168 335 1 SM PDF
168 335 1 SM PDF
id 183
Tinjauan Pustaka
Eosinofilik Esofagitis
Yusri Dianne Jurnalis, Yorva Sayoeti, Widiasteti
Abstrak
Eosinofilik esofagitis merupakan gangguan dimana terjadi infiltrasi eosinofil pada mukosa superfisial
esophagus yang berhubungan dengan alergi makanan dan kondisi atopi seperti asma, dermatitis atopi, rhinitis alergika
dan sering bersamaan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Diperkirakan insiden tahunan 43 per
10.000 pada anak. Gejala klinis mirip dengan GERD yaitu muntah, regurgitasi, nausea, nyeri dada atau epigastrium,
disfagia dan hematemesis. Sekitar 50% pasien memiliki gejala alergi dan lebih 50% pasien memiliki orang tua dengan
riwayat alergi. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histologis. Gambaran endoskopi
yang ditemukan antara lain feline esophagus, corrugated esophagus, ringed esophagus, atau concentric mucosal
rings, eksudat putih, vesikel atau papul dan hilangnya pola vaskular menunjukkan area fokus infiltrasi eosinofil.
Diagnosis secara histologis sangat penting dimana kriteria eosinofilik esofagitis adalah jika ditemukan eosinofil
>20/HPF (High Power Field). Terapi yang diberikan adalah terapi diet, farmakologis seperti kortikosteroid sistemik atau
topikal, penghambat reseptor leukotrin dan anti IL-5.
Kata kunci: eosinofilik esofagitis, alergi makanan, atopi
Abstract
Eosinophilic esophagitis is a disorder which there is eosinophil infiltration on superficial esophageal mucosa.
It’s correlated with food allergy and atopy condition such as asthma, atopy dermatitis, rhinitis allergic and often in
conjunction with Gastroesophageal Reflux Disease ( GERD). The incidence approximately 43/10.000 in children. The
symptoms are similar with GERD, which one vomit, regurgitation, nausea, chest or epigastrium pain, dysphagia and
hematemesis. About 50% patient has allergic symptoms and more than 50% parent of the patient has allergic history.
The diagnose can be made base on endoscopic and histological examination. Endoscopic examination shows feline
esophagus, corrugated esophagus or concentric mucosal rings, white exudates, vesikel or papul and diminished of
vascular pattern, showing eosinophyl infiltration focus area. Histologic diagnosis is very important where the criteria for
eosinophilic esophagitis is found eosinophils > 20 / HPF (High Power Field) within the superficial esophageal mucosa.
Therapy eosinophilic esophagitis are diet therapy, pharmacological therapy with systemic or topical corticosteroid,
leucotriene receptor antagonist and anti IL-5.
Keywords:Eosinophilic esophagitis, food allergy, atopy
Affiliasi penulis : Yusri Dianne Jurnalis makanan dan kondisi atopi seperti asma dan
Korespondensi : Yusri Dianne Jurnalis Bagian Ilmu Kesehatan Anak 3,4
dermatitis atopi.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP. Dr. M.Djamil
Studi mengenai eosinofilik esofagitis masih
Padang, Email : yusriadiane@yahoo.com
sedikit disebabkan masih kurangnya kriteria
diagnostik. Informasi mengenai eosinofilik esofagitis
lebih banyak pada populasi anak dibanding dewasa,
Pendahuluan kemungkinan hal ini disebabkan oleh meningkatnya
Penyakit eosinofilik saluran cerna merupakan penyelidikan pada anak dengan gangguan
gangguan saluran cerna yang relatif jarang terjadi, gastrointestinal dan para gastroenterologist sering
berkaitan dengan peningkatan infiltrasi eosinofil tanpa melakukan biopsi. Kasus eosinofilik esofagitis pertama
etiologi utama yang mendasari. Penyakit eosinofilik kali digambarkan tahun 1978. Perkiraan insiden
saluran cerna antara lain eosinofilik esofagitis, 3
tahunan 43 per 100.000 pada anak. Penelitian
1,2
eosinofilik gastroenteritis, dan eosinofilik colitis. epidemiologi oleh Noel dkk, mendapatkan insiden
Dalam keadaan normal, esophagus tidak hanya tahunan lebih tinggi yaitu 1 per 10.000 dan 6,8% anak
merupakan saluran sederhana untuk menelan dengan esofagitis merupakan eosinofilik esofagitis.
5
makanan dan cairan, tapi organ aktif secara imunologi Liucouras dkk, mendapatkan 3,4% anak dengan
dapat merespon berbagai rangsangan seperti asam eosinofilik esofagitis mengalami gejala refluks.
6
lambung dan alergen yang dapat merangsang Penulisan refrat ini akan membahas mengenai
3
eosinofil dan menimbulkan respon inflamasi. patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis dan
Eosinofilik esofagitis merupakan gangguan tatalaksana eosinofilik esofagitis.
dimana terjadi infiltasi eosinofil pada mukosa
superfisial esofagus. Infiltrasi eosinofil umumnya Definisi
terjadi bagian bawah esophagus bersamaan dengan Eosinofilik esofagitis merupakan peradangan
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Teori pada esofagus yang ditandai infiltrasi eosinofil pada
terbaru eosinofilik esofagitis dengan infiltrasi eosinofil mukosa superfisial esofagus yang berhubungan
lebih luas khususnya pada proksimal esofagus dengan alergi makanan, infeksi, gastroesophageal
memiliki gambaran klinis berbeda dengan GERD. reflux dan keadaan atopi seperti asma, rinitis,
Teori ini semakin diakui sebagai penyebab disfagia, dermatitis atopi.
3
3
sering dengan riwayat impaksi makanan. Gambaran
klinis, endoskopi dan histologi menjadi lebih jelas
walaupun konsensus untuk diagnosis pasti belum ada.
Eosinofilik esofagitis dihubungkan dengan alergi
7
Tabel 1. Karakteristik eosinofilik esofagitis
Gejala klinis
Mirip gejala GERD
Muntah, regurgitasi
Nyeri dada dan epigastrium
Disfagia
Gejala berbeda pada anak dan remaja
Sering gejala intermitten
Laki-laki>perempuan
Berhubungan dengan tanda dan gejala (>50% pasien)
Bronkospasme
Eksema
Rhinitis alergi
Riwayat keluarga (35-45% pasien)
Alergi makanan
asma
8
Gambar 1. Patogenesis esofagitis eosinofilik. 7
Wals dikutip oleh Kamath, membandingkan antara 21
pasien eosinofilik esofagitis dengan 7 pasien GERD.
Genetik
Sebelas pasien eosinofilik esofagitis memiliki pH
Ada bukti bahwa esofagitis eosinofilik memiliki
6,8 normal sedangkan 7 pasien GERD dengan pH
hubungan kuat secara familial. Hampir 10% dari
abnormal. Gejala muntah dan nyeri abdomen terjadi
orang tua pasien memiliki riwayat striktura esofagus pada kedua kelompok, sedangkan disfagia, diare dan
dan sekitar 8% biopsi terbukti eosinofilik esofagitis.
gagal tumbuh dominan pada kelompok eosinofilik
Dalam sebuah penelitian terhadap 798 pasien anak,
esofagitis. Gejala alergi terdapat pada 80% pasien
27 orang ditemukan memiliki setidaknya satu saudara
eosinofilik esofagitis sedangkan 29% pada kelompok
kandung atau orang tua dengan eosinofilik esofagitis. GERD. Riwayat keluarga dengan riwayat alergi 45%
EE biasanya diidentifikasi antara saudara kandung
pada kelompok eosinofilik esofagitis (GERD 0%) dan
atau antara anak dan orang tua. Namun, 3 generasi
8 50% kelompok eosinofilik esofagitis ditemukan
dari kerabat distal yang terkena telah dilaporkan.
8 eosinofil perifer pada 50% pasien (GERD 0%) dengan
Patel dan Falchuk yang dikutip Rothenberg rata-rata 31 eosinofil per High Powered Field (HPF)
melaporkan EE diantara 3 bersaudara dewasa
dibandingkan 5 eosinofil per HPF pada kelompok
dengan disfagia. Salah satu ukuran digunakan
GERD. Perbedaan antara eosinofilik esofagitis dengan
agregasi keluarga adalah risk ratio rekurensi saudara
gastroesophageal reflux disease dapat dilihat pada
kandung (λs), yang membandingkan rata-rata penyakit tabel 2.
7
antara saudara kandung dengan prevalensi di
populasi umum, mengindikasikan peningkatan risiko Tabel 2. Perbedaan karakteristik eosinofilik esofagitis
penyakit diantara saudara kandung dibandingkan dengan GERD
7
dengan populasi umum. Berdasarkan prevalensi
populasi untuk EE sekitar 5 per 10.000 orang,
Eosinofilik esofagitis
sedangkan λs untuk esofagitis eosinofilik adalah
Gejala intermitten
sekitar 80.Dibandingkan dengan alergi, seperti atopi
pH normal
atau asma (λs diperkirakan 2), yang jauh lebih tinggi
tidak respon dengan penghambat asam
λs untuk EE, menunjukkan bahwa gangguan ini
jumlah eosinofil esophagus > 20 eosinofil per
mungkin memiliki komponen genetik yang relatif
HPF
besar. Satu studi terkait single nucleotide polymorphis
Gastroesophageal refluks
(SNP) dalam eotaxin-3 dengan EE menggunakan
Gejala persisten
populasi kasus kontrol tetapi penyakit terkait alel
,8 pH abnormal
hanya hadir pada 14% dari pasien
respon dengan penghambat asam
jumlah eosinofil esophagus 1-5 eosinofil per
Manifestasi Klinis
HPF
Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki,
biasanya dengan satu atau lebih gejala klinis antara
lain muntah, regurgitasi, nausea, nyeri dada atau
epigastrium, nafsu makan menurun, dapat juga terjadi Pemeriksaan Penunjang
gagal tumbuh, hematemesis, dismotilitas esofagus Laboratorium
dan disfagia. Gejala dapat lebih sering dan berat pada Gambaran laboratorium belum ada yang
beberapa pasien sedangkan pada pasien yang lain dipaparkan secara jelas pada eosinofilik esofagitis
gejala lebih ringan. Umumnya pasien mengalami oleh karena sensitivitas dan spesifisitas tes
disfagia tiap hari atau nausea kronik atau regurgitasi laboratorium belum diketahui. Ada variabilitas dalam
sementara yang lain mungkin memiliki disfagia mendefinisikan level untuk "perifer eosinofilia",
episode jarang. Sekitar lebih 50% pasien dengan dilaporkan eosinofil abnormal berkisar lebih dari 350
3
gejala tambahan alergi seperti asma, eksema atau eosinofil per mm sampai lebih dari 800 eosinofil per
3
rhinitis, dan lebih 50% pasien memiliki orang. tua mm . Beberapa laporan tidak menentukan jumlah
dengan riwayat alergi (tabel 1).
7 eosinofil darah yang merupakan diagnosis eosinofilia.
Secara keseluruhan, 10%-50% dari orang dewasa dan
20%-100% dari anak memiliki peningkatan jumlah
eosinofil perifer tetapi biasanya hanya sedikit
A B
semua pasien yang diduga menderita eosinofilik gastroenteritis. Dalam: Wyllie R, Hyams JS,
esofagitis diberikan supresi asam untuk mematikan penyunting. Pediatric Gastrointestinal and Liver
diagnosis eosinofilik esofagitis, bahkan setelah Disease
diagnosis ditegakkan terapi tetap dilanjutkan karena Pathophysiology/Diagnosis/Management. Edisi
14
refluks sekunder hampir selalu terjadi. ke-3. Philadelphia: Saunders Elsevier
2006:543-8.
Terapi endoskopi 8. Rothenberg ME. Biology and treatment of
Dilatasi esofagus merupakan terapi yang bermanfaat eosinophilic esophagitis. Dalam: Lynch JP,
untuk eosinofilik esofagitis dengan striktura esofagus. Metz DC, penyunting. Reviews in Basical and
Perawatan harus diberikan saat dilakukan dilatasi Clinical Gastroenterology. Gastroenterology
karena laserasi mukosa dan perforasi esofagus dapat 2009;137:1238-49.
terjadi. Terapi diet atau terapi steroid dianjurkan 9. Furuta GT, Liacouras CA, Collins MH, Gupta
6,14
sebelum dilakukan dilatasi. SK, Justinich C, Putnam PE. Eosinophilic
esophagitis in children and adults: a systematic
Prognosis review and consensus recommendations for
Eosinofilik esofagitis yang di tatalaksana diagnosis and treatment. Gastroenterology
dengan terapi diet dan kortikosteroid tidak ditemukan 2007;133:1342-63.
kematian dan gagal tumbuh. Relaps dapat terjadi 50% 10. Anna AS, Rolland S, Fournet JC, Yazbeck S,
pada satu tahun setelah terapi kortikosteroid oral dan Droin E. Eosinophilic esophagitis in children:
tidak ditemukan peningkatan risiko terjadi malignansi symptons, histology and pH probe results. J
5
dan eosinofilik gastroenteritis. Pediatr Gastroenterol Nutr 2004;39:373-7.
11. Hasosah MY, Sukkar GA, Alsahafi AF, Thabit
Kesimpulan AO, FAkeeh ME, Al-Zahrani DM. Eosinophilic
Eosinofilik esofagitis merupakan gangguan esophagitis in Saudi children: symptoms,
dimana terjadi infiltasi eosinofil pada mukosa histology and endoscopy. Saudi J
superfisial esophagus diduga berhubungan dengan Gastroenterol 2011;17:119-23.
infeksi, gastroesophageal reflux, alergi makanan dan 12. Odze RD. Pathology of eosinofilik esophagitis:
atopi seperti asma, rhinitis alergika dan dermatitis what the clinician needs to know. Am J
atopi yang merangsang eosinofil dan menimbulkan Gastroenterol 2009;104:485-90.
respon inflamasi. Gejala eosinofilik esofagitis mirip 13. Straumann A, Aceves SS, Blanchard C, Collins
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yaitu MH, Furuta GT, Hirano I, dkk. Pediatric and
muntah, regurgitasi, nausea, nyeri dada atau adult eosinophilic esophagitis: similarities and
epigastrium, disfagia dan hematemesis. Patogenesis differences. Allergy 2012;10:1-14.
eosinofilik esophagitis melibatkan faktor lingkungan 14. Franciosi JP, Whitehorn TB, Liacouras CA,
dan genetik, terutama antigen makanan yang Pediatric eosinophilic esophagitis:
menginduksi sel Th2 yang melepaskan IL-5 dan IL-13. epidemiology, diagnosis and treatment. Current
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan Pediatric Review 2008;4:266-69.
endoskopi dan histologi. Terapi yang diberikan adalah 15. Krischner BS. Undetermined colitis and other
terapi diet, farmakologis seperti kortikosteroid sistemik inflammatory disease. Dalam: Walker WA,
atau topikal, penghambat reseptor leukotrin dan anti Gaulet O, Kleinman R, Sherman PM, Shneider
IL-5. BL, Sanderson IR, penyunting. Pediatric
Gastrointestinal Disease, Pathophysiology,
Daftar Pustaka Diagnosis, Management. Edisi ke-4.2004:850-
1. Shifflet A, Forouhar F, Wu GY. Eosinophilic 53.
digestive disease: eosinophilic esophagitis, 16. Carr S, Watson W. Eosinophilic esophagitis.
gastroenteritis and colitis. J Formos Med Assoc AACI 2011;7:1-8.
2009;108:834-6. 17. Shannon R. Eosinophilic esophagitis in
2. Liacouras CA. Eosinophilic gastrointestinal children, A review and update 2009;32:123-5.
disorder. Dalam: Parrish CR, penyunting. 18. Schaefer ET, Fitzgerald JF, Molleston JP,
Practical Gastroenterology. Diunduh dari Croffie JM, Pfefferkorn MD, Corkins MR,dkk.
http://www .medicine.virginia. edu / Comparison of oral prednisone and topical
clinical/departments/medicine/divisions/digestiv Fluticasone in the treatment of eosinophilic
e-health/nutrition-support-team/ nutrition- esophagitis: A randomized trial in children. J
articles/ Liacouras Article.pdf. tanggal 13 Maret Clin Gastroenterology and Hepatology
2011. 2008;6:165-73.
3. Yan BM, Shaffer EA. Eosinophilic esophagitis: 19. Dohil R, Newbury R, Fox L, Bastian J, Aceves
a newly established cause of dysphagia. World S. Oral viscous budesonide is effective in
J GAstroenterol 2006;12:2328-33. children with eosinophilic esophagitis in a
4. Spergel JM. Eosinophilic esophagitis in adults randomized, placebo-controlled trial.
and children: evidence for a food allergy Gastroenterology 2010;139:418-29.
component in many patients. Curr Opin Allergy 20. Fotis L, Xatzipsalti M, Papadopoulou A.
Clin Immunol 2007;7:274-8. Eosinophilic esophagitis: update on treatment
5. Noel RRJ, Rothenberg ME. Eosinophilic approaches. Hippokratia 2012;16:200-4.
esophagitis. Curr opin Pediatr 2005;17:690-94.
6. Liacouras CA. Eosinophilic esophagitis:
treatment in 2005. Curr Opin Gastroenterol
2006;22:147-52.
7. Kamath BM, Markowitz JE, Liacouras CA.
Allergic bowel disease and eosinophilic