DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SEKAPUR SIRIH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI Iii
DAFTAR GAMBAR V
EXECUTIVE SUMMARY I
BAB I. Pendahuluan
iii
2.6 Iklim II-100
2.7 Bencana Alam II-104
2.7.1 Bencana Banjir, korban dan kerugian II-104
2.7.2 Bencana kekeringan , luas dan kerugian II-106
2.7.3 Bencana Kebakaran hutan/lahan dan kerugian II-108
2.7.4 Bencana Tanah longsor/gempa bumi, kerusakan dan kerugian II-110
Lampiran -lampiran
Matrik analisis State Pressure Response SLHD Prov. Jatim
SK Tim Penyusun SLHD Prov. Jatim
iv
Daftar grafik
Gamb.2.7 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status tahun 2015
Gamb.2.8 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status tahun 2014-2015
Gamb.2.9 Hutan lindung kab/kota tahun 2015
Gamb.2.10 Luas kawasan konservasi tahun 2015
Gamb.2.11 Luas kawasan lindung berdasarkan RTRW tahun 2015
Gamb.2.12 Luas kawasan budidaya berdasarkan RTRW tahun 2015
Gamb.2.13 Luas dan persebaran LP2B Kab/kota di Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.14 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status 2015
Gamb.2.15 Penutupan lahan hutan produksi menurut jenis tanaman tahun 2014
Gamb.2.16 Luas dan Kondisi hutan bakau di luar kawasan hutan di Jatim tahun 2015
Gamb.2.17 Luas dan Kondisi hutan bakau di luar kawasan hutan di Jatim tahun 2014-2015
Gamb.2.18 Luas lahan kritis di provinsi Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.19 Luas lahan kritis tahun 2015
Gamb.2.20 Luas lahan kritis di luar kawasan hutan di Jawa Timur
menurut wilayah DAS tahun 2009-2013
Gamb.2.21 Perkiraan kerusakan hutan di Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.22 Perkembangan kebakaran hutan tahun 2010-2014
Gamb.2.23 Nilai kerugian akibat kebakaran hutan 2013-2015
Gamb.2.24 Pelepasan kawasan hutan Nilai kerugian akibat kebakaran hutan 2013-2015
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah Provinsi di Bagian Timur pulau Jawa Indonesia, Ibukotanya
adalah Surabaya terletak pada 111,00 hingga 114,40 Bujur Timur dan 7,120 hingga 8,480 Lintang Selatan.
Memiliki luas wilayah 48.682,81 Km2. Secara administratif Jawa Timur terbagi menjadi 38 Kabupaten/ Kota,
terdiri atas 29 Kabupaten dan 9 Kota, dari hasil penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup tahun 2015
ditekankan pada Status/kondisi(state), Tekanan (Pressure), Respon/Upaya (responsibility) sebagai berikut :
Pressure
Praktek penebangan liar dan konversi hutan menimbulkan dampak luas, yaitu kerusakan ekosistem
dalam tatanan DAS. Tahun 2015 telah terjadi kerusakan hutan seluas 5392,93 Ha, dimana penyebab
terbesar terjadi akibat kebakaran hutan seluas 4.975,32 Ha atau 92,26%, Perambahan hutan 60 Ha
(1,11%), ladang berpindah seluas 34 Ha (0,63% %), lainnya seluas 323,6 Ha (6%), dari semua kejadian
tersebut mempunyai nilai kerugian kurang lebih 558.961 pohon.
Konversi kawasan hutan pada tahun 2015 seluas 6.182,49 Ha yang terinci pada pemukiman seluas
1.609,4 Ha (26,03%) dan Perkebunan 1.110,68 Ha (17,96%), Pertambangan 930,94 Ha (15,06 %), Industri
sebesar 1,57% (97 Ha) dan lainnya sebesar 2.434,44 Ha (39,38%). Selain itu tekanan terhadap lahan
dipengaruhi aktifitas gerakan tanah di Daerah rentan gerakan tanah di Jawa Timur sebanyak 23 Kab/Kota
dari 38 Kab/Kota di Jawa Timur, Wilayah di selatan jawa Timur merupakan wilayah daerah rentan longsor
dengan kerentanan tinggi sedangkan wilayah tengah dengan kerentanan longsor menengah.
I
Response
Berdasarkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) , nilai tutupan vegetasi Provinsi Jawa Timur
Tahun 2015 sebesar 64,01 naik dari tahun 2014 sebesar 53.90. Adapun upaya yang dilakukan tahun 2015
melalui penanaman kembali dengan kegiatan penghijauan sebanyak 27.386.088,72 pohon yang tersebar di
29 Kab./Kota se Jawa Timur. Sedangkan untuk reboisasi di Jawa Timur mencapai 12.107.912,04 pohon. Upaya
yang dilakukan lainnya dalam lahan kritis melalui kegiatan hutan rakyat, pengembangan Ruang terbuka
Hijau (RTH) sebesar 174.002 Ha yang tersebar pada 28 Kab/Kota (15% dari luas kawasan lindung), 3,64 dari
seluruh wilayah Jawa timur terbesar berada di Kab. Bondowoso 59,811 Ha yang selanjutnya diikuti oleh
Kab. Blitar 31.163 Ha. Sehingga tahun 2015 meningkat sebesar 2,53% dari tahun 2014 ( 18.376,66 Ha) atau
743.933,19 Ha.
Dalam rangka pemulihan lahan kritis , Jawa Timur mensinergikan dalam program pengentasan
kemiskinan melalui produksi kayu bulat hutan rakyat. Dimana rumah tangga miskin mencapai 1.368.177 rumah
tangga. Perkembangan hutan rakyat terbesar berada di Kab. Madiun sebesar 93.092,64 Ha, yang diikuti
oleh Kab.Jember seluas 91.108,01 Ha wilayah Jawa Timur. Kegiatan fisik yang dilakukan Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jatim Tahun 2015 dengan kegiatan antara lain meliputi pembuatan demplot Menuju
Provinsi Hijau dengan lokasi kegiatan di Desa Panduman, Kec. Jelbuk, Kab. Jember, Dsn. Dawuhan, Ds.
Sucolor, Kec. Maesan, Kab Bondowoso, Desa Sumber Bening, Kec. Dongko, Kab Trenggalek, Desa Joho,
Kec. Semen, Kab. Kediri ( MPH ) dan Desa Segawe, Kec. Pager Wojo, Kab Tulungagung. Upaya dalam
meminimalisir bencana dilakukan oleh Badan Penanggulangan bencana melalui kegiatan meujudkan
masyarakat tanggap bencana dengan membentuk desa tanggap bencana sebanyak 14 Desa serta
pemasangan early Warning System terutama di daerah dengan lahan rawan longsor sebanyak 47 Titik.
Pengukuran kualitas lahan, terutama lahan kering dilakukan BLH jatim tahun 2015 dilakukan di tiga
Kabupaten yaitu Nganjuk, Tulungagung dan Blitar.
2. Keanekaragaman Hayati
Pressure
Beberapa kawasan konservasi di BBKSDA Jawa Timur mengalami degradasi hutan antara lain CA/SM
Pulau Bawean dan CA Gunung Abang. Kerusakan kawasan konservasi tersebut pada umumnya berupa
pembukaan hutan oleh masyarakat untuk kebun, akibat dari degradasi kawasan menyebabkan
berkurangnya daya jelajah satwa dan ketersedian pakan bagi satwa liar di habitat alaminya. Kebakaran di
lahan konservasi di Propinsi Jawa Timur 267.908 Ha. Sepanjang tahun 2015, luas kebakaran hutan di
kawasan konservasi BBKSDA Jawa Timur seluas 67,554 Ha.
Response
Upaya yang dilakukan Balai Besar Konservasi SDA Jawa Timur melalui pembinaan di wilayah daerah
penyangga kawasan konservasi melalui kegiatan Model Desa Konservasi,yaitu membentuk 2 desa model
konservasi yaitu di Desa Manggis-Wonorejo Kabupaten Kediri dan Desa Cowek Kabupaten Pasuruan. Luas
kawasan konservasi yang terdegradasi yang dipulihkan ekosistemnya (termasuk penyelesaian konflik
pemanfaatan lahan di dalam kawasan konservasi) seluas 5 ha. BBKSDA Jawa Timur menetapkan target tahun
2015 dapat memulihkan kawasan konservasi yang terdegradasi seluas 0,01 Ha. Dengan demikian terjadi
penurunan kebakaran hutan seluas 2.611,446 Ha dari batas toleransi maksimum atau (97,48%). Target
penurunan luas kebakaran 10%, Capaian kinerja tersebut karena BBKSDA Jawa Timur melaksanakan
antisipasi bahaya kebakaran hutan, antara lain patrol kebakaran, apel siaga kebakaran, dan penanganan
kebakaran hutan. Stakeholder lain dengan seperti Kab. Malang telah menetapkan RTRW Kab. Malang dengan
mendukung dan mengakui keberadaan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu (Paragraf 5 Pasal 17) dimana
strategi: 1) Mempertahankan dan menjaga kelestariannya k a w a san; 2) M emb at a si k eg i at an ya ng
mengakibatkan terganggunya ekosistem serta mengembalikan berbagai kehidupan terutama satwa yang
nyaris punah di Pulau Sempu. Upaya lain dilakukan oleh LSM Ecoton, Gresik di beberapa segmen sepanjang
Kali Surabaya, merupakan sungai penting bagi 4 kabupaten kota di Jawa Timur yaitu Mojokerto, Gresik,
Sidoarjo, dan Surabaya dalam memantau kualitas air melalui biotilik dan kelimpahan biota mikroinvertebrata.
II
3. Air
Dari data yang berhasil dihimpun dan dievaluasi serta dengan mempertimbangkan tingkat
ketersediaan dan keterbatasan data maupun isu strategis terkait AIR di Jawa Timur maka analisis
State - Pressure - Response difokuskan pada kualitas air di DAS Brantas. DAS Brantas dipilih
sebagai fokus analisis karena merupakan sungai dengan catchment area terluas (13.880 km2) dan
meangalir pada 17 Kabupaten / Kota di Jawa Timur dengan jumlah penduduk terbanyak. Total
penduduk di DAS Brantas hampir sebanyak 50% dari total penduduk di Jawa Timur (18.995.043 jiwa
dari total 38.847.561). Adapun keberadaan DAS lain yang berada pada Wilayah Sungai Bengawan Solo,
Bondoyudo - Bedadung, Madura, Pekalen Sampean, Baru - Bajulmati, dan Welang-Rejoso tetap
tertuang dilaporan namun tidak dianalisis secara khusus dalam ringkasan eksekutive ini.
State
Selama ini, kegiatan pengendalian pencemaran air yang dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa
Timur lebih terfokus pada DAS Brantas sehingga segala upaya yang dilakukan telah berhasil
menurunkan beban pencemaran air limbah di DAS ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai
IKA (Indek Kualitas Air) sebesar 49,47 pada tahun 2014 menjadi 52,51 pada tahun 2015. Tentunya
nilai ini masih jauh dari yang diharapkan karena masih berada pada status “WASPADA”.
Dibutuhkan usaha yang lebih keras lagi untuk meingkatkan IKA DAS Brantas agar naik pada status
unggul dengan nilai IKA sebesar 90,00 atau lebih. Selain hasil perhitungan IKA, kondisi eksisiting di
DAS Brantas juga tergambar dari konsentrasi beberapa parameter kunci yang diketahui dari hasil
pemantauan kualitas air secara terpadu yang dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa
Tirta, Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur maupun BLH Kabupaten/Kota di DAS Brantas. Dari hasil
analisis terhadap data kualitas air sungai yang dituangkan dalam buku data, diperoleh kesimpulan
bahwa BOD, Total Coli dan Coli tinja cenderung jauh melebihi baku mutu kualitas air sungai kelas II; COD
dan TSS cenderung diatas baku mutu air sungai kelas II dan Parameter kualitas air yang lain cenderung
memenuhi baku mutu air sungai kelas II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa beban pencemaran
utama yang belum bisa diturunkan sampai dengan saat ini berasal adalah dari pencemaran air limbah
domestik yang berasal dari aktifitas mandi, cuci (Grey Water) serta limbah tinja (Black Water).
Pressure
Pressure terhadap degradasi kualitas air sungai di DAS brantas dapat dibagi dealam dua
kelompok utama: aktifitas domestik dan Industri (pelaku usaha dan atau kegiatan lain). Namun
demikian ada juga pressure dari aktifitas lain yang merupakan non-point sources seperti dari
aktifitas perkebunan, pertanian, erosi tanah yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut karena
keterbatasan data dan informasi. Hasil estimasi terhadap beban pencemaran BOD dari seluruh
penduduk di DAS Brantas adalah sebesar 77.327,63 ton per tahun adapun beban BOD dari sektor
industri yang berhasil diinventarisasi pada buku laporan adalah sebesar 122,78 ton/tahun. Tentunya
nilai BOD industri ini masih jauh dari valid karena buku laporan hanya berhasil menghimpun data
dari sebagian industri saja yang umumnya pada skala menengah-besar sehingga dimungkinkan
masih banyak beban pencemaran BOD yang belum berhasil diinventarisir, khususnya beban
pencemaran dari industri kecil. Namun, secara umum dapat diperoleh gambaran bahwa beban
BOD dari sektor domestik memang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dari sektor industri karena sektor
industri sudah memiliki infrastruktur pengolahan air limbah (IPAL) sedangkan untuk sektor domestik belum
dikembangkan secara terintegralistik.
Response
Upaya upaya yang dilakukan untuk penanggulangan pencemaran air lebih terfokus pada
pengendalian pencemaran dari sektor industri dan hanya sebagian kecil saja yang dilakukan untuk
menurunkan beban pencemaran dari sektor domestik. Kelembagaan, Kebijakan, Anggaran,
Kegiatan, dan Sumber Daya untuk penurunan beban pencemaran Industri dilakukan melalui
kontrol terhadap pelaku usaha dan atau kegiatan melalui program Pengawasan, Sidak, maupun
Penegakan Hukum Lingkungan sedangkan infrastrutur pengolahan air limbah secara umum
dibangun sendiri oleh pihak pelaku usaha. Pendekatan dengan sistem kontrol ini tentunya tidak
dapat diberlakukan dalam pengelolaan air limbah domestik maupun industri kecil karena tidak
mungkin bagi mereka untuk membangun infrastruktur pengolahan air limbah secara mandiri.
Sehingga, diperlukan upaya fisik yang mengarah pada penyediaan infrastruktur pengolahan air
limbah domestik dan industri kecil. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Matriks State-
Pressure-Response.
III
Rencana tindak
Jumlah beban BOD maupun Total Coli dan Coli Tinja dari kegiatan domestik di kali Brantas
sangat tinggi adapun response untuk mengurangi beban BOD dan Coli Tinja khususnya dari sektor
perumahan/ permukiman penduduk dan real esatate masih sangat rendah. Penyediaan sarana
pengolahan air limbah domestik dari permukiman yang berhasil diinventarisasi hanya untuk
melayani 1843 orang dari total sekitar 19 juta penduduk di DAS Brantas. Upaya pengelolaan air
limbah domestik dari sektor kegiatan usaha (Rumah Sakit, Hotel, area komersial) sudah cukup
dikontrol dan diawasi namun belum dilakukan upaya pengawasan terhadap sektor real estate.
Upaya pengendalian pencemaran air dari sektor industri dan atau kegiatan lain sudah cukup
banyak dilakukan khususnya pada industri menengah - besar namun belum ada pengendalian yang
signifikan pada sektor industri menengah - kecil. Untuk itu, diperlukan langkah langkah tindak lanjut
baik dari aspek Kelembagaan, Kebijakan, Anggaran, Kegiatan, dan Sumber Daya yang mengarah pada
penyediaan infrastrukur pengelolaan air limbah domestik bagi penduduk dan pelaku usaha kelas menengah-
kecil di DAS Brantas baik secara terpusat maupun kolektif serta meningkatkan fungsi kontrol pada pelaku
usaha yang menghasilkan air limbah domestik khusunya real estate yang selama ini belum tersentuh.
Informasi lebih detil tentang rencana tindak dapat dilihat pada matrik.
4. Udara
Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata,
tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang
menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena memiliki banyak fungsi
bagi makhluk hidup.
State
Nilai Indeks kualitas udara Jawa Timur Tahun 2015 sebesar 91,09 termasuk katagori unggul, lebih
bagus dibanding Tahun 2014 dengan nilai indeks 90,09. Nilai indeks kualitas udara ini diperoleh dari
perhitungan hasil pemantauan kualitas udara ambien Tahun 2015 dengan metode pengambilan sampel
udara sesaat (pengambilan sampel selama 1 jam) oleh laboratorium UPT Laboratorium Uji Teknis Kualitas
Lingkungan BLH Provinsi. Periode pemantauan 2 kali dalam satu tahun, di lokasi pemukiman, lalu lintas padat
dan sekitar industri.
Kualitas udara ambien di Jawa Timur Tahun 2015 menurut paramater Sulfur Dioksida (SO2), Karbon
Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon (O3), PM10, dan Timbal (Pb) memenuhi baku mutu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun.
Kualitas air hujan di Jawa Timur cenderung bersifat asam dengan konsentrasi pH berada pada
kisaran 4,16 s/d 5,39 (di bawah nilai kesepakatan secara internasional oleh WMO yaitu 5,6) khususnya di Kota
Surabaya, sesuai hasil pemantauan Laboratorium Kualitas Udara BMKG selama 3 tahun terakhir di Stasiun
meterorogi Juanda Surabaya. Hal ini dimungkinkan karena Kota Surabaya memiliki potensi transportasi dan
industri terpadat di Jawa Timur. Hujan asam mayoritas disebabkan oleh aktivitas manusia sepert industri,
pembangkit tenaga listrik, dan kendaran bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil. Gas-gas yang
dihasilkan oleh proses ini diantaranya sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfir
dan bereaksi dengan air untuk mrmbrntuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang dapat merusak kehidupan biota di danau dan aliran sungai, serta bersifat korosif terhadap bahan
bangunan.
Curah hujan rata-rata di Jawa Timur tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu
dari 106,97 mm/hari menjadi 139,46 mm/hari. Sedangkan jumlah hari hujan mengalami menurunan dari 1970
hari menjadi 2082 hari. Hal ini menunjukkan curah hujan lebih deras dengan hari hujan yang lebih pendek dan
musim kemarau lebih panjang dibanding musim penghujan.
Suhu udara rata-rata di Jawa Timur saat ini adalah 26,60C dibanding tahun 2014 telah terjadi
peningkatan sebesar 2,10C. Sedangkan kelembaban udara mengalami penurunan dari 79 % menjadi 78 %. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim regional di Jawa Timur akibat terakumulasinya Gas
rumah kaca di atmosfeer yang berasal dari kegiatan antropogenik dan alam.
Pressure
IV
2.) Transportasi
Sektor transportasi dipengaruhi oleh jumlah kendaraan, pada tahun 2015 jumlah kendaraan di Jawa
Timur mencapai 15,67 juta unit meningkat 21% dibanding tahun 2014, terdiri dari 96% kendaraan
berbahan bakar bensin dan 4% kendaraan berbahan bakar solar. Khusus untuk Kota Surabaya
memiliki jumlah kendaraan 2,46 juta unit atau 15 persen dari total kendaraan di Jawa Timur.
3.) Konsumsi bahan bakar
Bahan bakar industri di Jawa Timur berasal dari LPG, Solar, Minyak tanah, batu bara, dan biomasa,
dimana konsumsi terbesar adalah batubara 16,38 juta ton/tahun yang berpotensi menghasilkan emisi
pencemar udara berupa SOx, NOx dan CO2. Industri penguna batubara terbesar di Jawa Timur adalah
PLTU Paiton, PLTU Pacitan, Semen Indonesia, Petrokimia, dan beberapa industri kertas. Sebaran
Penggunaan bahan bakar untuk transortasi sebesar 14,13 juta kilo liter premiun/tahun dan 9,30 juta
kilo liter Solar/tahun. Khusus Kota Surabaya konsumsi bahan bakar premium sebesar 9,27 persen dari
keseluruhan Jawa Timur, lebih besar dibanding konsumsi bahan bakar tiap Kab./Kota rata -rata 2,45
persen.
4.) Sampah Domestik
Pada tahun 2015 timbulan sampah di Jawa Timur sebesar 17,39 ton/hari. Pengelolaa n sampah di Jawa
Timur sebagian besar belum melaksanakan sisten sanitary landfill, dan masih menggunakan sistem
control landfill dan open dumping.
5.) Beban Emisi
Berdasarkan hasil pemantauan industri tahun 2015 oleh BLH Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa
emisi yang dihasilkan dari sektor industri adalah 24,9 ribu ton SOx/tahun dan 27,4 ribu ton NOx/tahun,
dimana beban emisi terbesar untuk parameter SOx berasal dari industri energi PLTU. Berdasarkan
perhitungan emisi transportasi berdasar terhadap penggunaan bahan bakar sektor transportasi
diketahui emisi transportasi sebesar 58,48 juta ton CO2/tahun. Timbulan sampah domestik berpotensi
mengemisikan CO2, N2O dan CH4, berdasar perhitungan dari jumlah timbulan sampah diperoleh
Emisi gas CO2 yang dihasilkan dari sektor persampahan 15,11 ribu ton CO2/hari atau 5,52 juta ton
CO2/tahun
Response
Mengingat adanya potensi pencemaran udara di Jawa Timur, maka telah dilakukan upaya
pengelolaan lingkungan melalui :
- Penerapan baku mutu udara emisi dan ambien melalui pergub no. 10 tahun 2009.
- Penyediaan anggaran pengelolaan lingkungan melalui dana APBD dan Dana dekonsentrasi.
- Pembinaan pengelolaan lingkungan bagi industri dan kegiatan usaha lainnya.
- Pengawasan industri melalui PROPER dan pengawasan rutin
- Pemantauan rutin kualitas udara ambien secara rutin pada lokasi pemukiman, lalu lintas padat dan
sekitar industri.
- Kegiatan Car Free Day hampir di setiap Kab./Kota, diantaranya : Kota Surabaya, Kota Probolinggo,
Kota Kediri, dll.
- Penghijauan dan reboisasi, melalui : Gerakan penanam satu Milyar pohon melalui OBIT, Perindangan
jalan, Pemanfaatan pekarangan melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari.
- Penghargaan Kalpataru bagi pelestari dan penyelamat lingkungan.
- Program Adiwiyata, Program Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari (Berseri), dan Program
Kota/Kabupaten Sehat, dimana salah satu indikatornya adalah perindangan dan Hutan Kota.
- Perolehan Jawa Timur dalam penghargaan dan prestasi di bidang lingkungan sangat menonjol ,
penghaargaan Adiwiyata, Kab./Kota Sehat, dan Kalpataru mendapatkan penghargaan terbanyak se
Indonesia.
- Penerapan ecco office melalui surat edaran Gubernur Jawa Timur.
V
Tutupan vegetasi mangrove dengan kondisi masih baik diatas 75 % berada di Puger Ambulu
dan Gumuk Mas sedangkan jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah 50% berada di pesisir
Kab. Malang. Wilayah pulau madura dan kepulauan dengan kerapatan mangrove di bawah baku mutu
kerusakan yaitu di bawah 1000 pohon/Ha dan jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah 50 % hanya berada
di Kecamatan Gayan dan Raas kab. Sumenep Sumenep dengan tutupan vegetasi 50-75 %.
Kerusakan mangrove di wilayah Pantai pantura, terbesar di Kab . Sidoarjo terutama di Jabon
Kab. Sidoarjo seluas 236,34 Ha, sedang kondisi mangrove dalam kondisi baik berada di Sukolilo Surabaya
seluas 132,31 Ha, sedangkan mangrove dalam kondisi sedang berada di Ujung Pangkah, Gresik, Manyar dan
Bungah.
Luas hutan mangrove, dengan kerapatan paling tinggi berada di Kabupaten Banyuwangi,
berdasarkan baku muku penentuan kerusakan mangrove peraturan Menteri LH No. 201 tahun 2004. Kondisi
hutan mangrove di pulau madura, kerusakan paling luas berada di Gapura Kab. Sumenep seluas 52,7 Ha
sedangkan tingkat kerusakan paling kecil berada di Labang Kab. Bangkalan sebesar 0,27 Ha. Mangrove dalam
kondisi baik berada Gapura dan Kalianget dengan masing luasan sebesar 44,33 da 46,19 Ha. Luasan mangrove
terkecil berada di socah Kab. Bangkalan seluas 0,18 Ha. Sedangkan habitat mangrove dalam kondisi sedang
berada di Klampis Kab. Bangkalan dan Pademawu Kab. Pamekasan Seluas 11039,81 Ha, Habitat mangrove
kondisi sedang di Pesanggaran seluas 5506,7 Ha, Tempurejo Kab. Jember seluas 5787,25 Ha dan
Sumbermanjing Kab. Malang seluas 2064,8 Ha. Kondisi mangrove di Pantai selatan dengan kerusakan paling
banyak berada di Kab . Pacitan terutama paling luas berada di kecamatan Pringkuku seluas 2848,32 Ha
sedangkan yang tidak mengalami kerusakan berada di Tempurejo Kab. Lumajang dan wilayah Ambulu Kab.
Jember. Habitat mangrove dalam kondisi baik berada di Pesanggaran Kab. Banyuwangi. Habitat mangrove
mengalami kerusakan terluas berada yang terjadi antara tahun 2014 kerusakan berada di Kab. Pacitan
hingga Kab. Blitar sedangkan pada tahun 2013 kerusakan terbanyak di Kab. Malang dan Kab. Pacitan dan
Kab.Tulungangung. Untuk ekosistem terumbu karang di perairan laut Jawa Timur, pada tahun 2004 kondisi
kerusakannya bervariasi antara 30 – 80 % yang tersebar antara lain di wilayah pesisir Situbondo, dan beberpa
pulau kecil diantaranya, Pulau Sabunten, Pulau Sesiil, Pulau Bili Raja, Pulau Raas dan Pulau Mamburit.
Potensi terumbu karang yang memiliki luasan tutupan tertinggi berada di kabupaten Sumenep,
tersebar di 3 kecamatan kepulauan yaitu kecamatan Sapeken 5.120,88 ha, kecamatan Arjasa 3.495,80 ha dan
kecamatan Karangayan 4.315,96 ha. Di pantai utara Jawa Timur kondisi terumbu karang berkisar 60 % rusak
parah. Kondisi morfologi terumbu karang sangat bervariasi di Jawa Timur. Kondisi habitat terumbu
karang dengan kondisi sangat baik berada di Kabupaten Pacitan seluas 10,97 Ha dengan prosentase tutupan
yang sangat baik sebesar 70% . Kondisi terumbu karang dalam kondisi baik berada di Kab. Tuban sebesar 69 %,
dilanjutkan Kab. Banyuwangi sebesar 68,28 % dan Kab. Jember sebesar 67,07. Sedangkan Terumbu karang
menurut desa cakupan dan tutupan paling baik mencapai 95 % adalah di wilayah Kecamatan Jenu
sedangkan cakupan terumbu karang yang baik antara 0-10% dari luasan tutupan terumbu karang berada di
di Ds. Bungah Gresik, Ds. Tirtoyudo Kab. Malang, Ds. Kalidawir Kab. Tulungagung dan Ds. Pringkuku Pacitan.
Kondisi terumbu karang dengan kerusakan terparah p a d a t a h u n 2 0 1 4 - 1 0 1 5 berada di Kab. Gresik yang
mencapai 43 %. Kondisi terumbu karang dengan prosentase kerusakan terparah berada di Desa Penceng
Gresik seluas 99,65% dari luasan semula sebesar 91,10%. Kondisi diperparah dengan kondisi kab gresik yang
merupakan sentra industry. Prosentase kerusakan dengan luasan paling sedikit hanya mengalami kerusakan
sebesar 11,5 % berada di perairan Purwoharjo Kab. Banyuwangi. Pada tahun 2015 rentang kerusakan terumbu
karang terberat terjadi di Ds. Bungah Gresik sebesar 91 % sedangkan paling kecil sebesar 2% di Ambulu Kab.
Jember. Ekosistem padang lamun yang ada di Jawa Timur terluas berada di Kabupaten Sumenep yaitu
1.484,55 Ha sedangkan luasan paling kecil di Kab. Situbondo sebesar 0,6 Ha. Jika dilihat di kawasan pesisir
per-Kecamatan pada kab/kota Luasan padang lamun terbesar berada di Ds Ujung pangkah 1.243.145 Ha
sedangkan paling kecil Kab. Tuban sebesar 10,713 Ha. Luasan habitat lamun hasil pemantauan UNEP Tingkat
kerusakan paling parah ada di Kabupaten Gresik dan tulungagung yang mencapai kerusakan 100
%, kerusakan paling kecil di Kabupaten bangkalan sebesar 15 % dari luasan padang Lamun 825,86 Ha.
Sedangkan kerusakan padang lamun di pantai selatan terpantau di Kab. Banyuwangi seluas 21.264 dan Kab.
Jember 285.72 Ha.
Berdasarkan pemantauan tahun 2015 kondisi kualitas air laut untuk parameter warna, bau,
kecerahan, kekeruhan, minyak, , sampah, temperatur dan lapisan minyak masih memenuhi baku mutu yang
ditetapkan kecuali parameter Suhu, TSS dan kekeruhan dibeberapa perairan belum memenuhi baku mutu
yang ditetapkan. di pantai utara yang memiliki TSS paling tinggi di kawasan wisata mangrove muara
sungai wonorejo memiliki melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 98 mg/l dengan temperatur yang
lebih panas yaitu 32 derajat. Parameter Kekeruhan (turbiditas) adalah gambaran sifat optik air dari suatu
perairan yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel
yang ada dalam air tersebut, kekeruhan paling tinggi untuk lokasi wisata bahari berada di muara kali
pengasapan pantai Kenjeran sebesar 4,6 NTU, pantai ria berpasir sebesar 3,9 NTU dan Kampung Nelayan
hulu Buntung Waru Kab. Sidoarjo sebesar 3,5 NTU, kekeruhan disebabkan dari sedimentasi material yang
terbawa oleh Sungai Brantas dan mengendap di Selat Madura. Sedangkan kampung nelayan di Kec. Paciran
Kab. Lamongan masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Kekeruhan di perairan industri paling
tinggi di PLTU Paiton sebesar 3,76 NTU, Terminal lamong sebesar 3,42 NTU dan perairan PT. Windu
blambangan sebesar 3,5 belum memenuhi baku mutu sesuai KepmenLh No.51 Tahun 2004.
VI
Parameter padatan tersuspensi (TSS) perairan pelabuhan paling tinggi berada di tengah
pelabuhan Ds.Karang, Palang Kab. Tuban sebesar 150 mg/l. Diwilayah pantai selatan, kawasan pantai puger
memiliki TSS yang jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 172 mg/l. Sedangkan di Pulau
madura kandungan TSS lebih besar di tengah pantai lombang sebesar 126 mg/l. Pemantauan parameter kimia
kualitas air laut di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur untuk parameter PH, Salinitas, DO, BODs, BOD,
Amonia Total,Sianida, Sulfida, Minyak, Pestisida. PCB, Detergen, Merkuri, Krom, Arsen, Kadmium, Tembaga,
Timbal, Seng dan Nikel masih sesuai dengan nilai baku mutu yang ditetapkan kecuali parameter PO4 dan
NO3 dibeberapa tempat telah melebihi baku mutu sesuai KepmenLH No.51 Tahun 2004. Khususnya di
beberapa titik seperti kawasan wisata bahari Wonorejo sebesar 0,714 mg/l untuk parameter NO3-N (baku
mutu 0,008 mg/L) dan PO4-P.sebesar 0,313 mg/L (baku mutu : 0,015).
Pressure
Sebagaimana yang terjadi di pesisir Pantai Jawa Timur kondisi ekosistem mangrove secara
keseluruhan, dapat mempengaruhi kondisi dua ekosistem lainnya di kawasan pesisir, yaitu lamun dan
terumbu karang. Secara fisik, sistem perakaran mangrove yang khas memberikan perlindungan bagi lamun
dan terumbu karang dari bahaya sedimentasi. Secara ekologi, hutan mangrove merupakan sebuah habitat
bagi pertumbuhan biota- biota karang pada fase tertentu kehidupannya. Faktor kerusakan, baik yang
terjadi disebabkan baik oleh natural stress dan anthrogenik stress berdampak pada penurunan kualitas
lingkungan pesisir dan laut. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan ekosistem di wilayah pesisisr dan laut
antara lain dengan pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di kawasan pesisir Jawa Timur yang mencapai
1.075.646 KK. Kegiatan terjadinya pengambilan terumbu karang sebagai hiasan ataupun bahan bangunan,
penangkapan ikan dengan penggunaan bahan peledak, racun, bubu, jaring, pancing, dan eksploitasi berlebihan
(illegal fishing) dan besarnya potensi pencemaran akibat sedimentasi dimuara sungai serta aktivitas industri
berat seperti ekplorasi dan eksploitasi minyak bumi, limbah industri, maupun rumah tangga, dan
pengembangan daerah wisata yang menghasilkan limbah akan berdampak pada kelestarian terumbu karang,
terutama dampak dari limbah PLTU yang berupa limpasan air hangat. Dimana kenaikan suhu air yang mendadak
dan kontinu akan menyebabkan matinya polip-polip terumbu karang dan selanjutnya menjadi pemicu terjadinya
coral bleaching. Pengembangan wilayah pesisir dan laut sebagai pusat ekonomi membutuhkan perluasan lahan
dan perubahan peruntukan lahan melalui kegiatan reklamasi pantai seperti pengembangan pelabuhan
komersial, perikanan maupun terminal pelabuhan industry untuk keperluan sendiri.
Response
Penetapan zonasi RTRW wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Jawa Timur dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor. 06 Tahun 2012 tentang Rencana Zonasi Wilayah wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil di Jawa Timur. Program Pengembangan Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan
Pengawasan dialokasikan anggaran sebesar Rp.10.600.000.000. Target yang ingin dicapai melalui
meningkatnya pemulihan dan perlindungan wilayah pesisir dengan persentase penurunan tingkat kerusakan
ekosistem mangrove sebesar 0,02 % dan Persentase penurunan tingkat kerusakan ekosistem terumbu
karang 0,002 %. Penyelamatan terumbu karang masih belum optimal dan pembuatan terumbu
karang buatan pada 2 kabupaten yaitu Situbondo dan Sampang dengan jumlah 100 unit.
VII
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
I.1. Latar Belakang Keberadaan Propinsi Jawa Timur merupakan proses se-
jarah panjang dari adanya wilayah dan pemerintahan yang
memiliki struktur dan sistem sesuai perkembangan pada za-
mannya. Pembentukan Propinsi Jawa Timur berdasarkan Un-
dang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1950, yang telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18
Tahun 1950 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 2
Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur. Per-
aturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007, tang-
gal 7 Agustus 2007, tentang Hari Jadi Propinsi Jawa Timur,
menetapkan tanggal 12 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Propinsi
Jawa Timur.
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis di bidang
industri karena terletak di antara Jawa Tengah dan Bali sehing-
ga menjadi pusat pertumbuhan industri dan perdagangan.
Gambar 1.1. Kinerja perekonomian Jawa Timur hingga tutup tahun 2014
Penerimaan Penghargaaan Asasta Buana
Kepemimpinan LH terbaik Provinsi Tahun 2014 mencapai 5,86% dan berada di atas pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 5,2% ( w w w .jat im.bps. go.id ), hal yang
sama terjadi pada tahun sebelumnya yaitu periode 2006-2013
cukup baik, terrlihat dari nilai PDRB yang tumbuh pada laju
rata-rata 6,32% per tahun. Laju ini lebih tinggi dari rata-rata
pertum- buhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,90
persen per tahun pada periode yang sama. Sedangkan pada
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Jatim menunjukkan tren
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strat-
egis di bidang industri karena terletak di positif. Mencapai angka 7,22%. Pertumbuhan tersebut jauh
antara Jawa Tengah dan Bali sehingga melampaui capaian DKI Jakarta yang kini masih berada di
menjadi pusat pertumbuhan industri dan
perdagangan. Kinerja perekonomian angka 6,5%. Selain itu, provinsi lain di Pulau Jawa juga masih di
Jawa Timur hingga tutup tahun 2014
mencapai 5,86% dan berada di atas bawah level Jatim, seperti Jawa Tengah 6,5%, Jawa Barat 6,3%,
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar Banten 5,92%, dan DI Yogjakarta yang hanya 3,54%. Bahkan,
5,2% (www.jatim.bps.go.id)
tingginya pertumbuhan ekonomi Jatim juga melampaui
pertumbuhan ekonomi terhadap pembentukan PDRB Wilayah
Jawa — Bali dan sebesar 14,88 persen terhadap pembentukan
PDB nasional tahun 2013 ( w w w .s im re g. ba ppe na s. go.id),
Sedangkan nasional hanya 6,4%. Dan pada tingkat wilayah,
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan output
PDRB terbesar kedua setelah DKI Jakarta dengan sumbangan
sebesar 25,28%.
I-1
I—1
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Seiring dengan laju pertum- tuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi ter-
buhan ekonomi, memberi dam- dapat di Kabupaten Sidoarjo 1,71 persen dan yang terendah di
pak positif bagi penurunan
Kab. Lamongan 0,06 persen. Selanjutnya seiring dengan laju
kemiskinan wilayah. Prosentase
penduduk miskin di Provinsi pertumbuhan ekonomi, memberi dampak positif bagi
Jawa Timur cenderung
penurunan kemiskinan wilayah. Prosentase penduduk miskin di
menurun selama periode 2006-
2013, khususnya di perkotaan. Provinsi Jawa Timur cenderung menurun selama periode 2006-
secara absolut menurun 2013, khususnya di perkotaan. secara absolut menurun
sebanyak 1.880,04 ribu jiwa,
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.880,04 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin
miskin tahun 2013 (Maret) tahun 2013 (Maret) 4.771 ribu jiwa. Seperti halnya dengan
4.771 ribu jiwa.
kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013
persentase penduduk miskin mencapai 12,55 persen menurun
dari tahun sebelumnya, namun kondisi kemiskinan Provinsi
Jawa Timur masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap
rata- rata kemiskinan nasional (11,37%). Dengan melihat kondisi
tersebut diatas, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
Jawa Timur yaitu pemenuhan konsumsi dan sektor jasa yang
semakin berkembang, sementa- ra ketersedian sumber daya
alam makin berkurang.
I-2
I—2
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
I-3
I—3
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Berdasarkan hal tersebut, adalah sangat penting dan relevan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang
terjadi pada lingkungan hidup dalam dimensi ruang dan waktu terkait dengan pembangunan di Jawa Timur.
Karena dimensi Permasalahan lingkungan pada umumnya menyangkut dimensi yang luas. Dimensi pertama,
bahwa permasalahan lingkungan cenderung lintas ruang; adanya suatu kondisi bahwa permasalahan
lingkungan cenderung melewati batas wilayah administrasi. Sehingga diperlukan suatu jaringan informasi
lingkungan antar wilayah administrasi, minimal pada satu Daerah Aliran Sungai.Dimensi Kedua, bahwa
fenomena lingkungan selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Perubahan suatu lingkungan umumnya
diakibatkan adanya tekanan atau pressure oleh kegiatan manusia terhadap sumber daya alam, yang
mengakibatkan state sumberdaya alam akan berubah, sehing- ga diperlukan response manusia untuk
mengatasi permasalahan tekanan tersebut. Serta dimensi ketiga, permasalahan lingkungan selalu
menyangkut lintas generasi. Kenyataan ini selayaknya diinformasikan kepada generasi berikutnya sebagai
perwujudan tranparansi dan bentuk audit Lingkungan. Disamping itu, selaras dengan amanah Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 62 ayat
1, disebutkan bahwa ”Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup
untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”
dan ditegaskan dalam ayat 2 bahwa “Sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi
mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain”. Untuk
itu, sebagai perwujudan tranparansi dan akuntabilitas publik, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah yang disingkat SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014, melalui
SLHD dapat diketahui tentang deskripsi, analisis dan presentasi informasi ilmiah mengenai kondisi,
kecenderungan dan pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan, status keberlanjutan ekosistem, pengaruhnya
pada kegiatan manusia, serta pada kesehatan dan kesejahteraan sosioekonomis. Laporan SLHD dimaksudkan
untuk mendokumentasikan perubahan/kecenderungan kondisi lingkungan dan juga akan menyediakan
referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis dalam pembangunan. Sehingg
tujuan dasar dalam penyusunan Laporan SLHD Provinsi Jatim Tahun 2014, adalah :
I-4
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Secara fisiografis wilayah Provinsi Jawa Timur Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang.
dikelompokan dalam tiga zona yaitu zona selatan Pegunungan kapur selatan merupakan kelanjutanan
(plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara dari rangkaian pegunungan sewu di Yogyakarta.
(lipatan). Gunung di Provinsi Jawa Timur, pada bagian Kondisi hidrologi dan topografi di Jawa Timur,
utara terdapat pegunungan kapur utara dan terdapat dua sungai terpenting yaitu Sungai Brantas
pegunungan Kendeng yang relatif tandus, pada bagian dengan panjang 320 Km dan Sungai Bengawan Solo
tengah terbentang rangkaian gunung berapi. Di dengan panjang 600 Km yang mengalir dari Provinsi
perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gungung Jawa Tengah menuju Provinsi Jawa Timur. Wilayah
Lawu (3.265 meter). Di sebelah Selatan Nganjuk Sungai Brantas memiliki 1.597 mata air yang berada di
terdapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab.
Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat Trenggalek, Kab. Kediri, Kab. Nganjuk, Kab. Jombang,
kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kota Malang, Kota
I-6
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Batu, dan Kota Blitar, sedang wilayah sungai Bengawan 1.4. Pemanfaatan Laporan SLHD
Solo memiliki 1.172 mata air yang berada di wilayah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
Jawa Timur yaitu di Kab. Bojonegoro, Kab. Gresik, Kab.
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Tuban, Kab. Lamongan, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung,
Lingkungan Hidup, pasal 62 disebutkan pada ayat (1)
Kab. Trenggalek, Kota Malang, Kota Batu, dan Kota
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan
Blitar.
sistem informasi lingkunganhidup untuk mendukung
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan
pelaksanaan dan pengembangan kebijakan
dengan Jawa tengah terdapat telaga Sarangan sebuah
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, ayat
danau alami, selain itu di Jawa Timur juga terdapat
(2) sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara
danau Ranu klakah dan Ranu Pakis di Kab. Lumajang
terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan
yang sangat luas. Bendungan utama di Jawa Timur
kepada masyarakat, serta ayat (3) sistem informasi
antara lain Bendungan Sutami, bendunganSelorejo
lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi
yang digunakan untuk irigasi pemeliharaan ikan dan
mengenai status lingkungan hidup, peta rawan
pariwisata.
lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup
lainnya. Pelaporan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) sebagai sarana penyediaan data dan informasi
lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna
dalam menilai, menentukan prioritas masalah,
membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan
perencanaan untuk membantu pemerintah dalam
pengelolaan lingkungan hidup, dan menerapkan
mandat pembangunan berkelanjutan. SLHD Provinsi
Temperatur Provinsi Jawa Timur pada tahun
disusun sesuai dengan pedoman penyusunan SLHD
2015 tertinggi di bulan April (35,0°C) dengan Oktober
Tahun 2013 Penyempurnaan Tahun 2014. Data yang
(35,0°C) dan terendah di bulan Nopember (31,3°C),
digunakan dan disajikan merupakan data yang paling
dengan kelembaban 24 sampai 98 persen. Tekanan
mutakhir yang dikumpulkan dari data primer dan
udara tertinggi di bulan, September sebesar 1.015,0
sekunder baik dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Milibar. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan
Jawa Timur maupun Dinas Instansi Terkait.
Agustus. Rata-rata penyinaran matahari terlama di
bulan Maret dan terendah di bulan Juli. Sedangkan
kecepatan angin di bulan Januari denganFebruari
adalah yang tertinggi dan di bulan September yang
terendah.
I-7
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
I-8
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
I-9
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
gambaran atau indikasi awal yang memberikan Kab. Banyuwangi 92,84 61,54 85,30 80,43
Kab. Bondowoso 90,18 52,23 59,62 66,57
kesimpulan cepat dari kondisi lingkungan hidup pada
Kab. Situbondo 93,43 56,67 49,28 64,74
lingkup dan periode tertentu. Kab. Probolinggo 90,33 50,00 68,64 69,56
Indeks dapat menjadi angka atau titik referensi Kab. Pasuruan 92,44 55,71 74,84 74,38
Kab. Sidoarjo 88,75 46,97 18,90 48,27
kualitas lingkungan, apakah pada posisi kondisi yang
Kab. Mojokerto 88,00 48,33 45,34 59,04
baik atau buruk atau pada kisaran keduanya. Indeks Kab. Jombang 91,67 56,60 62,60 69,52
bermakna sebagai pembanding atau komparasi, Kab. Nganjuk 95,54 68,57 49,87 69,18
Kab. Madiun 88,92 53,33 52,40 63,63
dimana suatu subyek relatif terhadap subyek lainnya.
Kab. Magetan 90,40 45,00 40,67 56,89
Penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup juga Kab. Ngawi 87,54 50,00 45,88 59,61
terkait erat dengan kebutuhan sasaran Kab. Bojonegoro 95,36 53,33 55,81 66,93
Kab. Tuban 94,72 60,00 49,36 66,16
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam
Kab. Lamongan 93,07 60,77 34,34 59,89
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kab. Gresik 97,80 43,75 44,47 60,25
yaitu terpeliharanya kualitas lingkungan hidup dan Kab. Bangkalan 88,84 51,82 56,38 64,75
menjadi baku pada rencana pembangunan Jangka Kab. Sampang 95,24 60,00 51,31 67,10
Kab. Pamekasan 93,83 50,00 59,10 66,79
Menengah (RPJM). Indeks kualitas lingkungan hidup
Kab. Sumenep 82,43 63,33 57,89 66,88
Jawa Timur pada Tahun 2015 sebesar 68,61 sesuai Kota Kediri 92,41 54,00 21,29 52,44
klasifikai angka indeks berada dalam katagori cukup. Kota Blitar 94,01 42,00 15,70 47,08
Kota Malang 93,76 56,67 39,14 60,79
Nilai indeks ini dihitung berdasar nilai indeks kualitas
Kota 86,49 53,33 32,09 54,78
air, indeks kualitas udara dan indeks kualitas tutupan Probolinggo
Kota Pasuruan 93,07 45,00 23,34 50,76
lahan. Nilai indeks kualitas lingkungan hidup Kab./Kota Kota Mojokerto 89,02 52,67 15,70 48,79
Kota Madiun 94,32 50,00 15,70 49,58
diperoleh dari perhitungan 30 persen nilai indeks
Kota Surabaya 83,09 52,13 41,43 57,14
kualitas lingkungan air, 30 persen nilai indeks kualitas
Kota Batu 93,59 51,67 80,25 75,68
udara dan 40 persen nilai indeks tutupan lahan masing- Jawa Timur 91,09 52,51 64,01 68,69
ini. 3000
2000
1000
Juni Juli
Agustus September
Oktober Baku Mutu Fecal Coli
Grafik 1.3 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo parameter Fecal Coli
I - 11
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Grafik 1.5 Kualitas Air Sungai Brantas parameter Fecal Coli erosi tanah, tetapi apabila dilihat dari parameter yang
dominan melebihi baku mutu yaitu BOD dan fecal coli,
Indeks Kualitas Air Sungai Brantas maka sumbangan terbesar diperkirakan berasal dari
Sedangkan Indeks Kualitas Air masing-masing Kab./ limbah domestik khususnya fases atau tinja.
I - 12
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
pembalakan hutan secara liar, erosi dan longsor, Keberadaan Taman Hutan Raya (Tahura) ditujukan
rusaknya habitat biota, menurunnya biodiversitas, untuk menjaga pelestarian alam, mengembangkan
banjir dan kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran pendidikan dan wisata, juga berperan dalam
hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat pemeliharaan kelangsungan fungsi hidrologis Daerah
eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan masalah Aliran Sungai (DAS) Brantas, DAS Konto, dan DAS
laten yang memerlukan pendekatan holistik dan Kromong. Termasuk untuk melestarikan mata air
bertahap guna menyelesaikan atau menangani sumber Sungai Brantas di Desa Tulungrejo, Kecamatan
masalah ini. Nilai indek tutupan lahan Provinsi Jawa Bumiaji, Kota Batu, yang kondisinya sangat
Timur Tahun 2015 sebesar 64,01 yang berarti termasuk memprihatinkan.
katagori kurang. Sedang indeks kualitas tutupan lahan
masing-masing Kab./Kota sebagaiman tampak pada
grafik di bawah ini.
I - 13
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
berhutan lagi (gundul). Dari areal gundul yang 3.Permasalahan lingkungan perkotaan
dikategorikan lahan kritis itu, 1.500 hektare di
Permasalahan lingkungan yang paling utama di
antaranya tergolong lahan kritis abadi, yaitu sekitar
perkotaan adalah masalah pengelolaan sampah, banjir,
puncak Gunung Welirang, dan Gunung Arjuno. Dengan
emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik,
demikian, tersisa lahan kritis seluas 12.500 hektare.
minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang
Penanganan lahan kritis berlangsung setiap tahun
kota dan sebagainya. Sebagai contoh permasalahan
melalui kegiatan reboisasi, yang rata-rata per tahun
pada pengelolaan limbah padat, produksi sampah di
sekitar 1.000 hektare. Sampai 2008, sisa lahan yang
Surabaya yang dikumpulkan pada lokasi-lokasi TPA
masih tergolong kritis berkurang menjadi 8.286
(Tempat Pembuangan Akhir).
hektare.
Permasalahan lingkungan yang paling utama di
Kondisi fisik tiga wilayah Tahura (Malang,
perkotaan adalah masalah pengelolaan sampah, banjir,
Pasuruan, Mojokerto) yang cenderung kering, dan
emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik,
berisi jenis tanaman alang-alang, serta semak belukar,
minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang
membuat kawasan hutan itu rawan bencana kebakaran
kota dan sebagainya.
saat musim kemarau. Sedangkan Tahura di wilayah
Jombang, sebagian besar ditumbuhi tanaman basah,
seperti pohon pisang, dan bambu, sehingga aman di
musim kemarau.
karena faktor alam, seperti letusan gunung atau besar pada Tahun 2015 yaitu 64.760,92 m3/hari, Kota
gesekan ranting-ranting yang kering. Untuk lahan kritis Surabaya menghasilkan timbulan sampah terbesar
non-Tahura R. Soerjo, terbagi menjadi dua kategori, yaitu 7.121,46 M3/hari dibanding Kab./Kota lainnya.
yakni lahan kritis dalam kawasan, yaitu dalam kawasan Pengelolaan sampah di Kab./Kota belum sepenuhnya
hutan lindung dan lahan kritis di luar kawasan, yaitu di menggunakan sistem ‘sanitary landfil’ , sebagian masih
luar kawasan hutan, mencapai 165.619,53 hektare menggunakan sistem ‘open dumping’ sehingga
untuk luas lahan kritis dalam kawasan, sedangkan berpotensi timbul bau, lalat dan pencemaran air tanah,
lahan kritis luar kawasan seluas 502.405,68 hektare. serta perlu pengadaan TPA baru karena TPA yang lama
cepat penuh.
I - 14
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
sumberdaya yang ada, maka wilayah pesisir sebagai lingkungan hidup (pressure) yang memberikan dampak
daerah ekoton yang labil, perlu ditangani dengan terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup
kehati-hatian dan menyeluruh, karena ciri khas pantai secara kualitas maupun kuantitas (state). Untuk itu
yang cukup beraneka ragam. Interaksi nelayan dengan disusun program dan kegiatan yang mendukung
perairan pesisir maupun laut, dengan kegiatan utama berbagai upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
eksploitasi hayati laut telah berlangsung sejak lama, Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dalam rangka
yang menyangkut kehidupan masyarakat, dalam aspek menjaga agar pembangunan tetap terlanjutkan, dan
ekonomi, sosial dan budaya. sumberdaya alam dan lingkungan dapat lestari guna
Oleh karena itu untuk mengurangi masalah pesisir pemanfaatan yang terkendali, serta membangun sikap
dan laut dibutuhkan pendekatan kemasyarakatan yang ramah dengan lingkungan alam sekitarnya (response).
menyeluruh, terencana, melibatkan fihak terkait, serta Pembangunan akan menjadi tak terlanjutkan, apabila
konsisten dalam pelaksanaan, pengendalian dan para fihak terkait mengabaikan atau meninggalkan
I - 15
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
wawasan dan kesadaran tentang kelestarian fungsi a. Jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2014 adalah
lingkungan hidup. 38.610.202 jiwa merupakan provinsi kedua di
Isu tersebut dikaitkan dalam hubungan sebab Indoensia dengan jumlah penduduk terbanyak
akibat dimana kegiatan manusia dan pembangunan dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,75
memberikan tekanan kepada lingkungan hidup persen. Adapun tingkat kepadatan penduduk
(pressure) yang memberikan dampak terhadap sumber adalah 819 jiwa per km2. Kondisi tersebut
daya alam dan lingkungan hidup secara kualitas menjadikan penggunaan lahan sangat intensif baik
maupun kuantitas (state). Untuk itu disusun program untuk pemukiman, pertanian maupun
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Pengelolaan b. Masih adanya penduduk yang mengenyam
Lingkungan Hidup (PLH), dalam rangka menjaga agar pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar sekitar 43
pembangunan tetap terlanjutkan, dan sumberdaya persen bahkan yang tidak sekolah sekitar 6 persen,
alam dan lingkungan dapat lestari guna pemanfaatan adapun tinngkat sarjana atau diatasnya sekitar 4
yang terkendali, serta membangun sikap ramah persen, sehingga tingkat pemahaman tentang
dengan lingkungan alam sekitarnya (response). lingkungan hidup sangat beragam. Begitu pula
Pembangunan akan menjadi tak terlanjutkan, apabila tingkat kemisikinan di Jawa Timur masih cukup
para fihak terkait mengabaikan atau meninggalkan tinggi yaitu 12,55 persen walaupun sudah
wawasan dan kesadaran tentang kelestarian fungsi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Kependudukan
I - 16
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
State (kondisi) mencapai 16,3 milyar kubik pertahun dan potensi air
tanah sebesar 3,83 milyar kubik pertahun.
a. Aspek Lahan dan Hutan, Kondisi DAS Brantas
beban pencemaran didominasi oleh limbah
mengalami permasalahan penurunan kualitas dan
domestik 60 % dan limbah industri 40%, untuk kali
kuantitas, hilangnya kawasan resapan air dan
Surabaya sudah tidak sebanding dengan daya
penyusutan jumlah mata air didaerah Toyomerto
tampung beban pencemaran yang terjadi.
Gunung Arjuno dan Sumber Dem Gunung Kawi
Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga di Jawa
mengalami penurunan debit, 50 % mata air hilang
Timur menggunakan air sungai dipakai 2.208.462
pada 2 tahun terakhir, 11 mata air mengering, 46
rumah tangga, dari PDAM 1.364.508 rumah tangga,
mata air mengalami penurunan debit dari 10 meter
sumur 482.709 rumah tangga, hujan 265.339 rumah
kubik/detik menjadi 5 meter kubik perdetik.
tangga dan air kemasan 1.329 rumah tangga.
Terjadinya alih fungsi hutan diwilayah tangkapan air
Sanitasi masyarakat yang belum memiliki tangki
dimana keberadaan vegetasi secara proporsional
septik sebesar 2.765.268 rumah tangga (27,12 %)
tidak sesuai dengan ketentuan sekurang-kurangnya
dari total rumah tangga.
sebesar 30 % wilayah berupa hutan.
Hulu DAS Brantas rawan longsor akibat perubahan
fungsi lahan menjadi kawasan
pertanian/perkebunan.
Luas lahan potensial kritis didalam kawasan hutan
di Jawa Timur sebesar 18 % dari luasan kawasan,
meskipun persentase kawasan hutan secara
kuantitatif masih memenuhi ketentuan undang-
undang tetapi secara kualitas masih diperlukan
peningkatan. Limbah Domestik
Lahan yang masuk kriteria kritis sesuai pengamatan c. Pesisir dan Pantai
menunjukkan penurun kualitas lahan akibat Potensi terumbu karang yang memiliki luasan
pengolahan lahan secara intensif tanpa melihat tutupan tertinggi berada di kabupaten Sumenep,
karakteristik lahan, penanganan pasca panen yang tersebar di 3 kecamatan kepulauan yaitu kecamatan
kurang memperhatikan kaidah konservasi lahan dan Sapeken 5.120,88 ha, kecamatan Arjasa 3.495,80 ha
penggunaahan lahan untuk budidaya pertanian dan kecamatan Karangayan 4.315,96 ha
secara terus menerus tanpa ada istirahat atau bero. penyelamatan terumbu karang masih belum
Faktor yang mempengaruhi kondisi lahan optimal dan pembuatan terumbu karang buatan
kritis adalah komposisi fraksi, berat isi, hanya pada 2 kabupaten yaitu Situbondo dan
derajat pelulusan air serta redoks. Sampang dengan jumlah 100 unit, 60 % terumbu
b. Kualitas Air, Potensi air permukaan diJawa Timur karang di pantai utara Jawa Timur rusak parah.
I - 17
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Luas hutan mangrove kurang lebih 85.000 Ha atau yaitu menimbulkan emisi gas-gas berbau dan gas
6,24% luas hutan di Jawa Timur, tumbuh di kawasan rumah kaca seperti CH4, pencemaran air sungai,
pesisir dan rentan terhadap kerusakan. Hutan pendangkalan dasar sungai, dan banjir.
mangrove yang mengalami kerusakan seluas 13.000
Ha; Response ( Kebijakan )
Mayoritas cara pembuangan sampah melalui dan/atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat,
pengangkutan ke tempat pembuangan akhir perairan tawar, dan laut, maupun udara, sehingga
sebesar 63 % di kota sedang dan kesil di Jawa masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup
Pengelolaan dengan cara diangkut khususnya untuk Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain pada:
pemukiman yang terlayani angkutan truk sampah 1. Pengawasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan
yang tidak terlayani angkutan truk sampah pada 2. Penerapan AMDAL bagi Usaha dan Kegiatan
pekarangan rumah, bahkan ada sebagian penduduk 3. Penyusunan regulasi pengendalian pencemaran dan
yang masih membuang sampah ke sungai. Cara perusakan lingkungan hidup, pedoman teknis, baku
pembuangan sampah seperti ini tidak mutu (standar kualitas) lingkungan hidup, dan
menyelesaikan masalah pengelolaan sampah tetapi penyelesaian kasus pencemaran dan perusakan
I - 18
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Patroli air
I - 19
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
c. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan secara vegetasi dengan pola pergiliran tanaman
Sumber Daya Alam dan penanaman tanaman sesuai dengan kondisi
lahan untuk setiap wilayah dengan sistem
agroforestry.
I - 20
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Tabel 2.1.
Pembagian Administrasi Provinsi Jawa Timur
Desa/ Desa/
No Kab./Kota Luas Wilayah Kec Kab/Kota Luas Wilayah Kec
Kel Kel
Kota
1 Surabaya 36.427,53 31 163 20 Ponorogo 152.332,70 21 303
2 Mojokerto 1.668,91 2 18 21 Madiun 102.459,25 15 206
3 Madiun 3.438,08 3 27 22 Trenggalek 127.853,61 14 157
4 Kediri 6.426,14 3 46 23 Tulungagung 114.704,37 19 271
5 Blitar 3.302,01 3 20 24 Nganjuk 124.096,25 20 287
6 Malang 11.155,17 5 57 25 Kediri 140.487,94 23 344
7 Pasuruan 3.707,59 3 43 26 Blitar 165.092,72 22 248
8 Probolinggo 5.282,64 3 29 27 Malang 356.652,81 33 387
9 Batu 19.244,64 3 23 28 Pasuruan 149.358,84 24 365
Kabupaten 29 Probolinggo 171.920,89 24 330
10 Gresik 121.136,58 18 356 30 Lumajang 181.512,79 20 202
11 Sidoarjo 72.450,02 18 356 31 Jember 333.807,94 31 244
12 Mojokerto 98.252,87 18 304 32 Bondowoso 158.129,39 20 195
13 Jombang 117.525,19 21 306 33 Situbondo 166.075,89 17 136
14 Lamongan 183.742,69 27 474 34 Banyuwangi 350.364,91 21 217
15 Tuban 188.363,62 19 328 35 Bangkalan 126.584,60 18 218
16 Bojonegoro 233.840,14 27 430 36 Sampang 124.556,42 12 186
17 Pacitan 143.872,12 12 164 37 Pamekasan 80.200,93 13 189
18 Magetan 69.820,54 15 235 38 Sumenep 202.569,00 25 332
19 Ngawi 131.557,26 17 217 JUMLAH 4.779.975,00 640 8.413
Sumber data : BPN Jatim, dan Hasil Olahan Tim SLHD, 2015
II — 22
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Perubahan penggunaan lahan merupakan dimana bagian terbesar berasal dari deforestasi
proses dinamis yang kompleks, yang saling berhu- dan degradasi hutan (Köhl et al., 2009). Böt-
bungan antara lingkungan alam dengan manusia tcher et al. (2009) mendefinsikan deforestasi
yang memiliki dampak langsung terhadap tanah, seperti yang digunakan oleh UNFCCC sebagai
air, atmosfer dan isu kepentingan lingkungan kegiatan konversi lahan hutan ke non-hutan
global lainnya (Koomen et al., 2007). Defores- yang dilakukan secara langsung oleh aktivitas
tasi dalam skala besar di daerah tropis bertransfor- manusia. Sementara itu degradasi hutan adalah
masi menjadi lahan pertanian merupakan salah perubahan kelas tutupan hutan (misal dari hu-
satu contoh dari perubahan penggunaan lahan tan ke belukar) yang disertai dengan
yang memiliki dampak besar terhadap keane- penurunan kapasitas produksi. IPCC mendefin-
karagaman hayati, tanah, degradasi dan kemampu- isikan degradasi hutan adalah berkurangnya
an bumi untuk mendukung kebutuhan manusia stok karbon dari suatu areal hutan karena
(Lambin et al., 2003). Perubahan penggunaan la- kegiatan manusia dalam jangka panjang.
han juga merupakan salah satu faktor penting
Beberapa penyebab dari degradasi hu-
dalam siklus perubahan iklim dan adanya saling
tan adalah pengambilan kayu bakar, pene-
ketergantungan antara keduanya: perubahan
bangan kayu, kebakaran hutan, penggembalaan
penggunaan lahan berpengaruh terhadap peru-
atau perladangan (Köhl et al., 2009). Disamping
bahan iklim, sementara perubahan iklim juga akan
itu Industrialisasi, pertambahan penduduk, dan
berpengaruh terhadap masa depan penggunaan
perpindahan penduduk ke kota telah disepakati
lahan.
sebagai komponen yang paling berkontribusi
Penggunaan lahan, perubahan penggunaan terhadap perubahan penggunaan lahan dalam
lahan dan kehutanan yang dikenal dengan LU- skala global (Long et al., 2006).
LUCF (Land Use, Land Use Change and Forestry)
Komisi Dunia Lingkungan dan Pem-
mempunyai peran penting dalam siklus kar-
bangunan (WCED) yang diketuai Brundtland
bon global. Inter-Governmental Panel on Climate
pada tahun 1987 dalam laporannya mengemuka-
Change (IPCC) memperkirakan kurang lebih 1,6 mi-
kan kekhawatiran atas kemampuan lingkungan
lyar ton karbon diemisi setiap tahun oleh aktivitas
hidup dan sumberdaya alam untuk memenuhi
perubahan penggunaan lahan,
kebutuhan manusia saat ini dan masa depan.
II — 23
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Tantangan yang paling penting bagi pengelola sumber daya alam adalah menciptakan keseimbangan
antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan dengan mengusulkan memanifestasikan in-
teraksi positif antara sumberdaya alam dan kegiatan manusia dalam bentuk penggunaan lahan atau pe-
rubahan penutupan lahan di suatu wilayah (Naiman , 1992).
A. Kondisi / State
2.082.954,84
2.073.571 2.237.411
1.153.053,97
1.179.264 779.661,34
874.881
402.222,80 349.604 1.130.470 779.661,34
271.451,35 192.198
271.451 114.208,20 114.208,20
417.630 114.208
Perkebunan : 271.45,33 Ha dan terakhir adalah dan untuk yang lain tetap tidak perubahan.
badan air sebesar 114.051,81 Ha (2,31%). Prosentase Bilamana dilihat dari kondisi tahun 2013
penggunaan lahan utama di Jawa Timur Tahun dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan
2015 dapat dijelaskan pada Grafik 2.1. bahwa penggunaan lahan non pertanian mening-
Untuk tingkat perkembangan penggunaan kat sebesar 19,46%, Lahan Sawah : 4,32%, Lahan
lahan di Jawa Timur dibandingkan dengan tahun Perkebunan : 41,24% dan Lahan Hutan : 12,21%
sebelumnya 2014 ternyata penggunaan lahan Non serta penggunaan lahan kering mengalami
Pertanian mengalami peningkatan sebesar 3,83% penurunan sebesar 7,32%. Gambaran tersebut
(15.406,89 Ha), penggunaan lahan sawah mening- diatas dapat dilihat pada Grafik 2.2. Berikut ini
kat 2,27% (26.210,03 Ha) serta penggunaan lahan akan digambarkan penggunaan lahan utama
hutan meningkat sebesar 95.219,93 Ha (12,21%). secara rinci dalam penggunaan Kab/Kota di Jawa
Penggunaan lahan yang mengalami penurunan Timur , yang terbagi dalam uraian dibawah ini :
adalah lahan kering turun sebesar 0,45% (9.338,43
Ha)
II — 24
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Grafik 2.3
Penggunaan Lahan Non Pertanian Tahun 2014 - 2015
2015 2014
366.667,09 342.574,38
40.315,17 46.052,90
130,51 130,51 8.070,12 13.465,00
2.1.1.a. Lahan Non Pertanian Dan untuk perbandingan dengan luas wilayah
Kab/Kota masing-masing pada tahun 2015
Lahan Non Pertanian terurai Perkampungan ,
menunjukkan bahwa prosentase terluas berada
Tanah Terbuka, Pertambangan serta jasa, Industri
di Kab. Mojokerto : 69,51% disusul oleh Kota Ke-
dan Pergudangan. Tekanan Lahan perkampungan
diri : 62,4% , sedangkan terkecil berada di
pada tahun 2015 seluas 366.667,09 Ha atau
Kab. Sampang
meningkat seluas 7,03% dibandingkan dengan ta-
hun 2014, Tanah Terbuka : 40.315,17 Ha atau Secara rinci lahan terluas pada perkampun-
berkurang seluas 12,46% pada kondisi tahun 2014, gan berada di Kab. Kediri : 28.468,8 Ha, Tanah
Jasa, Industri dan Pergudangan berkurang seluas terbuka dan Pertambangan berada di Kab. Tu-
40,07% dibandingkan dengan tahun 2015 : 8.070,12 ban : 9.030,09 Ha dan 130,51 Ha. Sedangkan la-
Ha. Secara rinci dapat dilihat pada Grafik 2.3. han jasa, industry dan pergudangan terluas be-
rada di Kab. Sidoarjo : 3.477,11 Ha atau 4,86%
Selanjutnya untuk kondisi Kab/Kota dapat dit-
dibandingkan dengan luas wilayahnya dan
erangkan bahwa penggunaan lahan non per-
penggunaan lahan non pertanian dibandingkan
tanian terluas berada di Kab. Kediri : 28.687,5 Ha
dengan luas wilayah Kota Surabaya terluas yaitu
sedangkan yang terkecil berada di Kota Mojo -
2.636,55 Ha (8,07% Luas wilayah Surabaya)
kerto : 1.400,75 Ha.
Penggunaan lahan sawah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 terbagi dalam irigasi : 928.307 Ha,
atau naik sebesar 1,94% dibandingkan dengan tahun 2014 dan non irigasi : 250.957 Ha atau naik sebesar
3,51% . Selanjutnya untuk kondisi Kab/Kota, pada tahun 2015 penggunaan sawah terbesar berada di Kab.
Lamongan = 88.470 Ha atau lebih besar dibandingkang dengan tahun 2014 : 84,734,67 Ha dengan sys-
tem terbesar menggunakan irigasi teknis 59%, disusul oleh Kab. Bojonegoro seluas 78.937 Ha atau lebih
besar dibandingkan tahun 2014 : 77.390,76 Ha. Sedangkan Kab/Kota yang terkecil keberadaan
sawahnya berada di Kota Mojokerto yaitu hanya 614 Ha. Kondisi lahan sawah tahun 2014—2015 digam-
barkan dalam Grafik 2.4
II — 25
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
1.044.479,19
910.602,44 1.011.075,35
928.307,00 793.240,87
740.370,47
2.1.1.d. Lahan Hutan Grafik 2.6 Penggunaan Lahan Hutan Tahun 2014 - 2015
2015 2014
Kondisi hutan di Jawa Timur Ta-
378.457,33
hun 2015 seluas 874.881,27 Ha, yang 378.457,33
318.646,85 307.730,59
terdiri dari Hutan Lebat = 378.457,33
177.777,09
Ha atau sama dengan tahun sebe-
93.473,42
lumnya, Hutan Sejenis = 177.777,09
Ha atau naik sebesar 90,19% dan Hu-
Hutan Lebat Hutan Sejenis Hutan Belukar
tan Belukar = 318.646,85 Ha atau
naik seluas 3,55% dibandingkan dengan luas hutan tahun 2014. Selanjutnya untuk Luas Hutan terbesar
menurut kab/kota terbesar berada di Kab. Banyuwangi yaitu 14,11% yang diikuti oleh Kab. Jember 12,51%,
sedangkan hutan terkecil berada di Kab. Sidoarjo 0.01% dari seluruh luas hutan yang ada.
