Anda di halaman 1dari 11

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA

PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN KB ALAMI


COITUS INTERUPTUS

Hj. Isnaniah, S.ST. M.Pd


A. PENGERTIAN

I
N
C T
O E Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus,
I R ekspulsi pra ejakulasi, pancaran ekstra vaginal, withdrawal methods, dan
pull-out method.
T U Metode kontrasepsi coitus interuptus atau metode senggama
U P terputus adalah metode kontrasepsi tradisional / alami. Teknik ini dapat
mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria,
S T seorang pria harus menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetes
pun sperma masuk ke dalam rahim wanita. Dengan cara ini
U kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi.
S
B. EFEKTIFITAS
Efektif bila dilaksanakan dengan benar. Efektifitas
I bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama
terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18
N kehamilan per 100 perempuan per tahun). Efektifitas akan jauh
menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih
C T melekat pada penis.
O E
I R
T U
U P
S T
U
S
C. INDIKASI

I
N
1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
C T 2. Pasangan yang tidak ingin menggunakan metode kontrasepsi
lainnya.
O E 3. Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi dengan segera.
I R 4. Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi sementara,
sambil menunggu metode yang lain.
T U 5. Pasangan yang memerlukan metode pendukung lain.
U P 6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara tidak
teratur.
S T
U
S
D. KONTRA INDIKASI

I
N
C T 1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.
O E 2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus.
3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis.
I R 4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama.
T U 5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
U P
S T
U
S
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

I
N
C T
1. Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum
O E melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan
I R menyepakati penggunaan metode senggama terputus.
2. Sebelum berhubungan, pria terlebih dahulu mengosongkan kandung
T U kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma
U P 3.
dari ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari
S T vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
U 5. Tidak dianjurkan pada masa subur.
S
F. KEUNTUNGAN

I 1. Keuntungan Kontrasepsi
a. Tidak mengganggu produksi ASI.
N b. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
C T c. Tidak ada efek samping.
d. Dapat digunakan setiap waktu.
O E e. Tidak membutuhkan biaya.
f. Tidak membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat untuk
I R perempuan.
T U
2. Keuntungan Non-Kontrasepsi
U P a. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana.
S T b. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan
pengertian yang sangat dalam.
U
S
G. KERUGIAN
Walaupun teknik ini dapat mencegah kehamilan, beberapa penelitian
I menyatakan resiko kegagalan metode ini cukup tinggi. Ini disebabkan
N karena kontrol atas teknik ini tidak ada pada perempuan. Jadi sepenuhnya
diserahkan pada kesadaran pihak pasangan. Ini sangat dipengaruhi oleh
C T kemampuan seorang pria untuk merasakan tanda ejakulasi dan
kecepatannya untuk menarik penis dan mendapatkan ejakulasi di luar
O E vagina.
I R Seringkali terjadi cairan sperma cepat keluar, bahkan sebelum pria
yang bersangkutan merasa telah terjadi ejakulasi, atau juga pria yang tidak
T U tahu pasti kapan dia mengalami ejakulasi sehingga bila ada setetes sperma
U P yang masuk ke dalam vagina. Ada kemungkinan tertularnya HIV AIDS
(pada seks bebas). Kadang-kadang pria juga enggan untuk menarik
S T penisnya pada saat puncak ejakulasi terjadi karena mengurangi kenikmatan
bersenggama.
U
S
LANJUTAN…

I
N
C T
O E
I R
T U Jadi dapat disimpulkan bahwa kerugian dari metode ini adalah:
U P 1. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan
S T senggama terputus setiap melakukan hubungan seksual.
2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
U ejakulasi masih melekat pada penis.
S 3. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana (Dilengkapi Dengan Penuntun
Belajar). Yogyakarta : Fitramaya

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai