Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KELOMPOK A2

MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN ANAK II

SKENARIO 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2018
PENYUSUN

1. FEBRINA NUR SAFITRI KETUA (04164304)


2. FITRI NURJANAH SEKRETARIS (04164305)
3. FATIMAH CHANDRA MURTI ANGGOTA (04164303)
4. FITRI PAOINUR ANGGOTA (04164306)
5. HUSNA KARIMAH ANGGOTA (04164308)
6. INTAN ADILATUL MUNA ANGGOTA (04164309)
7. ISTIANAWATI ANGGOTA (04164310)
8. LILIS RATNA YUNITA ANGGOTA (04164312)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penulisan Kasus

“Kulit Anak Saya Kok Bintik-bintik Merah?”

Seorang laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena demam
sudah 3 hari, dan muncul beberapa bintik merah di kulit. Gejalayang dirasakan antara
lain: badan lemas, malaise, sakit kepala dan mual-mualsesekali muntah serta tidak
nafsu makan. Dari hasil pemeriksaan perawat didapatkan: suhu 39°C, RR: 21
kali/menit, HR: 102 kali/menit dan TD: 125/80 mmHg, epistaksis, hasil tes rumpelide
dinyatakan (+). Pasien tersebt dicurigai mengalami DHF atau tipoid sehingga
dilakukan pemeriksaan darah: trombosit dan hematokrit. Orang tua terlihat cemas dan
sering bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya.

B. Daftar Kata Sulit


1. Malaise
2. Epistaksis
3. Tes rumpelide
4. Trombosit
5. Hematokrit
6. DHF

C. Daftar Pertanyaan
1. Apa hubungan antara epistaksis dengan DBD?
2. Apa saja gejala DHF yang lain selain yang disebutkan di kasus?
3. Apa perbedaan DHF dan tipoid?
4. Hasil pemeriksaan di kasus normal atau tidak?
5. Apa yang menyebabkan anak tersebut menjadi panas
6. Bagaimana cara pencegahan yang bisa dilakukan di rumah?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan non-medis?
8. Bagaimana cara perawat menangani tingkah orang tua klien yang tampak cemas
dan selalu bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya?
BAB II
HASIL

A. Klarifikasi Istilah
1. Malaise
Yaitu rasa kurang sehat, dimana badan terasa lemah, lelah, letih, lesu dan lunglai
(5 L), serta nyeri yang menyebar dimana tanda-tanda tersebut merupakan gejala
sebuah penyakit.
2. Epistaksis
Disebut juga mimisan yaitu terjadi pecahnya pembuluh darah di hidung yang
menyebabkan keluarnya darah dari hidung.
3. Tes rumpelide
Yaitu suatu test untuk mendeteksi dini adanya DHF/DBD dengan cara pasien
ditensi, setelah didapatkan sistole dan diastole, maka angka sistole dan diastole
ditambah dan dibagi 2. Hasilnya digunakan untuk menensi lagi dengan cara
dikunci dan ditahan selama 5 menit. Kemudian di bawah siku dikasih tanda
menggunakan hepafix yang tengahnya dilubangi. Apabila dalam lubang tersebut
terdapat bintik-bintik merah (petekie) maka artinya pasien tersebut positif
mengalami DHF/DBD.
4. Trombosit
Disebut juga keping darah, yaitu salah satu sel darah yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah. Apabila kadar trombosit <100.000/ml maka akan
mengakibatkan perdarahan karena proses pembekuan darah terganggu (kurang
optimal).
5. Hematokrit
Yaitu perbandingan antara sel darah merah dan volume sel darah merah.
6. DHF
DHF (Dengue Hemorragic Fever) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan
melalui nyamuk Aides aegepty.

B. Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan dari Kasus
1. Apa hubungan antara epistaksis dengan DBD?
Pada pasien dengan DBD, angka trombositnya rendah (<100.000/ml), sehingga
darah sukar membek, akibatnya terjadi perdarahan yang keluar dari hidung
(epistaksis)
2. Apa saja gejala DHF yang lain selain yang disebutkan di kasus?
a. Demam sepanjang hari naik turun
b. Nyeri di daerah mata dan punggung
c. Terjadi perdarahan (hidung ataupun gusi)
d. Nyeri otot
e. DBD klasik: demam berlangsung 4-7 hari setelah tergigit nyamuk Aides
aegepty
f. DHF: terjadi kerusakan pembuluh darah, dimana terjadi perdarahan yang
keluar melalui hidung ata pun gusi yang akan bisa mengakibatkan syok
sindrom.
3. Apa perbedaan DHF dan tipoid?
No. DHF Typoid
1 Disebabkan oleh nyamuk Aides Disebabkan oleh bakteri Salmonella
aegepty typhi
2 Hasil test rumplied + Hasil test rumplied -
3 Terjadi saat musim hujan Terjadi pada kondisi lingkungan
yang kurang bersih
4 Bisa mengakibatkan syok meski Akan mengakibatkan syok apabila
belum terjadi komplikasi yang sudah terjadi komplikasi yang parah
parah
5 Tanda khas: terjadi diare karena
menyerang saluran pencernaan
6 Demam sepanjang hari Demam kadang-kadang dalam sehari
(pagi atau siang atau malam)
7 Nyeri di mata Nyeri di belakang kepala
8 Demam tidak sampai mencapai Demam mencapai 40°C
40°C
9 Lebih berbahaya/mematikan Apabila ditangani dengan cepat dan
tepat, bisa lebih cepat sembuh
4. Hasil pemeriksaan di kasus normal atau tidak?
Tidak normal:
a. Suhu: melebihi normal
b. HR: melebihi normal
c. Tes rumplied + (mengalami DHF/DBD)
5. Apa yang menyebabkan anak tersebut menjadi panas?
Panas yang terjadi merupakan respon tubuh terhadap penyakit. Karena tubuh
kemasukan benda asing (virus Dengue), maka tubuh merespon dengan melakukan
perlawanan terhadap virus tersebut dalam rangka untuk mematikan virus tersebut
dengan cara meningkatkan suhu tubuh.
6. Bagaimana cara pencegahan yang bisa dilakukan di rumah?
a. Menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
b. Melaksanakan 3M (menguras bak mandi, menutup air dan mengubur sampah)
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Membakar sampah
e. Tidak menggantung baju untuk mencegah bersarangnya nyamuk
f. Memakai lotion anti nyamuk
g. Di tempat penampungan air dikasih cupang agar ketika ada telur nyamuk, telur
tersebut akan dimakan cupang tersebut.
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan non-medis?
a. Medis
1) Melakukan test rumplied
2) Melakukan test laboratorium dan test darah
3) Memberikan obat-obatan (seperti obat antipiretik dan obat penurun panas)
b. Non-medis
1) Kompres hangat, minum jus jambu, makan makanan yang bisa
meningkatkan kadar trombosit seperti hati ayam, jeroan, dll.
8. Bagaimana cara perawat menangani tingkah orang tua klien yang tampak cemas
dan selalu bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya?
a. Memberikan edukasi pada kedua orang tua pasien
b. Melakukan pendekatan dengan orang tua pasien
c. Membina hubungan saling percaya (BHSP).
Pertanyaan LO

1. IRK
a. Q.S. Ar-Rum:41

Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa segala kersakan itu bersal
dari diri manusia. Seperti timbulnya penyakit DBD disebabkan oleh perbuatan
manusia, salah satunya karena manusia kurang menjaga lingkungan, sehingga
nyamuk Aedes aegepty yang termasuk vektor penyakit DBD berkembang.
b. Hadis Jabir ra: demam menghapus dosa jadi jangan dicela karena datang dari
Allah swt.
c. Hadis riwayat Ahmad: Allah menciptakan nyamuk dengan tujuan tertentu,
salah satunya sebagai pelajaran bagi manusia seperti nyamuk Aedes sebagai
vektor DBD. Nyamuk walaupun kecil memiliki resiko besar. Kita sebagai
manusia dilarang meremehkan hal kecil, seperti nyamuk.
2. Definisi DBD
a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan. (Yusriana, Chintia Sari, 2010).
b. DBD atau demam berdarah dengue (DHF/Dengue Haemorrhagic Fever)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis: demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai leukopenia ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sedangkan sindrom
renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) adalah demam berdarah dengue
yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudoyo Aru, dkk, 2009 dalam buku Aplikasi
NANDA NIC-NOC).
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue:
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih 1. Leukopenia
tanda: myalgia, sakit kepala, 2. Trombositopenia,
nyeri retroorbital, artralgia tidak ditemukan
bukti ada kebocoran
plasma
3. Serologi dengue
positif
DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia
bendung positif (<100.000/ml), bukti: ada
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah
perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai TD dan
nadi tidak teratur
c. DBD atau DHF yaitu suatu infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut,
ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran UI).
3. Etiologi
a. Virus Dengue
Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga falviridae. Terdapat 4
serotipe virus, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Di Indonesia
ditemukan keempat DEN tersebut dengan DEN-3 merupakan serotype
terbanyak. Jika terinfeksi salah satu serotipe tersebut akan menimbulkan
antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan. Sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain (Sudoyo Aru,
dkk, 2009 dalam buku Aplikasi NANDA NIC-NOC).
4. Manifestasi Klinis
Berdasarkan kriteria WHO dalam buku aplikasi NANDA NIC-NOC, DBD
ditegakkan apabila semua hal dibawah ini dipenuhi:
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifastik
b. Manifestasi perdarahan, berupa:
1) Uji torniquet positif
2) Petekie, ekimosis, atau purpura
3) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekas suntikan
4) Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.000/ml
d. Kebocoran plasma, ditandai:
1) Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis
kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
3) Tanda kebocoran plasma, seperti:
a) Hipoproteinemi
b) Asites
c) Efusi pleura
Klasifikasi derajad DBD menurut WHO:
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet positif
Derajat 2 Derajat disertai perdarahan spontan dikulit dan/ perdarahan lain
Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu: nadi cepat dan
lembut, tekanan nadi turun (≤20 mmHg) atau hipotensi disertai
kulit dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah
Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba, TD tidak dapat diukur
Sumber : BA infeksi dan pediatri tropis hal: 164 dalam buku Aplikasi NANDA
NIC-NOC.
5. Patofisiologi / Pathway
Arbovirus (melalui Beredar dalam aliran Infeksi virus dengue
nyamuk aedes aeypti) darah (viremia)

PGE2 hipothalamus Membentuk dan Mengaktifkan


melepas zat C3a, C5a sistem komplemen

Hipertermi Peningkatan rebsorbsi Permeabilitas


Na+ dan H2O meningkat

Hipertermi Hipertermi Hipertermi

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok


pembuluh darah hipovolemik

Trombositopeni Merangsang dan mengaktivasi Renjatan hipovolemik


faktor pembekuan dan hipotensi

DIC Kebocoran plasma

Resiko perdarahan Perdarahan

Resiko perfusi
jaringan tidak efektif

Asidosis metabolik Hipoksia jaringan

Resiko syok Kekurangan volume Ke extravaskuler


(hipovolemik) cairan

Paru-paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Ascites


Ketidakefektifan pola Penekanan intra Mual muntah
napas abdomen

Nyeri Ketidakseimbangan
nutrisi < kebutuhan tubuh

Sumber: buku Aplikasi NANDA NIC-NOC


6. Pemeriksaan Penunjang yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
Pemeriksaan laboratorium:
a. Trombositopeni (kurang 100.000/mm3)
b. Hb dan PCV meningkat (20%)
c. Leukopeni (normal atau leukositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi (uji +); respon antibody sekunder
Pada renjatan berat, periksa: Hb, PCV berulang (setiap jam atau 4-6 jam apabila
sudah menunjukkan tanda perbaikan), faal hemostasis. FDP, EKG, foto dada,
BUN, creatinin serum.
(Buku Aplikasi NANDA NIC-NOC).
7. Komplikasi
a. Sindrom Renjatan Dengue (Dengue Shock Syndrome) : demam berdarah
dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudoyo Aru, dkk, 2009 dalam buku
Aplikasi NANDA NIC-NOC).
b. Menurut (Soedarto, 2012):
1) Komplikasi susunan sistem syaraf pusat, dapat berbentuk konfulsi, kaku
kuduk, perubahan kesadaran, dan paresis
2) Ensefalopati (akibat pemberian cairan hipotonik yang berlebihan)
3) Infeksi
4) Kerusakan hati
5) Kerusakan otak
6) Resiko syok
7) Kejang.
8. Askep
a. Menurut Ngastiyah, 2006:
1) Pengkajian fokus
a) Identitas pasien
b) Keluhan utama
c) Riwayat penyakit sekarang
d) Riwayat penyakit dahulu
Meliputi riwayat tumbuh kembang, penyakit yang pernah diderita,
apakah pernah dirawat sebelumnya
e) Riwayat penyakit keluarga
Ada atau tidak anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam, ada atau tidak riwayat penyakit keturunan, kardiovaskuler,
metabolik, dan lainnya
f) Riwayat psikososial
Riwayat imunisasi, pengetahuan keluarga mengenai demam serta
penanganannya.
2) DS
Yang sering ditemukan yaitu keluhan:
a) Panas atau demam
b) Sakit kepala
c) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan
d) Lemah
e) Nyeri ulu hati, otot dan sendi
f) Konstipasi
3) DO
Yang sering ditemukan:
a) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
b) Mukosa mulut kering, perdrahan gusi, lidah kotor
c) Tampak bintik merah pada kulit (peteki), uji tornique +, epistaksis,
ekimosis, hematoma, hematemesis, melena
d) Hiperemia pada tenggorokan
e) Nyeri tekan pada epigastrik
f) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
g) Pada renjatan (derajad IV) : nadi cepat dan lemah,hipotensi,ekstremitas
dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
b. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Pada Anak dengan DBD
1) Ketidakefektifan pola napas b/d jalan napas terganggu akibat spasme otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
2) Hipertermia b/d proses proses infeksi virus dengue
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d kebocoran plasma darah
4) Nyeri akut b/d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)
5) Kekurangan volume cairan b/d pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
6) Resiko syok (hypovolemik) b/d perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
7) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan turun
8) Resiko perdarahan b/d penurunan faktor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni)
(Buku Aplikasi NANDA NIC-NOC).
c. Intervensi
1) Hipertermia b/d proses proses infeksi virus dengue
Tujuan: suhu tubuh turun sampai batas normal setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Kriteria hasil:
a) Klien mengungkapkan badannya sudah tidak panas lagi
b) Suhu tubuh turun (36-37,5°C)
c) Klien tidak gelisah
d) TTV normal
Rencana tindakan:
a) Beri penjelasan pada klien dan keluarg tentang penyebab panas
b) Observasi TTV tiap 2 jam sekali
c) Lakukan kompres hangat di dekat permukaan tubuh
d) Berikan air minum yang cukup
e) Berikan terapi IV dan antipiretik. (Ayunda, -).
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan turun
Rencana Tindakan:
a) Beri makanan sesuai kebutuhan dan kesukaan pasien
b) Observasi jumlah makanan yang terkonsumsi
c) Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tentang nutrisi yang
dibutuhkan dan kegunaannya
d) Sajikan menu yang menarik
e) Kolaborasi dengan medis untuk pemberian infus, obat anti mual, dan
obat penambah nafsu makan
f) Lakukan cek BB tiap 3 hari. (Ayunda, -).
9. Upaya promotif dan preventif untuk Anak dan Keluarga
Upaya pemberdayaan masyarakat melalui :
a. Promosi kesehatan
Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah melalui
promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan
individu/keluarga/masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya, meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat. Promosi kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan perilaku masyarakat, mensosialisasikan
program kesehatan dan lain-lain. Salah satu promkes yang bisa dilakukan
dalam upaya penanggulangan DBD adalah melalui gerakan 3M plus.
b. Peningkatan derajat kesehatan, upaya
c. Perlindungan khusus terhadap penyakit
d. Upaya penemuan kasus secara dini (Zahtamal, 2009).
10. Masalah pada Keluarga dengan Anak DBD
a. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak
b. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan
perawatan anggota keluarga yang sakit b/d kurang terpajan/mengingat
informasi (Ayunda, -).
11. Discharge Planning
a. Minum yang cukup, diselingi minuman sari buah-buahan dan ukur jumlah
cairan yang keluar dan yang diminum
b. Makan dan istirahat yang cukup
c. Untuk perlindungan, gunakan obat anti nyamuk yang mengandung DEET saat
mengunjungi tempat endemik dengue
d. Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda gejalanya
e. Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air untuk
mencegah nyamuk berkembang biak dengan: menutup tempat penampungan,
mengosongkan air tergenang dari ban bekas, kaleng bekas dan pot bunga
f. Tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, anti inflamasi nonsteroid karena
potensial mendorong terjadinya perdarahan
g. Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan air untuk mencegah
berkembangbiaknya nyamuk. Untuk abate yang ditaburkan ke dalam bak
tendon air, satu sendok makan abate untuk bak ukuran 1m x 1m atau 10 mg
dalam 100 liter air. Jangan dikuras satu bulan, karena obat ini melapisi dinding
bak air sehingga kala ada jentik-jentik akan mati. (Buku Aplikasi NANDA
NIC-NOC).
12. EBN (Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA

Ayunda. - . Asuhan Keperawatan Klien DBD. www.academia.edu.


Ngastiyah, 2006 dalam Fajar Sidik. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan DBD.
Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawata Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Jogja.
Soedarto, 2012 dalam Fajar Sidik. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan DBD.
Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu
Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Sudoyo Aru, dkk, 2009 dalam buku Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawata Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction Jogja.
Yusriana, Chintia Sari. 2010. Pola Pengobatan Penyakit DBD pada Pasien Anak di Instalasi
Rawat Inap RSIY PDHI Yogyakarta PeriodeFebruari 2010. Yogyakarta: -.
Zahtamal, 2009. Model Promosi Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit DBD Melalui Gerakan 3 M Plus di Kota Pekanbaru. Pekanbaru: JIK, Jilid 3,
Nomor 1, Maret 2009, Hal. 67-77.
FORM PENILAIAN LAPORAN / PAPER

Nama Kelompok / Kelas : A2 / A/Kp /V

Hari /Tanggal : Selasa, 04 Desember 2018

Nama Mahasiswa :

1. Fatimah Chandra Murti 5. Husna Karimah


2. Febriana Nur Safitri 6. Intan Adilatul Muna
3. Fitri Nurjanah 7. Istianawati
4. Fitri Paoinur 8. Lilis Ratna Yunita

No. Item penilaian 5 4 3 2 1


1. Penulisan laporan sesuai format yang diberikan
2. Menjelaskan kelengkapan data terkait topilk
3. Kesesuaian topik dengan data penunjang
4. Menjelaskan isi topik secara jelas dan rinci
5. Menampilkan data terbaru
6. Menampilkan critical analisis terhadap topic
7. Memberikan literature/ referensi yang adekuat
berdasarkan evidence
8. Menyimpulkan topik secara jelas dan rinci
9. Menggunakan penulisan yang benar (EYD) dan
kesalahan penulisan
10. Menampilkan kosistensi penulisa (topik, tujuan,
dan evaluasi )
Total skor
Nilai akhir
Keterangan Angka :
5 : Excellent
4 : good
3 : average
2 : bellow average
1 : unsatisfied
Comments :

Instruktur

Anda mungkin juga menyukai