Anda di halaman 1dari 4

Keamanan dan Kenyamanan

Pengkajian Aspek Keamanan dalam Potter & Perry (2013)


Asuhan keperawatan perlu menerapkan keterampilan berpikir kritis yang merujuk
pada informasi dan pengalaman yang diperoleh, pengkajian secara menyeluruh, serta
pertimbangkan akan ancaman keselamatan termasuk lingkungan klien dan faktor risiko
individual (Potter & Perry, 2013). Perawat dapat mengajukan pertanyaan spesifik terkait
dengan keamanan klien yang mencakup aktivitas dan olah raga, riwayat pengobatan, riwayat
jatuh, pemeliharaan rumah dan keamanannya. Oleh karena itu, perawat perlu memerhatikan
hal hal berikut ini ketika mengkaji:
1. Anamnesis keperawatan
Anamnesis mencakup data untuk menentukan adanya kondisi yang mengancam
keselamatan klien. Misal, perhatikan gaya berjalan klien, kekuatan dan koordianasi otot,
penglihatan, dan keseimbangan. Pertimbangkan juga untuk mengkaji mengenai status
perkembangan klien, ada tidaknya gangguan kognitif, kecakapan emosi dan tinjau apakah
klien sedang mengonsumsi obat atau menjalani prosedur yang berisiko.
2. Lingkungan rumah klien
Kecelakaan atau cedera dapat terjadi di lingkungan rumah, sehingga dibutuhkan
pengkajian bahaya rumah. Perawat bersama klien menjelajahi rumah dan lingkungan
sekitar, lalu diskusi bagaimana klien melakukan aktivitas hariannya. Pengkajian ini akan
membantu perawat mengenali bahaya yang tersembunyi.
3. Lingkungan pelayanan kesehatan
Hal yang dikaji ialah kemungkinan akan lokasi perlengkapan untuk usaha ambulasi klien.
Selain itu dikaji pula perlengkapan yang digunakan apakah dalam fungsi dan kondisi
yang normal atau tidak.
4. Risiko jatuh
Pengkajian risiko jatuh sangat penting untuk menentukan kebutuhan spesifik dan
menyusun intervensi pencegahan. Alat pengkajian kecelakaan jatuh membantu
mendeteksi risiko potensial sebelum terjadinya kecelakaan atau cedera.
5. Risiko kesalahan medis
Risiko kesalahan medis ini disebabkan karena beban kerja dan kelelahan yang
berlebihan. Beban kerja yang berat dan kelelahan yang berlebihan menyebabkan
penurunan kewaspadaan dan konsentrasi, sehingga menyebabkan kesalahan medis (Potter
& Perry ,2009). TJC menetapkan National Patient Safety Goals Hospital Program tahun
2008 untuk mengurangi kesalahan medis, diantaranya mencakup:
 Meningkatkan ketepatan identifikasi klien,
 Meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan,
 Meningkatkan keamanan penggunaan obat dan pengobatan secara akurat,
 Dorong keterlibatan aktif klien dalam perawatan dirinya (Potter & Perry, 2013).
6. Serangan bioteroris
Perawat perlu menghadapi serangan bioteroris dengan mengkaji tatanan lingkungan
dengan akurat. Perawat perlu mengenali akibat biologis dan menjalankan peran serta
tanggung jawabnya dengan cepat dan efisien.
7. Harapan klien
Pengkajian perlu menyertakan pemahaman klien tentang persepsinya mengenai faktor
risiko. Pada klien yang belum berpengalaman atau tidak mengetahui informasi tentang
ancaman keselamatan, maka disinilah tugas perawat untuk memberikan edukasinya juga
dan mengonsultasikan cara mengurangi ancaman di lingkungan klien.

