Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

BIOETIKA DAN ISSUE-ISSUE BIOTEKNOLOGI

Kelompok 2 Nurfina Mawadah (4401418003)


Dhystie Wulan. R. (4401418040)
Siama Rahma. A. (4401419089)

Soal

Pengembangan IPTEK yang berbasis Hayati harus tetap menerapkan norma-norma Etika.
Ketersediaan uang dan peluang penelitian yang menjajikan keuntungan bisa menimbulkan
penyimpangan norma-norma Etika (Bioetika). Untuk itu perlu badan yang mengawasi penelitian yang
menggunakan makhuluk hidup sebagai subyek penelitian. Peneliti perlu memperoleh persetujuan dari
Komisi Etik Penelitian.
1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Bioetika!
Jawaban
Istilah bioetika terbentuk dari dua kata Yunani yaitu "bios" yang berarti hidup dan
"ethos" yang berarti adat istiadat atau moral, sehingga bila diartikan secara harfiah menjadi
etika hidup. Sebagai etika rasional, beioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data
ilmiah, biologis, dan medis. Istilah bioetika juga sering digunakan untuk mengganti istilah
etika medis yang mencakup masalah-maslaah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti
penyelidikan tentang hewan, serta usaha-usaha untuk memanipulasi spesies-spesies bentukan
genetik non manusiawi.
Singkatnya, bioetika merupakan pedoman umum yang diperlukan untuk memastikan
produk hasil bioteknologi tidak membahayakan bagi kehidupan manusia. Bioetika dalam
bioteknologi berfungsi sebagai pemandu, pengawalan dan pemantauan serta pengawasan.
Beberapa hal yang umumnya dibicarakan dalam bioetika termasuk dalam bioteknologi adalah
pelepasan tumbuhan transgenik ke lingkungan, penggunaan senjata biologi, dan kloning yang
sangat mungkin untuk dilakukan juga pada manusia.

2. Jelaskan landasan pandangan dan prinsip dasar Bioetika!


Jawaban
Menurut Beauchamps dan Childress terdapat empat prinsip atau kaidah dasar tentang
bioetika, diantaranya adalah 1) melakukan yang terbaik (memaksimalkan ikhtiar untuk
mencapai kebaikan, 2) menghindari atau meminimalkan bahawa, 3) menghormati pemilik hak,
dan 4) keadilan.
Sedangkan menurut Ho (1999) terdapat empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan
oleh produk transgenik, yakni 1) efek akibat gen asing diintorukdi ke dalam organisme
transgenik, 2) efek yang tidak diharapkan dan tidak ditargetkan akibat penyisipan gen secara
random dan interaksi antar gen asing dan gen inang di dalam organisme transgenik, 3) efek
yak dikaitkan dnegan sifat kontroksi gen artificial yang disisipkan ke dalam organisme
transgenik, dan 4) efek dari aliran gen, terutama penyebaran secara horizontal dan skunder
dari gen dan kontroksi gen dari organisme transgenik ke spesies yang tidak berkerabat. Untuk
mengatasi dan meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan oleh produksi transgenik, maka
dimunculkan konsep bioetika.
Selain itu, juga terdapat tiga poin dalam etika bioetika, antara lain pemanfaatan sumber
daya hayati tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap harkat manusia, pelindungan
dan pengharagaan hak-hak asasi manusia, serta lingkungan hidup (justice). Selain itu,
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya hayati harus memberikan
keuntungan maksimal bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya (beneficient). Kemudian
dapat meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi (non maleficient).

3. Menurut Anda, apakah Indoensia memiliki Lembaga Bioetika? Kalau ada, apa tugas
dari Komisi Bioetika Nasional?
Jawaban
Ya, Indonesia memiliki Lembaga Bioetika, yang disebut dengan Komisi Bioetika
Nasional (KBN). Melansir pada kniu.kemdikbud.go.id, Komisi Bioetika Nasional Indonesia
dibentuk sebagai komitmen sosial Indoneisa untuk memastika bahwa kemajuan IPTEK
memberikan kontribusi terhdapa keadilan, kesetaraan, dan kepentingan umat manusia. KBN
bertuga suntuk memajukan telaah masalah yang terkait dnegan prinsip-prinsi bioetika dalam
penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis pada
ilmu-ilmu hayati, dan menyebarluaskan pemahaman umum mengenai bioetika.

