BAHAN AJAR/DIKTAT
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iidari 19 27 Februari 2017
Pada hari ini Rabu, tanggal 26 bulan Agustus tahun 2020 Bahan Ajar Mata
Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/
Ketua Program Studi Program Studi Kesehatan Masyarakat FIK UNNES
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iiidari 19 27 Februari 2017
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ijinnya
bahan ajar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular bisa terselesaikan dengan baik.
Mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mempunyai tujuan/capaian
pembelajaran supaya mahasiswa mampu menguasai dan memahami tentang
definisi dan klasifikasi, epidemiologi (angka kejadian penyakit, distribusi penyakit,
faktor resiko dan faktor protektif, dampak penyakit bagi kesehatan masyarakat ),
diagnosis ( gejala, tanda, pemeriksaan fisik dan penunjang ), penatalaksanaan,
pencegahan pada penyakit-penyakit tidak menular.
Mata kuliah ini membahas tentang definisi dan klasifikasi, epidemiologi
(angka kejadian penyakit, distribusi penyakit, faktor resiko dan faktor protektif,
dampak penyakit bagi kesehatan masyarakat ), diagnosis ( gejala, tanda,
pemeriksaan fisik dan penunjang ), penatalaksanaan, pencegahan pada
penyakit-penyakit tidak menular. Dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan
dapat membantu mahasiswa untuk menguasai materi mata kuliah.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan Fakultas Keolahragaan
3. Ketua Prodi S2 Kesehatan Masyarakat
4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan bahan ajar ini.
Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini belum sempurna, sehingga
masukan yang membangun sangat kami harapkan. Terima kasih.
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 ivdari 19 27 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
iv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 vdari 19 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Verifikasi Bahan Ajar ii
Prakata iii
Deskrisi Mata Kuliah iv
Daftar Isi v
Bab I Penyakit Tidak Menular, Pencegahan, dan Penanggulangan 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan 1
C. Materi 1
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab II Kanker
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab III Hipertensi
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab IV Stroke
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab V Jantung Koroner
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab VI Diabetes Mellitus
v
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 vidari 19 27 Februari 2017
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab VII Injury
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab VIII Batu Ginjal dan Saluran Kemih
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab IX Kelainan Odontogenic
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab X Anemia
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab XI GAKI
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
E. Diskusi
Bab XII Rematik
A. Deskripsi Singkat
B. Capaian Pembelajaran Pertemuan
C. Materi
D. Rangkuman
vi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 viidari 19 27 Februari 2017
E. Diskusi
Daftar Pustaka
vii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 19 27 Februari 2017
BAB XI
GAKI
A. Deskripsi Singkat
Bab ini membahas tentang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI),
patofisiologi, epidemiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, penanganan dan
pengobatan, faktor risiko, serta pencegahannya.
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 19 27 Februari 2017
lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan
hipotiroidisme.
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan :
a. Retardasi mental
b. Gangguan pendengaran sampai bisu tuli.
c. Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang aneh.
d. Hipotiroidi dengan gejala :
1. Miksedema pada hipotisodisme berat.
2. Tinggi badan yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang
terlambat.
3. Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah
(Pudjiadi, 2000).
Patofisiologi
Ketika tubuh kehabisan cadangan iodium, maka hormon tiroksin atau
triiodotironin yang dihasilkan akan berkurang, hal ini akan menimbulkan
manifestasi kekurangan hormon tiroid dalam tubuh. Kekurangan iodium
mencegah produksi hormon tiroksin dan triiodotironin.Akibatnya tidak tersedia
hormon yang dapat dipakai untuk menghambat produksi TSH (Thyroid
Stimulating Hormon) oleh hipofisis anterior, hal ini menyebabkan kelenjar
hipofisis menyekresi banyak sekali TSH.Selanjutnya TSH merangsang sel-sel
tiroid menyekresi koloid tiroglobulin kedalam folikel, dan kelenjarnya tumbuh
semakin besar.Tetapi oleh karena iodida yang kurang, produksi tiroksin dan
triiodotironin tidak meningkat dalam molekul tiroglobulin dan oleh karena itu tidak
ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh kelenjar hipofisis.Ukuran
folikelnya menjadi sangat besar dan kelenjar tiroidnya dapat membesar 10
sampai 20 kali ukuran normal (Guyton, 2008).
Akibat mekanisme tersebut akan terjadi gangguan keseimbangan
metabolisme yang dapat menimbulkan berbagai kelainan fisiologis. Kondisi inilah
yang disebut sebagai Gangguan Akibat Kekurangan Yodium dengan kelainan
yang timbul dapat berupa pembesaran kelenjar gondok pada leher, gangguan
perkembangan fisik, gangguan fungsi mental, yang dapat berpengaruh terhadap
2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 19 27 Februari 2017
kehilangan Intelligence Quotient (IQ) point yang identik dengan kecerdasan dan
produktivitas (Asih Luh Gatie, 2006).
Gangguan karena kekurangan iodium tidak bergantung usia, seluruh usia
dapat mengalami penyakit ini, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa,
hingga orang tua. Perjalanan penyakit ini termasuk lambat, karena dalam tubuh
terdapat suatu sistem cadangan iodium yang dapat digunakan selama 2-3 bulan
baru iodium itu akan habis. Setelah cadangan iodium itu habis, barulah timbul
manifestasi gangguan akibat kekurangan iodium misalnya pembesaran kelenjar
tiroid.Awalnya kelenjar tiroid tidak besar dan tidak terlihat tetapi lama kelamaan
perbesaran kelenjar tiroid semakin tampak.Pada tingkat ringan atau sedang,
penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian iodium.Apabila sudah parah dan
dengan pemberian iodium tidak menunjukan perbaikan, maka perlu dilakukan
tindak pembedahan(Guyton, 2008).
Epidemiologi
Angka kejadian GAKY lebih sering ditemukan dia daerah pegunungan,
hal ini dikarenakan komponen tanahnya yang sedikit mengandung
yodium.Kandungan yodium yang lebih renfah dipegunungan disebabkan karena
terjadinya pengikisan yodium oleh salju atau air hujan, sehingga hal tersebut
menyebabkan kandungan yodium yang berada dalam sumber makanan juga
sangat rendah. Air tanah, air dari sumber mata air atau air dari sungai di daerah
pegunungan tidak mengandung yodium yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh manusia, demikian pula halnya dengan ternak serta tanaman yang tumbuh
di pengunungan hampir tidak mengandung yodium sama seekali. Karena sebab
itulah GAKY lebih sering ditemukan di daerah pengunungan dibandingkan
dengan daerah pantai.
Namun, saat ini terjadi perubahan pola daerah endemic GAKY.
Berdasarkan hasil studi epidemiologi GAKY menunjukkan bahwa menetap dan
berkembangnya kasus-kasus baru tidak hanya di daerah pegunungan saja, tetapi
juga tampak di daerah pesisir pantai (Bachtiar,2009). Hal tersebut sangat ironis,
sumberdaya pesisir merupakan sumberdaya yang memiliki kandungan gizi cukup
tinggi terutama kandungan iodium, misalnya pada ikan dan rumput laut.
3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 19 27 Februari 2017
4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 19 27 Februari 2017
5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 19 27 Februari 2017
1. Klasifikasi
Klasifikasi pembesaran kelenjar gondok dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal
dan dengan palpasi tidak teraba
2. Grade IA
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal
dan dengan palpasi tidak teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari
penderita
3. Grade IB
Kelenjar gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat
dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari
grade IA.
4. Grade II
Kelenjar gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi tidur datar dan
dengan palpasi teraba lebih besar dari grade IB
5. Grade III
Kelenjar gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau
lebih. (Supariasa,2012).
6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 19 27 Februari 2017
Factor Resiko
1. Faktor Geografi
Prevalensi gondok berdasarkan letak geografis yang diolah berdasarkan
prevalensi gondok pada anak sekolah menunjukkan bahwa prevalensi
gondok tertinggi ditemukan di daerah dataran tinggi sebesar 30.3%, disusul
daerah dataran rendah (8.7%) dan di daerah rawa hanya sebesar 2.8%.
Dengan uji proporsi ditemukan perbedaan yang bermakna antara prevalensi
gondok di daerah dataran tinggi dan rendah serta perbedaan bermakna
antara dataran tinggi dan rawa(Fredy, 1999).
Djokomoelyanto (1998a) mengemukakan bahwa dataran tinggi atau
pegunungan biasanya miskin akan yodium karena lapisan paling atas dari
tanah yang mengandung yodium terkikis dari waktu ke waktu. Sebaliknya
tanah di dataran rendah kemungkinan terkikis lebih kecil sehinggadiduga
kandungan yodium masih normal. Di daerah rawa diharapkan tidak terjadi
pengikisan tanahsehingga kadar yodium tanah dan air cukup tinggi.
2. Factor genetic
Terdapatnya prevalensi yang tinggi kejadian gondok pada beberapa
anggota disebabkan rendahnya efisiensi biologi, ditemukannya antibody
immunoglobulin (IgG) dalam serum penderita; antibody ini mungkin
diakibatkan karena suatu kelainan imunitas yang bersifat hereditas yang
memungkinkan kelompok limfosit tertentu tertahan, berkekembang biak dan
mengekskresi immunoglobulin stimulator, sebagai respon terhadap beberapa
factor perangsang (David, 1990)
3. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik
dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat
iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut
7
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 19 27 Februari 2017
8
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 19 27 Februari 2017
Pencegahan GAKY
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
Garam beriodium yang digunakan harus memenuhi Standar
Nasional yakni mengandung iodium sebesar 30-80 ppm.Dianjurkan
setiap orang mengkonsumsi garam beriodium sekitar 6 gr atau 1 sendok
9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 19 27 Februari 2017
10
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 19 27 Februari 2017
oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang
ketika terkena panas mendidih tersebut. (Lisdiana,1998).
D. Rangkuman
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia.Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok
dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama olehgangguan
mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang
dewasa.
E. Diskusi
Carilah artikel jurnal ilmiah yang berkaitan dengan GAKI. Analisislah
artikel tersebut.
11
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 19 27 Februari 2017
DAFTAR PUSTAKA
12