Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 1693-9883

REVIEW ARTIKEL Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 113 - 126

PERANAN BIOTEKNOLOGI
DAN MIKROBA ENDOFIT
DALAM PENGEMBANGAN OBAT HERBAL
Maksum Radji
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424

ABSTRACT
Plants have been the chief source of compounds of medicine for thousand of years.
Plants are also the source of many medicines for the majority of the world’s popula-
tion. The role of biotechnology is very important for multiplying, conserving the
spesies, and enhancing the production of secondary metabolites. Endophytes are
microbes that inhabit plants are currently considered to be a wellspring of novel
secondary metabolites offering the potensial for medical and industrial exploitation.
Natural products from various endophytic microbes have been investigated. Some
examples of natural products observed from endophytic microbes are antibiotics, anti-
viral compounds, anticancers, antimalarial compounds, antioxidants, antidiabetics,
and immunosuppressive compounds.
Key words : secondary metabolites, endophytes, genetic engineering, tissue
cultures.

Pendahuluan di dunia berasal dari bahan aktif yang


diisolasi dan dikembangkan dari
Tanaman, telah lama kita ketahui tanaman. Sebagai contoh misalnya
merupakan salah satu sumber daya aspirin adalah analgesik yang paling
yang sangat penting dalam upaya popular yang diisolasi dari tanaman
pengobatan dan upaya memper- Salix dan Spiraea, demikian pula
tahankan kesehatan masyarakat. paclitaxel dan vinblastine merupakan
Bahkan sampai saat inipun menurut obat antikanker yang sangat poten-
perkiraan badan kesehatan dunia sial yang berasal dari tanaman
(WHO), 80% penduduk dunia masih (Pezzuto J, 1996).
menggantungkan dirinya pada Indonesia yang dikenal sebagai
pengobatan tradisional termasuk salah satu dari 7 negara yang ke-
penggunaan obat yang berasal dari anekaragaman hayatinya terbesar ke
tanaman. Sampai saat ini seperempat dua setelah Brazil, tentu sangat
dari obat-obat modern yang beredar potensial dalam mengembangkan

Corresponding author : E-mail : maksum@farmasi.ui.ac.id

Vol. II, No.3, Desember 2005 113


REVIEW ARTIKEL

obat herbal yang berbasis pada pemanfaatan teknik-teknik biotek-


tanaman obat kita sendiri. Lebih dari nologi antara lain seperti teknik
1000 spesies tumbuhan dapat kultur jaringan, in-vitro propagsi,
dimanfaatkan sebagai bahan baku rekayasa genetika, dan peran mi-
obat. Tumbuhan tersebut menghasil- kroba endofit dalam meningkatkan
kan metabolit sekunder dengan produksi metabolit sekunder dari
struktur molekul dan aktivitas berbagai tanaman obat tersebut.
biologik yang beraneka ragam, me-
miliki potensi yang sangat baik untuk
Kultur Jaringan
dikembangkan menjadi obat ber-
bagai penyakit. Tumbuhan memiliki sifat totipo-
Permasalahannya adalah bagai- tency, artinya perkembangbiakannya
mana menjaga tingkat produksi obat tidak hanya dari sel telur atau sperma
herbal tersebut dengan bahan baku saja akan tetapi juga bisa berasal dari
obat herbal yang terbatas karena sel-sel akar, daun, batang, dan sel
sebagian besar bahan baku obat tumbuhan lainnya.
herbal diambil dari tanaman induk- Bila kita menggunakan sebuah
nya. Sehingga dihawatirkan bahwa sel yang berasal dari tumbuhan maka
sumberdaya hayati ini akan musnah badan tumbuhan keseluruhannya
disebabkan karena adanya kendala dapat ditumbuhkan kembali. Karena
dalam budidayanya. Bahkan disi- adanya sifat inilah, dengan teknik-
nyalir bahwa bahan obat herbal yang teknik yang telah lama dikenal
diproduksi dan diedarkan di Indo- seperti setek, okulasi, cangkok, serta
nesia saat ini sebagian besar bahan dengan metode kultur jaringan,
bakunya sudah mulai diimpor dari perbanyakan klon tumbuhan dapat
beberapa negara lain. dilakukan tanpa batas.
Peranan bioteknologi dalam Propagasi secara in vitro dari
budidaya, multiplikasi, rekayasa tanaman obat telah dilakukan untuk
genetika, dan skrining mikroba menghasilkan obat ataupun bahan
endofit yang dapat menghasilkan obat yang berkualitas tinggi (Murch
metabolit sekunder sangat penting SJ., et.al.2000). Disamping itu teknik
dalam rangka pengembangan bahan mikropropagasi juga telah dikem-
obat yang berasal dari tanaman obat bangkan dan digunakan untuk bebe-
ini. Bahkan dengan kemajuan yang rapa tanaman obat, karena terbukti
pesat dalam bidang bioteknologi ini multiplikasinya lebih cepat, dan
telah dapat dihasilkan beberapa jenis aman. Regenerasi tanaman dengan
tanaman transgenik yang dapat tehnik kultur jaringan ini terbukti
memproduksi vaksin rekombinan menghasilkan bahan kimia yang sama
(Maksum R. 2004). dengan tanaman induknya. Beberapa
Dalam tinjauan pustaka ini akan diantaranya yang telah berhasil
dibahas tentang perkembangan dan dilakukan terhadap tanaman obat

114 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


REVIEW ARTIKEL

seperti Cinchona ledgeriana, Digitalis dilakukan dari berbagai tambuhan


spp, Rehmania glutinosa, Rauwolfia obat yang berasal dari berbagai
serpentina, Isoplexis canariensis, dll. eksplan tumbuhan misalnya callus
(Paek,KY.et.al.1995, Roy SK.,et.al. yang berasal dari daun, cabang, akar,
1994., Perez BP., et.al. 2002). umbi, bunga, dan bagian lainnya dari
Penambahan senyawa auxin dan tumbuhan. Beberapa diantaranya
cytokinin dalam media perbenihan adalah regenerasi callus Hyoscyamus
kultur jaringan ternyata mampu mutius (Basu P. et.el. 1996), Solanum
mempercepat multiplikasi sel jaringan melongena (Sharma P.,et.al. 1995),
beberapa tumbuhan obat (Rout Chephaelis ipecacuanha (Rout GR.et.al.
Gr,et.al. 1999, Tsay HS, et.al. 1989). 1992), Psoralea corylifolia (Saxena
Demikian pula penambahan 6- C.et.al. 1997), Zingiber officinale (Rout
benxylaminopurine (BA) dengan GR, et.al.1997), Mentha arvensis
konsentrasi tinggi (1-5 ppm), dapat (Shasany AK.,et.al. 1998), Centella
mempercepat petumbuhan jaringan asiatica ( Patra A., et.al. 1998), Plum-
meristem dan meningkatkan pro- bago Zeylanica (Rout GR., et.al. 1999),
duksi alkaloid dari Atropa belladonna Solanum laciniatum ( Okslar V., et.al.
(Benyamin BD., et.al. 1987). Penam- 2002), Echinacea pallida ( Koroch AR.,
bahan 1-5 mg/l kinetin mampu me- et.al. 2003), dan Lepidium sativum
ningkatkan proliferasi sel Picorrhiza (Pande D., et.al. 2002).
kurroa (Lai N.,et.al. 1996), dan Plan- Disamping regenerasi melalui sel
tago ovata (Barna KS.et.al.1988), callus, regenerasi tumbuhan obat
sedangkan penambahan 2,2 uM melalui somatic embryogenesis juga
thidiazuron dapat mempercepat telah banyak dilakukan. Teknik ini
proliferasi sel Nothapodytes foetida (Rai merupakan suatu proses dimana sel
VR et.al. 2002). Demikian pula somatik yang diambil dari jaringan
dengan penambahan 5 uM indole-3- tumbuhan dapat diinduksi menjadi
acetic acid (IAA), dapat meningkat- embrio dan dapat tumbuh menjadi
kan kecepatan tumbuh dari sel tanaman utuh di dalam media per-
jaringan Zingiber spp. (Faria RT.1995). benihan yang sesuai. Dalam berbagai
Induksi pertumbuhan callus percobaan yang telah dilakukan
dengan berbagai jenis zat yang ber- pengaturan zat tumbuh atau zat
sifat sebagai regulator pertumbuhan suplemen lainnya dapat mengatur
yang dimasukkan ke dalam medium percepatan dari embryogenesis
pertumbuhannya juga telah banyak tersebut untuk tujuan pembudi-
dilakukan. Penambahan auxin dan dayaan tanaman obat (Arumugam
cytokinin dalam jumlah yang tepat N.et.al. 1990, Ghosh BE., et.al. 1991.,
terbukti dapat meningkatkan rege- Zhou J.,et.al. 1994., Rout GR.,et.al.
nerasi kultur dari callus Plumbago rosea 1995., Das P.,et.al. 1999., Kumar A.,
(Satheesh KK., et.al. 1988), dan 1992).
regenerasi callus ini telah berhasil Kultur sel atau jaringan tanaman

Vol. II, No.3, Desember 2005 115


REVIEW ARTIKEL

obat yang telah didapat melalui re- Alkaloid cephaelin dan emetine dapat
generasi secara in vitro ini dapat diisolasi dari kultur callus tanaman
disimpan dalam waktu yang lama Cephaelis ipecacuanha (Jha S.,et.al.
pada temperatur rendah dalam nitro- 1988). Demikian juga dengan alka-
gen cair (-1960 C). Beberapa tanaman loid-alkoloid penting lainnya seperti
obat telah dilakukan preservasinya quinoline disolasi dari kultur jaringan
dengan cara pembekuan sel kultur- Cinchona ledgeriana, diosgenin dari
nya antara lain tanaman obat yang kultur jaringan Dioscorea deltoidea
menghasilkan alkaloid yang sangat (Ravishankar GA.,et.al. 1991),
penting seperti Rauwollfia serpentina, beberapa enzim proteolitik dari
Digitalis lanata, Atropa belladonna, kultur jaringan Allium sativum (Parisi
Hyoscyamus spp, dll. Sistem preservasi M.,et.al.2002), alkaloid cardenolide
beku (cryopreservation) ini dapat dari kultur Digitalis lanata (Pradel H.,
digunakan untuk tujuan penyim- et.al.1997), alkaloid azadirachtin dari
panan berbagai jenis sel/jaringan, kultur jaringan Azadirachta indica
meristem, pollen, embrio, callus, (Srividya N., et.al 1998) dan lepidine
ataupun protoplas, sehingga sangat dari kultur jaringan tanaman Lepidium
bermanfaat untuk konservasi tana- sativum (Pande D., et.al.2002).
man obat (Tripathi L.,et.al. 2003). Untuk tujuan komersial telah
dilakukan pengembangan produksi
metabolit sekunder tanaman obat
Metabolit sekunder
tersebut dengan sistem bioreaktor.
Tanaman obat merupakan salah Sistem bioreaktor ini dapat diguna-
satu sumber bahan baku obat. Seba- kan untuk kultur embryogenic ataupun
gian besar komponen kimia yang organogenic dari berbagai spesies
berasal dari tamanan yang diguna- tanaman (Levin R.,et.al. 1988, Preil
kan sebagai obat atau bahan obat W., et.al. 1988). Dari salah satu hasil
adalah merupakan metobolit sekun- percobaan yang menggunakan sistem
der. Secara in vitro produksi meta- bioreaktor ini dapat dihasilkan sapo-
bolit sekunder ini dapat dilakukan nin sebesar 500 mg/L/hari dari
dengan teknik kultur jaringan (Deus bioreactor kultur jaringan akar
B., et.al. 1982., Stafford A, 1986). pohon ginseng (Park JM.,et.al.1992),
Produksi metabolit sekunder dan produksi alkaloid ginsenoside
beberapa tanaman obat melalui kul- dari kultur akar Panax ginseng dengan
tur jaringan telah banyak dilakukan. system bioreaktor berskala besar 1-
Beberapa diantaranya adalah pro- 10 ton (Hahn EJ.,et.al. 2003). Teknik
duksi solasodine yang diisolasi dari kultivasi bioreaktor ini juga telah
kultur callus Solanum eleagnifolium berhasil dilakukan untuk mempro-
(Nigra HM., et.al.1987) dan alkaloid duksi zat anti kanker dari beberapa
pyrrolidine dari kultur akar tanaman spesies tanaman Taxus. Cara ini jauh
Senecio spp. (Toppel G.,et.al. 1987). lebih effisien jika dibandingkan

116 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


REVIEW ARTIKEL

dengan cara-cara konvensional segmen penting dari Ti plasmid


dimana untuk mendapatkan 1 kg ditransfer ke dalam nukleus sel yang
komponen aktif taxol harus mene- terinfeksi dan terintegrasi ke dalam
bang 1 pohon Taxus yang kira-kira kromosom hospesnya. Sedangkan
telah berumur 100 tahun (Muhlbah bakteri A. rhizogenes dapat meng-
H.,1998). induksi proliferasi multibranched di
tempat akar yang terinfeksi sehingga
disebut dengan “hairy root”. Melalui
Rekayasa Genetika
infeksi ini dapat ditransfer T-DNA
Kemajuan yang telah dicapai yang dikenal dengan root inducing
dalam bidang bioteknologi dan plasmid (Ri plasmid), dan kemudian
teknik DNA rekombinan telah mem- dapat terintegrasi ke dalam kromo-
bantu mempercepat dan meningkat- som sel tanaman (Nester EW., et.al.,
kan berbagai penelitian menuju ke 1984).
arah pemahaman tentang biosintesis Kemampuan bakteri Agrobac-
dari metabolit sekunder. Berbagai terium tumafaciens, dan A. rhizogenes
penelitian telah berhasil mengiden- yang mampu masuk ke dalam
tifikasi beberapa enzim yang ber- nukleus dan berintegrasi ke dalam
peran penting dalam jalan meta- kromosom tanaman inilah yang
bolisme, dan telah berhasil dilakukan dimanfaatkan oleh para peneliti
rekayasa dan manipulasi terhadap bioteknologi untuk melakukan
enzim-enzim tersebut. Teknik modifikasi secara genetik guna
rekayasa genetika dengan melakukan meningkatkan produksi matabolit
transformasi genetik telah dilakukan sekunder tanaman obat, baik
untuk memanipulasi lebih dari 120 tanaman dikotil ataupun monokotil.
jenis spesies dari sekitar 35 famili Transformasi genetik terhadap
tanaman menggunakan perantara tumbuhan obat telah banyak yang
bakteri Agrobacterium ataupun berhasil dilakukan. Beberapa dian-
transformasi langsung (Birch RG., taranya adalah transformasi genetik
1997). menggunakan Agrobacterium tuma-
Agrobacterium tumafaciens, dan faciens terhadap tanaman transgenik
Agrobacterium rhizogenes, merupakan Azadirachta indica yang mengandung
bakteri gram-negatif yang terdapat rekombinan plasmid pTiA6 (Naina
di dalam tanah yang menyebabkan NS.,et.al 1989), Atropa belladonna
tumor crown gall dan hairy root pada (Cucu N.,et.al.2002), dan Echinea
tanaman. Bakteri Agrobacterium purpurea dan terbukti dapat me-
tumafaciens mengandung mega- ningkatkan komposisi alkaloid secara
plasmid yang berperan penting signifikan (Koroch AR.,et.al.2002).
dalam induksi tumor tanaman yang Demikian pula transformasi genetik
diberi nama Ti plasmid. Selama proses menggunakan Agrobacterium rhizo-
infeksi, T-DNA yang merupakan genes telah berhasil meningkatkan

Vol. II, No.3, Desember 2005 117


REVIEW ARTIKEL

produksi artemisin sebesar 4.8 mg/ sangat besar dan dapat diandalkan
L, dari kultur sel Artemisia annua L. untuk memproduksi metabolit
(Cai G.,et.al.1995), dan dapat sekunder dari mikroba endofit yang
meningkatkan produksi alkaloid diisolasi dari tanaman inangnya
puerarin dari kultur sel Pueraria tersebut. Dari sekitar 300.000 jenis
phaseoloides (Shi HP.,et.al. 2003). tanaman yang tersebar di muka bumi
Berbagai jenis tanaman lain juga telah ini, masing-masing tanaman mengan-
diteliti peningkatan kadar metabolit dung satu atau lebih mikroba endofit
sekunder yang dihasilkannya melalui yang terdiri dari bakteri dan jamur
transformasi genetik dengan Agro- (Strobel GA.,et.al. 2003). Sehingga
bacterium rhizogenes antara lain adalah apabila endofit yang diisolasi dari
terhadap kultur sel/jaringan yang suatu tanaman obat dapat meng-
berasal dari tanaman Aconitum hasilkan alkaloid atau metabolit
heterophyllum (Giri A.,et.al.1997), sekunder sama dengan tanaman
Digitalis lanata (Pradel H.,et.al. 1997), aslinya atau bahkan dalam jumlah
Papaver somniferum L. (Park SU.,et.al. yang lebih tinggi, maka kita tidak
2000), dan Solanum aviculare (Argolo., perlu menebang tanaman aslinya
et.al. 2000). untuk diambil sebagai simplisia, yang
kemungkinan besar memerlukan
puluhan tahun untuk dapat dipanen.
Mikroba Endofit Berbagai jenis endofit telah berhasil
diisolasi dari tanaman inangnya, dan
Mikroba endofit adalah mikroba telah berhasil dibiakkan dalam me-
yang hidup di dalam jaringan dia perbenihan yang sesuai. Demi-
tanaman pada periode tertentu dan kian pula metabolit sekunder yang
mampu hidup dengan membentuk diproduksi oleh mikroba endofit
koloni dalam jaringan tanaman tanpa tersebut telah berhasil diisolasi dan
membahayakan inangnya. Setiap dimurnikan serta telah dielusidasi
tanaman tingkat tinggi dapat struktur molekulnya. Beberapa
mengandung beberapa mikroba diantaranya adalah :
endofit yang mampu menghasilkan
senyawa biologi atau metabolit 1. Mikroba endofit yang
sekunder yang diduga sebagai akibat menghasilkan antibiotika
koevolusi atau transfer genetik (ge- Cryptocandin adalah anti-
netic recombination) dari tanaman fungi yang dihasilkan oleh mi-
inangnya ke dalam mikroba endofit kroba endofit Cryptosporiopsis
(Tan RX.,et.al. 2001). quercina yang berhasil diisolasi
Kemampuan mikroba endofit dari tanaman obat Tripterigeum
memproduksi senyawa metabolit wilfordii, dan berhasiat sebagai
sekunder sesuai dengan tanaman antijamur yang patogen terhadap
inangnya merupakan peluang yang manusia yaitu Candida albicans

118 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


REVIEW ARTIKEL

dan Trichopyton spp. (Strobel luas yang disebut munumbicin,


GA.,et.al. 1999). dihasilkan oleh endofit Strepto-
Beberapa zat aktif lain yang myces spp. strain NRRL 30562
diisolasi dari mikroba endofit yang merupakan endofit yang
misalnya ecomycin diproduksi diisolasi dari tanaman Kennedia
oleh Pseudomonas viridiflava juga nigriscans, dapat menghambat
aktif terhadap Cryptococcus pertumbuhan Bacillus anthracis,
neoformans dan C.albicans. Eco- dan Mycobacterium tuberculosis
mycin merupakan lipopeptida yang multiresisten terhadap
yang disamping terdiri dari berbagai obat anti tbc. (Castillo
molekul asam amino yang umum UF.et.al. 2002). Jenis endofit
juga mengandung homoserin lainnya yang juga menghasilkan
dan beta-hidroksi asam arpartat antibiotika berspaktrum luas
(Miller RV., et.al. 1998), sedang- adalah mikroba endofit yang
kan senyawa kimia yang dipro- diisolasi dari tanaman Grevillea
duksi oleh mikroba endofit pteridifolia. Endofit ini meng-
Pseudomonas Syringae yang ber- hasilkan metabolit kakadumycin.
hasiat sebagai anti jamur adalah Aktifitas antibakterinya sama
pseudomycin, yang dapat meng- seperti munumbicin D, dan
hambat pertumbuhan Candida kakadumycin ini juga berkhasiat
albicans dan Cryptococcus neo- sebagai anti malaria (Castillo UJ.,
formans (Harrison LD.,et.al. et.al. 2003).
1991).
Pestalotiopsis micrispora, 2. Mikroba endofit yang mem-
merupakan mikroba endofit produksi antivirus
yang paling sering ditemukan di Jamur endofit Cytonaema sp.
tanaman hutan lindung di Dapat menghasilkan metabolit
seluruh dunia. Endofit ini meng- cytonic acid A dan B, yang
hasilkan metabolit sekunder struktur malekulnya merupakan
ambuic acid yang berhasiat se- isomer p-tridepside, berhasiat
bagai antifungi (Li, JY., et al. sebagai anti virus. Cytonic acid A
2001). Phomopsichalasin, merupa- dan B ini merupakan protease in-
kan metabolit yang diisolasi dari hibitor dan dapat menghambat
mikroba endofit Phomopsis spp. pertumbuhan cytomegalovirus
berhasiat sebagai anti bakteri manusia. (Guo B.et.al. 2000).
Bacillus subtilis, Salmonella enterica,
Staphylococcos aureus, dan juga 3. Mikroba endofit yang
dapat menghambat pertum- menghasilkan metabolit sebagai
buhan jamur Candida tropicalis antikanker
(Horn WS., et.al. 1995). Paclitaxel dan derivatnya
Antibiotika berspektrum merupakan zat yang berkhasiat

Vol. II, No.3, Desember 2005 119


REVIEW ARTIKEL

sebagai antikanker yang pertama Pestacin dan isopestacin


kali ditemukan yang diproduksi merupakan metabolit sekunder
oleh mikroba endofit. Paclitaxel yang dihasilkan oleh endofit P.
merupakan senyawa diterpenoid microspora. Endofit ini berhasil
yang didapatkan dalam tanam- diisolasi dari tanaman Terminalia
an Taxus. Senyawa yang dapat morobensis, yang tumbuh di Papua
mempengaruhi molekul tubulin New Guinea. Baik pestacin atau-
dalam proses pembelahan sel-sel pun isopestacin berhasiat sebagai
kanker ini, umumnya diproduksi antioksidan, dimana aktivitas ini
oleh endofit Pestalotiopsis micro- diduga karena struktur molekul-
spora, yang diisolasi dari tanaman nya mirip dengan flavonoid
Taxus andreanae, T. brevifolia, dan (Strobel GA., et.al. 2002).
T. wallichiana. Saat ini beberapa
jenis endofit lainnya telah dapat 6. Endofit yang menghasilkan
diisolasi dari berbagai jenis Taxus metabolit yang berkhasiat seba-
dan didapatkan berbagai senya- gai antidiabetes
wa yang berhasiat sebagai anti Endofit Pseudomassaria sp
tumor. Demikian pula upaya yang diisolasi dari hutan lin-
untuk sintesisnya telah berhasil dung, menghasilkan metabolit
dilakukan (Strobel GA. Et.al. sekunder yang bekerja seperti
2002). insulin. Senyawa ini sangat
menjanjikan karena tidak seba-
4. Mikroba endofit penghasil gaimana insulin, senyawa ini
zat anti malaria tidak rusak jika diberikan per-
Colletotrichum sp. merupakan oral. Dalam uji praklinik ter-
endofit yang diisolasi dari ta- hadap binatang coba mem-
naman Artemisia annua, meng- buktikan bahwa aktivitasnya
hasilkan metabolit artemisinin sangat baik dalam menurunkan
yang sangat potensial sebagai glukosa darah tikus yang diabe-
anti malaria (Lu H., et.al. 2000). tes. Hasil tersebut diperkirakan
Disamping itu beberapa mikroba dapat menjadi awal dari era
endofit yang diisolasi dari terapi baru untuk mengatasi dia-
tanaman Cinchona spp, juga betes dimasa mendatang (Zhang
mampu menghasilkan alkaloid B. et.al.1999).
cinchona yang dapat dikembang-
kan sebagai sumber bahan baku 7. Endofit yang memproduksi
obat anti malaria (Simanjuntak senyawa imunosupresif
P., et.al. 2002). Obat-obat imunospresif me-
rupakan obat yang digunakan
5. Endofit yang memproduksi untuk pasien yang akan dilaku-
antioksidan kan tindakan transplantasi

120 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


REVIEW ARTIKEL

organ. Selain itu imunosupresif yang sama kualitasnya dengan


juga dapat digunakan untuk tanaman aslinya sangat potensial
mengatasi penyakit autoimum untuk terus dikembangkan guna
seperti rematoid artritis dan in- memperoleh metabolit sekunder
sulin dependent diabetes. Senyawa yang dapat digunakan untuk mengo-
subglutinol A dan B yang bati berbagai jenis penyakit.
dihasilkan oleh endofit Fusarium
subglutinans yang diisolasi dari
tanaman T. wilfordii, merupakan Daftar Acuan
senyawa imunosupresif yang
sangat poten (Lee,J., et.al. 1995). Arumugam N., SS. Bhojwani. (1990).
Somatic embryogenesis in tissue
cultures of Podohyllum kexandrum.
Penutup Can J. Botany. 68: 487-491.
Argolo AC., BV. Charlwood, M.
Tanaman merupakan sumber Plesch. (2000). The regulation of
bahan baku obat yang tak ternilai solasodine production by Argo-
harganya, perlu terus menerus bacterium rhizogenes trans-
mendapat perhatian kita semua. formed roots of Solanum avicu-
Ekploitasi tanaman obat yang ber- lare. Planta Medica. 66: 448-451.
lebihan tanpa memperhatikan upaya Barna KS., AK. Wakhlu. (1988). Axil-
konservasinya tentu sangat meng- lary shoot induction and plant
khawatirkan. Peran para ahli budi- regeneration in Plantago ovata.
daya tanaman dan para ahli bio- Plant Cell Tissue Organ Cult. 15 :
teknologi khususnya teknologi kultur 169-173.
jaringan sangat penting untuk Basu P., S. Chand. (1996).Regenera-
menghindari kelangkaan bahan baku tion of plantlets from root-de-
obat herbal yang sampai saat ini rived callus of Egyptian henbane.
masih diambil dari tanaman aslinya Cell Chromosome Res. 19: 31-34.
secara konvensional. Kultur jaringan Benyamin BD., P. Roja, MR. Heble,
sangat bermanfaat dalam upaya MS. (1987). Chandra. Multiple
perbanyakan dan multiplikasi serta shoot cultures of Atropa bella-
konversi dari beberapa spesies donna : Efect of physicochemi-
tanaman obat. Produksi metabolit cal factors on growth and alka-
sekunder dapat dilakukan secara in loid formation. J. Plant Nutr. 129:
vitro dalam skala besar. Demikian 129-135
pula rekayasa genetika dan tran- Birch RG.,(1997). Plant transforma-
sformasi genetik dapat mening- tion : Problem and strategies for
katkan produksi metabolit sekunder. practical application. Ann Rev
Peran mikroba endofit yang dapat Plant Physiol Plant Mol Biol. 48:
memproduksi metabolit sekunder 297-326.

Vol. II, No.3, Desember 2005 121


REVIEW ARTIKEL

Cai G., G. Li, H.Ye, (1995). Hairy Biotechnol Bioeng. 24: 1965-1974.
roots culture of Artemisia annua Faria RT., RD. Illg. (1995). Micro-
L. by Ri plasmid transformation prpgation of Zingiber spectabile
and biosynthesis of artemisinin. Griff. Sci. Horticult. 62: 135-137.
Chin J Biotechnol. 11: 227-235. Gastaldo P., AM. Cafiglia. (1996).
Castillo UF., GA. Strobel, EJ. Ford, Somatic embryogenesis and es-
WM Hess, H. Poter, JB. Jenson, culin formation in calli and em-
H. Albert, R. Robinson, MA. bryoids from bark explants of
Condron, DB. Teplow, D. Ste- Aesculus hippocastanum L. Plant
vens and D. Yaver. (2002). Sci. Shannon. 119: 157-162.
Munumbicins, wide spectrum Ghosh BE, S. Sen. (1991). Plant regen-
antibiotics produced by Strepto- eration through somatic embryo-
myces NRRL 30562, endophytic genesis from spear callus culture
on Kennedia nigriscans. Microbiol- of Asparagus cooperi Baker. Plant
ogy 148:2675-2685. Cell Rep. 9: 667-670.
Castillo UJ., K. Harper, GA. Strobel., Giri A., S. Banerjee, PS Ahuja, CC
J. Sears, K. Alesi, E.Ford, J. Lin, Giri. (1997). Production of hairy
M. Hunter, M. Maranta, H. Ge. roots in Aconitum heterophyllum
D. Yaver, JB. Jensen, H. Porter, Wall. Using Argobacterium rhi-
R. Robinson, D. Millar, WM. zogenes. In vitro Cell Dev Biol Plant
Hess, M. Condron, and D. .33: 293-306.
Teplow. (2003). Kakandumycins, Guo B., J. Dai, S. Ng, Y. Huang, C.
novel antibiotics from Strepto- Leong, W.Ong, and BK. Carte.
myces sp. NRRL 30566, an endo- (2000). Cytonic acid A and B,
phyte of Grevillea pteridifolia. novel tridepside inhibitor of
FEMS Lett. 24: 183-190. hCMV protease from the endo-
Cucu N., Gabriela, L. Gavrila. (2002). phytic fungus Cytonaena sp.
Genetically modified medicines J.Nat.Prod. 63: 602-604.
plants. Transfer and expression Hahn EJ., YS Kim, KW.Yu, CS Jeong,
of a marker kanamycine resis- KY Paek. (2003). Adventitious
tance gene in Atropa belladonna root cultures of Panax gingseng
plants. Rom Biotechnol Lett. 7: 869- and ginsedoside production
874. though large scale bioreactor sys-
Das P., SK. Palai, A. Patra, YS tem. J Plant Biotechnol. 5: 1-6.
Samantaray, GR. Rout. (1999). In Harrison L., C.Teplow., M. Rinaldi.,
vitro somatic embryogenesis in and GA Strobel., (1991) Pseu-
Tyhponium trilobatum Schoot. domycins, a family of novel pep-
Plant Growth Reg. 27: 95-99. tides from Pseudomonas Syringae,
Deus B., MH Zenk. (1982). Exploita- possessing broad spectrum anti-
tion of plant cells for the produc- fungal activity. J.Gen.Microbiol.
tion of natural compounds. 137 : 2857-2865.

122 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Horn WS., MSJ.Simmonds, RE. Lee,J. E. Lobkovsky, NB. Pliam, GA.
Schartz, and WM. Blaney. (1995). Strobel, and J. Clardy (1995).
Phomopsichalasin, a novel anti- Subglutinols A and B: immuno-
microbial agent from an endo- suppressive compounds from the
phytic Phomopsis Spp. Tetrahedron endophytic fungus Fusarium
14: 3969-3978. subglutinans. J.Org.Chem. 60: 7076-
Jha S., NP. Sahu, SB. Mahato. (1988). 7077.
Production of the alkaloids emet- Levin R., V. Gaba, B. Tal, S. Hirsch,
ine and cephaelin in callus cul- D. De Nola, K. Vasil. (1988). Au-
tures of Cephaelis ipecacuanha. tomatic planttissue culture for
Planta Medica 54: 504-506. mass propagation. Biotchnology.
Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani, 6: 1035-1040.
JE. Simon. (2003). In vitro regen- Lu H., WX. Zou, JC. Meng, J. Hu, and
eration of Echinacea pallida from RX Tan. (2000). New Bioactive
leaf explants. In vitro Cell Dev Biol metabolites produced by Colle-
Plant. 39: 415-418. totrichum sp., an endophytic fun-
Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani, gus in Artemisia annua. Plant Sci.
JE. Simon. (2002). Invotro- 151: 76-73.
regeneration and Agrobacterium Maksum R. (2004) Pemberian Vakasin
transformation of Echinecea melalui Tanaman Trangenik.
purpuria leaf explant. Trends Maj. Il.Kefarmasian Indon. 1(1):
New Crop New News. 1-9.
Kumar A., (1992). Somatic embryo- Miller,RV.,CM.Miller, D. Garton-
genesis ang high frequency Kinney, B.Redgrave, J. Sears, M.
plantlet regeneration in callus cul- Condron, D. Teplow, and GA.
tures of Thevetia peruviana. Plant Strobel. (1998). Ecomycins,
Cell Tissue Organ Cult. 31: 47-50. unique antimycotics from Pseu-
Lai N., PS. Ahuja. (1996). Plantlet re- domonas viridflava. J. Appl.
generation from callus in Piccor- Microbiol. 84:937-944.
hiza kurroa Royle, An endangered Muhlbach H., (1998). Use of plant cell
medicinal plants. Plant Tissue cultures in biotechnology. Biotech
Cult. 6: 127-134 Ann Rev. 4: 113-171.
Li JY., JK. Harper, DM. Grant, BO. Murch SJ., K. Ray, PK Saksena. (2000).
Tombe, B. Basyal, WM. Hess, Tryptophan is a precursor for
and GA.Srobel. Ambuic acid, a malatonin and serotonin biosyn-
highly functionalized cyclohexe- thesis in vitrogenerated St.John’s
none with antifungal activity wort. Plant Cell Rep. 19: 698-704.
from Pestalotiopsis spp. And Naina NS., PK Gupta, AF. Masca-
Monochaetia spp. Pytochemistry 56: renhas. (1989). Genetic transfor-
463-468. mation and regeneration of

Vol. II, No.3, Desember 2005 123


transgenic neem (Azadirachta in- Paek KY., KJ. Yu, SI.Park, NS. Sung,
dica) plants using Argobacterium CH. Park. (1995). Micropro-
tumafaciens. Curr Sci. 58: 184-187 pagatian of Rehmannia glutinosa as
Nester EW., MP Gordon, RM medicinal plant by shoot tip and
Amasino, MF. Yanofsky. (1984). root segment culture. Acta
Crown gall: a molecular and Horticult. 390:113-120.
physiological analysis. Ann Rev Pessuto J. (1996)Taxol Production in
Plant Physiol. 35: 387-413. plant cell culture comes of age.
Nigra, HM. OH Caso, AM. Guilietti, Nature Biotechnol. 14: 1083.
(1987). Production of Solasodine Perez-Bermudez P., HU. Seitz, I.
by calli from different parts of Gavidia, (2002) A protocol for
Solanum eleaginifolium. Plant Cell rapid micropropagation of
Rep. 6: 135-137. endergered Isoplexes In vitro.
Okslar V., B. Strukeij, S. Kreft, B. Cell Dev Biol Plant. 38: 178-182.
Bohanec, J. Zel. (2002). Micro- Pradel H., U. Dumkelehmann, B.
propagation and hairy root cul- Diettrich, M. Luckner. (1997).
ture of Solanum laciniatum. In Hairy root cultures of Digitalis
vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 352- lanata. Secondary metabolism
357. and plant regeneration. J. Plant
Pande P., S. Malik, M. Bora. PS. Physiol. 151: 209-215.
Srivastava.(2002) Rapid protocol Preil W., P. Florek, U. Wix, A. Beck.
for in vitro propagation of Lepi- (1988). Toward mass propaga-
dium sativum Linn and enchan- tion by use of bioreactors. Acta
cement in the yield of lepidine. Horticult. 226: 99-105.
In vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 451- Rai VR. (2002). Rapid clonal propa-
455. gation of Nothapodytes foetida – a
Parisi M., S. Moreno, G. Fernandez, threatened medicinal tree. In-
(2002). Characterization of a vitro Cell Dev Biol-Plant. 38: 183-
novel cysteine peptidase from 185.
tissue cultures of garlic (Allium Ravishankar GA., S. Grewal. (1991).
sativum L). In vitro Cell Dev Biol Development of media for
Plant. 38: 608-612. growth of Dioscorea deltoidea cells
Park JM., SY. Yoon. (1992). Produc- and in vitro diosgenin produc-
tion of sunguinarine by suspen- tion : Influence of media constitu-
sion culture of Papaver somniferum ents and nutrient stress. Bio-
in bioreactors. J.Ferm Bioeng. 74: technol. Lett. 13: 125-130.
292-296. Roy SK., MZ. Hossain, MS. Islam,
Patra A., B. Rai, (1998). Succesful plan (1994). Mass propagation of
regeneration from callus cultures Rauvolfia serpentina by in vitro
of Centella asiatica Linn. Urban. shoot tip culture. Plant Tissue
Plant Growth Reg. 24: 13-16. Cult. 4: 69-75.

124 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Rout GR., P.Das. (1997). In vitro or- seoloides with Argobacterium
ganogenesis in ginger (Zingiber rhizogenes. And puerarin produc-
officinale). J.Herbs. Spices and tion in hairy roots. Plant Cell Rep.
Med.Plants. 4: 41-51. 21: 1103-1107.
Rout GR. C. Saxena, S. Samantaray, Simanjuntak P., T. Parwati, Busta-
P. Das. (1999). Rapid clonal nussalam, TK. Prana, S. Wibowo,
propagation of Plumbago zeylanica H. Shibuya. (2002). Isolasi dan
Linn. Plant Growth Reg. 28: 1-4. kultivasi mikroba endofit peng-
Rout GR., UC. Mallick, P. Das. (1992). hasil senyawa alkaloid kinkona
In vitro plant regeneration from dari Chinchona spp. J. Mikrobiol.
leaf callus of Cephaelis ipecacuanha. Indon. 7(2): 27-30.
Adv.Plat. Sci. 5: 608-613. Srividya N., BPS Devi. (1998).
Rout GR., S Samantaray. (1995). So- Azadirachtin and nimbin content
matic embryogenesis and plant in in vitro cultured shoots and
regeneration from callus culture roots of Azadirachta indica A. Juss
of Acacia catechu a multipurpose Indian J Plant Physiol. 3: 129-34.
leguminous tree. Plant Cell Tis- Stafford A., P. Morris, MW. Fowler.
sue Organ Cult. 42: 283-285. (1986). Plant cell Biotchnology: A
Satheesh Kumar K., KV Bavanandan. perspective. Enzyme Microbial
(1988). Micropropagation of Tech. 8: 578-597.
Plumbago rosea Linn. Plant Cell Strobel GA., and B. Daisy (2003),
Tissue Organ Cult. 15: 275-278. Bioprospecting for Microbial En-
Saxena C., SK. Palai, S. Samantaray, dophytes and Their Natural
GR Rout, P. Das. (1997). Plant Products. Microbiol. and Mol. Bi-
regeneration from callus cultures ology Rev. 67(4):491-502.
of Psoralea corylifolia Linn. Plant Strobel,GA. (2002). Microbial gifts
Growth Reg. 22: 13-17 from rain forests. Can.J.Plant
Sharma P., MV. Rajam (1995). Geno- Pathol. 24: 14-20.
type, explat and position effects Strobel, GA., E. Ford. J. Woapong,
on organogenesis and somatic JK. Harper, AM. Arif, DM.
embryogenesis in Solanum Grant, PCW. Fung, and K. Chan.
melongena L. J. Exp. Botany. 46 : (2002). Isopestacin, an isoben-
135-141. zopuranone from Pestalotiopsis
Shasany AK., SPS. Khanuja, S. microspora, possessing antifungal
Dhawan, U. Yadav, S. Sharma, S. and antioxidant activities.
Kumar, (1998). High regenera- Pytochemistry 60: 179-183.
tive nature of Mentha arvensis in- Strobel GA., RV. Miller, C. Miller, M.
ternodes. J.Biosci. 23: 641-646. Condron, DB. Teplow, and WM.
Shi HP., S. Kintzios. (2003). Genetic Hess. (1999). Cryptocandin, a
transformation of Pueraria pha- potent antimycotic from endo-

Vol. II, No.3, Desember 2005 125


phytic fungus Cryptosporiopsis Tsay HS., TG. Gau. CC. Chen. (1989).
quercina. Microbiology 145: 1919- Rapid clonal propagation of
1926. Pinella ternate by tissue culture.
Tan,RX and WX Zou., (2001) Endo- Plant Cell Rep. 8: 450-454.
phytes : a rich source of func- Zhang,B., G.salituro, D.Szalkowski,
tional metabolites. Nat Prod.Rep. Z. Li, Y. Zhang, I. Royo, D.
18 : 448-459. Vilella, M. Dez, F. Pelaes, C.
Tripathi L., JN Tripathi. (2003). Role Ruby, RL. Kendall, X. Mao, P.
of biotechnology in medicinal Griffin, J. Calaycay, JR. Zierath,
plants. Trop J. Pharm. Res. 2(2): JV. Heck, RG. Smith, and DE.
243-253. Moller. (1999). Discovery af small
Toppel G., L. White, B. Riebesehl, K. molecule insulin mimetic with
Von Borstel, T. Hartman. (1987). antidiabetic activity in mice. Sci-
Alkaloid pattern and biosyn- ence 284: 974-981.
thetic capacity of root cultures Zhou J., H. Ma, F. Guo, X. Luo. (1994).
from some pyrrolizidine alkaloid Effect of thidiazuron on somatic
producing Senecio spp. Plant Cell embryogenesis of Cayratia
Rep. 6: 466-469. japonica. Plant Cell Tissue Organ
Cult. 36: 73-79.

126 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Anda mungkin juga menyukai