Anda di halaman 1dari 3

Skenario 2: Demam Idiopatik

Debid, laki-laki usia 8 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena demam sejak pulang sekolah.
Dokter memberinya obat penurun panas. Menurut Dokter, penyebab demam Debid belum jelas, bila
belum sembuh ia diminta dokter untuk kembali 3 hari lagi. Hari ini Debid dibawa lagi ke puskesmas.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 122 kali/menit, frekuensi nafas 20
kali/menit, suhu 39,2oC, Rumple leede positif. Mengingat Debid baru saja pulang dari daerah endemik
malaria, dokter juga membuat sediaan apus darah tebal dan tipis. Dari pemeriksaan laboratorium
ditemukan Hb 14 g/dL, hematokrit 42%, leukosit 3.600/mm3, trombosit 96.000/mm3, tidak ditemukan
Plasmodium pada sediaan apus darah.

Dokter merujuk Debid ke rumah sakit untuk penatalaksanaan lebih lanjut dan meminta izin
untuk pemasangan infus. Namun, ibu Debid keberatan karena ia juga mengurus adik-adik Debid yang
masih kecil, sedangkan suaminya belum sembuh dari sakit chikungunya yang ia derita sejak sepekan
yang lalu. Ibu Debid berharap Debid tidak dirujuk. Setelah dokter menjelaskan tentang kemungkinan
yang terjadi apabila Debid tidak dibawa ke rumah sakit, barulah ibu Debid bersedia dirujuk.

Sebagai mahasiswa kedokteran, bagaimana anda menjelaskan tentang penyakit Debid dan
keluarga?

Step 1

1. Rumple leede : Test rumple leed atau yang biasa dikenal dengan tes kerapuhan kapiler
merupakan metode diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada
pasien. Tes ini menilai kerapuhan dinding kapiler dan digunakan untuk mengidentifikasi
trombositopenia. Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi. Pada pasien DBD
tes ini memberikan hasil positif yang pasti dengan adanya 20 atau lebih petechiae
2. Daerah endemic : Endemis adalah istilah yang dipakai pada penyakit-penyakit yang sudah lama
ada disuatu tempat, istilah ini dipakai juga untuk keberadaan mahluk hidup tertentu misalnya
tumbuhan atau binatang yang sudah lama berada disuatu tempat dimana saja dimuka bumi ini.
3. Malaria : Malaria adalah penyakit yang menyerang sel darah merah disebabkan oleh parasit
plasmodium ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang
terinfeksi.
4. Sediaan apus darah tebal :
5. Sediaan apus darah tepi :
6. Plasmodium : genus sporozoa yang bersifat parasit pada sel darah merah hewan dan manusia.
Empat spesies, P. falciparum, P. malariae, P. ovale, dan P. vivax, menyebabkan empat jenis
malaria spesifik pada manusia.
7. Chikungunya : jenis penyakit menular dengan gejala utama demam mendadak, nyeri persendian
terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam
(bintik-bintik kemerahan) pada kulit yang disebabkan oleh virus jenis Chikungunya, Genus
Alphavirus, Famili Togaviridae. Demam chikungunya adalah penyakit disebabkan oleh virus yang
ditularkan ke manusia melalui nyamuk genus Aedes.
8. Rujuk :

Step 2

1. mengapa dokter memerintahkan debid untuk Kembali dalam 3 hari?


2. Bagaimana interpretasi dan indikasi pemeriksaan fisik dari demid
3. Mengapa bisa terjadi rumple leed positif? Apa fungsi dan kegunaan rumple leed?
4. Mengapa dokter membuat sediaan apus darah tebal dan tipis?
5. Apa perbedaan sediaan darah tebal dan tipis?
6. Bagaimana interpretasi dan indikasi pemeriksaan laboratorium dari demid?
7. Mengapa dokter hendak merujuk ke rumah sakit dan meminta izin memasang infus?
8. Apakah ada hubungan antara sakit debid dengan cikungunya yang diderita ayahnya?
9. Apa saja kemungkinan yang akan terjadi bila tidak dirujuk ke rumah sakit dan diinfus?
10. Apakah demid perlu dirujuk ke rumah sakit dan diberi infus?

Step 3

1. .
2. TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 122 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 39,2oC.
Dari hasil pemeriksaan itu, didapat hasil bahwa TD normal, Nadi cepat, nafas normal, dan suhu
tinggi. Indikasi dari hasil lab ini adalah diduga demid menderita demam. Nadi tinggi diduga
merupakan kompensasi tubuh untuk melawan kuman. Diketahui nilai normal dari pemeriksaan
fisik adalah TD 120/80, nadi 60-100, nafas 12-20, dan suhu 36,5-37,5.
3. pemeriksaan klinis sederhana yang direkomendasikan WHO dalam skrining awal
pasien probable dengue. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai prediktor aktivitas
hemostasis platelet, mengukur tingkat kerapuhan kapiler, serta untuk mengevaluasi adanya
penurunan jumlah platelet dan fungsinya.  tes ini sebagai salah satu kriteria untuk mendiagnosis
infeksi dengue dan menentukan derajat demam berdarah dengue.  Selain pada infeksi dengue,
pemeriksaan ini juga bisa ditemukan positif pada immune thrombocytopenic purpura,
trombositopenia, dan sindroma Cushing.

Rumple leed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya ptekee (bintik
merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya pembuluh darah kapiler, sehingga
pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh karena itu tujuan rumpled test adalah untuk
mengetahui lebih awal adanya ptekee. Rumus yang dipakai adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalu
tahan 5 – 10 menit. jika terdapat sepuluh atau lebih bintik merah, maka dikatakan rumpled test
positif, jika kurang maka disebut rumpled test negative.
4. Sediaan hapus darah tebal dan tiis dilakukan untuk diagnosis penyakit dan mengetahui derajat
keparahan penyakit. Pada pemeriksaan darah tipis, dapat dilihat bentuk dan morflogi dari
pathogen penyebab penyakit. Sehingga kita bisa menentukan jenis dan melakukan terapi yang
tepat. Pada kasus pemeriksaan darah tebal, kita sulit melihat morfologi dan jenis pathogen
namun, kita dapat menentukan seberapa parah derajat penyait yang diderita melalui
penghitngan jumlah parasite per lapangan pandang, sehingga mampu melakukan Tindakan yang
tepat dan mencegah hal yang buruk
5. Perbedaan dari darah tebal dan tipis adalah dari teknik dan fungsinya
6. ditemukan Hb 14 g/dL, hematokrit 42%, leukosit 3.600/mm3, trombosit 96.000/mm3, tidak
ditemukan Plasmodium pada sediaan apus darah
diketahui Hb normal, hematokrit tinggi (33-38), leukosit rendah (5000-11000), trombosit
rendah(150k-200k).
7. .
8. Ayah debid menderita chikunhunya dimana vektor dari chikungunya adalah nyamuk aedes. Hal
ini dapat memungkinkan jima debid juga terkena nyamuk yang sama dimana memungkinkan
terkena gigitan nyamuk aedes
9. Untuk mencegah komplikasi dari dbd. Seperti edema pada paru yang menyebabkan efusi pleura
dll. Selain itu juga untuk mencegah encephalopathy dengue dan semacamnya.
10. Untuk saat ini, diperlukan dikarenakan pasien harus dimonitor gejala klinis dan laboratorium.
Seperti perhatikan tanda syok, palpasi hati setiap saat, ukur diuresis seiap hari, awasi
perdarahan, periksa Hb, Ht, dan trombosit tiap 6-12 jam. Apabila ada gangguan minum, maka
diberi infus.

Step 4

Anda mungkin juga menyukai