Struktur Beton II
Struktur Beton II
Assalamualaikum, Wr, Wb
TIM Penulis
II
DASAR TEORI
A. Definisi Kolom
Struktur kolom adalah batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok (E.G Nawy.,1998). Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi
bawahnya hingga sampai tanah melalui fondasi. Kolom merupakan struktur tekan sehingga
keruntuhan kolom tidak memberikan peringatan awal yang cukup jelas. Oleh karena itu,
dalam merencanakan kolom perlu adanya perencanaan kekuatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elemen beton bertulang lainnya.
Apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka retak akan terjadi
diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. Pada batas keruntuhan biasanya ditandai
dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu sebelum baja tulangan kehilangan letakan.
Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dibedakan menjadi :
a. Kolom segi empat dengan tulangan memanjang dan sengkang.
b. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berbentuk spiral.
c. Kolom komposit yang terdiri dari beton dan baja profil didalamnya.
Gambar 1. Bentuk kolom (a) kolom bulat tulangan spiral; (b) kolom segi empat; (c)
kolom komposit bulat tulangan spiral; (d) kolom komposit segiempat.
a. Luas tulangan longitudinal komponen struktur tekan tidak boleh kurang dari 0,01
ataupun lebih dari 0,08 kali luas penampang bruto (pasal 12.9(1)).
b. Jumlah tulangan longitudinal munimum adalah 4 untuk kolom persegi empat atau
lingkaran, 3 untuk kolom sengkang segitiga dan 6 untuk kolom pengikat spiral (pasal
12.9(2)).
c. Rasio penulangan spiral untuk fy ≤ 400 tidak boleh kurang dari (pasal 12.9(3)) :
Ag f 'c
ρ min =0 , 45
( Ac
−1
)fy
………………………. (4)
2. Kolom Dengan Beban Eksentris
Kolom yang menahan beban eksentris mengakibatkan baja pada sisi yang tertarik
akan mengalami tarik dengan garis netral dianggap kurang dari tinggi efektif penampang
(d). Apabila angka kelangsingan klu/r ≤ 22 maka tergolong kolom pendek.
Berdasarkan regangan yang terjadi pada baja tulangan yang tertarik, kondisi awal
keruntuhan digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Keruntuhan tarik yang diawali dengan luluhnya tulangan tarik dimana Pn < Pnb.
b. Keruntuhan tekan yang diawali dengan kehancuran beton dimana Pn > Pnb.
Kondisi balance terjadi saat baja tulangan mengalami luluh bersamaan dengan
regangan beton. Beton mencapai kekuatan maksimum f’c pada saat regangan desak beton
maksimal mencapai 0,003. Perencanaan kolom eksentris diselesaikan dengan dua cara
antara lain :
1. Metode Pendekatan Diagram Pn - Mn
Diagram Pn - Mn yaitu suatu grafik daerah batas yang menunjukkan ragam kombinasi
beban aksial dan momen yang dapat ditahan oleh kolom secara aman. Diagram interaksi
tersebut dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah keruntuhan tekan dan daerah
keruntuhan tarik dengan pembatasnya adalah titik balance. Tulangan dipasang simetris
untuk mempermudah pelaksanaan, mencegah kekeliruan dalam penempatan tulangan
tarik atau tulangan tekan dan mengantisipasi perubahan tegangan akibat beban gempa.
Analisis kolom dengan diagram Pn - Mn diperhitungkan pada tiga kondisi yaitu :
a. Pada Kondisi Eksentrisitas Kecil
Prinsip-prinsip pada kondisi ini dimana kuat tekan rencana memiliki nilai sebesar
kuat rencana maksimum.
ϕPn = ϕPn max = 0,80 ϕ (Ag – Ast) 0.85 f’c + Ast fy ………………. (5)
sehingga kuat tekan kolom maksimum yaitu :
P
n=¿
φ P umax
¿ …………………. (6)
φ
b. Kolom Bulat
Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang disarankan
berdaarkan asumsi-asumsi :
1) Transformasi kolom bulat menjadi kolom segi empat akivalen.
2) Tebal penampang segi empat ekivalen diambil sebesar 0,8h dimana h adalah
diameter kolom bulat.
3) Lebar kolom segi empat ekivalen diambil sebesar Ag / 0,8h.
4) Luas total tulangan segi empat ekivalen pada dua lapis yang sejajar berjarak 2Ds /3
dalam arah lentur dimana Ds adalah diameter tulangan terluar dari as ke as.
EI
ψ=
∑( )lu
kolom
EI
∑( )ln
balok
......................... (23)
Dimana lu adalah panjang tak tertumpu kolom dan ln adalah bentang bersih balok.
2) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang tertahan pada
kedua ujungnya diambil sebesar :
Untuk ψ m < 2
20−ψm
k= √ 1+ψm
20 .........................(24)
Untuk Ψ m ≥ 2
k =0,9 √1+ψm
Diamana ψ m adalah harga ψ rata-rata dari kedua ujung batang tertekan tersebut.
3) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang kedua
ujungnya sendi diambil sebesar :
k = 2,0 + 0,3 ψ
b. Pengaruh kelangsingan
SNI (1991) mensyaratkan pengaruh kelangsingan boleh diabaikan apabila :
kl u M1b
≤34−12
1) r M2b untuk komponen struktur tekan yang ditahan terhadap goyangan
kesamping.
klu
≤22
2) r untuk komponen struktur tekan yang tidak ditahan terhadap goyang
kesamping.
M1b dan M2b adalah momen pada ujung-ujung yang berlawanan pada kolom dengan M 2b
adalah momen yang lebih besar dan M1b adalah momen yang lebih kecil.
d. Kuat geser
Perencanaan kolom harus mempertimbangkan gaya geser yang bekerja antara lain :
1) Komponen struktur yang menerima beban aksial tekan :
Nu f 'c
(
V c = 1+
14 A g )( √ )
6
bw d.............................. (30)
Dengan nilai Mm menggantikan Mu dan nilai Vud/Mu boleh diambil lebih daripada 1,0
dengan :
( 4 h−d )
M m=M u−N u
8
Tetapi dalam hal ini Vc tidak boleh diambil lebih besar dari pada :
0,3 N u
V c =0,3 √ f ' c b w d 1+
√ Ag ................................. (32)
Bila gaya geser Vu lebih besar daripada kuat geser φVc maka harus disediakan tulangan
geser.
Av f y d
V s=
s
75 √ f ' c bw s 1 bw s
Av=
Dimana (1200 )f y tidak boleh kurang dari 3 fy dengan bw dan s dalam
2
√ f 'c b w d
milimeter. Kuat geser Vs tidak boleh diambil lebih dari 3 .
1
√ f 'c b w d
Jika Vs > 3 , maka spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus terhadap
sumbu aksial komponen struktur tidak boleh lebih dari d/2 atau 600 mm.
D. Flowchart
Flowchart adalah gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar
proses beserta fungsinya. Flowchart perancangan dan analisis kolom persegi (bujur sangkar)
dan kolom bulat (lingkaran) struktur beton bertulang adalah sebagai berikut :
1. Flowchart Perancangan dan Analisis Kolom Persegi Secara Hitungan Manual.
a. Analisis Kolom Persegi Sentris.
MULAI
As
Ag
Tidak
ρ ≥ 0,01 Rasio penulangan
tidak terpenuhi
Ya
Tidak
Ya
A B
A B
Jb ≥ d Tidak
Jb = 1,5 db
Ya
Spasi min = Jb + db
J=
Ya
Ya
φPn max , ds , s
SELESAI
MULAI
Pu
Ag =
perlu 0 , 85 φ[ 0 , 85 . f ' c (1− ρ)+ρ . f y ]
Dk = A g√ perlu
ϕPn beton = 0,85 ϕ [0,85 f’c (1- ρ) Ag perlu ]
Ya
SELESAI
b, n, d ,d s b s,
MULAI
f’c,fy,ρ,e,b,h,Es
As = π/4. db2. n
A’s = π/4. db2. nt
Ast = As + A’s
Ag = b. h
600 d
C b=
600 +f y
Hitung β1
A = 0,85 β1 f’c b
B = (600A’s) – (0,85 f’c A’s) – (fy As)
D = - (600 A’s d’)
−B+ √ B2 −4 AD
c= 2A
0 , 003(c −d ' )
ε s=
c
f’s = Es . εs
Mr = ϕ (Mn1 + Mn2)
A
A
NT = fy As
Pb = ND1 + ND2 - NT
Mb = φPb eb
Pn max ; Mr ; Pb ; Mb ; ds ; s
SELESAI
Ya
As
ρ=
b( h−d ' )
E s .0 ,003( h−d ' )
C b=
600+f y
0 , 003( C b −d ' )
ε s '=
Cb
fy
ε y=
Es
Ag = b . h
Ya
Hitung β1
A B
A B
Gagal tekan
Ya
Gagal tarik
2 ρ mD
Pn=0,85f ' c h2
[ √( 0,85e
h )
−0,38 +
2,5h
s
(
−
0,85e
h
−0,38 )]
Tidak
Φ Pn > Pu
Tidak aman
Ya
Φ Pn, ds, s
SELESAI
MULAI
r = 0,3 h
ψm < 2 Tidak
Ya
Ya
Klu/r ≥ 22 Tidak
Kolom pendek
Ya
1,5
Ec =( wc ) 0 , 043 √ f ' c
Ig = 1/12 bh3
MD
β d= ≤1 Tidak
Mu
βd = 1
Ya
MD
β d=
Mu
0,4 Ec I g
EI =
1+ β d
2
π EI
Pc = 2
( kl u )
B
A
A B
Mu
δ s M s=
1−
∑ Pu
0 ,75 ∑ Pc
Pu: δs Ms
SELESAI
MULAI
e
Pu , ρg , γh , b, h, h , f’c , fy
As = (π/4) db2 n
SELESAI
Gambar 7. Bagan Alir Perancangan Kolom Persegi Eksentris dengan Cara Grafis
b. Analisis Kolom Persegi Eksentris
MULAI
e
Pu , ρg , γh , b, h, h , f’c , fy
As = (π/4) db2 n
SELESAI
Gambar 8. Bagan Alir Analisis Kolom Persegi Eksentris dengan Cara Grafis.
3. Flowchart Perancangan dan Analisis Kolom Bulat dengan Cara Hitungan Manual.
a. Analisis Kolom Bulat Sentris
MULAI
As = (π/4).n.db2
Ag = (π/4).D2
As
ρ=
Ag
Dc = D – (2 . sb)
Ya
ρ ≤ 0,08 Tidak
Perbesar dimensi kolom
Ya
Dc = D - 2 (sb – ds -½ db
Kc = π.Dc
Spasi Tul
1
( K −n . d b )
n c
1
J b= K −( n+4 ) d b )
n( c
Jb ≥ d Tidak
Jb = 1,5 db
Ya
Spasi min = Jb + db
B
A
A B
Ya
Ac = (π/4). Dc2
Ag f 'c
ρs
min
=0 , 45
( Ac
−1
fy )
π
ρ akt =
( (
4.
4 ). d )
s2
Dc s
Ya
ϕPn max , ds , s
SELESAI
MULAI
Pu
Ag =
perlu 0 , 85 φ[ 0 , 85 . f ' c (1− ρ)+ρ . f y ]
Ag
Dk =
√ perlu
π /4
Ya
Ag f'
ρs
min
=0,4
( ) Ac
−1 c
fy
ρakt =
( 0,4 (
4)
d
) s2
ρakt <D75
c ρs
Tidak
min s = 75
Ya
s = ρakt
D, n, db,ds, s
SELESAI
Gambar 10. Bagan Alir Perangcangan Kolom Pendek Bulat Tulangan Spiral.
b = 0,8 D
2
h= ( π4 ) D b
d-d’ = 2/3 (D – (2 x s’))
b−(d −d ' )
d '=
2
d = (d-d’) + d’
Gagal tekan
As f y A g f 'c Tidak
Pn = + eb < e
(3 e /D s )+1,0 [ 9,6 he /(0,8 h+0 , 67 Ds )2 ]+1 , 18
Ya
Gagal tarik
ρmD s 0,85e
Pn=0,85f ' c h2
[ √( 0,85e
h
−0,38 +)
2
2,5h
−
h ( −0,38 )]
ϕPn > Pu Tidak Tidak aman
Ya
ϕPn, ds
SELESAI
Gambar 11. Bagan Alir Perancangan Kolom Eksentris Bulat Tulangan Spiral.
MULAI
r = 0,25 h
ψm < 2 Tidak
Ya
Ya
Klu/r ≥ 22 Tidak
Kolom pendek
Ya
1,5
Ec =( wc ) 0 , 043 √ f ' c
Ig = 1/64 π h4
MD Tidak
β d= ≤1
Mu
βd = 1
Ya
MD
β d=
Mu
0,4 Ec I g
EI =
1+ β d
2
π EI
Pc = 2
( kl u )
A B
A B
Mu
δ s M s=
1−
∑ Pu
0 ,75 ∑ Pc
Pu: δs Ms
SELESAI
MULAI
Pu , Mu, ρ , h, e, f’c , fy
Menentukan D, n, db, sb
Pu
Pn =
perlu φ
A st =n . ( π 4) . d b
1
As= A s ' = A st
2
A g= ( π 4 ). D 2
Ya
Dc = D – (2 . sb)
Dc
γh=
h
MULAI
Pu
Pn =
perlu φ
A st =n . ( π 4) . d b
1
As= A s ' = A st
2
A g= ( π 4 ). D 2
Ya
Dc = D – (2 . sb)
Dc
γh=
h
SELESAI
Gambar 14. Bagan Alir Analisis Kolom Bulat Eksentris dengan Cara Grafik.
III
CONTOH PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Suatu kolom dengan pengikat sengkang menahan gaya desak aksial Pu 1500 kN, dan
menahan momen 160 kNm, perkiraan penulangan bruto ρg 3% dan selimut beton d’ 70
mm. Beton normal dengan f’c 30 MPa, fy 400 MPa. Maka rancang dimensi kolom
serta periksalah beban yang boleh bekerja pada penampang kolom tersebut?
Hitung gaya aksial dan momen rencana Hitung gaya aksial dan momen
yang bekerja : rencana yang bekerja :
Pu = 1500 kN Pu = 1500 kN
2 2
A g=b.h=400 .400=160000 mm A g=b.h=400 .400=160000 mm
−3
φPnb=0,65[0,85.f ' c .b.ab+ A s ' .f s '− A s .f y ].10 Dengan menggunakan grafis
Interaksi M-N antara ρg = 0,02 dan
=0,65[0,85 .30.168 ,3.400+1981,56.387 ,88
0,03. Proyeksi titik potong ρg dengan
−1981,56 .400].10−3
garis ( f s =f y ) pada sumbu tegak
(vertikal) akan didapat :
(Lihat grafik)
Pu
=0 , 41
ϕ. 0, 85 .f 'c . A g
φPnb= 0,41. (0,65.0,85. 30.
Pnb = 1100,218 kN 160000).10-3
φPnb = 1087,32 kN
M nb=N D 1 + N D 2
ab Proyeksi titik potong ρg dengan garis
( )
M nb=0 , 65 .[0 . 65 . 0 ,85 . f ' c . b . ab . d −
2
+
( f s =f y )
−6 pada sumbu mendatar
0,65. f s ' . A s .( d−d ')].10
(horizontal) akan didapat :
168,3
=0,65[0,65.0,85.30.400.168,3. 330− (
2
+ ) (Lihat grafik)
Pu e
−6 x =0 , 248
0 ,65.387 ,88 .1981 ,56.(330−70 )].10 ϕ. 0 ,85 . f 'c . A g h
Mnb=0,248.(0,65.0,85. 30.160000).10-3
= 262,744 kNm
Mnb = 263,078 kNm
M 262 , 744 .103
e b = nb = =238 ,81 mm
Pnb 1100 ,218
e b =238 , 81mm>e=106 , 67 mm
Karena eb > e, maka keruntuhan kolom
berupa keruntuhan tekan.
A s' f y A gf 'c
Pn =
e
+0,5
+
3he
+1,18 dengan garis
( eh ) , kemudian titik
( d−d' ) d2 potong tersebut diproyeksikan pada
1981 , 56.( 400)
= + sumbu tegak (vertikal) akan
106 , 67
+0,5 didapat :
( 330−70 )
160000.(30 ) (Lihat grafik)
3 . 400. 106 , 67 Pu
+1 , 18 =0 ,72
3302 ϕ.0 , 85 . f 'c . A g
=201,669 kNm > Mu = 160 kNm = 0,19.( 0,65. 0,85. 30. 160000.
(AMAN) 400).10-6
Dengan demikian ukuran penampang kolom MR = 201,552 kNm > Mu = 160 kNm
tersebut dapat digunakan. (AMAN)