4. Jelaskan dan berikan alasan apakah (a) bayi tabung, (b) teknologi reproduksi atau
kloning, (c) terapi stem sel, (d) terapi gen, dan hewan atau tumbuhan transgenik itu etik!
Jawaban
a) Bayi tabung
Bayi tabung sebenarnya adalah istilah awam dari proses fertilisasi in vitro
(IVF) dan transfer embrio (ET). Sederhananya, sperma dan ovum dikoleksi dari
donor/orangtua, difertilisasi pada media khusus dan diinkubasi hingga berkembang
menjadi embrio, kemudian diimplantasikan pada rahim calon ibu dengan transfer
embrio. Prosedur ini pertama kali dilakukan pada hewan oleh Walter Heape
tahun 1890. Ia melakukan transfer embrio kelinci Angora ke rahim kelinci Belgian
doe dan sukses hingga lahir anakan. Sementara, pada manusia prosedur ini baru
berhasil di tahun 1977. Louise Brown adalah manusia pertama yang lahir dari
fertilisasi in vitro. Saat itu, Louise diberikan istilah test tube baby, yang menjadi awal
munculnya istilah bayi tabung. Walaupun, prosedur ini sebenarnya dilakukan pada
cawan petri dan bukan tabung.
Di hewan, saat ini ET umum digunakan pada reproduksi ternak sapi untuk
meningkatkan efisiensi. Indonesia memiliki Balai Embrio Ternak (BET) di Cipelang,
Kabupaten Bogor yang melaksanakan kegiatan ini. Sapi betina terlebih dulu
dirangsang hormon agar dapat mengovulasikan banyak ovum, lalu dilakukan
fertilisasi dengan sperma dari 1 pejantan untuk menghasilkan banyak embrio yang
akan ditransfer ke banyak sapi betina lain.
Secara normal, untuk membuntingi 10 sapi betina diperlukan 10 kali konsepsi,
dengan peluang fertilisasi 50:50. Jika dengan inseminasi buatan, artinya dibutuhkan
10 straw sperma pejantan. Berkat ET, hanya dibutuhkan 1 straw sperma pejantan
yang difertilisasi ke 10 ovum dari 1 betina untuk membuntingi 10 ekor betina.
Tantangannya justru pada satwa liar. IVF dan ET saat ini ibarat "juru selamat"
untuk menekan laju kepunahan ketika tingkat keberhasilan teknik reproduksi
konvensional semakin rendah. Pertama kali dicobakan pada Babon tahun 1976, saat
ini sudah ada beberapa satwa liar yang berhasil memiliki keturunan hasil IVF. Sebut
saja Bison dan Cheetah yang baru lahir awal tahun ini.
Proyek ambisius yang sedang berjalan saat ini adalah penyelamatan Badak
Putih Utara dari kepunahan melalui IVF. Peneliti reproduksi telah berhasil
mendapatkan embrio untuk ditransfer ke spesies kerabatnya, Badak Putih Selatan.
Sayangnya, program besar yang direncanakan pada 2020 ini nampaknya harus
tertunda akibat pandemi yang melanda.

Meskipun demikian, banyak tantangan yang masih membutuhkan banyak solusi,


diantaranya:
i. Dari jutaan spesies satwa di bumi, baru 250 spesies yang memiliki data
biologi reproduksi lengkap. Meliputi karakter anatomi reproduksi, plasma
nutfah, endokrinologi, perilaku, serta aspek lain yang sangat berbeda antara
satu spesies dengan lainnya. Data ini fundamental untuk keberhasilan IVF,
namun masih terlalu sedikit dan butuh banyak usaha untuk melengkapinya.
ii. Ketersediaan sarana prasarana di lapangan yang sangat
minim.Keberhasilan IVF sangat ditentukan kualitas sperma dan ovum,
sehingga fertilisasi perlu dilakukan sesegera mungkin setelah keduanya
dikoleksi. Dibutuhkan lab dan alat yang mumpuni untuk melakukannya.
Namun, bagaimana jika satwanya hidup di sabana Afrika atau hutan
Papua, sementara fasilitas lab terdekat jaraknya ratusan atau ribuan
kilometer? Mau tidak mau, kita harus berpacu dengan waktu dan penurunan
kualitas sperma dan ovum selama perjalanan adalah hal yang tidak bisa
dihindari.
iii. Biaya yang tinggi. Klasik, memang. Tapi, biaya prosedur bayi tabung dapat
dikatakan lumayan banyak. Pada hewan ternak, biaya ini bisa tertutupi oleh
keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Tetapi, pada satwa liar, yang selama
ini biayanya bergantung dari NGO dan "sisa" dana pemerintah, berat rasanya.
Semoga saja semua tantangan tersebut segera ditemukan solusinya. Kita
berpacu dengan laju kepunahan satwa liar saat ini. Masalah bayi tabung apakah
menyalahi etika atau bioetika, hal itu tidak benar. Karena, nanti juga berakhir
pada kehendak-Nya yang akan menentukan apakah malaikat meniup ruh untuk
si janin ataukah tidak.
Referensi bacaan:
Walter Heape, FRS: a pioneer in reproductive biology. Centenary of his embryo transfer
experiments in: Reproduction Volume 93 Issue 1 (1991)
Louise Brown - Wikipedia
First IVF bison calf joins wild herd: Reproductive technology has implications for
conservation efforts
First cheetahs born through in vitro fertilization to surrogate mom
Scientists use IVF procedures to help save near-extinct rhinos
Biotechnologies for wildlife fertility preservation

b) Teknologi Reproduksi/Kloning
Kloning berasal dari kata clones yang didefinisikan “organisme-organisme
yang memiliki gen-gen yang identik”. Clones dapat terbentuk secara alamiah maupun
secara artifisial. Kasus anak kembar siam (identical twin) adalah contoh clones yang
terbentuk secara alamiah. Praktik membentuk/membuat clones dengan
menggandakan gen-gen identik disebut teknik kloning.
Sebenarnya perbedaan utama antara individu hasil pembuahan normal dan
cloning adalah kemiripan materi genetik dengan orang tua (parent). DNA individu
normal tidak akan sama dengan orang tuanya, karena dia mendapat materi genetik dari
2 orang, yaitu materi genetik laki-laki dan perempuan. Jadi semirip apa pun dia dengan
ibu atau bapaknya, secara genetik dia sangat berbeda. Berbeda 50% bahkan. Di
individu normal ini, parent berjumlah dua orang. Namun, DNA individu hasil cloning
akan sama persis dengan DNA satu orang yg menjadi sumber materi genetik cloning.
Karena tujuan dari cloning adalah menciptakan individu baru dengan materi genetik
yg sama dengan individu sumber materi genetik.
Domba dolly dan Zhong Zhong, primata pertama yang berhasil dikloning.
Kenapa butuh 11 tahun untuk melakukan uji coba ke primata?
Pertama, karena prosesnya sulit. Kedua, karena kontroversi yang ditimbulkan oleh
ilmu kloning ini sehingga memperlambat laju perkembangannya.

Prosedur kloning pada diagram di atas theoritically juga berlaku (dapat


diterapkan) pada manusia. Begini ilustrasinya: Ganti domba yang berlabel egg
donor dengan wanita X, ganti domba berlabel somatic cell
donor dengan pria/wanita Y, ganti domba berlabel foster mother (induk semang)
dengan wanita Z, maka hasilnya adalah bayi-bayi yang identik yang
direpresentasikan oleh 3 ekor clones dalam lingkaran merah. Bayi-bayi yang
dihasilkan (clones) akan identik pula dengan orang yang menyumbang sel tubuh
(pria/wanita Y).
Sudah adakah manusia yang dihasilkan melalui teknik kloning? Sejauh ini
belum ada, setidaknya belum ada yang mengumumkannya secara terbuka. Mengapa?
Ada masalah etik yang pelik membayangi penerapan teknik ini pada manusia.
Banyak negara yang melarang penerapan teknologi ini untuk reproduksi
manusia. Pada tahun 2005 PBB menghimbau seluruh negara anggotanya untuk
melarang teknik kloning untukmanusia dengan alasan “teknik kloning tidak sesuai
dengan martabat manusia dan perlindungan kehidupan manusia”. Jadi, pada hewan,
teknik kloning sudah menjadi industri. Orang-orang kaya Amerika yang ingin
menduplikat hewan piaraannya yang sudah uzur adalah pelanggan industri ini.
Apakah teknologi ini masuk akal untuk diterapkan pada manusia? Bukan
hanya masuk akal, tapi applicable. Masalahnya, etis atau tidak, jika dilihat dari
kacamata moral, khususnya menurut ajaran agama. Moral bukan cuma sekadar tentang
nyawa manusia, tapi juga tentang norma sosial. Moral menghambat kemajuan
peradaban manusia. Tapi moral juga yang menjaga peradaban manusia tetap ada.
Moral menjaga kita di jalur yang benar. Biarlah proses reproduksi manusia
berlangsung secara alamiah saja. hanya dengan begitu hidup sebagai manusia menjadi
bermartabat, indah dan bermakna.
c) Terapi Stem Sel
Transplantasi atau cangkok sel induk atau sel tunas (stem cell) merupakan
terobosan baru dalam dunia kedokteran. Tapi penelitian mengenai stem cell selalu
mengundang perdebatan dan kontroversi. Teknik stem cell diyakini dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit yang selama ini sulit terpecahkan seperti
kanker, leukemia, diabetes hingga alzheimer. Apalagi jika stem cell itu berasal dari
stem cell embrionik (embrio manusia).
Seberapa mujarab teknik stem cell bisa mengobati berbagai penyakit?
Berdasarkan sumbernya, stem cell yang paling banyak dipakai yaitu stem cell
embrionik atau embryonic stemcells (dari embrio yang berumur kurang dari 3 bulan)
dan stem cell dewasa (Adult stemcells). Peneliti kurang menyukai stem cell dewasa
(Adult stem cells) karena jaringan sel yang ada terbatas dan perlu waktu lama untuk
menumbuhkan sel-sel jaringan. Tapi stem cell dewasa tidak merusak organ karena
hanya sedikit jaringan sel yang diambil. Stem cell yang banyak digunakan adalah stem
cell embrionik, yaitu stem cell yang berasal dari embrio manusia. Caranya bisa dari
embrio yang digugurkan, embrio dari bayi tabung yang gagal, atau kloning. Stem cell
embrionik atau sel induk adalah sel awal yang tumbuh dalam perkembangan embrio
manusia yang nantinya menjadi berbagai organ manusia.
Stem cell dari embrio yang digugurkan atau kloning inilah yang menuai
kontroversi karena dinilai tidak etis, sengaja menggugurkan kandungan. Dari sisi
agama juga belum mendapat lampu hijau. Untuk meredam kontroversi peneliti kini
menggunakan embrio dari bayi tabung yang gagal. Peneliti juga kini memilih untuk
menggunakan tali pusat bayi yang sudah lahir. Keampuhan stem cell tali pusat bayi
ini membuat bank tali pusat bayi berkembang dengan cepat.
"Stem cell embrionik dapat diperoleh melalui tali pusat pada bayi yang baru
lahir," ujar dr Med Hardi Susanto, SpOG, dokter spesialis ginekologi Siloam Hospitals
Kebon Jeruk, dalam acara One Day Scientific Symposium on 'Advances in Stem Cell
and Monoclonal Antibody' di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (8/5/2010).
Menurut dr. Hardi, tali pusat bayi bisa dimiliki secara pribadi, dimana pemilik
dapat menyimpan darah tali pusatnya dan menggunakan 'tabungan' tali pusat tersebut
untuk kepentingan sang pemilik sendiri. Atau bahkan bank tali pusat dapat dibuat
untuk publik, sehingga lebih mudah lagi bagi publik untuk mendapatkan tali pusat
yang akan digunakan sebagai obat.
Darah tali pusat dapat digunakan 100 persen oleh dipemiliknya, 60 persen
untuk saudara kandung, 50 persen untuk ibu kandung, 10 persen untuk ayah kandung,
dan orang lain bisa menggunakannya bila HLA (Human Leukocyte Antigen) cocok
dengan stem cell tersebut. Saat ini hanya 1:1000 hingga 1:200.000 yang mau
menyimpan darah tali pusatnya untuk kebutuhan pribadi.
Kenapa darah tali pusat perlu disimpan? dr Hardi menjelaskan bahwa darah
tali pusat mengandung banyak stem cell yaitu Hematopoietic stem cells (HSCs).
Hematopoietic stem cell adalah sel induk multipotent yang menimbulkan semua jenis
sel darah termasuk myeloid (monosit, basofil dan makrofag, neutrofil, eosinofil,
micronucleated, megakaryocytes/platelet, sel dendritik) dan garis keturunan limfoid
(T-, B-sel, sel NK).
Selain dari darah tali pusat bayi, pada dasarnya seluruh bagian dari tubuh dapat
dijadikan stem cell, tapi tidak semua bagian tubuh dapat diambil stem cell-nya dengan
mudah. Menurut drg Ferry Sandra, DDS., PhD., direktur Stem Cell & Cancer Institute,
sumber lain yang biasanya dijadikan stem cell adalah tulang sumsum, darah perifer,
air ketuban, plasenta, jaringan adiposa, darah menstruasi, dan gigi.
Stem cell ampuh menyembuhkan berbagai penyakit yang selama ini sulit untuk
dipecahkan karena stem cell ini dapat berubah menjadi sel-sel tertentu yang
ditempatinya. Menurut Prof Thomas Muller, MD, PhD dari Insttitute for Transfusion
Medicine, Medizinische Hochschule Hannover (MHH) Jerman, yang juga merupakan
narasumber seminar, berbagai penyakit yang dapat disembuhkan dengan stem cell
antara lain:

i. Berbagai jenis kanker seperti kanker payudara dan hati


ii. Penyakit jantung
iii. Kelainan darah seperti leukimia dan limphoma
iv. Penyakit gangguan autoimun
v. Kebutaan
vi. Luka bakar
vii. Diabetes
viii. Osteoporosis
ix. Alzheimer
x. Parkinson
d) Terapi Gen
Selain untuk mengembangkan vaksin yang lebih efektif atau antivirus, riset di
bidang virologi (teknologi virus) telah meningkatkan riset dasar dan translasional.
Beberapa di antaranya:
i. Reserve Transcriptase—sejak ditemukan pada tahun 1970, reverse
transcriptase telah menjadi instrumen terbukti yang digunakan untuk riset-riset
biologi. Banyak aplikasi yang tercipta dengan adanya reverse transcriptase.
Salah satu aplikasi dari reverse transcriptase adalah penemuan insulin. Insulin
digunakan untuk terapi Diabetes Melitus tipe 1. Pada saat ini, produksi insulin
didapatkan melalui rekayasa genetik bakteri E.coli.Meskipun
memasukkan gen manusia pengkode insulin secara langsung adalah mungkin
dilakukan, tetapi pendekatan langsung seperti itu tidak dapat menghasilkan
insulin dalam jumlah besar. Alasannya adalah karena manusia memiliki sel
eukariot (inti sel tidak berdinding sel), sehingga ketika ada inton
pada gen eukariot, yang terbagi menjadi spliceosomes setelah proses
transkripsi. Bakteri OTOH tidak memiliki intron, sehinggal tidak terbentuk
splicesome. Untuk mendapatkan segmen DNA tanpa intron, peneliti
mengisolasi mRNA manusia yang mengkode insulin, dan merubahnya
kembali menjadi DNA melalui proses reverse transcriptase.
Meski saat ini penggunaan sintesis de novo untuk mendapatkan DNA
atau RNA yang diinginkan, reverse transcriptase masih diandalkan untuk
diagnosis. Real time PCR merupakan metode diagnosis yang paling efektif
untuk HIV, HCV, dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus-virus RNA.