II — 26
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Hutan merupakan
Grafik 2.7 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status
Jawa Timur Tahun. 2015 potensi alam se-
1,32% bagai salah satu
0,91%
0,02% 0,02%
12,93%
“common property
2,04% resources” yang san-
gat berharga, meng-
59,66% 23,09% ingat beragam fungsi
yang sangat vital
Cagar Alam S.Margasatwa T.Wisata T.Nasional bagi keberlanjutan
T. Hutan Raya H. Lindung H. Produksi H. Kota
kehidupan lokal, na-
sional maupun global. Kawasan hutan di Jawa Timur mencapai sekitar 28.58 % dari luas daratan , yaitu
sekitar 1.366.222,23 Ha, digolongkan menjadi kawasan hutan produksi 815.062,02 Ha (59,65%), kawasan
hutan lindung 315.505,3 Ha (23,09%) dan kawasan hutan konservasi 235.367,63 Ha, yang terdiri dari
Cagar Alam 12.495,23 Ha (0,91%), Suaka Margasatwa = 18.008,6 Ha (1,32%), Taman Wisata = 299,2 Ha
(0.02%), Taman Nasional 176.696,3 Ha (12,93%) dan Taman Hutan Raya = 27.868,3 Ha (2,04%). Disamping
itu diperkuat lagi oleh Hutan Kota seluas 287,29 Ha (0,02%) yang tersebar di Kab/Kota di Jawa Timur ser-
ta telah dikukuhkan oleh SK Bupati/Walikota masing-masing. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 2.7.
H. Produksi
315.777,80 815.062,02
H. Lindung 315.505,30
176.696,30
T.Wisata 297,50
299,20
S.Margasatwa 18.008,60
18.008,60
12.495,23
Penekanan pertumbuhan ekonomi ini, telah memacu pula semakin meningkatnya tekanan ter-
hadap cadangan potensi hutan termasuk di Jawa Timur, hal ini menggambarkan bahwa perubahan luas
kawasan hutan mengalami penurunan sebesar 0,15% (2.059,86 Ha) dibandingkan dengan kondisi tahun
2014, yang terinci dari Hutan Produksi turun 0,39% (3.212,11 Ha), Hutan Lindung turun 0,09% (272,5 Ha)
dan luas Hutan Kota turun sebesar 39,64% (113,88 Ha). Dan hanya kawasan hutan konservasi mengalami
kenaikan sebesar 0,65% (1.538,63 Ha).
II — 27
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Selanjutnya berdasarkan Gambar 2.9 dimaksud dapat dijabarkan bahwa keberadaan kawasan
lindung di Jawa Timur tersebar di 29 Kab/Kota, dimana terluas berada di Kab. Malang seluas 39,959,8
Ha (12,7%), Kab. Jember 39.821,8 (12,68%), Kab. Banyuwangi 37.355,2 (11,64%) dan Kab. Bondowoso
30.674,9 (9,77%), Gambar 2.9. menjelaskan bahwa kawasan lindung yang mempunyai prosentase
dibawah 1% sebanyak 10 Kab/Kota dengan luas paling kecil berada di Kab. Sampang seluas 58,4 Ha
(0,02% dari total luas kawasan lindung di Jawa Timur) .
0,00%
1,96% 0,20%
MALANG
terluas berada di Kab.
10,20% 4,62% PASURUAN Banyuwangi seluas 73.145,5
11,15% 4,35% MOJOKERTO
0,18% 1,04%
Ha yang diikuti Kab. Jember.
SUMENEP
1,98%
4,73%
JOMBANG Kab. Situbondo dan Kab.
KOTA BATU
31,28%
9,98%
Malang (Lihat Gambar 2.5),
PROBOLINGGO
LUMAJANG dimana jumlah kawasan
16,62% 1,61% BONDOWOSO
konservasi tersebut berada
0,09% JEMBER
di 16 Kabupaten di Jawa
Timur. Kawasan terbanyak berada di Kab. Jember , Kab. Pasuruan dan Kab. Bondowoso , masing-masing
sebanyak 5 kawasan. Kawasan berikutnya adalah Kab. Banyuwangi sebanyak 4 kawasan. Sedangkan
yang lain yang hanya memiliki 3 kawasan atau dibawahnya .
II — 28
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sisa dari hutan dimaksud dibawah Hal ini terbagi dalam Kawasan hutan konservasi
tanggungjawab Balai atau instansi Pusat seluas yang berada di hulu DAS mencapai 50 %,
15,09%, Pemerintahan Provinsi Jawa Timur hanya kawasan hutan lindung mencapai 74%, dan
menangani serta mengelola 2,04% yaitu Tahura R. kawasan hutan produksi yang berada di hulu
Soerjo (Dishut Jatim). DAS mencapai proporsi 57%.
Dan kalau dilihat dari posisi Kawasan hutan Sebagaimana dimaklumi bahwa Kawasan
negara di Provinsi Jawa Timur tersebar berada hutan yang berada di hulu DAS mengindikasikan
dalam beberapa daerah aliran sungai (DAS). bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak
Dimana keberadaan kawasan hutan yang berada mempengaruhi keadaan pada daerah tengah
di hulu DAS mencapai 59,60 %, di tengah DAS dan hilir DAS.
24,06 % dan di hilir DAS 16,34 %.
II — 29
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
13,94% K. Budidaya
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Ta- Sehingga luas Cagar Biosfer di Jawa Timur ada-
hun 2012 menunjukkan bahwa luas kawasan lin- lah 206.000 Ha. Cagar Biosfer disamping Bro-
dung atau non budidaya adalah 582.077,3 Ha atau mo Tengger Semeru dan Cagar Biosfer Blam-
12,20% sedangkan untuk kawasan budidaya sebe- bangan Cagar Biosfer Blambangan terdiri atas
sar 87,60%. Disamping pola ruang dimaksud tern- atas tiga kawasan Taman Nasional yaitu Alas
yata masih terdapat ruang yang harus dilindungi Purwo, Baluran, dan Meru Betiri, serta satu
seperti Kawasan Pantai 3,36%, Cagah Biosfer kawasan cagar alam yaitu, Cagar Alam Kawah
28,41%, Pantai Berhutan Bakau dan Terumbu Ka- Ijen. Kesemuanya terdapat di provinsi Jawa
rang seluas 13,94% dari Luas wilayah Jawa Timur. Timur. Total luas kawasan cagar biosfer ini ada-
Pola ruang yang seharusnya berfungsi se- lah 678.947,36 ha yang terdiri atas tiga zona
bagai kawasan lindung 985.113,57 Ha (belum ter- yaitu Zona Inti (core area) seluas 127.855,62 ha,
masuk sepadan sungai dan rawan bencana) yang Zona Penyangga (buffer zone) seluas 230.277,4
bervegetasi sebesar 799.982,25 Ha, Terbangun ha, dan Area Transisi (transition zone) seluas
7.678,37 , Tanah Terbuka : 14.758,94 Ha dan Badan 320.814.34 ha.
Air : 1.984,89. Selanjutnya untuk pengembangan Ruang
Hal Lain adalah pola ruang Cagar biosfer terbuka Hijau (RTH) sebesar 174.002 Ha yang
yang baru disresmikan di sidang International Co- tersebar pada 28 Kab/Kota (15% dari luas
ordinating Council (ICC) Man and the Biosphere kawasan lindung), 3,64 dari seluruh wilayah
(MAB) UNESCO ke 27 tanggal 8 hingga 13 Juni 2015 Jawa timur. Dari sebaran RTH dimaksud
di kantor pusat UNESCO di Paris, yaitu Cagar Bi- didapatkan bahwa luas RTH terbesar berada di
osfer Bromo Tengger Semeru Arjuno, dengan
Kab. Bondowoso 59,811 Ha yang selanjutnya
luas kawasan inti sekitar 78.144 ha. Terletak di
diikuti oleh Kab. Blitar 31.163 Ha.
pegunungan Bromo, Tengger, Semeru, Arjuno,
dan Welirang, di provinsi Jawa Timur.
II — 30
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Selanjutnya dalam peningkatan lumbung secara ketat alih fungsi sawah dan per-
pangan diarahkan kebijakan dalam mendukung tanian produktif dan meningkatkan upaya
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), hal pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil
produksi pertanian. Karenanya berkenaan
ini sesuai dengan RPJM Provinsi Jawa Timur ada-
dengan hal tersebut telah ditetapkan luasan La-
lah meningkatkan pengamanan ketahanan pan-
han Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di
gan, dengan kebijakan yang diarahkan pada mem-
Kab/Kota Se Jawa Timur pada tahun 2015 seluas
pertahankan tingkat produksi beras dengan
1.017.549,73 Ha yang terurai dalam pertanian la-
ketersediaan minimal yang cukup untuk men- han basah : 802.357,9 Ha dan pertanian lahan
dukung kemandirian pangan. kering = 215.191,8 Ha. Kemudian berkaitan
Sementara itu arahan kebijakan dalam dengan penetapan lokasi untuk LP2B di Kabu-
mendukung Lahan Pertanian Pangan Berkelanju- paten/Kota, ternyata luas LP2B terluas berada di
tan pada RTRWP Jatim adalah menetapkan wila- Kab. Jember seluas 101.603 Ha (9,99 %) yang dii-
yah Jatim sebagai Lumbung Pangan Nasional yang kuti oleh Kab. Bojonegoro seluas 65.763,97 Ha
luasan sawah beririgasi dengan mengendalikan - LP2B terkecil berada di Kota Mojokerto seluas
104 Ha., atau dapat dilhat pada Gambar 2.13 .
II — 31
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
2.1.4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Jawa Timur Grafik 2. 14 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Tahun 2015
adalah 1.364.189,64 Ha yang merupakan Fungsi Produksi Fungsi Lindung Fungsi Konservasi
II — 32
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Grafik 2.15 Luas dan Lokasi Hutan Rakyat Jawa Timur Tahun 2010 -
100.000,00 2014
90.000,00
80.000,00
70.000,00 2010
60.000,00
50.000,00 2011
40.000,00
30.000,00 2012
20.000,00 2013
10.000,00
- 2014
II — 33
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
2.1.4.3. Hutan Bakau/ Mangrove Grafik 2.16 Kondisi Hutan Bakau di Luar Kawasan Hutan Tahun 2015
II — 34
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sebagaimana uraian tersebut diatas ternyata kondisi mangrove terparah rusak berada terjadi di
Kab. Sumenep yaitu sebesar 605 Ha, hal disebabkan oleh penebangan liar yang dilakukan oleh
masyarakat. Jenis yang banyak ditemui di kawasan hutan mangrove Sumenep adalah Avicennia yang
terkenal sebagai penghasil kayu bakar berkualitas. Oleh karena itu, jenis ini banyak dicari untuk dijual
sebagai kayu bakar. Beberapa jenis lain seperti tinjang (Rhizopora) dan bogem (Sonneratia) relatif tidak
banyak dirusak. Sedangkan kondisi hutan mangrover terbaik berada di Kab. Pamekasan seluas 1.091,86
Ha.
Pelaksanaan pembangunan hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya
lahan semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius. Tekanan ter-
hadap sumberdaya alam terutama sumberdaya hutan dan lahan telah menyebabkan degradasi DAS
berupa lahan gundul, tanah kritis, meningkatnya erosi serta berkurangnya daerah resapan air yang
dapat menyebabkan menurunnya daya dukung Lingkungan. Kerusakan hutan dan lahan telah men-
imbulkan kerugian yang sangat besar bagi lingkungan hidup, dengan berkurangnya keragaman biota
serta hilangnya nafkah penduduk yang bergantung dari sumberdaya hutan dan lahan.
Salah satu masalah kerusakan ling- seluas 294.613,24 Ha, yang terinci dalam lahan
kungan adalah degradasi lahan yang besar, yang kritis : 91.882,65 Ha (3,5%) dan Lahan Sangat Kritis :
apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan 202.730,59 Ha (7,71%, Agak kritis : 891.966,08 Ha
tepat akan menjadi lahan kritis sampai akhirnya (33,94%) serta Potensial Kritis : 1.441.239,23 /
menjadi gurun. Lahan kritis umumnya banyak 54,85% (hasil inventarisasi tahun 2013) Bila
terjadi di dalam daerah aliran sungai (DAS) di dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, lahan
seluruh Indonesia. kritis di Jawa Timur mengalami penurunan sebesar
Istilah lahan kritis merupakan istilah yang 32,52% = 141.970,74 ha, yang terdiri dari kritis
umum digunakan untuk manamakan lahan yang 122.800,57 Ha dan sangat kritis 19,171,17 Ha.
II — 35
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
25.000,00
20.000,00
15.000,00
0,00
Berdasarkan Grafik 2.19. menunjukkan bahwa sebaran luas Lahan Kritis tahun 2015, tergambarkan
bahwa Kondisi lahan kritis terbesar berada Kab. Malang seluas 24.857 Ha, terinci Lahan Kritis : 12.663 Ha
dan sangat kritis : 12.194 Ha, yang diikuti oleh Kab. Pacitan seluas 24.542,46 Ha, terinci Kritis : 30,56 Ha
dan sangat kritis : 24.511,9 Ha.
Selanjutnya sebaran penurunan lahan kritis bila dibandingkan dengan tahun 2012 (hasil inventar-
isasi tahun 2009) menunjukkan bahwa kondisi lahan kritis yang mengalami penurunan sangat besar be-
rada di Kota Probolinggo dimana saat tahun 2012 : 2.306,53 Ha turun menjadi 45,66 Ha pada tahun 2015,
yang diikuti oleh Kab. Lamongan turun sebesar 884,14% (2.462,23 Ha), dan sekarang bersisa 278,49 Ha
yang sebelumnya 2.740,72 Ha pada tahun 2012. Kondisi penurunan lahan kritis diatas 100% berada di
Kab. Mojokerto (160%), Kab. Pacitan (252,11%), Kab. Pasuruan (260,77%), dan Kab. Tuban (244,78%).
Bilamana dilihat
menurut Daerah Aliran
Sungai, Das Brantas
mempunyai tingkat
kekritisan yang terbesar
yaitu seluas 50.366,00 Ha,
selanjutnya DAS Pekalen =
47.395,94 Ha dan terakhir
DAS Solo = 16.931,34 Ha.
Sedangkan untuk tingkat
kekritisan Lahan menurut
Kabupaten/Kota, terbesar
berada di Kab. Probolinggo Selanjutnya kalau dilihat pada kondisi tahun 2009 s/d 2013 terjadi peru-
bahan yang tajam dimana kondisi lahan tahun 2009 lahan kritis yang ada seluas 453.769,88 Ha turun
menjadi 114.693,28 Ha atau menurun seluas 339.076,20 sama dengan 395,64% . Untuk lebih jelas dapat
dilihat Gambar 2.20 .
II — 36
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Melihat pentingnya tanah, untuk itu pem- Tingkat erosi yang semakin meningkat dengan
anfaatan tanah oleh manusia harus bijak sehingga meningkatnya kegiatan penduduk mem-buka
tidak merusak mutu tanah. Kerusakan mutu tanah tanah-tanah pertanian tanpa pengelolaan yang
tidak hanya disebabkan oleh pemanfaatan yang benar.
dilakukan manusia tetapi juga karena proses alam.
Berdasarkan Peta Indeks resiko Bencana
Lahan kering didefinisikan sebagai hamparan la-
han yang tidak pernah tergenang atau digenangi Erosi menunjukkan bahwa 12 Kab/Kota mempu-
air pada sebagian besar waktu dalam se-tahun nyai resiko tinggi dalam bencana erosi, level ren-
atau sepanjang waktu. Kerusakan lahan kering di dah berada di 4 Kab/Kota sedangkan yang lain
jawa timur salah satunya diakibatkan oleh proses berada di level sedang. Kondisi dimaksud menun-
erosi air. Laju erosi yang terjadi pada suatu areal jukkan bahwa Provinsi Jawa Timur mempunyai
lahan merupakan fungsi dari berbagai faktor, yaitu
kerawanan kerusakan tanah, hal ini bilamana
curah hujan, topografi, karakteristik tanah, pe-
dilihat melalui mekanisme nilai ambang
nutupan lahan/vegetasi dan pengolahan tanah.
(threshold) karakteristik tanah dan erosi tanah
Besarnya erosi tanah yang terjadi akan berbeda-
potensial berdasarkan kriteria baku kerusakan
beda, tergantung pada jenis dan waktu kegiatan
serta kondisi lingkungan. tanah.
II — 37
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Kab. Lamongan, hasil uji dilakukan di Solokuro, Ngimbang, Kedungpring, Mantup, Buluk disimpul-
kan bahwa secara umum tidak melebihi ambang kritis erosi atau dengan kata lain tidak kritis, namun
pada ketebalan tanah antara 50 -< 100 cm, dengan ambang kritis 4 -< 9, hasil uji berada pada 9,9 mm,
artinya kondisi pada titik tersebut mengalami kekritisan.
Kab. Bondowoso. Lokasi pantau di Curah menunjukkan hanya pada kondisi tebal tanah 20 -< 50
cm, dengan ambang kritis sebesar 1,3 -< 4, sedangkan hasil uji 4,52 mm, artinya kondisi ketebalan dimak-
sud mengalami kritis, sedangkan kondisi ketebalan yang lain tidak kritis.
Kab. Malang, hasil studi kerusakan lahan/tanah untuk produksi biomassa di desa Pandansari
kecamatan Ngantang terdapat satu kategori kerusakan lahan ringan dengan parameter pembatas
kerusakan lahan adalah Redoks dan Kandungan Liat nilai besaran erosi adalah 4.22 mm/10 tahun
yang melebihi Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) pada ketebalan Tanah 20 - < 50 cm, 50
- < 100 cm, 100 – 150 cm, Kecamatan ngantang ini memiliki wilayah yang tingkat bahaya erosi yang cukup
berat dengan luas 5,957 Ha. Sedangkan untuk kondisi titik pantau yang lain tidak melebihi ambang kritis
erosi/tidak kritis.
Evaluasi kerusakan tanah untuk tahun 2015 Kabupaten Nganjuk, terbagi dalam 2
dilakukan di tiga Kabupaten yaitu Nganjuk, lokasi yaitu di lahan kering (Kec. Kertosono) dan
Tulungagung dan Blitar mempunyai perbedaan Lahan Basah (Kec. Jati Kalen). Untuk lahan kering
penggunaan lahan pada berbagai jenis tanah. dapat dijelaskan bahwa kondisi tanah di Kecama-
Kabupaten Nganjuk meliputi Desa Nglawak Keca- tan Kertosono menunjukan status kritis pada pa-
matan Kertosono dan Desa Lumpang Kuwek rameter komposisi fraksi, derajat pelulusan air,
Kecamatan Jati Kalen, Kabupaten Tulungagung dan redoks. Komposisi fraksi merupakan per-
meliputi Desa Boro Kecamatan Kedung Waru bandingan berat dari pasir kuarsitik (50 – 2.000
dan Desa Batokan Kecamatan Ngantru, se- μm) dengan debu dan lempung (< 50 μm). Nilai
dangkan Kabupaten Blitar meliputi Desa Pur- komposisi fraksi pada sampel tanah cukup ren-
worejo Kecamatan Sanan dan Desa Kali Legi dah, yaitu 2,13%, menunjukkan bahwa tanah
Kecamatan Selorejo.
II — 38
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
didominasi oleh koloid atau liat yang cukup ting- Faktor lainnya yaitu akibat penanaman
gi. Komposisi liat yang tinggi mengakibatkan tanaman yang terus menerus hingga tiga masa
pergerakan air yang masuk ke dalam tanah men- tanam tanpa ada masa istirahat (bero) sehingga
jadi lambat, serta terjadi pemampatan atau pem- lapisan tanah atas mengalami proses pencucian
adatan tanah pada semua lapisan tanah. Hal ter- dan lapisan tanah bawah mengalami proses
sebut juga didukung oleh hasil penelitian pada eluviasi atau pengendapan dari lapisan tanah
parameter derajat pelulusan air yang nilainya atas. Parameter redoks didapatkan hasil yang
menjadi sangat rendah akibat dari jumlah ruang kecil sehingga terjadi proses reduksi. Nilai
pori makro yang sedikit sekali dan hanya ada pori redoks adalah suasana oksidasi-reduksi tanah
mikro. yang berkaitan dengan ketersediaan atau keti-
daktersediaan oksigen di dalam tanah. Suhu dan
kekuatan ionik larutan tanah juga dapat
mempengaruhi reaksi-reaksi yang mengen-
dalikan konsentrasi hara dalam larutan tanah.
Selanjutnya untuk kondisi tanah di Desa Lumpang Kuwek Kecamatan Jati Kalen untuk lahan
sawah menunjukkan nilai kritis pada komposisi fraksi, derajat pelulusan air, redoks dan jumlah mikroba.
Kondisi kritis tanah di Desa Lumpang Kuwek mempunyai penyebab yang cukup beragam, yaitu kompo-
sisi fraksi untuk fraksi pasir sedikit sekali sehingga mempengaruhi kepadatan tanah.
II — 39
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Dan untuk di Kab. Tulungagung, dapat sehingga apabila hujan terjadi terus menerus
dilihat pada Desa Boro Kecamatan Kedung Waru akan mengakibatkan genangan dan terjadi
termasuk dalam kondisi kritis dengan permasala- reaksi redoks, ketika tanah pada lahan sawah
han pada komposisi fraksi dan redoks. Desa Boro tergenang oksigen akan didesak keluar dan
untuk lahan sawah dan tegalan secara karakteris- proses dekomposisi berlangsung dalam
tik mempunyai keasamaan yang akan keadaan anaerob atau juga pada tanah tegalan
mempengaruhi produktifitas lahan. Lokasi terse- terjadi reduksi. Ketika seluruh ruang pori tanah
but juga merupakan daerah tangkapan erupsi terisi air, ketersediaan oksigen dalam tanah
Gunung Kelud. akan berkurang secara drastis. Oksigen hanya
dapat masuk melalui difusi ke dalam air dengan
Komposisi fraksi pasir cukup kecil sehing-
kecepatan 10.000 kali lebih lambat daripada
ga berpengaruh terhadap derajat pelulusan air
difusi melalui pori-pori. Solum bawah per-
tetapi mulai nampak sedikit bahan organik dengan
mukaan banyak didominasi pasir halus secara
kadar berat isi 1,37 g/cm3 sebagai indikator
keseluruhan akibat dari proses pengendapan
keberadaan bahan organik. Lapisan atas tanah
fraksi liat pada lapisan sub soil dan pergerakan
atau top soil pada sampel tanah ini banyak men-
air di dalam tanah juga sangat terhambat, se-
galami kehilangan disebabkan adanya erosi dan
hingga dalam pengolahan lahan lebih diper-
kegiatan pasca panen.
hatikan pada karakteristik tanahnya yang
Lapisan sub soil juga mengalami proses
teksturnya didominasi oleh pasir halus sampai
pemampatan karena adanya proses iluviasi
debu dan terjadi eluviasi pada lapisan bawah
(pengendapan), tambahan material padat akibat
permukaan.
adanya erupsi Gunung Kelud juga berpengaruh
terhadap proses pengendapan itu sendiri,
II — 40
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Lahan Kering Akibat Erosi di Desa Batokan mempunyai nilai di atas ambang kritis yang di-
Kecamatan Ngantru Kab. Tulungagung indikasikan terjadinya erosi dan sedimentasi
merupakan lahan di sekitar aliran sungai yang secara terus menerus pada lapisan top soil kare-
pada musim penghujan sering meluap pada na partikel liat sudah sedikit sekali di lapisan
musim kemarau sering mengalami kekeringan, permukaan.
Kecamatan Ngantru menunjukan lahan kritis Untuk redoks dalam keadaan tergenang,
dengan kendala hampir sama dengan Kecama- maka akan terjadi reduksi Fe dan Mn, sebaliknya
tan Kedung Waru yaitu komposisi fraksi dan jika didrainasi, maka konsentrasi Fe2+ dan Mn2+
redoks. akan mengalami penurunan. Penggenangan ini
Berdasarkan kondisi lahan dari hasil biasanya meningkatkan ketersedian P untuk
penelitian di lapangan menunjukkan bahwa padi. Peningkatan ketersediaan P ini melibatkan
penampang profil mengalami proses pengen- reduksi Fe ferri (Fe3+) fosfat menjadi ferro (Fe2+)
dapan sedimen dari aliran air sungai yang fosfat dan pelepasan P dari senyawa Fe dan Al
membawa partikel-partikel tanah, tampak pa- tak larut atau pelarutan dari Ca fosfat pada
da lapisan bawah permukaan banyak terdapat keadaan CO2 yang tinggi dalam larutan tanah.
batuan tetapi semakin ke bawah tampak pasir Peristiwa pelepasan P tersebut akan terjadi be-
halus dan debu. Kendala pada komposisi fraksi berapa minggu setelah penggenangan sehingga
tanaman menghendaki lahan tidak tergenang.
Kabupaten Blitar Lahan Basah di Desa Purworejo Kecamatan Sanan pada untuk lahan tegalan
dan sawah menunjukkan kendala pada komposisi fraksi, berat isi, derajat pelulusan air dan redoks. Kom-
posisi fraksi memiliki nilai yang kecil sehingga lapisan bawah permukaan atau sub soil mengalami pemad-
atan dan laju pergerakan air sangat terhambat. Hal tersebut berpengaruh terhadap derajat pelulusan air
yang hasilnya sangat kecil yaitu 0,10 cm/jam. Penggunaan lahan di Desa Purworejo yang sebagian besar
ditanami padi, tebu, jagung, dan cabai cukup intensif sehingga lapisan top soil banyak mengalami ke-
hilangan akibat panen yang terus menerus atau terbawa air. Berat isi tanah 1,43 g/cm 3 menunjukkan
sedikit sekali bahan organik yang dikandung dan pada lapisan bawah semakin sedikit kandungan bahan
organik sehingga produktifitas lahan semakin menurun. Untuk lahan yang disawahkan cenderung terjadi
reaksi redoks karena lahan sering mengalami genangan.
II — 41
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Selanjutnya untuk Lahan Kering Akibat Erosi di Desa Kali Legi Kecamatan Selorejo termasuk
dalam kondisi kritis pada parameter komposisi fraksi, derajat pelulusan air, dan redoks. Desa Kali Legi
memiliki karakteristik lahan yang miring yaitu mencapai 33% sehingga sangat rawan terjadi erosi. Secara
karakteristik lahan, komposisi fraksi memiliki nilai yang sangat sedikit ( 3,53%) dengan jenis tanah
andisol. Komposisi tersebut terjadi dikarenakan adanya erosi akibat kemiringan lahan yang cukup ting-
gi. Nilai komposisi fraksi yang kecil akan mempengaruhi parameter yang lain dan menghambat perkem-
bangan tanaman maupun ruang pori dalam tanah. Derajat pelulusan air cukup sedikit dikarenakan tanah
mengalami erosi akibat kemiringan lahan lebih dari 33% dan terjadi pemampatan pada horison bawah
permukaan, menyebabkan tanah sering tergenang karena sistem aliran permukaan yang sering terham-
bat dan tanah sering mengalami erosi sehingga mudah terbawa masuk ke dalam aliran sungai.
Disamping itu evaluasi kerusakan tanah di Pengukuran dilakukan secara langsung im-
lahan Kering khususnya di Lokasi DAS Brantas,
bangan batu dan tanah dalam unit luasan.
yang terbagi dalam Hulu Brantas diwakili oleh lo-
kasi Sumber Brantas, Tengah Brantas diwakili di Tanah dikatagorikan kritis apabila persentase
Kab. Jombang dan Hilir Brantas di Kab. Sidoarjo batu dibandingkan tanah lebih dari 40%. Di
didapat hasil sebagai berikut : Kabupaten Jombang, persentase kebatuan
Ketebalan solum adalah jarak vertikal dari dan pada lahan basah kurang dari 30% sehingga
permukaan tanah sampai ke lapisan yang mem- tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu,
batasi keleluasaan perkembangan sistem pe- persentase kebatuan permukaan pada lahan
rakaran. Lapisan pembatas tersebut meliputi: kering mendekati 40% dan di lahan basah
lapisan padas/batu, lapisan beracun (garam, mendekati 70% sehingga termasuk dalam
logam berat, alumunium, besi), muka air tanah, katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo,
dan lapisan kontras. Tanah dikatagorikan kritis
persentase kebatuan permukaan di lahan kering
apabila ketebalan solum kurang dari 20 cm. Di
dan basah kurang dari 5% sehingga tidak
Kabupaten Jombang, ketebalan solum di lahan
termasuk lahan kritis.
kering dan basah lebih dari 90 cm sehingga tidak
termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, pada lahan
kering, ketebalan solum lebih dari 150 cm dan di
lahan basah ketebalan solum lebih dari 70 cm,
sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di Kabupat-
en Sidoarjo, pada lahan kering dan basah
ketebalan solum lebih dari 90 cm sehingga tidak
termasuk lahan kritis.
Kebatuan Permukaan
II — 42
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten ruang pori yang ada dalam tanah terhadap
Sidoarjo, komposisi fraksi di lahan kering sebesar volume tanah. Tanah termasuk dalam katagori
2,7% dan di lahan basah sebesar 7,20% sehingga tidak kritis apabila persentase porositas total
tidak termasuk katagori lahan kritis. tanah antara 30% sampai dengan 70%. Di
4. Berat Isi Kabupaten Jombang, porositas total tanah di
Berat isi/berat volume (BI) atau kerapatan lahan kering adalah 46,41% dan di lahan basah
bongkah tanah (bulkdensity) adalah perbandingan 38,24 % sehingga tidak termasuk katagori lahan
antara berat bongkah tanah dengan isi/volume kritis. Di Kota Batu, porositas total tanah di lahan
total tanah, diukur dengan metode lilin (bongkah kering adalah 62,36% dan di lahan basah sebesar
tanah dilapisi lilin). Tanah dikatakan bermasalah
64,16% sehingga tidak termasuk katagori lahan
bila BI tanah tersebut lebih dari 1,4 g/cm³ dimana
kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, porositas total
akar sulit menembus tanah tersebut. Di
tanah di lahan kering adalah 49,49% dan di lahan
Kabupaten Jombang, berat isi di lahan kering
sebesar 1,27 g/cm³ basah sebesar 40,31% sehingga tidak termasuk
katagori lahan kritis.
II — 43
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Di Kabupaten
Jombang, pH di lahan
kering adalah 6,425
dan di lahan basah
sebesar 7,27 sehingga
tidak termasuk
katagori lahan kritis.
Di Kota Batu, pH di
lahan kering adalah
6,77 dan di lahan
basah sebesar 6,32
sehingga tidak
termasuk katagori
lahan kritis. Di
Kabupaten Sidoarjo, pH di lahan kering adalah
6. Derajat Pelulusan Air
7,12 dan di lahan basah sebesar 7,47 sehingga
Derajat pelulusan air atau permeabilitas tidak termasuk katagori lahan kritis.
tanah adalah kecepatan air melewati tubuh
8. Daya Hantar Listrik (DHL)
tanah secara vertikal dengan satuan cm/jam.
Tanah termasuk dalam katagori tidak kritis Nilai DHL adalah pendekatan kualitatif dari
apabila nilai derajat pelulusan air antara 0,7 cm/ kadar ion yang ada di dalam larutan tanah, di luar
jam sampai dengan 8,0 cm/jam. Di Kabupaten kompleks serapan tanah. Semakin besar kadar
Jombang, derajat pelulusan air di lahan kering ionik larutan akan semakin besar DHL-nya. Nilai
adalah 5,74 cm/jam dan di lahan basah sebesar DHL > 4 mS mengkibatkan akar membusuk
2,01 cm/jam sehingga tidak termasuk dalam karena terjadi plasmolisis. Di Kabupaten
katagori lahan kritis. Di Kota Batu, derajat Jombang, DHL di lahan kering yaitu 0,027 mS/cm
pelulusan air di lahan kering adalah 15,42 cm/ dan di lahan basah sebesar 0,203 mS/cm sehingga
jam dan di lahan basah sebesar 10,33 cm/jam tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kota Batu
sehingga termasuk dalam katagori lahan kritis. DHL di lahan kering yaitu 0,051 mS/cm dan di
Di Kabupaten Sidoarjo derajat pelulusan air di lahan basah sebesar 0,007 mS/cm sehingga tidak
lahan kering adalah 0,99 cm/jam sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten
termasuk katagori lahan kritis, sedangkan di Sidoarjo DHL di lahan kering yaitu 0,210 mS/cm
lahan basah sebesar 0,13 cm/jam sehingga dan di lahan basah sebesar 0,189 mS/cm sehingga
termasuk dalam katagori lahan kritis. tidak termasuk katagori lahan kritis.
II — 44
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
bila nilai Eh > - 100 mV pirit dapat teroksidasi (tanah berpirit di lahan basah), dan bila nilai Eh > 200
mV gambut dapat teroksidasi/ terdegradasi. Di Kabupaten Jombang, nilai redoks di lahan kering adalah
324 mV dan dilahan basah yaitu 315 mV sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, nilai redoks di
lahan kering sebesar 260 mV dan dilahan basah yaitu 340 mV sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di
Kabupaten Sidoarjo, nilai redoks di lahan kering adalah 326 mV dan dilahan basah yaitu 310 mV sehingga
Jumlah mikroba tanah adalah total populasi mikroba di dalam tanah yang diukur dengan colony
counter. Pada umumnya jumlah mikroba normal adalah 107 cfu/g tanah. Tanah dikatakan rusak bila
jumlah tersebut < 102 cfu/g tanah. Di Kabupaten Jombang, jumlah mikroba tanah di lahan kering lebih
dari 300 x 107 dan di lahan basah yaitu 50 x 107 sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kota
Batu, jumlah mikroba tanah di lahan kering lebih dari 300 x 107 dan di lahan basah yaitu lebih dari 100 x
107 sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, jumlah mikroba tanah di lahan
kering lebih dari 200 x 107 dan di lahan basah lebih dari 300 x 10 7 sehingga tidak termasuk katagori lahan
kritis.
II — 45
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
1,11%
yang penting, tidak hanya dalam menunujang 6,00%
0,63%
perekonomian regional dan nasional, tapi juga Kebakaran Hutan
Ladang Berpindah
menjaga daya dukung lingkungan terhadap kese- Perambahan Hutan
penebangan liar dan konversi hutan menimbulkan hidup dan Kehutanan Tahun 2015, menunjukkan
dampak luas, yaitu kerusakan ekosistem dalam perkembangan kondisi kebakaran hutan dapat
tatanan DAS. dilihat pada Grafik 2.22 tergambar kondisi keba-
Untuk itu kerusakan atau gangguan terhadap karan hutan terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu
ekosistem hutan yang diakibatkan oleh kebakaran sebesar 2960,05 Ha dan terkecil terjadi pada ta-
hutan, perambahan hutan, pencurian pohon, hun 2014 : 0,27 Ha. Sebaran Gangguan Hutan
penggembalaan liar, bibrikan dan bencana alam dapat dilihat pada Gbr. 2.22.
akan sangat menurunkan nilai ekonominya dan Dan untuk Gangguan Keamanan Hutan yang
ekosistemnya dibandingkan nilai kehilangan dikelola oleh Perum Perhutani II Jatim pada tahun
kayunya semata, berkenaan dengan hal tersebut 2014 dengan kerugian sebesar Rp. 43.269.779 X
Perum Perhutani Unit II Jatim melaporkan pada Rp. 1.000 sedangkan pada tahun 2013 kerugian
tahun 2014 dan berdasarkann Laporan Statistik sebesar 62,739.907 X Rp. 1000 atau turun 31,03%,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015 namun demikian bila dicermati jenis gangguan
bahwa telah terjadi kerusakan hutan seluas ternyata terjadi peningkatan sebesar 696,17% (Rp.
5392,93 Ha (gambar 2..21) , dimana penyebab 746.212 X 1000) dan kebakaran hutan naik sebesar
terbesar terjadi pada kebakaran hutan seluas 68,19% (Rp. 2.374.869 X 1000). Secara dapat dilihat
4.975,32 Ha atau 92,26% Dilanjutkan oleh lainnya pada Grafik 2.23
seluas 323,6 Ha (6%), Perambahan hutan 60 Ha
(1,11%) dan lading berpindah seluas 34 Ha (0,63% Grafik 2.23 Nilai Kerugaian Akibat Kerusakan Hutan Tahun 2013 -
%), dari semua kejadian tersebut mempunyai nilai 2014
kerugian kurang lebih 558.961 pohon. 2013 2014
25.196.441
18.095.095 29136867
Grafik 2.22. Perkembangan Kebakaran 853400
1013654563 5838135 16943732
1071881027395
Hutan 2010 - 2014 6750 3463266
3802000525200
5000
2960,05
204,9 48,35 1352,14
0 0,27
2010 2011 2012
2013
2014
II — 46
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
pertanian, pencemaran dan erosi tanah, punahnya kawasan hutan pada tahun 2015 seluas 6.182,49
beberapa spesies langka, bertambahnya lahan Ha yang terinci pada lainnya sebesar 2.434,44 Ha
kritis, dan berkurangnya debit air tanah. (39,38%), diikuti pemukiman seluas 1.609,4 Ha
(26,03%) dan Perkebunan 1.110,68 Ha (17,96%),
Dengan kata lain, akibat laju pertumbuhan
Pertambangan 930,94 Ha (15,06 %) dan yang
penduduk yang cepat, maka tekanan penduduk
terakhir adalah Industri sebesar 1,57% (97 Ha).
terhadap lahan hutan juga semakin meningkat
Sedangkan konversi ke pertanian pada tahun
sehingga mengakibatkan perubahan alih fungsi
2015 tidak ada.
lahan. Sedangkan untuk alih fungsi hutan adalah
Aktifitas penggunaan kawasan hutan atau lazim
disebut pinjam pakai kawasan hutan dan tukar
menukar kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur
cukup tinggi. Kegiatan pinjam pakai kawasan
hutan telah diatur dengan Peraturan Menteri
26,03% Pemukiman
39,38%
Pertanian*
0,00%
Perkebunan*
17,96% Industri*
15,06% Pertambangan*
Lainnya*
1,57%
II — 47
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
41,17%
Reptil
33,94%
Amphibi
Hutan di Sumberbrantas, Batu
Ikan
7,04%
7,87%
Pengawetan Jenis tumbuhan dan
0,00% 0,18% 2,01%
satwa liar di Indonesia diatur melalui
Gamb.2.25 flora fauna diketahui dan dilindungi
Peraturan Pemerintah Nomor & Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Meningkatnya jumlah spesies
Satwa. Pengawetan adalah upaya untuk diketahui terutama dari jenis burung
menjaga agar keanekaragaman jenis meningkat jumlahnya, dari 210 spesies pada
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya tahun 2012 menjadi 302 spesies pada tahun
baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak 2013 dan di tahun 2014 spesies dari kelas
punah, menjaga kemurnian genetis burung sebanyak 371 spesies. Jumlah ini
tumbuhan dan satwa, dan memelihara meningkat dengan teridentifikasinya burung-
keseimbangan dan kemantapan ekosistem burung dalam jumlah besar di Taman
yang ada. Pengawetan jenis tumbuhan dan Nasional Alas Purwo.
satwa dilakukan melalui upaya penetapan 2.2.1 Flora fauna diketahui status
dan penggolongan yang dilindungi dan tidak endemik
dilindungi, pengelolaan jenis tumbuhan dan
satwa serta habitatnya, serta pemeliharaan
dan pengembangbiakan. Jumlah tumbuhan
dan satwa liar yang diketahui dan dilindungi
berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Timur diketahui
pada tahun 2015 jumlahnya tetap sama
seperti pada tahu sebelumnya sebanyak
1.093 spesies. Jumlah tersebut meliputi
spesies baru dari kelas mamalia, aves, reptile, Elang ular bido bawean/Spilornis Cheela baweanus
dan amfibi yang termonitor/diketahui pada
II - 48
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam yang ada di Jawa Timur tetapi bukan spesies
Jawa Timur menyebutkan spesies diketahui asli indonesia selain dilindungi juga
dari 1.093 Jawa Timur merupakan habitat merupakan satwa yang diatur dalam
berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar, perjanjian international Seperti spesies
termasuk berbagai jenis langka dan endemik. Cheetah, Adax, Elk, Sable antelope, Eaurasian
Keragaman flora fauna yang diketahui, enam brown bear, puma, beruang himalaya,
diantaranya merupakan spesies endemik jawa beruang , harimau bengala, dan vultureo
timur, seperti rusa bawean dan lutung jawa termuat dalam Appendix I CITES yang
dari 85 kelas mamalia. Sedangkan untuk memuat daftar dan melindungi seluruh
kelas burung, dari 371 spesies burung, yang spesies tumbuhan dan satwa liar yang
merupakan endemik di jawa timur diketahui 3 terancam dari segala bentuk perdagangan
kuning(Cacatua sulphurea) , burung gosong kambing gunung, bison, Iguana spp, , Kuda
kaki merah(Megapodius reinwardtii) dan nil merupakan spesies yang tidak terancam
elang bawean (Spilornis cheela baweanus) kepunahan, tetapi mungkin akan terancam
yang termonitor pada tahun 2014 di pulau punah apabila perdagangan terus berlanjut
bawean, gresik. Kelas tumbuhan diketahui 1 tanpa adanya pengaturan sehingga termuat
(satu) tumbuhan endemik di Jawa Timur dalam Appendix II CITES seperti termuat
yaitu raflesia Padma (Rafflesia zolomheriana). dalam data Tabel SD-11A Fauna bukan asli
II - 49
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Troides prattorum
Phrynoidis aspera
Keberadaan jenis tumbuh-tumbuhan sebagai
bagian dari keanekaragaman hayati juga
tidak luput dari terancam habitat dan Spesies lainnya yang masih melimpah adalah
tumbuhan dari jumlah keseluruhan 450 burung 187 spesies, reptil 60 , serangga 54
spesies , teridentifikasi 346 spesies tumbuhan spesies dan mamalia melimpah sebanyak 31
II - 50
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sesuai Keputusan Direktur Jenderal pengelolaan Taman Hutan Raya dan Hutan
Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Lindung serta konservasi Tumbuhan dan
25 (dua puluh lima) satwa terancam berlaku. Jawa Timur berada di wilayah kerja
salah satu indikator kelestarian lingkungan, Saat ini Pulau Sempu menghadapi sebuah
dilema yang besar melihat saat ini statusnya
sebagai Cagar Alam, berdasarkan data dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
kawasan cagar alam yang banyak dikunjungi
para wisatawan baik dalam negeri maupun
luar negeri adalah kawasan Cagar Alam
Pulau Sempu, tercatat di Tahun 2015
sebanyak 22.856 (dua puluh dua ribu
delapan ratus lima puluh enam). Penunjukan
dan penetapan Cagar Alam oleh pemerintah
Cagar Alam P. Sempu
II - 51
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 52
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
hutan antara lain CA/SM Pulau Bawean dan dalam kawasan konservasi) seluas 5 ha”.
konservasi tersebut pada umumnya berupa tahun 2015 dapat memulihkan kawasan
pembukaan hutan oleh masyarakat untuk konservasi yang terdegradasi seluas 0,01
II - 53
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Upaya lain dilakukan oleh LSM (<2%). Ordo - ordo digolongkan dalam
Timur yaitu Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan untuk melihat gangguan aktivitas manusia
penurunan kualitas air sekaligus menilai sebuah sungai. Sungai yang sehat akan
pada waktu yang akan datang (Odum, ikan karena makroinvertebrata merupakan
1993). Makroinvertebrata yang salah satu jenis makanan bagi ikan sungai,
didapatkan pada kawasan suaka ikan terutama jenis ikan bertipe insektivora
yang terdiri atas 35 famili dan tersebar dan jenisnya akan menentukan jenis ikan
dalam 13 ordo yang terdiri atas yang dapat hidup di suatu perairan. Namun
hirudinae. Tiga dari tiga belas ordo yang EPT, prosentase kelimpahan EPT, dan
II - 54
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Melalui sistem scoring yang didasarkan ditemukannya spesies ikan yang dilindungi
atas 4 parameter yang telah disebutkan undang-undang yaitu ikan papar (Notopterus
di atas, maka diketahui bahwa kualitas air notopterus). Menjaga keanekaragaman jenis
Kali Surabaya tercemar sedang dengan ikan dan kondisi habitat fisik, serta kualitas
skor berkisar antara 1.75 – 2.75. air yang baik, ketersediaan pakan alami
Sumber makanan, substrat, dan bahan menjadi syarat untuk keberlanjutan ikan di
pencemar memainkan peranan penting sungai. Pengelolaan flora dan fauna tidak
bantaran/ daerah riparian dan lebar lahan hutan untuk konversi pemukiman dan
potensi yang kuat mempengaruhi kondisi keberadaan flora fauna yang ada di habitat
trofik komunitas makroinvertebrata. aslinya. Konflik yang ada sering kali karena
terjadinya kerusakan habitat tersebut..[]
II - 55
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 56
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Grafik 2.31 Panjang Sungai Mojokerto, Kab. Gresik, Kota Surabaya, Kab.
Trenggalek, dan Kab. Pacitan.
450,00
400,00 Keberadaan wilayah sungai Bengawan Solo
350,00
300,00 didukung beberapa wilayah sungai, diantaranya
250,00
200,00 yang terbesar adalah sungai Madiun dengan
150,00
100,00
50,00 panjang 300 Km, kedalaman 18 m dan lebar
0,00
permukaan 95 m, lebar dasar 59 m serta debit
585,66 m3/detik, sedangkan wilayah sungai yang
terkecil adalah sungai Lohgede dengan panjang 2
Km dan sungai Tempuran dengan panjang 4 Km.
Grafik 2.32 Lebar Sungai Sungai pendukung yang mempunyai debit maksimal
terbesar adalah sungai Madiun 585,66 m3/detik,
60,00
sedang sungai dengan debit terkecil adalah Sungai
50,00
40,00 Jungke 0,081 m3/detik.
30,00
20,00
Apabila dilihat dari sungai yang paling
10,00
0,00 pendek, maka Sungai Rejoso dan Kali Semajid
Madura merupakan sungai terpendek dibanding
sungai lainnya. Sungai Kali pekalen sampean
merupakan sungai yang paling dalam dibanding
Grafik 2.33 Kedalaman sungai sungai-sungai yang lain.
II - 57
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Brangkal 53,5 m. Sedang sungai yang memiliki debit Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Kab. Pasuruan,
maksimal terbesar adalah K. Wonokromo 245 Kab. Malang dan Kab. Lumajang.
m3/detik, K. Widas 112,48 m3/detik, dan K. Surabaya
101,4 m3/detik.
14.000,00
12.000,00
10.000,00
8.000,00
6.000,00
4.000,00
2.000,00
0,00
Sungai welang-pasuruan
II - 58
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sedang wilayah sungai yang memiliki jumlah manusia. Ketersediaan sumberdaya air, sangat
mata air paling sedikit adalah wilayah sungai Baru mendasar untuk menunjang pengembangan
Bajulmati sebanyak 232 mata air dan wilayah sungai ekonomi wilayah. Sumber daya air yang terbatas
Madura yaitu sebanyak 128 mata air. Untuk debit air disuatu wilayah mempunyai implikasi kepada
terkecil dimiliki oleh Wilayah Sungai Bondoyudo kegiatan pembangunan yang terbatas dan pada
Bedadung yaitu sebesar 3,65 m3/det. akhirnya kegiatan ekonomipun terbatas sehingga
kemakmuran rakyat makin lama tercapai. Air
Debit rerata tahunan mata air di Jawa Timur
danau/waduk/embung dapat digunakan untuk
secara keseluruhan kurang lebih 73,20 m3/detik,
berbagai pemanfaatan diantaranya untuk
mata air di wilayah sungai Brantas mengasilkan air
pembangkit listrik, pengairan, penggelontoran,
dengan debit terbesar yaitu 27,94 m3/detik,
perikanan dsb.
sedangkan debit mata air yang terkecil berasal dari
wilayah Bondoyudo Bedadung yaitu 3,65 m3/detik.
II - 59
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Jawa Timur memiliki cukup banyak potensi Apabila ditinjau dari luas maka danau Ranu Grati
waduk, embung dan telaga yang tersebar di yang terletak di Desa Ranugrati Kec. Grati Kab.
beberapa kabupaten. Potensi Embung dan waduk Pasuruan adalah danau terluas di Jawa Timur yaitu
lebih besar dibanding danau atau telaga. 1,97 ribu Ha, tetapi apabila ditinjau dari tampungan
Wilayah yang paling banyak memiliki danau atau volume maka danau Ranu Pakis yang terletak
adalah Kab. Lumajang yaitu sebanyak 10 danau, di Desa Ranu Pakis Kec. Klakah Kab. Lumajang
terbanyak terletak di Desa Argosari Kec. Senduro adalah danau dengan volume terbesar yaitu 84 juta
sebanyak 3 danau. Sedangkan embung paling m3, disusul danau Ranu Klakah di Desa Tegal Randu
banyak berada di Kab. Tuban yaitu sebanyak 140 Kec. Klakah Kab. Lumajang dengan volume 69 juta
buah, sedang Kab. Lamongan paling banyak m3 dan Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. Ngebel
memiliki waduk yaitu 39 buah. Kab. Ponorogo dengan volume 24,21 juta m3. ,
sedang Ranu Lading di Kab. Lumajang merupakan
danau terkecil dengan luas 2 Hektar.
Air Danau
Ekosistem danau memiliki peran penting dalam 9.000,00
8.000,00
menjamin kualitas dan kuantitas ketersediaan air 7.000,00
6.000,00
tawar. Danau juga sangat peka terhadap perubahan 5.000,00
4.000,00
parameter iklim. Variasi suhu dan curah hujan
3.000,00
2.000,00
misalnya, dapat langsung berpengaruh pada
1.000,00
penguapan air, tinggi permukaan dari volume air, -
Tulung
Ranu Lading
Rowo Semando
Telaga Wahyu
Ranu Agung
Ranu Regulo
Ranu Klakah
Kaliombo
Ranu Pane
Ranu Grati
Ranu Bedali
Ranu Wurung
Ngebel
Ranu Kumbolo
Ranu Pakis
Telaga Pasir/Sarangan
Ranu Segaran
Ranu Kembar
Ranu Glabak/Logong
keseimbangan air dan produktivitas biologis
perairan danau.
terletak di Desa Sarangan Kec. Plaosan Kab. tempat pada permukaan tanah yang digunakan
Magetan dan Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. untuk menampung air saat terjadi kelebihan air /
Ngebel Kab. Ponorogo. musim penghujan sehingga air itu dapat
dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air
waduk terutama berasal dari aliran permukaan
dtambah dengan air hujan langsung. Waduk sering
juga disebut danau buatan yang besar dengan
tinggi bendungan lebih dari 15 meter, sedangkan
embung merupakan waduk kecil dengan tinggi
bendungannya kurang 15 m.
Telaga sarangan
II - 60
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 61
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 62
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Pemantauan terhadap kualitas air sungai juga sedang Sungai Brantas termasuk pada golongan
dilakukan oleh Dinas Instansi terkait lainnya yaitu kelas II karena peruntukkannya sebagai bahan baku
Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa air PDAM.
Tirta I Malang, BBWS Bengawaan Solo dan BBWS Parameter kualitas air sungai yang dipantau
Brantas. Wilayah Sungai yang dipantau meliputi WS sebanyak 23 parameter, meliputi Temperatur,
Bengawan Solo, Sungai Brantas, Madura - Bawean, Residu Terlarut, Residu Tersuspensi, pH, DHL, TDS,
Bodoyudo - Bedadung, dan Pekalen Sampean. TSS, DO, BOD, COD, NO2, NO3, NH3, Klorin bebas,
Total phospat, Fenol, Minyak dan Lemak, Detergen,
Fecal Coliform, Total coliform, Sianida, dan H2S.
II - 63
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 64
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Welang Rejoso yaitu dengan nilai indeks 64,27. Grafik indeks kualitas air menurut Kab./Kota
Indeks Kualitas Air masing-masing Kab./ Kota di tersebut memperlihatkan gambaran mengenai
Jawa Timur diperoleh dari rekapitulasi hasil besarnya tekanan beban pencemaran terhadap air
perhitungan masing-masing Kab./Kota sebagaimana sungai baik dari industri dan domestik. Hal ini juga
II - 65
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Indeks kualitas air Wilayah Sungai Bengawan atas 7 mg/l (kondisi ideal Oksigen terlarut dalam
Keberadaan Oksigen terlarut dalam air atau Konsentrasi nilai DO paling rendah terjadi di
Dissolved Oksigen (DO) sangat dibutuhkan oleh Jembatan Sembayat dan Jembatan Bendung Gerak
ikan dan makhluk hidup air lainnya agar dapat hidup pada September yaitu 4,6 mg/l dan 4,8 mg/l tetapi
dan berkembang biak dengan baik. Apabila masih memenuhi baku mutu, kondisi nilai DO ini
kandungan oksigen terlarut dalam air semakin baik lebih baik dibanding tahun 2014 sebesar 2,58 mg/l
maka akan ditunjukan dengan nilai konsentrasi dan tahun 2013 yaitu 1,5 mg/l mengalami
parameter DO yang semakin tinggi, berarti kualitis peningkatan dari tahun ke tahun sebesar kurang
air bagus karena zat pencemar dalam air khususnya lebih 100 persen.
zat organik semakin kecil. Begitu pula sebaliknya Sedang nilai DO terbaik dengan konsentrasi
apabila kandungan oksigen terlarut kecil, maka hasil mencapai nilai 7 mg/l lebih diperoleh pada 61 kali
uji kualitas air untuk parameter DO akan pemantauan yang tersebar di semua titik pantau,
menunjukkan nilai yang kecil pula, karena oksigen nilai DO tertinggi berada di titik pantau jembatan
terlarut dalam air digunakan mikroorganisme untuk Kendung pada bulan Oktober yaitu 15 mg/l.
proses penguraian zat organik tersebut.
Pembuangan air limbah dengan kandungan Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)
zat organik yang tinggi dapat menyebabkan
konsentrasi DO menurun, apabila nilai DO mencapai
nol dapat meyebabkan ikan dan makhluk hidup air
lainnya mati. Pemantauan kualitas air sungai
Bengawan Solo untuk parameter DO pada
umumnya menunjukkan hasil memenuhi baku mutu
4 mg/l di semua titik pantau dan semua waktu
pantau dengan jumlah pemantauan 70 kali, bahkan Gamb. 2.30 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo
parameter BOD
II - 66
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Parameter Biological Oksigen Demand (BOD) Pemantauan kualitas air sungai Bengawan Solo
menggambarkan kandungan zat organik dalam air untuk parameter COD menunjukkan hasil
secara Biologi. ntuk parameter BOD selama tahun memenuhi baku mutu baku mutu 25 mg/l pada
2015 nilainya berfluktuatif dari tiap waktu pantau, hampir semua titik pantau dan setiap waktu
tetapi pada umumnya melebihi maku mutu 3 mg/l, pemantauan. Kondisi ini menggambarkan bahwa
kecuali pada bulan Agustus di lokasi titik pantau masukkan bahan pencemar yang bersumber dari
Jembatan Kebonsari memenuhi baku mutu dengan kegiatan industri ke sungai Bengawan Solo relatif
nilai BOD 2,2 mg/l dan Jembatan Pasar Sambirejo 2,8 kecil atau telah terjadi dipurifikasi (diolah sendiri)
mg/l. Nilai BOD terburuk terjadi pada bulan oleh sungai secara baik.
September di Jembatan Kajang yaitu 36 mg/l, nilai Nilai COD tertinggi terjadi pada September di
ini lebih tinggi dibanding tahun 2014 yaitu sebesar titik pantau Jembatan Kajang yaitu sebesar 88 mg/l,
24,9 mg/l pada pemantuan bulan Oktober di titik nilai ini lebih besar dibnding tahun 2014 yaitu
pantau Jembatan Kali Ketek. Kondisi ini sebesar 57,9 mg/l, terjadi kenaikan 34,2 persen.
menggambarkan terjadinya masukkan bahan Sedangkan konsentrasi COD yang terbagus terjadi
pencemar yang kemungkinan bersumber dari pada bulan yang sama yaitu bulan Agustus di
kegiatan domestik/rumah tangga atau limbah Jembatan Kebonsari yaitu sebesar 4,5 mg/l, tetapi
industri yang berbahan baku organik. bila dibandingkan dengan tahun 2015 Juli di titik
Kondisi senyatanya menunjukan bahwa di pantau Tambangan Benteng yaitu sebesar 2,1 mg/l,
sekitar wilayah sungai Bengawan solo terdapat atau terjadi penurunan sebesar 53,3 persen.
cukup banyak pemukiman penduduk, sehingga Parameter Total Suspendensi solid (TSS)
dimungkinkan adanya penduduk yang Buang Air Parameter TSS atau Total Suspendensi solid pada
Besar (BAB) sembarangan, atau dimungkinkan pula kualitas air adalah untuk mengetahui jumlah
adanya industri yang membuang limbah dengan padatan yang tersuspensi di dalam air sungai,
kandungan zat organik yang cukup tinggi. konsentrasi TSS di dalam air sungai antara lain
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) disebabkan adanya bahan/padatan dari limbah yang
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) masuk ke dalam sungai atau akibat material yang
menggambarkan kandungan zat organik dalam air terbawa dari erosi tanah, serta penyebab lainnya.
secara kimiawi.
Hasil pemantauan kualitas air sungai Bengawan Hasil pemantauan kualitas air sungai
Solo untuk parameter Total Suspended Solid (TSS) Bengawan Solo terhadap parameter Fecal Coli
seperti tampak pada grafik Kualitas Air Sungai menunjukkan hasil melebihi baku mutu (2000 mg/l)
Bengawan Solo untuk Parameter TSS di bawah pada hampir di setiap titik pantau dan waktu
menunjukkan melebihi baku mutu (400 mg/l) pada pantau, kecuali pada bulan Mei di Jembatan Lama
beberapa titik pantau khususnya pada bulan April dan Jembatan Karangbinangun, sebagaimana
dan pada bulan Mei, sedang pada bulan Juli, tampak pada grafik Kualitas Air Sungai Bengawan
Konsentrasi TSS pada titik pantau Jembatan Solo untuk parameter Fecal Coli di atas. Nilai
Sedayu memenuhi baku mutu pada setiap waktu konsentrasi Fecal Coli yang terbesar terjadi pada
pantau, lokasi ini merupakan lokasi terdekat dengan bulan Mei di titik pantau Tambangan Benteng
perbatasan Provinsi Jawa Tengah, sedang sebesar 20 ribu mg/l (melebihi baku mutu), sedang
konsentrasi TSS paling tinggi terjadi pada nilai fecal coli yang terendah (memenuhi baku
pemantauan bulan April di titik pantau Jembatan mutu) dengan nilai sebesar 1,4 ribu mg/l terjadi
Padangan sebesar 952 mg/l melebihi baku mutu pada bulan bulan Mei di Jembatan Lama dan bulan
(400 mg/l), nilai kualitas air untuk parameter TSS ini September di Jembatan Karang Binangun
lebih baik dibanding tahun 2013 yaitu mengalami Kondisi ini menggambarkan adanya bakteri
penurunan sebesar 40 persen dari nilai TSS sebesar coli pada air sungai Bengawan Solo yang berasal
1.592 mg/l. Titik pantau lainnya yang juga melebihi dari tinja manusia, sehingga bisa diasumsikan
baku mutu adalah jembatan Kaliketek, Jembatan adanya pembuangan tinja manusia ke sungai
Lama dan Jembatan Karang Binangun pada Bengawan Solo. Perlu dilakukan pemantauan
pemanatauan bulan April, serta pada titik pantau terhadap sumber pencemar dari limbah domestik
Tambangan Benteng Pendem pada bulan Mei. dan dilakukan pengelolaan.
Juni JUli
Agustus September
Oktober Baku Mutu Total Coli
II - 68
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Wilayah Sungai Brantas memiliki nilai Indeks Parameter Dissolved Oksigen (DO)
kualitas air sebesar 49,17 yang berarti kondisi
12,00
kualitas airnya dalam katagori Waspada, nilai indeks 10,00
0,00
Kali Tengah sebesar 48,46, Kali Porong sebesar
50,00, dan Kali Mas sebesar 49,17 .
dan Total Coli sebagimana grafik di bawah ini. Keberadaan Oksigen terlarut dalam air atau
Dissolved Oksigen (DO) sangat dibutuhkan oleh
Secara detil kondisi kualitas WS Bengawan
ikan dan makhluk hidup air lainnya agar dapat hidup
Solo tahun 2015 untuk parameter DO, TSS, BOD,
dan berkembang biak dengan baik. Apabila
COD, Fecal Coli, dan Total Coli adalah sebagai
kandungan oksigen terlarut dalam air semakin baik
berikut.
maka akan ditunjukan dengan nilai konsentrasi
Parameter Total Suspended Solid (TSS)
parameter DO yang semakin tinggi, berarti kualitis
2000
1800
air bagus karena zat pencemar dalam air khususnya
1600
zat organik semakin kecil.
1400
1200
Nilai DO air sungai Brantas pada tahun 2015
1000
800 dalam kondisi baik khususnya di bagian hulu sungai,
600
400 karena hampir di semua titik pantau di setiap waktu
200
0 pantau memenuhi baku mutu atau diatas nilai baku
mutu (4 mg/l). Sedang di bagian tengah hingga hilir
sebagian memenuhi baku mutu sedang sebagian
Januari Februari Maret
April Mei Juni
tidak memenuhi bawah baku mutu atau berada di
Juli Agustus September
Oktober Nopember Desember bawah nilai 4 mg/l.
Baku Mutu TSS
II - 69
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) menggambarkan kandungan zat organik dalam air
bagian hilir sungai melebihi baku mutu indikasi Gamb 2.39 Kualitas Air Sungai Brantas parameter Fecal
adanya limbah industri, nilai parameter COD Coli
II - 70
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
• Konservasi sumber daya alam Sarangan Kab. Magetan, dan Ranu Pakis Kab. Lumajang
serta 3 embung yaitu Embung Lowokjati, embung
Keberadaan Unit Pelaksana Teknis
Bureng, dan embung Lumbangsari yang terdapat di
Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan BLH Provinsi
Kab.Malang untuk parameter TSS, DO, BOD, COD, DO,
Jawa Timur yang terakreditasi memiliki peran
dan Total Coli dengan dibandingkan golongan air kelas II
penting dalam pemantauan kualitas air sungai. adalah tampak sebagaimana grafik berikut .
Ketersediaan anggaran pemantauan lingkungan
melalui APBD Provinsi Jawa Timur dan Dana Kualitas air danau untuk parameter Total
Dekonsentrasi Bidang Lingkungan serta dukungan Suspended Solid (TSS) menunjukkan memenuhi
petugas laboratorium yang tersertifikasi, maka baku mutu (50 mg/l) untuk semua danau dan
dapat menghasilkan hasil uji laboratorium yang embung, konsentrasi TSS tertinggi berada di
valid dan berkelanjutan. Sehingga dapat diperoleh embung Lowokjati dan Embung Lumbangsari yaitu
gambaran kondisi kualitas air pada lokasi yang 34,8mg/l dan 35,9 mg/l.
II - 71
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
60
50
80,00
40 70,00
30 60,00
20 50,00
10 40,00
30,00
0
20,00
10,00
0,00
II - 72
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Grafik 2.45 Kualitas Air Danau Parameter Total Coli Sutami Sengguruh
Lahor Wlingi
Lodoyo Mrican
Kualitas Air Waduk Selorejo Gunungsari
Lengkong Baku Mutu TSS
Pemantauan kualitas air waduk dilakukan
oleh PT. Jasa Tirta I juga terhadap waduk Sutami, Grafik 2.46 Kualitas Air Waduk Parameter TSS
II - 73
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
10
9 Dari hasil analisa terhadap kualitas air waduk
8 diatas, maka perlu segera mendapat perhatian
7
6 berupa kebijakan atau upaya pengelolaan
5 lingkungan untuk memperbaiki kualitas air waduk
4
3 parameter TSS dan BOD yang melebihi baku mutu di
2 semua waduk dan setiap waktu pantau. Tata guna
1
lahan di daerah tangkapan air harus sesuai fungsi
0
dan ketentuan merupakan upaya yang perlu segera
dilakukan serta penanganan limbah domestik
Sutami Sengguruh
Lahor Wlingi
sepanjang sungai Brantas yang menjadi sumber air
Lodoyo Mrican
waduk.
Selorejo Gunungsari
Lengkong Baku Mutu BOD
II - 74
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
air tanah ini. Sumur gali merupakan sarana air bersih Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat
yang paling sederhana dan sudah lama dikenal bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya
masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali atau komponen yang mengakibatkan polusi. Air
dibuat dengan menggali tanah sampai pada yang terpolusi selalu mengandung padatan yang
kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama. dapat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan
Air sumur (hal ini bergantung pada lingkungan), besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama
pada umumnya lebih bersih dari air permukaan kelarutannya yaitu
karena air yang merembes ke dalam tanah telah Padatan terendap ( sedimen ), adalah padatan
disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya, dan air yang dapat langsung mengendap jika air
sumur penduduk termasuk dalam kategori air didiamkan selama beberapa waktu.
bersih. Padatan tersuspensi dan koloid, adalah padatan
Air bersih yang akan dikonsumsi seharusnya yang menyebabkan kekaruhan air, tidak terlarut,
memenuhi persyaratan tertentu agar air tersebut dan tidak mengendap langsung. Selain
tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang mengandung padatan tersuspensi air buangan
berupa penyakit, gangguan teknis serta gangguan juga sering mengandung bahan-bahan yang
estetika. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI bersifat koloid, misalnya protein.
Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat- Padatan terlarut, adalah padatan-padatan yang
syarat pengawasan kualitas air, air bersih mempunyai ukuran lebih kecil daripada padatan
merupakan air yang digunakan untuk keperluan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat senyawa anorganik dan organik yang larut air,
kesehatan dan dapat diminum apabila telah mineral dan garam garamnya.
dimasak. Besi, parameter kimia anorganik yang digunakan
Secara umum persyaratan yang harus dimiliki untuk menilai hasil pemantauan adalah besi,
air minum ada 4 (empat) yaitu persyaratan Fisika, mangan, khlorida dan fluorida.
Mikrobiologis, Kimiawi dan Radioaktif. BBTKLPP Surabaya telah melakukan
Persyaratan Fisika : Air minum tidak boleh pemantauan rutin pada air bersih termasuk sumur
berbau, tidak berasa, TDS (total Zat Padat Yang di lokasi sekitar permukiman penduduk, sekitar
terlarut) 500 mg/l, berwarna maksimal 15 TCU industri, lokasi komersial, lokasi rumah sakit dan
dan Temperatur : Suhu Udara ± 3 °C. puskesmas, dan di sekitar TPA. Adapun parameter
Persyaratan Kimia : berkaitan dengan zat kimia kunci untuk menilai hasil pemantauan yaitu : Residu
yang terlarut dalam air dan tercantum dalam terlarut, Besi, Mangan, Khlorida, dan Fluorida.
Undang-undang berapa jumlah maksimalnya. Dari hasil uji laboratorium kualitas air sumur
Persyaratan Mikrobiologi : Air minum tidak Tahun 2015 di lokasi permukiman penduduk
boleh mengandung dalam 100 ml sampel E.Coli menunjukkan bahwa air bersih di 38 Kota/Kab. di
dan Total Bakteri Koliform. Jawa Timur memenuhi baku mutu air bersih
Persyaratan Radioaktif : Air minum maksimal menurut Permenkes RI No.416/Menkes/PER/IX/90,
mengandung Gross Alpha Activity 0,1 Bq/l dan sehingga masih layak untuk dipergunakan sebagai
Gross Beta Activity 1 Bq/l.Syarat bakteriologis. sumber air bersih penduduk.
II - 75
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
A. Kualitas Air Sumur Pendduduk ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.
600
1500 500
400
300
1000 200
100
500 0
Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Blitar
Kota Proolinggo
0
Ko Mojokerto
Kota Surabaya
Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Blitar
Kota Proolinggo
Ko Mojokerto
Kota Surabaya Konsentrasi khlorida Baku Mutu Khlorida
Parameter Fluorida
Grafik 2.50 Kualitas Air Sumur Penduduk parameter
Residu Terlarut Fluorida merupakan salah satu parameter
kimia anorganik yang digunakan untuk menilai hasil
Residu terlarut merupakan parameter fisik pemantauan air bersih.
yang digunakan untuk menilai hasil pemantauan
Berdasarkan grafik di bawah nampak bahwa
kualitas air sumur .
kualitas air sumur penduduk Kab. Pamekasan, Kab.
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai Malang, Kab. Lamongan memiliki konsentrasi
residu terlarut tertinggi terdapat pada air sumur Fluorida tertinggi yakni 1 mg/l, namun masih di
rumah penduduk di kabupaten Bangkalan dan Kab.
bawah standar baku mutu yang telah ditentukan
Sampang yaitu 803 mg/l dan 790 mg/l tetapi masih oleh ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
memenuhi batas standar baku mutu yang No. 416 Tahun 1990 yaitu 1,5 mg/L.
ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Tahun 1990 yaitu 1500 mg/ L.
1,5
1
Parameter Khlorida
0,5
Khlorida merupakan salah satu parameter
kimia anorganik yang digunakan untuk menilai hasil 0
Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
II - 76
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Kualitas Air Bersih Sumber Air / Mata Air di - PT. Maspion Industrial Estate V, Jalan Raya
beberapa Kab./Kota di Jawa Timur berdasar hasil Manyar Sukomuluyo Kab. Gresik
pemantauan oleh BBTKL Surabaya pada Tahun 2015 - PT Graha Makmur Cipta Pratama Jl. Industri
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990. Lokasi - PT. Prospek Karya Tama, Sawo, Jetis, Kab.
Ngraket Kec. Balong Kab. Ponorogo Sumber mata - PT. Surya Adikumala Abadi Kab.
mata air Desa Ngancar Kec. Plaosan Kab. Magetan Sumur Lokasi Komersial :
Sumber mata air Desa Patokan Kec. Kraksaan Kab. - Tunjungan Plaza III Kota Surabaya
ProbolinggoSumber mata air Desa Sukorejo Kec. - Pertokoan Giant Rajawali Kota Surabaya
Gurah Kab. KediriSumber mata air Desa Tanjungsari - Hotel Country Heritage Kota Surabaya
Kec. Karangrejo, Kab. Tulungagung - Panty Jalan Lombok Kota Madiun
terlarut, Khlorida, Fluorida, Mangan, Nitrit, Sulfat, - RS dr. M. Soewandhie JL. Tambak Rejo 45 -
II - 77
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
0
1
1400
800
1000
0
400
600
1600
200
1200
PT. Prosam Plano
PT. Prosam Plano
PT.Vitapharm
PT.Vitapharm
PT. Jadi Abadi Corak Biscuit
PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT. Maspion Industrial Estate V, PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT Graha Makmur Cipta Pratama PT. Maspion Industrial…
PT. Prospek Karya Tama
PT. Surya Adikumala Abadi PT. Prospek Karya Tama
Tunjungan Plaza III
Pertokoan Giant Rajawali Tunjungan Plaza III
Hotel Country Heritage Pertokoan Giant Rajawali
Panty Jalan Lombok Hotel Country Heritage
RS dr. M. Soewandhie Panty Jalan Lombok
II - 78
350
450
50
150
300
400
100
0
250
200
Tahun 1990.
PT. Jadi Abadi Corak Biscuit
PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT. Maspion Industrial Estate V,
PT Graha Makmur Cipta Pratama
PT. Prospek Karya Tama
PT. Surya Adikumala Abadi
Konsentrasi Sulfat
TPA Talangagung
Grafik di atas adalah hasil pemantau kualitas
Kota Batu
Kota Surabaya
Kota Madiun
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan
Udara adalah campuran gas yang terdapat Kota Probolinggo
Kota Malang
pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, Kota Blitar
Kota Kediri
tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran Kab. Sumenep
Kab. Pamekasan
udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang
Kab. Sampang
menggerakan benda. Udara termasuk salah satu Kab. Bangkalan
Kab. Gresik
jenis sumber daya alam karena memiliki banyak Kab. Lamongan
Kab. Tuban
fungsi bagi makhluk hidup. Kab. Bojonegoro
Kab. Ngawi
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Kab. Magetan
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kab. Madiun
Kab. Nganjuk
Pengendalian pencemaran udara Udara ambien, Kab. Jombang
Kab. Mojokerto
bahwa yang dimaksud dengan udara ambien adalah Kab. Sidoarjo
Kab. Pasuruan
udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
Kab. Probolinggo
troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Kab. Situbondo
Kab. Bondowoso
Republik Indonesia yang dibutuhkan dan Kab. Banyuwangi
Kab. Jember
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup Kab. Lumajang
dan unsur lingkungan hidup lainnya. Sedangkan Kab. Malang
Kab. Kediri
yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah Kab. Blitar
Kab. Tulung agung
masukknya atau dimasukkannya zat energi dan/atau Kab. Trenggalek
Kab. Ponorogo
komponen lain ke dalam udara ambien oleh
Kab. Pacitan
manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00120,00
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara Indeks Tahun 2014 Indeks Tahun 2015
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Indeks kualitas udara Kab./Kota Tahun 2015
Nilai Indeks kualitas udara Jawa Timur Tahun
Dari grafik di atas tampak bahwa indeks
2015 sebesar 91,09 termasuk katagori unggul, lebih
kualitas udara Kab./Kota Tahun 2015 dibanding
bagus dibanding Tahun 2014 dengan nilai indeks
Tahun 2015 sebagian ada yang mengalami
90,09. Nilai indeks kualitas udara ini diperoleh dari
peningkatan tapi sebagian mengalami penurunan.
perhitungan hasil pemantauan kualitas udara
Kab. Malang, Kab. Tulungagung, Kab. Pacitan, Kab.
II - 79
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Tuban
Kota Blitar
Kab. Probolinggo
Kab. Gresik
Kab. Sidoarjo
Kab.Madiun
Kab.Ngawi
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jombang
Kota Probolinggo
Kab. Pacitan
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Mojokerto
Kota Surabaya
bulan April s/d Mei dan September s/d Oktober.
Parameter yang dipantau berjumlah 6 parameter,
meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida
(CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon (O3), PM10, Pemukiman
II - 80
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
15000
10000
5000
II - 81
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
250
0
parameter Ozon permukaan rata-rata pada
Kab. Pacitan
Kab. Sidoarjo
Kab.Ngawi
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab.Madiun
Kab. Sampang
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Probolinggo
Kab. Jombang
Kota Mojokerto
Kota Blitar
Kota Surabaya
Kab. Sumenep
Kota Probolinggo
Kab. Trenggalek
O3 10,00
Kualitas udara di Kab./Kota di seluruh Jawa
0,00
23:00
1:00
3:00
5:00
7:00
9:00
11:00
13:00
15:00
17:00
19:00
21:00
Timur untuk parameter Ozon menunjukkan hasil
memenuhi baku mutu kualitas udara ambien
Nasional yaitu 235 µg/Nm3 sesuai Peraturan
Grafik 2.60 Konsentrasi Ozon Rata-rata pada
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
ketinggian 5 meter di atas tanah setiap jam
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara dengan satuan ppbv
Udara ambien. Konsentrasi ozon puncak terjadi pada pukul
Kota Madiun memiliki konsentrasi tertinggi 13.00 WIB, sedangkan pada 01.00 s/d 07.00 WIB dan
untuk parameter Ozon di lalu lintas padat yaitu 105 21.00 s/d 23.00 WIB konsentrasi ozon rendah. Hal ini
µg/Nm3. dapat disimpulkan bahwa pada waktu tersebut
Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmosfer terjadi masukan bahan pencemar udara yang
Pasuruan menggunakan alat Ozone Monitor 106L berasal dari aktivitas transportasi dan industri yang
melakukan observasi yang dapat menghasilkan data pada umumnya terjadi di pagi hingga sore hari.
kualitas udara parameter ozon permukaan dan Konsentrasi Ozon Rata-rata pada
Ozon vertikal, suhu serta tekanan. ketinggian 5 meter di atas tanah selama 5 Tahun
terakhir dengan satuan ppbv seperti tampak pada
grafik di bawah ini.
II - 82
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 83
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sistem penerima data observasi ozon vertikal mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas
Konsentrasi Ozon total pada ketinggian manusia seperti industri, pembangkit tenaga
maksimum di lapisan stratospir dalam satuan listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
Dolbon Unit dari tahun 2006 s/d 2014 tampak pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang
sebagaimana grafik di bawah ini. dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin
hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum
berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5,6
merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan
alami seperti yang telah disepakati secara
internasional oleh badan dunia WMO ( World
Meteorological Organization ). Apabila pH air hujan
lebih rendah dari 5,6 maka hujan bersifat asam, atau
sering disebut dengan hujan asam dan apabila pH
air hujan lebih besar 5,6 maka hujan bersifat basa.
Grafik 2.62 Kualitas Air hujan untuk parameter pH
Dampak hujan yang bersifat asam dapat mengikis
Konsentrasi ozon vertikal dari tahun ke
bangunan/gedung atau bersifat korosif terhadap
tahun mengalami penurunan yang berarti bahwa
bahan bangunan, merusak kehidupan biota di
konsentrasi ozon di lapisan stratosfir semakin tipis
danau dan aliran sungai (Aryanti, 2004).
atau renggang. Konsentrasi ozon vertikal pada
Pemantauan kualitas air hujan secara ruitin
tahun 2006 sebesar 250 Dolbon Unit turun menjadi
dilakukan oleh Laboratorium Kualitas Udara BMKG
169,91 Dolbon Unit pada tahun 2014.
secara rutin setiap bulan, hasil pemantaun selama 3
tahun untuk parameter pH tampak seperti grafik di
b. Kualitas Air Hujan bawah ini.
Hujan asam disebabkan oleh belerang
(sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer
dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam
sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga
jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah
dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman.
Grafik 2.63 Kualitas Air hujan untuk parameter pH
Secara alami hujan asam dapat terjadi
akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,
II - 84
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Dari grafik di atas tampak bahwa kualitas air hujan - Jarak matahari : setiap perubahan jarak bumi
di Jawa Timur untuk parameter pH berada di bawah terhadap matahari memberikan variasi terhadap
batas nilai ambang batas yaitu 5,6 , maka dapat penerimaan energi matahari.
diartikan bahwa hujan di Jawa Timur bersifat asam - Intensitas radiasi matahari : besar kecilnya
dengan nilai pH antara 4,14 s/d 5,35. sudut datang sinar matahari pada permukaan
Hanya pada bulan Agustus tahun 2015 bumi, untuk sudut datang secara tegak lurus
terjadi hujan dengan pH di atas ambang batas 6,49 akan menghasilkan energi yang optimal
yang berarti hujan bersifat basa. dibandingkan dengan sudut datang miring.
Mengingat dampak hujan asam cukup - Panjang hari (sun duration) : jarak dan lama
serius terhadap keanekaragaman hayatai perairan antara matahari terbit dan tenggelam.
maka Jawa Timur melakukan upaya pengelolaan - Pengaruh atmosfer : sinar yang melalui
lingkungan melalui aksi dan kegiatan : atmosfer sebagian akan di absorbsi oleh
- Pengawasan industri melalui PROPER dan beberapa gas, debu dan uap air, tertutup
pengawasan rutin
awan atau hujan dan sisanya diteruskan ke
- Car Free Day hampir di setiap Kab./Kota,
diantarnya : Kota Surabaya, Kota Probolinggo, permukaan bumi.
Kota Kediri, dll.
Selain dari 4 faktor diatas tersebut
- Gerakan penanam satu Milyar pohon melalui
OBIT intensitas radiasi MTH dipengaruhi adanya
- Penghargaan Kalpataru bagi pelestari dan
intensitas hujan harian. Kandungan uap air
penyelamat lingkungan.
- Program Adiwiyata, dimana salah satu ketika turun hujan akan menutup cahaya MTH
indikatornya adalah perindangan sekolah.
yang masuk pada sensor radiasi.
Jawa Timur mendapat penghaargaan
Adiwiyata terbanyak se Indonesia.
- Program Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari
(Brseri), dengan salah satu indikator penilaian
penghijauan.
- Program Kota/Kabupaten Sehat, dengan salah
satu indikator penilaian penghijauan dan Hutan
Kota.
Radiasi Matahari
Radiasi matahari (MTH) merupakan
pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari,
Grafik 2.64 Radiasi Matahari Rata-rata selama 5 tahun
konsentrasi radiasi matahari memiliki aktivitas
tinggi ketika siang hari pada saat cuaca cerah Dari grafik Radiasi Matahari Rata-rata
(sekitar jam : 07:00 s/d jam 15:00 wib.) radiasi MTH selama 5 tahun terakhir di atas tampak bahwa dari
tersebut akan mengalami perubahan ketika tahun ke tahun paparan radiasi fluktuatif dari tahun
terhalang adanya awan atau hujan. Ada 4 faktor ke tahun, pada tahun 2011 paparan radiasi matahari
yang menyebabkan jumlah total radiasi yang paling tinggi pada pukul 12.00 WIB sebesar 84-,92
diterima dipermukaan bumi antara lain : W/m2, selanjutnya menurun pada tahun 2013
sebesar 775,28 W/m2, tetapi mengalami kenaikan
pada tahun 2015 sebesar 833,97 W/m2.
II - 85
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 86
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Berbagai pihak harus terus memberikan wonorejo memiliki melebihi baku mutu yang
dorongan kepada masyarakat untuk menjaga ditetapkan yaitu sebesar 98 mg/l dengan
kebersihan lingkungan pesisir, karenanya temperatur yang lebih panas yaitu 32 derajat.
dibutuhkan suatu gerakan yang melibatkan Parameter kekeruhan Berdasarkan pemantauan
seluruh unsur yang terkait dengan kehidupan oleh BBTKL Surabaya pada tahun 2015 fisik air
pesisir. laut yang meliputi warna, bau, kecerahan,
kekeruhan, minyak, TSS, sampah, temperatur
dan lapisan minyak, parameter kekeruhan yang
2.5. 1 Kualitas air laut
melebihi baku mutu air laut sesuai keputusan
Menteri Negara Mutu Air Laut terdapat di
beberapa titik lokasi pemantauan memiliki nilai
diatas baku mutu yang ditetapkan yaitu 5 NTU.
Berdasarkan pemantauan fisik air laut muara kali pengasapan pantai Kenjeran sebesar
yang meliputi warna, bau, kecerahan, 4,6 NTU, pantai ria berpasir sebesar 3,9 NTU
kekeruhan, minyak, , sampah, temperatur dan dan Kampung Nelayan hulu Buntung Waru Kab.
lapisan minyak masih memenuhi baku mutu Sidoarjo sebesar 3,5 NTU, kekeruhan
yang ditetapkan kecuali parameter Suhu, TSS disebabkan dari sedimentasi material yang
dan kekeruhan dibeberapa perairan belum terbawa oleh Sungai Brantas dan mengendap di
memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Selat Madura. Sedangkan kampung nelayan di
di pantai utara yang memiliki TSS paling tinggi Kec. Paciran Kab. Lamongan masih memenuhi
di kawasan wisata mangrove muara sungai baku mutu yang ditetapkan. Kekeruhan di
perairan industri paling tinggi di PLTU Paiton
II - 87
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
sebesar 3,76 NTU, Terminal lamong sebesar PCB, Detergen, Merkuri, Krom, Arsen, Kadmium,
3,42 NTU dan perairan PT. Windu blambangan Tembaga, Timbal, Seng dan Nikel masih sesuai
sebesar 3,5 belum memenuhi baku mutu yang dengan nilai baku mutu yang ditetapkan kecuali
ditetapkan. parameter PO4 dan NO3 dibeberapa tempat .
Perairan dengan konsentrasi NO3, di beberapa
titik seperti kawasan wisata bahari Wonorejo
sebesar 0,714 mg/l untuk parameter NO3-N dan
sebesar 0,313 mg/L untk parameter PO4-P.
pantai lombang sebesar 126 mg/l. 2.5.2 Luas dan Kondisi Terumbu Karang
Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur untuk sebagai pelindung pantai, habitat bagi ikan
parameter PH, Salinitas, DO, BODs, BOD, karang, mencari makan, memijah dan
Amonia Total,Sianida, Sulfida, Minyak, Pestisida, pembesaran bagi biota laut (Souhoka,2007).
II - 88
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Utara yang berbatasan dengan Laut Jawa Pulau Saor, dan Pulau Mamburit (Djojoprajitno
Utara Madura. Sedangkan di wilayah Selat Terumbu karang adalah salah satu ekosistem
Madura, terumbu karang dapat ditemui di laut yang paling terancam mengalami
sepanjang pantai selatan Jawa timur. Luasan kerusakan, padahal ekosistem ini memiliki
Terumbu Karang luasan terdapat di Kabupaten keunikan tersendiri untuk dijadikan sebagai
Sumenep seluas 40.676 HA. Koloni terumbu objek pariwisata bahari (Riyan, 2007).
karang ini berada di Kepulauan Kangean terdiri Dijadikannya ekosistem terumbu karang
dari beberapa pulau diantaranya Pulau sebagai tujuan ekowisata bahari, diharapkan
Sadulang Besar, Pulau Sadulang Kecil, Pulau dapat mengurangi dan menyelamatkannya dari
Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil, kerusakan akibat ulah manusia. Masyarakat
Pulau Sapeken, Pulau Sepanjang, Pulau Saubi, yang merasakan manfaat keberadaan terumbu
Pulau Paliat, Pulau Sepapan, Pulau Sasiil, Pulau karang dengan banyaknya wisatawan yang
Sepangkur, Pulau Sabuntan, Pulau Saebus, datang untuk menikmati keindahannya, di
II - 89
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
harapkan agar memunculkan kesadaran untuk Kecamatan Jenu sedangkan cakupan terumbu
melindungi dan melestarikannya. karang yang baik antara 0-10% dari luasan
Luasan Terumbu karang dengan luasan kedua tutupan terumbu karang berada di di Ds.
berada di Kab. Banyuwangi seluas 26404 Ha Bungah Gresik, Ds. Tirtoyudo Kab. Malang, Ds.
dan Kab. Blitar seluas 11998,14 Ha. Sedangkan Kalidawir Kab. Tulungagung dan Ds. Pringkuku
berdasarkan pantauan hasil pencitraan UNEP, Pacitan. Kondisi terumbu karang dengan
luasan habitat terumbu karang terbesar di kerusakan terparah berada di Kab. Gresik yang
II - 90
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 91
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Timur terdapat dua cekungan yang mempunyai tahun 2015 tingkat kerusakan turun menjadi
tatanan stratigrafi yang berbeda yaitu 10 % .
Cekungan Kendeng dan Cekungan Rembang Gamb. 2.71 Kerusakan lamun di Sumenep madura
II - 92
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 93
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di Timur dari 22 Kab/kota, luasan hutan
kawasan pesisir mencapai 1.075.646 KK mangrove dengan luasan terluas berada Di Kab.
menyebabkan tekanan terhadap ekosistem Bangkalan seluas 2165,71 Ha dilanjutkan Kab.
mangrove yang ada. Sebagaimana yang terjadi Banyuwangi seluas 1781,5 Ha dan Kota
di pesisir Pantai Jawa Timur . Kondisi Surabaya seluas 1058,48 Ha. sedangkan jika
kesehatan ekosistem mangrove secara dilihat menurut baku mutu kerusakan mangrove
keseluruhan, dapat mempengaruhi kondisi kriteria rusak berada di Kab. Tulungagung dan
dua ekosistem lainnya di kawasan pesisir, Kab. Lumajang. Habitat mangrove dengan
yaitu lamun dan terumbu karang. Secara kerapatan tinggi berada di Kab. Jember.
Prosentase Tutupan dan Kerapatan
Mangrove di Pantura
II - 94
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 95
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Menurut data dari BKSDA Jawa Timur yang meliputi Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
(2009), di sepanjang pesisir Selat Madura Pasuruan dan sebagian Probolinggo, karena
terdapat kurang lebih 25 jenis tumbuhan transport sedimen yang cukup besar dari Sungai
mangrove. Tumbuhan yang ditemukan sebagian yang bermuara disepanjang pantai tersebut
besar merupakan jenis bakau dan api-api, lambat laun daerah tersebut membentuk tanah
kedua golongan ini paling umum dijumpai dan yang terus maju kelaut (tanah oloran), hal ini
dikenal masyarakat pesisir karena selain tumbuh semakin dipercepat dengan pantai yang landai
alami di tepi pantai jenis ini ditanam masyarakat dengan ombak yang tenang.
ditepi-tepi tambak tradisional yang difungsikan Hasil pengamatan UNEP Bentangan mangrove
sebagai penahan pematang tambak agar tidak terpanajang di pesisir kab. Bangkalan antara
longsor. Sebagian lagi ditanam ditengah tambak 249,53 Km .
untuk mengundang kawanan burung untuk
bersarang dipohon. Oleh karena itu sebagian
besar petambak di daerah Ujung Pangkah
Gresik, Sememi (Surabaya) dan Curah sawo
(Probolinggo) merasakan manfaat keberadaan
burung tersebut karena menurut mereka
kotoran burung berpengaruh pada produksi ikan
yang mereka panen.
II - 96
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Gamb.2.79 Bentangan kawasan mangrove berdasarkan UNEP-MCWC Luas hutan mangrove, dengan kerapatan
Kondisi mangrove di wilayah Pantai pantura paling tinggi berada di Kabupaten Banyuwangi .
kerusakan terbesar di Kab . Sidoarjo terutama Berdasarkan baku muku penentuan kerusakan
paling luas berada di Jabon Kab. Sidoarjo seluas mangrove peraturan Menteri LH No. 201 tahun
236,34 Ha sedangkan kerusakan paling kecil 2004, kondisi hutan mangrove di pulau madura,
berada di wilayah Bancar seluas 0,04 Ha, kerusakan paling luas berada di Gapura Kab.
kondisi mangrove dalam kondisi baik berada di Sumenep seluas 52,7 Ha sedangkan tingkat
Sukolilo Surabaya seluas 132,31 Ha, sedangkan kerusakan paling kecil berada di Labang Kab.
Gamb.2.80 kondisi mangrove di Pantai utara Jawa Timur Kondisi mangrove dalam kondisi baik berada
Gapura dan Kalianget dengan masing luasan
sebesar 44,33 da 46,19 Ha.
II - 97
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Luasan mangrove terkecil berada di socah Kab. Seluas 11039,81 Ha, Habitat mangrove kondisi
Bangkalan seluas 0,18 Ha. Sedangkan habitat sedang di Pesanggaran seluas 5506,7 Ha,
mangrove dalam kondisi sedang berada di Tempurejo Kab. Jember seluas 5787,25 Ha dan
Klampis Kab. Bangkalan dan Pademawu Kab. Sumbermanjing Kab. Malang seluas 2064,8 Ha
Pamekasan. Gamb.2.81 kondisi mangrove di Madura
II - 98
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Potensi sumberdaya alam yang dimiliki pada Rencana Strategis Tahun 2014 – 2019 dengan
kawasan pesisir dan laut Jawa Timur, bila visi “Jawa Timur penghasil produk perikanan
dikelola dengan perencanaan yang baik akan dan kelautan yang berdaya saing dan
Respon pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Pengawasan dialokasikan anggaran sebesar Rp.
pengelolaan pesisir dan laut telah membuat 10.600.000.000. Target yang ingin dicapai
Peraturan daerah provinsi jawa timur nomor 6 melalui meningkatnya pemulihan dan
tahun 2012 tentang pengelolaan dan rencana perlindungan wilayah pesisir dengan Persentase
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil penurunan tingkat kerusakan ekosistem
tahun 2012 – 2032 yang merupakan penjabaran mangrove sebesar 0,02 % dan Persentase
dari rencana tata ruang wilayah nasional, penurunan tingkat kerusakan ekosistem
kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah terumbu karang 0,002 %.[]
II - 99
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 100
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
tercatat pada bulan Juni dan Oktober 2015 Berdasarkan hasil pengukuran terhadap
yaitu pada musim kemarau. Jumlah curah kualitas air hujan, didapatkan kualitas air
hujan kembali mengalami peningkatan pada
hujan berdasarkan parameter yang diukur.
bulan November hingga Desember 2015.
Nilai rata-rata bulanan derajat keasaman (pH)
(Tabel SD. 22. Curah Hujan Rata-rata
sampel air hujan di Stasiun Meteorologi
bulanan).
Juanda pada tahun 2015berkisar antara 4,68
hingga 6,49. Nilai pH minimum 4,68 terukur
pada sampel air hujan bulan Mei2015,
sedangkan nilai pH maksimum 6,49 terukur
pada sampel air hujan Agustus 2015 seperti
yang disajikan pada grafik pH. Nilai daya
hantar listrik sampel air hujan berkisar antara
5.02mhos/cm yang tercatat pada bulan
Agustus2015 hingga 30,12 mhos/cm yang
terukur pada bulan Februari2015 seperti yang
ditampilkan pada grafik 7. Nilai derajat
keasaman dan konduktivitas air hujan
dipengaruhi juga oleh konsentrasi ion-ion
Gamb.2.84 Jumlah curah hujan bulanan 2015 yang terlarut dalam air hujan dan besarnya
Banyaknya hari hujan tertinggi tercatat curah hujan.
di Kabupaten Ngawi pada bulan Mei 2015
Rata-rata bulanan pH sampel hujan Stamet
sebesar 31 hari hujan, dilanjutkan Kabupaten
Juanda 2015.
Pasuruan dengan 28 hari hujan pada bulan
Maret 2015 dan 27 hari hujan di kabupaten
Magetan hujan pada bulan Februari 2015.
Kabupaten Tuban memiliki jumlah hari hujan
terendah selama tahun 2015 (Tabel SD.22A.
Jumlah hari hujan bulanan).
II - 101
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Anion yang dianalisa pada sampel air hujan Keasaman pada air hujan dipicu oleh
Stasiun Meteorologi Juanda antara lain adalah beberapa jenis gas di antaranya SO2 dan NO2
ion Cl-, SO42- dan ion NO3- (grafik 8). Di antara yang berasal dari pembakaran bahan bakar
ketiga anion tersebut, ion SO42- memiliki fosil. SO2 dan NO2 ini di udara akan
konsentrasi yang paling besar. Konsentrasi mengalami oksidasi kemudian terlarut dalam
Ion SO42- berkisar antara 2,13 mg/L hingga air hujan dan terionisasi menjadi ion SO42-
94,76 mg/L, konsentrasi ion NO3- berkisar dan NO3-. Apabila konsentrasi SO2 dan NO2 di
antara 1,02 mg/L hingga 35,31 mg/L; udara sangat tinggi dapat menyebabkan pH
sedangkan konsentrasi ion Cl -berkisar antara air hujan rendah dengan nilai di bawah 5
0,48 mg/L hingga 3,11 mg/L. yang disebut dengan hujan asam.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tutupan lahan merupakan indikasi perubahan iklim akibat
dan vegetasi yang ada di wilayah pesisir pemanasan global.
berkontribusi terhadap temperatur udara. Gamb.2.90 Rata-rata temperatur bulanan tahun 2001-2015
II - 103
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
2.7. BENCANA ALAM Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian, luasan wilayah
Kondisi perubahan lingkungan sangat terkait yang terendam akibat banjir di Jawa Timur mencapai
dengan adanya perubahan iklim, saat ini yang tidak 1.465.751,12 Ha meningkat dari tahun 2014 sebesar
menentu. Beberapa dekade terakhir ini menunjukkan 12.880,97 Ha. Walaupun tidak ada korban meninggal,
bahwa ternyata makin panasnya suhu bumi dan Kabupaten Jombang merupakan satu satunya dengan
berubahnya sistem iklim berakibat terjadinya bencana jumlah pengungsi akibat banjir sebanyak 1069 jiwa.
alam . Bencana Alam yang diakibatkan oleh peristiwa Kejadian bencana alam banjir pada tahun 2015 ini
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam kerugian yang dialami lebih kecil dari tahun
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung sebelumnya , pada tahun 2014 banjir menimbulkan
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah kerugian sebesar Rp 104.669.074.500,00 turun menjadi
Gamb.2.92 Area terendam, Korban dan kerugian Kabupaten Jombang sebesar Rp 5.602.080.000,00
kemudian Kabupaten Lamongan Rp 22.040.815.000,00.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana
Selain kerugian, banjir juga menyebabkan kerusakan
Daerah dan SLHD Kab/kota tahun 2015 kejadian
infrastruktur pemukiman. Pada tahun 2015 jumlah
II - 104
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
rumah yang tergenang atau rusak sebanyak 1259 unit. Dander dan Malo yang mencakup wilayah Desa
Jumlah terbanyak berada di Desa Paowan Kec. Banjarejo, Desa Wengkal, Sambikerep, Desa Klagen,
Panarukan Kab. Situbondo sebanyak 468 unit. dan Desa Musirlor sedangkan kejadian Puting beliung
paling sering terjadi di Kab. Bojonegoro dengan
kejadian sebanyak 16 kali terutama terjadi di Kec.
Kapas, Bojonegoro dan Dander yang mencakup
wilayah Desa Dander, Growok, Sumberarum, Kunci dan
desa Prayungan, Desa Wedi, desa Mojodeso.
Kabupaten/kota yang tidak mengalami kejadian banjir
dan puting beliung adalah Kota Malang, Kota
Mojokerto dan Kota Surabaya .
Gamb. 2.93 Kerusakan infrastruktur akibat banjir
II - 105
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 106
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
paling sedikit mengelami kekeringan berada di Kab Jumlah penduduk yang mengalami dampak bencana
Lumajang sebanyak 4 Dusun. Jika dilihat dampak kekeringan berdasarkan data Dinas esdm Prov. Jatiam
kekeringan menurut desa data dari Badan dalam ESDM dalam angka 2014 sebanyak 887. 991
Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim kepala keluarga dari 3.290.959 Jiwa penduduk.
menunjukan jumlah yang semakin menurun, Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air
penurunan jumlah desa terdampak berada di Kab. yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk
Pacitan dari jumlah desa terdampak pada tahun 2014 kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
sebanyak 48 turun menjadi 28 desa pada tahun 2015 . lingkungan. Kekeringan bisa disebabkan karena
Dampak kekeringan mengalami kenaikan di wilayah Kekeringan Alamiah berkaitan dengan curah hujan di
Kabupaten Bojonegoro dari jumlah 59 pada tahun bawah normal dalam satu musim. Kekeringan juga
menjadi 74 desa di tahun 2015. disebabkan faktor hidrologis berkaitan dengan
II - 107
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Gamb.2.98 Desa terdampak kekeringan menurut sumber air menimbulkan korban meninggal sebanyak 12 Jiwa.
Daerah yang mempunyai kalsifikasi kering kritis paling Korban sebanyak 7 orang terjadi di kawasan Gunung
banyak dialami kabupaten Sampang sebanyak 46 desa Lawu Kab. Magetan. Bencana Kebakaran juga
dan trenggalek dan probolinggo sebanyak 40 Desa dan terpantau d wilayah permukiman, bangunan/ lahan
sedangkan daerah kering langka dengan sumber air < kosong dan tempat usaha lainnya yang telah
II - 108
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
terbakar hingga menimbulkan reaksi oksidasi yang Jawa Timur menetapkan batas toleransi maksimum
dapat yang dapat menimbulkan kebakaran yang luas kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Jawa
menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan Timur berdasarkan PK tahun 2015 (draft dari Direktorat
kematian. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam PKH) yaitu 2.679 Ha. Berdasarkan Surat Direktorat
Jawa Timur memantau sepanjang tahun 2015 telah Pengendalian Kebakaran Hutan Nomor: S.79/PKH-
terjadi kebakaran hutan di kawasan konservasi yang 1/2015 tanggal 14 April 2015 batas toleransi maksimum
dikelola . Luasan kebakaran yang terjadi di kawasan luas kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Jawa Timur
konservasi mencapaia total luas 67,554 Ha. 267.908 Ha. Sepanjang tahun 2015, luas kebakaran
hutan di kawasan konservasi BBKSDA Jawa Timur
seluas 67,554 Ha.
Dengan demikian
terjadi penurunan
kebakaran hutan seluas
2.611,446 Ha dari batas
toleransi maksimum
atau (97,48%). Target
IKK tahun 2015 adalah
penurunan luas
II - 109
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
kinerja tersebut karena BBKSDA Jawa Timur Bencana longsor juga menyebabkan hilangnya modal
melaksanakan antisipasi bahaya kebakaran hutan, kerja berupa alat transportasi maupun dan alat
antara lain patrol kebakaran, apel siaga kebakaran, produksi perkebunan. Hasil pantauan BNPB juga
dan penanganan kebakaran hutan. menunjukan kejadian bencana terjadi sejak bulan
Januari hingga Bulan April 2015, dengan kejadian
terbanyak di Kab. Pasuruan pada bulan Januari hingga
2.7.4 Bencana tanah Longsor/Gempa bumi, Kerusakan
Februari.
dan Kerugian.
Kejadian bencana lainnya di Jawa Timur adalah Data tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan
Tanah Longsor. Kejadian tanah Longsor menurut Gempa bumi, Kerusakan, Kerugian dari BPBD Prov.
kabupaten/ kota tahun 2015 menunjukan kejadian Jatim dan SLHD Kab/kota tahun 2014 menunjukan
tanah longsor telah mengakibatkan kerugian sebesar jumlah kerugian akibat tanah longsor tahun 2014
Rp 15.636.298.613,00 kerugian ini menurun jika sebesar Rp 39.878.908.613,00 sangat jauh
dibandingkan kerugian pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan kerugian pada tahun 2013. Kerugian
39.878.908.613,00. paling besar di Kabupaten Jombang yang mencapai Rp
Kabupaten Gresik merupakan wilayah dengan 14.608.010.000,00 dan Korban meninggal sebanyak 12
kejadian tanah longsor dengan korban yang paling jiwa. Luasan longsor tercatat hanya di Kabupaten
banyak yaitu 460 Jiwa. Seperti tahun sebelumnya Gresik seluas 460 Ha.
II - 110
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Beberapa wilayah di jawa timur yang berada di jalur api daerah kerentanan longsor dengan jumlah titik
gugusan berapa gunung api rentan terhadap terbanyak yaitu 11 kecamatan di Ponorogo dan 10
pergerakan lempeng patahan yang dapat Kecamatan di Trenggalek dengan kerentanan
menggerakan tanah yang memicu kejadian longsor. menengah tinggi sedangkan daerah kerentanan
Tanah longsor terjadi karena oleh adanya gerakan longsor menengah dengan jumlah titik terbanyak yaitu
tanah akibat dari bergeraknya massa tanah atau Kab. Malang sejumlah 7 kecamatan. Desa- desa di Jawa
batuan yang bergerak disepanjang lereng atau luar Timur yang mempunyai kerentanan menengah tinggi
lereng yang disebabkan faktor gravitasi. Kondisi terhadap longsor paling banyak berada di wilayah
alamiah juga disebabkan oleh kerusakan lingkungan kabupaten trenggalek sebanyak 60 desa dan
karena perubahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan Probolinggo sebanyak 45 desa.
yang tidak bervegetasi pada akhirnya menyebabkan
kerawanan dan frekuensi terjadinya longsor. Data
ESDM dalam angka Prov. Jatim menunjukan bahwa
daerah-daerah di Jawa Timur yang mempunyai sudut
lereng terjal, jenis tanah bertekstur halus dengan
ketebalan lebih dari 1 meter serta curah hujan yang
cukup tinggi dan pada daerah dengan penutup
vegetasi jarang atau gundul dapat berpotensi
Gamb.2. 104. desa rentan longsor menengah tinggi
terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor.
Kejadian tanah longsor banyak terjadi antara bulan
januari hingga maret dengan frekuensi kejadian Tanah
longsor paling banyak berada di Kab. Malang.
II - 111
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Peningkatan kejadian bencana menjadi momentum Masyarakat Jawa Timur Tangguh Bencana” kemudian
upaya pengurangan resiko bencana. Menurut UU menjabarkan dalam misi “Mewujudkan Sistem
No.24 tahu2007 dan Perka BNPB No.4 tahun 2008 Penanggulangan Bencana bagi Masyarakat Jawa
menyebutkan fase penanggulangan bencana dimulai Timur yang Mandiri”. Beberapa indikator kinerja dalam
pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat mencapai sasaran strategis menurunnya resiko
dan pemulihan. Rangkaian peristiwa yang mengancam bencana di Jawa Timur melalui target sebesar 1,92 %
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan dan pemanasangan teknologi Early Warning System di
masyarakat disebabkan oleh bencana mengakibatkan daerah bencana sebesar 17,21 %. Pada kurun waktu
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, 2009-2014 telah terbentuk 14 Desa Tangguh Bencana,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. dengan terbanyak di pacitan dan Banyuwangi
Berdasarkan pengamatan selama ini, pengelolaan sedangkan Kota Batu, kab. Probolinggo, Kab. jember,
bencana lebih banyak melakukan kegiatan pasca Kab. lumajang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab.
bencana berupa emergency response dan recovery Tulungagung, Kab. Lamongan, Kab. Trenggalek dan
daripada disaster preparedness. Padahal, apabila kita Kab. Bojonegoro masing-masing 1 desa tangguh
memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan bencana sudah terbentuk. Early Warning System
sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi sebagai tanda peringatan dini kejadian bencana telah
bahaya / kerugian (damages) yang mungkin timbul terpasang 63 titik, terbanyak 47 titik tanah longsor,
ketika bencana. Sebelum bencana kembali terjadi BPN selanjutnya banjir 4 titik, gunung api 7 titik dan
Provinsi Jawa Timur memetakan peta kerawanan tsunami 5 titik. Kerentanan wilayah terhadap bencana
longsor berdasarkan luasan ,seperti grafik dibawah ini. memerlukan kapasitas, ketahanan daerah dan
Gamb.2. 106. Wilayah aman agak dan rawan longsor di Jawa Timur kebijakan-kebijakan yang meperhatikan daya dukung
Respon kebijakan yang diambil Badan Penanggulangan dan daya tampung lingkungan sebagai upaya
II - 112
BAB III
TEKANAN
TERHADAP
LINGKUNGAN
BAB III
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
71
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
III- 114
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
yang tersedia dialihfungsikan sebagai tempat Wilayah Provinsi Jawa Timur dengan
perumahan bagi warga kota Surabaya. luas wilayah 46428,66 Km terdiri dari wilayah
kebutuhan jumlah rumah yang besar tentu adinistrasi 38 Kabupaten/kota; 664 Kecamatan
akan berimplikasi pada penggunaan lahan ; 7,721 Desa dan 781 Kelurahan. Dimana
kosong yang seharunya dimanfaatkan sebagai kecamatan terbanyak di Kab. Malang sebanyak
paru-paru kota seperti RTH (Ruang Terbuka 33 Kecamatan sedangkan desa terbanyak
Hijau). Di sisi lain, ketersediaan lahan di Kota berada di Kab. Lamongan sebanyak 460 Desa
Surabaya cenderung tetap dan terbatas, sedangkan jumlah kelurahan terbanyak berada
sehingga alternatif yang dijadikan dalam di Kota Surabaya sebanyak 160 Kelurahan.
pengadaan perumahan baru adalah
mengkonversi lahan baru pada daerah
pinggiran kota. Konversi lahan tersebut dikenal
dengan istilah urban sprawl. Urban sprawl
mendorong konversi lahan pinggiran
perkotaan menjadi peruntukan lahan dengan
fungsi perkotaan. (Northam dalam Firman,
Gamb. Wilayah administrasi di Jawa Timur
1997). Oleh karen itu, dengan melihat
fenomena permasalahan penduduk yang Gamb. 3.2 Wilayah administrasi di Jawa Timur
III- 115
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
memasuki umur reproduksi. Apabila tidak penduduk di jawa Timur dari tahun 2012
dipersiapkan dengan baik remaja sangat hingga 2014 mengalami penurunan dari 30,61
berisiko terhadap perilaku seksual pranikah. pada tahun 2012 turun menjadi 28,34 di tahun
sehingga akan mengakibatkan LPP yang 2014.
sangat tinggi untuk beberapa tahun ke depan. Gamb. 3.4 Jumlah Wanita Usia Subur dan Balita
Jumlah penduduk di jawa timur Timur pada tahun 2011 hingga 2014 selalu
berdasarkan jumlah penduduk laki-laki dan meningkat pada tahun 2014 dengan sex ratio
penduduk laki-laki sebanyak 19.172.610 Jiwa. Bila dilihat dari Jumlah wanita kawin,
wanita kawin di Jawa Timur sebanyak 280.
479 Jiwa sedangkan jika dilihat berdasarkan
umur usia kawin pertama < 20 tahun
sebanyak 20 % dari jumlah usia wanita kawin
pertama. Sedangkan usia wanita kawin pada
usia antara usia 21-25 tahun sebanyak 49 %
sedangkan 11 % lainnya usia wanita kawin >
30 Tahun. Pernikahan usia wanita kawin < 20
Penduduk perempuan
tahun, banyak terjadi di Kab.
Malang sebanyak 7.754 Jiwa.
Sedangkan usia wanita kawin usia
21-25 banyak di Kab. Sidoarjo
sebanyak 9.542 Jiwa. Usia kawin >
30 tahun banyak terjadi Surabaya
sebanyak 1.790 Jiwa.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di lebih dari 30 tahun. Pasangan usia subur <20
Provinsi Jawa Timur sebanyak 8.215.650 tahun terbanyak di Kab. Jember sebanyak
Pasangan. Jika dilihat berdasarkan usia kawin 46.008 Jiwa atau sebesar 8,58 % PUS di Kab.
pertama < 20 tahun sebanyak 4 %. Jember sedangkan usia antara 21-29
terbanyak di Kab. Jember sebanyak 200.707
Pasangan atau 37,44 % PUS di Kab. Jember .
Usia lebih dari 30 tahun banyak di Kab. Gresik
sebanyak 332.456 Jiwa.
III- 119
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh sumber daya kelautan dan pesisir sangat
nelayan, pembudidaya ikan danorganisme laut tergantung dengan sarana dan prasarana
lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, pesisir, sebanyak 85 % tanpa perahu, dan 12
supplier faktor sarana produksi perikanan. % perahu tanpa motor. Penduduk dengan
Namun untuk lebih operasional, definisi perangkat perahu tanpa motor banyak
populasi masyarakat pesisir yang luas ini tidak terdapat di Kab. Tulungagung sebesar 828
seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan rumah tangga sedangkan yang tidak punya
pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan perahu terbesar juga di kab. Banyuwangi
serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok sebesar 3.253 rumah tangga.
ini secara langsung mengusahakan dan Gamb. 3.14 Rumah tangga perusahaan menurut alat penangkap
III- 120
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Kondisi lingkungan laut di kawasan pantai dari Rata-rata Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur
Surabaya hingga ke wilayah perbatasan Jawa tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 3,28
Tengah dampak kerusakannya sudah sangat persen dibanding tahun 2013 yaitu dari 103,16
terasa sekali karena berpengaruh langsung menjadi 106,54. Kenaikan tersebut disebabkan
terhadap penurunan hasil tangkapan para karena kenaikan indeks harga yang diterima
nelayan, utamanya yang masih mengandalkan nelayan (10,90 persen) lebih besar dari
alat tangkap tradisional. Akselerasi kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan
pertumbuhan industri di kawasan daratan dan (7,40 persen). Hal ini menunjukkan bahwa
pesisir Pantai Utara telah mengakibatkan rata-rata nilai tukar produk perikanan tangkap
gundulnya hutan mangrove disekitarnya. terhadap barang konsumsi rumah tangga
Ditambah pula pembangunan pelabuhan nelayan dan biaya produksi tahun
industri terpadu, dan tempat tempat wisata 2014,secara umum masih lebih tinggi
tepi pantai di Kabupaten Gresik, Lamongan dibanding tahun 2013.
dan Tuban banyak mengahasilkan limbah
buangan yang mengakibatkan, pendangkalan
sungai, sendimen laut dan semakin rusaknya
ekosistem pesisir. Pada tahun 1970an
kawasan Pantai utara Jawa Timur merupakan
belantara mangrove yang menyimpan
keanekaragaman hayati tinggi, hal ini terbukti
dengan digunakannya daerah ini sebagai
daerah persinggahan burung pengembara
Gambar diatas menunjukkan bahwa selama
(migran) yang berasal dari benua eropa
tahun 2014, NTN Jawa Timur selalu lebih
menuju Australia, tempat tinggal dari puluhan
tinggi dibanding dengan bulan yang sama
jenis burung air diantaranya kuntul (Egretta
tahun 2013. Jika dilihat besarnya perubahan
alba), Bangau Tongtong (Leptoptilos
di tahun 2014, kenaikan NTN terbesar terjadi
javanicus), Belibis kembang (Dendrocygna
pada bulan Juli sebesar 1,79 persen karena
arquata), Pecuk ular (Anhinga melanogaster),
indeks harga yang diterima nelayan pada
dan jenis burung air lainnya (Balai Besar KSDA
bulan yang sama mengalami kenaikan
Jawa Timur, 2014). Pada tempat tempat
sebesar 2,23 persen sedangkan indeks harga
tertentu di Pantura Jawa Timur dengan kondisi
yang dibayar nelayan hanya naik sebesar
hutan mangrove yang masih dalam keadaan
0,43 persen. Penurunan NTN terbesar terjadi
baik tentunya wilayah pantai tempat tersebut
pada bulan November sebesar 4,15
memiliki nilai estetika yang dapat dijadikan
persen karena indeks harga yang
daya tarik tersendiri dan dapat diatur menjadi
diterima nelayan mengalami penurunan
kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan
sebesar 0,72 persen sedangkan indeks
sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa
harga yang dibayar nelayan mengalami
wisata alam atau bentuk lainnya.
kenaikan sebesar 3,58 persen.[]
III- 121
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan sekitar 16 %. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Berdasarkan Tingkatan Pendidikan berjumlah 6.040.455 orang atau sekitar 15 %.
Sedangkan D3 berjumlah 521.167 orang atau
sekitar 1%, S1 berjumlah 1.690.501 orang atau
sekitar 4%, S2 berjumlah 1.333.884 orang atau
sekitar 4%, dan S3 berjumlah 74.236 orang.
III - 122
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Jumlah
Rumah Jumlah Rumah
Tangga
Miskin Tangga Miskin
11%
III - 123
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Kota Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan
Kab. Bondowoso
Kab. Bangkalan
Kab. Mojokerto
Kota Blitar
Rumah Tak
peremp 44%
Layak Huni
uan
(RTLH)
56%
Saat Ini
Gamb.3.19 rumah tak layak huni di Jawa Timur Gamb.3.20 Jumlah Pengemis
Kemiskinan tidak bisa diidentikan Prosentase Jenis Kelamin Pengemis di Jatim
dengan ketidak mampuan ekonomi tetapi juga Pengemis dan pemulung yang berada di
berkaitan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan daerah perkotaan umumnya merupakan urban
pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air dari daerah pedesaan yang hijrah ke kota untuk
bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan mencari nafkah tanpa memiliki kemampuan
lingkungan hidup, dan rasa aman dari perlakuan khusus.
atau ancaman kekerasan.
Kemiskinan dapat disebabkan karena
keterbatasan faktor-faktor geografis
(daerahnya terpencil atau terisolasi, dan
terbatasanya prasarana dan sarana), ekologi
(keadaan sumber daya tanah/lahan, dan air
serta cuaca yang tidak mendukung), teknologi
(kesederhanaan sistem teknologi untuk
berproduksi), dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi dibandingkan dengan tingkat
penghasilannya.
Mata pencaharian rumah tangga miskin
Rumah penduduk di kabupaten probolinggo
di Jawa Timur umumnya adalah pemulung dan
pengemis. Pemulung adalah orang yang Selain identik dengan rumah tak layak
mempunyai pekerjaan utama sebagai huni, kemiskinan merupakan salah satu
pengumpul barang-barang bekas untuk indikator mendasar dari daerah tertinggal.
mendukung kehidupannya sehari-hari, yang Selain kemiskinan indikator lainnya adalah
tidak mempunyai kewajiban formal dan tidak sumber daya manusia yang rendah,
terdaftar di unit administrasi pemerintahan. prasarana/infrastruktur, kemampuan / kekuatan
Menurut data tahun 2015, jumlah pemulung di keuangan daerah yang terbatas, aksesibilitas
Jawa Timur sebanyak 3.279 dengan rincian untuk mencapai pusat-pusat pelayanan dasar
pemulung laki-laki sebanyak 68% dan pemulung yang minim, serta karakteristik daerah
perempuan sebanyak 32%. Jumlah pemulung yangrawan konflik sosial dan bencana alam.
terbanyak terdapat di Kab. Blitar kemudian di Data tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah
Kabupaten Banyuwangi. penduduk di daerah tertinggal dan terpencil di
Definisi pengemis berdasarkan Jawa Timur sebanyak 9.110 jiwa yang terdiri dari
Peraturan Pemerintah no. 31 tahun 1980 adalah 5.869 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.420
orang-orang yang mendapatkan penghasilan jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah
dengan minta-minta di muka umum dengan penduduk daerah tertinggal dan terpencil
berbagai cara dan alasan untuk mengharap terbanyak berada di Kabupaten Bondowoso
belas kasihan orang lain. Jumlah pengemis pada yaitu sebanyak 5.829 jiwa. Data penduduk di
tahun 2015 sebanyak 3.645 yang terdiri dari 56% daerah tertinggal dan terpencil dapat dilihat
pengemis perempuan dan 44% pengemis laki- pada tabel SE-1C buku data SLHD Prov. Jatim
laki. Jumlah pengemis terbanyak terdapat di tahun 2015.
III - 124
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
III - 125
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
III - 126
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Keempat faktor tersebut terdiri dari diikuti penyakit berbasis lingkungan lainnya
faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor seperti Demam Berdarah, Kusta PB+MB, HIV,
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), AIDS, Campak, Malaria, Dipteri, dan Kasus AFP
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan (non Polio).
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi Grafik Jenis Penyakit Utama Yang Diderita
yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan Penduduk
derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor
tersebut faktor perilaku manusia merupakan
faktor determinan yang paling besardan paling Berdasarkan data tabel DS-2A bahwa berapa
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor penyakit berbasis lingkungan seperti diare,
lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor malaria, TBC, demam berdarah dan sebagainya
perilaku yang lebih dominan dibandingkan masih mendominasi sehingga diperlukan
dengan faktor lingkungan karena lingkungan perhatian khusus baik peran aktif tenaga
hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan masyarakat maupun perlunya
perilaku masyarakat. kegiatan atau program yang dapat mendukung
upaya-upaya penurunan baik jumlah kasus
maupun jumlah kejadian akibat menurunya
kualitas lingkungan.
Berdasarkan evaluasi kasus diare
selama tahun 2012-2014, terjadi penurunan kasus
diare. Keberhasilan tersebut tak lepas dari
upaya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
melakukan preventif seperti melalui pendidikan,
penyebaran informasi atau penyuluhan kepada
masyarakat melalui program promosi
kesehatan, berbagai sumber media, juga
melakukan upaya kuratif (pelayanan kesehatan
Penanganan pasien diare
Penyakit utama yang diderita penduduk dasar) dengan melibatkan kader. Upaya ini
yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan dilakukan guna mendukung pelayanan
faktor perilaku. Berdasarkan data Dinas penderita diare seperti penggunaan rehidrasi
Kesehatan Provinsi Jawa Timur hingga oral, pemberian oralit juga pemberian tablet
September tahun 2015, penyakit terbanyak zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut.
adalah Diare. Penyakit diare masih merupakan Tatalaksana penderita diare di tingkat rumah
penyakit dengan prosentase terbesar yaitu tangga juga dilakukan yang diharapkan dapat
sebesar 82% (717.200 kasus), disusul Pneumonia mencegah terjadinya dehidrasi berat, yang bisa
Balita sebesar 8% (66.943 kasus) dan TB Paru berakibat kematian.
(Tuberculosis Paru) 3 persen (16.700 kasus), TB Upayapreventif lainnya yang ikut
Paru BTA (+) 3% (24.628 kasus) selanjutnya berperan guna mendukung penurunan angka
III - 127
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
kejadian diare di Jawa Timur adalah rumah sakit yang inceneratornya dapat
meningkatkan peran serta dan kesadaran berfungsi dengan baik dan hanya 10% saja yang
masyarakat untuk tidak buang air besar memiliki ijin operasional incinerator. Apabila
sembarangan (BABS) melalui Program Sanitasi rumah sakit tidak memiliki incenarator, rumah
Total Berbasis Masyarakat (STBM) diharapkan sakit tersebut dapat mengelola limbah B3
pada tahun 2015 Jawa Timur sudah Bebas Buang dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Dari 130
Air Sembarangan (Open Defication Free). rumnah sakit 52% mengelolakan limbahnya
melalui jasa pihak ketiga.
Limbah Rumah Sakit
3. 4. PERTANIAN
diusahakan dalam perkebunan diantaranya lahan jambu mete. Penggunaan organik paling
kakao, kapas, karet, kelapa, kelapa sawit, tinggi adalah dilahan kebun Coklat mencapai
III- 129
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Berdasarkan perhitungan emisi CO2 ton pertahun. Tanaman Tebu dengan lahan
sesuai Pedoman inventarisasi GRK,IPCC tahun seluas 288.208 Ha menghasilkan emisi
2006 konsumsi urea terbesar pada tanaman sebesar 57,641,60 ton pertahun.
jambu mete dari lahan seluas 495.554,50 Ha
Ton/tahun dengan emisi C02 sebesar 99.110
III- 130
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
16.261 Ha, Kelapa di Kab. Sumenep sebesar perkebunan berdasarkan kabupaten /kota ,
51.130 Ha dan Kab. Jember seluas 17.479,15 produksi lahan tebu terbesar di Kab. Malang
untuk areal kopi. Perkebunan Jambu mete seluas 27. 3540 ton pertahun. Lahan
berada di Kab. Sumenep seluas 12.249,2 Ha, tembakau terbesar berada di Kab. Jember
Tanaman Cengkeh terbesar di Kab. Pacitan mencapai 20. 170 ton pertahun. Lahan kelapa
seluas 8.163 Ha dan Areal Kakao terluas di di Kab. Sumenep sebesar 46.751 ton
Kab. Banyuwangi seluas 10.198 Ha. pertahun. Komoditas kopi arabica panen
Penyumbang emisi terbesar dilahan kelapa melimpah di Kab. Bondowoso sebanyak 4.806
ton pertahun. Sedangkan Kopi robusta
III- 131
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
2014.
III- 132
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
penggunaan pupuk juga diperlukan bagi Jagung sebagai penyumbang kedua adalah
dengan luasan 369.576 ton , emisi yang
tanaman padi dan palawija. Pupuk yang
dihasilkan mencapai 73.915,2 ton pertahun.
digunakan meliputi pupuk urea, SP 36,
Akumulasi urea di lahan pertanian jenis padi
ZA, dan NPK. Jenis tanaman yang
dan palawija di Jawa Timur dari lahan sebesar
menggunakan pupuk-pupuk
tersebut diantaranya padi,
jagung dan kedelai.
Penggunaan pupuk untuk
tanaman padi dan palawija
untuk penggunaan urea
mencapai 28.8208 ton/tahun.
Menurut jenis tanaman Gamb. 3.32 Perkiraan emisi urea dari padi dan palawija
III- 133
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
1.324.327,57 ton menyumbang emisi sebesar Luas lahan tanaman kedelai di Jawa Timur
264.865,51 ton pertahun. seluas 214.880 Ha dengan produktifitas
Gamb. 3.34 Luas panen, produktifitas dan produksi padi
Luas lahan tanaman padi di Jawa Timur sebesar 355.464 Ton/tahun. Produksi
produktifitas mencapai 59,81 dengan total Banyuwangi sebesar 49.277 ton pertahun.
III- 134
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Komoditas palawija jenis Jagung di ubi jalar terbesar di Kab. Mojokerto mencapai
produktifitas mencapai 47,72 , total Produksi Sebagai sumber karbohidrat yang murah, ubi
Jagung di Jawa Timur sebesar 5.737.382 jalar mempunyai potensi yang besar, tidak
Ton/tahun. Produksi Jagung paling tinggi hanya digunakan sebagai bahan pangan
III- 135
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai Bila ditinjau dari kebijakan rencananya
bahan baku industri atau pakan ternak. seperti RPJMD dan RTRW juga mendorong
III- 136
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
3.4.3 Luas Perubahan penggunaan seperti ini terjadi akibat degradasi mutu
lahan pertanian
irigasi atau usaha tani padi di lokasi
tersebut tidak dapat berkembang karena
Permasalahan dalam pertanian
kurang menguntungkan. Alih fungsi
cukup kompleks diantaranya ketersediaan
secara instant pada umumnya
pangan dalam jumlah besar dan kualitas
berlangsung di wilayah sekitar urban,
tinggi, persaingan produk pertanian
yakni berubah menjadi lokasi pemukiman
dalam negeri dengan produk serupa di
atau kawasan industri.
luar negeri, alih fungsi lahan pertanian,
masih relatif rendahnya kemampuan
petani dalam akses teknologi, modal dan
kelembagaan dan minimnya infrastruktur
pertanian. Masalah alihfungsi lahan
menjadi salah satu hal yang sering terjadi
terutama di wilayah-wilayah yang sedang
berkembang pesat jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonominya.
Lahan pertanian di pepe, sedati Kab. Sidoarjo
Perubahan penggunaan lahan
pertanian terbesar pada tahun 2015 Luas lahan sawah non irigasi terus meningkat
dari tahun 2010 hingga tahun 2014 .
berdasarkan data SLHD Kab/kota adalah
Peningkatan lahan sawah non irigasi sebesar
untuk keperluan pemukiman sebesar
6,19 % dari tahun 2010 seluas 227.658 Ha
333.740,1 Ha. Jika ditinjau menurut
menjadi 241.766 di tahun 2015 . Luasan
prosesnya, konversi lahan sawah dapat
sawah non irigasi di kab/kota tahun 2015
pula terjadi: (a) secara gradual, (b) terluas berada di Kab Bojonegoro seluas
seketika (instant). Alih fungsi secara 41.080 Ha sedangkan luasan terkecil di Kab.
gradual lazimnya disebabkan fungsi lumajang sebesar 235 Ha.
sawah tidak optimal. Umumnya hal
III- 137
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
lahan di Bojonegoro
Gamb. 3.44 Luas ladang huma di Jawa Timur
Luas lahan
as lahan ladang/huma pertanian
di Jawa Timur berupa 3.4.4 Luas Perubahan penggunaan
ladang/huma di Jawa Timur dari tahun 2010 lahan pertanian
III- 139
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
paling luas sebesar 28.316 di Kab. Ngawi Sumber pangan di Jawa Timur pada
,Luas sawah penanamn kedua terbesar di Kab. tahun 2015 mengalami surplus
Bojonegeoro sebesar 56.367 Ha dan luasan sebesar 13.177.308 Ton dari
padi tahap penanaman pertama terluas Kab. ketersediaan pangan 18.130.377
di Tuban sebesar 26.484 Ha. tahun 2015. Nilai ini lebih tinggi dari
Gamb. 3.47 Emisi CO2 menurut frekuensi penanaman padi
sawah irigasi di Jawa Timur sebesar surplusnya sebesar 54491 ton dari
Selain mempertimbangkan
ketersediaan dan konsumsi komoditi
pangan utama yaitu beras, jagung,
kedelai, kacang- kacangan dan umbi-
umbian, Jawa Timur juga merupakan
sumber
Gamb. 3.48 Ketersediaan pangan di Jawa Timur
III- 140
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Hasil susenas BPS Jawa Timur tahun 2014 dikonsumsi dari golongan padi – padian. Dari
konsumsi pangan penduduk Jawa Timur segi penganekaragaman konsumsi, terlihat
terbesar pada kelompok padi-padian sebesar bahwa kurang berimbang karena ada satu
38 % kemudian sayur dan buah sebesar30 % golongan pangan yang sangat jarang
dari seluruh konsumsi pangan per kg perkapita dikonsumsi yaitu umbi – umbian sebesar 1,2.
penduduk dalam setahun. Kebutuhan pangan Walaupun Sayur dan buah lebih tinggi dari
di Jawa Timur memang hampir dapat dipenuhi umbi dan pangan hewani ternyata tidak
semua dari potensi domestik, kecuali untuk berbanding lurus dengan energi yang
komoditas kedelai yang masih mengalami dikeluarkan dalam hal ini adalah perbandingan
defisit. Sedangkan untuk beras, jagung, antar golongan pangan. Walau sayuran lebih
kacang maupun ubi mengalami surplus. berat dalam pengkonsumsian, ternyata
Surplus pangan di Jawa Timur selain didukung pangan hewani menghasilkan energi yang
sumberdaya alam yang sesuai, juga potensi lebih besar . hal itu dipengaruhi oleh energi
sumberdaya manusia dan adanya dukungan yng dikeluarkan golongan pangan tersebut.
infrastruktur ekonomi yang lebih baik.bahan Untuk perbandingan saja, 50 gr daging ayam
pangan lainnya yang bersumber dari ternak menghasilkan 95 kkal, sedangkan 100 gr
dan ikan yaitu beberapa jenis bahan makanan bayam hanya menghasilkan 50 kkal. Setelah
lainnya seperti daging, telur, susu dan ikan dibandingkan dengan pola pangan harapan
nasional, ternyata pola pangan Jawa Timur
yang diterapkan masih belum berimbang,
untuk berat konsumsi golongan padi – padian,
pola pangan yang diterapkan lebih besar
kurang lebih empat kali lipat, sangat kurang
mengkonsumsi umbi – umbian, kurang
mengkonsumsi pangan hewani dan sayuran
serta kacang-kacangan. Penganekaragaman
Gamb. 3.49 Konsumsi pangan di Jawa Timur
pangan merupakan salah satu strategi untuk
Skor Pola Pangan Harapan ( PPH) mencapai ketahanan pangan. Salah satu
jawa timur lebih tinggi sebesar 83, 6 daripada upaya peningkatan penganekaragaman
skor PPH nasional 81,4. Konsumsi tertinggi pangan yang dilaksanakan Badan Ketahan
terhadap jenis padi-padian sebesar 25,0 .Jadi, Pangan Prov. Jatim yaitu dengan Gerakan
ini, dapat diketahui bahwa konsumsi terbesar Pangan (P2KP) yang diwujudkan melalui pola
adalah konsumsi golongan padi – padian konsumsi pangan yang beragam, bergizi,
dimana lebih dari setengah macam – macam seimbang, dan aman (B2SA), yang
golongan pangan yang dianjurkan dikonsumsi dicerminkan oleh tercapainya skor Pola
III- 141
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Gamb. 3.50 Skor pola Pangan Harapan Jawa Timur Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan
konsumsi pangan, diupayakan pula Sumberdaya Lokal Provinsi Jawa Timur. Badan
tercapainya pola konsumsi pangan yang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dalam
beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) lima tahun mendatang mempunyai komitmen
yang dicerminkan oleh meningkatnya skor Pola untuk mendukung pencapaian tujuan dan
Pangan Harapan (PPH) Selama tahun 2009- sasaran RPJMD. Program dan Indikator kinerja
2013, Skor Pola Pangan Harapan Jawa Timur Daerah RPJMD Jawa Timur tahun 2014-2019
mengalami kenaikan yaitu tahun 2010 sebesar terkait dengan bidang ketahanan pangan
76,9, tahun 2011 sebesar 79,6, tahun 2012 adalah : (1) Program Peningkatan Ketahanan
sebesar 80 dan tahun 2013 sebesar 81,1. Laju pangan Indikator yang akan dicapai yaitu
peningkatan skor PPH yang lebih tinggi yaitu Ketersediaan Pangan (Beras, Jagung, Kedelai,
83,6 mengindikasikan bahwa telah terjadi Daging, Telur, Susu, Ikan, Gula); Cadangan
perubahan dalam pola konsumsi pangan yang Pangan Pemerintah; Stabinya harga bahan
mengarah pada pola konsumsi yang semakin pangan (gabah) ditingkat produsen; Stabilnya
beragam dan bergizi seimbang. Nilai/skor harga bahan pangan (beras) ditingkat
mutu PPH ini dapat memberikan informasi konsumen dan penurunan wilayah rawan
mengenai pencapaian kuantitas dan kualitas pangan; (2) Program Peningkatan Diversifikasi
konsumsi, yang menggambarkan pencapaian Pangan, indikator yang akan dicapai adalah
keragaman konsumsi pangan. Hal ini ditunjang peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH);
Timur berdasarkan Kepgub Jatim Indikator yang akan dicapai yaitu Jumlah
2015 sebanyak 198 desa/kelurahan di Jawa kelompok tani yang mengalami peningkatan
III- 143
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
sebesar 125.199,07 atau 78 %.dari perkiraan menyebabkan produksi gas metana yang lebih
emisi total dari ternak yang ada di Jawa Timur tinggi. Jenis pakan yang dikonsumsi ternak,
Jika dilihat perkembangan jumlah terutama kandungan bahan organik dan serat
ternak, terbanyak adalah sapi potong, juga mempengaruhi besarnya produksi gas
kambing dan domba. Jumlah ternak sapi metana. Jumlah ternak berimbas dengan emisi
potong mengalami kenaikan sebesar 3 % dari yang dihasilkan dari sapi potong menyumbang
tahun 2014 dari populasi 4.125.333 emisi CH4 sebesar 125.199,07 Ton/Tahun,
berkembang menjadi 4.264.447 di tahun 2015. kambing sebesar 12.600,26 Ton/Tahun dan
Gamb. 3.54 Emisi CH4 hewan ternak 2013-2015 menurut hewan ternak
kabupaten/ kota dengan jumlah terbanyak di Emisi yang dihasilkan unggas sebesar 44 %
malang dan jember sebanyak 13 RPH . dari jenis ayam petelur sebanyak 1.409,00
III- 145
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
III- 146
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 147
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Sektor industri juga merupakan salah satu dari industri rokok Kab. Kediri yang menggunakan
sektor penyumbang emisi. Emisi merupakan zat, energi bahan bakar biomassa.
dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu Berdasarkan data tahun 2015, beban emisi
kegiatan yang masuk atau dimasukkannya ke dalam industri di Jawa Timur untuk parameter SOx mencapai
24.883,68 ton/tahun, parameter NOx mencapai
udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak
27.391,19 ton/tahun dan parameter partikulat
mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sumber-
mencapai 17.991,21 ton/tahun. Beban emisi tersebut
sumber emisi sektor industri berasal dari penggunaan merupakan beban emisi 83 industri yang meliputi
energi, proses industri serta pengolahan limbah industri pengolahan ikan, industri olahan rumput laut,
industri. industri pakan ternak, industri susu, industri minyak
Sebanyak 83 industri yang telah diproper oleh goreng, industri kertas, industri peleburan dan
BLH Prov. Jatim, sebanyak 2 industri tidak memiliki pelapisan logam, industri tekstil, industri MSG, industri
sumber emisi dan 1 industri tidak melakukan kimia, industri pupuk, industri semen, industri sorbitol,
operasional sumber emisi selama periode penilian industri gula, industri farmasi, kawasan industri,
sedangkan sisanya hampir semua melakukan pengujian industri baterai, industri keramik, industri energi PLTU,
kualitas udara emisi. Sumber emisi industri umumnya industri berat, industri kereta api dan industri migas.
berasal dari boiler, genset maupun incenerator. Sesuai Beban emisi terbesar untuk parameter SOx
Peraturan Gubernur no. 10 Tahun 2009 tentang Baku berasal dari industri energy PLTU di Kabupaten Gresik
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak sebesar 12.282,1 ton/tahun dan parameter NOx berasal
di Jawa Timur pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap dari industri energy PLTU di 7.278,10 ton/tahun.
penanggungjawab industri atau kegiatan usaha wajib Sedangkan untuk beban emisi parameter partikulat
memenuhui ketentuan : (a) membuat cerobong emisi terbesar berasal dari industri pupuk di Kab. Gresik
yang dilengkapi dengan sarana pendukung meliputi 5.085,997 ton/tahun.
lubang pengambilan contoh uji, tangga lantai kerja
(platform), aliran listrik dan alat pengaman; (b)
memasang unit pengendalian pencemaran udara; (c)
melakukan pengukuran secara manual dan
pengujian emisi setelah kondisi proses stabil”.
Industri memiliki kewajiban melakukan
pemantauan kualitas udara emisi setiap 6 bulan sekali
dan melaporkan hasilnya ke Badan Lingkungan Hidup
dan Bupati/Walikota. Dari 78 industri peserta proper
yang telah melakukan uji kualitas udara emisi pada
sumber emisinya diperoleh hasil memenuhi baku mutu
Peraturan Gubernur no. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak
di Jawa Timur. Rekap hasil uji emisi industri lainnya
berdasarkan bahan bakar yang bersumber dari UPT K3 Gambar Industri PLTU Kab. Pacitan
Hiperkes dapat dilihat pada tabel SP-3E buku data
Sumber emisi pada sektor industri umumnya
SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Pada rekapitulasi
berasal dari proses pembakaran. Emisi Sox bersumber
tersebut parameter yang diuji antara lain SOx, Nox,
dari proses pembakaran bahan bakar seperti arang,
partikulat dan opasitas. Apabila dibandingkan dengan
minyak bakar gas dan kayu. Dampak dari polutan Sox
baku mutu Sesuai Peraturan Gubernur no. 10 Tahun
bagi manusia adalah pada iritasi sistem pernapasan.
2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
Umumnya polutan Sox akan memberikan dampak pada
Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur semua hasil
kadar 0,5 ppm.
pengujian memenuhi baku mutu. Hasil uji parameter
Sox dan opasitas tertinggi berasal dari industri kertas di Emisi NOx berasal dari pembakaran dan
Gresik yang menggunakan bahan bakar batu bara. kebanyakan pembakaran disebabkan kendaraan
Sedangkan untuk parameter NOx hasil uji tertinggi bermotor produksi energi dan pembuangan sampah.
berasal dari industri bahan rumah tangga di Kota Emisi Nox berasal dari pembakaran arang, minyak, gas
Surabaya yang menggunakan bahan bakar minyak. dan bensin. Umumnya kadar NOx di wilayah perkotaan
Hasil uji tertinggi untuk parameter partikulat berasal lebih besar dibandingkan di wilayah pedesaan karena
II - 148
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
kadar Nox juga sangat dipengaruhi kepadatan industri kecil dimana di Jawa Timur jumlah industri
penduduk. Polutan Nox cukup berbahaya bagi kecilnya setiap tahun meningkat. Jumlah industri kecil
kesehatan manusia terutama pada sistem pernafasan tahun 2015 mencapai 790.991 usaha. Peran pemerintah
dan saraf. dalam hal ini pengetahuan mengenai industri yang
berbasis lingkungan sangatlah penting terutama
terkait dengan pengolahan limbah yang dihasilkan.
3.6. PERTAMBANGAN
Jawa Timur merupakan salah satu wilayah
yang memiliki potensi bahan tambang yang cukup
besar. Sektor pertambangan menjadi penting terkait
dengan pembangunan daerah dan peningkatan taraf
perekonomian. Kegiatan pertambangan meliputi
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian,
pengangkutan mineral/ bahan tambang. Kegiatan
pertambangan perlu diperhatikan dikarenakan bahan
tambang merupakan sumber daya alam yang tidak
Gambar Sumber emisi pada industri dapat diperbaharui sehingga pengeksploitasian secara
berlebihan tanpa pemahaman tentang potensi dan
Emisi partikulat lebih banyak disebabkan oleh
pengolahan dengan teknologi tepat guna maka akan
pembakaran bahan bakar batu bara. Pembakaran baha
menimbulkan kerusakan lingkungan.
bakar batu bara yang tidak sempurna sehingga
terbentuk aerosol kompleks dari butiran-butiran tar. Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-
Pembakaran bahan bakar lain seperti minyak dan gas Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
juga menghasilkan partikulat tetapi umumnya jauh Mineral dan Batubara. Pelaksanaan kegiatan
lebih sedikit dibandingkan pembakaran batu bara. pertambangan lebih rinci diatur pada Peraturan
Bahaya polutan partikulat adalah ketika terjadinya Pemerintah (PP) No 24 tahun 2012 yang merupakan
inhalasi masuk ke sistem pernapasan karena akan perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) No 23
menyebabkan gangguan pernapasan dan juga iritasi. tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Selain pada sistem pernapasan dampak juga akan yang tersebut komoditas pertambangan dikelompokkan
ditimbulkan adalah iritasi mata. dalam 5 golongan yaitu mineral radioaktif, mineral
logam, mineral bukan logam, batuan, dan batu bara.
Potensi pertambangan di Jawa Timur meliputi
mineral logam, mineral bukan logam dan batuan yang
tersebar di 31 kabupaten/Kota di Jawa Timur seperti
yang tercantum pada Tabel SE-6A BLH prov. Jatim
tahun 2015. Luas area pertambangan di Jawa Timur
yang telah berizin pada tahun 2015 mencapai 22.011,69
ha dengan data jumlah pemohon ijin sebanyak 157
orang/badan usaha. Kegiatan pertambangan tersebut
mencakup pertambangan mineral logam, mineral
bukan logam dan batuan yang tersebar di Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Magetan, kabupaten Ngawi,
kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto,
kabupaten situbondo, kabupaten Blitar, kabupaten
IPAL industri di Mojokerto Gresik, kabupaten Madiun, Kabupaten Tuban,
kabupaten Jombang, kabupaten Tulungagung, dan
Data-data beban limbah cair, beban emisi yang kabupaten lumajang. Area pertambangan di daratan
disebutkan di atas masih belum mewakili keseluruhan yang paling luas adalah pertambangan sirtu yang
Jawa Timur, data masih terbatas pada industri peserta terletak di Sukomoro Kabupaten Magetan dengan luas
PROPER yang dinilai BLH Provinsi Jawa Timur sebanyak area 61,5868 ha (Tabel SE-6B buku data SLHD Tahun
83 industri. Potensi besar pencemaran juga berasal dari 2015). Terdapat juga penambangan pasir laut yang
II - 149
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
terletak dibeberapa lokasi diantaranya arusbaya ujung 3. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral
pangkah dan Sidayu. Luasan tersebut jauh lebih besar mineral bukan logam dan batuan dalam rangka
dibandingkan luasan area tambang yang berizin sejak penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin
tahun 1992 hingga 2014 yang hanya mencapai 6.484,71 usaha pertambangan daerah yang berada dalam
ha dengan data pemohon ijin sebanyak 106 satu wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai
orang/badan usaha. dengan 12 mil menjadi kewenangan pemerintah
Provinsi.
4. Penerbitan pertambangan rakyat untuk komoditas
mineral logam, batu bara, mineral bukan logam dan
batuan pada wilayah pertambangan rakyat
5. Penrbitan Izin Usaha Pertambangan operasi
produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian
dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang
komoditas tambangnya berasal dari satu daerah
provinsi yang sama
6. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat
ketengan terdaftar dalam rangka penanaman
modal dalam negeri yang kegiatan usahanya satu
Galian C di DAS Grindulu daerah/provinsi
7. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan
Produksi pertambangan di Jawa Timur batuan
berdasarkan data yang dimiliki pada tahun 2015 Potensi pertambangan di Jawa Timur yang
mencapai 7.085.846,59 ton/tahun dengan luas area cukup besar mengakibatkan munculnya kegiatan
sebesar 6.484,71 ha yang meliputi pertambangan pertambangan tanpa Izin. Pertambangan tanpa Izin
dolomit, gamping, tanah urug, fosfat, piropilit, andesit, (PETI) adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh
batu gunung, bentonit, feldspar, kalsit, marmer, sirtu, perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan
trass dan tembaga. (Tabel SE-6 buku data SLHD Tahun yayasan yang berbadan hukum yang dalam operasinya
2015). tidak memiliki Izin dari instansi pemerintah sesuai
Usaha pertambangan dilaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah
berdasarkan Izin usaha pertambangan (IUP), Izin satu akibat dari munculnya kegiatan pertambangan
pertambangan rakyat (IPR), dan izin usaha tanpa Izin adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan
pertambangan khusus (IUPK). Izin usaha lingkungan akibat penambangan tanpa Izin terjadi
pertambangan (IUP) terdiri dari IUP eksplorasi karena tidak adanya pengetahuan mengenai teknik
(kegiatan penyelidikan umum. Eksplorasi dan studi penambangan, pengolahan bahan galian, penanganan
kelayakan) serta IUP operasi produksi yang meliputi limbah tambang dan reklamasi bekas wilayah tambang.
(kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan Maraknya pertambangan tanpa izin dapat
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan). dilihat dari cukup banyaknya pengaduan yang masuk di
Sesuai undang-undang nomor 23 Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawan Timur pada
tentang Pemerintahan Daerah pada lampiran tahun 2015 sekitar 8 kasus, dimana umumnya
disebutkan yang menjadi kewenangan pemerintah penambangan yang diadukan merupakan
Provinsi diantaranya: penambangan tanpa izin.
1. Penetapan wilayaaahhh izin usaha pertambangan Salah satu pengaduan yang masuk pada tahun
mineral bukan logam dan batuan dalam satu 2015 adalah mengenai penambangan pasir di
wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Kegiatan
dengan 12 mil penambangan di Pasirian Lumajang menjadi perhatian
2. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam khusus pada tahun 2015 dikarenakan adanya kasus
dan batu bara dalam rangka penanaman modal pembunuhan Salim Kancil akibat permasalahan
dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan pasir ilegal di Desa Selok Awar-Awar
pertambangan daerah yang berada dalam satu Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.
wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai
dengan 12 mil
II - 150
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
3. 7. ENERGI
II - 151
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
transportasi. Sumber –sumber energi yang terdapat di (Pb). Berdasarkan perhitungan, perkiraan emisi CO2
alam diantaranya berupa minyak dan gas bumi, air, yang dihasilkan oleh 15.676.232 unit kendaraan di Jawa
panas bumi, biomassa dan sebagainya, baik secara Timur adalah sebesar 58.476.009,51 ton/tahun, dengan
langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan penyumbang emisi terbesar dari kendaraan berjenis
sebagai energi. Penggunaan energi berbanding lurus truk besar dengan emisi CO2 sebesar 23.571.890,83
dengan jumlah penduduk dan jumlah industri. Jumlah ton/tahun. Selain menggunakan bahan bakar solar dan
penduduk dan industri Jawa Timur yang semakin bensin, kendaraan bermotor di Jawa Timur juga
meningkat membuat penggunaan energi juga menggunakan bahan bakar lainnya seperti listrik yang
meningkat. Penggunaan energi sektor transportasi digunakan oleh kendaraan berjenis alat berat dan
dipengaruhi oleh jumlah jumlah kendaraan yang ada. sejenisnya. Data menunjukkan, kendaraan bermotor di
Di Jawa Timur jumlah kendaraan pada tahun 2015 Jawa Timur pada tahun 2015 masih belum ada yang
mencapai 15.676.232 Kendaraan. Jumlah kendaraan menggunakan bahan bakar gas (Tabel SP-2B Buku Data
tersebut terdiri dari kendaraan berbahan bakar bensin SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015). Penggunaan
sekitar 96% dan kendaraan berbahan bakar solar energi sektor industri meliputi penggunaan bahan
sekitar 4%. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kendaraan, bakar seperti LPG, minyak diesel, solar, minyak tanah,
yang paling mendominasi adalah kendaraan roda dua gas, batu bara dan biomassa. Data menunjukkan
disusul kemudian dengan kendaraan penumpang konsumsi energy terbanyak untuk sektor industri
pribadi. Apabila ditinjau dari lokasi koordinator adalah LPG, solar dan batu bara, terlihat dari
(Samsat), jumlah kendaraan bermotor paling banyak penggunaan kedua energi tersebut baik itu pada
terdapat di Kota Surabaya. Kota Surabaya memiliki 4 industri kimia dasar, industri mesin logam dasar dan
titik koordinator (Samsat) yaitu di Surabaya Timur, elektronika, aneka industri dan industri kecil (Tabel SP-
Barat , Selatan dan Utara dengan jumlah sekitar 3 Buku Data SLHD Provinsi jawa Timur Tahun 2015). Hal
2.462.761 unit yang terdiri dari 50.073 unit sedan, yang serupa juga ditunjukkan data penggunaan bahan
36.363 unit jeep, 299.030 unit station wagon, 3.125 bakar sektor industri hasil inventarisasi SLHD kab./Kota
unit bus, 129.183 unit truk, 1.944.802 unit sepeda motor yang menunjukkan bahwa ketiga bahan bakar tersebut
dan 185 unit alat berat. diatas banyak digunakan pada sektor industri (Tabel
SP-3C Buku Data SLHD Provinsi jawa Timur Tahun
2015). Berdasarkan data yang dimiliki sesuai tabel SP-
3D, bahan bakar biomassa banyak digunakan pada
seluruh industri gula. Bahan bakar biomassa yang
digunakan berupa baggase atau ampas tebu.
Penggunaaan bahan bakar ampas tebu sudah cukup
lama diterapkan pada industri gula sebagai upaya
bentuk efisiensi penggunaan bahan bakar dan
pemanfaatan limbah padat yang dihasilkan. Sedangkan
umumnya penggunaan bahan bakar solar pada industri
diperuntukan sebagai bahan bakar genset. Energi yang
Grafik 3.64 Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan dan Bahan
digunakan pada sektor industri tentunya memberikan
Bakar yang Digunakan dampak pada lingkungan salah satunya merupakan
Peningkatan jumlah kendaraan tak hanya sumber emisi udara. Perkiraan emisi karbon yang
berdampak pada peningkatan penggunaan bahan dihasilkan dari sektor industri berdasarkan data
bakar tetapi juga berdampak pada emisi yang konsumsi bahan bakar yang terdapat pada tabel SP-3
ditimbulkan. Emisi kendaraan bermotor mengandung buku data SLHD Provinsi Jawa Timur sebesar
berbagai senyawa kimia yang komposisinya tergantung 530.657,82 ton/tahun. Jumlah tersebut lebih kecil jika
dari jenis mesin, kondisi mengemudi, alat pengendali dibandingkan dengan perkiraan emisi karbon yang
bahan bakar, suhu pada saat beroperasi dan faktor dihasilkan dari penggunaan bahan bakar hasil
lainnya. Bahan pencemar yang terutama terdapat pada inventarisasi dari SLHD kabupaten Kota di Jawa Timur
emisi kendaraan bermotor antara lain karbon Tahun 2015 yang mencapai 95.307.626,95 ton/tahun.
monoksida, senyawa hidrokarbon, oksida nitrogen dan
sulfur, partikulat debu termasuk di dalamnya timbal
II - 152
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 153
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
utama terminal adalah sebagai pelayanan umum penyeberangan lintas ujung-kamal. Penyeberangan
berupa tempat naik turun penumpanga atau bongkar tersebut turun dikarenakan adanya jembatan
muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan Suramadu, dimana masyarakat saat ini lebih memilih
angkutan umum serta sebagai tempat perpindahan menggunakan sarana transportasi darat yang
intra dan moda transportasi. Sebagai tempat memerlukan waktu lebih cepat. Jumlah arus
pelayanan umum tentunya terminal juga berpotensi penumpang bandar udara Jawa Timur pada tahun 2015
menghasilkan limbah padat yang cukup besar. Limbah mengalami sedikit penurunan yang awalnya pada
padat yang dihasilkan dari 102 terminal dengan luas tahun 2014 sebesar 12.205.005 orang sekarang menjadi
area 510,45 ha adalah sebesar 10.745,19 m3/hari. Selain 17.104.758 orang. Setiap tahun Provinsi Jawa Timur
terminal, sarana transportasi darat lainnya adalah juga selalu mengadakan acara Mudik Gratis.
stasiun. Limbah padat yang dihasilkan dari 15 Stasiun Pemerintah Jawa Timur untuk tahun 2015 menyediakan
yang terseber di beberapa wilayah di Jawa Timur 410 bus dengan kapasitas penumpang 22.550 orang.
dengan luas area 13,19 ha adalah 72.014,10 m3/hari. Satu Bus berkapasitas 55 orang. 410 bus tersebut akan
Sedangkan untuk sarana transportasi laut yang diwakili menyebar ke Kabupaten Kota se- Jawa Timur.
pelabuhan menghasilkan limbah padat sebesar 855.50 Berdasarkan data yang ada, jumlah perusahaan bus
m3/hari dari 29 pelabuhan di Jawa Timur dengan total Angkutan kota dalam provinsi (AKDP) pada tahun 2015
luas area 53.750,50 ha. Limbah padat juga dihasilkan mengalami kenaikan, jumlah armada reguler yang
sarana transportasi udara. Berdasarkan data yang ada, tadinya sekitar 3.366 armada menjadi 3.846 armada.
limbah padat yang dihasilkan dari 5 bandara di Jawa Sedangkan untuk jumlah perusahaan bus angkutan
Timur adalah 62.518,67 m3/hari dengan luas area kota antar provinsi (AKAP) juga mengalami
142.821,50 ha. Apabila diprosentasikan, jumlah limbah perubahan antara tahun 2014 dan 2015 sebanyak 22
padat sarana transportasi darat menempati urutan armada. Prasarana transportasi darat meliputi jalan
pertama sebesar 54%, disusul sarana transportasi udara dan jembatan. Jalan dan jembatan mempunyai peran
41% dan terakhir sarana transportasi air yang hanya 5%. strategis dalam pengembangan wilayah, ketersediaan
jaringan. Jenis jaringan jalan di Provinsi Jawa Timur
berdasarkan kewenangannya dibagi menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota.
Berdasarkan data yang dimiliki panjang jalan nasional
2.027,01 km; jalan provinsi 1.760,91 km; jalan kabupaten
30.628,87 km dan jalan kota 6.242,21 km.
II - 154
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Luasan wisata Buatan terluas berada Luasan wisata Sejarah terluas berada
di Waduk Bening Kab. Madiun seluas 1.253 Ha di Candi Jabung bung Karno Kab. Blitar seluas
sedangkan luasan paling sempit berada di 2004 Ha sedangkan luasan paling sempit
Mercusuar Kab. Bangkalan. Pengunjung berada di Candi Mirigambar Kab.
terbanyak di objek wisata Buatan berada di Tulungagung. Pengunjung terbanyak di objek
Taman Sengkaling dengan jumlah wisata sejarah berada di Makam Bung Karno
III - 157
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Pariwiasat provinsi Jawa Timur, hiburan umum baik mancanegara maupun wisatawan
paling banyak di Jawa timur berupa hiburan domestik di tahun 2011 sebesar 5.353.012
benda sebanyak 9.363 terbanyak di Kab. kunjungan, naik di tahun 2013 menjadi
III - 159
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
III - 161
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Perkiraan beban limbah padat dan cair Sedangkan beban COD pada tahun 2015
berdasarkan sarana hotel/penginapan sebesar 17.040,5891 naik dari tahun 2014
sebesar 15.790,7653 Ton/Tahun. Akumulasi
limbah padat dari kegiatan hotel di Jawa
Timur sebesar 1,5574 M³/hari dari 18.240
jumlah kamar. Hotel dengan jumlah kamar
paling banyak adalah JW marriot dan
Sommerset hotel di Kota Surabaya dan Hotel
Elmi , sedangkan tingkat hunian mencapai
100% dalam setahun adalah Hotel Saptanawa
Kab. Gresik.
Shangrila Hotel, Kota Surabaya Hotel di Jawa Timur sebagian besar
limbah cair yang dihasilkan belum sesuai
Sebagai salah satu bagian sarana
dengan baku mutu sesuai dengan Peraturan
pariwisata, keberadaan hotel sangatlah
Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013
penting dalam rangka memenuhi kebutuhan
tentang Baku mutu air limbah bagi industri
akomodasi atau penginapan. Sebagai unit
dan/atau kegiatan usaha lainnya SK gubernur
usaha pelayanan bagi para wisatawan,
Jawa Timur Nomor 06 tahun 1999 tentang
disamping dapat memberikan kenyamanan
Baku Mutu Limbah Cair bagi usaha kegiatan
kepada pelanggannya, hotel juga
hotel, sehingga pengelolaan limbah harus
menyebarkan faktor-faktor resiko pada
mengikuti aturan yang berlaku sehingga air
lingkungannya. Semua jenis limbah hotel baik
limbah buangan akan aman bagi lingkungan
padat maupuun cair seharusnya diolah secara
sekitarnya
memadai sebelum ke pembuangan sesuai
Prosentase tingkat hunian dan jumlah
dengan karakteristiknya. Semakin banyaknya
kamar
objek wisata menumbuhkan bisnis
perhotelan/penginapan maupun rumah makan
di Jawa Timur. Pertumbuhan hotel akan
berjalan seiring berjalan dengan aktifitas
warga dan kebutuhan akan tempat tinggal
sementara atau hanya beristirahat.
Berdasarkan data dari Status Lingkungan
hidup kab/kota 2015, perkiraan kumulatif
Gamb. 3.73 Tingkat hunian hotel
beban BOD pada tahun 2015 sebesar 10.
095,99 Ton/Tahun menurun dari beban pada Rata penghunian hotel Bintang 5
tahun 2014 sebesar 10.836,2207 Ton/tahun. sebesar 48,62 dengan tingkat hunian paling
III - 162
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
banyak berkisar 25-50 %. Tingkat hunian banyak 25-50 %, dengan tingkat paling tinggi
paling tinggi untuk kelas Bintang 1 adalah Bintang 4 adalah hotel Java Paragon sebesar
hotel antariksa sebesar 75 %. Rata-rata 62 %.
penghunian hotel kelas melati sebesar 59,89 Data dari dinas pariwisata Provinsi
dengan hunian > 80 % adalah Hotel selecta Jawa Timur, menunjukan tingkat hunian pada
Batu edangkan sebanyak 37 hotel tengan hotel menurut tempat tidur mengalami
hunian 50-80 %. Hotel melati dengan hunian kenaikan 1,11 % dari tahun 2014 yaitu dari
mencapai 80 % adalah hotel kartika Abadi , 58,54 menjadi 59,66 pada tingkat hunian hotel
Arum dalu dan Taman sari. berbintang. Sedangkan tingkat hunian kelas
Rata-rata penghunian hotel Bintang 5 melati mengalami penurunan sebesar 0,57
sebesar 5 % dengan tingkat hunian paling dari tahun 2013 sebesar 41,77 menjadi 41,20
banyak kisaran 25-50 %, dengan tingkat pada tahun 2014 . Hunian tempat tidur paling
paling tinggi Bintang 1 adalah hotel Naritra banyak terjadi pada bulan Juni baik hunian
Gresik ebesar 65 %. berbintang maupun hunian kelas melati.
Rata-rata penghunian kelas hotel Tingkat hunian paling sepi pada bulan Februari
Bintang 5 sebesar 62 dengan tingkat hunian selama tahun 2012 hingga 2014.
III - 163
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015
Restoran dan rumah makan di Jawa Tidak dapat di abaikan manfaat yang
Timur bisa didapatkan ketika sebuah hotel, restoran
Usaha Restoran dan Rumah Makan atau rumah makan melakukan pengelolaan
yang ada pada tahun 2013, sebanyak 63 buah lingkungan dalam operasionalnnya. Nilai
meningkat jumlahnya menjadi 76 unit ekonomi proses pengelolaan ini baik yang
restoran, total kursi yang ada sebanyak positif maupun yang negatif, ternyata
10.481 kursi. Sedangkan rumah makan hanya pengelolaan lingkungan ini sangat erat
mengalami sedikit kenaikan yaitu dari jumlah kaitannya dengan perilaku wisatawan,
1.614 menjadi 1.645 buah di tahun 2014 pengaruh affiliasi chain hotel, pengaruh
dengan dengan total kursi pelanggan ukuran besar kecilnya hotel, pengaruh
sebanyak 60.386.Jumlah rumah makan dan stakeholder hotel, dan dimensi pengalaman
restoran pada tahun 2015 jumlahnya tidak pengelolaan lingkungan yang dilakukan
III - 164
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 165
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
membantu dalam pengelolaan sampah di Jawa Timur. lingkungana hidup dan/atau membahayakan
Bank sampah merupakan salah satu strategi penerapan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup
pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang
menjadi bagian penting dalam pengelolaan sampah di manusia dan makhluk hidup lainnya. Beban limbah B3
tingkat masyarakat dengan pola insentif.
industri di Jawa Timur pada tahun mencapai 19.441.787
Dengan adanya bank sampah diharapkan
ton/tahun. Beban limbah B3 tersebut berasal dari data
permasalahan volume sampah yang meningkat tiap
83 industri yang mengikuti program proper
tahunnya dapat berkurangd engan memanfaat sampah
diantaranya industri pengolahan ikan, industri rokok,
yang dapat di daur ulang. Bank sampah memiliki
industri makanan minuman, industri gula, industri
berbagai manfaat selain pengurangan sampah dapat
farmasi, industri otomotif, industri tekstil, industri
juga menambah penghasilan masyarakat serta
emas, kawasan industri, industri pengolahan dan
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. dapat
pelapisan logam, industri heat transfer equipment dan
Pada bank sampah umunya sampah yang dikelola
industri migas. Beban limbah B3 terbesar berasal dari
merupakan sampah anorganik yang dapat didaur ulang
industri otomotif di Kab. Gresik sebesar 12.906.054
ataupun dimanfaatkan kembali. Beberapa bank
ton/tahun disusul dengan kawasan industri di Kab.
sampah juga mengelola sampah organik rumah tangga
Pasuruan 1.674.491 ton/tahun. Beban limbah tersebut
melalui pengomposan. Limbah rumah tangga tidak
belum termasuk beban limbah B3 dari fasilitas
hanya terbatas pada sampah bekas makanan saja,
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan
tetapi juga menghasilkan limbah yang termasuk
lainnya serta limbah B3 dari rumah tangga.
katagori B3, yang tentunya memerlukan
penanganan khusus. Jenis sampah ini antara lain
adalah batu baterai bekas, neon dan bohlam bekas,
kemasan cat, kosmetik atau pelumas kendaraan
yang umumnya mengandung bahan-bahan yang
menyebabkan iritasi atau gangguan kesehatan
lainnya seperti logam merkuri yang terkandung di
dalam batu baterai pada umumnya. Selain dalam
kegiatan rumah tangga , kegiatan industri juga
menghasilkan limbah. Kegiatan industri menghasilkan
limbah dan di dalam limbah yang dihasilkan ada yang Gambar Limbah B3 Industri Peleburan Besi dan
Baja di Kab. Mojokerto
mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah
Jenis limbah B3 yang dihasilkan setiap industri
B3). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
tidak sama tergantung dari kegiatan industri tersebut
Indonesia (PPRI) Nomor 101 tahun 2014 definisi bahan mulai dari jenis bahan bakar yang digunakan, bahan
baku yang digunakan, produk yang dihasilkan dan
berbahaya dan beracun adalah zat, energy, dan/atau
teknologi pada proses produksi serta pengolahan
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau limbah yang dilakukan industri tersebut. Seperti
misalnya perusahaan menggunakan bahan bakar batu
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
bara akan menghasilkan limbah B3 fly ash dan bottom
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak ash. Jenis limbah B3 yang dihasilkan beberapa industri
II - 166
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
II - 167
BAB IV
UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
4.1 Rehabilitasi Lingkungan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan
Permasalahan lingkungan merupakan suatu kosong, alang-alang atau semak belukar untuk
permasalahan kompleks yang ditimbulkan oleh mengembalikan fungsi hutan sedangkan
berbagai aktivitas manusia baik itu aktivitas skala penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis di
besar seperti industri hingga aktivitas skala kecil luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi
seperti rumah tangga, maupun permasalahan sosial lahan.
kemasyarakatan yang sudah menjadi bagian dari Data realisasi kegiatan penghijauan dan
pola hidup masyarakat karena terkait dengan faktor reboisasi berdasarkan Kabupaten./Kota Se Jawa
ekonomi dan sosial budaya seperti penebangan Timur dapat dilihat pada tabel UP-1 Buku Data
hutan secara liar, pembuangan sampah secara SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Berikut disajikan
sembarangan, emisi kendaraan bermotor dan lain- grafik perbandingan kegiatan reboisasi dan
lain, serta lemahnya kontrol dari pihak pemerintah penghijauan berdasarkan jumlah pohon.
sehingga mengaki- batkan adanya pemanfaatan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka
penyelesaian masalah tidak akan dapat terwujud 31%
tanpa adanya kerjasama dan partisipasi dari semua penghijauan
69%
pihak. reboisasi
IV - 168
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 169
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 170
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 171
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 172
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 174
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
perijinan, instrumen pengelolaan limbah cair (IPAL), masyarakat dan meningkatkan efektifitas
titik pemantauan limbah cair, pemenuhan baku pengelolaan pengaduan dan penanganan kasus-
mutu dan pelaporan. Selain pengelolaan limbah cair, kasus pencemaran dan perusakan lingkungan.
pengawasan juga meliputi pengendalian Penanganan pengaduan di Provinsi Jawa
pencemaran udara dan ketaatan pengelolaan limbah Timur dilaksanakan dengan berpedoman pada
B3. Pengendalian pencemaran udara meliputi titik Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 tahun
pemantauan, persyaratan teknis cerobong, 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan
pemenuhan baku mutu emisi dan pelaporan. Penanganan Pengaduan akibat dugaan pencemaran
Sedangkan pengelolaan limbah B3 yang diawasi dan/atau kerusakan lingkungan. Pos Pelayanan
meliputi perijinan limbah B3, pengelolaan limbah B3, Pengaduan Lingkungan Provinsi Jawa Timur
ketentuan teknis TPS dan pelaporan. Hasil dari terbentuk dengan Keputusan Kepala Badan
proper dapat dilihat pada tabel UP-4E buku data Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur,
SLHD Prov. Jawa Timur. dilaksanakan secara terpadu antar bidang yang
terkait, dimana sekretariat pengaduannya berada
4.3. Penegakan hukum pada bidang komunikasi lingkungan dan
wewenang pemerintah. Terkait pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
penegakan hukum lingkungan yang efektif yang melakukan penanganan pengaduan yang memenuhi
diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang kriteria sesuai Peraturan Menteri No 9 tahun 2010
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 9 ayat (2) sebagai berikut :
Pasal 63 ayat (2) huruf s dan ayat (3) huruf p, serta a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.19 lingkungannya diterbitkan oleh Gubernur.
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di b. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Daerah lingkungannya diterbitkan oleh Bupati/Walikota
memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang tetapi tidak ditindaklanjuti dalam kurun waktu
baik dan sehat dalam melaksanakan kewajiban dan 10 (sepuluh) hari kerja.
Dengan adanya pos ini dapat meningkatkan peran Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur selama
Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan kepada tahun 2015 sebanyak 80 pengaduan dimana 97,5%
merupakan pengaduan lingkungan. Jumlah
IV - 175
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
pengaduan pada tahun 2015 bertambah 31 kasus pada tahun 2015 cukup banyak pengaduan
dari total pengaduan tahun lalu yang hanya mengenai limbah B3 terutama mengenai dumping
mencapai 49 kasus. Pengaduan tersebut limpah B3. Dari data pengaduan yang masuk
disampaikan dengan berbagai media penyampaian terdapat sekitar 12 (dua belas) lokasi yang diduga
seperti surat, telepon, datang langsung (lisan). Pada menjadi tempat dumping limbah B3. Selain dumping
tahun 2015 tidak ada pengaduan yang disampaikan terdapat juga pengaduan terkait pengelolaan limbah
lewat email. Perbandingan jumlah pengaduan yang B3 yang tidak dilengkapi izin. Tak hanya limbah B3
masuk berdasarkan media penyampaiannya dapat saja yang menjadi permasalahan lingkungan tetapi
dilihat seperti grafik di bawah ini juga pertambangan dimana lebih banyak
pertambangan ilegal yang dilaporkan masyarakat.
Selanjutnya apabila ditinjau dari kewenangan
maka dari 78 pengaduan lingkungan, sebanyak 72%
merupakan kewenangan Kab./Kota, 22%
kewenangan provinsi Jawa Timur dan 4%
kewenangan instansi lain. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa sebagian besar
pengaduan merupakan kewenangan Pemerintah
Gambar. 4.12 Pengaduan Berdasarkan Media
Kab./Kota sehingga keseluruhan pengaduan
Penyampaian
tersebut dilimpahkan ke Bupati/walikota melalui
Sedangkan apabila ditinjau dari media yang
surat dengan tembusan Badan/Dinas/Kantor
tercemar, pengaduan lingkungan yang diterima
Lingkungan Hidup Kab./Kota maka apabila selama
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
pelimpahan pengaduan tersebut oleh
Bupati/Walikota tidak ada tanggapan, maka Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
melakukan penganan pengaduan tersebut. Sebelum
mengambil alih kewenangan, Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Timur melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan Badan/Dinas/Kantor
Lingkungan Hidup Kab./Kota yang terkait.
Dari 58 pengaduan yang dilimpahkan
Gambar 4.13 Pengaduan Berdasarkan Media Yang
sebanyak 31 pengaduan telah ditangani pemerintah
Tercemar
Kab./Kota dan hasil penanganan pengaduan telah
Dari Grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun disampaikan kepada BLH Prov Jatim, sedang sisanya
2015 pengaduan yang diterima lebih banyak media 27 pengaduan diambil alih penanganannya oleh
tanah yang tercemar. Hal tersebut dikarenakan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Dari
IV - 176
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
27 pengaduan yang diambil alih provinsi sebanyak 8 kualitas lingkungan.Selain itu, diharapkan
kasus pengaduan ditindaklanjuti dengan pemberian perusahaan yang melakukan pelanggaran akan
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah yang mendapatkan efek jera. Apabila sanksi administrasi
terkait diantaranya Bupati Mojokerto, Bupati yang diterbitkan tidak dipatuhi oleh perusahaan
Sidoarjo, Bupati Bondowoso dan Bupati jombang maka akan dapat dikenakan denda atau pidana.
agar menerapkan sanksi administratif kepada
perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap peraturan lingkungan.
Pada tahun 2015 terdapat 17 pengaduan
yang menjadi kewenangan provinsi Jawa Timur,
pengaduan yang menjadi kewenangan provinsi
tersebut terkait dengan lokasi kejadian dan
perusahaan yang diadukan berada di kab./kota yang
berbeda (lintas provinsi). Keseluruhan pengaduan
tersebut telah ditangani termasuk walaupun ada Gambar 4.14 Verifikasi Pengaduan
beberapa pengaduan yang tidak cukup informasinya
Selain kewenangan kab./kota dan provinsi
sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Pengaduan
ada 3 pengaduan yang menjadi kewenangan
yang tidak ditindaklanjti karena tidak cukup
instansi lain. Pengaduan tersebut telah diteruskan
informasi telah disampaikan kepada pengadu. Dari
kepada instansi terkait dan telah ditindaklanjuti.
17 pengaduan kewenangan provinsi yang telah
Pada tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup
diverifikasi terdapat 1 kasus pengaduan yang
Provinsi Jawa Timur telah memiliki sms center
ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi
pengaduan di nomor 081357619911. Diharapkan ke
administratif melalui Surat Keputusan Kepala BLH
depan dengan adanya sms center akan lebih
Prov. Jatim no: 188/155/KPTS/207/2015 tanggal 4
memudahkan masyarakat untuk menyampaikan
September 2015 mengenai sanksi administrasi
pengaduan terkait permasalahan lingkungan.
paksaan pemerintah kepada PT. Pabrik Kertas
Indonesia. Selain itu, terdapat 1 (satu) kasus
pengaduan direkomendasikan kepada Bupati Gresik
untuk diberikan sanksi administrasi karena dokumen
lingkungan perusahaan yang diadukan diterbitkan
Pemerintah Kab. Gresik.
Pemberian sanksi administrasi merupakan
salah satu upaya penegakan hukum lingkungan.
Penerapan sanksi administrasi bertujuan untuk
melindungi lingkungan dari pencemaran, Sarana penyampaian pengaduan lingkungan
IV - 177
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
4.1 Rehabilitasi Lingkungan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan
Permasalahan lingkungan merupakan suatu kosong, alang-alang atau semak belukar untuk
permasalahan kompleks yang ditimbulkan oleh mengembalikan fungsi hutan sedangkan
berbagai aktivitas manusia baik itu aktivitas skala penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis di
besar seperti industri hingga aktivitas skala kecil luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi
seperti rumah tangga, maupun permasalahan sosial lahan.
kemasyarakatan yang sudah menjadi bagian dari Data realisasi kegiatan penghijauan dan
pola hidup masyarakat karena terkait dengan faktor reboisasi berdasarkan Kabupaten./Kota Se Jawa
ekonomi dan sosial budaya seperti penebangan Timur dapat dilihat pada tabel UP-1 Buku Data
hutan secara liar, pembuangan sampah secara SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Berikut disajikan
sembarangan, emisi kendaraan bermotor dan lain- grafik perbandingan kegiatan reboisasi dan
lain, serta lemahnya kontrol dari pihak pemerintah penghijauan berdasarkan jumlah pohon.
sehingga mengaki- batkan adanya pemanfaatan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka
penyelesaian masalah tidak akan dapat terwujud 31%
tanpa adanya kerjasama dan partisipasi dari semua penghijauan
69%
pihak. reboisasi
IV - 168
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 169
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 170
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 171
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 172
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV - 174
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
perijinan, instrumen pengelolaan limbah cair (IPAL), masyarakat dan meningkatkan efektifitas
titik pemantauan limbah cair, pemenuhan baku pengelolaan pengaduan dan penanganan kasus-
mutu dan pelaporan. Selain pengelolaan limbah cair, kasus pencemaran dan perusakan lingkungan.
pengawasan juga meliputi pengendalian Penanganan pengaduan di Provinsi Jawa
pencemaran udara dan ketaatan pengelolaan limbah Timur dilaksanakan dengan berpedoman pada
B3. Pengendalian pencemaran udara meliputi titik Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 tahun
pemantauan, persyaratan teknis cerobong, 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan
pemenuhan baku mutu emisi dan pelaporan. Penanganan Pengaduan akibat dugaan pencemaran
Sedangkan pengelolaan limbah B3 yang diawasi dan/atau kerusakan lingkungan. Pos Pelayanan
meliputi perijinan limbah B3, pengelolaan limbah B3, Pengaduan Lingkungan Provinsi Jawa Timur
ketentuan teknis TPS dan pelaporan. Hasil dari terbentuk dengan Keputusan Kepala Badan
proper dapat dilihat pada tabel UP-4E buku data Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur,
SLHD Prov. Jawa Timur. dilaksanakan secara terpadu antar bidang yang
terkait, dimana sekretariat pengaduannya berada
4.3. Penegakan hukum pada bidang komunikasi lingkungan dan
wewenang pemerintah. Terkait pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
penegakan hukum lingkungan yang efektif yang melakukan penanganan pengaduan yang memenuhi
diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang kriteria sesuai Peraturan Menteri No 9 tahun 2010
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 9 ayat (2) sebagai berikut :
Pasal 63 ayat (2) huruf s dan ayat (3) huruf p, serta a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.19 lingkungannya diterbitkan oleh Gubernur.
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di b. Usaha dan/atau kegiatan yang izin
Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Daerah lingkungannya diterbitkan oleh Bupati/Walikota
memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang tetapi tidak ditindaklanjuti dalam kurun waktu
baik dan sehat dalam melaksanakan kewajiban dan 10 (sepuluh) hari kerja.
Dengan adanya pos ini dapat meningkatkan peran Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur selama
Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan kepada tahun 2015 sebanyak 80 pengaduan dimana 97,5%
merupakan pengaduan lingkungan. Jumlah
IV - 175
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
pengaduan pada tahun 2015 bertambah 31 kasus pada tahun 2015 cukup banyak pengaduan
dari total pengaduan tahun lalu yang hanya mengenai limbah B3 terutama mengenai dumping
mencapai 49 kasus. Pengaduan tersebut limpah B3. Dari data pengaduan yang masuk
disampaikan dengan berbagai media penyampaian terdapat sekitar 12 (dua belas) lokasi yang diduga
seperti surat, telepon, datang langsung (lisan). Pada menjadi tempat dumping limbah B3. Selain dumping
tahun 2015 tidak ada pengaduan yang disampaikan terdapat juga pengaduan terkait pengelolaan limbah
lewat email. Perbandingan jumlah pengaduan yang B3 yang tidak dilengkapi izin. Tak hanya limbah B3
masuk berdasarkan media penyampaiannya dapat saja yang menjadi permasalahan lingkungan tetapi
dilihat seperti grafik di bawah ini juga pertambangan dimana lebih banyak
pertambangan ilegal yang dilaporkan masyarakat.
Selanjutnya apabila ditinjau dari kewenangan
maka dari 78 pengaduan lingkungan, sebanyak 72%
merupakan kewenangan Kab./Kota, 22%
kewenangan provinsi Jawa Timur dan 4%
kewenangan instansi lain. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa sebagian besar
pengaduan merupakan kewenangan Pemerintah
Gambar. 4.12 Pengaduan Berdasarkan Media
Kab./Kota sehingga keseluruhan pengaduan
Penyampaian
tersebut dilimpahkan ke Bupati/walikota melalui
Sedangkan apabila ditinjau dari media yang
surat dengan tembusan Badan/Dinas/Kantor
tercemar, pengaduan lingkungan yang diterima
Lingkungan Hidup Kab./Kota maka apabila selama
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
pelimpahan pengaduan tersebut oleh
Bupati/Walikota tidak ada tanggapan, maka Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
melakukan penganan pengaduan tersebut. Sebelum
mengambil alih kewenangan, Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Timur melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan Badan/Dinas/Kantor
Lingkungan Hidup Kab./Kota yang terkait.
Dari 58 pengaduan yang dilimpahkan
Gambar 4.13 Pengaduan Berdasarkan Media Yang
sebanyak 31 pengaduan telah ditangani pemerintah
Tercemar
Kab./Kota dan hasil penanganan pengaduan telah
Dari Grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun disampaikan kepada BLH Prov Jatim, sedang sisanya
2015 pengaduan yang diterima lebih banyak media 27 pengaduan diambil alih penanganannya oleh
tanah yang tercemar. Hal tersebut dikarenakan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Dari
IV - 176
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
27 pengaduan yang diambil alih provinsi sebanyak 8 kualitas lingkungan.Selain itu, diharapkan
kasus pengaduan ditindaklanjuti dengan pemberian perusahaan yang melakukan pelanggaran akan
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah yang mendapatkan efek jera. Apabila sanksi administrasi
terkait diantaranya Bupati Mojokerto, Bupati yang diterbitkan tidak dipatuhi oleh perusahaan
Sidoarjo, Bupati Bondowoso dan Bupati jombang maka akan dapat dikenakan denda atau pidana.
agar menerapkan sanksi administratif kepada
perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap peraturan lingkungan.
Pada tahun 2015 terdapat 17 pengaduan
yang menjadi kewenangan provinsi Jawa Timur,
pengaduan yang menjadi kewenangan provinsi
tersebut terkait dengan lokasi kejadian dan
perusahaan yang diadukan berada di kab./kota yang
berbeda (lintas provinsi). Keseluruhan pengaduan
tersebut telah ditangani termasuk walaupun ada Gambar 4.14 Verifikasi Pengaduan
beberapa pengaduan yang tidak cukup informasinya
Selain kewenangan kab./kota dan provinsi
sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Pengaduan
ada 3 pengaduan yang menjadi kewenangan
yang tidak ditindaklanjti karena tidak cukup
instansi lain. Pengaduan tersebut telah diteruskan
informasi telah disampaikan kepada pengadu. Dari
kepada instansi terkait dan telah ditindaklanjuti.
17 pengaduan kewenangan provinsi yang telah
Pada tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup
diverifikasi terdapat 1 kasus pengaduan yang
Provinsi Jawa Timur telah memiliki sms center
ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi
pengaduan di nomor 081357619911. Diharapkan ke
administratif melalui Surat Keputusan Kepala BLH
depan dengan adanya sms center akan lebih
Prov. Jatim no: 188/155/KPTS/207/2015 tanggal 4
memudahkan masyarakat untuk menyampaikan
September 2015 mengenai sanksi administrasi
pengaduan terkait permasalahan lingkungan.
paksaan pemerintah kepada PT. Pabrik Kertas
Indonesia. Selain itu, terdapat 1 (satu) kasus
pengaduan direkomendasikan kepada Bupati Gresik
untuk diberikan sanksi administrasi karena dokumen
lingkungan perusahaan yang diadukan diterbitkan
Pemerintah Kab. Gresik.
Pemberian sanksi administrasi merupakan
salah satu upaya penegakan hukum lingkungan.
Penerapan sanksi administrasi bertujuan untuk
melindungi lingkungan dari pencemaran, Sarana penyampaian pengaduan lingkungan
IV - 177
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -178
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
LSM selain sebagi mitra kerja Pemerintah Salah satu hasil dari bentuk peran serta
mereka juga memberikan pengaduan terkait masyarakat adalah diperolehnya penghargaan
pencemaran atau kerusakan lingkungan. Pada di bidang lingkungan. Badan Lingkungan Hidup
tahun 2015 telah masuk 32 pengaduan Provinsi. Jatim melaksanakan program dan
lingkungan yang berasal dari LSM, diantaranya : kegiatan sebagai motivasi bagi masyarakat dan
- Prigi Arisandi ECOTON, memberikan sekolah untuk meningkatan Pengelolaan
pengaduan mengenai Dugaan adanya Lingkungan Hidup. Sasaran kegiatan tersebut
pembuangan limbah oleh PT. Pakerin di dimulai dari Perusahaan/Industri, sekolah,
sungai sehingga mengakibatkan sungai Kali kab/kota, desa, kelompok dan perorangan.
Porong dan anak sungai Kali Porong Kepada masyarakat yang telah berprestasi atau
tercemar dan ikan di sungai tersebut berhasil dalam program pengelolaan akan
menjadi mati. diberikan penghargaan dari Gubernur Jawa
- Agung Suyatno (LSM AKP), menyampaikan Timur atau BLH Provinsi Jawa Timur.
Dugaan adanya pembuangan limbah B3 (abu Pada tahun 2015 terdapat penghargaan
batu PT. Sadhana dan afalan curah PT. SPS) dari Presiden RI yang diberikan kepada
di Desa Lolawang Ngoro Kab. Mojokerto. masyarakat Jawa Timur yaitu Penghargaan
- Kelompok Nelayan Dusun Ujung Sawo Desa Kalpataru dan Penghargaan Adipura.
Kramat Kec. Bungah Kab. Gresik, Gubernur Jawa Timur juga memberikan
menyampaikan pengaduan adanya penghargaan kepada kelompok, masyarakat
penyedotan pasir laut di Desa Kramat dan Pemerintah Kab./Kota melalui berbagai
Kecamatan Bungah yang mengakibatkan jenis penghargaan di bidang lingkungan,
pendapatan nelayan turun, kerusakan alat diantaranya:
tangkap jaring rajungan, air laut dan sungai - Penyusun SLHD Terbaik Kab. Kota Tingkat
Kramat menjadi keruh, terumbu karang Provinsi Jawa Timur
rusak dan biota laut (rajungan, kepiting - Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup Kategori
IV -179
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -180
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
3. Penghargaan Kalpataru
Kalpataru adalah pohon kehidupan yang lain-lainnya) dan atau pegawai negeri (termasuk
reliefnya terpahat di Candi Mendut dan TNI, POLRI, PPLH, PPNS, guru) yang mengabdi
Prambanan yang mencerminkan suatu tatanan diri dalam usaha pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang hidup yang jauh melampaui kewajiban dan
serta merupakan tatanan yang diidamkan tugas pokoknya serta berlangsung cukup lama.
karena melambangkan hutan, tanah, air, udara, Untuk Tahun 2015 yang memperoleh
dan makhluk hidup. Penghargaan Lingkungan penghargaan dari Presiden RI ada 1 orang
Hidup Nasional merupakan penghargaan yang berasal dari Kab. Magetan. sedangkan untuk
diberikan Pemerintah Republik Indonesia pada tingkat Provinsi Jawa Timur ada 1 orang dari
Upacara Hari Ling- kungan Hidup Se dunia Kab. Tulungagung.
tanggal 5 Juni, berupa trophy “KALPATARU” c. Kategori Penyelamat Lingkungan
dan piagam penghargaan. Kalpataru diberikan
Penghargaan ini diberikan kepada kelompok
kepada mereka, baik individu maupun
masyarakat, baik formal (kelompok masyara-
kelompok masyarakat yang berprestasi dalam
kat adat, kelompok tani, kelompok
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
masyarakat desa/dusun/kampung, komunitas
Penghargaan kalpataru terdiri dari empat
adat, rukun warga, paguyuban, karang
kategori:
taruna, PKK dll) maupun formal (LSM, Ornop,
a. Kategori Perintis Lingkungan
Badan Usaha, Lembaga Penelitian, Lembaga
Penghargaan yang diberikan kepada warga
Pen- didikan, Koperasi, Asosiasi Profesi,
masyarakat bukan pegawai negeri dan
organisasi kepemudaan dll) yang berhasil
bukan tokoh dari organisasi formal yang
melakukan upaya pelestarian fungsi
berhasil merintis lingkungan hidup dan
lingkungan atau pencegahan kerusakan dan
merupakan kegiatan baru sama sekali bagi
pencemaran (penyelamatan) ekosistem. Pada
daerah atau kawasan yang bersangkutan.
tahun 2015 yang memperoleh penghargaan
Pada Tahun 2015 dari Provinsi Jawa Timur
dari Presiden Ri ada 3 kelompok swadaya
yang memperoleh penghargaan dari
masyarakat LSM berasal dari Kota Surabaya,
Presiden RI tidak ada, sedangkan untuk
yaitu LSM Tunas Hijau, Kabupaten
tingkat Provinsi Jawa Timur ada 5 orang
Tulungagung Kelompok HAMPAR dan
dan masing-masing dari Kab. Banyuwangi,
Kabupaten Malang Kelompok Tani Sumber
Kota Batu, Kab. Bojonegoro, Kab. Malang
Rejeki. Dan untuk tingkat Provinsi JawaTimur
dan Kota Surabaya.
ada 5 orang, masing–masing perwakilan dari
Kab. Magetan, Kota Batu,Kab. Lumajang,
b. Kategori Pengabdi Lingkungan
Kab. Tulungagungk, dan Kab.Ngawi.
Penghargaan diberikan kepada petugas
lapagan (Penyuluh Lapangan Penghijauan,
Petugas Penyuluh Lapangan, Petugas Lapangan
Kesehatan, Jagawana, Penjaga Pintu Air dan
IV -181
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -182
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -183
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Penilaian lebih dari ketaatan (beyond compli- menjadi peringkat EMAS. 2. Nilai HIJAU
ance). Penilaian ketaatan dimulai dengan taha- percentile 25% - 75% persektor mendapatkan
pan persiapan yang dilakukan pada bulan Janu- peringkat HIJAU. 3. Nilai HIJAU percentile <25%
ari sampai Maret. Tahap persiapan PROPER per sektor kembali keperingkat BIRU.
meliputi: Pengertian dari sebagai makna peringkat dalam
Pemilihan Usaha dan/atau kegiatan proper sebagai berikut:
Penguatan kapasitas EMAS, diberikan kepada penanggung jawab
Sosialisasi usaha dan/atau kegiatan yang telah secara kon-
verifikasi lapangan maupun evaluasi dokumen produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis
penilaian mandiri untuk mendapatkan peringkat yang beretika dan bertanggung jawab ter-
Pengawasan langsung oleh KLH 213 perusahaan HIJAU, diberikan kepada penanggung jawab
Pengawasan Langsung oleh Provinsi 1094 usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
IV -184
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
6. Program ADIWIYATA
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau
makna sebagai tempat yang baik dan ideal di
Program Desa Kelurahan Bersih dan Lestari mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan
(BERSERI) merupakan model pemberdayaan dan berbagai norma serta etika yang dapat
masyarakat dan aparat desa/kelurahan agar mau menjadi dasar manusia menuju terciptanya
dan mampu mengembangkan potensi kesejahteraan hidup kitadan menuju kepada
desa/kelurahan dan dapat berperilaku ramah cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan
lingkungan, sehingga dapat terwujud program Adiwiyata adalah mewujudkan warga
desa/kelurahan yang bersih dan lestari, sehingga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
dapat terwujud desa/kelurahan yang bersih, perlindungan dan pengelolaan lingkungan
sehat, lestari dan asri. Dalam pelaksanaan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik
program Berseri dilakukan penilaian terhadap untuk mendukung pembangunan
desa/kelurahan mencakup lokasi/titik pantau berkelanjutan. Sasaran program ini adalah
yang meliputi aspek : pemberdayaan sekolah-sekolah baik SD, SLTP
a. Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat. dan SLTA/SMK dalam pelaksanaan dan
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
c. Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Program Berseri Jawa Timur mendapatkan Untuk mencapai tujuan program
respon yang sangat positif dari Kab/Kota Adiiwiyata, maka ditetapkan 4 (mpat)
terbukti bahwa mulai dari launchingnya program komponen sebagai berikut :
Berseri tahun 2011 sampai dengan sekarang terus
Kebijakan Berwawasan Lingkungan
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah
Dalam menentukan kebijakan dasar
Kab/ Kota yang mengusulkan Desa/Kelurahan
penilaiannya dengan menilai dokumen kebijakan
IV -185
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
yang teruang dalam KTSP yang memuat kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
kebijakan upaya perlindungan & pengelolaan pengelolaan lingkungan hidup.
lingkungan hidup dengan mengimplementasikan
Visi, Misi dan tujuan sekolah yang tertuang Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
dalam KTSP, struktur kurikulum memuat mata Lingkungan.
pelajaran wajib, muatan local, pengembangan
Dalam pengelolaan Sarana kesetersediaan
diri terkait ke- bijakan perlindungan dan mata
sarana prasarana pendukung yang ramah
pelajaran wajib sehingga semua hasil
lingkungan dan meningkatkan kualitas
implementasi tercapai.
pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ramah lingkungan sehingga bias
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan mengimplemen- tasikan penyediaan sarana
Dalam pelaksanaan kurikulum tenaga pen- untuk mengatasi permasalahan lingkungan
didik memiliki kopetensi dalam mengembangkan hidup disekolah, sarana juga untuk mendukung
kegiatan pembelajaran lingkungan hidup sehing- pembelajaran lingkungan hidup disekolah,
ga dapat mengimplementasikan penerapan memanfaatkan listrik, air dan alat tulis kantor
pedekatan, strategi, metode dan teknik secara efisien dan meningkatkan pelayanan
pembela- jaran yang melibatkan peserta didik kantin sehat dan ramah ingkungan. Pencapaian
secara aktif dalam pembelajaran dan yang diharapkan dari pengelolaan sarana
mengembangkan isu local dan/atau isu global
mampu menghasilkan sarana prasa- rana untuk
sebagai materi pembela- jaran untuk pencapaian
mengatasi permasalahan lingkungan hidup
70% yang dilakukan oleh tenaga pendidik dalam disekolah dan menfaatkan lahan (pengomposan,
menerapkan metode yang melibatkan peserta
pengolahan air, hutan sekolah dan greenhouse
didik secara aktif baik bentuk demonstrasi,
dll.)
diskusi, kelompok, simulasi, pengalaman
Program adiwiyata mempunyai 4 (empat)
lapangan dll.
tahap dalam penilaiannya :
Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota.
Dengan melaksanakan kegiatan
Dalam penilaiannya, Tim Penilai dari Kab/Kota
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
berhak melakukan verifi- kasi terkait pencapaian
yang teren cana bagi warga sekolah dan menjalin
dari 4 komponen tersebut, sehingga berdasar-
kemitraan dalam rangka perlindungan & PLH
kan hasil dari verifikasi tim penilai Kab/Kota
dengan berbagai pihak (Alumni, LSM, Komite
menetapkan nilai pen- capaian sekolah sebagai
sekolah) sehingga mampu
penerima penghargaan sekolah adiwiyata
mengimplementasikan kegiatan tersebut melalui
tingkat Kab/ kota. Sehingga sekolah adiwiyata
memelihara, merawat gedung, memanfaatkan
tingkat kabu- paten/kota dapat diusulkan untuk
lahan, fasilitas sekolah sesuai dengan kaidah-
ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan
kaidah perlindungan dan pengelolaan
adiwiyata tingkat provinsi.
lingkungan hidup dan mampu mengembangkan
Sekolah adiwiyata Provinsi
IV -186
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -187
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Adiwiyata Jatim 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Publik.
Laporan SLHD
Mandiri - - 4 9 9 22 45 19 28 136 tahun 2014
yang telah
Nasional - 4 9 19 28 56 73 69 - 258 dibuat terdiri
dari 2 buah
Provinsi 13 10 9 28 5 51 101 117 151 485 buku, yaitu :
Sekolah adiwiayata
di Kota Pasuruan
7. Penghargaan SLHD
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) adalah laporan yang menyajikan data
penduduk dengan kualitas dan aktivitasnya, a. Buku Laporan Status Lingkungan Hidup
tekanan terhadap lingkungan karena kegiatan Daerah (Buku I) Berisi analisis
sosial ekonomi yang merupakan aktivitas untuk keterkaitan antara perubahan kualitas
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan lingkungan hidup (status), kegiatan yang
penduduk. Keterbatasan lingkungan dan menyebabkan terjadinya perubahan kualitas
teknologi mengharuskan tekanan terhadap lingkungan hidup (tekanan), dan upaya
lingkungan dikendalikan agar tidak terjadi untuk mengatasinya (respon).
bencana ekologi. Kesadaran agar lingkungan b. Buku Kumpulan Data (Buku II)
tetap berlanjut untuk menopang pembangunan Berisi data kualitas lingkungan hidup
akan dapat dilihat dari upaya yang telah menurut media lingkungan (air, udara, lahan
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun serta pesisir dan pantai), data kegiatan / hasil
pihak lainnya. Informasi tentang tekanan, kegiatan yang menyebabkan terjadinya
kondisi dan upaya yang dilakukan terhadap perubahan kualitas lingkungan hidup, data
lingkungan diharapkan dapat menjadi upaya atau kegiatan untuk mengatasi
pertimbangan utama dalam membuatan permasalahan lingkungan, dan data
perencanaan lingkungan. penunjang lainnya yang diperlukan untuk
Laporan SLHD ini juga untuk memenuhi melengkapi analisis.
kewajiban menyediakan, informasi berkaitan c. Status Lingkungan Hidup Daerah Kab/Kota
dengan kepentingan publik sebagaimana Terbaik Tahun 2015 adalah Kota Surabaya,
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Kab. Lamongan, Kab. Lumajang, Kota
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pasuruan dan Kab. Malang.
IV -188
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa menjadi Badan Pen- gendalian Dampak
Sosialisasi, Pembinaan, Rapat Kerja, Hal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8
Workshop, Bimtek dan Sarasehan yang Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama
pesertanya terdiri dari unsure instansi/dinas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I
terkait dan Kab/Kota, Industri, sekolah dan Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1997 Tentang
masyarakat. Pada tahun 2015 untuk Organisasi Dan Tata kerja Badan Pengendalian
berjumlah 16 kegiatan, Rapat Kerja dan Peraturan Daerah provinsi Jawa Timur Nomor
Koorninsai 8 kegiatan, Workshop 5 kegiatan, 10 Tahun 2008 tentang Or- ganisasi Dan Tata
IV -189
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -190
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -191
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
IV -192
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
pada hutan peoduksi, Organisasi dan Tata Kerja Pengaduan kasus Lingkungan serta Pembinaan
KLHK, Program penilaian peringkat kerja Sekolah Adiwiyata. Dalam anggaran Pengelolaan
perusahaan dalam pengelola LH dan Lingkungan Hidup pada Tahun 2015
penanganan kasus-kasus Lingkungan Hidup dan mendapatkan dana APBD Rp. 24.848.114.500,00
Kehutanan, Surat Keputusan Gubernur Jawa (Dua Puluh Empat Milyar Delapan Ratus Empat
Timur berjumlah 11 SK. Di Badan Lingkungan Puluh Delapan Juta Seratus Empat Belas Ribu
Hidup Provinsi Jawa Timur setiap tahun selalu Lima Ratus Rupiah) yang digunakan untuk
mempunyai kegiatan yang telah dituangkan juga alokasi Pelaksanaan SPM. Untuk dana Alokasi
dalam Surat Keputusan Kepala Badan, pada pelaksanaan SPM mengalami penurunan
tahun 2015 untuk produk hukum SK Kepala anggaran dibandingkan dengan tahun
Badan Lingkungan Hidup Provinsi. Jatim sebelumnya, sesuai dengan grafik dibawah.
berjumlah 10 SK kegiatan, sedangkan untuk
pelaksanaan administrasi pelaksanaan kantor
berjumlah 14 SK, untuk Tim Pelaksanaan
Kegiatan berjumlah 37 SK, dan untuk Panitian
dan Narasumber berjumlah 42 SK.
IV -193
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Tingkat Dasar berjumlah 1 orang laki-laki. Lab Lingkungan Badan Lingkungan Hidup
Sedangkan untuk tenaga outsourcing memberikan pelayanan jasa uji kualitas
berjumlah 26 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 lingkungan kepada masyarakat umum dan dunia
perempuan. usaha seperti industry lainnya, rumah sakit,
4.5.4. UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan perhotelan, konsultan dan lain-lain. Dengan
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa jumlah personil 28 orang yang terdiri dari 1
Timur (Lab. Lingkungan Badan Lingkungan Kepala UPT Laboratorium, 1 Kasubag Tata
Hidup ) merupakan Laboratorium Pemerintah Usaha, 2 Kasie, 13 pegawai PNS dan 11 tenaga
Jawa Timur yang bertugas melaksanakan uji outsourching yang terdiri dari 6 laki-laki dan 5
kualitas lingkungan di Jawa Timur. Lab 6 perempuan.
lingkungan Badan Lingkungan Hidup ditunjuk
Gubernur Jawa Timur antara lain sebagai 4.5.5 Jumlah Staf Fungsional Bidang
Laboratorium Rujukan, Pembinaan Laboratorium Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti
Lingkungan Daerah, dan pusat Pemantauan Diklat.
Kualitas Lingkungan. Lab. Ini juga
dikembangkan untuk dapat melakukan
pelayanan jasa pengujian kualitas lingkungan
kepada dunia usaha dan masyarakat umum
secara professional dan mandiri. Dengan visi
menjadi Laboratorium Lingkungan yang terbaik
dan terpercaya dan Misi mendukung
pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan
penegakan hokum lingkungan dan
mengembangkan komunikasi dan kerjasama Pejabat Fungsional PPLHD Provinsi Jawa Timur
dengan laboratorium kabupaten/kota dan Dengan semakin meningkatnya
laboratorium lainnya. Laboratorium Lingkungan permasalahan lingkungan hidup akibat dampak
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim telah negative peningkatan populasi manusia dan
mendapatkan sertifikat Akreditasi. Untuk kegiatan pembangunan baik yang berupa
menjaga validitas dan kredibilitas hasil uji, Lab. industrialisasi maupun kegiatan pembangunan
lingkungan Badan Lingkungan Hidup senantiasa insfrastruktur, jika dikolerasikan dengan jumlah
mengikuti sertifikasi kompetensi antara lain : dan kompetensi SDM Badan Lingkungan Hidup
ISO/IEC17025:2005 (Sertifikat Akreditasi dari Provinsi. Jatim. Untuk itu Badan Lingkungan
KANLP-508-IDN) Hidup Provinsi. Jatim juga memiliki 7 orang
Kompetensi Lab. Lingkungan dan teregristrasi pejabat fungsional yang telah mengikuti diklat
oleh KLH No. 0037/LPJ/LABLING-1/LRK/KLh; dalam bidang LH terdiri pejabat pengendali
Uji Profisiensi dari PUSARREDAL dan LIPI sejak dampak lingkungan (2 laki-laki dan 4 perempuan)
2008 dan menuju Uji Profisiensi Internastional dan 1 orang pejabat fungsional 1 orang laki-laki
2013. Dalam mengemban fungsi pelayanan maka pengawas lingkungan hidup.[]
IV -194
LAMPIRAN :
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik analisis State Pressure Response (SPR) Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim
1. Hutan dan Lahan
Respons Rencana tindak
State Presure Program Kegiatan Pelaksanaan Program kegiatan Pelaksanaan
Indeks Indeks kualitas Tutupan lahan Lahan kritis seluas 294.613,24 Ha, Kebijakan : BLH Jatim 1. meningkatkan luasan BLH
sebesar 64,01 ( Kurang ) naik dari yang terinci dalam lahan kritis : penguatan instrumen pencegahan Dishut Prov. lahan kritis yang Jawa
indeks tutupan lahan tahun 2014 91.882,65 Ha (3,5%) dan Lahan Sangat pencemaran atau kerusakan lingkungan Jatim terehabilitasi, Timur
sebesar 53.90 Kritis : 202.730,59 Ha (7,71%, Agak hidup. Perhutani Jatim 2. Meningkatkan upaya
Penggunaan lahan utama terbesar kritis : 891.966,08 Ha (33,94%) Penguatan kelembagaan perlindungan dan BLH Kab/kota perlindungan dan
lahan kering : 2.073.571,41 Ha Das Brantas mempunyai tingkat pengelolaan lingkungan hidup yang lebih BPBD Jawa Timur konservasi sumber daya
(42,05%), lahan sawah 1.179.264 Ha kekritisan yang terbesar yaitu seluas efektif dan responsif; alam berbasis peran
(23,92%), Lahan Hutan sebesar 50.366,00 Ha, selanjutnya DAS Mewujudkan Sistem Penanggulangan serta masyarakat,
874.881,28 Ha (17,74%), l a h a n Pekalen =47.395,94 Ha dan terakhir Bencana bagi Masyarakat Jawa Timur yang dengan jumlah titik
n on Pertanian : 417.627,69 (17,74%), DAS Solo = 16.931,34 Ha. Mandiri sumber mata air yang
Perkebunan sebesar 271.45,33 Ha konversi kawasan hutan pada tahun Pengentasan kemiskinan melalui produksi terkonservasi.
dan badan air sebesar 114.051,81 Ha 2015 seluas 6.182,49 Ha yang terinci kayu bulat hutan rakyat
(2,31%). pada lainnya sebesar 2.434,44 Ha Program dan kegiatan:
Kualitas lahan kering 12 Kab/Kota (39,38%), diikuti pemukiman seluas o meningkatkan luasan lahan kritis yang
mempu- nyai resiko tinggi dalam 1.609,4 Ha (26,03%) dan Perkebunan terehabilitasi,
bencana erosi, level ren- dah berada 1.110,68 Ha (17,96%), Pertambangan o meningkatkan upaya perlindungan dan
di 4 Kab/Kota sedangkan yang lain 930,94 Ha (15,06 %) dan yang terakhir konservasi sumber daya alam berbasis peran
berada di level sedang. adalah Industri sebesar 1,57% (97 Ha). serta masyarakat, dengan jumlah sumber
23 Kab/Kota dari 38 Kab/Kota di Jawa mata air yang terkonservasi.
Timur, Wilayah di selatan jawa Timur o Program OBIT/penghijauan 27.386.088,72
merupakan wilayah daerah rentan pohon
longsor ddengan kerentanan tinggi o Kegiatan reboisasi 12.107.912,04 pohon
sedangkan wilayah tengah dengan o Pengembangan Ruang terbuka Hijau (RTH)
kerentanan longsor menengah. sebesar 174.002 Ha
o Pengembangan hutan rakyat, terbesar di Kab.
Madiun sebesar 93.092,64 Ha, dan
Kab.Jember seluas 91.108,01 Ha.
o Pembuatan demplot Menuju Indonesia Hijau
o Demplot Pelestarian Sumber Mata Air
dengan Vegetasi
o Evaluasi kerusakan tanah di Kab. yaitu
Nganjuk, Tulungagung dan Blitar
o pemanasangan Early Warning System di
daerah bencana sebesar 17,21 % atau 47
titik longsor dan Desa tangguh bencana dari
tahun 2009-2014 sebanyak 14 Desa di daerah
rawan bencana
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
2.Keanekaragaman Hayati
Respons Rencana tindak
State Presure Program Kegiatan Pelaksanaan Program kegiatan Pelaksanaan
Diketahui spesies diketahui dan Degradasi hutan Kebijakan : BBKSDA Jatim Memulihkan habitat BBKSDA
dilindungi sebanyak 1.093 spesies antara lain CA/SM Keputusan Direktur Jenderal LSM Ecoton BLH Jawa
satwa dilindungi
Prioritas utama prioritas utama, Pulau Bawean dan Konservasi Sumber Daya Alam Timur
pada tahun 2015 populasi Elang CA Gunung Abang. Ekosistem (KSDAE) Nomor SK.180 Memulihkan LSM Ecoton
Jawa dan Kakatua Kecil Jambul Konversi lahan /IV-KKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 memulihkan kawasan
Kuning tidak mengalami pertanian di tentang penetapan 25 (dua puluh konservasi yang
peningkatan populasi , Populasi kawasan lima) satwa terancam punah
terdegradasi
Banteng menurun 11 ekor dari konservasi prioritas untuk ditingkatkan
Meningkatkan upaya
baseline data sebanyak 50 ekor Kebakaran populasinya sebesar 10 % (sepuluh
perlindungan dan konservasi
menjadi 39 ekor sedangkan Rusa kawasan persen) pada tahun 2015 sampai
sumber daya alam berbasis
Bawean meningkat 50 ekor dari konservasi dengan tahun 2019. Dari 14 (empat
peran serta masyarakat,
baseline data (tahun 2 014) Pengunjung di Belas) species tersebut 4 (empat)
dengan jumlah titik sumber
sebanyak 275 ekor menjadi 325 Kawasan diantarannya habitatnya berbeda di
mata air yang terkonservasi.
ekor. konservasi Propinsi Jawa Timur, yaitu Banteng,
Pemantauan suaka ikan kali
sebanyak 22.856 Elang Jawa, Kakatua Kecil Jambul
Surabaya
(CA. Pulau sempu Kuning dan Rusa Bawean.
) Surat Direktorat Pengendalian
Kebakaran Hutan Nomor:
S.79/PKH-1/2015 tanggal 14 April 2015
batas toleransi maksimum luas
kebakaran hutan dan lahan di Propinsi
Jawa Timur 267.908 Ha.
RTRW Kab. Malang Kabupaten
Malang mendukung dan mengakui
keberadaan kawasan Cagar Alam
Pulau Sempu (Paragraf 5 Pasal 17)
dimana strategi: 1) Mempertahankan
dan menjaga kelestariannya ka w a s
an; 2) Membatasi k eg i a ta n
y a ng mengakibatkan terganggunya
ekosistem serta mengembalikan
berbagai kehidupan terutama satwa
yang nyaris punah di Pulau Sempu.
Penetapan Keputusan
Gubernur Jatim Suaka ikan kali
surabaya (Habitat ikan ikan
papar/Notopterus notopterus).
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
terdegradasi seluas
0,01 Ha.
Menurunkan Kebakaran
kawasan konservasi,
sepanjang tahun 2015
kebakaran hanya terjadi
67,554 Ha dari luasan
kawasan konservasi
sebesar 97,48 %
antisipasi bahaya
kebakaran hutan,
antara lain patrol
kebakaran, apel siaga
kebakaran, dan
penanganan kebakaran
hutan
biotilik dan kelimpahan biota
mikroinvertebrata.
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
3. Air
State Pressure Response Rencana Tindak
Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
1. Kualitas Air Sungai DAS
Brantas
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
BKD provinsi
maupun
kabupaten
kota di Jawa
Timur
BLH Provinsi
maupun
kabupatan
kota di Jawa
Timur
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
- Menempatkan SDM
sesuai dengan bidang
keahliannya di bidang
pengelolaan air limbah
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
- Meningkatkan jumlah
PPLH (Pejabat
Pengawas Lingkungan BKD provinsi
Hidup) dan PPNS maupun
(Pejabat Penyidik kabupaten
Pegawai Negeri Sipil) di kota di Jawa
Jawa Timur untuk Timur
pengawasan dan
penegakan hukum
terhadap kegiatan BLH Provinsi
usaha penghasil air maupun
limbah domestik. kabupatan
kota di Jawa
Timur
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
4. Udara
State Pressure Response Rencana Tindak
Program/Kegiatan Pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
- Ideks Kualitas - Jawa Timur memiliki - Penerapan baku mutu udara emisi - BLH Provinsi - Penetapan baku mutu - BLH Provinsi Jawa
Udara 91,09 659 ribu industri agro dan ambent melalui pergub no. 10 Jawa Timur yang lebih ketat dari Timur
- Kualitas air hujan dan 115 ribu industri tahun 2009. tahun ke tahun
cendurung logam mesin, tekstil dan - Pembinaan pengelolaan lingkungan - Pengawasan terpadu
bersifat asam 4,16 aneka serta 15 ribu bagi industri dan kegiatan usaha - BLH Provinsi terhadap pelaksanaan - BLH Provinsi Jawa
s/d 5,39 industri alat lainnya. Jawa Timur dokumen linkungan Timur
- Curah hujan rata- transportasi, - Pengawasan industri melalui kegiatan usaha
rata mengalami elektronika dan PROPER dan pengawasan rutin - Penyediaan anggaran
peningkatan telematika. - Pemantauan rutin kualitas udara - BLH dan KLHK - Keberlanjutan kegiatan
- Suhu Udara Transportasi ambien pengawasan industri dan
mengalami - Jumlah kendaraan 15,67 - Kegiatan Car Free Day hampir di program PROPER - Pemerintah Provinsi
peningkatan juta unit setiap Kab./Kota, - Mendorong semua Jawa Timur
- Konsumsi bahan bakar - Penghijauan dan reboisasi, melalui : - BLH Provinsi Kab./Kota di Jawa Timur
Jawa Timur - KLHK dan BLH
untuk industri terbesar Gerakan penanam satu Milyar melaksanakan Program Provinsi Jawa Timur
adalah batubara 16,38 pohon, Perindangan jalan, - Kab./Kota Car Free Day. - BLH Provinsi Jawa
juta ton/tahun Pemanfaatan pekarangan melalui - Keberlanjutan Program Timur
- Bahan bakar untuk Program Kawasan Rumah Pangan Sekolah Adiwiyata, Desa/
transortasi sebesar 14,13 Lestari. Kelurahan Berseri dan - BLH Provinsi Jawa
juta kilo liter - Penghargaan Kalpataru bagi - Kab./Kota Kampung Iklim. Timur
premiun/tahun dan 9,30 pelestari dan penyelamat - Program Penghijauan dan
juta kilo liter Solar lingkungan. Reboisasi
- Timbulan Sampah - Program Adiwiyata, Program - Melakukan evaluasi
domestik Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari - KLHK terhadap pelaksanaan eco
sebesar 17,39 ton/hari. (Berseri), Program Kampung Iklim office di SKPD Provinsi
Pengelolaan sampah di dan Program Kota/Kabupaten Sehat, Jawa Timur - BLH Provinsi Jawa
Jawa Timur sebagian dimana salah satu indikatornya - Uji banding/uji profesiensi Timur
besar masih adalah perindangan dan Hutan Kota. antar laboratorium untuk
menggunakan sistem - Penerapan ecco office melalui surat menghasilkan data yang
control landfill dan open edaran Gubernur Jawa Timur. - KLHK, BLH akurat.
dumping. Prov Jatim - Pelaksanaan uji kualitas - Dinas/Instansi
- Beban Emisi udara ambien terkait dan
sektor industri 24,9 ribu menggunakan waktu masyarakat.
ton SOx/tahun, dan 27,4 lamanya pengambilan - Tim gabungan
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
- SKPD Provinsi
Jawa Timur - BLH Provinsi Jawa
Timur
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015
Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015