Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK (DOD) ITIK

MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON


RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB. SEMARANG,
JAWA TENGAH

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK (DOD) ITIK
MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON
RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB. SEMARANG,
JAWA TENGAH

Disusun oleh :

FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Edy Kurnianto, M. S., M. Agr


NIP. 19610416 198603 1 001

Proposal ini telah dicatat


Di Program Studi S-1 Peternakan

No : ....................................................
Tanggal : .....................................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi
S-1 Peternakan

Dr. Ir. Hanny Indrat W., M. Sc.


NIP. 19590615 198703 2 006
MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK (DOD) ITIK
MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON
RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB. SEMARANG,
JAWA TENGAH

Oleh :

FATMAWATI MUSTOFA
23010114130105

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Genetika Pemulian dan Reproduksi

Dr. Ir. Yon Soepriondho, M. S. Prof. Dr. Ir. Edy Kurnianto, M. S., M. Agr
NIP. 19550222 198312 1 001 NIP. 19610416 198603 1 001
MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK (DOD) ITIK
MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON
RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB. SEMARANG,
JAWA TENGAH

Oleh :

FATMAWATI MUSTOFA
2301011430105

Menyetujui,

Dosen Wali

Ir. Sutrisno, M.P.


NIP.
JUDUL : MANAJEMEN PENETASAN DAN SELEKSI DAY OLD DUCK
(DOD) ITIK MAGELANG DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA
TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK, BANYUBIRU, KAB.
SEMARANG, JAWA TENGAH

LATAR BELAKANG

Peternakan termasuk ke dalam sektor pangan yang sangat penting bagi

berkembangnya perekonomian dan menjamin kecukupan gizi bagi masyarakat

Indonesia. Hal tersebut dikarenakan produk peternakan merupakan sumber pangan

kaya protein hewani yang dapat mencukupi kebutuhan protein bagi masyarakat.

Semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, maka semakin banyak

pula kebutuhan akan pangan yang harus dicukupi salah satunya berasal dari sektor

peternakan. Oleh karena itu perkembangan perusahan peternakan berkembang pesat

di Indonesia terutama sektor perunggasan, hal tersebut dikarenakan modal yang

diperlukan lebih sedikit dibandingkan ruminansia. Salah satu sektor perunggasan

adalah itik yang mampu memproduksi telur dan daging. Menurut Ketaren (2002)

bahwa itik yang berproduksi telur tinggi tergolong itik petelur, dan itik yang memiliki

pertambahan bobot badan tinggi dijadikan sebagai itik pedaging.

Perusahaan peternakan unggas terdiri dari beberapa bagian unit pokok yang

menimbulkan suatu keterkaitan unit ke unit lain. Salah satu bagian tersebut adalah

bagian unit pembibitan yang memproduksi telur tetas agar dapat menyesuaikan

dengan permintaan DOD (Day Old Duck) yang akan diternakan sehingga dapat

dijadikan sebagai itik petelur atau itik pedaging. Tolak ukur keberhasilan pada proses

produksi usaha unit pembibitan ialah bibit, pakan, dan kandang. Bibit itik yang baik
memiliki spesifikasi tertentu sehingga dibutuhkan penanganan dari telur hingga

menetas, DOD kemudian di seleksi untuk dipilih menjadi bakal calon induk dan

pejantan pengganti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penetasan

yakni manajemen penetasan yang sesuai dan tepat sehingga dapat dihasilkan telur

tetas yang berkuali tas baik, diharapkan DOD yang dihasilkan akan memiliki kualitas

yang baik pula, sehingga akan diperoleh bibit unggul.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah mengetahui metode penetasan

yang digunakan, mengetahui seleksi DOD, mengetahui produksi telur, mengetahui

jumlah DOD yang ditetaskan di Satuan Kerja Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak

Itik, Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Manfaat yang diperoleh dari Praktek

Kerja Lapang (PKL) ini adalah mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan,

wawasan serta pengalaman secara langsung tatalaksana penetasan, penyeleksian

calon bibit, melakukan penetasan, dan grading DOD agar diperoleh DOD yang

berkualitas baik di Satuan Kerja Itik Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Itik Magelang

