Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Politik dan Strategi Nasional

Politik menurut bahasa :

Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber
dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika – yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya
πολίτης (polites – warga negara) dan πόλις (polis – negara kota).

Secara etimologi kata “politik” masih berhubungan dengan polisi, kebijakan. Kata “politis” berarti hal-hal
yang berhubungan dengan politik. Kata “politisi” berarti orang-orang yang menekuni hal politik.

Politik adalah ilmu tentang kekuasaan untuk pengambilan sebuah keputusan.

Politik menurut beberapa ahli :

1. Rod Hague :

Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai keputusan-
keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-
perbedaan diantara anggota-anggotanya.

2. Andrew Heywood :

Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan
mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat
terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.

3. Carl Schmid

Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan – keputusan
daripada lembaga-lembaga abstrak.

4. Ibnu Aqil

Politik adalah hal-hal praktis yang lebih mendekati kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh dari
kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rosulullah S.A.W

Pengertian Strategi Nasional :

Strategi nasional adalah perencanaan dan memutuskan sesuatu untuk kepentingan negara. Kata strategi
sendiri berasal dari bahasa Yunani stratēgos. Politik dan strategi pertahanan nasional harus berjalan
selaras. Strategi nasioanal dirancang untuk menjawab kepentingan nasional negara tersebut. Setiap
strategi di masing-maisng negara berbeda karena kebijakan dan kebutuhan masyarakat disetiap negar
berbeda-beda satu sama lainnya. Sebagai salah satu negara berdaulat dan bermartabat, tentunya
Indonesia harus memiliki strategi besar yang dapat menjamin tercapainya segala kepentingan nasional
guna mewujudkan tujuan nasional menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Strategi itu adalah suatu taktik, cara, proses untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang dimaksud. Politik
nasional adalah kebijaksanaan negara tentang perencanaan, pengendalian, serta kekuatan nasional
untuk mencapai tujuan bersama. Hubungannya dengan strategi nasional yaitu strategi tersebut
merupakan wadah atau tempat untuk melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Politik dan strategi nasional harus memahami pokok-pokok
pikiran yang berlandaskan ideology pancasila, UUD 1945, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional.
Suprastruktur dan Infrastruktur politik di negara ini, harus bekerjasama demi menyusun politik dan
strategi nasional dengan baik.

Penetapan Politik dan Strategi Nasional :

Polstranas ditetapkan oleh MPR. MPR sebagai pencerminan rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan
rakyat dan pemegang kekuasaan negara yang tertinggi. Segala ketetapan dan keputusan yang dibuat
akan mengikat seluruh rakyat Indonesia, Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah, Kekuatan Sosial Politik,
Organisasi kemasyarakatan dan Lembaga kemasyarakatan untuk mentaati dan melaksanakannya. Wujud
Polstranas itu ialah GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Untuk melaksanakan GBHN tersebut MPR juga
menugaskan Presiden/mandataris MPR. Selain melaksanakan GBHN tersebut MPR menugaskan
Presiden/mandataris MPR menyusun dan menetapkan Repelita mengacu kepada pelaksanaan GBHN
tersebut dengan memperhatikan sungguh-sungguh saran dari DPR. Selanjutnya dalam rangka
melaksanakan Repelita sesuai dengan arah kebijaksanaan GBHN, Presiden/mandataris MPR membentuk
pemerintahan (kabinet) dan menetapkan arahan, landasan kerja, tugas pokok, dan sasaran (krida) dan
tata kerja untuk melaksanakan GBHN. Presiden dan kabinet menyusun rencana strategik departemen
yang dikelompokkan ke dalam bidang pembangunan sebagai bahan Repelita, untuk kemudian
dijabarkan ke dalam pelaksanaan pembangunan tahunan (APBN).

Jadi, untuk mencapai cita-cita nasional dan


tujuan nasional maka harus dilakukan bangnas
yang berkelanjutan, dan strateginya dilakukan
secara bertahap baik dalam tahapan jangka
panjang (PJPT), jangka menengah (Repelita) dan
jangka pendek (Tahunan). Untuk mencapai cita-
cita, tujuan dan sasaran dalam GBHN, Presiden
dan kabinet membuat rencana strategik
(Renstra) pembangunan sebagai bahan pelita.
Pada tingkatan ini Presiden selaku mandataris
MPR dalam melaksanakan GBHN menetapkan Polstranas pemerintah untuk melaksanakan Repelita.

Untuk memudahkan Anda memahami hal ini disajikan gambar alur penetapan Polstranas sebagai
berikut:
SPESIFIKASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL DAN DAERAH

Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak

a. Tingkat kebijakan puncak termasuk dalam kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan
cakupannya yaitu penentuan Undang-Undang Dasar yang menitik beratkan pada masalah makro politik
bangsa dan negara untuk merumuskan harapan nasional berdasarkan falsafah pancasila dan UUD 1945.
Pelaku kebijakan puncak tersebut yaitu MPR dengan hasil suatu rumusan dalam GBHN dan ketetapan
MPR.

b. Suatu hal dan keadaan yang mengenai kekuasaan kepala negara yang tercantum pada pasal 10
sampai 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak dan termasuk kewenangan presiden sebagai
kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala ngara dapat berupa
dekrit, peraturan atau piagam kepala negara.

2. Tingkat Kebijakan Umum


Tingkat kebijakan umum merupakan suatu tingkat kebijakan yang berada di bawah tingkat kebijakan
puncak, yang ruang lingkupnya menyeluruh secara nasional dan bahasannya mengenai permasalahan-
permasalahan makro strategi yang berguna dalam pencapaian harapan nasional dalam suatu situasi dan
suatu kondisi tertentu.

3. Tingkat Penentu Kebijakan Khusus

Tingkat penentu kebijakan khusus merupakan merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama di
dalam suatu pemerintahan. Kebijakan tersebut merupakan suatu penjabaran terhadap kebijakan umum
dengan tujuan untuk merumuskan strategi, administrasi, sistem serta prosedur di dalam bidang
tersebut. Wewenang terhadap kebijakan khusus ini berada di tangan menteri yang berdasarkan pada
kebijakan tingkat diatasnya.

4. Tingkat Penentu Kebijakan Teknis

Kebijakan teknis yaitu meliputi kebijakan di dalam suatu sektor dari bidang utama dalam bentuk
prosedur serta teknik yang berguna dalam mengimplementasikan suatu rencana, program dan kegiatan.

Wewenang terhadap pengeluaran suatu kebijakan teknis ini berada di tangan pimpinan eselon pertama
di departemen pemerintah dan pimpinan lembaga-lembaga non departemen. Hasil dari penentuan
kebijakan tersebut dirumuskan dan dikeluarkan dalam bentuk peraturan, keputusan ataupun instruksi
dari pimpinan lembaga non departemen atau direktur jendral dalam masing-masing sektor administrasi
yang dipertanggungjawabkan kepadanya.

5. Tingkat Penentu Kebijakan di Daerah

a. Wewenang dalam penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di suatu daerah berada di
tangan gubernur yang memiliki kedudukan sebagai wakil pemerintah pusat di daerahnya masing-
masing.
b. Kepala daerah memiliki wewenang dalam mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan
persetujuan DPRD. Bentuk kebijakan tersebut yaitu berupa Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II.
Sesuai dengan kebijakan yang berlaku saat ini, jabatan gubernur dan bupati ataupun walikota dan
kepala daerah tingkat I atau II digabung menjadi satu jabatan yang disebut dengan gubernur/ kepala
daerah tingkat I, bupati/ kepala daerah tingkat II atau walikota/ kepala daerah tingkat II.

IMPLEMENTASI POLSTRANAS

1. Implementasi di bidang hukum

a. Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan
kepatuhan hukum dalam supremasi hukum dan penegakkan negara hukum.

b. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui, menghormati, dan
mematuhi juga menjadikannya pedoman hukum agama dan hukum adat serta memperbarui
perundang-undangan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang serta perubahan jaman yang
berpedoman kepada Pancasila dan juga UUD 1945 dari jaman warisan kolonial dan hukum nasional yang
diskriminatif, termasuk ketidakadilan fender dan ketidaksesuainya dengan reformasi melalui program
legalisasi.

c. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan
kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

d. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusia
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk undang-undang

e. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum, termasuk kepolisian
negara republik indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan
kesejahteraan, dukngan sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang efektif.

f. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan pihak lainnya.
g. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan perekonomian dalam
mengahadapi globalisasi tanpa merugikan kepentingan nasional

h. Menyelengarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan terbuka, serta bebas kkn dengan
tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan kebenaran.

i. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran serta meningkatkan perlindungan. Menghormati dan


menegakkna HAM dalam seluruh aspek kehidupan.

j. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM yang belum
terungkap

2. Implementasi di bidang ekonomi

a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang
berkeadilan dengan prinsip kerakyatan yaitu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Dengan persaingan
sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, dll
untuk kepentingan rakyat.

b. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya struktur pasar
monopoli dan monopili dan monpsoni yang merugikan rakyat.

c. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menyempurnakan pasar

d. Mengupayakan hidup yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil bagi masyarakat terutama
fakir miskin dan anak terlantar

e. Mengembangkan perekonomian berorientasi global


f. Mengelola kebijakan mikro dan makro secara terkordinasi dan sinergis

g. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan prinsip transparan, disiplin, adil, efisien dan efektif

h. Mengembangkan pasar modal

i. Mengoptimalkan pinjaman luar negri dengan efektif untuk pembangunan ekonomi negara

3. Implementasi di bidang politik

a. Memperkuat hubungan, keberadaana dan kelangsungan NKRI yang bertumpu pada bhineka tunggal
ika untuk menyelesaikan maslah-masalah negara, bangsa dan masyarakat Indonesia

b. Menyempurnakan undang-undang sejalan dengan perkembangan bangsa

c. Meningkatkan peran badan dan lembaga hukum negara secara efektif dan bersinergisa dengan tujuan
nasional

d. Mengembangkan sistem politik nasional yang demokratis dan terbuka

e. Meningkatkan pendidikan politik kepada masyarakat sedini mungkin

f. Menerapkan prinsip persamaan dan anti diskriminatif


g. Menyelenggarakan pemilihan umum secara trasnpara, terbuka, jujur, adil, bebas dan tidak adanya
unsur pemaksaan dan kkn.

KEBERHASILAN POLSTRANAS

Keberhasilan polstranas dalam kehidupan masyarakat (civil society) akan terwujud apabila pemerintah
dan setiap warga negara Indonesia/ masyarakat harus memiliki :

1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual,
moral, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Semangat kekeluargaan yang berisikan kebersamaan, kegotong-royongan, kesatuan dan persatuan


melalui musyawarah untuk mencapai mufakat guna kepentingan nasional.

3. Percaya diri pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa,
sehingga mampu menatap masa depan yang lebih baik.

4. Kesadaran, patuh dan taat pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran sehingga
pemerintah/negara diwajibkan menegakkan dan menjamin kepastian hukum

5. Pengendalian diri sehingga terjadi keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam perikehidupan
antara berbagai kepentingan.

6. Mental, jiwa, tekad, dan semangat pengabdian, disiplin, dan etos kerja yang tinggi serta
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
7. IPTEK, dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga memiliki
daya saing dan dapat berbicara dipercaturan global.

8. Asas Manfaat, menjelaskan bahwa segala usaha dan kegiatan dalam pembangunan nasional
memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan pengembangan pribadi warga negara

Sumber :

http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1175/EPUB/xhtml/raw/s1hrqq04.xht
ml

http://hamidahiniesta.blogspot.com/2015/06/pengertian-politik-dan-strategi.html?m=1

http://erlanxerlanx.blogspot.com/2015/05/politik-dan-strategi-nasional.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai