Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN INTENSIVE

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Dwi Purwati 17.1978.P


2. Ika Sulistyawati 17.1991.P
3. Ita Fatia Nadia Safitri 17.1995.P
4. Ni Made Galih Ratna Dewi 17.2007.P
5. Rizqa Siti Zulaekha 17.2025.P
6. Saifurohman 17.2028.P

SEKOLAH ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PEKAJANGAN

TAHUN 2017/2018
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN INTENSIVE

PENDAHULUAN

A. Pengertian komunikasi terapeutik

komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu
penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional
bagi perawat.

B. Tujuan komunikasi terapeutik

Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994 seperti Dikutip dalam Damaiyanti, 2012)
adalah:

a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan Untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya
pada Hal yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil Tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan Egonya.
c. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya Sendiri.

C. Manfaat komunikasi terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik (Anas, 2014) adalah:

a. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan pasien melalui
hubungan perawat-pasien.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, mengkaji Masalah, dan mengevaluasi
tindakan yang dilakukan oleh Perawat.
D. Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik

Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik:

a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti Menghayati, memahami


dirinya sendiri serta nilai yang Dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, Saling percaya dan
saling menghargai.
c. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik Fisik maupun
mental.
d. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan Pasien bebas
berkembang tanpa rasa takut.
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang Memungkinkan pasien
memiliki motivasi untuk mengubah Dirinya baik sikap, tingkah lakunya
sehingga tumbuh makin Matang dan dapat memecahkan masalah – masalah
yang dihadapi
f. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan,
amupun frustasi.
g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
h. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya
simpati bukan tindakan yang terapeutik.
i. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
j. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan
suatu keadaan sehat fisik mental, spiritual, dan gaya hidup.
k. Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap mengganggu.
l. Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara
manusiawi.
m. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil
keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
n. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri
sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.
E. Sikap komunikasi terapeutik
Menurut Devi (2012) terdapat 5 sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik
yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik, yaitu:
a. Berhadapan; arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
b. Mempertahankan kontak mata; kontak mata pada level yang sama berarti
menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah pasien; posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan
atau mendengarkan sesuatu.
d. Memperlihatkan sikap terbuka; tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu
e. Tetap rileks; tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang
kurang
menyenangkan.

F. Teknik-teknik komunikasi terapeutik


Beberapa teknik komunikasi terapeutik menurut Aisah
(2015) antara lain:
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Perawat diharapkan dapat mengerti klien dengan cara Mendengarkan apa yang
disampaikan klien. Ciri daripendengar yang baik antara lain: pandangan saat
berbicara,
tidak menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu, anggukan
kepala jika klien membicarakan hal-hal yang penting atau memerlukan umpan balik,
condongkan tubuh kearah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan
Perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan
tidak setuju, sepertimengerutkan kening atau menggeleng yang menyatakantidak
percaya.

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan


Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai apa yang disampaikan oleh klien dengan menggunakan kata-kata yang
sesuai dengan konteks sosial budaya klien.

d. Pertanyaan terbuka (Open-Ended Question) Pertanyaan yang tidak memerlukan


jawaban ”ya” dan ”mungkin”, tetapi memerlukan jawaban yang luas. Dengan begitu
klien dapat mengemukakan masalahnya dengan kata-katanya sendiri atau memberikan
informasi yang
diperlukan.

e. Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata


sendiri
Dengan pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan umpan balik
bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.

f. Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi saat perawat berusaha menjelaskan dalam Kata-kata, ide atau
pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh Klien. Tujuannya adalah untuk menyamakan
pengertian.

g. Memfokuskan
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan Sehingga percakapan
menjadi lebih spesifik dan mengerti, Usahakan tidak memutus pembicaraan ketika
klien Menyampaikan masalah yang penting

h. Menyatakan hasil observasi


Dengan perawat memberikan umpan balik berupa isyarat Non verbal, klien dapat
mengetahui apakah pesannyaDiterima dengan benar atau tidak. Teknik ini seringkali
Membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat Harus bertanya,
memfokuskan dan mengklarifikasi pesan.

I.Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi seperti tindakan Penyuluhan kesehatan untuk klien.
Penahanan informasi Yang dilakukan saat klien membutuhkan akan Mengakibatkan
klien menjadi tidak percaya.

j. Diam (memelihara ketenangan)


Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan Klien untuk mengorganisir
pikirannya. Diam Memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya Sendiri,
mengorganisir pikiran dan memproses informasi, Terutama pada saat klien harus
mengambil keputusan. Diam Yang tidak tepat dapat menyebabkan orang lain merasa
Cemas.

k. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah Dikomunikasikan secara singkat.
Metode ini bermanfaat Untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas Sebelum
meneruskan pembicaraan berikutnya.

l. Memberi penghargaan
Berilah penghargaan pada klien dan jangan sampai menjadi Beban. Dalam arti jangan
sampai klien berusaha keras dan Melakukan segalanya demi untuk mendapatkan
pujian atau persetujuan dan perbuatannya.

m. Menawarkan diri
Perawat menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau Respon yang diharapkan.

n. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraanMemberi kesempatan


pada klien untuk berinisiatif dalam Memilih topik pembicaraan. Untuk klien yang
merasa ragu-Ragu, perawat dapat menstimulusnya untuk membukaPembicaraan.

o. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan


Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk Mengarahkan hampir seluruh
pembicaraan. Teknik ini juga Mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang
Dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan Selanjutnya.

p. Menempatkan kejadian secara berurutan


Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu Perawat dan klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif, Sehingga dapat menemukan pola kesukaran
interpersonal.

q. Memberikan kesempatan pada pasien untuk menguraikan


persepsinyaJika perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat
segala sesuatunya dari perspektif klien.

r. Refleksi
Refleksi ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan
menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan demikian
klien dapat
mengemukakan pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan dirinya sendiri.

s. Assertive
Assertive adalah kemampuan dalam meyakinkan,mengekspresikan pikiran dan
perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif antara lain:
berbicara jelas, mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya,
melindungi diri dari kritik.

t. Humor
Humor merupakan hal yang penting dalam komunikasi verbal karena tertawa
mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan
asuhan keperawatan.

G. Hubungan Perawat dan Klien/Helping Relationship


Menurut Suryani (2015), ada beberapa karakteristik seorang Helper (perawat) yang
dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan Yang terapeutik, yaitu:
a. Kejujuran
Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran Mustahil bisa terbina
hubungan saling percaya. Sangat Penting bagi perawat untuk menjaga
kejujuran saat Berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal tersebut tiidak
dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa Dibohongi, membenci
perawat atau bisa juga berpura-pura Patuh terhadap perawat.
b. Tidak membingungkan dan cukup ekspresi
Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya Menggunakan kata-
kata yang mudah dipahami oleh klien. Komunikasi nonverbal harus cukup
ekspresif dan sesuai Dengan verbalnya karena ketidaksesuaian akan
menimbulkan kebingungan bagi klien.

c. Bersikap positif
Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, penuh Perhatian dan
penghargaan terhadap klien. Untuk mencapai Kehangatan dan ketulusan
dalam hubungan terapeutik tidak Memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan
tertentu Diantara perawat dan klien akan tetapi penciptaan suasana Yang dapat
membuat klien merasa aman dan diterima dalam Mengungkapkan perasaan
dan pikirannya

d. Empati bukan simpati


Dengan empati, perawat dapat memberikan alternatif Pemecahan masalah karena
perawat tidak hanya merasakan Permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut
dalam Perasaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian Masalah secara
objektif.

e. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien


Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus Berorientasi pada klien,
melihat permasalahan yang sedang Dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk
dapat Melakukan hal ini perawat harus memahami dan mendengarkan dengan aktif,
serta penuh perhatian.

f. Menerima klien apa adanya


Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman Dalam menjalin
hubungan interpersonal.
g. Sensitif terhadap perasaan klien
Dengan bersikap sensitif terhadap perasaan klien, perawat Dapat terhindar dari
berkata atau melakukan hal-hal yang Menyinggung privasi ataupun perasaan klien.
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri Perawat sendiri
Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien Sebagai individu yang ada
pada saat ini, bukan atas masa Lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.

H. Tahap-tahap hubungan terapeutik


Dalam mmembina hubungan terapeutik (berinteraksi) Perawat mempunyai 4 tahap
yang pada setiap tahapnya Mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat
(Damaiyanti, 2014).

a. Fase pra-interaksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum Berhubungan dan
berkomunikasi dengan pasien. Anda perlu Mengevaluasi diri tentang
kemampuan yang anda miliki. Jika merasakan ketidakpastian maka anda perlu
membaca Kembali, diskusi dengan teman sekelompok atau diskusi Dengan
tutor. Adapun hal yang perlu dilakukan pada fase Ini adalah :

i. Mengumpulkan data tentang pasien


ii. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
iii. Membuat rencana pertemuan dengan pasien (kegiatan, Waktu, tempat)

b. Fase orientasi/ perkenalan


Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat Pertama kali bertemu
dengan pasien. Hal-hal yang perlu Dilakukan adalah :
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri perawat
3) Menanyakan nama pasien
4) Menyepakati pertemuan (kontrak)
5) Menghadapi kontrak
6) Memulai percakapan awal
7) Menyepakati masalah pasien
8) Mengakhiri perkenalan
Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua Dan seterusnya.
Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi Kekurangan data, rencana yang telah dibuat dengan
keadaan Pasien saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan
dengan hal yang telah dilakukan Bersama pasien. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan
Adalah :

i. Memberikan salam dan tersenyum ke arah pasien


ii. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif)
iii. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
iv. Menjelaskan tujuan
v. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
vi. Menjelaskan kerahasiaan

c. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan pasien yang Terkait erat
dengan pelaksanaan rencana tindakan Keperawatan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan Yang akan dicapai. Tujuan tindakan keperawatan adalah

1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan Dirinya,


perilakunya, perasaannya, pikirannya. Tujuan ini Sering disebut
tujuan kognitif.
2) Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan Kemampuan
pasien secara mandiri menyelesaikan Masalah yang dihadapi. Tujuan
ini sering disebut tujuan afektif atau psikomotor.
3) Melaksanakan terapi/ teknikal keperawatan
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan
5) Melaksanakan kolaborasi
6) Melaksanakan observasi dan monitoring

d. Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat Dan pasien.
Terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara Dan terminasi akhir.
a) Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien.
Pada terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada
waktu yang telah ditentukan, misalnya satu atau dua jam pada hari berikutnya.

b) Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau perawat
selesai praktik di rumah sakit. Adapun komponen dari fase terminasi adalah :

a) Menyimpulkan hasil kegiatan; evaluasi proses dan hasil


b) Memberikan reinforcement positif
c) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
d) Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya (waktu,
tempat, topik)
e) Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.

I. Intensive Care Unit (ICU)

Intensive Care Unit (ICU) adalah Ruang rawat rumah sakit dengan staf dan Perlengkapan
khusus ditujukan untuk Mengelola pasien dengan penyakit, trauma Atau komplikasi yang
mengancam jiwanya Sewaktu-waktu karena kegagalan atau Disfungsi satu organ atau sistem
masih ada Kemungkinan dapat disembuhkan kembali Melalui perawatan dan pengobatan
intensif (Musliha, 2010).

Kondisi pasien yang masuk ruang ICU Antara lain pasien sakit kritis, pasien tidak Stabil yang
memerlukan terapi intensif, Pasien yang mengalami gagal nafas berat, Pasien bedah jantung,
pasien yang Memerlukan pemantauan intensif, invasive Dan noninvasive agar komplikasi
berat Dapat dihindari atau dikurangi, juga pasien Yang memerlukan terapi intensif untuk
Mengatasi komplikasi akut (Haliman & Wulandari, 2012).

J. Metode dan media


 mata kuliah komunikasi
 buku tentang komunikasi
 internet
K. Proses perencanaan
Pelaksanaan kegiatan ini pada :
Hari : Rabu (sesuai dengan RPS komunikasi 2018)
Tanggal : 14 november 2018 (sesuai dengan RPS komunikasi 2018)
Tempat : STIKES Muhammadiyah pekajangan pekalongan
Waktu : 10.20-12.00,13.00-14.40 (sesuai dengan RPS komunikasi 2018)

L. Lampiran

Lampiran 1

Biodata anggota :

1 Nama Lengkap Ni made galih ratna dewi


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Pemalang ,29 mei 1999
5 E-mail Nimade_galih@yahoo.co.id
6 Nomer telp/HP 082313942614

1 Nama Lengkap Rizqa siti zulaekha


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Pemalang ,07 september 1998
5 E-mail Rizqasitizulaekha070998@gmail.com
6 Nomer telp/HP 085225243574

1 Nama Lengkap Ita fatia nadia safitri


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Pemalang ,13 oktober 1998
5 E-mail itafatianadia@gmail.com
6 Nomer telp/HP 085201483830

1 Nama Lengkap Saifurohman


2 Jenis kelamin Laki-laki
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Batang ,13 januari 1998
5 E-mail Ifur13@gmail.com
6 Nomer telp/HP 082313091172

1 Nama Lengkap Dwi purwati


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Pekalongan,27 febuari 1999
5 E-mail Dwipurwati51@ymail.com
6 Nomer telp/HP 085225688198

1 Nama Lengkap Ika sulistyawati


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Prodi studi DIII Keperawatan
4 Tempat,tanggal lahir Batang ,29 mei 1998
5 E-mail -
6 Nomer telp/HP 085290621372
Lampiran 2

Percakapan

Teknik Komunikasi pada Pasien di Ruang Intensif (ICU)

Anggota :

1. Dwi Purwati : Keluarga pasien

2. Ika Sulistyawati : Narator

3. Ita Fatia Nadia Safitri : Perawat 1

4. Ni Made Galih Ratna Dewi : Perawat 2


5. Rizqa Siti Zulaekha : Pasien

6. Saifurohman : Kepala ruang

Tujuan :

1. Mengajarkan teknik komunikasi pada pasien di ruang intensif

2. Mengajak mahasiswa untuk bermain peran (role play)

3. Meningkatkan rasa percaya diri

4. Mendapatkan cara belajar yang lebih dinamis

Adegan 1

Pada hari Jum’at 7 September 2018 di rumah sakit Karyadi, Semarang


terdapat pasien yang mengalami gangguan jalan nafas. Pasien tersebut bernama Ny.R, ia
sudah dirawat selama 3 hari yang lalu. Dan sejak itu pula ia tidak sadarkan diri. Ditubuhnya
terpasang berbagai alat-alat medis seperti oksigen, NGT, dan EKG yang membantu ia untuk
bertahan hidup.

Pada pagi hari, pukul 08.00 WIB kepala ruang yang bernama Saifurohman memberi
informasi pada perawat Ita dan perawat Made mengenai Ny.R yang berada di ruang ICU.

Kepala ruang : Assalamu’alaikum wr wb. Selamat pagi suster

Perawat 1&2 : Waalaikumsalam wr wb. Selamat pagi pak

Kepala ruang : Ya sus langsung saja, disini saya akan menjelaskan salah satu pasien
yang dirawat di ruang ICU. Pasien tersebut bernama Ny. R

Perawat Ita : Apa masalah yang dialami pasien tersebut pak?

Kepala ruang : Pasien tersebut mengalami gangguan jalan nafas dan sudah dirawat
sejak 3 hari yang lalu. Sesuai kontrak yang telah ditentukan, tugas kalian sekarang adalah
memeriksa oksigenasi dan memberikan nutrisi melalui injeksi pada Ny.R. Apakah ada yang
ingin ditanyakan sus?
Perawat Made : Tidak ada pak. Kami sudah memahami apa yang harus kami lakukan
sekarang

Kepala ruang : Baik kalau begitu, selamat menjalankan tugas sus

Perawat 1&2 : Terimakasih pak, kami permisi dulu

Assalamu’alaikum wr wb

Kepala ruang : Waalaikumsalam wr wb

Adegan 2

Sebelum melakukan tindakan pada Ny.R, tak lupa perawat Ita dan perawat
Mademenyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, serta membaca data-data yang sudah ada dalam
rekam medis. Perawat Ita dan perawat Made juga saling berbincang mengenai perasaannya
sebelum bertemu dengan pasien.

Perawat Ita : Bagaimana perasaan anda sekarang sus?

Perawat Made : Saya merasa cukup tenang sus. Saya sudah siap bertemu dengan
pasien.

Suster Ita sendiri bagaimana, apakah sudah siap?

Perawat Ita : Saya selalu siap sus

Perawat Made : Kalau begitu mari kita menuju ruang ICU sekarang sus

Perawat Ita : Mari sus

Adegan 3

Setelah sampai di ruang ICU, perawat Ita dan perawat Made menemui
keluarga Ny.R

Perawat Ita : Keluarga Ny.R

Kel.pasien : Ya, saya sus

Perawat Ita : Assalamu’alaikum wr wb. Selamat pagi mbak


Kel.pasien : Waalaikumsalam wr wb. Pagi sus

Perawat Ita : Perkenalkan saya perawat Ita, dan ini rekan saya perawat Made yang
dinas pagi hari ini dari jam 07.00-14.00 WIB nanti. Tujuan
kedatangan kami kemari, kami akan memberikan perawatan pada
Ny.R. Perawatan tersebut meliputi pemberian nutrisi melalui suntikan
serta pemeriksaan oksigenasi pada Ny.R.

Kel.pasien : Baik sus, lakukan apa saja yang terbaik untuk ibu saya

Adegan 4

Setelah mendapat persetujuan dari keluarga pasien, perawat Ita dan


perawat Made memasuki ruang ICU untuk melakukan tindakan pada Ny. R

Perawat Made : Assalamu’alaikum wr wb. Selamat pagi ibu Dengan ibu Rizqa
ya, saya cek dulu ya bu gelang tangannya (melakukan
pengecekan gelang tangan) . Oh ya benar ini dengan ibu Rizqa.
Ibu perkenalkan saya perawat Made dan di sebelah kiri saya
ada perawat Ita ya bu. Kami yang dinas pagi hari ini dari jam
07.00-14.00 WIB nanti. Tujuan kedatangan kami kemari, kami
akan memberikan nutrisi pada ibu melalui suntikan ya bu.
Kami juga akan melakukan pengecekan oksigenasi yang
terpasang pada ibu. Prosedurnya nanti kami akan cuci tangan,
menyiapkan alat, serta akan melakukan tindakan tersebut.
Waktunya kurang lebih 10 menit bu. Kami lakukan sekarang ya
bu.

(melakukan pemberian nutrisi melalui suntik di selang infus).

Baik ibu saya sudah selesai melakukan pemberian nutrisi,


selanjutnya perawat Ita akan melakukan pengecekan oksigenasi
ya bu, dengan tujuan untuk mengetahui apakah kondisinya
masih baik atau tidak

Perawat Ita : Baik ibu saya akan melakukan pengecekan oksigenasi ya bu, permisi
bu
(melakukan pengecekan)

Perawat Made : Bagaimana sus aapakah ada masalah?

Perawat Ita : Tidak ada sus, semuanya masih dalam keadaan baik

Perawat Made: Alhamdulillah. Sekarang kami sudah selesai memberikan nutrisi dan
melakukan pengecekan oksigenasi pada ibu ya, bu. Semoga ibu bisa cepat pulih
kembali.

Ibu pasti bisa melewati masa-masa ini bu, keluarga ibu selalu setia menunggu ibu,
berdoa dan berharap semoga ibu bisa cepat siuman dan dapat beraktivitas seperti biasanya
lagi. Karena sekarang waktunya sudah habis, kami mohon pamit dulu ya bu. Nanti kami akan
datang lagi untuk memberikan obat. Senang bisa membantu ibu. Terimakasih bu,
Assalamu’alaikum

Adegan 5

Setelah selesai memberikan tindakan keperawatan pada Ny.R, perawat Ita dan
perawat Made akan kembali menuju ruang perawat. Sebelumnya mereka sempat
berbincang sedikit dengan keluarga pasien

Kel.pasien : Bagaimana keadaan ibu saya sus?

Perawat Ita : Alhamdulillah sekarang kondisi Ny.R telah menunjukkan


peningkatan mbak.

Tadi waktu dilakukan pemberian nutrisi tangannya sempat bergerak sedikit.

Kel.pasien : Alhamdulillah. Apakah saya bisa menemui ibu saya sekarang sus?

Perawat Ita : Sebaiknya jangan dulu, biarkan Ny.R istirahat dulu ya mbak. Doakan
saja supaya Ny.R bisa cepat pulih dan dapat beraktivitas seperti semula

Kel.pasien : Aamiin. Berikan perawatan terbaik unruk ibu saya ya sus

Perawat Made : Pasti mbak. Karena kesembuhan pasien adalah kepuasan bagi kami

Kel.pasien : Terimakasih sus

Perawat Made : Terimakasih kembali mbak. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?

Kel.pasien : Tidak sus


Perawat Ita : Kalau begitu kami permisi dulu ya mbak, apabila membutuhkan
bantuan panggil kami di ruang peawat. Senang bisa membantu. Permisi,
Assalamu’alaikum wr wb

Kel.pasien : Waalaikumsalam wr wb

Akhirnya setelah beberapa hari dirawat kondisi Ny.R pun kian membaik. Ia sudah

dinyatakan sembuh dan telah diperbolehkan untuk pulang. Selesai.

Anda mungkin juga menyukai