Anda di halaman 1dari 29

MATERI

MUSYAWARAH WILAYAH XX
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
JAWA TIMUR
MATERI MUSYAWARAH WILAYAH XX
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
JAWA TIMUR
Ponorogo, 03-05 Februari 2016

PENYUNTING
Irfan Shaifullah
(Pegiat Literasi Lamongan)

TIM MATERI
Dedi Kurniawan
(Alumni PFP 2 Jawa Timur)
Alfa Rezky Ramadhan
(Alumni PKTM 3 Banten)

PD IPM LAMONGAN
BEDAH TEMA
“Transformasi Gerakan untuk Pelajar Jawa Timur Berkemajuan”

Perjalanan panjang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)telah mengalami beberepa


kali dinamika. Namun dibalik itu semua ada beberapa permasalahan yang selalu
menghantui pergerakan IPM diumurnya yang sudah setengah abad. Permasalahan
klasik seperti keuangan, perkaderan dan konsolidasi, belum lagi ditambah
permasalahan baru dimana IPM dituntut untuk mampu mengembangkan sayap ke
pelajar secara luas, jaringan, dan menjawab isu-isu pelajar yang kian menjadi di era
globalisasi ini.

Rumah aktualisasi dan apresiasi yang merupakan visi besar IPM Jawa Timur menjadi
gerakan bersama di periode 2014-2016. Hal yang yang mendasari semua tersebut
adalah pentingnya organisasi IPM untuk menjadi tempat pelajar menyalurkan bakat
serta minatnya. Secara psikis dan behavioritisnya usia remaja atau pelajar mempunyai
potensi untuk bisa dilejitkan dengan pembentukan dan pengembangan diri pada jiwa
remaja atau pelajar.

Komitmen IPM pada pembentukan karakter gerakan pelajar pelajar islam yang
dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan
identitas dan rujukan islam yang autentik. Jika meminjam istilah Ketua Umum PP
muhammadiyah Din Syamsuddin, IPM harus menjadi laskar zaman yang mampu
“menafsir makna zaman”. Sekali lagi, IPM dalam melakukan gerakan ilmu berikhtiar
melakuikan transformasi (perubahan dinamis social) dan kebudayaan bagi kemajuan
bangsa.

Menyadari hal itu, IPM wajib melakukan restorisasi gerakan untuk mengepakan sayap
lebih luas yaitu sebagai gerakan tranformasi untuk pelajar Jawa Timur Berkemajuan.
Jika pada konteks kelahirannya adalah dalam rangka penjagaan ideologi komunis
terhadap pelajar, kini gerakan pelajar IPM harus focus menjaga pelajar dari berbagai
serangan ideologi dengan pencerahan dari tranformasi gerakan dengan berlandaskan
Islam Berkemajuan.1

Tranformasi Gerakan
Jika pada Musywil IPM Jatim ke-19 di Kediri mengakangkat tema massifikasi gerakan
ilmu yang mengedepankan akan kekuatan ilmu dengan basis IPM yaitu pelajar.
Tantangan bagi kader IPM adalah betapa besar tanggung jawab dan konsekuensi
mengusung ideologi atau pandangan islam yang berkemajuan di tengah dinamika
peradaban modern, dan di antara pergumulan kehiduapan umat manusia yang
bercorak pasca-modern. Namun pada Musywil kali ini akan lebih mengangkat tentang
transformasi atau perubahan

Dalam gerakan ilmu, tentunya akan mempunyai implimikasi transformative social


untuk perubahan. Dalam paradigm pelajar berkemajuan, perubahan ke arah
kemajuan dan di tujukan pada individu maupun social

1
Materi Muktamar XX IPM di Samarinda 2016.
1. Tranformasi Individual
Tranformasi individual merupakan transformasi pada ranah kejiawaan, yang
menyangkut pikiran dan perasaan. Sebagaimana basisi etika paradigma pelajar
berkemajuan adalah penghayatan . penghayatan ini berlangsung pada tataran
individu kreatif sebagai actor perubahan social.

2. Tranfomasi Kolektif
Tranformasi kolektif di awali dari tataran ide, pandangan hidup yang
kemudian terwujud menjadi etika pelajar berkemajuan. Transformasi dari
individu pelajar harus mampu mempengaruhi lingkungan yang lebih luas, yakni
pada kalangan terpelajar sebagai masyarakat ilmu.2

Pelajar Jawa Timur Berkemajuan


Gerakan pelajar berkemajuan (GPB) adalah paradigm gerakan IPM yang muncul pada
Muktamar ke-18 IPM di Palembang 2012 yang mengusung tema “membangun
kesadaran kritis, mendorong aksi kretaif, untuk pelajar berkarakter”. IPM berhasil
melakukan sintesis antara konsep Kritis dan kreatif, dengan pelajar berkarakter yang
“berkemajuan” sebagai alternative paradigma.3

Jika sejak tahun 2000an IPM sudah membicarakan paradigm, maka tahun 2012 IPM
mendefinisikan paradigm sebagai “seperangkat konsep yang berhubungan satu sama
lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk
memahami, menafisrkan dan menjelaskan kenyataan atu masalahyang dihadapi”

Gerakan pelajar berkamjuan merujuk pada islam berkemajuan miliknya


Muhammadiyah. Dimana Islam berkemajuan memiliki tiga gradasi utama yaitu
“membebaskan, memberdayakan, dan memajukan”. Kemdian dijadikan tiga pilar
utama Gerakan Pelajar Berkemajuan “Pencerdasan, Pemberdayaan, dan
pembebasan”. Inilah yang membedakan dengan Tiga Tertib (Belajar, Ibadah,
Organisasi), yang kemudian dilanjutkan dengan paradigm gerakan Kritis-Transformatif
(GKT) dengan tiga crinya yaitu “Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pembelaan”.

- Pertama pencerdasan bermakana IPM menjadikan Idea sangat sentral bagi


upaya transformasi social. IPM menjadi gerakan Ide, Gerakan Iqra’,Gerakan
Ilmu sebagiman spirit Al-Qalam ayat 1.
- Kedua, pemberdayaan sebagai mobilisasi sumber daya untuk melakukan
perubahan secara bersama-sma masyarakat pelajar dengan spirit al’ashr.
- Ketiga, pembebasan sebagi upaya membebaskan kaum pelajar yang adri segala
bentuk penindasan (intelektual) sebagaimana spirit Al-Maun.

2
Materi Muktamar XIX IPM di Jakarta 2014.
3
Azaki Khoirudin, Demi Pena, Jakarta: 2016.
ALUR LOGIKA MATERI

Alur logika materi menggambarkan secara komprehensif bagaimana materi disajikan


secara logis dan rasional. Penggambaran ini bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap materi. Alur logika menjelaskan bagaimana sebuah organisasi
merancang sebuah grand design perencanaan untuk jalannya roda organisasi
kedepannya.

Idealitas Realitas

Paradigma Pisau Analisis Internal Eksternal


Gerakan AI + ANSOS
Pelajar
Berkemajuan

Lokus Gerakan
IPM Jatim
Penafsiran
Paradigma
Sirkulasi
Strategi
Gerakan
Tujuan IPM

Dream
Manifestasi IPM sebagai Rumah Aktualisasi dan Apresiasi
Tujuan Pelajar Jawa Timur

Tahap Kebijakan Program Musywil XX


Pembangunan kualitas pelaku gerakan pelajar sebagai agen pencerahan untuk
kemajuan bangsa dengan membawa nilai-nilai luhur yang terintegrasi dengan
peradaban unggul

Idealitas dan realitas merupakan sebuah substansi yang berbeda. Idealitas berasal dari
kata ideal yang bermakna sangat sesuai dengan uang dicita-citakan atau diangan-
angankan atau dikehendaki.4 Sedangkan realitas merupakan merupakan sinonim dari
kata kenyataan.5 Dasar dari materi ini berusaha mengintegrasikan antara idealitas dan
realitas yang ada.

4
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.
5
Ibid.
Idealitas IPM yang saat ini disepakati adalah Gerakan Pelajar Berkemajuan sebagai
sebuah paradigma gerakan IPM yaitu gerakan Ilmu. Gerakan pelajar berkemajuan
(GPB) adalah paradigma gerakan ilmu.6 Realitas IPM di dalam materi ini meninjau
dari dua hal yaitu realitas internal IPM dan realitas eksternal IPM. Realitas internal dan
eksternal ini dapat diuraikan dengan analisis pendekatan Apresiatif Inquiry dan
Analisis Sosial.

Dari hasil pendekatan tersebut diperoleh sebuah paradigma yang didefinisikan oleh
Pimpinan Pusat IPM dan perlu ditafsirkan oleh PW IPM dibawahnya dengan tujuan
untuk membuat strategi gerakan yang sesuai dengan wilyahnya masing-masing.
Penafsiran tersebut guna mencapai maksud dan tujuan IPM yaitu terbentuknya pelajar
muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.7

Tujuan tersebut perlu dimanifestasikan menjadi sebuah tujuan yang lebih aplikatif dan
sesuai dengan ruang lingkup wilayah IPM Jawa Timur yaitu IPM sebagai rumah
aktualisasi dan apresiasi pelajar Jawa Timur. Mimpi atau cita-cita tersebut berorientasi
terhadap “pembangunan kualitas pelaku gerakan pelajar sebagai agen pencerahan
untuk kemajuan bangsa dengan membawa nilai-nilai luhur yang terintegrasi dengan
peradaban unggul.”8

Analisis pendekatan AI dan Ansos tersebut juga menjadi pedoman dalam perumusan
Lokus gerakan IPM Jatim yang menjadi ciri khas dalam materi ini. Lokus gerakan ini
lah yang menjadi ruang lingkup atau batasan dalam sirkulasi strategi gerakan. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan mimpi IPM Jatim tersebut.

Keterkaitan Tematik

Tema adalah pokok pikiran9 atau pokok bahasan. Tentunya materi ini mengacu
kepada tema Musywil XX IPM Jawa Timur yaitu Transformasi Gerakan untuk Pelajar
Jawa Timur Berkemajuan. Tema Musywil XX meninjau tiga hal yaitu tanfidz Musywil
XIX, tanfidz Konpida dan analisis kinerja kepengurusan PW IPM Jawa Timur periode
sekarang. Selanjutnya, tema tersebut menjadi acuan dalam perumusan lokus gerakan
yang menjadi ruang lingkup sirkulasi strategi gerakan.

6
Tanfidz Muktamar XIX IPM di Jakarta 2014.
7
Anggaran Dasar IPM Pasal 6.
8
Tanfidz Musywil XIX IPM Jawa Timur di Kediri 2015. Rumusan tersebut merupakan tahapan kebijakan
jangka panjang hasil dari Muswil XIX IPM Jawa Timur yang menjadi amanah dalam arah kebijakan
pada Musywil XX IPM Jawa Timur.
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tanfidz
Musywil XIX

Tema Lokus Sirkulasi


Tanfidz
Tinjauan Musywil Strategi
Konpida Gerakan
XX Gerakan
Analisas Kinerja
Pengurus

Siklus Strategi Gerakan

Siklus strategi gerakan terdiri dari tiga komponen yaitu agenda aksi, kerangka
kebijakan program dan rekomendasi. Ketiga komponen tersebut merupakan strategi
gerakan yang saling berkaitan, berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang
lainnya.

Agenda Aksi

Sirkulasi Kerangka
Strategi Kebijakan
Gerakan Program
ANALISIS

Bersifat ANSOS AI Bersifat


Kritis/Evaluatif Pengembangan

Berorientasi Negatif Positif Berorientasi


Masa Lalu Masa Depan

Apresiatif Inquiry

Menurut Diana Whitney dan Amanda Trosten, Appreciative Inquiry is the study of
what gives life to human system when they function at their best.10 An evaluation
process that inquires into, identifies, and further develops the best of what is in an
organization in order to create a batter future.11 Di dalam materi Muktamar XX IPM
menjelaskan bahwa AI adalah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari,
menganalisis, dan membuat perencanaan pengembangan organisasi berdasarkan pada
kekuatan apa saja yang selama ini berfungsi dan bermakna bagi organisasi. AI
memanfaatkan best practice atau keberhasilan-keberhasilan yang selama ini dicapai
oleh organisasi, kemudian mengembangkannya sebagai kekuatan yang akan
mendorong perubahan labih baik di masa ini dan di masa yang akan datang.12

AI bekerja menggunakan lingkaran positif yang terdiri dari 4 dimensi siklus yaitu
Discovery, Dream, Design, dan Destiny. Berikut penjelasan dari masing-masing
dimensi.

 Dicovery: berkaitan dengan proses penemuan inti kekuatan yang menggerakkan


organisasi. Pertanyaannya diawali dengan apa yang selama ini berfungsi dan
bermakna bagi setiap aktivis IPM?, dalam kondisi yang bagaimana semua aktivis
IPM memaknai keberadaannya bersama IPM?
 Dream: berkaitan dengan apa yang diimpikan oleh organisasi. Dream adalah visi
dan atau misi yang ditentukan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
 Design: berkaitan dengan apa yang harus dilakukan, disediakan, atau dikondisikan
agar Dream muncul?
 Destiny: berkaitan dengan strategi atau bentuk aksi semacam apa yang harus
dilakukan agar Design dapat berjalan?13

10
Diana Whitney, Amanda Trosten, The Power of Appreciative Inquiry, 2010.
11
Coghlan, Preskill, Catsambas, 2003.
12
Materi Muktamar XX IPM di Samarinda 2016.
13
Ibid.
Discovery
"What gives life?"
(The best of what
is)
Aprpreciating

Destiny
"What will we do?" Dream
(Ongoing "What could be?"
empowerment, (Opportunities for
performance and the future)
learning) Imagining
Delivering

Design
"What should be?"
(Our ideal
organization)
Innovating

Materi Musywil XX IPM Jawa Timur menggunakan AI sebagai alat untuk menganalisis
realitas dan mengolahnya untuk mencapai strategi, arah gerakan dan tujuan IPM Jawa
Timur kedepannya. Berikut hasil analisis yang terurai dalam empat dimensi siklus AI:

 Discovery (kekuatan yang ditemukan dalam IPM): kekuatan atau faktor yang
mendasari pergerakan IPM ialah DAYA KREATIF. Daya kreatif dapat di maknai
sebagai suatu kekuatan bagi IPM untuk menjadikan IPM sebagai tempat
pembelajaran dan juga sekaligus sebagai rumah untuk menyalurkan dan
mengembangkan kreatifitas. Daya kaetif disini yang dimaksud juga dapat
diaplikasikan dalam komunitas. Bagamaina caranya organisasi dapat tetap eksis?
Salah satunya adlah dengan berfikir Kretaif Inovatif.
 Dream (mimpi apa yang dibangun) melihat kaca tahapan kebijakan pada tanfidz
sebelumnya, mimpi utama IPM pada Periode 2016-2018 ialah sebagai rumah
aktualisasi dan apresiasi pelajar Jawa Timur
 Design (apa yang harus oleh IPM) untuk mewujudkan sebuah Dream(mimpi),
sangat perlu kiranya untuk dibuat yang namanya Design (program). Program
untuk mewujudkan Dream diatas ialah dengan membentuk beberapa program
yaitu 1. Program literasi 2. Program pengembangan minat bakat 3. Program
Optimalisasi Teknologi Informasi.
 Destiny (strategi apa yang harus digunakan IPM) strategi atau gerakan agar
tercapainya IPM sebagai Daya Kretaif ialah dengan membuat beberapa gerakan
sebagai wadah untuk menyalurkan kreatifitas. Untuk mewujudkan itu semua
setidaknya ada tiga gerakan yaitu 1. Gerakan Komunitas Kreatif 2. Gerakan Jihad
Literasi 3. Gerakan Mandiri Pelajar
Hasil akhir kegiatan
resmi (TM, PDPM, PFP,
Konpida, Rakerwil,
Muktamar, dll.) Daya Kreatif

Discovery
IPM sebagai rumah
aktualisasi dan
apresiasi pelajar
Gerakan Komunitas Kreatif Jawa Timur

Jihat Literasi Destiny Dream

Gerakan Mandiri Pelajar

Optimalisasi teknologi informasi Design Program literasi

Pengembangan minat bakat


Transformasi gerakan

Analisa Sosial
Pada peta pemasalahan yang di analisis menggunakana analilis sosial, terdapay empt
poin permasalahan yang menjadi poin dasar dalam proses membumikan gerakan
pelajar berkemajuan serta mewujudkan mimpi IPM sebagai rumah apresiasi dan
aktualisasi pelajar Jawa Timur.

Jaringan

Mapping
Gerakan Ideologi
Problem

Kaderisasi
1. Jaringan
Jaringan merupakan relasi atau hubungan yang dibangun secara kelembagaan
Internal maupun eksternal.
IPM sebagai organisasi dalam konteks gerakan sangat perlu adanya jaringan
sebagai mitra dalam mengembangkan serta melabarkan sayap IPM. Adapun
permasalahan pada poin ini adalah
a. Belum dikenal instansi pemrintahan
b. Kurangnya pemanfaatan jaringan dikalangan pemerintah dengan reputasi IPM
sebagai OKP terbaik Nasional
c. Masih belum jelas batasan ortom sehingga terkadang ada kesalah fahaman
dengan Muhammadiyah.
2. Ideologi
Ideologi merupakan faktor penting dalam organisasi. Karena ideologi
merupakan pandangan hidup serta pedoman hidup dalam berorganisasi.
Namun, pemahaman kader IPM terhadap ideologi masih terdapat permasalahan
yang berakibat pada biasanya kader. Demikian beberapa permasalahan yang
dimaksud :
a. Masih adanya kader yang belum faham ideologi Muhammadiyah dan IPM
b. Kurannya pemantapan Ideoloigi pada jiwa kader.

3. Kaderisasi
Bagi IPM, kaderisasi merupakan kerjaan rumah yang tidak pernah kunjung selesai
(never ending job). Dibalik itu, keberhasilan kaderisasi dalam IPM akan
berdampak pada eksistensi IPM di masa yang akan datang.
Sehingga perlu yang namanya kaderisasi secara optimal dengan menggunakan
buku panduan bersama. Namun ada beberpa maslah didalam kaderisasi.
a. Rendahnya kualitas kader karena malasnya budaya literasi
b. Lemahnya kreatifitas kader karena kecendrungan bahwa gerakan IPM sebagai
gerakan aksi, administratif, serba kolektif kolegial, dan rutinitas ceremonial.
c. Belum adanya SOP yang sistematis
4. Gerakan
Salah satu faktor untuk menjadikan IPM sebagai Daya Kretaif ialah salah satunya
dengan sebuah gerakan. Nama IPM sering tenggelam karena gerakan IPM
sebagai gerakan dakwah kurang dapt menyentuh sampai ke element kader di
sturktural terbawah. Sehingga sebuah gerakan akan mampu membuat nama IPM
bisa di kenal di khalayak . dibawah ini aalah beberapa permasalahan dalam
gerakan.
a. Kurangnya respinsif terhadap isu-isu yang berkembang
b. Kurangnya massifikasi gerakan IPM
LOKUS GERAKAN IPM JATIM

Lokus gerakan merupakan penafsiran dari khittah perjuangan IPM dan Nilai-Nilai
Gerakan IPM14. Lokus gerakan adalah wilayah kehidupan yang menjadi medan
perjuangan bagi basis masa gerakan dengan segala macam problematika. Secara
umum lokus gerakan IPM yang disebutkan di atas berorientasi ke arah transformasi
sosial yang menggerakkan kader IPM dalam berinteraksi dengan realitas. Adapun
lokus gerakan PW IPM Banten ini diorientasikan kepada titik fokus program internal
dan eksternal dengan mempertimbangkan kebijakan PP IPM dan problematika yang
dihadapi saat ini. Seperti yang digambarkan pada diagram berikut:

Mapping Lokus Kebijakan


Problem PP IPM
Gerakan

- Idiologi Fokus Internal


Jihat Literasi
- Kaderisasi

- Jaringan Fokus Eksternal - Jaringan


- Gerakan Lingkungn
- Membela
Teman
Siskulasi Strategi Pencerdasan Sebaya
Gerakan Pemberdayaan
Pembebasan

Perkembangan IPM dewasa ini ditengah pemekaran yang cemerlang itu tumbuh
kecenderungan adanya pelonggaran nilai-nilai serta menipisnya semangat dan
keterkaitan ruhaniah tersebut di sebagian lingkungan IPM di berbagai tingkatan.

Selain itu dengan datangnya pengaruh luar yang membentuk trend atau
kecenderungan lain berupa nilai-nilai non-Muhammadiyah bahkan nilai-nilai non-
Islam juga telah melahirkan tujuan-tujuan serta pola perilaku baru dalam ber-IPM
sehingga menjadi masalah tersendiri. Jika kecenderungan baru itu meluas dalam
Muhammadiyah dan IPM maka bukan sekedar akan menjadi sumber konflik,
pergeseran motivasi dan perilaku ber-IPM, akan tetapi sekaligus merupakan referensi
baru yang akan menyentuh aspek ideologi Muhammadiyah dan IPM baik dalam
persepsi nilai-nilai Islam maupun dalam perilaku organisasi, sehingga menjadi
persoalan mendasar. Maka dengan adanya lokus gerakan IPM Banten dapat membagi
fokus dalam mengatasi masalah baik fokus internal maupun fokus eksternal.

14
Khittah Perjuangan IPM dan Nilai-Nilai Gerakan IPM tercantuh di Sistem Perkaderan IPM (SPI)
Kuning dan menjadi dasar falsafah pergerakan IPM.
Sehingga dapat di petakan dalam konsep gerakan yang mengarah kepada fokus
permasalahan tersebut dengan membagi fokus program bidang.

Fokus Internal adalah pembagian ruang lingkup program ke dalam permasalahan


internal IPM Banten dengan proses pencerdasan sebagai wujud jihad literasi.
Sedangkan focus eksternal adalah pembagian ruang lingkup program ke dalam
permasalahan eksternal IPM Banten dengan proses pemberdayaan.

Secara keseluruhan program bidang yang dibagi berdasarkan titik focus tersebut
didasari oleh 8 sistem gerakan IPM yang 7 diantaranya termaktub di dalam materi
Muktamar XX IPM di Samarinda 2016 :

1. Keilmuan

Maksudnya program dan aktivitas IPM sebagai organisasi harus dilandasi oleh
prinsip keilmuan yang dicirikan sebagai berikut:
 Rasional/logis
 Berbasis kebutuhan pelajar
 Berbasis riset
 Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang terjadi.
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM harus karena tujuan
keilmuan yakni sebagai sarana mempelajari ilmu dan pengetahuan.

2. Kekaderan
Maksudnya program dan aktivitas IPM selalu dilandasi oleh nilainilai kekaderan.
Semua yang dilakukan IPM dalam proses berorganisasi selalu bersifat
pemberdayaan anggota. Kekaderan meliputi:
 IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam aspek
pemahaman.
 IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam aspek
pemahaman paradigma.
 IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam aspek
pemahaman gerakan.

3. Keberpihakan
Keberpihakan maksudnya ialah segala program dan aktivitas IPM harus jelas
letakkeberpihakannya terhadap aspirasi pelajar. IPM memiliki tanggungjawab
untuk membawa aspirasi pelajar dan mengadvokasinya. Kata “keberpihakan”
menunjukkan bahwa posisi IPM tidak netral terhadap keadaan. IPM harus terlibat
aktif atas kepentingan pelajar. Keberpihakan adalah salah-satu kriteria capaian
umum yang sangat penting bagi IPM.

Dalam banyak kasus IPM harus mampu berpihak pada mengadvokasi kepentingan
kelompok pelajar-rentan (pelajar difabel, pelajar perempuan, pelajar putus
sekolah, pelajar dari kelas sosial menengah ke bawah). Dengan demikian capaian
umum keberhasilan IPM terletak pada kemampuannya menunjukkan
keberpihakan yang semakin dibutuhkan.

4. Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai kriteria capaian umum IPM berarti segala gerak IPM
senantiasa ditujukan bagi proses pengembangan kemampuan anggotanya.
Pemberdayaan berarti proses pengembangan kapasitas, kemampuan, kreatifitas,
dan kekuatan pelajar. Konsep pemberdayaan yang digunakan oleh IPM selalu
bersifat partisipatoris dan dua arah. Proses pemberdayaan dalam IPM bertujuan
sebagai cara membentuk integritas, kemandirian, kecakapan, dan keterampilan
yang dibutuhakn dalam kehidupan sehari-hari.

5. Keislaman
IPM merupakan organisasi berbasis pelajar dengan nilai-nilai keislaman; tauhid.
Keislaman sebagai salah-satu kriteria capaian umum berarti IPM dalam
menjalankan organisasi harus menyadari posisinya sebagai sayap dakwah Islam
Muhammadiyah. IPM bertanggungjawab memformulasikan model dakwah yang
ramah, menyenangkan, dan membawa manfaat bagi pelajar dan remaja pada
umumnya. IPM dituntut untuk selalu menawarkan inovasi dakwah bagi mada
mudi.

6. Kemanusiaan
Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi di dalam pengembangan organisasi
harus bersifat manusiawi. Mengakomodir segala kapasitas yang ada pada anggota
IPM. IPM bertanggungjawab untuk menjadi wadah bagi pelajar secara
keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi aspirasi kelompok sosial
pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.

Sejak Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan meletakkan visinya sebagai


gerakan pencerahan yang membangun kesejahteraan masyarakat. Metode KH.
Ahmad Dahlan dalam berdakwah tidak difokuskan hanya pada satu titik sektor
keagamaan. Lebih dari itu, orientasi dakwah beliau lebih luas menjawab segala
bentuk realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

7. Keorganisasian
Keorganisasi berarti berfungsinya IPM sebagai sebuah sistem. Landasan semua
program IPM adalah sistem, di mana IPM bergerak atas sistem yang berfungsi.
Pemimpin IPM harus mampu mengayomi dan mewadahi setiap anggota agar
dengan ikhlas berperan maksimal di IPM, dengan berbagai strategi manusiawi
yang dapat ditempuhnya. IPM adalah organisasi, maka sudah sewajarnya
dijalankan berdasarkan pada sifat keorganisasian. Semua program dan kebijakan
IPM harus didasarkan pada musyawarah mufakat. Organisasi IPM dijalankan
dengan melibatkan kesepakatan semua pihak.

8. Perubahan
Secara definitif, tiap zaman mengalami peralihan di berbagai aspek kehidupan.
Untuk menyiasati hal itu, pelajar sudah semestinya bergerak mengikuti alur
kekinian. Maka, etos perubahan bagi seorang pelajar visioner merupakan sesuatu
yang fardu senantiasa bergelora di setiap pergerakan. Inovasi-inovasi pelajar
jangan dibatasi, namun perlu didampingi. Karena inovasi mereka merupakan
ujung tombak kemajuan bangsa.

Spirit perubahan bagi IPM sendiri merupakan bagian dari ruh organisasi yang
tidak dapat dipisahkan. Sebab, perjalanan IPM dari masa ke masa pun selalu
mengalami perubahan mengikuti dinamika pelajar kekinian. Sebagaimana teori
Hegel yang menyatakan ada tesa (sebuah ilmu), kemudian dipatahkan dengan
anti tesa (sebuah kritik) sehingga melahirkan sintesa (ilmu baru) yang selaras
dengan kondisi saat ini.
AGENDA AKSI

1. Gerakan Komunitas Kreatif

Pendahuluan

Problem yang menginggapi IPM adalah banyaknya pelajar Muhammadiyah


termasuk pelajar lainya yang tidak kenal dengan IPM. Gerakan IPM terkesan
Struktural, rutinitas, menjenuhkan, dan tidak sesuai dengan selera anak-anak
muda sekarang. Tantangan zaman yang semakin terus mengubah (Arus
Globalisasi: budaya pop). Sehingga sangat perlu sebuah breaktrough (terobosan
baru) agar IPM tetap eksis dan disukai di kalangan pelajar. Munculnya komunitas
yang beragam yang lebih disukai daripada IPM, seperti komunitas pecinta alam,
komunitas sufi (suka Film), komunitas menulis, komunitas online, komunitas etnis,
DLL. ini harus dijawab IPM.

Kaitannya dengan IPM yang mencoba mengapresiasi, kretifitas pelajar. Sebgai


upaya membumikan “Gerakan Pelajar Berkemajuan: Paradigama Gerakan Ilmu”
melalui pengembangan dengan cara mengapresiasi aktivitas pelajar yang kreatif
dan inovatif dengan berbasis komunitas. Mengapa? Basis IPM adalah pelajar.
Lebih khusus pelajar SMP dan SMA. Otomatis semuanya masih remaja. Pantas,
jika muktamar pada 2006 IPM menegaskan basis masanya ialah pelajar dan
remaja. Pelajar dan remaja sebagai obyek dalam organisasi IPM.

