Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang
masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat
beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.
Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik
Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak
pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala
pujian hanya milik Allah semata.
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada hadirin sekalian,
marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah
SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu
menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa
berzikir dan melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti kita senantiasa
melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa,
memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga akan menimbulkan
ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita.
ِّل ا اوقُّتا اُون َم آ َن يذل ّلا ا َهْيَأ َيَ هل لتاَقُت قّ َلَوَ َلّل إ ّن ُتُوََت مح َن وُم للسح ُم
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya
Puasa yang kita jalani saat ini mengandung pesan pokok yang mungkin kadang
kita lupakan, yakni menahan. Hal ini sesuai makna ash-shaum atau ash-shiyam
yang secara bahasa berarti al-imsak: menahan. Seperti kita tahu, secara fisik
orang yang berpuasa diwajibkan menahan makan dan minum serta hal-hal yang
dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Lebih jauh lagi, makna menahan di sini berarti pula menahan seluruh anggota
badan dari perbuatan maksiat dan menahan hati dari berpaling kepada selain
Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah pernah mengisyaratkan dalam sabdanya
bahwa banyak orang yang berpuasa hanya berhenti pada level menahan secara
fisik belaka, sehingga mereka tidak memiliki nilai apa pun kecuali sebatas lapar
dan dahaga. Hadirin yang semoga dirahmati Allah, Ramadhan adalah bulan
mulia. Namun, sering kita temui perbuatan-perbuatan tercela masih berseliweran
di sekitar kita. Mengapa? Karena kemuliaan Ramadhan adalah satu hal,
sedangkan perilaku manusia adalah hal lain. Sebab itu tidak heran, di bulan yang
disucikan ini, berita tentang kekerasan masih kita dengar di media.
Penganiayaan, perampasan hak, dan tindakan zalim lain yang merugikan orang
tidak otomatis berhenti dengan kehadiran bulan Ramadhan.
Seolah tanpa henti, kasus-kasus kekerasan fisik mampir di telinga dan mata kita
hampir setiap hari di berbagai media baik televisi, koran, portal daring, media
sosial, atau lainnya. Pemukulan kepada orang lain, penganiayaan orang tua
kepada anak, perampokan, pembegalan, pemerkosaan, pelecehan, dan sejenisnya
adalah berita kekerasan yang kerap melintas di hadapan kita.
Padahal, Al-Qur’an mengingatkan,
ا قّلَل ََبحل ا َّان َم ّر حل او فَ حلا بّلَر رَ َهَظ اَم اَه َن َطَب اَمَو
َ َ
ش ن مل ل
ي ْح ث َو َ ح َ َّ ا لح ُق
ح
Selain kekerasan fisik, bentuk lainnya adalah kekerasan verbal. Jenis kedua ini
memang tidak lebih populer tetapi justru yang paling sering terjadi dalam
praktik sehari-hari. Kekerasan verbal umumnya dilakukan dengan cara
menghina, menuduh tanpa bukti, memfitnah, memberi julukan negatif,
menyinggung atas dasar SARA, dan lain-lain. Kekerasan melalui perkataan,
tulisan, atau gambar seperti ini kadang dianggap lumrah karena tidak diketahui
secara langsung kerugian fisiknya. Yang diserang ada perasaan atau
psikologinya.
Memang tidak mudah mengelola hati dan seluruh anggota tubuh ini, mulai dari
mulut, mata, telinga, kemaluan, otak, tangan, hingga kaki. Namun justru di
situlah letak ujian puasa. Manusia digembleng untuk tidak hanya melawan
perihnya perut dan keringnya tenggorokan tapi juga melawan diri sendiri yang
dikuasai nafsu angkara.
Sudahkah hati dan seluruh anggota tubuh kita sabar dan kuat menapaki jalan
puasa yang hakiki? Sudah bersihkah akun media sosial kita dari perbuatan
menyakiti atau merugikan orang lain? Sejauh mana kita kita sabar menahan diri
untuk berkomentar atas apa yang tidak kita kuasai?
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi bahan evaluasi diri khatib pribadi dan
jamaah sekalian tentang kualitas puasa kita hingga detik ini. Masih ada
kesempatan untuk melakukan pembenahan, meningkatkan mutu ibadah, dan
memperkuat persaudaraan antarsesama. Semoga kita semua dikaruniai kekuatan
untuk menyelesaikan ujian Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.
تل رل كح ذّل مل ي كل ي ن ل عََف نوَ مح ُك َاب هل ي َن ل م ُك ف ن ل َك َر َِب
ح ح ح
َل ي لاَو لي ِل ح م ِح ل ُالل َلوَ ِل اٰرح قُ حلا ْلحرل َك
ْح ا ََ َٰل ح ا َّ لإَو ح لا
ل ل ِ ل ل ل بق ت و نل مل
ُ ّهن إُ لا َو ُه ُم ح لي َع حلا ُع لوح َق ُل وح ُقَأَو تس ح ََأف َ هّن إ َم حيظ َع لا َالل ّ َ َّ َ
ر فل اَذ َه حيمل س َُهت َو ل
ُ ّ
َلت مح ُك حنمل َو
م حيحل ّر لا رُوحُفَغلا َو ُه
ُ
KHUTBAH 2
ُ ُد َه شح َأ ن ح الل ّلَلإ ََهللإ َ َلُ َل ُهَد َ حيرل َهل لتعح مل ا لل ن د ِّللل ذل
ُ
ك ّ مل
َ حح َو َش لا َأ، حَب ص
َ ل لا ََ َر َمَأ يح َح
لل ِل َل ْح َا
حب
ِل
ِ
َُنّ َأ ُد َه شح اًد ّم َُم هُدُ هَد عح َب ّبَلن َ َل ُُهلوح سُ َرو
حبَع ََأ و
هاَد.ُ ص َع لَبت نح ؛ُد عح َب ا ّمَأ ح بّم هّلَلا لل َندل يس ىَلع دٍ مّ ُم هل لل آ َىلع و هل ل
َ َ َ ح َُ َ ّ ّ ُ
ُه َمَو َو ص
َ
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah
Saat ini semakin banyak kalangan muda Islam yang memiliki semangat dalam
beragama. Namun, ghirah keagamaan tersebut kerap diwarnai dengan sikap
yang berlebihan dan ekremitas, sehingga semakin banyak yang menuduh Islam
sebagai agama yang menganjurkan kekerasan dan terorisme.
