Anda di halaman 1dari 7

 Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah  Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min

Islamiyah, persaudaraan dalam Islam adalah bersaudara karena itu damaikanlah


berdasarkan iman kepada Allah. Dengan antara kedua saudaramu dan bertakwalah
ukhuwah Islamiyah inilah, dapat melahirkan kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
rasa persatuan dan kesatuan orang-orang (QS Al-Hujurat [49]: 10).
beriman yang abadi.  Untuk mencapai indahnya ukhuwah Islamiyah,
 Ukhuwah Islamiyah yang diikat oleh Allah para ulama menyebutkan ada 5 (lima)
merupakan ikatan terkuat dan terhebat yang tingkatannya :
tiada tandingannya. Itulah sumber rahmat dan  Pertama, Ta’aruf (Saling Mengenal)
kasih sayang Allah.  Tahap awal adalah berkenalan, untuk lebih
 Allah menyebutkan disebutkan di dalam ayat- mengenal karakter individu masing-masing.
Nya:  Mulai dari mengenal secara fisik (jasadiyah),
ۡ ‫ ِإنَّ َم ا ٱ ُۡمل ۡؤ ِمنُ و َن ِإ ۡخ َو ۬ةٌ فََأ‬
‌ۡ‫صلِ ُحواْ بَ ۡي َن َأ َخ َو ۡي ُك ۚم‬ seperti badan, suara, tingkah laku, materi,
alamat, keluarga, pekerjaan, pendidikan,
‫َو َّٱت ُقواْ ٱللَّهَ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُمو َن‬ rumah dan lainnya.
 Selanjutnya, mengenal kejiwaan (nafsiyah)  Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami
yang ditekankan kepada upaya memahami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
kejiwaan seperti: karakter, emosi, dan tingkah seorang perempuan dan menjadikan kamu
laku. Termasuk mengenal pemikiran, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kecenderungan, visi dan misi hidupnya. kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
 Begitulah, satu manusia dengan manusia orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
lainnya, yang berbeda-beda dari segala sisinya, Allah ialah orang yang paling bertakwa di
diciptakan untuk saling mengenal. antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
 Allah menyebutkan di dalam ayat-Nya: Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-

ۡ‫َّاس ِإنَّا َخلَ ۡقنَٰـ ُكم ِّمن ذَ َك ۬ ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ۡلنَٰـ ُكم‬


ُ ‫ يَ ٰـَٓأيُّها ٱلن‬
Hujurat [49]: 13).
 Kedua, Tafahum (Saling Memahami)

‫ُش عُو ۬بًا َو َقبَٓا ِٕٮ َل لَِت َع َارفُ ٓو ْۚ‌ا ِإ َّن َأكر َم ُكمۡ ِعن َد ٱللَّ ِه‬  Setelah saling mengenal, baik secara jasadiyah
maupun nafsiyah. Maka menapak selanjutnya
‫يم َخبِي ۬ ٌر‬ ِ ۚ ۡ
ٌ ‫َأت َق ٰٮ ُكمۡ‌ ِإ َّن ٱللَّهَ َعل‬ pada tahapan saling memahami satu dengan
yang lainnya.
 Ini bukan sekedar kenal nama, alamat, fisik mukmin. Yang ada adalah saling merendahkan
dan pemikiran. Namun sudah sampai pada kita diri dan menghargai yang lain.
memahami kekurangan dan kelebihan saudara  Dalam Kitab Fiqih Adab (Fuad bin Abdil Aziz
kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang disukai Asy-Syalhub) dijelaskan bahwa sikap Muslim
dan paham mana yang tidak disukai. Sehingga terhadap Muslim lainnya mestinya saling
kita bisa menempatkan diri apabila kita merendah dan berlemah lembut. Sikap ini
bersamanya. dapat mengekalkan ukhuwah Islamiyah di
 Kita akan memaklumi kekurangannya, seraya tengah mereka.
menutupi aibnya. Bahkan berupaya ikut  Sedangkan takabbur dan meremehkan orang
memperbaikinya. Juga menghormati lain adalah sebab sebagian di antara umat
kelebihannya, mengambil manfaat darinya saling menjauhi dengan sebagian lainnya, yang
dengan cara menyampaikannya pada yang ini bisa jadi akan merenggangkan ukhuwah
lain. Islamiyah.
 Dalam tataran ini, sudah tiada rasa iri, dengki,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
hasad dan prasangka buruk pada sesama mengingatkan kita dalam sabdanya:
َ ‫ َْأو َحى ِإلَ َّي َأ ْن َت َو‬
‫َأح ٌد َعلَى‬  Apalagi jika hanya pada masalah furu’iyah
َ ‫اض عُوا َحتَّى اَل َي ْف َخ َر‬
(cabang fikih), teknis, atau yang sifatnya
‫َأحد‬ ‫ى‬َ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫د‬
ٌ ‫َأح‬ ‫غ‬
ِ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫اَل‬ ‫و‬ ٍ ‫َأح‬
‫د‬ duniawi. Semua no problem. Yang ada adalah
َ ْ
َ َ َ َ
husnuzan.
 Artinya: “Allah mewahyukan kepadaku agar
 Maka, naiklah pada level selanjutnya, yakni
kalian saling merendah diri agar tidak ada
Ta’awun (saling menolong). Ta’awun ini
seorang pun yang berbangga diri pada yang
hanya dapat dilakukan dengan niat yang tulus,
lain, dan agar tidak seorang pun berlaku zalim
hati yang bersih, pemikiran yang jernih, dan
pada yang lain.” (HR Muslim).
amal yang kontinyu.
 Ketiga, Ta’awun (Saling Menolong)
 Sehingga yang ada adalah saling membantu
 Setelah mengenal dan memahami kedua belah antara sesama Muslim dalam kebaikan adalah
pihak dengan baik. Maka, sudah tidak ada kebahagiaan tersendiri. Membantu bukan lagi
masalah lagi dengan perbedaan di antara beban dan kebiasaan, tapi sudah merupakan
keduanya, yang bukan tataran aqidah tentunya. darah daging dan nafas kehidupan setiap
Muslim. Bagai satu anggota badan, yang  Inilah ketinggian ukhuwah Islamiyah, rasa
saling menyayangi. sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika

،‫اح ِم ِه ْم‬‫ر‬ ‫ت‬


َ ‫و‬ ، ‫م‬ ِ
‫ه‬ ‫ف‬ ِ ‫ مثَل الْمْؤ ِمنِين فِي َتواد‬
ُِ‫ وَتع اط‬،‫ِّهم‬ ada saudara yang mempunyai masalah, maka
ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ
kita ikut menanggung dan menyelesaikan
‫اعى َس اِئُر‬ ْ ُ‫اش تَ َكى ِم ْن هُ ع‬
َ ‫ض ٌو تَ َد‬ ْ ‫ ِإ َذا‬،‫ْج َس ِد‬
َ ‫َمثَ ُل ال‬ masalahnya tersebut.
 Bukan sekedar simpati, tapi lebuh ke empati.
‫ْح َّمى‬
‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ِ
‫ر‬ ‫ه‬ ‫الس‬
َّ ِ‫ب‬ ِ ‫الْجس‬
‫د‬
ُ َ َ ََ Bukan semata prihatin dan ikut mendoakan,
tapi bergerak mengulurkan tangan, memberi
 Artinya: “Perumpamaan kaum mukmin dalam
bantuan, memudahkan dan melapangkan
sikap saling mencintai, mengasihi dan
urusan.
menyayangi, seumpama tubuh, jika satu
‫س‬ َّ َ‫ ن‬، ‫الد ْنيَا‬
‫ـف‬ ُّ ِ ‫َم ْن نَ َّـفس َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُك ْـربَةً ِم ْن ُك ر‬
‫ب‬ 
anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang َ َ َ
lain akan susah tidur atau merasakan demam.”
ِ ِ ‫اهلل عن ه ُكـربة ِمن ُكـر‬
(HR Muslim). َّ َ‫ َو َم ْن ي‬،‫ب َي ْوم ال ِْقيَ َام ِة‬
‫س َر‬ َ ْ ًَ ْ ُ َْ ُ
‫الد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬
 Keempat, Takaful (Saling Menanggung)
، ُّ ‫س َـر اهللُ َعلَْي ِه فِـي‬
َّ َ‫ ي‬، ‫َعلَـى ُم ْـع ِس ٍر‬
 Artinya: “Barangsiapa yang melapangkan satu tahapan kelimat ini, yaitu Itsar, mendahulukan
kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka orang lain dari pada diri sendiri.
Allah melapangkan darinya satu kesusahan di  Sebagai contoh, ketika dalam suatu perang,
hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan salah seorang sahabat sangat kehausan. Ia
(urusan) orang yang kesulitan, maka Allah hanya tinggal mempunyai satu kali jatah air
Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari untuk minum. Saat akan meminumnya,
kesulitan) di dunia dan akhirat.” (HR Muslim). terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan.
 Kelima, Itsar (Mendahulukan orang lain Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat
daripada diri sendiri) yang kehausan itu. Saat mau meminumnya,
 Ini adalah tingkatan tertinggi dalam tingkatan terdengar sahabat lain lagi yang merintih
ukhuwah Islamiyah, setelah 4 T (Ta’aruf, kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut
Tafahum, Fa’awun dan Takaful). kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai
 Sebenarnya, tingakatn 5 T saja sudah sangat air tersebut kembali kepada si pemilik air
baik dan mencukupi. Namun, dari kalangan pertama tadi. Akhirnya semua syahid.
sahabat memberikan teladan, hingga pada
 Juga ketika para sahabat Muhajirin, yang
berhijrah dari Makkah ke Madinah. Maka,
para sahabat Anshar menyediakan apa yang
dimilikinya untuk saudaranya.
 Cintanya pada saudaranya melebihi cintanya
pada dirinya sendiri. Seperti disebutkan di
dalam hadits:

ُّ ‫ب َأل ِخ ِيه َما يُ ِح‬


o ‫ب لَِن ْف ِس ِه‬ َّ ‫َأح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح‬ ِ
َ ‫ال ُيْؤ م ُن‬
 Artinya: “Tidak beriman seseorang di
antaramu hingga kamu mencintainya seperti
kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR Bukhari
dan Muslim).

Anda mungkin juga menyukai