Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODIFIKASI PERILAKU

TEMA: “ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Anak dalam Pembelajaran


Berbasis Daring Pada Masa Pandemi dengan Teknik Token Economy ”

Disusun oleh:

Dini Fitriandari (18104244013)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Modifikasi Perilaku dengan tema “upaya meningkatkan
motivasi belajar anak dalam proses pembelajaran berbasis daring di masa pendemi” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Modifikasi Perilaku. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang modifikasi perilaku bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Agus Basuki, selaku dosen mata kuliah
Modifikasi Perilaku yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 31 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………….................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian motivasi belajar…...……………………………………………………………... 3
a. Peran dan fungsi motivasi belajar……………………………………………………….... 3
b. Pentingnya motivasi belajar………………………………………………………….…… 4
B. Pengertian Pandemi Covid-19……………………………………………………………….. 4
C. Pengertian token economy………………………………………...………………………… 6
a. Tujuan token economy……………………………………………………………………. 8
b. Kelebihan dan kelemahan token economy……………………………………………….. 8
D. Teknik penerapan token economy…………………………………………………………… 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….……….... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merebaknya kasus Pandemi Covid-19 sampai saat ini mengharuskan semua proses
kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara waktu dilakukan di rumah. Hal itu
perlu dilakukan dilakukan guna meminimalisir kontak fisik secara masal sehingga dapat
memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Untuk mengisi kegiatan belajar mengajar yang
harus diselesaikan pada tahun pelajaran ini, pemerintah mengambil kebijakan pembelajaran
dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh dengan media daring baik menggunakan ponsel atau
laptop.Media daring dirasa sangat efektif sebagai langkah solutif untuk mencegah penyebaran
Covid-19 di lingkungan pendidikan.
Purwanta (2012: 148) menyatakan bahwa Token Economy atau tabungan kepingan
merupakan salah satu teknik modifikasi perilaku dengan cara pemberian satu kepingan (atau satu
tanda, satu isyarat) sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul. Pendapat-
pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Martin dan Pear (2009: 323) yang menyatakan, token
economy adalah sebuah program dimana sekelompok individu akan memperoleh tokens ketika
mereka melakukan perilaku yang ditargetkan, dan dapat menukar tokens tersebut dengan hadiah.
Tokens merupakan pengukuh yang disyaratkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan peran dan fungsi motivasi belajar ?
3. Apa sajakah pentingnya motivasi belajar ?
4. Apakah yang dimaksud dengan pandemi covid-19 ?
5. Apakah yang dimaksud dengan token economy ?
6. Apa tujuan token economy ?
7. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan token economy ?
8. Bagaimana penerapan teknik token economy ?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu yang dimaksud dengan motivasi belajar

1
2. Untuk mengetahui dan memahmi apa itu peran dan fungsi motivasi belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya motivasi belajar
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pandemi covid-19
5. Untuk mengetahui dan memahami apa itu tocen economy
6. Untuk mengetahui tujuan token economy
7. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan token economy
8. Untuk mengetahui dan juga memahami bagaimana penerapan teknik token economy

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam
pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya
yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki
motivasi belajar yang tinggi.
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut,
antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang
kondusif.”
Selain itu, Winkel (2005: 160), menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu
tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman A. M (2007: 75), menjelaskan motivasi
belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa 10 yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh
daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan
untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.
a. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi belajar dan
pembelajaran, antara lain:
1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan
dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar
sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh
anak.

3
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk
belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil
yang lebih baik.

Selain itu, Oemar Hamalik (2011: 108), menyebutkan fungsi motivasi itu meliputi:
1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada perbuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor penggerak dalam
kegiatan belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi
belajar adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi sehingga untuk mencapai
prestasi tersebut peserta didik dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
b. Pentingnya Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Menurut Nana Syaodih
Sukmadimata (2004: 62), “motivasi mempunyai dua fungsi, yaitu mengarah (directional
function) serta mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing function)”.
Menurut Dimyati Mudjiono (2002: 85), motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi
siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Menyadarkan siswa pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar siswa.
3) Mengarahkan kegiatan belajar siswa.
4) Membesarkan semangat belajar siswa.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang di sela-
selanya ada istirahat dan bemain secara 24 berkesinambungan.
Dari beberapa hal di atas menunjukan betapa pentingnya motivasi belajar tersebut
disadari oleh siswa. Bila motivasi belajar disadari oleh siswa, maka siswa akan belajar dengan
baik sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran
guru berperan besar mengupayakan meningkatkan motivasi belajar. Guru dapat menumbuhkan
motivasi belajar seperti yang diungkapkan pada kajian teori yaitu memberi angka, hadiah,
kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil ujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

B. Pengertian Pandemi Covid-19

4
Covid-19 merupakan penyakit yang diidentifikasikan penyebabnya adalah virus Corona
yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini pertama kali dideteksi kemunculannya di
Wuhan, Tiongkok. Sebagaimana diketahui bahwa SARS-Cov-2 bukanlah jenis virus baru. Akan
tetapi dalam penjelasan ilmiah suatu virus mampu bermutasi membentuk susunan genetik yang
baru, singkatnya virus tersebut tetap satu jenis yang sama dan hanya berganti seragam. Alasan
pemberian nama SARS-Cov-2 karena virus corona memiliki hubungan erat secara genetik
dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Diketahui DNA dari virus SARS-Cov-2 memiliki kemiripan dengan DNA pada
kelelawar. Diyakini pula bahwa virus ini muncul dari pasar basah (wet market) di Wuhan,
dimana dijual banyak hewan eksotis Asia dari berbagai jenis bahkan untuk menjaga
kesegarannya ada yang dipotong langsung di pasar agar dibeli dalam keadaan segar. Kemudian
pasar ini dianggap sebagai tempat berkembang biaknya virus akibat dekatnya interaksi hewan
dan manusia.
Dari sini seharusnya kesadaran kita terbentuk, bahwa virus sebagai makhluk yang tak
terlihat selalu bermutasi dan menginfeksi makhluk hidup. Penyebarannya pun bukan hanya  antar
satu jenis makhluk hidup seperti hewan ke hewan atau manusia ke manusia tetapi lebih dari itu
penyebarannya berlangsung dari hewan ke manusia. Tentunya kita perlu mengambil langkah
yang antisipatif agar dapat meminimalisir penyebaran penyakit yang berasal dari hewan
(zoonosis) tanpa harus menjauhi dan memusnahkan hewan dari muka bumi.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk
memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar
melakukan physical distancing  yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat,
menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya
pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar
dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.
Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini
merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala
pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak
akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian
Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan
mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam
jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang
muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang
belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal
tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.
Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses
informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses
informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai.
Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum

5
lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang
penyimpanan gadget semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik
berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang
awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan,
kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut.
Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi
pendidikan di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk
menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini,
guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran.
Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi,
menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Dengan adanya kebijakan Work From Home
(WFH), maka mampu memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi
pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut,
membuat mereka dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti
pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan
target pencapaian dalam pembelajaran.
Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google
classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. Sarana-sarana tersebut dapat digunakan
secara maksimal, sebagai media dalam melangsungkan pembelajaran seperti di kelas. Dengan
menggunakan media online tersebut, maka secara tidak langsung kemampuan menggunakan
serta mengakses teknologi semakin dikuasai oleh siswa maupun guru.
Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan
tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum
pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan
pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik
dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan
dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru
tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.
Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan
kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki.
Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk
pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri,
tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru.

C. Pengertian Token Economy


Token economy merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan

6
pemakaian token (tanda-tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukan
perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan dipertukarkan dengan suatu obyek atau
kehormatan yang penuh arti.
Istilah program token economy merujuk pada sembarang sistem ketika seseorang dibayar
atas tindakan positifnya dan didenda jika melakukan tindakan negatif. Pembayaran dapat
dilakukan dalam bentuk koin atau poin, yang digunakan untuk membeli imbalan boleh berupa
barang atau hak istimewa (Edward 2006: 160). Token economy merupakan suatu prosedur
dimana beberapa token (kupon), misal kepingan poker, atau stiker) diberikan ketika muncul
perilaku yang dikehendaki dan dapat ditukar dengan benda-benda atau aktivitas yang diinginkan
(Davidson, 2010).
Martin dan Pear (1996) memaparkan bahwa token ekonomi adalah sebuah program
dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa tingkah laku yang
diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan sesuatu yang di anggap
subjek sebagai hal menyenangkan. Token ekonomi di buat berdasarkan prinsip conditioning
reinforcement. Conditioning reinforcement adalah stimulus yang tdak secara langsung
menguatkan tingkah laku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan
dengan reinforcer lain.
Susanti (2012) mendefinisikan token ekonomi sebagai salah satu bentuk pemberian imbalan
sebagai penguat secara simbolik. Dalam hal ini subjek diberikan motivasi dan reinforcement
berupa imbalan. Subjek akan diberikan imbalan apabila subjek bisa melakukan sesuai dengan
target yang telah disepakati. Kazdin (Nurmawati, 2013) berpendapat bahwa token ekonomy
merupakan penerapan operant conditioning dengan mengganti hadiah langsung dengan sesuatu
yang dapat ditukarkan kemudian. Disebut operant karena memberikan perlakuan terhadap
lingkungan yaitu berupa hadiah kepada tingkah laku.
Nurwanti (2013) menambahkan bahwa Hadiah atau ganjaran ini dapat digolongkan kepada
yang primer (yaitu yang berupa makanan, uang, alat-alat permainan, dan benda-benda nyata
lainnya) dan yang bersifat sekunder (yaitu yang bersifat pujian dari masyarakat, perhatian dan
perasaan terkenal). Dengan adanya hadiah, perilaku akan terus berulang atau muncul. Token
ekonomy merupakan salah satu contoh dari perkuatan ekstrinsik yang menjadikan seseorang
melakukan sesuatu untuk diraihnya yakni dapat meningkatkan perhatiannya baik dari tingkat
intensitas maupun dari tingkat validitas, tujuannya adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik
menjadi motivasi yang instrinsik, dengan cara ini diharapkan bahwa perolehan tingkah laku
yang diinginkan dapat menjadi ganjaran untuk memelihara tingkah laku yang baru.
Purwanto (2012) mengartikan token ekonomi atau tabungan kepingan sebagai salah satu metode
modifikasi perilaku dengan cara pemberian kepingan (Tanda) sesegera mungkin setiap kali
setelah perilaku-perilaku yang di harapkan muncul. Kepingan-kepingan ini yang nantinya dapat
di tukarkan dengan benda atau fasilitas tertentu yang diinginkan subjek. Benda yang di tukarkan
itu yang sering disebut dengan pengukuh idaman dari target. Salah satu contoh dari token
ekonomi adalah Ibu-ibu yang berbelanja di toserba dengan kelipatan tertentu. Kelipatan tertentu

7
itu dapat beberapa kupon dan jumlah kupon tertentu dapat di tukarkan dengan gelas cantik yang
motif dan modelnya dapat di pilih sendiri.
Secara singkatnya token economy merupakan sebuah system reinforcement untuk
perilaku yang dikelola dan diubah, seseorang mesti dihadiahi/diberikan penguatan untuk
meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan.

