Oleh :
FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105
Disusun oleh :
FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
No : ....................................................
Tanggal : .....................................................
Mengetahui,
Ketua Program Studi
S-1 Peternakan
Oleh :
FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105
Mengetahui,
Dr. Ir. Yon Soepriondho, M. S. Prof. Dr. Ir. Edy Kurnianto, M. S., M. Agr
NIP. 19550222 198312 1 001 NIP. 19610416 198603 1 001
MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK (DOD) ITIK
MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON
RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB. SEMARANG,
JAWA TENGAH
Oleh :
FATMAWATI MUSTOFA
2301011430105
Menyetujui,
Dosen Wali
LATAR BELAKANG
kaya protein hewani yang dapat mencukupi kebutuhan protein bagi masyarakat.
pula kebutuhan akan pangan yang harus dicukupi salah satunya berasal dari sektor
adalah itik yang mampu memproduksi telur dan daging. Menurut Ketaren (2002)
bahwa itik yang berproduksi telur tinggi tergolong itik petelur, dan itik yang memiliki
Perusahaan peternakan unggas terdiri dari beberapa bagian unit pokok yang
menimbulkan suatu keterkaitan unit ke unit lain. Salah satu bagian tersebut adalah
bagian unit pembibitan yang memproduksi telur tetas agar dapat menyesuaikan
dengan permintaan DOD (Day Old Duck) yang akan diternakan sehingga dapat
dijadikan sebagai itik petelur atau itik pedaging. Tolak ukur keberhasilan pada proses
produksi usaha unit pembibitan ialah bibit, pakan, dan kandang. Bibit itik yang baik
memiliki spesifikasi tertentu sehingga dibutuhkan penanganan dari telur hingga
menetas, DOD kemudian di seleksi untuk dipilih menjadi bakal calon induk dan
pejantan pengganti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penetasan
yakni manajemen penetasan yang sesuai dan tepat sehingga dapat dihasilkan telur
tetas yang berkuali tas baik, diharapkan DOD yang dihasilkan akan memiliki kualitas
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah mengetahui metode penetasan
jumlah DOD yang ditetaskan di Satuan Kerja Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak
Itik, Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Manfaat yang diperoleh dari Praktek
Kerja Lapang (PKL) ini adalah mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan,
calon bibit, melakukan penetasan, dan grading DOD agar diperoleh DOD yang
berkualitas baik di Satuan Kerja Itik Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Itik Magelang
penghasil protein hewani oleh masyarakat berupa daging dan telur. Indonesia
memiliki berbagai jenis itik lokal antara lain itik magelang, itik pengging, dan itik
tegal. Itik Magelang termasuk ke dalam kategori itik petelur yang termasuk dalam
kategori itik unggulan yang berasal dari Jawa Tengah (Wulandari et al., 2015). Itik
yang dimiliki itik Magelang yaitu tanda putih (bulu putih) pada bagian leher yang
B. Perkawinan
Metode perkawinan itik ada dua macam yakni metode perkawinan buatan dan
mengawinkan 100 ekor betina, sehingga lebih effisien dan murah dalam pemeliharaan
(Murtidjo, 2003). Perbandingan jumlah antara itik pejantan dan betina pada proses
perkawinan alami yakni 1 : 10, memiliki arti bahwa satu itik pejantan diharapkan
Telur itik yang hendaknya akan ditetaskan dipilih dari itik yang berproduksi
tinggi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap produksi telur yang akan dihasilkan
embrio dari cangkang telur dalam waktu tertentu, proses penetasan terbagi atas
lain usia induk, lama penyimpanan telur tetas, kondisi inkubasi, kondisi
penyimpanan, suhu dan kelembaban di dalam mesin tetas. Suhu akan berpengaruh
terhadap perkembangan embrio, suhu yang rendah akan memperlama waktu tetas dan
suhu yang tinggi akan mengakibatkan embrio di dalam telur mengalami dehidrasi
dapat menngakibatkan kematian embrio, apabila menetas DOD yang dihasilkan akan
Day Old Duck (DOD) yakni anak itik yang berumur 1 hari (Ranto dan
performan tubuh, tingkah laku dan kesehatan. sexing pada itik bertujuan untuk
membedakan jantan dan betina, dapat dilakukan dengan pemeriksaan pada bagian
kloaka, selain itu bulu DOD jantan bertekstur kasar, dengan wajah garang, suara
serak, sedangkan berkebalikan dengan betina. Syarat DOD yang sehat yakni sehat
dan lincah, bulu kering, mata jernih, pusar kering, suara lantang dan bulu tubuh tidak
Itik merupakan unggas air yang berperan sebagai penghasil telur dan daging. Itik
yang berproduksi telur tinggi akan dijadikan sebagai itik petelur (Ketaren, 2002).
Performan produksi itik dapat ditentukan dengan bobot badan dan produksi telur. Itik
yang memiliki pertambahan bobot badan yang baik akan dijadikan sebagai itik
Ciri-ciri dari telur itik Magelang yakni memiliki cangkang telur berwarna hijau
kebiruan, produksi telur itik Magelang dapat mencapai 250 butir/ekor/tahun dengan
bobot telur sekitar 67,5 gram (Mitor dan Johan, 2011). Itik magelang mampu
pada peternak rakyat, hal tersebut dikarenakan sistem perkawinan kategori alami,
bebas dan tidak memiliki program pembibitan yang baik sehingga semakin lama
kualitas itik Magelang baik secara fenotip dan genetik menurun (Mahfudz, 2005).
Faktor yang dapat mempengaruhi produksi telur itik yakni faktor internak yakni
genetik dan faktor eksternal yang berasal dari pakan, iklim, perkandangan dan
E. Recording
Recording merupakan salah satu bagian tahap seleksi, hal tersebut dikarenakan data
keadaan reproduksi ternak serta kesehatan ternak tersebut. Selain hal tersebut,
recording akan mencegah terjadinya in breeding karena dapat dikeatahui silsilah
Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Manajemen Penetasan dan Seleksi Day Old
Duck (DOD) Itik Magelang Di Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Non
Ruminansia Satuan Kerja Itik, Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah” akan
dilaksanakan selama satu bulan mulai dari bulan Januari sampai Februari 2016 di
Satuan Kerja Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Itik, Banyubiru, Kab.
A. Materi
Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah seluruh
telur yang akan di jadikan sebagai bakal bibit pengganti indukan dan pejantan, mesin
tetas dan peralatan penunjang dalam proses penetasan, serta kuisioner untuk
wawancara.
B. Metode
dan Budidaya Ternak Non Ruminansia Satuan Kerja Itik, Banyubiru. Selain itu
melakukan kegiatan rutin di perusahaan mengenai manajemen penetasan mulai dari
seleksi telur, membersihkan telur yang akan ditetaskan, penanganan telur di dalam
mesin tetas, mengatur telur yang akan ditetaskan, mengatur suhu dan kelembapan
mesin tetas agar suhu yang sesuai, menghitung jumlah telur yang menetas, daya tetas
telur dan melakukan seleksi DOD dengan memperhatikan kaki pengkor, jenis
pencatatan data hasil pengamatan dan diskusi selama melakukan Praktek Kerja
JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Satuan Kerja Itik Banyubiru,
Kab. Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan Desember Februari Maret April
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Persiapan
Pengambilan
Data
Penyusunan
Laporan
Konsultasi
Ujian
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, P. P. 2002. Kebutuhan gizi itik petelur dan itik pedaging. Wartazoa 12 (2):
37 – 46.
Manggiasih, N. N., D. Garnida dan A. Mushawwir. 2015. Susut telur, lama dan bobot
tetas itik lokal (anas sp.) berdasarkan pola pengaturan temperatur mesin tetas.
Padjajaran Jurnal 4 (3): 1 – 11.
Mahfudz, L. D., S. Kismiati dan T. A. Sarjana. 2005. Fenotipik dari itik Magelang
yang produktif. Dalam : E. Baliarti, Sumadi dan Kustono (Ed.). Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Ilmu Peternakan.
Yogyakarta 15 – 16 September 2013. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada – LPSP. Hal. 779 – 785.
Mito dan Johan. 2011. Usaha Penetasan Telur Itik. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Wakhid, A. 2013. Super Lengkap Beternak Itik. AgroMedia Pustaka, Jakarta Selatan.
Wulandari, D., Sunarno dan T. R. Saraswati. 2015. Perbedaan somatometrik itik tegal, itik
magelang dan itik pengging. BIOMA 17 (2): 94 – 101.
a. Asal bibit
b. Berat tetas
c. Jumlah dan umur itik
3. Pakan
a. Asal pakan
b. Komposisi pakan
c. Jenis pakan
d. Bentuk pakan
e. Komposisi nutrisi pada pakan starter
f. Sistem pemberian ransum dan air minum
g. Frekuensi pemberian dan jumlah pakan
h. Konversi pakan
i. Bentuk tempat pakan dan minum
4. Kandang
a. Lokasi perkandangan
b. Tipe kandang
c. Jumlah kandang
d. Kepadatan kandang
e. Konstruksi lantai dan atap
f. Bahan bangunan
g. Jarak antar kandang
h. Ukuran kandang
5. Tatalaksana biosecurity dansanitasi
a. Tahap Persiapan
b. Seleksi telur
c. Tahap Penetasan
d. Waktu Penetasan
e. Penanganan telur tetas
f. Sexing DOD