Anda di halaman 1dari 14

Nama : Fenty Riyanti Panu

NIM : 841419021

Jurusan : Keperawatan

Kelas/semester : A/2

Mata kuliah : Pendidikan dan promosi kesehatan

Dosen : Ns.Nurayun R. Yusuf, M.Kep

KASUS

Ratna berusia 33 tahun, sedang menerima pelayanan kesehatan di klinik


berbasis masyarakat di rumah tetangganya, klinik masyarakat yang di biayai
oleh pemerintah. Ia mengunjungi perawat praktisi, dan perawat tersebut
meyakinkan bahwa Ny. Ratna menikah dan memiliki anak laki-laki berusia 8
tahun. Ratna berkata pada perawat bahwa ia merokok dan berkeinginan
berhenti namun belum bisa berhenti merokok semenjak kehamilan terakhirnya.
Ia berkata pada perawat, “ saya merokok saat saya merasa stres. Saya punya
banyak hal untuk di pikirkan”. Suaminya juga merupakan seorang yang
perokok dan telah mencoba untuk berhenti merokok juga. Sang perawat
merujuk Ny. Ratna kepada mahasiswa keperawatan komunitas yang bernama
rina untuk konseling, pendidikan, dan penindaklanjutan.

A. Pengkajian
1. Data Anamnese
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Ratna
Umur : 33 Tahun
Tempat,tanggal lahir :-
Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan :-
Alamat :-
Tanggal masuk :-
2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : Ny. Ratna mengatakan bahwa ia merokok dan berkeinginan


berhenti namun belum bisa berhenti merokok semenjak kehamilan
terakhirnya. Ia merokok saat ia merasa stress dan banya hal yang sering ia
fikirkan.
b. Riwayat kesehatan sekarang : Klien dating ke Klinik dengan tujuan untuk
konsultasi mengenai kesehatannya
c. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum : Compos Mentis (Kesadaran Normal)
2) TTV :-
3) TD :-
4) N :-
5) RR :-
6) SB :-

Analisis data

Data subjektif :

➢ Ny. R menngatakan ia bahwa merokok dan berkeinginan untuk berhenti, namun belum
bisa berhenti merokok semenjak kehamilan terakhirnya
➢ Ny. R mengatakan ia merokok saat ia sedang merasakan stress. Ny. R juga mengatakan
ia punya banyak hal untuk di pikirkan

Data objektif : -

B. Diagnosa Keperawatan
Problem Etiologi Symtoms
Data subjektif : --- Pemeliharaan kesehatan
➢ Klien menngatakan ia tidak efektif
bahwa merokok dan
berkeinginan untuk
berhenti, namun belum
bisa berhenti merokok
semenjak kehamilan
terakhirnya
➢ Klien mengatakan ia
merokok saat ia sedang
merasakan stress. Ny.
R juga mengatakan ia
punya banyak hal untuk
di pikirkan

Data Objektif : --

DIAGNOSA SDKI TUJUAN SLKI INTERVENSI SIKI


Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Pemeliharaan Kesehatan Edukasi kesehatan (I.12383)
(D. 0117) (L.12106) Definisi
Definisi Setelah dilakukan tindakan Mengajarkan pengelolaan faktor
Ketidakmampuan mengidentifikasi, keperawatan selama 3x24 resiko penyakit dan perilaku hidup
mengelola dan/menemukan bantuan jam masalah dapat teratasi bersih dan sehat
untuk mempertahankan kesehatan dengan kriteria : Tindakan
Gejala dan Tanda Mayor ➢ Klien mampu Observasi :
Data Subjektif : - menjalankan ➢ Identifikasi kesiapan dan
Data Objektif : perilaku hidup sehat kemampuan menerima
➢ Tidak mampu menjalankan
➢ Klien mampu informasi
perilaku sehat ➢ Identifikasi faktor-faktor
menunjukkan minat
Gejala dan dan Tanda Minor untuk meningkatkan yang dapat meningkatkan
Data Subjektif : - perilaku sehat dan menurunkan motivasi
Data Objektif : ➢ Klien bias memiliki perilaku hidup bersih dan
➢ Kurang menunjukkan minat system pendukung sehat
untuk meningkatkan perilaku
sehat Terapeutik :
➢ Sediakan materi dan
➢ Tidak memiliki system
media pendidikan
pendukung (Support System)
kesehatan
➢ Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
➢ Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi :
➢ Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
➢ Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI


Pemeliharaan kesehatan tidak efektif S : Ny. R mengatakan
(D. 0117) ➢ Mengidentifikasi kesiapan bahwa ia merasa senang
dan kemampuan menerima karna kebiasaan ia dan
informasi suaminya merokok telah
teratasi
➢ Mengidentifikasi faktor-
O : (Tidak Ada)
faktor yang dapat A : Masalah tentang
meningkatkan dan keinginannya untuk berhenti
menurunkan motivasi merokok telah teratasi
perilaku hidup bersih dan P : Intervensi Di hentikan
sehat
➢ Menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
➢ Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
➢ Memberikan kesempatan
untuk bertanya
➢ Menjelaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
➢ Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Bahaya merokok bagi ibu hamil


Hari/ Tanggal : Jumat, 24 April 2020
Pukul : 15.00 WITA
Sasaran : Klien dan Keluarga
Tempat : Klinik Masyarakat

A. Latar Belakang

Kebiasaan merokok dipilih sebagai salah satu jenis aktivitas yang populer dilakukan untuk
memanfaatkan waktu luang baik bagi laki laki ataupun wanita dengan presentase pria lebih
mendominasi 64,80%. Masing-masing mempunyai alasan untuk merokok, bisa bermacam-
macam dan bersifat pribadi. Pria membayangkan bahwa dengan merokok maka mereka dianggap
dewasa tidak lagi sebagai anak kecil, sebagai simbol kejantanan, dan mereka bisa memasuki
kelompok sebaya sekaligus kelompok yang mempunyai ciri tertentu, yaitu merokok. Lain halnya
dengan wanita, merokok dianggap bukan sesuatu yang lazim dilakukan, wanita yang merokok
dianggap mempunyai ciri khas yang akan membedakan mereka dari wanita-wanita lain yang
tidak merokok, dan wanita merokok juga untuk menghindari kegemukan badan (Juliastuti,
2006).

Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah
perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut survey dari Global
Adult Tobacco Survey (GATS) yang dirilis Kementrian Kesehatan, 11 September 2012.
Faktanya, jumlah perokok aktif di Indonesia mengalami peningkatan dan tertinggi di antara 16
negara berpendapatan menengah ke bawah. Survey tersebut melaporkan bahwa prevalensi
merokok mencapai 67,4% laki-laki dan 4,5% wanita. Perokok pria dan wanita ini mencapai
36,1% dari komposisi penduduk atau ada sekitar 61,4 juta penduduk yang mengkonsumsi
tembakau. Ironisnya, prevalensi perokok menurut usia dan gender 2 pada kelompok usia 15
sampai 24 tahun, mencapai sebanyak 51,7% (GATS, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan dilakukan pada klien dan keluarga dapat mengetahui tentang bahaya
merokok pada ibu hamil
2. Tujuan Khusus
Setelah penyuluhan dilakukan pada klien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami
:
a. Pengertin rokok
b. Kandungan dalam rokok
c. Bahaya yang ditimbulkan rokok bagi ibu hamil
d. Cara berhenti merokok dan upaya pencegahan
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Bahaya merokok bagi ibu hamil
2. Sasaran/Target : Klien dan Keluarga
3. Metoda : Ceramah
4. Media dan Alat : Poster
5. Waktu dan Tempat : Jumat, 24 April 2020 pukul 15.00 WITA sampai dengan selesai di
klinik masyarakat
D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Peserta Waktu
1. Pendahuluan 6 menit
➢ Salam pembuka ➢ Menjawab salam
➢ Menjelaskan maksud dan ➢ Mendengarkan dan menyimak
tujuan kegiatan ➢ Menjawab
➢ Melakukan Kontrak waktu
2. Inti 15 menit
➢ Menjelaskan materi ➢ Mendengarkan dengan baik
bahaya merokok bagi ibu ➢ Bertanya apa yang kurang
hamil dipahami dan kuranng jelas
➢ Memberikan kesempatan ➢ Mendengarkan jawaban dan
kepada peserta untuk apakah sudah menerima atau
bertanya belum
➢ Menjawab pertanyaan
3. Penutup 9 menit
➢ Melakukan evaluasi ➢ Menjawab pertanyaan
kepada peserta evaluasi
➢ Memberikan kesimpulan ➢ Mendengarkan kesimpulan
➢ Memberikan salam ➢ Menjawab salam
penutup

