Anda di halaman 1dari 3

A.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAKTASI

Gangguan proses pemberian ASI pada prinsip nya berakar pada kurangnya
pengetahuan, rasa percaya diri, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan
lingkungan.

Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu
perlu diajarkan cara memberikan air susu pertama, upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbanyak ASI, serta cara perawatan payudara selama menyusui. Puting susu
harus diperiksa terutama selama satu atau dua bulan sbelum melahirkan. Jika puting
mengalami inversi, kondisi yng dapat menyusahkan bayi untuk menyusui dan dapat
membuat ibu prutasi, di upayakan agar kembali menonjol. Disamping itu kebersihan
dan kelembapan payudara harus dijaga agar tidak terjangkit infeksi.

Air susu sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir. Air susu pertama, yang
bertahan sekitar 4-5 hari, masih berupa kolostrum. Banyaknya kolostrum yang
disekresikan setiap hari berkisar antara 10-100 cc, dengan rata-rata 30 cc. Air susu
sebenarnya baru keluar setelah hari ke 5.

Jumlah produksi ASI bergantung pada besarnya cadangan lemak yang tertimbun
selama hamil dan, dalam batas tertentu, diet selama menyusui. Rata-rata volume ASI
ibu berstatus gizi baik sekitar 700-800 cc, sementara mereka yang berstatus gizi kurang
hanya berkisar 500-600 cc (Jelliffe & Jelliffe,1966).

Jumlah ASI yang disekresikan pada 6 bulan pertama sebesar 750 cc yang
kemudian meningkat menjadi 500, 650 dan 750 cc masing- masing pada hari V, bulan I
dan III. Volume ASI pada 6 bulan berikutnya menyusut menjadi 600 cc. Namun
demikian, status gizi tidak berpengaruhbesar terhadap mutu ( kecuali volume) ASI,
meskipun kadar vitamin dan mineralnya sedikit lebih rendah (Hambraeus & Sjolin,
1970). Pendapat ini dapat digunakan sebagai penjelasan kepada ibu yang enggan
menyusui bayi dengan alasan status gizi mereka kurang baik.

B. ENERGI

Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pascapartum mencapai 500 kkal.


Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan
memasok 67-77 kkal. Efensiasi konversi energi yang terkandung dalam makanan
menjadi energi susu sebesar rata-rata 80% dengan kisaran 76-94%. Dari sini dapat
diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu, yaitu
sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung 600
kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu
adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, dan selama itu berat badan
ideal ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Sesungguhnya tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal sementara


sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan indogen,

Tabel 2.1 perbandingan Porsi Makanan Wanita Tidak Hamil, Ibu Hamil, dan Ibu
Menyusui

Kelompok makanan Jumlah porsi


Tidak hamil hamil menyusui

Yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingat efisiensi konversi energi hanya
80-90 %, energi dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energi
ASI sebesar 400-450 kkal.

Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal)
energi. Jika ke dalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi hanya 400-450
kkal, berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen sebesar 300-350
kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian, simpanan lemak selama
hamil, sebanyak 4 kg atau sekitar 3,5-4 bulan. Perhitungan ini sekaligus menguatkan
pendapat bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan
cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat tubuh menjadi taambun.

Mengacu pada “Literatur Barat”, asupan energi kurang dari 2700 kkal sehari
menyiratkan kekurangan kalsium, magnesium, seng, vitamin B6, dan folat. Sampai
sejauh apa pengaruh kekurangan ini (juga vitamin dan mineral lain) terhadap
keberhasilan menyusui serta dampaknya terhadap kesehatan ibu dan anak, belum
diketahui. Namun, wanita vegetarian dan mereka yang tidak menyukai susu sebiaknya
mengonsumsi pangan lain yang diperkaya dengan vitamin D yang dilengkapi dengan
suplemen ASI (vitamin D dan B12 sebanyak 10μg dan 2,6 per hari).
C. PROTEIN

Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas kebutuhan normal


sebesar 20 gr/hari. Dasar ketentuan ini ialah bahwa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr
protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 10 gr protein. Efesiensi konverasi
protein makanan menjadi protein susu hanya 70 % ( dengan variasi perorangan, tentu
saja). Penningkatan kebutuhan ini ditujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi
protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta
yang mengeluarkan ASI (oksitosin).

Anda mungkin juga menyukai