3388 1461 1 PB PDF
3388 1461 1 PB PDF
REVIEW ARTIKEL Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 113 - 126
PERANAN BIOTEKNOLOGI
DAN MIKROBA ENDOFIT
DALAM PENGEMBANGAN OBAT HERBAL
Maksum Radji
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424
ABSTRACT
Plants have been the chief source of compounds of medicine for thousand of years.
Plants are also the source of many medicines for the majority of the world’s popula-
tion. The role of biotechnology is very important for multiplying, conserving the
spesies, and enhancing the production of secondary metabolites. Endophytes are
microbes that inhabit plants are currently considered to be a wellspring of novel
secondary metabolites offering the potensial for medical and industrial exploitation.
Natural products from various endophytic microbes have been investigated. Some
examples of natural products observed from endophytic microbes are antibiotics, anti-
viral compounds, anticancers, antimalarial compounds, antioxidants, antidiabetics,
and immunosuppressive compounds.
Key words : secondary metabolites, endophytes, genetic engineering, tissue
cultures.
obat yang telah didapat melalui re- Alkaloid cephaelin dan emetine dapat
generasi secara in vitro ini dapat diisolasi dari kultur callus tanaman
disimpan dalam waktu yang lama Cephaelis ipecacuanha (Jha S.,et.al.
pada temperatur rendah dalam nitro- 1988). Demikian juga dengan alka-
gen cair (-1960 C). Beberapa tanaman loid-alkoloid penting lainnya seperti
obat telah dilakukan preservasinya quinoline disolasi dari kultur jaringan
dengan cara pembekuan sel kultur- Cinchona ledgeriana, diosgenin dari
nya antara lain tanaman obat yang kultur jaringan Dioscorea deltoidea
menghasilkan alkaloid yang sangat (Ravishankar GA.,et.al. 1991),
penting seperti Rauwollfia serpentina, beberapa enzim proteolitik dari
Digitalis lanata, Atropa belladonna, kultur jaringan Allium sativum (Parisi
Hyoscyamus spp, dll. Sistem preservasi M.,et.al.2002), alkaloid cardenolide
beku (cryopreservation) ini dapat dari kultur Digitalis lanata (Pradel H.,
digunakan untuk tujuan penyim- et.al.1997), alkaloid azadirachtin dari
panan berbagai jenis sel/jaringan, kultur jaringan Azadirachta indica
meristem, pollen, embrio, callus, (Srividya N., et.al 1998) dan lepidine
ataupun protoplas, sehingga sangat dari kultur jaringan tanaman Lepidium
bermanfaat untuk konservasi tana- sativum (Pande D., et.al.2002).
man obat (Tripathi L.,et.al. 2003). Untuk tujuan komersial telah
dilakukan pengembangan produksi
metabolit sekunder tanaman obat
Metabolit sekunder
tersebut dengan sistem bioreaktor.
Tanaman obat merupakan salah Sistem bioreaktor ini dapat diguna-
satu sumber bahan baku obat. Seba- kan untuk kultur embryogenic ataupun
gian besar komponen kimia yang organogenic dari berbagai spesies
berasal dari tamanan yang diguna- tanaman (Levin R.,et.al. 1988, Preil
kan sebagai obat atau bahan obat W., et.al. 1988). Dari salah satu hasil
adalah merupakan metobolit sekun- percobaan yang menggunakan sistem
der. Secara in vitro produksi meta- bioreaktor ini dapat dihasilkan sapo-
bolit sekunder ini dapat dilakukan nin sebesar 500 mg/L/hari dari
dengan teknik kultur jaringan (Deus bioreactor kultur jaringan akar
B., et.al. 1982., Stafford A, 1986). pohon ginseng (Park JM.,et.al.1992),
Produksi metabolit sekunder dan produksi alkaloid ginsenoside
beberapa tanaman obat melalui kul- dari kultur akar Panax ginseng dengan
tur jaringan telah banyak dilakukan. system bioreaktor berskala besar 1-
Beberapa diantaranya adalah pro- 10 ton (Hahn EJ.,et.al. 2003). Teknik
duksi solasodine yang diisolasi dari kultivasi bioreaktor ini juga telah
kultur callus Solanum eleagnifolium berhasil dilakukan untuk mempro-
(Nigra HM., et.al.1987) dan alkaloid duksi zat anti kanker dari beberapa
pyrrolidine dari kultur akar tanaman spesies tanaman Taxus. Cara ini jauh
Senecio spp. (Toppel G.,et.al. 1987). lebih effisien jika dibandingkan
produksi artemisin sebesar 4.8 mg/ sangat besar dan dapat diandalkan
L, dari kultur sel Artemisia annua L. untuk memproduksi metabolit
(Cai G.,et.al.1995), dan dapat sekunder dari mikroba endofit yang
meningkatkan produksi alkaloid diisolasi dari tanaman inangnya
puerarin dari kultur sel Pueraria tersebut. Dari sekitar 300.000 jenis
phaseoloides (Shi HP.,et.al. 2003). tanaman yang tersebar di muka bumi
Berbagai jenis tanaman lain juga telah ini, masing-masing tanaman mengan-
diteliti peningkatan kadar metabolit dung satu atau lebih mikroba endofit
sekunder yang dihasilkannya melalui yang terdiri dari bakteri dan jamur
transformasi genetik dengan Agro- (Strobel GA.,et.al. 2003). Sehingga
bacterium rhizogenes antara lain adalah apabila endofit yang diisolasi dari
terhadap kultur sel/jaringan yang suatu tanaman obat dapat meng-
berasal dari tanaman Aconitum hasilkan alkaloid atau metabolit
heterophyllum (Giri A.,et.al.1997), sekunder sama dengan tanaman
Digitalis lanata (Pradel H.,et.al. 1997), aslinya atau bahkan dalam jumlah
Papaver somniferum L. (Park SU.,et.al. yang lebih tinggi, maka kita tidak
2000), dan Solanum aviculare (Argolo., perlu menebang tanaman aslinya
et.al. 2000). untuk diambil sebagai simplisia, yang
kemungkinan besar memerlukan
puluhan tahun untuk dapat dipanen.
Mikroba Endofit Berbagai jenis endofit telah berhasil
diisolasi dari tanaman inangnya, dan
Mikroba endofit adalah mikroba telah berhasil dibiakkan dalam me-
yang hidup di dalam jaringan dia perbenihan yang sesuai. Demi-
tanaman pada periode tertentu dan kian pula metabolit sekunder yang
mampu hidup dengan membentuk diproduksi oleh mikroba endofit
koloni dalam jaringan tanaman tanpa tersebut telah berhasil diisolasi dan
membahayakan inangnya. Setiap dimurnikan serta telah dielusidasi
tanaman tingkat tinggi dapat struktur molekulnya. Beberapa
mengandung beberapa mikroba diantaranya adalah :
endofit yang mampu menghasilkan
senyawa biologi atau metabolit 1. Mikroba endofit yang
sekunder yang diduga sebagai akibat menghasilkan antibiotika
koevolusi atau transfer genetik (ge- Cryptocandin adalah anti-
netic recombination) dari tanaman fungi yang dihasilkan oleh mi-
inangnya ke dalam mikroba endofit kroba endofit Cryptosporiopsis
(Tan RX.,et.al. 2001). quercina yang berhasil diisolasi
Kemampuan mikroba endofit dari tanaman obat Tripterigeum
memproduksi senyawa metabolit wilfordii, dan berhasiat sebagai
sekunder sesuai dengan tanaman antijamur yang patogen terhadap
inangnya merupakan peluang yang manusia yaitu Candida albicans
Cai G., G. Li, H.Ye, (1995). Hairy Biotechnol Bioeng. 24: 1965-1974.
roots culture of Artemisia annua Faria RT., RD. Illg. (1995). Micro-
L. by Ri plasmid transformation prpgation of Zingiber spectabile
and biosynthesis of artemisinin. Griff. Sci. Horticult. 62: 135-137.
Chin J Biotechnol. 11: 227-235. Gastaldo P., AM. Cafiglia. (1996).
Castillo UF., GA. Strobel, EJ. Ford, Somatic embryogenesis and es-
WM Hess, H. Poter, JB. Jenson, culin formation in calli and em-
H. Albert, R. Robinson, MA. bryoids from bark explants of
Condron, DB. Teplow, D. Ste- Aesculus hippocastanum L. Plant
vens and D. Yaver. (2002). Sci. Shannon. 119: 157-162.
Munumbicins, wide spectrum Ghosh BE, S. Sen. (1991). Plant regen-
antibiotics produced by Strepto- eration through somatic embryo-
myces NRRL 30562, endophytic genesis from spear callus culture
on Kennedia nigriscans. Microbiol- of Asparagus cooperi Baker. Plant
ogy 148:2675-2685. Cell Rep. 9: 667-670.
Castillo UJ., K. Harper, GA. Strobel., Giri A., S. Banerjee, PS Ahuja, CC
J. Sears, K. Alesi, E.Ford, J. Lin, Giri. (1997). Production of hairy
M. Hunter, M. Maranta, H. Ge. roots in Aconitum heterophyllum
D. Yaver, JB. Jensen, H. Porter, Wall. Using Argobacterium rhi-
R. Robinson, D. Millar, WM. zogenes. In vitro Cell Dev Biol Plant
Hess, M. Condron, and D. .33: 293-306.
Teplow. (2003). Kakandumycins, Guo B., J. Dai, S. Ng, Y. Huang, C.
novel antibiotics from Strepto- Leong, W.Ong, and BK. Carte.
myces sp. NRRL 30566, an endo- (2000). Cytonic acid A and B,
phyte of Grevillea pteridifolia. novel tridepside inhibitor of
FEMS Lett. 24: 183-190. hCMV protease from the endo-
Cucu N., Gabriela, L. Gavrila. (2002). phytic fungus Cytonaena sp.
Genetically modified medicines J.Nat.Prod. 63: 602-604.
plants. Transfer and expression Hahn EJ., YS Kim, KW.Yu, CS Jeong,
of a marker kanamycine resis- KY Paek. (2003). Adventitious
tance gene in Atropa belladonna root cultures of Panax gingseng
plants. Rom Biotechnol Lett. 7: 869- and ginsedoside production
874. though large scale bioreactor sys-
Das P., SK. Palai, A. Patra, YS tem. J Plant Biotechnol. 5: 1-6.
Samantaray, GR. Rout. (1999). In Harrison L., C.Teplow., M. Rinaldi.,
vitro somatic embryogenesis in and GA Strobel., (1991) Pseu-
Tyhponium trilobatum Schoot. domycins, a family of novel pep-
Plant Growth Reg. 27: 95-99. tides from Pseudomonas Syringae,
Deus B., MH Zenk. (1982). Exploita- possessing broad spectrum anti-
tion of plant cells for the produc- fungal activity. J.Gen.Microbiol.
tion of natural compounds. 137 : 2857-2865.