
030 3 2 3 3 1 1 1 2 2 4 3 1 1 1 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 3 1
031 2 3 1 3 2 2 3 3 2 4 2 2 1 1 2 3 1 3 2 1 1 2 3 1 4 1
032 3 2 2 3 2 1 1 2 3 4 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 2 1 3 1
033 2 2 1 3 1 1 1 1 2 4 1 1 1 2 2 3 1 2 3 1 2 2 3 1 4 1
034 3 1 3 4 1 1 2 2 2 3 1 2 1 1 1 4 1 3 3 1 1 2 3 1 3 1
035 3 1 3 4 3 1 1 2 2 3 1 3 1 1 2 2 1 3 3 1 2 1 3 1 4 1
036 2 1 3 4 1 2 1 2 3 4 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 3 1
037 3 2 3 3 1 1 2 2 1 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 2 4 1 5 1
038 3 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 2 2 3 1 2 1
039 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 2 1 1
040 3 3 4 4 1 1 2 2 3 4 3 2 1 1 3 3 1 3 2 1 1 2 4 3 4 1
041 3 3 4 2 1 1 3 1 1 3 1 2 1 1 3 2 1 3 3 1 2 2 2 2 4 1
042 4 1 4 3 1 2 1 1 3 4 1 1 1 1 3 3 1 4 1 1 1 1 3 1 3 1
- Tidak pernah = Kode 1

- Jarang = Kode 2

- Terkadang = Kode 3

- Sering = Kode 4

- Selalu = Kode 5
74
75

Tabulasi Menurut Kriteria

Kode 021 1 1
Penggunaa Ganggua
Responde 022 1 1
n Gadget n Tidur
n 023 1 2
001 1 1 024 1 1
002 2 2 025 1 1
003 1 1 026 1 1
004 1 2 027 1 1
005 1 1 028 1 1
006 1 1 029 1 1
007 1 1 030 1 1
008 1 1 031 1 1
009 2 2 032 1 1
010 1 1 033 1 1
011 1 1 034 1 1
012 1 1 035 1 1
013 1 1 036 1 1
014 1 1 037 1 1
015 1 1 038 1 1
016 1 1 039 1 2
017 1 1 040 1 1
018 1 1 041 1 1
019 1 1 042 1 1
020 1 1

a) Pada kuesioner penggunaan Gadget

1) Tidak Normal : Kode 1

2) Normal : Kode 2

b) Pada kuesioner Gangguan tidur

1) Terdapat gangguan tidur : kode 1

2) Tidak terdapat gangguan tidur : Kode 2


76

Lampiran 8
Hasil SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penggunaan_Gadget * 42 100,0% 0 0,0% 42 100,0%


Gangguan_Tidur

Penggunaan_Gadget * Gangguan_Tidur Crosstabulation

Gangguan_Tidur

GT TGT Total

Penggunaan_Gadget Tidak Normal Count 37 3 40

Expected Count 35,2 4,8 40,0

% within 92,5% 7,5% 100,0%


Penggunaan_Gadget

% of Total 88,1% 7,1% 95,2%

Normal Count 0 2 2

Expected Count 1,8 ,2 2,0

% within 0,0% 100,0% 100,0%


Penggunaan_Gadget

% of Total 0,0% 4,8% 4,8%

Total Count 37 5 42

Expected Count 37,0 5,0 42,0

% within 88,1% 11,9% 100,0%


Penggunaan_Gadget

% of Total 88,1% 11,9% 100,0%


77

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 15,540a 1 ,000

Continuity Correctionb 7,971 1 ,005

Likelihood Ratio 9,351 1 ,002

Fisher's Exact Test ,012 ,012

Linear-by-Linear Association 15,170 1 ,000

N of Valid Cases 42

Symmetric Measures

Asymptotic
Value Standard Errora Approximate Tb

Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,520

Interval by Interval Pearson's R ,608 ,175 4,847

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,608 ,175 4,847

N of Valid Cases 42

Symmetric Measures

Approximate Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,000

Interval by Interval Pearson's R ,000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,000c

N of Valid Cases
78

Lembar Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai