Bab Ii Praktikum 02
Bab Ii Praktikum 02
2.1 PENDAHULUAN
2.1.1 Latar Belakang
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin
sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang
bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk
menggerakkan rotor. Contoh turbin awal adalah kincir angin dan roda air.
Perkembangan kincir air menjadi turbin modern membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama. Perkembangan yang dilakukan dalam waktu revolusi industri
menggunakan metode dan prinsip ilmiah. Mereka juga mengembangkan teknologi
material dan metode produksi baru pada saat itu. Perbedaan dasar antara turbin air awal
dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi pada poros
yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin dapat memberikan daya
yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil. Turbin dapat memanfaatkan air
dengan putaran lebih cepat dan dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. (Untuk
selanjutnya dikembangkan turbin impulse yang tidak membutuhkan putaran air).
(Anonim, 2014)
21
3. Sebuah Bingkai Instrumen yang memegang instrumen termasuk Layar Tekanan
Digital(DP1)
4. Sebuah Venturi untuk mengukur aliran.
5. Pipa kerja dengan katup-katup.
Gambar 2.1 Modul utama pompa sentrifugal, terpasang bersama Dinamometer Universal,
Dinamometer Turbin dan sebuah turbin yang dapat diganti-ganti.
22
Gambar 2.3 Impeller/sudu pompa. Terdapat 6 buah sudu terpasang simetris
Air bergerak dari reservoir, melalui saringan dan katup satu arah, naik ke atas ke
katup inlet pompa, kemudian melalui pompa. Pompa mendorong air melalui katup
outlet (delivery) dan kemudian melewati sebuah venturi.Venturi ini bekerja dengan
layar yang menampilkan tekanan untuk mengukur aliran dari pompa. Air bergerak dari
Venturi dan kembali ke bawah menuju reservoir. Jika turbin air terpasang, maka air
bergerak dari venturi, melalui turbin dan kembali ke reservoir.
23
Gambar 2.5 Bagian Atas Rangka
Alat pembaca tekanan digital mencakup empat sensor tekanan elektronik. Satu
sensor memiliki differensial tapping (ΔP1) untuk venture meter, dan tiga lainnya
memiliki tapping tunggal. Masing-masing alat mempunyai lubang pelepas untuk
melepas udara yang terjebak pada setiap awal percobaan.
Transduser tekanan P2, dan P4 terhubung ke tapping dalam pipa untuk mengukur
tekanan inlet dan outlet pompa (dan turbin). P3 tidak digunakan pada peralatan ini.
CATATAN : Udara yang terjebak akan menghasilkan pembacaan tekanan yang
salah.
2.2.3 Dinamometer Turbin
Dinamometer Turbin adalah alat pengereman gesek sederhana. Saat Anda
memutar kontrol torsi, menyebabkan tertariknya sabuk melawan output drum dari
24
turbin. Hal ini memberikan beban ke turbin. Sebuah sensor gaya dan sebuah tuas
bekerja dengan sabuk untuk mengukur torsi sebagaimana beban yang Anda berikan.
Hasil dari torsi dan kecepatan poros menghasilkan daya mekanis atau daya poros yang
turbin serap dari air yang mengalir.
Gambar 2.7 Dinamometer Turbin (Kiri) dan Dinamometer yang sudah terpasang
dengan Turbin (Kanan)
25
Gambar 2.9 Cara Kerja Turbin Pelton
Turbin Pelton (Turbin Pelton) adalah turbin yang efisien. Turbin ini adalah
Turbin Air Impuls, yang dikembangkan oleh Lestor Allan Pelton, penemu dari
Amerika. Bagian yang bergerak adalah sebuah turbin besar atau 'runner' yang memiliki
sudu khusus berbentuk ember yang efisien menangkap energi dari air yang
menghantam sudu tersebut. Sudu yang berbentuk ember berpasangan untuk
menyeimbangkan turbin dan mentransfer energi dengan baik. Air masuk ke turbin
melalui sebuah nozzle di ujung katup. Nozzle mengarahkan air ke sudu, untuk
memberikan transfer energi air ke turbin. Energi dari air menggerakkan turbin. Ujung
nozel yang dapat diatur memungkinkan praktikan menemukan pengaruh perubahan
kecepatan air dari jet yang menghantam sudu.
Turbin Pelton adalah turbin yang efisien (turbin industri dapat mencapai
efisiensi 85-90%), bekerja baik dengan laju aliran rendah dan tekanan inlet tinggi.
26
tinggi (misalnya - ketika dipasang di atas sebuah waduk atau bendungan). Kavitasi ini
dapat merusak turbin.
27
Gambar 2.13 Cara Kerja Turbin Francis
Turbin Francis adalah turbin reaksi aliran radial yang dikembangkan oleh James
B Francis, insinyur Inggris-Amerika. Bagian bergeraknya (runner) adalah sebuah
impeller radial. Air masuk ke turbin pada sudut kanan dari putaran impeller. Air
bergerak di sekitar dudukan spiral (volute) di sekitar impeller. Turbin mempunyai sudu
pengarah yang diatur antara terbuka penuh dan tertutup penuh. Pengarah ini mengatur
aliran air di turbin dan mengarahkan air pada sudut di atas lengkungan sudu. Sudu
menyerap energi dari air dan memutar baling-baling. Untuk bekerja dengan benar
turbin ini harus terisi penuh dengan air.
Turbin Francis adalah turbin yang paling umum digunakan. Turbin Francis sangat
berguna untuk PLTA, yang dilengkapi dengan sistem pompa balik, yang akan bekerja
secara terbalik (sebagai pompa) bila diperlukan.
Turbin Francis adalah turbin efisien (turbin industri bisa mencapai lebih dari
90%) yang bekerja dengan baik pada laju aliran tinggi dan rendah serta tekanan inlet
yang sedang.
28
Untuk menghitung laju aliran volumetrik (Qv) (dalam m3/s) berdasarkan
penurunan tekanan sepanjang Venturi, gunakan rumus:
2 Δp1
Q v =C d A1
√(
ρ
A 21
A 22
−1
(2.1)
29
C. Daya Mekanis
Ini merupakan daya poros pada pompa. Universal Dynamometer
menghubungkan secara langsung poros-pompa, sehingga daya poros yang
ditampilkan oleh motor penggerak adalah daya poros pada pompa.
2π
W D= N .T [ Watt ]
60 P P (2.3)
D. Daya Hidrolik
Daya hidrolik (kadang dikenal sebagai 'water horsepower') yang pompa
tambahkan ke air adalah hasil dari aliran yang melalui pompa dan peningkatan
pada tekanan (Head):
W P =( p 4 −p 2 ) . Qv [ Watt ]
(2.4)
Atau
W P=H .Q v [ Watt ] (2.5)
CATATAN: Dalam buku teks, persamaan ini ditulis sebagai W P=ρ gQH
dengan H dalam meter kolom air.
Sebuah pompa air ideal mengkonversi semua daya input (poros) menjadi
tenaga hidrolik di dalam air. Jadi:
W P =W D
Dalam pompa nyata, terdapat kerugian, terutama disebabkan karena
gesekan.
Jadi, untuk pompa nyata, daya hidrolik lebih kecil dari daya poros.
W D=W P +W L [ Watt ] (2.6)
E. Efisiensi Pompa
Persamaan 6 memberikan efisiensi keseluruhan pompa. Ini adalah rasio
antara daya pompa dengan daya hidrolik
WP
η P= x 100 %
WD (2.7)
F. Persamaan Tak Berdimensi
Untuk membantu membandingkan pompa yang berbeda ukuran, para ahli
mengkonversi kinerja pompa menjadi parameter tak berdimensi dalam bentuk
‘koefisien’. Untuk pompa sentrifugal mereka menggunakan diameter impeller
pompa (D) sebagai referensi, sehingga:
30
Q
CQ =
Koefisien Aliran ω P D3 (2.8)
H
CH=
Koefisien Head ρω2P D 2 (2.9)
WP
C P=
Koefisien Daya ρω 3P D 5 (2.10)
ρω P D2
Re=
Bilangan Reynolds μ (2.11)
Catatan : Dalam buku teks, persamaan ini ditulis sebagai W P =ρ gQH dengan H
dalam meter kolom air. Panduan ini mengasumsikan bahwa outlet turbin
berada pada tekanan atmosfer, sehingga head sepanjang pompa hanyalah
tekanan inlet terhadap yang berhubungan dengan atmosfer.
31
B. Daya Poros Mekanis (Dari Turbin)
Dinamometer turbin mempunyai alat pembaca yang akan menampilkan
besar nilai daya mekanis (WTS). Daya tersebut adalah daya yang tersedia pada
poros turbin. Dari dinamometer turbin diperoleh data putaran (N) dalam rpm dan
torsi (T) dalam N.m, maka dapat dihitung daya mekanis atau daya poros turbin
sebagai berikut:
2π
W TS = N T =0 ,1047 xN T xT T [ Watt ]
60 T T (2.14)
C. Efisiensi Turbin
Jika persamaan 7 memberikan efisiensi keseluruhan pompa, maka
persamaan tersebut dapat pula digunakan pada turbin. Efisiensi turbin adalah
perbandingan antara daya mekanis dengan daya hidrolis turbin.
W TS
ηT = x 100 %
W TH (2.15)
32
G Percepatan gravitasi m/s2
TP Torsi pompa Nm
TT Torsi turbin Nm
Μ Viscosity dinamis (pada 25oC) Pa.s = m2/s 0,887x10-3m2/s
Ρ Kerapatan Air (pada 25oC) kg/m3 997,08 kg/m3
33
11. Hentikan pengujian ketika putaran turbin sudah mulai tidak stabil.
12. Ulangi pengujian pada putaran katup nozzle 8 kali putaran (50%terbuka) dan 12
kali putaran (25%terbuka).
2.3.1.2 Prosedur 2 - Tekanan inlet tetap dan putaran turbin divariasikan terhadap
bukaan nozzle
1. Buat tabel kosong untuk hasil (seperti tabel 4).
2. Buka nozzle secara penuh (aliran maksimum).
3. Buka penuh katup bagian inlet dan delivery pompa.
4. Pada dinamometer turbin, longgarkan pengatur torsi sehingga pita rem longgar
(tidak ada torsi). Lihat bagian belakang dinamometer turbin dan periksa apakah
sabuk rem sudah terpasang dengan benar.
5. Pada dinamometer turbin tekan dan tahan tombol “Press & Hold To Zero”.
Langkah ini mengatur torsi ke nol.
6. Gunakan dinamometer universal untuk menjalankan pompa dengan tekanan inlet
turbin sekitar 70% dari tekanan maksimum (gunakan putaran pompa 2300 rpm).
Baca tekanan inlet turbin (P4) tersebut dan jaga agar konstan. Turbin Pelton akan
mulai berputar.
7. Tingkatkan beban pada turbin secara perlahan sampai putaran turbin mencapai
1200 rpm (toleransi +5 rpm).
8. Catat semua data. Jika Anda menggunakan VDAS, klik pada tombol “record
data values” untuk merekam semua data secara otomatis.
9. Putar nozzle satu putaran, sehingga hampir terbuka penuh.
10. Jika perlu, atur ulang putaran pompa untuk mengatur tekanan inlet turbin (P4)
kembali ke nilai seperti pada langkah 6.
11. Jika perlu, sesuaikan beban turbin untuk mengatur putaran turbin kembali ke
1200rpm (toleransi +5 rpm).
12. Catat semua data.
13. Lanjutkan untuk memutar pemutar nozzle searah jarum jam (arah menutup) satu
kali putaran (360o). Pada setiap pengaturan, sesuaikan putaran putaran pompa dan
torsi turbin (jika perlu), untuk menjaga tekanan inlet dan putaran turbin konstan,
kemudian catat semua data.
14. Lakukan sebanyak 12 variasi bukaan nozzle dengan setiap tahapan variasi satu
kali putaran.
34
2.4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.4.1 Pengumpulan data
a. Bedasarkan pengujian pada tekanan inlet tetap, beban bervariasi dan tiga variasi
bukaan Nozzle didapatkan hasil pengamatan pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Tabel Pengamatan Prosedur 1 (bukaan nozzle tertentu)
Bukaan Nozzle (putaran katup): 100% terbuka
No. NT (rpm) ∆P1 (Pa) P4 (Pa) TT (Nm)
1 1005 33000 34000 0
2 955 33000 34000 0,08
3 905 32000 34000 0,11
4 855 32000 34000 0,27
5 805 32000 34000 0,36
6 755 32000 34000 0,45
7 705 31000 34000 0,54
8 655 31000 34000 0,61
9 605 31000 34000 0,69
10 555 30000 34000 0,77
11 505 29000 34000 0,84
12 455 28000 34000 0,95
13 405 28000 34000 0,99
14 355 28000 34000 1,03
35
Bukaan Nozzle (putaran katup): 25 %
No. NT (rpm) ∆P1 (Pa) P4 (Pa) TT (Nm)
1 1335 54000 68000 0
2 1285 50000 68000 0,05
3 1235 48000 68000 0,12
4 1185 48000 68000 0,19
5 1135 48000 68000 0,25
6 1085 47000 68000 0,32
7 1035 46000 68000 0,39
8 985 45000 68000 0,46
9 935 44000 68000 0,52
10 885 44000 68000 0,57
11 835 43000 68000 0,62
12 785 43000 68000 0,66
13 735 42000 68000 0,71
14 685 41000 68000 0,76
b. Bedasarkan pengujian pada tekanan inlet tetap dan putaran turbin tetap tetapi,
bukaan Nozzle divariasikan didapatkan hasil pengamatan pada tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Tabel hasil prosedur 2 (variasi bukaan nozzle)
Spear Setting NT (rpm) TT (Nm) ∆P1 (Pa) P4 (Pa)
0 1200 0 51000 73000
1 1200 0,61 51000 73000
2 1200 0,85 51000 73000
3 1200 0,62 51000 73000
4 1200 0,53 51000 73000
5 1200 0,63 51000 73000
6 1200 0,62 51000 73000
36
7 1200 0,65 51000 73000
8 1200 0,67 51000 73000
9 1200 0,68 51000 73000
10 1200 0,72 51000 73000
11 1200 0,74 51000 73000
a. Mencari nilai dari dari data bukaan Nozzel (putaran katup) 100% terbuka antara
lain sebagai berikut:
1. Mencari laju aliran volumetric (Qv)
2 Δp1
Qv =C d A1
√( ρ
A 21
A 22
−1
)
[ m3 / s ]
2 x 33000 Pa
¿ 0,97 x 9,08 x 10−4 m 2
Q v =0,00521 m 3 /s
√ 997,08 kg/ m x [
9,08 x 10−4 m 2
3
(
3,14 x 10−4 m 2
−1]
2
W TH =34000 Pa x 0,00521m 3 /s
W TH =177,14 Watt
37
2π
W TS = x 1005 rpm x 0
60
W TS =0 Watt
W TS
3. Mencari efisiensi turbin ( η ) = ƞT =
T .100 %
W TH
0
ƞT = x 100 %
177,14 Watt
ƞT =0 %
Analog: Dengan cara yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan pengujian turbin
untuk setiap variasi putaran bukaan nozzle (100%, 50% ,dan 25% ) terbuka .
Tabel 2.4 Hasil perhitungan pengujian turbin pelton
38
Pada bukaan nozzle 50% terbuka
39
2.4.2.2 Analisis data pengujian turbin Pelton tekanan inlet tetap dan putaran divariasikan
terhadap bukaan Noozle
a. Mencari nilai dari data variasi bukaan Nozzel 0 (bukaan penuh) antara lain
sebagai berikut:
1. Mencari laju aliran volumetric (Qv)
2 Δp0
Qv =C d A1
√(ρ
A 21
A 22
−1
)
[ m3 / s ]
2 x 51000 Pa
¿ 0,97 x 9,08 x 10−4 m 2
Qv =0,00648 m 3 /s
√ 997,08 kg/ m 3 x [ ( )
2
9,08 x 10−4 m 2
3,14 x 10−4 m 2
−1]
W TH =73000 Pa x 0,00648 m 3 /s
W TH =473,04 Watt
40
Analog: Dengan cara yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan pengujian turbin
untuk 11 variasi bukaan Nozzle.
Tabel 2.4 Hasil perhitungan pengujian turbin pelton variasi bukaan Nozzle
Spear Setting Qv (m3/s) WTH (Watt) WTS (Watt) ɳT (%)
0 0,00648 473,04 0 0
1 0,00648 473,04 76,616 16,1768
2 0,00648 473,04 106,76 22,5689
3 0,00648 473,04 77,872 16,4620
4 0,00648 473,04 66,568 14,0723
5 0,00648 473,04 79,128 16,7275
6 0,00648 473,04 77,872 16,4620
7 0,00648 473,04 81,64 17,2586
8 0,00648 473,04 84,152 17,7892
9 0,00648 473,04 85,408 18,0551
10 0,00648 473,04 90,432 19,1172
11 0,00648 473,04 92,944 19,6482
2.4.3 PEMBAHASAN
Dari tabel perhitungan diatas didapatkan hubungan antara beban turbin terhadap
tekanan inlet, laju aliran dan daya hidrolik dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
beban yang diberikan pada turbin maka laju alirannya semakin menurun dan daya
hidroliknya juga akan menurun. Karena laju aliran berbanding lurus dengan tekanan
inletnya, dan daya hidrolik berbanding lurus dengan beban yang diberikan pada turbin.
Untuk tiga variasi bukaan nozzle yang pertama pada bukaan nozzle 100%, 50%
dan 25% terbuka, dari data hasil perhitungan dapat dibuat grafik hubungan antara
putaran turbin dan daya poros turbin sebagai berikut:
41
Grafik Daya Poros Turbin Terhadap Putaran
Turbin
50
Daya Poros Turbin (Watt) 45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
355 405 455 505 555 605 655 705 755 805 855 905 955 1005
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.14 Grafik hubungan antara putaran turbin dengan daya poros turbin pada bukaan
Nozzle 100% terbuka.
50
40
30
20
10
0
508 558 608 658 708 758 808 858 908 958 1008105811081158
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.15 Grafik hubungan antara Putaran turbin dengan Daya poros turbin pada bukaan
Nozzle 50% terbuka.
42
Grafik Daya Poros Turbin Terhadap Putaran
Turbin
60
50
Daya Poros Turbin (Watt)
40
30
20
10
0
685 735 785 835 885 935 985 1035 1085 1135 1185 1235 1285 1335
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.16 Grafik hubungan antara Putaran turbin dengan Daya poros turbin pada bukaan
Nozzle 25% terbuka.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan putaran
turbin maka daya poros turbin menurun. Hal ini ini disebabkan oleh torsi pada turbin
semakin kecil pada saat putaran turbin diperbesar, karena daya turbin dipengaruhi oleh
torsi, apabila torsi semakin besar maka daya poros turbin juga semakin besar begitu
juga sebaliknya. Pada bukaan Nozzle 100% daya poros turbin maksimalnya terjadi
pada putaran turbin 455 rpm dengan daya sebesar 46,6709 watt, pada bukaan Nozzle
50% daya poros efektif maksimalnya terjadi pada putaran turbin 558 rpm dengan daya
sebesar 55,4838 watt dan pada bukaan Nozzle 25% daya poros turbin maksimalnya
terjadi pada putaran turbin 735 rpm dengan daya sebesar 54,6203 watt. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bukaan nozzle 50% memiliki daya poros turbin yang paling besar
yaitu sebesar 55,4838 watt.
Untuk tiga variasi bukaan nozzle yang pertama pada bukaan nozzle 100%, 50%
dan 25% terbuka, dari data hasil perhitungan dapat dibuat grafik hubungan antara
putaran turbin dan efisiensi turbin sebagai berikut:
43
Grafik Efisiensi Turbin terhadap Putaran
Turbin
35
30
Efisiensi Turbin (%)
25
20
15
10
5
0
355 405 455 505 555 605 655 705 755 805 855 905 955 1005
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.17 Grafik hubungan antara putaran turbin dengan efisiensi turbin pada
bukaan Nozzle 100% terbuka.
20
Efisiensi Turbin (%)
15
10
0
508 558 608 658 708 758 808 858 908 958 1008 1058 1108 1158
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.18 Grafik hubungan antara Putaran turbin dengan Efisiensi turbin pada
bukaan Nozzle 50% terbuka.
44
Grafik Efisiensi Turbin terhadap Putaran
Turbin
16
14
Efisiensi TUrbin (%)
12
10
8
6
4
2
0
685 735 785 835 885 935 985 1035 1085 1135 1185 1235 1285 1335
Putaran Turbin (rpm)
Gambar 2.19 Grafik hubungan antara Putaran Turbin dengan Efisiensi turbin pada bukaan
Nozzle 25% terbuka.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan putaran
turbin maka efisiensi turbin menurun. Hal ini ini disebabkan oleh torsi pada turbin
semakin kecil pada saat putaran turbin diperbesar, karena efisiensi turbin dipengaruhi
oleh torsi, apabila torsi semakin besar maka efisiensi turbin juga semakin besar begitu
juga sebaliknya. Pada bukaan Nozzle 100% efisiensi turbin maksimalnya terjadi pada
putaran turbin 455 rpm dengan efisiensi sebesar 28,5974 %, pada bukaan Nozzle 50%
efisiensi turbin maksimalnya terjadi pada putaran turbin 558 rpm dengan efisiensi
sebesar 21,7720 % dan pada bukaan Nozzle 25% efisiensi turbin maksimalnya terjadi
pada putaran turbin 685 rpm dengan efisiensi sebesar 13,7920 %. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bukaan nozzle 100% memiliki efisiensi yang paling besar yaitu
sebesar 28,5974 %.
20
15
10 Linear ()
5
0
0 2 4 6 8 10 12
Bukaan Nozzle
Gambar 2.21 Grafik hubungan antara Spear setting(Bukaan Nozzle) dengan Efisiensi turbin
45
Dari grafik diatas putaran turbinnya dibuat tetap, tetapi spear setting divariasikan,
semakin besar spear setting maka efisiensi turbin semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena semakin besar spear setting maka torsi turbin akan meningkat,
akibatnya efisiensi turbin juga ikut meningkat. Efisiensi turbin maksimal terjadi pada
spear setting ke-2 dengan efisiensi sebesar 22,5689 %.
2.5 PENUTUP
2.5.1 Kesimpulan
2.5.2 Saran
1. Perlunya ketelitian dari para praktikan dalam mengambil data pengujian dan
menghitung data hasil penelitian tersebut serta keseriusan dalam mengikuti
praktikum
2. Sebelum melaksanakan praktikum hendaknya para praktikan memahami terlebih
dahulu teori dasar pada modul yang telah diberikan sehingga pada saat proses
praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai prosedur.
46