ii. Vektor virus—saat ini, terapi gen menunjukkan hasil menjanjikan untuk
mengobati berbagai macam penyakit genetis dan kanker. Vektor virus seperti
HIV adalah alat yang paling efisien untuk terapi gen. Hal ini disebabkan
karena HIV sangat baik dalam menginvasi sel tubuh manusia dan meniru DNA.
Penggunaan virus HIV sebagai metode pengirim memilik banyak keunggulan.
HIV merupakan lentivirus yang mampu mengubah sel yang tidak dapat
membelah secara efisien. HIV juga hampir tidak pernah bergabung dengan
gen-gen penyebab kanker, sehingga meminimalisir risiko penyebaran kanker.
Sel CAR R yang direkayasa dengan vektor virus HIV telah terbukti dapat
mengobati leukimia (kanker darah).

Penderita Cytic Fibrosis


Cystic fibrosis adalah penyakit genetik umum yang membuat paru-paru
tidak mampu mengeluarkan lendir secara efisien. Penderita akan terkena
infeksi pneumonia tingkat rendah yang terus-menerus melukai jaringan paru-
paru. Karena paru-paru akan perlahan-lahan digantikan oleh jaringan
parut/fibrosis (oleh karena itu disebut demikian), efisiensi pernapasan
penderita turun dan penderita perlahan-lahan mati lemas. Satu-satunya harapan
untuk sembuh adalah transplantasi paru-paru yang membuat penderita merasa
sembuh, tetapi paru-paru yang ditransplantasikan jarang berhasil selama
setahun penuh. Jika penderita banyak terpapar oleh lingkungan luar ditambah
kombinasi infeksi dan respon kekebalan itu dapat merusak penderita,
transplantasi adalah cara untuk "membeli" orang miskin beberapa bulan untuk
menjadi normal sebelum mereka meninggal.
Merusak genom manusia berpotensi menghilangkan cystic
fibrosis. Terapi gen seperti ini membutuhkan perawatan pada masa awal
kelahiran, tetapi terapi ini dapat menghasilkan anak yang sehat, bukan anak
yang akan menjalani kehidupan dalam penderitaan yang berpotensi memicu
kematian dini. Tentu saja hal ini memiliki resiko. Semua teknologi yang ada
dapat digunakan untuk kejahatan tetapi potensi kebaikan jelas lebih besar
daripada perhatian kecil itu.
e) Hewan dan Tumbuhan Transgenik
Dikenal dengan nama GMO dengan singkatan dari Genetically Modified
Organism. Lebih ringkasnya, GMO adalah organisme hasil rekayasa genetika.
Apa saja contoh organismenya? Beraneka macam seperti tanaman, hewan, jasad renik
atau organisme lain yang susunan genetiknya telah dimodifikasi di laboratorium
menggunakan rekayasa genetika. Atau bisa juga dengan perkawinan silang.
Contohnya:
i. Golden Rice yang katanya mengandung beta karoten (prekursor vitamin
A).

(Sumber gambar: Genetically modified Golden Rice)

ii. Sapi-sapi yang mampu menghasilkan susu lebih banyak dengan


penambahan hormon bovine somatotropin.

Persepsi masyarakat terhadap sapi GMO juga masih positif dari aspek
ekonomi, kesejahteraan hewan, dan keselamatan kerja. Diambil dari: Public
attitudes towards genetically modified polled cattle
iii. Jagung manis.

(Sumber gambar: Jagung Manis)

iv. Semangka Tanpa Biji.

(Sumber gambar: Semangka)

v. Pepaya California atau Callina Temuan IPB (Profesor Sriani).

(Sumber gambar: Pepaya California)

vi. Jambu Kristal dengan Biji yang Sedikit.

(Sumber gambar: Jambu Kristal)


Pro kontra GMO
Produk hasil GMO adalah produk yang sedang hangat diperbicangkan
dunia. GMO menjadi keresahan masyarakat, karena dianggap berbahaya. Berbagai
pro kontra muncul terkait penggunaan atau aplikasi dari GMO sebagai solusi
untuk menghadapi krisis dan kelangkaan bahan pangan.
Contoh Pro:
i. Produk GMO bukanlah hal baru (contohnya produk olahan kedelai seperti
tempe, tahu, oncom, cuka, kecap, roti, dan berbagai produk hasil bioteknologi)
ii. Produk GMO meningkatkan hasil pangan secara massal, membuat produk
yang tahan lebih lama, tanaman bebas hama, produk lebih memiliki nilai gizi
dan fisik yang menarik.
iii. Produk GMO sudah dilakukan pengawasan dan pengujian sebelum di edarkan,
dan sudah diberikan status aman.
iv. Pengawasan Produk GMO dilakukan di bawah instansi
terkait. Produk GMO yang akan dilepas ke masyarakat harus melewati
serangkaian tes terlebih dahulu. Pengawasan GMO dilakukan di bawah
Kementerian Pertanian serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
v. Status Produk GMO.
Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa terkait
pangan GMO melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 35 tahun 2013
Tentang Rekayasa genetik dan Produknya. Dalam fatwa tersebut dinyatakan
bahwa :
Melakukan rekayasa genetik terhadap hewan, tumbuhan, dan mikroba
adalah mubah (boleh) dengan syarat :
Dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat);
Tidak membahayakan (tidak menimbulkan mudharat), baik pada manusia
maupun lingkungan; dan
Tidak menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia.
Produk hasil rekayasa genetika pada produk pangan, obat–obatan, dan
kosmetika adalah halal dengan syarat: bermanfaat, tidak membahayakan, dan
sumber asal gen pada produk rekayasa genetika bukan berasal dari yang
haram.
Contoh Kontra:
i. Jika suatu tanaman direkayasa menjadi tanaman yang kuat dan tahan terhadap
suatu hama, maka hama tersebut pasti akan kehilangan makanan yang biasa ia
makan. Mungkin saja secara perlahan, hal ini juga akan mengganggu rantai
makanan di alam dan juga akan berpengaruh pada menurunnya angka
keanekaragaman hayati yang ada. Keseimbangan ekosistem mungkin saja
akan terpengaruh.
ii. Selain itu secara kesehatan juga dikhawatirkan bisa menimbulkan alergi bagi
konsumen.
iii. Beberapa kalangan masyarakat juga menentang bahwa rekayasa genetik suatu
produk adalah tidak aman dan tidak etis.
iv. Status kehalalan produk GMO yang sangat sensitif dan butuh pengawasan
ketat dari berbagai pihak terkait status produk (apakah statusnya benar-benar
halal).
v. Keuntungan atau manfaat produk GMO hanya bertujuan untuk meningkatkan
penjualan produk baru mereka. Tujuan mereka hanya satu yaitu untuk meraih
keuntungan alias uang.

Apa yang harus diperhatikan?

Produsen harus memberikan label atau mencantumkan keterangan pada produk


hasil GMO ataupun produk olahan yang bahan bakunya dari GMO. Jangan sampai
membohongi konsumen. Pemerintah tidak hanya memperkuat peraturan tertulis,
maupun sisi kelembagaan, tapi juga harusnya ikut memperkuat kemampuan
laboratorium dalam menjalankan pengujian ilmiah. Laboratorium harus
dilengkapi dengan peralatan canggih, teknik analisis yang sesuai, prosedur yang
jelas, sehingga dapat memeriksa kualitas pangan secara lebih akurat dan presisi,
terutama menyangkut kehalalan atau kontaminasi produk.
Referensi bacaan:
What is a GMO? - The Non-GMO Project
Kisah Terkenalnya Pepaya California Produksi IPB : Okezone Economy
https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/50/Klarifikasi-Penjelasan-tentang-Isu-
Keamanan-Pangan-Produk-Rekayasa-Genetik.html
https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/50/Klarifikasi-Penjelasan-tentang-Isu-
Keamanan-Pangan-Produk-Rekayasa-Genetik.html
Deteksi Produk Rekayasa Genetika (PRG) dan Uji Kehalalan pada Bahan Pangan dan Produk
Olahannya

