Soal
Pengembangan IPTEK yang berbasis Hayati harus tetap menerapkan norma-norma Etika.
Ketersediaan uang dan peluang penelitian yang menjajikan keuntungan bisa menimbulkan
penyimpangan norma-norma Etika (Bioetika). Untuk itu perlu badan yang mengawasi penelitian yang
menggunakan makhuluk hidup sebagai subyek penelitian. Peneliti perlu memperoleh persetujuan dari
Komisi Etik Penelitian.
1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Bioetika!
Jawaban
Istilah bioetika terbentuk dari dua kata Yunani yaitu "bios" yang berarti hidup dan
"ethos" yang berarti adat istiadat atau moral, sehingga bila diartikan secara harfiah menjadi
etika hidup. Sebagai etika rasional, beioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data
ilmiah, biologis, dan medis. Istilah bioetika juga sering digunakan untuk mengganti istilah
etika medis yang mencakup masalah-maslaah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti
penyelidikan tentang hewan, serta usaha-usaha untuk memanipulasi spesies-spesies bentukan
genetik non manusiawi.
Singkatnya, bioetika merupakan pedoman umum yang diperlukan untuk memastikan
produk hasil bioteknologi tidak membahayakan bagi kehidupan manusia. Bioetika dalam
bioteknologi berfungsi sebagai pemandu, pengawalan dan pemantauan serta pengawasan.
Beberapa hal yang umumnya dibicarakan dalam bioetika termasuk dalam bioteknologi adalah
pelepasan tumbuhan transgenik ke lingkungan, penggunaan senjata biologi, dan kloning yang
sangat mungkin untuk dilakukan juga pada manusia.
3. Menurut Anda, apakah Indoensia memiliki Lembaga Bioetika? Kalau ada, apa tugas
dari Komisi Bioetika Nasional?
Jawaban
Ya, Indonesia memiliki Lembaga Bioetika, yang disebut dengan Komisi Bioetika
Nasional (KBN). Melansir pada kniu.kemdikbud.go.id, Komisi Bioetika Nasional Indonesia
dibentuk sebagai komitmen sosial Indoneisa untuk memastika bahwa kemajuan IPTEK
memberikan kontribusi terhdapa keadilan, kesetaraan, dan kepentingan umat manusia. KBN
bertuga suntuk memajukan telaah masalah yang terkait dnegan prinsip-prinsi bioetika dalam
penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis pada
ilmu-ilmu hayati, dan menyebarluaskan pemahaman umum mengenai bioetika.
4. Jelaskan dan berikan alasan apakah (a) bayi tabung, (b) teknologi reproduksi atau
kloning, (c) terapi stem sel, (d) terapi gen, dan hewan atau tumbuhan transgenik itu etik!
Jawaban
a) Bayi tabung
Bayi tabung sebenarnya adalah istilah awam dari proses fertilisasi in vitro
(IVF) dan transfer embrio (ET). Sederhananya, sperma dan ovum dikoleksi dari
donor/orangtua, difertilisasi pada media khusus dan diinkubasi hingga berkembang
menjadi embrio, kemudian diimplantasikan pada rahim calon ibu dengan transfer
embrio. Prosedur ini pertama kali dilakukan pada hewan oleh Walter Heape
tahun 1890. Ia melakukan transfer embrio kelinci Angora ke rahim kelinci Belgian
doe dan sukses hingga lahir anakan. Sementara, pada manusia prosedur ini baru
berhasil di tahun 1977. Louise Brown adalah manusia pertama yang lahir dari
fertilisasi in vitro. Saat itu, Louise diberikan istilah test tube baby, yang menjadi awal
munculnya istilah bayi tabung. Walaupun, prosedur ini sebenarnya dilakukan pada
cawan petri dan bukan tabung.
Di hewan, saat ini ET umum digunakan pada reproduksi ternak sapi untuk
meningkatkan efisiensi. Indonesia memiliki Balai Embrio Ternak (BET) di Cipelang,
Kabupaten Bogor yang melaksanakan kegiatan ini. Sapi betina terlebih dulu
dirangsang hormon agar dapat mengovulasikan banyak ovum, lalu dilakukan
fertilisasi dengan sperma dari 1 pejantan untuk menghasilkan banyak embrio yang
akan ditransfer ke banyak sapi betina lain.
Secara normal, untuk membuntingi 10 sapi betina diperlukan 10 kali konsepsi,
dengan peluang fertilisasi 50:50. Jika dengan inseminasi buatan, artinya dibutuhkan
10 straw sperma pejantan. Berkat ET, hanya dibutuhkan 1 straw sperma pejantan
yang difertilisasi ke 10 ovum dari 1 betina untuk membuntingi 10 ekor betina.
Tantangannya justru pada satwa liar. IVF dan ET saat ini ibarat "juru selamat"
untuk menekan laju kepunahan ketika tingkat keberhasilan teknik reproduksi
konvensional semakin rendah. Pertama kali dicobakan pada Babon tahun 1976, saat
ini sudah ada beberapa satwa liar yang berhasil memiliki keturunan hasil IVF. Sebut
saja Bison dan Cheetah yang baru lahir awal tahun ini.
Proyek ambisius yang sedang berjalan saat ini adalah penyelamatan Badak
Putih Utara dari kepunahan melalui IVF. Peneliti reproduksi telah berhasil
mendapatkan embrio untuk ditransfer ke spesies kerabatnya, Badak Putih Selatan.
Sayangnya, program besar yang direncanakan pada 2020 ini nampaknya harus
tertunda akibat pandemi yang melanda.
b) Teknologi Reproduksi/Kloning
Kloning berasal dari kata clones yang didefinisikan “organisme-organisme
yang memiliki gen-gen yang identik”. Clones dapat terbentuk secara alamiah maupun
secara artifisial. Kasus anak kembar siam (identical twin) adalah contoh clones yang
terbentuk secara alamiah. Praktik membentuk/membuat clones dengan
menggandakan gen-gen identik disebut teknik kloning.
Sebenarnya perbedaan utama antara individu hasil pembuahan normal dan
cloning adalah kemiripan materi genetik dengan orang tua (parent). DNA individu
normal tidak akan sama dengan orang tuanya, karena dia mendapat materi genetik dari
2 orang, yaitu materi genetik laki-laki dan perempuan. Jadi semirip apa pun dia dengan
ibu atau bapaknya, secara genetik dia sangat berbeda. Berbeda 50% bahkan. Di
individu normal ini, parent berjumlah dua orang. Namun, DNA individu hasil cloning
akan sama persis dengan DNA satu orang yg menjadi sumber materi genetik cloning.
Karena tujuan dari cloning adalah menciptakan individu baru dengan materi genetik
yg sama dengan individu sumber materi genetik.
Domba dolly dan Zhong Zhong, primata pertama yang berhasil dikloning.
Kenapa butuh 11 tahun untuk melakukan uji coba ke primata?
Pertama, karena prosesnya sulit. Kedua, karena kontroversi yang ditimbulkan oleh
ilmu kloning ini sehingga memperlambat laju perkembangannya.
ii. Vektor virus—saat ini, terapi gen menunjukkan hasil menjanjikan untuk
mengobati berbagai macam penyakit genetis dan kanker. Vektor virus seperti
HIV adalah alat yang paling efisien untuk terapi gen. Hal ini disebabkan
karena HIV sangat baik dalam menginvasi sel tubuh manusia dan meniru DNA.
Penggunaan virus HIV sebagai metode pengirim memilik banyak keunggulan.
HIV merupakan lentivirus yang mampu mengubah sel yang tidak dapat
membelah secara efisien. HIV juga hampir tidak pernah bergabung dengan
gen-gen penyebab kanker, sehingga meminimalisir risiko penyebaran kanker.
Sel CAR R yang direkayasa dengan vektor virus HIV telah terbukti dapat
mengobati leukimia (kanker darah).
Persepsi masyarakat terhadap sapi GMO juga masih positif dari aspek
ekonomi, kesejahteraan hewan, dan keselamatan kerja. Diambil dari: Public
attitudes towards genetically modified polled cattle
iii. Jagung manis.
5. Kasus-kasus di bawah ini menurut Anda apakah secara moral melanggar etika?
Jelaskan dengan memberikan alasannya!
a. Penelitian dunia medis dengan menggunakan sel stem embrio umut 5 -7 hari yang
mempunyai kemampuan autoregenerasi dan mudah diperintah untuk menjadi sel-sel
tertentu yang diinginkan.
b. Pemanfaatan sekam pada sebagai bahan pakan organik.
c. Sel kanker dari seorang pasien digunakan untuk penelitian. Sel tersebut dikultur dan
beredar di hampir smeua laboratorium berbagai negara tetapi pihak keluarga tidak
memperoleh royalty.
Jawaban
a. Stem sel atau sel punca di indonesia sendiri belum di perkenankan. Hal yang dianggap
membuat kontroversial, yaitu adanya proses penghancuran embrio manusia pada saat
mengisolasi sel punca tersebut sehingga menjadi pertentangan karena menimbulkan
masalah kode etik manusia dan juga pelanggaran hukum agama. Untuk mendapatkan
sifat sel induk yang memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh sel tubuh
(pluripotensi), harus dilakukan pengambilan sel dari embrio pada fase blastosit (5-7
hari setelah pembuahan) sebelum terjadi proses penempelan pada rahim. Prosedur
pengambilan sel induk tersebut dianggap sebagai penghancuran pada fase awal
kehidupan manusia. Seperti halnya manusia yang telah lahir, embrio memiliki hak
untuk hidup dan berkembang.
b. Kasus tersebut tidak termasuk pelanggaran moral dengan asalan potensi industri
peternakan di Indonesia sangat besar namun sering dibatasi oleh masalah pakan yang
harganya relatif mahal dan ketersediaannya kurang stabil, sebagai akibat dari masih
terjadinya kompetisi dengan pangan. Strategi yang harus ditempuh adalah
memanfaatkan bahan baku pakan yang tidak digunakan untuk pangan.
Sekam padi mempunyai potensi menjadi bahan pakan karena produksinya
tinggi, penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, masih belum
banyak dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang lebih bernilai ekonomi sehingga
hanya terbuang atau dibakar langsung, keberadaannya terkonsentrasi pada tempat
tertentu (di pabrik penggilingan padi) sehingga memudahkan pengumpulannya.
Sayangnya bahan pakan jenis ini memiliki kadar protein kasar dan energi rendah dan
serat kasar yang tinggi akibat dominasi kandungan lignoselulosa dan silika yang sulit
dicerna. Oleh karena itu, introduksi teknologi pakan ternak sangat diperlukan untuk
meningkatkan nilai gizi pakan sekaligus menjamin ketersediaan pakan sepanjang
tahun. Peningkatan gizi pakan ternak dapat dilakukan melalui fermentasi sekam padi.
Proses fermentasi dapat meningkatan kualitas pakan sekam/jerami padi dengan
meningkatkan kadar protein kasar serta memperbaiki daya cerna pakan.
https://roboguru.ruangguru.com/question/apa-yang-dimaksud-dengan-bioetika-_QU-RP4YRCHH.
Diakses pada Selasa, 8 Juni 2021.
Lisdiana & Ari Yuniati. 2020. Bahan Ajar: Biologi untuk Kesehatan. Pendidikan Biologi FMIPA.
Universitas Negeri Semarang. Seamarang: BPM UNNES. No. Dokumen FM-01-AKD-07. No. Revisi
02.
Novianti, Tita., Seprianto. 2017. Modul Mata Kuliah Bioetika. Program Studi Bioteknologi:
Universitas Esa Unggul.