E. Setting Tempat

5 2 1

4 4

Ket : 1. Moderator
2. Penyuluh
3. Klien dan keluarga
4. Fasilitator
5. Observer
F. Pengorganisasian
1. Pembagian Tugas
Moderator : Rizka Badriyah Akbarwati
Penyuluh : Fenty Riyanti Panu
Fasilitator : Wisnawaty Pilo
Observer :
• Bahrudin Ibrahim
• Moh. Reza Firsandi
2. Rincian Tugas/peran
a. Rizka Badriyah Akbarwati berperan sebagai moderator yang akan menjalankan
penyuluhan
b. Fenty Riyanti Panu berperan sebagai penyuluh yang akan menyampaikan materi
tentang bahaya merokok bagi ibu hamil
c. Wisnawaty Pilo berperan sebagai fasilitator yang nanti akan membantu
memenuhi kebutuhan peserta bai secara lagsung dan membantu memperlihatkan
poster
d. Bahrudin Ibrahim dan Moh.Reza Firsandi berperan sebagai observer yang akan
membantu mengamati dan menilai selama kegiatan penyuluhan berlangsung
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Rencana penyulan sudah direncanakan sejak klien datang menemui penyuluh saat itu
tepatnya satu minggu sebelum penyuluhan tersebut direncanakan dan menyiapkan segala
keperluan dan media yang akan di butuhkan
2. Evaluasi proses
1) Kegiatan berlangsung dengan tepat waktu
2) Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar tanpa hambatan
apapun
3) Penyuluh sudah menguasai materi dengan baik
4) Ada proses tanya jawab antara peserta dan penyuluh
3. Evaluasi hasil
1) Peserta mengerti tentang materi yang sudah dijelaskan oleh penyuluh
2) Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali materi yang disampaikan
3) Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan penyuluh
Lampiran Materi (lengkap dengan daftar pustaka)

A. Pengertian Rokok

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas,
daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang
setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan
membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan
kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi
(ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain,
rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).

B. Kandungan dalam rokok


1. Nikotin
Kandungan terbesar pada rokok tembakau yaitu nikotin. Nikotin adalah zat, atau
bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana tabacum, Nicotiana rustica
dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan
ketergantungan dan efek kecanduan. 16 Nikotin pada asap rokok yang berasal dari
rokok non filter lebih besar daripada rokok yang mempunyai filter.16-18
2. Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yangn bersifat
karsinogenik. Senyawa hidrokarbon aromatik (benzena) secara kronik dapat
menghasilkan pengaruh toksik terhadap sumsum tulang yang menimbulkan anemia
aplastik, leukopenia, pansitopenia atau trombositopenia. 18,19
3. Karbon Monoksida
Karbonmonoksida (CO) merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat
pada rokok dengan kandungan 2-6%. CO pada paru-paru mempunyai afinitas dengan
hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dibandingkan dengan afinitas yang terdapat
pada HbO2, sehingga setiap menghirup asap tembakau sel darah merah akan semakin
kekurangan O2 karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2. Hal ini disebabkan
karena tidak terdapatnya filter yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari
rokok.
4. Logam berat
Di dalam asap tembakau terdeteksi setidaknya terdapat beberapa logam berat
diantaranya nikel, arsen, kadmium, kromium, dan timbal. Arsenik sendiri merupakan
asam kuat yang dapat menimbulkan kematian. Kini kadar arsen dalam tembakau
semakin tinggi akibat penggunaan pestisida berbahan aktif arsen. Kadmium juga
terdapat dalam pupuk fosfat yang diaplikasikan pada tembakau.

C. Bahaya rokok bagi ibu hamil

Merokok bagi ibu hamil tentu berisiko bagi kesehatan diri dan janin yang dikandung, hal ini
karena adanya kandungan bahan kimia berbahaya seperti, nikotin, tar, dan karbon monoksida.
Para ibu yang merokok secara aktif maupun yang merokok saat hamil akan berisiko terkena
komplikasi kehamilan yang berakibat fatal.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, anak yang terlahir dari para ibu yang
merokok saat hamil, terutama perokok aktif, menghadapi peningkatan risiko menderita
Attention-Defcit/Hiperactivity Disorder (ADHD). ADHD adalah gangguan pada perkembangan
otak anak yang dapat menyebabkan anak hiperaktif dan kesulitan untuk memusatkan perhatian.
Para ibu yang merokok saat kehamilan memiliki risiko 60 persen lebih tinggi untuk melahirkan
anak dengan ADHD dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Menurut data Sistem Monitoring dan Penilaian Risiko Kehamilan tahun 2011 dari 24 negara
bagian, hampir sekitar 10 persen perempuan di Amerika melaporkan dirinya merokok pada 3
bulan terakhir usia kehamilan. Hasilnya, tim peneliti menemukan fakta bahwa ibu perokok
tersebut berisiko memiliki anak dengan kondisi ADHD yang rendah. Di Amerika dan Eropa,
para ibu yang merokok langsung berhenti setelah mengetahui dirinya hamil, sehingga anak yang
lahir tidak menderita Attention-Deficit/Hiperactivity Disorder. Seperti yang diketahui bahwa
wanita yang merokok akan rentan terhadap penyakit kanker paru–paru, rongga mulut,
kerongkongan, payudara, serviks (leher rahim), gangguan kesuburan, dan kehamilan. Menurut
American Society for Reproductive Medicine seperti dikutip Healthline, baik perokok pria
maupun wanita akan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk memiliki masalah
kesuburan dibandingkan dengan orang tua yang bukan perokok. Maka dari itu, untuk ibu yang
merokok pada saat kehamilan sebaiknya berhenti. Agar tidak memengaruhi kesehatan bayi yang
sedang dikandung.

Selain itu, ibu yang merokok saat hamil bisa menderita keguguran, cacat lahir, dan berat
badan bayi yang lahir rendah. Merokok juga dapat menyebabkan bayi dilahirkan dengan berat
badan rendah. Hal ini bisa berdampak pada masalah kesehatan atau bahkan cacat. Walaupun
kemajuan dalam perawatan medis bisa mengurangi risiko jumlah kematian. Namun, tetap saja
menjadi kondisi serius yang dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan bayi, cerebral
palsy (gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan
abnormal di otak, paling sering terjadi sebelum kelahiran), penyakit penglihatan dan
pendengaran. Merokok selama kehamilan juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Kondisi
di mana bayi lahir terlalu dini.
Berikut ini risiko kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur yaitu:

• Cacat mental
• Gangguang penglihatan dan pendengaran
• Memiliki masalah dalam perilaku bayi/anak
• Komplikasi yang dapat menyebabkan kematian

Apabila Anda sedang hamil dan memiliki kebiasaan merokok, bayi yang ada di dalam
kandungan memiliki kemungkinan untuk mengalami risiko:

• Lahir prematur.
• Bayi lahir dengan berat badan di bawah normal, yang membuat lebih rentan terkena
infeksi.
• Meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak.
• Kolik atau mengalami nyeri hingga dapat menangis lebih dari tiga jam sehari.
• Mengidap asma dan rentan menderita infeksi maupun peradangan saluran pernapasan.
• Cacat bawaan pada tengkorak, jantung, otot, anggota gerak dan bagian tubuh lainnya.
• Gangguan tingkah laku, emosional, dan kemampuan belajar.

Merokok saat hamil tidak hanya membawa dampak buruk bagi si kecil, tapi juga bagi ibu
hamil. Anda memiliki risiko mengalami hal-hal berikut:

• Gangguan pada plasenta, yaitu kemungkinan terjadi placental abruption yang terjadi
ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum proses kelahiran bayi. Dapat
juga terjadi plasenta previa, yaitu saat seluruh atau sebagian plasenta menutup mulut
rahim.
• Pecah ketuban sebelum waktunya.
• Keguguran kandungan.

Selain menjadi perokok aktif, risiko juga ada pada ibu hamil dan bayi yang terkena paparan
asap rokok sebagai perokok pasif. Terutama ketika jika anggota keluarga yang merokok dan
tinggal dalam satu rumah.
D. Cara berhenti merokok bagi ibu hamil

Cara terbaik yang dapat Anda lakukan demi menghindari bahaya merokok saat hamil adalah
berhenti merokok. Anda dapat memanfaatkan terapi untuk menghentikan kebiasaan merokok
yang disebut dengan Nicotine Replacement Therapy (NRT). Terapi tersebut dilakukan dengan
beberapa pilihan, yaitu:

• Permen karet nikotin, dikunyah perlahan-lahan selama 30 menit secara teratur.


• Tablet isap. Tablet ini diisap di antara gusi dan di bagian dalam pipi selama 30 menit.
• Tablet sublingual, tablet diletakkan di bawah lidah dan dibiarkan larut.
• Inhaler, dihirup secara teratur.
• Transdermal, ditempel pada permukaan kulit yang kering dan tidak berambut pada tubuh
bagian atas.
• Obat semprot hidung.
• Obat semprot mulut.

Meski demikian, sebelum menggunakan produk-produk tersebut Anda disarankan untuk


berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan. Selalu perhatikan dosis nikotin yang
diserap tubuh apa pun metode terapi yang dilakukan.
Jika kebiasaan kebiasaan berhenti merokok secara tiba-tiba memang agak sulit, lakukan secara
bertahap dan didukung dengan beberapa kebiasaan seperti :

• Hindari situasi yang dapat membuat Anda ingin merokok seperti stres atau berkumpul
dengan sesama perokok.
• Buat daftar alasan yang membuat Anda harus berhenti merokok. Tentu saja salah satunya
adalah untuk menjaga kesehatan Anda dan janin.
• Menjauhkan diri dari asap rokok di mana pun Anda berada.
• Jika harus bepergian, biasakan memilih tempat-tempat yang tidak memperbolehkan orang
merokok.
• Hindari bergaul dengan orang yang merokok.
• Alihkan keinginan merokok dengan melakukan aktivitas lain, seperti mengunyah permen
karet atau menyantap makanan.

Dalam masa adaptasi, tidak jarang ibu hamil yang sudah berhenti merokok kemudian kembali
merokok setelah melahirkan. Konsultasi ke dokter mengenai hal ini. Ingat untuk tidak
mengorbankan kesehatan diri Anda dan bayi dengan kebiasaan merokok.
Daftar Pustaka

https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html
http://repository.unimus.ac.id/1755/3/BAB%20II%20Skripsi.pdf
https://tirto.id/bahaya-merokok-bagi-ibu-hamil-bisa-sebabkan-cacat-mental-pada-anak-
ekiv
https://www.alodokter.com/bahaya-merokok-saat-hamil
Media Poster

Anda mungkin juga menyukai