ُش عُو ۬بًا َو َقبَٓا ِٕٮ َل لَِت َع َارفُ ٓو ْۚا ِإ َّن َأكر َم ُكمۡ ِعن َد ٱللَّ ِه Setelah saling mengenal, baik secara jasadiyah
maupun nafsiyah. Maka menapak selanjutnya
يم َخبِي ۬ ٌر ِ ۚ ۡ
ٌ َأت َق ٰٮ ُكمۡ ِإ َّن ٱللَّهَ َعل pada tahapan saling memahami satu dengan
yang lainnya.
Ini bukan sekedar kenal nama, alamat, fisik mukmin. Yang ada adalah saling merendahkan
dan pemikiran. Namun sudah sampai pada kita diri dan menghargai yang lain.
memahami kekurangan dan kelebihan saudara Dalam Kitab Fiqih Adab (Fuad bin Abdil Aziz
kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang disukai Asy-Syalhub) dijelaskan bahwa sikap Muslim
dan paham mana yang tidak disukai. Sehingga terhadap Muslim lainnya mestinya saling
kita bisa menempatkan diri apabila kita merendah dan berlemah lembut. Sikap ini
bersamanya. dapat mengekalkan ukhuwah Islamiyah di
Kita akan memaklumi kekurangannya, seraya tengah mereka.
menutupi aibnya. Bahkan berupaya ikut Sedangkan takabbur dan meremehkan orang
memperbaikinya. Juga menghormati lain adalah sebab sebagian di antara umat
kelebihannya, mengambil manfaat darinya saling menjauhi dengan sebagian lainnya, yang
dengan cara menyampaikannya pada yang ini bisa jadi akan merenggangkan ukhuwah
lain. Islamiyah.
Dalam tataran ini, sudah tiada rasa iri, dengki, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
hasad dan prasangka buruk pada sesama mengingatkan kita dalam sabdanya:
َ َْأو َحى ِإلَ َّي َأ ْن َت َو
َأح ٌد َعلَى Apalagi jika hanya pada masalah furu’iyah
َ اض عُوا َحتَّى اَل َي ْف َخ َر
(cabang fikih), teknis, atau yang sifatnya
َأحد ىَل ع
َ د
ٌ َأح غ
ِ ب ي اَل و ٍ َأح
د duniawi. Semua no problem. Yang ada adalah
َ ْ
َ َ َ َ
husnuzan.
Artinya: “Allah mewahyukan kepadaku agar
Maka, naiklah pada level selanjutnya, yakni
kalian saling merendah diri agar tidak ada
Ta’awun (saling menolong). Ta’awun ini
seorang pun yang berbangga diri pada yang
hanya dapat dilakukan dengan niat yang tulus,
lain, dan agar tidak seorang pun berlaku zalim
hati yang bersih, pemikiran yang jernih, dan
pada yang lain.” (HR Muslim).
amal yang kontinyu.
Ketiga, Ta’awun (Saling Menolong)
Sehingga yang ada adalah saling membantu
Setelah mengenal dan memahami kedua belah antara sesama Muslim dalam kebaikan adalah
pihak dengan baik. Maka, sudah tidak ada kebahagiaan tersendiri. Membantu bukan lagi
masalah lagi dengan perbedaan di antara beban dan kebiasaan, tapi sudah merupakan
keduanya, yang bukan tataran aqidah tentunya. darah daging dan nafas kehidupan setiap
Muslim. Bagai satu anggota badan, yang Inilah ketinggian ukhuwah Islamiyah, rasa
saling menyayangi. sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika