SKENARIO 4
YOGYAKARTA
2018
PENYUSUN
PENDAHULUAN
A. Penulisan Kasus
Seorang laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke IGD rumah sakit karena demam
sudah 3 hari, dan muncul beberapa bintik merah di kulit. Gejalayang dirasakan antara
lain: badan lemas, malaise, sakit kepala dan mual-mualsesekali muntah serta tidak
nafsu makan. Dari hasil pemeriksaan perawat didapatkan: suhu 39°C, RR: 21
kali/menit, HR: 102 kali/menit dan TD: 125/80 mmHg, epistaksis, hasil tes rumpelide
dinyatakan (+). Pasien tersebt dicurigai mengalami DHF atau tipoid sehingga
dilakukan pemeriksaan darah: trombosit dan hematokrit. Orang tua terlihat cemas dan
sering bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya.
C. Daftar Pertanyaan
1. Apa hubungan antara epistaksis dengan DBD?
2. Apa saja gejala DHF yang lain selain yang disebutkan di kasus?
3. Apa perbedaan DHF dan tipoid?
4. Hasil pemeriksaan di kasus normal atau tidak?
5. Apa yang menyebabkan anak tersebut menjadi panas
6. Bagaimana cara pencegahan yang bisa dilakukan di rumah?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan non-medis?
8. Bagaimana cara perawat menangani tingkah orang tua klien yang tampak cemas
dan selalu bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya?
BAB II
HASIL
A. Klarifikasi Istilah
1. Malaise
Yaitu rasa kurang sehat, dimana badan terasa lemah, lelah, letih, lesu dan lunglai
(5 L), serta nyeri yang menyebar dimana tanda-tanda tersebut merupakan gejala
sebuah penyakit.
2. Epistaksis
Disebut juga mimisan yaitu terjadi pecahnya pembuluh darah di hidung yang
menyebabkan keluarnya darah dari hidung.
3. Tes rumpelide
Yaitu suatu test untuk mendeteksi dini adanya DHF/DBD dengan cara pasien
ditensi, setelah didapatkan sistole dan diastole, maka angka sistole dan diastole
ditambah dan dibagi 2. Hasilnya digunakan untuk menensi lagi dengan cara
dikunci dan ditahan selama 5 menit. Kemudian di bawah siku dikasih tanda
menggunakan hepafix yang tengahnya dilubangi. Apabila dalam lubang tersebut
terdapat bintik-bintik merah (petekie) maka artinya pasien tersebut positif
mengalami DHF/DBD.
4. Trombosit
Disebut juga keping darah, yaitu salah satu sel darah yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah. Apabila kadar trombosit <100.000/ml maka akan
mengakibatkan perdarahan karena proses pembekuan darah terganggu (kurang
optimal).
5. Hematokrit
Yaitu perbandingan antara sel darah merah dan volume sel darah merah.
6. DHF
DHF (Dengue Hemorragic Fever) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan
melalui nyamuk Aides aegepty.
B. Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan dari Kasus
1. Apa hubungan antara epistaksis dengan DBD?
Pada pasien dengan DBD, angka trombositnya rendah (<100.000/ml), sehingga
darah sukar membek, akibatnya terjadi perdarahan yang keluar dari hidung
(epistaksis)
2. Apa saja gejala DHF yang lain selain yang disebutkan di kasus?
a. Demam sepanjang hari naik turun
b. Nyeri di daerah mata dan punggung
c. Terjadi perdarahan (hidung ataupun gusi)
d. Nyeri otot
e. DBD klasik: demam berlangsung 4-7 hari setelah tergigit nyamuk Aides
aegepty
f. DHF: terjadi kerusakan pembuluh darah, dimana terjadi perdarahan yang
keluar melalui hidung ata pun gusi yang akan bisa mengakibatkan syok
sindrom.
3. Apa perbedaan DHF dan tipoid?
No. DHF Typoid
1 Disebabkan oleh nyamuk Aides Disebabkan oleh bakteri Salmonella
aegepty typhi
2 Hasil test rumplied + Hasil test rumplied -
3 Terjadi saat musim hujan Terjadi pada kondisi lingkungan
yang kurang bersih
4 Bisa mengakibatkan syok meski Akan mengakibatkan syok apabila
belum terjadi komplikasi yang sudah terjadi komplikasi yang parah
parah
5 Tanda khas: terjadi diare karena
menyerang saluran pencernaan
6 Demam sepanjang hari Demam kadang-kadang dalam sehari
(pagi atau siang atau malam)
7 Nyeri di mata Nyeri di belakang kepala
8 Demam tidak sampai mencapai Demam mencapai 40°C
40°C
9 Lebih berbahaya/mematikan Apabila ditangani dengan cepat dan
tepat, bisa lebih cepat sembuh
4. Hasil pemeriksaan di kasus normal atau tidak?
Tidak normal:
a. Suhu: melebihi normal
b. HR: melebihi normal
c. Tes rumplied + (mengalami DHF/DBD)
5. Apa yang menyebabkan anak tersebut menjadi panas?
Panas yang terjadi merupakan respon tubuh terhadap penyakit. Karena tubuh
kemasukan benda asing (virus Dengue), maka tubuh merespon dengan melakukan
perlawanan terhadap virus tersebut dalam rangka untuk mematikan virus tersebut
dengan cara meningkatkan suhu tubuh.
