Anda di halaman 1dari 248

Laporan Provinsi Jawa Timur

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SEKAPUR SIRIH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI Iii

DAFTAR GAMBAR V
EXECUTIVE SUMMARY I
BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang I-1


1.2 Maksud dan Tujuan I-4
1.3 Profil Daerah I-5
1.4 Pemanfaatan Laporan SLHD I-7
1.5 Sistematika Penyusunan Pemanfaatan Laporan SLHD I-8
1.6 Isu Prioritas I-10
1.7 Analisa Pressure-State-Response I-15
1.7.1 Pressure (Tekanan) I-16
1.7.2 State (Kondisi) I-17
1.7.3 Response I-18

BAB II. Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya

2.1 Lahan Dan Hutan II-22


2.1.1 Penggunaan Lahan Utama II-24
2.1.2 Luas Kawasan Hutan II-27
2.1.3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lainnya II-30
2.1.4 Luas Penutupan Lahan dalam dan luar Kawasan Hutan II-32
2.1.4.1 Hutan Produksi II-32
2.1.4.2 Hutan Rakyat II-33
2.1.4.3 Hutan Bakau II-34
2.1.5 Luas Lahan Kritis II-35
2.1.6 Kualitas Lahan Kering II-37
2.1.7 Kerusakan Hutan II-46
2.1.8 Konversi Hutan II-47
2.2. Keanekaragaman Hayati II-48
2.3. Air II-56
2.3.1 Air Sungai II-56
2.3.2 Air Danau/Waduk/Embung II-59
2.3.3 Kualitas Air Sungai II-62
2.3.4. Kualitas Air Danau II-71
2.3.5. Kualitas Air Minum II-74
2.4 Udara II-79
2.5 Laut, Pesisir dan Lautan II-55
2.5.1 Kualitas air laut II-55
2.5.2 Luasan dan kondisi terumbu karang II-86
2.5.3 Luas dan kerusakan padang lamun II-91
2.5.4 Luas dan kerapatan hutan mangrove II-93

iii
2.6 Iklim II-100
2.7 Bencana Alam II-104
2.7.1 Bencana Banjir, korban dan kerugian II-104
2.7.2 Bencana kekeringan , luas dan kerugian II-106
2.7.3 Bencana Kebakaran hutan/lahan dan kerugian II-108
2.7.4 Bencana Tanah longsor/gempa bumi, kerusakan dan kerugian II-110

BAB III. Tekanan Terhadap Lingkungan

3.1 Kependudukan III-113


3.1.1 Luas wilayah, jumlah penduduk , pertumbuhan dan kepadatan III-113
3.1.2 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan III-117
3.1.3 Penduduk di wilayah pesisir dan lautan III-119
3.2 Permukiman III-123
3.3 Kesehatan III-126
3.4 Pertanian III-129
3.5 Industri III-147
3.6 Pertambangan III-149
3.7 Energi III-151
3.8 Transportasi III-153
3.9 Pariwisata III-156
3.10 Limbah B3 III-45

BAB IV. Upaya Pengelolaan Lingkungan

4.1 Rehabilitasi Lingkungan IV-168


4.2 AMDAL IV-172
4.3 Penegakan Hukum IV-175
4.4 Peran serta Masyarakat IV-178
4.5 Kelembagaan IV-189

Lampiran -lampiran
Matrik analisis State Pressure Response SLHD Prov. Jatim
SK Tim Penyusun SLHD Prov. Jatim

iv
Daftar grafik

Gamb.1.1 Indeks kualitas air sungai tahun 2015


Gamb.1.2 Kualitas air sungai bengawan solo parameter BOD
Gamb.1.3 Kualitas air sungai bengawan solo parameter Fecal Coli
Gamb.1.4 Kualitas air sungai Brantas parameter BOD
Gamb.1.5 Kualitas air sungai Brantas parameter Fecal Coli
Gamb.1.6 Prosentase indeks kualitas air sungai kab/kota

Gamb.2.1 Penggunaan lahan utama Provinsi Jatim 2015


Gamb.2.2 Penggunaan lahan utama tahun 2013-2015
Gamb.2.3 Penggunaan lahan pertanian tahun 2014-2015
Gamb.2.4 Penggunaan lahan sawah tahun 2014-2015
Gamb.2.5 Penggunaan lahan kering 2014-2015
Gamb.2.6 Penggunaan lahan hutan 2014-2015

Gamb.2.7 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status tahun 2015
Gamb.2.8 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status tahun 2014-2015
Gamb.2.9 Hutan lindung kab/kota tahun 2015
Gamb.2.10 Luas kawasan konservasi tahun 2015
Gamb.2.11 Luas kawasan lindung berdasarkan RTRW tahun 2015
Gamb.2.12 Luas kawasan budidaya berdasarkan RTRW tahun 2015
Gamb.2.13 Luas dan persebaran LP2B Kab/kota di Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.14 Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status 2015
Gamb.2.15 Penutupan lahan hutan produksi menurut jenis tanaman tahun 2014
Gamb.2.16 Luas dan Kondisi hutan bakau di luar kawasan hutan di Jatim tahun 2015
Gamb.2.17 Luas dan Kondisi hutan bakau di luar kawasan hutan di Jatim tahun 2014-2015
Gamb.2.18 Luas lahan kritis di provinsi Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.19 Luas lahan kritis tahun 2015
Gamb.2.20 Luas lahan kritis di luar kawasan hutan di Jawa Timur
menurut wilayah DAS tahun 2009-2013
Gamb.2.21 Perkiraan kerusakan hutan di Jawa Timur tahun 2015
Gamb.2.22 Perkembangan kebakaran hutan tahun 2010-2014
Gamb.2.23 Nilai kerugian akibat kebakaran hutan 2013-2015
Gamb.2.24 Pelepasan kawasan hutan Nilai kerugian akibat kebakaran hutan 2013-2015

Gamb.2.25 Flora Fauna diketahui dan dilindungi


Gamb.2.26 Explorasi flora fauna di CA. P. Sempu
Gamb.2.27 Mamalia dan Reptil di CA. P. Sempu
Gamb.2.28 Kelimpahan makroinvertebrata di Kali Surabaya
Gamb.2.29 Analisa Biotilik di Kali Surabaya

Gamb.2.30 Debit sungai


Gamb.2.31 Panjang sungai
Gamb.2.32 lebar sungai
Gamb.2.33 Kedalaman sungai
Gamb.2.34 Luas Cachtment area menurut sungai
Gamb.2.35 Jumlah mata air menurut sungai
Gamb.2.36 Grafik dan luas Volume danau
Gamb.2.37 Indeks kualitas air di Jawa Timur
Gamb.2.38 Prosentase kategori indeks kualitas air sungai menurut kab/kota
Gamb.2.39 Kualitas air sungai berdasarkan parameter BOD
Gamb.2.30 Kualitas air sungai Bengawan Solo berdasarkan parameter BOD
Gamb.2.31 Kualitas air sungai Bengawan Solo berdasarkan parameter COD
Gamb.2.32 Kualitas air sungai Bengawan Solo berdasarkan parameter TSS
Gamb.2.33 Kualitas air sungai Bengawan Solo berdasarkan parameter Fecal Coli
Gamb.2.34 Kualitas air sungai Bengawan Solo berdasarkan parameter Total Coli
Gamb.2.35 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter TSS
Gamb.2.36 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter DO
Gamb.2.37 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter COD
Gamb.2.38 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter BOD
Gamb.2.39 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter Fecal Coli
Gamb.2.40 Kualitas air sungai Brantas berdasarkan parameter Total Coli

Gamb.2.41 Kualitas air danau berdasarkan parameter TSS


Gamb.2.40 Kualitas air danau berdasarkan parameter DO
Gamb.2.43 Kualitas air danau berdasarkan parameter BOD
Gamb.2.44 Kualitas air danau berdasarkan parameter COD
Gamb.2.45 Kualitas air danau berdasarkan parameter Total Coli
Gamb.2.46 Kualitas air waduk berdasarkan parameter TSS
Gamb.2.47 Kualitas air waduk berdasarkan parameter DO
Gamb.2.48 Kualitas air waduk berdasarkan parameter BOD
Gamb.2.49 Kualitas air waduk berdasarkan parameter COD
Gamb.2.50 Kualitas air sumur penduduk parameter residu terlarut
Gamb.2.51 Kualitas air sumur penduduk parameter Klhorida
Gamb.2.52 Kualitas air sumur penduduk parameter flourida
Gamb.2.53 Kualitas air sumur penduduk Lokasi komersial,RS dan TPA parameter residu terlarut
Gamb.2.54 Kualitas air sumur penduduk Lokasi komersial,RS dan TPA parameter Flourida
Gamb.2.55 Kualitas air sumur penduduk Lokasi komersial,RS dan TPA parameter Sulfat

Gamb.2.56 Kualitas udara ambiens parameter NO2


Gamb.2.57 Kualitas udara ambiens parameter SO2
Gamb.2.58 Kualitas udara ambiens parameter CO
Gamb.2.59 Kualitas udara ambiens parameter Ozon
Gamb.2.60 Konsentrasi ozon pada ketinggian 5 meter tiap jam dalam satuan ppbv
Gamb.2.61 Konsentrasi ozon pada ketinggian 5 meter dalam setahun dalam satuan ppbv
Gamb.2.62 Kualitas air hujan
Gamb.2.63 Kualitas air hujan untuk parameter PH
Gamb.2.64 Radiasi matahari selama 5 tahun

Gamb.2.65 Kualitas air laut


Gamb.2.66 Kondisi terumbu karang di Jawa Timur
Gamb.2.67 Prosentase terumbu karang dalam kondisi baik
Gamb.2.67 Prosentase terumbu karang dalam kondisi baik
Gamb.2.68 luasan terumbu karang menurut UNEP-WCMC
Gamb.2.69 Prosentase padang lamun dalam kondisi rusak sedang
Gamb.2.70 Luas area padang lamun berdasarkan kabupaten
Gamb.2.71 Keusakan lamun di Sumenep-madura
Gamb.2.72 Luas area padang lamun berdasarkan kecamatan dikab/kota jatim
Gamb.2.73 luasan padang lamun menurut UNEP-WCMC
Gamb.2.74 luas dan kerapatan mangrove
Gamb.2.75 Prosentase tutupan dan kerapatan mangrove
Gamb.2.76 Prosentase tutupan dan kerapatan mangrove di daerah tapal kuda
Gamb.2.77 Prosentase tutupan dan kerapatan mangrove di Pesisir selatan Jawa Timur
Gamb.2.78 Prosentase tutupan dan kerapatan mangrove di Kepulauan Jawa Timur
Gamb.2.79 Bentangan kawasan mangrove menurut UNEP-WCMC
Gamb.2.80 Kondisi mangrove di Pantai utara Jawa Timur
Gamb.2.81 Kondisi mangrove di Perairan madura
Gamb.2.82 Kondisi mangrove di Pantai selatan Jawa Timur
Gamb.2.83 Kerusakan mangrove tahun 2010-2014

Gamb.2.84 Jumlah curah hujan bulanan tahun 2015


Gamb.2.85 Jumlah hari hujan bulanan tahun 2015
Gamb.2.86 Rata-rata PH bulanan
Gamb.2.87 Daya hantar listrik air hujan
Gamb.2.88 Konsentrasi anion dalam hujan
Gamb.2.89 Konsentrasi kation dalam hujan
Gamb.2.90 Rata-rata temperatur bulanan tahun 2010-2015
Gamb.2.91 Kelembababn relatif rata-rata bulanan di Jawa Timur
Gamb. 2.92 Area , terendam , korban dan kerugian
Gamb.2.93 Kerusakan infrastruktur akibat banjir
Gamb.2.94 Frekuensi kejadian banjir dan puting beliung
Gamb.2.95 Daerah sulit air di Jawa Timur
Gamb.2.96 Areal kekeringan di Jawa Timur
Gamb.2.97 Desa terdampak kekeringan tahun 2010-2014
Gamb.2.98 Desa terdampak kekeringan menurut sumber air
Gamb.2.99 Prakiraan luas lahan/hutan terbakar
Gamb.2.100 Desa terdampak kekeringan tahun 2010-2014
Gamb.2.101 kebakaran di kawasan konservasi
Gamb.2. 102 Kejadian longsor pantauan BNPB
Gamb.2. 103 Daerah rentan longsor menurut kecamatan
Gamb.2. 104 Desa rentan longsor menengah tinggi
Gamb.2. 105 Frekuensi kejadian longsor
Gamb.2. 106 Daerah agak,rawan dan rawan longsor di Jawa Timur

Gambar 3.1 Jumlah pertumbuhan dan kepadatan Penduduk


Gambar 3.2 Wilayah admisnistrasi di Jawa Timur
Gambar 3.3 Jumlah Penduduk menurut umur
Gambar 3.4 Jumlah pasangan usia subur dan Balita
Gambar 3.5 Proyeksi penduduk tahun 2010-2020
Gambar 3.6 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
Gambar 3.7 Sex ratio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
Gambar 3.8 Wanita umur kawin pertama
Gambar 3.9 Jumlah PUS
Gambar 3.10 kesertaan keluarga berencana
Gambar 3.11 Pencapaian KB
Gambar 3.12 Jumlah penduduk pesisir
Gambar 3.13 Rumah tangga menurut perahu
Gambar 3.14 Jumlah rumah tangga perusahaan menurut alat penangkap
Gambar 3.15 Jumlah Penduduk Jawa Timur menurut tingkat pPendidikan
Gambar 3.16 Jumlah siswa putus sekolah
Gambar 3.17 Jumlah sekolah di Jawa Timur
Gambar 3.18 Jumlah rumah tangga miskin
Gambar 3.19 Rumah tak layak huni di Jawa Timur
Grafik 3.20 Jumlah pengemis
Grafik 3.21 Jumlah sumber air minum
Gambar 3.22 . Jumlah rumah tangga menurut tempat BAB
Gambar 3.23 . Jumlah Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Jatim

Gambar 3.24 Luas Lahan dan Produksi Perkebunan


Gambar 3.25 Produksi perkebunan dan penggunaan pupuk
Gambar 3.26 Emisi CO2 dari penggunaan urea di lahan perkebunan
Gambar 3.26 Rata-Rata Produksi Tanaman Pertanian di Jawa Timur Tahun 2009-2013
Gambar 3.27. Luas areal menurut kab/kota
Gambar 3.28 Luas Lahan Berdasarkan Jenis Lahannya
Gambar 3.29 Produksi perkebunan menurut kab/kota
Gambar 3.30. Produksi perkebunan rakyat tahun 2010-2014
Gambar 3.31. Luas areal perkebunan menurut komoditas
Gambar 3.32. Perkiraan emisi urea dari padi palawija
Gambar 3.33 Penggunaan pupuk untuk padi dan palawija
Gambar 3.34 Luas panen, produktifitas tanaman padi
Gambar 3.35 Luas panen, produktifitas tanaman padi dan palawija
Gambar 3.36 Luas panen, produktifitas tanaman kacang tanah
Gambar 3.37 Luas panen, produktifitas tanaman jagung
Gambar 3.38 Luas panen, produktifitas tanaman Ubi Jalar
Gambar 3.39 Luas panen, produktifitas tanaman jagung
Gambar 3.40 Luas perubahan penggunaan lahan
Gambar 3.41 Luas lahan sawah irigasi
Gambar 3.42 Luas lahan ladang irigasi
Gambar 3.43 Luas lahan pertanian bukan sawah
Gambar 3.44 Luas ladang huma di Jawa Timur
Gambar 3.45 Luas lahan sementara yang tidak diusahakan
Gambar 3.45 Luas lahan sementara yang tidak diusahakan
Gambar 3.46 Luas sawah menurut frekuensi penanaman padi
Gambar 3.47 Emisi CO2 dari penggunaan urea di lahan perkebunan
Gambar 3.48 Ketersediaan pangan di Jawa Timur
Gambar 3.49 Konsumsi pangan di Jawa Timur
Gambar 3.50 Skor pola pangan harapan di Jawa Timur
Gambar 3.51 Jumlah ternak di Jawa Timur
Gambar 3.52 Emisi CH4 Ternak di Jawa Timur
Gambar 3.53 Jumlah ternak di Jawa Timur tahun 2013-2015
Gambar 3.54 Emisi CH4 Ternak di Jawa Timur tahun 2013-2015 menurut hewan ternak
Gambar 3.55 Emisi CH4 Ternak di Jawa Timur tahun 2013-2015
Gambar 3.56 Jumlah rumah potong hewan di Jawa Timur

Gambar 3.57 Jumlah Unggas di Jawa Timur


Gambar 3.58 Emisi CH4 Unggas di Jawa Timur
Gambar 3.59 Jumlah Unggas di Jawa Timur tahun 2013-2015
Gambar 3.60 Emisi CH4 Unggas di Jawa Timur tahun 2013-2015 menurut hewan ternak
Gambar 3.61 Emisi CH4 unggas di Jawa Timur
Gambar 3.62 Jumlah rumah potong unggas di Jawa Timur
Gambar 3.57 Jumlah Unggas di Jawa Timur
Gambar 3.58 Emisi CH4 Unggas di Jawa Timur
Gambar 3.59 Jumlah Unggas di Jawa Timur tahun 2013-2015
Gambar 3.60 Emisi CH4 Unggas di Jawa Timur tahun 2013-2015
menurut hewan ternak
Gambar 3.61 Emisi CH4 unggas di Jawa Timur
Gambar 3.62 Jumlah rumah potong unggas di Jawa Timur

Gambar 3.63 Perkembangan industri di Jawa Timur tahun 2009-2015


Gambar 3.64 Jumlah kendaraan menurut jenis dan bahan bakar yang
digunakan
Gambar 3.65 Perkiraan jumlah emisi menurut jumlah sektor
Gambar 3.66 Limbah padat sarana transportasi
Gambar 3.67 Jalan provinsi menurut kewenangan
Gambar 3.68 Jumlah pengunjung berdasarkan objek wisata
Gambar 3.69 Kunjungan wisatawan tahun 2011-2014
Gambar 3.70 Hiburan umum di Jawa Timur
Gambar 3.71 Daya tarik wisata unggulan
Gambar 3.72 Biro perjalan wisata
Gambar 3.73 Tingkat Hunian hotel
Gambar 3.74 Tingkat penghunian menurut tempat tidur
Gambar 3.75 Rata-rata tamu menginap
Gambar 3.76 Usaha restoran dan rumah makan

Gambar 3.77 Jumlah timbulan sampah per Kab/kota


Gambar 3.78 Jumlah izin sementara yang dikeluarkan Kab. Kota

Gambar 4.1 Perbandingan reboisasi dan penghijauan di Jawa Timur


Gambar 4.2 J u m l a h p o h o n y a n g d i d a l a l m O B I T
Gambar 4.3 Reboisasi Perhutani berdasarkan RPH
Gambar 4.4 Realisasi kegiatan reboisasi perum perhutani menururt KPH
Gambar 4.5 Embung geomembran berdasarkan lokasi dan volume
Gambar 4.6 Potensi energi baru terbarukan di Jatim
Gambar 4.7 D o k u m e n l i n g k u n g a n y a n g d i r e k o m e n d a s i o l e h J a w a T i m u r
Gambar 4.8 Rekomendasi Dokumen Lingkungan menurut sektor/bidang
Gambar 4.9 P r o s e n t a s e D o k u m e n l i n g k u n g a n menurut sektor/bidang
Gambar 4.10 Perbandingan penerimaan pengaduan tahun 2013-2014
Gambar 4.11 Hasil pengawasan industri
Gambar 4.12 Pengaduan berdasarkan media penyampaian
Gambar 4.13 Pengaduan berdasarkan media tercemar
Gambar 4.14 Jumlah LSM menurut Kab/kota
Gambar 4.15 LSM penerima penghargaan menurut Kab/Kota
Gambar 4.16 Penghargaan kalpataru provinsi dan nasional
Gambar. 4.17 Perolehan PROPER tahun 2015
Gambar. 4.18 Penurunan anggaran untuk SPM
EXECUTIVE SUMMARY
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

Provinsi Jawa Timur adalah sebuah Provinsi di Bagian Timur pulau Jawa Indonesia, Ibukotanya
adalah Surabaya terletak pada 111,00 hingga 114,40 Bujur Timur dan 7,120 hingga 8,480 Lintang Selatan.
Memiliki luas wilayah 48.682,81 Km2. Secara administratif Jawa Timur terbagi menjadi 38 Kabupaten/ Kota,
terdiri atas 29 Kabupaten dan 9 Kota, dari hasil penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup tahun 2015
ditekankan pada Status/kondisi(state), Tekanan (Pressure), Respon/Upaya (responsibility) sebagai berikut :

1. Lahan dan Hutan

Kondisi Hutan dan laahan


Keberadaan lahan di Jawa Timur adalah 4.868.281 Ha dengan wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari
pantai dan terbagi atas 29 wilayah kabupaten dan 9 kota, Penggunaan lahan utama terbesar adalah lahan
kering : 2.073.571,41 Ha (42,05%), lahan sawah 1.179.264 Ha (23,92%), Lahan Hutan sebesar 874.881,28 Ha
(17,74%), l a h a n n on Pertanian : 417.627,69 (17,74%), Perkebunan sebesar 271.45,33 Ha dan badan air sebesar
114.051,81 Ha (2,31%). Perkembangan penggunaan lahan di Jawa Timur dibandingkan dengan tahun
sebelumnya 2014, lahan Non Pertanian mengalami peningkatan sebesar 3,83%, penggunaan lahan 2,27%
serta penggunaan lahan hutan meningkat sebesar 12,21%. Penggunaan lahan yang mengalami penurunan
adalah lahan kering turun sebesar 0,45% (9.338,43 Ha).
Kondisi lahan kering dari 6 Kab/Kota di Jawa Timur yaitu Kab. Lamongan, Kab. Bondowoso, Kab.
Malang, Kab. Madiun, Kab. Mojokerto, dan Kab. Kediri menunjukkan bahwa Kab. Bondowoso kondisi tebal
tanah 20 -< 50 cm, 4,52 mm, ini artinya kondisi ketebalan dimaksud mengalami kritis, sedangkan kondisi di
desa Pandansari kecamatan Ngantang nilai besaran erosi adalah 4.22 mm/10 tahun yang melebihi
Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) pada ketebalan Tanah 20 - < 50 cm, 50- < 100 cm, 100 – 150
cm, Kecamatan ngantang ini memiliki wilayah yang tingkat bahaya erosi yang cukup berat dengan luas 5,957
Ha.
Kawasan hutan di Jawa Timur mencapai sekitar 28.58 % dari luas daratan , yaitu sekitar 1.366.222,23 Ha,
digolongkan menjadi kawasan hutan produksi 815.062,02 Ha (59,65%), kawasan hutan lindung 315.505,3 Ha
(23,09%) dan kawasan hutan konservasi 235.367,63 Ha, yang terdiri dari Cagar Alam 12.495,23 Ha (0,91%),
Suaka Margasatwa = 18.008,6 Ha (1,32%), Taman Wisata = 299,2 Ha (0.02%). Sedangkan lahan kritis di Jawa
Timur seluas 294.613,24 Ha, yang terinci dalam lahan kritis : 91.882,65 Ha (3,5%) dan Lahan Sangat Kritis
:202.730,59 Ha (7,71%, Agak kritis : 891.966,08 Ha (33,94%) serta Potensial Kritis : 1.441.239,23 /54,85%.
Pada tahun 2015, tergambarkan bahwa Kondisi lahan kritis terbesar berada Kab. Malang seluas 24.857
Ha, terinci Lahan Kritis : 12.663 Ha dan sangat kritis : 12.194 Ha, yang diikuti oleh Kab. Pacitan seluas 24.542,46
Ha, terinci Kritis : 30,56 Ha dan sangat kritis : 24.511,9 Ha. Pengukuran kualitas lahan, terutama lahan kering
dilakukan BLH jatim tahun 2015 dilakukan di tiga Kabupaten yaitu Nganjuk, Tulungagung dan Blitar. Untuk
lahan kering dapat dijelaskan bahwa kondisi tanah di Kecamatan Kertosono menunjukan status kritis pada
parameter komposisi fraksi, derajat pelulusan air, dan redoks. Komposisi fraksi merupakan
perbandingan berat dari pasir kuarsitik (50 – 2.000 μm) dengan debu dan lempung (< 50 μm). Nilai komposisi
fraksi pada sampel tanah cukup rendah, yaitu 2,13%, menunjukkan bahwa tanah didominasi oleh koloid atau
liat yang cukup tinggi. Komposisi liat yang tinggi mengakibatkan pergerakan air yang masuk ke dalam tanah
menjadi lambat, serta terjadi pemampatan atau pemadatan tanah pada semua lapisan tanah. Dan untuk di
Kab. Tulungagung, Desa Boro Kecamatan Kedung Waru termasuk dalam kondisi kritis dengan permasalahan
pada komposisi fraksi dan redoks. Sedangkan Lahan Kering Akibat Erosi di Kab. Tulungagung merupakan
lahan di sekitar aliran sungai yang pada musim penghujan sering meluap pada musim kemarau sering
mengalami kekeringan, Kecamatan Ngantru menunjukan lahan kritis dengan kendala hampir sama dengan
Kecamatan Kedung Waru yaitu komposisi fraksi dan redoks.Berdasarkan kondisi lahan dari hasil penelitian di
lapangan menunjukkan bahwa penampang profil mengalami proses pengen- dapan sedimen dari aliran air
sungai yang membawa partikel-partikel tanah, tampak pada lapisan bawah permukaan banyak terdapat
batuan tetapi semakin ke bawah tampak pasir halus dan debu. Kendala pada komposisi fraksi mempunyai
nilai di atas ambang kritis yang di- indikasikan terjadinya erosi dan sedimentasi secara terus menerus pada
lapisan top soil karena partikel liat sudah sedikit sekali di lapisan permukaan.

Pressure
Praktek penebangan liar dan konversi hutan menimbulkan dampak luas, yaitu kerusakan ekosistem
dalam tatanan DAS. Tahun 2015 telah terjadi kerusakan hutan seluas 5392,93 Ha, dimana penyebab
terbesar terjadi akibat kebakaran hutan seluas 4.975,32 Ha atau 92,26%, Perambahan hutan 60 Ha
(1,11%), ladang berpindah seluas 34 Ha (0,63% %), lainnya seluas 323,6 Ha (6%), dari semua kejadian
tersebut mempunyai nilai kerugian kurang lebih 558.961 pohon.
Konversi kawasan hutan pada tahun 2015 seluas 6.182,49 Ha yang terinci pada pemukiman seluas
1.609,4 Ha (26,03%) dan Perkebunan 1.110,68 Ha (17,96%), Pertambangan 930,94 Ha (15,06 %), Industri
sebesar 1,57% (97 Ha) dan lainnya sebesar 2.434,44 Ha (39,38%). Selain itu tekanan terhadap lahan
dipengaruhi aktifitas gerakan tanah di Daerah rentan gerakan tanah di Jawa Timur sebanyak 23 Kab/Kota
dari 38 Kab/Kota di Jawa Timur, Wilayah di selatan jawa Timur merupakan wilayah daerah rentan longsor
dengan kerentanan tinggi sedangkan wilayah tengah dengan kerentanan longsor menengah.

I
Response
Berdasarkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) , nilai tutupan vegetasi Provinsi Jawa Timur
Tahun 2015 sebesar 64,01 naik dari tahun 2014 sebesar 53.90. Adapun upaya yang dilakukan tahun 2015
melalui penanaman kembali dengan kegiatan penghijauan sebanyak 27.386.088,72 pohon yang tersebar di
29 Kab./Kota se Jawa Timur. Sedangkan untuk reboisasi di Jawa Timur mencapai 12.107.912,04 pohon. Upaya
yang dilakukan lainnya dalam lahan kritis melalui kegiatan hutan rakyat, pengembangan Ruang terbuka
Hijau (RTH) sebesar 174.002 Ha yang tersebar pada 28 Kab/Kota (15% dari luas kawasan lindung), 3,64 dari
seluruh wilayah Jawa timur terbesar berada di Kab. Bondowoso 59,811 Ha yang selanjutnya diikuti oleh
Kab. Blitar 31.163 Ha. Sehingga tahun 2015 meningkat sebesar 2,53% dari tahun 2014 ( 18.376,66 Ha) atau
743.933,19 Ha.
Dalam rangka pemulihan lahan kritis , Jawa Timur mensinergikan dalam program pengentasan
kemiskinan melalui produksi kayu bulat hutan rakyat. Dimana rumah tangga miskin mencapai 1.368.177 rumah
tangga. Perkembangan hutan rakyat terbesar berada di Kab. Madiun sebesar 93.092,64 Ha, yang diikuti
oleh Kab.Jember seluas 91.108,01 Ha wilayah Jawa Timur. Kegiatan fisik yang dilakukan Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jatim Tahun 2015 dengan kegiatan antara lain meliputi pembuatan demplot Menuju
Provinsi Hijau dengan lokasi kegiatan di Desa Panduman, Kec. Jelbuk, Kab. Jember, Dsn. Dawuhan, Ds.
Sucolor, Kec. Maesan, Kab Bondowoso, Desa Sumber Bening, Kec. Dongko, Kab Trenggalek, Desa Joho,
Kec. Semen, Kab. Kediri ( MPH ) dan Desa Segawe, Kec. Pager Wojo, Kab Tulungagung. Upaya dalam
meminimalisir bencana dilakukan oleh Badan Penanggulangan bencana melalui kegiatan meujudkan
masyarakat tanggap bencana dengan membentuk desa tanggap bencana sebanyak 14 Desa serta
pemasangan early Warning System terutama di daerah dengan lahan rawan longsor sebanyak 47 Titik.
Pengukuran kualitas lahan, terutama lahan kering dilakukan BLH jatim tahun 2015 dilakukan di tiga
Kabupaten yaitu Nganjuk, Tulungagung dan Blitar.

2. Keanekaragaman Hayati

Kondisi Keanekaragaman Hayati


keanekaragaman hayati (flora dan fauna ) di Jawa Timur pada tahun 2015 jumlahnya tetap sama
seperti pada tahun 2014 yaitu sebanyak 1.093 spesies. Jumlah tersebut meliputi spesies baru dari
kelas mamalia, aves, reptile, dan amfibi yang termonitor/diketahui. Meningkatnya jumlah spesies
diketahui terutama dari jenis burung meningkat jumlahnya, dari 210 spesies pada tahun 2012 menjadi 302
spesies pada tahun 2013 dan di tahun 2014 spesies dari kelas burung sebanyak 371 spesies. Jumlah ini
meningkat dengan teridentifikasinya burung- burung dalam jumlah besar di Taman Nasional Alas
Purwo. Hasil monitoring species prioritas utama, pada tahun 2015 populasi Elang Jawa dan Kakatua Kecil
Jambul Kuning tidak mengalami peningkatan populasi, Populasi Banteng menurun 11 ekor dari baseline
data sebanyak 50 ekor menjadi 39 ekor sedangkan Rusa Bawean meningkat 50 ekor dari baseline data
(tahun 2014) sebanyak 275 ekor menjadi 325 ekor.

Pressure
Beberapa kawasan konservasi di BBKSDA Jawa Timur mengalami degradasi hutan antara lain CA/SM
Pulau Bawean dan CA Gunung Abang. Kerusakan kawasan konservasi tersebut pada umumnya berupa
pembukaan hutan oleh masyarakat untuk kebun, akibat dari degradasi kawasan menyebabkan
berkurangnya daya jelajah satwa dan ketersedian pakan bagi satwa liar di habitat alaminya. Kebakaran di
lahan konservasi di Propinsi Jawa Timur 267.908 Ha. Sepanjang tahun 2015, luas kebakaran hutan di
kawasan konservasi BBKSDA Jawa Timur seluas 67,554 Ha.

Response
Upaya yang dilakukan Balai Besar Konservasi SDA Jawa Timur melalui pembinaan di wilayah daerah
penyangga kawasan konservasi melalui kegiatan Model Desa Konservasi,yaitu membentuk 2 desa model
konservasi yaitu di Desa Manggis-Wonorejo Kabupaten Kediri dan Desa Cowek Kabupaten Pasuruan. Luas
kawasan konservasi yang terdegradasi yang dipulihkan ekosistemnya (termasuk penyelesaian konflik
pemanfaatan lahan di dalam kawasan konservasi) seluas 5 ha. BBKSDA Jawa Timur menetapkan target tahun
2015 dapat memulihkan kawasan konservasi yang terdegradasi seluas 0,01 Ha. Dengan demikian terjadi
penurunan kebakaran hutan seluas 2.611,446 Ha dari batas toleransi maksimum atau (97,48%). Target
penurunan luas kebakaran 10%, Capaian kinerja tersebut karena BBKSDA Jawa Timur melaksanakan
antisipasi bahaya kebakaran hutan, antara lain patrol kebakaran, apel siaga kebakaran, dan penanganan
kebakaran hutan. Stakeholder lain dengan seperti Kab. Malang telah menetapkan RTRW Kab. Malang dengan
mendukung dan mengakui keberadaan kawasan Cagar Alam Pulau Sempu (Paragraf 5 Pasal 17) dimana
strategi: 1) Mempertahankan dan menjaga kelestariannya k a w a san; 2) M emb at a si k eg i at an ya ng
mengakibatkan terganggunya ekosistem serta mengembalikan berbagai kehidupan terutama satwa yang
nyaris punah di Pulau Sempu. Upaya lain dilakukan oleh LSM Ecoton, Gresik di beberapa segmen sepanjang
Kali Surabaya, merupakan sungai penting bagi 4 kabupaten kota di Jawa Timur yaitu Mojokerto, Gresik,
Sidoarjo, dan Surabaya dalam memantau kualitas air melalui biotilik dan kelimpahan biota mikroinvertebrata.

II
3. Air

Dari data yang berhasil dihimpun dan dievaluasi serta dengan mempertimbangkan tingkat
ketersediaan dan keterbatasan data maupun isu strategis terkait AIR di Jawa Timur maka analisis
State - Pressure - Response difokuskan pada kualitas air di DAS Brantas. DAS Brantas dipilih
sebagai fokus analisis karena merupakan sungai dengan catchment area terluas (13.880 km2) dan
meangalir pada 17 Kabupaten / Kota di Jawa Timur dengan jumlah penduduk terbanyak. Total
penduduk di DAS Brantas hampir sebanyak 50% dari total penduduk di Jawa Timur (18.995.043 jiwa
dari total 38.847.561). Adapun keberadaan DAS lain yang berada pada Wilayah Sungai Bengawan Solo,
Bondoyudo - Bedadung, Madura, Pekalen Sampean, Baru - Bajulmati, dan Welang-Rejoso tetap
tertuang dilaporan namun tidak dianalisis secara khusus dalam ringkasan eksekutive ini.

State
Selama ini, kegiatan pengendalian pencemaran air yang dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa
Timur lebih terfokus pada DAS Brantas sehingga segala upaya yang dilakukan telah berhasil
menurunkan beban pencemaran air limbah di DAS ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai
IKA (Indek Kualitas Air) sebesar 49,47 pada tahun 2014 menjadi 52,51 pada tahun 2015. Tentunya
nilai ini masih jauh dari yang diharapkan karena masih berada pada status “WASPADA”.
Dibutuhkan usaha yang lebih keras lagi untuk meingkatkan IKA DAS Brantas agar naik pada status
unggul dengan nilai IKA sebesar 90,00 atau lebih. Selain hasil perhitungan IKA, kondisi eksisiting di
DAS Brantas juga tergambar dari konsentrasi beberapa parameter kunci yang diketahui dari hasil
pemantauan kualitas air secara terpadu yang dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa
Tirta, Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur maupun BLH Kabupaten/Kota di DAS Brantas. Dari hasil
analisis terhadap data kualitas air sungai yang dituangkan dalam buku data, diperoleh kesimpulan
bahwa BOD, Total Coli dan Coli tinja cenderung jauh melebihi baku mutu kualitas air sungai kelas II; COD
dan TSS cenderung diatas baku mutu air sungai kelas II dan Parameter kualitas air yang lain cenderung
memenuhi baku mutu air sungai kelas II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa beban pencemaran
utama yang belum bisa diturunkan sampai dengan saat ini berasal adalah dari pencemaran air limbah
domestik yang berasal dari aktifitas mandi, cuci (Grey Water) serta limbah tinja (Black Water).

Pressure
Pressure terhadap degradasi kualitas air sungai di DAS brantas dapat dibagi dealam dua
kelompok utama: aktifitas domestik dan Industri (pelaku usaha dan atau kegiatan lain). Namun
demikian ada juga pressure dari aktifitas lain yang merupakan non-point sources seperti dari
aktifitas perkebunan, pertanian, erosi tanah yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut karena
keterbatasan data dan informasi. Hasil estimasi terhadap beban pencemaran BOD dari seluruh
penduduk di DAS Brantas adalah sebesar 77.327,63 ton per tahun adapun beban BOD dari sektor
industri yang berhasil diinventarisasi pada buku laporan adalah sebesar 122,78 ton/tahun. Tentunya
nilai BOD industri ini masih jauh dari valid karena buku laporan hanya berhasil menghimpun data
dari sebagian industri saja yang umumnya pada skala menengah-besar sehingga dimungkinkan
masih banyak beban pencemaran BOD yang belum berhasil diinventarisir, khususnya beban
pencemaran dari industri kecil. Namun, secara umum dapat diperoleh gambaran bahwa beban
BOD dari sektor domestik memang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dari sektor industri karena sektor
industri sudah memiliki infrastruktur pengolahan air limbah (IPAL) sedangkan untuk sektor domestik belum
dikembangkan secara terintegralistik.

Response
Upaya upaya yang dilakukan untuk penanggulangan pencemaran air lebih terfokus pada
pengendalian pencemaran dari sektor industri dan hanya sebagian kecil saja yang dilakukan untuk
menurunkan beban pencemaran dari sektor domestik. Kelembagaan, Kebijakan, Anggaran,
Kegiatan, dan Sumber Daya untuk penurunan beban pencemaran Industri dilakukan melalui
kontrol terhadap pelaku usaha dan atau kegiatan melalui program Pengawasan, Sidak, maupun
Penegakan Hukum Lingkungan sedangkan infrastrutur pengolahan air limbah secara umum
dibangun sendiri oleh pihak pelaku usaha. Pendekatan dengan sistem kontrol ini tentunya tidak
dapat diberlakukan dalam pengelolaan air limbah domestik maupun industri kecil karena tidak
mungkin bagi mereka untuk membangun infrastruktur pengolahan air limbah secara mandiri.
Sehingga, diperlukan upaya fisik yang mengarah pada penyediaan infrastruktur pengolahan air
limbah domestik dan industri kecil. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Matriks State-
Pressure-Response.

III
Rencana tindak
Jumlah beban BOD maupun Total Coli dan Coli Tinja dari kegiatan domestik di kali Brantas
sangat tinggi adapun response untuk mengurangi beban BOD dan Coli Tinja khususnya dari sektor
perumahan/ permukiman penduduk dan real esatate masih sangat rendah. Penyediaan sarana
pengolahan air limbah domestik dari permukiman yang berhasil diinventarisasi hanya untuk
melayani 1843 orang dari total sekitar 19 juta penduduk di DAS Brantas. Upaya pengelolaan air
limbah domestik dari sektor kegiatan usaha (Rumah Sakit, Hotel, area komersial) sudah cukup
dikontrol dan diawasi namun belum dilakukan upaya pengawasan terhadap sektor real estate.
Upaya pengendalian pencemaran air dari sektor industri dan atau kegiatan lain sudah cukup
banyak dilakukan khususnya pada industri menengah - besar namun belum ada pengendalian yang
signifikan pada sektor industri menengah - kecil. Untuk itu, diperlukan langkah langkah tindak lanjut
baik dari aspek Kelembagaan, Kebijakan, Anggaran, Kegiatan, dan Sumber Daya yang mengarah pada
penyediaan infrastrukur pengelolaan air limbah domestik bagi penduduk dan pelaku usaha kelas menengah-
kecil di DAS Brantas baik secara terpusat maupun kolektif serta meningkatkan fungsi kontrol pada pelaku
usaha yang menghasilkan air limbah domestik khusunya real estate yang selama ini belum tersentuh.
Informasi lebih detil tentang rencana tindak dapat dilihat pada matrik.

4. Udara
Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata,
tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang
menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena memiliki banyak fungsi
bagi makhluk hidup.

State

Nilai Indeks kualitas udara Jawa Timur Tahun 2015 sebesar 91,09 termasuk katagori unggul, lebih
bagus dibanding Tahun 2014 dengan nilai indeks 90,09. Nilai indeks kualitas udara ini diperoleh dari
perhitungan hasil pemantauan kualitas udara ambien Tahun 2015 dengan metode pengambilan sampel
udara sesaat (pengambilan sampel selama 1 jam) oleh laboratorium UPT Laboratorium Uji Teknis Kualitas
Lingkungan BLH Provinsi. Periode pemantauan 2 kali dalam satu tahun, di lokasi pemukiman, lalu lintas padat
dan sekitar industri.
Kualitas udara ambien di Jawa Timur Tahun 2015 menurut paramater Sulfur Dioksida (SO2), Karbon
Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon (O3), PM10, dan Timbal (Pb) memenuhi baku mutu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun.
Kualitas air hujan di Jawa Timur cenderung bersifat asam dengan konsentrasi pH berada pada
kisaran 4,16 s/d 5,39 (di bawah nilai kesepakatan secara internasional oleh WMO yaitu 5,6) khususnya di Kota
Surabaya, sesuai hasil pemantauan Laboratorium Kualitas Udara BMKG selama 3 tahun terakhir di Stasiun
meterorogi Juanda Surabaya. Hal ini dimungkinkan karena Kota Surabaya memiliki potensi transportasi dan
industri terpadat di Jawa Timur. Hujan asam mayoritas disebabkan oleh aktivitas manusia sepert industri,
pembangkit tenaga listrik, dan kendaran bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil. Gas-gas yang
dihasilkan oleh proses ini diantaranya sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfir
dan bereaksi dengan air untuk mrmbrntuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan
yang dapat merusak kehidupan biota di danau dan aliran sungai, serta bersifat korosif terhadap bahan
bangunan.
Curah hujan rata-rata di Jawa Timur tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu
dari 106,97 mm/hari menjadi 139,46 mm/hari. Sedangkan jumlah hari hujan mengalami menurunan dari 1970
hari menjadi 2082 hari. Hal ini menunjukkan curah hujan lebih deras dengan hari hujan yang lebih pendek dan
musim kemarau lebih panjang dibanding musim penghujan.
Suhu udara rata-rata di Jawa Timur saat ini adalah 26,60C dibanding tahun 2014 telah terjadi
peningkatan sebesar 2,10C. Sedangkan kelembaban udara mengalami penurunan dari 79 % menjadi 78 %. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim regional di Jawa Timur akibat terakumulasinya Gas
rumah kaca di atmosfeer yang berasal dari kegiatan antropogenik dan alam.

Pressure

Kontribusi pencemaran udara di Jawa Timur berasal dari :


1.) Industri
Di Jawa Timur terdapat 659 ribu industri agro dan 115 ribu industri logam mesin, tekstil dan aneka
serta 15 ribu industri alat transportasi, elektronika dan telematika.

IV
2.) Transportasi
Sektor transportasi dipengaruhi oleh jumlah kendaraan, pada tahun 2015 jumlah kendaraan di Jawa
Timur mencapai 15,67 juta unit meningkat 21% dibanding tahun 2014, terdiri dari 96% kendaraan
berbahan bakar bensin dan 4% kendaraan berbahan bakar solar. Khusus untuk Kota Surabaya
memiliki jumlah kendaraan 2,46 juta unit atau 15 persen dari total kendaraan di Jawa Timur.
3.) Konsumsi bahan bakar
Bahan bakar industri di Jawa Timur berasal dari LPG, Solar, Minyak tanah, batu bara, dan biomasa,
dimana konsumsi terbesar adalah batubara 16,38 juta ton/tahun yang berpotensi menghasilkan emisi
pencemar udara berupa SOx, NOx dan CO2. Industri penguna batubara terbesar di Jawa Timur adalah
PLTU Paiton, PLTU Pacitan, Semen Indonesia, Petrokimia, dan beberapa industri kertas. Sebaran
Penggunaan bahan bakar untuk transortasi sebesar 14,13 juta kilo liter premiun/tahun dan 9,30 juta
kilo liter Solar/tahun. Khusus Kota Surabaya konsumsi bahan bakar premium sebesar 9,27 persen dari
keseluruhan Jawa Timur, lebih besar dibanding konsumsi bahan bakar tiap Kab./Kota rata -rata 2,45
persen.
4.) Sampah Domestik
Pada tahun 2015 timbulan sampah di Jawa Timur sebesar 17,39 ton/hari. Pengelolaa n sampah di Jawa
Timur sebagian besar belum melaksanakan sisten sanitary landfill, dan masih menggunakan sistem
control landfill dan open dumping.
5.) Beban Emisi
Berdasarkan hasil pemantauan industri tahun 2015 oleh BLH Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa
emisi yang dihasilkan dari sektor industri adalah 24,9 ribu ton SOx/tahun dan 27,4 ribu ton NOx/tahun,
dimana beban emisi terbesar untuk parameter SOx berasal dari industri energi PLTU. Berdasarkan
perhitungan emisi transportasi berdasar terhadap penggunaan bahan bakar sektor transportasi
diketahui emisi transportasi sebesar 58,48 juta ton CO2/tahun. Timbulan sampah domestik berpotensi
mengemisikan CO2, N2O dan CH4, berdasar perhitungan dari jumlah timbulan sampah diperoleh
Emisi gas CO2 yang dihasilkan dari sektor persampahan 15,11 ribu ton CO2/hari atau 5,52 juta ton
CO2/tahun

Response
Mengingat adanya potensi pencemaran udara di Jawa Timur, maka telah dilakukan upaya
pengelolaan lingkungan melalui :
- Penerapan baku mutu udara emisi dan ambien melalui pergub no. 10 tahun 2009.
- Penyediaan anggaran pengelolaan lingkungan melalui dana APBD dan Dana dekonsentrasi.
- Pembinaan pengelolaan lingkungan bagi industri dan kegiatan usaha lainnya.
- Pengawasan industri melalui PROPER dan pengawasan rutin
- Pemantauan rutin kualitas udara ambien secara rutin pada lokasi pemukiman, lalu lintas padat dan
sekitar industri.
- Kegiatan Car Free Day hampir di setiap Kab./Kota, diantaranya : Kota Surabaya, Kota Probolinggo,
Kota Kediri, dll.
- Penghijauan dan reboisasi, melalui : Gerakan penanam satu Milyar pohon melalui OBIT, Perindangan
jalan, Pemanfaatan pekarangan melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari.
- Penghargaan Kalpataru bagi pelestari dan penyelamat lingkungan.
- Program Adiwiyata, Program Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari (Berseri), dan Program
Kota/Kabupaten Sehat, dimana salah satu indikatornya adalah perindangan dan Hutan Kota.
- Perolehan Jawa Timur dalam penghargaan dan prestasi di bidang lingkungan sangat menonjol ,
penghaargaan Adiwiyata, Kab./Kota Sehat, dan Kalpataru mendapatkan penghargaan terbanyak se
Indonesia.
- Penerapan ecco office melalui surat edaran Gubernur Jawa Timur.

5. Pesisir dan Laut

Kondisi Pesisir dan Laut


Potensi degradasi lingkungan wilayah pesisir dan laut meliputi wilayah ekosistem mangrove,
padang lamun, terumbu karang dan penurunan kualitas air laut yang menjadi ancaman bagi kelangsungan
hidup masyarakat pesisir dan nelayan pada zona pesisir utara Jawa Timur di Kabupaten Tuban, Lamongan,
Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo sangat tergantung pada penerapan
kebijakan masing-masing daerah. Luas hutan mangrove kurang lebih 85.000 Ha atau 6,24% luas hutan di
Jawa Timur. Hutan mangrove yang mengalami kerusakan seluas 13.000 Ha dengan hasil inventarisasi hampir
48,48 % dalam kondisi baik, 23,73 % rusak ringan, 25,95 % rusak berat dan proses rehabilitasi hanya 1,84 %.
pesisir dengan kerapatan mangrove masih baik berada di wilayah Tapal Kuda dengan
kerapatan diatas 1500-10254 Pohon perhektar, hanya mangrove di wilayah mlandingan Kab. Situbondo dengan
kerapatan dibawah 1000 yaitu hanya 975 per hektar. Sedangkan menurut prosentase tutupan vegetasi
mangrove dalam kondisi baik berada di kota probolinggo dan pasuruan sedangkan mangrove dengan tutupan
vegetasi berkisar 10-35 % di kab. Situbondo Wilayah di pantai selatan Jawa Timur, dengan kerapatan
mangrove di bawah baku mutu kerusakan yaitu di bawah 1000 pohon/Ha berada di Kab. Tulungagung
terutama berada di Besuki sedangkan tingkat kerapatan paling tinggi berada di wilayah Tempurejo dan
Gumuk mas Jember.

V
Tutupan vegetasi mangrove dengan kondisi masih baik diatas 75 % berada di Puger Ambulu
dan Gumuk Mas sedangkan jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah 50% berada di pesisir
Kab. Malang. Wilayah pulau madura dan kepulauan dengan kerapatan mangrove di bawah baku mutu
kerusakan yaitu di bawah 1000 pohon/Ha dan jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah 50 % hanya berada
di Kecamatan Gayan dan Raas kab. Sumenep Sumenep dengan tutupan vegetasi 50-75 %.
Kerusakan mangrove di wilayah Pantai pantura, terbesar di Kab . Sidoarjo terutama di Jabon
Kab. Sidoarjo seluas 236,34 Ha, sedang kondisi mangrove dalam kondisi baik berada di Sukolilo Surabaya
seluas 132,31 Ha, sedangkan mangrove dalam kondisi sedang berada di Ujung Pangkah, Gresik, Manyar dan
Bungah.
Luas hutan mangrove, dengan kerapatan paling tinggi berada di Kabupaten Banyuwangi,
berdasarkan baku muku penentuan kerusakan mangrove peraturan Menteri LH No. 201 tahun 2004. Kondisi
hutan mangrove di pulau madura, kerusakan paling luas berada di Gapura Kab. Sumenep seluas 52,7 Ha
sedangkan tingkat kerusakan paling kecil berada di Labang Kab. Bangkalan sebesar 0,27 Ha. Mangrove dalam
kondisi baik berada Gapura dan Kalianget dengan masing luasan sebesar 44,33 da 46,19 Ha. Luasan mangrove
terkecil berada di socah Kab. Bangkalan seluas 0,18 Ha. Sedangkan habitat mangrove dalam kondisi sedang
berada di Klampis Kab. Bangkalan dan Pademawu Kab. Pamekasan Seluas 11039,81 Ha, Habitat mangrove
kondisi sedang di Pesanggaran seluas 5506,7 Ha, Tempurejo Kab. Jember seluas 5787,25 Ha dan
Sumbermanjing Kab. Malang seluas 2064,8 Ha. Kondisi mangrove di Pantai selatan dengan kerusakan paling
banyak berada di Kab . Pacitan terutama paling luas berada di kecamatan Pringkuku seluas 2848,32 Ha
sedangkan yang tidak mengalami kerusakan berada di Tempurejo Kab. Lumajang dan wilayah Ambulu Kab.
Jember. Habitat mangrove dalam kondisi baik berada di Pesanggaran Kab. Banyuwangi. Habitat mangrove
mengalami kerusakan terluas berada yang terjadi antara tahun 2014 kerusakan berada di Kab. Pacitan
hingga Kab. Blitar sedangkan pada tahun 2013 kerusakan terbanyak di Kab. Malang dan Kab. Pacitan dan
Kab.Tulungangung. Untuk ekosistem terumbu karang di perairan laut Jawa Timur, pada tahun 2004 kondisi
kerusakannya bervariasi antara 30 – 80 % yang tersebar antara lain di wilayah pesisir Situbondo, dan beberpa
pulau kecil diantaranya, Pulau Sabunten, Pulau Sesiil, Pulau Bili Raja, Pulau Raas dan Pulau Mamburit.
Potensi terumbu karang yang memiliki luasan tutupan tertinggi berada di kabupaten Sumenep,
tersebar di 3 kecamatan kepulauan yaitu kecamatan Sapeken 5.120,88 ha, kecamatan Arjasa 3.495,80 ha dan
kecamatan Karangayan 4.315,96 ha. Di pantai utara Jawa Timur kondisi terumbu karang berkisar 60 % rusak
parah. Kondisi morfologi terumbu karang sangat bervariasi di Jawa Timur. Kondisi habitat terumbu
karang dengan kondisi sangat baik berada di Kabupaten Pacitan seluas 10,97 Ha dengan prosentase tutupan
yang sangat baik sebesar 70% . Kondisi terumbu karang dalam kondisi baik berada di Kab. Tuban sebesar 69 %,
dilanjutkan Kab. Banyuwangi sebesar 68,28 % dan Kab. Jember sebesar 67,07. Sedangkan Terumbu karang
menurut desa cakupan dan tutupan paling baik mencapai 95 % adalah di wilayah Kecamatan Jenu
sedangkan cakupan terumbu karang yang baik antara 0-10% dari luasan tutupan terumbu karang berada di
di Ds. Bungah Gresik, Ds. Tirtoyudo Kab. Malang, Ds. Kalidawir Kab. Tulungagung dan Ds. Pringkuku Pacitan.
Kondisi terumbu karang dengan kerusakan terparah p a d a t a h u n 2 0 1 4 - 1 0 1 5 berada di Kab. Gresik yang
mencapai 43 %. Kondisi terumbu karang dengan prosentase kerusakan terparah berada di Desa Penceng
Gresik seluas 99,65% dari luasan semula sebesar 91,10%. Kondisi diperparah dengan kondisi kab gresik yang
merupakan sentra industry. Prosentase kerusakan dengan luasan paling sedikit hanya mengalami kerusakan
sebesar 11,5 % berada di perairan Purwoharjo Kab. Banyuwangi. Pada tahun 2015 rentang kerusakan terumbu
karang terberat terjadi di Ds. Bungah Gresik sebesar 91 % sedangkan paling kecil sebesar 2% di Ambulu Kab.
Jember. Ekosistem padang lamun yang ada di Jawa Timur terluas berada di Kabupaten Sumenep yaitu
1.484,55 Ha sedangkan luasan paling kecil di Kab. Situbondo sebesar 0,6 Ha. Jika dilihat di kawasan pesisir
per-Kecamatan pada kab/kota Luasan padang lamun terbesar berada di Ds Ujung pangkah 1.243.145 Ha
sedangkan paling kecil Kab. Tuban sebesar 10,713 Ha. Luasan habitat lamun hasil pemantauan UNEP Tingkat
kerusakan paling parah ada di Kabupaten Gresik dan tulungagung yang mencapai kerusakan 100
%, kerusakan paling kecil di Kabupaten bangkalan sebesar 15 % dari luasan padang Lamun 825,86 Ha.
Sedangkan kerusakan padang lamun di pantai selatan terpantau di Kab. Banyuwangi seluas 21.264 dan Kab.
Jember 285.72 Ha.

Berdasarkan pemantauan tahun 2015 kondisi kualitas air laut untuk parameter warna, bau,
kecerahan, kekeruhan, minyak, , sampah, temperatur dan lapisan minyak masih memenuhi baku mutu yang
ditetapkan kecuali parameter Suhu, TSS dan kekeruhan dibeberapa perairan belum memenuhi baku mutu
yang ditetapkan. di pantai utara yang memiliki TSS paling tinggi di kawasan wisata mangrove muara
sungai wonorejo memiliki melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 98 mg/l dengan temperatur yang
lebih panas yaitu 32 derajat. Parameter Kekeruhan (turbiditas) adalah gambaran sifat optik air dari suatu
perairan yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel
yang ada dalam air tersebut, kekeruhan paling tinggi untuk lokasi wisata bahari berada di muara kali
pengasapan pantai Kenjeran sebesar 4,6 NTU, pantai ria berpasir sebesar 3,9 NTU dan Kampung Nelayan
hulu Buntung Waru Kab. Sidoarjo sebesar 3,5 NTU, kekeruhan disebabkan dari sedimentasi material yang
terbawa oleh Sungai Brantas dan mengendap di Selat Madura. Sedangkan kampung nelayan di Kec. Paciran
Kab. Lamongan masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Kekeruhan di perairan industri paling
tinggi di PLTU Paiton sebesar 3,76 NTU, Terminal lamong sebesar 3,42 NTU dan perairan PT. Windu
blambangan sebesar 3,5 belum memenuhi baku mutu sesuai KepmenLh No.51 Tahun 2004.

VI
Parameter padatan tersuspensi (TSS) perairan pelabuhan paling tinggi berada di tengah
pelabuhan Ds.Karang, Palang Kab. Tuban sebesar 150 mg/l. Diwilayah pantai selatan, kawasan pantai puger
memiliki TSS yang jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 172 mg/l. Sedangkan di Pulau
madura kandungan TSS lebih besar di tengah pantai lombang sebesar 126 mg/l. Pemantauan parameter kimia
kualitas air laut di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur untuk parameter PH, Salinitas, DO, BODs, BOD,
Amonia Total,Sianida, Sulfida, Minyak, Pestisida. PCB, Detergen, Merkuri, Krom, Arsen, Kadmium, Tembaga,
Timbal, Seng dan Nikel masih sesuai dengan nilai baku mutu yang ditetapkan kecuali parameter PO4 dan
NO3 dibeberapa tempat telah melebihi baku mutu sesuai KepmenLH No.51 Tahun 2004. Khususnya di
beberapa titik seperti kawasan wisata bahari Wonorejo sebesar 0,714 mg/l untuk parameter NO3-N (baku
mutu 0,008 mg/L) dan PO4-P.sebesar 0,313 mg/L (baku mutu : 0,015).

Pressure
Sebagaimana yang terjadi di pesisir Pantai Jawa Timur kondisi ekosistem mangrove secara
keseluruhan, dapat mempengaruhi kondisi dua ekosistem lainnya di kawasan pesisir, yaitu lamun dan
terumbu karang. Secara fisik, sistem perakaran mangrove yang khas memberikan perlindungan bagi lamun
dan terumbu karang dari bahaya sedimentasi. Secara ekologi, hutan mangrove merupakan sebuah habitat
bagi pertumbuhan biota- biota karang pada fase tertentu kehidupannya. Faktor kerusakan, baik yang
terjadi disebabkan baik oleh natural stress dan anthrogenik stress berdampak pada penurunan kualitas
lingkungan pesisir dan laut. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan ekosistem di wilayah pesisisr dan laut
antara lain dengan pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di kawasan pesisir Jawa Timur yang mencapai
1.075.646 KK. Kegiatan terjadinya pengambilan terumbu karang sebagai hiasan ataupun bahan bangunan,
penangkapan ikan dengan penggunaan bahan peledak, racun, bubu, jaring, pancing, dan eksploitasi berlebihan
(illegal fishing) dan besarnya potensi pencemaran akibat sedimentasi dimuara sungai serta aktivitas industri
berat seperti ekplorasi dan eksploitasi minyak bumi, limbah industri, maupun rumah tangga, dan
pengembangan daerah wisata yang menghasilkan limbah akan berdampak pada kelestarian terumbu karang,
terutama dampak dari limbah PLTU yang berupa limpasan air hangat. Dimana kenaikan suhu air yang mendadak
dan kontinu akan menyebabkan matinya polip-polip terumbu karang dan selanjutnya menjadi pemicu terjadinya
coral bleaching. Pengembangan wilayah pesisir dan laut sebagai pusat ekonomi membutuhkan perluasan lahan
dan perubahan peruntukan lahan melalui kegiatan reklamasi pantai seperti pengembangan pelabuhan
komersial, perikanan maupun terminal pelabuhan industry untuk keperluan sendiri.

Response
Penetapan zonasi RTRW wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Jawa Timur dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor. 06 Tahun 2012 tentang Rencana Zonasi Wilayah wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil di Jawa Timur. Program Pengembangan Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan
Pengawasan dialokasikan anggaran sebesar Rp.10.600.000.000. Target yang ingin dicapai melalui
meningkatnya pemulihan dan perlindungan wilayah pesisir dengan persentase penurunan tingkat kerusakan
ekosistem mangrove sebesar 0,02 % dan Persentase penurunan tingkat kerusakan ekosistem terumbu
karang 0,002 %. Penyelamatan terumbu karang masih belum optimal dan pembuatan terumbu
karang buatan pada 2 kabupaten yaitu Situbondo dan Sampang dengan jumlah 100 unit.

VII
BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

I.1. Latar Belakang Keberadaan Propinsi Jawa Timur merupakan proses se-
jarah panjang dari adanya wilayah dan pemerintahan yang
memiliki struktur dan sistem sesuai perkembangan pada za-
mannya. Pembentukan Propinsi Jawa Timur berdasarkan Un-
dang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1950, yang telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18
Tahun 1950 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 2
Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur. Per-
aturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007, tang-
gal 7 Agustus 2007, tentang Hari Jadi Propinsi Jawa Timur,
menetapkan tanggal 12 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Propinsi
Jawa Timur.
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strategis di bidang
industri karena terletak di antara Jawa Tengah dan Bali sehing-
ga menjadi pusat pertumbuhan industri dan perdagangan.
Gambar 1.1. Kinerja perekonomian Jawa Timur hingga tutup tahun 2014
Penerimaan Penghargaaan Asasta Buana
Kepemimpinan LH terbaik Provinsi Tahun 2014 mencapai 5,86% dan berada di atas pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 5,2% ( w w w .jat im.bps. go.id ), hal yang
sama terjadi pada tahun sebelumnya yaitu periode 2006-2013
cukup baik, terrlihat dari nilai PDRB yang tumbuh pada laju
rata-rata 6,32% per tahun. Laju ini lebih tinggi dari rata-rata
pertum- buhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,90
persen per tahun pada periode yang sama. Sedangkan pada
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Jatim menunjukkan tren
Provinsi Jawa Timur memiliki posisi strat-
egis di bidang industri karena terletak di positif. Mencapai angka 7,22%. Pertumbuhan tersebut jauh
antara Jawa Tengah dan Bali sehingga melampaui capaian DKI Jakarta yang kini masih berada di
menjadi pusat pertumbuhan industri dan
perdagangan. Kinerja perekonomian angka 6,5%. Selain itu, provinsi lain di Pulau Jawa juga masih di
Jawa Timur hingga tutup tahun 2014
mencapai 5,86% dan berada di atas bawah level Jatim, seperti Jawa Tengah 6,5%, Jawa Barat 6,3%,
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar Banten 5,92%, dan DI Yogjakarta yang hanya 3,54%. Bahkan,
5,2% (www.jatim.bps.go.id)
tingginya pertumbuhan ekonomi Jatim juga melampaui
pertumbuhan ekonomi terhadap pembentukan PDRB Wilayah
Jawa — Bali dan sebesar 14,88 persen terhadap pembentukan
PDB nasional tahun 2013 ( w w w .s im re g. ba ppe na s. go.id),
Sedangkan nasional hanya 6,4%. Dan pada tingkat wilayah,
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan output
PDRB terbesar kedua setelah DKI Jakarta dengan sumbangan
sebesar 25,28%.

I-1

I—1
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang


menggembirakan tersebut, sudah barang tentu didukung oleh
kontribusi penduduknya, dimana pada tahun 2014 Provinsi
Jawa Timur mempunyai penduduk = 38.610.202 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 819 jiwa per km 2. Penyebaran
penduduk di Provinsi Jawa Timur masih bertumpu di Kota Sura-
baya yakni sebesar 7,34 persen dan Kabupaten Jember sebesar
6,55 persen sedangkan terendah di Kota Mojokerto 0,32%.
Kalau dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota
yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Ko-
ta Surabaya yakni sebanyak 8.684 jiwa per Km 2 dan yang pal-
ing rendah adalah Kabupaten Banyuwangi dengan tingkat
kepadatan penduduk sebanyak 274,627 jiwa per Km 2, dari sisi
laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2013-2014)
Provinsi Jawa Timur sebesar 0,75 persen lebih rendah dari per-
tumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara un-

Seiring dengan laju pertum- tuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi ter-
buhan ekonomi, memberi dam- dapat di Kabupaten Sidoarjo 1,71 persen dan yang terendah di
pak positif bagi penurunan
Kab. Lamongan 0,06 persen. Selanjutnya seiring dengan laju
kemiskinan wilayah. Prosentase
penduduk miskin di Provinsi pertumbuhan ekonomi, memberi dampak positif bagi
Jawa Timur cenderung
penurunan kemiskinan wilayah. Prosentase penduduk miskin di
menurun selama periode 2006-
2013, khususnya di perkotaan. Provinsi Jawa Timur cenderung menurun selama periode 2006-
secara absolut menurun 2013, khususnya di perkotaan. secara absolut menurun
sebanyak 1.880,04 ribu jiwa,
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.880,04 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin
miskin tahun 2013 (Maret) tahun 2013 (Maret) 4.771 ribu jiwa. Seperti halnya dengan
4.771 ribu jiwa.
kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013
persentase penduduk miskin mencapai 12,55 persen menurun
dari tahun sebelumnya, namun kondisi kemiskinan Provinsi
Jawa Timur masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap
rata- rata kemiskinan nasional (11,37%). Dengan melihat kondisi
tersebut diatas, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
Jawa Timur yaitu pemenuhan konsumsi dan sektor jasa yang
semakin berkembang, sementa- ra ketersedian sumber daya
alam makin berkurang.

I-2

I—2
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Di sisi lain Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah


masih sering dilakukan tanpa mempertimbangkan keber-
lanjutannya. Keinginan memperoleh keuntungan ekonomi jangka
pendek sering menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi
sumber daya alam secara berkelebihan sehingga menurunkan
kualitas (degradasi) dan kuantitas (deplesi) sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi harus diikuti dengan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan atau dikenal dengan
istilah Pembangunan berkelanjutan yaitu dengan meminimalkan
degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi,
hal ini sesuai dengan RPJMD 2014-2019 yang mengamanatkan
agar pilar pembangunan di Provinsi Jawa Timur bertumpu pada
RPJMD 2014-2019 yang pro jobs, pro poor, pro gender dan pro environment.
mengamanatkan agar pilar
pembangunan di Provinsi Jawa Seiring dengan dinamika pembangunan serta kebutuhan
Timur bertumpu pada pro jobs,
pro poor, pro gender dan pro masyarakat dan tantangan pada masa Seiring dengan dinamika
environment. pembangunan serta kebutuhan masyarakat dan tantangan pada
masa mendatang, diperlukan keberlanjutan dan perubahan
kearah yang lebih baik (sustain and change) dari aktivitas pem-
bangunan sehingga dapat mewujudkan visi pembangunan jangka
panjang Jawa Timur 2005-2025 menjadi “Pusat Agrobisnis
terkemuka, berdaya saing global dan berkelanjutan menuju Jawa
Timur makmur dan berakhlak”.

Poros Maritim di jawa timur

I-3

I—3
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

1.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan hal tersebut, adalah sangat penting dan relevan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang
terjadi pada lingkungan hidup dalam dimensi ruang dan waktu terkait dengan pembangunan di Jawa Timur.
Karena dimensi Permasalahan lingkungan pada umumnya menyangkut dimensi yang luas. Dimensi pertama,
bahwa permasalahan lingkungan cenderung lintas ruang; adanya suatu kondisi bahwa permasalahan
lingkungan cenderung melewati batas wilayah administrasi. Sehingga diperlukan suatu jaringan informasi
lingkungan antar wilayah administrasi, minimal pada satu Daerah Aliran Sungai.Dimensi Kedua, bahwa
fenomena lingkungan selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Perubahan suatu lingkungan umumnya
diakibatkan adanya tekanan atau pressure oleh kegiatan manusia terhadap sumber daya alam, yang
mengakibatkan state sumberdaya alam akan berubah, sehing- ga diperlukan response manusia untuk
mengatasi permasalahan tekanan tersebut. Serta dimensi ketiga, permasalahan lingkungan selalu
menyangkut lintas generasi. Kenyataan ini selayaknya diinformasikan kepada generasi berikutnya sebagai
perwujudan tranparansi dan bentuk audit Lingkungan. Disamping itu, selaras dengan amanah Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 62 ayat
1, disebutkan bahwa ”Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup
untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”
dan ditegaskan dalam ayat 2 bahwa “Sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi
mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain”. Untuk
itu, sebagai perwujudan tranparansi dan akuntabilitas publik, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah yang disingkat SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014, melalui
SLHD dapat diketahui tentang deskripsi, analisis dan presentasi informasi ilmiah mengenai kondisi,
kecenderungan dan pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan, status keberlanjutan ekosistem, pengaruhnya
pada kegiatan manusia, serta pada kesehatan dan kesejahteraan sosioekonomis. Laporan SLHD dimaksudkan
untuk mendokumentasikan perubahan/kecenderungan kondisi lingkungan dan juga akan menyediakan
referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis dalam pembangunan. Sehingg
tujuan dasar dalam penyusunan Laporan SLHD Provinsi Jatim Tahun 2014, adalah :

1. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat;


2. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan kecenderungan dan kondisi lingkungan;
3. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju keberlanjutan.
4. Memperkenalkan model perhitungan pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Jatim yang diharapkan
ke depan bisa dikembangkan.

I-4
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

1.3. Profil Daerah lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar


200 Km, namun di bagian timur lebih sempit hingga
sekitar 60 Km.

Secara umum, wilayah Provinsi Jawa Timur dibagi


menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan
Pulau Madura. Dimana luas wilayah Jawa Timur
daratan hampir mencakup 90 persen dari seluruh luas
wilayah Provinsi Jawa Timur, sedangkan luas Pulau
Madura hanya sekitar 10 persen.

Jawa Timur memiliki beberpa kepulauan, Madura


adalah pulau terbesar dipisahkan dengan daratan Jawa
oleh selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150
Km sebelah utara. Di sebelah timur Madura terdapat
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah Provinsi di
gugusan pulau-pulau yang paling timur adalah
Bagian Timur pulau Jawa Indonesia, Ibukotanya adalah
kepulauan Kangeandan yang paling utara adalah
Surabaya terletak pada 111,00 hingga 114,40 Bujur
kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua
Timur dan 7,120 hingga 8,480 Lintang Selatan. Memiliki
pulau kecil : pulau Nusabarung dan dan pulau Sempu.
luas wilayah 48.682,81 Km2. Secara administratif Jawa
Keadaan geografi Provinsi Jawa Timur dapat
Timur terbagi menjadi 38 Kabupaten/ Kota, terdiri atas
dibedakan menjadi tiga dataran: tinggi, sedang dan
29 Kabupaten dan 9 Kota.
rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan
Lokasi Provinsi Jawa Timur berada di sekitar
ketinggian rata-rata di atas 100 meter di atas
garis Khatulistiwa, maka seperti provinsi lainnya di
permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten
Indonesia, wilayah ini mempunyai perubahan musim
Magetan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar,
sebanyak 2 jenis setiap tahunnya, yaitu musim kemarau
Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kota
dan musim penghujan. Bulan Nopember sampai Mei
Blitar, Kota Malang, dan Kota Batu. Dataran sedang
merupakan musim penghujan sedangkan musim
mempunyai ketinggian antara 45 - 100 meter di atas
kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Oktober.
permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten
Batas daerah, di sebelah utara berbatasan dengan
Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang,
Pulau Kalimantan atau tepatnya dengan Provinsi
Kabupaten Jember, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten
Kalimantan Selatan. Di sebelah timur berbatasan
Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi,
dengan Pulau Bali. Di sebelah selatan berbatasan
Kabupaten Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun.
dengan perairan terbuka yaitu Samudera Hindia.
Sedangkan kabupaten dan kota lainnya merupakan
Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan
dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata 45 meter
Provinsi Jawa Tengah.
dari permukaan laut yang terdiri dari 15 kabupaten dan
Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 Km,
4 kota, yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten
I-5
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gunung Arjuno (3.239 meter),


Gunung Welirang (3.156 meter),
Gunung Anjasmoro (2.277
meter), Gunung Wayang (2.198
meter), Gunung Kawi (2.681
meter), dan Gunung Kelud (1.731
meter). Pegunungan tersebut
terletak di sebagian Kabupaten
Kediri, Kabupaten Blitar,
Kabupaten Malang, Kabupaten,
Pasuruan, Kabupaten
Mojokerto, dan Kabupaten
Jombang. Kelompok Tengger
memiliki puncak Gunug Bromo
(2.192 meter) dan Gunung
Semeru (3.676 meter). Gunung
Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Semeru atau Mahameru adalah gunung tertinggi di
Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Pulau Jawa. Di daerah tapal kuda terdapat dua
Kabupaten Jombang, Kabupaten Bojonegoro, kelompok pegunungan, yaitu pegunungan Iyang
Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter)
Gresik, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Pegungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung
Kabupaten Sumenep, Kota Probolinggo, Kota (3.332 meter). Pada bagian selatan terdapat rangkaian
Pasuruan, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya. perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan,

Secara fisiografis wilayah Provinsi Jawa Timur Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang.

dikelompokan dalam tiga zona yaitu zona selatan Pegunungan kapur selatan merupakan kelanjutanan

(plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara dari rangkaian pegunungan sewu di Yogyakarta.

(lipatan). Gunung di Provinsi Jawa Timur, pada bagian Kondisi hidrologi dan topografi di Jawa Timur,
utara terdapat pegunungan kapur utara dan terdapat dua sungai terpenting yaitu Sungai Brantas
pegunungan Kendeng yang relatif tandus, pada bagian dengan panjang 320 Km dan Sungai Bengawan Solo
tengah terbentang rangkaian gunung berapi. Di dengan panjang 600 Km yang mengalir dari Provinsi
perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gungung Jawa Tengah menuju Provinsi Jawa Timur. Wilayah
Lawu (3.265 meter). Di sebelah Selatan Nganjuk Sungai Brantas memiliki 1.597 mata air yang berada di
terdapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab.
Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat Trenggalek, Kab. Kediri, Kab. Nganjuk, Kab. Jombang,
kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kota Malang, Kota

I-6
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Batu, dan Kota Blitar, sedang wilayah sungai Bengawan 1.4. Pemanfaatan Laporan SLHD
Solo memiliki 1.172 mata air yang berada di wilayah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
Jawa Timur yaitu di Kab. Bojonegoro, Kab. Gresik, Kab.
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Tuban, Kab. Lamongan, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung,
Lingkungan Hidup, pasal 62 disebutkan pada ayat (1)
Kab. Trenggalek, Kota Malang, Kota Batu, dan Kota
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan
Blitar.
sistem informasi lingkunganhidup untuk mendukung
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan
pelaksanaan dan pengembangan kebijakan
dengan Jawa tengah terdapat telaga Sarangan sebuah
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, ayat
danau alami, selain itu di Jawa Timur juga terdapat
(2) sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara
danau Ranu klakah dan Ranu Pakis di Kab. Lumajang
terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan
yang sangat luas. Bendungan utama di Jawa Timur
kepada masyarakat, serta ayat (3) sistem informasi
antara lain Bendungan Sutami, bendunganSelorejo
lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi
yang digunakan untuk irigasi pemeliharaan ikan dan
mengenai status lingkungan hidup, peta rawan
pariwisata.
lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup
lainnya. Pelaporan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) sebagai sarana penyediaan data dan informasi
lingkungan hidup dapat menjadi alat yang berguna
dalam menilai, menentukan prioritas masalah,
membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan
perencanaan untuk membantu pemerintah dalam
pengelolaan lingkungan hidup, dan menerapkan
mandat pembangunan berkelanjutan. SLHD Provinsi
Temperatur Provinsi Jawa Timur pada tahun
disusun sesuai dengan pedoman penyusunan SLHD
2015 tertinggi di bulan April (35,0°C) dengan Oktober
Tahun 2013 Penyempurnaan Tahun 2014. Data yang
(35,0°C) dan terendah di bulan Nopember (31,3°C),
digunakan dan disajikan merupakan data yang paling
dengan kelembaban 24 sampai 98 persen. Tekanan
mutakhir yang dikumpulkan dari data primer dan
udara tertinggi di bulan, September sebesar 1.015,0
sekunder baik dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Milibar. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan
Jawa Timur maupun Dinas Instansi Terkait.
Agustus. Rata-rata penyinaran matahari terlama di
bulan Maret dan terendah di bulan Juli. Sedangkan
kecepatan angin di bulan Januari denganFebruari
adalah yang tertinggi dan di bulan September yang
terendah.

I-7
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

1.5. Sistematika Penyusunan Pemanfaatan Laporan SLHD dimaksudkan untuk


Laporan SLHD mendokumentasikan kecenderungan dan perubahan
kondisi lingkungan dan juga akan menyediakan
SLHD disusun dalam dua buah buku yaitu: referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi
pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan
1. Buku Laporan SLHD (Buku I)
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka
Kerangka laporan SLHD didasarkan kepada konsep mempertahankan proses ekologis dalam
hubungan sebab akibat dimana kegiatan manusia pembangunan.
memberikan tekanan kepada lingkungan (pressure) Tujuan dasar dalam penyusunan Laporan SLHD
dan menyebabkan perubahan pada sumber daya alam
Provinsi Jatim Tahun 2015, adalah :
dan lingkungan baik secara kualitas maupun kuantitas
a. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan
(state). Selanjutnya pemerintah dan
keputusan pada semua tingkat;
masyarakat/stakeholder melaku- kan reaksi terhadap
b. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan
perubahan ini baik melakukan adaptasi maupun
kecenderungan dan kondisi lingkungan;
mitigasi melalui berbagai kebijakan, program, maupun
c. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju
kegiatan. Hal yang terakhir merupakan umpan balik
keberlanjutan.
terhadap tekanan melalui kegiatan manusia.
d. Memperkenalkan model perhitungan pengukuran
Aktivitas manusia yang memanfaatkan Indeks Kualitas Lingkungan Jatim yang diharapkan
sumberdaya alam akan menimbulkan tekanan pada
ke depan bisa dikembangkan.
lingkungan dan merubah keadaannya, atau kondisinya.
Penyusunan SLHD Provinsi Jawa Timur dilaksanakan
Manusia kemudian memberikan respons terhadap
oleh Tim Penyusun SLHD Provinsi Jawa Timur yang
perubahan tersebut dengan membangun dan sebagai
dibentuk dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur
perwujudan kebijakan. Analisis terhadap tekanan yang
Nomor 188/894/KPTS/013/2015, dengan susunan
muncul, kondisi eksisting yang terjadi berikut
anggota sebagai berikut :
dampaknya serta respons yang dilakukan kemudian
NO JABATAN NAMA
dikenal sebagai pendekatan P-S-R (Pressure State a. Pengarah Dr. H. SOEKARWO Gubernur Jawa
Timur
Respons).
b. Ketua Ir. BAMBANG SADONO, MM
2. Buku Kumpulan Data (Buku II) Kepala BLH Prov. Jatim
c. Sekretaris Ir. UDAHARIPANTJORO, MM Kepala
Proses sistem pelaporan yang ideal adalah Bidang Komunikasi Lingkungan dan
kerangka pelaporan yang didukung oleh basis data PPSM, BLH Prov. Jatim
d. Anggota-anggota:
informasi lingkungan yang komprehensif. Atau dapat a. KUNTARTI SRI REJEKI, S.Pi, M.Si BAPPEDA
disebut sebagai Database informasi lingkungan yang Prov. Jawa Timur
b. BAMBANG INDARTO, S.Si, M.Si, Badan Pusat
terdiri dari data/informasi yang lengkap/mendalam Statistik Provinsi Jawa Timur. FERY IRAWAN
berdasarkan suatu set indikator yang secara berkala Badan Pertanahan Nasional Prov. Jawa
Timur
direview dan dilaporkan.
c. KEMAL FARUK, S.Sos Badan Penanggulangan

I-8
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Bencana Daerah Prov. Jawa Timur Unit II Jawa Timur


d. Ir. SOEHOEDI SANJOTO, MM BKKBN Prov. bb. SLAMET, SKM UPT. Kesehatan dan Keselamatan
Jawa Timur Kerja Disnakertansduk Prov. Jatim
e. Ir. HANDOKO, MMA Badan Ketahanan cc. ORYZA FILIAL ZULKARNAIN, SKM
Pangan Prov. Jawa Timur BBTKLPPM Surabaya
f. ROFIK ISAMANSUR, S.Si Badan Meteorologi dd. TONI SUBIAKTO, ST Lembaga Penerbangan
Klimatologi dan Geofisika Jawa Timur dan Antariksa Nasional (LAPAN)
g. ENDANG PANGLIPURINGTYAS, ST, MT Dinas ee. RYAN HENDRA, ST PT. Pertamina Surabaya
Pekerjaan Umum Pengairan Prov Jawa Timur ff. PRIGI ARISANDI, S.Si LSM ECOTON
h. HARTARSY NESIAESTETIKA, ST Dinas gg. FERRY INDARTO, ST BLH Prov. Jatim
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata hh. ARIF PALUPI SANDY, ST BLH Prov. Jatim
Ruang Prov. Jawa Timur ii. IMMANUEL KHARISMA, ST BLH Prov. Jatim
i. DONY WAHYU I., S.Pt Peternakan Prov. Jatim jj. META JIAN KUSUMAWATI, S.Si Prov. Jatim
j. Ir. SUPIATI Dinas Perkebunan Prov. Jatim kk. Ir. DYAH LARASAYU, MM BLH Prov. Jatim
ANASTASIA, MCP. Dinas Pertanian Prov. ll. AGUS SUTJAHYO, ST BLH Prov. Jatim
Jatim mm. IDHAM MA’ARIF, S.Kom BLH Prov. Jatim
k. LESTARI URIP RAHAYU, SH Dinas Sosial nn. Ir. BAMBANG DWIATMODJO BLH Prov.Jatim
Prov. Jatim. oo. ACHIRAS SYAHRIN, ST BLH Prov. Jatim
l. SHERLITA RATNA DEWI AGUSTIN, S.Si, M.IP
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas
Angkutan Jalan Prov. Jatim Pemanfaatan Laporan SLHD Provinsi Jawa Timur,
m. MARIYANTO, SH Dinas Kebudayaan dan digunakan oleh :
Pariwisata Prov. Jatim
n. ANANG NOOR BAIQUNI, S.STP Dinas a. Pemerintah Daerah, sebagai data sekunder
Pendapatan Daerah Prov. Jatim
terhadap penyusunan Rencana Strategis
o. NETTY HERAWATI, ST Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Prov. Jatim (RENSTRA) dan Rencana Pembangunan Jangka
p. SAIKU ROJI, SKM Dinas Kesehatan Provinsi Menengah Daerah (RPJMD) dan sebagai bahan
Jawa Timur
q. DEVIYA MUTHOHARO A. Dinas Energi dan pengambilan kebijakan SKPD Pengelola Lingkungan
Sumber Daya Mineral Prov. Jatim Hidup di Jawa Timur, yaitu Biro Administrasi
r. M. TRI PUJI PEMBAYU, SP Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur
Sumber Daya Alam-Setda Provinsi Jatim, Bappeda
s. LAILATUN NIKMAH, ST Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Timur, BLH Provinsi Jawa Timur,
dan Perdagangan Prov. Jatim
Dinas Kehutanan Jawa Timur, BPBD Provinsi Jawa
t. SYAFIRUL LAILUDDIEN, A.Md Dinas
Perikanan dan Kelautan Prov. Jatim Timur, BALITBANG Provinsi Jawa Timur dan lain
u. SUKINO, S.Pd, MM Dinas Pendidikan Provinsi
sebagainya ; SKPD Provinsi Jawa Timur.
Jawa Timur
v. VINA CITRASARI, ST, MT. Balai Besar Wilayah b. Masyarakat dan Dunia Pendidikan, sebagai data
Sungai (BBWS) Brantas dasar dalam penelitian dan penyusunan laporan
w. AGUS TRIYONO Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Brantas Jawa Timur lainnya serta sebagai data Konsultan, dipergunakan
x. MARISKA DEWI ANGGRAENI Balai Besar untuk penyusunan Kajian Lingkungan Hidup seperti
Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, SE
y. GATUT PANGGAH PRASETYO, SP, M.Sc Balai AMDAL dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ;
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jatim c. Kelompok Profesi dan LSM, sebagai referensi dasar
z. INNI DIAN ROHANI, ST Perum Jasa Tirta I
dalam mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap)
Malang
aa. Ir. LOEDY SETIONO, MM Perum Perhutani pengetahuan tentang kondisi dan kecenderungan

I-9
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

lingkungan hidup, serta merekomendasikan Tabel Indeks Kualitas Lingkungan


strategi penelitian dan pemantauan untuk mengisi Indeks Indeks
Indeks
Kab./Kota Penc. Tutupan IKLH
kesenjangan tersebut, serta membantu membuat Penc. Air
Udara Hutan
Kab. Pacitan 87,81 70,00 92,39 84,30
penilaian yang terinformasi mengenai konsekuensi
Kab. Ponorogo 92,28 64,74 46,18 65,58
luas dari kebijakan dan rencana sosial, ekonomis Kab. Trenggalek 96,40 30,00 67,20 64,80
dan terkait lingkungan hidup, Kab. Tulung 94,48 51,48 76,99 74,58
agung
Kab. Blitar 92,68 70,00 68,94 76,38
1.6. Isu Prioritas Kab. Kediri 88,62 47,50 40,78 57,15
Kab. Malang 91,54 44,47 80,15 72,86
Indeks kualitas lingkungan hidup merupakan
Kab. Lumajang 83,25 53,13 97,11 79,76
gambaran atau indikasi awal yang memberikan Kab. Jember 83,32 68,82 97,44 84,62

gambaran atau indikasi awal yang memberikan Kab. Banyuwangi 92,84 61,54 85,30 80,43
Kab. Bondowoso 90,18 52,23 59,62 66,57
kesimpulan cepat dari kondisi lingkungan hidup pada
Kab. Situbondo 93,43 56,67 49,28 64,74
lingkup dan periode tertentu. Kab. Probolinggo 90,33 50,00 68,64 69,56

Indeks dapat menjadi angka atau titik referensi Kab. Pasuruan 92,44 55,71 74,84 74,38
Kab. Sidoarjo 88,75 46,97 18,90 48,27
kualitas lingkungan, apakah pada posisi kondisi yang
Kab. Mojokerto 88,00 48,33 45,34 59,04
baik atau buruk atau pada kisaran keduanya. Indeks Kab. Jombang 91,67 56,60 62,60 69,52
bermakna sebagai pembanding atau komparasi, Kab. Nganjuk 95,54 68,57 49,87 69,18
Kab. Madiun 88,92 53,33 52,40 63,63
dimana suatu subyek relatif terhadap subyek lainnya.
Kab. Magetan 90,40 45,00 40,67 56,89
Penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup juga Kab. Ngawi 87,54 50,00 45,88 59,61
terkait erat dengan kebutuhan sasaran Kab. Bojonegoro 95,36 53,33 55,81 66,93
Kab. Tuban 94,72 60,00 49,36 66,16
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam
Kab. Lamongan 93,07 60,77 34,34 59,89
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kab. Gresik 97,80 43,75 44,47 60,25
yaitu terpeliharanya kualitas lingkungan hidup dan Kab. Bangkalan 88,84 51,82 56,38 64,75

menjadi baku pada rencana pembangunan Jangka Kab. Sampang 95,24 60,00 51,31 67,10
Kab. Pamekasan 93,83 50,00 59,10 66,79
Menengah (RPJM). Indeks kualitas lingkungan hidup
Kab. Sumenep 82,43 63,33 57,89 66,88
Jawa Timur pada Tahun 2015 sebesar 68,61 sesuai Kota Kediri 92,41 54,00 21,29 52,44
klasifikai angka indeks berada dalam katagori cukup. Kota Blitar 94,01 42,00 15,70 47,08
Kota Malang 93,76 56,67 39,14 60,79
Nilai indeks ini dihitung berdasar nilai indeks kualitas
Kota 86,49 53,33 32,09 54,78
air, indeks kualitas udara dan indeks kualitas tutupan Probolinggo
Kota Pasuruan 93,07 45,00 23,34 50,76
lahan. Nilai indeks kualitas lingkungan hidup Kab./Kota Kota Mojokerto 89,02 52,67 15,70 48,79
Kota Madiun 94,32 50,00 15,70 49,58
diperoleh dari perhitungan 30 persen nilai indeks
Kota Surabaya 83,09 52,13 41,43 57,14
kualitas lingkungan air, 30 persen nilai indeks kualitas
Kota Batu 93,59 51,67 80,25 75,68
udara dan 40 persen nilai indeks tutupan lahan masing- Jawa Timur 91,09 52,51 64,01 68,69

masing Kab./Kota sebagaimana tampak pada tabel di


samping ini.
Nilai indeks Kualitas Lingkungan yang tertinggi
I - 10
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

berada di Kab. Pacitan yaitu sebesar 84,30, disusul Kab.


Jember 84,62. Sedang Indeks kualitas lingkungan hidup
terendah berada di Kota Blitar dan Kab. Sidoarjo
masing-masing dengan nilai 48,27 dan 48,27.

Berdasarkan analisa data dan pertimbangan nilai


indeks maka dapat dirumuskan isu lingkungan hidup
prioritas yang wajib mendapat perhatian bersama,
sebagai berikut :

1. Permasalahan Pencemaran Air


Kondisi kualitas air sungai di Provinsi Jawa Timur Grafik 1.2 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo parameter BOD
berdasarkan indeks kualitas air termasuk katagori
7000
sangat kurang (nilai indekskualitas air 52,93). Hal ini
6000
berdasarkan nilai indeks kualitas air untuk masing-
5000

masing wilayah sungai sebagaimana grafik di bawah 4000

ini. 3000

2000

1000

Juni Juli
Agustus September
Oktober Baku Mutu Fecal Coli

Grafik 1.3 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo parameter Fecal Coli

Indeks Kualitas Air Sungai Brantas

Wilayah Sungai Brantas memiliki nilai Indeks


kualitas air sebesar 49,17 yang berarti yang berarti
Grafik 1.1 Indeks Kualitas Air Sungai Jawa Timur Tahun 2015 termasuk katagori Waspada.

Kondisi kualitas airnya Kualitas air Sungai


Indeks Kualitas Air Sungai Bengawan Solo
Bengawan Solo untuk parameter BOD dan Fecal Coli
Dari grafik tersebut di atas tampak bahwa
melebihi di setiap titik pantau dan waktu pantau
indeks kualitas air Wilayah Sungai Bengawan Solo
sebagaimana grafik di bawah ini.
sebesar 49,75 yang berarti termasuk katagori
Waspada. Kualitas air Sungai Bengawan Solo untuk
parameter BOD dan Fecal Coli melebihi di setiap titik
pantau dan waktu pantau sebagaimana grafik di bawah
ini.

I - 11
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

80 Indeks kualitas air menurut Kab./Kota memperlihatkan


70
gambaran mengenai besarnya tekanan beban
60
50 pencemaran terhadap air sungai baik dari industri dan
40
domestik. Hal ini juga menggambarkan kondisi
30
20 pengelolaan lingkungan di daerah, diantaranya
10 kebijakan dalam penetapan besaran anggaran untuk
0
lingkungan hidup, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Harapannya indeks kualitas air dapat dijadikan bahasa
Januari Februari
Maret April
Mei Juni bersama dari seluruh pemangku kepentingan untuk
Juli Agustus
September Oktober
berbuat sesuai dengan proporsi dan kemampuan
Grafik 1.4 Kualitas Air Sungai Brantas parameter BOD
masing-masing untuk memperbaiki kualitas air sungai.
30000
25000 Memperhatikan Diagram prosentase katagori
20000 indeks kualitas air Kab./Kota di atas tampak bahwa
15000
10000
sebesar 49 persen dalam katagori sangat kurang, 24
5000 persen dalam katagori Waspada, 16 persen dalam
0
katagori kurang dan hanya 11 persen dalam katagori
cukup.

Januari Februari Dari gambaran tersebut diatas dapat digambarkan


Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
bahwa sungai di Jawa Timur mendapat beban limbah
September Oktober
Nopember
Baku Mutu Fecal Coli
Desember baik dari industri maupun domestik serta dari sedimen

Grafik 1.5 Kualitas Air Sungai Brantas parameter Fecal Coli erosi tanah, tetapi apabila dilihat dari parameter yang
dominan melebihi baku mutu yaitu BOD dan fecal coli,

Indeks Kualitas Air Sungai Brantas maka sumbangan terbesar diperkirakan berasal dari

Sedangkan Indeks Kualitas Air masing-masing Kab./ limbah domestik khususnya fases atau tinja.

Kota di Jawa Timur yang diperoleh dari rekapitulasi


2. Permasalahan hutan, lahan dan sumber air
hasil perhitungan masing-masing Kab./Kota
sebagaimana tampak pada grafik di bawah ini. Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan
dampak pada konservasi lahan maupun kelangkaan
sumber air/mata air. Kecenderungan ini telah tampak
pada indikator menurunnya kualitas lingkungan hidup
karena tekanan penduduk maupun bencana alam, dan
pemanfaatan berlebihan sumber daya alam yang
melampaui daya dukung lingkungannya. Kasus
Grafik 1.6 Diagram prosentase katagori indeks kualitas air sungai
menurut kab./kota

I - 12
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

pembalakan hutan secara liar, erosi dan longsor, Keberadaan Taman Hutan Raya (Tahura) ditujukan
rusaknya habitat biota, menurunnya biodiversitas, untuk menjaga pelestarian alam, mengembangkan
banjir dan kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran pendidikan dan wisata, juga berperan dalam
hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat pemeliharaan kelangsungan fungsi hidrologis Daerah
eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan masalah Aliran Sungai (DAS) Brantas, DAS Konto, dan DAS
laten yang memerlukan pendekatan holistik dan Kromong. Termasuk untuk melestarikan mata air
bertahap guna menyelesaikan atau menangani sumber Sungai Brantas di Desa Tulungrejo, Kecamatan
masalah ini. Nilai indek tutupan lahan Provinsi Jawa Bumiaji, Kota Batu, yang kondisinya sangat
Timur Tahun 2015 sebesar 64,01 yang berarti termasuk memprihatinkan.
katagori kurang. Sedang indeks kualitas tutupan lahan
masing-masing Kab./Kota sebagaiman tampak pada
grafik di bawah ini.

Kab. Pacitan dan Kota Batu memiliki nilai indeks


kualitas tutupan tertinggi dibanding Kab./Kota lainnya,
yaitu 84,30 dan 75,68. Sedang nilai tutupan lahan yang
terendah berada di Kota Blitar yaitu 47,08.

Kondisi Cathment area sungai Brantas

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 29


Tahun 1992, dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
11190/KPTS-II/2002, di Jawa Timur dibentuk kawasan
pelestarian alam yang disebut Taman Hutan Raya
(Tahura) R. Soerjo, yang mencakup areal seluas
27.868,30 hektare. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Timur melalui Balai Taman Hutan Raya (Tahura) R.
Soerjo mengelola kawasan Tahura R. Soerjo seluas
27.868,30 hektare, dengan rincian Tahura seksi wilayah
Malang (8.928,30 hektare), Tahura seksi wilayah
Pasuruan (4.607,30 hektare), dan Tahura seksi wilayah
Mojokerto (11.468,10 hektare), dan Tahura seksi
wilayah Jombang (2.864,70 hektare). Hasil pantauan
Indeks kualitas tutupan lahan Citra Landsat, terhadap Tahura R. Soerjo seluas
27.868,30 hektare, terdapat kawasan berhutan sekitar
13.387 hektare, dan sisanya 14.000 hektare tidak

I - 13
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

berhutan lagi (gundul). Dari areal gundul yang 3.Permasalahan lingkungan perkotaan
dikategorikan lahan kritis itu, 1.500 hektare di
Permasalahan lingkungan yang paling utama di
antaranya tergolong lahan kritis abadi, yaitu sekitar
perkotaan adalah masalah pengelolaan sampah, banjir,
puncak Gunung Welirang, dan Gunung Arjuno. Dengan
emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik,
demikian, tersisa lahan kritis seluas 12.500 hektare.
minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang
Penanganan lahan kritis berlangsung setiap tahun
kota dan sebagainya. Sebagai contoh permasalahan
melalui kegiatan reboisasi, yang rata-rata per tahun
pada pengelolaan limbah padat, produksi sampah di
sekitar 1.000 hektare. Sampai 2008, sisa lahan yang
Surabaya yang dikumpulkan pada lokasi-lokasi TPA
masih tergolong kritis berkurang menjadi 8.286
(Tempat Pembuangan Akhir).
hektare.
Permasalahan lingkungan yang paling utama di
Kondisi fisik tiga wilayah Tahura (Malang,
perkotaan adalah masalah pengelolaan sampah, banjir,
Pasuruan, Mojokerto) yang cenderung kering, dan
emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik,
berisi jenis tanaman alang-alang, serta semak belukar,
minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang
membuat kawasan hutan itu rawan bencana kebakaran
kota dan sebagainya.
saat musim kemarau. Sedangkan Tahura di wilayah
Jombang, sebagian besar ditumbuhi tanaman basah,
seperti pohon pisang, dan bambu, sehingga aman di
musim kemarau.

Hampir setiap tahun, di musim kemarau, kawasan


hutan selalu mengalami kebakaran. Jenis tanaman
yang terbakar adalah tanaman jati muda, rumput, dan
alang-alang. Penyebab bencana kebakaran hutan,
hampir 90% karena ulah manusia, seperti api unggun
yang tidak dimatikan, puntung rokok milik pendaki
yang masih menyala, atau sengaja dibakar oleh
masyarakat sekitar untuk membuka lahan. Sisanya, Jawa Timur menghasilkan timbulan sampah cukup

karena faktor alam, seperti letusan gunung atau besar pada Tahun 2015 yaitu 64.760,92 m3/hari, Kota

gesekan ranting-ranting yang kering. Untuk lahan kritis Surabaya menghasilkan timbulan sampah terbesar

non-Tahura R. Soerjo, terbagi menjadi dua kategori, yaitu 7.121,46 M3/hari dibanding Kab./Kota lainnya.

yakni lahan kritis dalam kawasan, yaitu dalam kawasan Pengelolaan sampah di Kab./Kota belum sepenuhnya

hutan lindung dan lahan kritis di luar kawasan, yaitu di menggunakan sistem ‘sanitary landfil’ , sebagian masih

luar kawasan hutan, mencapai 165.619,53 hektare menggunakan sistem ‘open dumping’ sehingga

untuk luas lahan kritis dalam kawasan, sedangkan berpotensi timbul bau, lalat dan pencemaran air tanah,

lahan kritis luar kawasan seluas 502.405,68 hektare. serta perlu pengadaan TPA baru karena TPA yang lama
cepat penuh.

I - 14
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4. Permasalahan wilayah Pesisir dan Laut evaluasi. Dengan meningkatnya pembangunan


diwilayah pesisir yang kurang memperhatikan
Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
kelestarian lingkungan hidup, utamanya didaerah
belum dikelola dan didayagunakan secara optimal, adil
Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya telah
dan lestari melalui keterpaduan antar berbagai
menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir dan laut.
pemanfaatan sehingga belum dapat memberikan
Sebagai contoh ekosistem mengrove di Jawa Timur
kontribusi yang layak bagi pembangunan Jawa TImur
saat ini tercatat 37.237 Ha, dengan kondisi rusak seluas
dan peningkatan kesejahteraan Disamping itu masih
11.124 Ha dan tanah kosong yang ideal untuk ditanami
lemahnya pengendalian pencemaran dan perusakan
mangrove sluas 5.242 Ha, sedangkan luas hutan
pesisir dan laut serta belum optimalnya pendekatan
mangrove idealnya sebesar 45.000 Ha. Kondisi di Jawa
terpadsu antara kebijakan konservasi di wilayah
Timur masih kurang optimal. Untuk ekosistem terumbu
daratan dan ekosistem pesisir serta laut.
karang di perairan laut Jawa Timur, pada tahun 2004
kondisi kerusakannya bervariasi antara 30 – 80 % yang
tersebar antara lain di wilayah pesisir Situbondo, dan
beberpa pulau kecil diantaranya, Pulau Sabunten,
Pulau Sesiil, Pulau Bili Raja, Pulau Raas dan Pulau
Mamburit.

1.7. Analisa Pressure State Response

Isu prioritas tersebut dikaitkan dalam hubungan


Kondisi pantai utara Bangkalan
sebab akibat dimana kegiatan manusia dan

Luasnya wilayah pesisir dan keanekaan pembangunan memberikan tekanan kepada

sumberdaya yang ada, maka wilayah pesisir sebagai lingkungan hidup (pressure) yang memberikan dampak

daerah ekoton yang labil, perlu ditangani dengan terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup

kehati-hatian dan menyeluruh, karena ciri khas pantai secara kualitas maupun kuantitas (state). Untuk itu

yang cukup beraneka ragam. Interaksi nelayan dengan disusun program dan kegiatan yang mendukung

perairan pesisir maupun laut, dengan kegiatan utama berbagai upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

eksploitasi hayati laut telah berlangsung sejak lama, Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), dalam rangka

yang menyangkut kehidupan masyarakat, dalam aspek menjaga agar pembangunan tetap terlanjutkan, dan

ekonomi, sosial dan budaya. sumberdaya alam dan lingkungan dapat lestari guna

Oleh karena itu untuk mengurangi masalah pesisir pemanfaatan yang terkendali, serta membangun sikap

dan laut dibutuhkan pendekatan kemasyarakatan yang ramah dengan lingkungan alam sekitarnya (response).

menyeluruh, terencana, melibatkan fihak terkait, serta Pembangunan akan menjadi tak terlanjutkan, apabila

konsisten dalam pelaksanaan, pengendalian dan para fihak terkait mengabaikan atau meninggalkan

I - 15
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

wawasan dan kesadaran tentang kelestarian fungsi a. Jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2014 adalah
lingkungan hidup. 38.610.202 jiwa merupakan provinsi kedua di

Isu tersebut dikaitkan dalam hubungan sebab Indoensia dengan jumlah penduduk terbanyak

akibat dimana kegiatan manusia dan pembangunan dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,75

memberikan tekanan kepada lingkungan hidup persen. Adapun tingkat kepadatan penduduk

(pressure) yang memberikan dampak terhadap sumber adalah 819 jiwa per km2. Kondisi tersebut

daya alam dan lingkungan hidup secara kualitas menjadikan penggunaan lahan sangat intensif baik

maupun kuantitas (state). Untuk itu disusun program untuk pemukiman, pertanian maupun

dan kegiatan yang mendukung berbagai upaya infrastrukutur lainnya.

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Pengelolaan b. Masih adanya penduduk yang mengenyam

Lingkungan Hidup (PLH), dalam rangka menjaga agar pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar sekitar 43

pembangunan tetap terlanjutkan, dan sumberdaya persen bahkan yang tidak sekolah sekitar 6 persen,

alam dan lingkungan dapat lestari guna pemanfaatan adapun tinngkat sarjana atau diatasnya sekitar 4

yang terkendali, serta membangun sikap ramah persen, sehingga tingkat pemahaman tentang

dengan lingkungan alam sekitarnya (response). lingkungan hidup sangat beragam. Begitu pula

Pembangunan akan menjadi tak terlanjutkan, apabila tingkat kemisikinan di Jawa Timur masih cukup

para fihak terkait mengabaikan atau meninggalkan tinggi yaitu 12,55 persen walaupun sudah

wawasan dan kesadaran tentang kelestarian fungsi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

lingkungan hidup. Masyarakat yang miskin karena keterbatasannya


dalam mengakses untuk kebutuhannya, cenderung
melakukan eksploitas dan ekstraksi sumber daya
Pressure (tekanan)
alam secara langsung.
c. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang
menggembirakan karena masih lebih tinggi dari
nasional, yaitu 5,86 persen dan nilai pertumbuhan
PDRB 5,90 persen per tahun membawa
konsekuensi pada tingginya tingkat konsumsi
masyarakat, pemenuhan bahan-bahan mineral dan
sumber daya alam, pembangunan infrastuktur serta
penggunaan energy yang semakin besar.

Kependudukan

Isu permasalahan lingkungan hidup di Jawa Timur


tidak terlepas dari kondisi demografi, sosial dan
ekonomi antara lain :

I - 16
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State (kondisi) mencapai 16,3 milyar kubik pertahun dan potensi air
tanah sebesar 3,83 milyar kubik pertahun.
a. Aspek Lahan dan Hutan, Kondisi DAS Brantas
beban pencemaran didominasi oleh limbah
mengalami permasalahan penurunan kualitas dan
domestik 60 % dan limbah industri 40%, untuk kali
kuantitas, hilangnya kawasan resapan air dan
Surabaya sudah tidak sebanding dengan daya
penyusutan jumlah mata air didaerah Toyomerto
tampung beban pencemaran yang terjadi.
Gunung Arjuno dan Sumber Dem Gunung Kawi
Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga di Jawa
mengalami penurunan debit, 50 % mata air hilang
Timur menggunakan air sungai dipakai 2.208.462
pada 2 tahun terakhir, 11 mata air mengering, 46
rumah tangga, dari PDAM 1.364.508 rumah tangga,
mata air mengalami penurunan debit dari 10 meter
sumur 482.709 rumah tangga, hujan 265.339 rumah
kubik/detik menjadi 5 meter kubik perdetik.
tangga dan air kemasan 1.329 rumah tangga.
Terjadinya alih fungsi hutan diwilayah tangkapan air
Sanitasi masyarakat yang belum memiliki tangki
dimana keberadaan vegetasi secara proporsional
septik sebesar 2.765.268 rumah tangga (27,12 %)
tidak sesuai dengan ketentuan sekurang-kurangnya
dari total rumah tangga.
sebesar 30 % wilayah berupa hutan.
Hulu DAS Brantas rawan longsor akibat perubahan
fungsi lahan menjadi kawasan
pertanian/perkebunan.
Luas lahan potensial kritis didalam kawasan hutan
di Jawa Timur sebesar 18 % dari luasan kawasan,
meskipun persentase kawasan hutan secara
kuantitatif masih memenuhi ketentuan undang-
undang tetapi secara kualitas masih diperlukan
peningkatan. Limbah Domestik

Lahan yang masuk kriteria kritis sesuai pengamatan c. Pesisir dan Pantai
menunjukkan penurun kualitas lahan akibat Potensi terumbu karang yang memiliki luasan
pengolahan lahan secara intensif tanpa melihat tutupan tertinggi berada di kabupaten Sumenep,
karakteristik lahan, penanganan pasca panen yang tersebar di 3 kecamatan kepulauan yaitu kecamatan
kurang memperhatikan kaidah konservasi lahan dan Sapeken 5.120,88 ha, kecamatan Arjasa 3.495,80 ha
penggunaahan lahan untuk budidaya pertanian dan kecamatan Karangayan 4.315,96 ha
secara terus menerus tanpa ada istirahat atau bero. penyelamatan terumbu karang masih belum
Faktor yang mempengaruhi kondisi lahan optimal dan pembuatan terumbu karang buatan
kritis adalah komposisi fraksi, berat isi, hanya pada 2 kabupaten yaitu Situbondo dan

derajat pelulusan air serta redoks. Sampang dengan jumlah 100 unit, 60 % terumbu

b. Kualitas Air, Potensi air permukaan diJawa Timur karang di pantai utara Jawa Timur rusak parah.

I - 17
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Luas hutan mangrove kurang lebih 85.000 Ha atau yaitu menimbulkan emisi gas-gas berbau dan gas
6,24% luas hutan di Jawa Timur, tumbuh di kawasan rumah kaca seperti CH4, pencemaran air sungai,
pesisir dan rentan terhadap kerusakan. Hutan pendangkalan dasar sungai, dan banjir.
mangrove yang mengalami kerusakan seluas 13.000
Ha; Response ( Kebijakan )

hutan mangrove di Jawa Timur 48,48 % dalam


a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
kondisi baik, 23,73 % rusak ringan, 25,95 % rusak
Lingkungan Hidup
berat dan proses rehabilitasi hanya 1,84 %.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas

d. Persampahan lingkungan hidup dalam upaya mencegah perusakan

Mayoritas cara pembuangan sampah melalui dan/atau pencemaran lingkungan hidup, baik di darat,

pengangkutan ke tempat pembuangan akhir perairan tawar, dan laut, maupun udara, sehingga

sebesar 63 % di kota sedang dan kesil di Jawa masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup

Timur,sedangkan untuk kota besar dan yang bersih dan sehat.

metropolitan sebesar76 %, pengolahan melalui


komposting dan daur ulang 20 persen dan 2 persen
dibuang di lahan kosong dan sisanya terbuang
kelingkungan.
Pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg
CO, gas tersebut jika dihirup akan berikatan sangat
kuat dengan hemoglobin darah sehingga
menyebabkan orang kekurangan O2.
Pengelolaan sampah di Jawa Timur dilakukan Penanganan pengaduan Ecoton

dengan berbagai cara, yaitu diangkut, ditimbun,


dibakar, dibuang ke kali atau tempat lainnya. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan

Pengelolaan dengan cara diangkut khususnya untuk Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain pada:

pemukiman yang terlayani angkutan truk sampah 1. Pengawasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan

untuk selanjutnya dikelola di TPA, sedangkan bagi Industri

yang tidak terlayani angkutan truk sampah pada 2. Penerapan AMDAL bagi Usaha dan Kegiatan

umumnya sampah ditimbun atau dibakar di Industri

pekarangan rumah, bahkan ada sebagian penduduk 3. Penyusunan regulasi pengendalian pencemaran dan

yang masih membuang sampah ke sungai. Cara perusakan lingkungan hidup, pedoman teknis, baku

pembuangan sampah seperti ini tidak mutu (standar kualitas) lingkungan hidup, dan

menyelesaikan masalah pengelolaan sampah tetapi penyelesaian kasus pencemaran dan perusakan

menyebabkan masalah baru yang lebih komplek, lingkungan secara hukum.

I - 18
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4. Penanganan Pengaduan lingkungan.


5. Pengembangan dan penerapan berbagai instrumen
pengelolaan lingkungan hidup, termasuk tata
ruang, kajian dampak lingkungan, dan perijinan
6. Pemantauan Kualitas Udara dan Air Tanah, Kualitas
Air Permukaan, serta Kualitas Air Laut di Kawasan
Pesisir.
7. Pamantauan kualitas tanah di lahan kering.
8. Pengawasan Penaatan Baku Mutu Air Limbah, Emisi
atau Gas Buang dan Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
UPT Laboaratorium Uji Kualitas
Berbahaya dan Beracun).
Lingkungan BLH Prov. Jatim
9. Peningkatan Kelembagaan Laboratorium
Lingkungan, serta Fasilitas Pemantauan Udara b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber
(Ambient) di Kota-kota Besar Daya Alam
10. Pengembangan Teknologi yang Berwawasan
Program ini bertujuan melindungi sumber daya
Lingkungan, termasuk Teknologi Tradisional dalam
alam dari kerusakan, dan mengelola kawasan yang
Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengelolaan
sudah ada untuk menjamin kualitas ekosistem agar
Limbah, dan Teknologi Industri yang Ramah
fungsinya senagai penyangga sistem kehidupan dapat
Lingkungan
terjaga dengan baik. Kegiatan pokok yang
11. Upaya Konservasi Tanah dan Air (program
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dititik
Permata, demplot konservasi)
beratkan, antara lain pada:
12. Pelayanan Pengujian Uji Kualitas Lingkungan
1. Pengembangan koordinasi kelembagaan
13. Peningkatan Kemampuan Laboratorium
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu.
Pengawasan Pencemaran Lingkungan.
2. Pengembangan daya dukung dan daya tampung
lingkungan
3. Pengelolaan dan perlindungan keanekaragaman
hayati dari ancaman kepunahan.
4. Pengembangan kemitraan dalam rangka
perlindungan dan pelestarian sumber daya alam.

Patroli air

I - 19
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

c. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan secara vegetasi dengan pola pergiliran tanaman
Sumber Daya Alam dan penanaman tanaman sesuai dengan kondisi
lahan untuk setiap wilayah dengan sistem
agroforestry.

Dukungan berbagai pihak dalam peringatan Hari LH 2015

Program ini bertujuan Merehabilitasi alam yang


telah rusak, dan mempercepat pemulihan cadangan
sumber daya alam, sehingga selain berfungsi sebagai
penyangga sistem kehidupan, juga memiliki potensi
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Selain itu sangat
diperlukan dukungan partisipasi segenap lapisan
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015
masyarakat menuju kondisi sumber daya alam yang
baik dan berkelanjutan. d. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas
Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain pada:
pengelolaan sumber daya alam dan fungsi lingkungan
1. Rehabilitasi daerah hulu untuk menjamin pasokan
hidup melalui tata kelola yang baik (good
air irigasi pertanian, dan mencegah terjadinya erosi
environmental governance) berdasarkan prinsip
dan sedimentasi di wilayah sungai dan pesisir
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
2. Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di
Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Badan
dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan,
Lingkungan Hidup dititik beratkan, antara lain pada:
pesisir (terumbu karang dan mangrove) serta
1. Penegakan hukum terpadu dan penyelesaian
pengembangan sistem manajemen
hukum atas kasus perusakan sumber daya alam dan
pengelolaannya.
lingkungan hidup.
3. Pembuatan sistem irigasi dan drainase menjadi
2. Peningkatan pendidikan lingkungan hidup formal
prioritas, serta pemakaian pupuk organik dengan
dan non formal.
memanfaatkan pupuk kandang dari sisa hasil
3. Pengembangan program Good Environmental
panen.
Governance (GEG) secara terpadu
4. Usaha konservasi lahan dengan cara mekanik yaitu
pembuatan teras sesuai dengan kemiringan lahan

I - 20
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelola 2. Penyebaran dan Peningkatan Akses Informasi


Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup kepada Masyarakat, termasuk Informasi Mitigasi
5. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif melalui Bencana dan Potensi Sumber Daya Alam dan
Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengawas Lingkungan.
Lingkungan. Peristiwa Peringatan Hari LH 2015

• SMS Center : 0813-567-19911


• Telepon : (031) 8552072
• Faximili : (031) 8543851
• Email adu.blhjatim@yahoo.com
blhjatim4@gmail.com
• Alamat : BLH Prov Jatim
• Jl. Wisata Menanggal 38
Surabaya

e. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi


Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas
dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup dalam rangka mendukung perencanaan
pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan
fungsi lingkungan hidup. Kegiatan pokok yang
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dititik
beratkan, antara lain pada:
1. Peningkatan pelibatan peran masyarakat dalam
bidang informasi dan pemantauan kualitas
lingkungan hidup
I - 21
BAB II
KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
DAN
KECENDERUNGANNYA
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Status lingkungan hidup daerah. Indikator ini


menggambarkan kondisi kualitas dan kuantitas
sumberdaya alam dan lingkungan yang merupakan
prediksi situasi, kondisi, dan pengembangannya di
masa depan. Kondisi ini mencakup keberadaan lahan
dan hutan, ketersedian dan kualitas air, udara,
keanekaragaman hayati dan ketersediaan sumber
daya alam lainnya. Berdasarkan hasil penilaian kondisi
lingkungan akan diperoleh informasi status
Kondisi lingkungan dan lingkungan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
hidup
kecenderungannya (state) merupakan salah satu pengambilan keputusan dalam pelaksanaan
indikator utama yang dianalisa dalam laporan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa


Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-
2031, menggambarkan luas daratan
Provinsi Jawa Timur adalah
4.779.975,00, dengan wilayah pesisir
dan laut sejauh 12 mil dari pantai dan
Peta 1.1. Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan
terbagi atas 29 wilayah kabupaten dan
9 kota, terbagi ke dalam empat Badan
Koordinasi Wilayah (Bakorwil), 29 Kabupaten, 9 Kota, dan 640 Kecamatan dengan 8.413 desa/kelurahan.
Uraian terinci lihat Tabel 2.1 dan Peta 1.1 Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang, Propinsi Jatim.

Tabel 2.1.
Pembagian Administrasi Provinsi Jawa Timur
Desa/ Desa/
No Kab./Kota Luas Wilayah Kec Kab/Kota Luas Wilayah Kec
Kel Kel
Kota
1 Surabaya 36.427,53 31 163 20 Ponorogo 152.332,70 21 303
2 Mojokerto 1.668,91 2 18 21 Madiun 102.459,25 15 206
3 Madiun 3.438,08 3 27 22 Trenggalek 127.853,61 14 157
4 Kediri 6.426,14 3 46 23 Tulungagung 114.704,37 19 271
5 Blitar 3.302,01 3 20 24 Nganjuk 124.096,25 20 287
6 Malang 11.155,17 5 57 25 Kediri 140.487,94 23 344
7 Pasuruan 3.707,59 3 43 26 Blitar 165.092,72 22 248
8 Probolinggo 5.282,64 3 29 27 Malang 356.652,81 33 387
9 Batu 19.244,64 3 23 28 Pasuruan 149.358,84 24 365
Kabupaten 29 Probolinggo 171.920,89 24 330
10 Gresik 121.136,58 18 356 30 Lumajang 181.512,79 20 202
11 Sidoarjo 72.450,02 18 356 31 Jember 333.807,94 31 244
12 Mojokerto 98.252,87 18 304 32 Bondowoso 158.129,39 20 195
13 Jombang 117.525,19 21 306 33 Situbondo 166.075,89 17 136
14 Lamongan 183.742,69 27 474 34 Banyuwangi 350.364,91 21 217
15 Tuban 188.363,62 19 328 35 Bangkalan 126.584,60 18 218
16 Bojonegoro 233.840,14 27 430 36 Sampang 124.556,42 12 186
17 Pacitan 143.872,12 12 164 37 Pamekasan 80.200,93 13 189
18 Magetan 69.820,54 15 235 38 Sumenep 202.569,00 25 332
19 Ngawi 131.557,26 17 217 JUMLAH 4.779.975,00 640 8.413
Sumber data : BPN Jatim, dan Hasil Olahan Tim SLHD, 2015

II — 22
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1. LAHAN DAN HUTAN

Perubahan penggunaan lahan merupakan dimana bagian terbesar berasal dari deforestasi
proses dinamis yang kompleks, yang saling berhu- dan degradasi hutan (Köhl et al., 2009). Böt-
bungan antara lingkungan alam dengan manusia tcher et al. (2009) mendefinsikan deforestasi
yang memiliki dampak langsung terhadap tanah, seperti yang digunakan oleh UNFCCC sebagai
air, atmosfer dan isu kepentingan lingkungan kegiatan konversi lahan hutan ke non-hutan
global lainnya (Koomen et al., 2007). Defores- yang dilakukan secara langsung oleh aktivitas
tasi dalam skala besar di daerah tropis bertransfor- manusia. Sementara itu degradasi hutan adalah
masi menjadi lahan pertanian merupakan salah perubahan kelas tutupan hutan (misal dari hu-
satu contoh dari perubahan penggunaan lahan tan ke belukar) yang disertai dengan
yang memiliki dampak besar terhadap keane- penurunan kapasitas produksi. IPCC mendefin-
karagaman hayati, tanah, degradasi dan kemampu- isikan degradasi hutan adalah berkurangnya
an bumi untuk mendukung kebutuhan manusia stok karbon dari suatu areal hutan karena
(Lambin et al., 2003). Perubahan penggunaan la- kegiatan manusia dalam jangka panjang.
han juga merupakan salah satu faktor penting
Beberapa penyebab dari degradasi hu-
dalam siklus perubahan iklim dan adanya saling
tan adalah pengambilan kayu bakar, pene-
ketergantungan antara keduanya: perubahan
bangan kayu, kebakaran hutan, penggembalaan
penggunaan lahan berpengaruh terhadap peru-
atau perladangan (Köhl et al., 2009). Disamping
bahan iklim, sementara perubahan iklim juga akan
itu Industrialisasi, pertambahan penduduk, dan
berpengaruh terhadap masa depan penggunaan
perpindahan penduduk ke kota telah disepakati
lahan.
sebagai komponen yang paling berkontribusi
Penggunaan lahan, perubahan penggunaan terhadap perubahan penggunaan lahan dalam
lahan dan kehutanan yang dikenal dengan LU- skala global (Long et al., 2006).
LUCF (Land Use, Land Use Change and Forestry)
Komisi Dunia Lingkungan dan Pem-
mempunyai peran penting dalam siklus kar-
bangunan (WCED) yang diketuai Brundtland
bon global. Inter-Governmental Panel on Climate
pada tahun 1987 dalam laporannya mengemuka-
Change (IPCC) memperkirakan kurang lebih 1,6 mi-
kan kekhawatiran atas kemampuan lingkungan
lyar ton karbon diemisi setiap tahun oleh aktivitas
hidup dan sumberdaya alam untuk memenuhi
perubahan penggunaan lahan,
kebutuhan manusia saat ini dan masa depan.

Pulau Sempu Malang, 2015

II — 23
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Tantangan yang paling penting bagi pengelola sumber daya alam adalah menciptakan keseimbangan
antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan dengan mengusulkan memanifestasikan in-
teraksi positif antara sumberdaya alam dan kegiatan manusia dalam bentuk penggunaan lahan atau pe-
rubahan penutupan lahan di suatu wilayah (Naiman , 1992).

A. Kondisi / State

2.1.1. Penggunaan Lahan Utama

Penggunaan lahan utama sebagaimana cata-


tan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Timur
dan Dinas Pertanian Jatim Tahun 2015 menunjukkan
bahwa penggunaan lahan utama terbesar adalah
lahan kering : 2.073.571,41 Ha (42,05%) yang kemudi-
an diikuti dengan lahan sawah : 1.179.264 Ha
(23,92%), Lahan Hutan sebesar 874.881,28 Ha
(17,74%), Non Pertanian : 417.627,69 (17,74%),

Grafik 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2013 s/d 2015


2015 2014 2013

2.082.954,84

2.073.571 2.237.411
1.153.053,97
1.179.264 779.661,34
874.881
402.222,80 349.604 1.130.470 779.661,34
271.451,35 192.198
271.451 114.208,20 114.208,20
417.630 114.208

Non Pertanian Sawah lahan Kering Perkebunan Hutan Badan Air

Perkebunan : 271.45,33 Ha dan terakhir adalah dan untuk yang lain tetap tidak perubahan.
badan air sebesar 114.051,81 Ha (2,31%). Prosentase Bilamana dilihat dari kondisi tahun 2013
penggunaan lahan utama di Jawa Timur Tahun dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan
2015 dapat dijelaskan pada Grafik 2.1. bahwa penggunaan lahan non pertanian mening-
Untuk tingkat perkembangan penggunaan kat sebesar 19,46%, Lahan Sawah : 4,32%, Lahan
lahan di Jawa Timur dibandingkan dengan tahun Perkebunan : 41,24% dan Lahan Hutan : 12,21%
sebelumnya 2014 ternyata penggunaan lahan Non serta penggunaan lahan kering mengalami
Pertanian mengalami peningkatan sebesar 3,83% penurunan sebesar 7,32%. Gambaran tersebut
(15.406,89 Ha), penggunaan lahan sawah mening- diatas dapat dilihat pada Grafik 2.2. Berikut ini
kat 2,27% (26.210,03 Ha) serta penggunaan lahan akan digambarkan penggunaan lahan utama
hutan meningkat sebesar 95.219,93 Ha (12,21%). secara rinci dalam penggunaan Kab/Kota di Jawa
Penggunaan lahan yang mengalami penurunan Timur , yang terbagi dalam uraian dibawah ini :
adalah lahan kering turun sebesar 0,45% (9.338,43
Ha)

II — 24
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Grafik 2.3
Penggunaan Lahan Non Pertanian Tahun 2014 - 2015
2015 2014

366.667,09 342.574,38

40.315,17 46.052,90
130,51 130,51 8.070,12 13.465,00

PERKAMPUNGAN T. TERBUKA PERTAMBANGAN JASA, INDUSTRI DAN


PERGUDANGAN

2.1.1.a. Lahan Non Pertanian Dan untuk perbandingan dengan luas wilayah
Kab/Kota masing-masing pada tahun 2015
Lahan Non Pertanian terurai Perkampungan ,
menunjukkan bahwa prosentase terluas berada
Tanah Terbuka, Pertambangan serta jasa, Industri
di Kab. Mojokerto : 69,51% disusul oleh Kota Ke-
dan Pergudangan. Tekanan Lahan perkampungan
diri : 62,4% , sedangkan terkecil berada di
pada tahun 2015 seluas 366.667,09 Ha atau
Kab. Sampang
meningkat seluas 7,03% dibandingkan dengan ta-
hun 2014, Tanah Terbuka : 40.315,17 Ha atau Secara rinci lahan terluas pada perkampun-

berkurang seluas 12,46% pada kondisi tahun 2014, gan berada di Kab. Kediri : 28.468,8 Ha, Tanah

Jasa, Industri dan Pergudangan berkurang seluas terbuka dan Pertambangan berada di Kab. Tu-

40,07% dibandingkan dengan tahun 2015 : 8.070,12 ban : 9.030,09 Ha dan 130,51 Ha. Sedangkan la-

Ha. Secara rinci dapat dilihat pada Grafik 2.3. han jasa, industry dan pergudangan terluas be-
rada di Kab. Sidoarjo : 3.477,11 Ha atau 4,86%
Selanjutnya untuk kondisi Kab/Kota dapat dit-
dibandingkan dengan luas wilayahnya dan
erangkan bahwa penggunaan lahan non per-
penggunaan lahan non pertanian dibandingkan
tanian terluas berada di Kab. Kediri : 28.687,5 Ha
dengan luas wilayah Kota Surabaya terluas yaitu
sedangkan yang terkecil berada di Kota Mojo -
2.636,55 Ha (8,07% Luas wilayah Surabaya)
kerto : 1.400,75 Ha.

2.1.1.b. Lahan Sawah

Penggunaan lahan sawah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 terbagi dalam irigasi : 928.307 Ha,
atau naik sebesar 1,94% dibandingkan dengan tahun 2014 dan non irigasi : 250.957 Ha atau naik sebesar
3,51% . Selanjutnya untuk kondisi Kab/Kota, pada tahun 2015 penggunaan sawah terbesar berada di Kab.
Lamongan = 88.470 Ha atau lebih besar dibandingkang dengan tahun 2014 : 84,734,67 Ha dengan sys-
tem terbesar menggunakan irigasi teknis 59%, disusul oleh Kab. Bojonegoro seluas 78.937 Ha atau lebih
besar dibandingkan tahun 2014 : 77.390,76 Ha. Sedangkan Kab/Kota yang terkecil keberadaan
sawahnya berada di Kota Mojokerto yaitu hanya 614 Ha. Kondisi lahan sawah tahun 2014—2015 digam-
barkan dalam Grafik 2.4

II — 25
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Grafik 2.4 Grafik 2.5 Penggunaan Lahan Kering Tahun 2014-2015


Penggunaan Lahan Sawah Tahun 2014 -2015
2015 2014
2015 2014

1.044.479,19
910.602,44 1.011.075,35
928.307,00 793.240,87
740.370,47

250.957,00 242.451,52 352.800,89


322.125,58

Irigasi Non Irigasi Tegalan K. Campuran Padang

2.1.1.c. Lahan Kering


Pembagian lahan kering terdiri dari tegalan : 48,76%, padang : 15,53 dan kebun campuran : 35,71% dari
luas lahan Tahun 2015 : 2.073.571,41 Ha. Trend perubahan penggunaan lahan kering mengalami
penurunan dengan kondisi tahun 2014 yaitu seluas 5,34%, yang terurai Tegalan turun 3,2%, Kebun Campu-
ran turun 6,67% dan Padang turun 8,69%., terurai dengan jelas pada Grafik 2.5.
Untuk kondisi Kab/Kota ternyata Kab. Sampang mempunyai lahan kering terbesar yaitu 92,89% dari
luas wilayahnya, disusul oleh Kab. Trenggalek sebesar 92,36%. Sedangkan untuk yang paling kecil berada
di Kota Blitar 0.02% dan kab. Sidoarjo 0,21% dari seluruh luas wilayahnya masing .

2.1.1.d. Lahan Hutan Grafik 2.6 Penggunaan Lahan Hutan Tahun 2014 - 2015

2015 2014
Kondisi hutan di Jawa Timur Ta-
378.457,33
hun 2015 seluas 874.881,27 Ha, yang 378.457,33
318.646,85 307.730,59
terdiri dari Hutan Lebat = 378.457,33
177.777,09
Ha atau sama dengan tahun sebe-
93.473,42
lumnya, Hutan Sejenis = 177.777,09
Ha atau naik sebesar 90,19% dan Hu-
Hutan Lebat Hutan Sejenis Hutan Belukar
tan Belukar = 318.646,85 Ha atau
naik seluas 3,55% dibandingkan dengan luas hutan tahun 2014. Selanjutnya untuk Luas Hutan terbesar
menurut kab/kota terbesar berada di Kab. Banyuwangi yaitu 14,11% yang diikuti oleh Kab. Jember 12,51%,
sedangkan hutan terkecil berada di Kab. Sidoarjo 0.01% dari seluruh luas hutan yang ada.

2.1.1.e. Kemiringan dan Ketinggian Lahan


Ditinjau tingkat kemiringan tanahnya terdapat Untuk wilayah dengan tingkat kemiringan
enam klasifikasi, yaitu lereng 0-2%, 2-15%, 15-40% tanah 2-15 % yang terbesar berada pada
dan lereng di atas 40%. Tingkat kemiringan Kabupaten Malang seluas 133.381,57 Ha. Wilayah
terbesar adalah tingkat kemiringan 0-2% yaitu dengan tingkat kemiringan 15-40 % yang terbesar
seluas 1.683.829,81 Ha (35,7 %), sedangkan berada pada Kabupaten Malang seluas 76.630,41
tingkat kemiringan 15-40%, paling kecil yaitu Ha. Untuk wilayah dengan tingkat kemiringan > 40
seluas 663.173,29 Ha (14,06), serta kemi- % yang terbesar berada pada Kabupaten Lumajang
ringannya > 40 %, seluas 965.147,39 Ha (20,47 %). seluas 123.466,46 Ha dan Kabupaten Jember
Tingkat kemiringan 0-2% yang terbesar berada seluas 105.395,32 Ha.
pada Banyuwangi : 122.539,56 Ha.

II — 26
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.2. Luas Kawasan Hutan

Hutan merupakan
Grafik 2.7 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status
Jawa Timur Tahun. 2015 potensi alam se-
1,32% bagai salah satu
0,91%
0,02% 0,02%
12,93%
“common property
2,04% resources” yang san-
gat berharga, meng-
59,66% 23,09% ingat beragam fungsi
yang sangat vital
Cagar Alam S.Margasatwa T.Wisata T.Nasional bagi keberlanjutan
T. Hutan Raya H. Lindung H. Produksi H. Kota
kehidupan lokal, na-
sional maupun global. Kawasan hutan di Jawa Timur mencapai sekitar 28.58 % dari luas daratan , yaitu
sekitar 1.366.222,23 Ha, digolongkan menjadi kawasan hutan produksi 815.062,02 Ha (59,65%), kawasan
hutan lindung 315.505,3 Ha (23,09%) dan kawasan hutan konservasi 235.367,63 Ha, yang terdiri dari
Cagar Alam 12.495,23 Ha (0,91%), Suaka Margasatwa = 18.008,6 Ha (1,32%), Taman Wisata = 299,2 Ha
(0.02%), Taman Nasional 176.696,3 Ha (12,93%) dan Taman Hutan Raya = 27.868,3 Ha (2,04%). Disamping
itu diperkuat lagi oleh Hutan Kota seluas 287,29 Ha (0,02%) yang tersebar di Kab/Kota di Jawa Timur ser-
ta telah dikukuhkan oleh SK Bupati/Walikota masing-masing. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 2.7.

Grafik 2.8 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status


Tahun 2014 - 2015
401,17
2014 2015
H. Kota 287,29
818.274,13

H. Produksi
315.777,80 815.062,02
H. Lindung 315.505,30

T. Hutan Raya 27.868,30


27.868,30
T.Nasional 176.696,20

176.696,30
T.Wisata 297,50
299,20

S.Margasatwa 18.008,60
18.008,60

Cagar Alam 10.958,40

12.495,23

Penekanan pertumbuhan ekonomi ini, telah memacu pula semakin meningkatnya tekanan ter-
hadap cadangan potensi hutan termasuk di Jawa Timur, hal ini menggambarkan bahwa perubahan luas
kawasan hutan mengalami penurunan sebesar 0,15% (2.059,86 Ha) dibandingkan dengan kondisi tahun
2014, yang terinci dari Hutan Produksi turun 0,39% (3.212,11 Ha), Hutan Lindung turun 0,09% (272,5 Ha)
dan luas Hutan Kota turun sebesar 39,64% (113,88 Ha). Dan hanya kawasan hutan konservasi mengalami
kenaikan sebesar 0,65% (1.538,63 Ha).

II — 27
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Grafik 2.9 Luas Hutan Lindung Kab/Kota Tahun 2015


Sampang Malang
3,76%
0,28% 0,02% Kota Kediri Bondowoso
2,29%
Lamongan Jember
12,64% 0,03% Tuban Tulungagung
Pamekasan Situbondo
11,84%
1,68% 0,08% Magetan Ponorogo
9,72%
3,64% Bojonegoro Trenggalek
Bangkalan Sumenep
2,60%
12,62% Kota Batu Nganjuk
7,18%
Pacitan Mojokerto
0,23% Ngawi Probolinggo
0,98%
2,74% Kediri Lumajang
1,40%
0,09% Madiun Banyuwangi
0,08%
2,44% 6,65% Pasuruan Jombang
1,26% 3,02%
5,70% 0,48% Blitar
0,94% 0,21% 5,38%

Selanjutnya berdasarkan Gambar 2.9 dimaksud dapat dijabarkan bahwa keberadaan kawasan
lindung di Jawa Timur tersebar di 29 Kab/Kota, dimana terluas berada di Kab. Malang seluas 39,959,8
Ha (12,7%), Kab. Jember 39.821,8 (12,68%), Kab. Banyuwangi 37.355,2 (11,64%) dan Kab. Bondowoso
30.674,9 (9,77%), Gambar 2.9. menjelaskan bahwa kawasan lindung yang mempunyai prosentase
dibawah 1% sebanyak 10 Kab/Kota dengan luas paling kecil berada di Kab. Sampang seluas 58,4 Ha
(0,02% dari total luas kawasan lindung di Jawa Timur) .

Grafik 2.10 Luas Kawasan Konservasi Tahun 2015


Dan untuk Sebaran KSPA

0,00%
1,96% 0,20%
MALANG
terluas berada di Kab.
10,20% 4,62% PASURUAN Banyuwangi seluas 73.145,5
11,15% 4,35% MOJOKERTO
0,18% 1,04%
Ha yang diikuti Kab. Jember.
SUMENEP
1,98%
4,73%
JOMBANG Kab. Situbondo dan Kab.
KOTA BATU
31,28%
9,98%
Malang (Lihat Gambar 2.5),
PROBOLINGGO
LUMAJANG dimana jumlah kawasan
16,62% 1,61% BONDOWOSO
konservasi tersebut berada
0,09% JEMBER
di 16 Kabupaten di Jawa
Timur. Kawasan terbanyak berada di Kab. Jember , Kab. Pasuruan dan Kab. Bondowoso , masing-masing
sebanyak 5 kawasan. Kawasan berikutnya adalah Kab. Banyuwangi sebanyak 4 kawasan. Sedangkan
yang lain yang hanya memiliki 3 kawasan atau dibawahnya .

Selanjutnya dalam rangka pemenuhan sedangkan terkecil berada di Kab. Pasuruan


kebutuhan hutan di Jawa Timur, setiap Kab./Kota seluas 0,5 Ha berdasarkan SK Bupati No. 87/
telah menetapkan kawasan hutan kota dengan HK/424-002/2008.
Peraturan Daerah/PerBup/PerWali. Dari 38 Kab/ Sedangkan kalau dilihat dari pengelolanya,
Kota di Jawa Timur yang telah menetapkan hanya Hutan di Jawa Timur 82,86% dikelola oleh Perum
36 Kab/Kota. Dimana hutan kota terluas berada di Perhutani Unit II Jatim, 59,8% Hutan Produksi dan
Kab. Bangkalan yaitu 102,12 Ha sesuai Perda Kab. 23,07% Hutan Lindung.
Bangkalan No. 45 Tahun 2011 ,

II — 28
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Hutan Tahura R. Soeryo, Jatim

Sisa dari hutan dimaksud dibawah Hal ini terbagi dalam Kawasan hutan konservasi
tanggungjawab Balai atau instansi Pusat seluas yang berada di hulu DAS mencapai 50 %,
15,09%, Pemerintahan Provinsi Jawa Timur hanya kawasan hutan lindung mencapai 74%, dan
menangani serta mengelola 2,04% yaitu Tahura R. kawasan hutan produksi yang berada di hulu
Soerjo (Dishut Jatim). DAS mencapai proporsi 57%.

Dan kalau dilihat dari posisi Kawasan hutan Sebagaimana dimaklumi bahwa Kawasan
negara di Provinsi Jawa Timur tersebar berada hutan yang berada di hulu DAS mengindikasikan
dalam beberapa daerah aliran sungai (DAS). bahwa kondisi kawasan tersebut akan banyak
Dimana keberadaan kawasan hutan yang berada mempengaruhi keadaan pada daerah tengah
di hulu DAS mencapai 59,60 %, di tengah DAS dan hilir DAS.
24,06 % dan di hilir DAS 16,34 %.

II — 29
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya

2.1.3. 1. Kawasan Non Budidaya

Grafik 2.11 Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW Tahun 2015


0,07%
0,22%
0,38% Hutan Lindung
3,64%
0,18% Sempadan Pantai
3,36%
0,13% Sekitar Danau/Waduk
4,81% RTH
0,58%
3,65% S. Alam
7,21%
0,01%
S. Laut/Perairan Lainnya
S.Margasatwa dan SM Laut
C. Alam dan C.Alam Laut
P. Berhutan Bakau
28,41%
T.Nasional/TN Laut

87,60% T.Hutan Raya


T. Wisata Alam dan Laut
Cagah Biosfer
Terumbu Karang

13,94% K. Budidaya

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Ta- Sehingga luas Cagar Biosfer di Jawa Timur ada-
hun 2012 menunjukkan bahwa luas kawasan lin- lah 206.000 Ha. Cagar Biosfer disamping Bro-
dung atau non budidaya adalah 582.077,3 Ha atau mo Tengger Semeru dan Cagar Biosfer Blam-
12,20% sedangkan untuk kawasan budidaya sebe- bangan Cagar Biosfer Blambangan terdiri atas
sar 87,60%. Disamping pola ruang dimaksud tern- atas tiga kawasan Taman Nasional yaitu Alas
yata masih terdapat ruang yang harus dilindungi Purwo, Baluran, dan Meru Betiri, serta satu
seperti Kawasan Pantai 3,36%, Cagah Biosfer kawasan cagar alam yaitu, Cagar Alam Kawah
28,41%, Pantai Berhutan Bakau dan Terumbu Ka- Ijen. Kesemuanya terdapat di provinsi Jawa
rang seluas 13,94% dari Luas wilayah Jawa Timur. Timur. Total luas kawasan cagar biosfer ini ada-
Pola ruang yang seharusnya berfungsi se- lah 678.947,36 ha yang terdiri atas tiga zona
bagai kawasan lindung 985.113,57 Ha (belum ter- yaitu Zona Inti (core area) seluas 127.855,62 ha,
masuk sepadan sungai dan rawan bencana) yang Zona Penyangga (buffer zone) seluas 230.277,4
bervegetasi sebesar 799.982,25 Ha, Terbangun ha, dan Area Transisi (transition zone) seluas
7.678,37 , Tanah Terbuka : 14.758,94 Ha dan Badan 320.814.34 ha.
Air : 1.984,89. Selanjutnya untuk pengembangan Ruang

Hal Lain adalah pola ruang Cagar biosfer terbuka Hijau (RTH) sebesar 174.002 Ha yang

yang baru disresmikan di sidang International Co- tersebar pada 28 Kab/Kota (15% dari luas
ordinating Council (ICC) Man and the Biosphere kawasan lindung), 3,64 dari seluruh wilayah
(MAB) UNESCO ke 27 tanggal 8 hingga 13 Juni 2015 Jawa timur. Dari sebaran RTH dimaksud
di kantor pusat UNESCO di Paris, yaitu Cagar Bi- didapatkan bahwa luas RTH terbesar berada di
osfer Bromo Tengger Semeru Arjuno, dengan
Kab. Bondowoso 59,811 Ha yang selanjutnya
luas kawasan inti sekitar 78.144 ha. Terletak di
diikuti oleh Kab. Blitar 31.163 Ha.
pegunungan Bromo, Tengger, Semeru, Arjuno,
dan Welirang, di provinsi Jawa Timur.

II — 30
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.3. 2. Kawasan Budidaya


Berdasarkan Peraturan Dae-
Grafik 2.12. Luas Kawasan Budidaya Menurut RTRW Jatim Tahun
rah Nomor 5 Tahun 2012 menunjuk- 2015
kan bahwa luas kawasan budidaya
17,06% 18,65%
sebesar 87,82% atau 4.197.897,70 1,65% H. Produksi
H. Rakyat
Ha, dimana luas terbesar yaitu ka- 9,48% 10,14%
Pertanian L. Basah
wasan pertanian 43,03% dan yang Pertanian L. Kering
20,23% Perkebunan
terkecil adalah kawasan industry 22,80%
K. Industri
1,65%. Untuk lebih jelasnya dapat K. Pemukiman

dilihat pada Gambar 2.7.

Selanjutnya dalam peningkatan lumbung secara ketat alih fungsi sawah dan per-
pangan diarahkan kebijakan dalam mendukung tanian produktif dan meningkatkan upaya

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), hal pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil
produksi pertanian. Karenanya berkenaan
ini sesuai dengan RPJM Provinsi Jawa Timur ada-
dengan hal tersebut telah ditetapkan luasan La-
lah meningkatkan pengamanan ketahanan pan-
han Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di
gan, dengan kebijakan yang diarahkan pada mem-
Kab/Kota Se Jawa Timur pada tahun 2015 seluas
pertahankan tingkat produksi beras dengan
1.017.549,73 Ha yang terurai dalam pertanian la-
ketersediaan minimal yang cukup untuk men- han basah : 802.357,9 Ha dan pertanian lahan
dukung kemandirian pangan. kering = 215.191,8 Ha. Kemudian berkaitan

Sementara itu arahan kebijakan dalam dengan penetapan lokasi untuk LP2B di Kabu-

mendukung Lahan Pertanian Pangan Berkelanju- paten/Kota, ternyata luas LP2B terluas berada di

tan pada RTRWP Jatim adalah menetapkan wila- Kab. Jember seluas 101.603 Ha (9,99 %) yang dii-

yah Jatim sebagai Lumbung Pangan Nasional yang kuti oleh Kab. Bojonegoro seluas 65.763,97 Ha

dicapai melalui upaya-upaya mempertahankan (6,46%) . Sedangkan pengembangan kawasan

luasan sawah beririgasi dengan mengendalikan - LP2B terkecil berada di Kota Mojokerto seluas
104 Ha., atau dapat dilhat pada Gambar 2.13 .

GRAFIK 2.13 LUAS DAN SEBARAN LP2B KAB./KOTA JAWA TIMUR


TAHUN 2015
120.000,000
100.000,000
80.000,000
60.000,000
40.000,000
20.000,000
-

Lahan Basah Lahan Kering

II — 31
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

Luas Kawasan hutan di Jawa Timur Grafik 2. 14 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status Tahun 2015

adalah 1.364.189,64 Ha yang merupakan Fungsi Produksi Fungsi Lindung Fungsi Konservasi

28,54 % dari luas daratan Jawa Timur, terdiri 3,10%

atas kawasan suaka alam (KSA) dan kawasan 30,75%

perlindungan alam (KPA) seluas 230.354 Ha,


66,15%
hutan lindung seluas 321.775,33 Ha serta hu-
tan produksi seluas 812.060,31 Ha. (gambar
2.14) Bila dikaitkan dengan Undang-Undang
Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu setiap Daerah Aliran Sungai (DAS) minimal 30 per-
sen harus berupa hutan dan pada daerah perkotaan 30 persennya berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH),
maka kekurangan luas hutan sekitar 1,46%, kekurangan luas hutan tersebut ternyata tercukupi dari hu-
tan rakyat yang setiap tahun selalu bertambah.

2.1.4.1 Hutan Produksi

Hutan Tanaman Industri di Jawa Timur di Jawa


Timur lebih dikenal sebagai hutan produksi yang
dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
pada tahun 2014 seluas 812.061,21 Ha, yang
terdiridi Hutan Jati seluas 578.846,01 Ha dan Hu-
tan Rimba 233.215,2 Ha. terdiridi Hutan Jati seluas
578.846,01 Ha dan Hutan Rimba 233.215,2 Ha. Dari
luas dimaksud hutan produksi terbesar berada di
Kab. Bojonegoro 15,11% yang diikuti oleh Kab.
Banyuwangi sebesar 9,81%, sedangkan yang
terkecil berada di Kab. Pamekasan 0,07% atau 592,6 Ha. Adapun jenis tanamannya secara umum ditana-
mi Pohon Jati 71,13% dan untuk hutan rimba, tanaman terbesar adalah Pinus 21,18% serta yang paling
kecil adalah Pohon Kesambi 0,42%. Hal ini dapat dijelaskan di Gambar 2.15.

II — 32
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.4.2. Hutan Rakyat Grafik 2.14 Perkembangan Luas Hutan Rakyat


Jatim 2010 - 2014
800.000,00
Sebutan Hutan Rakyat secara tidak lang-
700.000,00
sung tertuang dalam UU no 41/1999 tentang 600.000,00

Kehutanan, dimana hutan rakyat adalah Hutan 500.000,00


400.000,00
Hak yang didefinisikan sebagai hutan yang berada 300.000,00
pada tanah yang dibebani hak atas tanah. 200.000,00
100.000,00
Keberadaan Hutan Rakyat sudah sejak lama
-
memberikan sumbangan ekonomi maupun 2010 2011 2012 2013 2014

ekologis baik langsung kepada pemiliknya mau-


Pembangunan ini dimaksudkan Dalam
pun kepada masyarakat sekitar.
rangka mitigasi iklim dan merehabilitasi hutan dan
Perkembangan hutan rakyat walaupun lahan serta salah satu program pengentasan kem-
hanya dengan dukungan program dan penda- iskinan, dimana pada tahun 2013, hutan rakyat
naan yang relative terbatas menunjukkan hasil ternanam di atas lahan seluas 725.556, 53 Ha,
yang luar biasa. Hutan rakyat terbukti mampu dengan produksi kayu rakyat sebesar 2.701.283,78
mendukung perekonomian pedesaan dan dapat m3 . Bila dibandingkan dengan tahun 2009 terjadi
dijadikan sebagai katup penyelemat ekonomi perkembangan sebesar 100% pada sisi
masyarakat pada saat krisis sekalipun. Pem- produksinya. Dan untuk tahun 2014 hutan rakyat
bangunan hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur ini meningkat sebesar 2,53% ( 18.376,66 Ha) atau
sudah dimulai sejak Gerakan Nasional Rehabilitasi 743.933,19 Ha.Berdasarkan gambar 2.14 trend
Hutan dan Lahan (GNRHL). Hutan rakyat saat ini kenaikan hutan rakyat sejak tahun 2009 s/d 2014
sudah tersebar di seluruh 30 kabupaten di Jawa sebesar 9% dalam setiap tahunnya. Perkem-
Timur dengan jenis-jenis tanaman yaitu jati, ma- bangan hutan rakyat terbesar berada di Kab. Ma-
honi, gamelina, jabon, dan lain-lain. diun sebesar 93.092,64 Ha, yang diikuti oleh Kab.
Jember seluas 91.108,01 Ha.

Grafik 2.15 Luas dan Lokasi Hutan Rakyat Jawa Timur Tahun 2010 -
100.000,00 2014
90.000,00
80.000,00
70.000,00 2010
60.000,00
50.000,00 2011
40.000,00
30.000,00 2012
20.000,00 2013
10.000,00
- 2014

II — 33
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.4.3. Hutan Bakau/ Mangrove Grafik 2.16 Kondisi Hutan Bakau di Luar Kawasan Hutan Tahun 2015

Menurut data dari BKSDA Jawa Timur 3,36%

(2009), di sepanjang pesisir Selat Madura terdapat 19,32%


39,28%
kurang lebih 25 jenis tumbuhan mangrove. Baik
Sedang
Tumbuhan yang ditemukan sebagian besar
Rusak
merupakan jenis bakau dan api-api, kedua 38,04%
TKP
golongan ini paling umum dijumpai dan dikenal
masyarakat pesisir karena selain tumbuh alami di
tepi pantai jenis ini ditanam masyarakat ditepi-tepi
tambak tradisional sebagai penahan pematang
persinggahan burung pengembara (migran) yang
tambak agar tidak longsor. Sebagian lagi ditanam
berasal dari benua eropa menuju Australia,
ditengah tambak untuk mengundang kawanan
tempat tinggal dari puluhan jenis burung air
burung untuk bersarang dipohon, hal ini banyak
diantaranya kuntul (Egretta alba), Bangau
dijumpai di daerah Ujung Pangkah Gresik,
Tongtong (Leptoptilos javanicus), Belibis
Sememi (Surabaya) dan Curah sawo
kembang (Dendrocygna arquata) - Pecuk ular
(Probolinggo).
(Anhinga melanogaster), dan jenis burung air
Hutan mangrove yang ada di Jawa Timur lainnya, namun sekarang karena semakin
umumnya menempati daerah muara sungai, bertambah banyaknya jumlah manusia di Jawa
kawasan terbesar adalah daerah delta Brantas Timur keberadaan mangrove digantikan oleh
yang meliputi Gresik, Surabaya, Sidoarjo, lahan-lahan yang memenuhi kebutuhan hidup
Pasuruan dan sebagian Probolinggo, karena manusia seperti tambak udang dan bandeng,
transport sedimen yang cukup besar dari Sungai pemukiman, tempat rekreasi, pelabuhan laut,
yang bermuara disepanjang pantai tersebut pemukiman dan persawahan.
lambat laun daerah tersebut membentuk tanah
Berdasarkan hasil pencacahan dari Laporan
yang terus maju kelaut (tanah oloran), hal ini
SLHD Kab/Kota Se Jawa Timur Tahun 2014 yang
semakin dipercepat dengan pantai yang landai
dirilis pada tahun 2015 menunjukkan bahwa luas
dengan ombak yang tenang.
total ekosistem hutan bakau/mangrove seluas
Pada tahun 70-an kawasan ini merupakan 10.385,63 Ha , dimana kondisi baik hanya 39,28% ,
belantara mangrove yang menyimpan keanekara- kondisi sedang 38,04%% dan rusak sebanyak
gaman hayati tinggi, hal ini terbukti dengan 19,32%. Luas hutan mangrove terluas berada di
digunakannya daerah ini sebagai daerah Kab. Sumenep seluas 3.356,51 Ha, dengan rincian
kondisi baik 454 H, sedang 1.968 Ha dan kondisi
Grafik 2.17 LUAS HUTAN BAKAU DILUAR KAWASAN rusak 605 Ha.
HUTAN TAHUN 2010-2015
Selanjutnya dibandingkan dengan tahun
12.000,00 sebelumnya (2014) keberadaan hutan man-
10.000,00
grove mengalami kenaikan sebesar 65,79%,
8.000,00
6.000,00
dan bila dibandingkan dengan tahun 2010
4.000,00 naik seluas 79,17%.
2.000,00
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015

II — 34
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Sebagaimana uraian tersebut diatas ternyata kondisi mangrove terparah rusak berada terjadi di
Kab. Sumenep yaitu sebesar 605 Ha, hal disebabkan oleh penebangan liar yang dilakukan oleh
masyarakat. Jenis yang banyak ditemui di kawasan hutan mangrove Sumenep adalah Avicennia yang
terkenal sebagai penghasil kayu bakar berkualitas. Oleh karena itu, jenis ini banyak dicari untuk dijual
sebagai kayu bakar. Beberapa jenis lain seperti tinjang (Rhizopora) dan bogem (Sonneratia) relatif tidak
banyak dirusak. Sedangkan kondisi hutan mangrover terbaik berada di Kab. Pamekasan seluas 1.091,86
Ha.

B. Tekanan Penggunaan Lahan dan Hutan

Pelaksanaan pembangunan hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya
lahan semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius. Tekanan ter-
hadap sumberdaya alam terutama sumberdaya hutan dan lahan telah menyebabkan degradasi DAS
berupa lahan gundul, tanah kritis, meningkatnya erosi serta berkurangnya daerah resapan air yang
dapat menyebabkan menurunnya daya dukung Lingkungan. Kerusakan hutan dan lahan telah men-
imbulkan kerugian yang sangat besar bagi lingkungan hidup, dengan berkurangnya keragaman biota
serta hilangnya nafkah penduduk yang bergantung dari sumberdaya hutan dan lahan.

2.1.5. Luas Lahan Kritis

Salah satu masalah kerusakan ling- seluas 294.613,24 Ha, yang terinci dalam lahan
kungan adalah degradasi lahan yang besar, yang kritis : 91.882,65 Ha (3,5%) dan Lahan Sangat Kritis :
apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan 202.730,59 Ha (7,71%, Agak kritis : 891.966,08 Ha
tepat akan menjadi lahan kritis sampai akhirnya (33,94%) serta Potensial Kritis : 1.441.239,23 /
menjadi gurun. Lahan kritis umumnya banyak 54,85% (hasil inventarisasi tahun 2013) Bila
terjadi di dalam daerah aliran sungai (DAS) di dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, lahan
seluruh Indonesia. kritis di Jawa Timur mengalami penurunan sebesar

Istilah lahan kritis merupakan istilah yang 32,52% = 141.970,74 ha, yang terdiri dari kritis

umum digunakan untuk manamakan lahan yang 122.800,57 Ha dan sangat kritis 19,171,17 Ha.

dalam kondisi rusak, tidak produktif dan perlu


dilakukan perbaikan. Pengertian tersebut se-
bagaimana tertuang dalam Surat Edaran
Direktur RLKT No. 118/V/RKT-3/1998 yaitu lahan Grafik 2.18 Luas Lahan Kritis Provinsi
yang telah mengalami kerusakan, sehingga ke- Jawa Timur Tahun 2015
hilangan atau berkurang fungsinya sampai batas 3,50% 7,71%
yang ditetapkan atau diharapkan. Keadaan ini
Kritis
terjadi karena kualitas lahan menurun sebagai
akibat penggunaan dan atau pengelolaan lahan Sangat Kritis
54,85% 33,94%
yang kurang tepat. Agak Kritis

Data Luas lahan kritis di dalam/diluar Ka- Potensial Kritis


wasan hutan Provinsi Jawa Timur tahun 2015
tergambar pada Grafik 2.18,

II — 35
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Grafik 2.19 Luas Lahan Kritis Tahun 2015


30.000,00

25.000,00

20.000,00

15.000,00

10.000,00 Kritis (Ha)

5.000,00 Sangat Kritis (Ha)

0,00

Berdasarkan Grafik 2.19. menunjukkan bahwa sebaran luas Lahan Kritis tahun 2015, tergambarkan
bahwa Kondisi lahan kritis terbesar berada Kab. Malang seluas 24.857 Ha, terinci Lahan Kritis : 12.663 Ha
dan sangat kritis : 12.194 Ha, yang diikuti oleh Kab. Pacitan seluas 24.542,46 Ha, terinci Kritis : 30,56 Ha
dan sangat kritis : 24.511,9 Ha.

Selanjutnya sebaran penurunan lahan kritis bila dibandingkan dengan tahun 2012 (hasil inventar-
isasi tahun 2009) menunjukkan bahwa kondisi lahan kritis yang mengalami penurunan sangat besar be-
rada di Kota Probolinggo dimana saat tahun 2012 : 2.306,53 Ha turun menjadi 45,66 Ha pada tahun 2015,
yang diikuti oleh Kab. Lamongan turun sebesar 884,14% (2.462,23 Ha), dan sekarang bersisa 278,49 Ha
yang sebelumnya 2.740,72 Ha pada tahun 2012. Kondisi penurunan lahan kritis diatas 100% berada di
Kab. Mojokerto (160%), Kab. Pacitan (252,11%), Kab. Pasuruan (260,77%), dan Kab. Tuban (244,78%).

Bilamana dilihat
menurut Daerah Aliran
Sungai, Das Brantas
mempunyai tingkat
kekritisan yang terbesar
yaitu seluas 50.366,00 Ha,
selanjutnya DAS Pekalen =
47.395,94 Ha dan terakhir
DAS Solo = 16.931,34 Ha.
Sedangkan untuk tingkat
kekritisan Lahan menurut
Kabupaten/Kota, terbesar
berada di Kab. Probolinggo Selanjutnya kalau dilihat pada kondisi tahun 2009 s/d 2013 terjadi peru-
bahan yang tajam dimana kondisi lahan tahun 2009 lahan kritis yang ada seluas 453.769,88 Ha turun
menjadi 114.693,28 Ha atau menurun seluas 339.076,20 sama dengan 395,64% . Untuk lebih jelas dapat
dilihat Gambar 2.20 .

II — 36
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.6. Kualitas Lahan Kering

2.1.6.1 Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi


Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik
Indonesia no. 150 tahun
2000, definisi tanah ada-
lah salah satu komponen
lahan, berupa lapisan
teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan miner-
al dan bahan organik
serta mempunyai sifat
fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum
semua tanda pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi tum-
buhan, dan hewan, serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini yang bersifat mantap atau
mendaur tanah dapat berfungsi sebagai bio-massa yang mendukung kehidupan makhluk hidup serta
berperan dalam kelestarian sumber daya air.

Melihat pentingnya tanah, untuk itu pem- Tingkat erosi yang semakin meningkat dengan
anfaatan tanah oleh manusia harus bijak sehingga meningkatnya kegiatan penduduk mem-buka
tidak merusak mutu tanah. Kerusakan mutu tanah tanah-tanah pertanian tanpa pengelolaan yang
tidak hanya disebabkan oleh pemanfaatan yang benar.
dilakukan manusia tetapi juga karena proses alam.
Berdasarkan Peta Indeks resiko Bencana
Lahan kering didefinisikan sebagai hamparan la-
han yang tidak pernah tergenang atau digenangi Erosi menunjukkan bahwa 12 Kab/Kota mempu-

air pada sebagian besar waktu dalam se-tahun nyai resiko tinggi dalam bencana erosi, level ren-
atau sepanjang waktu. Kerusakan lahan kering di dah berada di 4 Kab/Kota sedangkan yang lain
jawa timur salah satunya diakibatkan oleh proses berada di level sedang. Kondisi dimaksud menun-
erosi air. Laju erosi yang terjadi pada suatu areal jukkan bahwa Provinsi Jawa Timur mempunyai
lahan merupakan fungsi dari berbagai faktor, yaitu
kerawanan kerusakan tanah, hal ini bilamana
curah hujan, topografi, karakteristik tanah, pe-
dilihat melalui mekanisme nilai ambang
nutupan lahan/vegetasi dan pengolahan tanah.
(threshold) karakteristik tanah dan erosi tanah
Besarnya erosi tanah yang terjadi akan berbeda-
potensial berdasarkan kriteria baku kerusakan
beda, tergantung pada jenis dan waktu kegiatan
serta kondisi lingkungan. tanah.

II — 37
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Hasil kondisi tanah di lahan kering


pada umumnya belum mengalami
kerusakan. Beberapa Kabupaten/
Kota untuk parameter kerusakan
tanah tertentu melebihi ambang
patas yang ditetapkan pada Pera-
turan Pemerintah Republik Indonesia
no. 150 tahun 2000, tetapi sebagian
Desa Sumber Brantas, Dusun Lemah putih Kec. Bumiaji Kota Batu
besar masih memenuhi. Hasil rekapit-
ulasi data SLHD dari 6 Kab/Kota di
Jawa Timur yaitu Kab. Lamongan,
Kab. Bondowoso, Kab. Malang, Kab.
Madiun, Kab. Mojokerto, dan Kab. Kediri menunjukkan bahwa :

Kab. Lamongan, hasil uji dilakukan di Solokuro, Ngimbang, Kedungpring, Mantup, Buluk disimpul-
kan bahwa secara umum tidak melebihi ambang kritis erosi atau dengan kata lain tidak kritis, namun
pada ketebalan tanah antara 50 -< 100 cm, dengan ambang kritis 4 -< 9, hasil uji berada pada 9,9 mm,
artinya kondisi pada titik tersebut mengalami kekritisan.

Kab. Bondowoso. Lokasi pantau di Curah menunjukkan hanya pada kondisi tebal tanah 20 -< 50
cm, dengan ambang kritis sebesar 1,3 -< 4, sedangkan hasil uji 4,52 mm, artinya kondisi ketebalan dimak-
sud mengalami kritis, sedangkan kondisi ketebalan yang lain tidak kritis.

Kab. Malang, hasil studi kerusakan lahan/tanah untuk produksi biomassa di desa Pandansari
kecamatan Ngantang terdapat satu kategori kerusakan lahan ringan dengan parameter pembatas
kerusakan lahan adalah Redoks dan Kandungan Liat nilai besaran erosi adalah 4.22 mm/10 tahun
yang melebihi Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) pada ketebalan Tanah 20 - < 50 cm, 50
- < 100 cm, 100 – 150 cm, Kecamatan ngantang ini memiliki wilayah yang tingkat bahaya erosi yang cukup
berat dengan luas 5,957 Ha. Sedangkan untuk kondisi titik pantau yang lain tidak melebihi ambang kritis
erosi/tidak kritis.

2.1.6.2. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering

Evaluasi kerusakan tanah untuk tahun 2015 Kabupaten Nganjuk, terbagi dalam 2
dilakukan di tiga Kabupaten yaitu Nganjuk, lokasi yaitu di lahan kering (Kec. Kertosono) dan
Tulungagung dan Blitar mempunyai perbedaan Lahan Basah (Kec. Jati Kalen). Untuk lahan kering
penggunaan lahan pada berbagai jenis tanah. dapat dijelaskan bahwa kondisi tanah di Kecama-
Kabupaten Nganjuk meliputi Desa Nglawak Keca- tan Kertosono menunjukan status kritis pada pa-
matan Kertosono dan Desa Lumpang Kuwek rameter komposisi fraksi, derajat pelulusan air,
Kecamatan Jati Kalen, Kabupaten Tulungagung dan redoks. Komposisi fraksi merupakan per-
meliputi Desa Boro Kecamatan Kedung Waru bandingan berat dari pasir kuarsitik (50 – 2.000
dan Desa Batokan Kecamatan Ngantru, se- μm) dengan debu dan lempung (< 50 μm). Nilai
dangkan Kabupaten Blitar meliputi Desa Pur- komposisi fraksi pada sampel tanah cukup ren-
worejo Kecamatan Sanan dan Desa Kali Legi dah, yaitu 2,13%, menunjukkan bahwa tanah
Kecamatan Selorejo.

II — 38
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

didominasi oleh koloid atau liat yang cukup ting- Faktor lainnya yaitu akibat penanaman
gi. Komposisi liat yang tinggi mengakibatkan tanaman yang terus menerus hingga tiga masa
pergerakan air yang masuk ke dalam tanah men- tanam tanpa ada masa istirahat (bero) sehingga
jadi lambat, serta terjadi pemampatan atau pem- lapisan tanah atas mengalami proses pencucian
adatan tanah pada semua lapisan tanah. Hal ter- dan lapisan tanah bawah mengalami proses
sebut juga didukung oleh hasil penelitian pada eluviasi atau pengendapan dari lapisan tanah
parameter derajat pelulusan air yang nilainya atas. Parameter redoks didapatkan hasil yang
menjadi sangat rendah akibat dari jumlah ruang kecil sehingga terjadi proses reduksi. Nilai
pori makro yang sedikit sekali dan hanya ada pori redoks adalah suasana oksidasi-reduksi tanah
mikro. yang berkaitan dengan ketersediaan atau keti-
daktersediaan oksigen di dalam tanah. Suhu dan
kekuatan ionik larutan tanah juga dapat
mempengaruhi reaksi-reaksi yang mengen-
dalikan konsentrasi hara dalam larutan tanah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaru-


hi reduksi dan oksidasi yaitu adanya faktor
pencucian dari lapisan di dalam tanah yang me-
nyebabkan tanah membentuk lapisan reduksi
atau oksidasi. Pembentukan lapisan oksidasi dan
reduksi juga mempengaruhi zat - zat protein
yang berhubungan langsung dengan mikro—
organisme yang sangat berperan penting dalam
proses reduksi dan oksidasi di dalam tanah.

Selanjutnya untuk kondisi tanah di Desa Lumpang Kuwek Kecamatan Jati Kalen untuk lahan
sawah menunjukkan nilai kritis pada komposisi fraksi, derajat pelulusan air, redoks dan jumlah mikroba.
Kondisi kritis tanah di Desa Lumpang Kuwek mempunyai penyebab yang cukup beragam, yaitu kompo-
sisi fraksi untuk fraksi pasir sedikit sekali sehingga mempengaruhi kepadatan tanah.

Kondisi fraksi tersebut dipengaruhi oleh pola


tanaman sulit berkembang dengan baik. Peru-
tanam terhadap tanah, yaitu penanaman tana-
bahan-perubahan kimia tanah sawah yang berkai-
man pangan sepanjang tahun tanpa memberi
tan erat dengan redoks dan aktivitas mikroba
waktu bero (istirahat) pada tanah. Komposisi
tanah sangat sedikit sekali khususnya jamur dan
fraksi yang rendah menyebabkan pengendapan
sangat menentukan tingkat ketersediaan hara
pada lapisan bawah dan mengakibatkan derajat
serta produktifitas tanah sawah. Jumlah mikroba
pelulusan air kecil sekali. Parameter redoks pada
pada tanah ini cukup kecil sehingga tergolong
tanah di Desa Lumpang Kuwek memiliki nilai
dalam kondisi kritis. Kondisi mikroba tersebut
yang lebih kecil dari batas kekritisan lahan.
dapat disebabkan karena penggunaan pestisida
Faktor ini berhubungan dengan keadaan anorganik yang berlebih. Terjadi perubahan la-
aerasi tanah yang selanjutnya sangat tergan- han juga akibat seringnya tanah diolah sehingga
tungpada laju respirasi jasad renik dan laju difusi lahan mengalami proses kehilangan bahan organ-
oksigen yang sedikit sekali sehingga banyak ik secara bertahap.

II — 39
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Dan untuk di Kab. Tulungagung, dapat sehingga apabila hujan terjadi terus menerus
dilihat pada Desa Boro Kecamatan Kedung Waru akan mengakibatkan genangan dan terjadi
termasuk dalam kondisi kritis dengan permasala- reaksi redoks, ketika tanah pada lahan sawah
han pada komposisi fraksi dan redoks. Desa Boro tergenang oksigen akan didesak keluar dan
untuk lahan sawah dan tegalan secara karakteris- proses dekomposisi berlangsung dalam
tik mempunyai keasamaan yang akan keadaan anaerob atau juga pada tanah tegalan
mempengaruhi produktifitas lahan. Lokasi terse- terjadi reduksi. Ketika seluruh ruang pori tanah
but juga merupakan daerah tangkapan erupsi terisi air, ketersediaan oksigen dalam tanah
Gunung Kelud. akan berkurang secara drastis. Oksigen hanya
dapat masuk melalui difusi ke dalam air dengan
Komposisi fraksi pasir cukup kecil sehing-
kecepatan 10.000 kali lebih lambat daripada
ga berpengaruh terhadap derajat pelulusan air
difusi melalui pori-pori. Solum bawah per-
tetapi mulai nampak sedikit bahan organik dengan
mukaan banyak didominasi pasir halus secara
kadar berat isi 1,37 g/cm3 sebagai indikator
keseluruhan akibat dari proses pengendapan
keberadaan bahan organik. Lapisan atas tanah
fraksi liat pada lapisan sub soil dan pergerakan
atau top soil pada sampel tanah ini banyak men-
air di dalam tanah juga sangat terhambat, se-
galami kehilangan disebabkan adanya erosi dan
hingga dalam pengolahan lahan lebih diper-
kegiatan pasca panen.
hatikan pada karakteristik tanahnya yang
Lapisan sub soil juga mengalami proses
teksturnya didominasi oleh pasir halus sampai
pemampatan karena adanya proses iluviasi
debu dan terjadi eluviasi pada lapisan bawah
(pengendapan), tambahan material padat akibat
permukaan.
adanya erupsi Gunung Kelud juga berpengaruh
terhadap proses pengendapan itu sendiri,

II — 40
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Lahan Kering Akibat Erosi di Desa Batokan mempunyai nilai di atas ambang kritis yang di-
Kecamatan Ngantru Kab. Tulungagung indikasikan terjadinya erosi dan sedimentasi
merupakan lahan di sekitar aliran sungai yang secara terus menerus pada lapisan top soil kare-
pada musim penghujan sering meluap pada na partikel liat sudah sedikit sekali di lapisan
musim kemarau sering mengalami kekeringan, permukaan.
Kecamatan Ngantru menunjukan lahan kritis Untuk redoks dalam keadaan tergenang,
dengan kendala hampir sama dengan Kecama- maka akan terjadi reduksi Fe dan Mn, sebaliknya
tan Kedung Waru yaitu komposisi fraksi dan jika didrainasi, maka konsentrasi Fe2+ dan Mn2+
redoks. akan mengalami penurunan. Penggenangan ini
Berdasarkan kondisi lahan dari hasil biasanya meningkatkan ketersedian P untuk
penelitian di lapangan menunjukkan bahwa padi. Peningkatan ketersediaan P ini melibatkan
penampang profil mengalami proses pengen- reduksi Fe ferri (Fe3+) fosfat menjadi ferro (Fe2+)
dapan sedimen dari aliran air sungai yang fosfat dan pelepasan P dari senyawa Fe dan Al
membawa partikel-partikel tanah, tampak pa- tak larut atau pelarutan dari Ca fosfat pada
da lapisan bawah permukaan banyak terdapat keadaan CO2 yang tinggi dalam larutan tanah.
batuan tetapi semakin ke bawah tampak pasir Peristiwa pelepasan P tersebut akan terjadi be-
halus dan debu. Kendala pada komposisi fraksi berapa minggu setelah penggenangan sehingga
tanaman menghendaki lahan tidak tergenang.

Kabupaten Blitar Lahan Basah di Desa Purworejo Kecamatan Sanan pada untuk lahan tegalan
dan sawah menunjukkan kendala pada komposisi fraksi, berat isi, derajat pelulusan air dan redoks. Kom-
posisi fraksi memiliki nilai yang kecil sehingga lapisan bawah permukaan atau sub soil mengalami pemad-
atan dan laju pergerakan air sangat terhambat. Hal tersebut berpengaruh terhadap derajat pelulusan air
yang hasilnya sangat kecil yaitu 0,10 cm/jam. Penggunaan lahan di Desa Purworejo yang sebagian besar
ditanami padi, tebu, jagung, dan cabai cukup intensif sehingga lapisan top soil banyak mengalami ke-
hilangan akibat panen yang terus menerus atau terbawa air. Berat isi tanah 1,43 g/cm 3 menunjukkan
sedikit sekali bahan organik yang dikandung dan pada lapisan bawah semakin sedikit kandungan bahan
organik sehingga produktifitas lahan semakin menurun. Untuk lahan yang disawahkan cenderung terjadi
reaksi redoks karena lahan sering mengalami genangan.

II — 41
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Selanjutnya untuk Lahan Kering Akibat Erosi di Desa Kali Legi Kecamatan Selorejo termasuk
dalam kondisi kritis pada parameter komposisi fraksi, derajat pelulusan air, dan redoks. Desa Kali Legi
memiliki karakteristik lahan yang miring yaitu mencapai 33% sehingga sangat rawan terjadi erosi. Secara
karakteristik lahan, komposisi fraksi memiliki nilai yang sangat sedikit ( 3,53%) dengan jenis tanah
andisol. Komposisi tersebut terjadi dikarenakan adanya erosi akibat kemiringan lahan yang cukup ting-
gi. Nilai komposisi fraksi yang kecil akan mempengaruhi parameter yang lain dan menghambat perkem-
bangan tanaman maupun ruang pori dalam tanah. Derajat pelulusan air cukup sedikit dikarenakan tanah
mengalami erosi akibat kemiringan lahan lebih dari 33% dan terjadi pemampatan pada horison bawah
permukaan, menyebabkan tanah sering tergenang karena sistem aliran permukaan yang sering terham-
bat dan tanah sering mengalami erosi sehingga mudah terbawa masuk ke dalam aliran sungai.

Disamping itu evaluasi kerusakan tanah di Pengukuran dilakukan secara langsung im-
lahan Kering khususnya di Lokasi DAS Brantas,
bangan batu dan tanah dalam unit luasan.
yang terbagi dalam Hulu Brantas diwakili oleh lo-
kasi Sumber Brantas, Tengah Brantas diwakili di Tanah dikatagorikan kritis apabila persentase

Kab. Jombang dan Hilir Brantas di Kab. Sidoarjo batu dibandingkan tanah lebih dari 40%. Di
didapat hasil sebagai berikut : Kabupaten Jombang, persentase kebatuan

Ketebalan Solum permukaan pada lahan kering kurang dari 10%,

Ketebalan solum adalah jarak vertikal dari dan pada lahan basah kurang dari 30% sehingga

permukaan tanah sampai ke lapisan yang mem- tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu,
batasi keleluasaan perkembangan sistem pe- persentase kebatuan permukaan pada lahan
rakaran. Lapisan pembatas tersebut meliputi: kering mendekati 40% dan di lahan basah
lapisan padas/batu, lapisan beracun (garam, mendekati 70% sehingga termasuk dalam
logam berat, alumunium, besi), muka air tanah, katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo,
dan lapisan kontras. Tanah dikatagorikan kritis
persentase kebatuan permukaan di lahan kering
apabila ketebalan solum kurang dari 20 cm. Di
dan basah kurang dari 5% sehingga tidak
Kabupaten Jombang, ketebalan solum di lahan
termasuk lahan kritis.
kering dan basah lebih dari 90 cm sehingga tidak
termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, pada lahan
kering, ketebalan solum lebih dari 150 cm dan di
lahan basah ketebalan solum lebih dari 70 cm,
sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di Kabupat-
en Sidoarjo, pada lahan kering dan basah
ketebalan solum lebih dari 90 cm sehingga tidak
termasuk lahan kritis.

Kebatuan Permukaan

Kebatuan permukaan adalah persentase


tutupan batu di permukaan tanah. Batu adalah
semua material kasar yang berukuran diameter > 2
mm.

II — 42
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. Komposisi Fraksi . dan di lahan basah 1,37 g/cm³ sehingga tidak


Komposisi fraksi tanah adalah termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, berat isi di
perbandingan berat dari pasir kuarsitik (50 – 2.000 lahan kering sebesar 0,72 g/cm³ dan di lahan
μm) dengan debu dan lempung (< 50 μm). Tanah basah 0,66 g/cm³ sehingga tidak termasuk lahan
tidak dapat menyimpan hara dan air bilamana kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, berat isi di lahan
kandungan pasir kuarsanya > 80 %. Di Kabupaten kering sebesar 1,11 g/cm³ dan di lahan basah 1,33
Jombang, komposisi fraksi di lahan kering sebesar g/cm³ sehingga tidak termasuk lahan kritis.
19,88% dan di lahan basah sebesar 16,71% sehingga
tidak termasuk katagori tanah kritis. Di Kota Batu,
5. Porositas Total
komposisi fraksi di lahan kering sebesar 23,01%
dan di lahan basah sebesar 29,53% sehingga tidak Porositas total tanah adalah persentase

termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten ruang pori yang ada dalam tanah terhadap
Sidoarjo, komposisi fraksi di lahan kering sebesar volume tanah. Tanah termasuk dalam katagori
2,7% dan di lahan basah sebesar 7,20% sehingga tidak kritis apabila persentase porositas total
tidak termasuk katagori lahan kritis. tanah antara 30% sampai dengan 70%. Di
4. Berat Isi Kabupaten Jombang, porositas total tanah di
Berat isi/berat volume (BI) atau kerapatan lahan kering adalah 46,41% dan di lahan basah
bongkah tanah (bulkdensity) adalah perbandingan 38,24 % sehingga tidak termasuk katagori lahan
antara berat bongkah tanah dengan isi/volume kritis. Di Kota Batu, porositas total tanah di lahan
total tanah, diukur dengan metode lilin (bongkah kering adalah 62,36% dan di lahan basah sebesar
tanah dilapisi lilin). Tanah dikatakan bermasalah
64,16% sehingga tidak termasuk katagori lahan
bila BI tanah tersebut lebih dari 1,4 g/cm³ dimana
kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, porositas total
akar sulit menembus tanah tersebut. Di
tanah di lahan kering adalah 49,49% dan di lahan
Kabupaten Jombang, berat isi di lahan kering
sebesar 1,27 g/cm³ basah sebesar 40,31% sehingga tidak termasuk
katagori lahan kritis.

II — 43
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Di Kabupaten
Jombang, pH di lahan
kering adalah 6,425
dan di lahan basah
sebesar 7,27 sehingga
tidak termasuk
katagori lahan kritis.
Di Kota Batu, pH di
lahan kering adalah
6,77 dan di lahan
basah sebesar 6,32
sehingga tidak
termasuk katagori
lahan kritis. Di
Kabupaten Sidoarjo, pH di lahan kering adalah
6. Derajat Pelulusan Air
7,12 dan di lahan basah sebesar 7,47 sehingga
Derajat pelulusan air atau permeabilitas tidak termasuk katagori lahan kritis.
tanah adalah kecepatan air melewati tubuh
8. Daya Hantar Listrik (DHL)
tanah secara vertikal dengan satuan cm/jam.
Tanah termasuk dalam katagori tidak kritis Nilai DHL adalah pendekatan kualitatif dari

apabila nilai derajat pelulusan air antara 0,7 cm/ kadar ion yang ada di dalam larutan tanah, di luar

jam sampai dengan 8,0 cm/jam. Di Kabupaten kompleks serapan tanah. Semakin besar kadar

Jombang, derajat pelulusan air di lahan kering ionik larutan akan semakin besar DHL-nya. Nilai

adalah 5,74 cm/jam dan di lahan basah sebesar DHL > 4 mS mengkibatkan akar membusuk

2,01 cm/jam sehingga tidak termasuk dalam karena terjadi plasmolisis. Di Kabupaten

katagori lahan kritis. Di Kota Batu, derajat Jombang, DHL di lahan kering yaitu 0,027 mS/cm

pelulusan air di lahan kering adalah 15,42 cm/ dan di lahan basah sebesar 0,203 mS/cm sehingga

jam dan di lahan basah sebesar 10,33 cm/jam tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kota Batu

sehingga termasuk dalam katagori lahan kritis. DHL di lahan kering yaitu 0,051 mS/cm dan di

Di Kabupaten Sidoarjo derajat pelulusan air di lahan basah sebesar 0,007 mS/cm sehingga tidak

lahan kering adalah 0,99 cm/jam sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten

termasuk katagori lahan kritis, sedangkan di Sidoarjo DHL di lahan kering yaitu 0,210 mS/cm

lahan basah sebesar 0,13 cm/jam sehingga dan di lahan basah sebesar 0,189 mS/cm sehingga

termasuk dalam katagori lahan kritis. tidak termasuk katagori lahan kritis.

9. Nilai Redoks (Eh)

7. pH tanah Nilai redoks adalah suasana oksidasi-


reduksi tanah yang berkaitan dengan
Nilai pH menjadi bermasalah jika pH <4,5
ketersediaan atau ketidaktersediaan oksigen di
atau > 8,5 untuk tanah di lahan kering dan pH <
dalam tanah. Jika nilai Eh < 200 mV berarti
4,0 atau > 7,0 untuk tanah di lahan basah.
suasana tanah reduktif (tanah di lahan kering),

II — 44
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

bila nilai Eh > - 100 mV pirit dapat teroksidasi (tanah berpirit di lahan basah), dan bila nilai Eh > 200
mV gambut dapat teroksidasi/ terdegradasi. Di Kabupaten Jombang, nilai redoks di lahan kering adalah
324 mV dan dilahan basah yaitu 315 mV sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di Kota Batu, nilai redoks di
lahan kering sebesar 260 mV dan dilahan basah yaitu 340 mV sehingga tidak termasuk lahan kritis. Di
Kabupaten Sidoarjo, nilai redoks di lahan kering adalah 326 mV dan dilahan basah yaitu 310 mV sehingga

10. Jumlah mikroba tanah

Jumlah mikroba tanah adalah total populasi mikroba di dalam tanah yang diukur dengan colony
counter. Pada umumnya jumlah mikroba normal adalah 107 cfu/g tanah. Tanah dikatakan rusak bila
jumlah tersebut < 102 cfu/g tanah. Di Kabupaten Jombang, jumlah mikroba tanah di lahan kering lebih
dari 300 x 107 dan di lahan basah yaitu 50 x 107 sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kota
Batu, jumlah mikroba tanah di lahan kering lebih dari 300 x 107 dan di lahan basah yaitu lebih dari 100 x
107 sehingga tidak termasuk katagori lahan kritis. Di Kabupaten Sidoarjo, jumlah mikroba tanah di lahan
kering lebih dari 200 x 107 dan di lahan basah lebih dari 300 x 10 7 sehingga tidak termasuk katagori lahan
kritis.

II — 45
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.7. Kerusakan Hutan


Hutan merupakan salah satu sumber daya Grafik 2.21 Perkiraan Luas Kerusakan Hutan Tahun 2015

1,11%
yang penting, tidak hanya dalam menunujang 6,00%
0,63%
perekonomian regional dan nasional, tapi juga Kebakaran Hutan
Ladang Berpindah
menjaga daya dukung lingkungan terhadap kese- Perambahan Hutan

imbangan ekosistem. Bertambah luasnya kawa- Lainnya


92,26%

san hutan yang cenderung kritis karena ulah


oknum yang kurang bertanggung jawab me-
nyebabkan terganggunya kondisi tata air. Praktek Berdasarkan laporan statistic lingkungan

penebangan liar dan konversi hutan menimbulkan hidup dan Kehutanan Tahun 2015, menunjukkan
dampak luas, yaitu kerusakan ekosistem dalam perkembangan kondisi kebakaran hutan dapat
tatanan DAS. dilihat pada Grafik 2.22 tergambar kondisi keba-
Untuk itu kerusakan atau gangguan terhadap karan hutan terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu
ekosistem hutan yang diakibatkan oleh kebakaran sebesar 2960,05 Ha dan terkecil terjadi pada ta-
hutan, perambahan hutan, pencurian pohon, hun 2014 : 0,27 Ha. Sebaran Gangguan Hutan
penggembalaan liar, bibrikan dan bencana alam dapat dilihat pada Gbr. 2.22.
akan sangat menurunkan nilai ekonominya dan Dan untuk Gangguan Keamanan Hutan yang
ekosistemnya dibandingkan nilai kehilangan dikelola oleh Perum Perhutani II Jatim pada tahun
kayunya semata, berkenaan dengan hal tersebut 2014 dengan kerugian sebesar Rp. 43.269.779 X
Perum Perhutani Unit II Jatim melaporkan pada Rp. 1.000 sedangkan pada tahun 2013 kerugian
tahun 2014 dan berdasarkann Laporan Statistik sebesar 62,739.907 X Rp. 1000 atau turun 31,03%,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015 namun demikian bila dicermati jenis gangguan
bahwa telah terjadi kerusakan hutan seluas ternyata terjadi peningkatan sebesar 696,17% (Rp.
5392,93 Ha (gambar 2..21) , dimana penyebab 746.212 X 1000) dan kebakaran hutan naik sebesar
terbesar terjadi pada kebakaran hutan seluas 68,19% (Rp. 2.374.869 X 1000). Secara dapat dilihat
4.975,32 Ha atau 92,26% Dilanjutkan oleh lainnya pada Grafik 2.23
seluas 323,6 Ha (6%), Perambahan hutan 60 Ha
(1,11%) dan lading berpindah seluas 34 Ha (0,63% Grafik 2.23 Nilai Kerugaian Akibat Kerusakan Hutan Tahun 2013 -
%), dari semua kejadian tersebut mempunyai nilai 2014
kerugian kurang lebih 558.961 pohon. 2013 2014
25.196.441
18.095.095 29136867
Grafik 2.22. Perkembangan Kebakaran 853400
1013654563 5838135 16943732
1071881027395
Hutan 2010 - 2014 6750 3463266
3802000525200
5000
2960,05
204,9 48,35 1352,14
0 0,27
2010 2011 2012
2013
2014

II — 46
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.1.8. Konversi Hutan Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan,


Menukar Kawasan hutan. sedangkan kegiatan
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat
Tukar Menukar Kawasan Hutan diatur dengan
mengakibatkan kebutuhan akan lahan yang
Permenhut No. P.16/Menhut-II/2009 Tentang
semakin meningkat, pertumbuhan yang sangat
Perubahan Kelima Atas Keputusan Menteri
pesat tersebut merupakan ancaman terhadap
Kehutanan N0.292/Kpts-II/1995 tentang Tukar
lingkungan hidup, akibat peningkatan kebutuhan
Menukar Kawasan hutan.
lahan yang memang sulit untuk dihindarkan.
Kegiatan tukar menukar kawasan hutan di
Selama ini pemanfaatan sumber daya alam untuk
Jawa Timur sampai dengan tahun Tahun 2014
kepentingan kegiatan pembangunan telah
tercatat sebanyak 5.392,30 Ha. secara lengkap
mengakibatkan rusaknya sumber daya alam,
dapat dilihat pada Gambar 2.18.
antara lain berkurangnya luas hutan, hilangnya
habitat alami, menurunnya produktivitas lahan Dari Gambar 2.24. terbaca bahwa konversi

pertanian, pencemaran dan erosi tanah, punahnya kawasan hutan pada tahun 2015 seluas 6.182,49

beberapa spesies langka, bertambahnya lahan Ha yang terinci pada lainnya sebesar 2.434,44 Ha

kritis, dan berkurangnya debit air tanah. (39,38%), diikuti pemukiman seluas 1.609,4 Ha
(26,03%) dan Perkebunan 1.110,68 Ha (17,96%),
Dengan kata lain, akibat laju pertumbuhan
Pertambangan 930,94 Ha (15,06 %) dan yang
penduduk yang cepat, maka tekanan penduduk
terakhir adalah Industri sebesar 1,57% (97 Ha).
terhadap lahan hutan juga semakin meningkat
Sedangkan konversi ke pertanian pada tahun
sehingga mengakibatkan perubahan alih fungsi
2015 tidak ada.
lahan. Sedangkan untuk alih fungsi hutan adalah
Aktifitas penggunaan kawasan hutan atau lazim
disebut pinjam pakai kawasan hutan dan tukar
menukar kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur
cukup tinggi. Kegiatan pinjam pakai kawasan
hutan telah diatur dengan Peraturan Menteri

Grafik 2.24 Pelapasan Kawasan Hutan Tahun 2015

26,03% Pemukiman
39,38%
Pertanian*
0,00%
Perkebunan*
17,96% Industri*

15,06% Pertambangan*
Lainnya*

1,57%

II — 47
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2. 2. KEANEKARAGAMAN HAYATI tahun 2014, golongan terbesar adalah burung


33,94 % dan tumbuh-tumbuhan sebesar
41,17 % seperti yang ditunjukan dalam
gambar grafik dibawah ini.

7,78% Hewan menyusui


(mamalia)
Burung (aves)

41,17%
Reptil
33,94%

Amphibi
Hutan di Sumberbrantas, Batu
Ikan
7,04%
7,87%
Pengawetan Jenis tumbuhan dan
0,00% 0,18% 2,01%
satwa liar di Indonesia diatur melalui
Gamb.2.25 flora fauna diketahui dan dilindungi
Peraturan Pemerintah Nomor & Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Meningkatnya jumlah spesies
Satwa. Pengawetan adalah upaya untuk diketahui terutama dari jenis burung
menjaga agar keanekaragaman jenis meningkat jumlahnya, dari 210 spesies pada
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya tahun 2012 menjadi 302 spesies pada tahun
baik di dalam maupun di luar habitatnya tidak 2013 dan di tahun 2014 spesies dari kelas
punah, menjaga kemurnian genetis burung sebanyak 371 spesies. Jumlah ini
tumbuhan dan satwa, dan memelihara meningkat dengan teridentifikasinya burung-
keseimbangan dan kemantapan ekosistem burung dalam jumlah besar di Taman
yang ada. Pengawetan jenis tumbuhan dan Nasional Alas Purwo.
satwa dilakukan melalui upaya penetapan 2.2.1 Flora fauna diketahui status
dan penggolongan yang dilindungi dan tidak endemik
dilindungi, pengelolaan jenis tumbuhan dan
satwa serta habitatnya, serta pemeliharaan
dan pengembangbiakan. Jumlah tumbuhan
dan satwa liar yang diketahui dan dilindungi
berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Timur diketahui
pada tahun 2015 jumlahnya tetap sama
seperti pada tahu sebelumnya sebanyak
1.093 spesies. Jumlah tersebut meliputi
spesies baru dari kelas mamalia, aves, reptile, Elang ular bido bawean/Spilornis Cheela baweanus
dan amfibi yang termonitor/diketahui pada

II - 48
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam yang ada di Jawa Timur tetapi bukan spesies
Jawa Timur menyebutkan spesies diketahui asli indonesia selain dilindungi juga
dari 1.093 Jawa Timur merupakan habitat merupakan satwa yang diatur dalam
berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar, perjanjian international Seperti spesies
termasuk berbagai jenis langka dan endemik. Cheetah, Adax, Elk, Sable antelope, Eaurasian

Keragaman flora fauna yang diketahui, enam brown bear, puma, beruang himalaya,

diantaranya merupakan spesies endemik jawa beruang , harimau bengala, dan vultureo

timur, seperti rusa bawean dan lutung jawa termuat dalam Appendix I CITES yang

dari 85 kelas mamalia. Sedangkan untuk memuat daftar dan melindungi seluruh

kelas burung, dari 371 spesies burung, yang spesies tumbuhan dan satwa liar yang

merupakan endemik di jawa timur diketahui 3 terancam dari segala bentuk perdagangan

spesies yaitu kakatua kecil jambul internasional secara komersial. Sedangkan

kuning(Cacatua sulphurea) , burung gosong kambing gunung, bison, Iguana spp, , Kuda

kaki merah(Megapodius reinwardtii) dan nil merupakan spesies yang tidak terancam

elang bawean (Spilornis cheela baweanus) kepunahan, tetapi mungkin akan terancam

yang termonitor pada tahun 2014 di pulau punah apabila perdagangan terus berlanjut

bawean, gresik. Kelas tumbuhan diketahui 1 tanpa adanya pengaturan sehingga termuat

(satu) tumbuhan endemik di Jawa Timur dalam Appendix II CITES seperti termuat

yaitu raflesia Padma (Rafflesia zolomheriana). dalam data Tabel SD-11A Fauna bukan asli

2.2.2 Flora fauna diketahui status Indonesia diketahui. Sedangkan status

terancam spesies menurut IUCN, beberapa spesies


yang dalam status terancam (Endangered )
adalah Elang Laut, Elang Bodo, Madu riganti,
Jalak Putih , Banteng, Lutung, Kucing Hutan,
Macan Tutul, Trenggiling, bajing kelapa,
landak, beruk, Ular Sowo, king kobra. Jumlah
spesies diketahui dalam kondisi terancam
sebanyak seluruhnya di Jawa Timur 487
spesies pada tahun 2014. Kelas serangga
teridentifikasi sebanyak 77 spesies, 7
Phalaenopsis fimbriata
diantaranya dalam kondisi terancam. Kupu-
kupu raja merupakan spesies yang paling
Jumlah spesies yang diketahui dan
terancam keberadaannya.
dilindungi keberadaannya diatur dengan
berbagai perangkat peraturan-peraturan yang
berlaku dan perjanjian-perjanjian
international seperti CITES dan IUCN. Satwa

II - 49
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

keadaan melimpah di alam. Kelas amphibi


sejumlah 22 jenis diketahui populasinya
masih melimpah di alam.

Troides prattorum

Phrynoidis aspera
Keberadaan jenis tumbuh-tumbuhan sebagai
bagian dari keanekaragaman hayati juga
tidak luput dari terancam habitat dan Spesies lainnya yang masih melimpah adalah

populasinya. Diketahui jenis tumbuh- tumbuh-tumbuhan sebanyak 103 spesies,

tumbuhan dari jumlah keseluruhan 450 burung 187 spesies, reptil 60 , serangga 54

spesies , teridentifikasi 346 spesies tumbuhan spesies dan mamalia melimpah sebanyak 31

dalam kondisi terancam seperti dari jenis spesies.

Bulbophyllum Sp, Coeloegyne Sp,


Paphiopedilum Sp. 2.2.4 Flora fauna diketahui dan
dilindungi

Berdasarkan data dari Balai Besar


Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur
diketahui jumlah ini meningkat dari yang
diketahui sebanyak 123 spesies pada tahun
2013 sedangkan spesies yang dilindungi pada
tahun 2014 hingga 2015 diketahui 162
spesies. Dari keseluruhan spesies yang

Trachypithecus auratus/Lutung Jawa dilindungi paling banyak dari kelas burung


sebanyak 86 spesies dilindungi, kelas
2.2.3 Flora fauna diketahui status mamalia 39 spesies, kelas serangga 16
melimpah spesies, kelas reptil 15 spesies dan dari kelas
Dari 1903 spesies yang diketahui tumbuhan ditemukan atau termonitor jenis
berdasarkan data dari Balai Besar Konservasi tanaman yang dilindungi yaitu bunga padma
Sumber Daya Alam Jawa Timur diketahui (Rafflesia zolomheriana) di TN. Alas Purwo.
1093 spesies, 457 Spesies diantaranya dalam Sedangkan dari kelas ikan diketahui

II - 50
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

diketahui sejumlah 2 spesies dengan status karena dapat menggambarkan berfungsinya


dilindungi yaitu ikan siluk dan arowana irian. sistem ekologi pada sebuah ekosistem,
semakin beranekaragam jenis flora dan fauna
dalam suatu wilayah menggambarkan kondisi
lingkungan yang stabil. Balai besar Konservasi
Sumber Daya Alam Sebagai Unit Pelaksana
Teknis Konservasi Sumber Daya Alam
mempunyai tugas penyelenggaraan
konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta pengelolaaan kawasan
Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman
Bos Javanicus/Banteng di Alas Purwo
Wisata Alam, Taman Buru, koordinasi teknis

Sesuai Keputusan Direktur Jenderal pengelolaan Taman Hutan Raya dan Hutan

Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Lindung serta konservasi Tumbuhan dan

(KSDAE) Nomor SK.180 /IV-KKH/2015 Satwa Liar di luar kawasan konservasi

tanggal 30 Juni 2015 tentang penetapan berdasarkan perundang- undangan yang

25 (dua puluh lima) satwa terancam berlaku. Jawa Timur berada di wilayah kerja

ditingkatkan BBKSDA Jawa Timur Tahun 2015 d e n g a n


punah prioritas untuk
sebanyak 23 (dua puluh tiga) unit kawasan
populasinya sebesar 10 % (sepuluh persen)
konservasi darat dengan luas keseluruhan
pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Dari 14 (empat Belas) species tersebut 4 sebesar 30.803.03 Ha terdiri dari Cagar Alam
dengan luas 12,495.23 Ha,Suaka
(empat) diantarannya habitatnya berbeda di
Propinsi Jawa Timur, yaitu Banteng, Elang Margasatwa dengan luas 18,008.60 Ha dan
Taman Wisata Alam dengan luas 299.20
Jawa, Kakatua Kecil Jambul Kuning dan Rusa
Bawean. Keanekaragaman hayati merupakan Hektar.

salah satu indikator kelestarian lingkungan, Saat ini Pulau Sempu menghadapi sebuah
dilema yang besar melihat saat ini statusnya
sebagai Cagar Alam, berdasarkan data dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
kawasan cagar alam yang banyak dikunjungi
para wisatawan baik dalam negeri maupun
luar negeri adalah kawasan Cagar Alam
Pulau Sempu, tercatat di Tahun 2015
sebanyak 22.856 (dua puluh dua ribu
delapan ratus lima puluh enam). Penunjukan
dan penetapan Cagar Alam oleh pemerintah
Cagar Alam P. Sempu

II - 51
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

pada dasarnya ditujukan untuk Balai Besar KSDA Jatim


menghindari pemanfaatan sumberdaya alam memiliki fungsi melakukan
secara tidak terkendali sehingga konservasi tumbuhan dan satwa liar di
menyebabkan kerusakan lingkungan. Hasil dalam dan di luar kawasan konservasi.
inventarisasi tumbuhan di CA. Sempu oleh Hasil monitoring species prioritas
Balai besar KSDA Jawa Timur ditemukan 294 utama, pada tahun 2015 populasi Elang
Jenis tumbuhan dengan populasi terbanyak Jawa dan Kakatua Kecil Jambul Kuning
dari suku Euphorbiaceae. Moraceae dan tidak mengalami peningkatan
Rubiaceae sedangkan hasil explorasi lebih populasi , Populasi Banteng menurun
lanjut ditemukan suku terbanyak di CA. 11 ekor dari baseline data sebanyak 50
Sempu paling banyak ditemukan adalah ekor menjadi 39 ekor sedangkan Rusa
Sterculiaceae dan Suku Poaceae. Bawean meningkat 50 ekor dari
baseline data (tahun 2014) sebanyak
Gamb. 2.26 Explorasi tumbuhan di CA. Sempu
275 ekor menjadi 325 ekor.

2.2.4 Upaya pengelolaan


Keanekaragaman hayati di Jawa Timur

Agar kelestarian kawasan tetap


terjaga dan bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui ekowisata
Inventarisasi jenis burung CA. Sempu
berbasis konservasi dan kawasan. Agar
ditemukan 105 Jenis Burung dan Aplonis
pengelolaan kawasan konservasi lebih
panayensis/Elang Bondol merupakan hasil
efektif dan efisien untuk dapat menjaga
release di Sempu. Hasil inventarisasi reptile
kelestarian kawasan melalui pengelolaan
dan mamalia , ditemukan sebanyak 75%
blok (MacKinnon et al. 1993). Hal ini sejalan
resiko rendah dan 13 % terancam dan 12
dengan PP Nomor 28 Tahun 2011,
Hampir terancam, salah satu satwa yang
dimaksudkan selain untuk melindungi
terancam adalah Tracipithecus auratus.
ekosistem juga memberi kesempatan bagi
masyarakat dalam melakukan aktivitas
sehingga tidak merambah dan merusak
kawasan yang dilindungi. Misalnya
pengelolaan CA. Sempu, upaya lain yang
dilakukan oleh Pemerintah daerah Kab.
Malang melalui Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang tahun
Gamb. 2.27 Mamalia dan Reptil di CA. Sempu 2010-2030 disebutkan bahwa Pemerintah

II - 52
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kabupaten Malang mendukung dan konservasi adalah menurunnya berbagai


mengakui keberadaan kawasan Cagar Alam layanan ekologis dari hutan. Balai Besar
Pulau Sempu (Paragraf 5 Pasal 17) dimana Konservasi Sumber Daya Alam Jawa
strategi: 1) Mempertahankan dan Timur memandang bahwa pemulihan
menjaga kelestariannya k a w a s a n ; 2) kondisi kawasan konservasi yang
Membatasi k egiatan y ang terdegradasi merupakan salah satu hal
mengakibatkan terganggunya ekosistem penting yang perlu segera ditangani. Salah
serta mengembalikan berbagai kehidupan satu indikator kinerja kegiatan Konservasi
terutama satwa yang nyaris punah di Pulau Sumber Daya Alam Hayati adalah ”Luas
Sempu. kawasan konservasi yang terdegradasi yang

Beberapa kawasan konservasi di dipulihkan ekosistemnya (termasuk

BBKSDA Jawa Timur mengalami degradasi penyelesaian konflik pemanfaatan lahan di

hutan antara lain CA/SM Pulau Bawean dan dalam kawasan konservasi) seluas 5 ha”.

CA Gunung Abang. Kerusakan kawasan BBKSDA Jawa Timur menetapkan target

konservasi tersebut pada umumnya berupa tahun 2015 dapat memulihkan kawasan

pembukaan hutan oleh masyarakat untuk konservasi yang terdegradasi seluas 0,01

kebun, akibat dari degradasi kawasan ha.

Gamb. 2.28 Kelimpahan makroinvertebrata di Kali Surabaya

II - 53
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Upaya pembinaan pun dilaksanakan adalah ordo – ordo yang bersifat


di wilayah daerah penyangga kawasan cosmopolitan atau dapat ditemukan pada
konservasi melalui kegiatan Model Desa berbagai habitat dan cenderung toleran
Konservasi, BBKSDA telah memebntuk 2 terhadap pencemaran yang ada.
desa model konservasi yaitu di Desa Sedangkan untuk ordo – ordo yang
Manggis-Wonorejo Kabupaten Kediri dan tergolong sensitive terhadap pencemaran
Desa Cowek Kabupaten Pasuruan. prosentase kelimpahannya sangat rendah

Upaya lain dilakukan oleh LSM (<2%). Ordo - ordo digolongkan dalam

Ecoton, Gresik di beberapa segmen EPT atau Ephemeroptera, Plecoptera, dan

sepanjang Kali Surabaya, merupakan sungai Tricoptera. Salah satu karakteristik

penting bagi 4 kabupaten kota di Jawa makroinvertebrata yang dapat digunakan

Timur yaitu Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan untuk melihat gangguan aktivitas manusia

Surabaya. Sebagai bioindikator lingkungan, dengan melihat struktur trofik komunitas

Kelimpahan makroinvertebrata dapat di sebuah sungai. Perubahan komunitas

memenuhi tujuan pemantauan kualitas air makroinvertebrata merupakan sistem

sebagai petunjuk tentang adanya peringatan dini terhadap kondisi kesehatan

penurunan kualitas air sekaligus menilai sebuah sungai. Sungai yang sehat akan

efektifitas tindakan penanganan mampu untuk mendukung berbagai

penanggulangan pencemaran dan dapat kehidupan organisme di dalamnya

menunjukkan kecenderungan terjadinya termasuk ikan. Keberadaan

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi makroinvertebrata berperan penting bagi

pada waktu yang akan datang (Odum, ikan karena makroinvertebrata merupakan

1993). Makroinvertebrata yang salah satu jenis makanan bagi ikan sungai,

didapatkan pada kawasan suaka ikan terutama jenis ikan bertipe insektivora

Kali Surabaya sejumlah 14,373 individu dan invertivora. Ketersediaan makanan

yang terdiri atas 35 famili dan tersebar dan jenisnya akan menentukan jenis ikan

dalam 13 ordo yang terdiri atas yang dapat hidup di suatu perairan. Namun

Ephemeroptera, Tricoptera, Odonata, untuk menentukan kesehatan sungai dan

Coleoptera, Hemiptera, Diptera, utamanya kualitas air maka harus dilihat

Isopoda, Amphipoda, Decapoda, dari 4 parameter yaitu keragaman

Oligochaeta, Gastropoda, Pelecypoda dan jenis family, keragaman jenis famili

hirudinae. Tiga dari tiga belas ordo yang EPT, prosentase kelimpahan EPT, dan

mendominasi stasiun sampling, dengan indeks BIOTILIK.

urutan Decapoda (6 stasiun), Gastropoda


(2 stasiun), dan Coleoptera (1 stasiun)
Decapoda, Gastropoda, dan Coleoptera

II - 54
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 2.29 Analisa biotilik di Kali Surabaya

Sungai yang alami dan berkelok memberikan


beragam kondisi habitat, variasi kondisi
kedalaman air, kecepatan air dan komposisi
substrat dan jenis vegetasi bantaran yang
beraneka ragam, dapat mendukung
kehidupan beraneka jenis biota alami sungai
terutama ikan, nyambik, bulus dan burung
air. DAS Kali Brantas memiliki potensi
Rekayasa Ekohidrolika di Kali Surabaya
kawasan suaka perikanan, dengan

Melalui sistem scoring yang didasarkan ditemukannya spesies ikan yang dilindungi

atas 4 parameter yang telah disebutkan undang-undang yaitu ikan papar (Notopterus

di atas, maka diketahui bahwa kualitas air notopterus). Menjaga keanekaragaman jenis
Kali Surabaya tercemar sedang dengan ikan dan kondisi habitat fisik, serta kualitas

skor berkisar antara 1.75 – 2.75. air yang baik, ketersediaan pakan alami

Sumber makanan, substrat, dan bahan menjadi syarat untuk keberlanjutan ikan di

pencemar memainkan peranan penting sungai. Pengelolaan flora dan fauna tidak

dalam membentuk komunitas terlepas dengan konflik, baik dengan semakin

makroinvertebrata. Dampak penggunaan bertambahnya lahan pertanian, Pembukaan

bantaran/ daerah riparian dan lebar lahan hutan untuk konversi pemukiman dan

vegetasi riparian di bantaran memiliki aktifitas manusia yang bersinggungan dengan

potensi yang kuat mempengaruhi kondisi keberadaan flora fauna yang ada di habitat

trofik komunitas makroinvertebrata. aslinya. Konflik yang ada sering kali karena
terjadinya kerusakan habitat tersebut..[]
II - 55
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.3. AIR sisi lainnya kebutuhan terhadap air semakin


meningkat. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik.

Berdasarkan dugaan para ahli kelangkaan air


bersih akan terjadi dalam beberapa tahun yang akan
datang. Diperkirakan pada tahun 2040 ketersediaan
air bersih akan berkurang sebanyak 50% dari jumlah
kebutuhan, hal ini disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, semakin panjangnya masa
Senyawa Kimia Air – H2O
harapan hidup serta hampir selalu terjadi
Air adalah senyawa yang penting bagi semua pemborosan dalam setiap pemakaian air. Secara
bentuk kehidupan di bumi. Air menutupi hampir 71 % umum tingkat konsumsi air bersih per kapita
permukaan bumi, air sebagian besar terdapat di laut (rumah tangga pelanggan PDAM) menurut standar
(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan kuantitas WHO sebesar 150 liter per hari, yakni
puncak-puncak gunung), akan tetapi dapat juga mencapai 37.1 m3 per orang atau setara dengan
hadir sebagai awan, sungai, hujan, dan danau. 101.64 liter per hari.
Air merupakan salah satu sumber daya alam
yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan 2.3.1. AIR SUNGAI
manusia serta untuk memajukan kesejahteraan
umum. Manusia memerlukan air tidak hanya
sebagai pendukung metabolisme tubuh, melainkan
juga untuk kepentingan lainnya. Penyediaan air
untuk kehidupan di bumi diatur atau mengikuti
suatu siklus hidrologi, yaitu suatu siklus yang
menggambarkan sirkulasi air secara terus-menerus
melalui proses alami, yaitu : melalui penguapan,
hujan dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, mataair, sungai, danau) menuju laut.
Melalui siklus ini, suplai air yang tersedia bagi
Sungai Bengawan Solo
manusia dan makhluk hidup lainnya dapat diperoleh
dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
Kecenderungan kebutuhan air sangat kawasan lahan basah yang menyimpan potensi
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan jumlah keanekaragaman hayati yang tinggi dan
penduduk. Berdasarkan data jumlah penduduk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar DAS,
dan tingkat pendapatan penduduk yang seperti memenuhi kebutuhan irigasi pertanian,
meningkat dari tahun ke tahun, maka kebutuhan air bahan baku PDAM dn industri, mengalirkan dan
bersih cenderung juga meningkat. Di satu sisi menyerap air limpasan atau aliran banjir, serta
sumber air semakin berkurang karena alih fungsi memelihara kualitas air sungai. Karena sungai yang
lahan hutan menjadi peruntukkan lainnya, sedang di hidup akan mampu memperbaiki kualitas air sungai

II - 56
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

melalui proses biologis dengan menguraikan bahan


pencemar dan secara fisik dengan menyaring bahan 60,00
50,00
pencemar.
40,00
30,00
Jawa Timur memiliki 7 (tujuh) sungai 20,00
10,00
strategis apabila ditinjau dari wilayah sungai 0,00
meliputi : WS Bengawan Solo, WS Sungai Brantas,
WS Madura - Bawean, WS Welang Rejoso, WS
Bodoyudo - Bedadung, WS Pekalen Sampean, dan
WS Baru - Bajulmati. Dari wilayah sungai tersebut
Grafik 2.30 Debit Sungai
yang menjadi sungai strategis Nasional adalah
Bengawan Solo karena lintas Provinsi yaitu antara
Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Sungai terpanjang dan terbesar yang
melintasi Jawa Timur adalah Sungai Bengawan Solo
yang merupakan sungai strategis Nasional karena
700,00
600,00 melintasi Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa
500,00
400,00 Timur. Sungai Bengawan Solo memiliki panjang 600
300,00
200,00 Km, lebar 200 meter dan kedalamam 10 meter dan
100,00
0,00 debit maksimal 446,9 m3/detik. Sungai Bengawan
Solo melintasi 12 Kab./Kota, yaitu Kab. Tuban, Kab.
Lamongan, Kab. Ponorogo, Kab. Magetan, Kab.
Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Bojonegoro, Kab.

Grafik 2.31 Panjang Sungai Mojokerto, Kab. Gresik, Kota Surabaya, Kab.
Trenggalek, dan Kab. Pacitan.
450,00
400,00 Keberadaan wilayah sungai Bengawan Solo
350,00
300,00 didukung beberapa wilayah sungai, diantaranya
250,00
200,00 yang terbesar adalah sungai Madiun dengan
150,00
100,00
50,00 panjang 300 Km, kedalaman 18 m dan lebar
0,00
permukaan 95 m, lebar dasar 59 m serta debit
585,66 m3/detik, sedangkan wilayah sungai yang
terkecil adalah sungai Lohgede dengan panjang 2
Km dan sungai Tempuran dengan panjang 4 Km.
Grafik 2.32 Lebar Sungai Sungai pendukung yang mempunyai debit maksimal
terbesar adalah sungai Madiun 585,66 m3/detik,
60,00
sedang sungai dengan debit terkecil adalah Sungai
50,00
40,00 Jungke 0,081 m3/detik.
30,00
20,00
Apabila dilihat dari sungai yang paling
10,00
0,00 pendek, maka Sungai Rejoso dan Kali Semajid
Madura merupakan sungai terpendek dibanding
sungai lainnya. Sungai Kali pekalen sampean
merupakan sungai yang paling dalam dibanding
Grafik 2.33 Kedalaman sungai sungai-sungai yang lain.

II - 57
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kuantitas dan kualitas air sungai salah satunya


dipengaruhi oleh keberadaan daerah tangkapan air
atau cathment area, fungsi cathment area akan
terwujud secara optimal apabila hutan dan tutupan
lahan di area cathment terjaga. Cathment area
penyangga Wilayah Sungai Bengawan Solo seluas
14.051,26 Km2. Cathmaent area tersebut berasal
dari 96 Daerah Aliran Sungai (DAS), cathment area
terluas berasal dari DAS Bengawan Solo yaitu
Sungai Brantas sebagai temapt suaka Ikan 8.465,87 Km2, disusul DAS corong 1.106,94 Km2,
(Ecoton)
DAS Lamong 798,77, dan DAS Grindulu 716,51.
Sungai strategis lainnya di Jawa Timur adalah
Sedangkan Cathment area penyangga Wilayah
Sungai Brantas dengan panjang 320 Km, lebar
permukaan 400 m dengan debit 1463,6 m3/detik. Sungai Brantas seluas 14.051,26 Km2. Cathmaent

Sungai Brantas tersebut melintasi 17 Kab./Kota, area tersebut berasal dari


Gambar 1.4. Aliran DAS
yaitu Kab. Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kab. 220 Daerah Aliran Sungai Brantas,
Sumber BLH Jatim, 2013
Blitar, Kota Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. (DAS), cathment area terluas berasal DAS Brantas
Trenggalek, Kab. Ponorogo, Kab. Kediri, Kota Kediri, yaitu 11.776,56 Km2, disusul DAS Panggul 221,74
Kab. Nganjuk, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kota Km2, DAS Penguluran 166,54 Km2, DAS Barek 147,79
Mojokerto, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, dan Kab. Km2, dan DAS Ringin bandul 104,81 Km2.
Surabaya. Seperti halnya Sungai Bengawaan Solo,
Potensi wilayah sungai lainnya ditinjau dari
maka potensi Sungai Brantas juga didukung oleh
Cathment area adalah wilayah sungai Welang rejoso
beberapa wilayah sungai, diantaranya yang
dengan luas cathment area terkecil dibanding
terpanjang adalah K. Konto 86,2 m, K. Lesti 69,5 m,
K. Porong 62,5 m, K. Parit Agung 54,8 m, dan K. sungai lainnya yaitu 2.137,73 Km2 yang berada di

Brangkal 53,5 m. Sedang sungai yang memiliki debit Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Kab. Pasuruan,
maksimal terbesar adalah K. Wonokromo 245 Kab. Malang dan Kab. Lumajang.
m3/detik, K. Widas 112,48 m3/detik, dan K. Surabaya
101,4 m3/detik.
14.000,00

12.000,00

10.000,00

8.000,00

6.000,00

4.000,00

2.000,00

0,00

Sungai welang-pasuruan

Grafik 2.34 Luas Cathment Area menurut


Wilayah Sungai

II - 58
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

1800 2.3.2. AIR DANAU/WADUK/EMBUNG


1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

Danau Ranu Bedali Kab Lumajang

Grafik. 2.35 Jumlah Mata Air menurut Wilayah Sungai

Keberadaan mata air di wilayah sungai


mempengaruhi kualitas dan kuantitas sungai,
apabila jumlah dan debit mata air yang menyuplai
wilayah sungai terjaga kelestariannya maka
kuantitas sungai akan stabil . Dari hasil pendataan
diketahui bahwa jumlah mata air pada 7 wilayah
sungai terbesar di Jawa Timur adalah 4.389 mata air
dengan debit 73,20 m3/det. Jumlah mata air yang Budidaya ikan Keramba di Danau Ranu Pakis Kab
Lumajang
terbanyak berada pada wilayah sungai Brantas
yaitu 1.597 mata air dengan debit 27,94 m3/det, Danau/waduk/embung adalah salah satu
disusul wilayah sungai Bengawan Solo yaitu sumber air tawar yang menunjang kehidupan
sebanyak 1.172 mata air dengan debit 9,77 m3/det. semua makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi

Sedang wilayah sungai yang memiliki jumlah manusia. Ketersediaan sumberdaya air, sangat

mata air paling sedikit adalah wilayah sungai Baru mendasar untuk menunjang pengembangan

Bajulmati sebanyak 232 mata air dan wilayah sungai ekonomi wilayah. Sumber daya air yang terbatas

Madura yaitu sebanyak 128 mata air. Untuk debit air disuatu wilayah mempunyai implikasi kepada

terkecil dimiliki oleh Wilayah Sungai Bondoyudo kegiatan pembangunan yang terbatas dan pada

Bedadung yaitu sebesar 3,65 m3/det. akhirnya kegiatan ekonomipun terbatas sehingga
kemakmuran rakyat makin lama tercapai. Air
Debit rerata tahunan mata air di Jawa Timur
danau/waduk/embung dapat digunakan untuk
secara keseluruhan kurang lebih 73,20 m3/detik,
berbagai pemanfaatan diantaranya untuk
mata air di wilayah sungai Brantas mengasilkan air
pembangkit listrik, pengairan, penggelontoran,
dengan debit terbesar yaitu 27,94 m3/detik,
perikanan dsb.
sedangkan debit mata air yang terkecil berasal dari
wilayah Bondoyudo Bedadung yaitu 3,65 m3/detik.

II - 59
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Jawa Timur memiliki cukup banyak potensi Apabila ditinjau dari luas maka danau Ranu Grati
waduk, embung dan telaga yang tersebar di yang terletak di Desa Ranugrati Kec. Grati Kab.
beberapa kabupaten. Potensi Embung dan waduk Pasuruan adalah danau terluas di Jawa Timur yaitu
lebih besar dibanding danau atau telaga. 1,97 ribu Ha, tetapi apabila ditinjau dari tampungan

Wilayah yang paling banyak memiliki danau atau volume maka danau Ranu Pakis yang terletak

adalah Kab. Lumajang yaitu sebanyak 10 danau, di Desa Ranu Pakis Kec. Klakah Kab. Lumajang

terbanyak terletak di Desa Argosari Kec. Senduro adalah danau dengan volume terbesar yaitu 84 juta

sebanyak 3 danau. Sedangkan embung paling m3, disusul danau Ranu Klakah di Desa Tegal Randu

banyak berada di Kab. Tuban yaitu sebanyak 140 Kec. Klakah Kab. Lumajang dengan volume 69 juta

buah, sedang Kab. Lamongan paling banyak m3 dan Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. Ngebel

memiliki waduk yaitu 39 buah. Kab. Ponorogo dengan volume 24,21 juta m3. ,
sedang Ranu Lading di Kab. Lumajang merupakan
danau terkecil dengan luas 2 Hektar.
Air Danau
Ekosistem danau memiliki peran penting dalam 9.000,00
8.000,00
menjamin kualitas dan kuantitas ketersediaan air 7.000,00
6.000,00
tawar. Danau juga sangat peka terhadap perubahan 5.000,00
4.000,00
parameter iklim. Variasi suhu dan curah hujan
3.000,00
2.000,00
misalnya, dapat langsung berpengaruh pada
1.000,00
penguapan air, tinggi permukaan dari volume air, -
Tulung

Ranu Lading
Rowo Semando
Telaga Wahyu

Ranu Taman hidup

Ranu Agung

Ranu Regulo

Ranu Klakah
Kaliombo

Ranu Pane
Ranu Grati

Ranu Bedali

Ranu Wurung
Ngebel

Ranu Kumbolo

Ranu Pakis
Telaga Pasir/Sarangan

Ranu Segaran

Ranu Kembar
Ranu Glabak/Logong
keseimbangan air dan produktivitas biologis
perairan danau.

Fungsi danau pada umumnya untuk mendukung Luas Volume

kegiatan irigasi pertanian, domestik dan sebagian


untuk kegiatan wisata. Danau yang digunakan Gambar 2.36. Grafik Luas dan Volume Danau

sebagai tempat wisata karena memiliki panorama


Air Waduk
yang mempesona sehingga cukup banyak
dikunjungi wisatawan adalah danau Sarangan yang Waduk menurut pengertian umum adalah

terletak di Desa Sarangan Kec. Plaosan Kab. tempat pada permukaan tanah yang digunakan
Magetan dan Danau Ngebel di Desa Ngebel Kec. untuk menampung air saat terjadi kelebihan air /
Ngebel Kab. Ponorogo. musim penghujan sehingga air itu dapat
dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air
waduk terutama berasal dari aliran permukaan
dtambah dengan air hujan langsung. Waduk sering
juga disebut danau buatan yang besar dengan
tinggi bendungan lebih dari 15 meter, sedangkan
embung merupakan waduk kecil dengan tinggi
bendungannya kurang 15 m.
Telaga sarangan

II - 60
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

121 juta meter kubik dengan pemanfaatan sebagai


air irigasi dan kegiatan domestik.

Sedang apabila dilihat dari luas genangan


waduk, maka Waduk Pondok di Kab. Ngawi dan
Waduk Wlingi di Kab. Blitar memiliki genangan yang
terluas yaitu masing-masing 3,6 ribu Km3 dan 2,89
ribu Km3.

Waduk Wonorejo adalah waduk yang terletak


di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo,
Kabupaten Tulungagung memiliki volume sekitar
121 juta meter kubik dan luas genangan 385 Ha,
Bendungan Wonorejo menjadi salah satu
bendungan terbesar di Indonesia, bahkan Asia
Tenggara. Bendungan Wonorejo diresmikan pada
tahun 2001 oleh Wakil Presiden Indonesia pada
tahun tersebut, yaitu Megawati Sukarnoputri,
setelah dibangun selama hampir 12 tahun sejak
1992. Bendungan Wonorejo memiliki fungsi penting
Bendungan Sutami, bendungan Selorejo,
Bendungan Lahor, Bendungan Lodoyo. sebagai salah satu pusat tenaga listrik dan sumber
air minum di Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini
Pada Tahun 2015 tercatat Jawa Timur memiliki juga berfungsi sebagai sarana untuk pencegah
116 waduk yang tersebar di 10 wilayah, yaitu Kab. banjir di Kabupaten Tulungagung.
Ngawi, Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kab.
Lamongan, Kab. Malang, Kab. Tulungagung, Kab.
Air Embung
Trenggalek, Kab. Banyuwangi, Kab. Bangkalan, dan
Embung adalah telaga atau danau yang dalam
Kab. Sampang.
proses pembentukkannya secara sengaja dibuat
Waduk dapat memiliki manfaat serta fungsi
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta
pertanian dan kegiatan domestik seperti perikanan
kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau
darat, air minum, dan lain sebagainya, dengan cara
Pembangkit Listrik Tenaga Air, sebagai tempat
membendung aliran sungai atau menampungan
usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan
aliran air hujan pada saat musim hujan.
air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai
Keberadaan embung sangat diperlukan dalam
pengendali banjir dan erosi.
rangka rencana aksi untuk antisipasi perubahan
Waduk di Jawa Timur yang memiliki volume
iklim, khususnya untuk mencegah terjadinya banjir,
terbesar adalah Waduk Sutami di Kab. Malang
serta untuk menjaga ketersediaan air tanah di saat
dengan volume 209 juta meter kubik yang
musim kemarau. Sehingga embung tidak aktif di
dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air,
Jawa Timur yang jumlahnya cukup banyak perlu
serta waduk Wonorejo di Kab. Tulungagung yaitu

II - 61
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

diaktifkan kembali dan dikembalikan kepada 2.3.3 KUALITAS AIR SUNGAI


peruntukkannya semula.
Sungai adalah aliran air yang besar dan
Rekapitulasi Embung menurut Wilayah Sungai memanjang yang mengalir secara terus-menerus
menunjukkan bahwa WS Bengawan Solo memiliki dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
embung paling banyak dibanding wilayah sungai
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus
lainnya yaitu sebanyak 165 embung dengan volume
hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul
tampungan 11,73 juta m3 dan volume efektif 10,359
dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air,
juta m3. Sedangkan wilayah sungai yang paling
limpasan bawah tanah. Selain mengalirkan air,
sedikit memiliki embung adalah Welang Rejoso
sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
yaitu 1 buah embung.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah
Embung Dasri di Kab. Banyuwangi merupakan
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
embung terluas di Jawa Timur yaitu 7.200 Hektar
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
dan embung Pule Kab. Banyuwangi yaitu 6.840
limbah baik industri maupun domestik, dan untuk
Hektar. Sedang embung dengan volume terbesar
dijadikan objek wisata sungai. Mengingat
adalah embung Sumber Waru Kab. Pamekasan yaitu
peranannya tersebut maka sangat layak jika kualitas
662,66 ribu m3 dan Embung Sumber Kontes Kab.
air sungai dijadikan sebagai salah satu indikator
Pamekasan 421,99 ribu m3.
kualitas lingkungan hidup.

Salah satu kondisi di Kali Surabaya. Foto: Ecoton

Embung BLH Prov Jatim melakukan pemantauan kualitas


Untuk menambahkan jumlah embung di beberapa air sungai secara rutin terhadap sungai Bengawan
daerah guna meningkatkan irigasi pertanian, maka Solo dengan menggunakan dana Dekonsentrasi
pemerintah membangun embung geomembrane Bidang Lingkungan Hidup dan menggunakan
seluas 337,47 ribu m3 yang dilaksanakan mulai anggaran APBD Provinsi Jawa Timur untuk
tahun 2012 hingga tahun 2014. Pada tahun 2012 pemantaun kualitas air sungai Brantas. Periode
dibangun embung geomembrane seluas 39,46 ribu pemantauan kualitas air Bengawan Solo dilakukan
m3, dari tahun ke tahun luas embung yang sebanyak 5 kali dalam satu tahun yaitu bulan April,
dibangun meningkat hingga pada tahun 2014 Mei, Juli, September dan Oktober. Sedangkan
dibangun seluas 151,768 ribu m3. pemantauan terhadap sungai Brantas dilakukan
secara rutin satu kali setiap bulan dalam satu tahun.

II - 62
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Pemantauan terhadap kualitas air sungai juga sedang Sungai Brantas termasuk pada golongan
dilakukan oleh Dinas Instansi terkait lainnya yaitu kelas II karena peruntukkannya sebagai bahan baku
Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa air PDAM.
Tirta I Malang, BBWS Bengawaan Solo dan BBWS Parameter kualitas air sungai yang dipantau
Brantas. Wilayah Sungai yang dipantau meliputi WS sebanyak 23 parameter, meliputi Temperatur,
Bengawan Solo, Sungai Brantas, Madura - Bawean, Residu Terlarut, Residu Tersuspensi, pH, DHL, TDS,
Bodoyudo - Bedadung, dan Pekalen Sampean. TSS, DO, BOD, COD, NO2, NO3, NH3, Klorin bebas,
Total phospat, Fenol, Minyak dan Lemak, Detergen,
Fecal Coliform, Total coliform, Sianida, dan H2S.

Lokasi pematauan kualitas air wilayah sungai


Bengawan Solo sebanyak 16 titik di Sungai
Bengawan Solo dan Sungai Madiun, yaitu J.
Sembayat, J. K Binangun, J. Laren, J. Lama Babat,
J. Kali Ketek, J. Bend Gerak, J. Padangan, J.
Kebonsari, J. Danyang, J. Sekayu, J. Psr Sambirejo, J.
Kajang, J. Kendung, J. Dungus Baru, J. Pitu, dan J.
Mantingan, dengan perode pemantauan mulai
bulan Juni sampai Oktober.

Lokasi pemantauan kualitas air wilayah Sungai


Pemantauan Kualitas Air sungai Brantas sebanyak 30 titik pada sungai Kali
Brantas,Kali Surabaya, Kali Tengah, Kali Porong, dan
Sungai Bengawan Solo menjadi sungai strategis
Kali Mas, yaitu di Jemb Pendem, Jemb. Dinoyo,
Nasional karena lintas Provinsi, mengalir dari
Jemb. Gadang, Jemb. Sengguruh, Jemb. Kali Pare,
Provinsi Jawa Tengah menuju Provinsi Jawa Timur,
Jemb. Kademangan, Jemb. Ngujang, Jemb.
data hasil pemantauan kualitas air Sungai
Meritjan, Jemb. Kertosono, Jemb. Ploso, Jemb.
Bengawaan menjadi tabel utama dalam SLHD
Padangan, Jemb. Canggu, Jemb. Perning, Jemb.
Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, sedang hasil
Legundi, Tamb. Cangkir, Tambngn Bambe, Intake
pemantauan kualitas air Sungai Brantas dan sungai
PDAM, Jemb. Sepanjang, Bend. Gunungsari, Jemb.
lainnya menjadi tabel tambahan.
Joyoboyo, Hulu Kali Tengah, WWG Kali Tengah,
Kelas sungai Bengawan Solo termasuk pada Jemb. Bambe, Jemb. By Pass, Jemb. Porong, Tamb.
golongan kelas III karena peruntukkannya sebagai Tlocor, Jemb. Bungkuk Ngagel, Jemb. Sono
irigasi dengan baku mutu mengacu pada Peraturan Kembang, Jemb. Pasar Besar, dan Jemb. Petekan.
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tetapi analisa
terhadap data kualitas air sungai dibandingkan
Indeks Kualitas Air
dengan baku mutu kelas II karena dalam
Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air
perhitungan indeks kualitas lingkungan digunakan
sungai berpedoman pada Keputusan Menteri
golongan II.
Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

II - 63
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Penentuan status mutu dapat dihitung dengan


58,00 56,11 55,61
menggunakan metode STORET atau metode indeks 55,11 55,37
56,00
pencemaran. 54,00
52,00 49,75
Berikut ini adalah klasifikasi penjelasan kualitatif 49,17
50,00
dari nilai indeks kualitas lingkungan. 48,00
46,00
Nilai Indeks Katagori 44,00
KualitasLingkungan Kondisi Lingkungan
≥ 90 Unggul
82 ≤ x < 90 Sangat Baik
74 ≤ x < 82 Baik
66 ≤ x < 74 Cukup Grafik 2.37 Indeks Kualitas Air Sungai Jawa
58 ≤ x < 66 Kurang Timur Tahun 2015

50 ≤ x < 58 Sangat Kurang


< 50 Waspada Dari grafik Indeks Kualitas Air Sungai Jawa
Timur tahun 2015 di atas tampak bahwa 2 (dua)
Klasifikasi penjelasan nilai Indeks Wilayah Sungai di Jawa Timur dalam kondisi
waspada yaitu WS Bengawan Solo dan WS Brantas,
Indeks Kualitas air Jawa Timur Tahun 2015
sedang 4 (empat) WS lainnya dalam kondisi Sangat
dihitung berdasar hasil pemantauan kualitas air
Kurang yaitu WS Sampean, WS Madura, Ws
sungai tahun 2015 terhadap 6 (Enam) wilayah
Bondoyudo dan WS Welang Rejoso
sungai strategis di Jawa Timur , yaitu : WS.
WS Brantas Brantas memiliki nilai indeks yang
Bengawan Solo, WS. Brantas, WS. Madura, WS.
paling kecil yaitu 49,17 termasuk dalam katagori
Bodoyudo, WS. Pekalen Sampean, dan WS Welang
kondisi waspada, tetapi apabila dibandingkan
Rejoso. Sedangkan parameter yang digunakan
indeks tahun 2014 maka telah mengalami kenaikan
untuk menghitung indeks pencemaran meliputi 7
sebesar 3,38 persen yaitu 47,56.
parameter, yaitu : TSS, DO, BOD, COD, Total
Selanjutnya WS Bengawan Solo dengan nilai
Phospat, Fecal Coli dan Total Coli.
indeks 49,75 termasuk dalam katagori kondisi
Dari hasil perhitungan indek kualitas air di Jawa
waspada, padahal tahun 2014 kondisi sungai
Timur diperoleh nilai 52,93 yang berarti termasuk
Bengawan Solo dalam katagori sangat kurang
dalam katagori sangat kurang. Sedangkan indeks
dengan nilai indeks 52,22 yang berarti telah
kualitas air untuk masing-masing wilayah sungai
mengalami penurunan yaitu sebesar 4,96 persen
sebagaimana grafik di bawah ini.
Sedang 4 (empat) Wilayah sungai lainnya
dalam katagori kondisi sangat kurang apabila
dibanding tahun 2014 telah mengalami penurunan,
sebelumnya masih terdapat 3 (tiga) WS sungai
dengan katagori kondisi kurang WS Pekalen
Sampean dengan indeks 65,15, disusul WS
Bondoyudo 64,46, dan WS Madura 61,08, dan WS

II - 64
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Welang Rejoso yaitu dengan nilai indeks 64,27. Grafik indeks kualitas air menurut Kab./Kota

Indeks Kualitas Air masing-masing Kab./ Kota di tersebut memperlihatkan gambaran mengenai

Jawa Timur diperoleh dari rekapitulasi hasil besarnya tekanan beban pencemaran terhadap air

perhitungan masing-masing Kab./Kota sebagaimana sungai baik dari industri dan domestik. Hal ini juga

tampak pada grafik di bawah ini. menggambarkan kondisi pengelolaan lingkungan di


daerah, diantaranya kebijakan dalam penetapan
besaran anggaran untuk lingkungan hidup, sumber
Kota Batu 51,67
daya manusia, sarana dan prasarana, serta
Kota Surabaya 52,13
Kota Madiun 50,00 kebijakan-kebijakan lainnya. Harapannya indeks
Kota Mojokerto 52,67
45,00
kualitas air dapat dijadikan bahasa bersama dari
Kota Pasuruan
Kota Probolinggo 53,33 seluruh pemangku kepentingan untuk berbuat
Kota Malang 56,67
Kota Blitar 42,00 sesuai dengan proporsi dan kemampuan masing-
Kota Kediri 54,00 masing untuk memperbaiki kualitas air sungai.
Kab. Sumenep 63,33
Kab. Pamekasan 50,00 Apabila nilai indeks kualitas air Kab./Kota
Kab. Sampang 60,00
tersebut dikelompokan dan diprosentasekan sesuai
Kab. Bangkalan 51,82
Kab. Gresik 43,75 katagori kondisi lingkungan maka dapat diperoleh
Kab. Lamongan 60,77
gambaran sebagaiman grafik kue di bawah ini.
Kab. Tuban 60,00
Kab. Bojonegoro 53,33
Kab. Ngawi 50,00
Kab. Magetan 45,00
Kab. Madiun 53,33 11%
Kab. Nganjuk 68,57 24% Waspada
Kab. Jombang 56,60
48,33
16% Sungat Kurang
Kab. Mojokerto
Kab. Sidoarjo 46,97
Kab. Pasuruan 55,71 Kurang
Kab. Probolinggo 50,00
Kab. Situbondo 56,67
Cukup
Kab. Bondowoso 52,23 49%
Kab. Banyuwangi 61,54
Kab. Jember 68,82
Kab. Lumajang 53,13
Kab. Malang 44,47 Gambar.2.38 Diagram prosentase katagori indeks
Kab. Kediri 47,50 kualitas air sungai menurut kab./kota
Kab. Blitar 70,00
Kab. Tulung agung
Kab. Trenggalek 30,00 Memperhatikan Diagram prosentase katagori
Kab. Ponorogo 64,74
indeks kualitas air Kab./Kota di atas tampak bahwa
Kab. Pacitan 70,00
indeks kualitas air kab./kota pada umumnya dalam
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00
katagori sangat kurang dengan angka indeks antara
50 s/d 58 yaitu sebesar 49 persen, 24 persen dalam
katagori Waspada, 16 persen dalam katagori kurang
Grafik indeks Kualitas Air kab./kota
dan hanya 11 persen dalam katagori cukup, yaitu
Kab. Pacitan, Kab. Blitar, Kab. Jember dan Kab
Nganjuk.

II - 65
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kualitas Air Sungai Bengawan Solo kadang-kadang konsentrasi DO mencapai nilai di

Indeks kualitas air Wilayah Sungai Bengawan atas 7 mg/l (kondisi ideal Oksigen terlarut dalam

Solo berdasar perhitungan dengan menggunakan air).


hasil analisa pemantauan kualitas air sungai 18
16
Bengawan Solo Tahun 2015 diperoleh nilai 49,75
14
yang berarti termasuk katagori Waspada. Apabila 12
10
dilihat dari indeks kualitas air sungai pendukungnya 8
6
yaitu Bengawan Solo dan Sungai Madiun, maka
4
masing-masing memiliki nilai indeks 50,00 dan 2
0
49,43.

Secara detil kondisi kualitas WS Bengawan


Solo tahun 2015 untuk parameter DO, TSS, BOD, Juni Juli Agustus
September Oktober Baku Mutu DO
COD, Fecal Coli, dan Total Coli adalah sebagai
berikut.
Gambar. 2.39 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo
Parameter Dissolved Oksigen (DO) parameter DO

Keberadaan Oksigen terlarut dalam air atau Konsentrasi nilai DO paling rendah terjadi di
Dissolved Oksigen (DO) sangat dibutuhkan oleh Jembatan Sembayat dan Jembatan Bendung Gerak
ikan dan makhluk hidup air lainnya agar dapat hidup pada September yaitu 4,6 mg/l dan 4,8 mg/l tetapi
dan berkembang biak dengan baik. Apabila masih memenuhi baku mutu, kondisi nilai DO ini
kandungan oksigen terlarut dalam air semakin baik lebih baik dibanding tahun 2014 sebesar 2,58 mg/l
maka akan ditunjukan dengan nilai konsentrasi dan tahun 2013 yaitu 1,5 mg/l mengalami
parameter DO yang semakin tinggi, berarti kualitis peningkatan dari tahun ke tahun sebesar kurang
air bagus karena zat pencemar dalam air khususnya lebih 100 persen.
zat organik semakin kecil. Begitu pula sebaliknya Sedang nilai DO terbaik dengan konsentrasi
apabila kandungan oksigen terlarut kecil, maka hasil mencapai nilai 7 mg/l lebih diperoleh pada 61 kali
uji kualitas air untuk parameter DO akan pemantauan yang tersebar di semua titik pantau,
menunjukkan nilai yang kecil pula, karena oksigen nilai DO tertinggi berada di titik pantau jembatan
terlarut dalam air digunakan mikroorganisme untuk Kendung pada bulan Oktober yaitu 15 mg/l.
proses penguraian zat organik tersebut.

Pembuangan air limbah dengan kandungan Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)
zat organik yang tinggi dapat menyebabkan
konsentrasi DO menurun, apabila nilai DO mencapai
nol dapat meyebabkan ikan dan makhluk hidup air
lainnya mati. Pemantauan kualitas air sungai
Bengawan Solo untuk parameter DO pada
umumnya menunjukkan hasil memenuhi baku mutu
4 mg/l di semua titik pantau dan semua waktu
pantau dengan jumlah pemantauan 70 kali, bahkan Gamb. 2.30 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo
parameter BOD

II - 66
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Parameter Biological Oksigen Demand (BOD) Pemantauan kualitas air sungai Bengawan Solo
menggambarkan kandungan zat organik dalam air untuk parameter COD menunjukkan hasil
secara Biologi. ntuk parameter BOD selama tahun memenuhi baku mutu baku mutu 25 mg/l pada
2015 nilainya berfluktuatif dari tiap waktu pantau, hampir semua titik pantau dan setiap waktu
tetapi pada umumnya melebihi maku mutu 3 mg/l, pemantauan. Kondisi ini menggambarkan bahwa
kecuali pada bulan Agustus di lokasi titik pantau masukkan bahan pencemar yang bersumber dari
Jembatan Kebonsari memenuhi baku mutu dengan kegiatan industri ke sungai Bengawan Solo relatif
nilai BOD 2,2 mg/l dan Jembatan Pasar Sambirejo 2,8 kecil atau telah terjadi dipurifikasi (diolah sendiri)
mg/l. Nilai BOD terburuk terjadi pada bulan oleh sungai secara baik.
September di Jembatan Kajang yaitu 36 mg/l, nilai Nilai COD tertinggi terjadi pada September di
ini lebih tinggi dibanding tahun 2014 yaitu sebesar titik pantau Jembatan Kajang yaitu sebesar 88 mg/l,
24,9 mg/l pada pemantuan bulan Oktober di titik nilai ini lebih besar dibnding tahun 2014 yaitu
pantau Jembatan Kali Ketek. Kondisi ini sebesar 57,9 mg/l, terjadi kenaikan 34,2 persen.
menggambarkan terjadinya masukkan bahan Sedangkan konsentrasi COD yang terbagus terjadi
pencemar yang kemungkinan bersumber dari pada bulan yang sama yaitu bulan Agustus di
kegiatan domestik/rumah tangga atau limbah Jembatan Kebonsari yaitu sebesar 4,5 mg/l, tetapi
industri yang berbahan baku organik. bila dibandingkan dengan tahun 2015 Juli di titik
Kondisi senyatanya menunjukan bahwa di pantau Tambangan Benteng yaitu sebesar 2,1 mg/l,
sekitar wilayah sungai Bengawan solo terdapat atau terjadi penurunan sebesar 53,3 persen.
cukup banyak pemukiman penduduk, sehingga Parameter Total Suspendensi solid (TSS)
dimungkinkan adanya penduduk yang Buang Air Parameter TSS atau Total Suspendensi solid pada
Besar (BAB) sembarangan, atau dimungkinkan pula kualitas air adalah untuk mengetahui jumlah
adanya industri yang membuang limbah dengan padatan yang tersuspensi di dalam air sungai,
kandungan zat organik yang cukup tinggi. konsentrasi TSS di dalam air sungai antara lain
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) disebabkan adanya bahan/padatan dari limbah yang
Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) masuk ke dalam sungai atau akibat material yang
menggambarkan kandungan zat organik dalam air terbawa dari erosi tanah, serta penyebab lainnya.
secara kimiawi.

Gamb.2.32 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo


parameter TSS

Gamb.2.31 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo


parameter COD
II - 67
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Hasil pemantauan kualitas air sungai Bengawan Hasil pemantauan kualitas air sungai
Solo untuk parameter Total Suspended Solid (TSS) Bengawan Solo terhadap parameter Fecal Coli
seperti tampak pada grafik Kualitas Air Sungai menunjukkan hasil melebihi baku mutu (2000 mg/l)
Bengawan Solo untuk Parameter TSS di bawah pada hampir di setiap titik pantau dan waktu
menunjukkan melebihi baku mutu (400 mg/l) pada pantau, kecuali pada bulan Mei di Jembatan Lama
beberapa titik pantau khususnya pada bulan April dan Jembatan Karangbinangun, sebagaimana
dan pada bulan Mei, sedang pada bulan Juli, tampak pada grafik Kualitas Air Sungai Bengawan

Konsentrasi TSS pada titik pantau Jembatan Solo untuk parameter Fecal Coli di atas. Nilai

Sedayu memenuhi baku mutu pada setiap waktu konsentrasi Fecal Coli yang terbesar terjadi pada

pantau, lokasi ini merupakan lokasi terdekat dengan bulan Mei di titik pantau Tambangan Benteng

perbatasan Provinsi Jawa Tengah, sedang sebesar 20 ribu mg/l (melebihi baku mutu), sedang

konsentrasi TSS paling tinggi terjadi pada nilai fecal coli yang terendah (memenuhi baku

pemantauan bulan April di titik pantau Jembatan mutu) dengan nilai sebesar 1,4 ribu mg/l terjadi

Padangan sebesar 952 mg/l melebihi baku mutu pada bulan bulan Mei di Jembatan Lama dan bulan

(400 mg/l), nilai kualitas air untuk parameter TSS ini September di Jembatan Karang Binangun

lebih baik dibanding tahun 2013 yaitu mengalami Kondisi ini menggambarkan adanya bakteri
penurunan sebesar 40 persen dari nilai TSS sebesar coli pada air sungai Bengawan Solo yang berasal
1.592 mg/l. Titik pantau lainnya yang juga melebihi dari tinja manusia, sehingga bisa diasumsikan
baku mutu adalah jembatan Kaliketek, Jembatan adanya pembuangan tinja manusia ke sungai
Lama dan Jembatan Karang Binangun pada Bengawan Solo. Perlu dilakukan pemantauan
pemanatauan bulan April, serta pada titik pantau terhadap sumber pencemar dari limbah domestik
Tambangan Benteng Pendem pada bulan Mei. dan dilakukan pengelolaan.

Parameter Total Coli

Parameter Fecal Coli 50000


45000
Parameter Fecal Coli menunjukkan jumlah 40000
35000
coli dalam air yang berasal dari feses/tinja, hal ini 30000

merupakan indikasi masuknya tinja/kotoran 25000


20000
manusia ke dalam sungai. 15000
10000
5000
0

Juni JUli
Agustus September
Oktober Baku Mutu Total Coli

Gamb. 2.34 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo


parameter Total Coli
Parameter Total Coli menunjukkan jumlah coli
dalam air yang berasal dari feses/tinja dan bakteri
lainnya.
Gamb. 2.33 Kualitas Air Sungai Bengawan Solo
parameter Fecal Coli

II - 68
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Hasil pemantauan kualitas air sungai Bengawan


Solo untuk parameter Total Coli menunjukkan hasil
tidak memenuhi baku mutu pada setiap titik pantau Kualitas air sungai Brantas untuk parameter TSS
dan waktu pantau, seperti yang ditunjukan pada sungai Brantas Tahun 2015 pada umumnya tidak
grafik total coli di atas. memenuhi baku mutu. Tampak pada grafik, nilai
hasil pemantauan berada di atas garis hitam (baku
Kualitas Air Sungai Brantas mutu 50 mg/l)

Wilayah Sungai Brantas memiliki nilai Indeks Parameter Dissolved Oksigen (DO)
kualitas air sebesar 49,17 yang berarti kondisi
12,00
kualitas airnya dalam katagori Waspada, nilai indeks 10,00

ini dihitung berdasar hasil analisa pemantauan 8,00

kualitas air WS Brantas Tahun 2015, sedang nilai 6,00

indeks kualitas air sungai pendukungnya yaitu Kali 4,00

Brantas sebesar 50,00, Kali Surabaya sebesar 48,54, 2,00

0,00
Kali Tengah sebesar 48,46, Kali Porong sebesar
50,00, dan Kali Mas sebesar 49,17 .

Pemantauan kualitas air sungai Brantas


Januari Februari Maret
dilakukan satu dalam setiap bulan dengan lokasi April Mei Juni
Juli Agustus September
pemantauan 30 dan parameter yang diuji 30. Hasil Oktober Nopember Desember
Baku Mutu DO
pemantauan kualitas air Sungai Brantas pada tahun
2015 untuk parameter TSS, DO, BOD, COD, Fecal coli Gamb. 2.36 Kualitas Air Sungai Brantas parameter DO

dan Total Coli sebagimana grafik di bawah ini. Keberadaan Oksigen terlarut dalam air atau
Dissolved Oksigen (DO) sangat dibutuhkan oleh
Secara detil kondisi kualitas WS Bengawan
ikan dan makhluk hidup air lainnya agar dapat hidup
Solo tahun 2015 untuk parameter DO, TSS, BOD,
dan berkembang biak dengan baik. Apabila
COD, Fecal Coli, dan Total Coli adalah sebagai
kandungan oksigen terlarut dalam air semakin baik
berikut.
maka akan ditunjukan dengan nilai konsentrasi
Parameter Total Suspended Solid (TSS)
parameter DO yang semakin tinggi, berarti kualitis
2000
1800
air bagus karena zat pencemar dalam air khususnya
1600
zat organik semakin kecil.
1400
1200
Nilai DO air sungai Brantas pada tahun 2015
1000
800 dalam kondisi baik khususnya di bagian hulu sungai,
600
400 karena hampir di semua titik pantau di setiap waktu
200
0 pantau memenuhi baku mutu atau diatas nilai baku
mutu (4 mg/l). Sedang di bagian tengah hingga hilir
sebagian memenuhi baku mutu sedang sebagian
Januari Februari Maret
April Mei Juni
tidak memenuhi bawah baku mutu atau berada di
Juli Agustus September
Oktober Nopember Desember bawah nilai 4 mg/l.
Baku Mutu TSS

Gamb. 2.35 Kualitas Air Sungai Brantas parameter TSS

II - 69
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)

Parameter Chemical Oksigen Demand (COD) menggambarkan kandungan zat organik dalam air

menggambarkan kandungan zat organik dalam air secara Biologi.

secara kimiawi. Nilai BOD pada umumnya melebihi baku mutu di


200 setiap titik pantau pada tiap bulan, bahkan di hilir
180
160 sungai brantas nilai BOD diatas 3 mg/l.
140
120 Indikasi adanya limbah yang masuk berupa zat
100
80 organik, diantaranya : limbah domestik.
60
40 Parameter Fecal Coli
20
0 30000
25000
20000
15000

Januari Februari Maret 10000


April Mei Juni 5000
Juli Agustus September
Oktober Nopember Desember 0
Baku Mutu COD

Gamb.2.37 Kualitas Air Sungai Brantas parameter COD


Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Nilai COD pada bagian hulu hingga tengah Juli Agustus
September Oktober
Nopember Desember
sungai umumnya memenuhi baku mutu, sedang di Baku Mutu Fecal Coli

bagian hilir sungai melebihi baku mutu indikasi Gamb 2.39 Kualitas Air Sungai Brantas parameter Fecal
adanya limbah industri, nilai parameter COD Coli

tertinggi berada di titik pantau Jembatan Bambe


Angka fecal coli di air sungai Bratas pada
pada bulan Agustus (83,5 mg/l), September (83,7
Tahun 2015 rata-rata melebihi baku mutu. Bahkan di
mg/l) dan Nopember (83,5 mg/l).
bagian hulu Brantas angka fecal coli sudah sangat
Parameter Biological Oksigen Demand (BOD)
tinggi mencapai 5 ribu s/d 10 ribu mg/l sedangkan
80
baku mutu seribu mg/l.
70
60
50
Parameter Total Coli
40
30 Angka total coli di air sungai Bratas pada Tahun
20 2015 rata-rata melebihi baku mutu.
10
Bahkan di bagian hulu Brantas angka Total coli
0
sudah sangat tinggi mencapai 9 ribu s/d 20 ribu mg/l
sedangkan baku mutu 5 ribu mg/l, sebagaimana
Januari Februari Maret grafik di bawah ini .
April Mei Juni
Juli Agustus September
Oktober Nopember Desember
Baku Mutu BOD

Gamb. 2.38 Kualitas Air Sungai Brantas parameter BOD

II - 70
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

80000 2.3.4.KUALITAS AIR DANAU/SITU/EMBUNG


70000
60000 Kualitas Danau dan Embung
50000
40000
30000
Ekosistem Danau/situ/embung memiliki
20000
10000 peran penting dalam menjamin kualitas dan
0
kuantitas ketersediaan air tawar yang menunjang
kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan
sosial ekonomi masyarkat. Air danau dapat
Januari Februari digunakan untuk berbagai pemanfaatan, antara lain
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
sumber baku air minum, air irigasi, pembangkit
listrik, perikanan, dsb. Selain itu juga mempunyai
Gamb. 2.40 Kualitas Air Sungai Brantas parameter Total
Coli fungsi yang besar untuk kelestarian air tanah dan air
permukaan, disamping juga berfungsi untuk
Upaya Pengelolaan
pariwisata.
Kebijakan pemerintah Provinsi Jawa timur
Pemantauan kualitas air danau belum
yang dilakukan dalam upaya pengelolaan
dilakukan secara rutin oleh BLH Provinsi Jawa Timur
lingkungan untuk kualitas Wilayah sungai meliputi :
maupun SKPD lain, sehingga untuk data SLHD
• Pembangunan IPAL domestik Komunal
Provinsi Jawa Timur diambilkan dari data SLHD
• Pngawasan industri Kab./Kota. Kualitas air danau/waduk termasuk
• Penegakan Hukum golongan air kelas III dengan baku mutu mengacu
• Pemberdayaan Masyarakat dalam pada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
pengelolaan sampah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

• Penghijauan dan reboisasi Pencemaran Air.

• Pemantauan kualitas air Kualitas air danau terhadap 3 danau/telaga


• Pelestarian Mata Air yang paling potensi di Jawa Timur, yaitu Telaga

• Konservasi sumber daya alam Sarangan Kab. Magetan, dan Ranu Pakis Kab. Lumajang
serta 3 embung yaitu Embung Lowokjati, embung
Keberadaan Unit Pelaksana Teknis
Bureng, dan embung Lumbangsari yang terdapat di
Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan BLH Provinsi
Kab.Malang untuk parameter TSS, DO, BOD, COD, DO,
Jawa Timur yang terakreditasi memiliki peran
dan Total Coli dengan dibandingkan golongan air kelas II
penting dalam pemantauan kualitas air sungai. adalah tampak sebagaimana grafik berikut .
Ketersediaan anggaran pemantauan lingkungan
melalui APBD Provinsi Jawa Timur dan Dana Kualitas air danau untuk parameter Total

Dekonsentrasi Bidang Lingkungan serta dukungan Suspended Solid (TSS) menunjukkan memenuhi

petugas laboratorium yang tersertifikasi, maka baku mutu (50 mg/l) untuk semua danau dan

dapat menghasilkan hasil uji laboratorium yang embung, konsentrasi TSS tertinggi berada di

valid dan berkelanjutan. Sehingga dapat diperoleh embung Lowokjati dan Embung Lumbangsari yaitu

gambaran kondisi kualitas air pada lokasi yang 34,8mg/l dan 35,9 mg/l.

dipantau, sebagai dasar pengambilan kebijakan.

II - 71
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

60
50
80,00
40 70,00
30 60,00
20 50,00
10 40,00
30,00
0
20,00
10,00
0,00

Nilai TSS Baku Mutu TSS

Gamb.2.41 Grafik Kualitas Air Danau Parameter TSS


Nilai COD Baku Mutu COD

9 Gamb.2.43 Grafik Kualitas Air Danau Parameter COD


8
7
6
5 30
4
3 25
2 20
1
0 15
10
5
0

Nilai DO Baku Mutu DO

Gamb.2.42 Grafik Kualitas Air Danau Parameter DO

Nilai BOD Baku Mutu BOD


Kandungan Oksigen terlarut di dalam air
danau dapat dilihat dari nilai DO, dari hasil
Gamb.2.44 Grafik Kualitas Air Danau Parameter BOD
pemantauan kualitas air danau tampak bahwa pada
umumnya nilai DO memenuhi baku mutu (4 mg/l)
Kualitas air danau dan embung untuk
kecuali Ranu Klakah yaitu dengan nilai DO 0,8 mg/l.
parameter Biological Oksigen Demand atau BOD,
Sedangkan nilai DO yang tertinggi berada di Telaga
menunjukkan melebihi baku mutu untuk semua
Sarangan Kab. Magetan yaitu 7,8 mg/l.
danau dan embung, kecuali di Telaga Srangan Kab.
Untuk parameter Chemical Oksigen Demand
Magetan memenuhi baku mutu yaitu2,34 mg/l.
(COD), menunjukkan memenuhi baku mutu untuk
Konsentrasi BOD tertinggi berada di danau Ranu
semua danau dan embung, kecuali Ranu Klakah
Klakah 25,30 mg/l. Untuk kualitas air danau
melebihi baku mutu yaitu 68,85 mg/l sedang
parameter Totl Coli, menunjukkan memenuhi baku
embung Bureng Kancu mempunyai kualitas air
mutu untuk, tetapi danau Sarangan memiliki nilai
untuk parameter COD yang terbagus dengan
Total coli tertinggi yaitu 6.700 mg/l.
konsentrasi terendah yaitu 9,34 mg/l.

II - 72
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

12000 menyebabkan berkurangnya umur waduk.


10000
8000
6000 350
4000
300
2000
250
0
200
150
100
50
0
Nilai Total Coli Baku Mutu Total Coli

Grafik 2.45 Kualitas Air Danau Parameter Total Coli Sutami Sengguruh
Lahor Wlingi
Lodoyo Mrican
Kualitas Air Waduk Selorejo Gunungsari
Lengkong Baku Mutu TSS
Pemantauan kualitas air waduk dilakukan
oleh PT. Jasa Tirta I juga terhadap waduk Sutami, Grafik 2.46 Kualitas Air Waduk Parameter TSS

Waduk Lahor, waduk Sengguruh, Waduk Wlingi,


Waduk Lodoyo, Waduk Wonorejo, Waduk Mrican, Kualitas air waduk untuk parameter DO relatif
Waduk Selorejo, Waduk Bening, Waduk Gunungsari, masih bagus di semua waduk dan waktu pantau,
Waduk Lengkong Baru dan Bendung Tludan. dengan konsentrasi di atas baku mutu 4 mg/l,
Periode pemantauan dilakukan secara rutin setiap kecuali waduk Gunungsari hampir setiap waktu
bulan dengan titik pantau pada beberapa pantau berada di bawah baku mutu.
kedalaman. 12
Hasil pemantauan kualitas air waduk di Jawa
10
Timur pada tahun 2015 untuk parameter TSS
8
sebagaimana grafik di bawah, menunjuk hasil untuk
buln Februari, Maret dan April melebihi baku mutu 6

golongan air kelas II, sedang bulan Mei s/d 4

Desember relatif hampir semua memenuhi baku 2


mutu. Kondisi TSS atau padatan tersuspensi
0
merupakan gambaran terjadinya erosi tanah akibat
aliran air hujan pada daerah tangkapan air
(cthment area). Konsentrasi TSS tertinggi terjadi Sutami Sengguruh
Lahor Wlingi
pada waduk Gunungsari pada bulan Maret dengan Lodoyo Mrican
Selorejo Gunungsari
konsentrasi 320 mg/l atau 540 persen di atas baku mutu Lengkong Baku Mutu DO
serta waguk Sengguruh pada April sebesar 277,4 mg/l.
Grafik 2.47 Kualitas Air Waduk Paramete DO
Konsentrasi TSS yang tinggi ini dapat
menyebabkan terjadinya endapan pada bangunan waduk
sehingga fungsi waduk kurang optimal karena volume
waduk berkurang, disamping itu juga dapat

II - 73
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kondisi ini menggambarkan kandungan 30


oksigen terlarut masih bagus sehingga
25
memungkinan ikan hidup di dalamnya. Sebagai
misal waduk selorejo yang memiliki potensi 20

perikanan, karena hal ini didukung oleh konsentrasi


15
DO yang selalu di atas baku mutu. Tetapi untuk
10
waduk Gunungari perlu mendapat perhatian karena
kandungan oksigen terlarutnya rendah sehingga 5
dikhawatirnya terjadinya ikan mati karena
0
kekurangan oksigen.

Kualitas air waduk untuk parameter BOD


Sutami Sengguruh
melebihi baku mutu 3 mg/l pada semua waduk dan Lahor Wlingi
Lodoyo Mrican
waktu pantau, kecuali waduk lengkong pada bulan Selorejo Gunungsari
Lengkong Baku Mutu COD
Juli dan Oktober memenuhi baku mutu. Tingginya
konsentrasi BOD menunjukkan adanya masukkan
Grafik 2.49 Kualitas Air Waduk Paramete COD
limbah domestik.

10
9 Dari hasil analisa terhadap kualitas air waduk
8 diatas, maka perlu segera mendapat perhatian
7
6 berupa kebijakan atau upaya pengelolaan
5 lingkungan untuk memperbaiki kualitas air waduk
4
3 parameter TSS dan BOD yang melebihi baku mutu di
2 semua waduk dan setiap waktu pantau. Tata guna
1
lahan di daerah tangkapan air harus sesuai fungsi
0
dan ketentuan merupakan upaya yang perlu segera
dilakukan serta penanganan limbah domestik
Sutami Sengguruh
Lahor Wlingi
sepanjang sungai Brantas yang menjadi sumber air
Lodoyo Mrican
waduk.
Selorejo Gunungsari
Lengkong Baku Mutu BOD

2.3.5. KUALITAS AIR BERSIH


Grafik 2.48 Kualitas Air Waduk Parameter BOD
Air bersih adalah air yang digunakan untuk
Kualitas air waduk untuk parameter COD keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
menunjukkan memenuhi baku mutu 25 mg/l pada syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
semua waduk dan waktu pantau, kecuali waduk dimasak.
Sengguruh pada bulan April di atas baku mutu Di Jawa Timur, sebagaian besar masyarakat
dengan konsentrasi sebesar 26,4 mg/l, sebagaimana (khususnya di daerah rural) menggunakan air tanah
tampak pada grafik di bawah ini. untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka
menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil

II - 74
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

air tanah ini. Sumur gali merupakan sarana air bersih Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat
yang paling sederhana dan sudah lama dikenal bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya
masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali atau komponen yang mengakibatkan polusi. Air
dibuat dengan menggali tanah sampai pada yang terpolusi selalu mengandung padatan yang
kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama. dapat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan
Air sumur (hal ini bergantung pada lingkungan), besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama
pada umumnya lebih bersih dari air permukaan kelarutannya yaitu
karena air yang merembes ke dalam tanah telah  Padatan terendap ( sedimen ), adalah padatan
disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya, dan air yang dapat langsung mengendap jika air
sumur penduduk termasuk dalam kategori air didiamkan selama beberapa waktu.
bersih.  Padatan tersuspensi dan koloid, adalah padatan
Air bersih yang akan dikonsumsi seharusnya yang menyebabkan kekaruhan air, tidak terlarut,
memenuhi persyaratan tertentu agar air tersebut dan tidak mengendap langsung. Selain
tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang mengandung padatan tersuspensi air buangan
berupa penyakit, gangguan teknis serta gangguan juga sering mengandung bahan-bahan yang
estetika. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI bersifat koloid, misalnya protein.
Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-  Padatan terlarut, adalah padatan-padatan yang
syarat pengawasan kualitas air, air bersih mempunyai ukuran lebih kecil daripada padatan
merupakan air yang digunakan untuk keperluan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat senyawa anorganik dan organik yang larut air,
kesehatan dan dapat diminum apabila telah mineral dan garam garamnya.
dimasak.  Besi, parameter kimia anorganik yang digunakan
Secara umum persyaratan yang harus dimiliki untuk menilai hasil pemantauan adalah besi,
air minum ada 4 (empat) yaitu persyaratan Fisika, mangan, khlorida dan fluorida.
Mikrobiologis, Kimiawi dan Radioaktif. BBTKLPP Surabaya telah melakukan
 Persyaratan Fisika : Air minum tidak boleh pemantauan rutin pada air bersih termasuk sumur
berbau, tidak berasa, TDS (total Zat Padat Yang di lokasi sekitar permukiman penduduk, sekitar
terlarut) 500 mg/l, berwarna maksimal 15 TCU industri, lokasi komersial, lokasi rumah sakit dan
dan Temperatur : Suhu Udara ± 3 °C. puskesmas, dan di sekitar TPA. Adapun parameter
 Persyaratan Kimia : berkaitan dengan zat kimia kunci untuk menilai hasil pemantauan yaitu : Residu
yang terlarut dalam air dan tercantum dalam terlarut, Besi, Mangan, Khlorida, dan Fluorida.
Undang-undang berapa jumlah maksimalnya. Dari hasil uji laboratorium kualitas air sumur
 Persyaratan Mikrobiologi : Air minum tidak Tahun 2015 di lokasi permukiman penduduk
boleh mengandung dalam 100 ml sampel E.Coli menunjukkan bahwa air bersih di 38 Kota/Kab. di
dan Total Bakteri Koliform. Jawa Timur memenuhi baku mutu air bersih
 Persyaratan Radioaktif : Air minum maksimal menurut Permenkes RI No.416/Menkes/PER/IX/90,
mengandung Gross Alpha Activity 0,1 Bq/l dan sehingga masih layak untuk dipergunakan sebagai
Gross Beta Activity 1 Bq/l.Syarat bakteriologis. sumber air bersih penduduk.

II - 75
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

standar baku mutu yang telah ditentukan oleh

A. Kualitas Air Sumur Pendduduk ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.

Parameter Residu terlarut 416 Tahun 1990 yaitu 600 mg/L.

600
1500 500
400
300
1000 200
100
500 0

Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Blitar
Kota Proolinggo
0

Ko Mojokerto
Kota Surabaya
Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Blitar
Kota Proolinggo
Ko Mojokerto
Kota Surabaya Konsentrasi khlorida Baku Mutu Khlorida

Grafik 2.51 Kualitas Air Sumur Penduduk parameter


Konsentrasi Residu Terlarut Baku Mutu Residu Terlarut
Khlorida

Parameter Fluorida
Grafik 2.50 Kualitas Air Sumur Penduduk parameter
Residu Terlarut Fluorida merupakan salah satu parameter
kimia anorganik yang digunakan untuk menilai hasil
Residu terlarut merupakan parameter fisik pemantauan air bersih.
yang digunakan untuk menilai hasil pemantauan
Berdasarkan grafik di bawah nampak bahwa
kualitas air sumur .
kualitas air sumur penduduk Kab. Pamekasan, Kab.
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai Malang, Kab. Lamongan memiliki konsentrasi
residu terlarut tertinggi terdapat pada air sumur Fluorida tertinggi yakni 1 mg/l, namun masih di
rumah penduduk di kabupaten Bangkalan dan Kab.
bawah standar baku mutu yang telah ditentukan
Sampang yaitu 803 mg/l dan 790 mg/l tetapi masih oleh ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
memenuhi batas standar baku mutu yang No. 416 Tahun 1990 yaitu 1,5 mg/L.
ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Tahun 1990 yaitu 1500 mg/ L.
1,5

1
Parameter Khlorida
0,5
Khlorida merupakan salah satu parameter
kimia anorganik yang digunakan untuk menilai hasil 0
Kab. Pacitan
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Jember
Kab. Bondowoso
Kab. Probolinggo
Kab. Sidoarjo
Kab. Jombang
Kab. Madiun
Kab. Ngawi

pemantauan air bersih.


Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Sampang
Kab. Sumenep
Kota Blitar
Kota Proolinggo
Ko Mojokerto
Kota Surabaya

Berdasarkan grafik di bawah nampak bahwa


Kkualitas air sumur penduduk di kabupaten sidoarjo
dan Kota Surabaya memiliki konsentrasi Khlorida
Konsentrasi Flourida Baku Mutu Flourida
tertinggi yakni 85 mg/l, namun masih di bawah
Grafik 2.53 Kualitas Air Sumur Penduduk parameter
flourida

II - 76
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

B. Kualitas Sumber Air PandaanSumur

Kualitas Air Bersih Sumber Air / Mata Air di - PT. Maspion Industrial Estate V, Jalan Raya

beberapa Kab./Kota di Jawa Timur berdasar hasil Manyar Sukomuluyo Kab. Gresik

pemantauan oleh BBTKL Surabaya pada Tahun 2015 - PT Graha Makmur Cipta Pratama Jl. Industri

menunjukkan memenuhi baku mutu Peraturan No. 29 A Buduran Kab. Sidoarjo

Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990. Lokasi - PT. Prospek Karya Tama, Sawo, Jetis, Kab.

pemantauan meliputi : Sumber mata air Desa Mojokerto

Ngraket Kec. Balong Kab. Ponorogo Sumber mata - PT. Surya Adikumala Abadi Kab.

air Kelurahan Lateng Kab. Banyuwangi Sumber BanyuwangiSumur

mata air Desa Ngancar Kec. Plaosan Kab. Magetan  Sumur Lokasi Komersial :
Sumber mata air Desa Patokan Kec. Kraksaan Kab. - Tunjungan Plaza III Kota Surabaya
ProbolinggoSumber mata air Desa Sukorejo Kec. - Pertokoan Giant Rajawali Kota Surabaya
Gurah Kab. KediriSumber mata air Desa Tanjungsari - Hotel Country Heritage Kota Surabaya
Kec. Karangrejo, Kab. Tulungagung - Panty Jalan Lombok Kota Madiun

Parameter yang dipantau meliputi Residu  Sumur sekitar Rumah Sakit

terlarut, Khlorida, Fluorida, Mangan, Nitrit, Sulfat, - RS dr. M. Soewandhie JL. Tambak Rejo 45 -

dan besi, semua parameter tersebut memenuhi 47 Kota Surabaya

baku mutu. - RSB Lombok Dua Dua JL. Flores 12 Kota


Surabaya
C. Kualitas Air di sekitar Rumah sakit, lokasi
komersial, dan TPA - RS Adi Husada Jalan Kapasari 97 - 101 Kota
Surabaya
Kualitas Air Bersih sekitar Rumah sakit, lokasi
- RS Islam Jalan Brig. Kretarto 22 A Kab.
komersial, dan TPA di beberapa Kab./Kota di Jawa
Jombang
Timur berdasar hasil pemantauan oleh BBTKL
- RSU Mardi Waluyo Jl. Kalimantan No.113 Kab.
Surabaya pada Tahun 2015 menunjukkan hasil
Blitar
memenuhi baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan
- RSUD Dr. Saiful Anwar J. A. Suprapto No. 2
No. 416 Tahun 1990, kecuali parameter Mangan di
Kota Malang
lokasi pemantauan TPA Talangagung Agung Kab.
 Sumur di Tempat Pengolahan Akhir Sampah
Malang, yaitu sebesar 1,803 mg/l sedang baku mutu
(TPA)
0,5 mg/l.
- TPA Talangagung Kab. Malang (sumur
Lokasi pemantauan meliputi :
pantau I)
 Sumur Sekitar Industri :
- TPA Talangagung Kab. Malang (sumur
- PT. Prosam Plano JL. Bunguran, No. 45, Kota
pantau II)
Surabaya
- TPA Angsanah Kab Pamekasan
- PT.Vitapharm JL. Panjang Jiwo No. 42, Kota
Surabaya
- PT. Jadi Abadi Corak Biscuit Jl. Raya
Kalirungkut No. 7-9, Kota Surabaya
- PT Pabrik Tekstil Kasrie Jl. A. Yani

II - 77
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6

0
1
1400

800
1000

0
400
600
1600

200
1200
PT. Prosam Plano
PT. Prosam Plano
PT.Vitapharm
PT.Vitapharm
PT. Jadi Abadi Corak Biscuit
PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT. Maspion Industrial Estate V, PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT Graha Makmur Cipta Pratama PT. Maspion Industrial…
PT. Prospek Karya Tama
PT. Surya Adikumala Abadi PT. Prospek Karya Tama
Tunjungan Plaza III
Pertokoan Giant Rajawali Tunjungan Plaza III
Hotel Country Heritage Pertokoan Giant Rajawali
Panty Jalan Lombok Hotel Country Heritage
RS dr. M. Soewandhie Panty Jalan Lombok

TPA parameter Fluorida


RSB Lombok Dua Dua RS dr. M. Soewandhie
RSB Lombok Dua Dua

TPA parameter Residu Terlarut


RS Adi Husada
RS Islam RS Adi Husada
RSU Mardi Waluyo RS Islam
Baku Mutu Residu Terlarut
RSU Mardi Waluyo
Konsentrasi Residu Terlarut

RSUD Dr. Saiful Anwar


RSUD Dr. Saiful Anwar

Baku Mutu Fluorida


TPA Talangagung

Grafik 2.53 Kualitas Air Sumur lokasi komersial, RS, dan

Grafik 2.54 Kualitas Air Sumur lokasi komersial, RS, dan


Konsentrasi Fluorida
TPA Talangagung

II - 78
350
450

50
150
300
400

100

0
250
200

PT. Prosam Plano


PT.Vitapharm

Tahun 1990.
PT. Jadi Abadi Corak Biscuit
PT Pabrik Tekstil Kasrie
PT. Maspion Industrial Estate V,
PT Graha Makmur Cipta Pratama
PT. Prospek Karya Tama
PT. Surya Adikumala Abadi
Konsentrasi Sulfat

Tunjungan Plaza III

Sumur lokasi penduduk


Pertokoan Giant Rajawali
Hotel Country Heritage
TPA parameter Sulfat

Panty Jalan Lombok


RS dr. M. Soewandhie
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur

RSB Lombok Dua Dua


RS Adi Husada
RS Islam
2015

RSU Mardi Waluyo


Grafik 2.55 Kualitas Air Sumur lokasi komersial, RS, dan

RSUD Dr. Saiful Anwar


Baku Mutu Sulfat

air di lokasi komersial, Rumah Sakit dan TPA untuk

TPA Talangagung
Grafik di atas adalah hasil pemantau kualitas

baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No. 416


parameter Sulfat, Residu Terlarut dan Fluorida,
menunjukkan semua parameter tersebut memenuhi
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.4. UDARA ambien Kab./Kota Tahun 2015 dengan metode


pengambilan sampel udara sesaat (Grab sampling)
dengan periode waktu pengambilan sampel selama
1 jam, laboratorium pelaksana adalah UPT
Laboratorium Uji Teknis Kualitas Lingkungan BLH
Provinsi.

Kota Batu
Kota Surabaya
Kota Madiun
Kota Mojokerto
Kota Pasuruan
Udara adalah campuran gas yang terdapat Kota Probolinggo
Kota Malang
pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, Kota Blitar
Kota Kediri
tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran Kab. Sumenep
Kab. Pamekasan
udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang
Kab. Sampang
menggerakan benda. Udara termasuk salah satu Kab. Bangkalan
Kab. Gresik
jenis sumber daya alam karena memiliki banyak Kab. Lamongan
Kab. Tuban
fungsi bagi makhluk hidup. Kab. Bojonegoro
Kab. Ngawi
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Kab. Magetan
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kab. Madiun
Kab. Nganjuk
Pengendalian pencemaran udara Udara ambien, Kab. Jombang
Kab. Mojokerto
bahwa yang dimaksud dengan udara ambien adalah Kab. Sidoarjo
Kab. Pasuruan
udara bebas di permukaan bumi pada lapisan
Kab. Probolinggo
troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Kab. Situbondo
Kab. Bondowoso
Republik Indonesia yang dibutuhkan dan Kab. Banyuwangi
Kab. Jember
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup Kab. Lumajang
dan unsur lingkungan hidup lainnya. Sedangkan Kab. Malang
Kab. Kediri
yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah Kab. Blitar
Kab. Tulung agung
masukknya atau dimasukkannya zat energi dan/atau Kab. Trenggalek
Kab. Ponorogo
komponen lain ke dalam udara ambien oleh
Kab. Pacitan
manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00120,00
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara Indeks Tahun 2014 Indeks Tahun 2015

ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Indeks kualitas udara Kab./Kota Tahun 2015
Nilai Indeks kualitas udara Jawa Timur Tahun
Dari grafik di atas tampak bahwa indeks
2015 sebesar 91,09 termasuk katagori unggul, lebih
kualitas udara Kab./Kota Tahun 2015 dibanding
bagus dibanding Tahun 2014 dengan nilai indeks
Tahun 2015 sebagian ada yang mengalami
90,09. Nilai indeks kualitas udara ini diperoleh dari
peningkatan tapi sebagian mengalami penurunan.
perhitungan hasil pemantauan kualitas udara
Kab. Malang, Kab. Tulungagung, Kab. Pacitan, Kab.

II - 79
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Mojokerto, Kab. Probolinggo, Kab. Sumenep, Kota Parameter NO2


Surabaya, dan Kota Probolinggo mengalami Parameter NO2, merupakan hasil atau efek
penurunan nilai indeks kualitas udara. Sedangkan dari mesin kendaraan bermotor dan mesin industri.
Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Bojonegoro, Kab. Hasil pemantauan kualitas udara ambien untuk
Sampang, Kab. Jombang, Kab. Nganjuk, Kota Batu, parameter Nitrogen Dioksida di ketiga titik panatau
Kota Pasuruan dan Kota Madiun mengalami tampak seperti pada grafik di bawah ini
peningkatan nilai indeks kualitas lingkungan.
30
Kab. Gresik, Kab. Trenggalek dan Kab.
25
Nganjuk memiliki nilai indeks kualitas udara yang
20
tertinggi yaitu masing-masing 97,80, 96,40, dan
95,53. 15

a. Kualitas Udara Ambien 10

Pemantauan kualitas udara ambien di 5


Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dilaksanakan
0
dengan periode 2 kali dalam satu tahun, yaitu pada

Kab. Jember
Kab. Bondowoso

Kab. Tuban

Kota Blitar
Kab. Probolinggo

Kab. Gresik
Kab. Sidoarjo

Kab.Madiun
Kab.Ngawi
Kab. Trenggalek
Kab. Blitar
Kab. Malang

Kab. Jombang

Kota Probolinggo
Kab. Pacitan

Kab. Sampang
Kab. Sumenep

Kota Mojokerto
Kota Surabaya
bulan April s/d Mei dan September s/d Oktober.
Parameter yang dipantau berjumlah 6 parameter,
meliputi Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida
(CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon (O3), PM10, Pemukiman

dan Timbal (Pb). Lalu Lintas Padat


Sekitar Industri
Mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa
Baku Mutu NO2 400 (µg/Nm3)
Timur Nomor : 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu
Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Grafik.2.56 Kualitas udara ambien parameter NO2

Jawa Timur dan Peraturan Pemerintah Republik


Kualitas udara di Kab./Kota di seluruh Jawa
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Timur untuk parameter NO2 menunjukkan hasil
Pengendalian pencemaran udara Udara ambien.
memenuhi baku mutu kualitas udara ambien
Pemantauan kualitas udara ambien
Nasional yaitu 400 µg/Nm3 sesuai Peraturan
dilakukan di seluruh Kab./Kota di Jawa Timur
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
dengan titik pantau :
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara
- Lokasi pemukiman
Udara ambien.
- Lokasi padat lalu lintas
Kota Surabaya memiliki konsentrasi
- Lokasi sekitar industri
tertinggi untuk parameter NO2 di lokasi lalu lintas
Dalam analisa hasil pemantauan kualitas
padat yaitu 24,1 µg/Nm3. Sedangkan Kab. Ngawi
udara ambient Jawa Timur digunakan Peraturan
memiliki konsentrasi parameter NO2 tertinggai di
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
lokasi pemukiman yaitu 14 µg/Nm3
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara
Udara ambien, hal ini mempertimbangkan periode
pengambilan sampel sesaat (1Jam).

II - 80
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Parameter SO2 35000


Hasil pemantauan kualitas udara ambien
30000
untuk parameter Sulfur dioksida (SO2) di ketiga titik
25000
pantau tampak seperti pada grafik di bawah ini.
20000

15000

10000

5000

Pemukiman Lalu Lintas Padat


Sekitar Industri Baku Mutu CO

Grafik 2.58 Kualitas udara ambien parameter CO


Grafik 2.57 Kualitas udara ambien parameter SO2
Kualitas udara di Kab./Kota di seluruh Jawa
Timur untuk parameter CO menunjukkan hasil
Kualitas udara di Kab./Kota di seluruh Jawa
memenuhi baku mutu kualitas udara ambien
Timur untuk parameter SO2 menunjukkan hasil
Nasional yaitu 30.000 µg/Nm3 sesuai Peraturan
memenuhi baku mutu kualitas udara ambien
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
Nasional yaitu 900 µg/Nm3 sesuai Peraturan
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
Udara ambien.
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara
Kab. Jombang memiliki konsentrasi
Udara ambien.
tertinggi untuk parameter CO di lokasi pemukiman
Kab. Jember memiliki konsentrasi tertinggi
dan lalu lintas padat yaitu 18.798 µg/Nm3 dan18.364
untuk parameter SO2 di lokasi pemukiman yaitu
µg/Nm3.
24,9 µg/Nm3 dan Kab. Sidoarjo yaitu 20,7 µg/Nm3.
Sedangkan untuk lokasi padat lalu lintas paling
Parameter SO2
tinggi berada di Kota Surabaya dengan konsentrasi
Ozon (O3) merupakan molekul triatomik,
16,7 µg/Nm3.
yang tersusun dari tiga atom oksigen dan bersifat
Parameter SO2
lebih tidak stabil bila dibandingkan dengan oksigen.
Hasil pemantauan kualitas udara ambien
Ozon terdapat di lapisan atmosfer bumi, yaitu di
untuk parameter Karbon Monoksida (CO) di ketiga
stratosfer dan troposfer, dimana ozon pertama kali
titik pantau tampak seperti pada grafik di bawah ini.
ditemukan oleh : Christian Friedrich Schonbein pada
tahun 1840.

Ozon merupakan salah satu gas yang dapat


merugikan manusia. Namun jauh diatas stratosfer

II - 81
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

kurang lebih 20 km diatas permukaan bumi, ozon


juga mempunyai fungsi menghadang radiasi UV
yang berbahaya bagi manusia dan kehidupan.

Hasil pemantauan kualitas udara ambien


untuk parameter Ozon (O3) di ketiga titik pantau
tampak seperti pada grafik di bawah ini.

250

200 Balai LAPAN Pasuruan


150 Ozon permukaan
100 Hasil observasi Balai Pengamatan Antariksa

50 Dan Atmosfer Pasuruan tehadap konsentrasi

0
parameter Ozon permukaan rata-rata pada
Kab. Pacitan

Kab. Sidoarjo

Kab.Ngawi
Kab. Jember
Kab. Bondowoso

Kab.Madiun

Kab. Sampang
Kab. Blitar
Kab. Malang

Kab. Tuban
Kab. Gresik
Kab. Probolinggo

Kab. Jombang

Kota Mojokerto
Kota Blitar

Kota Surabaya
Kab. Sumenep

Kota Probolinggo
Kab. Trenggalek

ketinggian 5 meter di atas tanah setiap jam pada


tahun2015 nampak pada grafik di bawah ini.

Pemukiman Lalu lintas padat 40,00


Sekitar industri Baku Mutu Ozon
30,00
Grafik 2.59 Kualitas udara ambien parameter oZON 20,00

O3 10,00
Kualitas udara di Kab./Kota di seluruh Jawa
0,00

23:00
1:00
3:00
5:00
7:00
9:00
11:00
13:00
15:00
17:00
19:00
21:00
Timur untuk parameter Ozon menunjukkan hasil
memenuhi baku mutu kualitas udara ambien
Nasional yaitu 235 µg/Nm3 sesuai Peraturan
Grafik 2.60 Konsentrasi Ozon Rata-rata pada
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
ketinggian 5 meter di atas tanah setiap jam
1999 tentang Pengendalian pencemaran udara dengan satuan ppbv
Udara ambien. Konsentrasi ozon puncak terjadi pada pukul
Kota Madiun memiliki konsentrasi tertinggi 13.00 WIB, sedangkan pada 01.00 s/d 07.00 WIB dan
untuk parameter Ozon di lalu lintas padat yaitu 105 21.00 s/d 23.00 WIB konsentrasi ozon rendah. Hal ini
µg/Nm3. dapat disimpulkan bahwa pada waktu tersebut
Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmosfer terjadi masukan bahan pencemar udara yang
Pasuruan menggunakan alat Ozone Monitor 106L berasal dari aktivitas transportasi dan industri yang
melakukan observasi yang dapat menghasilkan data pada umumnya terjadi di pagi hingga sore hari.
kualitas udara parameter ozon permukaan dan Konsentrasi Ozon Rata-rata pada
Ozon vertikal, suhu serta tekanan. ketinggian 5 meter di atas tanah selama 5 Tahun
terakhir dengan satuan ppbv seperti tampak pada
grafik di bawah ini.

II - 82
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

sinar UVB dapat memberikan efek berbahaya bagi


kesehatan (kanker kulit dan katarak mata),
kerusakan pada beberapa tanaman dan kehidupan
di laut.
Akibat paling buruk pada lingkungan adalah
terjadinya perubahan suhu secara global (global
warming). Dimana gunung-gunung es di kutub utara
akan mencair mengakibatkan naiknya permukaan
air laut. Lambat laun daratan di bumi pun akan
tenggelam.
Grafik 2.61 Konsentrasi Ozon Rata-rata pada
Berbagai aktivitas manusia telah
ketinggian 5 meter di atas tanah selama 5 Tahun
terakhir dengan satuan ppbv mengakibatkan penipisan lapisan ozon, penyebab
utamanya adalah chlorofluorocarbons atau CFC
Konsentrasi ozon dari tahun 2012 hingga yang digunakan sebagai pendingin di AC, lemari es
2015 mengalami kenaikan secara signifikan dan produk aerosol.
khususnya pada pukul 10.00 sampai 17.00 WIB, Balai Pengamatan Antariksa Dan Atmosfer
tetapi konsentrasi ozon tertinggi terjadi pada tahun Pasuruan menggunakan alat Ozone Monitor 106L
2011. melakukan observasi yang dapat menghasilkan data
Ozon Vertikal kualitas Ozon vertikal sebagaimana tampak pada
Data ozon (O3) vertikal merupakan ozon gambar di bawah ini.
dari permukaan sampai pada ketinggian sekitar 35
Km (lapisan stratosfer).
Ozon adalah molekul yang mengandung
tiga atom oksigen. Hal ini berwarna biru dan
memiliki bau yang kuat. Oksigen yang kita hirup,
memiliki dua atom oksigen dan tidak berwarna
serta tidak berbau. Ozon jauh lebih umum daripada
oksigen normal. Dari masing-masing 10 juta molekul
udara, sekitar 2 juta adalah oksigen normal, tetapi
hanya 3 yang merupakan ozon.
Namun demikian ozon memiliki peran Pengisian balon menggunakan gas H2
penting di atmosfir, lapisan ozon melindungi dari (pengamatan Ozon vertikal)
paparan sinar matahari ultra violet B (UVB). Lapisan
ozon menyerap sebagian dari radiasi matahari
khususnya sinar UVB.
Bila lapisan ozon semakin tipis, praktis akan
mengakibatkan semakin besarnya radiasi sinar
ultraviolet yang jatuh ke permukaan bumi. Padahal

II - 83
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Sistem penerima data observasi ozon vertikal mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas
Konsentrasi Ozon total pada ketinggian manusia seperti industri, pembangkit tenaga
maksimum di lapisan stratospir dalam satuan listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
Dolbon Unit dari tahun 2006 s/d 2014 tampak pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang
sebagaimana grafik di bawah ini. dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin
hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum
berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5,6
merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan
alami seperti yang telah disepakati secara
internasional oleh badan dunia WMO ( World
Meteorological Organization ). Apabila pH air hujan
lebih rendah dari 5,6 maka hujan bersifat asam, atau
sering disebut dengan hujan asam dan apabila pH
air hujan lebih besar 5,6 maka hujan bersifat basa.
Grafik 2.62 Kualitas Air hujan untuk parameter pH
Dampak hujan yang bersifat asam dapat mengikis
Konsentrasi ozon vertikal dari tahun ke
bangunan/gedung atau bersifat korosif terhadap
tahun mengalami penurunan yang berarti bahwa
bahan bangunan, merusak kehidupan biota di
konsentrasi ozon di lapisan stratosfir semakin tipis
danau dan aliran sungai (Aryanti, 2004).
atau renggang. Konsentrasi ozon vertikal pada
Pemantauan kualitas air hujan secara ruitin
tahun 2006 sebesar 250 Dolbon Unit turun menjadi
dilakukan oleh Laboratorium Kualitas Udara BMKG
169,91 Dolbon Unit pada tahun 2014.
secara rutin setiap bulan, hasil pemantaun selama 3
tahun untuk parameter pH tampak seperti grafik di
b. Kualitas Air Hujan bawah ini.
Hujan asam disebabkan oleh belerang
(sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer
dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam
sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga
jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah
dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman.
Grafik 2.63 Kualitas Air hujan untuk parameter pH
Secara alami hujan asam dapat terjadi
akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi,

II - 84
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Dari grafik di atas tampak bahwa kualitas air hujan - Jarak matahari : setiap perubahan jarak bumi
di Jawa Timur untuk parameter pH berada di bawah terhadap matahari memberikan variasi terhadap
batas nilai ambang batas yaitu 5,6 , maka dapat penerimaan energi matahari.
diartikan bahwa hujan di Jawa Timur bersifat asam - Intensitas radiasi matahari : besar kecilnya
dengan nilai pH antara 4,14 s/d 5,35. sudut datang sinar matahari pada permukaan
Hanya pada bulan Agustus tahun 2015 bumi, untuk sudut datang secara tegak lurus
terjadi hujan dengan pH di atas ambang batas 6,49 akan menghasilkan energi yang optimal
yang berarti hujan bersifat basa. dibandingkan dengan sudut datang miring.
Mengingat dampak hujan asam cukup - Panjang hari (sun duration) : jarak dan lama
serius terhadap keanekaragaman hayatai perairan antara matahari terbit dan tenggelam.
maka Jawa Timur melakukan upaya pengelolaan - Pengaruh atmosfer : sinar yang melalui
lingkungan melalui aksi dan kegiatan : atmosfer sebagian akan di absorbsi oleh
- Pengawasan industri melalui PROPER dan beberapa gas, debu dan uap air, tertutup
pengawasan rutin
awan atau hujan dan sisanya diteruskan ke
- Car Free Day hampir di setiap Kab./Kota,
diantarnya : Kota Surabaya, Kota Probolinggo, permukaan bumi.
Kota Kediri, dll.
Selain dari 4 faktor diatas tersebut
- Gerakan penanam satu Milyar pohon melalui
OBIT intensitas radiasi MTH dipengaruhi adanya
- Penghargaan Kalpataru bagi pelestari dan
intensitas hujan harian. Kandungan uap air
penyelamat lingkungan.
- Program Adiwiyata, dimana salah satu ketika turun hujan akan menutup cahaya MTH
indikatornya adalah perindangan sekolah.
yang masuk pada sensor radiasi.
Jawa Timur mendapat penghaargaan
Adiwiyata terbanyak se Indonesia.
- Program Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari
(Brseri), dengan salah satu indikator penilaian
penghijauan.
- Program Kota/Kabupaten Sehat, dengan salah
satu indikator penilaian penghijauan dan Hutan
Kota.

Radiasi Matahari
Radiasi matahari (MTH) merupakan
pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari,
Grafik 2.64 Radiasi Matahari Rata-rata selama 5 tahun
konsentrasi radiasi matahari memiliki aktivitas
tinggi ketika siang hari pada saat cuaca cerah Dari grafik Radiasi Matahari Rata-rata
(sekitar jam : 07:00 s/d jam 15:00 wib.) radiasi MTH selama 5 tahun terakhir di atas tampak bahwa dari
tersebut akan mengalami perubahan ketika tahun ke tahun paparan radiasi fluktuatif dari tahun
terhalang adanya awan atau hujan. Ada 4 faktor ke tahun, pada tahun 2011 paparan radiasi matahari
yang menyebabkan jumlah total radiasi yang paling tinggi pada pukul 12.00 WIB sebesar 84-,92
diterima dipermukaan bumi antara lain : W/m2, selanjutnya menurun pada tahun 2013
sebesar 775,28 W/m2, tetapi mengalami kenaikan
pada tahun 2015 sebesar 833,97 W/m2.

II - 85
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.5. LAUT, PESISIR DAN PANTAI seperti penggundulan hutan, pembuangan


limbah, perluasan permukiman serta
intensifikasi pertanian (UU No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil). Provinsi jawa Timur dengan luas
perairan 208.138 km2, panjang garis pantai
1.600 kilometer, dan memiliki 446
pulau,merupakan tempat hunian bagi banyak
biota laut dan sekitar 60 persen penduduk Jawa
Kampung nelayan Puger-Kab. Jember Timur bermukim di kawasan pesisir. Namun
demikian tren penurunan kualitas dan kuantitas
Definisi wilayah pesisir adalah wilayah
sumber daya pesisir dan laut terus meningkat
peralihan antara darat dan laut di mana bagian
dari tahun ke tahun. Sumber daya yang paling
lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas
terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan
daratan, dan bagian daratannya masih
mangrove. Dari beberapa data terlihat
dipengaruhi oleh akitivitas lautan (Ketchum,
penurunan penutupan karang hidup di beberapa
1972). Wilayah yang mencakup wilayah daratan
lokasi di Jawa Timur dan bahkan di beberapa
pesisir dan perairan pesisir dan segenap
kawasan konservasi. Lingkungan pesisir dan
sumberdaya alam yang ada di dalamnya, serta
lautan yang bersih dan tidak tercemar
memiliki batas yang ditentukan secara politik
merupakan jaminan bagi potensinya sebagai
melalui proses legislasi atau peraturan
sumber daya alam. Laporan IPCC 2013
pemerintah (Jones and Westmacott, 1993) .
(Intergovernmental Panel on Climate Change):
atau sebagai daerah peralihan antara daratan
Para ilmuwan yakin 95% bahwa manusia adalah
dan laut di mana batas ke arah laut adalah 4 mil
“penyebab dominan” pemanasan global sejak
untuk kabupaten/kota atau 12 mil untuk
1950-an IPCC menemukan bahwa atmosfer dan
provinsi, dan batas ke arah daratan adalah
lautan mengalami peningkatan temperatur, salju
kecamatan pesisir (UU No 27/2007 tentang
dan es alami menyusut, ketinggian rata-rata
PWP3K, bagian Penjelasan). Wilayah pesisir
global muka air laut meningkat, dan konsentrasi
merupakan daerah pertemuan antara ekosistem
gas rumah kaca juga meningkat.
darat dan laut, ke arah darat meliputi bagian
tanah baik yang kering maupun yang terendam
air laut, dan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat
fisik laut seperti pasang surut, ombak dan
gelombang serta perembesan air laut,
sedangkan ke arah laut mencakup bagian
perairan laut yang dipengaruhi oleh proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi
dan aliran air tawar dari sungai maupun yang
Nelayan di laut Kab. Lumajang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat

II - 86
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Berbagai pihak harus terus memberikan wonorejo memiliki melebihi baku mutu yang
dorongan kepada masyarakat untuk menjaga ditetapkan yaitu sebesar 98 mg/l dengan
kebersihan lingkungan pesisir, karenanya temperatur yang lebih panas yaitu 32 derajat.
dibutuhkan suatu gerakan yang melibatkan Parameter kekeruhan Berdasarkan pemantauan
seluruh unsur yang terkait dengan kehidupan oleh BBTKL Surabaya pada tahun 2015 fisik air
pesisir. laut yang meliputi warna, bau, kecerahan,
kekeruhan, minyak, TSS, sampah, temperatur
dan lapisan minyak, parameter kekeruhan yang
2.5. 1 Kualitas air laut
melebihi baku mutu air laut sesuai keputusan
Menteri Negara Mutu Air Laut terdapat di
beberapa titik lokasi pemantauan memiliki nilai
diatas baku mutu yang ditetapkan yaitu 5 NTU.

Kekeruhan (turbiditas) adalah gambaran


sifat optik air dari suatu perairan yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel
yang ada dalam air tersebut, kekeruhan paling
Pesisir selok awar-awar Kab. Lumajang
tinggi untuk lokasi wisata bahari berada di

Berdasarkan pemantauan fisik air laut muara kali pengasapan pantai Kenjeran sebesar

yang meliputi warna, bau, kecerahan, 4,6 NTU, pantai ria berpasir sebesar 3,9 NTU

kekeruhan, minyak, , sampah, temperatur dan dan Kampung Nelayan hulu Buntung Waru Kab.

lapisan minyak masih memenuhi baku mutu Sidoarjo sebesar 3,5 NTU, kekeruhan

yang ditetapkan kecuali parameter Suhu, TSS disebabkan dari sedimentasi material yang

dan kekeruhan dibeberapa perairan belum terbawa oleh Sungai Brantas dan mengendap di

memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Selat Madura. Sedangkan kampung nelayan di

di pantai utara yang memiliki TSS paling tinggi Kec. Paciran Kab. Lamongan masih memenuhi

di kawasan wisata mangrove muara sungai baku mutu yang ditetapkan. Kekeruhan di
perairan industri paling tinggi di PLTU Paiton

Gamb.2.65 Tingkat kekeruhan di perairan laut Jawa Timur

II - 87
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

sebesar 3,76 NTU, Terminal lamong sebesar PCB, Detergen, Merkuri, Krom, Arsen, Kadmium,
3,42 NTU dan perairan PT. Windu blambangan Tembaga, Timbal, Seng dan Nikel masih sesuai
sebesar 3,5 belum memenuhi baku mutu yang dengan nilai baku mutu yang ditetapkan kecuali
ditetapkan. parameter PO4 dan NO3 dibeberapa tempat .
Perairan dengan konsentrasi NO3, di beberapa
titik seperti kawasan wisata bahari Wonorejo
sebesar 0,714 mg/l untuk parameter NO3-N dan
sebesar 0,313 mg/L untk parameter PO4-P.

Kandungan parameter kimia masing-masing


sebesar 0,714 mg/l untuk parameter NO3-N dan
sebesar 0,313 mg/L untk parameter PO4-P.

Muara kali Wonorejo-Surabaya

Parameter padatan tersuspensi (TSS)


perairan pelabuhan paling tinggi berada di
tengah pelabuhan Ds. Karang, Palang Kab.
Tuban sebesar 150 mg/l. Diwilayah pantai
selatan, kawasan pantai puger memiliki TSS
yang jauh melebihi baku mutu yang ditetapkan
yaitu sebesar 172 mg/l. Sedangkan di Pulau
Pelabuhan tanjung perak-Surabaya
madura kandungan TSS lebih besar di tengah Pelabuhan tanjung perak-Surabaya

pantai lombang sebesar 126 mg/l. 2.5.2 Luas dan Kondisi Terumbu Karang

Pada pemantauan kimia air laut di Terumbu karang memiliki fungsi

Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur untuk sebagai pelindung pantai, habitat bagi ikan

parameter PH, Salinitas, DO, BODs, BOD, karang, mencari makan, memijah dan

Amonia Total,Sianida, Sulfida, Minyak, Pestisida, pembesaran bagi biota laut (Souhoka,2007).

Gamb.2.66 Kondisi terumbu karang di Kab/kota Jawa Timur

II - 88
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Menurut Sudiono (2008) menyatakan


meningkatnya kebutuhan Masyarakat terhadap
hewan karang maka menjadi ancaman
terhadap terumbu karang, maka untuk
pengelolaan terumbu karang yang baik harus
memiliki data dasar status terumbu karang.

Ekosistem terumbu karang di Jawa Timur


dapat ditemui di beberapa lokasi di Pantai
Gamb.. 2.67 Prosentase terumbu karang dalam kondisi baik Kondisi terumbu karang di Kab. Sumenep

Utara yang berbatasan dengan Laut Jawa Pulau Saor, dan Pulau Mamburit (Djojoprajitno

seperti Tuban, Lamongan, Gresik dan Pesisir 2005).

Utara Madura. Sedangkan di wilayah Selat Terumbu karang adalah salah satu ekosistem
Madura, terumbu karang dapat ditemui di laut yang paling terancam mengalami
sepanjang pantai selatan Jawa timur. Luasan kerusakan, padahal ekosistem ini memiliki
Terumbu Karang luasan terdapat di Kabupaten keunikan tersendiri untuk dijadikan sebagai
Sumenep seluas 40.676 HA. Koloni terumbu objek pariwisata bahari (Riyan, 2007).
karang ini berada di Kepulauan Kangean terdiri Dijadikannya ekosistem terumbu karang
dari beberapa pulau diantaranya Pulau sebagai tujuan ekowisata bahari, diharapkan
Sadulang Besar, Pulau Sadulang Kecil, Pulau dapat mengurangi dan menyelamatkannya dari
Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil, kerusakan akibat ulah manusia. Masyarakat
Pulau Sapeken, Pulau Sepanjang, Pulau Saubi, yang merasakan manfaat keberadaan terumbu
Pulau Paliat, Pulau Sepapan, Pulau Sasiil, Pulau karang dengan banyaknya wisatawan yang
Sepangkur, Pulau Sabuntan, Pulau Saebus, datang untuk menikmati keindahannya, di

II - 89
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

harapkan agar memunculkan kesadaran untuk Kecamatan Jenu sedangkan cakupan terumbu
melindungi dan melestarikannya. karang yang baik antara 0-10% dari luasan

Luasan Terumbu karang dengan luasan kedua tutupan terumbu karang berada di di Ds.

berada di Kab. Banyuwangi seluas 26404 Ha Bungah Gresik, Ds. Tirtoyudo Kab. Malang, Ds.

dan Kab. Blitar seluas 11998,14 Ha. Sedangkan Kalidawir Kab. Tulungagung dan Ds. Pringkuku

berdasarkan pantauan hasil pencitraan UNEP, Pacitan. Kondisi terumbu karang dengan

luasan habitat terumbu karang terbesar di kerusakan terparah berada di Kab. Gresik yang

Perairan Kab. Sumenep yaitu sekitar Kepulauan


Kangean secara geografis merupakan
gugusan Pulau Sepanjang, Pulau Saubi, Pulau
Paliat, Pulau Sepapan, Pulau Sasiil, Pulau
Sepangkur, Pulau Sabuntan, Pulau Saebus,
Pulau Saor, dan Pulau Mamburit (Djojoprajitno
2005).

Gamb. 2.68 Luasan terumbu karang menurut UNEP-WCMC


mencapai 413 % . Kondisi terumbu karang
Kondisi morfologi terumbu karang sangat dengan prosentase kerusakan terparah berada
bervariasi di Jawa Timur. Kondisi habitat di Desa Penceng Gresik seluas 99,65% dari
terumbu karang dengan kondisi sangat baik luasan semuala sebesar 91,10%. Kondisi
berada di Kabupaten Pacitan seluas 10,97 Ha diperparah dengan kondisi kab gresik yang
dengan prosentase tutupan yang sangat baik merupakan sentra industry. Kerusakan yang
sebesar 70% . terjadi dari tahun ketahun semakinmeningkat.
Kondisi terumbu karang dalam kondisi baik Faktor yang kedua adalah pengambilan terumbu
berada di Kab. Tuban sebesar 69 %, dilanjutkan karang sebagai hiasan ataupun bahan
Kab. Banyuwangi sebesar 68,28 % dan Kab. bangunan. Sedangkan faktor lainnya adalah
Jember sebesar 67,07. Sedangkan Terumbu diperkirakan karena posisi wilayah sepanjang
karang menurut desa cakupan dan tutupan pantai yang banyak terdapat industri berathasil
paling baik mencapai 95 % adalah di wilayah buangan dari industri-industri tersebut sedikit

II - 90
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

banyak akan berdampak pada kelestarian Penambangan atau pengambilan karang,


terumbu karang, terutama dampak dari limbah penangkapan ikan dengan penggunaan (bahan
PLTU yang berupa limpasan air hangat. Dimana peledak, racun, bubu, jaring, pancing, dan
kenaikan suhu air yang mendadak dan kontinu eksploitasi berlebihan), pencemaran (minyak
akan menyebabkan matinya polip-polip terumbu bumi, limbah industri, dan rumah tangga),
karang dan selanjutnya menjadi pemicu pengembangan daerah wisata dan sedimentasi.
terjadinga coral bleaching. Prosentase
kerusakan dengan luasan paling sedikit hanya
2.5.3 Luas dan Kondisi Padang Lamun
mengalami kerusakan sebesar 11,5 % berada di
perairan Purwoharjo Kab. Banyuwangi.
Kondisi padang lamun yang ada di wilayah
Kerusakan terumbu karang sedang dengan
kepualaun juga mengalami kerusakan yang
luasan paling tinggi berada di perairan gresik
disebabkan oleh dinamika pesisir Pesisir pantai
terutama tahun 2014-2015 yang mencapai
Utara Jawa Timur pada umumnya berdataran
40,7%. Sedangkan kerusakan sedang menurut
rendah yang ketinggiannya hampir sama
desa luasan kerusakan sedang di Desa. Antara
dengan permukaan laut. Wilayah yang
lain sakan sedang di tahun 2015 terjadi di Ds.
termasuk zona pesisir utara Jawa Timur adalah
Bungah Gresik sebesar 91 % sedangkan paling
Kabupaten–Kabupaten Tuban, Lamongan,
kecil sebesar 2% di Ambulu Kab. Jember.
Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan,
Gamb. 2.69 Prosentase terumbu karang dalam kondisi rusak sedang Probolinggo dan Situbondo. Pesisir pantai utara

Berbagai kegiatan manusia yang berakibat pada


Jawa dikenal sebagai daerah cekungan yang
kerusakan ekosistem terumbu karang, baik
mengalami penurunan pada zaman Oligo-
langsung maupun tidak langsung yaitu :
Miosen (Asikin, 1986). Pada bagian utara Jawa

II - 91
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Timur terdapat dua cekungan yang mempunyai tahun 2015 tingkat kerusakan turun menjadi
tatanan stratigrafi yang berbeda yaitu 10 % .
Cekungan Kendeng dan Cekungan Rembang Gamb. 2.71 Kerusakan lamun di Sumenep madura

(Pringgoprawiro, 1980). Cekungan Kendeng


terletak di sebelah selatan dan digolongkan ke
dalam jenis cekungan “back arc fold thrust
belt”, sedangkan Cekungan Rembang
merupakan cekungan paparan. Cekungan
Kendeng pada umumnya mengandung kadar
batuan vulkanik yang tinggi dengan sedikit
Luas lahan padang lamun yang ada di Jawa
sisipan-sisipan batu karbonat dan bersifat “
Timur terbanyak ada di Kabupaten Sumenep
flysch”. Sedimen-sedimen di perairan
yaitu 1.484,55 Ha sedangkan luasan paling
menghasilkan substrat sebagai habitat padang
kecil di Kab. Situbondo sebesar 0,6 Ha.
lamun.
Kabupaten Sumenep dengan luas padang
lamun, juga mengalami tekanan kerusakan
padang lamun. Faktor kerusakan, baik yang
terjadi disebabkan baik oleh natural stress dan
anthrogenik stress berdampak pada penurunan
kualitas lingkungan pesisir. Wilayah arjasa
mengalami kerusakan paling tinggi.

Asosiasi substrat habitat lamun. Pantai bama Situbondo

Hasil rekapitulasi luas padang lamun


dari SLHD Kab/Kota di Jawa Timur tahun 2015
menunjukkan bahwa luasan padang lamun di
Jawa Timur seluas 2.535 dari tahun
sebelumnya seluas yaitu 4.088,42 Ha dengan
Gamb.2.72 Luas area berdasarkan kecamatan di kab/kota
tingkat kerusakan pada tahun 2014 20% di
Jika dilihat di kawasan pesisir di Kecamatan
kab/kota Luasan padang lamun terbesar di Ds
Ujung pangkah 1.243.145 Ha sedangkan paling
kecil Kab. Tuban sebesar 10,713 Ha sedangkan
yang terbesar di Kab. Gresik seluas
1.626.856 Ha.

Gamb. 2.70 Luas area berdasarkan kabupaten

II - 92
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Luasan habitat lamun hasil pemanrtauan UNEP

Tingkat kerusakan paling parah ada di


Kabupaten Gresik dan tulungagung yang
mencapai kerusakan 100 %, keruskan paling
kecil di Kabupaten bangkalan sebesar 15 % dari
luasan padang Lamun 825,86 Ha. Sedangkan
kerusakan padang lamun di pantai selatan
terpantau di Kab. Banyuwangi seluas 21.264 sumber daya pesisir serta pesatnya laju
dan Kab. Jember 285.72 Ha pencemaran ini, secara gradual dipengaruhi
oleh masukan limbah baik domestik atau dari
penduduk setempat maupun industri, yang
berakibat penurunan kualitas baik fisik
lingkungan perairan dan produktivitas
ekosistem dapat turun ke titik terendah.

2.5.4 Kerapatan Tutupan Mangrove

Gamb.2.73.Luasan Lamun berdasarkan UNEP-WCMC

Kawasan di Pesisir Utara Jawa Timur yang


termasuk mengalami tekanan berat akibat
dampak pembangunan adalah kawasan Selat
Madura dan pesisir selatan Kabupaten Gamb.2. 92. Area terndam, korban dan kerugian akibat banjir
Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Gresik,
Kodya Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan
Probolinggo. Beratnya tekanan eksploitasi Habitat mangrove di Kab. Sampang

Gamb.2.74.Luas dan kerapatan mangrove

II - 93
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di Timur dari 22 Kab/kota, luasan hutan
kawasan pesisir mencapai 1.075.646 KK mangrove dengan luasan terluas berada Di Kab.
menyebabkan tekanan terhadap ekosistem Bangkalan seluas 2165,71 Ha dilanjutkan Kab.
mangrove yang ada. Sebagaimana yang terjadi Banyuwangi seluas 1781,5 Ha dan Kota
di pesisir Pantai Jawa Timur . Kondisi Surabaya seluas 1058,48 Ha. sedangkan jika
kesehatan ekosistem mangrove secara dilihat menurut baku mutu kerusakan mangrove
keseluruhan, dapat mempengaruhi kondisi kriteria rusak berada di Kab. Tulungagung dan
dua ekosistem lainnya di kawasan pesisir, Kab. Lumajang. Habitat mangrove dengan
yaitu lamun dan terumbu karang. Secara kerapatan tinggi berada di Kab. Jember.
Prosentase Tutupan dan Kerapatan
Mangrove di Pantura

Gamb.2.75. Prosentase tutupan dan kerapatan mangrove


fisik, sistem perakaran mangrove yang khas
memberikan perlindungan bagi lamun dan Prosentase Tutupan kurang dari 50 % wilayah
terumbu karang dari bahaya sedimentasi. dari Gresik, Surabaya dan Sidoarjo, sedangkan
Secara ekologi, hutan mangrove merupakan tutupan mangrove mendekati 50 % hanya
sebuah habitat bagi pertumbuhan biota- berada di kec. Benowo yaitu sebesar 46,78 %
biota karang pada fase tertentu sedangkan berdasarkan jumlah kerapatan
kehidupannya. Di wilayah Provinsi Jawa pohon per Ha, tertinggi di Pantai Timur

Gamb 2.76 .Prosentase tutupan dan kerapatan di Daerah Tapal Kuda

II - 94
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Surabaya dan Ujung pangkah, Kab. Gresik.


Kondisi berbeda di Kab. sidoarjo dengan
kerapan kurang dari 1000 Pohon Per Ha.
Wilayah pesisir dengan kerapatan mangrove
masih baik berada di wilayah Tapal Kuda
dengan kerapatan diatas 1500-10254 Pohon
perhektar, hanya mangrove di wilayah
mlandingan Kab. Situbondo dengan kerapatan
dibawah 1000 yaitu hanya 975 per hektar.
Sedangkan menurut prosentase tutupan
vegetasi mangrove dalam kondisi baik berada di Pertanian di habitat asosiasi mangrove blitar

kota probolinggo dan pasuruan sedangkan


mangrove dengan tutupan vegetasi berkisar 10-
Gamb.2.77 Prosentase tutupan dan kerapatan di Pesisir selatan
35 % di kab. Situbondo.

Wilayah pulau madura dan kepulauan


Wilayah di pantai selatan Jawa Timur,
dengan kerapatan mangrove di bawah baku
dengan kerapatan mangrove di bawah baku
mutu kerusakan yaitu di bawah 1000 pohon/Ha
mutu kerusakan yaitu di bawah 1000 pohon/Ha
dan jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah
berada di Kab. Tulungagung terutama berada di
50 % hanya berada di Kecamatan Gayan dan
Besuki sedangkan tingkat kerapatan paling
Raas kab. Sumenep Sumenep dengan tutupan
tinggi berada di wilayah Tempurejo dan Gumuk
vegetasi 50-75 %.
mas Jember. Tutupan vegetasi mangrove
dengan kondisi masih baik diatas 75 % berada
di Puger Ambulu dan Gumuk Mas sedangkan
jika dilihat dari prosentase tutupan dibawah
50% berada di pesisir Kab. Malang .

II - 95
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb.2.78 Prosentase tutupan dan kerapatan di kepulauan

Menurut data dari BKSDA Jawa Timur yang meliputi Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
(2009), di sepanjang pesisir Selat Madura Pasuruan dan sebagian Probolinggo, karena
terdapat kurang lebih 25 jenis tumbuhan transport sedimen yang cukup besar dari Sungai
mangrove. Tumbuhan yang ditemukan sebagian yang bermuara disepanjang pantai tersebut
besar merupakan jenis bakau dan api-api, lambat laun daerah tersebut membentuk tanah
kedua golongan ini paling umum dijumpai dan yang terus maju kelaut (tanah oloran), hal ini
dikenal masyarakat pesisir karena selain tumbuh semakin dipercepat dengan pantai yang landai
alami di tepi pantai jenis ini ditanam masyarakat dengan ombak yang tenang.
ditepi-tepi tambak tradisional yang difungsikan Hasil pengamatan UNEP Bentangan mangrove
sebagai penahan pematang tambak agar tidak terpanajang di pesisir kab. Bangkalan antara
longsor. Sebagian lagi ditanam ditengah tambak 249,53 Km .
untuk mengundang kawanan burung untuk
bersarang dipohon. Oleh karena itu sebagian
besar petambak di daerah Ujung Pangkah
Gresik, Sememi (Surabaya) dan Curah sawo
(Probolinggo) merasakan manfaat keberadaan
burung tersebut karena menurut mereka
kotoran burung berpengaruh pada produksi ikan
yang mereka panen.

Hutan mangrove yang ada di Jawa Timur


umumnya menempati daerah muara sungai,
kawasan terbesar adalah daerah delta Brantas

II - 96
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb.2.79 Bentangan kawasan mangrove berdasarkan UNEP-MCWC Luas hutan mangrove, dengan kerapatan

Kondisi mangrove di wilayah Pantai pantura paling tinggi berada di Kabupaten Banyuwangi .

kerusakan terbesar di Kab . Sidoarjo terutama Berdasarkan baku muku penentuan kerusakan

paling luas berada di Jabon Kab. Sidoarjo seluas mangrove peraturan Menteri LH No. 201 tahun

236,34 Ha sedangkan kerusakan paling kecil 2004, kondisi hutan mangrove di pulau madura,

berada di wilayah Bancar seluas 0,04 Ha, kerusakan paling luas berada di Gapura Kab.

kondisi mangrove dalam kondisi baik berada di Sumenep seluas 52,7 Ha sedangkan tingkat

Sukolilo Surabaya seluas 132,31 Ha, sedangkan kerusakan paling kecil berada di Labang Kab.

mangrove sedang berada di Ujung Pangkah, Bangkalan sebesar 0,27 Ha.

Gresik, Manyar dan Bungah.

Gamb.2.80 kondisi mangrove di Pantai utara Jawa Timur Kondisi mangrove dalam kondisi baik berada
Gapura dan Kalianget dengan masing luasan
sebesar 44,33 da 46,19 Ha.

II - 97
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Luasan mangrove terkecil berada di socah Kab. Seluas 11039,81 Ha, Habitat mangrove kondisi
Bangkalan seluas 0,18 Ha. Sedangkan habitat sedang di Pesanggaran seluas 5506,7 Ha,
mangrove dalam kondisi sedang berada di Tempurejo Kab. Jember seluas 5787,25 Ha dan
Klampis Kab. Bangkalan dan Pademawu Kab. Sumbermanjing Kab. Malang seluas 2064,8 Ha
Pamekasan. Gamb.2.81 kondisi mangrove di Madura

Gamb.2.82 kondisi mangrove di Pantai selatan Jawa Timur

Kondisi mangrove di Pantai selatan dengan


kerusakan paling banyak berada di Kab . Pacitan
terutama paling luas berada di kecamatan
Pringkuku seluas 2848,32 Ha sedangkan yang
tidak mengalami kerusakan berada di
Tempurejo Kab. Lumajang dan wilayah Ambulu
Kab. Jember. Habitat mangrove dalam kondisi
baik berada di Pesanggaran Kab. Banyuwangi
kondisi mangrove di Pantai selatan Jawa Timur

II - 98
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Habitat mangrove mengalami kerusakan terluas provinsi; arahan pemanfaatan dan


berada yang terjadi antara tahun 2014 pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam
kerusakan berada di Kab. Pacitan hingga Kab. rangka mendukung pengelolaan wilayah
Blitar sedangkan pada tahun 2013 kerusakan pesisir dan laut, maka Dinas Perikanan dan
terbanyak di Kab. Malang dan Kab. Pacitan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur menetapkan
Kab.Tulungangung. Rencana kerja Dinas Perikanan dan Kelautan

Gamb.2.83 kerusakan mangrove tahun 2012-2014


Provinsi Jawa Timur tahun 2015 berdasarkan

Potensi sumberdaya alam yang dimiliki pada Rencana Strategis Tahun 2014 – 2019 dengan

kawasan pesisir dan laut Jawa Timur, bila visi “Jawa Timur penghasil produk perikanan

dikelola dengan perencanaan yang baik akan dan kelautan yang berdaya saing dan

sangat potensial untuk mendukung berkelanjutan”. Program Pengembangan

pembangunan daerah yang berkelanjutan. Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan

Respon pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Pengawasan dialokasikan anggaran sebesar Rp.

pengelolaan pesisir dan laut telah membuat 10.600.000.000. Target yang ingin dicapai

Peraturan daerah provinsi jawa timur nomor 6 melalui meningkatnya pemulihan dan

tahun 2012 tentang pengelolaan dan rencana perlindungan wilayah pesisir dengan Persentase

zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil penurunan tingkat kerusakan ekosistem

tahun 2012 – 2032 yang merupakan penjabaran mangrove sebesar 0,02 % dan Persentase

dari rencana tata ruang wilayah nasional, penurunan tingkat kerusakan ekosistem

kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah terumbu karang 0,002 %.[]

provinsi; rencana struktur dan pola ruang


wilayah provinsi; penetapan kawasan strategis

II - 99
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.6. IKLIM sekitar 280 ppm (parts per million) menjadi


379 ppm per tahun dan sejak itu terus
meningkat dengan kecepatan 1,9 ppm per
tahun. Akibatnya, pada tahun 2100 nanti
suhu global dapat naik antara 1,8 hingga 2,9
derajat (IPCC dalam UNDP, 2007).

Perubahan kondisi iklim bumi telah


menyebabkan kenaikan temperatur dan
perubahan pola presipitasi/hujan. Kenaikan
temperatur menyebabkan es dan gletser di
Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa
Langit gelap di fly over wonokromo
ini menyebabkan besarnya penguapan air laut
dan kenaikan permukaan air laut. Pola musim
Sebelas tahun terakhir merupakan
yang tidak beraturan menyebabkan pada
tahun-tahun terhangat dalam temperatur
musim kemarau cenderung kering dengan
permukaan global sejak 1850. Tingkat
trend hujan makin turun yang mengakibatkan
pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun
salah satu dampak kebakaran lahan dan
terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata
hutan sering terjadi.
seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata
global naik sebesar 0,74°C selama abad ke- Intensitas Hujan
20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada
Berdasarkan data curah hujan di Jawa Timur
daerah daratan daripada lautan (IPCC, 2007).
tahun 2015 yang dirilis oleh Stasiun
Pada dasarnya iklim bumi senantiasa Meteorologi Juanda Surabaya (BMKG), bulan
mengalami perubahan. Hanya saja perubahan basah bulan basah terjadi pada Bulan
Nopember s/d Juli 2016, sedangkan bulan
iklim di masa lampau berlangsung secara
kering terjadi pada Juni s/d Oktober 2015.
alamiah, kini lebih banyak disebabkan karena
Hal ini menunjukkan telah terjadi perubahan
ulah manusia, sehingga sifat kejadiannya pun
pola hujan bila dibandingkan dengan data
menjadi lebih cepat dan drastis.Masalah yang tahun 2014 di mana bulan basah terjadi pada
kini dihadapi manusia adalah sejak dimulainya November s/d Juni 2014 dan bulan kering
revolusi industri 250 tahun yang lalu, emisi terjadi pada bulan Juli-Oktober 2014.
gas rumah kaca (GRK) semakin meningkat Perubahan pola presipitasi merupakan salah
dan menebalkan selubung GRK di atmosfer satu indikasi perubahan iklim.
dengan laju peningkatan yang signifikan. Hal
Jumlah curah hujan tertinggi untuk
tersebut telah mengakibatkan adanya
sebagian besar kabupaten dalam satu tahun
perubahan paling besar pada komposisi
tercatat di bulan Februari 2015, sedangkan
atmosfer selama 650.000 tahun. Iklim global
untuk beberapa kabupaten, jumlah curah
akan terus mengalami pemanasan dengan hujan tertinggi tercatat di bulan Februari
laju yang cepat dalam dekade-dekade yang 2015. Jumlah curah hujan bulanan tertinggi
akan datang kecuali jika ada usaha untuk tercatat di Sumenep sebesar 776 mm, diikuti
mengurangi emisi GRK ke atmosfer (IPCC, oleh Kabupaten Nganjuk dengan jumlah
2007).Badan dunia yang bertugas memonitor curah hujan 609 mm dan Bangkalan sebesar
isu ini Intergovernmental Panel on Climate 605 mm pada bulan Januari 2015. Jumlah
Change (IPCC) telah memperkirakan bahwa curah hujan bulanan cenderung menurun dari
antara tahun 1750 dan 2005 konsentrasi bulan Januari hingga mencapai jumlah curah
karbon dioksida di atmosfer meningkat dari hujan terendah dalam satu tahun yang

II - 100
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

tercatat pada bulan Juni dan Oktober 2015 Berdasarkan hasil pengukuran terhadap
yaitu pada musim kemarau. Jumlah curah kualitas air hujan, didapatkan kualitas air
hujan kembali mengalami peningkatan pada
hujan berdasarkan parameter yang diukur.
bulan November hingga Desember 2015.
Nilai rata-rata bulanan derajat keasaman (pH)
(Tabel SD. 22. Curah Hujan Rata-rata
sampel air hujan di Stasiun Meteorologi
bulanan).
Juanda pada tahun 2015berkisar antara 4,68
hingga 6,49. Nilai pH minimum 4,68 terukur
pada sampel air hujan bulan Mei2015,
sedangkan nilai pH maksimum 6,49 terukur
pada sampel air hujan Agustus 2015 seperti
yang disajikan pada grafik pH. Nilai daya
hantar listrik sampel air hujan berkisar antara
5.02mhos/cm yang tercatat pada bulan
Agustus2015 hingga 30,12 mhos/cm yang
terukur pada bulan Februari2015 seperti yang
ditampilkan pada grafik 7. Nilai derajat
keasaman dan konduktivitas air hujan
dipengaruhi juga oleh konsentrasi ion-ion
Gamb.2.84 Jumlah curah hujan bulanan 2015 yang terlarut dalam air hujan dan besarnya
Banyaknya hari hujan tertinggi tercatat curah hujan.
di Kabupaten Ngawi pada bulan Mei 2015
Rata-rata bulanan pH sampel hujan Stamet
sebesar 31 hari hujan, dilanjutkan Kabupaten
Juanda 2015.
Pasuruan dengan 28 hari hujan pada bulan
Maret 2015 dan 27 hari hujan di kabupaten
Magetan hujan pada bulan Februari 2015.
Kabupaten Tuban memiliki jumlah hari hujan
terendah selama tahun 2015 (Tabel SD.22A.
Jumlah hari hujan bulanan).

Gamb.2.86 Rata rata PH Bulanan


Rata-rata bulanan Daya Hantar Listrik Sampel
Hujan Stamet Juanda 2015

Gamb.2.85 Jumlah hari hujan bulanan 2015

Gamb.2.87 Daya hantar listrik air hujan

II - 101
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Anion yang dianalisa pada sampel air hujan Keasaman pada air hujan dipicu oleh
Stasiun Meteorologi Juanda antara lain adalah beberapa jenis gas di antaranya SO2 dan NO2
ion Cl-, SO42- dan ion NO3- (grafik 8). Di antara yang berasal dari pembakaran bahan bakar
ketiga anion tersebut, ion SO42- memiliki fosil. SO2 dan NO2 ini di udara akan
konsentrasi yang paling besar. Konsentrasi mengalami oksidasi kemudian terlarut dalam
Ion SO42- berkisar antara 2,13 mg/L hingga air hujan dan terionisasi menjadi ion SO42-
94,76 mg/L, konsentrasi ion NO3- berkisar dan NO3-. Apabila konsentrasi SO2 dan NO2 di
antara 1,02 mg/L hingga 35,31 mg/L; udara sangat tinggi dapat menyebabkan pH
sedangkan konsentrasi ion Cl -berkisar antara air hujan rendah dengan nilai di bawah 5
0,48 mg/L hingga 3,11 mg/L. yang disebut dengan hujan asam.

Grafik Rata-rata Bulanan Konsentrasi Anion Temperatur Udara.


Sampel Hujan Stamet Juanda 2015.

Langit cerah di Bojonegoro

Gamb.2.88 Konsentrasi anion dalam air hujan


Berdasarkan laporan BMKG Juanda
Kation yang dianalisa pada sampel air
hujan stasiun meteorologi Juanda adalah Surabaya yang merupakan koordinator dari
NH4+, Na+, Ca2+ dan Mg2+. Urutan konsentrasi seluruh stasiun BMKG di Jawa Timur,
kation dari yang terbesar hingga terkecil temperatur rata-rata dari seluruh kabupaten
berturut-turut adalah Ca2+> NH4+>Na+>Mg2+. di Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar
Pada tahun 2015, konsentrasi ion konsentrasi 25.8˚C. Temperatur rata-rata bulanan
Na+ di Stasiun Meteorologi Juanda berkisar tertinggi adalah 31,8˚C teramati di Pos P3GI
antara 0,18 mg/L hingga 1,09 mg/L; Pasuruan, Pasuruan pada bulan November
konsentrasi NH4+ berkisar antara 0,06 mg/L 2015. Sedangkan temperatur rata-rata
hingga 1,13 mg/L; konsentrasi Ca2+ berkisar bulanan terendah adalah 14.6˚C terjadi di
antara 0,37 mg/L hingga 68,72 mg/L; dan
Kabupaten Pasuruan yang diamati oleh Pos
konsentrasi Mg2+ berkisar antara 0,05 mg/L
Pos P3GI Pasuruan, Pasuruan pada bulan
hingga 17.12 mg/L.Grafik Rata-rata Bulanan
Oktober 2015 (Data Tabel SD-23 : Suhu
Konsentrasi Kation Stamet Juanda 2015.
Udara Rata-rata Bulanan).

Berdasarkan rata-rata temperatur


bulanan dari seluruh Stasiun/Pos Pengamat
Cuaca di Jawa Timur tahun 2015, Kota
Surabaya menunjukkan rata-rata temperatur
tertinggi yang berkisar 28,5°C hingga 28,9°C
Temperatur udara kota Surabaya melebihi
temperatur udara yang ada di wilayah pesisir
kabupaten Sumenep yaitu sebesar 28.3°C.
Gamb.2.89 Konsentrasi kation dalam air hujan
II - 102
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kondisi ini menunjukkan bahwa tutupan lahan merupakan indikasi perubahan iklim akibat
dan vegetasi yang ada di wilayah pesisir pemanasan global.
berkontribusi terhadap temperatur udara. Gamb.2.90 Rata-rata temperatur bulanan tahun 2001-2015

Tingkat kepadatan transportasi dan


berkurangnya vegetasi di wilayah perkotaan
berdampak pada kenaikan temperatur udara.
Wilayah dataran tinggi seperti kabupaten
Malang memiliki temperatur yang lebih
rendah dibandingkan wilayah lain ditunjukkan
oleh data dari Pos Pengamatan BMKG di
Kebun Wonosari Malang di mana temperatur
bulanan berkisar antara 20,4°C hingga 22,0°C
(Data Tabel SD-23 : Suhu Udara Rata-rata
Bulanan). Perubahan suhu udara di wilayah di Kelembaban Udara
Jawa timur dari tahun ke tahun mengalami
perubahan yang fluktuatif. Menurut data di
stasiun pengamatan di Nganjuk ,
Banyuwangi, Malang, Gresik, Sumenep dan
Kota Surabaya sepanjang tahun 2001 hingga
2015 kenaikan maupun penurunan suhu
sekitar 1 derajat celcius. Suhu rata-rata dari
tahun 2001-2015 pada titik-titik pengamatan
di 6 (enam ) Kab/Kota tersebut adalah
26.4˚C, dengan kisaran suhu antara 21.7˚C
Kelembaban udara di wilayah banyuwangi
s/d 29.1˚C. Grafik 2.f.1 rata-rata tahunan
temperatur udara tahun 2001 hingga 2015
Rata-rata tahunan kelembaban udara untuk
diatas menunjukan suhu rata-rata terendah
Kabupaten Nganjuk, Banyuwangi, Malang,
tercatat 21,7°C pada tahun 2014 di stasiun Gresik, Sumenep dan Surabaya dalam kurun
pengamatan Malang. Sedangkan suhu rata- waktu tahun 2001-2015adalah sebesar 79%.
rata paling tinggi tercatat sebesar 29.1°C di Selama periode tahun 2001 hingga 2015,
Kota Surabaya pada tahun 2012. (Tabel SD- rata-rata kelembaban terbesar di semua
23A : Suhu udara (°C) Tahun 2001 sampai kabupaten tersebut tercatat pada tahun 2010
2015 dan grafik 2.F.1). Hasil pengamatan di yang berkisar antara 79% hingga 87%.
beberapa kabupaten yaitu Malang, Surabaya Rata-rata tahunan kelembaban udara
dan Banyuwangi menunjukkan adanya terendah di wilayah Jawa Timur tercatat
sebesar 71,7% di Kota Surabaya pada tahun
kecenderungan peningkatan temperatur yang
2015, sedangkan yang tertinggi sebesar 87%
di Kota Sumenep pada tahun 2010. Pada
tahun 2015, terjadi peningkatan rata-rata
kelembaban di Kabupaten Gresik dan kota
Surabaya kecuali Kabupaten Malang,
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten
Nganjuk yang mengalami penurunan. Rata-
rata kelembaban udara tahun 2015 untuk
Kabupaten Nganjuk, dan Gresik ≥80% (Tabel
SD-23C : Kelembapan Udara (%) Tahun 2001
Gamb.2.91 Kelembaban relatif rata-rata bulanan di Jawa Timur
sampai 2015 ).

II - 103
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.7. BENCANA ALAM Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian, luasan wilayah

Kondisi perubahan lingkungan sangat terkait yang terendam akibat banjir di Jawa Timur mencapai

dengan adanya perubahan iklim, saat ini yang tidak 1.465.751,12 Ha meningkat dari tahun 2014 sebesar

menentu. Beberapa dekade terakhir ini menunjukkan 12.880,97 Ha. Walaupun tidak ada korban meninggal,

bahwa ternyata makin panasnya suhu bumi dan Kabupaten Jombang merupakan satu satunya dengan

berubahnya sistem iklim berakibat terjadinya bencana jumlah pengungsi akibat banjir sebanyak 1069 jiwa.

alam . Bencana Alam yang diakibatkan oleh peristiwa Kejadian bencana alam banjir pada tahun 2015 ini

atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam kerugian yang dialami lebih kecil dari tahun

antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung sebelumnya , pada tahun 2014 banjir menimbulkan

meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah kerugian sebesar Rp 104.669.074.500,00 turun menjadi

longsor, kebakaran hutan/lahan karena alam. Rp 40.325.622.900,00. Kabupaten/kota di Jawa Timur


yang mengalami kerugian paling terbesar adalah
2.7.1 Bencana Banjir, korban dan Kerugian

Gamb.2.92 Area terendam, Korban dan kerugian Kabupaten Jombang sebesar Rp 5.602.080.000,00
kemudian Kabupaten Lamongan Rp 22.040.815.000,00.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana
Selain kerugian, banjir juga menyebabkan kerusakan
Daerah dan SLHD Kab/kota tahun 2015 kejadian
infrastruktur pemukiman. Pada tahun 2015 jumlah

II - 104
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

rumah yang tergenang atau rusak sebanyak 1259 unit. Dander dan Malo yang mencakup wilayah Desa
Jumlah terbanyak berada di Desa Paowan Kec. Banjarejo, Desa Wengkal, Sambikerep, Desa Klagen,
Panarukan Kab. Situbondo sebanyak 468 unit. dan Desa Musirlor sedangkan kejadian Puting beliung
paling sering terjadi di Kab. Bojonegoro dengan
kejadian sebanyak 16 kali terutama terjadi di Kec.
Kapas, Bojonegoro dan Dander yang mencakup
wilayah Desa Dander, Growok, Sumberarum, Kunci dan
desa Prayungan, Desa Wedi, desa Mojodeso.
Kabupaten/kota yang tidak mengalami kejadian banjir
dan puting beliung adalah Kota Malang, Kota
Mojokerto dan Kota Surabaya .
Gamb. 2.93 Kerusakan infrastruktur akibat banjir

Selain perumahan yang rusak diakibatkan oleh banjir,


bencana ini juga menimbulkan kerugian di bidang
infrastruktur dan utilitas yang ada di masyarakat.
sarana infrastruktur terutama kerusakan pada saluran
air/plengsengan dan tanggul sebesar 43 % dan
kerusakan jebolnya embung sebesar 29% . Saran
infrastruktur yang rusak akibat banjir terbanyak di Kab.
Situbondo dan Kab. Nganjuk. Banjir juga membawa
kerugian ekonomi, luasan lahan ekonomi yang
mengalami rusak atau gagal panen berada di Ds. Banjir di Kab. Sampang/slhd kab.sampang

Sumberanyar Kec. Panarukan Kabupaten Situbondo


seluas 10 Ha lahan sawah.

Kejadian bencana banjir di


Jawa Timur masih disertai
dengan angin puting beliung
sehingga menimbulkan
kerusakan dengan tingkatan
yang beragam. Grafik
disamping menunjukan bawah
frekuensi banjir paling sering
dialami Kab. Nganjuk dengan
frekuensi kejadian sebanyak 17
kali terutama terjadi di Kec.
Gamb.2.94 Frekuensi kejadian banjir dan Puting beliung

II - 105
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.7.2 Bencana Kekeringan, Luas dan Kerugian Jember sebesar Rp 105.243.600.000,00.

Dari segi luasan kekeringan di 12 (dua belas) Kab/kota


yang mengalami kekeringan paling luas berada di Kab
gresik seluas 69.200 naik dari tahun sebelumnya seluas
34.600 Ha dan Kota kediri dengan luasan paling kecil 2
Ha, seperti ditunjukan gambar grafik di atas .

Kabupaten/kota di Jawa Timur menunjukan Banyaknya


jumlah kab/kota yang mengalami potensi kekeringan
yang semakin meluas ditunjukan oleh data dari Dinas
Energi dan Sumber daya Mineral Prov. Jatim dalam
kekeringan di benjeng Kab.Gresik
Sumber air di Sugio, Lamongan/b-komling
grafik dibawah ini.
Gamb.2.95 Daerah sulit air di Jawa Timur
Kejadian bencana alam seperti kekeringan
masih terjadi diwilayah kab/kota di Jawa Timur .
Luasan kekeringan di Jawa Timur pada tahun 2015
mencapai 211.171,5 Ha . Luasnya kekeringan semakin
tahun menunjukan kenaikan yang signifikan, misalnya
di Kab. Tuban tahun sebelumnya seluas 18 Ha naik
menjadi 43. 600 Ha . Kondisi serupa juga ditunjukan di
kabupaten/kota yang lainnya. kejadian kekeringan
semakin bertambah baik dari segi kerugian maupun
luasan kekeringan di Kab/Kota. Total Kerugian di Jawa
Jumlah dusun yang mengalami kekeringan terbanyak
Timur mencapai Rp. 146,8 Milyard naik dari tahun
di Kab. Pacitan sebanyak 375 Dusun sedangkan Dusun
sebelumnya Rp 15,2 Milyard. Kerugian tertinggi di Kab.

Luas Area Kekeringan

Gamb.2.96 areal kekeringan di Jawa Timur

II - 106
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

paling sedikit mengelami kekeringan berada di Kab Jumlah penduduk yang mengalami dampak bencana
Lumajang sebanyak 4 Dusun. Jika dilihat dampak kekeringan berdasarkan data Dinas esdm Prov. Jatiam
kekeringan menurut desa data dari Badan dalam ESDM dalam angka 2014 sebanyak 887. 991
Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim kepala keluarga dari 3.290.959 Jiwa penduduk.
menunjukan jumlah yang semakin menurun, Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air
penurunan jumlah desa terdampak berada di Kab. yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk
Pacitan dari jumlah desa terdampak pada tahun 2014 kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
sebanyak 48 turun menjadi 28 desa pada tahun 2015 . lingkungan. Kekeringan bisa disebabkan karena
Dampak kekeringan mengalami kenaikan di wilayah Kekeringan Alamiah berkaitan dengan curah hujan di
Kabupaten Bojonegoro dari jumlah 59 pada tahun bawah normal dalam satu musim. Kekeringan juga
menjadi 74 desa di tahun 2015. disebabkan faktor hidrologis berkaitan dengan

Gamb.2.97 Desa terdampak kekeringan 2014-2015


kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan. Selain
itu kekeringan juga disebabkan kerusakan kawasan
tangkapan air, sumber-sumber air akibat perbuatan
manusia. Data Badan Penanggulangan bencana Prov.
Jatim menunjukan desa terdampak menurut jarak
sumber- sumber air dalam memenuhi kebutuhan air.
BPBD mengidentifikasi kekeringan berdasarkan jarak
sumber air, jika jarak sumber air < 3 km diidentifikasi
sebagai kering kritis sedangkan bila melebihi 3-5 Km
diidentifikasi sebagai kering langka karena medan yang
Kekeringan di Tulungagung/Antara
ditempuh jarah yang jauh dan medan yang berat dalam
mengakses sumber air bersih.

II - 107
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb.2.98 Desa terdampak kekeringan menurut sumber air menimbulkan korban meninggal sebanyak 12 Jiwa.

Daerah yang mempunyai kalsifikasi kering kritis paling Korban sebanyak 7 orang terjadi di kawasan Gunung

banyak dialami kabupaten Sampang sebanyak 46 desa Lawu Kab. Magetan. Bencana Kebakaran juga

dan trenggalek dan probolinggo sebanyak 40 Desa dan terpantau d wilayah permukiman, bangunan/ lahan

sedangkan daerah kering langka dengan sumber air < kosong dan tempat usaha lainnya yang telah

dari 3 Km terbanyak di Kab. Bangkalan. menimbulkan kerugian di sektor bangunan ,


perumahan maupun industri . Dari data yang dihimpun
dari SLHD kab/ Kota 2015 menunjukan kerugian
2.7.3 Bencana Kebakaran hutan/lahan, dan Kerugian
terbanyak akibat kebakaran adalah sektor bangunan
merupakan komponen yang paling banyak terbakar
Kebakaran masih menjadi ancaman bencana
dengan kerugian yang mencapai nilai Rp
baik ada yang diwilayah kabupaten maupun Kota.
25.223.200.000,00. Lokasi kebakaran gedung banyak
Tabel BA-3E Kebakaran lahan menurut kabupaten/kota
terjadi di Kab. Gresik sebanyak 5 lokasi kejadian.
di Jawa Timur total 7313,22 Ha mengalami kekaran
dengan nilai kerugian mencapai Rp
15.5012.582.730,00 Luasan kebakaran
terbesar di Kab. Probolinggo dengan
luas terbakar 5221,83 Ha sedangkan
Kerugian terbesar dialami Kab.
Jember sebesar Rp
139.150.000.000,00 .

Kejadian kebakaran hutan


dan lahan yang dipantau oleh BNPB ,
menunjukan jumlah kejadian bencana
sebanyak 12 wilayah yang
Gamb.2.99 Prakiraan luas hutan/lahan terbakar

II - 108
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Luas kawasan konservasi yang terbakar , paling luas


berada dalam pengelolaan Suaka Margasatwa Dataran
Tinggi Iyang yang terbentang di wilayah administratif
Kab. Situbondo-Probolinggo dengan luasan 14177 Ha ,
dengan luasan lahan yang terbakar seluas 34 Ha.

Gamb.2.100 Lokasi dan kerugian kebakaran

Kejadian kebakaran di wilayah jawa timur juga


dipengaruhi akumulasi panas yang ada. Beberapa titik
panas sudah mulai terdeteksi oleh satelit monitoring
hotspot titik panas/ api. Titik panas merupakan unsur
terjadinya api atau kebakaran disampaing Oksigen dan
kebakaran di Suaka Margasatwa Dataran Yang
bahan bakar/bahan yang mudah terbakar. Bila ketiga
unsur seperti panas, oksigen, dan bahan yang mudah Respon terhadap kebakaran hutan dan lahan BBKSDA

terbakar hingga menimbulkan reaksi oksidasi yang Jawa Timur menetapkan batas toleransi maksimum

dapat yang dapat menimbulkan kebakaran yang luas kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Jawa

menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan Timur berdasarkan PK tahun 2015 (draft dari Direktorat

kematian. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam PKH) yaitu 2.679 Ha. Berdasarkan Surat Direktorat

Jawa Timur memantau sepanjang tahun 2015 telah Pengendalian Kebakaran Hutan Nomor: S.79/PKH-

terjadi kebakaran hutan di kawasan konservasi yang 1/2015 tanggal 14 April 2015 batas toleransi maksimum

dikelola . Luasan kebakaran yang terjadi di kawasan luas kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Jawa Timur

konservasi mencapaia total luas 67,554 Ha. 267.908 Ha. Sepanjang tahun 2015, luas kebakaran
hutan di kawasan konservasi BBKSDA Jawa Timur
seluas 67,554 Ha.
Dengan demikian
terjadi penurunan
kebakaran hutan seluas
2.611,446 Ha dari batas
toleransi maksimum
atau (97,48%). Target
IKK tahun 2015 adalah
penurunan luas

Gamb.2.101 Kebakaran di kawasan konservasi kebakaran 10%, Capaian

II - 109
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

kinerja tersebut karena BBKSDA Jawa Timur Bencana longsor juga menyebabkan hilangnya modal
melaksanakan antisipasi bahaya kebakaran hutan, kerja berupa alat transportasi maupun dan alat
antara lain patrol kebakaran, apel siaga kebakaran, produksi perkebunan. Hasil pantauan BNPB juga

dan penanganan kebakaran hutan. menunjukan kejadian bencana terjadi sejak bulan
Januari hingga Bulan April 2015, dengan kejadian
terbanyak di Kab. Pasuruan pada bulan Januari hingga
2.7.4 Bencana tanah Longsor/Gempa bumi, Kerusakan
Februari.
dan Kerugian.

Longsor di Mojokerto Gamb.2.102 Kejadian longsor pantauan BNPB

Kejadian bencana lainnya di Jawa Timur adalah Data tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan
Tanah Longsor. Kejadian tanah Longsor menurut Gempa bumi, Kerusakan, Kerugian dari BPBD Prov.
kabupaten/ kota tahun 2015 menunjukan kejadian Jatim dan SLHD Kab/kota tahun 2014 menunjukan
tanah longsor telah mengakibatkan kerugian sebesar jumlah kerugian akibat tanah longsor tahun 2014
Rp 15.636.298.613,00 kerugian ini menurun jika sebesar Rp 39.878.908.613,00 sangat jauh
dibandingkan kerugian pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan kerugian pada tahun 2013. Kerugian
39.878.908.613,00. paling besar di Kabupaten Jombang yang mencapai Rp

Kabupaten Gresik merupakan wilayah dengan 14.608.010.000,00 dan Korban meninggal sebanyak 12

kejadian tanah longsor dengan korban yang paling jiwa. Luasan longsor tercatat hanya di Kabupaten

banyak yaitu 460 Jiwa. Seperti tahun sebelumnya Gresik seluas 460 Ha.

sebagian besar mengalami tanah longsor kecuali Kab.


Kediri, Lamongan , Sidoarjo dan Pamekasan . Kerugian
akibat tanah longsor terbesar di Kab. Mojokerto hingga
mencapai nilai Rp. 3.012.573.613,00. Kejadian tanah
longsor berdasarkan pantaun BNPB tahun 2015 telah
mengakibatkan kerusakan fasilitas umum maupun
infrstruktur lainnya. Fasilitas umum yang rusak akibat
yang tertimbun seperti kantor kecamatan sedangkan
infrastruktur lainnya yang rusak seperti jalan dan Pemukiman di Bumiaji , Kota Batu

II - 110
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Beberapa wilayah di jawa timur yang berada di jalur api daerah kerentanan longsor dengan jumlah titik
gugusan berapa gunung api rentan terhadap terbanyak yaitu 11 kecamatan di Ponorogo dan 10
pergerakan lempeng patahan yang dapat Kecamatan di Trenggalek dengan kerentanan
menggerakan tanah yang memicu kejadian longsor. menengah tinggi sedangkan daerah kerentanan
Tanah longsor terjadi karena oleh adanya gerakan longsor menengah dengan jumlah titik terbanyak yaitu
tanah akibat dari bergeraknya massa tanah atau Kab. Malang sejumlah 7 kecamatan. Desa- desa di Jawa
batuan yang bergerak disepanjang lereng atau luar Timur yang mempunyai kerentanan menengah tinggi
lereng yang disebabkan faktor gravitasi. Kondisi terhadap longsor paling banyak berada di wilayah
alamiah juga disebabkan oleh kerusakan lingkungan kabupaten trenggalek sebanyak 60 desa dan
karena perubahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan Probolinggo sebanyak 45 desa.
yang tidak bervegetasi pada akhirnya menyebabkan
kerawanan dan frekuensi terjadinya longsor. Data
ESDM dalam angka Prov. Jatim menunjukan bahwa
daerah-daerah di Jawa Timur yang mempunyai sudut
lereng terjal, jenis tanah bertekstur halus dengan
ketebalan lebih dari 1 meter serta curah hujan yang
cukup tinggi dan pada daerah dengan penutup
vegetasi jarang atau gundul dapat berpotensi
Gamb.2. 104. desa rentan longsor menengah tinggi
terjadinya gerakan tanah atau tanah longsor.
Kejadian tanah longsor banyak terjadi antara bulan
januari hingga maret dengan frekuensi kejadian Tanah
longsor paling banyak berada di Kab. Malang.

Gamb.2. 103. Daerah rentan longsor menurut kecamatan

Daerah rentan gerakan tanah di Jawa Timur sebanyak


23 Kab/Kota dari 38 Kab/Kota di Jawa Timur, Wilayah di
Gamb.2. 105. Frekuensi kejadian tanah longsor
selatan jawa Timur merupakan wilayah daerah rentan
longsor ddengan kerentanan tinggi sedangkan wilayah Sedangkan Kejadian tanah longsor dengan frekuensi
tengah dengan kerentanan longsor menengah. paling sedikit berada di wilayah kabupaten Jombang
Kabupaten Ponorogo dan trenggalek merupakan dan Ngawi.

II - 111
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Peningkatan kejadian bencana menjadi momentum Masyarakat Jawa Timur Tangguh Bencana” kemudian
upaya pengurangan resiko bencana. Menurut UU menjabarkan dalam misi “Mewujudkan Sistem
No.24 tahu2007 dan Perka BNPB No.4 tahun 2008 Penanggulangan Bencana bagi Masyarakat Jawa
menyebutkan fase penanggulangan bencana dimulai Timur yang Mandiri”. Beberapa indikator kinerja dalam
pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat mencapai sasaran strategis menurunnya resiko
dan pemulihan. Rangkaian peristiwa yang mengancam bencana di Jawa Timur melalui target sebesar 1,92 %
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan dan pemanasangan teknologi Early Warning System di
masyarakat disebabkan oleh bencana mengakibatkan daerah bencana sebesar 17,21 %. Pada kurun waktu
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, 2009-2014 telah terbentuk 14 Desa Tangguh Bencana,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. dengan terbanyak di pacitan dan Banyuwangi
Berdasarkan pengamatan selama ini, pengelolaan sedangkan Kota Batu, kab. Probolinggo, Kab. jember,
bencana lebih banyak melakukan kegiatan pasca Kab. lumajang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab.
bencana berupa emergency response dan recovery Tulungagung, Kab. Lamongan, Kab. Trenggalek dan
daripada disaster preparedness. Padahal, apabila kita Kab. Bojonegoro masing-masing 1 desa tangguh
memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan bencana sudah terbentuk. Early Warning System
sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi sebagai tanda peringatan dini kejadian bencana telah
bahaya / kerugian (damages) yang mungkin timbul terpasang 63 titik, terbanyak 47 titik tanah longsor,
ketika bencana. Sebelum bencana kembali terjadi BPN selanjutnya banjir 4 titik, gunung api 7 titik dan
Provinsi Jawa Timur memetakan peta kerawanan tsunami 5 titik. Kerentanan wilayah terhadap bencana
longsor berdasarkan luasan ,seperti grafik dibawah ini. memerlukan kapasitas, ketahanan daerah dan

Gamb.2. 106. Wilayah aman agak dan rawan longsor di Jawa Timur kebijakan-kebijakan yang meperhatikan daya dukung

Respon kebijakan yang diambil Badan Penanggulangan dan daya tampung lingkungan sebagai upaya

Bencana Daerah Jawa Timur melalui visi “Menuju meminimalkan dampak.[]

II - 112
BAB III
TEKANAN
TERHADAP
LINGKUNGAN

BAB III
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

71
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. 1. KEPENDUDUKAN adalah kabupaten Pacitan dengan jumlah

3. 1. 1. Luas Wilayah , Jumlah penduduk sebesar 0,55 juta jiwa.

Penduduk, Pertumbuhan dan Kepadatan Kepadatan penduduk Jawa Timur


Penduduk pada tahun 2015 rata-rata sebesar 837 jiwa
per km2, sedangkan kepadatan penduduk di
masing-masing wilayah kabupaten/kota
bervariasi. Wilayah perkotaan rata-rata
memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
Kota Surabaya merupakan wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan
timngkat kepadatan penduduk sebesar 8,728
jiwa per km2 (sepuluh kali lipat kepadatan
rata-rata penduduk Jawa Timur). Sedangkan
wilayah dengan kepadatan terendah adalah
Penduduk di Kab Sampang
kabupaten Banyuwangi dengan tingkat
Penduduk merupakan potensi kepadatan sebesar 276 jiwa per km2.
sekaligus beban pembangunan. Penduduk Jumlah penduduk yang selalu meningkat dari
yang berkualitas (produktif) merupakan tahun ke tahun akan memberikan tekanan
potensi/kekuatan pembangunan berkelanjutan terhadap lingkungan yang semakin besar pula,
berkelanjutan dengan mengoptimalkan karena dalam pemenuhan kebutuhan hidup
manfaat dari sumber alam dan sumberdaya akan pangan, sandang, dan papan
manusia dengan cara menyerasikan aktivitas membutuhkan membutuhkan lahan dan air.
manusia sesuai dengan kemampuan sumber Tekanan terhadap lingkungan bukan hanya
alam yang tersedia. Pada tahun 2015 Jumlah dalam pemenuhan kebutuhan manusia saja,
penduduk Jawa Timur sebanyak 38,85 juta namun dalam kehidupan sehari-hari manusia
jiwa, yang terdiri dari 19,17 juta jiwa penduduk juga menghasilkan sampah baik sampak
laki-laki dan 19,67 juta jiwa Penduduk dihasilkan oleh rumah tangga maupun non
perempuan. Selama lima tahun terakhir yaitu rumah tangga. Dalam pemenuhan kebutuhan
sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 laju manusia akan sandang, pangan, dan papan
pertumbuhan penduduk Jawa Timur sebesar bisa dipastikan akan membutuhkan lahan yang
0,53 persen. Sebaran penduduk Jawa Timur semakin meningkat, sehingga konversi lahan
pada setiap kabupaten/kota tidak merata tidak dapat terelakkan (baik konversi lahan
antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. pertanian untuk lahan non pertanian maupun
Jumlah penduduk terbanyak berada di kota lahan hutan untuk lahan non hutan). Selain
Surabaya dengan jumlah penduduk sebesar alih fungsi lahan, permasalahan lain yang
2,85 juta jiwa, Kemudian Kab. malang sebesar timbul adalah kebutuhan akan air yang
2.544.315 dan Kab. Jember sebesar 2.407.115 semakin meningkat baik untuk kebutuhan
sedangkan Jumlah penduduk paling sedikit pertanian, air untuk kebutuhan rumah tangga,
III- 113
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.1 Jumlah penduduk, pertumbuhan dan kepadatan Penduduk

maupun air untuk kebutuhan industri/usaha. Pertumbuhan penduduk paling rendah


Pertumbuhan penduduk Jawa Timur yang ada berada di Lamongan sebesar 0,06 sedangkan
dikisaran 0,5 persen dalam jangka waktu lima yang paling tinggi di Kab. Sidoarjo sebesar
tahun terakhir harus tetap dijaga supaya tidak 1,60. Peningkatan jumlah penduduk di
naik lagi sehingga tekanan terhadap perkotaan diproyeksikan akan terus meningkat
lingkungan tidak semakin besar. Pertumbuhan setiap tahunnya. Surabaya sebagai kota
penduduk paling rendah berada di Lamongan terbesar kedua setelah Jakarta saat ini telah
sebesar 0,06 sedangkan yang paling tinggi di mengalami permasalahan tersebut. Terlihat
Kab. Sidoarjo sebesar 1,60 . dengan semakin meningkatnya jumlah lahan

III- 114
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

yang tersedia dialihfungsikan sebagai tempat Wilayah Provinsi Jawa Timur dengan
perumahan bagi warga kota Surabaya. luas wilayah 46428,66 Km terdiri dari wilayah
kebutuhan jumlah rumah yang besar tentu adinistrasi 38 Kabupaten/kota; 664 Kecamatan
akan berimplikasi pada penggunaan lahan ; 7,721 Desa dan 781 Kelurahan. Dimana
kosong yang seharunya dimanfaatkan sebagai kecamatan terbanyak di Kab. Malang sebanyak
paru-paru kota seperti RTH (Ruang Terbuka 33 Kecamatan sedangkan desa terbanyak
Hijau). Di sisi lain, ketersediaan lahan di Kota berada di Kab. Lamongan sebanyak 460 Desa
Surabaya cenderung tetap dan terbatas, sedangkan jumlah kelurahan terbanyak berada
sehingga alternatif yang dijadikan dalam di Kota Surabaya sebanyak 160 Kelurahan.
pengadaan perumahan baru adalah
mengkonversi lahan baru pada daerah
pinggiran kota. Konversi lahan tersebut dikenal
dengan istilah urban sprawl. Urban sprawl
mendorong konversi lahan pinggiran
perkotaan menjadi peruntukan lahan dengan
fungsi perkotaan. (Northam dalam Firman,
Gamb. Wilayah administrasi di Jawa Timur
1997). Oleh karen itu, dengan melihat
fenomena permasalahan penduduk yang Gamb. 3.2 Wilayah administrasi di Jawa Timur

Gamb. 3.3 Jumlah penduduk menurut umur


berdampak pada konversi lahan kosong (RTH)
Jumlah penduduk dilihat dari umur
yang seharusnya dijadikan paru-paru kota,
paling banyak usia 15-19 Tahun sebesar
perlu pengendalian penduduk dengan
3.116.490 Jiwa dan Jumlah terendah umur 75
penyebaran penduduk secara merata. Selain
+ sebesar 925.930 Jiwa dari Jumlah penduduk
itu penyebaran penduduk dan aktifitasnya
38.847.561 Jiwa . Penduduk kelompok umur
disesuaikan dengan daya tampung dan daya
10-24 tahun perlu mendapat perhatian serius
dukung ruang pada setiap bagian wilayah
mengingat mereka masih termasuk dalam usia
kabupaten/kota.
sekolah dan usia kerja, angkatan kerja dan

III- 115
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

memasuki umur reproduksi. Apabila tidak penduduk di jawa Timur dari tahun 2012
dipersiapkan dengan baik remaja sangat hingga 2014 mengalami penurunan dari 30,61
berisiko terhadap perilaku seksual pranikah. pada tahun 2012 turun menjadi 28,34 di tahun
sehingga akan mengakibatkan LPP yang 2014.
sangat tinggi untuk beberapa tahun ke depan. Gamb. 3.4 Jumlah Wanita Usia Subur dan Balita

Jumlah wanita usia subur di Jawa Kepadatan penduduk tahun 2013


Timur sebanyak 10. 591.214 Jiwa dengan sebesar 26,32 meningkat 26,33 pada tahun
jumlah Wanita usia subur terbanyak di Kota 2014. Kepadatan penduduk di Kab/kota yang
Surabaya sebanyak 870.244 Jiwa dengan melebihi kepadatan Provinsi adalah di Kab.
jumlah Balita sebanyak 224.434 Jiwa Sumenep sebesar 45,08. Proyeksi penduduk
sedangkan Child Women Rasio di Jawa Timur menurut BPS jawa timur, penduduk terus
sebesar 286, Angka ini lebih kecil dari pada mengalami kenaikan dari tahun 2010-2020,
woman child rasio di kab. Kediri sebesar 323. selama kurun waktu 10 tahun diprediksi
Sedangkan Jika dilihat dari kepadatan penduduk akan terus bertambah 7,3 %.

Gamb. 3.5 Proyeksi penduduk 2010-2010


III- 116
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. 1. 2. Jumlah penduduk laki-laki dan Perbandingan penduduk antara


Perempuan penduduk laki-laki dan Perempuan di Jawa

Jumlah penduduk di jawa timur Timur pada tahun 2011 hingga 2014 selalu

berdasarkan jumlah penduduk laki-laki dan meningkat pada tahun 2014 dengan sex ratio

perempuan sebanyak 19.674.951 Jiwa di Jawa Timur sebesar 97,45.

penduduk laki-laki sebanyak 19.172.610 Jiwa. Bila dilihat dari Jumlah wanita kawin,
wanita kawin di Jawa Timur sebanyak 280.
479 Jiwa sedangkan jika dilihat berdasarkan
umur usia kawin pertama < 20 tahun
sebanyak 20 % dari jumlah usia wanita kawin
pertama. Sedangkan usia wanita kawin pada
usia antara usia 21-25 tahun sebanyak 49 %
sedangkan 11 % lainnya usia wanita kawin >
30 Tahun. Pernikahan usia wanita kawin < 20
Penduduk perempuan
tahun, banyak terjadi di Kab.
Malang sebanyak 7.754 Jiwa.
Sedangkan usia wanita kawin usia
21-25 banyak di Kab. Sidoarjo
sebanyak 9.542 Jiwa. Usia kawin >
30 tahun banyak terjadi Surabaya
sebanyak 1.790 Jiwa.

Gamb.3.6 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

Gamb. 3.7 Sex ratio laki-laki dan perempuan di Jawa Timur


III- 117
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di lebih dari 30 tahun. Pasangan usia subur <20
Provinsi Jawa Timur sebanyak 8.215.650 tahun terbanyak di Kab. Jember sebanyak
Pasangan. Jika dilihat berdasarkan usia kawin 46.008 Jiwa atau sebesar 8,58 % PUS di Kab.
pertama < 20 tahun sebanyak 4 %. Jember sedangkan usia antara 21-29
terbanyak di Kab. Jember sebanyak 200.707
Pasangan atau 37,44 % PUS di Kab. Jember .
Usia lebih dari 30 tahun banyak di Kab. Gresik
sebanyak 332.456 Jiwa.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di


Jawa Timur sebesar 8.215.650 pasangan
dengan jumlah kesertaan program keluarga
berencana (KB) sebanyak 6.299.424 peserta
dengan prevalensi 76,68. Pasangan Usia Subur
Gamb. 3.8 Wanita umur kawin pertama
terbesar di Kab. Jember sebanyak 536.030
pasangan sedangkan jumlah kepesertaan KB
terbanyak di Kota Surabaya sebesar 408.870
peserta dari jumlah PUS 509.147. Prevalensi
PUS dengan kepesertaan KB di Jawa Timur
80,30, Prevalensi kesertaan KB terendah dari
provinsi di Kab. Sumenep sebesar 62,07
sedangkan prevalensi paling tinggi di Kab.

Gamb. 3.9 Jumlah Pasangan Usia Subur Probolinggo sebesar 83,15.

PUS pada usia antara 21-29 tahun


sebanyak 32 % sedangkan sebanyak 64 %

Gamb. 3.10 Kesertaan Keluarga Berencana


III- 118
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.11 Pencapaian alat KB


tujuh daerah, yaitu Gerbangkertasusila,
akhirnya diperluas menjadi Germakertasusila.
Pengembangan kawasan metropolitan di sisi
Madura yang sebelumnya hanya terbatas
untuk Kabupaten Bangkalan, kini diperluas ke
seluruh Pulau Madura.

Berdasarkan data BKKBN Jawa Timur


Jumlah kepesertaan Keluarga Berencana di
Jawa Timur sebesar 6.299.424. Pemakaian
alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan
adalah alat suntik sebesar 50 %, kemudian pil
sebesar 20 %. Menurut kabupaten/kota, yang Nelayan di Tempursari Kab. Lumajang
paling banyak digunakan untuk IUD dan Pil KB
Penduduk pesisir di wilayah Bakorwil
terbanyak di Kab. Jember, Pemakaian kondom
di jawa Timur untuk wilayah Madiun, Jumlah
dan metode operasi wanita (MOW) terbanyak
penduduk pesisir mencapai 2.071.558 Jiwa
di Kota Surabaya, Kontrasepsi suntik banyak di
dengan populasi penduduk terbanyak di
Kab. Gresik, Metode implant terbanyak di
Kecamatan Ponggok kab. Blitar sebanyak
Lumajang dan metode operasi pria (MOP)
112.369 Jiwa.
terbesar di Kab. Situbondo.
Penduduk pesisir di wilayah Bakorwil
Malang mencapai 2.555.383 Jiwa dengan
3. 1. 3. Penduduk wilayah di Pesisir dan
populasi terbanyak di kecamatan Wuluhan
Laut
kab. Jember mencapai 118.071 Jiwa.
Jumlah penduduk di wilayah pesisir
dan laut di Jawa Timur sebanyak 678 Desa
dengan jumlah penduduk 3.589.941 Jiwa,
1.075.646 rumah tangga. Jumlah penduduk
tertinggi berada di Kelurahan Semampir Kota
Surabaya sebesar 190.146 Jiwa dari jumlah
penduduk pesisir wilayah Gresik, Bangkalan,
Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbang
Gamb. 3.12 Jumlah penduduk pesisir
kertasusila) dengan total jumlah penduduk
mencapai 1.676.275.942 Jiwa. Dengan Penduduk pesisir di wilayah Bakorwil
terwujudnya Jembatan Suramadu sebagai Pamekasan mencapai 1.382.029 Jiwa dengan
penghubung Pulau Jawa dan Madura, maka populasi terbesar di Kecamatan Semampir
konsep pengembangan kawasan metropolitan Kota Surabaya sebanyak 190.146 Jiwa.

III- 119
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Sedangkan penduduk pesisir di kab. Situbondo sebanyak 1.524 rumah tangga


wilayah Bakorwil Bojonegoro paling banyak di dan kapal motor banyak diantaranya mencapai
Kec. Tuban Kab. Tuban mencapai 93.811 Jiwa 5.915 rumah tangga kab. Sumenep.
dari jumlah total mencapai 460.378 Jiwa.
Dilihat dari prosentase penduduk pesisir,
paling banyak di Bakorwil Malang. Populasi
masyarakat pesisir didefinisikan sebagai
kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir
dan sumber kehidupan perekonomiannya
bergantung secara langsung pada
pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.
Definisi ini pun bisajuga dikembangkan lebih
jauh karena pada dasarnya banyak orang yang Gamb. 3.13 Rumah tangga menurut perahu

hidupnya bergantung pada sumberdaya laut. Sedangkan perusahaan berbasis

Mereka terdiri dari nelayan pemilik, buruh sumber daya kelautan dan pesisir sangat

nelayan, pembudidaya ikan danorganisme laut tergantung dengan sarana dan prasarana

lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, pesisir, sebanyak 85 % tanpa perahu, dan 12

supplier faktor sarana produksi perikanan. % perahu tanpa motor. Penduduk dengan

Namun untuk lebih operasional, definisi perangkat perahu tanpa motor banyak

populasi masyarakat pesisir yang luas ini tidak terdapat di Kab. Tulungagung sebesar 828

seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan rumah tangga sedangkan yang tidak punya

pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan perahu terbesar juga di kab. Banyuwangi

serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok sebesar 3.253 rumah tangga.

ini secara langsung mengusahakan dan Gamb. 3.14 Rumah tangga perusahaan menurut alat penangkap

memanfaatkan sumberdaya ikan melalui


kegiatan penangkapan dan budidaya.

Menurut data BPS Jawa Timur tahun


2015, nelayan yang hidup di pesisir sangat
tergantung dengan sarana dan prasarana dan
modal dalam memanfaatkan sumber daya
kelautan, sebanyak 42 % masyarakat
mengandalkan perahu tempel dan 41 % kapal
motor. Penduduk dengan perangkat perahu
Kepadatan penduduk di wilayah
tempel banyak terdapat di Kab. Banyuwangi
pesisir dapat mempengaruhi kualitas
sebanyak 5.357 rumah tangga sedangkan
hidup penduduknya. Faktor yang
yang tidak mempunyai perahu terbesar juga
mempengaruhi, pesatnya pembangunan
berada di Kab. Banyuwangi sebanyak 5.538
industri di daratan tepi dan lepas pantai.
rumah tangga. Perahu tanpa motor banyak di

III- 120
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kondisi lingkungan laut di kawasan pantai dari Rata-rata Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur
Surabaya hingga ke wilayah perbatasan Jawa tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 3,28
Tengah dampak kerusakannya sudah sangat persen dibanding tahun 2013 yaitu dari 103,16
terasa sekali karena berpengaruh langsung menjadi 106,54. Kenaikan tersebut disebabkan
terhadap penurunan hasil tangkapan para karena kenaikan indeks harga yang diterima
nelayan, utamanya yang masih mengandalkan nelayan (10,90 persen) lebih besar dari
alat tangkap tradisional. Akselerasi kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan
pertumbuhan industri di kawasan daratan dan (7,40 persen). Hal ini menunjukkan bahwa
pesisir Pantai Utara telah mengakibatkan rata-rata nilai tukar produk perikanan tangkap
gundulnya hutan mangrove disekitarnya. terhadap barang konsumsi rumah tangga
Ditambah pula pembangunan pelabuhan nelayan dan biaya produksi tahun
industri terpadu, dan tempat tempat wisata 2014,secara umum masih lebih tinggi
tepi pantai di Kabupaten Gresik, Lamongan dibanding tahun 2013.
dan Tuban banyak mengahasilkan limbah
buangan yang mengakibatkan, pendangkalan
sungai, sendimen laut dan semakin rusaknya
ekosistem pesisir. Pada tahun 1970an
kawasan Pantai utara Jawa Timur merupakan
belantara mangrove yang menyimpan
keanekaragaman hayati tinggi, hal ini terbukti
dengan digunakannya daerah ini sebagai
daerah persinggahan burung pengembara
Gambar diatas menunjukkan bahwa selama
(migran) yang berasal dari benua eropa
tahun 2014, NTN Jawa Timur selalu lebih
menuju Australia, tempat tinggal dari puluhan
tinggi dibanding dengan bulan yang sama
jenis burung air diantaranya kuntul (Egretta
tahun 2013. Jika dilihat besarnya perubahan
alba), Bangau Tongtong (Leptoptilos
di tahun 2014, kenaikan NTN terbesar terjadi
javanicus), Belibis kembang (Dendrocygna
pada bulan Juli sebesar 1,79 persen karena
arquata), Pecuk ular (Anhinga melanogaster),
indeks harga yang diterima nelayan pada
dan jenis burung air lainnya (Balai Besar KSDA
bulan yang sama mengalami kenaikan
Jawa Timur, 2014). Pada tempat tempat
sebesar 2,23 persen sedangkan indeks harga
tertentu di Pantura Jawa Timur dengan kondisi
yang dibayar nelayan hanya naik sebesar
hutan mangrove yang masih dalam keadaan
0,43 persen. Penurunan NTN terbesar terjadi
baik tentunya wilayah pantai tempat tersebut
pada bulan November sebesar 4,15
memiliki nilai estetika yang dapat dijadikan
persen karena indeks harga yang
daya tarik tersendiri dan dapat diatur menjadi
diterima nelayan mengalami penurunan
kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan
sebesar 0,72 persen sedangkan indeks
sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa
harga yang dibayar nelayan mengalami
wisata alam atau bentuk lainnya.
kenaikan sebesar 3,58 persen.[]
III- 121
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan sekitar 16 %. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Berdasarkan Tingkatan Pendidikan berjumlah 6.040.455 orang atau sekitar 15 %.
Sedangkan D3 berjumlah 521.167 orang atau
sekitar 1%, S1 berjumlah 1.690.501 orang atau
sekitar 4%, S2 berjumlah 1.333.884 orang atau
sekitar 4%, dan S3 berjumlah 74.236 orang.

Salah satu permasalahan pada bidang


pendidikan yaitu siswa putus sekolah. Di Jawa
Timur masih jumlah siswa SD putus sekolah
mencapai 2884 siswa atau sebanyak 30%
dengan perbandingan siswa laki-laki 51%
perempuan 49%. Sedangkan jumlah siswa SMP
putus sekolah mencapai 4.532 siswa atau
sebanyak 46% dengan perbandingan siswa laki-
laki 55% dan siswa perempuan 45%. Jumlah siswa
Anak usia sekolah di Made-Surabaya SMA yang putus sekolah di Jawa Timur lebih
sedikit dibandingkan dengan siswa SD dan SMP
Kemampuan sumber daya manusia yang putus sekolah yaitu sekitar 2.376 siswa
dipengaruhi oleh akses pendidikan. atau sebanyak 24% dengan perbandingan siswa
Perkembangan kemajuan pendidikan laki-laki 52% dan siswa perempuan 48%.
menjadikan terbentuknya struktur kelas
sosioekonomi, ada yang makmur, ada kelas
menengah dan miskin yang juga berdampak Jumlah Siswa Putus Sekolah Tahun
kepada prosentase status pendidikan. Status 2014/2015
pendidikan penduduk Jawa Timur tidak hanya SMA SD
tergantung sarana prasarana tetapi kondisi 24% 30%
ekonomi wilayah. Faktor ekonomi adalah
respect atas kebutuhan lahiriah manusia.
Pendidikan tergantung ekonomi suatu wilayah
baik wilayah agraris maupun industri.
SMP
46%
Gamb 3.16 Jumlah siswa putus sekolah
Jumlah Sekolah Dasar Negeri yang
paling banyak ada di Kabupaten Malang dengan
jumlah 1.115 Sekolah. Sedangkan untuk Sekolah
Dasar Swasta yan paling banyak berada di Kota
Surabaya dengan jumlah 421 sekolah. Madrasah
Ibtidaiyah (MI) yang paling banyak terdapat di
Kabupaten Sumenep dengan jumlah 538
Sekolahan.

Gamb 3.15 Penduduk menurut tingkat pendidikan


Jumlah Penduduk laki- laki dan
perempuan yang tidak bersekolah di Jawa Timur
berjumlah 9.715.216 orang atau sekitar 25 % dari
jumlah penduduk di Jawa Timur. Sedangkan
untuk Sekolah Dasar (SD) berjumlah 14.049.025
orang atau sekitar 35 %. Sekolah Menengah
Pertama (SMP) berjumlah 6.321.065 orang atau
Anak usia sekolah di Gayungan Kota Surabaya

III - 122
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang 3. 2. PERMUKIMAN


paling banyak ada di Kota Surabaya dengan
jumlah 337 Sekolah. Sedangkan untuk Madrasah Rumah Tangga Miskin
Tsanawiyah (MTs) yang paling banyak terdapat
Definisi kemiskinan adalah
di Kabupaten Sumenep dengan jumlah 243
ketidakmampuan memenuhi standar hidup
Sekolah. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)
minimum. Kemiskinan merupakan salah satu
yang paling banyak ada di Kota Surabaya
fenomena sosial yang dipengaruhi oleh berbagai
dengan jumlah 168 Sekolah, sedangkan untuk
faktor antara lain tingkat pendapatan,
SMK paling banyak terdapat di Kabupaten
pendidikan, akses tehadap barang dan jasa,
Jember dengan jumlah 150 Sekolah. Sedangkan
lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan.
untuk Madrasah Aliyah (MA) yang paling banyak
Jumlah rumah tangga miskin di Jawa Timur
masih berada di Kabupaten Sumenep dengan
mencapai 1.368.177 rumah tangga atau sekitar
jumlah 141 Sekolah.
11% dari total rumah tangga di Jawa Timur.
Apabila ditinjau dari jumlah sekolah, Rumah tangga miskin paling banyak terdapat di
hampir seluruh Kabupaten/Kota Di Jawa Timur Kabupaten Jember, dengan jumlah sebanyak
telah cukup memiliki sekolah mulai dari jenjang 76.657 rumah tangga miskin. Sedangkan rumah
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. tangga miskin yang paling sedikit ada di Kota
Batu, dengan jumlah sebanyak 2.202 rumah
tangga.

Jumlah
Rumah Jumlah Rumah
Tangga
Miskin Tangga Miskin
11%

Anak usia sekolah di Kota Pasuruan

Jumlah taman kanak-kanak di Jawa timur Jumlah


mencapai 20.908 sekolah dengan jumlah siswa Rumah
sebanyak 1.168.269 siswa. Jumlah taman kanak- Tangga
kanak terbanyak dimiliki Kota Surabaya yang 89%
mencapai 1.353 sekolah sedangkan yang paling
Gamb.3.18 Jumlah rumah tangga miskin
sedikit berada di Kota Mojokerto dengan jumlah
63% sekolah. Penduduk Rumah Tak Layak Huni (RTLH) Tahun
2015
Kemiskinan identik dengan rumah tak
layak huni. Penduduk Rumah tak layak huni di
Jawa Timur paling banyak terdapat di
Kabupaten Pamekasan yaitu sebanyak 26.138
rumah. Menurut Dinas PU Cipta Karya
Rekapitulasi Pelaksanaan RTLH yang sudah
ditangani di tahun 2015 ini sebanyak 12.141 unit
rumah. 12.141 unit rumah itu terdapat di Kab.
Ponorogo sebanyak 1000 unit rumah, Kab.
Trenggalek 1007 unit rumah, Kab. Malang 1100
unit rumah, Kab. Bondowoso dan Kab.
Situbondo masing-masing 1.105 unit rumah, Kab.
Probolinggo 1.104 unit, Kab. Pasuruan 1.100 unit,
Kab. Mojokerto 1.010 unit, Kab. Jombang 1.098
unit, Kab. Magetan 1.000 unit, Kab. Lamongan
1.030 unit, dan untuk Kota Surabaya 482 unit.
Gamb 3.17 Jumlah sekolah di Jawa Timur

III - 123
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Kab. Probolinggo dan di peringkat kedua adalah


40.000 Kab. Malang.
35.000
30.000
25.000 Ditangani Pengemis
20.000 Tahun 2015
15.000
10.000
5.000
0
laki-laki
Kab. Kediri

Kota Madiun
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan

Kab. Bondowoso

Kab. Bangkalan
Kab. Mojokerto

Kota Blitar
Rumah Tak
peremp 44%
Layak Huni
uan
(RTLH)
56%
Saat Ini

Gamb.3.19 rumah tak layak huni di Jawa Timur Gamb.3.20 Jumlah Pengemis
Kemiskinan tidak bisa diidentikan Prosentase Jenis Kelamin Pengemis di Jatim
dengan ketidak mampuan ekonomi tetapi juga Pengemis dan pemulung yang berada di
berkaitan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan daerah perkotaan umumnya merupakan urban
pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air dari daerah pedesaan yang hijrah ke kota untuk
bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan mencari nafkah tanpa memiliki kemampuan
lingkungan hidup, dan rasa aman dari perlakuan khusus.
atau ancaman kekerasan.
Kemiskinan dapat disebabkan karena
keterbatasan faktor-faktor geografis
(daerahnya terpencil atau terisolasi, dan
terbatasanya prasarana dan sarana), ekologi
(keadaan sumber daya tanah/lahan, dan air
serta cuaca yang tidak mendukung), teknologi
(kesederhanaan sistem teknologi untuk
berproduksi), dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi dibandingkan dengan tingkat
penghasilannya.
Mata pencaharian rumah tangga miskin
Rumah penduduk di kabupaten probolinggo
di Jawa Timur umumnya adalah pemulung dan
pengemis. Pemulung adalah orang yang Selain identik dengan rumah tak layak
mempunyai pekerjaan utama sebagai huni, kemiskinan merupakan salah satu
pengumpul barang-barang bekas untuk indikator mendasar dari daerah tertinggal.
mendukung kehidupannya sehari-hari, yang Selain kemiskinan indikator lainnya adalah
tidak mempunyai kewajiban formal dan tidak sumber daya manusia yang rendah,
terdaftar di unit administrasi pemerintahan. prasarana/infrastruktur, kemampuan / kekuatan
Menurut data tahun 2015, jumlah pemulung di keuangan daerah yang terbatas, aksesibilitas
Jawa Timur sebanyak 3.279 dengan rincian untuk mencapai pusat-pusat pelayanan dasar
pemulung laki-laki sebanyak 68% dan pemulung yang minim, serta karakteristik daerah
perempuan sebanyak 32%. Jumlah pemulung yangrawan konflik sosial dan bencana alam.
terbanyak terdapat di Kab. Blitar kemudian di Data tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah
Kabupaten Banyuwangi. penduduk di daerah tertinggal dan terpencil di
Definisi pengemis berdasarkan Jawa Timur sebanyak 9.110 jiwa yang terdiri dari
Peraturan Pemerintah no. 31 tahun 1980 adalah 5.869 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4.420
orang-orang yang mendapatkan penghasilan jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah
dengan minta-minta di muka umum dengan penduduk daerah tertinggal dan terpencil
berbagai cara dan alasan untuk mengharap terbanyak berada di Kabupaten Bondowoso
belas kasihan orang lain. Jumlah pengemis pada yaitu sebanyak 5.829 jiwa. Data penduduk di
tahun 2015 sebanyak 3.645 yang terdiri dari 56% daerah tertinggal dan terpencil dapat dilihat
pengemis perempuan dan 44% pengemis laki- pada tabel SE-1C buku data SLHD Prov. Jatim
laki. Jumlah pengemis terbanyak terdapat di tahun 2015.

III - 124
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Sumber Air Minum


Jumlah Kebutuhan Sumber Air Minum
di Jawa Timur yang menggunakan jenis ledeng
paling banyak adalah jumlah rumah tangga yang
ada di Kota Surabaya, Kabupaten Kediri dan
Kabupaten Lamongan sedangkan yang
menggunakan sumber air minum jenis sumur
paling banyak adalah jumlah rumah tangga yang
ada di Kabupaten Jember, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Tulungagung.
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sumenep
masih banyak yang menggunakan sumber air
bersih jenis lainnya. Penduduk dengan akses
berkelanjutan terhadap Air Minum sebesar
Gamb.3.21 Jumlah sumber air minum
60,36 % atau 22.889.040 rumah tangga. Melalui
Sumber air minum untuk keperluan sarana air minum perpipaan, penampungan air
rumah tangga di Jawa Timur berasal dari ledeng, hujan, sumber mata air terlindung, terminal air,
sumur, sungai, hujan, kemasan dan lainnya. sumur gali dengan pompa dan sumur gali
Jumlah rumah tangga yang ada di Jawa Timur dengan pompa terlindung.
yang menggunakan sumber air minum jenis
ledeng berjumlah 2.496.121 rumah tangga, yang Sanitasi
menggunakan sumur sebanyak 4.460.834
rumah tangga, yang bersumber dari air sungai
sebanyak 4.492 rumah tangga, yang mengambil
dari air hujan sebanyak 300.454 rumah tangga,
dari air kemasan sebanyak 62.056 rumah
tangga, dan yang menggunakan sumber air
minum lainnya sebanyak 627.882 rumah
tanngga (Tabel SE-2 buku data SLHD Prov. Jatim
tahun 2015). Jumlah rumah tangga apabila
diprosentasekan berdasarkan sumber air
minumnya dapat dilihat pada grafik diatas

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam


pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga
dan meningkatkan kesehatan manusia.
Permasalahan sanitasi yang dihadapi di Jawa
timur yaitu masalah sosial budaya dan perilaku
penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB)
di sembarang tempat, khususnya ke badan air
Sumber air minum di Tuban (sungai) yang juga digunakan untuk mencuci,
mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Menurut data tentang Rumah Tangga
dan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar
di Jawa Timur pada tahun 2015, dari 10.936.610
Rumah Tangga yang di data, sebanyak
7.727.679 rumah tangga sudah memilki tempat
buang air besar sendiri, sedangkan rumah
tangga yang memilki tempat buang air besar
bersama sebanyak 792.219 rumah tangga dan

III - 125
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

jumlah rumah tangga yang tidak memiliki/ tidak


ada tempat buang air besar sebanyak 2.416.712
rumah tangga. Berdasarkan data di atas, berarti
bahwa masyarakat masih ada yang buang air
besar sembarangandan memerlukan perhatian
khusus dari semua pihak, seperti elemen
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga swasta dan lintas sektor terkait (Dinas
Kesehatan, Pekerjaan Umum, Dinas Pemukiman,
Sarana dan Prasarana Wilayah, Lembaga
Pembangunan Desa (Bangdes) dan instansi
terkait lainnya. Jamban Sehat
3.3. KESEHATAN
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan
Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Penyakit Utama Diderita Penduduk

Masalah kesehatan merupakan salah


satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan akan semakin
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai.
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai
dengan lingkungan yang kondusif, perilaku
masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
Gamb.3.22 Jumlah RT berdasarkan tempat BAB meningkatkan kesehatan serta mencegah
Jumlah desa di Jawa Timur mencapai 8.503 desa terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang
dengan jumlah desa terbanyak berada di Kab. berhasil dan berdaya guna tersebar merata di
Lamongan 490 desa. Pada tahun 2015 jumlah semua wilayah. Akan tetapi pada kenyataanya,
desa di Jawa Timur yang mengusulkan tidak pembangunan kesehatan di Indonesia masih
buang air besar sembarangan sebanyak 1.586 jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-
desa. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur permasalahan kesehatan masih banyak terjadi.
melakukan verifikasi desa tidak buang air Baik penyakit menular maupun penyakit tidak
sembarang sebanyak 1.233 desa dengan jumlah menular yang semakin banyak jumlah dan luas
desa terbanyak yang diverifikasi berada di Kab. sebarannya. Beberapa penyakit menular
Magetan sebanyak 235 desa. berbasis lingkungan yang masih tinggi angka
Jumlah rumah tangga di Jawa Timur kejadiannya diantaranya adalah: Diare,
yang buang air sembarangan mencapai Pneumonia Balita, Tuberculosis (TB Paru) , DBD
2.403.528 rumah tangga. Wilayah di Jawa Timur (demam berdarah dengue), Kusta, Malaria,
yang prosentase jumlah rumah tangga buang air Campak, Dipteria, AFP (Acute Placcid Paralysis).
besar sembarangan lebih dari 50% berada di Sedangkan penyakit tidak menular seperti :
Kab. Bondowoso dan Kab. Situbondo. penyakit jantung koroner, Diabetes Mellitus
Sedangkan prosentase jumlah rumah tangga (DM), Hepatitis, Kanker.
buang air besar sembarangan kurang dari 10% Kondisi sehat secara holistik bukan saja
berada di Kab. Tulungagung, Kab. Gresik, Kota kondisi sehat secara fisik melainkan juga
Kediri, Kota Blitar, Kota Mojokerto dan Kota spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk
Surabaya. menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan
suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan
tubuh. Ada empat factor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Keempat factor tersebut merupakan factor
determinan timbulnya masalah kesehatan.

III - 126
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Keempat faktor tersebut terdiri dari diikuti penyakit berbasis lingkungan lainnya
faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor seperti Demam Berdarah, Kusta PB+MB, HIV,
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), AIDS, Campak, Malaria, Dipteri, dan Kasus AFP
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan (non Polio).
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi Grafik Jenis Penyakit Utama Yang Diderita
yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan Penduduk
derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor
tersebut faktor perilaku manusia merupakan
faktor determinan yang paling besardan paling Berdasarkan data tabel DS-2A bahwa berapa
sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor penyakit berbasis lingkungan seperti diare,
lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor malaria, TBC, demam berdarah dan sebagainya
perilaku yang lebih dominan dibandingkan masih mendominasi sehingga diperlukan
dengan faktor lingkungan karena lingkungan perhatian khusus baik peran aktif tenaga
hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan masyarakat maupun perlunya
perilaku masyarakat. kegiatan atau program yang dapat mendukung
upaya-upaya penurunan baik jumlah kasus
maupun jumlah kejadian akibat menurunya
kualitas lingkungan.
Berdasarkan evaluasi kasus diare
selama tahun 2012-2014, terjadi penurunan kasus
diare. Keberhasilan tersebut tak lepas dari
upaya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
melakukan preventif seperti melalui pendidikan,
penyebaran informasi atau penyuluhan kepada
masyarakat melalui program promosi
kesehatan, berbagai sumber media, juga
melakukan upaya kuratif (pelayanan kesehatan
Penanganan pasien diare
Penyakit utama yang diderita penduduk dasar) dengan melibatkan kader. Upaya ini
yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan dilakukan guna mendukung pelayanan
faktor perilaku. Berdasarkan data Dinas penderita diare seperti penggunaan rehidrasi
Kesehatan Provinsi Jawa Timur hingga oral, pemberian oralit juga pemberian tablet
September tahun 2015, penyakit terbanyak zinc sesuai umur selama 10 hari berturut-turut.
adalah Diare. Penyakit diare masih merupakan Tatalaksana penderita diare di tingkat rumah
penyakit dengan prosentase terbesar yaitu tangga juga dilakukan yang diharapkan dapat
sebesar 82% (717.200 kasus), disusul Pneumonia mencegah terjadinya dehidrasi berat, yang bisa
Balita sebesar 8% (66.943 kasus) dan TB Paru berakibat kematian.
(Tuberculosis Paru) 3 persen (16.700 kasus), TB Upayapreventif lainnya yang ikut
Paru BTA (+) 3% (24.628 kasus) selanjutnya berperan guna mendukung penurunan angka

Gamb.3.23 Jumlah penyakit yang diderita penduduk

III - 127
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

kejadian diare di Jawa Timur adalah rumah sakit yang inceneratornya dapat
meningkatkan peran serta dan kesadaran berfungsi dengan baik dan hanya 10% saja yang
masyarakat untuk tidak buang air besar memiliki ijin operasional incinerator. Apabila
sembarangan (BABS) melalui Program Sanitasi rumah sakit tidak memiliki incenarator, rumah
Total Berbasis Masyarakat (STBM) diharapkan sakit tersebut dapat mengelola limbah B3
pada tahun 2015 Jawa Timur sudah Bebas Buang dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Dari 130
Air Sembarangan (Open Defication Free). rumnah sakit 52% mengelolakan limbahnya
melalui jasa pihak ketiga.
Limbah Rumah Sakit

Aktifitas rumah sakit


Jumlah rumah sakit yang di pantau di Jawa
Sarana IPAL rumah sakit
Timur tahun 2015 adalah 156 rumah sakit terdiri
Peningkatan pelayanan sanitasi dari 150 rumah sakit pemerintah mulai dari kelas
lingkungan dapat menekan kasus penyakit pada rumah sakit A hingga D dan 6 RS Swasta. Salah
penduduk, tetapi diperlukan pula pelayanan satu rumah sakit kelas A adalah rumah sakit Dr.
kesehatan melalui rumah sakit, klinik, dokter Soedono Kota Madiun yang menghasilkan
pribadi, bidan, dan sebagainya. Peningkatan limbah padat sebanyak 150 m3/hari, limbah cair
pelayanan kesehatan akan meningkatkan pula sebanyak 106 m3/hari, limbah B3 padat 3,33
keberadaan jumlah fasilitas m3/hari dan limbah B3 cair 3,67 m3/hari. Data
kesehatan.Peningkatan jumlah fasilitas volume limbah rumah sakit lainnya dapat dilihat
kesehatan selain membawa dampak positifjuga pada table SP 10 buku data SLHD Prov. Jatim
berpotensi memberikan dampak negatif yaitu tahun 2015. Umumnya setiap rumah sakit
timbulnya limbah domestik (sampah), limbah menghasilkan limbah berupa limbah padat,
cair, maupun limbah infeksius (limbah B3). limbah cair, dan limbah B3 baik itu padat atau
Untuk itu upayapengelolaan limbah sesuai cair. Volume limbah yang dihasilkan berbeda-
ketentuan sangat diperlukan agar limbah yang beda tergantung dari kapasitas rumah sakit dan
dihasilkan tidak menjadi sumber penularan jumlah pasien. Jumlah limbah yang dihasilkan
penyakit. Pengolahan limbah cair rumah sakit oleh 172 rumah sakit yang dipantau dapat dilihat
dilakukan melalui Instalasi Pengolah Limbah pada table SP-10 Buku Data SLHD Prov. Jatim
(IPAL) sehingga effluent air limbah memenuhi tahun 2015. Berdasarkan data dari PROPER,
baku mutu yang berlaku. Berdasarkan data yang diketahui bahwa beban limbah limbah cair
ada, dari 130 rumah sakit sebanyak 91,5% sudah rumah sakit St. Vincentius A Paulo (RKZ) untuk
memiliki IPAL (SP 10D buku data SLHD Prov. parameter BOD paling tinggi dibandingan
Jatim tahun 2015). Umumnya rumah sakit rumah sakit AL Dr. Ramelan dan rumah sakit Dr.
menghasilkan limbah padat. Limbah padat Soetomo yaitu sebesar 0,0159 ton/tahun.
padat tersebut oleh pihak rumah sakit dipilah Sedangkan untuk parameter lainnya yaitu COD
menjadi beberapa kelompok mulai dari 2-6 dan TSS beban limbah cair tertinggi adalah
kelompok. Data menunjukkan sebanyak 55% dari rumah sakit Dr. Soetomo sebesar 2,457
total 130 rumah sakit yang dipantau tidak ton/tahun dan 6,187 ton/tahun. Berdasarkan
memiliki alat pengolah limbah padat (Tabel SP hasil pemantauan Dinas kesehatan pada 130
10E buku data SLHD Prov. Jatim tahun 2015). rumah sakit di Jawa Timur diketahui bahwa
Pengolahan limbah infeksius dan limbah B3 sekitar 61% rumah sakit telah memiliki sumber
lainnya dilakukan melalui pembakaran di dalam daya hkusus untuk mengelola limbah dan
incinerator dengan efisiensi pembakaran hampir semua rumah sakit atau sekitar 94%
mencapai 99,99 % dan suhu diatas 1.000 oC. Dari rumah sakit memiliki kebijakan intern terkait
total 130 rumah sakit yang dipantau, hanya 36% pengelolaan limbah (Tabel SP 10-C buku data
SLHD Prov. Jatim Tahun 2015).[]
III - 128
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. 4. PERTANIAN

Definisi pertanian menurut Van


Aarsten adalah digunakannya kegiatan
manusia untuk memperoleh hasil yang
berasal dari tumbuh- tumbuhan dan
atau hewan yang pada mulanya dicapai
dengan jalan sengaja menyempurnakan
segala kemungkinan yang telah diberikan
Lahan tebu di Kab. Kediri
oleh alam guna mengembangbiakkan
tumbuhan dan atau hewan tersebut. Jadi Luas Lahan perkebunan di Jawa Timur paling
pertanian merupakan sebagai suatu kegiatan luas adalah areal perkebunan Tebu seluas
pemanfaatan sumber daya hayati yang 219.111 Ha dengan kapasitas produksi tebu
dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan 1.260.632 ton/tahun kemudian produksi
pangan, bahan baku industri dan sumber tembakau sebesar 108.137 Ton/tahun.
energi. Penggunaan pupuk tertinggi dengan
3.4.1 Luas Lahan dan Produksi menggunakan pupuk urea sebesar 288.208 di
Perkebunan Menurut Jenis
lahan areal tebu, Penggunaan pupuk kedua
Tanaman dan Penggunaan Pupuk
Gamb. 3.24 Luas lahan dan produksi perkebunan

Komoditas pertanian yang biasa adalah pupuk NPK mencapai 2.970.142 di

diusahakan dalam perkebunan diantaranya lahan jambu mete. Penggunaan organik paling

kakao, kapas, karet, kelapa, kelapa sawit, tinggi adalah dilahan kebun Coklat mencapai

kina, kopi, tebu, teh dan tembakau. Di 795.861 Ton/pertahun.

Jawa Timur pada tahun luas lahan


perkebunan mencapai 875.359,23 Ha.

III- 129
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.25 Produksi perkebunan dan penggunaan pupuk

Gamb. 3.26 Emisi C02 dari penggunaan urea di perkebunan

Berdasarkan perhitungan emisi CO2 ton pertahun. Tanaman Tebu dengan lahan
sesuai Pedoman inventarisasi GRK,IPCC tahun seluas 288.208 Ha menghasilkan emisi
2006 konsumsi urea terbesar pada tanaman sebesar 57,641,60 ton pertahun.
jambu mete dari lahan seluas 495.554,50 Ha
Ton/tahun dengan emisi C02 sebesar 99.110

III- 130
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.27 Luas areal perkebunan menurut kab/kota

Berdasarkan kabupaten/kota luas Gamb.3.29 Produksi perkebunan menurut kab/kota


seluas 208.130 Ha dengan emisi Co2 sebesar
areal perkebunan . Areal lahan tebu terbesar
41.626 ton pertahun.
berada di Kab. Kediri seluas 1.101 Ha, Lahan
tembakau terbesar di Kab. Sumenep mencapai Sedangkan produksi komoditas tanaman

16.261 Ha, Kelapa di Kab. Sumenep sebesar perkebunan berdasarkan kabupaten /kota ,

51.130 Ha dan Kab. Jember seluas 17.479,15 produksi lahan tebu terbesar di Kab. Malang

untuk areal kopi. Perkebunan Jambu mete seluas 27. 3540 ton pertahun. Lahan

berada di Kab. Sumenep seluas 12.249,2 Ha, tembakau terbesar berada di Kab. Jember

Tanaman Cengkeh terbesar di Kab. Pacitan mencapai 20. 170 ton pertahun. Lahan kelapa

seluas 8.163 Ha dan Areal Kakao terluas di di Kab. Sumenep sebesar 46.751 ton

Kab. Banyuwangi seluas 10.198 Ha. pertahun. Komoditas kopi arabica panen

Penyumbang emisi terbesar dilahan kelapa melimpah di Kab. Bondowoso sebanyak 4.806
ton pertahun. Sedangkan Kopi robusta
III- 131
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

terbesar di Kab. Banyuwangi sebanyak


12.120 ton pertahun. Komoditas
jambu mete terbanyak di Kab.
Sumenep sebesar 3.323 ton/tahun.
Perkebunan lainnya seperti cengkeh
terbesar di Kab. Pacitan sebesar 1.524
ton/tahun dan Kakao terbanyak di
Kab. Banyuwangi sebesar 7.693
ton/tahun.
Gamb. 3.30 Produksi perkebunan rakyat 2010-2014

Gamb. 3.31 Areal luas perekebunan menurut komoditas


Lain halnya dengan produksi perkebunan
Perkembangan perkebunan di Jawa Timur dari rakyat untuk komoditas Tebu masyarakat
tahun 2010 hingga tahun 2014 paling terbesar terus mengalami kenaikan sebesar 17 ,4 %
adalah kelapa dari perkebunan rakyat dan dari data awal tahun 2010 sebesar 93.0751
komoditas kopi Robusta untuk perekbunan ton pertahun hingga tahun 2014 mencapai
besar . Pada tahun 2014 luasan areal baik 1.126.853 ton pertahun.
jenis kopi robusta dan kelapa mengalami
penurunan . Luasan areal Komoditas kelapa
dari perkebunan rakyat mengalami penurunan
sebesar 2,2 % dari baseline tahun 2010
sebesar 289.485 menjadi 283.078 pada tahun
2014. Sedangkan kopi robusta dari
perkebunan besar , mengalami penurunan
sebesar 2,3 % dari baseline tahun 2010
sebesar 33.979 menjadi 33.193 pada tahun Kebun kelapa di Lumajang

2014.
III- 132
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3.4.2 Penggunaan pupuk pada penggunaan pailing tinggi adalah jenis


tanaman padi dan palawija
organik untuk tanaman padi sebesar
4.371.494 to per tahun sedangkan pupuk
KCL paling banyak digunakan untuk
tanaman kacang tanah sebesar 86.965
ton pertahun . Tanaman padi dan palawija
juga sebagai penyumbang emisi Co2.
Konsumsi urea terbesar pada tanaman padi
produksi sebesar 65.5724 ton pertahun
Pertanian di Batu dengan emisi yang dihasilkan mencapai

Selain tanaman perkebunan, 131.144,8 Ton pertahun. Palawija jenis

penggunaan pupuk juga diperlukan bagi Jagung sebagai penyumbang kedua adalah
dengan luasan 369.576 ton , emisi yang
tanaman padi dan palawija. Pupuk yang
dihasilkan mencapai 73.915,2 ton pertahun.
digunakan meliputi pupuk urea, SP 36,
Akumulasi urea di lahan pertanian jenis padi
ZA, dan NPK. Jenis tanaman yang
dan palawija di Jawa Timur dari lahan sebesar
menggunakan pupuk-pupuk
tersebut diantaranya padi,
jagung dan kedelai.
Penggunaan pupuk untuk
tanaman padi dan palawija
untuk penggunaan urea
mencapai 28.8208 ton/tahun.
Menurut jenis tanaman Gamb. 3.32 Perkiraan emisi urea dari padi dan palawija

Gamb. 3.33 Penggunaan pupuk untuk tanaman padi dan palawija

III- 133
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

1.324.327,57 ton menyumbang emisi sebesar Luas lahan tanaman kedelai di Jawa Timur
264.865,51 ton pertahun. seluas 214.880 Ha dengan produktifitas
Gamb. 3.34 Luas panen, produktifitas dan produksi padi

mencapai 16,54, total Produksi Kedelai di Jawa

Luas lahan tanaman padi di Jawa Timur sebesar 355.464 Ton/tahun. Produksi

Timur seluas 2.072.630 Ha dengan kedelai paling tinggi berada di Kab.

produktifitas mencapai 59,81 dengan total Banyuwangi sebesar 49.277 ton pertahun.

produksi beras di Jawa Timur sebesar


12.397.049 Ton/tahun. Produksi padi paling
tinggi berada di Kab. Jember sebesar 978.373
ton pertahun; kedua di Kab. Lamongan
sebesar 959.135 Ton/tahun dan ketiga Kab.
Bojonegoro sebesar 847.857 Ton/tahun.
Luasan tanah pertanian berupa sawah
terbesar di Kab. Jember, Kab. lamongan dan Panen kedelai di Kab. Banyuwangi
Kab. Bojonegoro.

Gamb.3.35 Luas panen, produktifitas dan produksi kedelai

III- 134
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.36 Luas panen, produktifitas dan produksi kacang tanah

Komoditas palawija jenis Kacang berada di Kab. Tuban sebesar 454.782


Tanah di Jawa Timur luasannya mencapai Ton/tahun sedangkan luasan lahan panen
139.893 HA dengan produktifitas mencapai Jagung terbesar di Kab. Sumenep 139.934 Ha
13,47, total Produksi Kacang tanah di Jawa Luas lahan palawija jenis tanaman
Timur sebesar 188.491 Ton/tahun. Produksi Ubi Jalar di Jawa Timur seluas 13.483 Ha
kacang tanah paling tinggi berada di Kab. dengan produktifitas mencapai 231,71 .
Tuban sebesar 45.447 Ton/Tahun sedangkan Total Produksi Ubi Jalar di Jawa Timur
luasan lahan kacang tanah terbesar di Kab. sebesar 188.491 Ton/tahun. Produksi paling
Bangkalan . tinggi berada di Kab. Magetan sebesar

Gamb. 3.37 Luas panen, produktifitas dan produksi Jagung


81.011 Ton/Tahun sedangkan luasan panen

Komoditas palawija jenis Jagung di ubi jalar terbesar di Kab. Mojokerto mencapai

Jawa Timur seluas 1.202.300 Ha dengan 2.179 Ha.

produktifitas mencapai 47,72 , total Produksi Sebagai sumber karbohidrat yang murah, ubi
Jagung di Jawa Timur sebesar 5.737.382 jalar mempunyai potensi yang besar, tidak
Ton/tahun. Produksi Jagung paling tinggi hanya digunakan sebagai bahan pangan

III- 135
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.38 Luas panen, produktifitas dan produksi Ubi Jalar

tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai Bila ditinjau dari kebijakan rencananya
bahan baku industri atau pakan ternak. seperti RPJMD dan RTRW juga mendorong

Ubi kayu sebagai salahsatu palawija ke arah perkembangan wilayah berbasis

unggulan Jawa Timur , luasannya mencapai pertanian (agropolitan). Di dalam RPJMD


157.111 Ha dengan produktifitas mencapai Kab. Ponorogo 2010-2015, agenda utama
231,39. Total Produksi Ubi Kayu di Jawa pembangunan daerah ponorogo 2011-
Timur sebesar 3.635.454 Ton/tahun.
2015 yaitu pada no. 2 Memacu produk
Produksi paling tinggi berada di Kab.
unggulan pertanian, sebagai ikon Wilayah
Ponorogo sebesar 582.880 Ton/Tahun.

Gamb. 3.39 Luas panen, produktifitas dan produksi Ubi Kayu


Agropolitan, Pertumbuhan Ekonomi yang
Luasan tanaman ubi kayu terbanyak Inklusif dan Berkeadilan,Pengembangan
di Kab. Ponorogo sebesar 22.585 Ha.
Iklim dan Perluasan Kesempatan Kerja
Perkembangan wilayah Kabupaten Ponorogo
dan Pengentasan Kemiskinan.
sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian.

III- 136
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3.4.3 Luas Perubahan penggunaan seperti ini terjadi akibat degradasi mutu
lahan pertanian
irigasi atau usaha tani padi di lokasi
tersebut tidak dapat berkembang karena
Permasalahan dalam pertanian
kurang menguntungkan. Alih fungsi
cukup kompleks diantaranya ketersediaan
secara instant pada umumnya
pangan dalam jumlah besar dan kualitas
berlangsung di wilayah sekitar urban,
tinggi, persaingan produk pertanian
yakni berubah menjadi lokasi pemukiman
dalam negeri dengan produk serupa di
atau kawasan industri.
luar negeri, alih fungsi lahan pertanian,
masih relatif rendahnya kemampuan
petani dalam akses teknologi, modal dan
kelembagaan dan minimnya infrastruktur
pertanian. Masalah alihfungsi lahan
menjadi salah satu hal yang sering terjadi
terutama di wilayah-wilayah yang sedang
berkembang pesat jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonominya.
Lahan pertanian di pepe, sedati Kab. Sidoarjo
Perubahan penggunaan lahan
pertanian terbesar pada tahun 2015 Luas lahan sawah non irigasi terus meningkat
dari tahun 2010 hingga tahun 2014 .
berdasarkan data SLHD Kab/kota adalah
Peningkatan lahan sawah non irigasi sebesar
untuk keperluan pemukiman sebesar
6,19 % dari tahun 2010 seluas 227.658 Ha
333.740,1 Ha. Jika ditinjau menurut
menjadi 241.766 di tahun 2015 . Luasan
prosesnya, konversi lahan sawah dapat
sawah non irigasi di kab/kota tahun 2015
pula terjadi: (a) secara gradual, (b) terluas berada di Kab Bojonegoro seluas
seketika (instant). Alih fungsi secara 41.080 Ha sedangkan luasan terkecil di Kab.
gradual lazimnya disebabkan fungsi lumajang sebesar 235 Ha.
sawah tidak optimal. Umumnya hal

Gamb.3.40 Luas perubahan penggunaan lahan

III- 137
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

peningkatan sebesar 2,4 % sedangkan


pada tahun 2014 turun sebesar 0,8 %.
Besaran ladang penduduk dari tahun
sebelumnya sebesar 1.141.452 pada
tahun 2014 menjadi 1.131.743 di tahun
2014 . Ladang terbesar menurut kab/kota
pada tahun 2014 adalah di Kab. Sumenep
seluas 118.848 Ha.
Gamb. 3.42 Luas ladang di Jawa Timur
Gamb. 3.41 Luas lahan sawah non irigasi

Luas penggunaan lahan bukan sawah


di Jawa Timur sebesar 2.329. 642 Ha.
Lauasan lahan tanah berupa tegal/kebun
terluas di Kab. Malang 97.524 Ha. Luasan
tanah huma sebesar 17.073 berada di kab.
Bojonegoro.

Penggunaan perkebunan seluas 48.993 di Kab.


Banyuwangi. Lahan peruntukan hutan rakyat
sebesar 29.296 di Kab. Pacitan. Lahan untuk
pengembalaan terbesar di wilayah pulau
madura seluas 2.390 di Kab. Sumenep.
Beberapa daerah di wilayah Jawa Timur yang
sementara tidak diusahakan seluas 5.141 di
Kab. Sumenep. Sedangkan penggunaan lahan
lainnya terbesar di Kab. Sumenep seluas
61.444 bojonegoro di Kab. Bojonegoro. Ladang pertanian di Madura

Gamb.3.43 Luas lahan pertanian bukan sawah

Luas lahan berupa ladang meningkat


dari tahun 2010 hingga tahun 2013 dengan
III- 138
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

lahan di Bojonegoro
Gamb. 3.44 Luas ladang huma di Jawa Timur

Luas lahan
as lahan ladang/huma pertanian
di Jawa Timur berupa 3.4.4 Luas Perubahan penggunaan
ladang/huma di Jawa Timur dari tahun 2010 lahan pertanian

hingga tahun 2014, terus mengalami


penurunan sebesar 15 % dari luasan pada
tahun 2010 sebesar 44.312 ha menjadi
sebesar 37.439 Ha pada tahun 2014. Ladang
huma terbesar di Kab. Bojonegoro seluas
17.073 Ha. Jumlah ini meningkat dari tahun
2010 sebesar 16.928 Ha

lahan pertanian di Ka. Pacitan

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian


Prov. Jatim besarnya luas lahan sawah
menurut frekuensi penamanan padi seluas
1.103.872 Ha, dengan luasan penanaman
pada frekuensi pertama seluas 301.932 Ha;
Gamb. 3. 45 Luas lahan sementara tidak diusahakan luasan penanaman kedua sebesar 538.707 Ha
Luas lahan yang tidak diusahakan di dan pada penanaman ketiga sebesar 263.233
Jawa timur terus mengalami kenaikan, paling Ha. Pada penanaman ketiga dalam setahun,
tinggi seluas 15.270 Ha
atau sebesar 41 % ,
sedangkan pada tahun
2014 kembali turun
menjadi 10,92 % dari
luas tahun 2010 sebesar
11.994 Ha . Luas ladang
yang tidak diusahakan
pada tahun 2014
sebesar 5.141 Ha.

Gamb. 3.46 Luas sawah menurut frekuensi penanaman

III- 139
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

paling luas sebesar 28.316 di Kab. Ngawi Sumber pangan di Jawa Timur pada
,Luas sawah penanamn kedua terbesar di Kab. tahun 2015 mengalami surplus
Bojonegeoro sebesar 56.367 Ha dan luasan sebesar 13.177.308 Ton dari
padi tahap penanaman pertama terluas Kab. ketersediaan pangan 18.130.377
di Tuban sebesar 26.484 Ha. tahun 2015. Nilai ini lebih tinggi dari
Gamb. 3.47 Emisi CO2 menurut frekuensi penanaman padi

Besarnya luasnya penanaman, surplus pangan tahun 2014 sebesar

berdampak terhadap CO² dari lahan pertanian 13.122.817 atau meningkat

sawah irigasi di Jawa Timur sebesar surplusnya sebesar 54491 ton dari

229.676.200 Ton/Tahun. Perkiraan emisi tahun sebelumnya.

terbesar pada penanaman frekuensi 2x


sebesar 113.307.740 Ton/Tahun. Jika dilihat
menurut kab/kota besaran emisi penanaman
pertama sebesar 2.436.980 Ton/tahun di
Kab. Kediri; penanaman kedua perkiraan emisi
sebesar 10.141.040 di Kab. Jember dan pada
penanaman ketiga sebesar 10.942.620
Ton/Tahun di Kab. Ngawi.

lahan sawah irigasi di Kab. Mojokerto

Selain mempertimbangkan
ketersediaan dan konsumsi komoditi
pangan utama yaitu beras, jagung,
kedelai, kacang- kacangan dan umbi-
umbian, Jawa Timur juga merupakan
sumber
Gamb. 3.48 Ketersediaan pangan di Jawa Timur

III- 140
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Hasil susenas BPS Jawa Timur tahun 2014 dikonsumsi dari golongan padi – padian. Dari
konsumsi pangan penduduk Jawa Timur segi penganekaragaman konsumsi, terlihat
terbesar pada kelompok padi-padian sebesar bahwa kurang berimbang karena ada satu
38 % kemudian sayur dan buah sebesar30 % golongan pangan yang sangat jarang
dari seluruh konsumsi pangan per kg perkapita dikonsumsi yaitu umbi – umbian sebesar 1,2.
penduduk dalam setahun. Kebutuhan pangan Walaupun Sayur dan buah lebih tinggi dari
di Jawa Timur memang hampir dapat dipenuhi umbi dan pangan hewani ternyata tidak
semua dari potensi domestik, kecuali untuk berbanding lurus dengan energi yang
komoditas kedelai yang masih mengalami dikeluarkan dalam hal ini adalah perbandingan
defisit. Sedangkan untuk beras, jagung, antar golongan pangan. Walau sayuran lebih
kacang maupun ubi mengalami surplus. berat dalam pengkonsumsian, ternyata
Surplus pangan di Jawa Timur selain didukung pangan hewani menghasilkan energi yang
sumberdaya alam yang sesuai, juga potensi lebih besar . hal itu dipengaruhi oleh energi
sumberdaya manusia dan adanya dukungan yng dikeluarkan golongan pangan tersebut.
infrastruktur ekonomi yang lebih baik.bahan Untuk perbandingan saja, 50 gr daging ayam
pangan lainnya yang bersumber dari ternak menghasilkan 95 kkal, sedangkan 100 gr
dan ikan yaitu beberapa jenis bahan makanan bayam hanya menghasilkan 50 kkal. Setelah
lainnya seperti daging, telur, susu dan ikan dibandingkan dengan pola pangan harapan
nasional, ternyata pola pangan Jawa Timur
yang diterapkan masih belum berimbang,
untuk berat konsumsi golongan padi – padian,
pola pangan yang diterapkan lebih besar
kurang lebih empat kali lipat, sangat kurang
mengkonsumsi umbi – umbian, kurang
mengkonsumsi pangan hewani dan sayuran
serta kacang-kacangan. Penganekaragaman
Gamb. 3.49 Konsumsi pangan di Jawa Timur
pangan merupakan salah satu strategi untuk

Skor Pola Pangan Harapan ( PPH) mencapai ketahanan pangan. Salah satu

jawa timur lebih tinggi sebesar 83, 6 daripada upaya peningkatan penganekaragaman

skor PPH nasional 81,4. Konsumsi tertinggi pangan yang dilaksanakan Badan Ketahan

terhadap jenis padi-padian sebesar 25,0 .Jadi, Pangan Prov. Jatim yaitu dengan Gerakan

dengan melihat dan memahami tabel dibawah Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

ini, dapat diketahui bahwa konsumsi terbesar Pangan (P2KP) yang diwujudkan melalui pola

adalah konsumsi golongan padi – padian konsumsi pangan yang beragam, bergizi,

dimana lebih dari setengah macam – macam seimbang, dan aman (B2SA), yang

golongan pangan yang dianjurkan dikonsumsi dicerminkan oleh tercapainya skor Pola

didominasi persentasenya oleh golongan padi Pangan Harapan (PPH).

– padian. Nasi adalah jenis pangan yang selalu

III- 141
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Gamb. 3.50 Skor pola Pangan Harapan Jawa Timur Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan

Dalam rangka penganekaragaman Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis

konsumsi pangan, diupayakan pula Sumberdaya Lokal Provinsi Jawa Timur. Badan

tercapainya pola konsumsi pangan yang Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dalam

beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) lima tahun mendatang mempunyai komitmen

yang dicerminkan oleh meningkatnya skor Pola untuk mendukung pencapaian tujuan dan

Pangan Harapan (PPH) Selama tahun 2009- sasaran RPJMD. Program dan Indikator kinerja

2013, Skor Pola Pangan Harapan Jawa Timur Daerah RPJMD Jawa Timur tahun 2014-2019

mengalami kenaikan yaitu tahun 2010 sebesar terkait dengan bidang ketahanan pangan

76,9, tahun 2011 sebesar 79,6, tahun 2012 adalah : (1) Program Peningkatan Ketahanan

sebesar 80 dan tahun 2013 sebesar 81,1. Laju pangan Indikator yang akan dicapai yaitu

peningkatan skor PPH yang lebih tinggi yaitu Ketersediaan Pangan (Beras, Jagung, Kedelai,

83,6 mengindikasikan bahwa telah terjadi Daging, Telur, Susu, Ikan, Gula); Cadangan

perubahan dalam pola konsumsi pangan yang Pangan Pemerintah; Stabinya harga bahan

mengarah pada pola konsumsi yang semakin pangan (gabah) ditingkat produsen; Stabilnya

beragam dan bergizi seimbang. Nilai/skor harga bahan pangan (beras) ditingkat

mutu PPH ini dapat memberikan informasi konsumen dan penurunan wilayah rawan

mengenai pencapaian kuantitas dan kualitas pangan; (2) Program Peningkatan Diversifikasi

konsumsi, yang menggambarkan pencapaian Pangan, indikator yang akan dicapai adalah

keragaman konsumsi pangan. Hal ini ditunjang peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH);

keanekaragaman melalui Keanekaragaman dan (3) Program Pemberdayaan Penyuluhan

Rumah Pangan Lestari di 38 Kab/kota di Jawa Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan,

Timur berdasarkan Kepgub Jatim Indikator yang akan dicapai yaitu Jumlah

No.188/202/KPTS/013/2015 Tanggal 12 April tenaga penyuluh bersertifikasi dan Jumlah

2015 sebanyak 198 desa/kelurahan di Jawa kelompok tani yang mengalami peningkatan

Timur. Selain itu didukung melalui Peraturan kemampuan kelas kelompok.

Gubernur No. 71 tahun 2009 Tentang


III- 142
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kerbau sedang merumput-Kab. Llumajang


3.4.5 Peternakan

Definisi peternakan adalah kegiatan


mengembangbiakkan dan membudidayakan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat
dari kegiatan tersebut. Pembangunan
Peternakan Provinsi Jawa Timur
memegang peranan penting dan strategis
dalam membangun sektor pertanian,
khususnya dalam upaya perluasan
Trenggalek sebanyak 362.287 ekor .
kesempatan kerja, pemasukan devisa negara,
Sedangkan peternakan domba lebih banyak di
peningkatan pendapatan dan
Bojonegoro sebanyak 145.662 ekor serta babi
kesejahteraan petani peternak dan keluarga
banyak terdapat di Kab. Malang sebanyak
petani peternak serta peningkatan konsumsi
12.241 ekor.
protein hewani dalam rangka peningkatan
kecerdasan bangsa.

Jumlah terbesar ternak di Jawa Timur


adalah sapi potong sebanyak 4.264.447 ekor,
kemudian kambing 3.288.532 ekor dan
Domba sebanyak 1.305.868. Jika dilihat
menurut kab/kota jumlah sapi potong
sebanyak 353.124 ekor dan Kerbau 5.043
populasinya terbanyak di Kab. Sumenep.
Gamb.3.52 emisi CH4 ternak di Jawa Timur
Gamb. 3.51 Jumlah ternak di Jawa Timur

Sedangkan sapi perah untuk diambil


Emisi Gas metan (CH4) terbesar
susunya sebanyak 84.424 ekor berada di Kab.
dikontribusikan oleh ternak jenis Sapi potong
Pasuruan, konsentrasi ternak kambing di Kab.

III- 143
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

sebesar 125.199,07 atau 78 %.dari perkiraan menyebabkan produksi gas metana yang lebih
emisi total dari ternak yang ada di Jawa Timur tinggi. Jenis pakan yang dikonsumsi ternak,

Jika dilihat perkembangan jumlah terutama kandungan bahan organik dan serat

ternak, terbanyak adalah sapi potong, juga mempengaruhi besarnya produksi gas

kambing dan domba. Jumlah ternak sapi metana. Jumlah ternak berimbas dengan emisi

potong mengalami kenaikan sebesar 3 % dari yang dihasilkan dari sapi potong menyumbang

tahun 2014 dari populasi 4.125.333 emisi CH4 sebesar 125.199,07 Ton/Tahun,

berkembang menjadi 4.264.447 di tahun 2015. kambing sebesar 12.600,26 Ton/Tahun dan

Sedangkan jenis kambing mengalami kenaikan domba sebesar 4.344,77 Ton/Tahun.

6 % dan domba mengalami kenaikan sebesar


6 % dari jumlah tahun sebelumnya.

Gamb. 3.54 Emisi CH4 hewan ternak 2013-2015 menurut hewan ternak

Gamb. 3.53 Jumlah hewan ternak 2013-2015

Kenaikan jumlah hewan ternak yaitu sapi


potong, kambing dan domba berimbas kepada
gas yang diemisikan ternak tersebut. Energi di
dalam pakan yang dimakan ternak ruminansia
sekitar 2 – 15% tidak dapat dimanfaatkan dan
dikeluarkan kembali dalam bentuk gas etana.

Meskipun demikian, persentase produksi gas


Gamb. 3.55 Emisi CH4 di Jawa Timur 2013-2015
metana bervariasi tergantung pada berbagai Emisi CH4 terus mengalami kenaikan
faktor, antara lain jenis dan tipe ternak, dari tahun 2013 -2015, kenaikan 7,9 % dari
kandungan bahan organik dalam pakan, tahun 2013 ke tahun 2014 kemudian terus
kandungan komponen serat di dalam pakan, naik menjadi menjadi 3 % dari tahun 2014 ke
nilai degradabilitas komponen serat tersebut tahun 2015. Emisi ternak menurut Kab/kota
oleh mikrobial rumen dan kondisi lingkungan Kab. Sumenep menyumbangkan emisi
rumen Variasi produksi gas metana dapat terbesar mencapai 17.971,15 Ton/Tahun.
terjadi antar jenis, bangsa, tipe maupun Selain ternak mengemisikan CH4,
individu ternak. Suhu lingkungan juga sumber pencemar lainnya adalah Rumah
menyebabkan produksi gas metana yang Potong hewan (RPH). Jumlah RPH di Jawa
berbeda, dimana suhu rendah cenderung Timur sebanyak 137 yang tersebar di
III- 144
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

kabupaten/ kota dengan jumlah terbanyak di Emisi yang dihasilkan unggas sebesar 44 %
malang dan jember sebanyak 13 RPH . dari jenis ayam petelur sebanyak 1.409,00

Gamb. 3.56 Jumlah Rumah Potong hewan di Jawa Timur

Selain ternak hewan berkaki empat, di


Jawa Timur juga terdapat peternakan hewan
unggas. Jumlah ternak hewan unggas di Jawa
Timur pada tahun 2014 tercatat
jumlah terbesar hewan unggas adalah Ayam
petelur sebanyak 46.911.872 ekor, Ayam
pedaging sebanyak 45.248.097 ekor dan
Ayam kampung sebanyak 35.597.497 ekor.
Gamb. 3.58 Jumlah unggas tahun 2013-2015
Jika menurut kabupaten/kota, Kab. Lamongan
Ton/Tahun dari total emisi unggas di Jawa
merupakan sentra ayam petelur sebanyak
Timur. Jumlah Unggas dengan populasi
11.550.122 ekor, Unggas ayam pedaging
terbanyak yaitu Ayam petelur , Ayam
terbanyak di Kab. Blitar sebanyak 1.4973.000
pedaging dan Ayam kampung. Jumlah Ayam
di blitar dan ayam kampung berada di Kab.
petelur mengalami kenaikan sebesar 43 % dari
Tulungagung sebanyak 3.885.591 ekor.
tahun 2014 yaitu dari populasi 44.957.670
meningkat menjadi 46.911.872. Unggas
dengan jenis Ayam pedaging mengalami
kenaikan populasi sebesar 5 % dari tahun
sebelumnya. Sedangkan Jumlah ayam
kampung hanya meningkat 3 % dari
jumlah pada tahun sebelumnya.

Gamb. 3.57 Jumlah unggas di Jawa Timur

III- 145
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kenaikan jumlah unggas yaitu jenis Ayam


petelur , Ayam pedaging dan Ayam kampung
memberikan kontribusi terhadap emisi GRK
Gas metan (CH4).
Gamb.3.59 Emisi CH4 Dari Jenis Unggas

Emisi CH4 unggas mengalami penurunan


sebesar 6,8 % dari jumlah emisi 3.232,53
Ton/Tahun menjadi 3.009,99 Ton/Tahun. Pada
tahun 2014 naik sebesar 51 % dengan emisi
6242,52 Ton/Tahun. Menurut kab/kota,
penyumbang emisi dari ternak unggas terbesar
Emisi yang berasal dari unggas terus
839,31 Ton/Tahun di Kab. Blitar.
mengalami kenaikan. Kontribusi Ayam petelur
Gamb. Emisi 3.61 CH4 unggas
sebesar 1407,36 Ton/Tahun, Ayam pedaging
904,96 Ton/Tahun dan Ayam kampung
sebesar 711,95 Ton/Tahun pada tahun 2015.
Gamb. 3.60 Emisi CH4 hewan unggas 2013-2015

Sumber pencemar lainnya berasal dari dari


Rumah potong Unggas (RPU). Jawa Timur
sebanyak 16 buah tersebar di kab/ kota
dengan terbanyak di Kab. Mojokerto 5 RPU.

Gamb. 3.61 Jumlah Rumah Potong Unggas di Jawa Timur

III- 146
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. 5. INDUSTRI ayat 1 “ Dalam rangka menjaga kualitas air dan


Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di menjamin keberlanjutan pelestarian, perlindungan
Indonesia yang pertumbuhan sektor industrinya serta pengelolaan fungsi lingkungan hidup, semua
berkembang pesat. Terbukti dengan nilai pertumbuhan industri dan/atau kegiatan usaha lainnya yang
sektor industrinya yang mencapai 5,44% atau lebih menghasilkan air limbah wajib mentaati dan tidak
tinggi dibandiingkan pertumbuhan ekonomi Nasional boleh melampaui baku mutu air limbah yang
sebesar 4,79%. Sektor Industri di Jawa Timur ditetapkan”. Berdasarkan hal tersebut setiap industri
memberikan kontribusi sebesar 20,6% terhadap industri memiliki kewajiban untuk mengelola air limbahnya agar
Nasional. memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Selain itu
setiap industri dan/atau kegiatan usaha lainnya
memiliki kewajiban untuk melakukan pengukuran
kualitas air limbah setiap bulannya (swapantau)
sebelum dibuang ke badan air penerima. Dari data
yang dimiliki sesuai tabel SP-1F, keseluruhan industri
yang menghasilkan limbah cair telah melakukan uji
kualitas air limbah (swapantau) setiap bulan dan
hasilnya sebanyak 97,59% perusahaan memenuhi baku
mutu sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur no. 72
tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya
Sedangkan apabila dilihat dari beban limbah
cair industri, dari 83 perusahaan tersebut beban limbah
cair untuk parameter BOD mencapai 616,57 ton/tahun,
Grafik 3.63 Perkembangan Industri di Jawa Timur 2009-2015
COD 3.173,36 ton/tahun, TSS mencapai 656,40
Setiap tahun perkembangan industri di Jawa Timur ton/tahun dan ML 122,92 ton/tahun (Tabel SP 1, SP 1A
cenderung meningkat seperti yang terlihat pada grafik dan SP 1B buku data SLHD Prov. Jatim Tahun 2015).
di atas. Pada tahun 2015 jumlah industri di Jawa Timur Data menunjukkan beban limbah cair industri
mencapai 811.273 unit usaha yang terdiri dari 97,50% untuk parameter BOD dan TSS terbesar berasal dari
industri kecil, 2,36% industri menengah dan 0,14%
industri MSG kab. Pasuruan dengan nilai 194,77
industri besar. Apabila dilihat dari komoditinya, pada
ton/tahun dan 76,4700 ton/tahun. Sedangkan untuk
tahun 2015 jumlah industri agro dan kimia mencapai
659.370 unit disusul industri logam mesin, tekstil dan parameter COD dan ML terbesar berasal dari industri
aneka sebesar 115.651 unit usaha serta industri alat migas dengan nilai 1009,644 ton/tahun dan 61,92
transportasi, elektronika dan telematika mencapai ton/tahun. Tingginya beban limbah cair tersebut
15.970 unit usaha. ditentukan beberapa faktor salah satunya kapasitas
Keseluruhan industri tersebut di atas tentunya produksi. Semakin besar kapasitas produksi suatu
berpotensi mencemari lingkungan. Peningkatan jumlah industri maka semakin besar pula beban limbah cair
industri berbanding lurus dengan meningkatnya
yang dihasilkan.
potensi pencemaran terhadap lingkungan bila limbah
yang dihasilkan baik itu limbah cair, limbah padat
maupun gas tidak dikelola dengan baik.
Limbah cair yang dihasilkan industri apabila
tidak dikelola secara tepat maka akan menimbulkan
berbagai dampak lingkungan seperti diantaranya
kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak,
kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan
moluska, terutama apabila limbah cair tersebut
mengandung logam seperti As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg,
Pb atau Zn.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa
Timur no. 72 tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Gambar IPAL Industri Gula di Jombang
Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya pasal 5

II - 147
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Sektor industri juga merupakan salah satu dari industri rokok Kab. Kediri yang menggunakan
sektor penyumbang emisi. Emisi merupakan zat, energi bahan bakar biomassa.
dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu Berdasarkan data tahun 2015, beban emisi
kegiatan yang masuk atau dimasukkannya ke dalam industri di Jawa Timur untuk parameter SOx mencapai
24.883,68 ton/tahun, parameter NOx mencapai
udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak
27.391,19 ton/tahun dan parameter partikulat
mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sumber-
mencapai 17.991,21 ton/tahun. Beban emisi tersebut
sumber emisi sektor industri berasal dari penggunaan merupakan beban emisi 83 industri yang meliputi
energi, proses industri serta pengolahan limbah industri pengolahan ikan, industri olahan rumput laut,
industri. industri pakan ternak, industri susu, industri minyak
Sebanyak 83 industri yang telah diproper oleh goreng, industri kertas, industri peleburan dan
BLH Prov. Jatim, sebanyak 2 industri tidak memiliki pelapisan logam, industri tekstil, industri MSG, industri
sumber emisi dan 1 industri tidak melakukan kimia, industri pupuk, industri semen, industri sorbitol,
operasional sumber emisi selama periode penilian industri gula, industri farmasi, kawasan industri,
sedangkan sisanya hampir semua melakukan pengujian industri baterai, industri keramik, industri energi PLTU,
kualitas udara emisi. Sumber emisi industri umumnya industri berat, industri kereta api dan industri migas.
berasal dari boiler, genset maupun incenerator. Sesuai Beban emisi terbesar untuk parameter SOx
Peraturan Gubernur no. 10 Tahun 2009 tentang Baku berasal dari industri energy PLTU di Kabupaten Gresik
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak sebesar 12.282,1 ton/tahun dan parameter NOx berasal
di Jawa Timur pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap dari industri energy PLTU di 7.278,10 ton/tahun.
penanggungjawab industri atau kegiatan usaha wajib Sedangkan untuk beban emisi parameter partikulat
memenuhui ketentuan : (a) membuat cerobong emisi terbesar berasal dari industri pupuk di Kab. Gresik
yang dilengkapi dengan sarana pendukung meliputi 5.085,997 ton/tahun.
lubang pengambilan contoh uji, tangga lantai kerja
(platform), aliran listrik dan alat pengaman; (b)
memasang unit pengendalian pencemaran udara; (c)
melakukan pengukuran secara manual dan
pengujian emisi setelah kondisi proses stabil”.
Industri memiliki kewajiban melakukan
pemantauan kualitas udara emisi setiap 6 bulan sekali
dan melaporkan hasilnya ke Badan Lingkungan Hidup
dan Bupati/Walikota. Dari 78 industri peserta proper
yang telah melakukan uji kualitas udara emisi pada
sumber emisinya diperoleh hasil memenuhi baku mutu
Peraturan Gubernur no. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak
di Jawa Timur. Rekap hasil uji emisi industri lainnya
berdasarkan bahan bakar yang bersumber dari UPT K3 Gambar Industri PLTU Kab. Pacitan
Hiperkes dapat dilihat pada tabel SP-3E buku data
Sumber emisi pada sektor industri umumnya
SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Pada rekapitulasi
berasal dari proses pembakaran. Emisi Sox bersumber
tersebut parameter yang diuji antara lain SOx, Nox,
dari proses pembakaran bahan bakar seperti arang,
partikulat dan opasitas. Apabila dibandingkan dengan
minyak bakar gas dan kayu. Dampak dari polutan Sox
baku mutu Sesuai Peraturan Gubernur no. 10 Tahun
bagi manusia adalah pada iritasi sistem pernapasan.
2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
Umumnya polutan Sox akan memberikan dampak pada
Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur semua hasil
kadar 0,5 ppm.
pengujian memenuhi baku mutu. Hasil uji parameter
Sox dan opasitas tertinggi berasal dari industri kertas di Emisi NOx berasal dari pembakaran dan
Gresik yang menggunakan bahan bakar batu bara. kebanyakan pembakaran disebabkan kendaraan
Sedangkan untuk parameter NOx hasil uji tertinggi bermotor produksi energi dan pembuangan sampah.
berasal dari industri bahan rumah tangga di Kota Emisi Nox berasal dari pembakaran arang, minyak, gas
Surabaya yang menggunakan bahan bakar minyak. dan bensin. Umumnya kadar NOx di wilayah perkotaan
Hasil uji tertinggi untuk parameter partikulat berasal lebih besar dibandingkan di wilayah pedesaan karena

II - 148
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

kadar Nox juga sangat dipengaruhi kepadatan industri kecil dimana di Jawa Timur jumlah industri
penduduk. Polutan Nox cukup berbahaya bagi kecilnya setiap tahun meningkat. Jumlah industri kecil
kesehatan manusia terutama pada sistem pernafasan tahun 2015 mencapai 790.991 usaha. Peran pemerintah
dan saraf. dalam hal ini pengetahuan mengenai industri yang
berbasis lingkungan sangatlah penting terutama
terkait dengan pengolahan limbah yang dihasilkan.

3.6. PERTAMBANGAN
Jawa Timur merupakan salah satu wilayah
yang memiliki potensi bahan tambang yang cukup
besar. Sektor pertambangan menjadi penting terkait
dengan pembangunan daerah dan peningkatan taraf
perekonomian. Kegiatan pertambangan meliputi
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian,
pengangkutan mineral/ bahan tambang. Kegiatan
pertambangan perlu diperhatikan dikarenakan bahan
tambang merupakan sumber daya alam yang tidak
Gambar Sumber emisi pada industri dapat diperbaharui sehingga pengeksploitasian secara
berlebihan tanpa pemahaman tentang potensi dan
Emisi partikulat lebih banyak disebabkan oleh
pengolahan dengan teknologi tepat guna maka akan
pembakaran bahan bakar batu bara. Pembakaran baha
menimbulkan kerusakan lingkungan.
bakar batu bara yang tidak sempurna sehingga
terbentuk aerosol kompleks dari butiran-butiran tar. Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-
Pembakaran bahan bakar lain seperti minyak dan gas Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
juga menghasilkan partikulat tetapi umumnya jauh Mineral dan Batubara. Pelaksanaan kegiatan
lebih sedikit dibandingkan pembakaran batu bara. pertambangan lebih rinci diatur pada Peraturan
Bahaya polutan partikulat adalah ketika terjadinya Pemerintah (PP) No 24 tahun 2012 yang merupakan
inhalasi masuk ke sistem pernapasan karena akan perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) No 23
menyebabkan gangguan pernapasan dan juga iritasi. tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Selain pada sistem pernapasan dampak juga akan yang tersebut komoditas pertambangan dikelompokkan
ditimbulkan adalah iritasi mata. dalam 5 golongan yaitu mineral radioaktif, mineral
logam, mineral bukan logam, batuan, dan batu bara.
Potensi pertambangan di Jawa Timur meliputi
mineral logam, mineral bukan logam dan batuan yang
tersebar di 31 kabupaten/Kota di Jawa Timur seperti
yang tercantum pada Tabel SE-6A BLH prov. Jatim
tahun 2015. Luas area pertambangan di Jawa Timur
yang telah berizin pada tahun 2015 mencapai 22.011,69
ha dengan data jumlah pemohon ijin sebanyak 157
orang/badan usaha. Kegiatan pertambangan tersebut
mencakup pertambangan mineral logam, mineral
bukan logam dan batuan yang tersebar di Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Magetan, kabupaten Ngawi,
kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto,
kabupaten situbondo, kabupaten Blitar, kabupaten
IPAL industri di Mojokerto Gresik, kabupaten Madiun, Kabupaten Tuban,
kabupaten Jombang, kabupaten Tulungagung, dan
Data-data beban limbah cair, beban emisi yang kabupaten lumajang. Area pertambangan di daratan
disebutkan di atas masih belum mewakili keseluruhan yang paling luas adalah pertambangan sirtu yang
Jawa Timur, data masih terbatas pada industri peserta terletak di Sukomoro Kabupaten Magetan dengan luas
PROPER yang dinilai BLH Provinsi Jawa Timur sebanyak area 61,5868 ha (Tabel SE-6B buku data SLHD Tahun
83 industri. Potensi besar pencemaran juga berasal dari 2015). Terdapat juga penambangan pasir laut yang

II - 149
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

terletak dibeberapa lokasi diantaranya arusbaya ujung 3. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral
pangkah dan Sidayu. Luasan tersebut jauh lebih besar mineral bukan logam dan batuan dalam rangka
dibandingkan luasan area tambang yang berizin sejak penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin
tahun 1992 hingga 2014 yang hanya mencapai 6.484,71 usaha pertambangan daerah yang berada dalam
ha dengan data pemohon ijin sebanyak 106 satu wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai
orang/badan usaha. dengan 12 mil menjadi kewenangan pemerintah
Provinsi.
4. Penerbitan pertambangan rakyat untuk komoditas
mineral logam, batu bara, mineral bukan logam dan
batuan pada wilayah pertambangan rakyat
5. Penrbitan Izin Usaha Pertambangan operasi
produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian
dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang
komoditas tambangnya berasal dari satu daerah
provinsi yang sama
6. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat
ketengan terdaftar dalam rangka penanaman
modal dalam negeri yang kegiatan usahanya satu
Galian C di DAS Grindulu daerah/provinsi
7. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan
Produksi pertambangan di Jawa Timur batuan
berdasarkan data yang dimiliki pada tahun 2015 Potensi pertambangan di Jawa Timur yang
mencapai 7.085.846,59 ton/tahun dengan luas area cukup besar mengakibatkan munculnya kegiatan
sebesar 6.484,71 ha yang meliputi pertambangan pertambangan tanpa Izin. Pertambangan tanpa Izin
dolomit, gamping, tanah urug, fosfat, piropilit, andesit, (PETI) adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh
batu gunung, bentonit, feldspar, kalsit, marmer, sirtu, perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan
trass dan tembaga. (Tabel SE-6 buku data SLHD Tahun yayasan yang berbadan hukum yang dalam operasinya
2015). tidak memiliki Izin dari instansi pemerintah sesuai
Usaha pertambangan dilaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah
berdasarkan Izin usaha pertambangan (IUP), Izin satu akibat dari munculnya kegiatan pertambangan
pertambangan rakyat (IPR), dan izin usaha tanpa Izin adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan
pertambangan khusus (IUPK). Izin usaha lingkungan akibat penambangan tanpa Izin terjadi
pertambangan (IUP) terdiri dari IUP eksplorasi karena tidak adanya pengetahuan mengenai teknik
(kegiatan penyelidikan umum. Eksplorasi dan studi penambangan, pengolahan bahan galian, penanganan
kelayakan) serta IUP operasi produksi yang meliputi limbah tambang dan reklamasi bekas wilayah tambang.
(kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan Maraknya pertambangan tanpa izin dapat
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan). dilihat dari cukup banyaknya pengaduan yang masuk di
Sesuai undang-undang nomor 23 Tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawan Timur pada
tentang Pemerintahan Daerah pada lampiran tahun 2015 sekitar 8 kasus, dimana umumnya
disebutkan yang menjadi kewenangan pemerintah penambangan yang diadukan merupakan
Provinsi diantaranya: penambangan tanpa izin.
1. Penetapan wilayaaahhh izin usaha pertambangan Salah satu pengaduan yang masuk pada tahun
mineral bukan logam dan batuan dalam satu 2015 adalah mengenai penambangan pasir di
wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Kegiatan
dengan 12 mil penambangan di Pasirian Lumajang menjadi perhatian
2. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam khusus pada tahun 2015 dikarenakan adanya kasus
dan batu bara dalam rangka penanaman modal pembunuhan Salim Kancil akibat permasalahan
dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan pasir ilegal di Desa Selok Awar-Awar
pertambangan daerah yang berada dalam satu Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.
wilayah provinsi termasuk wilayah laut sampai
dengan 12 mil

II - 150
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

yang menjadi perhatian adalah penambangan rakyat.


Sebagian besar penambangan rakyat yang dilakukan
masyarakat tidak didukung dengan pengetahuan
mengenai teknik penambangan dan sumber daya yang
memadai sehingga banyak wilayah yang menjadi rawan
longsor akibat kegiatan pertambangan. Wilayah yang
rawan longsor tersebut umumnya berjarak cukup
dekat dengan wilayah pemukiman penduduk. Melihat
kondisi tersebut, ke depan diperlukan upaya bersama
antar instansi terkait untuk dapatnya memberikan
sosialisasi kepada masyarakat pelaku tambang agar
melakukan kegiatan dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Gambar Bekas Lokasi tambang di Desa Selok Awar-
Awar Kecamatan Kab. Lumajang
Terkait dengan dampak lingkungan yang
ditimbulkan akibat penambangan pasir ilegal di Panatai
Watu Pecak Desa Selok Awar-awar Kec. Pasirian Kab.
Lumajang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan
Pemerintah Kab. Lumajang melakukan upaya
pemulihan lahan dengan menanam cemara udang dan
bakau pada akhir tahun 2015.
Dari peristiwa pertambangan Selok Awar-Awar
diketahui tentang perlunya inventarisasi mengenai
pertambangan terutama terkait dengan pertambangan
tanpa izin sehingga dapat diketahui potensi kerusakan
lingkungan dan potensi adanya dampak sosial Gambar Penambangan Rakyat di Pacitan
masyarakat sekitar pertambangan.

3. 7. ENERGI

Penanaman Cemara Udang Oleh Kepala BLH Prov.


Jatim di Pantai Watu Pecak Kab. Lumajang

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur


pada tahun 2015 melakukan inventarisasi
pertambangan di beberapa Kabupaten Kota di Jawa Peresmian SPB Vigas Surabaya
Timur. Hasil inventarisasi yang dilakukan menunjukkan
bahwa cukup banyak pertambangan yang dilakukan Energi merupakan komponen yang sangat
tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Data diperlukan pada berbagai sektor kehidupan seperti
inventarisasi pertambangan terdapat pada Tabel SE-6D sektor industri, sektor rumah tangga dan sektor
buku data SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Hal

II - 151
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

transportasi. Sumber –sumber energi yang terdapat di (Pb). Berdasarkan perhitungan, perkiraan emisi CO2
alam diantaranya berupa minyak dan gas bumi, air, yang dihasilkan oleh 15.676.232 unit kendaraan di Jawa
panas bumi, biomassa dan sebagainya, baik secara Timur adalah sebesar 58.476.009,51 ton/tahun, dengan
langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan penyumbang emisi terbesar dari kendaraan berjenis
sebagai energi. Penggunaan energi berbanding lurus truk besar dengan emisi CO2 sebesar 23.571.890,83
dengan jumlah penduduk dan jumlah industri. Jumlah ton/tahun. Selain menggunakan bahan bakar solar dan
penduduk dan industri Jawa Timur yang semakin bensin, kendaraan bermotor di Jawa Timur juga
meningkat membuat penggunaan energi juga menggunakan bahan bakar lainnya seperti listrik yang
meningkat. Penggunaan energi sektor transportasi digunakan oleh kendaraan berjenis alat berat dan
dipengaruhi oleh jumlah jumlah kendaraan yang ada. sejenisnya. Data menunjukkan, kendaraan bermotor di
Di Jawa Timur jumlah kendaraan pada tahun 2015 Jawa Timur pada tahun 2015 masih belum ada yang
mencapai 15.676.232 Kendaraan. Jumlah kendaraan menggunakan bahan bakar gas (Tabel SP-2B Buku Data
tersebut terdiri dari kendaraan berbahan bakar bensin SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015). Penggunaan
sekitar 96% dan kendaraan berbahan bakar solar energi sektor industri meliputi penggunaan bahan
sekitar 4%. Sedangkan bila ditinjau dari jenis kendaraan, bakar seperti LPG, minyak diesel, solar, minyak tanah,
yang paling mendominasi adalah kendaraan roda dua gas, batu bara dan biomassa. Data menunjukkan
disusul kemudian dengan kendaraan penumpang konsumsi energy terbanyak untuk sektor industri
pribadi. Apabila ditinjau dari lokasi koordinator adalah LPG, solar dan batu bara, terlihat dari
(Samsat), jumlah kendaraan bermotor paling banyak penggunaan kedua energi tersebut baik itu pada
terdapat di Kota Surabaya. Kota Surabaya memiliki 4 industri kimia dasar, industri mesin logam dasar dan
titik koordinator (Samsat) yaitu di Surabaya Timur, elektronika, aneka industri dan industri kecil (Tabel SP-
Barat , Selatan dan Utara dengan jumlah sekitar 3 Buku Data SLHD Provinsi jawa Timur Tahun 2015). Hal
2.462.761 unit yang terdiri dari 50.073 unit sedan, yang serupa juga ditunjukkan data penggunaan bahan
36.363 unit jeep, 299.030 unit station wagon, 3.125 bakar sektor industri hasil inventarisasi SLHD kab./Kota
unit bus, 129.183 unit truk, 1.944.802 unit sepeda motor yang menunjukkan bahwa ketiga bahan bakar tersebut
dan 185 unit alat berat. diatas banyak digunakan pada sektor industri (Tabel
SP-3C Buku Data SLHD Provinsi jawa Timur Tahun
2015). Berdasarkan data yang dimiliki sesuai tabel SP-
3D, bahan bakar biomassa banyak digunakan pada
seluruh industri gula. Bahan bakar biomassa yang
digunakan berupa baggase atau ampas tebu.
Penggunaaan bahan bakar ampas tebu sudah cukup
lama diterapkan pada industri gula sebagai upaya
bentuk efisiensi penggunaan bahan bakar dan
pemanfaatan limbah padat yang dihasilkan. Sedangkan
umumnya penggunaan bahan bakar solar pada industri
diperuntukan sebagai bahan bakar genset. Energi yang
Grafik 3.64 Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan dan Bahan
digunakan pada sektor industri tentunya memberikan
Bakar yang Digunakan dampak pada lingkungan salah satunya merupakan
Peningkatan jumlah kendaraan tak hanya sumber emisi udara. Perkiraan emisi karbon yang
berdampak pada peningkatan penggunaan bahan dihasilkan dari sektor industri berdasarkan data
bakar tetapi juga berdampak pada emisi yang konsumsi bahan bakar yang terdapat pada tabel SP-3
ditimbulkan. Emisi kendaraan bermotor mengandung buku data SLHD Provinsi Jawa Timur sebesar
berbagai senyawa kimia yang komposisinya tergantung 530.657,82 ton/tahun. Jumlah tersebut lebih kecil jika
dari jenis mesin, kondisi mengemudi, alat pengendali dibandingkan dengan perkiraan emisi karbon yang
bahan bakar, suhu pada saat beroperasi dan faktor dihasilkan dari penggunaan bahan bakar hasil
lainnya. Bahan pencemar yang terutama terdapat pada inventarisasi dari SLHD kabupaten Kota di Jawa Timur
emisi kendaraan bermotor antara lain karbon Tahun 2015 yang mencapai 95.307.626,95 ton/tahun.
monoksida, senyawa hidrokarbon, oksida nitrogen dan
sulfur, partikulat debu termasuk di dalamnya timbal

II - 152
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Tak hanya sektor transportasi dan industri


yang mengkonsumsi energi, sektor rumah tangga juga
cukup banyka mengkonsumsi energi. BVAhan bakar
yang umumnya dikonsumsi pada kegiatan rumah
tangga adalah LPG, minyak tanah, briket dan kayu
bakar. Berdasarkan data yang dimiliki (tabel SP-4 SLHD
Prov. Jatim Tahun 2015 menunjukkan bahwa
kebanyakan rumah tangga di Jawa Timur
menggunakan LPG yang mencapai 1.086.439.032 kg.
Sedangkan penggunaan bahan bakar lainnya seperti
minyak tanah, briket dan kayu bakar hanya digunakan
di beberapa Kab./Kota. Sejak adanya pengkonversian
penggunaan minyak tanah dengan LPG telah banyak Panas bumi di Kab. Bondowoso
masyarakat yang tidak lagi menggunakan minyak Beberapa sumber energi terbarukan lainnya
tanah, apalagi saat ini minyak tanah yang ada di lainnya yang telah dimanfaatkan di Jawa Timur adalah
pasaran bukan merupakan harga subsidi. Dari total PLTMH (Pembakit Listrik Tenaga Mikro Hidro) dan
masing-masing bahan bakar yang digunakan pada PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). PLTMH di
sektor rumah rumah tangga diperkiran emisi CO2 yang Jwa Timur terdapat di Kabupaten Lumajang tepatnya
dihasilkan mencapai 3.359.333,19 ton/tahun. Cukup di Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pronojiwo dan
besarnya emisi CO2 yang dihasilkan dari penggunaan Kecamatan Candipuro. Sedangkan pemanfaatan PLTS
bahan bakar sektor rumah tangga maka diperlukan jauh lebih banyak dibandingkan PLTMH tersebar di
upaya penggunaan energi alternatif lainnya. Kab. Bondowoso, Kab. Bangkalan, Kab. Sumenep dan
Kab. Situbondo (tabel SP-4D Buku Data SLHD Prov.
Sejumlah rumah tangga di beberapa
Jatim Tahun 2015). Apabila dijumlah, perkiraan emisi
kabupaten kota di Jawa Timur telah mennggunakan
CO2 yang dihasilkan dari sektor industri, rumah tangga
bahan bakar gas alam sebagai energi alternatif untuk
dan transportasi pada tahun 2015 mencapai
keperluan rumah tangga diantaranya di Kab. Sidoarjo,
157.142.969,65 ton/tahun. Jumlah terbesar berasal
Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kota Pasuruan
sektor industri disusul sektor transportasi dan sektor
yang mencapai 16.337 rumah tangga. Pengguna gas
rumah tangga seperti yang tewrlihat poada grafik di
alam terbanyak terdapat di Kota Surabaya yang
bawah ini:
mencapai 10.200 rumah tangga. Energi yang dihasilkan
dari bahan bakar gas alam jauh lebih efisien
dibandingkan dari bahan bakar minyak bumi. Beberapa
keunggulan gas alam diantaranya tidak berwarna, tidak
berbau, tidak korosif dan tidak beracun. Tak hanya
menggunakan bahan bakar minyak dan gas beberapa
daerah di Jawa Timur juga menggunakan energi
terbarukan lainnya seperti biogas. Definisi biogas
adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada
kondisi langka oksigen (anaerob). Sumber utama
biogas yaitu dari ternak kotoran sapi, kerbau, babi dan Grafik 3.65 Perkiraan Jumlah Emisi Karbon dari Berbagai Sektor
kuda. Data menunjukkan sekitar 88 Desa/Kelurahan
yang tersebar di Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. 3.8. TRANSPORTASI
Pacitan, Kab. Ponorogo, Kab. Situbondo, Kab. Sarana dan prasarana transportasi merupakan
Magetan, Kab. Sumenep, Kab. Bangkalan, Kab. hal penting bagi penunjang mobilitas dan sumber daya
Bondowoso dan Kota Blitar telah sehingga dapat mendukung terjadinya pertumbuhan
mema8nfaatkan biogas sebagai energi alternatif ekonomi. Sarana transportasi meliputi sarana
seperti yang terlihat pada tabel SP-4C buku data SLHD transportasi darat, air dan udara. Terminal yang titik
Provinsi Jawa Timur tahun 2015. Dengan penggunaan dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari
boigas, maka dapat mengurangi limbah dari sektor sistem jaringan transportasi. Berdasarkan data yang
peternakan. dimiliki jumlah terminal di Jawa Timur mencapai 102
teminal yang terbagi menjadi beberapa tipe. Fungsi

II - 153
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

utama terminal adalah sebagai pelayanan umum penyeberangan lintas ujung-kamal. Penyeberangan
berupa tempat naik turun penumpanga atau bongkar tersebut turun dikarenakan adanya jembatan
muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan Suramadu, dimana masyarakat saat ini lebih memilih
angkutan umum serta sebagai tempat perpindahan menggunakan sarana transportasi darat yang
intra dan moda transportasi. Sebagai tempat memerlukan waktu lebih cepat. Jumlah arus
pelayanan umum tentunya terminal juga berpotensi penumpang bandar udara Jawa Timur pada tahun 2015
menghasilkan limbah padat yang cukup besar. Limbah mengalami sedikit penurunan yang awalnya pada
padat yang dihasilkan dari 102 terminal dengan luas tahun 2014 sebesar 12.205.005 orang sekarang menjadi
area 510,45 ha adalah sebesar 10.745,19 m3/hari. Selain 17.104.758 orang. Setiap tahun Provinsi Jawa Timur
terminal, sarana transportasi darat lainnya adalah juga selalu mengadakan acara Mudik Gratis.
stasiun. Limbah padat yang dihasilkan dari 15 Stasiun Pemerintah Jawa Timur untuk tahun 2015 menyediakan
yang terseber di beberapa wilayah di Jawa Timur 410 bus dengan kapasitas penumpang 22.550 orang.
dengan luas area 13,19 ha adalah 72.014,10 m3/hari. Satu Bus berkapasitas 55 orang. 410 bus tersebut akan
Sedangkan untuk sarana transportasi laut yang diwakili menyebar ke Kabupaten Kota se- Jawa Timur.
pelabuhan menghasilkan limbah padat sebesar 855.50 Berdasarkan data yang ada, jumlah perusahaan bus
m3/hari dari 29 pelabuhan di Jawa Timur dengan total Angkutan kota dalam provinsi (AKDP) pada tahun 2015
luas area 53.750,50 ha. Limbah padat juga dihasilkan mengalami kenaikan, jumlah armada reguler yang
sarana transportasi udara. Berdasarkan data yang ada, tadinya sekitar 3.366 armada menjadi 3.846 armada.
limbah padat yang dihasilkan dari 5 bandara di Jawa Sedangkan untuk jumlah perusahaan bus angkutan
Timur adalah 62.518,67 m3/hari dengan luas area kota antar provinsi (AKAP) juga mengalami
142.821,50 ha. Apabila diprosentasikan, jumlah limbah perubahan antara tahun 2014 dan 2015 sebanyak 22
padat sarana transportasi darat menempati urutan armada. Prasarana transportasi darat meliputi jalan
pertama sebesar 54%, disusul sarana transportasi udara dan jembatan. Jalan dan jembatan mempunyai peran
41% dan terakhir sarana transportasi air yang hanya 5%. strategis dalam pengembangan wilayah, ketersediaan
jaringan. Jenis jaringan jalan di Provinsi Jawa Timur
berdasarkan kewenangannya dibagi menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota.
Berdasarkan data yang dimiliki panjang jalan nasional
2.027,01 km; jalan provinsi 1.760,91 km; jalan kabupaten
30.628,87 km dan jalan kota 6.242,21 km.

PANJANG JALAN (Km)


40.000,00
30.000,00
20.000,00
10.000,00 PANJANG
-
Gamb.3.66 Limbah padat sarana transportasi JALAN (Km)
Perkembangan penumpang kereta api di Jawa Timur
selama 6 tahun mulai dari 2010-2015 mengalami tren
penurunan. Penumpang kereta api pada tahun 2010
berjumlah 17.995.332 penumpang dan kini pada tahun
2015 menjadi 13.250.678 penumpang. Hal tersebut Gamb.3.67 Panjang Jalan Berdasarkan Kewenangan
terjadi dikarenakan beberapa faktor, salah satu Data menunjukkan bahwa jalan provinsi
diantaranya = dikarenakan adanya peraturan bahwa 1 tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa
penumpang 1 tempat duduk ( penumpang tidak ada Timur kecuali Kabupaten Ngawi, Kota Probolinggo dan
yang berdiri ) maka apabila tiket sudah habis Kota Mojokerto. Jalan provinsi terpanjang berada di
penumpang sudah tidak bisa membeli tiket lagi. Tak Kabupaten Jember yaitu 126,49 km dan yang
hanya penumpang kereta api, perkembangan terpendek berada di Kota Madiun yaitu 0,58 km (Data
angkutan penyeberangan di Jawa Timur selama lima dapat dilihat pada Tabel SP-5G SLHD Prov. Jatim Tahun
tahun mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2015 2015). Pemeliharaan jalan provinsi dolakukan secara
mengalami tren penurunan untuk beberapa rutin dan berkala oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi
Jawa Timur.[]

II - 154
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

3. 9. PARIWISATA maupun tidak langsung terhadap

Pariwisata telah terbukti dapat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat

mendorong pertumbuhan perekonomian luas.

melalui peluang investasi, peluang kerja,


peluang berusaha dan pada akhirnya dapat Perkiraan beban limbah padat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. berdasarkan lokasi objek wisata, luas
Peluang berusaha bukan hanya dalam bentuk kawasan dan jumlah pengunjung
pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata tetapi juga peluang dalam bidang Pada tahun 2015 berdasarkan perkiraan
kerajinan kecil seperti handycrafts. Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi
Kesejahteraan yang kita nikmati secara Obyek Wisata, Jumlah pengunjung tahun 2015
ekonomi ternyata tidak diikuti oleh menunjukan jumlah pengunjung objek wisata
peningkatan kehidupan sosial, budaya, dan paling tinggi merupakan pengunjung objek
pelestarian lingkungan. Pariwisata merupakan wisata kategori wisata buatan yaitu sebanyak
aktifitas yang memerlukan partisipasi aktif 4.559.107 Pengunjung sedangkan tahun 2014
semua pihak yang terlibat. Termasuk pengunjung lebih banyak di wisata alam
persoalan sampah di tempat wisata. Kawasan sebanyak 1.598.265 pengunjung, tentunya hal
wisata dan hotel menurut pasal 2 UU No. 8 ini berbanding lurus dengan jumlah volume
Tahun 2008, mengisyaratkan untuk mengelola limbah padat yang dihasilkan juga termasuk
sampah dari sumbernya sehingga akan paling tinggi yaitu 79.272,99685 m3/hari.
mengendalikan volume sampah yang diangkut Volume Sampah pengunjung terbanyak pada
ke TPA. Keberadaan sampah yang berserakan tahun 2015 berada di Wisata pantai mencapai
dan tidak tertangani dengan baik tentu akan 343.515 m3/hari.
menjadikan tempat tersebut kotor, kumuh, Luasan wisata alam terluas berada di
berbau dan berujung kepada merosotnya citra TN Bromo seluas 50. 376 Ha sedangkan
pariwisata. Hal ini berdampak langsung luasan paling sempit berada di Api Konang

Gamb. 3.68 Jumlah pengunjung dan limbah padat berdasarkan Objek


III - 156
Wisata, Batu
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Kab. Bangkalan. Pengunjung terbanyak di pengunjung 581.935 orang pertahun


objek wisata alam berada di Telaga Sarangan kemudian Waduk Selorejo Kab. Malang
dengan jumlah pengunjung 532.232 orang sebanyak 196.098 spengunjung. Akumulasi
pertahun kemudian Taman sari kab. Pasuruan Jumlah limbah padat terbanyak di Pemandian
sebanyak 485.800 pengunjung. Akumulasi sekarsari Kota Mojokerto 178.421,75 m³/hari
Jumlah limbah padat terbanyak di Taman dan Kolam royal Mojokerto sebesar 35.688,25
safari Kab. Pasuruan sebanyak 242.900 m³/hari sedangkan volume limbah padat
M3/hari dan Telaga Sarangan Kab. Magetan paling kecil berada di Ubalan Kab. Mojokerto
sebanyak 133. 058 m³/hari . Jumlah total sebesar 0,02 m³/hari. Jumlah total
pengunjung di objek wisata alam sebanyak pengunjung di objek wisata Buatan sebanyak
8.012.490 pengunjung pada tahun 2015 10.961.417 pengunjung pada tahun 2015
dengan akumulasi limbah padat sebanyak dengan akumulasi limbah padat sebanyak
664.291,1546 m³/hari. 924.913,8403 m³/hari.

Luasan wisata Pantai/bahari terluas Luasan wisata Musium terluas berada


berada di Pantai Lombang Kab. Sumenep di Musium Mpu Tantular Kab. Sidoarjo seluas
seluas 49.796 Ha sedangkan luasan paling 3,28 Ha sedangkan luasan paling sempit
sempit berada di Talangsiring seluas 0,3 Ha. berada di Museum Kesehatan. Pengunjung
Pengunjung terbanyak di objek wisata terbanyak di objek wisata Musium berada di
Pantai/bahari berada di Wisata Bahari Musium Sunan Drajat Lamongan dengan
Lamongan dengan jumlah pengunjung jumlah pengunjung 272.930 orang pertahun
736.288 orang pertahun kemudian Pantai kemudian Lokajaya carna Malang sebanyak
kenjeran Surabaya sebanyak 362.019 25.204 pengunjung. Akumulasi Jumlah limbah
pengunjung. Akumulasi Jumlah limbah padat padat terbanyak di Museum Tulungagung
terbanyak di Pantai Sidem Kab. Tulungagung sebanyak 12.500 m³/hari sedangkan sampah
sebanyak 12.500 m³/hari dan Pantai Delegan terkecil sebesar 0,05 m³/hari di Musium
sebesar 0,0571 m³/hari . Jumlah total Mojokerto. Jumlah total pengunjung di objek
pengunjung di objek wisata Buatan sebanyak wisata Musium sebanyak 13.666.908
3.130.737 pengunjung pada tahun 2015 pengunjung pada tahun 2015 dengan
dengan akumulasi limbah padat sebanyak akumulasi limbah padat sebanyak
12.699m³/hari. 1.187.195,671m³/hari.

Luasan wisata Buatan terluas berada Luasan wisata Sejarah terluas berada
di Waduk Bening Kab. Madiun seluas 1.253 Ha di Candi Jabung bung Karno Kab. Blitar seluas
sedangkan luasan paling sempit berada di 2004 Ha sedangkan luasan paling sempit
Mercusuar Kab. Bangkalan. Pengunjung berada di Candi Mirigambar Kab.
terbanyak di objek wisata Buatan berada di Tulungagung. Pengunjung terbanyak di objek
Taman Sengkaling dengan jumlah wisata sejarah berada di Makam Bung Karno
III - 157
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

dengan jumlah pengunjung 292.142 orang


pertahun kemudian istana gebang sebanyak
292.142 pengunjung. Akumulasi Jumlah
limbah padat terbanyak di Wisata Sejarah
sebanyak 13.297 m³/hari di Candi Jawi
Pasuruan dan Candi Sanggrahan Kab.
Tulungagung sebesar 10757 m³/hari
sedangkan sampah terkecil dari aktifitas Wisata keluarga songgoriti-Kota Batu

wisata sejarah di Parasasti Gutrit. Jumlah total


Wendit Kab. Malang kemudian kebun Jamus di
pengunjung di objek wisata Musium sebanyak
Kab. Ngawi dengan jumlah pengunjung wisata
28.096.971pengunjung pada tahun 2015
minat khusus sebanyak 149.524 . Volume
dengan akumulasi limbah padat sebanyak
limbah padat dari aktifitas pariwiasata di minat
2.131.107,972 m³/hari.
khusus terbanyak di Kaliandara Kab. Pasuruan
Luasan wisata religi terluas adalah
sebanyak 12.330 m³/hari dan paling sedikit
petilasan damar wulan seluas 500 Ha dan
menghasilkan sampah padat berada di goa
luasan wisata religi paling sempit di masjid
pasir sebanyak 1 .138,5 m³/hari. Jumlah
Chengho Kab. Pasuruan. Jumlah pengunjung
total pengunjung di wisata Khusus dan
terbanyak wisata religi berada di aer mata ibu
keluarga sebanyak 387.688.246 pada tahun
Kab. Bangkalan dengan jumlah pengunjung
2015 dengan akumulasi limbah padat
870.321 Pengunjung, kemudian Makam Mbah
sebanyak 28.149.194,29 m³/hari.
Cholil Kab. Bangkalan sebanyak 765.857
Luasan wisata edukasi dan budaya
Pengunjung , Akumulasi limbah padat di
aling luas adalah Situs Banteng Kab. Sumenep
wisata religi terbanyak di Makam Mbah Cholil
seluas 1520 Ha sedangkan destinasi wisata
sebanyak 2.175,8 m³/hari dan Makam
edukasi paling sempit adalah Taman Budaya
Sultan Abdul Kadirun Bangkalan sebesar
Kota Surabaya. Pengunjung wisata edukasi
330,47 m³/hari sedangkan sampah padat
terbanyak di Perpustakaan Bung karno kota
terkecil di Siti Inggil Kab. Mojokerto 0,001
Blitar sebanyak 761.266 pengunjung,
m³/hari . Jumlah total pengunjung wisata
kemudian kemudian KBS Surabaya dengan
religi sebanyak 57.819.287 pada tahun 2015
pengunjung 231.002 orang pertahun . Jumlah
dengan akumulasi limbah padat sebanyak
limbah padat dari aktifitas wisata ini terbanyak
4.264.174,754 m³/hari i.
di Kebun Purwodadi sebanyak 99.424
Luasan wisata Minat khusus dan
m³/hari . Jumlah total pengunjunga wisata
keluarga terluas adalah Perkebunan Teh
edukasi dan budaya sebanyak 1.347.932
Jamus seluas 478,2 dan paling sempit berada
Pengunjung pada tahun 2015 dengan
di petilasan untung suropati. Wisata minat
akumulasi limbah sebanyak 99.433 m³/hari.
keluarga dengan pengunjung terbanyak di
III - 158
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

alam,golf,benda,bangunan,struktur ,situs dan


musium hanya ada di Kab Lumajang, Kab.
Jember, Kab. Probolinggo dan Kab. Nganjuk,
seperti ditunjukan dalam grafik dibawah ini;

Jumlah kunjungan di destinasi wisata


meningkat dari tahun 2011 hingga 2013 terus
mengalami peningkatan seperti ditunjukan
dalam grafik dibawah ini. Jumlah Kunjungan
Wisata Alam Kawah Bromo-Kab. Pasuruan
wisatawan tahun 2011-2014 dari Dinas
Hiburan Umum dan tempat rekreasi di kebudayaan dan pariwisata Jawa Timur. Kota
Jawa Timur surabaya menempati urutan pertama

Berdasarkan data dari Dinas terbanyak yang dikunjungi oleh wisatawan

Pariwiasat provinsi Jawa Timur, hiburan umum baik mancanegara maupun wisatawan

paling banyak di Jawa timur berupa hiburan domestik di tahun 2011 sebesar 5.353.012

benda sebanyak 9.363 terbanyak di Kab. kunjungan, naik di tahun 2013 menjadi

Pacitan sebanyak 1.129 546.237 .

dilanjutkan tempat rekreasi


berupa bangunan gedung 386
buah terbanyak di Kab.
Mojokerto 72 buah dan situs
320 objek terbnayk 85 situs di
Kab. Bondowoso. Sedangkan
kabupaten kota yang
mempunyai hiburan umum dan
tempat rekreasi, gelanggang
Gamb. 3.69 Kunjungan wisatawan 2011-2014
renang, Pemandian

Gamb.3.70 Hiburan Umum di Jawa Timur

III - 159
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Kunjungan terbanyak kedua berada di dapat menarik wisatawan ke objek tersebut.


Kabupaten Malang tetapi dengan trend yang Potensi unggulan di di jawa timur yang banyak
berbeda, kunjungan di tahun 2012 turun dari dikunjungi adalah Masjid Ampel Surabaya
jumlah kunjungan pada tahun 2011 dari dengan jumlah kunjungan mencapai
19.572 wisatawan mancanegara menjadi 1.950.698 pengunjung. Masjid Ampel
8.958 sedangkan kunjungan wisatawan merupakan wilayah religi yang didirikan pada
nusantara dari 2.159.414 turun menjadi tahun 1421 oleh Sunan Ampel salah satu
533.774 tetapi mengalami lonjakan kunjungan pimpinan Wali Sembilan dan telah dibantu
lebih dari 3 kali lipat pada tahun 2013 untuk oleh para santri-santrinya, Masjid Ampel
kunjungan wisatawan mancanegara naik sebagai salah satu bangunan cagar budaya.
menjadi 26.434 sedangkan wisatawan
nusantara naik menjadi 2.407.242. Kabupaten
yang tidak dikunjungai sama sekali oleh
wisawan mancanegara adalah kabupaten
Bojonegoro sepanjang tahun 2011 hingga
2013. Sedangkan jumlah kunjungan paling
banyak pada tahun 2014 mencapai 155.599
wisatawan mancanegara dan wisatawan
Wisata religi-Sunan Ampel Kota Surabaya
nusantara sebanyak 39.682.337. Kunjungan
Kebun binatang surabaya menjadi daya tarik
terbanyak menurut kab/kota adalah kota
selanjutnya dengan pengunjung 976.504. KBS
surabaya dengan peringkat pertama sejumlah
berdiri sejak 31 Agustus 1916 awalnya
5.530.694 pengunjung . Kabupaten /kota
bernama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin,
sama sekali tidak dikunjungi wisman adalah
salah satu Kebon Binatang terbesar se Asia
Kab. Jombang, Bojonegoro dan dan kota
Tenggara dan telah terdapat berbagai 400
madiun pada tahun 2014.
spesis satwa yang berjumlah 3.500 dengan
Jumlah kunjungan wisatawan
luas areal 15 ha.
tergantung dari daya tarik objek wisata yang

Gamb 3.71 Daya tarik wisata unggulan


III - 160
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Daya tarik wisata unggulan lainnya adalah


selecta dan songgoriti kota Batu dengan
pengunjung 702.740 . Wisata ini tersebut
telah dilengkapi dengan Kolam Renang dan
sumber air panasnya serta dilengkapi falilitas
penginapan. Besar kecilnya pengunjung
tentunya terkait dengan penyediaan
akomodasi jasa wisata dan biro Biro
Purnama Tours and travel-Kota Surabaya
perjalanan wisata. Industri pariwisata memiliki hubungan
erat dan kuat dengan lingkungan fisik.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama
kegiatan pariwisata. Lingkungan fisik meliputi
lingkungan alam , bentangan alam, gejala
alam, dan lingkungan buatan (situs
kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah
pedesaan, dan peninggalan sejarah). Secara
Gamb. 3.72 Biro perjalanan wisata teori hubungan lingkungan alam dan dengan
pariwisata harus mutual dan bermanfaat.
Jumlah keseluruhan yang ada sebanyak 894
Wisatawan menikmati keindahan alam dan
jasa pelayanan wisata, biro perjalanan
pendapatan yang dibayarkan wisatawan
mengalami kenaikan dari sejumlah 431
digunakan untuk melindungi dan memelihara
meningkat menjadi 717, agen perjalanan
alam guna keberlangsungan pariwisata.
meningkat dari 44 menjadi 136 sedangkan
Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak
perurunan ada di agen biro perjalanan dari
selamanya simbiosa yang mendukung dan
sebelumnya 42 sekarang menjadi 41 buah.
menguntungkan sehingga upaya konservasi,
Kab/kota yang paling banyak jasa perjalanan
apresiasi, dan pendidikan dilakukan agar
wisata adalah Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo,
hubungan keduanya berkelanjutan. Kenaikan
Kab. Malang dan Kab. Jember sedangkan
jumlah pengunjung selain menghasilkan
paling sedikit adalah kabupaten tuban dari 35
pemasukan disektor pariwisata akan
kab/kota yang memiliki jasa pelayanan
berdampak terhadap penurunan kualitas
perjalanan wisata. Keberadaan jasa pelayanan
lingkungan yang ada di wilayah kawasan
perjalanan wisata masih didominasi di kota-
wisata, sehingga membutuhkan pengelolaan
kota besar dan pusat pertumbuhan di Jawa
yang memperhatikan kaidah-kaidah
Timur, terbanyak ada di kota Surabaya,
lingkungan.
selanjutnya Sidoarjo, Malang, dan Jember.

III - 161
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Perkiraan beban limbah padat dan cair Sedangkan beban COD pada tahun 2015
berdasarkan sarana hotel/penginapan sebesar 17.040,5891 naik dari tahun 2014
sebesar 15.790,7653 Ton/Tahun. Akumulasi
limbah padat dari kegiatan hotel di Jawa
Timur sebesar 1,5574 M³/hari dari 18.240
jumlah kamar. Hotel dengan jumlah kamar
paling banyak adalah JW marriot dan
Sommerset hotel di Kota Surabaya dan Hotel
Elmi , sedangkan tingkat hunian mencapai
100% dalam setahun adalah Hotel Saptanawa
Kab. Gresik.
Shangrila Hotel, Kota Surabaya Hotel di Jawa Timur sebagian besar
limbah cair yang dihasilkan belum sesuai
Sebagai salah satu bagian sarana
dengan baku mutu sesuai dengan Peraturan
pariwisata, keberadaan hotel sangatlah
Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013
penting dalam rangka memenuhi kebutuhan
tentang Baku mutu air limbah bagi industri
akomodasi atau penginapan. Sebagai unit
dan/atau kegiatan usaha lainnya SK gubernur
usaha pelayanan bagi para wisatawan,
Jawa Timur Nomor 06 tahun 1999 tentang
disamping dapat memberikan kenyamanan
Baku Mutu Limbah Cair bagi usaha kegiatan
kepada pelanggannya, hotel juga
hotel, sehingga pengelolaan limbah harus
menyebarkan faktor-faktor resiko pada
mengikuti aturan yang berlaku sehingga air
lingkungannya. Semua jenis limbah hotel baik
limbah buangan akan aman bagi lingkungan
padat maupuun cair seharusnya diolah secara
sekitarnya
memadai sebelum ke pembuangan sesuai
Prosentase tingkat hunian dan jumlah
dengan karakteristiknya. Semakin banyaknya
kamar
objek wisata menumbuhkan bisnis
perhotelan/penginapan maupun rumah makan
di Jawa Timur. Pertumbuhan hotel akan
berjalan seiring berjalan dengan aktifitas
warga dan kebutuhan akan tempat tinggal
sementara atau hanya beristirahat.
Berdasarkan data dari Status Lingkungan
hidup kab/kota 2015, perkiraan kumulatif
Gamb. 3.73 Tingkat hunian hotel
beban BOD pada tahun 2015 sebesar 10.
095,99 Ton/Tahun menurun dari beban pada Rata penghunian hotel Bintang 5
tahun 2014 sebesar 10.836,2207 Ton/tahun. sebesar 48,62 dengan tingkat hunian paling

III - 162
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

banyak berkisar 25-50 %. Tingkat hunian banyak 25-50 %, dengan tingkat paling tinggi
paling tinggi untuk kelas Bintang 1 adalah Bintang 4 adalah hotel Java Paragon sebesar
hotel antariksa sebesar 75 %. Rata-rata 62 %.
penghunian hotel kelas melati sebesar 59,89 Data dari dinas pariwisata Provinsi
dengan hunian > 80 % adalah Hotel selecta Jawa Timur, menunjukan tingkat hunian pada
Batu edangkan sebanyak 37 hotel tengan hotel menurut tempat tidur mengalami
hunian 50-80 %. Hotel melati dengan hunian kenaikan 1,11 % dari tahun 2014 yaitu dari
mencapai 80 % adalah hotel kartika Abadi , 58,54 menjadi 59,66 pada tingkat hunian hotel
Arum dalu dan Taman sari. berbintang. Sedangkan tingkat hunian kelas
Rata-rata penghunian hotel Bintang 5 melati mengalami penurunan sebesar 0,57
sebesar 5 % dengan tingkat hunian paling dari tahun 2013 sebesar 41,77 menjadi 41,20
banyak kisaran 25-50 %, dengan tingkat pada tahun 2014 . Hunian tempat tidur paling
paling tinggi Bintang 1 adalah hotel Naritra banyak terjadi pada bulan Juni baik hunian
Gresik ebesar 65 %. berbintang maupun hunian kelas melati.

Rata-rata penghunian kelas hotel Tingkat hunian paling sepi pada bulan Februari

Bintang 5 sebesar 62 dengan tingkat hunian selama tahun 2012 hingga 2014.

paling panayak 50-80 %, dengan tingkat


paling tinggi Bintang 3 adalah hotel New
Grand Park Hotel sebesar 70 %.

Rata-rata penghunian kelas hotel


Bintang 5 sebesar 55 dengan tingkat hunian
paling banyak 25-60 %, dengan tingkat paling
tinggi Bintang 5 adalah hotel Sangrila sebesar
65 %.
Tamu menginap di Purnama hotel-Batu
Gamb. 3.74 Tingkat penghunian menurut tempat tidur

Menurut BPS prov. Jatim prosentase


rata-rata tamu menginap baik tamu asing
maupun tamu domestik paling tinggi di Bulan
Januari sebesar 3,83 untuk tamu asing dan
1,75 Tamu indonesia. Prosentase tamu asing
di bulan Juni juga sebesar kisaran 3,82.
Sedangkan tamu indonesia rata-rata menginap
sebesar 1,75. Di bulan januari sedangkan
paling rendah sebesar 1,46 bulan desember.
Rata-Rata penghunian hotel Bintang
4 sebesar 50 % dengan tingkat hunian paling

III - 163
Laporan Status Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur 2015

Warung Makan di Pacitan

Gamb. 3.75 Rata-rata tamu menginap

Restoran dan rumah makan di Jawa Tidak dapat di abaikan manfaat yang
Timur bisa didapatkan ketika sebuah hotel, restoran

Usaha Restoran dan Rumah Makan atau rumah makan melakukan pengelolaan

yang ada pada tahun 2013, sebanyak 63 buah lingkungan dalam operasionalnnya. Nilai

meningkat jumlahnya menjadi 76 unit ekonomi proses pengelolaan ini baik yang

restoran, total kursi yang ada sebanyak positif maupun yang negatif, ternyata

10.481 kursi. Sedangkan rumah makan hanya pengelolaan lingkungan ini sangat erat

mengalami sedikit kenaikan yaitu dari jumlah kaitannya dengan perilaku wisatawan,

1.614 menjadi 1.645 buah di tahun 2014 pengaruh affiliasi chain hotel, pengaruh

dengan dengan total kursi pelanggan ukuran besar kecilnya hotel, pengaruh

sebanyak 60.386.Jumlah rumah makan dan stakeholder hotel, dan dimensi pengalaman

restoran pada tahun 2015 jumlahnya tidak pengelolaan lingkungan yang dilakukan

berubah dari tahun sebelumnya. hotel,restoran dan rumah makan, sehingga


dapat dikatakan bahwa pengelolaan
lingkungan ini adalah bagian yang sistemik
dalam pengelolaan dan tidak dapat dipisahkan
dari proses operasional pengelolaan hotel,
restoran dan rumah makan. Walaupun Sistem
pengelolaan lingkungan sangat penting
perannya dalam mewujudkan pembangunan
Gamb. 3.76 Usaha restoran dan rumah makan yang berkelanjutan, tetapi berbagai praktek
pengelolaan lingkungan pada hotel dan rumah
Kota surabaya mempunyai jumlah
makan belum sepenuhnya dilakukan dengan
Rumah makan terbanyak yaitu 55 buah, diikuti
baik.[]
oleh Kabupaten Malang 17 buah. Sedangkan
jumlah warung terbanyak adalah kota
Surabaya, diikuti kab. Malang dan Kab.
Sidoarjo.

III - 164
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3.10. Limbah B3 Pengelolaan sampah yang baik tentunya perlu


didukung sarana dan prasana yang memadai terutama
terkait dengan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Sampah merupakan sisa kegiatan manusia dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang merupakan
dan atau proses alam yang berbentk padat. tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia ke media lingkungan. Data menunjukkan, TPA di Jawa
nomor 18 tahun 2008 sampah dikelompokkan menjadi Timur sebagian besar menggunakan sistem
sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga pengolahan controlled landfill walaupun masih ada
(berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, beberapa TPA yang menggunakan sistem open
kawasan khusus, fasilitas sosial dan fasilitas umum) dumping. Sistem pengolahan controlled landfill jauh
dan sampah spesifik. Yang dimaksud sampah spesifik lebih baik dibandingkan sistem open dumping yang
meliputi sampah yang mengandung bahan berbahaya memiliki potensi yang lebih besar akan pencemaran
dan beracun; sampah yang timbul akibat bencana; lingkungan. Pada tahun 2015 terdapat 4 TPA yang
puing bongkaran bangunan; sampah yang secara mengalami peningkatan sistem pengolahan dari
teknologi belum dapat diolah; dan/atau sampah yang controlled landfill menuju sanitary landfill. TPA yang
timbul secara tidak periodik. Jumlah dan jenis sampah mengalami perubahan sistem pengolahan diantaranya
rumah tangga yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh TPA Kab. Lumajang, TPA Sliwung Kab. Situbondo, TPA
gaya hidup dan konsumsi dalam rumah tangga. Kab. Probolinggo dan TPA Kab. Bojonegoro. Sistem
Umumnya semakin meningkatnya perokonomian maka sanitary landfill merupakan sistem pengolahan sampah
jenis sampah yang dihasilkan semakin bervariasi. yang paling baik dibandingkan sistem pengolahan
Berdasarkan perhitungan, jumlah timbulan sampah lainnya. Sanitary landfill menggunakan metode
sampah Provinsi Jawa Timur diperkirakan mencapai pengurugan di areal pengurugan sampah yang
64.760,92 m3/hari. Timbulan sampah tersebut dihitung disiapkan dan dioperasikan secara sistematis,dengan
dari jumlah penduduk di Jawa Timur dan asumsi penyebaran dan pemadatan sampah pada area
timbulan sampah yang dihasilkan setiap orang. Jumlah pengurugan serta penutupan sampah setiap hari.
timbulan sampah terbesar berasal dari Kota Surabaya Hal lain yang perlu diperhatikan terkait dengan
yang mencapai 7.121,46 m3/hari sedangkan jumlah TPA selain sistem pengolahannya adalah umur TPA.
timbulan sampah terkecil dari Kota Mojokerto sebesar Dari keseluruhan TPA di Jawa Timur ada sebanyak 10
219,99 m3/hari seperti yang terlihat pada grafik di TPA yang sudah overload. Data mengenai umur TPA
bawah ini dapat dilihat pada tabel SP-9B buku data SLHD Provinsi
Jawa Timur Tahun 2015.

Grafik 3.77 Jumlah Timbulan Sampah Per Kab./Kota

Terkait dengan pelayanan persampahan di


Jawa Timur, berdasarkan data pada buku dinamis
Provinsi Jawa Timur semester satu capaian pelayanan
Tabungan Bank sampah di Ds. Penanggungan -Mojokerto
persampahan di Jawa Timur menunjukkan tren
peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Pengelolaan sampah tak hanya dilakukuan
Timbulan sampah yang cukup besar di Jawa dengan pengangkutan menuju TPS atau TPA. Sampah
Timur akan menjadi permasalahan apabila tidak yang dihasilkan juga dapat dikelola dengan cara
dikelola dengan baik. pendaurulangan maupun pengomposan. Keberadaan
bank sampah yang cukup banyak di Jawa Timur sangat

II - 165
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

membantu dalam pengelolaan sampah di Jawa Timur. lingkungana hidup dan/atau membahayakan
Bank sampah merupakan salah satu strategi penerapan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup
pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang
menjadi bagian penting dalam pengelolaan sampah di manusia dan makhluk hidup lainnya. Beban limbah B3
tingkat masyarakat dengan pola insentif.
industri di Jawa Timur pada tahun mencapai 19.441.787
Dengan adanya bank sampah diharapkan
ton/tahun. Beban limbah B3 tersebut berasal dari data
permasalahan volume sampah yang meningkat tiap
83 industri yang mengikuti program proper
tahunnya dapat berkurangd engan memanfaat sampah
diantaranya industri pengolahan ikan, industri rokok,
yang dapat di daur ulang. Bank sampah memiliki
industri makanan minuman, industri gula, industri
berbagai manfaat selain pengurangan sampah dapat
farmasi, industri otomotif, industri tekstil, industri
juga menambah penghasilan masyarakat serta
emas, kawasan industri, industri pengolahan dan
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. dapat
pelapisan logam, industri heat transfer equipment dan
Pada bank sampah umunya sampah yang dikelola
industri migas. Beban limbah B3 terbesar berasal dari
merupakan sampah anorganik yang dapat didaur ulang
industri otomotif di Kab. Gresik sebesar 12.906.054
ataupun dimanfaatkan kembali. Beberapa bank
ton/tahun disusul dengan kawasan industri di Kab.
sampah juga mengelola sampah organik rumah tangga
Pasuruan 1.674.491 ton/tahun. Beban limbah tersebut
melalui pengomposan. Limbah rumah tangga tidak
belum termasuk beban limbah B3 dari fasilitas
hanya terbatas pada sampah bekas makanan saja,
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan
tetapi juga menghasilkan limbah yang termasuk
lainnya serta limbah B3 dari rumah tangga.
katagori B3, yang tentunya memerlukan
penanganan khusus. Jenis sampah ini antara lain
adalah batu baterai bekas, neon dan bohlam bekas,
kemasan cat, kosmetik atau pelumas kendaraan
yang umumnya mengandung bahan-bahan yang
menyebabkan iritasi atau gangguan kesehatan
lainnya seperti logam merkuri yang terkandung di
dalam batu baterai pada umumnya. Selain dalam
kegiatan rumah tangga , kegiatan industri juga
menghasilkan limbah. Kegiatan industri menghasilkan
limbah dan di dalam limbah yang dihasilkan ada yang Gambar Limbah B3 Industri Peleburan Besi dan
Baja di Kab. Mojokerto
mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah
Jenis limbah B3 yang dihasilkan setiap industri
B3). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
tidak sama tergantung dari kegiatan industri tersebut
Indonesia (PPRI) Nomor 101 tahun 2014 definisi bahan mulai dari jenis bahan bakar yang digunakan, bahan
baku yang digunakan, produk yang dihasilkan dan
berbahaya dan beracun adalah zat, energy, dan/atau
teknologi pada proses produksi serta pengolahan
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau limbah yang dilakukan industri tersebut. Seperti
misalnya perusahaan menggunakan bahan bakar batu
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
bara akan menghasilkan limbah B3 fly ash dan bottom
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak ash. Jenis limbah B3 yang dihasilkan beberapa industri

II - 166
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel SP-11E buku dat


SLHD Provinsi Jawa Timur.
Pasal 3 PPRI nomor 101 tahun 2014
menyebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3
yang dihasilkannya. Pengelolaan limbah B3 adalah
kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan
pengolahan dan atau penimbunan. Pengelolaan limbah
B3 tersebut diatas harus dilengkapi dengan perizinan
sesuai peraturan yang berlaku.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal
Grafik 3.78 Jumlah izin Penyimpanan Sementara Yang
perizinan pengelolaan limbah B3 memiliki kewenangan
Dikeluarkan Pemerintah Kab./Kota
untuk menerbitkan izin pengumpulan limbah B3 skala
provinsi dan memberikan rekomendasi penerbitan izin Perizinan limbah B3 lainnya baik itu
pengumpulan limbah skala nasional. Selama tahun 2015 pengumpulan skala nasional, pemanfaatan,
pemerintah provinsi Jawa Timur telah mengeluarkan 7 pengolahan dan penimbunan limbah B3 merupakan
izin pengumpulan limbah B3 skala provinsi atas nama kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan
PT. Artama Sentosa Indonesia, PT. Putra Restu Ibu Kehutanan. Sedangkan untuk perizinan pengangkutan
Abadi, PT. Sumber Adi Mulyo, PT. Multi Accu, PT. Surya limbah B3 dikeluarkan Direktorat Jendral Kementerian
Wijaya Megah dan PT. Surabaya Jadi Jaya dan PT. Perhubungan Darat atas rekomendasi dari
Nirmala Tipar Sesama. Jenis limbah B3 yang dapat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Data
dikumpulkan ketujuh industri yang telah mendapatkan perusahaan yang mendapat rekomendasi dan izin dari
izin pengumpulan skala provinsi tersebut dapat dilihat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait
pada tabel SP-11A buku data SLHD Provinsi Jawa Timur. pengelolaan limbah B3 dapat dilihat pada tabel SP-11C
Sedangkan untuk rekomendasi pengumpulan limbah
B3 skala nasional Pemerintah Provinsi Jawa Timur
mengeluarkan rekomendasi sebanyak 8 rekomendasi
atas nama PT. Artama Sentosa Indonesia,Pt. Metro
Abadi Raya, PT. Putra Restu Ibu Abadi, PT. Sumber Adi
Mulyo, PT. Maju Jaya Paiton, PT. Berkat Jaya Sukses
dan PT. Nirmala Tipar Sesama.
Perizinan pengelolaan limbah B3 yang
kewenangan penerbitannya ada di Pemerintah
Kabupaten Kota diantaranya adalah penyimpanan
sementara limbah B3 dan pengumpulan limbah B3
skala kabupaten/Kota. Pada tahun 2015 pengumpulan
limbah B3 skala kabupaten kota hanya diterbitkan Industri pengolah limbah B3 DI Jawa Timur
Pemerintah Kabupaten Probolinggo atas nama CV. Tingginya potensi beban limbah B3 yang ada di Jawa
Leces Sukses Makmur dengan jenis limbah yang Timur perlu mendapatkan perhatian khusus. Limbah B3
dikumpulkan adalah fly ash. Sedangkan untuk perizinan apabila tidak dikelola dengan baik dapat
penyimpanan sementara limbah B3 pada tahun 2015 membahayakan bagi lingkungan dan juga kesehatan
sebanyak 83 izin (rekap izin dapat dilihat pada Tabel SE- manusia serta makhluk hidup lainnya. Di Jawa Timur
11c buku data SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015). cukup banyak kasus pengaduan mengenai adanya
Jumlah izin penyimpanan sementara limbah B3 dumping limbah B3 di tempat-tempat yang tidak
terbanyak dikeluarkan oleh Kabupaten Gresik sekitar 14 berizin. Hal tersebut tentunya meresahkan masyarakat
izin disusul dengan Kota Surabaya dan Kabupaten dan juga berpotensi besar menimbulkan pencemaran
Malang sebanyak 13 izin seperti yang terlihat pada pada tanah, air, udara dan tanaman di sekitarnya.
grafik di bawah ini. Memperhatikan hal-hal tersebut diperlukan adanya
pengawasan terpadu terkait pengelolaan limbah B3
sehingga tidak ada lagi pembuangan limbah B3 secara
sembarangan ke lingkungan.

II - 167
BAB IV
UPAYA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4.1 Rehabilitasi Lingkungan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan
Permasalahan lingkungan merupakan suatu kosong, alang-alang atau semak belukar untuk
permasalahan kompleks yang ditimbulkan oleh mengembalikan fungsi hutan sedangkan
berbagai aktivitas manusia baik itu aktivitas skala penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis di
besar seperti industri hingga aktivitas skala kecil luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi
seperti rumah tangga, maupun permasalahan sosial lahan.
kemasyarakatan yang sudah menjadi bagian dari Data realisasi kegiatan penghijauan dan
pola hidup masyarakat karena terkait dengan faktor reboisasi berdasarkan Kabupaten./Kota Se Jawa
ekonomi dan sosial budaya seperti penebangan Timur dapat dilihat pada tabel UP-1 Buku Data
hutan secara liar, pembuangan sampah secara SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Berikut disajikan
sembarangan, emisi kendaraan bermotor dan lain- grafik perbandingan kegiatan reboisasi dan
lain, serta lemahnya kontrol dari pihak pemerintah penghijauan berdasarkan jumlah pohon.
sehingga mengaki- batkan adanya pemanfaatan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka
penyelesaian masalah tidak akan dapat terwujud 31%
tanpa adanya kerjasama dan partisipasi dari semua penghijauan
69%
pihak. reboisasi

Berdasarkan perhitungan indeks kualitas


lingkungan hidup, Jawa Timur masuk kategori
kurang hal tersebut berarti bahwa Kualitas
lingkungan hidup di Jawa Timur masih rendah dan
Gambar. 4.1 Perbandingan Kegiatan Reboisasi dan
keberadaan sumber daya alam yang mengalami Penghijauan di Jawa Timur
banyak kerusakan. Mengingat hal tersebut
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat
diperlukan berbagai upaya untuk memperbaiki dan
bahwa di Jawa Timur lebih banyak melakukan
mengelola kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur
kegiatan penghijauan dimana jumlah pohon yang
secara bersama-sama antara pemerintah, pihak
ditanam mencapai 27.386.088,72 pohon yang
swasta dan masyarakat.
tersebar di 29 Kab./Kota se Jawa Timur.
Rehabilitasi merupakan suatu upaya untuk
Sedangkan untuk reboisasi di Jawa Timur mencapai
memperbaiki, memulihkan kembali dan
12.107.912,04 pohon.
meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis)
Kegiatan penghijauan dan reboisasi selain
sehingga dapat berfungsi dengan baik dan optimal.
dilakukan oleh berbagai pihak seperti pemerintah
Salah satu bentuk rehabilitasi lingkungan adalah
dan swasta. Dari pemerintah penghijauan
melalui penghijauan dan reboisasi. Istilah
dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan BLH Provinsi
penghijauan dan reboisasi berbeda dalam hal
Jawa Timur. Sedangakan untuk kegiatan reboisasi
sasaran lokasi dan kesesuaian tanaman. Reboisasi
dilakukan oleh Perum Perhutani Divisi Regional
merupakan upaya penanaman jenis pohon hutan

IV - 168
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Jawa Timur. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur


melaksanakan program OBIT (One Billion
Indonesian Trees) dimana dilakukan penghijauan
pada wilayah di Jawa Timur 286.457,83 ha dengan
jumlah pohon yang ditanam mencapai 114.583.133
pohon. Penanaman dilakukan di wilayah DAS
Brantas, Das Sampeyan dan Das Solo dimana
jumlah pohon yang terbanyak ditanam di DAS
Sampeyan seperti Grafik di bawah ini:
Gambar 4.3 Reboisasi Perum Perhutani berdasarkan
70.000.000 luas dan lokasi KPH
60.000.000
50.000.000 Selain penanaman tersebut di atas di Jawa
40.000.000
Timur juga dilakukan penghijauan di jalan-jalan
30.000.000
20.000.000 provinsi. Penghijauan di Jalan bertujuan untuk
10.000.000 jumlah pohon
mengurangi dampak polusi udara yang dihasilkan
0
sektor transportasi juga untuk menambah pasokan
oksigen serta memperindah tata ruang. Data
menunjukkan pada tahun 2015, jumlah pohon yang
ditanam mencapai 90.097 pohon berjenis asam,
Gambar. 4.2. Jumlah Pohon yang Ditanam
pada Program OBIT mahoni, sono kembang, trembesi, imbo, ambar dan
lainnya dengan total panjang jalan yang ditanami
Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim juga
sekitar 1760,91 km. Rincian penanaman per
melakukan penghijauan melalui demplot
wilayah UPT dians PU Bina Marga di Jawa Timur
pelestarian mata air di 10 Kabupaten Kota di Jawa
sebagai berikut:
Timur diantaranya Kab. Malang, Kab. Pasuruan,
Kab. Jombang, Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab.
Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Trenggalek, Kab.
Kediri dan Kab. Tulungagung.
Perum Perhutani secara rutin setiap tahun
melakukan kegiatan reboisasi di 23 KPH yang ada
di Jawa Timur. Data menunjukkan bahwa mulai
tahun 2009 hingga 2013 jumlah total wilayah yang
direboisasi mencapai 101.655,83 ha dengan rincian
Gambar 4.4. jumlah pohon yang ditanam pada
masing-masing KPH dapat dilihat pada grafik di
jalan provinsi menurut lokasi
bawah ini:

IV - 169
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kegiatan penghijauan dan reboisasi perlu IPAL di RT 1 RW 7 Kelurahan Karah Kecamatan


terus dilakukan terutama untuk merehabilitasi Jambangan –Surabaya (Kapasitas : 25
lahan yang rusak seperti yang dilakukan m3/hari).
pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan 4. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya
Kabupaten Lumajang melaksanakan rehabilitasi (PLTS) / solar sel Kabupaten Pacitan sebanyak
lahan di area bekas tambang pasir di Pantai 10 titik yang tersebar di di desa Sirnoboyo dan
WatuPecak Desa Selok Awar-Awar Kecamatan desa Kembang.
Pasirian Kabupaten Lumajang. Tanaman yang 5. Pembangunan biogas Bpk. SUGIYONO Dusun
ditanam berupa cemara udang dan pohon bakau. Kliteran RT 02 , RW 05 Desa Kembang Kec.
Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut Pacitan Bpk. EKO BUDI SATRIO Dusun Krajan
kondisi lingkungan di Pantai Watu Pecak dapat RT 04, RW 04 Desa Sirnoboyo Kec. Pacitan
kembali seperti semula. Bpk. JAYADI Dusun Kliteran RT 01 RW 05
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk Desa Kembang Kec. Pacitan Bpk. DURAKIM
mengelola dan memperbaiki kualitas lingkungan Dusun Kliteran RT 02 RW 05 Desa Kembang
hidup melalui beberapa kegiatan fisik. Kegiatan Kec. Pacitan Bpk. ALI NURYADIN Dusun Krajan
fisik yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup RT 04 RW 04 Desa Sirnoboyo Kec. Pacitan
Provinsi Jatim Tahun 2015 dengan kegiatan Pada tahun sebelumnya Badan Lingkungan
antara lain meliputi pembuatan : Hidup Provinsi Jawa Timur telah melakukan
1. Demplot Menuju Provinsi Hijau dengan lokasi pembangunan IPAL yang sebagian besar
kegiatan di Desa Panduman, Kec. Jelbuk, Kab. difokuskan di Kota Surabaya seperti di Kelurahan
Jember, Dsn. Dawuhan, Ds. Sucolor, Kec. Waru gunung Kec. Karangpilang dengan total IPAL
Maesan, Kab Bondowoso, Desa Sumber telah terbangun sebanyak 19 buah tersebar di
Bening, Kec. Dongko, Kab Trenggalek, Desa Kecamatan Karah, Kec. Sawunggaling, Kec.
Joho, Kec. Semen, Kab. Kediri ( MPH ) dan Warugunung, Kec. Karangpilang, dan Kec.
Desa Segawe, Kec. Pager Wojo, Kab Wonokromo, serta Kab. Gresik yaitu sebanyak 4
Tulungagung. buah yang dibangun di Kec. Driyorejo.
2. Demplot Pelestarian Sumber Mata Air dengan Pembangunan IPAL domesti yang terfokus pada
Vegetasi lokasi kegiatan di Desa Karangsuko, Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik dikarenakan
Kec. Pagelaran, Kab Malang, Dusun Pager kedua wilayah tersebut beban pencemaran
Gunung, Ds. Gerbo, Kec. Purwodadi, Kab sungainya cukup besar karena merupakan hilir
Pasuruan, Desa Jarak, Kec. Wonosalam, Kab sungai Brantas dan kedua daerah tersebut
Jombang, Desa Medowo, Kec. Kandangan , Kab merupakan wilayah padat penduduk sehingga
Kediri dan Ds. Krisik, Kec. Gandungsari, Kab potensi pencemaran dari limbah domestik cukup
Blitar. besar.
3. pembangunan instalasi pengolahan air limbah
domestik komunal kali surabaya Pembangunan

IV - 170
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Pembangunan IPAL domestik tersebut


diharapkan dapat mengurangi sumber pencemar
yang berasal dari kegiatan rumah tangga sehingga
beban pencemar di sungai dapat berkurang
terutama untuk wilayah Surabaya yang
menggunakan Kali surabaya sebagai sumber air
bersih bagi warga Kota Surabaya.
Tak hanya Badan Lingkungan Hidup yang
melakukan kegiatan fisik, instansi lain di Provinsi
Jawa Timur juga melakukan kegiatan fisik sebagai
upaya pengelolaan dan perbaikan kondisi Gambar 4.5 Data Embung Geomembran di Jawa
lingkungan seperti Dinas PU Pengairan dan Dinas Timur berdasarkan Lokasi Dan Volume

ESDM. Dinas PU Pengairan melakukan kegiatan fisik


Sementara itu kegiatan fisik yang dilakukan
berupa pembangunan embung geomembran.
Dinas ESDM diarahkan pada pemanfaatan energi
Tujuan pembangunan embung geomembran salah
alternatif yang bertujuan untuk mewujudkan
satunya untuk mengatasi kekeringan di beberapa
Provinsi Jawa Timur sebagai “Green Province”.
wilayah di Jawa Timur.
Kendala utama penggunaan energi alternatif yang
Selain membangun embung Dinas PU
melimpah di Jawa Timur lebih banyak disebabkan
Pengairan juga memasangkan alat penjernih air
kurangnya informasi dan alih teknologi yang harus
sederhana di sekitar embung tersebut agar
dikembangkan untuk memanfaatkan energy
masyarakat dapat mengoperasikan dan
alternatif itu sendiri. Beberapa kegiatan fisik yang
mememelihara alat tersebut. Pembangunan
dilakukan Dinas ESDM untuk meningkatkan
embung dilakukan di 16 Kab./Kota di Jawa Timur
penggunaan energi alternatif diantaranya
dengan pembagunan terbanyak di Kabupaten
pemanfaatan tenaga surya dan biodiesel.
Pamekasan dan Kabupaten Bojonegoro (data dapat
Pemanfaatan tenaga surya meliputi beberapa
dilihat pada Tabel UP-2A buku data SLHD Prov.
daerah di Jawa Timur seperti Kabupaten Ponorogo,
Jatim Tahun 2015). Sedangkan apabila dilihat dari
Kota Batu, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
volumenya yang paling tinggi berada di Kab.
Bondowoso dengan unit pemanfataan tenaga surya
Bojonegoro yang mencapai 67.758,19 m3 dan yang
terbesar di Kecamatan Taman Krocok Kabupaten
paling kecil di Kab. Bondowoso yang hanya sekitar
Bondowoso. Sedangkan pemanfaatan biodiesel di
1.223,50 m3. Volume embung tersebut dijumlah
Kabupaten Magetan dengan luasan 147 ha.
mulai dari tahun 202 hingga tahun 2014. Data
Jawa Timur juga memiliki potensi energi
embung geomembran menurut volumenya dapat
terbarukan yang cukup besar seperti yang dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
dilihat pada gRafik di Bawah ini:

IV - 171
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

895.917,64 MWh/hr, dimana yang terbesar berada


Di Kab. Jember sebesar 67.750,96 MWh/hr. Rincian
penggunaan energy terbarukan dapat dilihat pada
tabel UP 2-E buku Data SLHD Prov. Jatim tahun
2015.
Dengan dilakukannya berbagai upaya di atas
seperti rehabilitasi lahan melalui penghijauan
dan reboisasi, pembangunan kegiatan fisik serta
Gambar 4.6 Potensi energi Terbarukan di Jawa
pemanfaatan energi terbarukan diharapkan akan
Timur
dapat memperbaiki kondisi lingkungan Jawa
Berdasarkan data Dinas ESDM, potensi energi
Timur.
air terbesar terdapat di Kabupaten Tulungagung
sebesar 39.096,61 KW. Potensi energy angin
4.2 AMDAL
terbesar terdapat di Kabupaten Sampang
Dokumen Ijin Lingkungan
490.650,68 KW. Sedangkan potensi energi
Sesuai Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009
gelombang laut terbesar berada di Kabupaten
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Banyuwangi 168.039,41.
Hidup Pasal 22 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap
Sedangkan untuk energi ramah lingkungan
usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting
lainnya seperti Biogas, jawa Timur sudah mulai
terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
banyak penggunanya. Biogas diperolah dari proses
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
fermentasi limbah kotoran hewan ternak seperti
adalah pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
sapi, kerbau dan kuda. Tak hanya limbah dari
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) adalah
peternakan, limbah dari industri tahu juga
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
merupakan salah satu bahan yang dapat
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
dimanfaatkan untuk biogas. Biogas selain
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
merupakan energi ramah lingkungan bermanfaat
proses pengambil keputusan tentang
untuk mengurangi emisi dari kegiatan peternakan.
penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan yang
Untuk itulah biogas banyak disarankan digunakan
berdampak penting terhadap Lingkungan hidup
pada daerah dengan potensi peternakan yang
wajib memiliki Amdal “.Analisis Mengenai Dampak
besar. Seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Lingkungan Hidup (Amdal) adalah kajian mengenai
memiliki potensi energi terbarukan biogas.
dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan
Pemanfaatan biogas di Jawa Timur sebesar
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
132353,86 MWh/ hr, dimana penggunaan Biogas
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
terbesar berada di Kab. Sumenep sebesar 69.799,84
tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
MWh/ hr. Potensi energi terbarukan lainnya seperti
penggunaan biomassa di Jawa Timur mencapai

IV - 172
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Penyusunan dokumen Amdal harus dilakukan Dari 93 rekomendasi dokumen lingkungan


oleh orang yang memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
penyusun Amdal yang diperoleh dari uji kompetensi didominasi oleh sektor pengelolaan Limbah B3 46 %
saat mengikuti pendidikan dan pelatihan disusul pekerjaan umum 24 % dan yang paling kecil
penyusunan Amdal dan dinyatakan lulus. pariwisata 1%.
Tujuan dibuatnya Amdal merupakan
penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar
1%
tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. pekerjaan umum

Amdal memliki berbagai fungsi diantaranya sebagai 24%


bahan perencanaan pembangunan wilayah, perindustrian
46%
membantu proses dalam pengambilan keputusan 10%
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha/dan
energi dan
atau kegiatan, memberikan masukan dalam 14% 5% sumber daya
penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana mineral

usaha dan/ atau kegiatan, dan memberikan


informasi terhadap masyarakat atas dampak yang Gambar 4.8 Rekomendasi Dokumen Lingkungan
Berdasarkan Sektor (Bidang)
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Undang- Undang nomor 32 Tahun 2009
Bagi usaha atau industri yang tidak termasuk tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
pada kriteria wajib Amdal maka wajib memiliki UKL- Hidup Pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap
UPL.Sedangkan usaha atau industri yang tidak usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal
termasuk kriteria wajib UKL-UPL maka hanya perlu atau UKL UPL wajib memiliki izin lingkungan. Izin
memiliki surat pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan merupakan prasyarat untuk memperoleh
dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL). izin usaha/kegiatan. Untuk mengajukan izin
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah lingkungan dokumen yang harus dilengkapi adalah
mengeluarkan 93 rekomendasi dokumen lingkungan dokumen AMDAL/Formulir UKL UPL, dokumen
dengan rincian dapat dilihat pada grafik di bawah pendirian usaha/kegiatan dan profil usaha dan/atau
ini: kegiatan.Sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia no. 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan pasal 47 ayat 1 bahwa izin lingkungan
diterbitkan oleh:
a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh Menteri;

Gambar 4.7 Dokumen Lingkungan yang


direkomendasi BLH Prov. Jatim
IV - 173
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

b. Gubernur, untuk Keputusan Kelayakan


Lingkungan Hiup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh gubernur; dan
c. Bupati/Walikota, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh bupati/walikota.
Pada tahun 2015, jumlah izin lingkungan
yang telah dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa
Gambar. 4.10 Dokumen lingkungan yang
Timur sebanyak 26 izin yang daftar izinnya dapat
dilimpahkan Ke Provinsi Berdasarkan Jenisnya
dilihat pada tabel UP-3A buku Data SLHD Prov.
Dari 56 dokumen lingkungan yang dilimpahkan ke
Jatim Tahun 2015 dengan rincian sektor
Provinsi Jawa Timur sektor yang mendominasi
terbanyak adalah sektor perhubungan 46%,
adalah sektor industri limbah B3 yang terletak di
pekerjaan umum 31%, perindustrian 19% dan
Kabupaten Jombang.
limbah B3 4% seperti grafik di bawah ini:
Dokumen lingkungan yang dimiliki
perusahaan merupakan salah satu instrumen yang
dapat dijadikan acuan untuk melakukan
pengawasan terhadap industri. Berdasarkan data
yang dimiliki, dari 83 perusahaan peserta proper
hanya 8% saja yang tidak taat sisanya sebanyak
92% seperti grafik di bawah ini:

Gambar. 4.9 Prosentase Izin Lingkungan


Berdasarkan Sektor (Bidang)

Selama tahun 2015 terdapat 56 dokumen


lingkungan yang menjadi kewenangan Kab./Kota
tetapi dilimpahkan ke Provinsi dikarenakan komisi
penilai Amdal Kab./Kota tersebut belum memiliki
lisensi dari pejabat yang berwenang. Jenis dokumen
lingkungan yang dilimpahkan ke Provinsi dapat
dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar. 4.11 Hasil Pengawasan Industri

Jenis industri dan lokasi perusahaan yang mengikuti


program proper dapat dilihat pada tabel UP-4B buku
Data SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015.
Aspek yang diawasi di perusahaan
diantaranya pengelolaan limbah cair yang meliputi

IV - 174
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

perijinan, instrumen pengelolaan limbah cair (IPAL), masyarakat dan meningkatkan efektifitas
titik pemantauan limbah cair, pemenuhan baku pengelolaan pengaduan dan penanganan kasus-
mutu dan pelaporan. Selain pengelolaan limbah cair, kasus pencemaran dan perusakan lingkungan.
pengawasan juga meliputi pengendalian Penanganan pengaduan di Provinsi Jawa
pencemaran udara dan ketaatan pengelolaan limbah Timur dilaksanakan dengan berpedoman pada
B3. Pengendalian pencemaran udara meliputi titik Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 tahun
pemantauan, persyaratan teknis cerobong, 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan
pemenuhan baku mutu emisi dan pelaporan. Penanganan Pengaduan akibat dugaan pencemaran
Sedangkan pengelolaan limbah B3 yang diawasi dan/atau kerusakan lingkungan. Pos Pelayanan
meliputi perijinan limbah B3, pengelolaan limbah B3, Pengaduan Lingkungan Provinsi Jawa Timur
ketentuan teknis TPS dan pelaporan. Hasil dari terbentuk dengan Keputusan Kepala Badan
proper dapat dilihat pada tabel UP-4E buku data Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur,
SLHD Prov. Jawa Timur. dilaksanakan secara terpadu antar bidang yang
terkait, dimana sekretariat pengaduannya berada
4.3. Penegakan hukum pada bidang komunikasi lingkungan dan

Penegakan hukum merupakan tugas dan peningkatan peran serta masyarakat.

wewenang pemerintah. Terkait pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur

penegakan hukum lingkungan yang efektif yang melakukan penanganan pengaduan yang memenuhi

diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang kriteria sesuai Peraturan Menteri No 9 tahun 2010

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 9 ayat (2) sebagai berikut :

Pasal 63 ayat (2) huruf s dan ayat (3) huruf p, serta a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.19 lingkungannya diterbitkan oleh Gubernur.

Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di b. Usaha dan/atau kegiatan yang izin

Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Daerah lingkungannya diterbitkan oleh Bupati/Walikota

Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu tetapi instansi yang bertanggungjawab di

mendayagunakan dan mendorong terbentuknya Pos Kabupaten/Kota tidak melaksanakan

Pengaduan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan pengelolaan pengaduan setelah dilakukan

Hidup. pembinaan oleh Pemerintah Provinsi, dan/atau

Pos Pengaduan Lingkungan Hidup c. Pengaduan pernah disampaikan kepada instansi

diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk yang beratanggung jawab di Kabupaten/Kota,

memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang tetapi tidak ditindaklanjuti dalam kurun waktu

baik dan sehat dalam melaksanakan kewajiban dan 10 (sepuluh) hari kerja.

peranserta dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengaduan yang masuk ke Badan

Dengan adanya pos ini dapat meningkatkan peran Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur selama

Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan kepada tahun 2015 sebanyak 80 pengaduan dimana 97,5%
merupakan pengaduan lingkungan. Jumlah

IV - 175
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

pengaduan pada tahun 2015 bertambah 31 kasus pada tahun 2015 cukup banyak pengaduan
dari total pengaduan tahun lalu yang hanya mengenai limbah B3 terutama mengenai dumping
mencapai 49 kasus. Pengaduan tersebut limpah B3. Dari data pengaduan yang masuk
disampaikan dengan berbagai media penyampaian terdapat sekitar 12 (dua belas) lokasi yang diduga
seperti surat, telepon, datang langsung (lisan). Pada menjadi tempat dumping limbah B3. Selain dumping
tahun 2015 tidak ada pengaduan yang disampaikan terdapat juga pengaduan terkait pengelolaan limbah
lewat email. Perbandingan jumlah pengaduan yang B3 yang tidak dilengkapi izin. Tak hanya limbah B3
masuk berdasarkan media penyampaiannya dapat saja yang menjadi permasalahan lingkungan tetapi
dilihat seperti grafik di bawah ini juga pertambangan dimana lebih banyak
pertambangan ilegal yang dilaporkan masyarakat.
Selanjutnya apabila ditinjau dari kewenangan
maka dari 78 pengaduan lingkungan, sebanyak 72%
merupakan kewenangan Kab./Kota, 22%
kewenangan provinsi Jawa Timur dan 4%
kewenangan instansi lain. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa sebagian besar
pengaduan merupakan kewenangan Pemerintah
Gambar. 4.12 Pengaduan Berdasarkan Media
Kab./Kota sehingga keseluruhan pengaduan
Penyampaian
tersebut dilimpahkan ke Bupati/walikota melalui
Sedangkan apabila ditinjau dari media yang
surat dengan tembusan Badan/Dinas/Kantor
tercemar, pengaduan lingkungan yang diterima
Lingkungan Hidup Kab./Kota maka apabila selama
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
pelimpahan pengaduan tersebut oleh
Bupati/Walikota tidak ada tanggapan, maka Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
melakukan penganan pengaduan tersebut. Sebelum
mengambil alih kewenangan, Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Timur melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan Badan/Dinas/Kantor
Lingkungan Hidup Kab./Kota yang terkait.
Dari 58 pengaduan yang dilimpahkan
Gambar 4.13 Pengaduan Berdasarkan Media Yang
sebanyak 31 pengaduan telah ditangani pemerintah
Tercemar
Kab./Kota dan hasil penanganan pengaduan telah
Dari Grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun disampaikan kepada BLH Prov Jatim, sedang sisanya
2015 pengaduan yang diterima lebih banyak media 27 pengaduan diambil alih penanganannya oleh
tanah yang tercemar. Hal tersebut dikarenakan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Dari

IV - 176
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

27 pengaduan yang diambil alih provinsi sebanyak 8 kualitas lingkungan.Selain itu, diharapkan
kasus pengaduan ditindaklanjuti dengan pemberian perusahaan yang melakukan pelanggaran akan
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah yang mendapatkan efek jera. Apabila sanksi administrasi
terkait diantaranya Bupati Mojokerto, Bupati yang diterbitkan tidak dipatuhi oleh perusahaan
Sidoarjo, Bupati Bondowoso dan Bupati jombang maka akan dapat dikenakan denda atau pidana.
agar menerapkan sanksi administratif kepada
perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap peraturan lingkungan.
Pada tahun 2015 terdapat 17 pengaduan
yang menjadi kewenangan provinsi Jawa Timur,
pengaduan yang menjadi kewenangan provinsi
tersebut terkait dengan lokasi kejadian dan
perusahaan yang diadukan berada di kab./kota yang
berbeda (lintas provinsi). Keseluruhan pengaduan
tersebut telah ditangani termasuk walaupun ada Gambar 4.14 Verifikasi Pengaduan
beberapa pengaduan yang tidak cukup informasinya
Selain kewenangan kab./kota dan provinsi
sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Pengaduan
ada 3 pengaduan yang menjadi kewenangan
yang tidak ditindaklanjti karena tidak cukup
instansi lain. Pengaduan tersebut telah diteruskan
informasi telah disampaikan kepada pengadu. Dari
kepada instansi terkait dan telah ditindaklanjuti.
17 pengaduan kewenangan provinsi yang telah
Pada tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup
diverifikasi terdapat 1 kasus pengaduan yang
Provinsi Jawa Timur telah memiliki sms center
ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi
pengaduan di nomor 081357619911. Diharapkan ke
administratif melalui Surat Keputusan Kepala BLH
depan dengan adanya sms center akan lebih
Prov. Jatim no: 188/155/KPTS/207/2015 tanggal 4
memudahkan masyarakat untuk menyampaikan
September 2015 mengenai sanksi administrasi
pengaduan terkait permasalahan lingkungan.
paksaan pemerintah kepada PT. Pabrik Kertas
Indonesia. Selain itu, terdapat 1 (satu) kasus
pengaduan direkomendasikan kepada Bupati Gresik
untuk diberikan sanksi administrasi karena dokumen
lingkungan perusahaan yang diadukan diterbitkan
Pemerintah Kab. Gresik.
Pemberian sanksi administrasi merupakan
salah satu upaya penegakan hukum lingkungan.
Penerapan sanksi administrasi bertujuan untuk
melindungi lingkungan dari pencemaran, Sarana penyampaian pengaduan lingkungan

menanggulangi pencemaran, dan memulihkan

IV - 177
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4.1 Rehabilitasi Lingkungan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan
Permasalahan lingkungan merupakan suatu kosong, alang-alang atau semak belukar untuk
permasalahan kompleks yang ditimbulkan oleh mengembalikan fungsi hutan sedangkan
berbagai aktivitas manusia baik itu aktivitas skala penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis di
besar seperti industri hingga aktivitas skala kecil luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi
seperti rumah tangga, maupun permasalahan sosial lahan.
kemasyarakatan yang sudah menjadi bagian dari Data realisasi kegiatan penghijauan dan
pola hidup masyarakat karena terkait dengan faktor reboisasi berdasarkan Kabupaten./Kota Se Jawa
ekonomi dan sosial budaya seperti penebangan Timur dapat dilihat pada tabel UP-1 Buku Data
hutan secara liar, pembuangan sampah secara SLHD Prov. Jatim Tahun 2015. Berikut disajikan
sembarangan, emisi kendaraan bermotor dan lain- grafik perbandingan kegiatan reboisasi dan
lain, serta lemahnya kontrol dari pihak pemerintah penghijauan berdasarkan jumlah pohon.
sehingga mengaki- batkan adanya pemanfaatan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka
penyelesaian masalah tidak akan dapat terwujud 31%
tanpa adanya kerjasama dan partisipasi dari semua penghijauan
69%
pihak. reboisasi

Berdasarkan perhitungan indeks kualitas


lingkungan hidup, Jawa Timur masuk kategori
kurang hal tersebut berarti bahwa Kualitas
lingkungan hidup di Jawa Timur masih rendah dan
Gambar. 4.1 Perbandingan Kegiatan Reboisasi dan
keberadaan sumber daya alam yang mengalami Penghijauan di Jawa Timur
banyak kerusakan. Mengingat hal tersebut
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat
diperlukan berbagai upaya untuk memperbaiki dan
bahwa di Jawa Timur lebih banyak melakukan
mengelola kualitas lingkungan hidup di Jawa Timur
kegiatan penghijauan dimana jumlah pohon yang
secara bersama-sama antara pemerintah, pihak
ditanam mencapai 27.386.088,72 pohon yang
swasta dan masyarakat.
tersebar di 29 Kab./Kota se Jawa Timur.
Rehabilitasi merupakan suatu upaya untuk
Sedangkan untuk reboisasi di Jawa Timur mencapai
memperbaiki, memulihkan kembali dan
12.107.912,04 pohon.
meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis)
Kegiatan penghijauan dan reboisasi selain
sehingga dapat berfungsi dengan baik dan optimal.
dilakukan oleh berbagai pihak seperti pemerintah
Salah satu bentuk rehabilitasi lingkungan adalah
dan swasta. Dari pemerintah penghijauan
melalui penghijauan dan reboisasi. Istilah
dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan BLH Provinsi
penghijauan dan reboisasi berbeda dalam hal
Jawa Timur. Sedangakan untuk kegiatan reboisasi
sasaran lokasi dan kesesuaian tanaman. Reboisasi
dilakukan oleh Perum Perhutani Divisi Regional
merupakan upaya penanaman jenis pohon hutan

IV - 168
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Jawa Timur. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur


melaksanakan program OBIT (One Billion
Indonesian Trees) dimana dilakukan penghijauan
pada wilayah di Jawa Timur 286.457,83 ha dengan
jumlah pohon yang ditanam mencapai 114.583.133
pohon. Penanaman dilakukan di wilayah DAS
Brantas, Das Sampeyan dan Das Solo dimana
jumlah pohon yang terbanyak ditanam di DAS
Sampeyan seperti Grafik di bawah ini:
Gambar 4.3 Reboisasi Perum Perhutani berdasarkan
70.000.000 luas dan lokasi KPH
60.000.000
50.000.000 Selain penanaman tersebut di atas di Jawa
40.000.000
Timur juga dilakukan penghijauan di jalan-jalan
30.000.000
20.000.000 provinsi. Penghijauan di Jalan bertujuan untuk
10.000.000 jumlah pohon
mengurangi dampak polusi udara yang dihasilkan
0
sektor transportasi juga untuk menambah pasokan
oksigen serta memperindah tata ruang. Data
menunjukkan pada tahun 2015, jumlah pohon yang
ditanam mencapai 90.097 pohon berjenis asam,
Gambar. 4.2. Jumlah Pohon yang Ditanam
pada Program OBIT mahoni, sono kembang, trembesi, imbo, ambar dan
lainnya dengan total panjang jalan yang ditanami
Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim juga
sekitar 1760,91 km. Rincian penanaman per
melakukan penghijauan melalui demplot
wilayah UPT dians PU Bina Marga di Jawa Timur
pelestarian mata air di 10 Kabupaten Kota di Jawa
sebagai berikut:
Timur diantaranya Kab. Malang, Kab. Pasuruan,
Kab. Jombang, Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab.
Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Trenggalek, Kab.
Kediri dan Kab. Tulungagung.
Perum Perhutani secara rutin setiap tahun
melakukan kegiatan reboisasi di 23 KPH yang ada
di Jawa Timur. Data menunjukkan bahwa mulai
tahun 2009 hingga 2013 jumlah total wilayah yang
direboisasi mencapai 101.655,83 ha dengan rincian
Gambar 4.4. jumlah pohon yang ditanam pada
masing-masing KPH dapat dilihat pada grafik di
jalan provinsi menurut lokasi
bawah ini:

IV - 169
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kegiatan penghijauan dan reboisasi perlu IPAL di RT 1 RW 7 Kelurahan Karah Kecamatan


terus dilakukan terutama untuk merehabilitasi Jambangan –Surabaya (Kapasitas : 25
lahan yang rusak seperti yang dilakukan m3/hari).
pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan 4. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya
Kabupaten Lumajang melaksanakan rehabilitasi (PLTS) / solar sel Kabupaten Pacitan sebanyak
lahan di area bekas tambang pasir di Pantai 10 titik yang tersebar di di desa Sirnoboyo dan
WatuPecak Desa Selok Awar-Awar Kecamatan desa Kembang.
Pasirian Kabupaten Lumajang. Tanaman yang 5. Pembangunan biogas Bpk. SUGIYONO Dusun
ditanam berupa cemara udang dan pohon bakau. Kliteran RT 02 , RW 05 Desa Kembang Kec.
Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut Pacitan Bpk. EKO BUDI SATRIO Dusun Krajan
kondisi lingkungan di Pantai Watu Pecak dapat RT 04, RW 04 Desa Sirnoboyo Kec. Pacitan
kembali seperti semula. Bpk. JAYADI Dusun Kliteran RT 01 RW 05
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk Desa Kembang Kec. Pacitan Bpk. DURAKIM
mengelola dan memperbaiki kualitas lingkungan Dusun Kliteran RT 02 RW 05 Desa Kembang
hidup melalui beberapa kegiatan fisik. Kegiatan Kec. Pacitan Bpk. ALI NURYADIN Dusun Krajan
fisik yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup RT 04 RW 04 Desa Sirnoboyo Kec. Pacitan
Provinsi Jatim Tahun 2015 dengan kegiatan Pada tahun sebelumnya Badan Lingkungan
antara lain meliputi pembuatan : Hidup Provinsi Jawa Timur telah melakukan
1. Demplot Menuju Provinsi Hijau dengan lokasi pembangunan IPAL yang sebagian besar
kegiatan di Desa Panduman, Kec. Jelbuk, Kab. difokuskan di Kota Surabaya seperti di Kelurahan
Jember, Dsn. Dawuhan, Ds. Sucolor, Kec. Waru gunung Kec. Karangpilang dengan total IPAL
Maesan, Kab Bondowoso, Desa Sumber telah terbangun sebanyak 19 buah tersebar di
Bening, Kec. Dongko, Kab Trenggalek, Desa Kecamatan Karah, Kec. Sawunggaling, Kec.
Joho, Kec. Semen, Kab. Kediri ( MPH ) dan Warugunung, Kec. Karangpilang, dan Kec.
Desa Segawe, Kec. Pager Wojo, Kab Wonokromo, serta Kab. Gresik yaitu sebanyak 4
Tulungagung. buah yang dibangun di Kec. Driyorejo.
2. Demplot Pelestarian Sumber Mata Air dengan Pembangunan IPAL domesti yang terfokus pada
Vegetasi lokasi kegiatan di Desa Karangsuko, Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik dikarenakan
Kec. Pagelaran, Kab Malang, Dusun Pager kedua wilayah tersebut beban pencemaran
Gunung, Ds. Gerbo, Kec. Purwodadi, Kab sungainya cukup besar karena merupakan hilir
Pasuruan, Desa Jarak, Kec. Wonosalam, Kab sungai Brantas dan kedua daerah tersebut
Jombang, Desa Medowo, Kec. Kandangan , Kab merupakan wilayah padat penduduk sehingga
Kediri dan Ds. Krisik, Kec. Gandungsari, Kab potensi pencemaran dari limbah domestik cukup
Blitar. besar.
3. pembangunan instalasi pengolahan air limbah
domestik komunal kali surabaya Pembangunan

IV - 170
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Pembangunan IPAL domestik tersebut


diharapkan dapat mengurangi sumber pencemar
yang berasal dari kegiatan rumah tangga sehingga
beban pencemar di sungai dapat berkurang
terutama untuk wilayah Surabaya yang
menggunakan Kali surabaya sebagai sumber air
bersih bagi warga Kota Surabaya.
Tak hanya Badan Lingkungan Hidup yang
melakukan kegiatan fisik, instansi lain di Provinsi
Jawa Timur juga melakukan kegiatan fisik sebagai
upaya pengelolaan dan perbaikan kondisi Gambar 4.5 Data Embung Geomembran di Jawa
lingkungan seperti Dinas PU Pengairan dan Dinas Timur berdasarkan Lokasi Dan Volume

ESDM. Dinas PU Pengairan melakukan kegiatan fisik


Sementara itu kegiatan fisik yang dilakukan
berupa pembangunan embung geomembran.
Dinas ESDM diarahkan pada pemanfaatan energi
Tujuan pembangunan embung geomembran salah
alternatif yang bertujuan untuk mewujudkan
satunya untuk mengatasi kekeringan di beberapa
Provinsi Jawa Timur sebagai “Green Province”.
wilayah di Jawa Timur.
Kendala utama penggunaan energi alternatif yang
Selain membangun embung Dinas PU
melimpah di Jawa Timur lebih banyak disebabkan
Pengairan juga memasangkan alat penjernih air
kurangnya informasi dan alih teknologi yang harus
sederhana di sekitar embung tersebut agar
dikembangkan untuk memanfaatkan energy
masyarakat dapat mengoperasikan dan
alternatif itu sendiri. Beberapa kegiatan fisik yang
mememelihara alat tersebut. Pembangunan
dilakukan Dinas ESDM untuk meningkatkan
embung dilakukan di 16 Kab./Kota di Jawa Timur
penggunaan energi alternatif diantaranya
dengan pembagunan terbanyak di Kabupaten
pemanfaatan tenaga surya dan biodiesel.
Pamekasan dan Kabupaten Bojonegoro (data dapat
Pemanfaatan tenaga surya meliputi beberapa
dilihat pada Tabel UP-2A buku data SLHD Prov.
daerah di Jawa Timur seperti Kabupaten Ponorogo,
Jatim Tahun 2015). Sedangkan apabila dilihat dari
Kota Batu, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten
volumenya yang paling tinggi berada di Kab.
Bondowoso dengan unit pemanfataan tenaga surya
Bojonegoro yang mencapai 67.758,19 m3 dan yang
terbesar di Kecamatan Taman Krocok Kabupaten
paling kecil di Kab. Bondowoso yang hanya sekitar
Bondowoso. Sedangkan pemanfaatan biodiesel di
1.223,50 m3. Volume embung tersebut dijumlah
Kabupaten Magetan dengan luasan 147 ha.
mulai dari tahun 202 hingga tahun 2014. Data
Jawa Timur juga memiliki potensi energi
embung geomembran menurut volumenya dapat
terbarukan yang cukup besar seperti yang dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
dilihat pada gRafik di Bawah ini:

IV - 171
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

895.917,64 MWh/hr, dimana yang terbesar berada


Di Kab. Jember sebesar 67.750,96 MWh/hr. Rincian
penggunaan energy terbarukan dapat dilihat pada
tabel UP 2-E buku Data SLHD Prov. Jatim tahun
2015.
Dengan dilakukannya berbagai upaya di atas
seperti rehabilitasi lahan melalui penghijauan
dan reboisasi, pembangunan kegiatan fisik serta
Gambar 4.6 Potensi energi Terbarukan di Jawa
pemanfaatan energi terbarukan diharapkan akan
Timur
dapat memperbaiki kondisi lingkungan Jawa
Berdasarkan data Dinas ESDM, potensi energi
Timur.
air terbesar terdapat di Kabupaten Tulungagung
sebesar 39.096,61 KW. Potensi energy angin
4.2 AMDAL
terbesar terdapat di Kabupaten Sampang
Dokumen Ijin Lingkungan
490.650,68 KW. Sedangkan potensi energi
Sesuai Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009
gelombang laut terbesar berada di Kabupaten
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Banyuwangi 168.039,41.
Hidup Pasal 22 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap
Sedangkan untuk energi ramah lingkungan
usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting
lainnya seperti Biogas, jawa Timur sudah mulai
terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
banyak penggunanya. Biogas diperolah dari proses
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
fermentasi limbah kotoran hewan ternak seperti
adalah pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
sapi, kerbau dan kuda. Tak hanya limbah dari
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) adalah
peternakan, limbah dari industri tahu juga
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
merupakan salah satu bahan yang dapat
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
dimanfaatkan untuk biogas. Biogas selain
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
merupakan energi ramah lingkungan bermanfaat
proses pengambil keputusan tentang
untuk mengurangi emisi dari kegiatan peternakan.
penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan yang
Untuk itulah biogas banyak disarankan digunakan
berdampak penting terhadap Lingkungan hidup
pada daerah dengan potensi peternakan yang
wajib memiliki Amdal “.Analisis Mengenai Dampak
besar. Seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Lingkungan Hidup (Amdal) adalah kajian mengenai
memiliki potensi energi terbarukan biogas.
dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan
Pemanfaatan biogas di Jawa Timur sebesar
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
132353,86 MWh/ hr, dimana penggunaan Biogas
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
terbesar berada di Kab. Sumenep sebesar 69.799,84
tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
MWh/ hr. Potensi energi terbarukan lainnya seperti
penggunaan biomassa di Jawa Timur mencapai

IV - 172
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Penyusunan dokumen Amdal harus dilakukan Dari 93 rekomendasi dokumen lingkungan


oleh orang yang memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
penyusun Amdal yang diperoleh dari uji kompetensi didominasi oleh sektor pengelolaan Limbah B3 46 %
saat mengikuti pendidikan dan pelatihan disusul pekerjaan umum 24 % dan yang paling kecil
penyusunan Amdal dan dinyatakan lulus. pariwisata 1%.
Tujuan dibuatnya Amdal merupakan
penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar
1%
tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. pekerjaan umum

Amdal memliki berbagai fungsi diantaranya sebagai 24%


bahan perencanaan pembangunan wilayah, perindustrian
46%
membantu proses dalam pengambilan keputusan 10%
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha/dan
energi dan
atau kegiatan, memberikan masukan dalam 14% 5% sumber daya
penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana mineral

usaha dan/ atau kegiatan, dan memberikan


informasi terhadap masyarakat atas dampak yang Gambar 4.8 Rekomendasi Dokumen Lingkungan
Berdasarkan Sektor (Bidang)
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Undang- Undang nomor 32 Tahun 2009
Bagi usaha atau industri yang tidak termasuk tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
pada kriteria wajib Amdal maka wajib memiliki UKL- Hidup Pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap
UPL.Sedangkan usaha atau industri yang tidak usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal
termasuk kriteria wajib UKL-UPL maka hanya perlu atau UKL UPL wajib memiliki izin lingkungan. Izin
memiliki surat pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan merupakan prasyarat untuk memperoleh
dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL). izin usaha/kegiatan. Untuk mengajukan izin
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah lingkungan dokumen yang harus dilengkapi adalah
mengeluarkan 93 rekomendasi dokumen lingkungan dokumen AMDAL/Formulir UKL UPL, dokumen
dengan rincian dapat dilihat pada grafik di bawah pendirian usaha/kegiatan dan profil usaha dan/atau
ini: kegiatan.Sesuai Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia no. 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan pasal 47 ayat 1 bahwa izin lingkungan
diterbitkan oleh:
a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh Menteri;

Gambar 4.7 Dokumen Lingkungan yang


direkomendasi BLH Prov. Jatim
IV - 173
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

b. Gubernur, untuk Keputusan Kelayakan


Lingkungan Hiup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh gubernur; dan
c. Bupati/Walikota, untuk Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL
yang diterbitkan oleh bupati/walikota.
Pada tahun 2015, jumlah izin lingkungan
yang telah dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa
Gambar. 4.10 Dokumen lingkungan yang
Timur sebanyak 26 izin yang daftar izinnya dapat
dilimpahkan Ke Provinsi Berdasarkan Jenisnya
dilihat pada tabel UP-3A buku Data SLHD Prov.
Dari 56 dokumen lingkungan yang dilimpahkan ke
Jatim Tahun 2015 dengan rincian sektor
Provinsi Jawa Timur sektor yang mendominasi
terbanyak adalah sektor perhubungan 46%,
adalah sektor industri limbah B3 yang terletak di
pekerjaan umum 31%, perindustrian 19% dan
Kabupaten Jombang.
limbah B3 4% seperti grafik di bawah ini:
Dokumen lingkungan yang dimiliki
perusahaan merupakan salah satu instrumen yang
dapat dijadikan acuan untuk melakukan
pengawasan terhadap industri. Berdasarkan data
yang dimiliki, dari 83 perusahaan peserta proper
hanya 8% saja yang tidak taat sisanya sebanyak
92% seperti grafik di bawah ini:

Gambar. 4.9 Prosentase Izin Lingkungan


Berdasarkan Sektor (Bidang)

Selama tahun 2015 terdapat 56 dokumen


lingkungan yang menjadi kewenangan Kab./Kota
tetapi dilimpahkan ke Provinsi dikarenakan komisi
penilai Amdal Kab./Kota tersebut belum memiliki
lisensi dari pejabat yang berwenang. Jenis dokumen
lingkungan yang dilimpahkan ke Provinsi dapat
dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar. 4.11 Hasil Pengawasan Industri

Jenis industri dan lokasi perusahaan yang mengikuti


program proper dapat dilihat pada tabel UP-4B buku
Data SLHD Provinsi Jawa Timur Tahun 2015.
Aspek yang diawasi di perusahaan
diantaranya pengelolaan limbah cair yang meliputi

IV - 174
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

perijinan, instrumen pengelolaan limbah cair (IPAL), masyarakat dan meningkatkan efektifitas
titik pemantauan limbah cair, pemenuhan baku pengelolaan pengaduan dan penanganan kasus-
mutu dan pelaporan. Selain pengelolaan limbah cair, kasus pencemaran dan perusakan lingkungan.
pengawasan juga meliputi pengendalian Penanganan pengaduan di Provinsi Jawa
pencemaran udara dan ketaatan pengelolaan limbah Timur dilaksanakan dengan berpedoman pada
B3. Pengendalian pencemaran udara meliputi titik Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 tahun
pemantauan, persyaratan teknis cerobong, 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan
pemenuhan baku mutu emisi dan pelaporan. Penanganan Pengaduan akibat dugaan pencemaran
Sedangkan pengelolaan limbah B3 yang diawasi dan/atau kerusakan lingkungan. Pos Pelayanan
meliputi perijinan limbah B3, pengelolaan limbah B3, Pengaduan Lingkungan Provinsi Jawa Timur
ketentuan teknis TPS dan pelaporan. Hasil dari terbentuk dengan Keputusan Kepala Badan
proper dapat dilihat pada tabel UP-4E buku data Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur,
SLHD Prov. Jawa Timur. dilaksanakan secara terpadu antar bidang yang
terkait, dimana sekretariat pengaduannya berada
4.3. Penegakan hukum pada bidang komunikasi lingkungan dan

Penegakan hukum merupakan tugas dan peningkatan peran serta masyarakat.

wewenang pemerintah. Terkait pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur

penegakan hukum lingkungan yang efektif yang melakukan penanganan pengaduan yang memenuhi

diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang kriteria sesuai Peraturan Menteri No 9 tahun 2010

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal 9 ayat (2) sebagai berikut :

Pasal 63 ayat (2) huruf s dan ayat (3) huruf p, serta a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.19 lingkungannya diterbitkan oleh Gubernur.

Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di b. Usaha dan/atau kegiatan yang izin

Bidang Lingkungan Hidup, maka Pemerintah Daerah lingkungannya diterbitkan oleh Bupati/Walikota

Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu tetapi instansi yang bertanggungjawab di

mendayagunakan dan mendorong terbentuknya Pos Kabupaten/Kota tidak melaksanakan

Pengaduan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan pengelolaan pengaduan setelah dilakukan

Hidup. pembinaan oleh Pemerintah Provinsi, dan/atau

Pos Pengaduan Lingkungan Hidup c. Pengaduan pernah disampaikan kepada instansi

diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk yang beratanggung jawab di Kabupaten/Kota,

memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang tetapi tidak ditindaklanjuti dalam kurun waktu

baik dan sehat dalam melaksanakan kewajiban dan 10 (sepuluh) hari kerja.

peranserta dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengaduan yang masuk ke Badan

Dengan adanya pos ini dapat meningkatkan peran Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur selama

Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan kepada tahun 2015 sebanyak 80 pengaduan dimana 97,5%
merupakan pengaduan lingkungan. Jumlah

IV - 175
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

pengaduan pada tahun 2015 bertambah 31 kasus pada tahun 2015 cukup banyak pengaduan
dari total pengaduan tahun lalu yang hanya mengenai limbah B3 terutama mengenai dumping
mencapai 49 kasus. Pengaduan tersebut limpah B3. Dari data pengaduan yang masuk
disampaikan dengan berbagai media penyampaian terdapat sekitar 12 (dua belas) lokasi yang diduga
seperti surat, telepon, datang langsung (lisan). Pada menjadi tempat dumping limbah B3. Selain dumping
tahun 2015 tidak ada pengaduan yang disampaikan terdapat juga pengaduan terkait pengelolaan limbah
lewat email. Perbandingan jumlah pengaduan yang B3 yang tidak dilengkapi izin. Tak hanya limbah B3
masuk berdasarkan media penyampaiannya dapat saja yang menjadi permasalahan lingkungan tetapi
dilihat seperti grafik di bawah ini juga pertambangan dimana lebih banyak
pertambangan ilegal yang dilaporkan masyarakat.
Selanjutnya apabila ditinjau dari kewenangan
maka dari 78 pengaduan lingkungan, sebanyak 72%
merupakan kewenangan Kab./Kota, 22%
kewenangan provinsi Jawa Timur dan 4%
kewenangan instansi lain. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa sebagian besar
pengaduan merupakan kewenangan Pemerintah
Gambar. 4.12 Pengaduan Berdasarkan Media
Kab./Kota sehingga keseluruhan pengaduan
Penyampaian
tersebut dilimpahkan ke Bupati/walikota melalui
Sedangkan apabila ditinjau dari media yang
surat dengan tembusan Badan/Dinas/Kantor
tercemar, pengaduan lingkungan yang diterima
Lingkungan Hidup Kab./Kota maka apabila selama
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
pelimpahan pengaduan tersebut oleh
Bupati/Walikota tidak ada tanggapan, maka Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat
melakukan penganan pengaduan tersebut. Sebelum
mengambil alih kewenangan, Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Timur melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan Badan/Dinas/Kantor
Lingkungan Hidup Kab./Kota yang terkait.
Dari 58 pengaduan yang dilimpahkan
Gambar 4.13 Pengaduan Berdasarkan Media Yang
sebanyak 31 pengaduan telah ditangani pemerintah
Tercemar
Kab./Kota dan hasil penanganan pengaduan telah
Dari Grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun disampaikan kepada BLH Prov Jatim, sedang sisanya
2015 pengaduan yang diterima lebih banyak media 27 pengaduan diambil alih penanganannya oleh
tanah yang tercemar. Hal tersebut dikarenakan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Dari

IV - 176
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

27 pengaduan yang diambil alih provinsi sebanyak 8 kualitas lingkungan.Selain itu, diharapkan
kasus pengaduan ditindaklanjuti dengan pemberian perusahaan yang melakukan pelanggaran akan
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah yang mendapatkan efek jera. Apabila sanksi administrasi
terkait diantaranya Bupati Mojokerto, Bupati yang diterbitkan tidak dipatuhi oleh perusahaan
Sidoarjo, Bupati Bondowoso dan Bupati jombang maka akan dapat dikenakan denda atau pidana.
agar menerapkan sanksi administratif kepada
perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap peraturan lingkungan.
Pada tahun 2015 terdapat 17 pengaduan
yang menjadi kewenangan provinsi Jawa Timur,
pengaduan yang menjadi kewenangan provinsi
tersebut terkait dengan lokasi kejadian dan
perusahaan yang diadukan berada di kab./kota yang
berbeda (lintas provinsi). Keseluruhan pengaduan
tersebut telah ditangani termasuk walaupun ada Gambar 4.14 Verifikasi Pengaduan
beberapa pengaduan yang tidak cukup informasinya
Selain kewenangan kab./kota dan provinsi
sehingga tidak dapat ditindaklanjuti. Pengaduan
ada 3 pengaduan yang menjadi kewenangan
yang tidak ditindaklanjti karena tidak cukup
instansi lain. Pengaduan tersebut telah diteruskan
informasi telah disampaikan kepada pengadu. Dari
kepada instansi terkait dan telah ditindaklanjuti.
17 pengaduan kewenangan provinsi yang telah
Pada tahun 2015, Badan Lingkungan Hidup
diverifikasi terdapat 1 kasus pengaduan yang
Provinsi Jawa Timur telah memiliki sms center
ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi
pengaduan di nomor 081357619911. Diharapkan ke
administratif melalui Surat Keputusan Kepala BLH
depan dengan adanya sms center akan lebih
Prov. Jatim no: 188/155/KPTS/207/2015 tanggal 4
memudahkan masyarakat untuk menyampaikan
September 2015 mengenai sanksi administrasi
pengaduan terkait permasalahan lingkungan.
paksaan pemerintah kepada PT. Pabrik Kertas
Indonesia. Selain itu, terdapat 1 (satu) kasus
pengaduan direkomendasikan kepada Bupati Gresik
untuk diberikan sanksi administrasi karena dokumen
lingkungan perusahaan yang diadukan diterbitkan
Pemerintah Kab. Gresik.
Pemberian sanksi administrasi merupakan
salah satu upaya penegakan hukum lingkungan.
Penerapan sanksi administrasi bertujuan untuk
melindungi lingkungan dari pencemaran, Sarana penyampaian pengaduan lingkungan

menanggulangi pencemaran, dan memulihkan

IV - 177
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4.4 Peran Serta Masyakakat

4.4.1 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


Pengertian dari LSM adalah organisasi non
pemerintah yang independen dan mandiri,
Grafik 4.14 jumlah LSM menurut Kab. Kota
merupakan organisasi yang tumbuh secara
swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri
Diantara LSM lingkungan merupakan
ditengah masyarakat.
mitra kerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Keberadaan lembaga swadaya masyarakat
Jatim dalam melaksanakan tupoksinya dibidang
(LSM) bidang lingkungan merupakan bentuk
pengendalian pencemaran, penegakan hukum,
peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan
pemulihan dan pembinaan tentang lingkungan
upaya pengelolaan lingkungan hidup, sekaligus
hidup, yaitu :
berperan sebagai lembaga pengontrol terhadap
- LSM Tunas Hijau, berpartisipasi dalam
program dan kegiatan pemerintah dibidang
mengikuti Pameran Peringatan Hari
lingkungan hidup.
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur,
Berdasarkan data LSM yang terkumpul
Pemandu Kemah Hijau dan Anggota Tim
dari SLHD Kab./Kota tahun 2015 terdapat di
Penilaian sekolah Adiwiyata.
Jawa Timur terdapat kurang lebih 336 LSM/
- ECOTON , berpatisipasi dalam mengikuti
organisasi/kelompok masyarakat pemerhati
Pameran Hari Lingkungan Hidup Provinsi
lingkungan yang tersebar di Kabupaten/Kota di
Jawa Timur, Anggota Tim Penilai Desa
Jawa Timur. Sebaran LSM lingkungan hidup
Berseri, Anggota Tim Penilai Adiwiyata.
menurut Kab./Kota adalah seperti grafik di
- LSM W-Queen Surabaya, sebagai anggota
bawah ini, jumlah LSM terbanyak berada di Kab.
Tim Penilai Desa Berseri
Sumenep sebanyak 57 dan Kab. Lamongan
- Gempa Adventure Ponorogo, berpartisipasi
sebanyak 42.
dalam penghijauan bersama perusahaan
dalam rangka peringatan hari lingkungan
hidup melalui kegiatan Pecinta Alam.

IV -178
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

LSM selain sebagi mitra kerja Pemerintah Salah satu hasil dari bentuk peran serta
mereka juga memberikan pengaduan terkait masyarakat adalah diperolehnya penghargaan
pencemaran atau kerusakan lingkungan. Pada di bidang lingkungan. Badan Lingkungan Hidup
tahun 2015 telah masuk 32 pengaduan Provinsi. Jatim melaksanakan program dan
lingkungan yang berasal dari LSM, diantaranya : kegiatan sebagai motivasi bagi masyarakat dan
- Prigi Arisandi ECOTON, memberikan sekolah untuk meningkatan Pengelolaan
pengaduan mengenai Dugaan adanya Lingkungan Hidup. Sasaran kegiatan tersebut
pembuangan limbah oleh PT. Pakerin di dimulai dari Perusahaan/Industri, sekolah,
sungai sehingga mengakibatkan sungai Kali kab/kota, desa, kelompok dan perorangan.
Porong dan anak sungai Kali Porong Kepada masyarakat yang telah berprestasi atau
tercemar dan ikan di sungai tersebut berhasil dalam program pengelolaan akan
menjadi mati. diberikan penghargaan dari Gubernur Jawa
- Agung Suyatno (LSM AKP), menyampaikan Timur atau BLH Provinsi Jawa Timur.
Dugaan adanya pembuangan limbah B3 (abu Pada tahun 2015 terdapat penghargaan
batu PT. Sadhana dan afalan curah PT. SPS) dari Presiden RI yang diberikan kepada
di Desa Lolawang Ngoro Kab. Mojokerto. masyarakat Jawa Timur yaitu Penghargaan
- Kelompok Nelayan Dusun Ujung Sawo Desa Kalpataru dan Penghargaan Adipura.

Kramat Kec. Bungah Kab. Gresik, Gubernur Jawa Timur juga memberikan
menyampaikan pengaduan adanya penghargaan kepada kelompok, masyarakat
penyedotan pasir laut di Desa Kramat dan Pemerintah Kab./Kota melalui berbagai
Kecamatan Bungah yang mengakibatkan jenis penghargaan di bidang lingkungan,
pendapatan nelayan turun, kerusakan alat diantaranya:
tangkap jaring rajungan, air laut dan sungai - Penyusun SLHD Terbaik Kab. Kota Tingkat
Kramat menjadi keruh, terumbu karang Provinsi Jawa Timur

rusak dan biota laut (rajungan, kepiting - Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup Kategori

udang) banyak yang mati. Pembina Lingkungan

- Penghargaan pelaporan pengelolaan lingkungan


Terbaik.
4.4.2 Penghargaan Lingkungan
- Kab./Kota Terbaik Menuju Provinsi Hijau
- Penghargaan Sekolah Adiwiyata
- Penghargaan Desa/Kelurahan Berseri

Penghargaan Pelaporan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
Dalam rangka mendorong dan
meningkatan peran perusahaan dalam ketaatan
Penghargaan kepada industri pelaporan terhadap perijinan dokumen
lingkungan (AMDAL, UKL-UPL, SPPL, DPL dll)

IV -179
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

sebanyak 23 perusahaan se Jawa Timur yang


dibagi dengan 2 kategori diantaranya kategori
Pelaporan PLH terbaik sebanyak 19 perusahaan
dan kategori Pelaporan PLH baik sebanyak 4
perusahaan di wilayah Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Provinsi
(Gubernur Jawa Timur) guna untuk memotivasi
perusahaan/atau industri lebih baik dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Penghargaan Adipura
Gresik, Kab. Madiun, Kota Kediri, Kab. Mojokerto,
Program Adipura adalah satu-satunya program
Kab. Trenggalek, Kab. Ngawi, Kab. Probolinggo,
yang mempunyai pengaruh cukup besar bagi
Kab. Pasuruan ) dan 2 plakat (Kota Probolinggo
perbaikan lingkungan perkotaan terutama
dan Kota Malang). seperti ditunjukan dalam
untuk menuju sustainable cities, selain itu juga
gambar 4.13 berikut.
mempunyai prestisius yang sangat tinggi
dibandingkan dengan program-program lain
Grafik 4.15 Penerima penghargaan LSM
karena penghargaannya diberikan di Istana
Menurut Kab. Kota
Negara. Sejalan dengan itu, Program Adipura
senantiasa mengajak partisipasi dan kepedulian
semua pihak berbuat nyata melestarikan
lingkungan demi mewujudkan lingkungan
perkotaan yang bersih dan hijau, dengan tujuan
untuk mendorong pemerintah daerah dan
masyarakat mewujudkan kota bersih dan teduh
(clean dangreencity) dengan menerapkan
prinsip-prinsip Good Governance. Dalam
penilaian adipura, Provinsi Jawa Timur
merupakan provinsi yang meraih penghargaan
terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain.
Untuk tahun 2015 Provinsi Jawa Timur
memperoleh sebanyak 1 Adipura kencana (Kota
surabaya), 15 Anugerah Adipura (Kota Malang,
Kab. Tulunggagung, Kab, Jombang, Kota Blitar,
Kota Probolinggo, Kab. Lamongan, Kota Madiun,
Kab. Tuban, Kab. Pacitan, Kab. Sidoarjo,Kab.
Nganjuk, Kab. Bojonegoro, Kab. Banyuwangi,
Kab. Malang, Kota Pasuruan ), 8 Sertifikat (Kab.

IV -180
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. Penghargaan Kalpataru
Kalpataru adalah pohon kehidupan yang lain-lainnya) dan atau pegawai negeri (termasuk
reliefnya terpahat di Candi Mendut dan TNI, POLRI, PPLH, PPNS, guru) yang mengabdi
Prambanan yang mencerminkan suatu tatanan diri dalam usaha pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang hidup yang jauh melampaui kewajiban dan
serta merupakan tatanan yang diidamkan tugas pokoknya serta berlangsung cukup lama.
karena melambangkan hutan, tanah, air, udara, Untuk Tahun 2015 yang memperoleh
dan makhluk hidup. Penghargaan Lingkungan penghargaan dari Presiden RI ada 1 orang
Hidup Nasional merupakan penghargaan yang berasal dari Kab. Magetan. sedangkan untuk
diberikan Pemerintah Republik Indonesia pada tingkat Provinsi Jawa Timur ada 1 orang dari
Upacara Hari Ling- kungan Hidup Se dunia Kab. Tulungagung.
tanggal 5 Juni, berupa trophy “KALPATARU” c. Kategori Penyelamat Lingkungan
dan piagam penghargaan. Kalpataru diberikan
Penghargaan ini diberikan kepada kelompok
kepada mereka, baik individu maupun
masyarakat, baik formal (kelompok masyara-
kelompok masyarakat yang berprestasi dalam
kat adat, kelompok tani, kelompok
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
masyarakat desa/dusun/kampung, komunitas
Penghargaan kalpataru terdiri dari empat
adat, rukun warga, paguyuban, karang
kategori:
taruna, PKK dll) maupun formal (LSM, Ornop,
a. Kategori Perintis Lingkungan
Badan Usaha, Lembaga Penelitian, Lembaga
Penghargaan yang diberikan kepada warga
Pen- didikan, Koperasi, Asosiasi Profesi,
masyarakat bukan pegawai negeri dan
organisasi kepemudaan dll) yang berhasil
bukan tokoh dari organisasi formal yang
melakukan upaya pelestarian fungsi
berhasil merintis lingkungan hidup dan
lingkungan atau pencegahan kerusakan dan
merupakan kegiatan baru sama sekali bagi
pencemaran (penyelamatan) ekosistem. Pada
daerah atau kawasan yang bersangkutan.
tahun 2015 yang memperoleh penghargaan
Pada Tahun 2015 dari Provinsi Jawa Timur
dari Presiden Ri ada 3 kelompok swadaya
yang memperoleh penghargaan dari
masyarakat LSM berasal dari Kota Surabaya,
Presiden RI tidak ada, sedangkan untuk
yaitu LSM Tunas Hijau, Kabupaten
tingkat Provinsi Jawa Timur ada 5 orang
Tulungagung Kelompok HAMPAR dan
dan masing-masing dari Kab. Banyuwangi,
Kabupaten Malang Kelompok Tani Sumber
Kota Batu, Kab. Bojonegoro, Kab. Malang
Rejeki. Dan untuk tingkat Provinsi JawaTimur
dan Kota Surabaya.
ada 5 orang, masing–masing perwakilan dari
Kab. Magetan, Kota Batu,Kab. Lumajang,
b. Kategori Pengabdi Lingkungan
Kab. Tulungagungk, dan Kab.Ngawi.
Penghargaan diberikan kepada petugas
lapagan (Penyuluh Lapangan Penghijauan,
Petugas Penyuluh Lapangan, Petugas Lapangan
Kesehatan, Jagawana, Penjaga Pintu Air dan

IV -181
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

d. Kategori Pembina Lingkungan Grafik 4.16 Penghargaan kalpataru


Penghargaan yang diberikan pada Pengusaha, nasional dan provinsi
Pejabat, Peneliti, atau tokoh masyrakat yang
berhasil dan punya prakarsa untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
berpengaruh dan untuk membangkitkan
kesadaran lingkungan dan peran masyarakat
guna melestarikan fungsi lingkungan hidup,
atau berhasil menemukan teknologi baru
yang ramah lingkungan. Pada tahun 2015 di
tingkat Provinsi Jawa Timur ada 1 orang
berasal dari Kab. Lumajang.

4. Penghargaan Menuju Indonesia Hijau (MIH)


Merupakan salah satu program
Program MIH diharapkan dapat merespon
Kementerian Lingkungan Hidup yang
kondisi tersebut sehingga dapat menurunkan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas
laju deforestasi dan mencegah bertambahnya
lingkungan dan membuka peluang bagi
luasan lahan kritis. Respon ini dapat berupa
masyarakat untuk berperan aktif dalam
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
pelestarian sumber daya alam dan pen-
daerah yang dituangkan dalam rencana
gendalian kerusakan lingkungan.
pembangunan daerah dalam perlindungan dan
Program Menuju Indonesia Hijau (MIH)
pengelolaan lingkungan hidup.
yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang
Untuk tahun 2015 Provinsi Jawa Timur
Yudhoyono pada peringatan Hari Lingkungan
terdapat 6 Pemerintahan, antara lain :
Hidup Sedunia, 5 Juni 2006. Tujuannya sebagai
Pemerintahan Kab. Magetan, Kab. Malang, Kab.
alat untuk mendorong kinerja pemerintah
Banyuwangi, Kab. Lumajang, Kab. Ponorogo,
daerah dalam pelaksanaan konservasi sumber
Kab. Madiun, Kab. Pacitan, Kab Trenggalek,
daya alam dan pengendalian kerusakan
Kab. Tuban dan Kab. Bojonegoro
lingkungan. Fokus program MIH adalah
mengukur perubahan tutupan vegetasidi
4. Penghargaan PROPER
kawasan lindung di daerah yang
Sejarah Kelahiran PROPER tidak dapat
pengelolaannya dikendalikan oleh pemerintah
dilepaskan dari program kali bersih
kabupaten serta untuk melihat sejauh mana
(PROKASIH). Dari PROKASIH, ditarik satu
intervensi pemerintah daerah dalam
pelajaran penting, bahwa pendekatan
menanggulangi ancaman degradasi lahan
pengelolaan lingkungan konvensional
dikawasan berfungsi lindung.
“commandand control” ternyata tidak dapat
mendorong peningkatan kinerja pengelolaan
lingkungan perusahaan secara menyeluruh.

IV -182
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Pada awal pelaksanaan PROKASIH, system Dalam perjalanannya, PROPER


penegakan hukum lingkungan masih lemah, memberikan dampak positif terhadap
sistem peraturan belum memadai dan pengelolaan lingkungan di Jawa Timur, pada
kapasitas serta jumlah pengawas lingkungan tahun 2015 peserta PROPER mengalami
hidup juga masih terbatas. Tahun 1990-an, sulit kenaikan dari segi jumlah peserta maupun
mengharapkan industri patuh terhadap peringkat yang didapatkan oleh
peraturan dan bersedia menginvestasikan uang industri/kegiatan usaha seperti pada table
Untuk membangun IPAL (Instalasi Pengolahan berikut.
Air Limbah). Bahkan jika mereka sudah Tabel IV.D.2.4 Tabel Perolehan PROPER
Tahun 2013 – 2015
investasi, sulit untuk mengharapkan IPAL
Jumlah Perusahaan Yang
Peringkat
tersebut dioperasikan secara benar. Proper Mendapat Peringkat
Jawa Timur 2013 2014 2015
merupakan instrument penaatan pengelolaan
Hitam 0 0 1
lingkungan alternative dengan tujuan Merah 36 29 32
Grafik 4.17 Perolehan
Biru 127 proper
125jatim tahun
137 5
meningkatkan tingkat penaatan
Hijau 9 18 14
industry/kegiatan usaha dan mengurangi Emas 3 0 0
tingkat pencemaran lingkungan. PROPER Jumlah Peserta 175 172 184
Pada tahun 2015 dari total 184 industri di Jawa
dibuat karena masih banyak insdustri/kegiatan
Timur yang mengikuti Proper, sebanyak 74%
usaha yang tidak melaksanakan kewajiban
mendapatkan peringkat biru, 8% mendapat
lingkungan sesuai dengan peraturan
peringkat hijau, 17% mendapat peringkat
perundangan, sehingga perlu adanya suatu
merah dan 1% mendapat peringkat hitam. Data
instrukmen periksa/control untuk melihat
perolehan peringkat Proper dapat dilihat pada
ketaatan tersebut.
gambar 4.14 berikut.
Pada tahun 2015, ada 1 peserta proper di
Jawa Timur yang mendapat peringat hitam.
Hal ini jumlah industry yang mendapatkan
peringkat biru, merah mengalami peningkatan,
sedangkan hijau mengalami penurunan dan
emas pada tahun 2014-2015 tidak ada
peringkat. Untuk mendapatkan peringkat
emas beberapa kriteria harus dimiliki oleh
industri/kegiatan usaha diantaranya kewajiban
pengelolaan lingkungan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan dan beberapa
dan criteria proper 2013–2015, ber- dasarkan
kriteria lainya itu Sistem Manajemen
Permen LH No. 03 tahun 2014, mekanisme
Lingkungan, Pemanfaatan Sumber Daya,
PROPER dibagi dalam 2 kategori yaitu:
Community Development dan Corporate
1. Penilaian ketaatan
Social Resposibility (CSR). Dalam mekanisme
Grafik 4.17 Perolehan proper jatim tahun 2015

IV -183
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Penilaian lebih dari ketaatan (beyond compli- menjadi peringkat EMAS. 2. Nilai HIJAU
ance). Penilaian ketaatan dimulai dengan taha- percentile 25% - 75% persektor mendapatkan
pan persiapan yang dilakukan pada bulan Janu- peringkat HIJAU. 3. Nilai HIJAU percentile <25%
ari sampai Maret. Tahap persiapan PROPER per sektor kembali keperingkat BIRU.
meliputi: Pengertian dari sebagai makna peringkat dalam
Pemilihan Usaha dan/atau kegiatan proper sebagai berikut:
Penguatan kapasitas EMAS, diberikan kepada penanggung jawab
Sosialisasi usaha dan/atau kegiatan yang telah secara kon-

Setelah persiapan, PROPER dilanjutkan dengan sisten menunjukkan keunggulan lingkungan


tahapan pengawasan yang dilakukan melalui (environmental excellency) dalam proses

verifikasi lapangan maupun evaluasi dokumen produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis

penilaian mandiri untuk mendapatkan peringkat yang beretika dan bertanggung jawab ter-

ketaatan sementara perusahaan. hadap masyarakat;

Pengawasan langsung oleh KLH 213 perusahaan HIJAU, diberikan kepada penanggung jawab

Pengawasan Langsung oleh Provinsi 1094 usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan

Pengawasan mandiri 601 Perusahaan. pengelolaan lingkungan lebih dari yang


dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
Untuk menjamin akuntabilitas dan ompliance) melalui pelaksanaan system pengel-
memenuhi azas keadilan, PROPER membuka olaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya
kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
sanggahan atas peringkat sementara hasil Recycledan Recovery), dan melakukan upaya
PROPER. Kemudian berdasarkan peringkat tanggung jawab social (CSR/Community
sementara perusahaan, dilakukan penilaian development) dengan baik;
lebih dari ketaaatan (penilaian HIJAU dan BIRU, diberikan kepada penanggung jawab
EMAS), yaitu perusahaan yang memiliki kinerja usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
penaatan upaya- pengelolaan lingkungan yang
Sementara adalah BIRU 100% dan tidak memiliki dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
temuan major dapat dicalonkan sebagai kandi- dan/atau peraturan perundang- undangan;
dat HIJAU PROPER. Terhadap calon kandidat MERAH, diberikan kepada penanggung jawab
HIJAU akan diterapkan pola screening ber- usaha dan/atau kegiatan yang upaya
dasarkan nilai dokumen ringkasan pengelolaan pengelolaan ling- kungan hidup dilakukannya
lingkungan (DRKPL) untuk menyaring peringkat tidak sesuai dengan persyarata nsebagaimana
HIJAU PROPER. Peringkat HIJAU yang telah diatur dalam peraturan pe- rundang-undangan;
tersaring kemudian diperbandingkan nilai dan
dokumen hijaunya dengan sector sejenis, HITAM, diberikan kepada penanggung jawab
dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Nilai HI- usaha dan/atau kegiatan yang sengaja
JAU percentile 25% terbaik persektor dan telah melakukan per- buatan atau melakukan
memenuhi syarat konsistensi 3 tahun HIJAU kelalaian yang mengakibatkan pencemaran

IV -184
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

dan/atau kerusakan lingkungan serta sejumlah 28 Kab/Kota dengan jumlah Desa/


pelanggaran terhadap peraturan perundang- Kelurahan 92 desa/kelurahan. Berdasarkan
undangan atau tidak melaksanakan sanksi Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor :
administrasi. 188/53/KPTS/013/2015 tanggal 23 Januari 2015
perihal Tim Seleksi Desa Kelurahan Bersih dan
5. Program Desa/Kelurahan BERSERI Lestari Provinsi Jawa Timur Tahun 2015; dan

(Bersih dan Lestari”) Berita Acara Tahun 2015 Nomor


660/078/207.4/2015 taggal 19 Mei 2015 perihal
Hasil Evaluasi Desa Kelurahan Bersih dan Lestari
Provinsi Jawa Timur tahun 2015 sebanyak 73
desa/kelurahan, dengan Kategori Mandiri : 14
Desa/ Kel. Kategori Madya, : 19 Desa/Kel. Dan
Kategori Pratama : 40 Desa/Kel.

6. Program ADIWIYATA
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau
makna sebagai tempat yang baik dan ideal di
Program Desa Kelurahan Bersih dan Lestari mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan
(BERSERI) merupakan model pemberdayaan dan berbagai norma serta etika yang dapat
masyarakat dan aparat desa/kelurahan agar mau menjadi dasar manusia menuju terciptanya
dan mampu mengembangkan potensi kesejahteraan hidup kitadan menuju kepada
desa/kelurahan dan dapat berperilaku ramah cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan
lingkungan, sehingga dapat terwujud program Adiwiyata adalah mewujudkan warga
desa/kelurahan yang bersih dan lestari, sehingga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
dapat terwujud desa/kelurahan yang bersih, perlindungan dan pengelolaan lingkungan
sehat, lestari dan asri. Dalam pelaksanaan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik
program Berseri dilakukan penilaian terhadap untuk mendukung pembangunan
desa/kelurahan mencakup lokasi/titik pantau berkelanjutan. Sasaran program ini adalah
yang meliputi aspek : pemberdayaan sekolah-sekolah baik SD, SLTP
a. Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat. dan SLTA/SMK dalam pelaksanaan dan
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
c. Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Program Berseri Jawa Timur mendapatkan Untuk mencapai tujuan program
respon yang sangat positif dari Kab/Kota Adiiwiyata, maka ditetapkan 4 (mpat)
terbukti bahwa mulai dari launchingnya program komponen sebagai berikut :
Berseri tahun 2011 sampai dengan sekarang terus
Kebijakan Berwawasan Lingkungan
mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah
Dalam menentukan kebijakan dasar
Kab/ Kota yang mengusulkan Desa/Kelurahan
penilaiannya dengan menilai dokumen kebijakan

IV -185
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

yang teruang dalam KTSP yang memuat kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
kebijakan upaya perlindungan & pengelolaan pengelolaan lingkungan hidup.
lingkungan hidup dengan mengimplementasikan
Visi, Misi dan tujuan sekolah yang tertuang Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
dalam KTSP, struktur kurikulum memuat mata Lingkungan.
pelajaran wajib, muatan local, pengembangan
Dalam pengelolaan Sarana kesetersediaan
diri terkait ke- bijakan perlindungan dan mata
sarana prasarana pendukung yang ramah
pelajaran wajib sehingga semua hasil
lingkungan dan meningkatkan kualitas
implementasi tercapai.
pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana yang ramah lingkungan sehingga bias
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan mengimplemen- tasikan penyediaan sarana
Dalam pelaksanaan kurikulum tenaga pen- untuk mengatasi permasalahan lingkungan
didik memiliki kopetensi dalam mengembangkan hidup disekolah, sarana juga untuk mendukung
kegiatan pembelajaran lingkungan hidup sehing- pembelajaran lingkungan hidup disekolah,
ga dapat mengimplementasikan penerapan memanfaatkan listrik, air dan alat tulis kantor
pedekatan, strategi, metode dan teknik secara efisien dan meningkatkan pelayanan
pembela- jaran yang melibatkan peserta didik kantin sehat dan ramah ingkungan. Pencapaian
secara aktif dalam pembelajaran dan yang diharapkan dari pengelolaan sarana
mengembangkan isu local dan/atau isu global
mampu menghasilkan sarana prasa- rana untuk
sebagai materi pembela- jaran untuk pencapaian
mengatasi permasalahan lingkungan hidup
70% yang dilakukan oleh tenaga pendidik dalam disekolah dan menfaatkan lahan (pengomposan,
menerapkan metode yang melibatkan peserta
pengolahan air, hutan sekolah dan greenhouse
didik secara aktif baik bentuk demonstrasi,
dll.)
diskusi, kelompok, simulasi, pengalaman
Program adiwiyata mempunyai 4 (empat)
lapangan dll.
tahap dalam penilaiannya :
Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota.
Dengan melaksanakan kegiatan
Dalam penilaiannya, Tim Penilai dari Kab/Kota
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
berhak melakukan verifi- kasi terkait pencapaian
yang teren cana bagi warga sekolah dan menjalin
dari 4 komponen tersebut, sehingga berdasar-
kemitraan dalam rangka perlindungan & PLH
kan hasil dari verifikasi tim penilai Kab/Kota
dengan berbagai pihak (Alumni, LSM, Komite
menetapkan nilai pen- capaian sekolah sebagai
sekolah) sehingga mampu
penerima penghargaan sekolah adiwiyata
mengimplementasikan kegiatan tersebut melalui
tingkat Kab/ kota. Sehingga sekolah adiwiyata
memelihara, merawat gedung, memanfaatkan
tingkat kabu- paten/kota dapat diusulkan untuk
lahan, fasilitas sekolah sesuai dengan kaidah-
ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan
kaidah perlindungan dan pengelolaan
adiwiyata tingkat provinsi.
lingkungan hidup dan mampu mengembangkan
Sekolah adiwiyata Provinsi

IV -186
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Dalam penilaiannya, Tim penilai adiwiyata


provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen
hasil penilaian yang diusulkan oleh Kab/ kota,
dan laporan kegiatan pembinaan. Selan- jutnya
untuk calon sekolaha diwiyata tingkat provinsi
yang terpilih, dilakukan verifikasi dan Tim penilai
bias menetapkan nilai pencapaian Sekolah
sehingga Tim penilai dapat diusulkan un- tuk ikut
dalam seleksi penerimaan penghargaan sekolah
adiwiyata tingkat nasional.
sekolah dan sekolah yang dibina tersebut telah
Sekolah Adiwiyata Nasional
mendapatkan penghargaan adiwiyata Kab/Kota
Sekolah Adiwiyata Nasional dinilai oleh Tim
Penghargaan Adiwiyata merupakan pemberi
penilai Kementerian Negara Lingkungan Hidup
insentif yang diberikan kepada sekolah yang
RI dengan melakukan evaluasi terhadap
telah berhasil memenuhi 4 komponen program
dokumen hasil penilaian yang diusulkan oleh
Adiwiyata. Bentuk insentif yang diberikan dapat
Provinsi dan laporan kegiatan pembinaan.
berupa piala dan atau bentuk lainnya sebagai
Selanjutnya calon sekolah yang terpilih,
wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan
dilakukan verifikasi sehing- ga dari hasi lverifikasi
sekolah dalam upaya melaksanakan
dapat ditetapkan penilaian sebagai pencapaian
perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam
sekolah.
program adiwiyata.
Pada tahun 2015 pemberian penghargaan
adiwiyata untuk tingkat Provinsi sebanyak 37
Kab/ Kota dari 117 sekolah se-Jatim, sekolah
terbanyak yang memperoleh penghargaan
Adiwiyata Provinsi terdapat di Kota Malang
dengan jumlah 13 Sekolah. Sedangkan
penghargaan untuk Sekolah Tingkat Mandiri
Pembelajaran di sekolah adiwiyata banyak 28 Kab/ Kota dari 17 sekolah se-Jatim dan
 sekolah terbanyak yang memperoleh
Sekolah Adiwiyata Mandiri penghargaan tersebut di Kota Malang dengan
Sekolah Adiwiyata Mandiri juga dinilai oleh Tim jumlah 16 sekolah. Sejak dicanangkan pada tahun
KLHRI. Kategori ini merupakan tahap puncak 2006 Provinsi Jawa Timur terus berkomitmen
dari kategori yang lain. Sekolah yang sudah dalam pengembangan Program Adiwiyata, hal ini
menerima penghargaan sebagai Sekolah Adi- ditunjukkan dengan prestasi Jawa Timur secara
wiyata Mandiri apabila sekolah adiwyata nasional terus meningkat, hal ini dapat dilihat
nasioanl tersebut telah melakukan pembinaan capaiannya pada table dibawah ini :
terhadap sekolah lain, paling sedikit 10 (sepuluh)

IV -187
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Adiwiyata Jatim 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Publik.
Laporan SLHD
Mandiri - - 4 9 9 22 45 19 28 136 tahun 2014
yang telah
Nasional - 4 9 19 28 56 73 69 - 258 dibuat terdiri
dari 2 buah
Provinsi 13 10 9 28 5 51 101 117 151 485 buku, yaitu :

Sekolah adiwiayata
di Kota Pasuruan

7. Penghargaan SLHD
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) adalah laporan yang menyajikan data
penduduk dengan kualitas dan aktivitasnya, a. Buku Laporan Status Lingkungan Hidup
tekanan terhadap lingkungan karena kegiatan Daerah (Buku I) Berisi analisis
sosial ekonomi yang merupakan aktivitas untuk keterkaitan antara perubahan kualitas
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan lingkungan hidup (status), kegiatan yang
penduduk. Keterbatasan lingkungan dan menyebabkan terjadinya perubahan kualitas
teknologi mengharuskan tekanan terhadap lingkungan hidup (tekanan), dan upaya
lingkungan dikendalikan agar tidak terjadi untuk mengatasinya (respon).
bencana ekologi. Kesadaran agar lingkungan b. Buku Kumpulan Data (Buku II)
tetap berlanjut untuk menopang pembangunan Berisi data kualitas lingkungan hidup
akan dapat dilihat dari upaya yang telah menurut media lingkungan (air, udara, lahan
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat maupun serta pesisir dan pantai), data kegiatan / hasil
pihak lainnya. Informasi tentang tekanan, kegiatan yang menyebabkan terjadinya
kondisi dan upaya yang dilakukan terhadap perubahan kualitas lingkungan hidup, data
lingkungan diharapkan dapat menjadi upaya atau kegiatan untuk mengatasi
pertimbangan utama dalam membuatan permasalahan lingkungan, dan data
perencanaan lingkungan. penunjang lainnya yang diperlukan untuk
Laporan SLHD ini juga untuk memenuhi melengkapi analisis.
kewajiban menyediakan, informasi berkaitan c. Status Lingkungan Hidup Daerah Kab/Kota
dengan kepentingan publik sebagaimana Terbaik Tahun 2015 adalah Kota Surabaya,
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Kab. Lamongan, Kab. Lumajang, Kota
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pasuruan dan Kab. Malang.

IV -188
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

d. Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup 4.5. Kelembagaan


Sedunia 2015, di Istana Bogor, Kota Surabaya
dan Kab. Lumajang mendapatkan
penghargaan penyusun SLHD Kab/Kota
Terbaik Nasional yang diserahkan langsung
oleh Bpk. Presiden RI pada tanggal 5 Juni
2015. Sedangkan untuk Kab. Lamongan
meraihkan kategori baik diserahkan pada
Anugerah LH oleh Menteri LHK

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan


8. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah Tingkat I
JAwa Timur dibentuk sesuai dengan Peraturan
Daerah No. 9 Tahun 1997, dan sejak
dibentuknya Undang-Undang Nomor 22 Than
1999 tentang Pemerintah Daerah dan peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom, BAPEDALDA

Aksi GAUL bersama P3EJ-Yogyakarta


Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur berubah

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa menjadi Badan Pen- gendalian Dampak

Timur menyelenggarakan kegiatan Lingkungan (BEPEDAL) Provin- si Jawa Timu.

Sosialisasi, Pembinaan, Rapat Kerja, Hal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8

Workshop, Bimtek dan Sarasehan yang Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama

pesertanya terdiri dari unsure instansi/dinas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I

terkait dan Kab/Kota, Industri, sekolah dan Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1997 Tentang

masyarakat. Pada tahun 2015 untuk Organisasi Dan Tata kerja Badan Pengendalian

kegiatan sosialisasi pengel- olaan lingkungan Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDAL)

hidup berjumlah 11 kegiatan, Pembinaan provinsi Jawa Timur. Kemudian didalam

berjumlah 16 kegiatan, Rapat Kerja dan Peraturan Daerah provinsi Jawa Timur Nomor

Koorninsai 8 kegiatan, Workshop 5 kegiatan, 10 Tahun 2008 tentang Or- ganisasi Dan Tata

Bimtek 7 kegiatan, dan Sarasehan 7 kegiatan


dengan tujuan untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat akan pentingnya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.

Staf pegawai BLH Jatim

IV -189
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pemberian dukungan atas penyelenggaraan


Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Pemerintahan Daerah;
Daerah provinsi Jawa Timur, BAPEDAL berubah Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai
nama menjadi Badan Lingkungan Hidup ( BLH ) dengan lingkup tugasnya ;
yang merupakan unsure pendukung Gubernur, Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
dipimpin oleh seorang kepala, yang berada Gubernur.
dibawah dan tanggung jawab kepada Gubernur Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup
melalui Sekretaris Daerah yang bersifat spesifik Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
yaitu di bidang lingkungan hidup. Kepala Badan

Mempunyai tugas memimpin, melakukan


4.5.1. Struktur Organisasi koordinasi, pengawasan dan pengendalian
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang
Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang lingkungan hidup.
organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sekretariat
Jawa Timur maka tugas, fungsi dan susunan Mempunyai tugas merencanakan,
organisasi Badan Lingkungan Hidup Provinsiinsi melaksanakan, mengkoordinasikan dan
Jawa Ti mur adalah sebagai berikut : mengendalikan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan
Tugas Pokok dan Fungsi program dan keuangan.
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Sekretariat membawahi :
Timur mempunyai tugas dan fungsi : 1) Subag Tata Usaha
Perumusan kebijakan teknis di bidang 2). Subag Penyusunan Program
lingkungan hidup; 3). Subag Keuangan

IV -190
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Bidang Komunikasi Lingkungan dan


Bidang Tata Lingkungan Peningkatan PSM
Mempunyai tugas menyusun perumusan Mempunyai tugas menyiapkan
kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perumusan kebijakan dan koordinasi
di bidang pengembangan standarisasi, pelaksanaan kebijakan dibidang komunikasi
pengkajian lingkungan, pembinaan teknis lingkungan dan peningkatan peran serta
AMDAL, dan penataan kawasan berwawasan masyarakat dalam pelestarian fungsi
lingkungan. Bidang ini membawahi: lingkungan hidup. Bidang ini membawahi :
1). Subag Standarisasi dan Pengkajian Dampak 1) Subid. Komunikasi Lingkungan
Lingkungan 2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat.
2). Subag Bina Teknis AMDAL

Bidang Pengawasan dan Pengendalian


Pencemaran Lingkungan
Mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan dibidang pengawasan
dan pengendalian pencemaran air, Pesisir dan
laut, tanah, udara dan kerusakan lingkungan.
Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pencemaran Lingkungan membawahi :
1). Subid. Pengawasan dan Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Air dan Laut.
2). Subid. Pengawasan dan Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Tanah dan Udara.

Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan.


Mempunyai tugas menyiapkan
perumusan kebijakan dan koordinasi
pelaksanaan kebijakan di bidang koservasi
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati,
pemulihan dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Bdiang ini membawahi :
1) Subid. Konservasi Lingkungan
2). Subid. Pemulihan Lingkungan
Kegiatan bidang komunikasi lingkungan dan PPSM

IV -191
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

UPT Laboratorium Unit Pelaksana berkelanjutan yang berwawasan lingkungan


Teknis (UPT) Laboratorium Uji Kualitas Air hidup harus didasarkan pada norma hukum
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. dengan memperhatikan tingkat kesadaran
UPT ini membawahi : masyarakat dan perkembangan lingkungan
1). Subag. Tata Usaha global serta perangkat hokum internasional
2). Seksi Pelayanan Teknis yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
3). Seksi Pengembangan Lab. Dan Pemantauan Degan kesadaran dan kehidupan masyarakat
dalam kaitannya dengan pengelolaan
lingkungan hidup telah berkembang. Sehingga
pokok materi sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun
1982 No. 12, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3215) perlu disempurnakan untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
Petugas Lab. Sedang melakukan uji kualitas air di lapangan
yang berwawasan lingkungan hidup. Dari segi
4.5.2. Produk Hukum Bidang
hak, kewajiban dan peran masyarakat, setiap
Lingkungan Hidup
orang mempunyai hak yang sama atas
Dalam rangka mendayagunakan sumber
lingkungan hidup yang baik dan sehat,
daya alam untuk memajukan kesejahteraan
informasi lingkungan hidup yang berkaitan
umum seperti diamanatkan dalam Undang-
dengan peran dalam pengelolaan lingkungan
Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai
hidup dan untuk berperan dalam rangka
kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila,
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
perlu dilaksanakan pembangunan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
Dengan kewajiban ikut memelihara kelestarian
hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang
lingkungan hidup disekitarnya.
terpadu dan menyeluruh dengan
Dalam hal ini sudah terdapat 6 (enam) Peraturan
memperhitungkan kebutuhan generasi masa
tentang pegelolaan lingkungan hidup yang telah
kini dan generasi masa depan. Bahwa
disahkan oleh Pemerintah Pusat sebagai
dipandang perlu melaksanakan pengelolaan
pedoman dalam pelaksanaan penegakan hukum
lingkungan hidup untuk melestarikan dan
mengenai lingkungan dan dampak dari
mengembangkan kemampuan lingkungan
pencemaran lingkungan yang terdiri dari
hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri
menunjang terlaksananya pembangunan
Negara LIngkungan Hidup dan Kehutanan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
Pengembangan tanaman industry, Ijin usaha
hidup. Dalam penyelenggaraan pengelolaan
industry primer hasil hutan,Tata cara pemberian
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
ijin usaha pemanfaatan kawasan silvopastura

IV -192
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

pada hutan peoduksi, Organisasi dan Tata Kerja Pengaduan kasus Lingkungan serta Pembinaan
KLHK, Program penilaian peringkat kerja Sekolah Adiwiyata. Dalam anggaran Pengelolaan
perusahaan dalam pengelola LH dan Lingkungan Hidup pada Tahun 2015
penanganan kasus-kasus Lingkungan Hidup dan mendapatkan dana APBD Rp. 24.848.114.500,00
Kehutanan, Surat Keputusan Gubernur Jawa (Dua Puluh Empat Milyar Delapan Ratus Empat
Timur berjumlah 11 SK. Di Badan Lingkungan Puluh Delapan Juta Seratus Empat Belas Ribu
Hidup Provinsi Jawa Timur setiap tahun selalu Lima Ratus Rupiah) yang digunakan untuk
mempunyai kegiatan yang telah dituangkan juga alokasi Pelaksanaan SPM. Untuk dana Alokasi
dalam Surat Keputusan Kepala Badan, pada pelaksanaan SPM mengalami penurunan
tahun 2015 untuk produk hukum SK Kepala anggaran dibandingkan dengan tahun
Badan Lingkungan Hidup Provinsi. Jatim sebelumnya, sesuai dengan grafik dibawah.
berjumlah 10 SK kegiatan, sedangkan untuk
pelaksanaan administrasi pelaksanaan kantor
berjumlah 14 SK, untuk Tim Pelaksanaan
Kegiatan berjumlah 37 SK, dan untuk Panitian
dan Narasumber berjumlah 42 SK.

4.5.3. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup


Anggaran Pengelolaan Lingkugan Hidup
pada Tahun 2015 di Provinsi Jawa Timur
megalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya terutama pada tahun
2014 sebesar Rp. 29.860.000.000,00 (Dua Puluh
4.5.4. Jumlah Personil Lembaga Pengelolaan
Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Juta Rupiah) 8
Lingkungan Hidup
persen. Sumber anggaran tersebut meliputi
Jumlah Personil Badan Lingkungan Hidup
anggaran dari dana APBD dan APBN. Sedangkan
Provinsi Jawa Timur adalah 115 orang yang
untuk anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup
terdiri dari 62 orang laki-laki dan 53 orang
pada tahun 2015 tidak ada hibah dana APBN
perempuan. Dalam jenjang pendidikan yang
melalui anggaran Dekonsentrasi. Pengawasan
strata pendidikan yang paling tinggi adalah pada
Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3,
tingkatan master (S2) berjumlah 36 orang (18
Pengelolaan Kualitas Air dan Udara skala
laki- laki dan 18 perempuan), berikut adalah
Nasional melalui Program PROPER, Pemantauan
Sarjana (S1) berjumlah 47 orang (21 laki-laki dan
Sungai Skala Nasional dan/atau Lintas Batas
26 perempuan), tingkat Diploma (D3) berjumlah
Provinsi, Perubahan Tutupan vegetasi dalam
2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan), tingkat
rangka Menuju Indonesia Hijau,
Sekolah Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 27
Pengembangan inventarisasi Gas Rumah Kaca
orang (20 laki-laki dan 7 perempuan), tingkat
(GRK) dan Penegakan Hukum Lingkungan
Sekolah Tingkat Pertama (SMP) berjumlah 2
dengan menginventarisasi dan Klarifikasi
orang (1 laki-laki dan 1 peremapuan) dan sekolah

IV -193
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Tingkat Dasar berjumlah 1 orang laki-laki. Lab Lingkungan Badan Lingkungan Hidup
Sedangkan untuk tenaga outsourcing memberikan pelayanan jasa uji kualitas
berjumlah 26 orang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 lingkungan kepada masyarakat umum dan dunia
perempuan. usaha seperti industry lainnya, rumah sakit,
4.5.4. UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan perhotelan, konsultan dan lain-lain. Dengan
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa jumlah personil 28 orang yang terdiri dari 1
Timur (Lab. Lingkungan Badan Lingkungan Kepala UPT Laboratorium, 1 Kasubag Tata
Hidup ) merupakan Laboratorium Pemerintah Usaha, 2 Kasie, 13 pegawai PNS dan 11 tenaga
Jawa Timur yang bertugas melaksanakan uji outsourching yang terdiri dari 6 laki-laki dan 5
kualitas lingkungan di Jawa Timur. Lab 6 perempuan.
lingkungan Badan Lingkungan Hidup ditunjuk
Gubernur Jawa Timur antara lain sebagai 4.5.5 Jumlah Staf Fungsional Bidang
Laboratorium Rujukan, Pembinaan Laboratorium Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti
Lingkungan Daerah, dan pusat Pemantauan Diklat.
Kualitas Lingkungan. Lab. Ini juga
dikembangkan untuk dapat melakukan
pelayanan jasa pengujian kualitas lingkungan
kepada dunia usaha dan masyarakat umum
secara professional dan mandiri. Dengan visi
menjadi Laboratorium Lingkungan yang terbaik
dan terpercaya dan Misi mendukung
pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan
penegakan hokum lingkungan dan
mengembangkan komunikasi dan kerjasama Pejabat Fungsional PPLHD Provinsi Jawa Timur
dengan laboratorium kabupaten/kota dan Dengan semakin meningkatnya
laboratorium lainnya. Laboratorium Lingkungan permasalahan lingkungan hidup akibat dampak
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jatim telah negative peningkatan populasi manusia dan
mendapatkan sertifikat Akreditasi. Untuk kegiatan pembangunan baik yang berupa
menjaga validitas dan kredibilitas hasil uji, Lab. industrialisasi maupun kegiatan pembangunan
lingkungan Badan Lingkungan Hidup senantiasa insfrastruktur, jika dikolerasikan dengan jumlah
mengikuti sertifikasi kompetensi antara lain : dan kompetensi SDM Badan Lingkungan Hidup
ISO/IEC17025:2005 (Sertifikat Akreditasi dari Provinsi. Jatim. Untuk itu Badan Lingkungan
KANLP-508-IDN) Hidup Provinsi. Jatim juga memiliki 7 orang
Kompetensi Lab. Lingkungan dan teregristrasi pejabat fungsional yang telah mengikuti diklat
oleh KLH No. 0037/LPJ/LABLING-1/LRK/KLh; dalam bidang LH terdiri pejabat pengendali
Uji Profisiensi dari PUSARREDAL dan LIPI sejak dampak lingkungan (2 laki-laki dan 4 perempuan)
2008 dan menuju Uji Profisiensi Internastional dan 1 orang pejabat fungsional 1 orang laki-laki
2013. Dalam mengemban fungsi pelayanan maka pengawas lingkungan hidup.[]

IV -194
LAMPIRAN :
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

Matrik analisis State Pressure Response (SPR) Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim
1. Hutan dan Lahan
Respons Rencana tindak
State Presure Program Kegiatan Pelaksanaan Program kegiatan Pelaksanaan
 Indeks Indeks kualitas Tutupan lahan  Lahan kritis seluas 294.613,24 Ha, Kebijakan :  BLH Jatim 1. meningkatkan luasan  BLH
sebesar 64,01 ( Kurang ) naik dari yang terinci dalam lahan kritis :  penguatan instrumen pencegahan  Dishut Prov. lahan kritis yang Jawa
indeks tutupan lahan tahun 2014 91.882,65 Ha (3,5%) dan Lahan Sangat pencemaran atau kerusakan lingkungan Jatim terehabilitasi, Timur
sebesar 53.90 Kritis : 202.730,59 Ha (7,71%, Agak hidup.  Perhutani Jatim 2. Meningkatkan upaya
 Penggunaan lahan utama terbesar kritis : 891.966,08 Ha (33,94%)  Penguatan kelembagaan perlindungan dan  BLH Kab/kota perlindungan dan
lahan kering : 2.073.571,41 Ha  Das Brantas mempunyai tingkat pengelolaan lingkungan hidup yang lebih  BPBD Jawa Timur konservasi sumber daya
(42,05%), lahan sawah 1.179.264 Ha kekritisan yang terbesar yaitu seluas efektif dan responsif; alam berbasis peran
(23,92%), Lahan Hutan sebesar 50.366,00 Ha, selanjutnya DAS  Mewujudkan Sistem Penanggulangan serta masyarakat,
874.881,28 Ha (17,74%), l a h a n Pekalen =47.395,94 Ha dan terakhir Bencana bagi Masyarakat Jawa Timur yang dengan jumlah titik
n on Pertanian : 417.627,69 (17,74%), DAS Solo = 16.931,34 Ha. Mandiri sumber mata air yang
Perkebunan sebesar 271.45,33 Ha  konversi kawasan hutan pada tahun  Pengentasan kemiskinan melalui produksi terkonservasi.
dan badan air sebesar 114.051,81 Ha 2015 seluas 6.182,49 Ha yang terinci kayu bulat hutan rakyat
(2,31%). pada lainnya sebesar 2.434,44 Ha Program dan kegiatan:
 Kualitas lahan kering 12 Kab/Kota (39,38%), diikuti pemukiman seluas o meningkatkan luasan lahan kritis yang
mempu- nyai resiko tinggi dalam 1.609,4 Ha (26,03%) dan Perkebunan terehabilitasi,
bencana erosi, level ren- dah berada 1.110,68 Ha (17,96%), Pertambangan o meningkatkan upaya perlindungan dan
di 4 Kab/Kota sedangkan yang lain 930,94 Ha (15,06 %) dan yang terakhir konservasi sumber daya alam berbasis peran
berada di level sedang. adalah Industri sebesar 1,57% (97 Ha). serta masyarakat, dengan jumlah sumber
 23 Kab/Kota dari 38 Kab/Kota di Jawa mata air yang terkonservasi.
Timur, Wilayah di selatan jawa Timur o Program OBIT/penghijauan 27.386.088,72
merupakan wilayah daerah rentan pohon
longsor ddengan kerentanan tinggi o Kegiatan reboisasi 12.107.912,04 pohon
sedangkan wilayah tengah dengan o Pengembangan Ruang terbuka Hijau (RTH)
kerentanan longsor menengah. sebesar 174.002 Ha
o Pengembangan hutan rakyat, terbesar di Kab.
Madiun sebesar 93.092,64 Ha, dan
Kab.Jember seluas 91.108,01 Ha.
o Pembuatan demplot Menuju Indonesia Hijau
o Demplot Pelestarian Sumber Mata Air
dengan Vegetasi
o Evaluasi kerusakan tanah di Kab. yaitu
Nganjuk, Tulungagung dan Blitar
o pemanasangan Early Warning System di
daerah bencana sebesar 17,21 % atau 47
titik longsor dan Desa tangguh bencana dari
tahun 2009-2014 sebanyak 14 Desa di daerah
rawan bencana

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

2.Keanekaragaman Hayati
Respons Rencana tindak
State Presure Program Kegiatan Pelaksanaan Program kegiatan Pelaksanaan
 Diketahui spesies diketahui dan  Degradasi hutan Kebijakan :  BBKSDA Jatim  Memulihkan habitat  BBKSDA
dilindungi sebanyak 1.093 spesies antara lain CA/SM  Keputusan Direktur Jenderal  LSM Ecoton  BLH Jawa
satwa dilindungi
 Prioritas utama prioritas utama, Pulau Bawean dan Konservasi Sumber Daya Alam Timur
pada tahun 2015 populasi Elang CA Gunung Abang. Ekosistem (KSDAE) Nomor SK.180  Memulihkan  LSM Ecoton
Jawa dan Kakatua Kecil Jambul  Konversi lahan /IV-KKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 memulihkan kawasan
Kuning tidak mengalami pertanian di tentang penetapan 25 (dua puluh konservasi yang
peningkatan populasi , Populasi kawasan lima) satwa terancam punah
terdegradasi
Banteng menurun 11 ekor dari konservasi prioritas untuk ditingkatkan
 Meningkatkan upaya
baseline data sebanyak 50 ekor  Kebakaran populasinya sebesar 10 % (sepuluh
perlindungan dan konservasi
menjadi 39 ekor sedangkan Rusa kawasan persen) pada tahun 2015 sampai
sumber daya alam berbasis
Bawean meningkat 50 ekor dari konservasi dengan tahun 2019. Dari 14 (empat
peran serta masyarakat,
baseline data (tahun 2 014)  Pengunjung di Belas) species tersebut 4 (empat)
dengan jumlah titik sumber
sebanyak 275 ekor menjadi 325 Kawasan diantarannya habitatnya berbeda di
mata air yang terkonservasi.
ekor. konservasi Propinsi Jawa Timur, yaitu Banteng,
 Pemantauan suaka ikan kali
sebanyak 22.856 Elang Jawa, Kakatua Kecil Jambul
Surabaya
(CA. Pulau sempu Kuning dan Rusa Bawean.
)  Surat Direktorat Pengendalian
Kebakaran Hutan Nomor:
S.79/PKH-1/2015 tanggal 14 April 2015
batas toleransi maksimum luas
kebakaran hutan dan lahan di Propinsi
Jawa Timur 267.908 Ha.
 RTRW Kab. Malang Kabupaten
Malang mendukung dan mengakui
keberadaan kawasan Cagar Alam
Pulau Sempu (Paragraf 5 Pasal 17)
dimana strategi: 1) Mempertahankan
dan menjaga kelestariannya ka w a s
an; 2) Membatasi k eg i a ta n
y a ng mengakibatkan terganggunya
ekosistem serta mengembalikan
berbagai kehidupan terutama satwa
yang nyaris punah di Pulau Sempu.
 Penetapan Keputusan
Gubernur Jatim Suaka ikan kali
surabaya (Habitat ikan ikan
papar/Notopterus notopterus).

Program dan kegiatan:


 memulihkan kawasan
konservasi yang

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

terdegradasi seluas
0,01 Ha.
 Menurunkan Kebakaran
kawasan konservasi,
sepanjang tahun 2015
kebakaran hanya terjadi
67,554 Ha dari luasan
kawasan konservasi
sebesar 97,48 %
 antisipasi bahaya
kebakaran hutan,
antara lain patrol
kebakaran, apel siaga
kebakaran, dan
penanganan kebakaran
hutan
 biotilik dan kelimpahan biota
mikroinvertebrata.

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

3. Air
State Pressure Response Rencana Tindak
Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
1. Kualitas Air Sungai DAS
Brantas

- Hasil perhitungan Indeks


Kualitas Air (IKA)
- Aktifitas 1) Response Terhadap
- Status “Waspada” Domestik: pressure dari aktifitas
domestik
- IKA tahun 2015 = 49,17 - Jumlah
Penduduk DAS - Kelembagaan:
Catatan: Brantas: - Adanya bidang yang Dinas Pekerjaan Umum Jumlah beban BOD maupun
Nilai ini masih sangat jauh dari 18.995.043 menangani masalah Provinsi maupun Total Coli dan Coli Tinja dari
level Unggul (IKA ≥90 ). dari total pengelolaan air limbah Kab./Kota di DAS kegiatan domestik di kali
38.847.561 pada institusi Pekerjaan Brantas Brantas sangat tinggi adapun
- Pemenuhan baku mutu penduduk di Umum di level Provinsi response untuk mengurangi
kualitas air sungai kelas II Jawa Timur maupun kab./Kota di Jawa beban BOD dan Coli Tinja
(Hampir 50%). Timur dan khususnya dari sektor
- BOD, Total Coli dan Coli Dinas Pekerjaan Umum perumahan/ permukiman
tinja jauh melebihi baku - Estimasi Beban - Pembentukan UPTD (Unit Kab./Kota di DAS penduduk dan real esatate
mutu kualitas air sungai BOD = Pelaksana Teknis Daerah) Brantas masih sangat rendah.
kelas II: 77.327,63 ton yang menangani Penyediaan sarana
per tahun pengelolaan Lumpur Tinja pengolahan air limbah
- COD dan TSS cenderung dan Air Limbah Rumah Sakit, Hotel, domestik dari permukiman
diatas baku mutu air sungai - Aktifitas Area Komersial, dll yang berhasil diinventarisasi
kelas II: kegiatan usaha - Pembentukan divisi hanya untuk melayani 1843
yang khusus yang menangani orang dari total sekitar 19 juta
- Parameter kualitas air yang menghasilkan masalah pengelolaan air penduduk di DAS Brantas.
lain cenderung memenuhi air limbah limbah domestik pada
baku mutu air sungai kelas sejenis air kegiatan usaha. BLH Provinsi Jawa Timur Upaya pengelolaan air limbah
II limbah domestik dari sektor kegiatan
domestik: - Kebijakan: usaha (Rumah Sakit, Hotel,
Rumah Sakit, - Pemberlakuan Peraturan area komersial) sudah cukup
Hotel, Gubernur Jawa Timur no. dikontrol dan diawasi namun
Perkantoran, 72 tahun 2013 yang belum dilakukan upaya

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
Asrama, area didalamnya memuat Baku pengawasan terhadap sektor
komersial, dll. mutu Air Limbah real estate.
Domestik bagi kegiatan
Permukiman (Real Untuk itu, diperlukan langkah
Estate), Rumah Makan langkah tindak lanjut yang
(Restoran), Perkantoran, Dinas PU Ciptakarya setidaknya memuat hal-hal
Perniagaan, Apartemen, Provinsi Jawa Timur sebagai berikut:
Perhotelan dan Asrama.
- Kelembagaan:
- Pada Rencana Kerja Dinas - Inventarisasi keberadaan Biro SDA
PU Cipta Karya Provinsi fungsi pengelolaan air Provinsi Jawa
Jawa Timur tahun 2015 BLH Provinsi Jawa Timur limbah domestik pada Timur
terdapat sasaran kerja instansi pemerintah di
berupa peningkatan Dinas PU Ciptakarya level pusat, provinsi
pelayanan air limbah Provinsi Jawa Timur maupun kabupaten kota
serta mengevaluasi
- Anggaran kinerjanya.
- BLH Provinsi Jawa Timur:
4,75 Miliar selama 7 tahun BLH Provinsi Jawa Timur - Memperjelas fungsi
(2008 - 2015) lembaga dan sasaran Biro SDA
- Anggaran instansi lain di kinerjanya Provinsi Jawa
level provinsi maupun Timur
kabupaten/ kota. - Meningkatkan jumlah
UPTD yang menangani
pengelolaan air limbah Dinas yang
- Program/kegiatan Dinas yang menangani domestik agar grey water menangani
Pekerjaan Umum, yang selama ini mengalir Pekerjaan
- Pembangunan IPAL Kesehatan dan ke selokan / saluran Umum di
Domestik Komunal Lingkungan Provinsi drainase serta lumpur tingkat
sebanyak 19 unit (15 unit maupun tinja (black water) yang Provinsi
di Surabaya dan 4 unit di kabupaten/Kota di Jawa tidak terkontrol maupun
Gresik) yang dapat Timur pengelolaanya dapat kabupaten/
mengolah air limbah dari tertangani dengan benar. kota di Jatim
total sekitar 1843 orang. KLHK, Dinas Kesehatan,

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
BLH Provinsi Jawa Timur
- Penyediaan dan perbaikan maupun Kabupaten/
sarana pengolahan air Kota di Jawa Timur
limbah dan Lumpur Tinja - Kebijakan
oleh Dinas Pekerjaan Rumah Sakit, Hotel,
Umum Provinsi maupun Pengelola area - Pengalihan konsentrasi
Kabupaten/ Kota di Jawa komersial, dll utama upaya pengelolaan
Timur air limbah dari sektor
industri dan kegiatan
usaha lain ke sektor BLH Provinsi
- Pembinaan, Pengawasan, KLHK, Dinas Kesehatan, domestik dan Kab./Kota
penilaian (PROPER) BLH Provinsi Jawa Timur di Jawa Timur
maupun penegakan maupun Kabupaten/ - Penyusunan Peraturan
hukum lingkungan pada Kota di Jawa Timur Perundangan/regulasi
Rumah Sakit, Hotel, Area yang lebih tajam guna
Komersial, dll Penduduk, Penyedia meningkatkan kinerja
Jasa Sedot Lumpur Tinja pemerintah maupun BLH Provinsi
- Monitoring kualitas pelaku usaha dalam dan Kab./Kota
effluent air limbah untuk pengelolaan air limbah di Jawa Timur
mengecek pemenuhannya domestik.
terhadap baku mutu air
limbah domestik - Penetapan target
Provinsi maupun
- Monitoring kualitas air Kabupaten/Kota
badan air untuk terhadap layanan
mengetahui penurunan KLHK, Dinas Kesehatan, pengelolaan air limbah BAPEDA
kualitas air akibat aktifitas
Rumah Sakit, Hotel, domestik agar grey water Provinsi
domestik. Pengelola area yang selama ini dialirkan maupun
komersial, BLH Provinsi ke selokan/ saluran kab./Kota di
Jawa Timur maupun drainase dan bermuara ke Jawa Timur
- Penyediaan sarana Kabupaten/ Kota di sungai dapat terkelola
pengolahan limbah tinja di Jawa Timur. secara terpadu. Target
rumah tangga dengan dapat berupa % penduduk
sistem resapan atau Penyedia jasa yang terkoneksi dengan

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
bukan resapan serta Laboratorium jaringan pengolahan air
penyedotan lumpur tinja Lingkungan di Jatim. limbah domestik.
oleh penyedia jasa sedot
tinja baik dari pemerintah - Penetapan target
maupun swasta. Provinsi maupun
Laboratorium Kabupaten/Kota
Pemerintah maupun terhadap layanan
- Sumber daya Swasta yang beroperasi pengelolaan lumpur tinja.
- Tersedianyanya Sumber di Jatim Target dapat berupa % BAPEDA
daya manusia (SDM) lumpur tinja yang Provinsi
yang telah KLHK, Dinas Kesehatan, tertangani. maupun
mendapatkan BLH Provinsi Jawa Timur kab./Kota di
pendidikan maupun maupun Kabupaten/ Jawa Timur
pelatihan tentang Kota di Jawa Timur - Anggaran
pengelolaan Air Limbah - Inventarisasi anggaran
Domestik baik dari yang secara langsung
dalam maupun luar terkait dengan
negeri. pengelolaan air limbah
domestik
- Tersedianya PPLH
(Pejabat Pengawas - Peningkatan alokasi Biro SDA
Lingkungan Hidup) dan anggaran untuk Provinsi Jawa
PPNS (Pejabat Penyidik pembangunan Timur
Pegawai Negeri Sipil) di infrastruktur maupun
Jawa Timur kegiatan pendukung lain
yang terkait dengan
- Laboratorium pengelolaan air limbah
Lingkungan domestik Bapeda, BLH,
Terakreditasi Dinas
Kesehatan,
- Program/kegiatan Dinas
Pekerjaan
- Peraturan Perundangan - Pengembangan Umum
di Bidang Pengelolaan sewerage system Provinsi

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
Air Limbah Domestik (pengelolaan air limbah maupun
domestik secara Kab./Kota di
terpusat) pada wilayah Jatim
padat penduduk.

- Peningkatan kuntitas dan


kualitas sarana Dinas yang
pengolahan Lumpur Tinja menangani
oleh Dinas Pekerjaan pekerjaan
Umum Provinsi maupun umum atau
Kabupaten/ Kota di Jawa lingkungan
Timur hidup di
tingkat
provinsi
- Penekanan kegiatan maupun
Pembinaan, Pengawasan, kab./Kota di
penilaian (PROPER) Jawa Timur.
maupun penegakan
hukum lingkungan pada Dinas yang
kegiatan usaha menangani
pengahasil limbah sejenis pekerjaan
limbah domestik seperti umum atau
Rumah Sakit, Hotel, Area lingkungan
Komersial, real estate hidup di
serta pelaku usaha sedot tingkat
lumpur tinja. provinsi
maupun
- Monitoring kualitas kab./Kota di
effluent air limbah Jawa Timur.
domestik untuk
mengecek BLH Provinsi
pemenuhannya terhadap maupun

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
baku mutu air limbah kabupaten
domestik kota di Jawa
Timur
- Sumber daya
- Menginventarisai jumlah
Sumber daya manusia
(SDM) yang telah
mendapatkan
pendidikan maupun
pelatihan tentang
pengelolaan Air Limbah
Domestik, menganalisis
tingkat kebutuhannya, BLH Provinsi
dan meningkatkan maupun
jumlahnya agar sesuai kabupaten
dengan kebutuhannya. kota di Jawa
Timur
- Menempatkan SDM
sesuai dengan bidang
keahliannya di bidang
pengelolaan air limbah
domestik.
Biro SDA
- Meningkatkan jumlah Provinsi Jawa
PPLH (Pejabat Timur
Pengawas Lingkungan
Hidup) dan PPNS
(Pejabat Penyidik
Pegawai Negeri Sipil) di
Jawa Timur untuk
pengawasan dan
penegakan hukum
terhadap kegiatan
usaha penghasil air

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
limbah domestik.

BKD provinsi
maupun
kabupaten
kota di Jawa
Timur

BLH Provinsi
maupun
kabupatan
kota di Jawa
Timur

- Aktifitas industri 2) Response Terhadap


dan kegiatan pressure dari aktifitas Beban pencemaran sektor
usaha lain di domestik industri dan industri dan atau kegiatan
DAS Brantas kegiatan usaha lain di DAS usaha lain di Jawa Timur,
Brantas khususnya dari sektor industri
- 952 industri di menengah - besar sudah
DAS Brantas - Kelembagaan: cukup bisa dikendalikan
berkontribusi - Adanya bidang yang BLH Provinsi maupun melalui program kegiatan
terhadap: menangani masalah kabupatan kota di Jawa yang selama ini telah
pengelolaan air limbah Timur dijalankan.
- Beban BOD: industri pada Badan
122,78 Lingkungan Hidup (BLH) Namun demikian, untuk
ton/tahun di level Provinsi maupun sektor industri menengah -

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
kab./Kota di Jawa Timur kecil (dimana pelaku
- Beban COD: dan usahanya kurang mampu
288, 16 untuk membangun
ton/tahun - Kebijakan: BLH Provinsi Jawa Timur infrasutruktur pengolahan air
- Beban TSS: - Pemberlakuan Peraturan limbah secara mandiri) belum
83,06 Gubernur Jawa Timur no. dapat tertangani dengan baik.
ton/tahun 72 jo 52 tahun 2013 yang
didalamnya memuat Baku Pendekatan pengendalian
- Pertambangan mutu Air Limbah Industri. BLH Provinsi maupun pencemaran dari sektor ini
- Pertanian kabupatan kota di Jawa tidak dapat disamakan
(1.179.264 Ha) - Kegiatan BLH Provinsi Timur dengan pendekatan pada
- dll maupun kab./Kota padat sektor industri menengah -
industri cenderung besar.
terkonsentrasi pada
upaya pengelolaan air Untuk itu, diperlukan langkah
limbah industri dan bukan BLH Provinsi maupun langkah tindak lanjut yang
domestik. kabupatan kota di Jawa setidaknya memuat hal-hal
Timur sebagai berikut:
- Pemberlakuan izin
lingkungan dan - Kelembagaan:
rekomendasi terhadap - Inventarisasi keberadaan Biiro SDA
penyusunan dokumen fungsi pengelolaan air Provinsi Jawa
lingkungan berupa limbah industri dari Timur
AMDAL, UKL-UPL, SPPL sektor menengah - kecil
dll agar potensi pada instansi pemerintah
meningkatnya beban BLH Provinsi maupun di level pusat, provinsi
pencemaran dapat kabupatan kota di Jawa maupun kabupaten kota
terkontrol. Timur serta mengevaluasi
kinerjanya.
- Mendukung pelaksanaan
penilaian peringkat - Memperjelas fungsi Biro SDA
pengelolaan lingkungan lembaga dan sasaran Provinsi Jawa
industri (PROPER) kinerjanya Timur
nasional terhdap industri KLHK, BLH Provinsi

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
di Jawa Timur. maupun kab./Kota di - Mengembangkan UPTD
Jawa Timur yang menangani BLH Provinsi
pengelolaan air limbah dan kab./Kota
- Anggaran industri dari sektor di Jawa Timur
- Alokasi anggaran Pusat, industri menengah - kecil.
BLH Provinsi maupun
Kab/Kota di Jawa sudah
cukup terkonsentrasikan - Kebijakan
pada kegiatan pembinaan,
pengawasan, monitoring - Pengalihan konsentrasi
dan penegakan hukum utama upaya pengelolaan BLH Provinsi
bagi pelaku industri air limbah dari sektor dan Kab./Kota
maupun kegiatan usaha Dinas PU Ciptakarya industri skala menengah - di Jawa Timur
lainnya. Provinsi Jawa Timur besar ke industri
menengah-kecil.
BLH Jatim, BLH
- Program/kegiatan Kab./kota di DAS - Penyusunan Peraturan
Brantas, Kepolisian RI, Perundangan/regulasi BLH Provinsi
- Pengawasan reguler Perum Jasa Tirta I, LSM yang lebih tajam guna dan Kab./Kota
terhadap sekitar 345 dan Laboratorium meningkatkan kinerja di Jawa Timur
industri dan kegiatan Lingkungan pemerintah maupun
usaha lain di tahun 2015 pelaku usaha dalam
pengelolaan air limbah
- Patroli air dilakukan setiap industri skala menengah-
bulan sekali di DAS kecil.
Brantas sebagai upaya
sidak terhadap pelaku KLHK, BLH Provinsi - Penetapan target
usaha yang membuang air Jawa Timur, BLH Provinsi maupun BAPEDA
limbah ke Kali Brantas. Kab./Kota di Jawa Timur Kabupaten/Kota Provinsi
Patroli air dilaksanakan terhadap layanan maupun
dengan melibatkan pihak pengelolaan air limbah kab./Kota di
kepolisian, Perum Jasa industri skala menengah- Jawa Timur
Tirta I (pengelola sungai), KLHK, BLH Provinsi kecil.
LSM dan Laboratorium Jawa Timur, BLH

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
Lingkungan Kab./Kota di Jawa Timur
- Anggaran
- Penilaian kinerja pelaku industri, - Inventarisasi anggaran
pengelolaan lingkungan pertambangan, dan yang secara langsung
industri (PROPER) kegiatan usaha lain di terkait dengan Biro SDA
terhadap 188 industri, Jawa Timur pengelolaan air limbah Provinsi Jawa
pertambangan, dan industri skala menengah- Timur
kegiatan usaha lain di kecil
Jawa Timur KLHK, BLH Provinsi
Jawa Timur, BLH - Peningkatan alokasi
- Sosialisasi, pembinaan, Kab./Kota di Jawa Timur anggaran untuk
dan bimbingan teknis pembangunan
terhadap pelaku kegiatan infrastruktur maupun BAPEDA
usaha penghasil air limbah kegiatan pendukung lain Provinsi
di Jawa Timur KLHK, BLH Provinsi yang terkait dengan maupun
Jawa Timur maupun pengelolaan air limbah kab./Kota di
- Pembangunan Instalasi Kabupaten/ Kota dan industri skala menengah - Jawa Timur
Pengolah Air lImbah pelaku usaha serta kecil
(IPAL) oleh pelaku universitas di Jawa
industri, pertambangan, Timur
dan kegiatan usaha lain di - Program/kegiatan
Jawa Timur
- Pengembangan
- Penegakan hukum KLHK, BLH Provinsi sewerage system
lingkungan Jawa Timur, BLH (pengelolaan air limbah
Kab./Kota di Jawa Timur industri skala menengah-
kecil secara kolaktif atau BLH, Dinas
Penyedia jasa terpusat) pada wilayah Perindustrian,
Laboratorium padat industri. Dinas
- Sumber daya Lingkungan di Jatim. Pekerjaan
Umum
- Tersedianyanya Sumber KLHK, Dinas Kesehatan, - Meneruskan kegiatan Provinsi
daya manusia (SDM) BLH Provinsi Jawa Timur Pembinaan, Pengawasan, maupun
yang telah maupun Kabupaten/ penilaian (PROPER) Kab./Kota di

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
mendapatkan Kota di Jawa Timur maupun penegakan Jatim
pendidikan maupun hukum lingkungan pada
pelatihan tentang kegiatan usaha
pengelolaan Air Limbah pengahasil limbah sejenis KLHK, BLH
Industri baik dari dalam limbah domestik seperti Provinsi
maupun luar negeri. Rumah Sakit, Hotel, Area maupun
Komersial, real estate kab./Kota di
- Tersedianya PPLH serta pelaku usaha sedot Jawa Timur
(Pejabat Pengawas lumpur tinja.
Lingkungan Hidup) dan
PPNS (Pejabat Penyidik - Inventarisasi dan
Pegawai Negeri Sipil) di monitoring kualitas dan
Jawa Timur kuantitas effluent air
limbah domestik skala
- Laboratorium menengah-kecil
Lingkungan
Terakreditasi - Sumber daya
- Menginventarisai jumlah BLH Provinsi
Sumber daya manusia maupun
- Peraturan Perundangan (SDM) yang telah kab./Kota di
di Bidang Pengelolaan mendapatkan Jawa Timur
Air Limbah Industri dan pendidikan maupun
kegiatan usaha lain di pelatihan tentang
Jawa Timur pengelolaan Air Limbah
Industri, menganalisis Biro SDA
tingkat kebutuhannya, Provinsi Jawa
dan meningkatkan Timur
jumlahnya agar sesuai
dengan kebutuhannya.

- Menempatkan SDM
sesuai dengan bidang
keahliannya di bidang
pengelolaan air limbah

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
domestik.

- Meningkatkan jumlah
PPLH (Pejabat
Pengawas Lingkungan BKD provinsi
Hidup) dan PPNS maupun
(Pejabat Penyidik kabupaten
Pegawai Negeri Sipil) di kota di Jawa
Jawa Timur untuk Timur
pengawasan dan
penegakan hukum
terhadap kegiatan BLH Provinsi
usaha penghasil air maupun
limbah domestik. kabupatan
kota di Jawa
Timur

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

4. Udara
State Pressure Response Rencana Tindak
Program/Kegiatan Pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
- Ideks Kualitas - Jawa Timur memiliki - Penerapan baku mutu udara emisi - BLH Provinsi - Penetapan baku mutu - BLH Provinsi Jawa
Udara 91,09 659 ribu industri agro dan ambent melalui pergub no. 10 Jawa Timur yang lebih ketat dari Timur
- Kualitas air hujan dan 115 ribu industri tahun 2009. tahun ke tahun
cendurung logam mesin, tekstil dan - Pembinaan pengelolaan lingkungan - Pengawasan terpadu
bersifat asam 4,16 aneka serta 15 ribu bagi industri dan kegiatan usaha - BLH Provinsi terhadap pelaksanaan - BLH Provinsi Jawa
s/d 5,39 industri alat lainnya. Jawa Timur dokumen linkungan Timur
- Curah hujan rata- transportasi, - Pengawasan industri melalui kegiatan usaha
rata mengalami elektronika dan PROPER dan pengawasan rutin - Penyediaan anggaran
peningkatan telematika. - Pemantauan rutin kualitas udara - BLH dan KLHK - Keberlanjutan kegiatan
- Suhu Udara Transportasi ambien pengawasan industri dan
mengalami - Jumlah kendaraan 15,67 - Kegiatan Car Free Day hampir di program PROPER - Pemerintah Provinsi
peningkatan juta unit setiap Kab./Kota, - Mendorong semua Jawa Timur
- Konsumsi bahan bakar - Penghijauan dan reboisasi, melalui : - BLH Provinsi Kab./Kota di Jawa Timur
Jawa Timur - KLHK dan BLH
untuk industri terbesar Gerakan penanam satu Milyar melaksanakan Program Provinsi Jawa Timur
adalah batubara 16,38 pohon, Perindangan jalan, - Kab./Kota Car Free Day. - BLH Provinsi Jawa
juta ton/tahun Pemanfaatan pekarangan melalui - Keberlanjutan Program Timur
- Bahan bakar untuk Program Kawasan Rumah Pangan Sekolah Adiwiyata, Desa/
transortasi sebesar 14,13 Lestari. Kelurahan Berseri dan - BLH Provinsi Jawa
juta kilo liter - Penghargaan Kalpataru bagi - Kab./Kota Kampung Iklim. Timur
premiun/tahun dan 9,30 pelestari dan penyelamat - Program Penghijauan dan
juta kilo liter Solar lingkungan. Reboisasi
- Timbulan Sampah - Program Adiwiyata, Program - Melakukan evaluasi
domestik Desa/Kelurahan Bersih Sehat Lestari - KLHK terhadap pelaksanaan eco
sebesar 17,39 ton/hari. (Berseri), Program Kampung Iklim office di SKPD Provinsi
Pengelolaan sampah di dan Program Kota/Kabupaten Sehat, Jawa Timur - BLH Provinsi Jawa
Jawa Timur sebagian dimana salah satu indikatornya - Uji banding/uji profesiensi Timur
besar masih adalah perindangan dan Hutan Kota. antar laboratorium untuk
menggunakan sistem - Penerapan ecco office melalui surat menghasilkan data yang
control landfill dan open edaran Gubernur Jawa Timur. - KLHK, BLH akurat.
dumping. Prov Jatim - Pelaksanaan uji kualitas - Dinas/Instansi
- Beban Emisi udara ambien terkait dan
sektor industri 24,9 ribu menggunakan waktu masyarakat.
ton SOx/tahun, dan 27,4 lamanya pengambilan - Tim gabungan

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

State Pressure Response Rencana Tindak


Program/Kegiatan Pelaksana Program/Kegiatan Pelaksana
ribu ton NOx/tahun, sampel 24 jam.
- Beban Emisi transportasi - Peningkatan keakuratan
sebesar 58,48 juta ton uji laboratorium.
CO2/tahun.
- Beban Emisi sektor - Pusarpedal dan BLH
persampahan 15,11 ribu Provinsi Jawa Timur
ton CO2/hari atau 5,52
juta ton CO2/tahun

- SKPD Provinsi
Jawa Timur - BLH Provinsi Jawa
Timur

- BLH Prov Jatim dan


BMKG

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur 2015

5. Pesisir dan Laut


Respons Rencana tindak
State Presure Program Kegiatan Pelaksanaan Program kegiatan Pelaksanaan
 Hutan mangrove yang pertambahan jumlah penduduk yang Penetapan zonasi RTRW  Bappeda Program Pengembangan  DKP
mengalami kerusakan tinggal di kawasan pesisir Jawa Timur yang wilayah pesisir dan pulau-pulau  DKP Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau
seluas 13.000 Ha mencapai 1.075.646 KK kecil di Jawa Timur dengan  Dinas/ Instansi Teknis Kecil dan Pengawasan
dengan hasil Peraturan Daerah Provinsi terkait dialokasikan anggaran sebesar
inventarisasi hampir Jawa Timur Nomor. 06 Tahun  Masyarakat melalui Rp.10.600.000.000
48,48 % dalam kondisi 2012 tentang Rencana Zonasi konsultasi publik
baik, 23,73 % rusak Wilayah wilayah pesisir dan
ringan, 25,95 % rusak pulau-pulau kecil di Jawa Timur
berat dan proses
rehabilitasi hanya 1,84
%.
 ekosistem terumbu potensi pencemaran akibat sedimentasi - -  pembuatan terumbu karang  DKP
karang di perairan laut dimuara sungai serta aktivitas industri buatan pada 2 kabupaten  BLH Kab/Kota
Jawa Timur, pada berat seperti ekplorasi dan eksploitasi
tahun 2004-2015 minyak bumi, limbah industri, maupun
kondisi kerusakannya rumah tangga, dan pengembangan daerah
bervariasi antara 30 – wisata
80 %
 Luasan habitat lamun Pengembangan wilayah pesisir dan laut Penguatan Komisi Penilai BLH Provinsi/ Kab/Kota
hasil pemantauan sebagai pusat ekonomi AMDAL Provinsi dalam penilaian tergantung kewenangan
UNEP Tingkat AMDAL untuk kegiatan di
kerusakan paling wilayah pesisir dan laut
parah ada di
Kabupaten Gresik
dan tulungagung
yang mencapai
kerusakan 100 %,
kerusakan paling kecil
di Kabupaten
bangkalan sebesar 15 %
 pemantauan tahun
2015 kondisi kualitas air
laut yang melebihi
baku mutu khususnya
untuk parameter TSS,
kekeruhan, NO3-N dan
PO4-P

Matrik Analisis State Pressure Response Status Lingkungan Hidup Prov. Jatim 2015

Anda mungkin juga menyukai