Secara psikis dan behavioritisnya usia remaja atau pelajar mempunyai potensi
untuk bias dilejitkan dengan pembentukan dan pengembangan diri pada jiwa
remaja atau pelajar. Sebagai berikut:
1. Memiliki sensitifitas emosi tinggi
2. Memiliki kecendrungan memberontak untuk dapat berdiri sendiri dan kritis
3. Nge-group, berkumpul dengan teman sebaya
4. Memiliki kecendrungan menciptakan hal yang baru dan menantang (inovatif)
5. Menemukan jalan lain atau arus yang berbeda dari sebelumnya)

Keenam uraian diatas, memberikan pemahaman bahwa secara kodratinya atau


asalnya, pada taraf usia remaja, komunitas merupakan sebuah lajur kehidupan.
Boleh dikata, kecendrungan remaja untuk berhimpun dalam sebuah komunitas,
merupakan sesuatu yang tidak bias dielakkan keberadaanya. Sehingga, komunitas
merupakan saran dan tempat yang dapat menyalurkan hasrat secara psikiologis
dan behavioristiknya, dalam mengantarkan jatidirinya untuk menjadi manusia
seutuhnya.

Metodologi komunitas kreatif

Memulai sebuah komunitas tidak dapat dilepaskan dengan unsure-unsur


komunitas itu sendiri. Dalam karakter Gerakan Pelajar Berkemajuan dapat
digunakan tiga karakter utama dalam membentuk komunitas yaitu, pencerdasan,
pemberdayaan, pemebabasan sebagai prinsip membentuk komunitas unsure-unsur
tersebut meliputi :

Riset / Iqra’

Pencerdasan

GPB
Pemberadayaan

Pembebasan

Dakwah pencerdasan. Ini adalah strategi dakwah yang beroirentasi pemecahan


maslah yang dihapi oleh pelajar . jika ingin mendakwai anak jalanan maka harus
memcahkan masalah mereka seperti kemiskinan, aleniasi. Dakwah bersifat
problem solving. Pencerdasan ialah memajukan
Dakwah Pemberdayaan. ini adlah dakwah yang bersifat melibatkan pelajar.
Kegiatan dimulai dari mengidentifikasi problem pelajar, potensiyang meraka
miliki, dan melakukan analisis sehingga dapat sipetakan masalah dan kebutuhan
pelajar.
Dakwah Pembebasan ialah perubahan dari kondisi tertinggal menjadi tumbuh
dan berkembang dan terbelenggu dan tertindas menjaditerbebaskan.
Mengelolah Komunitas
Bagimana dengan komunitas pelajar? Komunitas seperti apa yang dapat
membuat remaja kita “jatuh cinta”? menjawab peetanyaan tersebut tentunya
tidapat lepas dengan kejiwaan remaja yang menyelimuti kehidupanya. Maka
kunci pokok untuk itu adalah “memahami remaja dengan sebenar-benarnya”.
Adpaun corak komunitas remaja yang dapat mebuat para kaum muda tertarik
untuk bergabung dengan berlandaskn beberapa hal berikut:
- Komunitas yang dibentuk penuh dengan nuansa “tantangan”
- Komunitas yang sesuai dengan minat bakat remaja
- Komunitas yang bersifat cultural (tidak formal atau saklek)
- Komunitas yang bersama-sama menuntut pastisipasi seluruh elemant
remaja (nge-group)
Keepat hal tersebuit, terbugkus dalam nuansa kreatifitas dan inovasi dalam
pengembangan remaja berkualitas dengan berlandaskan aktifatas edutainment
(edukasi dan entertainment).
Unsur-unsur Komunitas Kreatif
Perlu diperhatikan juga dalam sebuah komunitas, bahwa dalam perjalanannya
sebuah komunitas memiliki mas atau tahapan dalam perjalanannya, baik dalm
pembentukan tahapkonflik, normalisai, prestasi/.

- Tujuan
1. menciptakan wadah untuk mengapresiasi potensi dan minat pelajar
2. mengembangkan dan meningkatkan berbagai minat ragam dan potensi
pelajar
3. pelajar dapat menyalurkan minat dan bakat
4. pelajar mempunyai keahlian (softskill) khusus
5. terbinanya pelajar yang dapat mengokohkan organisasi dalam bidang
bidang keilmuan, kesenian, kebudayaan, teknologi

- Target
1. timbulnya kesadaran pada Pimpinan Daerah IPM untuk membentuk
Komunitas
2. Terbentuknya komunitas berbasis Hobby sesuai dengan kebijakan dan
kebutuhan local di setiap level pimpinan Daerah Se-Jawa Timur mnimal
satu komunitas
3. Komunitas menjadi wadah proses pembinaan dan kaderisasi kader IPM.

2. Gerakan Jihad Literasi

Pendahuluan
Hasil studi PISA (Program For Interantional Student assessment), yaitu studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan matematika dan IPA, menunjukan peringakat
Indonesia baru bias menduduki 10 besar dari 65 negara. Hasil study TIMSS
(Trend In International Mtahematics and science Study) menunjukan bahwa
pelajar Indonesi berada pada rangking amat rendah dalam kemapuan 1)
memahami informasi yang komplek 2) Teori, analisis dan pemecahan maslah 3)
pemakaian alat, prosedur, dan pemecahan masalah dan 4) melakukan investigasi.
Hasil study ini menunjukan perlunya ada perubahan orientasi kurikulum dengan
tidask membebani pesrta didik dengan konten namun pada aspek kemapuan
esnsial yang diperlukan.

Menyikap hal itu semua, sudah sekiranya IPM sebagai Organisasi pelajar untuk
ikut andil mengentaskan Indonesiadari masalah mionat baca. Melalui gerakan
JihaT Literasi itulah IPM mampu membantu Indonesia keluar dari lingkaran
terendah literasi.

Tujuan
a. Mewujudkan tradisi gemar membaca dan mendiskusikan intisari dalam bacaan
tersebut
b. Membuat keompok-kelompok kecil untuk melakukan pengkajian ilmiah serta
membrikan solusi yang solutif untuk public
c. Membentuk pelajar yang berwawasan luas dan berkemajuan
Target
A. Terciptanya ruang komunitas-komunitas sebagai pengkaji terhadap wacana-
wacana pelajar masa kini
B. Terbentuknya basis-basis massa pelajar muhammadiyah yang mengrti dan
memahami agenda setting tentang isu public
C. Hadirnya seorang pelajar Muhammadiyah yang mampu menggerakkan opini-
opini public menjadi kajian ilmiah yang bias di pecahkan.

Bentuk Aksi
A. melakukan pembentukan komunitas baca sebagai wadah dari jihad literasi
B. Diskusi buku atau arisan buku
C. Pelatihan Jurnalistik atau kepenulisan
D. Mengadakan forum-forum kecil yang mamou merangsang pengetahuan kader
Sasaran
Seluruh anggota dari Pimpinan Ranting sampai Wilayah Se-Jawa Timur
Penyelenggara
PimpinanIPM setempat dari ranting hingga Wilayah Se-Jawa Timur

3. Gerakan Mandiri Pelajar


Pendahuluan
Tahun 2016 merupakan tahun di mana kebijakan MEA mulai di terapkan oleh
pemerintah negara-negara ASEAN ,termasuk Indonesia. Artinya, tenaga kerja
asing akan beseliweran di negara ini. Begitu pula sebaliknya, pekerja Indonesia
pun akan tersebar di beberapa negara ASEAN.
MEA adalah pasar tunggal yang di setujui negara-negara di ASEAN pada dekade
lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam
istilah asing MEA disebut sebagai ASEAN Economics Community.
Masyarakat ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan barang
atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja proesional, seperti dokter, pengacara,
akuntan dan lainya. Namun, beberapa ahli seperti Ketua Advokat Indonesia, Otto
Hasibuan, dan Ketua Institut akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo,
menyatalan bahwa masyarakat Indonesia belum siap bersaing dengan negara lain.

Menyikapi hal itu, kiranya kader IPM harus menyiapkan diri dengan melakukan
gerakan mandiri pelajar untuk bersaing dengan negara asing.

Tujuan
a. Mewujudkan tradisi kader mandiri
b. Membuat keompok-kelompok kecil koperasi atau wirausaha
c. Membentuk pelajar yang berwawasan wirausaha
Target
a. Terciptanya ruang komunitas-komunitas sebagai pengkaji terhadap wacana-
wacana dan isu terkini
b. Terbentuknya basis-basis massa pelajar muhammadiyah yang berjiwa wirausaha
c. Hadirnya seorang pelajar Muhammadiyah yang mampu menggerakkan roda-
roda ekonomi

Bentuk Aksi
a. melakukan pembentukan koperasi atau kantin
b. Pelatihan Wirausaha
c. Mengadakan forum-forum kecil yang mampu merangsang jiwa kewirausahaan

Sasaran
Seluruh anggota dari Pimpinan Ranting sampai Wilayah Se-Jawa Timur
Penyelenggara
PimpinanIPM setempat dari ranting hingga Wilayah Se-Jawa Timur
KERANGKA KEBIJAKAN PROGRAM

Tujuan dan Visi Ideal


“IPM sebagai rumah apresiasi da aktualisasi pelajar Jawa Timur.”

Fokus Gerakan
“Pembangunan kualitas pelaku gerakan pelajar sebagai agen pencerahan untuk
kemajuan bangsa dengan membawa nilai-nilai luhur yang terintegrasi dengan
peradaban unggul.”

Garis Besar Kebijakan Program IPM Jawa Timur

Bidang Kepemimpinan
Visi Terciptanya kepemimpinan yang kuat dan preogsesif menuju
gerakan IPM yang transformatif. Hal tersebut meliputi
pengelolaan kepemimpinan dan manjemen serta penataan
mekanisme dan sistem
Sistem Gerakan Mengembangkan sistem organisasi IPM yang maju, efektif, dan
profesional.
Organisasi dan Meningkatkan kualitas dan fungsi-fungsi kepemimpinan organisasi
Kepemimpinan diberbagai tingkatan yang berbasis pada penerapan budaya kerja
organisasi yang manusiawi, apresiatif, amanah dan terukur.
Jaringan Memperkuat jaringan kelembagaan IPM di Indonesia melalui
komunikasi intensif dan pendampingan sehingga
Sumberdaya Meningkatkan kualitas kepemimpinan diberbagai tingkatan yang
mampu bersinergi membangun organisasi.
Aksi a. Optimalisasi kinerja da partisipasi pimpinan
b. Optimalisasi peran lembaga kepemimpinan
c. Peningkatan konsolidasi gerakan secara komprehensif ke akar
rumput melalui pembinaan dan pendampingan.
d. Pengembangan komunikasi eksternal
Bidang Administrasi Umum
Visi Terciptanya administrasi organisasi yang tertib, rapi dan
memudahkan proses organisasi.
Sistem Gerakan Mengembangkan sistem administrasi yang terintegrasi dengan
teknologi informasi.
Organisasi dan Meningkatkan kualitas dan fungsi-fungsi yang bersifat administratif
Kepemimpinan di berbagai tingkatan.
Jaringan Membangun basis data kader dan gerakan yang berorientasi pada
teknologi infomasi.
Sumberdaya Meningkatkan dan masifikasi keahlian administratif kader di
semua lini tingkatan.
Aksi a. Optimalisasi sosialisasi sistem administrasi IPM.
b. Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan
admninistrasi organisasi.
Bidang Keuangan
Visi Membangun prinsip kemandirian organisasi yang secara finansial
tidak bergantung pada pihak-pihak lain yang mengikat. Serta
bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan.

Sistem Gerakan Mengembangkan sistem keuangan yang transparan dan


akuntabel.
Organisasi dan Mengoptimalkan pengelolaan keuangan dan stabilitas finansial di
Kepemimpinan segala lini tingkatan.
Jaringan Bekerjasama dengan bidang pengembangan kreatifitas dan
kewirausahaan dalam membangun pondasi finansial ikatan.
Sumberdaya Membentuk kader yang ahli dalam pengelolaan strategi finansial
yang akuntabel.
Aksi a. Penataan admnistrasi keuangan
b. Optimalisasi penggalian, pengelolaan dan pemanfaatan dana
organisasi
c. Mengembangkan spirit kewirausahaan untuk menopang dana
organisasi
Bidang Organisasi
Visi Membangun manajemen organisasi yang efektif, efisien dan
transformatif serta komprehensif di degala lini tingkatan.
Sistem Gerakan Membangun sistem komunikasi organisasi di segala tingkatan
dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Organisasi dan Mengoptimalkan manajemen organisasi dan posisi hierarkis
Kepemimpinan struktural untuk mencapai visi bidang.
Jaringan Membangun komunikasi yang progresif dan konsolidatif ke
berbagai tingkatan sampai ke akar rumput.
Sumberdaya Mengoptimalkan kinerja sumberdaya manusia, sumberdaya
teknologi dan berbagai jenis sumberdaya lainnya untuk
kelancaran jalannya organisasi.
Aksi a. Penelitian potensi organisasi
b. Konsolidasi dan tata kelola organisasi
c. Pengembagan dan penguatan fungsi struktur organisasi
Bidang Perkaderan
Visi meningkatkan kekuatan dan kuaitas kader baik peran dan
ideologi gerakan dengan mengoptimalkan sistem perkaderan
yang berorientasi masa depan.
Sistem Gerakan Memperkuat kapasitas kader dan idiologi dengan
mengoptimalkan sistem perkaderan IPM dengan mengadakan
Pelatihan Kader Taruna Melati 2 secara massif yang berdaya
emansipatif dan mencerahkan.
Organisasi dan Mendukung segala proses kaderisasi baik dalam wujud formal,
Kepemimpinan informal, dan nonformal. Berkomitmen untuk menjaga proses
perkaderan yang mausiawi, apresiatif, dan fokus pada
pengembangan kapasitas diri kader sebagai generasi berkemajuan.
Jaringan Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara tersistem antar
pemimpin dalam hal pelaksanaan perkaderan di berbagai
tingkatan.
Sumberdaya Membentuk dan meningkatkan kualitas fasilitator dan membina
fasilitator yang mampu mengembangkan perkaderan fungsional
yang lebih relevan dan kompatible dengan kepentingan dan
kebutuhan para kader.
Aksi a. Meningkatkan kualitas perkaderan dalam segala aspek,
meliputi materi, pengelolaan, metode, strategi, dan orientasi
perkaderan agar lebih relevan dengan kebutuhan kader.
b. Massifikasi perkaderan transformator basis komunitas dengan
memberdayakan, mencerdaskan, dan membebaskan.
c. Mentoring dan pendampingan pasca pelatihan kader
d. Peningkatan kapasitas pada setiap kader inti ikatan serta
pemantapan ideologi gerakan.
e. Transformasi kader inti ikatan dalam berbagai ranah
persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan.
Bidang Kajian dan Dakwah Islam
Visi Penanaman nilai-nilai ajaran islam secara kritis, sehingga dapat
membangun identitas pelajar muslim yang memiliki akhlaq
karimah
Sistem Gerakan Menghidupkan dakwah dan kajian Islam yang mampu merespon
dinamikan dan kebutuhan zaman sehingga menjadikan Islam
sebagai sumber inspirasi melalui pelatihan Da’i Pelajar
Muhammadiyah.
Organisasi dan Mengoptimalkan peran bidang kajian dakwah Islam dalam
Kepemimpinan mendorong penyadaran spiritual yang berorientasi kepada spirit
Islam berkemajuan.
Jaringan Membangun sinergi dan kerjasama secara sistematik untuk
memperkuat kerja dakwah pelajar Muhammadiyah sekaligus
dalam rangka menciptakan kolaborasi yang mampu memberi
dampak luas spirit Islam berkemajuan.
Sumberdaya Meningkatkan kapasitas, kualitas dan kuantitas mubaligh pelajar
untuk memenuhi kebutuhan dakwah di kalangan pelajar sehingga
ajaran Islam menjadi inspirasi kreatif pelajar.
Aksi a. Pengembangan dan implementasi dakwah dengan teknologi
informasi.
b. Penyempurnaan dan sosialisasi konsep dakwah IPM dengan
onsep GJDJ (gerakan jamaah dakwah jamaah) dan dakwah
kultural muhammadiyah dalam konteks IPM.
c. Pengembang kegiatan yang berorientasi pada dakwah di
kalangan pelajar.
Bidang Pengembangan Imu Pengetahuan
Visi Terciptanya tradisi berfikir kritis, penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan massifikasi gerakan jihad literasi dikalangan
pelajar.
Sistem Gerakan Membangun tradisi iqro’ di lingkungan IPM sebagai bagian dari
pengembangan gerakan ilmu melalui gerakan literasi.
Organisasi dan Menguatkan kapasitas kepemimpinannya yang mampu
Kepemimpinan mengembangkan program-program penelitian dan ilmu
pengetahuan-teknologi sebagai basis pengambilan kebijakan dan
pengembangan kemajuan.
Jaringan Membentuk dan bersinergi dengan komunitas literasi untuk
menumbuhkan tradisi keilmuan di kalangan pelajar.
Sumberdaya Menyiapkan kader yang mampu berpikir kritis, apresiatif dan
bersikap ilmiah dalam mengoptimalkan gerakan ilmu di kalangan
pelajar.
Aksi a. Peningkatan ilmu pengetahuan melalui adannya komunitas
kreatif dan ilmiah dikalangan pelajar.
b. Menumbuhkan komunitas-komunitas rumah baca dan
pengadaan literasi
c. Melakukan pendampingan pentingnya tradisi keilmuan dan
membaca
d. Penyadaran akan pentingnya menguasai teknologi
Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
Visi Berkembangnya seni-budaya dan olahraga di kalangan pelajar
berspirit Islam berkemajuan dan mencerahkan peradaban manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan berakhlak mulia dan sehat
jasmani-rohani.
Sistem Gerakan Meningkatkan upaya pengembangan seni budaya dan olahraga di
kalangan pelajar yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
Muhammadiyah melalui kegiatan apresiasi seni dan budaya serta
dengan menyelenggarakan pekan olahraga pelajar.
Organisasi dan Menguatkan kapasitas kelembagaan seni, budaya, dan olahraga di
Kepemimpinan semua jenjang kepemimpinan.
Jaringan Menguatkan jaringan komunitas seni, budaya, dan olahraga di
kalangan pelajar.
Sumberdaya Mengangkat potensi seni dan budaya dengan berorientasikan
kearifan lokal serta mengangkat potensi pelajar dalam bidang
olahraga agar mampu bersaing di kancah yang lebih luas.
Aksi a. Pengembangan, kajian budaya
b. Melestarikan seni dan budaya lokal
c. Membudayakan olahraga dikalangan pelajar dan
pemberdayaan komunitas basis hobi, minat, dan bakat.
Bidang Advokasi
Visi Terwujudnya kesadaran advokatif dilingkungan IPM atas
persoalan-persoalan agama, pendidikan, budaya, sosial-politik
dan ekonomi yang menjadi lokus gerakan IPM sebagai “gerakan
pelajar berkemajuan” wujud dakwah amar ma’ruf dan nahi
munkar di kalangan pelajar.
Sistem Gerakan Mengembangkan kesadaran advokatif dan emansipatif serta
mengintesifkan kajian-kajian khusus tentang isu-isu strategis
advikasi hak-hak pelajar serta kebijakan nasional yang
menyangkut kepentingan pelajar melalui pendampingan
advokatif.
Organisasi dan Menguatkan kapasitas kepemimpinan dan kelembagaan di
Kepemimpinan kalangan pelajar yang responsif terhadap isi-isu strategis advokasi
hak-hak pelajar serta kebijakan pemerintah yang menyangkut
kepentingan pelajar melalui pengembangan sekolah advokasi dan
tindakan pendampingan advokatif.
Jaringan Meningkatkan usaha dan mengembangkan kerjasama dengan
pemerintah dan berbagai lembaga untuk kepentingan penegakan
hukum dalam berbagai aspek termasuk dalam pemberantasan
korupsi.
Sumberdaya Memfasilitasi pengembangan kualitas pelajar yang memiliki
kapasitas dalam bidang advokasi yang amanah, profesional dan
mengembangkan misi IPM.
Aksi a. Identifikasi persoalan-persoalan dan kebijakan-kebijakan
politik yang tidak sesuai pada hak-hak pelajar
b. Melakukaan kerja-kerja penyadaran, pemberdayaan dan
pembelaan terhadap hak-hak pelajar yang di selewengkan
c. Responsif terhadap isu-isu pelajar yang berkembang
Bidang Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan
Visi Berkembangnya budaya kewirausahaan di kalangan pelajar
sebagai wujud dari daya kreatif dan prinsip kemandirian pelajar.
Sistem Gerakan Menumbuhkan kemandirian pelajar dengan nilai-nilai
entrepreneurship sejak dini melalui pendidikan
sosio.enterpreneurship dan pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
Organisasi dan Menguatkan bidangkewirausahaan, mengembangkan sistem
Kepemimpinan manajemen bisnis dan tata kelola ekonomi serta pemanfaatan
aset-aset untuk mendorong kemandirian ekonomi IPM.
Jaringan Mengintensifkan kerjasama dan kolaborasi dalam rangka
pengembangan daya kreatif bidang sehingga menjadi kekuatan
yang bermanfaat luas.
Sumberdaya Menciptakan sikap mandiri, terampil dan kreatif di kalangan
pelajar Jawa Timur.
Aksi a. Membangun sistem kewirausahaan untuk mendukung
ekonomi organisasi.
b. Memberikan motivasi bagi para pelajar Jawa Timur mengenai
pentingnya kreatifitas dalam berwirausah.
c. Pemberdayan pelajar dalam meningkatkan keterampilan diri
sejak dini menuju kemandirian.
Bidang Ipmawati
Visi Memperkuat dan mendukung penuh peran pelajar perempuan
sebagai kader kemanusiaan, kebangsaan, keummatan dan
persyarikatan melalui dukungan emansipatif bagi keterlibata
perempuan dalam dimensi kehidupan.
Sistem Gerakan a. Mengkaji, mengembangkan dan mendorong isu-isu tentang
hak-hak aksesibilitas pelajar perempuan dalam menggunakan
ruang publik, bebas dari diskriminasi, kekerasan, dan stigma
atau stereotip kultural yang menciptakan perempuan sebagai
kelompok rentan.
b. Meningkatkan kepedulian dan respon terhadap permasalahan
pelajar perempuan serta permasalahan remaja perempuan
pada umumnya.
c. Meningkatkan pengkajian gerakan-gerakan perempuan peduli
pendidikan baik dikalangan pelajar.
d. Meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu perkembangan
hukum, politik, sosial, ekonomi dan budaya.
e. Meningkatkan progresifitas perempuan dalam memandang
isu-isu kekinian terutama kekerasan pelajar perempuan.
f. Mengoptimalisasi potensi kader putri Muhammadiyah dan
proses kaderisasi melalui Pendidikan Kahusus Ipmawati
(Diskusti).
g. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami
kebutuhan pelajar perempuan terutama yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi melalui Pendampingan
Kesehatan Reproduksi Pelajar (Pekarejar).
Organisasi dan a. Mampu mengajak dan meningkatkan usaha-usaha advokasi
Kepemimpinan terhadap kekerasan perempuan terutama human trafficking
yang merusak kehidupan keluarga dan masa depan bangsa di
kalangan antar organisasi perempuan maupun OKP.
b. Menjadikan kader perempuan sebagai penyelaras dan
penegasan terkait perannya dengan isu-isu kontemporer
seperti perdagangan perempuan khususnya di bawah umur,
eksploitasi pelajar sampai pada persoalan secara struktur
maupun secara teologis.
c. Mampu memperjuangakan hak-hak pelajar perempuan tanpa
memandang diskrimininasi terhadap kelompok yang
cenderung memarjinalkan perempuan.
Jaringan a. Mengoptimalkan potensi kader putri (IPM) dalam proses
kaderisasi khususnya di lembaga ortom Muhammadiyah yaitu
Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah.
b. Meningkatkan usaha dan kerjasama dengan berbagai pihak
dalam mencegah sekaligus mengadvokasi kejahatan Human
Trafficking yang pada umumnya menimpa kaum pelajar
perempuan.
c. Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder yang peduli
terhadap perempuan dengan memberikan pendampingan
serta, pencerdasan emosional maupun spiritual di kalangan
pelajar.
d. Mendukung program-program yang berkomitmen terhadap
proses emansipasi perempuan.
Sumberdaya Terus melakukan pencerdasan, pendampingan dan penyadaran
terhadap perempuan diberbagai sektor publik sehingga adanya
transformasi kader perempuan dari masa ke masa sehingga tidak
ada lagi diskriminasi maupun termarjinalkan baik dilingkungan
sekolah serta lingkungan masyarakat secara luas.
Aksi a. Aktif melaksanakan pengajian dan diskusi dalam rangka
peneguhan ideologi gerakan Muhammadiyah dan IPM.
b. Menguatkan gerakan perempuan melalui komunitas-
komunitas anti kekerasan.
c. Melaksanakan seminar kesehatan produksi yang mampu
menanamkan pemahaman terhadap perempuan.
d. Mengembangkan gerakan literasi untuk mengajak para
pelajar perempuan untuk terus bergerak pada pencerdasan
diri.
e. Konsen terhadap isu-isu terkini terkait persoalan petempuan.
*Ditinjau dari materi Muktamar XX dan Tanfidz Musywil XIX serta disesuaikan
dengan Lokus Gerakan IPM Jatim dan Fokus Gerakan.
REKOMENDASI