2.2.2 Pengkajian Aspek Keamanan dalam DeLaune & Ladner (2011)


a) Usia
Dalam hal ini usia akan memberikan pengaruh penting bagi kebutuhan keselamatan
klien. Seperti halnya kebutuh keamanan bayi dengan orang dewasa berbeda.
Misalnya, seorang bayi beresiko terhadap jatuh, sementara untuk usia lansia
membutuhkan keamanan yang terkait dengan indera yang sudah menurun.
b) Faktor resiko:
1. Faktor umum, dalam hal ini yang perlu dikaji ialah :
a) Pengendalian anggota gerak
b) Perubahan kemampuan indera
c) Riwayat jatuh, turun dari tempat tidur.
2. Fungsi eliminasi, dalam hal ini faktor yang perlu dikaji ialah :
a). Pengempisan kandung kemih
b) Frekuensi dan urgensi
c) Nokturia (berlebihan buang air kecil di malam hari).
c) Tingkat kesadaran dan status kesehatan mental
Hal-hal yang perlu dikaji adalah ketidakmampuan untuk mengikuti/menolak instruksi,
ketidakmampuan untuk menerima bantuan, gangguan memori, penurunan bantuan,
kebingunngan dan disorientasi.
d) Defisit kemampuan sensori
Hal-hal yang perlu dikaji adalah kehilangan kemampuan visual, kebutaan, penglihatan
kabur, respon/reaksi yang lambat.
e) Mobilitas/ Keterbatasan fisik
Hal-hal yang perlu dikaji adalah penurunan kemampuan mobilitas pada ekstremitas
bawah, penggunaan ekstremitas atas dengan bantuan, amputasi/ gangguan sendi,
lunglai, pusing, vertigo, kelelahan, syncope, penggunaan tongkat, crutches, walker,
hemiparesis (kelumpuhan satu sisi), paraparesis (hilangnya fungsi tubuh), hemiplegic,
paraplegic (hilangnya fungsi ekstremitas bawah), Ataksia (ketidakstabilan gerak),
penurunan dan kehilangan keseimbangan.
f) Bahaya dalam Rumah
Dalam hal ini keamanan di rumah pasien harus dikaji supaya ketika pasien pulang ke
rumah kemanannya pun sudah terjamin. Rumah merupakan tempat tinggal manusia,
sehingga perlu menciptakan suasana rumah yang aman bagi pasien. Keamanan rumah
tersebut meliputi kebersihan, bangunan yang kokoh, serta lingkungan tempat tinggal
yang jauh dari bahaya.

Nyeri

Pengkajian Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai


ketika pasien melaporkan adanya nyeri yang dialami pasien, walaupun dalam observasi
perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien
adalah nyata.

1. Karakteristik Nyeri (metode P, Q, R, S, T)


a. Faktor Pencetus ( P : provacate ) Perawat mengkaji tentang penyebab atau
stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan
observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat
mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat
mengeksploreperasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang
mencetus nyeri (Sigit, 2010).
b. Kualitas ( Q : quality ) Kualitas nyeri merupakan suatu subjektifyang
diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan dalam kalimat-kalimat:
tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dll.
Dimana setiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri
yang dirasakan (Sigit, 2010).
c. Lokasi ( R : region ) Untuk mengkaji nyeri maka perawat meminta klien
menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh
klien.Dalam mendokumentasikan hasil pengkajian tentang lokasi nyeri, perawat
hendaknya menggunakan bahasa anatomi atau istilah yang lebih
deskriptif.Sebagai contoh pernyataan “nyeri terdapat di kuadran abdomen kanan
atas” adalah pernyaan yang lebih spesifik dibandingkan “klien menyatakan
bahwa nyeri terasa dibagian abdomen”.
d. Keparahan ( S : severe ) Universitas Sumatera Utara 17 Tingkat keparahan pasien
tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini
klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan,
sedang, berat (Sigit, 2010).
e. Durasi ( T : time ) Perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi,
dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan “kapan nyeri dirasakan?, apakah
nyeri yang dirasakan terjadi padawaktuyang sama setiap hari?, seberapa
seringnyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Sigit, 2010).

Lingkungan

- Tingkat kebisingan
- Pencahayaan
- Kebisingan
- Suhu
- Adaptasi lingkungan

Wahyudin, dkk. 2016. Aspek Keamanan Dalam Praktik Keperawatan. Makalah. Universitas
Indoensia : Fakultas Ilmu Kesehatan

Nasution, Suci Fatimah. 2017. Asuhan Keperawatan pada NY. R dengan Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri : Gastritis di Kecamatan Medan Baru. KTI. Repositori Institusi USU. Sumatera Utara

Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., & Hall, A.M. (2013). Patient safety. Fundamentals
of nursing, 8th ed. Missouri: Elsevier Mosby.
DeLaune, S. C., Ladner P. K. (2011). Fundamental of nursing: Standards and practice. 4th
Ed. Clifton Park: Delmar Cengage.

Anda mungkin juga menyukai