a. Tujuan penerapan Token Economy


Tujuan yang utama dari penerapan token economy adalah untuk menguatkan perilaku
yang diinginkan terhadap seseorang. Hal itu digunakan sebagai program untuk mengurangi
perilaku mereka yang tidak menyenangkan melalui sebuah struktur lingkungan treatment pada
setting yang mendidik. Setiap poin diterima oleh seseorang untuk perilaku yang diinginkan
dengan token. Token diberikan segera setelah perilaku yang diinginkan dan kemudian
dipertukarkan dengan reinforcer cadangan. Karena token dipasangkan dengan reinforcer lainnya,
ini akan menjadi sebuah pengkondisian reinforcer yang dapat memperkuat perilaku yang
diinginkan. Reinforcer cadangan dapat diperoleh hanya dengan membayar dengan token. Dan
token hanya dapat diperoleh melalui kemunculan perilaku yang diinginkan dan menghindari
perilaku yang tidak diinginkan.
Bagaimanapun, tujuan yang lebih utama dari Token economy untuk mengajar perilaku
yang sesuai dan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dapat digunakan dalam satu lingkungan
yang alami (wajar). Pendidikan khusus (untuk anak-anak dengan pengembangan atau belajar
mencatat, hiperaktivitas, kurangnya perhatian, atau kekacauan-kekacauan tingkah laku),
pendidikan regular/umum, perguruan tinggi, berbagai jenis-jenis dari rumah-rumah kelompok,
divisi-divisi militer , program panti rehabilitasi, pengaturan-pengaturan jabatan, keluarga
(perkawinan atau berbagai kesulitan orang tua), dan rumah sakit dapat juga menggunakan Token
Economy . Token Economy dapat digunakan secara individu atau di dalam kelompok-kelompok.
b. Kelebihan dan Kelemahan Token Economy
Keuntungan token economy:

1. Mereka dapat diberikan segera sesudah suatu perilaku yang diinginkan terjadi dan
dipertukarkan di waktu mendatang dengan backup reinforcers. Dengan demikian mereka
dapat dipakai untuk menjembatani penundaan yang sangat panjang antara respon target
dengan back up reinforcers, yang sangat penting ketika situasinya tidak praktis/ mustahil
untuk memberikan backup reinforcers sesudah perilaku.
2. Token mempermudah untuk mengatur penguat-penguat yang konsisten dan efektif
ketika menangani sekelompok individu.

8
Kelemahan token economy:
1. Kurangnya pembentukan motivasi renforce, karena token merupakan dorongan dari luar
diri.
2. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/ back up
reinforce.

D. Teknik penerapan token economy untuk meningkatkan motivasi belajar anak pada
masa pandemi

- Menentukan perilaku target


Perilaku target yang dimaksud, bisa berupa perilaku yang diinginkan dan bisa pula
perilaku yang tidak diinginkan. Untuk perilaku yang diinginkan, maka token economy digunakan
untuk meningkatkannya, sedangkan untuk perilaku yang tak diinginkan token economy
digunakan untuk mengurangi perilaku tersebut. Dalam hal ini penentuan perilaku target harus
observable dan operasional. Tujuan dari pemberian definisi operasional adalah untuk
menegaskan bahwa individuyang ingin diubah perilakunya, benar-benar mengetahui apa yang
harus dilakukannya.
- Identifikasi item yang bisa digunakan sebagai token
Token yang dimaksud disini haruslah sesuatu yang nyata dan bisa diberikan sesegera
mungkin oleh agen perubahan kepada individu yang dijadikan target pengubahan perilaku,
setelah perilaku yang diinginkan muncul. Token harus bersifat praktis dan mempermudah agen
perubahan untuk bisa langsung memberikannya pada individu yang bersangkutan. Token harus
berupa sesuatu yang bisa dikumpulkan oleh individu, bahkan kalau bisa, merupakan sesuatu
yang mudah dibawa oleh individu. Biasanya, token berupa kartu, tanda tangan, poin, bintang,
replica uang, stiker, manik-manik. Karton dan stempel.
- Identifikasi back up reinforcer
Efektivitas token economy tentu saja bergantung pada back up reinforcer yang diberikan.
Hal ini disebabkan karena token economy disajikan bersama-sama dengan back up reinforcer
sehingga bisa disebut sebagai reinforcer bersyarat. Back up reinforcer harus dipilih secara khusus
dan disesuaikan dengan karakteristik individu yang dijadikan sasaran untuk pengubahan tingkah
laku. Back up reinforcer bisa berupa sesuatu yang bisa dimakan seperti snack atau minuman,
sesuatu berupa barang mainan, activity reinforcer misalnya games yang sangat menarik, hak
istimewa (previlege) misalnya gambar hasil karya dipajang di mading dan kedekatan
(proximity), misalnya membantu guru membagikan buku di kelas.
- Memutuskan jadwal yang tepat untuk pemberian reinforcement

