Kelompok 6 :
Weda Andini Sari (4411418009)
Shovina Pradona (4411418017)
Juandra Alifiansyah (4411418031)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. Tujuan Praktek
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas
2. Membuktikan perbandingan Mandel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika
Mandel.
B. Landasan Teori
Tiap Sifat pada mahluk hidup dikendalikan oleh sepasang factor keturunan
yang dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan
dan yang lainnya dari induk betina. Gen yang satu pasang ini disebut sebagai gen
yang satu alela. Menurut Mandel gen yang satu alela akan memisah pada waktu
pembentukan gamet, yang selanjutnya dikenal dengan prinsip segregasi secara
bebas dan gen akan berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap
individu akan diploid. (Tuti dkk,2020)
Tiap Sifat pada mahluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor
keturunan yang dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari
induk jantan dan yang lainnya dari induk betina. Gen yang satu pasang ini
disebut sebagai gen yang satu alela.
Pada tahun 1854, seorang ilmuwan bernama Gregor Mendel menemukan
sebuah teori persilangan di mana ia berhasil menyilangkan sifat pada tumbuhan
kacang ercis di mana Mendel menyilangkankan kacang ercis berbiji hijau dan
kuning. Keturunan kedua yang dihasilkan dengan penyerbukan bebas didapatkan
perbandingan fenotipe biji 3 kuning : 1 hijau dan perbandingan genotipe 1 : 2 :
1. Persilangan satu sifat inilah yang selanjutnya dikenal dengan persilangan
monohibrid. Melalui persilangan ini, Mendel merumuskan suatu hukum yang
selanjutnya dikenal dengan hukum I Mendel segregasi (Hartwell et al, 2011).
Jika suatu tanaman berbunga ungu membawa gen P yang dominan dan
tanaman berbunga putih yang membawa gen p yang resesif, maka ketika kedua
tanaman tersebut disilangkan, maka akan menghasilkan keturunan pertama (F1)
tanaman berbunga ungu dengan membawa kedua sifat tersebut.
Parietal (P) : PP >< pp
Bunga Ungu Bunga Putih
Gamet (G) : P p
Filial (F1) : Pp
Bunga Ungu
Ketika keturunan dari F1 dibiarkan melakukan penyerbukan terhadap
keturunan sesamanya, maka keturunan kedua (F2) yang dihasilkan dapat ditulis
dalam tabel berikut.
P p
PP Pp
P
Ungu Ungu
Pp Pp
p
Ungu Putih
Tabel 1. Hasil keturunan F2 dari persilangan sesama keturunan F1
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa dari 4 keturunan yang
dihasilkan, 3 diantaranya menghasilkan keturunan tanaman berbunga ungu.
Sementara satu tanaman berbunga putih. Perbandingan antara bunga ungu dan
putih yaitu 3 : 1. Sementara bila antar keturunan dibandingkan berdasarkan
genotipe, akan didapat perbandingan 1 : 2 : 1. Persilangan pada F1 dan F2 di atas
merupakan persilangan hibrida satu sifat atau yang bisa disebut persilangan
monohibrid.
Dalam penemuannya, Mendel mengembangkan empat hipotesis dari
persilangan monohibrid yaitu :
1. Ada bentuk-bentuk alternatif gen yang disebut alel
2. Untuk setiap karakteristik, setiap organisme memiliki dua gen
3. Gamet hanya membawa satu alel untuk masing-masing mewarisi
karakteristik
4. Alel dapat menjadi dominan atau resesif
(Arumingtyas, 2016)
Secara biologis seorang anak selalu mewarisi gen dari induknya. Gen
tersebutlah yang membawa sifat – sifat tertentu, baik yang tampak secar fisik,
maupun yang tidak tampak secara fisik. Sistem penurunan sifat yang
berdasarkan Hukum Mendek dapat menghasilkan sifat keturunan yang beragam.
Hal itu terjadi jika diketahui terdapat sifat antara kedua induk ( Ayah dan Ibu )
berbeda. Termasuk peluang munculnya keberagaman sifat fisik atau struktur
tubuh ( Hereditas ), salah satunya dalam sistem pewarisan warna kulit.
(Hardienata, Maesya, & Akbar, 2015).
C. Metode
Filial (F1) : Mm
(Buah Manis)
Ketika keturunan dari F1 dibiarkan melakukan penyerbukan terhadap
keturunan sesamanya, maka keturunan kedua (F2) yang dihasilkan dapat ditulis
dalam tabel berikut.
M m
MM Mm
M
Manis Manis
Mm mm
m
Manis Asam
Tabel 4.1. Hasil keturunan F2 dari persilangan sesama keturunan F1
Kuning – Kuning
Asam IIIII IIIII III 24
mm
IIIII IIIII I 11
Tabel 4.2. Frekuensi genotif dan fenotif hasil percobaan
Setelah dilakukan tabulasi data didapatkan jumlah genotif dan fenotif, untuk
mengetahui apakah perbandingan genotif dan fenotif yang dihasilkan dari percobaan
dengan perbandingan genotif dan fenotif yang didapat dari teori Mendel, digunakan
uji statistika yaitu uji X2 (Chi-Square/Kai Kuadrat). Metode statistika ini biasa
digunakan untuk menguji hipotesa dari data yang bersifat kategorik (Hartwell et al.,
2011). Karena hasil persilangan monohibrid adalah data yang bersifat kategorik,
maka uji ini bisa dilakukan untuk membandingkan antara perbandingan persilangan
monohobrid teori dengan perbandingan persilangan monohibrid percobaan. Hipotesa
yang digunakan dalam percobaan ini sebagai H0 (hipotesis null) dan Hi (hipotesis
kerja) adalah sebagai berikut :
H0 : Hasil perbandingan monohibrid percobaan sesuai dengan hukum Mendel
Hi : Hasil perbandingan monohibrid percobaan tidak sesuai dengan hukum
Mendel
Perhitungan uji Chi-Square (X2) pada perbandingan genotif dan fenotif
sebagai berikut.
Genotif F0 Fn I Fo – Fh I I Fo – Fh I2 I Fo – Fh I2/ Fh
MM 23 25 2 4 0,16
Mm 53 50 3 9 0,18
mm 24 25 1 1 0,04
Jumlah X2 hasil 0,38
2
Tabel 4.3. Uji X pada genotif hasil percobaan
n (Variabel) = 3 Ketelitian = 95% Kesalahan = 0,05
Derajat Kebebasan = n – 1 XHasil < Xtabel
=3–1 0,38 < 5,99 H0 Diterima
=2
Filial (F1) : Mm
5. Kesimpulan apa yang dapat saudara tari dari kegiatan ini ?
a. Dari praktikum simulasi persilang monohibrida dapat di tarik kesimpulan:
Pengambilan kancing (sebagai gamet betina dan gamet jantan) secara dan
mempertemukan kancing tersebut membuktikan adanya prinsip segregasi
secara bebas.
b. Hasil perbandingan pada F2 persilangan monohibrida yang diperoleh ialah 1 :
2 : 1 pada perbandingan genotif dan 3 : 1 pada perbandingan fenotif.
G. Daftar Pustaka