Itik merupakan salah satu unggas yang dimanfaatkan sebagai sumber

penghasil protein hewani oleh masyarakat berupa daging dan telur. Indonesia

memiliki berbagai jenis itik lokal antara lain itik magelang, itik pengging, dan itik

tegal. Itik Magelang termasuk ke dalam kategori itik petelur yang termasuk dalam

kategori itik unggulan yang berasal dari Jawa Tengah (Wulandari et al., 2015). Itik

Magelang persebarannya meliputi Magelang, Ambarawa dan Temanggung. Ciri khas

yang dimiliki itik Magelang yaitu tanda putih (bulu putih) pada bagian leher yang

melingkar seperti kalung dengan lebar 1 – 2 cm (Mahfudz et al., 2005).

B. Perkawinan

Metode perkawinan itik ada dua macam yakni metode perkawinan buatan dan

metode perkawinan alami (konvensional). Metode perkawinan buatan lebih

menguntungkan dikarenakan hanya membutuhkan 5 semen dari itik jantan untuk

mengawinkan 100 ekor betina, sehingga lebih effisien dan murah dalam pemeliharaan

(Murtidjo, 2003). Perbandingan jumlah antara itik pejantan dan betina pada proses

perkawinan alami yakni 1 : 10, memiliki arti bahwa satu itik pejantan diharapkan

dapat membuahi 10 ekor itik betina ( Suryana et al., 2012).


C. Tatalaksana Penetasan dan Seleksi

Telur itik yang hendaknya akan ditetaskan dipilih dari itik yang berproduksi

tinggi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap produksi telur yang akan dihasilkan

oleh generasi setelahnya (Setioko, 1998). Penetasan merupakan proses pengeluaran

embrio dari cangkang telur dalam waktu tertentu, proses penetasan terbagi atas

menjadi dua yakni alami dan menggunakan alat (Agarwal, 1994).

Tingkat keberhasilan dalam penetasan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain usia induk, lama penyimpanan telur tetas, kondisi inkubasi, kondisi

penyimpanan, suhu dan kelembaban di dalam mesin tetas. Suhu akan berpengaruh

terhadap perkembangan embrio, suhu yang rendah akan memperlama waktu tetas dan

suhu yang tinggi akan mengakibatkan embrio di dalam telur mengalami dehidrasi

dapat menngakibatkan kematian embrio, apabila menetas DOD yang dihasilkan akan

kerdil, cacat dan mortalitas DOD tinggi (Manggiasih et al., 2015).

Day Old Duck (DOD) yakni anak itik yang berumur 1 hari (Ranto dan

Sitanggang, 2007). Seleksi DOD dilakukan dengan memisahkan jenis kelamin,

performan tubuh, tingkah laku dan kesehatan. sexing pada itik bertujuan untuk

membedakan jantan dan betina, dapat dilakukan dengan pemeriksaan pada bagian

kloaka, selain itu bulu DOD jantan bertekstur kasar, dengan wajah garang, suara

serak, sedangkan berkebalikan dengan betina. Syarat DOD yang sehat yakni sehat

dan lincah, bulu kering, mata jernih, pusar kering, suara lantang dan bulu tubuh tidak

berdiri (Wakhid, 2013).


D. Produksi Itik Magelang

Itik merupakan unggas air yang berperan sebagai penghasil telur dan daging. Itik

yang berproduksi telur tinggi akan dijadikan sebagai itik petelur (Ketaren, 2002).

Performan produksi itik dapat ditentukan dengan bobot badan dan produksi telur. Itik

yang memiliki pertambahan bobot badan yang baik akan dijadikan sebagai itik

pedaging (Rukmiasih et al., 2015).

Ciri-ciri dari telur itik Magelang yakni memiliki cangkang telur berwarna hijau

kebiruan, produksi telur itik Magelang dapat mencapai 250 butir/ekor/tahun dengan

bobot telur sekitar 67,5 gram (Mitor dan Johan, 2011). Itik magelang mampu

berproduksi 250 – 300 butir/ekor/tahun, namun kenyataannya sulit untuk dijumpai

pada peternak rakyat, hal tersebut dikarenakan sistem perkawinan kategori alami,

bebas dan tidak memiliki program pembibitan yang baik sehingga semakin lama

kualitas itik Magelang baik secara fenotip dan genetik menurun (Mahfudz, 2005).

Faktor yang dapat mempengaruhi produksi telur itik yakni faktor internak yakni

genetik dan faktor eksternal yang berasal dari pakan, iklim, perkandangan dan

manajemen pemeliharaan (Setyono et al., 2013).

E. Recording

Recording merupakan salah satu bagian tahap seleksi, hal tersebut dikarenakan data

pencatatan di dalam rekording dapat digunakan dalam evaluasi produksi, mengetahui

keadaan reproduksi ternak serta kesehatan ternak tersebut. Selain hal tersebut,
recording akan mencegah terjadinya in breeding karena dapat dikeatahui silsilah

ternak tersebut (Talib et al., 2001).

MATERI DAN METODE

Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Manajemen Penetasan dan Seleksi Day Old

Duck (DOD) Itik Magelang Di Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Non

Ruminansia Satuan Kerja Itik, Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah” akan

dilaksanakan selama satu bulan mulai dari bulan Januari sampai Februari 2016 di

Satuan Kerja Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Itik, Banyubiru, Kab.

Semarang, Jawa Tengah.

A. Materi

Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah seluruh

telur yang akan di jadikan sebagai bakal bibit pengganti indukan dan pejantan, mesin

tetas dan peralatan penunjang dalam proses penetasan, serta kuisioner untuk

wawancara.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan yakni melakukan

observasi langsung mengenai manajemen penetasan dan seleksi di Balai Pembibitan

dan Budidaya Ternak Non Ruminansia Satuan Kerja Itik, Banyubiru. Selain itu
melakukan kegiatan rutin di perusahaan mengenai manajemen penetasan mulai dari

seleksi telur, membersihkan telur yang akan ditetaskan, penanganan telur di dalam

mesin tetas, mengatur telur yang akan ditetaskan, mengatur suhu dan kelembapan

mesin tetas agar suhu yang sesuai, menghitung jumlah telur yang menetas, daya tetas

telur dan melakukan seleksi DOD dengan memperhatikan kaki pengkor, jenis

kelamin, normal atau cacat. Pengumpulan data primer dilakukan berdasarkan

pencatatan data hasil pengamatan dan diskusi selama melakukan Praktek Kerja

Lapangan di perusahaan tersebut yaitu mengenai manajemen seleksi dan penetasan.

Pengumpulan data sekunder dilaksanakan

JADWAL KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Satuan Kerja Itik Banyubiru,
Kab. Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan Desember Februari Maret April
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Persiapan

Pengambilan
Data
Penyusunan
Laporan
Konsultasi
Ujian
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, V. K. 1994. Production and Marketing of Poultry Products in India. Mittal


Publications, New Delhi, India.

Ketaren, P. P. 2002. Kebutuhan gizi itik petelur dan itik pedaging. Wartazoa 12 (2):
37 – 46.

Manggiasih, N. N., D. Garnida dan A. Mushawwir. 2015. Susut telur, lama dan bobot
tetas itik lokal (anas sp.) berdasarkan pola pengaturan temperatur mesin tetas.
Padjajaran Jurnal 4 (3): 1 – 11.

Mahfudz, L. D., S. Kismiati dan T. A. Sarjana. 2005. Fenotipik dari itik Magelang
yang produktif. Dalam : E. Baliarti, Sumadi dan Kustono (Ed.). Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Ilmu Peternakan.
Yogyakarta 15 – 16 September 2013. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada – LPSP. Hal. 779 – 785.

Murtidjo, B. A. 2003. Mengelola Itik. Kanisius, Yogyakarta.

Mito dan Johan. 2011. Usaha Penetasan Telur Itik. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Ranto dan M. Sitanggang. 2007. Panduan Lengkap Beternak Itik. AgroMedia


Pustaka, Jakarta Selatan.

Rukmiasih , P.R. Matitaputty, P.S. Hardjosworo dan L. H. Prasetyo. Performan


pertumbuhan dan produksi karkas itik ca [itik cihateup x itik alabio] sebagai
itik pedaging. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 4 (2): 29 – 34.
Setioko, A. R. 1998. Penetasan telur itik di Indonesia. Wartazoa 7 (2): 40 – 46.
Setyono, D. J., M. Ulfah dan S. Suharti. 2013. Sukses Meningkatkan Produksi Ayam
Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suryana, N. H. Sholih, H. Kurniawan, Suprijono dan R. Qomariah. 2012. Pengaruh


perbandingan jantan-betina terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Dalam : D. Sugandi, D.
Apriyantoo, Ruswendi, S. S. M. Rambe, U. P. Astuti, E. Makruf, A. Damiri,
dan W. Wibawa (Ed.). Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian
Spesifik Lokasi Mendukung Empat Sukses Kementerian Pertanian Di Provinsi
Bengkulu. Bengkulu 15 Desember 2012. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu-BPTP. Hal. 199 – 207.
Talib, C., A. Anggraeni dan K. Diwyanto. 2001. Kelembagaan sistem perbibitan
untuk mengembangkan bibit sapi perah FH nasional. Wartazoa. 11 (2) : 1 – 7.

Wakhid, A. 2013. Super Lengkap Beternak Itik. AgroMedia Pustaka, Jakarta Selatan.

Wulandari, D., Sunarno dan T. R. Saraswati. 2015. Perbedaan somatometrik itik tegal, itik
magelang dan itik pengging. BIOMA 17 (2): 94 – 101.

Lampiran 1.Daftar Kuisioner

1. Keadaan Umum Perusahaan

a. Sejarah Berdirinya Perusahaan


 Nama perusahaan
 Nama Pemilik
 Tanggal berdiri
 Bentuk usaha
 Nomor surat izin berdiri
b. Lokasi Perusahaan
 Monografi perusahaan
 Luas lokasi perusahaan
 Jarak dengan pemukiman penduduk
 Jarak dengan jalan raya
 Denah lokasi
c. Struktur Organisasi
 Jumlahmanajer
 Jumlah asistan manager
 Jumlah karyawan
 Tingakat pendidikan karyawan
2. Bibit

a. Asal bibit
b. Berat tetas
c. Jumlah dan umur itik
3. Pakan
a. Asal pakan
b. Komposisi pakan
c. Jenis pakan
d. Bentuk pakan
e. Komposisi nutrisi pada pakan starter
f. Sistem pemberian ransum dan air minum
g. Frekuensi pemberian dan jumlah pakan
h. Konversi pakan
i. Bentuk tempat pakan dan minum
4. Kandang

a. Lokasi perkandangan
b. Tipe kandang
c. Jumlah kandang
d. Kepadatan kandang
e. Konstruksi lantai dan atap
f. Bahan bangunan
g. Jarak antar kandang
h. Ukuran kandang
5. Tatalaksana biosecurity dansanitasi

a. Dimanasajaterdapat biosecurity dansanitasi


b. Peralatan dan bahan biosecurity dan sanitasi
c. Waktu biosecurity dan sanitasi
d. Program fumigasi
e. Peralatan dan bahan fumigasi
6. Pencegahan Penyakit

a. Sanitasi yang dilakukan


b. Program vaksinasi yang di lakukan
c. Jenis vaksin yang di gunakan
d. Waktu pemberian vaksin
e. Cara pelaksanaan vaksinasi
f. Dosis pemberian vaksin
g. Jenis penyakit yang sering menyerang

7. Tatalaksana Seleksi dan Penetasan

a. Tahap Persiapan
b. Seleksi telur
c. Tahap Penetasan
d. Waktu Penetasan
e. Penanganan telur tetas
f. Sexing DOD

Anda mungkin juga menyukai