Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 119 27 Februari 2017

BAHAN AJAR/DIKTAT

GEOMETRI ANALITIK
18J00074
3 SKS

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 119 27 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Rabu tanggal 26 bulan Agustus tahun 2020 Bahan Ajar Mata Kuliah
Geometri Analitik Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika

Semarang, 26 Agustus 2020

AKetua Prodi Pend. Matematika Tim Penulis

Dr. Mulyono, M.Si. Dr. Bambang Eko Susilo, M.Pd.


NIP 197009021997021001 NIP. 198103152006041001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 119 27 Februari 2017

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rakhmat Nya, sehingga Bahan ajar ”Geometri – Analitik” ini, dapat terselesaikan
secara baik. Bahan ajar ini dapat dipakai sebagai buku wajib untuk mahasiswa
S1 Jurusan Matematika dalam menambah wawasan tentang geometri,
khususnya geometri Euclid di ruang berdimensi satu, dua, dan tiga. Pada
kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran.
Geometri sebagai salah satu cabang matematika, memuat materi-materi
yang dapat diajarkan kepada peserta didik untuk meningkatkan penataan nalar
khususnya penataan nalar secara deduktif. Ketajaman penalaran dapat
membantu memperjelas dan menyelesaikan perrmasalahan dalam kehidupan
sehari-hari yang dihadapi peserta didik. Berdasarkan pengamatan penulis, masih
sering dijumpai kesalahan-kesalahan yang mendasar yang dilakukan oleh
beberapa guru dalam mengajarkan geometri kepada peserta didik. Oleh karena
itu melalui bahan ajar ini, kesalahan kesalahan tersebut secara bertahap dapat
diatasi.
Dalam bahan ajar ini, memuat materi-materi yang perlu dipelajari oleh
mahasiswa S1 prodi matematika/prodi pendidikan matematika. Melalui bahan
ajar ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
pengertian obyek geometri yang abstrak, relasi antara obyek geometri, operasi
antara obyek geometri. Disamping itu, keterampilan mahasiswa S1 prodi
matematika/prodi pendidikan matematika dalam hal mengambar bangun datar
khususnya irisan kerucut, melukis/ menggambar bangun ruang bersisi lengkung
di ruang berdimensi tiga, diharapkan dapat meningkat melalui latihan
soal/penyelesaian tugas-tugas baik tugas individual maupun tugas kelompok.
Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan memenuhi fungsinya dalam
mendukung tercapainya tujuan nasional, khususnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran matematika di sekolah.

Semarang, Agustus 2020


Tim Penulis.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 119 27 Februari 2017

DESKRIPSI MATAKULIAH

Perkuliahan ini dimaksudkan untuk memberi kemampuan pada


mahasiswa tentang konsep-konsep dalam geometri analitik melalui pendekatan
geometrik-deduktif. Di samping itu, perkuliahan ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa menerapkan konsep-konsep dan teorema serta
membuat grafik bangun ruang di ruang berdimensi dua, dan tiga.
Lingkup perkuliahan meliputi persamaan dan pertidaksamaan derajad
pertama, persamaan derajad kedua, geometri analitik di ruang berdemensi tiga.
Matakuliah ini memerlukan prasyarat beberapa matakuliah antara lain geometri
bidang, geometri ruang, aljabar. Agar kemampuan yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa, perlu dikembangkan pengalaman belajar antara lain
diskusi kelompok, workshop berbantuan program Maple.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 119 27 Februari 2017

DAFTAR ISI

Prakata i
Daftar Isi ii
Bab I GEOMETRI ANALITIK DI R 11
Bab II GEOMETRI ANALITIK DI R2 16
Bab III TRANSLASI DAN ROTASI SUMBU 23
Bab IV GEOMETRI ANALITIK DI R3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 119 27 Februari 2017

PETA KOMPETENSI
(PETA KEMAMPUAN)

PEMAHAMAN KONSEP/TEOREMA PEMAHAMAN KONSEP/ TEOREMA DASAR


DASAR PADA ALJABAR PADA GEOMETRI BIDANG

KEMAMPUAN PRASYARAT

KEMAMPUAN PRASYARAT KEMAMPUAN PRASYARAT KEMAMPUAN PRASYARAT

KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DI R

KEMAMPUAN PRASYARAT KEMAMPUAN PRASYARAT KEMAMPUAN PRASYARAT

KEMAMPUAN PEMAHAMN
GEO. DI R2

KEMAMPUAN PEMAHAMAN
GEO. DI R3
BAB I

GEOMETRI ANALITIK DI R

A. Kompetensi dan Indikator


A.1 Kompetensi
1. Memahami ciri-ciri pokok matematika
2. Memahami pengertian geometri
3. Memahami geometri analitik di ruang berdimensi satu (R)
A.2 Indikator
1. Dapat menjelaskan ciri-ciri pokok matematika
2. Dapat menjelaskan obyek-obyek matematika
3. Dapat menjelaskan pengertian geometri
4. Dapat menjelaskan obyek-obyek geometri
5. Dapat menjelaskan obyek-obyek geometri di R
6. Dapat menjelaskan penyelesaian persamaan di R
7. Dapat menjelaskan penyelesaian pertidaksamaan di R
8. Dapat menjelaskan jarak berarah
9. Dapat menjelaskan nilai mutlak

B. Materi Pokok dan Uraian Materi


Materi Pokok
Geometri Analitik di R
Sub Materi Pokok
1. Matematika dan ciri-ciri pokok matematika
2. Pengertian geometri dan objek geometri
3. Persamaan dan pertidaksamaan
4. Jarak Berarah
5. Nilai Mutlak

Uraian Materi
B.1 Matematika dan Ciri Pokok Matematika
Pada hakekatnya, matematika merupakan sistem aksomatis deduktif
formal. Sebagai sistem aksiomatis, matematika memuat komponen-komponen

1
dan aturan komposisi/ pengerjaan yang dapat menjalin hubungan secara
funsional antar komponen. Komponen-komponen dalam sistem matematika
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni kelompok pernyataan dan kelompok
pengertian. Di dalam kelompok pernyataan terdapat pernyataan pangkal yang
disebut aksioma, Aksioma ini merupakan landasan berpikir matematik.
Berdasarkan alasan inilah, matematika merupakan sistem aksiomatik. Herman
Hudoyo (1988 : 78) mengemukakan bahwa ” aksioma-aksioma yang digunakan
untuk menyusun sistem matematika akan menentukan bentuk sistem
matematika itu sendiri.
Matematika sebagai sistem yang deduktif formal, mengandung arti bahwa
matematika harus dikembangkan berdasarkan atas pola berpikir/ penalaran
deduktif dan setiap prinsip, teorema, sifat, dall dalam matematika harus
dibuktikan kebenarannya secara formal berdasarkan kebenaran konsistensi. Jika
pernyataan-pernyataan itu telah dibuktikan kebenarannya, maka pernyataan
tersebut dapat diterima sebagai komponen sistem matematika. Walaupun kita
ketahui bahwa tidak semua prinsip dalam matematika dibentuk atau ditemukan
melalui pola pikir deduktif tetapi terdapat prinsip dalam matematika diperoleh
melalui pola pikir induktif – empiris. Namun semua prinsip dalam matematika,
harus dibuktikan dengan menggunakan penalaran deduktif.
Banyak definisi tentang matematika. Disatu pihak berpendapat bahwa
matematika adalah ” ilmu tentang bilangan”, di pihak lain berpendapat bahwa
matematika adalah ” ilmu tentang bangun-bangun abstrak”. H.W Fowler
berpendapat bahwa ” mathematics is the abstract science of space and number”,
Marshaal Walker berpendapat bahwa “ mathematics may be defined as the study
of abstract structures and their interrelations”. Dienes dalam Herman Hudoyo
(1981 : 144) memandang matematika sebagai studi tentang struktur,
pengklasifikasian struktur dang pengkatagorissian hubungan-hubungan di antara
struktur.
Berdasarkan definisi-definisi yang diajukan oleh para ahli, dapat ditarik
beberapa hal pokok atau ciri pokok yang sama (ciri pokok) matematika. Ciri
pokok matematika adalah (1) matematika memiliki obyek kajian abstrak, (2)
matematika mendasarkan diri pada kesepakatan, (3) matematika sepenuhnya
menggunakan pola pikir deduktif, (4) matematika dijiwai dengan kebenaran
konsisten (Soedjadi, 1994 : 1)

2
B.2 Pengertian Geometri dan Objek Geometri
Istilah ”geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”ukuran bumi”,
maksudnya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri kuno
sebagian besar dimulai dari kegiatan praktis bersifat empiris, berupa pengukuran
untuk keperluan pertanian pada orangorang Babylonia dan Mesir. Kemudian
berkembang menjadi kegiatan utk perhitungan panjang ruas garis, luas dan
volum. Obyek-obyek geometri berupa obyek-obyek pikiran yang abstrak.
Pengertian pangkal dalam geometri adalah titik, sedangkan pengertian-
pengertian lainnya dalam geometri dapat dikembangkan dari titik.
Obyek-obyek geometri merupakan bagian dari obyek matematika yang
abstrak. Obyek-obyek geometri antara lain titik, garis, sinar garis, ruas garis,
sudut, segitiga, jajar-genjang, lingkaran, elllip, parabola, kubus, limas, tabung,
bola, elipsoida, hiperboloida, hiper paraboloida, dan masih banyak obyek
geometri yang lain. Obyek-obyek geometri di ruang berdimensi satu (R), adalah
objek-objek geometri yang terletak garis bilangan antara lain dapat berupa titik,
ruas garis, sinar garis, dan himpunan titik seperti sinar garis namun tanpa titik
pangkal, selanjutnya objek geometri ini, kita sebut dengan ”sinar garis tanpa titik
pangkal”
Seperti halnya, cabang matematika lainnya, geometri merupakan sistem
aksiomatik-deduktif yang sangat ketat, dan mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Namun untuk keperluan pembelajaran, geometri dapat diajarkan
dengan pendekatan kontekstual, pendekatan empiris – induktif, dan pendekatan
informal. Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, perlu dilakukan pendekatan
deduktif aksiomatis untuk membuktikan dalil-dalil geometri sehingga dapat
mempertajam penalaran deduktif. Disamping geometri Euclides, berkembang
pula geometri elliptik, geometri hiperbolik, geometri fraktal, dan mungkin masih
ada geometri lain yang akan/sedang dikembangkan. Pada perkuliahan ini,
pembahasan lebih tertuju pada Geometri Euclides pada ruang dimensi satu,
dimensi dua, dimensi tiga saja, Sedangkan pembahasan pada ruang dimensi n
dapat diberikan pada kesempatan/perkuliahan lain untuk menambah wawasan
mahasiswa S1 yang berminat mendalami geometri lebih lanjut.

3
B.3 Persamaan dan Pertidaksamaan di R
Himpunan bilangan riel R dapat dikaitkan secara korespondensi satu-satu
dengan himpunan titik-titik pada sebuah garis lurus, artinya setiap bilangan riel
berkaitan dengan tunggal satu titik pada sebuah garis lurus dan setiap titik pada
sebuah garis berkaitan dengan tunggal satu bilangan riel. Dalam hal ini, titik
dinamakan grafik dari bilangan, bilangan dinamakan koordnat dari tititk, dan
garis yang dimaksud dinamakan garis bilangan (number line) .
Persamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan ungkapan ”sama
dengan”, sedangkan pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan
ungkapan ” tidak sama”. Secara umum, persamaan/ pertidaksamaan dengan
satu variabel dapat dinyatakan dalam bentuk ax + b = 0, ax + b > 0, ax + b <
0, ax + b  0 dengan a, b merupakan bilangan real dan a tidak sama dengan
nol. Persamaan/pertidaksamaan dalam bentuk seperti iini disebut
persamaan/pertidaksamaan berderajat pertama dengan satu variabel. A solution
of an equation or inequality in one variabel is a number such that a true
statement results if the number is substituted for the variable ( Charles C Carico,
1980 : 2). Sedangkan grafik dari himpunan penyelesaian (HP) dari
persamaan/pertidaksamaan berderajat pertama dengan satu variabel,
merupakan objek geometri yang antara lain dapat berupa titik, ruas garis, sinar
garis.
Himpunan penyelesaian dari 2x + 6 > 10, atau x > 2, memuat bilangan
yang terbatas banyaknya, grafiknya berupa ”sinar garis tanpa titik pangkal”,
sedangkan himpunan penyelesaian dari 2x + 6  10, atau x  0, memuat
bilangan 2, grafiknya berupa sinar garis. Semua objek geometri di ruang
berdimensi satu, kita pikirkan terletak pada garis bilangan.
Contoh :
1. Persamaan 2x – 4 = 0. grafik HPnya berupa titik.
2. Persamaan – 3x – 10 = 0, grafik HPnya berupa titik.
3. Pertidaksamaan 2x + 6  10, grafik HPnya berupa sinar garis.
4. Interval tutup-tutup (pertidaksamaan) 2  x  4, grafik HPnya berupa ruas
garis

4
B.4 Jarak Berarah, dan Nilai mutlak
Sebuah bilangan riel positif dapat ”assigned” terhadap jarak tidak
berarah antara dua titik pada garis bilangan. Arah dari satu titik ke titik lain dapat
ditunjukkan oleh sebuah bilangan bertanda (a signed number). Jika jarak berarah
QR dinyatakan dengan 3, maka jarak berarah RQ dinyatakan dengan -3. Sedang
jarak tidak berarah (undirected distance) antara titik Q dan titik R adalah 3.
Notasi nilai mutlak (absolute value) dapat digunakan secara khusus untuk
jarak tak berarah antara dua titik. Bilangan a dan –a, berkaitan dengan titik-titik
pada garis bilangan yang berjarak sama terhadap titik asal (origin). Notasi [a],
dibaca nilai mutlak dari a, biasanya digunakan untuk menunjukkan jarak,
walaupun dapat juga digunakan dalam konteks yang lain.

Definition.
The absolute value of a real number a, denoted by [a], equals a if a 
0, and –a if a < 0.

Teorema:
Penyelesaian dari ax + b = c, dengan c  0 merupakan

penyelesaian dari ax + b = c atau –(ax + b) = c


Contoh:
a. Penyelesaian dari persamaan x = 5 merupakan

penyelesaian dari x = 5 atau -x = 5. Himpunan


penyelesaiannya adalah {5, -5}
b. Penyelesaian dari persamaan 2x - 3 = 5, adalah

penyelesaian dari 2x – 3 = 5 atau – (2x – 3) = 5 . Himpunan


penyelesaiannya adalah { 4, -1}

Teorema
Penyelesaan dari ax + b > c , dengan c  0 , merupakan

penyelesaian dari - (ax + b) > c atau ax + b > c


Contoh:

5
a. Penyelesaian dari x > 3 merupakan penyelesaian dari –x > 3

atau x > 3.
b. Penyelesaian dari 2x - 3  5, merupakan penyelesaian dari
– (2x – 3)  5, atau 2x – 3  5

Teorema
Penyelesaian dari ax + b < c, dengan c > 0, merupakan

penyelesaian dari - c < ax + b < c

C. Latihan
Untuk memudahkan pemahaman tentang geometri analitik di R, dapat
dipelajari/dikerjakan latihan-latihan yang terdapat pada buku ” Analytic
Geometry” oleh Charles C. Carico, Penerbit John Wiley & Sons, th. 1980”
c.1 Halaman 4, no. 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, 27
c.2 Halaman 9, no. 3, 5, 11, 13, 17, 21, 15
c.3 Halaman 10, no. 27, 29, 31, 33

D. Rangkuman
1. Grafik dari himpunan penyelesaian persamaan berderajat pertama dengan
satu variabel di R, merupakan titik pada garis bilangan riel.
2. Grafik dari himpunan penyelesaian pertidaksamaan berderajat pertama
dengan satu variabel, merupakan sinar garis, atau ruas garis pada garis
bilangan riel.

E. Tes Formatif
1. a) Graph each set of points,
b) Express the associated set of numbers using se-builder notation and
interval notation.
1. Points lessthan 2 units from 5.
2. Points 3 or more units from -1
3. Ponts having coordinates between -2 and 1, together with
points with coordinates greater than 5

6
2. Express each of the following as a single inequality using absolute value
notation.
a. -3 < x-2 < 3
b. -5  2x – 1  5

7
BAB II

GEOMETRI ANALITIK DI R2

A. Kompetensi dan Indikator


A.1 Kompetensi
Mahasiswa memahami geometri analitik di R2

A.2 Indikator
1. Dapat menjelaskan jarak antara dua titik, dan titik pemisah
2. Dapat menjelaskan persamaan derajad pertama di R2
3. Dapat menjelaskan sudut antara dua garis
4. Dapat menjelaskan jarak titik terhadap garis
5 Dapat menyusun persamaan dari suatu kondisi geometri
6. Dapat menjelaskan parabola
7. Dapat menjelaskan lingkaran, dan ellip.
8. Dapat menjelaskan hiperbola
9. Dapat menjelaskan irisan kerucut yang lain

B. Materi Pokok dan Uraian Materi


Materi Pokok
Geometri Analitik di R2
Sub Materi Pokok
1. Jarak dua titik
2. Arah suatu garis lurus
3. Dua garis yang sejajar dan dua garis yang tegak lurus
4. Titik pemisah dan tiik tengah
5. Persamaan berderajat pertama di R2
6. Persamaan garis lurus.
7. Sistem persamaan
8. Sudut antara dua garis
9. Jarak titik terhadap garis
10. Persamaan berderajat kedua dari suatu kondisi geometri
11. Parabola

8
12. Lingkaran dan Ellip
13. Hiperbola

Uraian Materi
Dalam perkuliahan ini, akan dibahas terlebih dahulu konsep-konsep
dasar berupa jarak, titik tengah selanjutkan akan dibahas persamaan kuadrat
tertentu dengan dua variabel, dan grafiknya yang berupa kurva-kurna yang
dikenal sebagai parabola, lingkaran, ellips, dan hiperbola. Grafik-grafik tersebut
sering dirujuk / dinisbahkan terhadap kerucut, atau irisan kerucut , sebab kurva-
kurva tersebut terbentuk jika sebuah kerucut lingkaran tegak dipotong oleh
sebuah bidang datar. Perhatikan peragaan suatu model kerucut yang dilakukan
oleh dosen pengampu dalam perkuliahan.

B.1 Jarak Dua Titik, dan Titik Pemisah di R2


Setiap titik pada bidang Kartesius dapat dikaitkan dengan satu dan hanya
satu pasangan bilangan riel berurutan dan setap pasangan bilangan riel
berurutan dapat dikaitkan dengan satu dan hanya satu titik pada bidang datar
(plane). Komponen-komponen pasangan berurutan (a,b) berkaitan dengan
sebuah titik P pada sistem koordinat X,Y yang selanjutnya dinamakan koordinat
titik P. Komponen pertama a dinamakan absis (abscissa) titik P dan komponen
kedua b dinamakan ordinat (ordinate) P. Himpunan semua pasangan bilangan
riel yang mungkin berkaitan dengan semua titik-titik pada bidang datar yang
dipresentasikan dengan R x R, atau R2

a. Rumus Jarak
Rumus jarak tak berarah antara dua titik pada sebuah bidang datar,
dapat diperoleh dari teorema Pythagoras.
Theorem.
The distance d between the points P1(x1,y1) and P2(x2,y2) is given
by

d= (x2 – x1)2 + (y2 – y1)2

Contoh :
Tentukan jarak antara titik P(3, -5) dan titik Q(2, 4).

9
Jarak d = (2-3)2 + (4 –(5)2

= 1 + 81

= 82

b. Rumus Kemiringan (Slope Formula)


Terdapat beberapa cara untuk melukiskan arah dari sebuah garis pada
sebuah bidang datar. Salah satu dari cara-cara yang sangat bermanfaat
adalah kemiringan (slope) dari ruas garis yang tak vertikal.
Definition
The slope m of a line that contains the points P1(x1,y1) and
P2(x2,y2) is given by
m = ( y2 – y1) / (x2 – x1), (x2  x1)
Inklinasi dari suatu garis lurus
Inklinasi atau sudut inklinasi dari suatu garislurus adalah sudut tak negatif
terkecil dari arah positif sumbu x terhadap garis tersebut. Inklinasi suatu
garis lurus biasanya dinyatakan dengan  Terdapat hubungan bahwa m
= tan 
Theorem
Let m1 and l2 be the slops of l1 and l2.
For any two nonvertical lines in the plane, l1 and l2,
l1 is parallel to l2 if and only if m1 = m2
l1 is perpendicullar to l2 if and only if m1 . m2 = -1
c. Rumus Titik Pemisah (Point of Separation Formulas)
Theorem
If P1(x1,y1) and P2(x2,y2)are the endpoints of a segmen P1P2, and
the point P(x, y) separates the segmen into two parts with lengths
IP1P I and IPP2I, then
x = x1 + k(x2 – x1),
and
y = y1 + k(y2 – y1 where k = IP1P I / IP1P2I

10
d. Rumus Titik Tengah (Midpoint Formulas)
Jika P merupakan titik tengah dari ruas garis P1P2, maka k = ½ dan
diperoleh rumus titik tengah sebagai berikut, sebagai keadaan khusus
dari teorema titik pemisah:
x = ½ ( x1 + x2 ) , dan y = ½ ( y1 + y2 )

B.2 Persamaan Berderajat Kedua di R2


Ingatlah kembali bahwa penyelesaian dari persamaan dengan dua
variabel yang berbentuk: Ax + By = C atau Ax + By + C = 0 .... (*), dengan A, B
tidak bersama-sama nol, adalah pasangan bilangan real berurutan (x1, y1)
sedemikian hingga diperoleh suatu pernyatan yang bernilai benar jika komponen
pertama x1 disubstitusikan pada x dan komponen kedua y1 disubstitusikan pada
y.
Grafik dari persamaan berderajat pertama
Dapat ditunjukkan bahwa grafik dari himpunan penyelesaian persamaan
...(*) merupakan himpunan titik-titik yang tak terbatas (infinite set) yang terletak
pada sebuah garis lurus (a straight line) dan :memenuhi” garis secara lengkap.
Berdasar alasan sederhana karena merujuk kepada garis lurus (a line) sebagai
grafiknya, maka persamaan ...(*) dinamakan persaman linier (linear equation).
Karena dua titik menentukan tepat sebuah garis lurus, maka untuk menentukan
grafik dari persamaan linier, cukup menentukan dua penyelesaian dari
persamaan.
Kadang-kadang untuk mendapatkan dua penyelesaian yang termudah
adalah menentukan komponen pertama atau kedua dengan nol, sehingga
penyelesaiannya adalah (0, b) dan (a, 0). Dalam kasus seperti ini, maka a dan b
dinamakan intersep x dan intersep y (x dan y intercepts)

Persamaan Linier
Pikirkan suatu garis pada bidang datar dengan slope m dan melalui
sebuah titik (x1, y1). Bagaimana persamaannya?
Theorem
If a line with slope m contains the point (x1 ,y1 ), an equation of the line is
y – y1 = m ( x – x1)
Persamaan ini dinamakan “the point-slope form” dari persamaan linier.

11
Selanjutnya, kita pikirkan suatu persamaan dari suatu garis lurus melaui
suatu titik (0, b) pada sumbu y dan mempunyai “slope” m. Bagaimana
persamaannya?
Theorem
If a line with slope m has a y intercept b, an equation of the line is
y mx + b
Persamaan ini dinamakan “slope-intercept form” dari persamaan linnier
dengan dua peubah ( dua variables)

Sistem Persamaan
Beberapa persaman beserta operasinya dapat membentuk suatu sistem
yang dinamakan sistem persamaan. Suatu pasangan bilangan berurutan yang
merupakan penyelesaian pada pada persamaan-persamaan dalam sistem
dinamakan suatu penyelesaian sistem persamaan (a solution of the system) dan
himpunan semua pasangan beruturutan tersebut dinamakan himpunan
penyelesaian dari sistem (solution set of the system)
Suatu penyelesaian dari dua persamaan berderajat kedua di R2
merupakan pasangan bilangan yang berkaitan dengan setiap titik perpotongan
dari grafik-grafiknya. Himpunan penyelesaian dapat berupa:
1. Himpunan yang memuat satu pasangan berurutan, hal ini menunjukkan
bahwa sistem mempunyai penyelesaian tunggal (unique) dan kedua garis
berpotongan hanya pada satu titik di R2.
2. Himpunan kosong, berarti sistem tidak mempunyai penyelesaian dan kedua
garisnya sejajar,
3. Himpunan yang tak terbatas dalam kasus ini keud garisnya berimpit.

Sudut antara Dua Garis, dan Jarak Titik Terhadap Garis


Untuk mendapatkan rumus tentang ukuran sudut yang dibentuk oleh dua
garis yang berpotongan, dapat diperoleh dari beberapa hubungan rumus
geometri dan trigonometri sederhana.
Theorem
If  is the smallest angle through which a line with slope m1 is rotated
counterclockwice so that it will coincide with a line with slope m2, then

12
tan  = (m2 – m1) / 1 + m1m2 m1m2  -1

Jarak titik terhadap garis


Jika d merupakan jarak tegaklurus dari sebuah titik P1(x1, y1) terhadap
garis dengan persamaan Ax + By + C = 0, maka d dapat ditentukan oleh
persamaan dari teorema berikut ini.
Theorem
The undirected distance d between a point P1(x1, y1) at the graph of Ax +
By + C = 0 is

d= I Ax + By + C I / (A2 + B2)

B.3 Membentuk Persamaan Dari Kondisi Geometri


Pada sub materi ini, perhatian kita lebih tertuju pada masalah
menemukan persamaan-persamaan dari beberapa himpunan titik tertentu pada
sebuah bidang datar.
Contoh 1.
Tentukan sebuah persamaan dari himpunan titik-titik yang
berjarak sama terhadap titik A(-2, 0) dan titik B(4, 4).
Penyelesaian:
Sebuah draf, gambar atau sket (sketch) sangat membantu untuk
menyelesaikan persoalan ini. Pada sket, titik P(x, y) meruapak
satu dari titik-titik yang berjarak sama terhadap titik A dan titik B.
Dengan menggunakan rumus jarak dua titik, dapat diperoleh
persamaan yang diminta sebagai berikut :
3x + 2y – 7 = 0
Contoh 2.
Tentukanlah sebuah persamaan dari himpunan titik-titik yang
berjarak sama terhadap garis lurus dengan persamaan x = 2, dan
titik (-2, 0)
Penyelesaian :
Buatlah gambar/sket terlebih dulu. Dengan menggunakan rumus
jarak titik terhadap garis yakni d1, dan jarak titik terhadap titik,
yakni d2. Karena d1 = d2, maka diperoleh:
y2 = - 8x

13
Contoh 3
Tentukanlah sebuah persamaan dari himpunan titik-titik
sedemikian hingga untuk setiap titik jumlah jaraknya terhadap titik
(-2,0) dan titik (2, 0) adalah 6.
Penyelesaian:
Gunakan rumus jarak yang memenuhi kondisi yan ditentukan,
yakni d1 + d2 = 6. Setelah dilakukan penyederhanaan, diperoleh
persamaan yang diminta sebagai berikut:
5x2+ 9 y2 = 45
Contoh 4
Tentukanlah sebuah persamaan dari himpunan titik-titik
sedemikian sehingga untuk setiap titik nilai mutlka dari selisih
jaraknya terhadap titik (-5, 0) dan titik (5, 0) adalah 5.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan rumus jarak yang memenuhi kondisi yang
ditentukan, diperoleh
[ d1 – d2 ] = 6
Jika titik P(x, y) adalah titik yang terletak pada grafiknya,
maka diperoleh persamaan yang dimnta sebagai berikut:
16 x2– 9 y2 = 144
B. 4 Parabola
Pada pembahasan ini dan selanjutnya, akan dibahas berbagai jenis
persamaan kuadrat yang merupakan kejadian khusus dari persaman berderajat
kedua dengan dua peubah (variables) yang berbentuk
A x2 + Bxy + C y2 + Dx + Ey + F = 0 ....(1) , dengan A, B, C, D, E, dan F
adalah bilangan riel.
Salah satu jenisnya adalah persaman kuadrat yang koefisien B dan C dalam
persamaan (1) adalah nol. Diperoleh persamaan sebagai berikut:
A x2 + Dx + Ey + F = 0, dengan A, E tak sama dengan nol.
Persamaan ini, dapat diselesaian untuk y, dan sering ditulis dalam
bentuk:
Y = ax2 + bx + c , dengan a  0

Dengan cara yang sama dapat dibentuk persamaan x = ay2 +by +c, a  0

14
Grafik dari persamaan jenis ini adalah sebuah irisan kerucut, yang disebut
dengan parabola.

Definition
A parabola is the locus of points in aplane whaose distances from a fixed
(the dirctrix), and a fixed point (the focus) are equal.

Parabola adalah tempat kedudukan (locus) titik-titik pada sebuah bidang


datar yang jaraknya terhadap sebuah garis yang tetap ( a fixed line) yang
disebut direktrik, dan terhadap titik yang tetap ( a fixed point) yang
disebut fokus, adalah sama.

Suatu titik yang merupakan perpotongan antara parabola dan garis yang
melalui fokus dan garis ini tegak lurus direktrik, dinamakan puncak
(vertex). Suatu parabola mempunyai sumbu simetri, yakni garis lurus
yang melalui puncak dan fokus.

Persamaan baku (Standard equation)


Persamaan baku dari suatu parabola yang mempunyai puncak titik asal
dan fokusnya pada sumbu y positif, adalah x2 = 2 py
Theorem
A parabola has the standard equation x2 = 2 py if and only if its focus
has the coordinates (0, p/2) and its directrix has an equation y = -p/2
Pembuktian dapat dipelajari pada buku “Analytic Geometry Oleh Charles
C Carico, halaman 47”

Theorem
A parabola has the standard equation x2 = - 2 py if and only if its focus
has the coordinates (0, - p/2) and its directrix has an equation y = p/2
Theorem
A parabola has the standard equation y2 = 2 px if and only if its focus
has the coordinates (p/2, 0) and its directrix has an equation x = -p/2, and
a parabola has the standard equation y2 = - 2 px if and only if its focus
has the coordinates ( - p/2, 0) and its directrix has an equation y = p/2

15
Contoh 1
Tentukanlah persamaan dari direktrik dan koordinat fokus dari suatu
parabola yang persamaannya adalah y2 = 12 x.
Penyelesaian :
Berdasarkan teorema, diperoleh 2p = 12 atau p = 3. Persamaan
direktriknya adalah x = -3, dan koordinat fokus adalah (3, 0).
Contoh 2
Tentukanlah persamaan baku dari parabola dengan puncak titik asal,
simetri terhadap sumbu y, dan memuat titik (6, 9)
Penyelesaian:
Karena sumbu simetrinya adalah sumbu y dan titik (6, 9) terletak pada
kuadran pertama, maka berdasarkan teorema, diperoleh persamaan
dalam bentuk x2 = 2py, kemudian substitusikan 6 untuk x dan 9 untuk y,
diperoleh p = 2.
Persamaan parabola yang diminta adalah x2 = 4 y

Latihan
Kerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku ”Analytic Geometry
Oleh Charles C Carico,
Halaman 51, no. 1, 3, 9, 11, 13, 21
Halaman 52, no. 29, 31, 33

B.5 Lingkaran, dan Ellips


Lingkaran dan ellips, merupakan bangun datar berupa garis lengkung
(kurva) yang dapat terbentuk dari irisan antara kerucut lingkaran tegak dan
bidang datar.
Lingkaran (circle)
Definition
A circle is the set of points in a plane that are at a given distance (the
radius) r from a fixed point (the center).
Persamaan baku dari lingkaran.

16
Lingkaran yang pusatnya adalah titik asal mempunyai persamaan yang

sederhana. Dengan menggunakan rumus jarak, diperoleh r = (x2 + y2). Dari

hal ini, diperoleh teorema-teorema sebagai berikut.

Theorem
A circle having the origin as its center and radius r has an equation x2 +
y2 = r

Ellips (Ellipse)
Irisan kerucut yang lain adalah ellips. Ellips sering didefinisikan sebagai
berikut.
Definition
An ellipse is the set of points in a plane such that for each point the sum
of its distances from two fixed points ( the foci) is constant.
Garis yang melalui fokus dan memotong ellips, menghasilkan titik poting yang
disebut puncak ellips. Ruas garis yang melalui kedua puncak disebut sumbu
panjang (mayor), dan ruas garis yang tegak lurus sumbu mayor dan melalui
pusal, dinamakan sumbu minor.

Persamaan baku dari ellips.


Ellips-ellips yang mempunyai pusat pada titik asal, dan fokusnya pada sumbu x
atau sumbu y, mempunyai persamaan yang sederhana. Jika focus F1 (c, 0) dan
F2 (-c, 0), maka dengan menjabarkan d1 + d2 = 2a, maka akan diperoleh
persamaan baku sebagai berikut.
x2 / a2 + y2 / (a2 – c2) = 1. Pada ellips terdapat hubungan a> c, dan a2 – c2
= b2 ( a bilangan positif), sehingga diperoleh persamaan:
.x2 / aa + y2 / b2 = 1 yang merupakan persamaan baku dari ellips.

Theorem
An ellipse has the standard equation
.x2 / aa + y2 / b2 = 1
If and only if its center is the origin and its foci are in the x axis.
Theorem
An ellipse has the standard equation

17
.x2 / ba + y2 / a2 = 1
If and only if its center is the origin and its foci are in the y axis.
Contoh
Tentukanlah persamaan baku dari ellips yang pusatnya titik asal, salah
satu fokusnya adalah (-3, 0) dan salah satu puncaknya adalah (-5, 0).
Penyelesaian
a = 5, dan c = 3 diperoleh hubungan
b2 = a2 – c 2
= 25 – 9
= 16
Karena fokus terletak pada sumbu.x, maka dengan menggunakan
teorema, diperoleh persamaan ellips: x2 /25 + y2 / 16 = 1

Latihan
Kerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada buku ”Analytic Geometry”
oleh Charles C Carico,
1) halaman 58 no. 3, 5 , 9, 11, 13
2) Halaman 59 no. 19, 21, 25, 27

B.4 Hiperbola
Hiperbola merupakan salah satu irisan kerucut. Hiperbola sering didefinisikan
sebagai berikut.
Definision
A hyperbola is the set of points ina plane such that for each point the
difference of its distances from two fixed points (the foci) is a constant.
Persamaan baku dari hiperbola
Hiperbola yang mempunyai pusat pada titik asal, dan fokusnya pada
sumbu x atau sumbu y, mempunyai persamaan yang sederhana. Jika
focus F1 (c, 0) dan F2 (-c, 0), maka dengan menjabarkan Id1 - d2 I= 2a,
maka akan diperoleh persamaan baku sebagai berikut.
x2 / a2 + y2 / (c2 – a2) = 1. Pada ellips terdapat hubungan a < c, dan c2 –
a2 = b2 ( a bilangan positif), sehingga diperoleh persamaan:
.x2 / aa = y2 / b2 = 1 yang merupakan persamaan baku dari ellips.

18
Theorem
A hyperbola has the standard equation
.x2 /a2 – y2 /b2 = 1
If and only if its center is the origin and its foci are in the x axis
Contoh 1
Tentukanlah koordinat puncak dan focus dari grafik yang persamaan
adalah:

X2 /4 – y2 /9 = 1
Penyelesaian:
Fokus dan puncaknya terletak pada sumbu x. Karena a = 4, diperoleh a =
2, dan puncaknya adalah (2, 0) dan (-2, 0). Karena c2 = a2 + b2
=4+9
= 13
Koordinat fokus adalah (V13, 0) dan (-V13, 0)

Theorem
A hyperbola has the standard equation
Y2 /a – x2 /b = 1
If and only if its center is the origin and its foci are in the y axis
C. Latihan
Find an equation of the set of points such that each point satisfies the
given conditions
1. Its distance fron the line with equation y = 4 is equal to its distance
from (0, 3)
2. Its equidistant from the y axis and the point (-6, -1)
3. The difference of its distance from (0, 3) and (0, -3) is 4
4. Its distance from (2, 3) is 4.
5. a. Tulislah pengertian garis singgung pada lingkaran.
b. Tulislah pengertian garis singgung pada ellips
6. a. Tulislah pengertian garis kutub pada lingkaran
b. Tulislah pengertian garis kutub pada ellips

19
D. Rangkuman
The graph of A x2 + B y2 = C, is determined by A, B, and C as followings:
A, B, C same sign,
1. A = B Circle
2. A B Ellipse
3. A, B opposite sign, C 0 Hyperbola
4. A, B same sign, C = 0 One point, the origin
5. A, B opposite sign, C = 0 Two intersecting lines
6. B, C same sign, A = 0, Two parallel lines
or A, C same sign, B = 0

Tes Formatif
1. Tentukanlah persamaan garis singgung pada lingkaran
2. Tentukanlah persaman garis kutub pada lingkaran
3. Tentukanlah persamaan garis sunggung pada illips
4. Tentukanlah persamaan garis kutub pada ellips.

20
BAB III
TRANSLASI DAN ROTASI SUMBU

A. Kompetensi dan Indikator


A.1 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami translasi sumbu dan rotasi sumbu

A.2 Indikator
a. Dapat menjelaskan translasi sumbu
b. Dapat menjelaskan rotasi sumbu

B. Materi Pokok dan Uraian Materi


Materi Pokok
Translasi sumbu dan Rotasi sumbu
Sub Pokok Bahasan
1. Translasi Sumbu
2. Rotasi Sumbu

Uraian Materi
1. Translasi Sumbu
Untuk menentukan persamaan dari suatu irisan kerucut, yang
memiliki puncak atau pusat yang tidak pada titik asal (0,0), dapat diperoleh
dengan menggunakan translasi sumbu. Sedangkan untuk menentukan
persamaan irisan kerucut yang memiliki sumbu simetri yang tidak sejajar
dengan sumbu-sumbu koordinat, dapat dilakukan dengan rotasi sumbu.
a. Translasi Sumbu
Teorema T.1
Jika titik asal O’ dari sistem sumbu x’,y’ mempunyai kordinat (h, k)
dalam sistem x, y, maka koordinat x’, y’ dari titik S dapat dikaitkan
dengan koordinat x, y dari titik S oleh persamaan sebagai berikut.
x= x’ + h atau x’ = x – h
y = y’ + h atau y’ = y – k

21
Y’

Y
S’(x’,y’) = S(x,y)
y’
x’
O’(0,0) = P(h,k) X’
k

O h X

Untuk sebarang titik S(x,y) = S’(x’,y’)


terdapat hubungan
x = x’ + h atau x’ = x - h
dan
y = y’ + k atau y’ = y - k
Contoh :
Tentukanlah persamaan dalam x’, y’ untuk persamaan x +
5y = 3, bila ditranlasikan terhadap (4,-3).
Penyelesaian:
Untuk h = 4, dan k = -3, diperoleh :
x = x’ + 4, dan y = y’ – 3
Dengan melakukan substitusi pada persamaan yang
diketahui, diperoleh persamaan dalam x’ dan y’ sebagai
berikut: x’ + 5y’ = 14
Teorema T.2
Jika suatu lingkaran mempunyai jari-jari r, dan pusatnya
adalah titik(h, k), maka persamaannya adalah: (x – h)2
+ (y – k)2 = r2
Buktikan dengan menggunakan translasi sumbu.

22
Teorema T.3
Jka suatu parabola mempunyai puncak (h, k) dan sumbu
simetrinya sejajar dengan sumbu koordinat, maka
persamaannya adalah :
1) (y – k)2 = 2p (x – h) atau (x – h)2 = 2p (y – k)
2) (y – k)2 = - 2p (x – h) atau (x – h)2 = - 2p (y – k)
Buktikan dengan menggunakan translasi sumbu.
Teorema T.4
Jika ellips mempunyai pusat (h, k) dan sumbu simetrinya
sejajar dengan sumbusumbu koordinat, maka
persamaannya adalah:
1) (x – h)2/ a2 + (y - k)2 / b2 = 1 sumbu panjang
horisontal atau
2) (x – h)2/ b2 + (y - k)2 / a2 = 1 sumbu panjang
vertikal.

Y’

S’(x’,y’) = S(x,y)

O’(0,0) = P(h,k) X’
k

O h X

Buktikan dengan menggunakan translasi sumbu.

23
Teorema T.5
Jika hiperbola mempunyai pusat (h, k) dan sumbu
simetrinya sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat, maka
persamaannya adalah:
3) (x – h)2/ a2 - (y - k)2 / b2 = 1 atau
4) (x – h)2/ b2 - (y - k)2 / a2 = 1
Buktikan dengan menggunakan translasi sumbu.
Teorema T.6
Jika grafik dari persamaan Ax2 +Cy2 + Dx + Ey + F= 0
dengan A, C tak bersama-sama nol, ada (exists), maka
grafiknya merupakan:
1) parabola atau dua garis sejajar jika A = 0 atau C= 0
2) lingkaran atau sebuah titik jika A = C
3) ellip atau sebuah titik, jika A  C, dan A.C > 0
4) hiperbola atau dua garis berpotongan, jika A.C < 0

b. Rotasi Sumbu
Sumbu-sumbu koordinat x, y diputar (dirotasikan terhadap
titik asal O, dengan sudut putar alpha, menghasilkan sumbu-
sumbu koordinat x’, y’. Dengan menggunakan rumus-rumus
trigonometri yang cukup sederhana, dapat ditemukan hubungan
berupa persamaan dalam x, x’, y, dan y’.
Teorema R.1
Jika sumbu-sumbu x, y diputar terhadap titik asal sebesar
sudut alpha menghasilnya sumbu x’, y’, maka koordinat x,
y dan koordinat x’, y’ dari suatu titik dinyatakan dengan
hubungan sebagai berikut:

24
Y P(x’,y’)
Y’ X’

b
α

O X

Untuk sebarang titik P(x’,y’), dimana sudut


antara OX’dan OP = b ( b dalam derajad)
Diperoleh hubungan:
x = x’ cos α – y’ sin α
y = x’ sin α + y’ cos α
ATAU
x’ = x cos α + y sin α
y’ = y cos α – x sin α

Bentuk umum persamaan berderajat kedua dengan dua


variabel, sering disebut dengan persaman kuadrat dengan
variabel x, y adalah:
Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F = 0, dengan A, B, C semuanya
tidak nol.
Dengan menggunakan hubungan (formula) rotasi sumbu,
diperoleh persamaan dalam x’, y; sebagai berikut:
A’x’2 + B’x’y’ + C’y’2 + D’x’ + E’y’ + F’ = 0.
Dengan:
A’ = A cos2 a + B sin a cos a + C sin2 a
B’ = B cos 2a – (A – C) sin 2a

25
C’ = A sin2 a - B sin a cos a + C cos2 a
D’ = D cos a + E sin a
E’ = E cos a – D sin a
F’ = F, dan a adalah sudut antara sumbu x dan sumbu x’
Jika dipilih a sedemikian sehingga B’ = 0, maka diperoleh
persamaan : A’x’2 + C’y’2 + D’x’ + E’y’ + F’ = 0.
Jika B’ = o, maka diperoleh tan 2a = B / (A – C), dengan A-C
tak sama dengan nol.
Perhatikan persamaan A’x’2 + C’y’2 + D’x’ + E’y’ + F’ = 0, tak
memuat bentuk x’y’. Jika grafik dari persamaan ini, ada (exists),
maka grafiknya berupa:
1) Ellips atau sebuah titik jika A’ tak sama C’ dan A’.C’ > 0
2) Parabola, atau dua garis sejajar jika A’ atau C’ sama dengan
nol.
3) Sebuah hiperbola, atau dua garis yang berpotongan, jika A’.C’
<0
Teorema R.2
Jika grafik dari persamaan kuadrat dalam x, y di R2 Ax2 +
Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F = 0, dengan B  0, ada (exist),
maka grafiknya berupa :
a. Ellips, atau titik, jika B2 - 4AC < 0
b. Parabola, atau dua garis sejajar, jika B2 - 4AC = 0
c. Hiperbola, atau dua garis berpotongan, jika B2 -
4AC > 0
C. Latihan
1. Tunjukkan bahwa persamaan dari garis lurus di ruang berdimensi
dua adalah Ax+By+C=0,dengan A,B,C merupakan bilangan real,
dan AB tak bersama-sama nol.
2. Tulislah persamaan dari garis lurus yang memuat titik (4, 0) dan
tegak lurus terhadap grafik 3x – y = 4.
3. Tentukanlah jarak titiik P(2, -3) terhadap grafik 2x + 6y = 3.
4. Tentukanlah persamaan dari himpunan titik-titik yang jumlah
jaraknya terhadap titik (2,0) dan titik (-2, 0) adalah 10.

26
5. Tentukanlah koordinat fokus dan puncak dari hiperbola yang
memiliki persamaan 9y2 = 225 + 4x2, kemudian gambarlah
grafiknya.
6. Diberikan persamaan x2 + 4x – 4y = 0
a. Tulislah persamaannya dalam bentuk baku.
b. Gambarlah grafiknya.
7. Diberikan persamaan 4x2 + 12 xy + 9y2 – 2x = 0
a. Tulislah persamaannya dalam bentuk baku memuat x’, y’
b. Gambarlah grafiknya.
D. Lembar Kegiatan
( lihat lampiran Kode LK.2 – Geo di R2)

E. Rangkuman
a. Melalui dua titik dapat ditentukan dengan tepat satu garis lurus.
b. Persamaan garis lurus di R2 adalah Ax+By+C=0, dengan A,B,C bilangan
real dan A dan B tak bersama-sama nol.
c. Grafik Ax2 + By2 = C, ditentukan oleh A, B, dan C sebagai berikut.
1) A = B Lingkaran
2) A  B, A.B > 0 Ellips
3) A  B, A.B < 0 Hiperbola
4) A.B > 0, C = 0 Satu titik, titik asal
5) A.B < 0, C = 0 Dua garis berpotongan
6) B.C > 0, A = 0 atau
A>C >0, B = 0 Dua garis sejajar
d. Grafik dari HP persamaan y = ax2 + b, dengan a, b bilangan real dan a >
0, merupakan parabola yang mempunyai titik minimum.
e. Dengan melakukan translasi sumbu dan rotasi sumbu, dapat diperoleh
persamaaan irisan kerucut yang sumbu simetrinya tidak sejajar sumbu
koordinat dan pusatnya tidak pada (0, 0)
f. Grafik dari persamaan kuadrat dalam x, y di R2 , yang berbentuk Ax2 +
Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F = 0, dengan B  0, dapat berupa :
1) Ellips, atau titik, jika B2 - 4AC < 0
2) Parabola, atau dua garis sejajar, jika B2 - 4AC = 0
3) Hiperbola, atau dua garis berpotongan, jika B2 - 4AC > 0

27
g. Bedakan secara tegas antara gambar(obyek visual) yang mewakili obyek
geometri dan obyek geometri yang merupakan benda pikiran abstrak
F. Tes Formatif
a. Tentukan panjang ketiga garis tinggi pada segitiga ABC, jika koordinat
titik-titik sudutnya adalah A(2, 5), B (0,1), dan C( -3, 8).
b. Tentukanlah jenis irisan kerucut yang memiliki persamaan berikut ini
kemudian lukislah grafiknya.
i. y2 = 16 + 4x2
ii. x2 – 2y = 0
c. Tentukanlah koordinat pusat dan puncak obyek geometri berikut ini,
kemudian lukislah grafiknya.
1) 9x2 – 16y2 + 18x – 32y -151 = 0
2) x2 - y2 – 4x = 0
3) x2 – 2xy + 4y2 + x + y = 0

28
BAB IV
GEOMETRI ANALITIK DI R3

A. Standar Kompetensi, Kompetensi, dan Indikator


A.1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami geometri analitik di R3
A.2. Indikator
1. Membuktikan rumus jarak dua titik.
2. Menentukan jarak titik terhadap garis
3. Menentukan persamaan garis lurus
4. Menentukan normal suatu bidang
5. Menjelaskan silinder
6. Menjelaskan bola
7. Menjelaskan elipsoida
8. Menjelaskan paraboloida
9. Menjelaskan hiperboloida
10Menjelaskan paraboloida hiperbolik
B. Materi Pokok dan Uraian Materi
Geometri analitik di R3
Sub Materi Pokok
1. Jarak Dua Titik
2. Arah suatu garis
3. Bilangan arah
4. Sudut dua garis
5. Garis lurus
6. Bidang Datar dan Normal terhadap Bidang
7. Jarak Titik Terhadap Bidang
8. Jejak dan Irisan
9. Silinder
10. Bola
11. Ellipsoida
12. Paraboloida
13. Hiperboloida

29
Uraian Materi
Persamaan Berderajat Pertama Dengan Tiga Variabel di R3
Persamaan yang berbentuk
Ax + By + Cz + D = 0, ..................(B.1)
dengan A, B, C, D merupakan bilangan real dan A, B, C tak bersama-
sama nol, dinamakan persamaan berderajat pertama dengan tiga
variabel x, y, z di R3
Grafik dari himpunan penyelesaian persamaan (B.1), merupakan
bidang datar. Jadi bidang datar berkaitan dengan persamaan
(B.1). Sebelum dilakukan penyajian materi tentang bidang datar,
perlu disajikan dulu obyek geometri yang merupakan pengertian
pangkal, yakni titik.

B.1 Titik dan Jarak Dua Titik di R3


Untuk pembahasan geometri anlitik di ruang dimensi tiga, perlu
diperkenalkan terlebih dulu rumus-rumus untuk menentukan jarak dua
titik, dan cara-cara untuk melukislakn arah suatu ruas garis atau garis.
Dalam dimensi tiga, sumbu-sumbu koordinat pada sistem
koordinat Kartesius tegak lurus merupakan garis-garis yang saling
tegak lurus. Sumbu-sumbu tersebut dinamakan sumbu x, sumbu y,
dan sumbu y. Sedangkan bidang datar yang dutentukan oleh sumbu-
sumbu koordinat tersebut dinamakan bidang koordinat, yang
dinamakan bidang-bidang xy, yz, dan xz. Dalam sistem ini, koordinat
suatu titik mempunyai tiga komponen yang dinyatakan oleh pasangan
tiga berurutan (ordered triple) berbentuk (x, y, z). Titik (2, 3, 5) terletak
dua satuan dari bidang yz, tiga satuan dari bidang xz, dan lima satuan
dari bidang xy. Tiga bidang koordinat memisahkan ruang menjadi 8
daerah (region) yang dikenal sebagai oktan (octants) Daerah yang
koordinat (x, y, z) semuanya positif dinamakan daerah pertama (first
octant).
Titik merupakan pengertian pangkal. Titik di R3 dapat berupa titik
potong (titik tembus), titik puncak, titik sudut, titik pusat. Setiap titik di
R3 dapat dikaitkan dengan satu pasangan bilangan real (x, y, z), dan

30
sebaliknya setiap pasangan bilangan real (x, y, z) dapat dikaitkan
dengan satu titik di R3. Jika ada dua titik di R3 maka antara kedua titik
tersebut dapat ditentukan jaraknya.
Teorema J.1
Jarak antara titik P(a,b,c) dan titik P(p,q,r) adalah :

d= {(a-p)2 + (b-q)2 + (c-r)2}

Buktikan.
(Petunjuk : Gunakan teorema Pythagoras)
Posisi setiap garis di R3, ditentukan oleh sudut arah. Sudut arah suatu
garis ditunjukan oleh besar sudut antara garis tersebut dengan sumbu
x, sumbu y, dan sumbu y. Jika sudut arah suatu garis diketahui,
maka dapat ditentukan cosinus arahnya, dan bilangan arahnya.
Teorema J.2
Jika d adalah jarak antara P(a,b,c) dan Q(p,q,r), maka cosinus
arah garis yang memuat titik P dan titik Q, adalah :
Cos  = (a-p)/ d, cos  = (b-q)/ d, cos  = (c-r )/ d ,dengan

 ,  , berturut-urut merupakan sudut arah garis terhadap


sumbu x, y, z.
Buktikan.
Teorema J.3
Jika cos u, cos v, cos w merupakan cosinus arah suatu garis
maka berlaku :
Cos2 u + cos2 v + cos2w = 1

Bilangan arah suatu garis lurus, adalah sebarang pasangan bilangan


(l, m, n) yang diperoleh dengan mengalikan suatu konstan dengan
cosinus arah suatu garis.

Teorema J.4
Jika suatu garis memuat P(a,b,c) dan Q(p,q,r), maka bilangan
arah garis tersebut adalah [l,m,n], dengan l = (a-p), m = (b-q), dan
n = (c-r).
Buktikan.

31
Teorema J.5
Jika  merupakan sudut antara dua garis yang masing-masing
memiliki sudut arah a1, b1, c1 dan a2, b2, c2, maka
Cos  = cos a1 cos a2 + cos b1 cos b2 + cos c1 cos c2.
Buktikan.
Teorema J.6
Jika dua garis berturut-turut mempunyai bilangan arah [l1,m1,n1],
dan [l2,m2,n2] maka kedua garis tersebut:
a. sejajar jika dan hanya (jhj) l2 = kl1, m2 = k m1, n2 = k n1
dengan k  0.
b. saling tegak lurus jhj l1.l2 + m1.m2 + n1.n2 = 0

b. Bidang datar dan Normal


Bidang datar merupakan himpunan titik-titik yang memenuhi
syarat-syarat tertentu. Bidang datar ( selanjutnya cukup disebut
dengan bidang) merupakan salah satu obyek geometri di R3.
Selain bidang terdapat obyek geometri yang lain yaitu bidang
lengkung, atau luasan (surface). Pada pembahasan selanjutnya
dibedakan antara bidang ( plane) dan bidang lengkung (surface).
Aksioma
Melalui tiga titik yang tidak segaris dapat ditentukan
dengan tepat satu bidang datar.
Teorema
Melalui sebuah titik, dapat dibuat tepat sebuah bidang
datar yang tegak lurus terhadap garis yang ditentukan.

Garis yang tegak lurus terhadap bidang datar dinamakan normal


terhadap bidang. Jika garis L tegak lurus bidang datar V, dan
bilangan arah L adalah [l,m,n]. maka dapat ditunjukkan bahwa
persamaan bidang datar V adalah Ax + By + C = 0, dengan A,
B, C merupakan bilangan real.

32
Jarak titik terhadap bidang
Teorema J.2
Jarak tak berarah d antara titik P1( x1,y1,z1) dan bidang
dengan persamaan Ax + By + Cz + D = 0 adalah

d= Ax1+ By1 + Cz1 + D / (A2 + B2 + C2)

Buktikan

B.2 Persamaan berderajat kedua di R3


Bentuk umum persamaan berderajat kedua dengan tiga variabel di R3
adalah
Ax2 +By2 +Cz2 +Dxy +Exz +Fyz+Gx +Hy +Ly +J = 0. .....(1 ) dengan
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J merupakan bilangan real, dan A, B, C tak
bersama-sama nol.
Grafik dari himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut,
merupakan bidang lengkung (surface). Pada pembahasan
selanjutnya, pembahasan bidang lengkung dibatasi pada silinder,
paraboloida, bola, elipsoida, dan hiperboloida.
Pada sub materi kajian sebelumnya, dibahas tentang persamaan
berderajat pertama dengan tiga peubah (variabel)., dan grafiknya di
R3. Pada sub kajian materi ini dan selanjutnya akan dibahas
persamaan berderajat kedua. Grafik di R3 dari suatu persamaan
berderajat kedua dinamakan bidang lengkung kuadrat ( quadric
surface). Untuk mempermudah melukis grafik persamaan berderajat
kedua di R3, perlu disajikan dahulu pengertian jejak-jejak (traces), dan
irisan-irisan (sections)
Jejak (trace) adalah suatu kurva yang terbentuk oleh
perpotongan antara bidang-bidang koordinat dengan sebuah bidang
lengkung (surfase). Sedangkan irisan (section) adalah suatu kurva
yang terbentuk oleh perpotongan antara beberapa bidang datar dan
suatu bidang lengkung.
Contoh:
1. Jejak (trace) grafik 4x2 – y2 + 4z2 = -16 pada bidang xy,
merupakan parabola.
Persamaan dari jejak tersebut adalah:

33
z = 0 dan 4x2 – y2 + 4z2 = -16
2. Irisan (section) grafik x2 + y2 + z2 = 20 pada bidang y = 4
merupakan lingkaran.
Persamaan irsannya adalah:
Y = 4 dan x2 + y2 + z2 = 20

1. Silinder
Salah satu tipe khusus dari lengkungan kuadrat didefinisikan
sebagai berikut.
a. Definition
A cylinder is a surface generated by a straight line moving
paralel to a given line, and always intersecting a given
plane curve. (Charles C Carico, 1980 : 170)
Berdasarkan definisi ini, dapat dikatakan bahwa silinder adalah
suatu bidang lengkung. Bidang lengkung ini merupakan himpunan
garis lurus / himpunan titik-titik yang memenuhi syarat syarat
tertentu. Setiap garis pada bidang lengkung suatu silinder, yang
sejajar dengan garis lurus yang telah dtentukan , dinamakan
elemen (element) sillider.
Teorema berikut ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bidang lengkung silidrik tertentu dari persamaannya.
Theorem
If an equation contains only two of the three variables x, y,
or z, the the graph in R3 is a cylinder whose elements are
paralel to:
a. the x axis if the equation contains only the variabel y
and z,
b. the y axis if the equation contains only the variabel x
and z,
c. the z axis if the equation contains only the variabel x
and y

34
b. Persamaan Silinder
Untuk pembahasan selanjutnya, koefisien yang memuat perkalian
dua buah variable (D, E, F) pada persamaan…. (1) adalah nol,
sehingga persamaan menjadi
Ax2 +By2 +Cz2 +Gx +Hy +Iz +J =0. … (2) dengan maksud untuk
mengurangi tingkat kesulitan yang dihadapi. Jika pada persamaan
..(2) hanya memuat dua variabel saja maka persamaan yang
berbentuk :
Ax2 +By2 +Gx +Hy +J =0. … (2.1), atau
Ax2 +Cz2 + Hy +Iz +J =0. … (2.2), atau
By2 +Cz2 +Hy +I z +J =0. … (2.3)
Maka persamaan (2.1), (2.2), dan (2.3) merupakan persamaan
silinder. Berikut ini akan diberikan contoh-contoh persamaan
silinder.

C Contoh persamaan silinder


c.1 y2 - z = 0
c.2 x2 + y2 – 9 = 0
c.3 x2 + z2 = 16
c.4 z = x2

2. Bola ( Sphere)
a. Definition
A sphere is the set of point (x,y,z) in R3 equidistant from a fixed
point (Charles C Carico, 1980 : 172)
Bola merupakan himpunan titik-titik, yang berjarak sama terhadap
titik tetap. Titik yang tetap (fixed) disebut pusat bola, dan jarak
yang sama dinamakan jari-jari.
b. Persamaan Bola
Bentuk umum persamaan bola adalah
Ax2 + By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0., dengan A = B = C. Jika
G, H, dan I semuanya nol, maka persamaan menjadi Ax2 + By2 +
Cz2 + J = 0. Karena A = B= C, diperoleh persamaan x2 + y2 + z2

35
+ J = 0. Grafik dari persamaan ini, merupakan bola yang

mempunyai pusat titik asal (origin) dan berjari-jari J

Contoh persamaan bola


c.1 x2 + y2 + z2 – 9 = 0
c.2 x2 + y2 + z2 – 4x + 6y -16 = 0
c.3 2x2 + 2y2 + 2z2 – 4x + 6y – 8 z - 25 = 0

3. Ellipsoida ( ellipsoid)
a. Definisi
Jejak-jejak (traces) dari suatu bola pada setiap bidang
koordinat merupakan lingkaran. Suatu bidang lengkung tertentu (
bidang lengkung tertutup), yang mempunyai sekurang-kurangnya
satu trace berupa ellips, dinamakan ellipsoida.
The graph of the equation x2/a2 + y2/b2 + z2/c2 = 1 (a,b,c
 0) is an ellipsoid having the origin as its center.
b. Persamaan ellipsoida
Bentuk umum persamaan ellipsoida adalah
Ax2 + By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0, dengan sekurang-
kurangnya satu dari A, B, C tidak sama dengan yang lain dan
hasil perkalian dua koefisien ini adalah bilangan positif.. Jika G, H,
dan I semuanya nol, maka persamaan menjadi Ax2 + By2 + Cz2 +
J = 0. Grafik dari persamaan ini, merupakan ellipsoida yang
mempunyai pusat titik asal (origin) dan sumbu simetri sb. X, sb, y,
dan sb.z.
c. Contoh persamaan elipsoida
c.1 x2 + 2y2 + 4z2 – 9 = 0
c.2 2x2 + 5y2 + 5z2 – 4x + 6y -16 = 0
c.3 2x2 + 4y2 + 2z2 – 4x + 6y – 8 z - 25 = 0

4. Paraboloida (paraboloid)
a. Definisi .
The graph of the equation x2/a2 + y2/b2 = z (a,b  0) is an
paraboloid with its vertex at the origin

36
b. Contoh persamaan paraboloida
c.1 x2 + 2y2 – z = 0
c.2 2x2 + 5z2 – 6y = 0
c.3 4y2 + 2z2 – 4x - 25 = 0

5. Hiperboloida (hyperboloid)
a. Definisi
The graph of the equation x2/a2 + y2/b2 - z2/c2 = 1 (a,b,c
 0) is an hyperboloid of one sheet with the z axis as its
axis.
The graph of the equation z2/c2 - x2/a2 - y2/b2 = 1 (a,b,c
 0) is an hyperboloid of two sheets with the z axis as its
axis.
The graph of the equation x2/a2 - y2/b2 = z (a,b  0) is an
hyperbolic paraboloid.
The graph of the equation x2/a2 + y2/b2 = z2/c2 (a,b,c  0)
is a cone with the z axis as its axis.
Bentuk umum persamaan ellipsoida adalah
b. Persamaan hiperboloida
Ax2 + By2 + Cz2 +Gx + Hy + Iz + J = 0, dengan sekurang-
kurangnya satu dari hasil perkalian dua koefisien x2, y2, z2 iadalah
bilangan negatif..
c. Contoh persamaan hiperboloida
c.1 x2 + 2y2 - 4z2 – 9 = 0
c.2 -2x2 + 5y2 + 5z2 – 4x + 6y -16 = 0
c.3 2x2 - 4y2 + 8 z = 0
C. Latihan (exercise)
Using the appropriate trace and sections, graph each equation in R3
a. x2 / 3 + y2 / 3 = z
b. 36x2 + 9y2 – 4z2 – 36 = 0
c. 36y2 + 9z2 – 4x2 – 36 = 0

37
D. Rangkuman
1. Garfik dari persamaan berderajad pertama dengan tiga variabel (peubah)
di R3 merupakan bidang datar.
2. Grafik dari himpunan penyelesaian dari persamaan berderajat kedua
dengan tiga peubah di R3 merupakan bidang lengkung.

E. Tes Formatif
1. Write an equation of the plane that contains the circle in which the
spheres
x2 + y2 z2 = 16 and x2 + (y – 6)2 + z2 = 16, intersect.

GLOSARIUM
a<b a kurang dari b
a>b a lebih dari b
Iai nilai mutlak a
(a, b) pasangan bilangan berurutan yang komponen pertama adalah a dan
komponen kedua adalah b

DAFTAR PUSTAKA
1. Carico, C. C., & Drooyan, I. (1980). Analytic Geometry. Wiley..
2. Siceloff, L. P., Wentworth, G., & Smith, D. E. (1922). Analytic Geometry. Ginn.
3. Varberg, D.; Purcell, E.J. & Rigdon, S.E. (2006). Calculus, 9th edition. New
York: Pearson
4. Ziwet, A. & Hopkins, L. A. (1913). Analytic geometry and principles of algebra.
Macmillan.

38

Anda mungkin juga menyukai