Konsep amar maruf nahi mungkar menjadi salah satu konsep yang sering
dijadikan dalih untuk melakukan aksi kekerasan dengan bermain hakim sendiri.
Padahal, sekian banyak teks-teks keagamaan dalam Islam mengecam kekerasan.
Dalam kondisi seperti itu Allah memerintahkan umat Islam menahan diri untuk
menggunakan kekeuatan dan kekerasan, dan hanya diperkenankan untuk
membalas perbuatan dengan yang setimpal dan untuk mengembalikan situasi
kepada keadaan yang normal atau kembali seimbang.
Jika melihat asbabun nuzul atau sebab pewahyuan ayat tersebut akan tampak
jelas anjuran Alquran untuk menahan diri dalam menyikapi kekerasan kecuali
dalam keadaan terpaksa.
Namun, Allah tidak membiarkannya melakukan itu. Melalui wahyu seperti pada
ayat di atas Allah menetapkan metode pengendalian diri dalam peperangan.
Karena itu, janji tersebut tidak pernah dilaksanakan Rasulullah.
Yang terkakhir marilah kita berdoa agar selalu diberikan perlindungan oleh
Allah SWT. Dan juga Mudah-mudahan kita terhindar dari sifat kekerasan dan
terhindar dari tindakanan kekerasan.
سَ اًم لي سح
ْ
ا ولصَ ت اوّمل َ ب َي َن يذلا ا َهْيأ اون َماء هل لي ع َن وْلصي َُهتكئَلمو َالل ّن إ
و ِل لنلا ىلع
ّ
ت ل ّم ُهّللا ل دٍ ّم ُم َندل ّيس ىلع ل ل اء ىلعوّيلص ا َم ك دٍ ّم ُم َندل ّيس
َم يهارب إ َند ّيس ىلع َ ّ
صَ
م ل ل اء ىلعو كح رل ِبو ميهاربإ َندل يس دٍ م م َندل يس ىلع ل ل اء ىلعو ك ر ِب ام ك دٍ
ت
َ ع لى ّ حَ َ ُّ ّ ّ
ُم
ك. حم ي د مج ي د ّ إب ر ا ه ي م و ع لى اء نإ م يهاربإ َندل يس لل
َ ر ر َ ّ َ
م لح لل ر فل غح ا م ي مل م ام لت ،ي لنملؤ م انلمؤ م م ه نمل ءل ايح او مَِل او ك ّنلإ ،تل
ُ َ َْ ح ح ُ َ ح ُ ح ُ ح َ ح َ ح ح َ َ ُ ح ّ َْ ح
َلِ ا تل حلاوَ حلاَو س هّللا للس حلاو لل
ح ح َ ح َُ
بر حيرلَق عر حيمجُل ا َو َع ّد لا لت.
ب يسل
ُ َ حَ
ن ار اغصل
ًَ ب وح ُنذ َان حيَد للاو اَم ُه ححمَ رح اَم َ ا ل لانب و نُذ اَنلر فل غح ا مّ هّ
ُ ََ ح َ ح
َ
ا َو َك ََ َايّب َر وَ
ن ن ل َلَو َع حََت ف َانل ب ُولُق ن يذلّلّلل اُون َم آ َانّب َر حخ و ا نر فل غح ا انّبر اَنل ن يذلّلا انل
َ َ َ َ ح ََ َ َ
ًل ِل ل َايمل س
ل ََوُقَب َ
ح
َ غل ِلح ب ِل لَو
ّ
ِل
ك ّنلإ فر مر يحلّر َ
وؤَُر
ن نوكُ نَل ان حم ر ن ْح ا ن يرل س ل
َ َّ َ َ ح َ ح َ
َال تو مل
ََ
َاَنل رح فل حغَت حَّل ن ل إَو َانس ُفَنأ َانمح َلظ َانّبَر
َ
ب ا لنا لر ع ذ ا و ق اي ند لا ةنس ةل ر خلَِل ا ةنس انل
َ
َ ح ّ َ ًَ َ ح َ ًَ َ َ َ ّ َ
ف حَ ح
َ ف
ِلَو ِل َانلتَاء َانَبَر
ركنلماو ءاشحفال نع يهنيو برقال يذ ءاتياو ناسحلَاو لدعل ِب رميأ الل نا ،الل دابع الل ركذلو مكطعي هلضف
نم هولأساو مكركذي ميظعال الل اوركذاف نوركذت مكلعل يغبلاو بَكا