Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

   


Puji sukur penulis aturkan kepada Allah SWT atas segala hidayah dan
rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul : ““MOTIVASI BELAJAR”
Penulis menemukan banyak kesulitan dalam penulisan dan
penyelesaian Makalah ini. Dengan adanya bantuan, arahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat mengatasi segala kesulitan yang ditemukan
dalam penyusunan Makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis.
Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan krtik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini

Padang , April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi Belajar.............................................................. 2
B. Jenis-jenis Motivasi Belajar............................................................... 8
C. Fungsi Motivasi Belajar....................................................................... 10
D. Indikator Motivasi Belajar................................................................. 11
E. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 16
B. Saran.............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan diperlukan agar manusia sebagai individu
berkembang semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya yang
baik dengan lengkap. Pada tingkat dan skala makro, pendidikan
merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai
sesama (subjek) yang masing-masing bernilai setara. Tidak ada
perbedaan hakiki dalam nilai orang perorang karena interaksi antar
pribadi (interpersonal) itu merupakan perluasan dari interaksi internal
dari seseorang dengan dirinya sebagai orang lain.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang
secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan
oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya
agar anak mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung
terus menerus. Pendidikan sebagai proses yang dibangun masyarakat
untuk membawa generasi-generasi baru kearah kemajuan dengan cara-
cara tertentu sesuai dengan kemampuan yang berguna untuk mencapai
tingkat kemajuan paling tinggi.2
Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang amat sangat
penting di dalam pendidikan, karena tujuan pendidikan ini adalah arah

1
Rahmad Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan; Konsep, Teori dan Aplikasinya,
(Medan:: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI) , 2019), h. 24
2
Ibid.

1
yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Dalam
penyelenggaraannya pendidikan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
tujuan yang hendak dicapai, hal ini dapat dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan pendidikan secara nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.3
Tujuan pendidikan tersebut di atas harus diupayakan dapat
dicapai oleh semua penyelenggaraan pendidikan melalui kegiatan belajar
dimana pada dasarnya belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang.
Pengetahuan ketrampilan, kebiasaanya kegemaran dan sikap seseorang
terbentuk, di modifikasi dan berkembang di sebabkan belajar 4. Karena itu
seseorang dikatakan belajar bila dapatdi asumsikan dalam diri orang itu
meniadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan
tingkah laku.
Untuk melakukan perubahan tingkah laku peserta didik maka
diperlukan pembelajaran yang merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut, meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan
apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara
guru dan siswa, baik interaksi secara langsung, seperti kegiatan tatap
muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi

3
Ibid, h.26
4
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran;
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 8

2
tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pola pembelajaran.5
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan
belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi
belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki
motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi belajar dalam adalah seluruh daya yang timbul sebagai
suatu penggerak atau dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
individu yang menyebabkan individu untuk melakukan aktivitas
belajarnya yang sesuai dengan motif yang melatar belakanginya. Motivasi
belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan
peserta didik dalam belajar. Motivasi belajar sangat erat sekali
hubungannya dengan prilaku peserta didik di sekolah. Motivasi belajar
dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk
mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi
belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah
dipelajari.6
Sedangkan Winkel menyatakan motivasi belajar sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai.7
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
ingin melakukan sesuatu dan bila ia suka maka akan berusaha untuk
meniadakan atau meninggalkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu
5
Bunyamin, Belajar dan Pembelajaran; Konsep Dasar, Inovasi dan Teori, (Jakarta:
Uhamka Press, 2021), h. 78
6
Ujam Jaenuddin dan Dadang Sahroni, Psikologi Pendidikan; Pengantar Menuju
Praktik, (Bandung: Lagood’s Publishing, 2021), h. 187
7
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan; Implikasi dalam Pembelajaran, (Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2021), 127-128

3
dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh
di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.8
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di
atas, maka penulis tertarik melakukan pembahasan dalam bentuk
makalah dengan judul “Motivasi Belajar”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu: bagaimanakah tentang Motivasi
Belajar?

8
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2014), h. 75

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar


Istilah motivasi berasal dari kata kerja Latin movere
(menggerakkan). Ide tentang pergerakan ini tercermin dalam ide-ide
common sense mengenai motivasi, sebagai sesuatu yang membuat diri
kita memulai pengerjaan tugas, menjaga diri kita tetap mengerjakannya,
dan membantu diri kita menyelesaikannya. Motive yang berarti dorongan
atau bahasa Inggrisnya to move diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force).
Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor
lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi.9
Ahmadi menjelaskan lebih lanjut, bahwa motivasi adalah suatu
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan
organisme itu bertindak atau berbuat. Motivasi menurut Winkel adalah
sebagai daya penggerak dari dalam diri individu dengan maksud
mencapai kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Chaplin
mendefinisikan motivasi sebagai variabel penyelang yang digunakan
untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah
laku menuju suatu sasaran.10
Sondang P. Siagian, mendefinisikan motivasi sebagai daya dorong
yang mengakibatkan seseorang bersedia untuk mengerahkan
kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Motivasi dapat dikatakan sebagai pengaruh
kebutuhan dan keinginan pada intensitas dan arah seseorang yang

9
Bunyamin, Op.Cit, h. 48
10
Suharni dan Purwanti, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, (Jurnal
Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018), h. 135.

5
menggerakkan orang tersebut untuk mencapai tujuan dari tingkat
tertentu.11
Berdasarkan penjabaran dari para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi adalah sesuatu yang bisa mendorong
seseorang untuk lebih semangat dan giat dalam mencapai tujuan yang
ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki
motivasi yang besar dalam melakukan suatu kegiatan pasti akan
melakukan kegiatan tersebut dengan niat dan bersungguh-seungguh,
karena seseorang itu memiliki dorongan yang besar dalam mencapai hasil
yang terbaik dari kegiatan yang dilakukannya. Lain halnya dengan
seseorang yang melakukan suatu kegiatan tanpa disertai motivasi yang
kuat, pasti orang itu akan menjalani dan melakukan kegiatan tersebut
dengan biasa-biasa saja bahkan cenderung kurang tertarik.
Sedangkan belajar merupakan suatu bentuk perubahan tingkah
laku yang terjadi pada seseorang. Berikut akan dijelaskan definisi belajar
yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Abin Syamsuddin Makmun, mengemukakan bahwa belajar adalah
Suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan
praktik atau pengalaman tertentu.
2. Slameto, berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
3. Muhibbin Syah, mengemukakan bahwa belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.12

11
M. Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, (Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia,
2017), h. 29
12
Muhammad Fathurrohman & Sulistyorini, Op.Cit, h. 142-143

6
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut tidak hanya segi kognitif, tetapi juga afektif bahkan
psikomotorik.
Dari pengertian motivasi dan belajar yang dikemukakan di atas,
dapat diambil pengertian bahwa motivasibelajar adalah keseluruhan daya
penggerak yang ada dalam diri individu (siswa) yang menimbulkan
kegiatan belajar dan memberi arah kegiatan belajar siswa untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki oleh siswa yang bersangkutan sebagai
subyek belajar.
Motivasi belajar dalam adalah seluruh daya yang timbul sebagai
suatu penggerak atau dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri
individu yang menyebabkan individu untuk melakukan aktivitas
belajarnya yang sesuai dengan motif yang melatar belakanginya. Motivasi
belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan
peserta didik dalam belajar. Motivasi belajar sangat erat sekali
hubungannya dengan prilaku peserta didik disekolah. Motivasi belajar
dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk
mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi
belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah
dipelajari.13
Sedangkan Winkel menyatakan motivasi belajar sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai.14
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan

13
Ujam Jaenuddin dan Dadang Sahroni, Op.Cit, h. 187
14
Fadhilah Suralaga, Op.Cit, 127-128

7
ingin melakukan sesuatu dan bila ia suka maka akan berusaha untuk
meniadakan atau meninggalkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu
dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh
di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.15
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah segala sesuatu yang mmdorong siswa untukbelajar dengan baik.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya peran motivasi
dalam kegiatan belajar (pembelajaran) karena dengan adanya motivasi
siswa tidak hanya akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya.
Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Hasil belajar akan optimal
kalau ada motivasi yang tepat.

B. Jenis-jenis Motivasi Belajar


Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Akan tetapi khusus untuk motivasi belajar, para
ahli membedakan motivasi belajar ke dalam dua golongan, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
anak sendiri. Suatu kegiatan yang dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Dorongan ini datang dari hati
sanubari umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau
dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan
bidang yang dipelajari.16
15
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2014), h. 75
16
Muhammad Fathurrohman & Sulistyorini, Op.Cit, h.144

8
Motivasi intrinsik lebih menekankan pada faktor dari dalam
diri sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Pada motivasi intrinsik tidak
ada sasaran tertentu, dan karenanya nampak lebih sesuai dengan
dorongan asal dan yang mumi untuk mengetahui serta melakukan
sesuatu aktivitas.
Motivasi Intrinsik pada umumnya terkait dengan bakat dan
faktor intelegensi dalam diri siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul
sebagai suatu karakter yang telah ada sejak seseorang dilahirkan,
sehingga motivasi tersebut merupakan bagian dari sifat yang
didorong oleh faktor endogen, faktor dunia dalam, dan sesuatu
bawaan. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan aktif
belajar sendiri tanpa disuruh guru maupun orang tua. Motivasi
intrinsik yang dimiliki siswa dalam belajar akan lebih kuat lagi apa
bila memiliki motivasi eksrtrinsik. Faktor yang dapat memengaruhi
motivasi intrinsik adalah: keinginan diri, kepuasaan, kebiasaan baik
dan kesadaran diri.17
2. Motivasi Ekstrinsik
John W Santrock menjelaskan motivasi ekstrinsik adalah
keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin
mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman
eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi
yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian dan nasehat
guru, orang tua, dan orang lain yang dicintai.18
Motivasi ektrinsik menurut Sardiman adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya Perangsang dari luar. Dalam belajar
tidak hanya memperhatikan kondisi internal siswa akan tetapi juga
memperhatikan berbagai aspek lainnya seperti, aspek sosial yang

17
Ujam Jaenuddin dan Dadang Sahroni, Op.Cit, h.189
18
Ibid, h.189-190

9
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan teman. Aspek
budaya dan adat istiadat serta aspek lingkungan fisik, misalnya
kondisi rumah dan suhu udara.19
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi penggerak atau
pendorong dari luar yang diberikan dari ketidakmampuan individu
sendiri. Motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar
individu. Faktor-faktor yangmemengaruhi motivasi ekstrinsik antara
lain: Pujian, nasehat, semangat, hadiah, hukuman, meniru sesuatu.

C. Fungsi Motivasi Belajar


Motivasi akan mempengaruhi kegiatan individu untuk mencapai
segala sesuatu yang diinginkan dalam segala tindakan. Dimyati dan
Mudjiono, menyatakan bahwa dalam belajar motivasi memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja.20
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa motivasi berfungsi sebagai
berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan suatu perbuatan (dengan adanya
motivasi, seseorang akan terdorong lebih keras untuk
bersungguhsungguh dalam melakukan sesuatu)
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah (dengan adanya motivasi,
aktivitas seseorang akan lebih terarah dalam mencapai suatu tujuan)
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. (maksud dari sebagai
penggerak adalah dengan adanya motivasi, seseorang menjadi bisa

19
Sardiman, Op.Cit, h.90-91
20
Muhammad Fathurrohman & Sulistyorini, Op.Cit, h.151

10
bergerak lebih cepat dari gerakan orang lain dalam mencapai suatu
tujuan).21
Sedangkan Sardiman mengemukakan ada tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.22
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belaiar sangat
penting sekali dimiliki oleh siswa, karena dengan adanya motivasi dalam
diri siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar maka hasil belajamya
akan optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan maka makin tinggi
pula keberhasilan pelajaran itu. ]adi motivasi senantiasa menentukan
intensitas usaha belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Indikator Motivasi Belajar


Menurut Hamzah B. Uno, indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
5. Adanya penghargaan dalam belajar

21
Ibid
22
Sardiman, Op.Cit, h.85

11
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.23
Berdasarkan indikator motivasi belajar di atas dapat dipahami
bahwa adanya tanda-tanda terdapat motivasi belajar pada diri seseorang
yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, dalam hal ini seseorang
apabila termotivasi untuk belajar pasti dia memiliki keinginan yang kuat
untuk berhasil pada mata pelajaran tersebut.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dalam hal ini
siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk belajar karena ia merasa
bahwa belajar merupakan hal yang ia butuhkan agar ilmu pengetahuan
yang dimilikinya bertambah banyak.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan, seseorang akan
termotivasi untuk melakukan yang terbaik selama proses pembelajaran
apabila ia memiliki harapan dan cita cita yang baik, sehingga dengan
adanya harapan dan cita-cita tersebut ia berusaha untuk semangat dan
fokus selama kegiatan belajarnya berlangsung
Adanya penghargaan dalam belajar, penghargaan ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh Thorndike yaitu mengenai hukum
efek, seseorang akan lebih semangat dan termotivasi dalam melakukan
sesuatu (dalam hal ini khususnya belajar) apabila diberikan hadiah atau
penghargaan apabila ia mendapat hasil yang baik.
Adanya kegiatan menarik dalam belajar, kegiatan dalam proses
pembelajaran harus sebisa mungkin diciptakan agar menarik dan tidak
membosankan, dengan adanya kegiatan yang menarik ini siswa menjadi
lebih bergairah dan fokus dalam mengikuti pelajaran karena ia merasa
bahwa pelajarannya itu menarik dan tidak monoton.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif, melalui terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif, siswa menjadi lebih fokus dalam
menerima materi pelajaran.

23
Hamzah B. Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.23.

12
E. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Guru perlu untuk menumbuhkan motivasi dari peserta didiknya.
Dengan motivasi maka peserta akan semakin terdorong untuk bisa
mencapai dari tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
M. Ngalim Purwanto menyatakan untuk mengembangkan motivasi
yang baik pada anak anak didik kita, di samping harus menjauhkan saran-
saran atau sugestif yang negatif yang dilarang oleh agama atau yang
bersifat asosial dursila, yang lebih penting lagi adalah membina pribadi
anak didik agar dalam diri anak terbentuk adanya motif-motif yang mulia,
luhur dan dapat diterima masyarakat. Untuk itu, berbagai usaha dapat
kita lakukan yaitu
1. Mengatur dan menyediakan situasi-situasi lingkungan keluarga
maupun sekolah dan memungkinkan untuk timbul persaingan atau
kompetisi yang sehat antar peseta didik,
2. Membangkitkan kompetisi diri dengan jalan menimbulkan rasa puas
terhadap hasilhasil dan prestasi yang telah mereka capai meskipun
sekecil apapun hasilnya,
3. Membiasakan anak atau peserta didik untuk mendikusikan suatu
pendapat.24
Pupuh Fathurohman & Sobry Sutikno menjabarkan ada beberapa
strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu
seseorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya
kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi
dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan
memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.

24
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),
h. 81

13
Disamping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi
untuk bisa menejar peserta didik yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya
4. Pujian
Sudah sepantasnya peserta didik yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian, tentunya pujian yang bersifat membangun
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalahan saat
proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar
peserta didik tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu
motivasi belajarnya
6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada
peserta didik
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual
maupun komunal (kelompok).
9. Menggunakan metode yang bervariasi
Mengunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.25
Sesuai pemahaman di atas maka dapat kita simpulkan beberapa
strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didik
diantaranya yaitu: menyampaikan tujuan pembelajaran kepada pesera didik,
membangkitkan dorongan belajar sehingga tercipta kompetisi/persaingan
yang sehat, membentuk kebiasaan belajar yang baik seperti membiasakan
mendiskusikan suatu pendapat dan menghargai hasil kompetisi, membantu
kesulitan belajar secara individu atau kelompok, pemberian harapan akan
25
M. Andi Setiawan, Op.Cit, h. 40-41

14
hasil belajar, pemberian insentif baik berupa pujian, hukuman, hadiah, angka
atau nominal, memberi langan atau tes, membentuk kebiasaan belajar yang
baik, menggunakan metode yang bervariasi, serta mengunakan media.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mmdorong siswa
untukbelajar dengan baik. Dari uraian tersebut dapat dikatakan
betapa pentingnya peran motivasi dalam kegiatan belajar
(pembelajaran) karena dengan adanya motivasi siswa tidak hanya
akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya. Motivasi adalah
syarat mutlak untuk belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi yang tepat.
2. Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Akan tetapi khusus untuk motivasi belajar,
para ahli membedakan motivasi belajar ke dalam dua golongan, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
3. Motivasi belaiar sangat penting sekali dimiliki oleh siswa, karena
dengan adanya motivasi dalam diri siswa ketika mengikuti proses
belajar mengajar maka hasil belajamya akan optimal. Makin tepat
motivasi yang diberikan maka makin tinggi pula keberhasilan
pelajaran itu. ]adi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa
4. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (a)
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil; (b) Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; (c) Adanya harapan dan cita-cita masa
depan, (d) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (e) Adanya
penghargaan dalam belajar dan (f) Adanya lingkungan belajar yang
kondusif
5. strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta
didik diantaranya yaitu: menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

16
pesera didik, membangkitkan dorongan belajar sehingga tercipta
kompetisi/persaingan yang sehat, membentuk kebiasaan belajar yang
baik seperti membiasakan mendiskusikan suatu pendapat dan
menghargai hasil kompetisi, membantu kesulitan belajar secara
individu atau kelompok, pemberian harapan akan hasil belajar,
pemberian insentif baik berupa pujian, hukuman, hadiah, angka atau
nominal, memberi langan atau tes, membentuk kebiasaan belajar
yang baik, menggunakan metode yang bervariasi, serta mengunakan
media

B. Saran
Kami dari pemakalah menyadari bahwa masih kurang
sempurnanya makalah yang kami sajikan ini, untuk itu kami
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk memperbaiki
dan kesempurnaan dari makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin, Belajar dan Pembelajaran; Konsep Dasar, Inovasi dan Teori,


Jakarta: Uhamka Press, 2021

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran;


Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional,
Yogyakarta: Teras, 2012

Hidayat, Rahmad dan Abdillah, Ilmu Pendidikan; Konsep, Teori dan


Aplikasinya, Medan:: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI) , 2019

Jaenuddin, Ujam dan Dadang Sahroni, Psikologi Pendidikan; Pengantar


Menuju Praktik, Bandung: Lagood’s Publishing, 2021

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2014

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada,2014

Setiawan, M. Andi, Belajar dan Pembelajaran, Ponorogo : Uwais Inspirasi


Indonesia, 2017

Suharni dan Purwanti, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, (Jurnal


Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018), h. 135.

Suralaga, Fadhilah, Psikologi Pendidikan; Implikasi dalam Pembelajaran,


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2021

Uno, Hamzah B., Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif,


Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik), Jakarta: Bumi Aksara,
2011

Anda mungkin juga menyukai