5. Kasus-kasus di bawah ini menurut Anda apakah secara moral melanggar etika?
Jelaskan dengan memberikan alasannya!
a. Penelitian dunia medis dengan menggunakan sel stem embrio umut 5 -7 hari yang
mempunyai kemampuan autoregenerasi dan mudah diperintah untuk menjadi sel-sel
tertentu yang diinginkan.
b. Pemanfaatan sekam pada sebagai bahan pakan organik.
c. Sel kanker dari seorang pasien digunakan untuk penelitian. Sel tersebut dikultur dan
beredar di hampir smeua laboratorium berbagai negara tetapi pihak keluarga tidak
memperoleh royalty.
Jawaban
a. Stem sel atau sel punca di indonesia sendiri belum di perkenankan. Hal yang dianggap
membuat kontroversial, yaitu adanya proses penghancuran embrio manusia pada saat
mengisolasi sel punca tersebut sehingga menjadi pertentangan karena menimbulkan
masalah kode etik manusia dan juga pelanggaran hukum agama. Untuk mendapatkan
sifat sel induk yang memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh sel tubuh
(pluripotensi), harus dilakukan pengambilan sel dari embrio pada fase blastosit (5-7
hari setelah pembuahan) sebelum terjadi proses penempelan pada rahim. Prosedur
pengambilan sel induk tersebut dianggap sebagai penghancuran pada fase awal
kehidupan manusia. Seperti halnya manusia yang telah lahir, embrio memiliki hak
untuk hidup dan berkembang.

b. Kasus tersebut tidak termasuk pelanggaran moral dengan asalan potensi industri
peternakan di Indonesia sangat besar namun sering dibatasi oleh masalah pakan yang
harganya relatif mahal dan ketersediaannya kurang stabil, sebagai akibat dari masih
terjadinya kompetisi dengan pangan. Strategi yang harus ditempuh adalah
memanfaatkan bahan baku pakan yang tidak digunakan untuk pangan.
Sekam padi mempunyai potensi menjadi bahan pakan karena produksinya
tinggi, penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, masih belum
banyak dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang lebih bernilai ekonomi sehingga
hanya terbuang atau dibakar langsung, keberadaannya terkonsentrasi pada tempat
tertentu (di pabrik penggilingan padi) sehingga memudahkan pengumpulannya.
Sayangnya bahan pakan jenis ini memiliki kadar protein kasar dan energi rendah dan
serat kasar yang tinggi akibat dominasi kandungan lignoselulosa dan silika yang sulit
dicerna. Oleh karena itu, introduksi teknologi pakan ternak sangat diperlukan untuk
meningkatkan nilai gizi pakan sekaligus menjamin ketersediaan pakan sepanjang
tahun. Peningkatan gizi pakan ternak dapat dilakukan melalui fermentasi sekam padi.
Proses fermentasi dapat meningkatan kualitas pakan sekam/jerami padi dengan
meningkatkan kadar protein kasar serta memperbaiki daya cerna pakan.

c. Kasus tersebut melanggar moral karena melanggar kode-kode etik biomedis.


Penelitian harus dilakukan dengan sepengetahuan pemilik dan keluarga mendapatkan
royalty.
Referensi

https://roboguru.ruangguru.com/question/apa-yang-dimaksud-dengan-bioetika-_QU-RP4YRCHH.
Diakses pada Selasa, 8 Juni 2021.

kniu.kemdikbud.go.id. Diakses pada Selasa, 8 Juni 2021.

Lisdiana & Ari Yuniati. 2020. Bahan Ajar: Biologi untuk Kesehatan. Pendidikan Biologi FMIPA.
Universitas Negeri Semarang. Seamarang: BPM UNNES. No. Dokumen FM-01-AKD-07. No. Revisi
02.

Novianti, Tita., Seprianto. 2017. Modul Mata Kuliah Bioetika. Program Studi Bioteknologi:
Universitas Esa Unggul.

Anda mungkin juga menyukai