A. Pemerintah Provinsi Jawa Timur


1. Mendesak pemprov JATIM untuk melaksanakan tata pemerintahan yang
bersih dan transparan secara profesional.
2. Mendesak pemprov JATIM untuk lebih aktif dalam upaya pemerataan
pendidikan di seluruh wilayah JATIM
3. Mendesak pemprov untuk memeberikan akses dan fasilitas untuk
mendukung kegiatan literasi (buku, taman baca dan perpustakaan)
4. Menuntut pemprov JATIM supaya segera menutup tempat prostitusi dan
pabrik minuman memabukkan
5. Mendesak pemprov JATIM supaya lebih aktif dalam memberikan fasilitas
kepada peneliti-peneliti muda
6. Memohon pemprov JATIM supaya lebih serius dalam upaya
menumbuhkan minat baca di masyarakat JATIM

B. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur


1. Memfasilitasi PWM JATIM untuk membantu program beasiswa bagi kader
yang aktif, berprestasi maupun yang kurang mampu untuk membantu
mengembangkan studi
2. Memfasilitasi perlibatan pimpinan IPM dalam pembinaan siswa/i di sekolah
Muhammadiyah
3. Mengotrol kinera PW IPM periode 2016/2018
4. Melibatkan partisipasi PW IPM dalam setiap kegiatan pendidikan di tigkat
provinsi
5. Memfasilitasi pengembangan PW IPM dari segi jarigan, ilmi dan materi
6. Memfasilitasi perlibatan IPM pada kegiatan majelis/lembaga yang berkaitan
dengan program PW IPM

C. Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur


1. Meminta kepada PW IPM JATIM agar dapat mengawal seluruh
rekomendasi yang telah tercantum dalam buku materi ini
2. Berusaha untuk merintis komunitas-komunitas kreatif pelajar berbasis
keilmuan (literasi), agama dan hobi di JATIM
3. Mendorong PW IPM JATIM agar menyediakan sarana penunjang bagi
komunitas pelajar
4. Meminta PW IPM JATIM supaya menyediakan web sebagai media publikasi
kegiatan IPM di seluruh JATIM
5. Meminta PW IPM JATIM supaya menyediakan web sebagai media publikasi
kegiatan IPM di seluruh JATIM
6. Meminta PW IPM untuk mendaftarkan nama-nama PRM, PRA, PRM PCA
se-JATIM
7. Meminta PW IPM menerbitkan buku sebagai pedoman dalam mendirikan
komunitas
8. Menghimbau PW IPM JATIM lebih responsive terhadap isu-isu terkini di
kalangan pelajar JATIM
9. Meminta PW IPM untuk serius dalam upaya membumikan SPI di JATIM
10. Meningkatkan provesionalitas dalam melaksanakan program kerja
DAFTAR PUSTAKA

Afif, Fida, dkk. 2013. Menjadi Pelajar Berkemajuan. Yogyakarta: PP IPM.


Diana Whitney, Amanda Trosten. 2010. The Power of Appreciative Inquiry, San
Francisco: Berrett-Koehler Publishers. 2010.
IPM Se-Jawa Timur. 2017. Seperti Ludruk. Lamongan: PD IPM Lamongan.
IPM. 2016. Panduan Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Samarinda: PP
IPM.
IPM. 2014. Panduan Muktamar XIX IKatan Pelajar Muhammadiyah. Jakarta: PP
IPM.
IPM. 2015. Panduan Musywil XIX IKatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur.
Kediri: PW IPM Jawa Timur.
IPM. 2016. Buku Panduan Konpida Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur.
Bojonegoro: PW IPM Jawa Timur.
IPM. 2016. Naskah Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Samarinda: PP IPM.
IPM. 2015. Buku Panduan Musywil XIX Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa
Timur. Kediri: PW IPM Jawa Timur.
IPM. 2015. Tanfidz Muktamar XIX Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yogyakarta,
Jakarta: PP IPM.
Khoirudin, Azaki. 2016. Demi Pena. Yogyakarta: PP IPM, Majelis Diktilitbang PP
Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai