Anda di halaman 1dari 4

Sekilas Tentang Propenas

Pendahuluan
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga perencanaan,
Bappenas telah menyelesaikan tahap akhir dari penyusunan Program Pembangunan
Nasional lima tahun (Propenas). Penyusunan Propenas merupakan tugas Presiden,
sebagai mandataris MPR, untuk menjabarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1999, sebagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang
menjabarkan GBHN selama periode 1971 hingga 1998. Propenas tentunya memiliki
warna yang berbeda dengan Repelita karena disusun dalam suasana dan semangat yang
berlainan. Dokumen Propenas pada awal Juli 2000 sudah diserahkan pemerintah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menunggu pembahasan lebih lanjut. Berikut ini
disampaikan ulasan singkat tentang hal-hal penting, seperti proses penyusunan dan isi
Propenas serta produk perencanaan ikutannya.

GBHN 1999 sebagai Landasan Penyusunan Propenas


Penyusunan kebijakan dan program dalam Propenas bertitik awal dari tujuan
pembangunan nasional, kondisi umum, visi dan misi pembangunan nasional seperti
yang diamanatkan oleh GBHN 1999-2004. Sebagai penjabaran dari GBHN tentunya
Propenas tidak bisa lepas dari maksud penetapan GBHN oleh MPR, yaitu memberikan
arah penyelenggaraan negara dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang demokratis,
berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam
tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju,
dan sejahtera untuk kurun waktu lima tahun ke depan. Selain itu muatan kebijakan dan
program dalam Propenas disusun lebih rinci dan terukur daripada GBHN.

Paradigma Propenas Berbeda dengan Repelita


Propenas adalah merupakan rencana program pembangunan nasional untuk
jangka waktu 5 (lima) tahunan. Selama 32 tahun terakhir, rencana program
pembangunan nasional lima tahunan negara kita disusun dalam apa yang disebut dengan
Repelita. Paradigma yang digunakan dalam perumusan Repelita pada waktu itu sangat
mendalam (komprehensif) yaitu menguraikan secara panjang lebar dan terinci rencana
pembangunan menurut sektor dan daerah. Sedangkan dalam Propenas digunakan
paradigma yang menekankan pada skala prioritas dalam perumusan masalah dan
penyelesaiannya (strategic choices). Dalam Propenas agenda-agenda kebijakan yang
penting, mendesak, dan mendasar yang menjadi prioritas bagi bangsa pada masa lima
tahun ke depan lebih diutamakan dan ditonjolkan. Pendekatan ini sejalan dengan
keterbatasan pembiayaan dalam masa krisis ini. Propenas kemudian dirinci ke dalam
Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).

Naskah No. 20, Juli-Agustus 2000 1


Sesuai dengan GBHN bahwa Propenas memuat uraian kebijakan secara rinci
dan terukur maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci dari penjabaran
masing-masing bidang dalam GBHN, penulisan Propenas dilengkapi dengan matriks
kebijakan yang berisi uraian program-program nasional disertai dengan indikator-
indikator kinerja yang rinci dan terukur. Pengertian terukur disini dapat dinilai dari
tujuan dan sasaran bidang yang dimaksud; baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif dibandingkan dengan titik tolak keadaan sebelumnya. Dapat dikatakan
bahwa Propenas merupakan komitmen pemerintah untuk membenahi keadaan bangsa
dengan menterjemahkan 9 bidang strategis dalam GBHN 1999-2004 (Hukum,
Ekonomi, Politik, Agama, Pendidikan, Sosial dan Budaya, Pembangunan Daerah,
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup, Pertahanan dan Keamanan) ke dalam 6 Bab
Propenas serta 1 Lampiran tentang gambaran makro ekonomi yang berisi faktor-faktor
yang menjadi prakondisi bagi keberhasilan semua program dalam Propenas.

Lima Agenda Pembangunan Nasional


Dalam Propenas dijabarkan 5 (lima) agenda kebijakan yang merupakan prioritas
pembangunan nasional yaitu :
1. Upaya untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta meningkatkan
kehidupan demokrasi.
2. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih.
3. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan
ekonomi berkelanjutan.
4. Membangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya.
5. Meningkatkan kapasitas daerah dan memberdayakan masyarakat.
Agenda kebijakan ini kemudian diuraikan lagi ke dalam strategi kebijakan dan
program-program pembangunan nasional yang bersifat prioritas disertai dengan
indikator-indikator kinerjanya secara rinci dan terukur. Penggunaan indikator kinerja
ini merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program. Untuk menjabarkan
kelima agenda kebijakan tersebut, sistematika penulisan Propenas dibuat dalam enam
Bab.

Enam Bab Propenas


Bab Pertama adalah Pendahuluan yang menjelaskan kondisi umum, visi, misi,
dan kaidah pelaksanaan Propenas.
Bab kedua menguraikan upaya untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan
bangsa serta meningkatkan demokrasi. Sesuai dengan kondisi umum yang diuraikan
dalam GBHN agenda pembangunan utama adalah menjaga keutuhan bangsa melalui
peningkatan kehidupan demokrasi. Dalam Bab ini diuraikan berbagai permasalahan
yang timbul dan strategi kebijaksanaan serta program pembangunan yang diambil untuk
menanggulangi ancaman perpecahan bangsa. Kebijakan strategis dalam rangka
menegakkan demokrasi dan mengurangi terpusatnya kekuasaan pada satu pihak
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi pelaksanaannya.

Naskah No. 20, Juli-Agustus 2000 2


Bab ketiga menjelaskan upaya untuk mewujudkan supremasi hukum dan
pemerintahan yang bersih. Pemerintahan yang korup, tidak efisien, serta kurang tanggap
dalam melayani masyarakat telah terbukti menjadi salah satu penyebab rentannya
perekonomian nasional. Selain daripada itu pemerintah yang tidak efisien
mengakibatkan lambatnya Indonesia keluar dari krisis. Dalam bab ini diuraikan
berbagai permasalahan strategis sehubungan dengan tekad kita bersama untuk
memberantas segala bentuk penyelewengan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah. Selain itu dibahas pula berbagai kebijakan strategis yang berkaitan
dengan upaya perbaikan sistem peradilan dan hukum. Dengan demikian terjadinya
campur tangan dalam proses peradilan dan terjadinya tumpang tindih yang
mengakibatkan adanya kerancuan hukum dapat dihilangkan.
Bab keempat menguraikan strategi kebijakan untuk mempercepat pemulihan
ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dalam bab
ini dibahas berbagai kebijakan jangka pendek dalam rangka memantapkan pemulihan
ekonomi dan kebijakan jangka panjang dalam rangka memperkuat landasan
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Berbagai langkah reformasi yang berkaitan
dengan penyempurnaan perekonomian nasional diuraikan dalam bab ini.
Bab kelima menjabarkan strategi untuk membangun kesejahteraan rakyat dan
ketahanan budaya. Salah satu agenda penting dalam rangka meningkatkan ketahanan
nasional di masa mendatang adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Kualitas pendidikan dan kesehatan yang menurun selama krisis memerlukan
penanganan yang sungguh-sungguh. Dalam bab ini diuraikan mengenai kebijakan
strategis dalam bidang agama, kesehatan, pendidikan, pengentasan kemiskinan dan
pemerataan, serta peningkatan peranan wanita.
Bab keenam menguraikan upaya memberdayakan masyarakat dan daerah.
Tuntutan desentralisasi yang semakin tinggi membutuhkan penanganan yang tepat agar
keutuhan bangsa baik secara sosial mapun ekonomi dapat dipertahankan. Kebijakan-
kebijakan strategis sehubungan dengan desentralisasi dan otonomi daerah dibahas
dalam bab ini.
Bab Kedua hingga Keenam tersebut di atas merupakan pembangunan pokok
yang mencerminkan prioritas kebijakan yang akan diambil dalam kurun waktu lima
tahun ke depan. Dalam setiap Bab akan dilampirkan matriks kebijakan yang
menguraikan secara rinci masalah dan arah kebijakan program nasional, indikator
kinerja, dan institusi pemerintah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan agenda
pembangunan tersebut. Untuk memberikan gambaran mengenai besaran-besaran
ekonomi makro yang akan dicapai bila seluruh agenda pembangunan berhasil
dilaksanakan, pada akhir penulisan Propenas dilampirkan kerangka ekonomi makro
sampai dengan tahun 2005.

Renstra Sektor dan Daerah Menjabarkan Lebih Lanjut Propenas


Propenas hanya akan menjabarkan program atau kebijakan yang berskala
nasional. Sedangkan penjabaran program-program nasional tersebut ke dalam program
sektor dan daerah akan dilimpahkan kepada departemen teknis dan pemerintah daerah
yang bersangkutan. Dengan kata lain, Propenas ini merupakan acuan yang mengikat
bagi semua penyelenggara pemerintahan negara baik di pusat maupun daerah dan
semua pihak terkait dalam penyusunan rencana kegiatan strategis (Renstra) dalam

Naskah No. 20, Juli-Agustus 2000 3


rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD
1945. Pelimpahan penjabaran Propenas kepada departemen teknis dan pemerintah
daerah akan meningkatkan kualitas perencanaan dan inovasi di masing-masing daerah
dan departemen yang bersangkutan serta dalam rangka memperlihatkan semangat
desentralisasi sistem dan manajemen perencanaan pembangunan secara nyata.

Penyusunan Propenas Melibatkan Masyarakat Luas


Dalam penyusunan Propenas, Bappenas telah melakukan serangkaian dialog,
diskusi, dan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait lainnya guna memperkaya
substansi dan cakupan dalam Propenas baik secara formal maupun informal. Selain
daripada itu, untuk memenuhi asas keterbukaan dan demokrasi telah diselenggarakan
serangkaian seminar secara terbuka di beberapa kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta
untuk wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah, Banjarmasin untuk wilayah Kalimantan,
Surabaya untuk wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Padang untuk wilayah
Sumatera, dan Makassar untuk wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Seminar tersebut
dihadiri dari kalangan pemerintah dan kalangan non pemerintah yang terdiri dari
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), para pakar dan pemerhati, perguruan tinggi,
partai politik, media massa, dan lain sebagainya. Rangkaian seminar yang
diselenggarakan oleh Bappenas tersebut dalam rangka pengkayaan materi Propenas
telah menerima berbagai macam masukan dan tanggapan. Kisaran masukan dan
tanggapan yang diberikan sangat bervariasi dan dalam beberapa bidang terlontar
gagasan-gagasan yang sangat kontradiktif satu sama lain. Masukan dan tanggapan
tersebut antara lain adalah masih ada perbedaan pandangan dan ketidakjelasan tentang
konsep Propenas dan kedudukannya dalam kerangka perencanaan nasional, Propenas
mempunyai kelemahan dalam penetapan prioritas nasional yang realistis, lemahnya
keterpaduan antara bab dan dimensi sektoral masih dirasakan sangat kuat, Propenas
kurang merefleksikan komitmen pemerintah terhadap agenda dan target nasional yang
akan dihadapi lima tahun ke depan misalnya tentang demokratisasi, otonomi daerah,
pengurangan hutang luar negeri, dan lain sebagainya, serta masukan-masukan lainnya.
Segala masukan dan tanggapan yang diperoleh dari seminar ini dipertimbangkan untuk
dapat melengkapi dan memperkaya isi Propenas sehingga betul-betul dapat menampung
dan mewakili aspirasi masyarkat luas„

Naskah No. 20, Juli-Agustus 2000 4

Anda mungkin juga menyukai