9
Agen perubahan harus menentukan jadwal pemberian reinforcement sebelum
memberlakukan peraturan tentang token. Jadwal ini berisi kapan seseorang bisa mendapatkan
token. Ada jadwal yang dinamakan intermiten dan ada yang dinamakan continue (berkelanjutan).
- Menetapkan banyaknya token yang bisa ditukar
Agen perubahan juga harus menentukan banyaknya token yang bisa ditukarkan dengan
back up reinforcer. Sehingga hanya setelah berhasil mengumpulkan token sebanyak yang
ditentukan, individu bisa mendapatkan back up reinforcer yang telah disediakan oleh agen
perubahan.

- Menetapkan waktu dan tempat penukaran token


Individu mengumpulkan token dari perilaku yang diinginkan sepanjang waktu. Secara
berkala, setelah jumlah token mencukupi, individu diperbolehkan untuk menukarkan token
mereka dengan back up reinforcers. Waktu dan tempat untuk penukaran harus direncanakan
terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus, ada tempat yang disebut dengan toko token, yaitu tempat
khusus dimana back up reinforcers disimpan. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, back up
reinforcer seharusnya tidak disimpan di tempat yang bisa diakses oleh individu dengan mudah.
- Memutuskan perlunya pemberlakuan response cost
Response cost tidak selalu digunakan dalam token ekonomi. Jika tujuan ekonomi adalah
untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan tidak ada masalah di dalamnya, token ekonomi
tidak perlu memasukkan response cost sebagai salah satu komponennya. Jika ada perilaku yang
tidak diinginkan yang tiba-tiba muncul, maka response cost bisa dimasukkan dalam token
ekonomi.
- Latihan dan manajemen staff
Dalam setting apapun, sebelum melakukan prosedur token economy, maka staff dalam
setting tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk bisa menerapkan token economy dengan baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Membedakan setiap detail dari semua target perilaku
2. Memberikan token segera setelah perilaku target terjadi, sesuai dengan jadwal reinforcement
yang benar
3. Membedakan setiap detail dari semua masalah perilaku yang diidentifikasi
4. Penerapan response cost segera setelah terjadinya perilaku bermasalah
5. Mempertahankan integritas token dan mencegah pencurian atau pemalsuan token
6. Mengetahui waktu dan banyaknya token yang bisa ditukar dengan back up reinforcement

10
Dengan adanya penerapan teknik token economy tersebut akan meningkatkan belajar
anak terutama pada masa pandemi saat ini, karena si anak akan merasa terpacu dengan
mandapatkan sesuatu hal yang positif setelah ia mampu melakukan apa yang diinstruksikan
untuk mendapatkan sebuah imbalan sebagai penguat secara simbolik. Token Economy ini
dilakukan dengan maksud agar anak berperilaku sesuai yang diharapkan pendidik dengan
dorongan hadiah konkrit yang sesuai kebutuhan anak. Dengan melihat hasil pencapaian yang
diperoleh anak lain, sehingga membuat anak yang belum berhasil menjadi termotivasi dan tetap
selalu bersemangat untuk belajar di masa pandemi saat ini.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Token economy merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan
pemakaian token (tanda-tanda). Metode token ecoonomy dinilai efektif untuk meningkatkan
perilaku yang diiinginkan dan mengurangi yang tidak diinginkan. Token economy ini dapat
meningkatkan motivasi belajar pada anak karena anak merasa terdorong untuk melakukan
kegiatan yang nantinya akan mendapatkan sebuah imbalan sebagai penguat. Dapat dicontohkan
ketika setiap pekerjaan anak yang telah kita perintahkan dan dapat dikerjakan dengan baik
ditukarkan dengan poin. Nah poin tersebut yang telah terkumpul sesuai dengan perjanjian dari
awal oleh anak dapat ditukarkan dengan hadiah yang diinginkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/8674758/modifikasi_perilaku_dengan_teknik_token_ekonomi?
auto=download
https://eprints.uny.ac.id/21859/6/BAB%20II.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/78025696.pdf
http://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/jmk/article/viewFile/301/262

12

Anda mungkin juga menyukai