Anda di halaman 1dari 4

Nama : Intan Larasati Putri

NPM : 110620190080
Kelas : B
Mata kuliah : Kapita Selekta Hukum Perbankan
Dosen : Prof. Dr. Tarsisius Murwadji, S.H., M.H.

Edukasi dan Penyehatan Koperasi Melalui Linkage Program Perbankan

Keberadaan koperasi merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar


rakyat Indonesia. Sebagai badan usaha dan badan hokum yang merupakan percotohan
organisasi yang sesuai dengan asas kekeluargaan menurut Pasal 33 UUD 1945.
Potensi koperasai sebagai sumber dana bisnis bagi pelaku industry, terutama industry
kecil dan menengat sangat besar karena koperasi sebagai badan hokum yang prosedur
pendiriannya diatur dalam undang-undang yaitu Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian yang diganti dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian.

Koperasi merupakan salah satu bentuk yang paling konrit dari usaha bersama
berdasar atas asaas kekeluargaan. Yang bertujuan memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan anggotanya khususnya dan juga yang memenuhi kebutuhan masyarakat
pada umumnya yang bukan anggota serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, hal
tersebut diatur dalam Pasal 4 UU Perkoperasian 2012.

Koperasi juga menjalankan prinsip koperasi yaitu pendidikan perkoperasian dan


kerja sama antar koperasi. Koperasi dapat diibaratkan sebagai salah satu urat nadi
perkenomian bangsa sehingga perlu sekali dikembangkan bersama dengan kegiatan
usaha ekonomi lainnya, dalam keikutsertaannya mengisi dan menyukseskan
pembangunan bangsa.

Fungsi koperasi yang utama adalah sebagai lembaga intermediasi keuangan


yaitu menghimpun dana dari para anggota dan menyalurkannya kepada anggota serta
masyarakat sekitarnya. Kelemahan yang dimiliki adalahan dananya terbatas karena
hanya berasal dari iuran anggota, sehingga solusinya adalah adanya suntikan dana dari
lembaga keuangan lain dengan ketentuan lembaga keuangan tersebut tidak akan
intervensi berlebihan atau menguasai kebijakan koperasi. Tidak cukupnya iuran
anggota untuk membiayai keseluruhan operasional koperasi ini menyebabkan koperasi
akan ditinggalkan oleh masyarakat sehingga dibutuhkan paradigma baru untuk
membangun citra koperasi dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi.
Diperlukan factor internal dan eksternal untuk mendongkrak kemabali
kepercayaan masyarakat. Factor eksternal adalah bank karena peran perbankan
sangat penting dalam system keuangan nasional dan adanya kesamaan usaha yaitu
mediasi keuangan sehingga apabila bekerjasama diharapkan tingkat kepercayaan
masyarakat akan meningkat secara bertahap. Kemudian, factor internal yaitu berupa
edukasi pengurus koperasi untuk menambah kecerdasan dan keterampilan pengurus.
Dengan linkage program, pemenuhan factor internal dan eksternal tersebut dapat
dilakukan secara bersamaan. Linkage program merupakan kerjasama yang saling
membutuhkan dan menguntungkan antara bank dan koperasi.

Linkage program bukanlah merupakan program yang benar-benar baru karena


ada dalam Tap. Majelis Permusyawaratan Rakyat No. XVI Tahun 1998 tentang Politik
Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi dalam Pasal 2, 4, 5 dan 8. Yang kemudian
dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No.
03/Per/M.KUKM/III/2009 tentang Pedoman Umum Linkage Program Antara Bank
Umum Dengan Koperasi.

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan perorangan atau badan


hokum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Adapun prinsip
koperasi menurut UU Perkoperasian 2012 adalah:
1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan diselenggarakan secara demokratis.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota.
4. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan perkoperasian.
7. Kerjasama antar koperasi.
Linkage program merupakan kerja sama yang saling menguntungkan antara
bank umum dan lembaga keuangan mikro, Bank Perkreditan Rakyat, koperasi atau
lembaga pembiayaan lainnya. Koperasi dalam rangka penyaluran pembiayaan atau
kredit terhadap UMKM karena koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hokum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaliagus gerakan ekonomi rakyat.
Program ini pada dasarnya saling menguntungkan bagi semua pihak. Bank
umum yang memiliki keterbatasan jaringan dan infrastruktur dengan adanya linkage
program dapat menjangkau UMKM yang terbukti tahan terhadap krisis ekonomi, dan
bagi koperasi yang memiliki dana terbatas akan sangat terbantu dengan adanya linkage
program ini sehingga dapat menyalurkan pembiayaan anggotanya atau masyarakat
yang mempunyai masalah kesulitan dalam mendapatkan dukungan dana dari bank.
Ada beberapa fase dalam linkage program, yaitu diantaranya:
1. Pola chanelling, sebagai fasilitator agar anggota koperasi mengenal prinsip 5C
yaitu character (karakter), capacity (kemampuan mengembalikan utang),
collateral (jaminan), capital (modal), condition (situasi dan kondisi). Prinsip ini
diterapkan untuk kegiatan menarik iuran, mengawasi, dan mengajarkan kepada
anggotanya untuk menyelesaikan sengketa apabila terjadi permasalahan.
2. Pola excecuting, yaitu koperasi sebagai peminjam, konsepnya adalah konsep
pertanggungjawaban koperasi. Fase ini dapat dilaksanakan apabila koperasi
telah melewati fase pertama. Setelah koperasi menerima kredit dari bank umum,
koperasi mempunyai fungsi baru yaitu sebagai kreditur (yang meminjamkan)
uang kepada para anggotanya yang berkedudukan sebagai debitur. Fase ini
sangat penting karena akan mendorong koperasi meningkatkan kapasitas
kelembagaan sebagai koperasi dengan kinerja yang lebih baik dan sehat karena
syarat koperasi yang akan melaksanakan pola ini harus memenuhi persyaratan
yang ketat.
3. Joint financing/capital, di fase ini koperasi yang telah mempunyai image yang
baik bekerja sama dengan bank. Dalam rangka rekonstruksi hokum di bidang
linkage program, ilmu mutu hokum merupakan pendapat baru yang merupakan
pengembangan dari teori mutu dari aspek manajemen yang sudah ada. Teori
mutu adalah kesesuaian antara keinginan pengguna barang/jasa dengan
penyedia barang/jasa sehingga dalam hal ini dapat diartikan bahwa ilmu mutu
hokum diharapkan menjadi patokan untuk melakukan perbaikan terus-menerus
dalam pelaksanaan linkage program.

Dengan melaksanakan linkage program tersebut diatas sebenarnya sudah terjadi


perubahan paradigma koperasi yang semula “menengadahkan tangan” dalam arti
selalu menerima bantuan dana menjadi “mengulurkan tangan” dalam arti menjadi
lembaga intermediasi. Permen Koperasi No. 3/2009 dapat menjadi sarana untuk
mengubah masyarakat secara bertahap. Edukasi dan penyehatan koperasi harus
menjadi program yang direncanakan untuk merekayasa ulang bisnis koperasi (business
re-engineering) koperasi, dan koperasi dapat menerapkan bidang kerja lain selain
produksi yaitu pra-produksi dan pasca produksi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia (BI) belum


mengeluarkan peraturan khusus terkait dengan linkage program perbankan dengan
alas an dasar hokum linkage program (Permen Koperasi No. 3/2009) merupakan
domain koperasi karena ditetapkan oleh kementerian Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah guna mencegah adanya konflik kepentingan antara otoritas keuangan
dengan kementerian koperasi. BI hanya mengeluarkan Generic Model Linkage
Program sebagai pedoman yang mengatur mengenai linkage program antara bank
umum dengan Bank Perkreditan Rakyat atau bank umum syariah dengan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah.

Anda mungkin juga menyukai