6. Bagaimana cara pencegahan yang bisa dilakukan di rumah?
a. Menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
b. Melaksanakan 3M (menguras bak mandi, menutup air dan mengubur sampah)
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Membakar sampah
e. Tidak menggantung baju untuk mencegah bersarangnya nyamuk
f. Memakai lotion anti nyamuk
g. Di tempat penampungan air dikasih cupang agar ketika ada telur nyamuk, telur
tersebut akan dimakan cupang tersebut.
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dan non-medis?
a. Medis
1) Melakukan test rumplied
2) Melakukan test laboratorium dan test darah
3) Memberikan obat-obatan (seperti obat antipiretik dan obat penurun panas)
b. Non-medis
1) Kompres hangat, minum jus jambu, makan makanan yang bisa
meningkatkan kadar trombosit seperti hati ayam, jeroan, dll.
8. Bagaimana cara perawat menangani tingkah orang tua klien yang tampak cemas
dan selalu bertanya-tanya mengenai kondisi anaknya?
a. Memberikan edukasi pada kedua orang tua pasien
b. Melakukan pendekatan dengan orang tua pasien
c. Membina hubungan saling percaya (BHSP).
Pertanyaan LO
1. IRK
a. Q.S. Ar-Rum:41
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa segala kersakan itu bersal
dari diri manusia. Seperti timbulnya penyakit DBD disebabkan oleh perbuatan
manusia, salah satunya karena manusia kurang menjaga lingkungan, sehingga
nyamuk Aedes aegepty yang termasuk vektor penyakit DBD berkembang.
b. Hadis Jabir ra: demam menghapus dosa jadi jangan dicela karena datang dari
Allah swt.
c. Hadis riwayat Ahmad: Allah menciptakan nyamuk dengan tujuan tertentu,
salah satunya sebagai pelajaran bagi manusia seperti nyamuk Aedes sebagai
vektor DBD. Nyamuk walaupun kecil memiliki resiko besar. Kita sebagai
manusia dilarang meremehkan hal kecil, seperti nyamuk.
2. Definisi DBD
a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler
dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan. (Yusriana, Chintia Sari, 2010).
b. DBD atau demam berdarah dengue (DHF/Dengue Haemorrhagic Fever)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis: demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai leukopenia ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sedangkan sindrom
renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) adalah demam berdarah dengue
yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudoyo Aru, dkk, 2009 dalam buku Aplikasi
NANDA NIC-NOC).
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue:
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih 1. Leukopenia
tanda: myalgia, sakit kepala, 2. Trombositopenia,
nyeri retroorbital, artralgia tidak ditemukan
bukti ada kebocoran
plasma
3. Serologi dengue
positif
DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia
bendung positif (<100.000/ml), bukti: ada
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah
perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai TD dan
nadi tidak teratur
c. DBD atau DHF yaitu suatu infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut,
ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran UI).
3. Etiologi
a. Virus Dengue
Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga falviridae. Terdapat 4
serotipe virus, yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Di Indonesia
ditemukan keempat DEN tersebut dengan DEN-3 merupakan serotype
terbanyak. Jika terinfeksi salah satu serotipe tersebut akan menimbulkan
antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan. Sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain (Sudoyo Aru,
dkk, 2009 dalam buku Aplikasi NANDA NIC-NOC).
4. Manifestasi Klinis
Berdasarkan kriteria WHO dalam buku aplikasi NANDA NIC-NOC, DBD
ditegakkan apabila semua hal dibawah ini dipenuhi:
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifastik
b. Manifestasi perdarahan, berupa:
1) Uji torniquet positif
2) Petekie, ekimosis, atau purpura
3) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekas suntikan
4) Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.000/ml
d. Kebocoran plasma, ditandai:
1) Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis
kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
3) Tanda kebocoran plasma, seperti:
a) Hipoproteinemi
b) Asites
c) Efusi pleura
Klasifikasi derajad DBD menurut WHO:
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet positif
Derajat 2 Derajat disertai perdarahan spontan dikulit dan/ perdarahan lain
Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu: nadi cepat dan
lembut, tekanan nadi turun (≤20 mmHg) atau hipotensi disertai
kulit dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah
Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba, TD tidak dapat diukur
Sumber : BA infeksi dan pediatri tropis hal: 164 dalam buku Aplikasi NANDA
NIC-NOC.
5. Patofisiologi / Pathway
Arbovirus (melalui Beredar dalam aliran Infeksi virus dengue
nyamuk aedes aeypti) darah (viremia)
Resiko perfusi
jaringan tidak efektif
Nyeri Ketidakseimbangan
nutrisi < kebutuhan tubuh
Nama Mahasiswa :
Instruktur