Anda di halaman 1dari 19

PENGABDIAN MASYARAKAT

PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT

(IMPLANT) DI DESA BANDAR TINGGI

KECAMATAN RANTAU SELATAN

KABUPATEN LABUHANBATU

TAHUN 2018

RIKA HANDAYANI,SST.M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU

TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini

merupakan masalah yang cukup serius, karena pertumbuhan penduduk yang tinggi

sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usaha

mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga negaranya seperti Indonesia dan

negara – negara lainnya. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 yang berjumlah

220.000.000 jiwa meningkat mejadi 270.000.000 jiwa pada tahun 2015. Untuk

mengendalikan jumlah penduduk yang besar, dengan laju pertumbuhan penduduk yang

relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu Program Keluarga Berencana

(KepMenkes, 2011).

Hal yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional, yaitu dengan

pemberian konseling. Konseling merupakan aspek penting dalam Keluarga Berencana

(KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas

membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

digunakan sesuai dengan pilihannya. Maka dengan adanya konseling mengenai keluarga

berencana, diharapkan mampu menambah pengetahuan dan perubahan sikap dalam ber-

KB sehingga klien dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

kontrasepsi, sehingga calon peserta KB dapat menentukan pilihan kontrasepsi yang

dikehendaki dan sesuai dengan kondisi kesehatannya (Siswanto, 2010)

Salah satu strategi dalam upaya menurunkan tingkat fertilitas adalah melalui

penggunaan kontrasepsi guna mencegah terjadinya kehamilan. Alat kontrasepsi yang

memiliki efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan adalah kontrasepsi jangka
panjang. Implan merupakan salah satu jenis alat kontrasespi jangka panjang yang aman

dan sangat efektif dalam upaya menjarangkan kehamilan.

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, bahwa

kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik (31,9%), pil (13,6%), AKDR (3,9%),

MOW (3,2%), kondom (1,8%) dan MOP (0,2%). Dapat dilihat bahwa persentase

peserta KB MKJP masih tergolong rendah yang berarti pencapaian target program dan

kenyataan dilapangan masih berjarak lebar. Prevalensi peserta AKDR menurun selama

20 tahun terakhir, dari 13,3% pada tahun 1991 menjadi 4,9% pada tahun 2011

(Depertemen kesehatan dan BKKBN, 2012).

Menurut data Sumatera Utara pada tahun 2012 tercatat peserta KB ( Keluarga

Berencana ) yang aktif sekitar 68,45% yaitu 1.509.109 pasangan. Untuk Kontrasepsi

MOW ( Metode Kontrasepsi Wanita ) ( 7,48%), MOP ( Metode Operasi Pria) (0,4%),

IUD (Intra Uterine Devices) ( 10,06%), Implant ( 9,35% ), Suntik (32,09%), Pil

(32.07%), Kondom (6,65%) (BKKBN Sumatera Utara, 2012 )

Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi keenam dengan jumlah penduduk

terbanyak di Indonesia dan Provinsi berpenduduk terbesar di luar Pulau Jawa.

Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu yang jumlah penduduknya terus

meningkat. Berdasarkan data hasil Sensus dan Survei yang telah dilakukan pada tahun

2007 lalu, di targetkan data jumlah Penduduk Labuhanbatu adalah 1.003.000 jiwa

hingga akhirnya ditahun 2012 meningkat 1.095.000 jiwa (Sensus Penduduk, 2012).

Berdasarkan data dari BP2KB Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 akseptor

KB intra uterinedevices pada bulan Januari sampai bulan Desember jumlahnya

menurun dari 202 orang di tahun 2014 menjadi 130 orang di tahun 2015. Dari data di
atas pengguna KB Implan berada pada urutan ke- 4 dalam pemakaian Kontrasepsi di

Labuhanbatu. Dari sembilan Kecamatan yang ada di Labuhanbatu hanya ada tiga

kecamatan yang mencapai sasaran pemakaian alat kontrasepsi Implan seperti pangkatan

target 150 pencapaian 179 sekitar 119,33%, Bilah Barat target 208 pencapaian 239

sekitar 114,90%, Panai Hilir target 75 pencapaian 85 sekitar 113,33%. Adapun 6

kecamatan seperti: Bilah Hulu, Rantau Utara, Panai Tengah, Rantau Selatan, Bilah Hilir

dan Panai Hulu berada di bawah rata – rata pencapain.

Salah satu strategi dari pelaksanaan program Keluarga Berencana ( KB ) sendiri

seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-

2014. Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) salah satunya adalah Implan yang merupakan

salah satu cara efektif. Hal ini dikarenakan tingkat keefektifannya cukup tinggi

(BKKBN, 2012)

II. Nama dan Tema Kegiatan

Pengabdian Masyarakat “ Pemasangan implan ”

III. Waktu Kegiatan

Hari/Tanggal : Selasa 30Januari 2018

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Balai desa,Desa Bandar Tinggi


IV. Peserta

Peserta merupakan Pus ( Pasangan Uisa Subur ) yang terdaftar di Kelurahan

Sirandorung , tidak dalam keadaan hamil dan yang tidak memakai alat kontrasepsi

jangka panjang.

V. Pelaksana

Pelaksana dalam pemasangan kontrasepsi implan adalah Rika

Handayani,SST.M.Kes selaku Dosen tetap di Akademi Kebidanan Ika Bina

Labuhanbatu dan dibantu oleh beberapa mahasiswa dan pihak DP2KB.

VI. Dukungan

Kepala Puskesmas Lingga Tiga

VII. BIAYA
1. Obat - obatan : Rp. 500.000,-
2. Konsumsi
- Snack : 30 kotak x Rp.6000 : Rp. 180.000,-

- Nasi kotak : 30 x Rp. 20.000 : Rp. 600.000,-

- Aqua 600 ml : 30 x Rp. 4.000 : Rp. 120.000,-

3. Dokumentasi : Rp. 100.000,-

4. Transportasi : Rp. 300.000,-

5. Biaya tak terduga : Rp. 300.000,-


Total : Rp. 2.100.000,
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/IMPLANT)

Alat Kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi yang di

susukan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implan dengan nama

dagang “NORPLANT”. Implan terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul

silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36mg.

Jenis lain dari AKBK adalah jadelledan Implanonyang sudah banyak di pasarkan di

eropa. Jadelle adalah AKBK 2 batang yang melepaskan levonorgestrel (sekitar 35

ig/hari hingga 18 bulan), memiliki profil farmakologis dan klinis identik dengan

norplant. Kegunaan utama dari jadelle adalah pemasangannya lebih mudah di

bandingkan norplant.

Implanon adalah sistem satu batang yang melepaskan levonorgestrel dengan dosis

yang bertahap, yaitu 60-70 ig/hari pada bulan pertama pemasangan, 35-45 ig/hari pada

akhir tahun pertama pemasangan, sampai 25-30 ig/hari pada akhir tahun ke tiga.

Implanon ini mudah dalam pemasangan maupun pengeluaran. Serta memiliki profil

farmakologis dan klinis yang sangat baik.

B. Cara kerja Impant/AKBK

Dengan disusupkannya kapsul statistik implant dibawah kulit, maka setiap hari

dilepaskan secara tetap sejumlah levonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi

dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silasik tersebut.


Besar kecilnya levonorgestrel tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik

dan ketebalan dari dinding tersebut. Satu sel implan yang terdiri dari 2, 4 atau 6 kapsul

dapat bekerja secara efektif selama tulisan lima tahun. Sedangkan jedelle dan implanon

efektif selama 1-3 tahun.

Cara kerja dalam mencegah kehamilan, dengan dilepaskannya hormon

levonorgestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implan dalam mencegah

kehamilan pada dasarnya hampir sama dengan pil dan suntik yang terdiri dari 3

mekanisme dasar yaitu:

a. Menghambat terjadinya ovulasi

b. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi

c. Mempertebal lendir serviks

d. Menipiskan lapisan endometrium.

Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalan teoritis 0,2%, dalam praktek 1-3%.

C. Keuntungan dan Kekurangan  Impant

Keuntungan Implant:

a. Tidak menekan produksi ASI

b. Praktis, efektif

c. Tidak ada faktor luka

d. Masa pakai jangka panjang (5 tahun)

e. Membantu mencegah anemia

f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan implant.


Kekurangan Implant

a. Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang tetlatih

b. Implan lebih mahal daripada pil KB atau suntikan dan cara KB jangka pendek

lainnya

c. Implan sering mengubah pola haid

d. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri

e. Beberapa wanita mungkin enggan menggunakan cara yang belum dikenalnya

f. Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit

D. Cara pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (Impant)

a. Persiapan peralatan :

1. Satu unit implant steril terdiri dari satu atau beberapa kapsul

2. Cairan antiseptik secukupnya

3. Obat anastesi lokal : lidokain 2%

4. Spuit 5-10cc dan jarum suntik ukuran 21 dan 22

5. Skapel atau bisturi bayonet ukuran nomer 11 atau 15

6. Troikard implant no 10

7. Plester band aid atau semacamnya

8. Sepasang sarung tangan steril

9. Kain penutup steril

10. Kassa dan perban steril


b. Cara pemasangan

1. Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 hari

setelah menstruasi

2. Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk selama pemasangan

implant untuk mempermudah pemasangan. Tempat tidur atau meja ditutup

dengan linen yang bersih

3. Pemasangan dilaksanakan lengan kiri karena merupakan tempat terbaik

untuk pemasangan

4. Lengan kiri di letakan lurus setinggi pundak

5. Tentukan daerah pmasangan biasanya sekitar 8-10 cm diatas lipat siku.

Lakukan pecucian hama pada daerah yang akan dilakukan tindakan dan

sekitarnya

6. Lakukan anstesi lokal ditempat insersi dan dengan arah seperti kipas

sepanjang 4-4,5cm dengan pembius lokal

7. Lakukan sayatan melintang selebar 2-3mm di tempat suntikan, agar luka

tidak dijahit dan nengurangi kemungkina infeksi

8. Tusukan trokar melalui sayatan kebawah kulit, perhatikan tanda batasnya

dan tusukan sampai tanda batas dekat pangkal trokar

9. Keluarkan batang dalam trokar dan masukan kapsul implant kedalam batang

luar trokar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan

batang pendorong sampai terasa ada tahanan

10. Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trokar pelahan-lahan sepanjang

batang pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar
kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan

meraba ujung trokar drngan jari

11. Raba implan yang tepasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi

sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujung-ujungnya dari sayatan.

Pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai kipas, sehingga ke 6

kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antiseptik, tutup dengan

plester dan kassa steril kemudian balut dengan perban.

E. Cara pencabutan implant

a. Peralatan

Peralatan pencabutan implat sama dengan pemasangan implant, namun

ditambah arteri klem pean lurus/ bengkok dan kapas alkohol 70%

b. cara pencabutan implant

1. Atur posisi pasien berbaring horizontal selama pencabutan.

2. Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan pencucian hamaan

didaerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan anstesi lokal pada tempat insersi

dengan bentuk seperti kipas dengan cairan membius lokal

3. Lakukan sayatan 2-3mm, agar luka tidak perlu di jahit dan menguragi

kemungkinan infeksi

4. Tekan implant dengan jari ke arah sayatan setelah ujung tampak kemudian

jepit dengan pean dan tarik keluar

5. Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan

menggunakan skapel
6. Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar

implant perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama

sampai semua implant dikeluarkan

7. Rapatkan luka, tutup dengan plester kassa steril dan balut dengan perban

F. Hal-hal yang harus diperhatikan

1. Akseptor sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal 3

hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan

infeksi.

2. Setelah pemasangan akseptor dapat langsung bekerja.

3. Jadwal pemeriksaan ulang, 1 minggu setelah pemasangan implant, bila ada

keluhan, setahun sekali dan bila akseptor akan pindah alamat.

4. Setelah 5 tahun pemakaian, implant dapat dicabut.

G. Jenis jenis implant

Terdapat 3 jenis implant,yaitu :

1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm

dengan diameter 2,4 mm yang di isi dengan 36 mg levonogestrel dan lama

kerjanya 5 tahun.

2. Implanon dan sinoplant


Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm dan

diameter 2 mm,yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dengan

lama kerjanya 5 tahun.

H. Kontra indikasi implan

1. Hamil atau di duga hamil

2. Perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui sebabnya

3. Tumor atau keganasan.

4. Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

I. Indikasi

1. Pemakaian KB dalam jangka waktu yang lama

2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak

terlalu dekat.

3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

J. Efek samping dan cara penanggulangannya

1. Gangguan haid (amenorehead dan meteharorhagie)

2. Depresi

3. Keputihan
4. Jerawat

5. Perubahan libido

6. Perubahan BB

7. Hematoma

8. Infeksi
BAB III

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : AKBK ( IMPLAN )

Sub Topik : AKBK ( IMPLAN )

a. Pengertian

b. Jenis – Jenis AKBK

c. Efektifitas

d. Mekanisme Kerja AKBK

e. Keuntungan

f. Kerugian

g. Indikasi

h. Kontra Indikasi Pemakaian AKBK

i. Cara Pemasangan AKBK

Sasaran : Pasangan usia subur

Tanggal/Waktu : Selasa, 30 Januari 2018 / 10.00 wib

Tempat : Di Balai desa, Desa Bandar Tinggi

A. Tujuan

1. Tujuan instruksional umum

Setelah diberikan konseling KB 45 menit pasangan usia subur dapat memahami dalam

menggunakan kontrasepsi AKBK

2. Tujuan instruksinal khusus

Setelah diberikan penyuluhan keluarga mampu:

a. Menyebutkan Pengertian AKBK


b. Menjelaskan macam-macam AKBK

c. Menjelaskan pengertian AKBK, Implan, kontap, tubektomi, vasektomi

d. Menjelaskan efek samping dari kontrasepsi AKBK, Implan, kontap, tubektomi,

vasektomi

e. Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi AKBK, Implan, kontap,

tubektomi, vasektomi

B. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

C. Media : Alat bantu pengambilan keputusan

D. Materi

1. Pengertian AKBK

2. Menjelaskan macam-macam AKBK

3. Menjelaskan pengertian AKBK,

4. Menjelaskan efek samping dari kontrasepsi AKBK,

5. Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi AKBK,


DAFTAR PUSTAKA
- Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono.
Jakarta : YBS-SP
- Ragam Metode Kontrasepsi. Prawirohardjo. 2008. Jakarta : YBS-SP
- Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Hartanto, Hanafi. 2004. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
- Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol. 1. Varney, dkk. 2007. Jakarta : EGC
- Obstetri. William, dkk. 2006. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai