namun ada kemungkinan salah, sedangkan
Sebgaimana firman
pandangan orang lain salah, namun ada
kemungkinan benar ”. Sikap tersebut
sangatlah adil dan mencerminkan pribadi
yang bijak karena manusia dak akan
pernah bisa memonopoli kebenaran sampai
kapanpun. Hanya Allah SWT yang memiliki
hak untuk menentukan kebenaran yang
hakiki, sedangkan tugas kita manusia adalah
mencari kebenran tersebut dengan terus
saling belajar dan menghargai perbedaan
yang terdapat diantara kita.
Selain itu, hikmah dari adanya
p e r b e d a a n k i ta d a p at m e n i l a i d a n
mengetahui mana yang baik dan mana yang
benar. Sebagai contoh, Jika semua manusia
ditetapkan untuk beragama sama, maka sia-
sia semua. Akan gugur makna kewajiban,
gugur makna pahala dan siksa, akan gugur
bahkan makna adanya surga dan neraka.
Demikian juga akan sia-sia ar kebajikan dan
kejahatan, Padahal pemahaman tentang ini
semua ada di antara manusia
Seandainya Allah SWT
berkehendak menciptakan semua mahkluk
sama, maka niscaya dengan kekuasaannya
Allah mampu melakukan itu. Namun
dengan kebesaran dan kekuasaannya Allah
4 Edisi 128, Juli 2020 Softcopy Buletin dapat didownload di www.risalahnu.com
dak melakukan itu.
JANGAN DIBACA SAAT
KHUTBAH JUM’AT
Allah SWT:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya EDISI
ialah menciptakan langit dan bumi dan 129
berlain-lainan bahasamu dan warna B U L E T I N J U M AT
kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-
Rum : 22)
Maka marilah kita haya segala
MERAJUT HARMONI DALAM PERBEDAAN
bentuk perbedaan yang ada dimuka bumi ini
Oleh: Zaenal Arsyad Alimin
tanpa menjadikan perbedaan sebagai
sumber konflik atau kekerasan atas nama
Allah SWT telah menciptakan merasakan indahnya perdamaian. Hal ini
apapun terhadap makhluk lain. Tentu
seluruh makhluk hidup dimuka bumi ini telah ditegaskan dalam Al-Qur'an:
sebagai makhluk yang berakal dan umat
secara berbeda. Dari sekian banyak makhluk “Wahai manusia, sesungguhnya Kami
yang beragama, hendaknya kita lebih
yang ada, Allah telah meni pkan kepada kita menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
memilih hidup damai dalam perbedaan,
sekalian iden tas yang berbeda antara satu seorang perempuan, kemudian menjadikan
daripada memilih konflik dan berpecah
dengan lainnya. Dalam pandangan Islam kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
karena perbedaan. Oleh karena itu mari kita
bahwa perbedaan yang telah Allah ciptakan supaya kamu saling kenal-mengenal.
rawat perbedaan yang ada dimuka bumi ini
daklah sia-sia dan percuma. Tujuan Sesungguhnya orang yang paling mulia di
dengan bijaksana dan adil agar tujuan dan
diciptakannya perbedaan bukan untuk saling antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
cita-cita kita bersama dalam membangun
mencari siapa yang salah dan siapa yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya
peradaban manusia yang harmonis dan
benar, bukan juga untuk menjadi sumber A l l a h M a h a M e n g eta h u i l a g i M a h a
penuh dengan kedamaian.
utama konflik dalam kehidupan. Akan tetapi Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13)”
tujuan diciptakannya perbedaan Manusia sebagai makhluk yang
dimaksudkan agar manusia saling belajar diberikan kelebihan dan kekuatan untuk
memahami, belajar mengenal dan berfikir tentunya harus bisa menangkap
BULETIN INI DITERBITKAN OLEH DIVISI PENERBITAN RISALAH NU LTN PBNU, TERBIT SETIAP JUM’AT 1
pesan tersebut dan mengambil Ibrah dari
tujuan diciptakannya perbedaan oleh Allah
SWT, bahwa menjadi berbeda merupakan
Sunnatullah yang dak bisa ditolak oleh
siapapun. Maka sudah menjadi suatu
keharusan bagi kita untuk bisa mengelola
perbedaan itu menjadi suatu rahmat
sebagaimana mes nya.
Sisi lain dari kehendak Allah
m e n c i p ta ka n m a k h l u k- m a k h l u k- N ya
berbeda juga bertujuan untuk menciptakan
kemaslahatan bagi sesama. Melalui
perbedaan, antara manusia satu dengan
yang lain bisa saling membutuhkan,
melengkapi dan saling tolong-menolong.
