Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR

OLEH:

KELOMPOK II

 NURFAIDAH (A1Q120045)
 NUR AZANAA (A1Q120081)
 QUEEN BALQIS (A1Q120085)
 AULIA NURUL H. (A1Q120005)
 FITRIANI (A1Q120008)
 ANDI ARFAN P. (A1Q120059)
 FEMAS FEBRIA (A1Q120030)
 ADIT TRIDARMA P. (A1Q120001)
 RESKI (A1Q120049)
 HARMINTO (A1Q120031)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, atas kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Motivasi Belajar”

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dengan kerjasama,


sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah tahap demi tahap hingga
selesai. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
sudah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan baik dalam segi kalimat yang kurang baik dan efektif. Oleh karena
itu, kami sangat terbuka untuk saran pihak yang sudah bekerjasama dalam
pembuatan makalah ini dengan benar.

Akhir kata dari kami semoga dengan adanya makalah yang sudah dibuat
sangat bermanfaat bagi kita semua .

Kendari, 13 Juni 2023

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................3
1. Pengertian Motivasi Belajar..........................................................................3
2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..............................................5
3. Faktor Penghambat Motivasi Belajar............................................................7
4. Bentuk Dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar....................................10
5. Prinsip Motivasi Belajar..............................................................................12
6. Tips dan Trik Meningkatkan Motivasi Belajar Untuk Diri Sendiri...........12
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN..............................................................15
BIMBINGAN KELOMPOK.......................................................................................15
SKENARIO KEGIATAN.............................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................26
PENUTUP......................................................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai
tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang
diraih peserta didik. Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai
indikasi berpengetahuan yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
peserta didik adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar
lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam
proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah
satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Prestasi merupakan puncak dari hasil belajar.Prestasi belajar menurut
Pratiwi (2015) adalah perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajarnya.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak hanya dari orang tua
ataupun orang terdekatnya.Tetapi, diperlukan juga motivasi dari dalam siswa itu
sendiri.Tak jarang siswa memiliki nilai yang kurang bagus di sekolahnya karena
mereka tidak memiliki motivasi yang membuat mereka semangat untuk belajar.
Mereka alami hanyalah diberi uang saku oleh orang tua, lalu pergi sekolah tanpa
menyadari tujuan siswa bersekolah.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin
tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses
pengajaran sangat diperlukan adanya motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi
disusunya makalah mengenai “Motivasi Belajar” ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
3. Apa saja faktor penghambat motivasi belajar?
4. Bagaimana bentuk dan cara menumbuhkan motivasi belajar ?
5. Apa saja prinsip motivasi belajar?
6. Bagaimana tips dan trik meningkatkan motivasi belajar untuk diri sendiri?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan
penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi belajar
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
3. Untuk mengetahui apa saja saja faktor penghambat motivasi belajar
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk dan cara menumbuhkan motivasi belajar
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip motivasi belajar
6. Untuk mengetahui tips dan trik meningkatkan motivasi belajar untuk diri
sendiri

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi Belajar
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya pun akan
tinggi pula, sebaliknya motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula prestasi
belajarnya. Tinggi rendahnya motivasi dapat menetukan tinggi rendahnya usaha
atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya
semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.

Motivasi berasal dari kata motif yakni kondisi dalam diri individu yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu baik disadari maupun
tidak untuk mencapai tujuan tertentu (Winarni, Anjariah, & Romas, 2016).
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya pendorong untuk melakukan
aktivitas belajar tertentu yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar individu
sehingga menumbuhkan semangat dalam belajar (Monika & Adman, 2017).

Motivasi adalah istilah yang paling sering dipakai untuk menjelaskan


keberhasilan atau kegagalan hampir semua tugas yang rumit. Hampir semua pakar
juga setuju bahwa suatu teori tentang motivasi berkenaan dengan faktor-faktor
yang mendorong tingkah laku dan memberikan arah kepada tingkah laku itu, juga
pada umumnya diterima bahwa motif seseorang untuk terlibat dalam satu kegiatan
tertentu didasarkan atas kebutuhan yang mendasarinya, (Idham Kholid, 2017).

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik hasrat dan keinginan
berhasil serta dorongan kebutuhan belajar dan harapan dan cita-cita. Faktor
eksternalnya yaitu adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif dan kegiatan
yang menyenangkan serta menarik. Motivasi belajar merupakan dorongan internal
dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, (Nurul Hidayah & Fikki Hermansyah 2016).

3
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang
memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar
sangat penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan
mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam
belajar.

Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:

1. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan


mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal,
seorang mahapeserta didik dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes
ilmu sosial dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan
tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata
pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat
merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran
kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu
atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar
dan pemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat
mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai
macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan
memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen
memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.

4
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk
mengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada keberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang
bermotivasi antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam
menghadapi kesulitan; 3) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi;
4) ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha
berprestasi sebaik mungkin; 6) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah; 7) senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan tidak cepat bosan
dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat mempertanggungjawabkan pendapat-
pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10) senang mencari soal dan
memecahkan soal.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Syamsu Yusuf (2009: 23) motivasi belajar dapat timbul karena
faktor internal dan eksternal:

1. Faktor internal
a) Faktor Fisik

Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan


penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang berhubungan


dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar
pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.

2. Faktor Eksternal
a) Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar lingkungan
siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebaya, orang tua,
tetangga, dan lain-lain.

5
b) Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan atau
kondisi fisik di sekitar siswa. Faktor nonsosial Meliputi keadaan udara
(cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (sepi,
bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas belajar (sarana
dan prasarana).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) ada beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu :

1. Cita-cita atau aspirasi siswa


Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang
hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat
belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
2. Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam
diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.
Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa
menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata)
tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan
pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Siswa yang
mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena
siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses dan karena kesuksesan akan
memperkuat motivasinya.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar,
mengantuk atau kondisi emosional siswa seperti marah-marah akan
mengganggu konsentrasi atau perhatian belajar siswa.
4. Kondisi Lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal
atau keluarga, lingkungan pergaulan atau teman sebaya, dan kehidupan

6
masyarakat. Dengan lingkungan yang aman, tentram tertib dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. Menurut Dwi Prasetya, dkk
(2013: dalam Fitria Rahmayanti), lingkungan sosial dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana tedapat
hubungan yang erat dan saling mengenal antara anggota satu dengan anggota
yang lain contohnya lingkungan ini yaitu lingkungan keluarga, teman sebaya
dan guru. Lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan sosial yang hubungan
antar anggota satu dengan anggota yang lainnya agak longgar dan seringnya
tidak saling mengenal dengan baik, contohnya lingkungan ini yaitu
masyarakat tempat tinggal maupun sekitarnya.
5. Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama
sekali. Unsur dinamis pada siswa terkait kondisi siwa yang memiliki
perhatian, kemauan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat
pengalaman hidup yang diberikan oleh lingkungan siswa.
6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, dan mengatur tata tertib di kelas
atau sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas ada banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa

Motivasi belajar tidak hanya berperan sebagai penggerak atau pendorong


dalam diri individu, tetapi juga berperan dalam memberikan rasa senang dan
bahagia ketika individu mengalami proses pembelajaran. Rasa senang ini yang
memicu munculnya semangat belajar dalam diri individu.

3. Faktor Penghambat Motivasi Belajar


1. faktor internal

7
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
 Faktor fisiologis dan biologis adalah Masa peka merupakan masa mulai
berfungsinya faktor fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis
adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini
dibedakan menjadi. Keadaan fungsi jasmaniah atau fisiologis. Dimana
kadaan fungsi ini merupakan Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca
indera atau fisik) tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Meskipun juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai
akademiknya memuaskan. Misalnya anak tersebut sulit untuk bergaul
karena merasa minder akan kekuranganya.
 Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah:
1) Kecerdasan siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai
kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga
mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
2) Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar.
3) Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak
senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar,
guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan

8
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik
bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang
guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik
sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang
dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.

2. Faktor eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses
belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan sosial anak
dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Lingkungan social ini meliputi
linkungan sosial sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.
 Lingkungan sosial sekolah adalah Pendidikan di sekolah bukan sekedar
bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau
mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai
angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia
sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup
dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia
kerja dan di lingkungan sekitar.
 lingkungan sosial masyarakat adalah Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan
siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di
lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan
kesukaran belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar
dan diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau
alat belajar yang lain.

9
 Teman sebaya adalah Teman yang dapat mempengaruhi proses belajar
anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal
atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki
masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar.
Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya
atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan
persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong,
memukul bahkan kekerasan verbal.

4. Bentuk Dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar


Menurut Sardiman (2012) ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah, antara lain :

a) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru mencapai angka atau nilai yang
baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-
nilai pada raport angkanya yang baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi
siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak
siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja.
b) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak
memiliki bakat menggambar.
c) Saingan/kompetisi

10
Saingan / kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Baik persaingan individual maupun persaingan
kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d) Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting.
e) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan.
Olehkarena itu pemberian ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
Tetapi yang diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena bisa
membosankan dan bersifat rutinitas.
f) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus
belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah reinforcement positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian
ini merupakan motivasi maka pemberianya harus tepat.
h) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru
harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i) Hasrat untuk belajar


Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan

11
yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu
memang ada maksud. Hasrat untuk belajar itu berarti pada anak didik itu
memang ada motivasi belajar sehingga sudah barang tentuhasilnya akan
lebih baik.
j) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu kan
berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
k) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang
harus dicapai dirasa berguna dan menguntungkan. Maka akan timbul gairah
untuk terus belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar


individu dapat tumbuh apabila ada orang lain yang mendorong individu tersebut
untuk belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
belajar individu, diantaranya adalah memberi angka, mengetahui hasil dari
pekerjaannya, memberikan pujian, memberikan hukuman, hasrat untuk belajar,
memberikan hadiah, saingan/kompetisi, ego involment, memberi ulangan, minat
dan tujuan yang diakui.

5. Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi
yang dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.

12
6. Tips dan Trik Meningkatkan Motivasi Belajar Untuk Diri Sendiri
1. Membuat Agenda Belajar
Langkah pertama yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi
belajar adalah dengan membuat agenda belajar yang jelas. Agenda
belajar akan membantumu untuk mengatur waktu dan materi apa yang
harus dipelajari. Dengan demikian, kamu akan lebih fokus dan
konsentrasi dalam belajar. Cukup dengan membuat agenda belajar,
belajar yang kamu lakukan akan menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Menentukan Gaya Belajar
Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing. Setiap
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Tentukan
apakah kamu termasuk seseorang yang bertipe visual, auditori, atau
kinestetik. Dengan mengetahui gaya belajar, kamu bisa menyesuaikan
diri dengan materi yang ingin dipelajari. Jadi tentukan tipe gaya
belajarmu.
3. Istirahat
Istirahat termasuk salah satu faktor penting dalam proses belajar.
Belajar terus menerus tanpa memberikan waktu istirahat akan membuat
orak dan tubuh menjadi lelah. Ketika tubuh lelah, proses belajar tidak
akan maksimal. Materi yang dipelajari tidak akan bisa terserap optimal
dalam ingatan. Selain itu, istirahat juga dibutuhkan akan kondisi tubuh
tetap fit dan sehat.
4. Hindari Gangguan Belajar
Seringkali gangguan saat belajar belajar menghambat proses
penyerapan materi. Untuk memperoleh suasana belajar yang baik,
hindarilah gangguan belajar yang mungkin terjadi. Aturlah waktu untuk
bermain gadget, bermain sosial medua, melihat televisi, dan game online
agar tidak mengganggu waktu belajar. Jangan berada di kumpulan orang
atau keramaian. Usahakan tidk ada sesuatu di sekeliling yang dapat
mengalihkan fokus belajarmu.
5. Cari Suasana yang Tepat

13
Sebenarnya tidak ada istilah suasana yang tepat. Semua suasana
menjadi tepat jika kamu berhasil mengontrol diri sendiri. Cari tempat
belajar yang nyaman dan membuat kamu fokus untuk belajar. Jika perlu
putarlah musik klasik yang akan membuat suasana menjadi lebih tenang
dan damai. Kamu dapat menentukan suasana yang tepat untuk diri
sendiri. Terkadang secangkir teh atau coklat panas membuat suasana
belajar menjadi lebih sempurna.
7. Belajar Bersama Teman
Jika kamu merasa bosan dan malas belajar sendiri, belajar bersama
teman bisa menjadi solusi. Selain akan menjadi motivasi belajar dan
penyemangat, teman akan membantu saat kamu menemukan kesulitan.
Belajar dengan sistem diskusi biasanya membuat kita lebih mudah
memahami sesuatu.Namun, jangan sampai belajar bersama teman ini
justru menjadi tidak efektif karena terlalu banyak digunakan untuk
mengobrol ataupun bermain.
Untuk belajar dengan hasil optimal diperlukan niat dan kemauan
kuat untuk berusaha. Kegigihan dan kepercayaan diri diperlukan agar
kita tidak mudah menyerah saat berproses. Hal yang perlu diingat,
komitmen diperlukan untuk mencapai sesuatu yang diimpikan. Jangan
pernah lupa untuk terus berdoa pada Tuhan dan meminta restu orang tua.
Semangat dan terus berlatih agar kesuksesan menantimu di masa depan.
Semoga motivasi belajar ini bermanfaat.

14
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK
A Komponen Layanan dasar
Layanan
B Topik Layanan Mengembangkan motivasi belajar untuk mencapai potensi individu
C Bidang Akademik / Belajar
Layanan
D Fungsi Agar siswa dapat mengembangkan motivasi belajar untuk mencapai potensi
Layanan individu yang di harapkan
F Sasaran Siswa kelasa XII
Layanan
F Materi 1. Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
2. Faktor yang menghambat/menurunkan motivasi belajar
3. Strategi mengembangkan motivasi belajar
G Metode dan Diskusi, curah pendapat dan ceramah
Teknik

15
I Media Alat lembar evaluasi
J Waktu 45 menit
K Tanggal 14 Juni 2023
Pelaksanaan
L Sumber  RAHMAWATI, R. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
Bacaan
PIYUNGAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TAHUN
AJARAN.
 http://genderi.org/bab-1-pendahuluan-latar-belakang- v2.html?
page=2#Faktor_penghambat_motivasi_belajar_siswa Inte
rnal
 https://prioritystan.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-untuk-diri-
sendiri/
M Tujuan 1. Peserta didik dapat mengklasifikasikan faktor penyebab motivasi dalam
belajar
2. Peserta didik dapat mengelola kaakteristik motivasi yang penting dalam
belajar bagi dirinya
3. Peserta didik mendesain rencana untuk memotivasi diri dalam pelajar
untuk mengembangkan potensi dalam diri
N Uraian
Kegiatan
1. Tahap Awal
1. Pemimpin kelompok membuka dengan salam dan berdoa sebelum
memulai kegiatan
2. Pemimpin kelompok membina hubungan baik dengan peserta didik
untuk menanyakan kabar dan mempresensi kehadiran ( perkenalan
rangkian nama )
3. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian bimbingan kelompok
4. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan bimbingan kelompok
5. Pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang topik yang akan di
sampaikan tentang “Mengembangkan motivasi untuk mencapai potensi
individu”
2. Tahap Peralihan ( Transisi)
1. Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/sebagian belom
siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut
2. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan peserta didik
sebelum melaksanakan kegiatan dan memulai ke tahap inti

3. Tahap Inti / Kerja

16
1. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan yang telah
dipersiapkan
2. Tanya jawab tentang topik yang di kemukakan pemimpin kelompok
3. Menjelaskan pentingnya topik tersebut di bahas dalam kelompok
4. Pembahasan topik secara tuntas dengan berdiskusi
5. Menegaskan komitmen para anggota kelompok ( apa yang segera di
lakukan berkenaan dengan topik yang di bahas )

4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)


1. Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan di akhiri
2. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan nilai kemajuan yang di
capai masing masing ( memberikan lembar evaluasi )
3. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
4. Ucapan terimakasih
5. Berdoan untuk penutupan

O Evaluasi
1. Evaluasi Pemimpin kelompok melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses
keaktifan anggota kelompok selama mengikuti proses layanan bimbingn
Proses
kelompok
1. Dinamika kelompok
2. Partisipasi aktif anggota kelompok selama mengikuti kegiatan layanan
bimbingan kelompok
3. Antusiasisme anggota kelompok selama mengikuti konseling kelompok

2. Evaluasi Evaluasi ini dilakukan oleh Pimpinan Kelompok untuk mengetahui hasil yang
diperoleh Anggota Kelompok setelah mengikuti kegiatan Konseling Kelompok
Hasil
yang meliputi
1. Bagaimana rasanya setelah mengikuti konseling kelompok?
2. Apa manfaat yang dapat kalian ambil setelah mengikuti konseling
kelompok?
3. Apa kesan pesan untuk sesi konseling kelompok ini?

Kendari,13 Juni 2023

Kelompok II

17
SKENARIO KEGIATAN

1. Tahap pembentukan
Guru : Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaturuh.
Siswa : Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh.
Guru : Alhamdulillah hari ini kita bisa bertemu dan berkumpul dalam
keadaan sehat wal’afiat. Ibu ingin mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk
mengikuti kegiatan kita pada hari ini. Baiklah sebelum kita
memulai kegiatan, alangkah lebih baik jika kita berdoa terlebih
dahulu menurut kepercayaan kita masing-masing. Berdoa
dimulai.
Guru : Berdoa selesai.Baiklah sebelum kita melangkah lebih jauh, ada
baiknya jika kita berkenalan terlebih dahulu. Dimulai dari ibu,
ya. Perkenalkan nama ibu Aulia, ibu baru dua bulan bekerja
disini dan diamanahkan untuk menjadi guru BK kelas XII
bersama satu guru lainnya. Selanjutnya ibu persilahkan kepada
adik-adik untuk perkenalkan diri, dimulai dari sebelah kanan
Andi : Terima kasih, bu. Perkenalkan saya Andi arfan dari kelas XII

18
Mipa 3.
Femas : Perkenalkan saya Femas febrian, dari kelas XII mipa 3
Aza : Perkenalkan saya Nur azanaa, dari kelas XII mipa 3
Reski : Perkenalkan saya Reski, dari kelas XII mipa 3
Nur : Perkenalkan nama saya Nurfaidah, dari kelas XII mipa 3
Fitri : Perkenalkan nama saya Fitriani bu dari kelas XII mipa 3
: Perkenlkan saya Harminto bu kelas XII mipa 3
Harminto
Adit : Perkenalkan saya Adit tridarma putra kelas XII mipa 3

Guru : Baik, semuanya sudah perkenalkan diri yaa. Jadi disini ada
Andi, Femas, Aza, Reski, Nur, Fitri dan Harminto. Kalian
semua dari kelas XII mipa 3 yaa.
Siswa : Benar, bu.
Guru : Berhubung adik-adik disini satu kelas, ibu berharap di kegiatan
kita sebentar bisa terlaksana dengan baik ya. Baiklah,
selanjutnya kita disini akan melaksanakan bimbingan
kelompok, tapi sebelumnya kalian sudah ada yang tau apa itu
bimbingan kelompok atau mungkin sudah ada yang pernah
mengikuti bimbingan kelompok?
Siswa : Belum pernah, bu.
Guru : Baik, jadi ibu jelaskan terlebih dahulu yaa sebenarnya apa itu
bimbingan kelompok. Jadi bimbingan kelompok adalah salah
satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar
dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai
kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan
dilaksanakan dalam suasana berkelompok. Nah menurut ahli
lain, bimbingan kelompok itu dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh

19
berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing)
yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Sampai sini sudah paham terkait apa itu bimbingan kelompok?
Siswa : Sudah, bu.
Aza : Jadi, bu. Pada dasarnya bimbingan kelompok itu sama dengan
bimbingan individual namun perbedaannya pada bimbingan
kelompok diadakan dalam suasana berkelompok atau lebih dari
1 orang?
Guru : Benar, Aza. Nah, selain definisi, ibu juga ingin mengemukakan
beberapa asas yang wajib digunakan dalam bimbingan
kelompok, yaitu asas kerahasiaan, jadi kita saling menjaga
rahasia atau privasi dari anggota kelompok yang ada disini.
Selain asas kerahasiaan, ada juga asas keterbukaan. Apa
maksudnya? Jadi kita wajib terbuka menyampaikan
permasalahan ataupun hambatan, pendapat dan ide-ide terkait
pembahasan yang sedang kita bahas. Nah asas selanjutnya yaitu
asas kegiatan, dimana dalam bimbingan kelompok diharapkan
setiap anggota kelompok aktif mengikuti kegiatan konseling.
Selanjutnya yaitu asas kenormatifan, yaitu pada saat bimbingan
sedang berlangsung, tidak diperbolehkan berdiskusi berpasangan
atau ada diskusi di dalam diskusi, menghargai pendapat teman,
dan juga tidak dianjurkan keluar masuk ruangan selama kegiatan
berlangsung. Sampai disini sudah dimengerti?
Siswa : Mengerti, bu.
Guru : Oke baik. Selanjutnya agar semangatnya tetap terjaga,
bagaimana jika kita bermain games. Ada yang punya usulan?
Andi : Bagaimana kalau kita mainnya nyebut benda atau daerah dan
akan dilanjutkan oleh teman di samping kita. Misalnya, ibu guru
menunjuk femas dan memerintahkan untuk menyebut nama
negara dengan awalan huruf a, dan reski menyebut afganistan,

20
kemudian di samping reski ada nur dan nur harus mencari nama
negara yang berawalan huruf n, misalnya nigeria. Begitu
seterusnya, dan yang kalah akan mendapatkan hukuman.
Siswa : Setuju-setuju.
Semua anggota kelompok memainkan permainan yang telah disepakati
2. Tahap peralihan
Guru : Yap, bagus semua. Ibu berharap dari permainan tadi teman-
teman bisa bersemanagat kembali, melatih daya ingat, dan juga
menambah wawasan. Oke apakah adik-adik sudah siap untuk
melakukan kegiatan inti kita hari ini?
Siswa : Siaaaappp, bu.
Guru : Ibu senang dengan semangat kalian. Selanjutnya ibu meminta
kalian untuk menyampaikan permasalah yang sedang kalian
alami saat ini dan nantinya kita akan sepakati masalah siapa
yang akan kita bahas terlebih dahulu. Bisa dimulai?
Siswa : Bisa, bu.
Guru : Kalau begitu, silahkan tunjuk tangan yang ingin menyampaikan
permasalahannya terlebih dahulu.

3. Tahap kegiatan
Harminto : Saya, bu. Saya punya masalah sulit menangkap materi yang
diajarkan bu, terutama dalam menghafal sejarah.
Fitri : Saya sama seperti Harminto, bu. Namun saya sering menunda-
nunda mengerjakan tugas.
Guru : Baik, sudah ada Harminto dan Fitri yang menyampaikan
masalahnya, yaitu sulit menangkap materi, dan sering
menunda-nunda kerja tugas. Siapa lagi selanjutnya?
Aza : Saya, bu. Saya punya masalah yaitu cenderung cepat bosan
dengan kegiatan belajar bu.
Guru : Oke, baik. Bagaimana dengan Nur dan Adit?
Nur : Saya mempunyai masalah sering malas ketika mau ke sekolah

21
bu.
Adit : Saya memiliki kebiasaan sistem kebut semalam, bu. Sehingga
saya tidak bisa menjawab soal-soal ulangan secara efektif.
Guru : Baik, karena teman-teman sudah mengemukakan masalahnya,
sekarang kita akan memilih 1 masalah yang akan kita bahas
hari ini. Kira-kira masalah siapa yang akan kita pilih?
Aza : Masalah saya, bu.
Andi : Masalah Aza saja, bu.
Nur : Masalah saya, bu.
Guru : Baik, Femas dan Reski bagaimana?
Reaki : Masalah Aza saja, bu.
Femas : Iya, bu. Masalah Aza saja.
Guru : Baiklah jika begitu, kita akan membahasa permasalahan yang
dialami oleh Aza. Aza sudah mengatakan tadi bahwa ia
cenederung cepat merasa bosan dengan kegiatan belajar, aza
bisa diceritakan lebih detail lagi terkait masalah kamu?
Aza : Baik, bu. Jadi begini. Saya selalu merasa cepat bosan dengan
kegiatan belajar terlebih lagi dengan pelajaran yang sudah
menyangkut hitung-hitungan bu, saya merasa lemas dan
bahkan mengantuk ketika pembelajaran akan dimulai. Saya
sudah beberapa kali melawan rasa bosan itu tetapi hasilnya
tetap saja sama bu.
Guru : Baik, Aza. Ibu mengerti apa yang kamu rasakan. Permasalahan
ini menjadi permasalahan yang dialami hampir oleh semua
siswa yang berada di anak se usia kamu. Teman-teman yang
lain ada yang ingin ditanyakan?
Reski : Saya, bu (sambil tunjuk tangan). Sebelumnya apakah Aza sudah
mencari tahu motivasi yang Aza miliki?
Aza : Iya, sudah. Saya membaca beberapa artikel terkait motivasi,
namun seringkali saya merasa motivasi tersebut betul-betul
saya miliki, namun selanjutnya saya merasa bahwa motivasi

22
tersebut bukanlah motivasi saya yang sebenarnya.
Adit : Lalu apakah kamu tidak pernah meminta pendapat orang lain,
misalnya orang tua terkait motivasi yang kamu miliki?
Aza : Saya sudah mencoba bertanya, tapi mereka mengatakan yang
perbanyak lagi nonton motivator. Karena itu saya semakin
bingung.
Guru : Baik, jadi sudah jelas bahwa permasalahan ini terjadi karena
adanya ketidaktahuan aza terkait motivasi dan minat yang ia
miliki. Lalu apa saja yang sudah kamu lakukan untuk
setidaknya mengetahui kegiatan apa yang kamu suka dan tidak
kamu sukai?
Aza : Sudah, bu. Namun terkadang saya melakukan sesuatu karena
mood saya ingin mengerjakan itu. Apabila saya sudah tidak
mood lagi maka saya akan berhenti melakukannya.
Guru : Baik, kepada teman-teman yang ada disini, apakah ada yang
ingin menyampaikan solusi atau jalan yang bisa Aza lakukan
supaya ia bisa mengetahui apa motivasi belajar yang ia miliki
sehingga tidak cenderung cepat bosan dengan kegiatan belajar.
Andi : Kalau menurut saya, ada baiknya kamu terus mengenali diri
kamu, kamu bisa mengerjakan sesuatu tanpa melibatkan mood.
Jika kamu bisa melakukannya secara terus menerus,
kemungkinan bisa kecenderungan itu hilang.
Nur : Tidak beda jauh dengan pendapat andi, menurut saya kamu bisa
mulai melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu sukai ketika
belajar mungkin sambal mendengarkan music yang kamu
senangi dan menentukan motivator yang baik, lakukan secara
berulang-ulang.
Fitri : Dan tambahan lagi, Aza bisa sering berdiskusi dengan teman-
teman yang lain terkait hal ini. Bisa jadi ada teman Aza yang
sedikit tau tentang diri kamu.
Guru : Baik, itu tadi beberapa solusi yang diberikan oleh teman-teman,

23
yang pertama miranda bisa lebih mengenali diri sendiri dengan
mencari tahu hal-hal yang disukai dan tidak disukai. Selanjutnya
Aza bisa mengenali potensi diri dengan melakukan kegiatan
tertentu secara berulang-ulang untuk mengetahui letak motivasi
belajarnya. Dan selanjutnya bisa dengan berdiskusi bersama
teman-teman yang lain. Bagaimana Adit ada tambahan saran?
Adit : Menurut saya,Aza bisa pergi berjalan-jalan atau liburan.
Dengan melihat suasana di luar dengan berbagai aktivitas,
kemungkinan besar Aza bisa menemukan potensi dan motivasi
yang dari kegiatan tersebut.
Guru : Baiklah, jadi tambahan dari Adit yaitu liburan ya. Nah Aza apa
kamu sudah melakukan yang disarankan oleh teman-teman ini?
Aza : Belum semua saya lakukan, bu. Saya terlalu banyak
memikirkan potensi saya serta motivasi dalam diri, saya hanya
berpikir tapi tidak berusaha mencari tahu lebih lanjut terkait
motivasi saya.
Guru : Lalu dari beberapa solusi dari teman-teman tadi mana yang
akan kamu lakukan terlebih dahulu?
Aza : Saya akan mencoba melakukan saran dari Andi, bu. Kemudian
mengikuti saran dari teman-teman yang lain.
Guru : Baiklah jika itu keputusan yang Aza ambil, ibu dan teman-
teman disini berharap dan berdoa semoga Aza dapat segera
menemukan motivasi belajar yang bisa Aza kembangkan dan
lanjutkan di perguruan tinggi nanti.
Aza : Baik, bu. Saya berterima kasih kepada ibu dan teman-teman
karena sudah mau membantu menyelesaikan permasalahan yang
saya alami.
4. Tahap penyimpulan
Guru : Baik, jadi tadi kita sudah membahas permasalahan dari Aza,
yaitu karena tidak mengetahui motivasi yang ada pada dirinya
dan merasa bingung setiap kali ingin belajar. Menurut ibu,

24
mengenai motivasi yang kita miliki memang suatu hal yang
sangat penting untuk keberlangsung karir pendidikan dan
pekerjaan kita kedepannya. Apalagi bagi teman-teman yang
tidak lama lagi akan memasuki dunia baru yaitu dunia
perkuliahan dimana terdapat banyak sekali perbedaan antara
masa sma dan masa kuliah. Oleh karena itu diperlukan motivasi
yang kuat agar kedepannya kita tetap semangat atas pilihan
yang kita ambil. Dan ibu berharap kepada teman-teman semua
agar selalu mengenali diri sendiri, jangan segan-segan untuk
mengambil waktu dan mengaktualisasi diri agar lebih mampu
mengenai dan mengetahui motivasi belajar yang dimiliki.
Baiklah ibu rasa kegiatan konseling kita cukupkan sampai
disini. Sebelum ibu menutup kegiatan kita, ibu ingin
mengetahui terlebih dahulu bagaimana perasaan kalian atau apa
yang kalian dapat dari kegiatan kita hari ini? Siapa yang ingin
memberikan pendapatnya lebih dulu?
Nur : Saya, bu. Saya merasa bimbingan kelompok penting karena kita
bisa saling bertukar pendapat antara kita sendiri dan juga
mampu membuat pikiran kita terbuka mengenai kemungkinan-
kemungkinan solusi yang ada jadi kita tidak hanya fokus pada
masalah tapi juga fokus pada penyelesaaian.
Fitri : Iya, bu. Saya setuju dengan Fitri, dengan bimbingan kelompok
kita jadi bisa mendengar berbagai pendapat juga bertukar
pikiran dengan teman-teman yang lain.
Guru : Wah, bagus sekali Nur dan Fitri. Bagaimana dengan yang lain?
Andi : Sependapat dengan mereka, saya merasa bimbingan kelompok
ini penting namun tetap harus memperhatikan asas-asas yang
ada di dalamnya, terutama asas kerahasiaan.
5. Tahap penutup
Guru : Baiklah, bagus sekali semua. Kalau begitu ibu cukupkan
kegiatan kita ya, sebelum kita akhiri mari sama-sama kita

25
berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan kita
masing-masing, dimulai. (semua berdoa)
Guru : Berdoa selesai. Ibu mengucapkan terima kasih dan ibu juga
mohon maaf apabila ibu ada kesalahan dalam proses bimbingan
kelompok ini, akhir kata wassalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam
diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar,
sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari
sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada
hukuman; Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang
motivasi; Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu
yang harus mendapat kepuasan; Motivasi yang berasal dari dalam
individe lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar;
Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah,

26
saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan.
B. Saran
Mahasiswa Pendidikan yang merupakan calon pendidik, kiranya lebih
memahami lagi pentingnya motivasi dan bagaimana cara memotivasi
peserta didik kita nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
Winarni, M., Anjariah, S., & Romas, M. Z. (2016). Motivasi Belajar Ditinjau Dari
Dukungan Sosial Orangtua Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi, 2(1).

Idham Kholid, “Motivasi dalam Pembelajaran Bahasa Asing”, Jurnal Tadris, vol
10 No. 1 (2017)

Nurul Hidayah & Fikki Hermansyah “Hubungan antara Motivasi Belajar dan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 2 Bandar Lampung Tahun 2016/2017”. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, Volume. 3 No. 2,

27

Anda mungkin juga menyukai