HEMOPOEISIS
HEMOPOEISIS
HEMATOLOGI I
HEMOPOEISIS
Disusun Oleh :
SEPTEMBER 2020
Jl. Dr. Sitanala Komplek SPK Keperawatan Tangeran RT. 002 / RW.003
PENDAHULUAN
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif
sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh
Dalam regulasi hemopoesis normal terdapat feed back mechanism : suatu mekanisme
umpan balik yang dapat merangsang hemopoesisjika tubuh kekurangan komponen
darah (positive loop) atau menekan hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen darah
2.2 Eritropoiesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan balik.
Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan dirangsang oleh
anemia. Ia juga dirangsang oleh hipoksia dan peningkan aklimatisasi ke tempat
tinggi. Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon glikoprotein bersirkulasi
yang dinamai eritropoietin yang terutama disekresikan oleh ginjal.
Setiap orang memproduksi sekitar 10 eritrosit baru tiap hari melalui proses
eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan dari
sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di
sumsum tulang, yaitu pronormoblas. Pronormoblas adalah sel besar dengan
sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan nucleoli, serta kromatin yang
sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan terbentuknya suatu rangkaian
normoblas yang makin kecil melalui sejumlah pembelahan sel. Normoblas ini
juga mengandung sejunlah hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna
merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru pucat sejalan
dengan hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein, sedangkan
kromatin inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas
lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang
masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis
hemoglobin.
Gbr. 4. Gambar sel-sel darah dalam hematopoiesis (Colour Atlas of Hematology, Practical
Microscopic and Clinical Diagnosis, oleh Harald Theml,M.D.Professor,Newyork 2004, hal 2-
3)
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi
matur, terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur
berwarna merah muda seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu
yang normal.15
2.3 Leukopoiesis
Monopoiesis berawal dari sel induk pluripoten menghasilkan berbagai sel induk
dengan potensi lebih terbatas, diantaranya adalah unit pembentuk koloni
granulosit yang bipotensial. Turunan sel ini menjadi perkusor granulosit atau
menjadi monoblas. Pembelahan monoblas menghasilkan promonosit, yang
sebagiannya berpoliferasi menghasilkan monosit yang masuk peredaran. Yang
lain merupakan cadangan sel yang sangat lambat berkembang. Waktu yang
dibutuhkan sel induk sampai menjadi monosit adalah sekitar 55 jam. Monosit
tidak tersedia dalam sumsum dalam jumlah besar, namun bermigrasi ke dalam
sinus setelah dibentuk. Monosit bertahan dalam pembuluh darah kurang dari 36
jam sebelum akhirnya masuk ke dalam jaringan (Fawcett, 2002).
2.4 Trombopoiesis
1. perkembangan trombosit disusum tulang :
Morfologi trombopoiesis sangat berbeda dari eritropoesis dan
granulopoesis karena tidak terjadi sebagai suatu perkembangan sel
fungsional matang dari prekusor yang belum matang dengan perbedaan
kriteria morfologis yang nyata dan melalui pembelahan pematangan yang
terjadi selanjutnya. Pada trombopoesis ,terjadi proses poliploidisasi
berulang kali,yang menimbulkan berbagai tipe sel 2N-32N (64N) melalui
endoreduplikasi DNA,yang setara dengan berbagai tahapan
fungsi.terdapat tiga macam bentuk sel yang dapat dikenali.
Megakarioblas.
Promegakariosit
Promegakarisit adalah megakariosit yang setengah matang. Produk
poliploidasi megakarioblas yang berdemensi besar. Inti sel sangat
besar dan sedikit berlobus selain bentuk dengan kecenderungan
segmentasi (berlobus) yang dapat dikenali dengan jelas. Kromatin inti
sebagian besar teranyam rapat,nukleoulus yang ada kebanyakan
terselubungi. Sitoplasma tampak basofilik dengan beberapa area
azurofilik, yang menunjukan permulaan aktivitas trombopoesis. Luas
sitoplasma bertambah secara nyata. Ditepi sel,terdapat trobosit yang
melekat.
Struktur sitoplasma megakariosit yang berada pada tahap ini, dan saling
berhubungan, menunjukan penjuluran yang yang tidak beraturan dan
brtambahnya peluruhan.
pada keadaan ini , terbentuk makropartikel yang tak terbilang banyaknya dan
selanjutnya mikropartikel dengan granulasi azurofilik halus yang merupkana
trombosit matang. Sisa inti yang tidak mengandung sitoplasma tetap ada
sampai dihancurkan oleh makrofag disumsum tulang (perhatian: kesalahan
diagnostic dapat terjadi pada pencarian sel-sel asing).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang
primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada
dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai
pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan
mekanisme hemostasis.
2. Pembentukan eritrosit (eritropoiesis) merupakan suatu mekanisme umpan
balik. Ia dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir bersirkulasi dan
dirangsang oleh anemia. Ia juga dirangsang oleh hipoksia dan peningkan
aklimatisasi ke tempat tinggi. Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu
hormon glikoprotein bersirkulasi yang dinamai eritropoietin yang
terutama disekresikan oleh ginjal.
3. Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang dirangsang oleh
adanya colony stimulating (factor perangsang koloni). Colony stimulating
ini dihasilkan oleh leukosit dewasa.
4. Morfologi trombopoiesis sangat berbeda dari eritropoesis dan
granulopoesis karena tidak terjadi sebagai suatu perkembangan sel
fungsional matang dari prekusor yang belum matang dengan perbedaan
kriteria morfologis yang nyata dan melalui pembelahan pematangan yang
terjadi selanjutnya.
Daftar Pustaka