Karena dengan begitu akan membawa
manusia menjadi makhluk yang
berperadaban mulia. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qur'an:
“Dan tolong-menolong lah kamu dalam
kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah
SINERGI LEMBAGA :
LTN NU
LEMBAGA TA’LIF WAN NASYR
LEMBAGA INFOKOM DAN PUBLIKASI
LEMBAGA TA’MIR MASJID NU
Pimpinan : Ketua LTN PBNU
Sidang Redaksi : Musthofa Helmy, Imam R Fahmi, M.Khoiron
Distribusi : Cahaya Wahyu Hidayana
2
Edisi 128, Juli 2020 Softcopy Buletin dapat didownload di www.risalahnu.com
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu
kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah
sangat berat” (QS. Al-Maidah : 2)
Tidak hanya sebatas terhadap
sesama manusia, melainkan kita harus saling
melengkapi dan memahami dengan sesama
makhluk Allah lainnya. Karena seyogyanya
sebagai makhluk Allah yang diamanatkan
menjadi Khalifah Fil Ard manusia memiliki
kewajiban untuk mengendalikan dan
mengelola kehidupan didunia ini untuk
mencapai perdamaian dan keadilan bagi
sekalian alam. Konsep tersebut merupakan
bagian dari ga pondasi dasar dalam
menjalankan hubungan manusia dengan
lainnya yaitu hablumminallah (hubungan
manusia dengan Allah), hablumminannas
(hubungan sesama manusia) dan
hablumminal'alam (hubungan manusia
dengan alam).
LTM NU LD NU
LEMBAGA DAKWAH NU
KONTAK PERSON:
0856B4833 3577 (Aan)
buletin@risalahnu.com
Kemudian dalam konteks
kehidupan sosial dalam berbangsa kita yang
memiliki cita-cita perdamaian, maka
memahami tujuan diciptakannya perbedaan
menjadi syarat yang paling utama. Terlebih
negara kita adalah negara yang memiliki nilai
perbedaan yang sangat menonjol diantara
negara-negara lain dari berbagai sisi
kehidupan, baik itu suku, ras, bahasa,
budaya, agama dan peradaban.
Sehingga hal ini menjadi modal kita
untuk saling belajar mengelola
perbedaan menjadi sebuah rahmat.
Lebih lanjut bisa kita
maknai bahwa perbedaan adalah
sebuah keharusan yang dak bisa
ditolak oleh kita sebagai bentuk
penerimaan kita atas kekuasaan Allah SWT.
Maka jika ada orang atau kelompok yang
menghendaki kita untuk hidup dalam satu
bentuk baik agama, ras dan cara berfikir,
maka bisa kita pas kan bahwa orang atau
kelompok tersebut se daknya memiliki dua
alasan. Pertama, orang atau kelompok
seper itu (yang menghendaki semua sama)
dak benar-benar memahami ajaran Islam.
Kedua, mereka menggunakan Islam sebagai
jalan untuk mencapai kepen ngan yang
BULETIN INI DITERBITKAN OLEH DIVISI PENERBITAN RISALAH NU LTN PBNU, TERBIT SETIAP JUM’AT
sama sekali dak berkaitan dengan Islam.
Islam dak sama sekali
mengajarkan kepada kita bahwa perbedaan
adalah sumber perpecahan dan sumber
konflik antar sesama makhluk. Melainkan
Islam mengajarkan kepada kita untuk
bagaimana mengelola perbedaan menjadi
sebuah rahmat dalam naungan kekuasaan
Allah. Sering kita saksikan beberapa
kelompok yang terus menawarkan
konsep untuk mebuat cara berfikir
kita dalam memandang sesuatu
menjadi tunggal sesuai perspek f
mereka. Sehingga selain cara
berfikir meraka adalah salah dan
harus ditolak. Hal-hal seper inilah
yang menjadikan konflik dan
problem sosial yang akhirnya dak pernah
selesai karena masing-masing merasa paling
benar dan yang lain salah. Allah SWT telah
memerintahkan kita untuk dak berpecah
belah walaupun berbeda, sebagaimana dala
Firman-Nya:
“Berpegang teguhlah kalian semua dengan
tali Allah dan jangan bercerai berai”. (QS. Ali
Imran: 103)
Dalam konteks seper itu, Imam Al-
Syafi'I pernah berkata “Pandanganku benar,
3