Anda di halaman 1dari 5

Glasgow coma scale(gcs)

• Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan untuk menggambarkan secara obyektif tingkat
gangguan kesadaran pada semua jenis pasien medis dan trauma akut.

• Skala tersebut menilai pasien berdasarkan tiga aspek responsivitas: respon membuka mata,
motorik, dan verbal.
Cushing response

• Cushing response, reflex, atau “reaction” terjadi sebagai akibat dari peningkatan tekanan
intracranial secara tiba-tiba.

• Terdiri dari hipertensi, bradikardia, dan nafas lambat serta tidak teratur yang ditimbulkan
oleh rangsangan mekanis daerah sensitif di medula paramedian caudal medulla (Hoff and
Reis).

• Tekanan serupa pada area sensitive di upper cervical spinal cord juga dapat terlibat
menimbulkan Cushing response ketika tekanan intraspinal meningkat tiba-tiba.

• Penyebab langsung dari respons Cushing adalah distorsi mekanis batang otak bagian bawah,
baik dari massa di fossa posterior atau yang lebih sering dari massa besar di salah satu
hemisphere atau karena perdarahan subarachnoid yang menyebabkan tekanan meningkat
di dalam ventrikel keempat.

• Seringkali komponen yang terjadi reaksi hanya tekanan darah sistolik mencapai level 200
mmHg.

• Tekanan darah arteri harus lebih besar dari tekanan intrcranial, jika tidak darah tidak dapat
didorong ke cranial dan otak tidak akan mengalami perfusi.

• Ketika tekanan arteri lebih kecil dari tekanan intracranial, terjadi “CNS ischemic response”
yang diinisiasi oleh hipotalamus.

• Hipotalamus mengaktifkan sympathetic nervous system, yang menyebabkan vakonstriksi


perifer dan meningkatnya cardiac output. (berusaha meningkatkan tekanan darah arteri
sehingga mengalir ke otak)

• Peningkatan tekanan darah arteri yang disebabkan CNS ischemic response tadi menstimulasi
baroreceptors pada carotid bodies sehingga menurunkan heart rate secara drastis ->
bradikardi

• Pernapasan yang tidak teratur disebabkan oleh penurunan perfusi batang otak akibat
pembengkakan atau kemungkinan herniasi batang otak.

Refleks fisiologis

• Refleks fisiologis merupakan reflek yang terdapat pada orang normal.

• Refleks hipoaktif atau tidak ada (hiporefleksia) terjadi pada lesi tulang belakang, akar saraf,
saraf tulang belakang, pleksus, atau saraf perifer.

• Terkait dengan lower motor unit disease, yaitu kelemahan, atrofi, dan fasikulasi.

• Biceps brachii tendon reflex C5-6 (flexion of the elbow joint by tapping the biceps tendon).

• Triceps tendon reflex C6-7 and C8 (extension of the elbow joint by tapping the triceps
tendon).

• Brachioradialis tendon reflex C5-6 and C7 (supination ofthe radioulnar joints by tapping the
insertion of the brachioradialistendon).
• Patellar tendon reflex (knee jerk) L2, L3, and L4 (extension of knee joint on tapping the
patellar tendon).

• Achilles tendon reflex (ankle jerk) S1 and 2 (plantar flexion of ankle joint on tapping the
Achilles tendon—tendo calcaneus).

Refleks patologis

• Refleks patologik adalah refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang-rang yang
sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil.

• Anak kecil umur antara 4 – 6 tahun masih belum memiliki susunan piramidal yang sudah
bermielinisasi penuh, sehingga aktifitas susunan piramidalnya masih belum sempurna.

• Pada orang dewasa refleks patologik selalu merupakan tanda lesi Upper Motor Neuron.

• Refleks Babinski atau refleks plantar

• Refleks Chaddock

• Refleks Oppenheim

• Refleks Gordon

• Refleks Schaefer

• Refleks Hoffman dan Tromner

• Refleks Rossolimo

Refleks Babinski

• Gunakan bagian ujung dari reflek hammer

• Goreskan tepi lateral telapak kaki pasien, mulai dari tumit melengkung sampai pangkal ibu
jari

• Babinski (+) jika dorsum fleksi ibu jari, diikuti fanning (pengembangan) jari-jari

• Dapat disebabkan oleh lesi CNS yang mempengaruhi corticospinal tract.

• Dapat juga sementara positive ketika dalam keadaan tidak sadar karena obat atau intoksikasi
alcohol dan postical period setelah kejang.
• Paresis : gangguan pada kekuatan, kelemahan

• Hemiparesis : kelemahan pada satu sisi tubuh

• Monoparesis : kelemahan pada satu kaki atau satu tangan

• Paraparesis : kelemahan pada kedua kaki

• Quadriparesis : Kelemahan pada ke-empat ekstremitas

• Paralysis atau plegia : tidak adanya kekuatan

• Hemiplegia : paralisis pada satu sisi tubuh

• Paraplegia : paralisis pada kedua kaki

• Quadriplegia : paralisis pada ke-empat ekstremitas

Anda mungkin juga menyukai