Oleh :
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan dalam membuat makalah yang
berjudul “Pembuatan Resep Puyer & Bedak”. Karena tanpa pertolongannya mungkin saya tidak
dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Makalah ini disusun agar para pembaca dapat mengenali tentang pembuatan resep lebih
dalam. Mulai dari definisi, contoh resep, dosis, proses pembuatan, dan KIE. Saya harap dengan
membaca makalah ini pembaca dapat mendapatkan pengetahuan baru mengenai pembuatan resep.
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan makalah ini, seperti
penyampaian informasi yang berbeda sehingga tidak sama dengan informasi yang ada di makalah
lainnya. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.
i
DAFTAR ISI
Puyer..........................................................................................................................................1
a. Definisi.................................................................................................................................1
b. Resep....................................................................................................................................2
c. Dosis....................................................................................................................................3
d. Proses Pembuatan................................................................................................................4
e. KIE.......................................................................................................................................5
Bedak .......................................................................................................................................6
a. Definisi.................................................................................................................................7
b. Resep ...................................................................................................................................8
c. Proses Pembuatan .............................................................................................................. 9
d. KIE ................................................................................................................................... 10
Penutup .....................................................................................................................................11
a. Kesimpulan .....................................................................................................................11
b. Saran ...............................................................................................................................11
ii
PUYER
a. Definisi
Puyer atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya di dapat dengan
menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas
sedikitnya dua macam obat.
Dalam pengobatan modern barat, pada awalnya puyer merupakan salah satu bentuk
sediaan yang luas digunakan di seluruh dunia, terutama untuk penggunaan obat
racikan/campuran. Namun, dengan kemajuan teknologi, lambat laun sediaan puyer semakin
jarang digunakan di seluruh dunia. Selain karena kemajuan teknologi yang menghasilkan
berbagai bentuk sediaan obat baru yang lebih aman, mudah digunakan, dan nyaman bagi pasien,
sediaan obat puyer dianggap bersifat kurang stabil. Dengan demikian, lebih mudah rusak,
takaran kurang akurat, dan penggunaannya juga menimbulkan rasa kurang nyaman (pahit). FDA
(Food and Drug Administration) sendiri sudah tidak merekomendasikan penggunaan puyer.
Penggunaan sediaan obat puyer dan sejenisnya di Indonesia sudah berlangsung lama sejak
dahulu kala, jauh sebelum pengobatan modern hadir di sini. Jamu sebagai ramuan obat asli
Indonesia sejak ratusan tahun lalu salah satu bentuk sediaannya adalah mirip puyer.
Sediaan obat puyer juga memiliki ”turunan”, yaitu sediaan obat kapsul dan obat sirup yang
diracik/dikemas sendiri oleh dokter/apoteker dengan memasukkan puyer ke dalam cangkang
kapsul atau mencampurkannya dengan sirup dan air. Biasanya bentuk yg dimasukkan kapsul
lebih banyak digunakan pada anak yg besar juga digunakan pada pasien-pasien dewasa.
Sebenarnya puyer ini hanya ada di negara berkembang bahkan ada yg bilang hanya ada di
Indonesia.
4
b. Resep
Resep dokter (R/) adalah permintaan tertulis dan elektronik dari seorang dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan kepada apoteker (farmasis) untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien. Dibawah ini adalah contoh resep puyer dan bedak:
R/ CTM 0.025g
Theophyllin 0,050g
Saccharum Lactis 1g
mf pulv dtd no XX
s bila sesak napas I P
maximal tiga kali sehari satu bungkus
~det VI~
5
c. Dosis
Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar.
Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :
1. Dosis Maksimal (maximum)
berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis
maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi
garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.
2. Dosis Lazim (Usual Doses)
Merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis
yang biasa/umum digunakan).
20 mg
CTM :
40 mg
8 mg 20 mg 8 mg
Umur : × =
20 mg 40 mg 16 mg
25 mg
% Sekali : ×100 %=312,5 % !
8 mg
25 mg×3
% Sehari : ×100 %=468,75 % !
16 mg
75 %
Penurunan Dosis CTM : ×25 mg=4 mg
468,75 %
4 mg
% Sekali : × 100 %=50 %
8 mg
4 mg ×3
% Sehari : ×100 %=75 %
16 mg
500 mg
CTM :
1000 mg
8 mg 500 mg 200 mg
Umur : × =
20 mg 1000 mg 600 mg
50 mg
% Sekali : ×100 %=25 %
200 mg
6
d. Proses Pembuatan
Timbang Saccharum lactis sebanyak 600mg, gerus ad halus, tampung di atas kertas
perkamen.
e. KIE
Wadah Puyer
Etiket Biru / Putih
Pro Ny. Nino
Signa Bila sesak napas satu bungkus maximal tiga kali sehari satu bungkus.
APOTEK “ADYATMA”
Jln.Sukarno Hatta 26 LUMAJANG
Tlp.0334-123456
Apoteker : Putri Ayu ,S.Si.Apt
SIPA : 010/SIPA/35.73.306/2016
No: I Naning Tgl: 8/1/20
1
BEDAK
a. Definisi
Bedak merupakan vehikulum (Zat inaktif/ inert yang digunakan dalam sediaan topikal
sebagai pembawa obat/ zat aktif agar dapat berkontak dengan kulit ) solid/padat yang memiliki
efek mendinginkan, menyerap cairan serta mengurangi gesekan pada daerah aplikasi (Surber,
2005).
Adapun hal-hal yang menjadi syarat bedak, yaitu sebagai berikut (Surber, 2005).
a. Mudah disapukan pada kulit.
b. Bebas partikel keras dan tajam.
c. Tidak mudah menggumpal.
d. Tidak mengiritasi kulit.
e. Memenuhi derajat halus yang telah ditetapkan.
Secara umum, ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder digunakan secara
langsung dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat yang besar atau ditransfer kesuatu wadah
khusus dimana dapat dibawa disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau gembungan kecil
yang juga sesuai dengan wadahnya. Untuk mencegah kebocoran maka permukaannya ditutupi
dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk yang kedua, adalah suatu bedak yang dipadatkan atau
dimampatkan dengan suatu agen pengikat yang digunakan dalam pembuatannya.
b. Resep
Contoh Resep Bedak
R/ Champora 0.100g
Amylum 0,100g
Zinci Oksidum aa 1g
Talc Venet ad 5g
mf pulv adsp
s.u.e bedak biang keringat
2
A. RESEP
Resep dokter (R/) adalah permintaan tertulis dan elektronik dari seorang dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan kepada apoteker (farmasis) untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien. Dibawah ini adalah contoh resep puyer dan bedak:
a. Contoh Resep Puyer
R/ CTM 0.025g
Theophyllin 0,050g
Saccharum Lactis 1g
mf pulv dtd no XX
s bila sesak napas I P
maximal tiga kali sehari satu
bungkus
~det VI~
3
B. DOSIS
Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar.
Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :
3. Dosis Maksimal (maximum)
berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis
maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi
garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.
4. Dosis Lazim (Usual Doses)
Merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis
yang biasa/umum digunakan).
20 mg
CTM :
40 mg
8 mg 20 mg 8 mg
Umur : × =
20 mg 40 mg 16 mg
25 mg
% Sekali : ×100 %=312,5 % !
8 mg
25 mg×3
% Sehari : ×100 %=468,75 % !
16 mg
75 %
Penurunan Dosis CTM : ×25 mg=4 mg
468,75 %
4 mg
% Sekali : × 100 %=50 %
8 mg
4 mg ×3
% Sehari : ×100 %=75 %
16 mg
500 mg
CTM :
1000 mg
8 mg 500 mg 200 mg
Umur : × =
20 mg 1000 mg 600 mg
50 mg
% Sekali : ×100 %=25 %
200 mg
4
C. PROSES PEMBUATAN
a. Proses pembuatan resep puyer
Proses Pembuatan
Resep Puyer
5
b. Proses pembuatan resep bedak
Proses Pembuatan
Resep Bedak
Ayak Zinci Oksidum, kemudian timbang, tambahkan zat no.2 gerus ad homogen.
Kemudian tetesi spiritus fortiori, tambahkan zat no.3, gerus ad kering dan homogen.
Sisa di bungkus yang tanpa Champora beri tulisan sisa hasil bedak.
6
D. KIE
Wadah Bedak
Etiket Biru / Putih
Pro Ny. Nino
Signa Untuk pemakaian luar bedak biang keringat.
APOTEK “ADYATMA”
Jl. Soekarno Hatta 26 Lumajang
Telp. 0334.123456
OBAT LUAR
7
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Puyer atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya di dapat dengan
menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas
sedikitnya dua macam obat.
Bedak merupakan vehikulum (Zat inaktif/ inert yang digunakan dalam sediaan
topikal sebagai pembawa obat/ zat aktif agar dapat berkontak dengan kulit ) solid/padat
yang memiliki efek mendinginkan, menyerap cairan serta mengurangi gesekan pada daerah
aplikasi (Surber, 2005).
Resep dokter (R/) adalah permintaan tertulis dan elektronik dari seorang dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan kepada apoteker (farmasis) untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien. Dibawah ini adalah contoh resep puyer dan bedak:
Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat
luar.
b. SARAN
Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam mengetahui serbuk
apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur (tak terbagi).