HUKUM PIDANA

Tugas II Hukum Pidana Kelas E

1. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) syarat yang dikemukakan oleh Moeljatno tentang
“permulaan pelaksanaan” dari delik yang dituju!
2. Dalam Putusan H.R. 1934 Eindhovense Bran-stichtingsarrest terdapat perpedaan putusan
antara Hof s’Hertogenbosch dan Hoge Raad (HR). Jelaskan perbedaan putusan tersebut
dan bagaimana pendapat Moeljatno terhadap dua putusan yang berbeda tersebut?

Jawaban :

1. Menurut Molejatno, pada permulaan pelaksanaan dari delik yang dituju, perbuatannya
memenuhi 3 (tiga) syarat. Syarat pertama dan kedua diambil dari rumusan percobaan,
yang dapat dipidana menurut Pasal 53 KUHP, sedangkan yang ketiga diambil dari
sifatnya tiap-tiap delik. Syarat – syaratnya yaitu :

a. Secara subjektif apa yang telah dilakukan terdakwa harus mendekatkan kepada delik
yang dituju. Atau dengan kata lain harus mengandung potensi untuk mewujudkan
delik tersebut.

b. Secara subjektif, dipandang dari sudut niat, harus tidak ada keraguan lagi, bahwa yang
telah dilakukan oleh terdakwa itu, ditujukan atau diarahkan pada delik yang tertentu
tadi.

c. Bahwa apa yang telah dilakukan oleh terdakwa merupakan perbuatan yang bersifat
melawan hukum.

2. Perbedaan putusan antara Hof s’Hertogenbosch dan Hoge Raad (HR) adalah dalam
putusan Hof s’ Herogenbosch yaitu dalam Hof s Hertogenbosch tindakan tersebut
merupakan permulaan pelaksanaan, sedangkan menurut Hoge Raad bukan merupakan
permulaan pelaksanaan namun baru tindakan persiapan yang luas sehingga putusan
Hof’s Hertogenbosch dibatalkan.

Maka menurut Moeljatno bahwa yang putusan yang tepat adalah putusan Hof’s
Hertogenbosch terdakwa telah melakukan delik percobaan pembakaran sebagaimana
pasal 53 KUHP, Pasal 187 KUHP, karena perbuatan tersangka bertalian erat,dan
memenuhi 3 syarat yaitu

1. Terdakwa telah mendekatkan pada delik yang dituju

2. Syarat yang dituju menimbulkan kebakaran yang wajar
3. Bersifat melawan hukum , karena meskipun itu rumah didiami oleh terdakwa tetapi
pemiliknya tidak ada di rumah