Anda di halaman 1dari 17

3.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RONDE KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PRODI PROFESI


PROSEDUR RONDE NERS
UNIVERSITAS KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH
BENGKULU
Definisi Ronde keperawatan adalah prosedur di mana dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi
yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Tujuan 1. Tujuan umum
a. Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum
teratasi
2. Tujuan khusus
a. Menjustifikasikan masalah-masalah yang belum
teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat
primer lain
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi
kepuasan kepada konsumen sehingga melebihi apa
yang diharapkannya dan menjadi perawat yang
profesional
d. Menemukan masalah dan merumuskan intervensi
keperawatan yang tepat sesuai dengan masalah pasien
e. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
Kebijakan 1. Dilakukan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat
2. Perawat pelaksana membantu mengembangkan
kemampuan ketua tim dan perawat pelaksana
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
3. Melibatkan tim kesehatan yang lain
Tahap persiapan 1. Menetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde keperawatan
2. Catatan keperawatan dan medis pasien
3. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
4. Menyiapakan literature atau referensi terkait dengan
penyakit klien
5. Menyiapkan buku dan alat tulis notulen ronde
keperawatan

Prosedur Pelaksanaan 1. Mementukan topic karena Kasus yang akan dibahas


dalam ronde keperawatan harus ditetapkan paling lambat
satu hari sebelum pelaksanaan
2. Menentukan tugas dan peran
a. Peran ketua tim dan perawat pelaksana
 Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
 Menjelaskan masalah keperawatan utama
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menentukan tindakan selanjutnya
 Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
b. Peran kepala ruangan
 Memberikan justifikasi.
 Memberikan reinforcement
 Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi
keperawatan serta rasional tindakan.
 Mengarahkan dan koreksi.
 Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah
dipelajari.
2. Langkah-langkah kegiatan
a. Tahap prainteraksi
 Cek catatan keperawatan dan medis pasien
 Tetapkan kasus minimal satu hari sebelum
waktu pelaksanaan ronde keperawatan
 Berikan inform consent pada keluarga dan
pasien
 Membuka kegiatan ronde dengan mengucap
salam
 Menjelaskan tentang hasil yang diharapakan
dari hasil ronde
 Menjelasskan tentang pasien oleh perawat
primer yng difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu di diskusikan
 Memberi kesempatan anggota tim untuk diskusi
dan mengajukan pendapat dan pertanyaan
 Mengajak peserta menuju ruang pasien
b. Tahap orientasi
 Lakukan five moment
 Lakukan 4 S (Senyum , Salam, Sapa, Sopan)
dengan sikap 4 SGRT dan memperkenalkan diri.
 Salam dan panggil klien dengan namanya
 Menjelaskan tentang kegiatan yang dilkaukan
oleh ketua tim atau perawat primer.

c. Tahap kerja
 Memberi kesempatan klien untuk bertanya
sebelum kegiatan dilakukan
 Mulai dengan cara yang baik dan sopan
 Jaga privasi klien
 Mempersilahkan tim untuk validasi, intervensi
dan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk
menyampaikan permasalahannya
d. Tahap terminasi
 Evaluasi perasaan klien
 Simpulkan kegiatan ronde keperawatan tidak
didepan pasien
 Beri reinforcement positif pada tim
 Buat rencana tindak lanjut setelah kegiatan
ronde keperawatan
 Kontrak pertemuan selanjutnya
 Menutup kegiatan ronde keperawatan
 Doa
 Dokumentasi
 Catat dalam notulen ronde keperawatan
4.Pelaksanaan Discharge Planning

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


DISCHARGE PLANING

STANDAR OPERASIONAL PRODI PROFESI


PROSEDUR DISCHARGE NERS
UNIVERSITAS PLANING
MUHAMMADIYAH
BENGKULU
Definisi Discharge Planning adalah suatu proses yang sistematis
dalam pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan
keluarga dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan
dan mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana
perawatan yang mungkin dilakukan seyelah pasien pulang
dan rumah sakit dalam upaya meningkatkan atau
mempertahankan derajat kesehatanya{The Nurses
Association of New Brunswick. 2O13}
Tujuan 1. Tujuan
a. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik
dan psikologis unti* pulang dan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan
b. Mempersiapkan keluarga secara emosional dan
psikologis terhadap perubahan kondisi pasien
c. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga
sesuai kebutuhan mereka baik secara tertulis
maupun secara verbal
d. Memfasilitasi kelancaran perpindahan dan
menyakinkan bahwa semua fasilitas kesehatan
dan lingkungan pasien telah siap menerima
kondisi pasien.
e. Meningkatkan kemandiran pasien dan keluarga
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
f. Membenkan kontinuitas perawatan antara rumah
sakit dengan lingkungan baru pasien dengan
menjalin komunikasi yang efektif
Prosedur Pelaksanaan Dalam The Royal Marsden Hospital {2O2O} dijelaskan
beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaan discharge planning adalah
a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin
dalam memenuhi kebutuhan pasien
b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara
konsisten untuk semua pasien
c. Pengakajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai
orang yang akan melanjutkan perawatan
d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan
yang aman dan memadai
e. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah
pulang dan rumah sakit
f. Discharge planning A mulai saat kontak pertama dengan
pasien
g. Informasi tentang diseharge planning dususu berdsarkan
hasil diskusi dan kesepakatan antara tenaga kesehatan
dengan pasien atau keluarga
h. Keyakman/kepercayaan pasien harus tipertimbangkan
dalam menyusun diseharge planning.

Keuntungan a. Bagi pasien


1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
2. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dan
proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan
bukan objek yang tidak berdaya
3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala
kebutuhannya
4. Merasa nyaman untuk kelarutan perawatannya
dan memperoleh support sebelum timbulnya
masalah
5. Dapat memilih prosedur perawatannya
6. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan
mengetahui siapa yang dapat dihubunginya
b. Bagi Perawat
1. Merasakan bahwabkeahliannya di terima dan
digunakan
2. Menerima informasi guna setiap waktu
3. Memahami perannya dalam system
4. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam
prosedur baru
5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam seting
yang berbedadan cara yang berbeda
6. Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

5. Pelaksanaan Sentralisasi Obat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SENTRALISASI OBAT
STANDAR OPERASIONAL PRODI PROFESI
PROSEDUR NERS
UNIVERSITAS SENTRALISASI OBAT
MUHAMMADIYAH
BENGKULU
Definisi Sentralisasi Obat adalah sistem pengelolaan obat diruang
perawatan dimana seluruh obat pasien diserahkan
sepenuhnya kepada perawat dengan sepengetahuan
pasien/keluarga pasien dan disimpan di Nurse Station.
Pembagian obat dilakukan oleh perawat sesuai instruksi
dokter terkait jenis, dosis dan jam pemberian.
Tujuan 3. Tujuan umum
Setelah dilaksanakan pengelolaan sentralisasi obat oleh
mahasiswa diharapkan ruang rawat inap RS Bengkulu
mampu menerapkan pengelolaan sentralisasi obat pasien
secara optimal.
4. Tujuan khusus
f. Mampu meningkatkan pemahaman perawat ruang
rawat inap dalam menerapkan prinsip 5T dan 1W.
g. Mampu meningkatkan ketrampilan perawat Ruang
rawat inap RS Bengkulu dalam mengelola
sentralisasi obat.
h. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang
rawat inap dalam penggunaan obat sesuai dengan
program terapi.
i. Mampu meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
pasien serta keluarga terhadap kinerja perawat Ruang
rawat inap.
Tahap persiapan 6. Membuat Informed consent
7. Membuat format daftar sentralisasi obat
8. Membuat format pemberian obat pada pasien
9. Membuat petunjuk teknis penulisan sentralisasi obat.
10. Mensosialisasi jadwal pemberian obat dan teknik
penulisan dengan rincian sebagai berikut :
Obat oral
1 x 1 : Jam 06.00 WIB
2 x 1 : Jam 06.00 dan Jam 18.00 WIB
3 x 1 : jam 06.00, 14.00 dan 22.00 WIB
Obat Injeksi
1 x 1 : Jam 09.00 WIB
2 x 1 : Jam 09.00, dan Jam 21.00 WIB
3 x 1 : Jam 09.00, 17.00 dan 01.00 WIB
Catatan : Waktu yang ditentukan diatas sifatnya
fleksibel dan bisa dirubah sesuai ketentuan
Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai tanggal 03 Agustus
2020, oleh perawat shift pagi, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Memberikan informed consent pada klien atau
keluarga
2. Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat
meliputi :
a. Identitas pasien
b. Hari dan tanggal penerimaan obat dan yang
menyerahkan obat
c. Nama dan jumlah obat yang diresepkan
d. Tanda tangan yang menerima obat dan
menyerahkan pobat
e. Menuliskan dosis dan cara pemberian obat
f. Menulis jam pemberian obat.
3. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang
telah ditentukan dan perawat pelaksana tanda tangan
serta mengobservasi efek obat yang diberikan.
4. Melakukan timbang terima obat setiap pergantian
shift sesuai dengan sisa obat yang telah diberikan
kepada pasien.
5. Memintakan resep bila obat pasien habis yang
dilakukan oleh perawat primer.
6. Setelah pasien diperbolehkan pulang, sisa obat
dikembalkikan kepada pasien atau keluarga dengan
menandatangani pada bagian bawah lembar
sentralisasi obat.

6.Penggunaan APD

SATUAN ACARA PENYULUHAN


APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Pokok bahasan : Keperawatan Komunitas
Subpokok Bahasan : Kesehatan Kerja
Topik : Alat Pelindung Diri (APD)
Waktu :
Penyuluh : MAHASISWA PROFESI NERS UM BENGKULU
I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
 Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu menjelaskan kembali
pengertian, syarat, dan macam-macam APD
 Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu memahami dan
mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan selama bekerja
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1.      Menjelaskan pengertian APD
2.      Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
3.      Menjelaskan macam-macam APD
4.      Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang timbul selama bekerja
5.      Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit akibat kerja
II. Metode dan Media
a. Ceramah Dan Tanya Jawab
b. Leaflet

III. Kegiatan
No Komunikator Komunikan
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam (2 menit)
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
3 Apersepsi dengan menanyakan tentang Mendengarkan dan
pengertian dan fungsi APD. Tentang macam- Menjawab (3 menit)
macam penyakit akibat kerja dan upaya
pencegahannya
Isi
4  Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan (20 menit)
mengenai pengertian, syarat, dan
macam-macam APD
 Menjelaskan materi penyuluhan tentang
macam-macam penyakit akibat kerja
dan upaya pencegahannya
5 Memberikan kesempatan kepada komunikan Mengajukan pertanyaan (10
untuk bertanya tentang materi yang menit )
disampaikan
6 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menjawab (2 menit)
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam Menjawab salam (2 menit)

7. Pelaksanaan Dalam Pembuangan Sampah Medis yang Benar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBUANGAN SAMPAH/LIMBAH

STANDAR OPERASIONAL PRODI PROFESI


PROSEDUR PEMBUANGAN NERS
UNIVERSITAS SAMPAH/LIMBAH
MUHAMMADIYAH
BENGKULU
Definisi Limbah medis adalah limbah yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah citotoksik, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah container bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah medis di pada ruangan bangsal kelas 3 RS Citra
berasal dari kegiatan pengobatan dan perawatan di ruangan
bangsal. Limbah yang dihasilkan antara lain limbah
infeksius, limbah farmasi, limbah yang berasal dari
laboratorium dan limbah benda tajam
Tujuan - Mencegah terjadinya penularan penyakit akibat
limbah medis
- Mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat limbah
medis
- Mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Kebijakan Limbah medis diruangan bangsal 3 di RS citra
Prosedur/ langkah- 1. Menyediakan tempat sampah khusus untuk limbah
langkah medis {yang kuat, tahan bocor dan bertutup} di
dekat sumber sampah.
2. Menyediakan safety box/ tempat sampah khusus
benda tajam {spuit, jarum, ampul}
3. Melapisi tempat sampah medis dengan kantonh
plastic {warna kuning dengan logo blohazard-jika
ada}
4. Memasukan sampah medis hasil kegiatan di balai
pengobatan, UGD, KIA-KB, laboratorium dan bagian
obat/farmasi ke dalam tempat medis dan tutup
kembali
5. Memasukan ke tempat penampungan sampah medis
sementara yang lebih besar {kuat, tahan air/tahan
bocor, tertutup} atau disimpan didalam tetempat
penampungan sampah sementara ke RS Citra dengan
alat angkut yang kuat, tahan air dan tertutup.

8. Pedoman Patient Safety yang Baku

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PATIENT SAFETY

STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)


PATIENT SAFETY

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
BENGKULU
Prosedur Tetap Penjelasan
1. Pengertian Patient Safety atau keselamatan pasien adalah sistem pelayanan
yang memberikan asuhan pasien yang lebih aman, termasuk
mengukur resiko, identifikasi dan pengolahan resiko terhadap
pasien, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden
serta menerapkan solusi untuk mengurangi resiko (WHO dalam
Harus dkk, 2015).
2 Tujuan 1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperpendek masa rawat pasien di rumah sakit
3. Mencegah cedera pada pasien
(Darliana, 2016)
4. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
5. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
6. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit
7. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
8.
3 Indikasi Pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit
4 Kontraindikasi -
5 Persiapan Pasien a. Pastikan identitas klien
 Sebelum melakukan prosedur atau tindakan
 Sebelum pemberian obat
 Sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
lab
 Sebelum pemberian transfusi darah
b. Jaga privacy klien

Anda mungkin juga menyukai