Anda di halaman 1dari 7

K u l t u m : K eu t a m a an D z i k i r M e n g i n g at A l l ah

 Alhamdulillahi ladzi nahmaduhu wanastainuhu wanastaghfiruhu


wanaudhu billahi min syururi anfusyina wamin syayyiati a’malina
man yahdillahi fala mudhilla lahu waman yudhlil fala hadiyalah
 Ashadu ala ilaha illallah wahdahu lasyarika lahu wa Ashadu ana
Muhammadan abduhu wa rasuluhu lanabiyya ba’dah.
 Allahumma Sholli wassalim ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi
washohbihi ajmain. Amma ba’du
 faya ibadallah ittaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa
antum muslimun.

Jamaah Jumat yang Di Rahmati Allah SWT

Dzikir mengingat Allah adalah amalan yang mudah. Karena dia merupakan
amalan lisan. Sementara lisan tidak mengenal lelah. Sehingga setiap orang bisa
dengan mudah melakukannya dimanapun dan kapanpun. Bersamaan dengan
kemudahannya, amalan ini pun memiliki keutamaan yang istimewa. Allah dan
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak
berdizikir mengingat Allah. Di antaranya termaktub dalam firman-firman Allah
berikut ini:

‫ْاذ ُك ُرونِي أَ ْذ ُك ْر ُك ْم‬


“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”
[Quran Al-Baqarah: 152].

‫َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ أَ ْكبَ ُر‬


“Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain).” [Quran Al-Ankabut: 45].

‫ين آ َمنُوا ْاذ ُك ُروا هَّللا َ ِذ ْك ًرا َكثِي ًرا‬


َ ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya.” [Quran Al-Ahzab: 41]
‫ ًزا‬9‫ةَ أَيَّ ٍام إِاَّل َر ْم‬9َ‫اس ثَ ٰلَث‬ َ َّ‫ َك أَاَّل تُ َكلِّ َم ٱلن‬9ُ‫ا َل َءايَت‬99َ‫ةً ق‬9َ‫ل لِّ ٓى َءاي‬99‫ٱج َع‬
ْ ‫قَا َل َر ِّب‬
‫ش ِّى َوٱإْل ِ ْب ٰ َك ِر‬ َ ‫َو ْٱذ ُكر َّربَّ َك َكثِي ًرا َو‬
ِ ‫سبِّ ْح بِٱ ْل َع‬
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu
petang dan pagi hari”. [Quran Ali Imran: 41]

‫ ْل‬9‫وا اَل تُ ْل ِه ُك ْم أَ ْم ٰ َولُ ُك ْم َوآَل أَ ْو ٰلَ ُد ُك ْم َعن ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ َو َمن يَ ْف َع‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذ‬
۟ ُ‫ين َءا َمن‬
ٓ ٰ
‫ون‬َ ‫س ُر‬ ِ ‫َذلِ َك فَأ ُ ۟و ٰلَئِ َك ُه ُم ٱ ْل ٰ َخ‬
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.” [Quran Al-Munafikun: 9].

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” [Quran Al-A’raf: 205]

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang serta memasukkan mereka


ke dalam golongan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berakal dan sadar. Orang
yang dipuji ini memiliki karakteristik khusus. Yaitu mereka adalah orang-orang
yang berdzikir mengingat Allah.

‫ت أِّل ُ ۟ولِى‬ ٍ َ‫ا ِر َل َءا ٰي‬99‫ل َوٱلنَّ َه‬9 ِ 9َ‫ٱختِ ٰل‬


ِ 9‫ف ٱلَّ ْي‬ ِ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ ٰ َم ٰ َو‬9 ‫ٱلس‬ ِ 9‫إِنَّ ِفى َخ ْل‬
َّ ‫ق‬9
ِ َ‫ٱأْل َ ْل ٰب‬
‫ب‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran:
190].
Sedangkan dalil dari hadits:

Dari Abu Musa radhiallahu ‘anhu beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak
berdzikir seperti orang yang hidup dan mati.” [HR. al-Bukhari].

Sabda beliau juga,

ِ ‫ ةُ َو َغ‬99‫ َّل إِالَّ َحفَّ ْت ُه ْم ا ْل َماَل ئِ َك‬99‫ َّز َو َج‬99‫ون هَّللا َ َع‬
‫يَ ْت ُه ْم‬99‫ش‬ ْ َ‫و ٌم ي‬99
َ ‫ذ ُك ُر‬99 ْ َ‫ ُد ق‬99‫الَ يَ ْق ُع‬
ُ‫س ِكينَةُ َو َذ َك َر ُه ْم هَّللا ُ ِفي َمنْ ِع ْن َده‬ َّ ‫ال َّر ْح َمةُ َونَ َزلَتْ َعلَ ْي ِه ْم ال‬
“Tidaklah duduk suatu kaum berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat
mengelilinginya, rahmat menyelimutinya dan turun kepada mereka ketenangan,
serta Allah memujinya di hadapan makhluk yang berada di sisinya.” [Riwayat
Muslim dan Ahmad].

Dalam hadits yang lain,

‫ي ُر فِي‬9‫س‬ ِ َ‫لَّ َم ي‬9‫س‬


َ ‫ ِه َو‬9‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬9‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬9‫س‬ ُ ‫ان َر‬9 َ ‫ا َل َك‬99َ‫َعنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ ق‬
ُ‫ دَان‬9‫ َذا ُج ْم‬9‫ي ُروا َه‬9‫س‬ ِ ‫ا َل‬9َ‫ دَانُ فَق‬9‫هُ ُج ْم‬9َ‫ا ُل ل‬9َ‫ل يُق‬9 ٍ َ‫يق َم َّكةَ فَ َم َّر َعلَى َجب‬
ِ ‫طَ ِر‬
َ ‫ون هَّللا‬
َ ‫ذا ِك ُر‬9 َّ 9‫ا َل ال‬99َ‫و َل هَّللا ِ ق‬9‫س‬ ُ ‫ا َر‬99َ‫ُون ي‬
َ ‫رد‬9 ِّ 9َ‫ُون قَالُوا َو َما ا ْل ُمف‬
َ ‫ق ا ْل ُمفَ ِّرد‬َ َ ‫سب‬
َ
ُ‫الذا ِك َرات‬َّ ‫َكثِي ًرا َو‬

Dari Abu Hurairoh, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


melewati satu jalan di Mekah. Lalu beliau melewati sebuah bukit yang disebut
dengan Jumdan. Beliau bersabda, ‘Teruslah berjalan. Ini adalah Jumdan. Al-
Mufarridun telah mendahului’. Para sahabat bertanya, ‘Siapakah al-Mufarridun
wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Laki-laki dan perempuan Yang banyak
berdzikir’.” [HR. Muslim].

Dari ‘Abdullah bin Busyr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah
yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah
satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam amat
banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.”
“Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. [HR.
Ahmad].

Dalam satu riwayat disebutkan,

Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, “Muawiyah keluar menemui (kelompok
orang yang duduk melingkar) di dalam masjid. Lalu dia bertanya, “Apa yang
menyebabkan kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir
mengingat Allah.” Dia bertanya lagi, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan
kalian duduk kecuali hal itu?” Mereka menjawab, “Demi, Allah. Tidak ada yang
menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.”

Dia berkata, “Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena


sangkaan (bohong) kepadamu. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki
kedudukan seperti aku di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun
memiliki hadits yang lebih sedikit dari dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari sahabat
beliau. Kemudian beliau bertanya, ‘Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.”
Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Beliau bertanya
lagi, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hanya itu?”
Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kami duduk
kecuali hanya itu?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak meminta kalian
bersumpah karena sangkaan (bohong). Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu
memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membanggakan
kalian di hadapan para malaikat.” [HR Muslim].

Dalam hadits yang lainnya disebutkan,

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda, “Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan
paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian,
juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih
baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas
batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu
mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” [HR. Tirmidzi].

Dalam hadits yang lain,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sekelompok orang


duduk-duduk dalam keadaan tidak mengingat Allah dan tidak bershalawat kepada
Nabi, kecuali mereka dapati hal itu sebagai penyesalan di hari kiamat.” [HR. at-
Turmudzi].

Dan dzikir mengingat Allah ini tidak hanya merupakan wasiat Allah dan Rasul-
Nya saja. tapi hal ini juga merupakan wasiat orang-orang shalih sebelum kita. Abu
Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu berkata,

“Wajib bagimu untuk bertakwa kepada Allah. Karena takwa merupakan inti dari
segala sesuatu. Dan wajib pula bagimu untuk berjihad. Karena berjihad adalah
kerahiban dalam Islam. wajib juga bagimu untuk membaca Alquran. Karena
membaca Alquran adalah ruhmu di hadapan penduduk langit. Dan kemuliaanmu
di tengah penduduk bumi. Dan hendaknya kau memperbanyak diam kecuali
menyuarakan kebenaran. Jika demikian keadaanmu, maka engkau telah
mengalahkan setan.” [Riwayat Ibnu Asakir].
Ka’ab al-Ahbar radhiallahu ‘anhu berkata,

“Sinarilah hati kalian dengan berdzikir mengingat Allah. Kerjakan sebagian shalat
(yaitu shalat sunat) kalian di rumah kalian. Demi Dzat yang jiwa Ka’ab di tangan-
Nya, sesungguhnya hal ini cara makhluk langit mengenal bahwa Fulan bin Fulan
termasuk orang yang memakmurkan rumahnya dengan dzikir mengingat Allah.”

• Aqulu qouli hadha wa astaghfirullahal Adhim,


• li walakum wa lisyairil muslimin walmuslimati min kulli dzanbin
• fastaghfiruhu innahu huwal ghafururrohim.

Khutbah Kedua:

• Alhamdulillahilladzi Arsala rasulahu bil huda wadinil haqq liyud-hirahu


aladdini kullihi wakafa billahi syahidan.
• Ashadu ala ilaha illallah wahdahu lasyarikalahu wa ashadu anna
muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiyya ba’da.

Jamah Jumat yang Dirahmati Allah SWT

Rasa-rasanya dalil-dalil dari Alquran dan hadits diatas sudah cukup menjelaskan
keutaamaan berdzikir. Cukup menjadi antibody/vaksin dalam masa pandemi covid
19 supaya tidak menyia-nyiakan amalan dzikir. Karena semakin dekat hamba
Allah SWT maka semakin dekat pula pertolongan Allah SWT.

Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik termasuk orang-orang yang banyak
mengingat Allah dalam segala keadaan. Dan marilah kita selalu berdoa untuk
keselamatan kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia.
 Alhamdulillahi robbil alamin. Wassholatu wassalamu ala muhammadin
wa ala alihi wa shohbihi ajmain.
 Allahummaghfir lil muslimina wal muslimat wal mu’minina wal
mu’minat al akhyai minhum wal amwat innahu syamiun qoribun
mujibudda’wat.
 Robbanaghfirlana dzunubana wa kaffir-anna syayyiatina watawaffana
maal abror.
 Robbanaghfirlana wala ikhwaninal ladzina syabaquna bil iman wala taj-
al fi qulubina ghillan lilladzina amanu robbana innaka roufun rokhim.
 Robbana la tuakhidna innasyina au akhtho’na. Robabana wala taghmil
alaina ishron kama khamaltahu alalladzina min qoblina. Robbana wala
tukhammilna mala thoqota lana bih, wa’fuanna waghfirlana warkhamna
anta maulana fansyurna alal qoumil kafirin.
 Bismillahilladzi Laa yadhurru ma asmihi syaiun fil ardhi wala fissama’I
wahuwas samiul aliim
 Audhu bikalimatillahit tammati min syarri maa khalaq.
 Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minal dholimin.
 Robbana Atina Fiddunya khasanah wa fil akhiroti khasanah wa qina adza
bannar.
 Subhana Robbana Robbil Izzati Amma yasyifun wasalamun alal mursalin
wal khamdulillahi robbil alamin. Aqimus sholah

Anda mungkin juga menyukai